TRENDING TOPIC TWITTER DALAM MENENTUKAN AGENDA PEMBERITAAN DI MEDIA KONVENSIONAL (Studi Kasus terhadap Pemberitaan di Kompas TV Periode Oktober-Desember 2015) SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Ilmu Jurnalistik Program Studi Ilmu Komunikasi
Oleh: Yosephina Damaris NIM. 6662100384
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA BANTEN 2016
“Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.” (Yesaya 41:10)
Sebuah persembahan untuk Papa, Mama, dan seluruh keluarga besar tercinta.
iv
ABSTRAK Yosephina Damaris. NIM. 6662100384. Skripsi. Trending Topic Twitter dalam Menentukan Agenda Pemberitaan di Media Konvensional. Pembimbing I: Prof. Dr. HA. Sihabudin, M.Si dan Pembimbing II: Puspita Asri Praceka, S.Sos. M.Ikom. Twitter telah menjadi kekuatan baru dalam penyampai pesan yang efektif. Keberadaannya dimanfaatkan oleh media massa sebagai salah satu sumber informasi, khususnya untuk melihat trending topic. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pandangan Kompas TV terhadap trending topic Twitter serta memahami bagaimana trending topic Twitter menentukan agenda pemberitaan di Kompas TV. Teori yang digunakan adalah Teori Agenda Setting (McCombs & Shaw, 1972), dengan berfokus pada ketiga proposisinya, yakni agenda media, agenda publik, dan isu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode dekriptif. Selain observasi dan studi dokumentasi, peneliti mengumpulkan data dengan melakukan wawancara terhadap empat orang informan, yang merupakan bagian dari redaksi Kompas TV. Mereka adalah manajer pemberitaan, multimedia, periset, serta reporter Kompas TV. Kompas TV memandang apa yang terjadi di Twitter sebagai sesuatu yang menarik dan penting untuk diperhatikan. Selain bermanfaat dan menghibur, menonjolnya suatu isu juga menjadi kriteria penting dalam penentuan agenda pemberitaan di Kompas TV. Namun, yang harus ditekankan di sini adalah soal verifikasi. Isu di media sosial belum bisa disebut berita selama tidak ada proses redaksional atau konfirmasi dari media massa. Disiplin verifikasi perlu dilakukan sebelum suatu berita akhirnya tayang dan dijadikan sebagai agenda pemberitaan di Kompas TV.
Kata Kunci: agenda setting, media sosial, twitter, trending topic, berita, kompas tv.
v
ABSTRACT Yosephina Damaris. NIM. 6662100384. Thesis. Trending Topic Twitter to Decide The News Agenda in Conventional Media. 1st Advisor: Prof. Dr. HA. Sihabudin, M.Si and 2nd Advisor: Puspita Asri Praceka, S.Sos. M.Ikom. Twitter has become a new method of mass communication that has power to convey effective messages. People are partaking to influence the discourse and news agenda in mass media through Twitter. The aim of this research is to know how Kompas TV views on Twitter trending topic and to understand how Twitter trending topic decides the news agenda on Kompas TV. This research is based on Agenda-Setting Theory (McCombs & Shaw, 1972), which focuses on three concepts. They are media agenda, public agenda, and issue. This research was conducted qualitatively using descriptive method. Besides observing and document analyzing, the researcher collected the data by interviewing four people who work at Kompas TV news desk, as news gathering manager, multimedia, news researcher, and reporter. Kompas TV sees what’s happening on Twitter as something interesting and significant to be noticed. Besides useful and entertaining, issue salience is also an important criterion to decide the news agenda on Kompas TV, however it is better to emphasize the verification. As without any process of confirmation by editorial team in mass media, the issue on social media is not news. Discipline of verification is a must before publishing news and making it as news agenda on Kompas TV.
Keywords: agenda setting, social media, twitter, trending topic, news, kompas tv.
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan penyertaan-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini, sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana (S1) pada konsentrasi Jurnalistik program studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, yang berjudul Agenda Publik pada Twitter dalam Menentukan Agenda Pemberitaan di Media Konvensional. Penulis sangat bersyukur kepada setiap pihak yang telah membantu dan memberi dukungan, baik itu lewat doa, semangat, nasihat, saran, kritik serta bimbingan, yang menjadi motivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis hendak menyampaikan ucapan terima kasih, khususnya kepada: 1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd, selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 2. Dr. Agus Sjafari, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 3. Dr. Rahmi Winangsih, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 4. Darwis Sagita, M.I.Kom, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
vii
5. Prof. Dr. HA. Sihabudin, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang telah membantu dan memberi banyak masukan dalam penyusunan skripsi ini, terima kasih untuk bimbingan dan kesabarannya. 6. Puspita Asri Praceka, S.Sos. M.Ikom, selaku Dosen Pembimbing II. Terima kasih untuk waktu, tenaga, ilmu, masukan, serta kesabaran dalam membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini. 7. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang telah mendidik dan memberi pengajaran selama penulis menuntut ilmu. 8. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang telah membantu kelancaran administrasi penulis selama perkuliahan hingga penyelesaian skripsi. 9. Pihak Kompas TV yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian dan membantu banyak hal dalam pengumpulan data sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 10. Kedua orang tua penulis, Waluyo dan Domianna Saragih, untuk kasih, doa, semangat, serta dukungan yang tidak ternilai kepada penulis. Semoga kelulusan ini bisa tetap menjadi suatu kebanggaan bagi kedua orang tua penulis, walaupun waktunya mungkin jauh dari yang diharapkan. 11. Kedua adik penulis, Mariana Christine Tamara dan Banyu Giri Manuel Hamonangan, yang telah memberikan bantuan dan dukungan untuk penulis.
viii
12. Teman-teman Ilmu Komunikasi dan Jurnalistik 2010, Ami, Ida, Dede, Torang, Aji, Ari, Didon, Rendy, Fajar, Galuh, Didit, Fadli, Tompel, dan Oki. Terima kasih untuk pertemanan dan pengalamannya, untuk cerita juga dukungan semangat yang diberikan. Dan ucapan spesial kepada sahabat-sahabat penulis, Bia, Age, Fika, Wildi, dan Shella, words can’t describe how much I treasure you. Terima kasih untuk kebersamaan selama ini. 13. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penyelesaian skripsi ini, baik secara materiil dan moril, yang tidak dapat penulis sebutkan satupersatu namanya. Terima kasih banyak.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, civitas akademika Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan masyarakat pada umumnya.
