PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PELATIHAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS BERBASIS KEBUTUHAN LOKAL BAGI PELAKU WISATA DI DESA WISATA KEMIREN
Dana Yudha Kristiawan1), Abd.Rahman 2), Sandi Ferdiansyah 3) , Imroatul Husna Afriani 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi Email :
[email protected] 2 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi Email :
[email protected] 3 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi Email :
[email protected] 4 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi Email :
[email protected]
4)
ABSTRACT
Kemiren Village is situated at sub district of Glagah Banyuwangi which has the uniqueness of custom and tourist attraction of Osing Ethnic. However, many local tour guides were difficult to describe and to explain the uniqueness of the cultural heritages to visitors. This study aimed at (1) finding teaching material appropriate with the local need in Kemiren village, (2) developing teaching material (local need-based) in Kemiren village, (3) knowing the effectiveness of teaching material appropriate with local needbased in Kemiren village. The design of the study was Research and Development (R & D) conducted through some stages for 4 months. After completing the teaching material, it was tested to 20 local tour guides. From the training and the test conducted, the teaching material significantly improved the average scores. From the data gained in the preliminary study, the average score was 65 and improved 75 in cycle 1. After reflecting the weaknesses and revising some teaching materials in cycle 1, the result of test in cycle 2 showed the improvement of average score to 87 in cycle 2. To sum up, the teaching material designed through the local need-based significantly contributes to the learning process of ESP-tourism because the topic that characterized this village and appropriate language function. As a result, communication became more effective and focused. The effect of this study could be a supporting sector of tourism in Banyuwangi to build a good image for the visitors so that they will come back and tell the beauty of Kemiren to their friends. This study is also as the embryo of “Kampoeng Inggris” for the next researcher. . Keywords: Teaching Materials, English Training, Kemiren Village
1
1. PENDAHULUAN
Untuk menunjang sektor parawisata di desa Kemiren hendaknya para pelaku wisata dapat berkomunikasi dasar dengan bahasa Inggris. Kemampuan berkomunikasi dalam dunia pariwisata bagi pelaku wisata setempat akan semakin lebih baik dan relevan dengan dunia pariwisata di desa wisata Kemiren bila mereka dilatih dengan bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran English for Specific Purposes-(ESP) Tourism/ bahasa inggris untuk tujuan pariwisata menggunakan pendekatan atau berbasiskan kebutuhan lokal. Berbasiskan kebutuhan lokal atau setempat berarti para pelaku wisata di desa wisata Kemiren dan sekitarnya harus mampu menggunakan potensi atau tema/topik pembicara sesuai dengan kebutuhan yang ada dan sesuai dengan keinginan para wisatawan terhadap daerah setempat. Artinya pelaku wisata di daerah dimaksud harus benar – benar mampu mengkomunikasikan dan menyampaikan dengan baik dan benar apa yang ada dia daerah tersebut. Kedaaan dan potensi daerah setempat juga merupakan ciri khas yang tidak ada di daerah lain. Misalnya tari Gandrung, tari Barong, Musik traditional Kuntulan, Borda, adat tumpeng sewu mungkin menjadi primadona pokok pembicara antara pelaku wisata dengan wisatawan asing.Keunikan dan perbedaan topik pembicaraan tersebut menjadikan daerah tujuan wisata mempunyai nilai lebih (added value) dengan daerah wisata yang lainnya. Kebutuhan lokal ini erat kaitannya dengan pemilihan materi ajar (selecting material). Pemilihan materi ajar yang sesuai dengan kebutuhan lokal sangat menentukan pembelajaran dan menentukan isi pelajaran. Sebagaimana dinyatakan oleh Hutchinson and Waters di dalam Burdova (2009:10) mengatakan bahwa materi-materi itu sebaiknya benar-benar merefleksi apa yang kita pikirkan dan rasakan mengenai proses pembelajaran tersebut. Bahan ajar yang dirancang berdasarkan kebutuhan lokal juga bergayut dengan kebutuhan di lapangan secara fungsional dan praktis-pragmatik. Hal ini sesuai dengan penyataan Firoz, Maghrabi, dan Kim (2002)
