Ucapan Terima Kasih Buku ini ditulis oleh Tania Paul dari Sekolah Ilmu Pengetahuan and Pertanian, Fakultas Pendidikan, Kesehatan dan Ilmu Pengetahuan, dengan bantuannya Jeremy Russell Smith dan Bushfires Council of the Northern Territory (Dewan Penanggulangan Kebakaran Wilayah Utara), Dr Bronwyn Myers CDU dan Dick Williams dari CSIRO Sustainable Ecosystems Darwin (Pusat Penelitian Ekosistim Berkelanjutan).
Kami ingin sampaikan bahwa sumber bahan penulisan disediakan oleh Bushfires Council of the NT.
Pusat Penelitian Pertanian Internasional Australia berkenan membiayai penelitian serta penyiapan buku ini melalui proyek Akibat-Akibat Kebakaran Dan Pemanfaatannya Dalam Pengelolaan Berkelanjutan Tanah Dan Hutan Di Indonesia Dan Australia Utara, FST/2000/001.
© Hak cipta Charles Darwin University dan Bushfires Council NT. Hak cipta tersebut melindungi publikasi ini kecuali untuk kegunaan-kegunaan yang diizinkan menurut Copyright Act. Dilarang menggandakannya dengan cara manapun tanpa seizin terlebih dulu dari pemegang hak cipta.
2
Tentang Kebakaran Apa yang dapat dibakar? Padang rumput, rumput kering menyediakan bahan bakar terbanyak, namun demikian pada waktu musim kemarau berjalan pepohonan lebih banyak menggugurkan daun dan ranting yang menimbun sehingga juga menciptakan bahan bakar untuk kebakaran. Rumput tinggi tahunan mulai mengering pada awal musim kemarau, dan rumput yang tumbuh disepanjang tahun dapat bertahan sampai pertengahan musim kemarau sekitar Juni-Juli.
Tiga hal dibutuhkan untuk memulai kebakaran dan untuk api terus membakar: membakar:
Bahan bakar – berarti rumput, kayu, kertas, pohon, bensin, apasaja yang dapat terbakar. Jenis bahan bakar: rumput kering, semak. Sampah dedaunan, pohon. Panas – dari korek api, matahari, api itu sendiri. Jenis perpindahan panas – radiasi, konveksi, dan konduksi Oksigen – berasal dari udara sekitar.
3
Untuk mengendalikan kebakaran, salah satu dari hal tersebut harus di hilangkan.
4
•
Menghentikan oksigen – penghentakan dan pemukulan atau melempar/menyiramkan tanah kedalam api.
•
Mengurangi suhu udara – menyiramkan air pada api akan dapat mendinginkannya.
•
Menghilangkan bahan bakar – pembakaran terkendali/pembakaran yang dilakukan dengan perencanaan, menyingkirkan rumput dari api untuk membuat jalur kendali.
Pembakaran Terkendali Apakah itu? Pembakaran terkontrol pada rumput dan semak-semak disekitar area yang akan dilindungi dari kebakaran liar. Area yang terbakar menjadi penghalang atau api penghambat, sehingga kebakaran liar tidak dapat menyeberangi api-api penghambat dan meluas karena tidak ada bahan bakar untuk membakarnya.
Mengapa dilakuan? Pembakaran ini dapat dilakukan untuk melindungi area perumahan, perkebunan, pertanian dan lahan penggembalaan dari kebakaran liar. Selain itu juga dapat dilakukan untuk melindungi wilayah berharga dari musibah kebakaran pada waktu musim kebakaran. Kerusakan tertinggi dari kebakaran liar terjadi pada akhir musim kemarau. Kebakaran-kebakaran tersebut sulit dikendalikan, membakar area yang luas serta mengancam rumah-rumah, pertanian, tumbuhan/hutan dan ternak. Apabila pembuatan api penghambat dilakukan di awal musim kemarau maka semua aset dapat dilindungi dari kebakaran liar akhir musim kemarau.
