ISSN : Volume
Sport and Fitness Journal 1:
PELATIHAN RENANG GAYA BEBAS INTERVAL 32 X 12,5 METER LEBIH BAIK DARI PADA INTERVAL 16 X 25 METER DALAM MENINGKATKAN KECEPATAN (WAKTU TEMPUH) JARAK 400 METER PERENANG PUTRA - PUTRI HIU KUPANG SWIMMING KLUB KOTA KUPANG Oleh : Yuliana Adriana Lubalu*,Dr. Luh Made Indah Sri Handari Adiputra, S.Psi, M.Erg**, Drs. Nurdin U. Badu, M.For*** *IKIP PGRI Bali **Program Studi Magister Fisiologi Olahraga Universitas Udayana ***Program Studi Magister Fisiologi Olahraga Universitas Udayana ABSTRAK Renang gaya bebas jarak 400 meter adalah renang yang menggunakan teknik renang gaya bebas dengan kecepatan maksimal sejauh 400 meter. Untuk dapat meningkatkan kecepatan waktu tempuh renang gaya bebas dapat dilakukan dengan model pelatihan interval. Model pelatihan interval adalah pemberian beban pada tubuh dalam waktu yang singkat, teratur dan berulang-ulang (interval) dengan pemulihan yang cukup. Pelatihan yang diterapkan adalah pelatihan renang interval 32 x 12,5 meter 16 repetisi lima set interval 16 x 25 meter delapan repetisi lima set,dengan frekuensi tiga kali seminggu selama enam minggu. Sampel yang berjumlah 16 orang diambil secara acak dari perenang putraputri Hiu Kupang Swimming KlubKota Kupang yang memenuhi syarat. Jumlah sampel masing-masing kelompok adalah delapan orang, kemudian masing-masing kelompok diberikan perlakuan yang berbeda yaitu kelompok -1 diberikan pelatihan renang interval gaya bebas 32 x 12,5 meter sebanyak 16 repetisi 10 set dan kelompok -2 diberikan pelatihan renang interval 16 x 25 meter sebanyak delapan repetisi 10 set. Istirahat antar set masing-masing kelompok selama tiga sampai lima menit. Data berupa kecepatan renang jarak 400 meter diambil sebelum dan sesudah perlakuan. Data yang diperoleh dianalisis uji t berpasangan untuk mengetahui peningkatan kecepatan perlakuan sama-sama meningkat dan bermakna yang digunakan adalah 0,05. Hasil data analisis didapatkan terjadi peningkatan yang bermakna pada pelatihan renang 32 X 12,5 meter (p< 0,05) dan pelatihan renang gaya bebas 16 X 25 meter (p< 0,05). peningkatan kecepatan yang signifikan sebelum pelatihan tidak berbeda bermakna (0,05). Kedua kelompok pelatihan sama-sama meningkatan kecepatan renang gaya bebas 32 X 12,5 meter sebesar 0,343 m/dt dan pelatihan renang gaya bebas 16 X 25 meter sebesar 0,343 m/dt. Dengan demikian pelatihan renang interval 32 X 12,5 meter dan 16 X 25 meter dapat meningkatkan kecepatan renang gaya bebas perenang Klub Hiu Kota Kupang. Untuk itu diharapkan para pelatih dan guru olahraga yang melatih renang gaya bebas jarak 400 meter dapat menerapkan pelatihan renang interval 32 X 12,5 meter. Kata kunci: pelatihan renang interval, renang gaya bebas, kecepatan renang
1
ISSN :
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.
FREESTYLE INTERVAL TRAINING 32 X 12,5 METERS BETTER THAN INTERVAL 16 X 25 METERS IN THE INCREASE SPEED OF A DISTANCE OF 400 METERS SWIMMER QUALIFIED SHARKS SWIMMING CLUB KUPANG KUPANG By: Yuliana Adriana Lubalu*,Dr. Luh Made Indah Sri Handari Adiputra, S.Psi, M.Erg**, Drs. Nurdin U. Badu, M.For*** *IKIP PGRI Bali **Magister Program of Sport Physiology Udayana University ***Magister Program of Sport Physiology Udayana University ABSTRACT FREESTYLE INTERVAL TRAINING 32 X 12,5 METERS BETTER THAN INTERVAL 16 X 25 METERS IN THE INCREASE SPEED OF A DISTANCE OF 400 METERS SWIMMER QUALIFIED SHARKS SWIMMING CLUB KUPANG KUPANG The sidestroke style swimming distance of 400 metre is swimming freestyle of swimming technigue with a maximum speed of 400 metre as far as travel time to increase the speed of swimming do interval training model awarding the load on the body in time, reqular and repeated with sufficient recovery applied training 32x12,5 interval metre pool 16 reps 10 sets 16x25 meter interval 8 repatisi 10 sets with frekkuensi three times a week for six weeks. A sample of 16 people randomly swimmer sons and daughters of the”Hiu”club kupang down town city eligible to sample each group of eight people given different treatment groups 1 interval 32x12,5 metre 16 repatisi 10 sets of group 2 interval 16x25 metre 8 repatisi 10 sets of eight reps per sets break debgab three to five minutes of the data is a swimming speed of 400 meters and after treatment were taken sebelum pairet t test analysis of the data to determine the increase in speed increase and significant used are 0,05. The results of the analysis of data obtained bermmakna increase in swimming training 32x12,5 metre (p<0,05) and training 16x25 metre freestyle (p<0,05) was not berbedah speed before training did not differ significantly (0,05) increase in swimming style 32x12,5 metre free for 0,343 m/s and training 16x25 metre freestyle at 0,343m/second. Thus swimming interval training 32x12,5 metre and 16x25 metrecold not prove to increase the speed of clup freestyle swimming shark swimming. freestyle kupang city 32x12,5 metre and16x25 metre interval can increase the speed of the expected swimming for coaches and sport teachers who train freestyle a distance of 400 metre interval apply 32x12,5 metre swimming training. keywords interval training, freestyle swimming ,swimming speed.