Tangerang, Juli 2016
Penulis
ix
DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................i LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................................ii LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... iii MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................................iv ABSTRAK .................................................................................................................... v ABSTRACT ..................................................................................................................vi KATA PENGANTAR ................................................................................................vii DAFTAR ISI ................................................................................................................. x DAFTAR TABEL .......................................................................................................xii DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiii DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................xiv BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 7 1.3 Identifikasi Masalah ................................................................................................. 7 1.4 Tujuan Penelitian ..................................................................................................... 7 1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................................... 8 1.5.1 ManfaatTeoritis ............................................................................................... 8 1.5.2 Manfaat Praktis ................................................................................................ 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 9 2.1 Tinjauan Teoritis ...................................................................................................... 9 2.1.1 Komunikasi ..................................................................................................... 9 2.1.2 Twitter ........................................................................................................... 12 2.1.3 Komunikasi Massa ........................................................................................ 19 2.1.4 Media Konvensional....................................................................................... 21 2.1.5 Berita ............................................................................................................. 23 2.1.6 Twitter dan Ruang Redaksi ........................................................................... 27 2.1.7 Teori Agenda Setting ..................................................................................... 30 2.2 Kerangka Berpikir ................................................................................................... 36 2.3 Penelitian Terdahulu ............................................................................................... 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................ 44 3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ........................................................................ 44 3.2 Ruang Lingkup atau Fokus Penelitian ................................................................... 46 3.3 Lokasi Penelitian .................................................................................................... 47 3.4 Instrumen Penelitian ............................................................................................... 47 3.5 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................................... 47 3.6 Sumber Data ........................................................................................................... 50 3.7 Informan Penelitian ................................................................................................ 50 3.7.1 Key Informan .................................................................................................. 51 3.7.2 Informan ......................................................................................................... 51 x
3.8 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ................................................................... 51 3.9 Uji Keabsahan Data ................................................................................................ 53 BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................................. 55 4.1 Deskripsi Kompas TV ............................................................................................ 55 4.1.1 Visi Misi Kompas TV ................................................................................... 55 4.1.2 Program Berita Kompas TV .......................................................................... 56 4.2 Deskripsi Informan ................................................................................................. 58 4.3 Pandangan Kompas TV terhadap Trending Topic di Twitter ................................ 60 4.4 Trending Topic Twitter dalam Menentukan Agenda Pemberitaan di Kompas TV ............................................................................................................ 76 BAB V PENUTUP ...................................................................................................... 89 5.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 89 5.2 Saran ....................................................................................................................... 89 5.2.1 Saran Teoritis ................................................................................................. 89 5.2.2 Saran Praktis ................................................................................................... 90 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... xiii LAMPIRAN ................................................................................................................ 91
xi
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................................. 40
xii
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Peran Twitter di News Room ................................................................ 29 Gambar 2.2 Twitter dalam Proses Pemberitaan ....................................................... 29 Gambar 2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................ 37 Gambar 4.1 Contoh Opini Publik di Twitter terkait Pelarangan terhadap Layanan Transportasi Berbasis Online ................................................. 64 Gambar 4.2 Contoh Tweet Promo, Spam, dan Ocehan di Twitter terkait Pelarangan terhadap Layanan Transportasi Berbasis Online ................ 65 Gambar 4.3 Trending Topic Twitter 20 Oktober 2015 ............................................ 69 Gambar 4.4 Trending Topic Twitter 17 November 2015 ......................................... 72 Gambar 4.5 Pemberitaan di Kompas TV terkait Kasus 'Papa Minta Saham' ........... 73 Gambar 4.6 Trending Topic Twitter 8 Desember 2015 ........................................... 74 Gambar 4.7 Pemberitaan #MKDBobrok pada Tayangan Kompas Petang 8 Desember 2015 ..................................................................................... 76 Gambar 4.8 Redaksi News Kompas TV ................................................................... 79 Gambar 4.9 Penjabaran Model Arus Berita ............................................................. 81 Gambar 4.10 Alur Pemberitaan di Kompas TV dengan adanya New Media ............. 85
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3
Halaman Pedoman Observasi dan Pedoman Wawancara .................................... 91 Transkrip Wawancara ........................................................................... 93 Profil Subjek Penelitan ....................................................................... 102
xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Pada 16 Mei 2015, anak perempuan asal Bali berusia 8 tahun, Engeline
(semula disebut Angeline), dilaporkan menghilang dan kemudian ditemukan tewas terkubur di halaman belakang rumahnya pada 10 Juni 2015. Informasi tersebut tersebar viral dan berhasil mengundang ribuan komentar di media sosial. #RIPAngeline memuncaki trending topic Twitter Indonesia, Rabu (10/06/2015), disertai dengan berbagai ucapan belasungkawa sebagai bentuk duka netizen (pengguna aktif internet) atas tragedi yang menimpa Engeline. Perbincangan mengenai kasus tersebut terekam dalam frasa "Kasus Angeline" yang digunakan oleh sebagian pengguna Twitter. Layanan aplikasi Topsy mencatat, dalam waktu 11 jam sejak sebelum pukul 08.50 WIB terdapat 3.089 kali frasa tersebut dipergunakan.1 Kasus Engeline mendapat perhatian besar dan menjadi salah satu pemberitaan penting di media massa. Berbagai media massa seperti surat kabar, televisi, dan media online menurunkan liputan mengenai kasus Engeline lengkap dengan perbincangan di Twitter terkait kasus tersebut. Sebelumnya, pada Agustus 2014, kasus Florence Sihombing juga sempat ramai dan menjadi sorotan di berbagai media massa nasional. Florence Sihombing, seorang mahasiswi S-2 terkena "bully" di media sosial karena 1
Kompas Print. Polisi Gelar Pemeriksaan di Rumah Korban Angeline, 11 Juni 2015. .http://print.kompas.com/baca/regional/nusantara/2015/06/11/Polisi-Gelar-Pemeriksaan-di.Rumah-Korban-Angeline diakses pada 12 September 2016 pukul 09:56 WIB
1
2
statusnya yang dianggap menghina warga Yogya. Hasil capture status Florence di Path kemudian diunggah ke jejaring Twitter dan langsung mengundang protes keras dari mayoritas pengguna Twitter.2 Akibat sorotan itu, Florence harus diskors oleh pihak kampus tempatnya menempuh studi S-2 dan dipaksa menjalani sidang pengadilan pidana karena isi statusnya. Kehadiran new media (media baru), media sosial yang muncul dalam rupa seperti Facebook, Twitter, dan Path telah mengubah panorama jurnalisme Indonesia, terutama yang menyangkut proses pengumpulan berita, proses pembuatan berita, dan proses penyebaran berita.3 New media mengacu pada sebuah perubahan dalam proses produksi, distribusi, dan penggunaan media.4 Terry Flew mendefinisikan new media atau digital media sebagai media yang kontennya berupa gabungan data, teks, suara, dan berbagai jenis gambar, yang dimuat dalam format digital dan disebarluaskan melalui jaringan berbasis kabel optic broadband, satelit, dan sistem transmisi gelombang mikro.5 Internet adalah contoh media yang merepresentasikan new media. Media dan teknologi baru ini telah memberikan cara baru bagi masyarakat untuk memperoleh informasi dan gagasan, cara baru untuk berinteraksi dengan teman maupun orang asing, juga