Benih ampupu, Ngada Flores
Pagar baru sekitar benih tanaman pangan, Nada, Flores
5
Kapan dapat dapat dilakukan? dilakukan? Biasanya dilakukan pada akhir musim hujan dan sebelum musim kemarau tiba, sekitar Mei-Juni, tergantung pada hentinya hujan, dan dengan mempertimbangkan kapan rumput akan mudah dibakar tetapi masih sedikit kehijauan sehingga api tidak menyebar diluar kendali. Dengan demikian maka akan mengurangi resiko penyebaran kebakaran kecil yang dapat minimbulkan kerusakan pada rumah-rumah dan kebun. Akan terlambat apa bila dilakukan di pertengahan musim kemarau karena resiko meluasnya api sangat tinggi, dan bila dilakukan di musim hujan maka akan melemahkan ruput yang tumbuh sepanjang tahun dimana rumput mengalami pertumbuhan aktif, khususnya setelah penggembalaan terjadi. Di awal musim kemarau angin lebih dapat di prediksi, akhir September ke Oktober angin berubah menjadi angin arah utara yang kencang dan sering berubah arah, yang membuat kondisinya lebih berbahaya untuk melakukan pembakaran.
Luku Wingir,akhir musim hujan. Rumput masih terlalu lembab untuk dibakar dengan baik, banyak menimbulkan asap. Penduduk menunggu 3 minggu lagi agar rumput dapat dibakar untuk dijadikan sebagai api penghambat.
6
Recognising Recognising late stages of grass curing Dengan menggunakan bagan ini, kita dapat memutuskan apakah padang rumput kita siap untuk dibakar sebagai perlindungan, atau apakah terlalu kering dan berbahaya. Pemulihan berarti bagaimana menghijaukan bahan bakar atau rumput, dan memberikan indikasi kadar kelembaban pada bahan bakar, sehingga kita dapat memahami betapa mudahnya rumput terbakar dan bagaimana cepatnya api menjalar. Rumput yang berkelembaban tinggi akan banyak mengeluarkan asap dan lebih sulit untuk dibakar dibakar.
Padang kering, Ngaru Kahiri, Sumba timur
7
Recognizing stages of curing in grasslands % Keringkan
Warna
Gantian Fisiologi
10
Hijau
Ada biji dan bunga
Belum
20
Hijau-kuning
Biji sudah siap dan mulai membuka dari atas
Belum
40
Kuning-hijau
Kebanyakan biji-biji siap dan biji mulai jatuh
Belum
60
Jerami – sebagian sedikit kuning-hijau
Semua biji sudah jatuh. Bagian bawah rumput masih sedikit kehijauan. Ada bagian luas yang mengering, walaupun ada bagian lain yang masih hijau
80
Jerami – hanya sedikit yang tampak kehijauan
Separoh dari jerami sudah mengering, meskipun masih ada tangkai-tangkai yang tampak kehijauan.
90
Jerami – berwarna hijau selokan yang kebanyakan telah mengering, hanya bagian bawah saja yang masih hijau
100
8
Pemutihan – mongering/memutih
Siap terbakar?
Hanya sedikit batang yang masih hijau
Biji-biji dan batang rumput mudah diserang dan dipecah
Terlalu bahaya
Angin
Suhu dan Kelembaban Kelembaban
Lebih baik bila dilakukan di siang hari dimana hanya ada sedikit angin, dan pilih saat hari dingin dan angin telah berkurang. Bila tidak ada angin sama sekali, maka akan memakan waktu lebih banyak untuk menyelesaikan api penghambat, karena api menjalar dengan lamban. Hal ini tergantung juga pada tempat dimana pembalaran akan dilakukan. Kita harus melakukan kunjungan pada tempat yang di bakar pada waktu yang berbeda di sepanjang hari, pagi-pagi sekali dan sore hari atau malam hari untuk memeriksa arah anging dan kecepatannya. Amati arah angin untuk meyakinkan agar api menjalar ke arah yang di inginkan. Kecepatan angin 10 kpj adalah yang terbaik untuk melakukan pembakaran terkendali, apabila kecepatan angin melebihi 20 kpj maka pembakaran tidak boleh dilakukan karena kemungkinan besar terjadinya api di luar kendali.
.
Titik awal dimulai dari atas bukit, berlanjut menuju ke bawah.