dalam kaitannya dengan globalisasi adalah “Think globally manage culturally” yang bermakna “Berpikirlah secara mendunia kelolah dengan budayanya (budaya lokal)”. Lebih lanjut kalau kita analisis pernyataan tersebut sangat relevan sekali dengan keadaan dunia pariwisata Indonesia dan desa wisata kemiren saat ini. Berdasarkan latar belakang yang diatas, maka tujuan penelitian ini adalah membuat bahan ajar untuk pelatihan bahasa Inggris Englsih for Tourism /ESP tourism yang sesuai dengan kebutuhan lokal. Serta mengetahui keefektifan bahan ajar tersebut guna meningkatkan kemampuan bahasa Inggris para pelaku wisata di desa Kemiren. 2. METODE Secara umum metode pengembangan penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research and development) dari Borg and Gall (1989) dan dimodifikasi dengan penelitan action research (penelitian tindakan) dilakukan dengan dua tahap (siklus) yaitu siklus 1 dan siklus 2. Prosedur penelitian mencakup beberapa langkah. Penelitian dimulai dengan preliminary study/observasi langsung ke lokasi penelitian, perencanaan, implementasi, observasi, dan refleksi dan revisi. Tim Peneliti mengadakan observasi untuk menentukan subjek penelitian dari berbagai ragam profesi dan dengan maksud untuk mengetahui kemampuan berbicara (speaking ability). Pelaku wisata diminta untuk menjelaskan tema/topik pembicaraan yang ada di daerah wisata Kemiren dan diminta untuk melakukan role playing sebagai wisatawan asing dan pemandu wisata. Selanjutnya, sebelum pelaksanaan tindakan, Tim Peneliti melaksanakan beberapa persiapan diantaranya membuat/menentukan bahan ajar (materi bahan ajar English for Tourism (ESP-Tourism) dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis; a) topik pembicaraan yaitu topic atau tema dan b) fungsi bahasa (language function) yang biasa digunakan oleh pelaku wisata dengan wisata asing., merancang bahan ajar (rancangan belajar mencakup general overview, objective, exploration, elaboration, dan practice), dan menentukan kriteria keberhasilan (1. bahan ajar yang dibuat sesuai dengan kebutuhan lokal
2
mencakup common topics dan language function, 2. rancangan bahan ajar yang dibuat sesuai dengan kebutuhan local Desa Wisata mencakup general overview, objective, exploration, elaboration dan practice. 3. Peningkatan kemampuan berbicara peserta pelatihan dari nilai rata-rata awal (65) menjadi (85) pada akhir penelitian. Implementasi tindakan dilaksanakan berdasarkan materi bahan ajar dan rancangan bahan ajar English Tourism (ESP-tourism) yang telah dibuat pada proses perencanaan. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan 10 kali tatap muka dengan durasi 90 menit. Untuk menganalisis materi bahan ajar dan bahan ajar itu sendiri sebagai perangkat pembelajaran yang terpercaya, layak dan kredibel pada tahap awal dianalisis bahan melalui uji triangulasi peer review. Selanjutnya, achievement test digunkan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pelaku wisata dan efektifitas bahan ajar yang telah dirancang dan diimplementasikan. Sedangkan untuk mengetahui kelayakan dan kesahihan bahan ajar diuji triangulasi atau uji pakar 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan analisis kebutuhan di lapangan sesuai dengan kebutuhan lokal di Kemiren dan sekitarnya, materi bahan ajar English for Tourism (ESP-Tourism) dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis atau ragam materi bahan ajar yang menjadi acuan dalam penyusunan dan pengembangan bahan ajar English for tourism (ESP-Tourism) yang berorientasi kebutuhan lokal. Kedua jenis materi bahan ajar tersebut mencakup a) topik pembicaraan yaitu topic atau tema atau esensi yang menjadi agenda pembicaraan antara pelaku wisata dengan wisatawan asing, dan b) fungsi bahasa (language function) yang biasa digunakan oleh pelaku wisata dengan wisata asing. Dalam penelitian ini, bahan ajar yang dirancang terdiri dari: General overview (Memberikan ulasan seputar tema yang dipelajari), Objective (Memberikan petunjuk mengenai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai), Exploration (Memberikan pondasi materi sebelum pada substansi materi yang