2
3
4 5
Kompas.com. Seorang Mahasiswi S-2 Terkena "Bully" di Media Sosial karena Hina Warga Yogya, .28 Agustus 2014. .http://regional.kompas.com/read/2014/08/28/16331051/Seorang.Mahasiswi.S.2.Terkena.Bully.di.Media.Sosial.karena.Hina.Warga.Yogya diakses pada 12 September 2016 .pukul 14:11 WIB Kompas.com. Jurnalisme dan Media Sosial, 24 September 2011. .http://nasional.kompas.com/read/2011/09/24/02165068/Jurnalisme.dan.Media.Sosial diakses .pada 19 September 2014 pukul 15:17 WIB Martin Lister, et al. New Media: A Critical Introduction. London: Routledge. 2003. Hal. 13 Terry Flew. New Media: An Introduction. New York: Oxford University Press. 2005. Hal. 2
3
cara baru untuk mempelajari dunia, identitas kita dan masa depan.6 Jutaan orang kini berinteraksi melalui apa yang disebut sebagai cyberspace (dunia maya), yaitu sebuah dunia yang terhubung dengan komputer dan internet. Kemudian muncul suatu istilah yang disebut dengan social media (media sosial). Andreas M. Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai berikut: A group of Internet-based applications that build on the ideological and technological foundations of Web 2.0, and that allow the creation and exchange of user-generated content where people talk, share information, participate and network through technologies such as blogs and social networking sites. (Sekelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun bedasarkan ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan para penggunanya untuk saling berinteraksi, bertukar informasi, berpartisipasi melalui teknologi dan jaringan seperti blog dan situs jejaring sosial).7 Indonesia termasuk negara dengan jumlah pengguna internet dan media sosial terbesar di dunia. Pada Januari 2015 tercatat ada 72 juta akun aktif atau 28% dari total penduduk Indonesia. Sedangkan akun media sosial yang diakses via mobile mencapai 62 juta akun atau 24% dari total penduduk Indonesia.8 Bila sebelumnya ruang publik kemungkinan tercipta di tempat-tempat seperti salon dan kedai kopi,9 maka di era digital saat ini kemungkinan tersebut juga bisa terjadi lewat internet, di media sosial. Media sosial menjadi tempat yang
6
7
8
9
Dibyareswari Utami Putri. 2012. Peran Media Baru dalam Membentuk Gerakan Sosial (Studi Kasus pada Individu yang Terlibat dalam Indonesia Unite di Twitter). Universitas Indonesia. Boundless. Defining Social Media, Oktober 2012. http://boundless.com/marketing/socialmedia-marketing/introduction-to-social-media-digital-marketing/what-is/-social-media diakses pada 11 September 2014 pukul 06.45 WIB Tech in Asia. The latest numbers on web, mobile, and social media in Indonesia (INFOGRAPHIC), 21 Januari 2015. https://www.techinasia.com/indonesia-web-mobile-data-start-2015/ diakses pada 21 April 2015 pukul 01.27 WIB Deddy Iskandar Muda. Jurnalisme Liputan 6: Antara Peristiwa dan Ruang Publik. Jakarta: Pustaka LP3S Indonesia. 2006. Hal. 171
4
strategis untuk berbagi informasi, berdiskusi, bertukar pendapat, bahkan berdebat mengenai berbagai macam isu. Ini disebabkan kecepatan netizen merespons halhal baru, kebutuhan mereka mengenai informasi, dan kecenderungan mereka untuk berekspresi dan berkomentar sebebas mungkin. 10 Dewan Pers melakukan survei terhadap 157 jurnalis yang tersebar di 27 provinsi di Indonesia untuk melihat kecenderungan penggunaan media sosial dalam proses liputan dan produksi berita. Survei dilaksanakan dalam kurun waktu 29 November 2011-3 Februari 2012. Hasilnya adalah Facebook sebagai sumber berita dipilih oleh 58% responden, sementara Twitter berada di posisi kedua portal jejaring sosial pilihan jurnalis dengan 46% responden menggunakannya sebagai sumber berita.11 Chief Editor Beritatagar.id, Wicaksono, membahas soal siklus yang terjadi dalam penyebaran berita; berita yang diperoleh wartawan dari media sosial dipublikasikan melalui media tradisional, berita tersebut dibaca, didengar atau ditonton oleh orang-orang, kemudian dibagikan dan dikomentari melalui media sosial. Jadi berita yang awalnya bersumber dari media sosial itu kembali lagi ke media sosial, banyak informasi yang tidak terliput media tradisional di media
10
Shafiq Pontoh, Chief Strategic Officer at Provetic, dalam community meet-up "Kunci Eksistensi: Konversi Noise Menjadi Voice" di Social Media Week (SMW) 2015. http://socialmediaweek.org/jakarta/2015/02/24/kunci-eksistensi-konversi-noise-menjadivoice/ 11 Dewan Pers. 2012. Survei Penggunaan Konten di Media Sosial/Jejaring Sosial untuk Informasi Peliputan dan Penulisan Berita oleh Jurnalis. http://www.dewanpers.or.id/opini/944-socialmedia-for-journalism
5
sosial akhirnya diliput. Begitu juga sebaliknya, banyak berita dari media tradisional yang kemudian menjadi perbincangan di media sosial.12 Twitter adalah salah satu media sosial yang masuk ke dalam kategori microblogs yang menjadi wadah bagi publik untuk beropini atau beraspirasi. Disebut microblog karena situs ini memungkinkan penggunanya untuk berbagi sebagian kecil dari konten digital yang berupa teks, gambar, tautan, dan lain-lain, seperti dijelaskan di bawah ini: The practice of posting small pieces of digital content–which could be text, pictures, links, short videos, or other media–on the internet. Microblogging offers a portable communication mode that feels organic and spontaneous to many and has captured the public imagination. Friends use it to keep in touch, business associates use it to coordinate meeting or share useful resources, and celebrities and politicians (or their publicists) microblog about concert dates, lectures, book releases, or tour schedules.13 Konsep yang diusung Twittter pun, yakni menyebarkan informasi atau pesan (yang dikenal dengan sebutan tweet), secara singkat, padat dan real time, berbasis teks hingga 140 karakter. Twitter resmi diluncurkan pada Juli 2006 dan dengan cepat meraih popularitasnya. Data PeerReach tahun 2013 mencatat bahwa total pengguna Twitter di dunia yaitu sekitar 904 juta akun, tetapi dengan marjin kesalahan hitung mencapai 9 juta. Di antara ratusan juta akun tersebut, Indonesia menyumbang 6,5% atau sekitar 58,7 juta akun. Ini berarti Indonesia menempati posisi ketiga sebagai pengguna Twitter terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat (24,3%), 12
Wicaksono, Chief Editor Beritatagar.id, dalam meet-up class "Peran Social Media dalam Diseminasi Berita" di Social Media Week (SMW) 2015 http://socialmediaweek.org/jakarta/2015/02/24/peran-social-media-dalam-penyebaranberita/ 13 Educause. 7 Things You Should Know About Microblogging, 7 Juli 2009. www.educause.edu/library/resources/7-things-you-should-know-about-microblogging diakses pada 11 September 2014 pukul 20.41 WIB
6
dan Jepang (9,6%). Dari sisi demografi, pengguna Twitter di Indonesia secara umum rata-rata berusia 21 tahun, dan sekitar 62,9% didominasi pengguna yang masuk kategori remaja. Fenomena yang sama tampak pada demografi pengguna Twitter dunia, hanya 20% yang berusia di atas 30 tahun.14 Tak sedikit informasi yang beredar di Twitter menjadi acuan bagi jurnalis dalam membuat berita. Topik-topik hangat yang muncul di Twitter hampir tak luput dari perhatian. Selain berita atau informasi seputar olahraga, umumnya yang sering menjadi sorotan dan ramai diperbincangkan di Twitter adalah isu-isu nasional; berkaitan dengan kebijakan, hukum dan politik, bencana, musik, hingga rumor atau isu seputar selebriti.15 Beberapa rangkaian peristiwa yang terjadi sepanjang tahun 2015 seperti kasus Engeline, #SaveKPK, #SaveGojek, #MelawanAsap, hingga kasus 'Papa Minta Saham' yang ramai diperbincangkan menjelang akhir tahun, mewarnai linimasa Twitter dan berhasil menjadi pemberitaan populer di media massa Indonesia. Kompas TV merupakan salah satu stasiun televisi swasta yang ada di Indonesia. Kompas TV aktif menggunakan media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, YouTube, dan Google+. Selain itu, penulis juga melihat bagaimana Kompas TV beberapa kali ikut menyoroti isu-isu yang ramai diperbincangkan di media sosial dan menjadikannya sebagai agenda pemberitaan. Penulis kemudian mencoba menyoroti pemberitaan di Kompas TV periode
14
PeerReach. 4 ways how Twitter can keep growing, 7 November 2013. http://blog.peerreach.com/2013/11/4-ways-how-twitter-can-keep-growing/ diakses pada 22 April 2015 pukul 00.27 WIB 15 Viva. Gurihnya Trending Topics, 10 Oktober 2014. http://sorot.news.viva.co.id/news/read/546948-gurihnya-trending-topics diakses pada 26 Juli 2016 pukul 13.03 WIB
7
Oktober-Desember 2015, khususnya terkait isu-isu nasional seputar kebijakan, hukum dan politik. Pengamatan dilakukan selama tiga bulan supaya informasi yang diperoleh menjadi lebih jelas dan beragam. Karenanya, penelitian ini membahas media sosial, khususnya Twitter, dalam menentukan agenda pemberitaan di media konvensional, dengan mengambil studi kasus terhadap pemberitaan di Kompas TV periode Oktober-Desember 2015. 1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang dapat
dipaparkan,
yakni
"Bagaimana
Trending
Topic
Twitter
Menentukan Agenda Pemberitaan di Media Konvensional?" 1.3
Identifikasi Masalah Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulis merinci permasalahan yang akan diteliti: 1. Bagaimana Kompas TV memandang trending topic di Twitter? 2. Bagaimana trending topic Twitter menentukan agenda pemberitaan di Kompas TV?
1.4
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penulisan ilmiah ini adalah: 1. Mengetahui pandangan Kompas TV terhadap trending topic di Twitter. 2. Mengetahui
trending
topic
pemberitaan di Kompas TV.