Pembakaran yang dilakukan pada saat tingkat kelembaban rendah (musim kemarau, kurang dari 30%) dan suhu tinggi (diatas 30 derajat) akan meningkatkan intensitas pada api serta resiko merebaknya api. Pembakaran akan lebih aman apabila mungkin dapat dilakukan pada awal musim kemarau dikala tingkat kelembaban lebih tinggi.
Memilih lahan yang tepat tergantung pada: • • • •
Pemilihan waktu Arah angin Kecepatan angin Kemiringan lahan
Dan bagaimana ini akan berakibat terhadap pembakaran, akan bergerak kearah mana, dan berapa cepat. Anda harus mulai pembakaran dari bawah atau atas bukit, jangan memulai di pertengahan karena akan lebih sulit untuk dikendalikan.
Arah angin
9
.
Menggunakan suluh tetes
Isi obor dengan minyak tanah. Kalau itu tidak tersedia,maka bisa menggunakan campuran 25% bensin dengan 75% solar. Jangan menggunakan bensin saja, sangat berbahaya karena akan sangatmudah terbakar. Campuran tersebutpun masih berbahaya dan bisa meledak. Minyak tanah jauh lebih aman. Suluh tetes terbuat dari:
10
•
Tangki – yang di isi dengan bahan bakar, memiliki pegangan, tutp dan lobang udara
•
Tongkat – pipa kuningan bergulung untuk menghindari sulutan api ke dalam tangki.
•
Pembakar – terbuat dari mulut pipa dan sumbu
•
Jauhkan dari segala sumber api, buka tutup tangki dan isi dengan minyak tanah atau campuran bensin solar, jaga jangan sampai tercecer.
•
Pasang kembali tutupnya dan periksa apakah lingkaran ‘O” yang ada didalam telah menutup rapat tutup tersebut. Bersihkan dengan menggunakan lap apabila ada bahan baker yang tercecer sebelum menyalakan suluh.
•
Buka kran bahan bakar
•
Kendorkan skrup lobang udara dan tunggingkan tongkat suluh ke bawah. Hal ini untuk mengendalikan aliran bahan baker pada sumbu.
•
Biarkan bahan baker menetes dari mulut pipa ke sumbu
•
Nyalakan api pada sumbu dengan menggunakan korek api atau tongkang. Pada saat bahan baker menetes pada sumbu nyala api akan menetes ke bawah.
Setelah selesai : •
Tegakkan tongkat. Padamkan api dengan meniupnya.
11
Bagaimana menyimpan suluh tetes: •
Matikan kran bahan bakar
•
Tutup lobang udara
•
Yakinkan bahwa api benar-benar padam
•
Letakkan obor dalam posisi berdiri tegak.
Yang bisa dilakukan apabila tidak mempunyai suluh tetes: •
Bakar ujung ban bekas dan seret diatas lahan dimana garis api diinginkan
•
Dengan menyeret dahan kering yang terbakar
•
Suluh yang terbuat dari kulit pohon
•
Menggaruk rumput yang tengah terbakar untuk menyebarkan api
•
12
Gunakan api untuk membakar bagian kecil pada jalur yang ingin dibakar. Korek api tahan air adalah yang terbaik untuk digunakan karena tahan lama bakar
Menggunakan suluh tetes: tetes Jalan perlahan dengan posisi suluh dibelakang anda, bahan bakar yang terbakar menetes pada garis rumput yang diinginkan. Disini, garis kedua tengah dibakar, dengan angina meniup api ke garis yang telah terbakar.
Apa yang harus harus dipakai Sepatu datar yang menutupi jari kaki! Celana panjang dan kaos kaki bila mungkin. Sarung tangan bila mungkin. Baju katun danbukan nilon atau poliester
Perlengkapan yang diperlukan Suluh tetes, pemukul, tas/karung, sepatu, air minum, orang!
Keselamatan •
Selalu memonitor api dibelakang dan sekitarmu, dan awasi orang lain di sekitarmu
•
Bekerja dengan perlahan dan teratur
•
Tetaplah dalam jangkauan pengamatan orang-orang yang bekerja dengan anda
•
Ban bekas diikat pada ujung tongkat berguna sekali untuk memadamkan api.
Mempunyai perlengkapan untuk memadamkan api bila api yang lepas kendali.