2
ISSN :
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.
PENDAHULUAN Renang merupakan salah satu olahraga air yang dilakukan dengan cara menggerakkan, kaki, tangan, kepala dan badan saat mengapung di permukaan air. Rangkaian koordinasi dari gerak berbagai anggota badan tersebut menghasilkan laju atau kecepatan tertentu diatas permukaan air. Jenis olahraga renang disukai masyarakat karena merupakan olahraga yang menyehatkan (Sujarwadi, 2010). Renang adalah salah satu cabang olahraga yang diperlombakan minimal 32 nomor perlombaan, baik untuk putra-putri pada perlombaan Olimpiade (Olympic Sport). Setiap perenang harus memecahkan rekor baru karena olahraga renang adalah cabang olahraga terukur yaitu memberikan kesempatan pada perenang untuk meraih prestasi setinggi-tingginya dalam setiap penampilannya (Dikdik, dkk. 2012). Gaya bebas merupakan salah satu gaya renang yang tidak terikat dengan teknik-teknik dasar renang lainnya sehingga membuat perenang dapat melaju di dalam air (Anonim, 2008). Untuk dapat berenang dengan baik perlu diberikan pelatihan. Pelatihan renang gaya bebas merupakan latihan fisik yang ditujukan sebagai usaha pengembangan kondisi fisik dari seorang olahragawan. Dalam latihan fisik ditekankan pada faktor pengembangan, kelincahan, daya tahan, kelentukan, Renang serta faktor – faktor lainnya guna mengembangkan fisik secara keseluruhan (general physical conditioning). Interval training adalah suatu sistem latihan yang diselingi oleh interval interval berupa masa – masa istirahat. Faktor – faktor yang mendukung keberhasilan suatu pelatihan yaitu : 1). Lamanya latihan diraih dengan kondisi kolam renang yang ada
3
( jarak renang ),2). Beban atau intensitas latihan (kecepatan renang), 3). Ulangan (repetition ), 4). Masa istirahat (recovery interval setelah repetisi). Disamping itu juga dipengaruhi oleh VO2Max. Yang dimaksud dengan VO2 Max adalah kemampuan tubuh mengkonsumsi oksigen secara maksimal per menit. Tinggi rendahnya VO2Max seseorang dipengaruhi kemampuan jantung yang berfungsi, memompa darah ke seluruh tubuh, kemampuan paru - paru untuk mengambil oksigen dari udara luar, kualitas darah (hemoglobin) yang berfungsi mengikat oksigen dan dibawa ke seluruh sel, pembuluh darah yang menyalurkan darah ke seluruh tubuh, dan kemampuan otot rangka akan memakai oksigen untuk proses metabolisme (oksidasi) (Hendratno, 2008). Di Kota Kupang olahraga renang banyak diminati disamping olahraga kempo, pencat silat, voli, atletik. Pembinaan olahraga. renang salah satunya dilakukan melalui klub. Hiu Kupang Swimming Klub adalah salah satu klub untuk mengembangkan sumber daya manusia khususnya kemampuan atau bakat dalam bidang olahraga renang serta membuka dan menyelenggarakan pelatihan atau kursus renang berupa belajar teknik – teknik renang dan mengadakan kompetensi renang guna meningkatkan kemampuan anggota yaitu terdiri dari anak-anak, remaja dan dewasa. belum optimal. Selama ini pelatihan yang diberikan untuk atlet renang adalah pelatihan interval 16 X 25 meter. Hal ini disesuaikan Hiu Kupang Swimming Klub memiliki semangat juang
di Kota Kupang. Kolam renang yang memenuhi standar perlombaan hanya ada satu yaitu kolam renang Wira Sakti Fontein Kupang. Kolam renang lainnya tidak memenuhi standar karena ukuran lebih kecil dan bentuk kolam renang tidak untuk perlombaan. Kolam renang Wira Sakti Kupang memiliki ukuran panjang 25 meter dan lebar kolam 12,5 meter. Pelatihan renang interval 32 X 12,5 meter yang selama ini diberikan pada atlet renang adalah berenang secepat – cepatnya menempuh jarak 12,5 meter (lebar kolam renang), sebanyak enam belas kali diselingi dengan renang lambat sebanyakenam belas kali dan antara set istirahat satu – lima menit. Pada penelitian ini akan diberikan pelatihan renang gaya bebas interval 16 X 25 meter. Pelatihan yang dimaksud adalah berenang secepat - cepatnya menempuh jarak 25 meter (panjang kolam renang), sebanyak delapan kali sekaligus renang lambat sebanyak delapankali dan antara set istirahat tiga - lima menit dengan frekuensi tiga kali seminggu selam enam minggu. Takaran melatih kecepatan yang digunakan adalah dengan jumlahrepetisi 5-10 dan set 3-5 kali serta istirahat antar set 5-10 menit (Nala, 2002, Anonim, 2008). Sarana pelatihan yang akan digunakan adalah kolam renang Wira Sakti Fontein Kupang dengan ukuran lebar 12,5 meter dan panjang 25 meter sehingga dapat dipastikan berenang menempuh jarak tepat dengan ukuran jarak yang akan ditempuh. Total jarak tempuh pelatihan yang digunakan dalam penelitian ini sejauh 400 meter,