Twitter
dalam
menentukan
agenda
8
1.5
Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis Penelitian ini secara umum diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu komunikasi, khususnya teknologi komunikasi baru (new media), melalui media sosial, dalam menentukan suatu agenda pemberitaan di media konvensional. 1.5.2 Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini dapat digunakan untuk referensi bagi masyarakat, khususnya para pengguna media sosial, dalam memanfaatkan media sosial sebagai sarana penyampai pesan yang efektif. Penelitian ini juga dapat menjadi acuan bagi para praktisi komunikasi, khususnya di bidang jurnalistik, dalam hal memanfaatkan media sosial sebagai sumber informasi dan alat verifikasi. Penelitian ini akhirnya diharapkan pula dapat menjadi pedoman serta pijakan untuk penelitian sejenis di masa mendatang.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Tinjauan Teoritis 2.1.1 Komunikasi Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna.16 Definisi komunikasi telah banyak ditulis oleh para ahli dengan beraneka ragam fokusnya. Ini disebabkan perbedaan perspektif dalam melihat komunikasi sebagai fenomena sosial. Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society, cara yang baik menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Paradigma Lasswell menunjukkan bahwa komunikasi pada dasarnya meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan, yaitu komunikator (source/sender), pesan (message), media (channel/media), komunikan (receiver/recipient/communicate) dan efek (impact/influence). Berdasarkan paradigma tersebut komunikasi dapat diartikan sebagai proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media dan menimbulkan efek tertentu.17
16
Onong Uchjana Effendy. Komunikasi: Ilmu, Teori dan Praktek. Bandung: PT. Rosdakarya. 1999. Hal. 9 17 Ibid. Hal. 10
9
10
Onong Uchjana Effendy, dalam bukunya, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, menyebutkan tujuan-tujuan komunikasi sebagai berikut:18 1. Mengubah sikap (to change the attitude) 2. Mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion) 3. Mengubah perilaku (to change the behavior) 4. Mengubah masyarakat (to change the society) Secara singkat dapat dinyatakan bahwa tujuan dari komunikasi ialah mengharapkan pengertian, dukungan, gagasan, dan tindakan. 2.1.1.1 Media Sosial sebagai Sarana Komunikasi Sebelumnya telah dijelaskan bahwa media sosial merupakan sekelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content.19 Media sosial memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dengan media lain, yaitu:20 1. Konten oleh pengguna (user generated content) Tidak sekadar menggunakan, para pengguna media sosial adalah partisipan,
penulis,
mengomentari
18
sekaligus
pembuat
konten.
Bahkan
blog atau membalas pesan seseorang juga
Onong Uchjana Effendy. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti. 2005. Hal 55 19 Boundless. Op.cit. 20 http://inklingmedia.net/social-media/elements-of-social-media/ diakses pada 8 April 2015 pukul 12.06 WIB (meet-up class "Peran Social Media dalam Diseminasi Berita" di Social Media Week (SMW) 2015 oleh Wicaksono (@ndorokakung) dan Dr. Imam Prasodjo, Dosen Tetap FISIP Universitas Indonesia)
11
menjadikannya sebuah konten. Inilah yang dikenal dengan Web 2.0. 2. Terjadi percakapan (conversation) Ini bukanlah komunikasi searah. Apa pun yang di-posting seseorang melalui media sosial berpotensi dimulainya suatu percakapan.
Seperti
dalam
kehidupan
nyata,
anda
dapat
berkontribusi sedikit atau sebanyak yang anda suka, sehingga terjadi percakapan. 3. Menjalin hubungan (build and maintain relationships) Media sosial memungkinkan para penggunanya untuk tetap terhubung dengan teman-teman yang ada, atau bahkan mencari teman baru dengan minat yang sama. 4. Cara berkomunikasi (communication) Komunikasi kini bisa terjalin melalui email, pesan teks, atau melalui akun Facebook dan Twitter. Pengguna bahkan dapat berbagi informasi atau melakukan kontak dengan beberapa orang pada waktu yang sama. 5. Berbagi informasi (information sharing) Pengguna dapat berbagi informasi menarik dengan ratusan atau ribuan orang sekaligus. 6. Fokus pada sebuah komunitas (community/consumer focused) Media sosial adalah tentang membangun komunitas, komunitas yang menentukan kondisi dan ruang lingkup kontennya.
12
Tidak hanya untuk berinteraksi atau berbagi informasi, karakteristik tersebut juga menjadikan media sosial sebagai salah satu wadah yang efektif digunakan publik untuk menyampaikan opini atau pendapat. Para ahli menyatakan bahwa internet saat ini sudah berfungsi sebagaimana ruang publik di mana opini seseorang bisa disebarkan melalui beragam saluran media sosial dan membentuk opini publik yang kemudian mempengaruhi peliputan media.21 Media generasi baru ini diindikasikan sebagai revolusi baru media yang memberi ruang kepada orang awam untuk beraspirasi atau bersuara. Jika dalam kehidupan sehari-hari publik tidak bisa menyampaikan pendapat secara langsung dan terbuka karena satu dan lain hal, maka tidak jika menggunakan media sosial. Kehadiran media sosial bahkan dinilai mampu menyuarakan suara-suara yang sebelumnya tidak pernah terdengar.22 2.1.2 Twitter Menurut situs resminya, https://twitter.com/, Twitter adalah layanan yang memfasilitasi teman, keluarga, dan rekan kerja untuk berkomunikasi dan tetap terhubung melalui pertukaran pesan yang cepat dan berkala. Pada peluncurannya di tahun 2006, Twitter hadir dan memicu penggunanya dengan pertanyaan “What are you doing?” Lalu berubah menjadi “What’s happening?” pada November 2009. Di tahun 2012 platform Twitter 21
Maybi Prabowo. 2015. Dinamika Agenda-Setting dan Terbentuknya Reversed Agenda-Setting. Universitas Indonesia. 22 Joseph R. Dominick. The Dynamics of Mass Communication: Media in the Digital Age. New York: McGraw-Hill. 2009. Hal. 286
13
kemudian digambarkan sebagai “jaringan informasi real-time yang menghubungkan penggunanya kepada peristiwa terbaru, ide, pendapat dan berita yang dianggap menarik.” Beberapa peneliti menemukan bahwa tujuan orang berkomunikasi melalui Twitter di antaranya bisa dikategorikan sebagai obrolan sehari-hari, percakapan, berbagi tautan, dan menyampaikan suatu peristiwa.23 Pengguna Twitter dapat berbagi dan menyebarkan pesan (tweet) berupa foto, video, serta tautan hingga 140 karakter.24 Penggunaannya pun terbilang mudah, hanya diperlukan koneksi internet dan smartphone untuk dapat mengakses Twitter dan tergabung di dalamnya. Dalam praktiknya, ada penggunaan beberapa istilah yang dipakai untuk menanggapi tweet seperti RT (retweet), yang memudahkan setiap pengguna menyebarluaskan informasi pilihan mereka kepada followers di luar jangkauan pemilik akun yang melakukan kicauan (tweet) awal. Kemudian penggunaan '@' (mention) diikuti oleh username (nama identitas pengguna), dan '#' (hashtag/tagar) diikuti dengan kata. Penggunaan tanda '#' sekaligus bermaksud untuk mengelompokkan tweet dan menghubungkan pengguna dengan topik sejenis. Selain itu, Twitter juga dilengkapi dengan fitur search, di
mana
pengguna dapat mengetahui informasi yang beredar pada Twitter terkait
23
Hardanto Subagyo, Direktur Bisnis KOMPAS, dalam community meet-up "Kunci Eksistensi: Konversi Noise Menjadi Voice" di Social Media Week(SMW) 2015. http://socialmediaweek.org/jakarta/2015/02/24/kunci-eksistensi-konversi-noise-menjadi.voice/ 24 Joanna C. Dunlap & Patrick R. Lowenthal. 2009. Tweeting the Night Away: Using Twitter to Enhance Social Presence.