dipelajari), Elaboration (Melakukan pengembangan pemahaman berdasarkan esensi materi), Practice (Memberikan evaluasi pembelajaran melalui latihan yang disesuaikan dengan konteks dan materi yang telah dipelajari). Walaupun hasil pada implementasi 1 (nilai rata-rata: 75) mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari nilai preliminary study (nilai rata-rata: 65), tapi ini tidak bisa disimpulkan bahwa penelitian ini belum bisa dikatakan berhasil karena masih belum mencapai kriteria keberhasilan (criteria of success) yakni 85. Terjadi peningkatan nilai yang signifikan dari sebelumnya (siklus 1: 75) dimana nilai rata-rata pada implementasi II adalah 87 atau meningkat 12 angka dari nilai rata-rata sebelumnya. Dengan meningkatnya nilai rata-rata speaking peserta pelatihan dari 75 pada implementasi I ke 87 pada implementasi II dapat disimpulkan bahwa target penelitian telah tercapai yakni nilai rata-rata 85 Dari peningkatan nilai rata-rata tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa bahan ajar yang didesain berdasarkan kebutuhan lokal berkontribusi signifikan dalam pembelajaran ESP-Tourism karena disamping topik pembicaraan yang menjadi cirri pembeda dengan topik yang terdapat di daerah wisata lain hal ini juga dikarenakan penggunaan fungsi bahasa (language function) yang tepat sehingga komunikasi dapat berjalan dengan efektif dan tearah. Berkaitan dengan bahan ajar, bahan ajar merupakan esensi utama dalam mencapai tujuan belajar karena penguasaan bahan ajar mencerminkan kompetensi yang harus dikuasai dan dimiliki oleh pelaku wisata. Bahan ajar merupakan bagian yang penting dalam proses belajar mengajar apalagi bahan ajar tersebut sudah didesain berdasarkan kebutuhan lokal bagi pelaku wisata dan stakeholder dalam belajar Bahasa Inggris juga menjadikan pembelajaran lebih sesuai dengan tujuan dan target pembelajaran karena topik-topik itulah yang menjadi pokok pembicaraan/informasi dalam interaksi langsung antara pelaku wisata dan wisatawan asing. Dengan demikian, sebelum pengajaran dilaksanakan sangat
3
penting sekali untuk melakukan analisis kebutuhan (need analysis) bagi pelaku wisata dan stakeholder agar bahasa inggris yang diperlukan di tempat wisata Kemiren adalah 4. KESIMPULAN Bahan ajar merupakan esensi utama dalam mencapai tujuan belajar karena penguasaan bahan ajar mencerminkan kompetensi yang harus dikuasai dan dimiliki oleh pelaku wisata. Bahan ajar merupakan bagian yang penting dalam proses belajar mengajar apalagi bahan ajar tersebut sudah didesain berdasarkan kebutuhan lokal bagi pelaku wisata dan stakeholder dalam belajar Bahasa Inggris juga menjadikan pembelajaran lebih sesuai dengan tujuan dan target pembelajaran karena topik-topik itulah yang menjadi pokok pembicaraan/informasi dalam interaksi langsung antara pelaku wisata dan wisatawan asing. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, bahan ajar yang telah didesain dan dikembangkan berdasarkan kebutuhan lokal dapat secara signifikan meningkatkan kemampuan berbicara para peserta pelatihan. Hal ini dapat dilihat dari table berikut: Peningkatan nilai rata-rata speaking peserta pelatihan Previous score Cycle 1 Cycle 2 (nilai awal) 65 75 87 Dengan demikian, sebelum pengajaran dilaksanakan sangat penting sekali untuk melakukan analisis kebutuhan (need analysis) bagi pelaku wisata dan stakeholder agar bahasa inggris yang diperlukan di tempat wisata Kemiren adalah bahasa Inggris yang benarbenar dibutuhkan di tempat wisata tersebut. Berkaitan hasil penelitian ini, ada beberapa rekomendasi yang dapat digunakan untuk menentukan kebijakan publik diantaranya:
1) Dinas Pariwisata melaksanakan pelatihan bahasa inggris secara periodik untuk meningkatkan kemampuan berbicara mereka yang berbasis
bahasa Inggris yang benar-benar dibutuhkan di tempat wisata tersebut.