dan gigih mendidik dan melatih atlet renang untuk dapat meraih prestasi walaupun prestasi yang dalam penelitian ini membutuhkan jarak tempuh sejauh 200 meter, , sehingga beban pelatihan yang diberikan dua kali dari beban yang dibutuhkan. Dengan demikian jarak tempuh 200 meter pada renang gaya bebas akan dirasakan lebih ringan. Penelitian ini akan diterapkan pada anak-anak Hiu Kupang Swimming Klub yang berumur 16-19 tahun. Lokasi kolam renang Wira Sakti Fontein Kota Kupang, karena sarana renang yang berstandar dan memenuhi syarat bahkan selalu digunakan untuk perlombaan renang di semua tingkat SD,SMP, SMA/SMK, Perguruan Tinggi dan Umum. Kolam renang tersebut digunakan untuk perlombaan renang O2SN Tingkat Propinsi. Berdasarkan pertimbangan di atas peneliti tertarik meneliti tentang Pelatihan Renang Gaya Bebas Interval 32 X 12,5 Meter 16 Repetisi 10 Set dan Pelatihan Renang Gaya Bebas Interval 16 X 25 Meter Delapan Repetisi 10 Set Dalam Meningkatkan Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Apakah dalam melatih kecepatan renang gaya bebas interval 32 X 12,5 meter 16 repetisi 10 set lebih baik dari pada pelatihan renang gaya bebas interval 16 X 25 meter 8 repetisi 10 set dalam meningkatkan kecepatan (waktu tempuh)jarak 400 meter Perenang Hiu Kupang Swimming Klub sedangkan renang gaya bebas repatisi 10 set Kota Kupang? lebih baik dari pada pelatihan renang gaya
4
bebas interval 16 X 25 meter 10 repetisi 8 set terhadap peningkatan kecepatan (waktu tempuh) pada perenang Hiu Kupang Swimming Klub Kota Kupang. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat: 1. Memperoleh konsep ilmiah tentang metode pelatihan renang dalam meningkatkan kecepatan (waktu tempuh) nomor renang gaya bebas pada tingkat pembinaan. Secara praktis dan tepat dipergunakan sebagai pedoman bagi pembina, pelatih, guru olahraga, dan atlet untuk diterapkan dalam penyusunan program latihan maupun pelaksanaan program latihan untuk mencapai tujuan, dalam meningkatkan kecepatan (waktu tempuh) perenang pada tingkat pelatihan. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kolam renang Wira Sakti Fontein Kota Kupang. 1.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dari tanggal 05 Maret 2015 sampai dengan 16 April 2015. Dilaksanakan dari persiapan sampai ujian tes pengambilan data. Lama pelatihannya berlangsung selama enam minggu, dilakukan seminggu tiga kali pada hari Selasa, Kamis, dan Sabtu, mulai pukul 15.00 sampai pukul 17.00 Wita. .3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi Populasi penelitian ini perenang putra-putri Hiu Kupang Swimming Klub yang selalu mengikuti perlombaan - perlombaan renang 2 2 n xf , 2 2 1 Pocock (2008), yaitu : Teknik Penentuan Sampel
5
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pelatihan renang gaya bebas interval 32X 12,5 meter 16 Tingkat SMA-SMK Sekota Kupang, sejumlah 40 orang. 4.3.2 Sampel Pengambilan sampel dari populasi penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan kriteria yang ditetapkan untuk dapat dipilih sebagai sampel adalah siswa – siswi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut Kriteria inklusi Yang dimaksud dengan sampel penelitian dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria sebagai berikut :a. Jenis Kelamin (putra-putri) b. Usia 16 – 19 Tahun c. Tinggi Badan 150 -165 cm d. Berat Badan 35 - 40 kg e. Berbadan Sehat f. Bersedia Mengikuti Pelatihan 2. Kriteria Eksklusi Yang dimaksud dengan kriteria sampel eksklusi siswa - siswi yang berdomisili di luar Kota Kupang tetapi berstudi di Kota Kupang. 3. Kriteria Drop Out Kriteria drop out yang ditetapkan : a. Tidak hadir 2-3 saat tes awal renang gaya bebas b. Sakit saat tes awal renang gaya bebas c. Cedera saat tes awal renang gaya bebas d. Menarik diri dari subjek penelitian 4.3.3. Besarnya Sampel Besar sampel ditentukan berdasarkan studi pendahuluan dengan menggunakan rerata kecepatan renang50 meter