14
topik-topik tertentu, yakni dengan menyoroti frasa dan kata kunci serta melakukan pencarian untuk melihat bagaimana pengguna lain menggunakan frasa dan kata-kata tersebut dalam tweet mereka.25 2.1.2.1 Pengguna Twitter Twopcharts memprediksi total pengguna Twitter hingga April 2014 berjumlah 974 juta.26 Para pengguna Twitter secara geografis tersebar di semua benua (dengan Amerika Utara, Eropa, dan Asia sebagai pengguna Twitter tertinggi di dunia). Tidak seperti pada kebanyakan situs jejaring sosial lainnya, hubungan followers (pengikut) dan following (yang diikuti) pada Twitter sifatnya tidak timbal balik.27 Seorang pengguna dapat mengikuti pengguna lain, namun pengguna yang diikuti tidak harus mengikuti kembali. Menjadi pengikut seseorang di Twitter berarti menerima semua pesan orang yang diikuti. Umumnya akun-akun yang memiliki followers (pengikut) terbanyak di Twitter bukanlah perusahaan atau organisasi media, tetapi individu yang sebagian besar adalah kalangan selebriti. Mereka berkomunikasi langsung dengan jutaan followers melalui tweet, baik dikelola oleh mereka sendiri atau melalui publicist, sehingga fungsi media sebagai perantara yang membatasi selebriti dan penggemar 25
Jackson Thorndyke. 2008. The Role of Agenda Setting in Social Media: A Look at the Relationship Between Twitter and The Mass Media's Agenda. Elon University. 26 The Wall Street Journal. Report: 44% of Twitter Accounts Have Never Sent a Tweet, 11 April 2014. http://blogs.wsj.com/digits/2014/04/11/new-data-quantifies-dearth-of-tweeters-ontwitter/ diakses pada 5 November 2014 pukul 09.57 WIB 27 Haewoon Kwak, et al. 2010. What is Twitter, a Social Network or a News Media? International World Wide Web Conference Committee (IW3C2).
15
semakin berkurang. Selain itu, di samping selebriti terdapat pula kelompok individu baru seperti blogger, penulis, jurnalis, dan para ahli yang menempati posisi penting di Twitter, dalam beberapa kasus menjadi lebih menonjol (setidaknya dalam jumlah followers) dari public figure pada umumnya, seperti entertainer maupun pejabat. 28 2.1.2.2 Karakteristik Twitter Twitter
sebagai
new
media
memiliki
karakteristik
sebagaimana yang dijabarkan Lister:29 1. Digitality Twitter menggunakan sistem digitalisasi. Berbagai format yang dikirimkan penggunanya secara sederhana mengalami proses digitalisasi sehingga menjadi tampilan seperti yang tertera di halaman Twitter. Teks tersampaikan, foto tersebar di mana pun dan kapan pun. 2. Interactivity Twitter
memungkinkan
pesan
atau
tweet
penggunanya
terhubungkan dengan tweet pengguna lain. Interaktivitas inilah yang membedakan dengan media konvensional. 3. Dispersality Adanya bias antara mana yang menjadi produsen informasi dan mana yang menjadi konsumennya, karena semuanya saling terkait.
28
Shaomei Wu, et al. 2011. Who Says What to Whom on Twitter. International World Wide Web Conference Committee (IW3C2). 29 Dibyareswari Utami Putri. Op.cit.
16
4. Virtuality Twitter memberikan pengalaman bagi penggunanya melalui interaksi dengan pesan-pesan yang disampaikan secara virtual, yang biasanya disampaikan lewat komputer ataupun telepon genggam. 2.1.2.3 Konten Twitter Konten-konten yang terdapat pada Twitter di antaranya: 1. Laman utama (home). Pada halaman utama terlihat kumpulan kicauan (tweets) dari orang-orang yang diikuti (following). Konten ini lebih dikenal dengan istilah time-line (TL). 2. Profil (profile). Laman ini menampilkan data diri serta tweets yang sudah pernah dikirim. 3. Pengikut (follower). Pengikut adalah pengguna lain yang ingin menjadikan kita sebagai teman. Bila pengguna lain menjadi pengikut akun seseorang, maka kicauan orang yang ia ikuti tersebut akan muncul pada time-line. 4. Mengikuti (following). Kebalikan dari follower, following yaitu mengikuti pengguna lain agar kicauan yang dikirim oleh orang yang diikuti tersebut muncul pada time-line. 5. Pemberitahuan (notifications). Menampilkan tweets, interaksi atau aktivitas yang terjadi antara anda dengan pengguna lainnya. 6. Favorit (favorite). Merupakan kumpulan tweet yang telah ditandai oleh pemilik akun sebagai favorit. Kicauan ditandai sebagai favorit
17
agar tidak hilang dari laman, dan agar dapat dibaca kembali dengan mudah di lain waktu. Menandai tweet dengan favorit juga membantu tweet menjadi lebih mudah untuk dilacak. 7. Pesan langsung (direct messages). Fungsi direct messages sama halnya dengan SMS (short message service) karena pengiriman pesan langsung antar pengguna tanpa ada pengguna lain yang bisa melihat pesan tersebut kecuali pengguna yang dikirimi pesan. Pengiriman direct messages (DM) hanya bisa dilakukan kepada akun yang mengikuti (follow) akun seseorang. Dengan maksud bahwa pengirim DM haruslah orang yang dikenal. 8. List. Mengelompokkan following ke dalam satu grup sehingga memudahkan pengguna untuk melihat secara keseluruhan para pengguna (users) yang diikuti. 9. Trending topics. Daftar sepuluh topik hangat yang tengah ramai diperbincangkan oleh banyak pengguna Twitter dalam waktu yang bersamaan. Daftar trending topics diperbarui setiap beberapa menit, khususnya ketika terdapat beberapa topik baru yang menjadi populer. Penggunaan '#' (hashtag/tagar) dinilai memiliki pengaruh dalam menciptakan trending topics. Selain itu, trending topics (TT) pada Twitter juga dipengaruhi oleh tweet sumber media berita yang di-retweet para pengguna Twitter. Maka tidak heran jika topik yang bertahan lama biasanya adalah breaking news, berita seputar selebriti, dan event berskala internasional.
18
Trending topics disesuaikan hampir di seluruh kota dan negara di dunia. Trending topics worldwide misalnya, menampilkan trending topics dari seluruh kawasan di dunia. Untuk trending topics di negara tertentu, Indonesia misalnya, trending topics bisa dilihat di beberapa kawasan seperti Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, Semarang, Medan, Makassar, dan lain-lain. Menurut Pear Analytics, kicauan pada Twitter di antaranya berisikan:30 1. Berita (news), potongan berita dari stasiun berita seperti CNN, Fox, dan lain-lain. 2. Spam, bila diberikan contoh, spam tweet bisa berisikan “see how I got 3.000 followers in one day,” yang biasanya diikuti dengan link tertentu yang menghubungkan dengan iklan atau virus. 3. Promosi diri (self-promotion), tweet perusahaan tentang produk, servis, atau promo. 4. Celoteh tidak berarti (pointless babble), jenis tweet ini bila dicontohkan seperti “saya makan sandwich sekarang.” 5. Percakapan (conversational), merupakan tweet dua arah antar pengguna Twitter berupa percakapan ringan, atau tweet yang mencoba melibatkan followers seperti pertanyaan atau polling. 6. Pesan berulang (pass-along value), kicauan yang menggunakan "RT" di dalamnya. 30
Pear Analytics. Twitter Study – August 2009. https://www.pearanalytics.com/wpcontent/uploads/2012/12/Twitter-Study-August-2009.pdf
19
Pada awal 2013, pengguna Twitter mengirimkan lebih dari 340 juta kicauan per hari, dan Twitter menangani lebih dari 1,6 miliar permintaan pencarian per hari.31 Hal ini membuat Twitter menduduki peringkat kedua sebagai situs jejaring sosial paling populer di dunia.32 Pengguna Twitter umumnya akan menjadi lebih aktif ketika ada peristiwa-peristiwa populer terjadi. Sebagai contoh, rekor penggunaan Twitter tercatat pada Piala Dunia 2010, ketika penggemar menulis 2.940 kicauan per detik setelah Jepang mencetak gol ke gawang Kamerun pada tanggal 14 Juni 2010. Rekor ini dipatahkan ketika 3.085 kicauan dikirim per detiknya oleh pengguna yang merayakan kemenangan LA Lakers di Final NBA 2010 pada tanggal 17 Juni 2010.33 Saat penyanyi pop Amerika, Michael Jackson, meninggal dunia pada tanggal 25 Juni 2009, server Twitter turun dan melemah karena puluhan juta pengguna memperbarui status mereka untuk menuliskan kata "Michael Jackson" pada tingkat kicauan sekitar 100.000 tweets per jam.34 2.1.3 Komunikasi Massa Secara sederhana komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang 31