kebutuhan lokal di desa wisata Kemiren. 2) Stakeholder menfasilitasi program yang berkaitan dengan pengembangan wisata Kemiren dalam bentuk pelatihan bahasa inggris secara periodik yang bernuansa budaya khas Desa Kemiren misalnya penyediaan tempat pelatihan bahasa inggris, tenaga pengajar/ instruktur bahasa. 3) Pelaku wisata harus fokus pada topik pembicaraan dan memperhatikan fungsi bahasa yang sesuai dengan konteks pembicaraan. Pelaku wisata harus mengembangkan keterampilan berbahasa inggris dengan melakukan latihan yang intensif agar interaksi dapat berjalan dengan lancar dan lebih efektif. 5. REFERENSI Borg, W.R dan Gall, M.D. 1989. Educational Research: An Introduction. New York: Longman Basturkmen, H. 2008. Ideas and Options in English for Specific Purposes. New Jersey: Taylor & Francis e-Library Buck, E. 1993. Paradise Remade: The politics of Culture and History in Hawaii. Philadelphia: Temple University Press. Burdová, V. 2009. English for Specific Purposes (Tourist Management and Hotel Industry). Brno: Unpublished Thesis. Blum-Kulka. S. 1989. Cross-Cultural Pragmatics Requests and Apologies/Instructors Edition. New York: Ablex Pub Dalem, Raka. Ekowisata: Konsep dan Implementasinya di Bali. Dimuat Dalam Dinamika
4
Kebudayaan.Nomor.134/Dikti/kep/20 01. Firoz, N.M, Maghrabi, A.S dan Kim, K.H. 2002. Think globally manage culturally. International Journal of Commerce Management. Indiana: Vol. 12, Iss.3/4: pg 32, 19 pgs Hutchinson, T. & Waters, A. 1991. English for Specific Purposes: A LearningCentered Approach. Cambridge: Cambridge University Press Karimi, L. 2013. Agricultural Extension and Rural Development ESP Textbook Evaluation in Bu Ali Sina University, Iran in English Linguistics Research Vol. 2, No. 1; Laws, Eric. Tourism. 1995. Tourism Destination Managemenet: Issues, Analysis and Policies. London and New York: Routledge. Paltridge, B. & Starfield, S. 2013. The Handbook of English for Specific Purposes. Wiley-Blackwell: UK Approach. Cambridge: Cambridge University Press Medlin,L. 2009. English For Specific Purposes (Esp): Nursing In The U.S. CaliforniHospital. California: Unpublished Thesis Ur, Penny. 1999. A course in Language Teaching: practice and theory. Cambridge. Cambridge University Press) Widodo, H.P. and Pusporini, R. 2010. Materials Design: English for Specific Purposes (ESP). Widodo, H.P. and Savova, L. (Eds.). Muenchen: Lincom Europa Xhaferi dan Xhaferi. 2011.The English language skills in ESP for low courses. In BIBLID journal 1133-1127 (2011) p. 431-448
5