Teknik Pengambilan sampel dengan cara sebagai berikut: 1. Dari populasi perenang putra –putri Hiu Kupang Swimming Klub sebanyak 40 orang, diadakan pemilihan sejumlah sampel berdasarkan kriteria inklusi. 2. Sejumlah sampel yang sudah terpilih melewati kriteria inklusi kemudian dipilih secara random untuk mendapatkan sejumlah 16 sampel. 3. Melakukan pembagian kelompok sebanyak dan kelompok masing – masing kelompok berjumlah 8 orang dengan random alokasi memakai teknik simple random. Dilanjutkan dengan pembagian kelompok -1 diberikan (teknik undian) nomor 1 dan 2 pelatihan renang gaya bebas interval 32 X 12,5 meter dan kelompok -2 diberikan pelatihan renang gaya bebas interval 16 X 25 meter 4.4.Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini, dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Variabel bebas (Independent variable)dalam penelitian ini adalah pelatihan renang gaya bebas interval 32 X 12,5 meter dan 16 X 25 meter. b. Variabel tergantung (Dependent variable) adalah kecepatan renang gaya bebas 400 meter. c. Variabel kendali, umur, jenis kelamin, berat badan dan tinggi badan. d. Variabel rambang meliputi suhu lingkungan, kelembaban, dan suhu air kolam renang. Definisi Operasional variabel a. Kecepatan renang gaya bebas jarak 400 meter adalah hasil yang diperoleh dari pembagian antara jarak yang ditempuh dengan
1 = 1,13 m/dtk, kecepatan didapatkan = 0,1229 m/dtk. Rerata setelah mendapat pelatihan 2 =1, 13 - 0,23 = 0,9 m/dtk. Data yang diperoleh disubstitusikan dalam rumus waktu tempuh pada renang gaya bebas. Pengukuran dilakukan dengan melakukan pengukuran waktu tempuh pada renang tes renang bolak – balik sejauh 400 meter. Kecepatan renang diketahui meningkat jika terjadi pelatihan waktu tempuh. b. Pelatihan renang gaya bebas interval 32 X 12,5 meter adalah suatu pelatihan renang yang mempergunakan teknik renang gaya bebas dengan berenang secepat – cepatnya menempuh jarak 12,5 meter diselingi dengan renang lambat 12,5 meter. Renang cepat renang lambat dilakukan 16 kali sebanyak 10 set, istirahat antara set satu menit, lama pelatihan enam minggu dengan frekuensi tiga kali per-minggu, 1. Intensitas pelatihan : 80% sub maksimal 2. Volume / jarak : 400 meter 3. Repetisi : 16 repetisi 4. Istirahat antara set:1 menit disesuaikan dengan tercapainya denyut nadi 120-130 menit. 5. Frekuensi pelatihan : tiga kali seminggu Selasa, Kamis, Sabtu 6. Lama pelatihan : enam minggu Karena panjang kolam renang 25 meter dan lebar kolam renang 12,5 meter yang dipergunakan 12,5 meter maka setiap menempuh jarak 12,5 meter orang coba akan bolak – balik arah sampai enam belas kali. c. Pelatihan renang gaya bebas interval 16 X 25 meter 8 repetisi 10 set suatu pelatihan renang yang menit, lama latihan enam minggu dengan adalah frekuensi tiga kali seminggu (Selasa, Kamis, mempergunakan teknik renang gaya bebas Sabtu). ada dipergunakan 12,5 meter maka berenang secepat – cepatnya menempuh 6
setiap menempuh jarak 400 meter orang coba akan bolak – balik arah sampai delapan kali c. Umur Umur orang coba dalam penelitian ini adalah 16 - 19 tahun yang disesuaikan data dari akte kelahiran. d. Jenis Kelamin Jenis kelamin adalah jenis kelamin subjek putra – putri yang tercatat dalam variabel kelahiran dan ijazah. e. Berat badan. Berat badan adalah berat subjek putra – putrid yang diukur dengan timbangan berat badan elektronik dan berstandar dengan tingkat ketelitian 0,01 kg, subjek diukur sebelum dan sesudah perlakuan dan hanya menggunakan pakaian renang. f. Tinggi badan Tinggi badan adalah tinggi badan yang diukur dengan antropometer dengan ketelitian 0,01 cm. subjek berdiri tegak membelakangi alat dan pandangan lurus ke depan. Panjang diukur dari lantai tempat berpijak sampai dengan ubun-ubun (vertex) subjek dalam posisi sikap bersiap. g. Suhu udara tempat penelitian : Suhu udara kering adalah suhu rata – rata yang diukur setiap waktu penelitian dengan alat thermometer dengan ketelitian 0,1 0 C. Suhu dalam air adalah suhu air dengan satuan derajat Celsius, dengan cara alat atauthermometer dimasukkan kedalam air dengan kedalaman 150 cm dari permukaan air dengan waktu yang diambil selama tiga menit dan hasilnya dicatat. Suhu kelembaban udara relatif presentase uap dilaksanakan pada hari Selasa, Kamis dan Sabtu. 2. Dilanjutkan dengan pemilihan sampel atau orang coba sesuai hasil perhitungan. 3. Pembagian kelompok disesuaikan