Twitter. Twitter turns six, 21 Maret 2012. https://blog.twitter.com/2012/twitter-turns-six diakses pada 5 November 2014 pukul 10.05 WIB 32 eBizMBA. Top 15 Most Popular Social Networking Sites. http://www.ebizmba.com/articles/social-networking-websites diakses pada 5 November 2014 pukul 10.20 WIB 33 The New York Times. Sports Fans Break Records on Twitter, 18 Juni 2010. http://bits.blogs.nytimes.com/2010/06/18/sports-fans-break-records-on-twitter/ diakses pada 5 November 2014 pukul 10.37 WIB 34 BBC. Web slows after Jackson’s death, 26 Juni 2009. http://news.bbc.co.uk/2/hi/technology/8120324.stm diakses pada 5 November 2014 pukul 10.37 WIB
20
(mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people).35 Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan, dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan media. Sedangkan media massa sendiri merupakan institusi atau lembaga yang memiliki kegiatan produksi budaya dan informasi yang dilaksanakan oleh berbagai tipe komunikasi massa untuk disalurkan kepada khalayak sesuai dengan peraturan dan kebiasaan yang berlaku. Komunikasi massa terdiri dari beberapa karakteristik berikut: 1. Komunikasi massa berlangsung satu arah (one way communication) Adanya jarak ruang dan waktu yang memposisikan komunikator untuk tidak bisa menerima respon langsung atau tertunda dari komunikan. Oleh karena itu umumnya komunikator pada komunikasi massa senantiasa melakukan persiapan guna mencapai proses komunikasi yang efektif. Artinya sekali pesan itu disampaikan, maka tidak ada proses langsung untuk memperbaiki pesan yang sudah disampaikannya itu. 2. Komunikator pada media massa lebih melembaga Seorang komunikator tidak bisa bertindak atas nama diri sendiri. Sebagai konsekuensi dari sifat komunikator yang melembaga itu, maka peranannya dalam proses komunikasi ditunjang oleh orang lain. Kemunculannya dalam media komunikasi tidak sendirian, melainkan bersama orang lain. 35
Elvinaro Ardianto & Lukita Komala Erdinaya. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2007. Hal. 3
21
3. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum Pesan yang disampaikan pada proses komunikasi massa bersifat umum (public), pesan itu lahir untuk semua golongan. Apabila pesan itu muncul untuk satu kepentingan atau golongan saja maka proses penyebaran pesan dalam kegiatan komunikasi seperti itu tidak bisa dikatakan sebagai bentuk komunikasi massa. 4. Media yang digunakannya menimbulkan keserempakan Ciri lain dari komunikasi massa adalah sifatnya yang serentak pada semua khalayak dalam menerima pesan-pesan yang disebarkan itu. 5. Komunikan pada komunikasi massa bersifat heterogen Bersifat umum, maka khalayak yang menerima pesan itu pun akan beragam, sifat pesannya yang disebarkan secara serentak itu, maka khalayak yang menerima pesan itu jelas pula beraneka ragam (heterogen). Dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (surat kabar, majalah, televisi, radio dan film) dan memiliki karakteristik tersendiri. Pesan-pesan yang di produksi secara massal disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim, dan heterogen. 2.1.4 Media Konvensional Media
konvensional
adalah
media
komunikasi
yang
masih
menggunakan teknologi analog sebagai alat untuk mengirimkan dan menerima pesan komunikasi dari komunikator kepada komunikan. Media
22
konvensional ini memiliki kemampuan untuk menyebarluaskan pesan komunikasi kepada masyarakat luas dalam waktu yang relatif singkat. Oleh sebab itu, media konvensional juga dikenal sebagai media massa, karena kemampuannya dalam menyebarkan pesan kepada masyarakat luas (massa). Selain mampu menyebarkan pesan komunikasi dengan luas, terdapat pula beberapa karakteristik lain dari media konvensional, di antaranya adalah pesan komunikasi dikirimkan dengan cepat dan serentak, arus komunikasi berjalan satu arah, serta minimnya interaksi antara komunikator dan komunikan. Media massa dalam konteks jurnalistik pada dasarnya terbatas pada tiga jenis media, yaitu:36 1. Media cetak, yang terdiri dari surat kabar, tabloid, majalah, buletin atau jurnal dan sebagainya. 2. Media elektronik, yang terdiri dari radio dan televisi. 3. Media online, yaitu media internet seperti website, blog, dan lain sebagainya. 2.1.4.1 Fungsi Media Massa Pada dasarnya, media massa memiliki empat fungsi, yakni fungsi edukasi, informasi, hiburan, dan pengaruh. Berikut merupakan penjelasan masing-masing dari fungsi tersebut:37 1. Fungsi edukasi, yaitu media massa berfungsi sebagai agen atau media yang memberikan pendidikan kepada masyarakat, sehingga 36 37
Syarifudin Yunus. Jurnalistik Terapan. Bogor: Ghalia Indonesia. 2010. Hal. 27 Djafar H. Assegaff. Jurnalistik Masa Kini. Jakarta: Ghalia Indonesia. 1991. Hal. 50
23
keberadaan media massa tersebut menjadi bermanfaat karena berperan sebagai pendidik masyarakat. Oleh karena itu, lewat setiap program acara yang ada, media massa diharapkan memberikan pendidikan kepada masyarakat. 2. Fungsi informasi, yaitu media massa berperan sebagai pemberi atau penyebar berita kepada masyarakat atau komunikatornya, media elektronik misalnya memberikan informasi lewat acara berita, atau informasi lain yang dikemas lewat acara ringan sehingga media massa berperan bagi menambah wawasan ilmu pengetahuan. 3. Fungsi hiburan, yaitu media massa berperan menyajikan hiburan kepada komunikatornya atau dalam hal ini masyarakat luas. Hiburan tersebut misalnya acara musik, komedi, dan lain sebagainya. 4. Fungsi pengaruh, yaitu bahwa media massa berfungsi memberikan pengaruh kepada masyarakat luas lewat acara atau berita yang disajikannya, sehingga dengan adanya media massa diharapkan masyarakat dapat terpengaruh oleh berita yang disajikan. Misalnya, ajakan pemerintah untuk mengikuti pemilihan umum (pemilu), maka diharapkan masyarakat akan terpengaruh dan semakin berpartisipasi bagi kegiatan pemilu. 2.1.5 Berita Berbicara tentang media massa tentunya tidak lepas dari pemberitaan. Memiliki kata dasar 'berita', berasal dari bahasa Sansekerta vrit yang berarti
24
ada atau terjadi. Ada juga yang menyebut dengan vritta, artinya kejadian atau yang telah terjadi. Vritta dalam bahasa Indonesia kemudian menjadi berita atau warta.38 Dalam buku Here’s The News yang dihimpun oleh Paul De Maeseneer, berita didefinisikan sebagai informasi baru tentang kejadian yang baru, penting, dan bermakna (significant), yang berpengaruh pada para pendengarnya serta relevan dan layak dinikmati oleh mereka.39 Sedangkan menurut Mitchel V. Charnley, berita adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting, dan menarik bagi sebagian pembaca serta menyangkut kepentingan mereka.40 Definisi berita lainnya datang dari James A. Wollert, menurutnya berita merupakan apa saja yang ingin dan perlu diketahui oleh orang atau lebih luas lagi oleh masyarakat. Dengan melaporkan berita, media massa memberikan informasi kepada masyarakat mengenai apa saja yang mereka butuhkan.41 Namun, dalam jurnalistik informasi belum dapat disebut sebagai berita. Sebuah berita lazimnya mengandung unsur 5W+1H (what, who, when, where, why, dan how). Dengan kata lain, secara sederhana, berita sudah pasti mengandung unsur 5W+1H dan di dalamnya terkandung informasi penting.