Pertolongan Pertama Apabila tanpa sengaja sesorang terbakar, maka siramkan air ke bagian yang terbakar selama mungkin, atau masukkan bagian tubuh yang terbakar ke dalam ember yang berisi air dan biarkan selama 20 menit. Jangan diberi krim atau olesan, hal tersebut hanya akan memperparah kondisi korban. Bila terbakar dengan serius maka bawalah kedokter atau rumah sakit dengan tetap meletakkan bagian yang terbakar kedalam air.
13
Pola Pembakaran Pilih bagian pinggir, seperti jalan setapak atau jalan yang tidak ada bahan bakarnya. Ini akan membentuk jalur kontrol dan akan menjadi pinggiran api penghambat. Buat api penghambat di atas bukit atau di dasar bukit, jangan di tengah. Periksa arah angin dan kemiringan tanah. Pilih bagian dimana angin akan meniup api menuju kearah jalan setapak atau jalan. Kemudian bakar satu jalur di sebelah jalan setapak atau jalan sampai kamu berhasil membakar keseluruhan. Biarkan api membakar hingga habisnya bahan bakar, dan kemudian padamkan api. Kemudian bakar jalur satu lagi yang agak jauh dari jalan atau jalan setapak dan bakar kearah area yang telah dibakar sebelumnya. Orang lain bisa melakukan pembakaran kedua tersebut dikala pembakaran pertama masih berlangsung bila keadaan cukup tenang. Ulangi kegiatan tersebut, bergerak keluar dengan membuat jalur bakar sampai area yang di bakar cukup luas untuk menghindari penyeberangan api, sekurangnya 10m. Bekerjalah dengan tenang dan perlahan, awasi api di belakang dan sekitarmu. Awasi posisi orang-orang di sekitarmu supaya tidak ada yang terkena api. Start at the top, moving down along the footpath to the bottom 10m wide at least
Footpath as start point & control line
14
Izin dari BAPPEDA untuk membuat api penghambat Tetangga dan orang-orang sekitar – beritahu mereka tentang rencana anda sehingga mereka dapat mengamankan ternaknya, dan tidak panic bila melihat kebakaran di dekat mereka Pemulihan – Apakah rumput di area tersebut cukup baik untuk dipulihkan atau sudah terlambat? Topografi – bagaimana pengaruhnya terhadap pembakaran? Rencanakan pembakaran dengan menggunakan local topografi untuk menahan api
Area – Dimana pembakaran akan dilakukan dan akan memakan waktu berapa lama?
Cuaca – Berapa kecepatan angina dan kemana arahnya? Jam berapa yang terbaik untuk melakukannya?
Api penghambat – dimana jalan setapak atau jalan yang bias digunakan sebagai pemula pembuatan api penghambat atau bila api lepas kendali. Pastikan bahwa ada jalan keluar atau tempat yang aman untuk berlindung bila api takterkendali
Sumber Air – apakah ada dan dimana letaknya
Tenaga manusia – berapa orang dibutuhkan untuk melakukan pembakaran, pemadaman dan siaga
Keamanan – semua orang harap mengenakan baju katun dan celana panjang serta sepatu tertutup.
Minum air – Siapkan air minum di tempat yang dekat dengan anda dan cukup untuk semua orang
Perlengkapan – Apa yang diperlukan – Obor tetes, tas pemukul, korek api.
Pola pembakaran – dimana akan dimulai? Siapa yang akan membakar dan kapan, serta pola apa yang akan digunakan? Yakinkan bahwa setiap orang mengamati arah angin pada api yang terletak di pinggir agar tidak lolos.
15
Referensi Referensi Australian Fire Authorities Council (1996) Learning Manual 2.29 Wildfire Suppression 2, National Fire Curriculum, Longman & AFAC Box Hill Vic Bushfires Council NT (2001) Level 1 Training Course Manual, BFCNT Winnellie NT. Dyer R, Jacklyn P, Partridge I, Russell-Smith J, Williams D (2001) Savanna Burning, Understanding and using fire in northern Australia, Tropical Savannas CRC, Darwin NT Northern Prairie Wildlife Research Centre, Prescribed Burning Guidelines in the Northern Great Plains, at: www.npwrc.usgs.gov/resource/tools/burning/methcond.html, accessed 29/11/04
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26