7
jarak 400 meter diselingi dengan renang gaya bebas lambat 25 meter, renang cepat dan lambat dilakukan selama 8 kali sebanyak 10 set, istirahat antar setiap set satu sampai dua dan air dalam udara yang diukur menggunakan alat hygrometer dengan ketelitian 1 %. Persiapan Penelitian 1. Tahapan persiapan sebelum pelatihan meliputi: 1. Pengukuran awal 2. Pelaksanaan pelatihan hari penelitian 3. Pelaksanaan pada setiap hari pelatihan Istirahat antara set :1 sampai dengan dua menit disesuaikan dengan tercapainya denyut nadi 120 – 130 menit. 5. Frekuensi pelatihan : tiga kali seminggu Selasa, Kamis, Sabtu 6. Lama pelatihan : 6 minggu Karena panjang kolam renang 25 meter dan lebar kolam renang 12,5 meter yang dipergunakan 12,5 meter maka setiap menempuh jarak 400 meter orang coba akan bolak – balik arah sampai delapan kali c. Umur Umur orang coba dalam penelitian ini adalah 16 - 19 tahun yang disesuaikan data dari akte kelahiran. d. Jenis Kelamin Jenis kelamin adalah jenis kelamin subjek putra – putri yang tercatat dalam variabel 2. Meminta persetujuan penelitian kepada kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga Kota Kupang dan koordinasi dengan kepala – kepala sekolah masing – masing serta pelatih renang.
dengan hasil perhitungan dan dibagi menjadi 2 kelompok, dengan nomor acak yaitu yang mendapat perhitungan nomor 1 dikelompokkan kelompok dan yang mendapat perhitungan nomor 2 dikelompokkan dalam 1 kelompok. Masing – masing kelompok berjumlah 8 orang 4.6.4. Tahap pelaksanaan penelitian Langkah – langkah yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memberikan penjelasan kepada orang coba atau subjek tentang, tujuan penelitian, manfaat penelitian, jadwal penelitian, pelaksanaan penelitian dan hak – hak orang coba pada pelaksanaan penelitian. 2. Mengukur suhu lingkungan, kelembaban udara, dan suhu dalam air pada Suhu nol celsius. 3. Orang coba atau subjek hadir lebih awal 10 – 15 menit di tempat penelitian dengan waktu yang sudah ditetapkan yaitu pada pukul 15.00 – 17.00, Wita. Sebelum pelatihan dimulai. Istirahat antara set 1 sampai dengan dua menit disesuaikan dengan tercapainya denyut nadi 120 – 130 menit. 4. Frekuensi pelatihan : tiga kali seminggu Selasa, Kamis, Sabtu 5. Lama pelatihan : 6 minggu Karena panjang kolam renang 25 meter dan lebar kolam renang 12,5 meter yang dipergunakan 12,5 meter maka setiap menempuh jarak 400 meter orang coba akan bolak – balik arah sampai delapan kali down). 2. Antropometer super buatan Jepang alat untuk mengukur tinggi badan dalam Santuan centimeter dengan bilangan decimal satu angkat di belakang koma. 3. Timbangan berat badan kilogram 8
3. Mengambil biodata subjek atau orang coba , dilanjutkan dengan pengukuran tinggi badan dan berat badan. 4. Membuat kesempatan jadwal penelitian sehingga tidak mengganggu jalannya proses pembelajaran di sekolah 5. Menjelaskan kepada subjek atau orang coba tempat, waktu dan hari pelatihan yang 4.6.3. Tahap pemilihan dan penentuan sampel Proses pemilihan dan penentuan sampel: 1. Semua sampel atau orang coba yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi akan diberikan nomor yang berbeda Volume 3, No.1 : 8-25, Januari 2015 CCoba melakukan pengukuran awal istirahat 10 menit mengukur denyut nadi.Orang coba dibagi menjadi dua kelompok sesuai dengan kelompok perhitungan angkahnya masing – masing. Orang coba melakukan pemanasan darat 10 menit dan pemanasan air10 menit. Mengukur waktu tempuh tes awal(sebelum pelatihan) dengan berenang gaya bebas secepat cepatnya sejauh 100 meter kedua kelompok melakukan pencatatan Satuan waktu perdetik. Penetapan hari-hari pelatihan (selasa, kamis, dan sabtu) selama enam minggu. Lintasan yang digunakan dalam pelatihan ini empat lintasan dibagi dalam dua kelompok. Kelompok -1 interval (32 X 12,5 meter) kelompok -2 interval (16 X 25 meter). Interval waktu perset satu sampai dua detik perlakuan yang sama pada kelompok orang coba interval (32 X 12,5 meter) dan pada kelompok orang coba interval (16 X 25 meter) setelah pelatihan enam minggu