38
Totok Djuroto. Manajemen Penerbitan Pers. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2003. Hal. 1 Helena Olii. Berita dan Informasi: Jurnalistik Radio. Jakarta: Indeks. 2007. Hal. 27 40 Asep Syamsul Romli. Jurnalistik Praktis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2009. Hal. 5 41 Haris Sumadiria. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2006. Hal. 64 39
25
2.1.5.1 Karakteristik Berita Sedikitnya ada tujuh kriteria yang mengidentifikasikan berita: 1. Audience Tidak ada pendengar atau pembaca yang benar-benar sama. Sebuah berita mungkin lebih berarti bagi seseorang daripada yang lainnya. Oleh karena itu, penting bagi penulis untuk memikirkan siapa yang akan membaca atau mendengar apa yang kita tulis. Seyogianya, penulis mempertimbangkan aspek kultural, sosial dan ekonomi sebuah masyarakat pembaca. 2. Impact Akibat yang bermanfaat dari suatu berita. Seberapa banyak orang yang terpengaruh berita dan seberapa serius mereka terpengaruh akan menentukan pentingnya berita. 3. Proximity Biasanya suatu kejadian bisa menjadi berita lebih besar jika terjadi di seputar anda daripada peristiwa yang jaraknya lebih dari 1000 km dari anda sendiri. 4. Timeliness Berita hari ini akan basi pada esok hari. Namun, karena cepatnya pelaporan
berita
maka
surat
kabar
dan
majalah
lebih
mengonsentrasikan mengenai berita bagaimana dan mengapa sesuatu terjadi dan kurang memberi tempat kepada apa yang telah terjadi.
26
5. Prominence Keterlibatan 'orang terkenal' dalam suatu peristiwa. 6. Unusualness Hal tidak biasa membuat sesuatu menjadi berita. Ada ungkapan "anjing menggigit manusia bukan berita tetapi manusia menggigit anjing, itulah berita." 7. Conflict Konflik membuat berita menjadi menarik dan keingintahuan orang akan akhir cerita mendorong orang membaca atau mendengar berita. 2.1.5.2 Sumber Berita Berdasarkan materi isinya, sumber berita diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok, yaitu:42 1. Paper Trail Sumber berita yang tertulis atau tercetak. Bentuknya berupa press release, makalah dan dokumen. Khusus untuk teknik penggalian dokumen, seorang wartawan mesti paham benar apakah dokumen yang diperolehnya dapat dipublikasikan atau tidak. 2. People Trail Orang sebagai narasumber merupakan satu di antara mata rantai kegiatan jurnalisme yang penting. Tanpa narasumber tidak
42
Ibid. Hal. 98
27
mungkin kegiatan jurnalisme berjalan. Terutama untuk keperluan konfirmasi data demi akurasi dan kelengkapan berita. 3. Electronic Trail Sumber dari perangkat elektronik seperti internet tengah marak menjadi penting dewasa ini. Dalam menggali sumber di internet diperlukan
kehati-hatian
karena
ketidakjelasan
eksistensi
narasumber. Wartawan harus melakukan pengecekan kembali mengingat internet telah menjadi ruang publik yang terbuka bagi siapa saja untuk memberikan informasi. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa proses pencarian berita dapat dilakukan dengan cara turun ke lapangan langsung dan melakukan wawancara kepada narasumber. Pencarian informasi harus dilakukan secara detail, bisa juga dengan memanfaatkan media seperti internet. Data dan fakta yang diperoleh kemudian diolah menjadi berita yang lengkap dan akurat sebelum akhirnya dipublikasikan ke khalayak. 2.1.6 Twitter dan Ruang Redaksi Sebelumnya telah dipaparkan bahwa Twitter merupakan salah satu bentuk media sosial yang sengaja dirancang khusus oleh setiap penggunanya untuk dapat berbagi dengan lebih mudah.43 Twitter memungkinkan penggunanya untuk dapat saling berbagi informasi serta konten, seperti foto atau video secara bersamaan kapan pun dan di mana 43
Sweeney S. & Craig. 2011. Social Media for Business: 101 Ways to Grow Your Business without Wasting Your Time. Canada: Maximum Press.
28
pun. Twitter ini juga kemudian dimanfaatkan oleh banyak pihak untuk dijadikan sebagai media penyebarluasan informasi, sarana protes, kampanye politik, dan sebagainya. Keberadaan Twitter sendiri dinilai telah memberikan bantuan yang positif bagi ruang redaksi. Penelitian yang dilakukan dosen jurnalistik dan media massa Universitas Bakrie, Aryo Subarkah Eddyono, 44 menunjukkan bahwa keberadaan Twitter merupakan awal atau pintu masuk untuk mendalami isu yang berbuntut pada produksi berita. Ketika terjadi suatu peristiwa, pihak-pihak yang terlibat dan tertarik akan mengirim tweet untuk dibaca oleh orang lain. Para praktisi media konvensional memonitor perbincangan yang terjadi di Twitter dan memprediksi bahwa ini akan menjadi berita yang besar. Kemudian mereka akan melakukan investigasi mendalam, mencari informasi lengkap serta analisis dari orang yang dianggap punya otoritas, sebelum akhirnya disebarluaskan kepada khalayak melalui tayangan berita. Di sisi lain disebutkan bahwa keberadaan Twitter juga dinilai sangat membantu dalam menganalisa topik apa saja yang menarik diberitakan untuk mendongkrak jumlah peminat (pembaca, pendengar, atau penonton). Jika suatu isu masih menjadi perbincangan yang hangat di Twitter, berarti peluang untuk mendapatkan peminat juga besar. Ini akan terjadi jika redaksi ikut membahas isu hangat yang tengah terjadi. Tak hanya itu, Twitter juga digunakan sebagai pengingat bahwa media yang bersangkutan telah meng44
Aryo Subarkah Eddyono. 2013. Twitter: Kawan, Sekaligus Lawan bagi Redaksi Berita. Journal Communication Spectrum, Vol. 3 No. 1.
29
update berita atau sebagai sarana interaksi antara media dengan pengikutnya.
Media Sumber Informasi Awal
TWITTER
Analisis Trending Topics
Media Update Berita (sosialisasi-interaksi)
Gambar 2.1 Peran Twitter di News Room (Sumber: Eddyono, 2012)
Secara lebih rinci, keberadaan Twitter di ruang redaksi dapat digambarkan sebagai berikut: SUMBER INFORMASI ATAU BERITA
PROSES PELIPUTAN (GATHERING)
Twitter berperan sebagai penyampai informasi awal, sekaligus memantau tren isu
Twitter akan terus dipantau untuk mengamati dinamika isu
TAYANG ATAU TERBIT
EDITING
Twitter berperan sebagai media sosialisasi sekaligus melihat respon pembaca dan mengukur tren
Oleh pejabat redaksi berwenang, Twitter dipantau untuk mengamati dinamika isu, sebelum berita siap naik atau tayang
Gambar 2.2 Twitter dalam Proses Pemberitaan (Sumber: Eddyono, 2012)
30
Gambar 2.2 menunjukkan bahwa Twitter selalu ada di berbagai proses pemberitaan, mulai dari pencarian informasi hingga penayangan. Sebagai media yang mampu menyampaikan informasi awal, Twitter kerap diakses oleh jurnalis baik yang berada di luar redaksi maupun yang berada di dalam ruang redaksi. Tak berhenti sampai di situ, dalam proses peliputan (konfirmasi, pengecekan kembali, dan sebagainya), Twitter masih terus diakses. Bahkan setelah tulisan dari jurnalis di lapangan masuk ke ruang redaksi untuk diedit atau diverifikasi pejabat redaksi (editor, redaksi, dan sebagainya), Twitter tetap diakses untuk mengamati dinamika isu. Akhirnya, pasca tayang atau terbit, Twitter masih terus dipantau untuk melihat respons pembaca. Di sisi lain, Twitter digunakan sebagai media sosialisasi bahwa media yang bersangkutan telah meng-update berita baru.45 2.1.7 Teori Agenda Setting Penelitian ini menggunakan landasan teori merujuk pada Teori Agenda Setting dengan berfokus pada proposisinya, yakni agenda media, agenda publik, dan isu. Teori Agenda Setting dicetuskan oleh Maxwell McCombs dan Donald Shaw (1972) dengan didasari oleh asumsi bahwa media massa memiliki kekuatan untuk mempengaruhi agenda media kepada agenda publik. “Kita cenderung menilai sesuatu itu penting sebagaimana media massa menganggap hal tersebut penting. Jika media massa menganggap suatu isu
45
Ibid.