merekTakida buatan Jepang untuk mengukur berat badan dalam santuan kilogram dengan bilangan desimal satu angka di belakang koma. 4. Jam dinding merek Seiko buatan Jepang untuk menentukan waktu interval saat latihan. 5. Higrometer elektronik merek Extech di pakai untuk mengukur kelembaban lative suhu udara, dengan ketelitian 1%. 6. Alat tulis menulis untuk mencatat 7. Alat dokumentasi untuk merekam jalannya penelitian. 8. Nomor dada 9. Kolam renang dengan ukuran 25 X 12,5 meter persegi di lintasan kolam renang Kencana Wira Sakti Fontein Kota Kupang. 10. Meteran logam merek Stanley buatan USA dengan batas ukuran Dua belas meter yang dipakai untuk mengukur panjang lintasan kolam renang. Pengukuran dilakukan dengan mengukur panjang dan lebar dengan menarik garis lurus pada pinggir kolam renang, ketelitian nol koma nol satu meter. 11. Meteran logam merek Stanley buatan USA dengan batas ukuran Dua belas meter yang dipakai untuk mengukur panjang lintasan kolam renang Pengukuran dilakukan dengan mengukur panjang dan lebar dengan menarik garis lurus pada pinggir kolam renang, ketelitian nol koma nol satu meter pada masing – masing kelompok perlakuan dengan menggunakan uji independen tes 5.1 Karakteristik Subjek Penelitian Subjek penelitian terdiri dari 16 orang perenang putra – putri Klub Hiu Kota Kupang. Karakteristik subjek terdiri dari : umur, tinggi badan, berat badan, IMT dan kebugaran fisik seperti yang disajikan dalam
9
dilakukan tes akhir pada orang coba dengan satuan waktu perdetik. 4.7. Alat Pengumpulan Data Alat ukur atau instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Stop watch digital merek Seiko untuk pengetesan dan pada pelaksanaan Penelitian waktu pemanasan (warming up), pelatihan inti dan pendinginan (cooling 4.8 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut. (1) Statistik Deskriptif yang meliputi rerata, simpang baku untuk data umur, data tinggi badan, data berat badan. (2) Statistik Deskriptif yang meliputi rerata, simpang baku, maksimum, minimum untuk data suhu air, kelembaban dan kecepatan angin. (3)Uji Normalitas data kecepatan renang jarak 400 meter gaya bebas sebelum dan sesudah perlakuan dengan Saphiro Wilk Test (4) Uji homogenitas data dengan levene’s test (5) Uji komparasi data kecepatan renang jarak 400 meter gaya bebas setelah perlakuan Berdasarkan hasil uji normalitas dengan Shapiro-Wilk Test. kecepatan renang sebelum dan sesudah pelatihan pada kedua kelompok menunjukkan bahwa kedua hasil pengujian berbeda bermakna 5.4 Uji Homogenitas Untuk mengetahui varians data kelompok interval 32 X 12,5 dan kelompok interval 16 X 25 maka perlu dilakukan uji homogenitas diperoleh hasil Berdasarkan hasil uji homogenitas dengan Levene’sTestkedua kelompok kecepatan renang
5.2. Lingkungan Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Kolam Renang Wira Sakti Fontein Kota Kupang pada hari Selasa, Kamis, Sabtu terhitung dari pukul 16.00 - 17.30 Wita. Data lingkungan penelitian yang dicatat pada waktu penelitian diantaranya adalah suhu air, suhu lingkungan dan kelembaban relatif udara. Data lingkungan diukur sebanyak hasilnya tampak seperti tabel dibawah ini. 5.3 Uji Normalitas Salah satu syarat guna menentukan uji statistik yang digunakan maka perlu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas data kecepatan pada kedua kelompok sebelum dan sesudah perlakuan. Uji normalitas dengan menggunakan Shapiro-Wilk Test, untuk semua variabel yang hasilnya dapat dilihat pada kelompok I (interval 32 X 12,5m) adalah 1,60, ±4,24 m dan kelompok 2 (interval 16 X 25m) adalah 1,56±14,07 m. Rerata berat badan kelompok 1 (interval 32 X 12,5 m) adalah 45,37±3,96 kg dan kelompok 2 (interval 16 X 25 m) adalah 46,62 ±4,20 kg. Dari perhitungan tinggi badan dan berat badan di peroleh indeks massa tubuh berdasarkan IMT pada kedua kelompok maka subjek penelitian berada pada kategori normal Nilai kebugaran fisik subjek penelitian ini berkisar antara nilai rerata pada kelompok-1=17,75 dan nilai rerata kelompok -2=19,50 dari hasil uji homogenitas menunjukkan kebugaran fisik kedua kelompok homogen (p > 0,05). Nilai tersebut dalam ketegori kebugaran fisik sedang (Surayin, 1988). Subjek yang memiliki kebugaran sedang diasumsi mampu melakukan pelatihan yang diterapkan.
10
gaya bebas menunjukkan nilai p > 0,05, berarti data kecepatan renang homogen. 5.5 Uji Independent tes Rerata perbedaan waktu tempuh kecepatan renang diukur sebelum dan sesudah pelatihan pada kelompok 1 ( interval 32 X 12,5 m) dan kelompok 2 (interval 16 X 25 m) dilakukan Hasil uji independen tes kecepatan waktu tempuh renang kelompok 1 dan 2 sesudah pelatihan samasama peningkatan dengan nilai p > 0,05. 5.6 PEMBAHASAN 5. 7 Karakteristik Subjek Penelitian Keseluruhan sampel dalam penelitian ini berjumlah 16 orang yang terdiri dari kelompok 1 ( interval 32 X 12,5 m) sebanyak 8 orang dan kelompok 2 ( interval 16 X 25 m) sebanyak 8 orang. Sampel merupakan anggota Hiu Kupang Swimming Klub. Rerata umur pada kelompok 1 (interval 32 X 12,5 m) 16,87 ± 0,83 dan kelompok 2 (interval 16 X 25 m) 16,87 ± 0,83 th. Rerata tinggih badan pada minimum = 0,97 dan nilai maksimum = 1,19 dengan nilai p = 0,152. Dengan demikian, Secara keseluruhan kelompok 1 (interval 32 x 12,5m) menunjukkan skor rata-rata yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok 2 (interval 16 X 25 m). Seseorang yang memiliki kecepatan interval yang baik dimana kemampuan kecepatan interval sangat mempengaruhi penguasaan keterampilan gerak seseorang dalam renang (pate et al , 1984), Hal itu merupakan indikasi, bahwa seseorang yang memiliki kecepatan interval yang baik merupakan modal awal yang baik dalam aktivitas gerak yang dilakukan khususnya dalam penelitian ini adalah kecepatan. Oleh karena itu distribusi data hasil interval kecepatan renang sebelum dan sesudah pelatihan pada kedua kelompok
5. 6.3 Efek Pelatihan terhadap Kemampuan Kecepatan Renang Berdasarkan hasil pengolahan data dan distribusi varian data pada kedua kelompok diperoleh hasil temuan yang perlu diperhatikan. Secara keseluruhan kelompok 1 (interval 32 X 12,5 m) menunjukkan skor ratarata kecepatan waktu tempuh yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok 2 (interval 16 X 25m). Uji kebermaknaan rata-rata perolehan hasil distribusi data pada kelompok 1(interval 32 X 12,5 m) memilik nilai rerata = 16,84 dengan nilai minimum = 1,13 dan nilai maksimum = 4,733. sedangkan pada kelompok 2 (interval 16 X 25 m) memiliki nilai rerata = 15,94 dengan nilai perubahan ini bersifat sementara dan akan nilai p > 0,05, berarti data kecepatan renang homogen Rerata perbedaan waktu tempuh kecepatan renang diukur sebelum dan sesudah pelatihan pada kelompok 1 ( interval 32 X 12,5m) dan kelompok 2 (interval 16 X 25 m) dilakukan Hasil uji independen tes kecepatan waktu tempuh renang kelompok 1 dan 2 sesudah pelatihan sama-sama peningkatan dengan nilai p > 0,05. Secara umum tubuh akan memberi reaksi serta perubahan bila melakukan kegiatan fisik yang cukup berat termasuk pelatihan renang misalnya peningkatan denyut nadi, frekuensi pernapasan permenit, nadi, frekuensi pernapasan permenit, konsentrasi oksigen, suhu tubuh dan produksi keringat perubahan ini bersifat sementara dan akan menghilang setelah kegiatan fisik berakhir. Selain terjadi perubahan sesaat, tubuh juga mengalami perubahan yang terjadi pada otot, system kardiovaskular, sistem pernapasan dan kebugaran fisik. Perubahan permanen pada otot antara lain: (1) perubahan anatomis otot berupa myofibril, peningkatan jumlah total protein kontraktil khususnya myosin, peningkatan kepadatan pembuluh kapiler, peningkatan kualitas jaringan
11
berdistribusi normal. Berdasarkan hasil uji homogenitas dengan Levene’s-Testkedua kelompok kecepatan renang gaya bebas menunjukkan nilai p > 0,05, berarti data kecepatan renang homogen Rerata perbedaan waktu tempuh kecepatan renang diukur sebelum dan sesudah pelatihan pada kelompok 1 ( interval 32 X 12,5 m) dan kelompok 2 (interval 16 X 25 m) dilakukan Hasil uji independen tes kecepatan waktu tempuh renang kelompok 1 dan 2 sesudah pelatihan sama-sama peningkatan dengan nilai p > 0,05. Secara umum tubuh akan memberi reaksi serta perubahan bila melakukan kegiatan fisik yang cukup berat termasuk pelatihan renang misalnya peningkatan denyut nadi, frekuensi pernapasan permenit, nadi, frekuensi pernapasan permenit, konsentrasi oksigen, suhu tubuh dan produksi keringat Adaptasi neural dan saraf akan meningkatkan kegiatan dan memperbaiki koordinasi. Bila tipe dan takarannya tepat akan berdampak sangat menguntungkan bagi atlet. Gerakan yang dilakukan oleh atlet terlatih akan tampak lebih mantap dan anggun seolah-olah tanpa beban (Nala, 2011). Dampak dari pelatihan yang diberikan, memberi manfaat yang lebih baik pada kedua kelompok perlakuan intensif terhadap kemampuan dinamis aerobik dalam olahraga renang gaya bebas. 5. 6.4. Kelemahan Penelitian Ada beberapa kelemahan dan keterbatasan pada penelitian yang sulit untuk dikontrol atau dikendalikan yang dapat memberi pengaruh pada hasil penelitian seperti: 1. Motivasi dan kondisi psikis subjek tidak dilakukan kontrol selama latihan maupun diluar pelatihan.
penghubung tendo dan ligament. (2) perubahan biokimia berupa konsentrasi kreatif meningkat konsentrasi keratin jarak 400 meter siswa perenang Hiu Kupang Swimming Klub Kota Kupang. 7.2 Saran Ada beberapa saran yang dapat diajukan berdasarkan temuan dan kajian penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kedua metode pelatihan interval ini dapat digunakan dalam meningkatkan kecepatan renang gaya bebas 400 meter dengan takaran jarak bawah, jarak sasaranya. 2. pelatihan interval tersebut terbukti meningkatkan kecepatan renang gaya bebas 400 meter. Untuk itu diharapkan kepada pelatih, guru olahraga dan atlet renang jarak 400 meter menggunakan pelatihan interval 16 X 25 meter pelatihan interval 32 X 12,5 meter. 3. Untuk dapat menghasilkan peningkatan kecepatan renang yang lebih baik dari hasil penelitian ini makan perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan sampel yang lebih banyak dan variabel tipe pelatihan yang lebih banyak serta waktu pelatihan yang lebih ditingkatkan. September-Desember 2014, Analisis Penampilan Stroke Rate Perenang Indonesia di Pekan
7.2 Saran Ada beberapa saran yang dapat diajukan berdasarkan temuan dan kajian Sujarwadi, 2010. Rangkaian koordinasi penelitian ini adalah sebagai berikut: gerak renang 1. Kedua metode pelatihan interval ini dapat digunakan dalam meningkatkan Dikdik Z. S,Iman I, Sufyar & Luky, kecepatan renang gaya bebas 400 2012.judul artikel Jurnal Iptek Olahraga meter dengan takaran jarak bawah, Volume 16,Nomor 3,1983. jarak sasaranya. DAFTAR PUSTAKA
1. 2.
1. Tidak dilakukan kontrol terhadap aktivitas fisik lainnya, pada subjek dan tingkat kebugaran fisik. 2. Tipe pelatihan yang cukup pada kategori umur 3. Intensitas pelatihan tidak ada intensitas pelatihan sehingga ada indikasi efek pelatihan dipengaruhi oleh kedua variabel tersebut sebagai variable perancu (confrending variable). phosphat meningkat konsentrasi ATP meningkat, konsentrasi glikogen meningkat, aktivitas enzim glikolisis meningkat (Ganong, 1981). Bila otot diberi pelatihan yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelatihan, otot akan mengalami perubahan. Perubahan tersebut terjadi pada unit motorik (saraf dan otot), kontraksi otot antagonis, singkronisasi dan menghilang setelah kegiatan fisik berakhir. 7.1 Simpulan Berdasarkan kajian pustaka dan pembahasan dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa: Pelatihan renang gaya bebas interval 16 X 25 meter delapan repetisi 10 set dan pelatihan 32 X 12,5 meter 16 repetisi 10 set (tidak berbeda bermakna ) sama-sama meningkatkan kecepatan renang gaya bebas jarak 400 meter siswa perenang Hiu Kupang Swimming Klub Kota Kupang.
12
2.
3.
4. 5.
pelatihan interval tersebut terbukti meningkatkan kecepatan renang gaya bebas 400 meter. Untuk itu diharapkan kepada pelatih, guru olahraga dan atlet renang jarak 400 meter menggunakan Sujarwadi, 2010. Rangkaian koordinasi gerak renang pelatihan interval 16 X 25 meter pelatihan interval 32 X 12,5 meter. http:///id.wikipedia.org/wiki/berenang. 3. Untuk dapat menghasilkan Accessed April 26,2010 peningkatan kecepatan renang yang lebih baik dari hasil penelitian ini makan perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan sampel yang lebih banyak dan variabel tipe pelatihan yang lebih banyak serta waktu pelatihan yang lebih ditingkatkan. September-Desember 2014, Analisis Penampilan Stroke Rate Perenang Indonesia di Pekan Anonim,2008. Berenang. Available at: http:///id.wikipedia.org/wiki/berenang. Accessed April 26,2010
13
14