31
itu penting, maka kita juga akan menganggapnya penting.” 46 Teori ini menawarkan dasar pemikiran di mana penjelasan atau pemaparan saja tidak cukup, konten media perlu dibuat menonjol sebelum diproses dan diterima oleh publik. Semakin sering media menyajikan suatu isu atau topik, semakin menonjol pula isu tersebut, dan semakin besar pula perhatian publik terhadap isu tersebut. Publik mempelajari isu-isu yang terjadi dan bagaimana mereka diurutkan berdasarkan yang paling penting. Landasan perspektif agenda setting yang diletakkan oleh McCombs & Shaw bertitik tolak dari gagasan peran media massa sebagai pembentuk opini publik yang dikemukakan Walter Lippman dalam tulisannya "Public Opinion." Disebutkan bahwa media merupakan mediator antara “the world outside and the pictures in our heads.”47 Menurut mereka, ada korelasi yang kuat dan signifikan antara apa-apa yang diagendakan oleh media massa dan apa-apa yang menjadi agenda publik. Penyusunan agenda setting menjelaskan tiga proses. Pertama, berita diseleksi, diolah, dan disajikan. Ini dikenal dengan proses gatekeeping. Kedua, menghasilkan agenda media. Ketiga, bagaimana agenda media mempengaruhi pendapat publik tentang isu yang ditonjolkan.48 Bagian terpenting
dari
proses
tersebut
yaitu
bagaimana
menyusun
dan
menghasilkan agenda atau isu yang paling penting hingga yang kurang penting di mata publik. Ini yang kemudian disebut dengan agenda setting 46
Em Griffin. A First Look at Communciation Theory. New York: McGraw-Hill. 2005. Hal. 390 Apriadi Tamburaka. Agenda Setting Media Massa. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2012. Hal. 22 48 Maybi Prabowo. Op.cit. 47
32
dari termuatnya isu-isu oleh media massa. Hasilnya, publik menerima petunjuk dari apa yang penting dalam media kemudian publik memasukkan hal-hal tersebut ke dalam kepentingan mereka pada saat itu. Agenda Media Dearing & Rogers (1987) mendefinisikan agenda media sebagai daftar isu-isu dan peristiwa-peristiwa pada suatu waktu tertentu yang disusun sesuai dengan urutan kepentingannya. Agenda media terdiri dari pokok persoalan, aktor, peristiwa, anggapan dan pandangan yang memanfaatkan waktu dan ruang dalam publikasi yang tersedia untuk disampaikan pada publik (Merheim, 1986:500). Agenda media berkaitan dengan dimensi-dimensi berikut:49 1. Visibility (visibilitas), yaitu jumlah dan tingkat menonjolnya berita. 2. Audience salience, yaitu tingkat menonjol bagi khalayak, relevansi isi berita dengan kebutuhan khalayak. 3. Valence (valensi), yakni menyenangkan atau tidak menyenangkan cara pemberitaan bagi suatu peristiwa. Agenda media, menurut McCombs & Shaw, dapat dilihat dari aspek apa saja yang coba ditonjolkan oleh pemberitaan di suatu media. Bobot penyajian isu untuk surat kabar, misalnya dapat dilihat pada halaman depan, tiga kolom di berita halaman dalam, serta editorial, dilihat sebagai bukti yang cukup kuat bahwa hal tersebut menjadi fokus utama surat kabar tersebut. Dalam majalah, fokus utama terlihat dari bahasan utama majalah
49
Ibid. Hal. 69
33
tersebut. Sementara dalam berita televisi dapat dilihat dari tayangan spot berita pertama hingga berita ketiga, dan biasanya disertai dengan sesi tanya jawab atau dialog setelah sesi pemberitaan. 50 Penentuan atau seleksi yang dilakukan media sehari-harinya juga didasarkan pada politik pemberitaan masing-masing media yang merupakan interpretasi subjektif media massa, termasuk para pekerja media yang terikat dengan situasi organisasi tempat mereka bernaung. Publik menjadi pertimbangan dalam melakukan proses seleksi. Media melakukan seleksi terhadap isu atau peristiwa dengan perkiraan bahwa hal tersebut penting bagi publik. Agenda Publik Agenda publik berhubungan dengan isu-isu yang digambarkan dalam konten atau isi media dan yang kemudian diprioritaskan oleh publik. Kebanyakan isu bisa masuk dalam agenda publik melalui proses repetisi pesan, di mana publik mengenalinya kemudian menempatkannya dalam kepentingannya. Sehingga agenda publik dapat diartikan sebagai daftar dari isu-isu yang telah disusun publik menurut kepentingannya pada suatu kurun waktu tertentu. Dimensi yang berkaitan dengan agenda publik, di antaranya: keakraban (familiarity), penonjolan pribadi (personal salience), dan kesenangan (favorablitiy).51 Dalam penelitian mereka mengenai pemilihan presiden Amerika Serikat tahun 1968, McCombs dan Shaw mengukur 50 51
Em Griffin. Op.cit. Hal. 392 Apriadi Tamburaka. Op.cit. Hal. 69
34
agenda publik berdasarkan isu apa yang didapatkan dari kampanye tersebut. Hasilnya ditemukan bahwa ternyata terdapat kesamaan antara isu yang dibicarakan atau dianggap penting oleh publik dengan isu yang ditonjolkan oleh pemberitaan media massa. Isu Isu (issue) adalah kabar yang beredar di masyarakat yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya disebabkan sumbernya yang tidak jelas (Efendi, 1969). Arief Budiman (2004) dalam Kamus Idiom InggrisIndonesia menyebutkan at issue atau in issue adalah yang diperdebatkan dalam pandangan yang saling berbeda. Sedangkan Onong U. Effendy, dalam Kamus Komunikasi (1989) menyebutkan issue adalah kabar yang beredar
di
masyarakat
yang
tidak
dapat
dipertanggungjawabkan
kebenarannya disebabkan sumbernya yang tidak jelas. Dapat disimpulkan bahwa isu terjadi akibat perdebatan atau perselisihan karena pandangan yang berbeda dari setiap individu.52 Isu dapat dijabarkan ke dalam lima penafsiran, yaitu:53 1. Concern atau masalah yang menjadi perhatian pribadi publik. 2. Perception of key problem atau persepsi dan penjabaran-penjabaran dari masalah yang dihadapi masyarakat. 3. Penyebaran tentang kemungkinan yang mesti dipilih oleh publik, setuju atau tidak setuju terhadap suatu kebijakan. 52 53
Helena Olii & Novi Erlita. Op.cit. Hal. 110 Kharisma Nasionalita. 2013. Hubungan Agenda Media dengan Media Online dengan Agenda Publik Mahasiswa (Studi Korelasi Agenda Media Online Newspaper kompas.com dengan Agenda Publik Mahasiswa Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada tentang Isu Korupsi di Indonesia). Universitas Gadjah Mada.
35
4. Public controversy, suatu masalah yang mengandung pro dan kontra dalam masyarakat. 5. Alasan atau faktor-faktor yang menjadi penentu jalan keluar dalam suatu kesenjangan politik. 2.1.7.1 Agenda Setting dalam Konteks Media Sosial Teori Agenda Setting berkembang pada dekade 60-an, ketika belum ada internet. Berbeda dengan perkembangan teknologi yang terjadi saat ini, di mana lanskap media modern dihuni oleh bloggers, jurnalis warga (citizen journalists), pengguna media sosial, seperti Facebook dan Twitter, yang setara dengan media massa pada umumnya. Kini, siapa pun bisa menjadi simpul dalam proses produksi media. Lalu apakah ini mengubah sifat agenda setting? Menurut teori, media massa mempengaruhi prioritas atau kepentingan publik dengan menyalurkan perhatian mereka kepada isu-isu tertentu. Namun, dengan munculnya Web 2.0 atau media sosial, apakah media massa konvensional masih relevan mengatur agenda untuk publik – atau apakah peran itu telah bergeser? Para ilmuwan telah menyelidiki pertanyaan mengenai pergeseran fungsi agenda setting ini, mengamati pengaruh blog dalam siklus media atau hilangnya fungsi gatekeeper di media konvensional. Seperti misalnya bloggers, memiliki platform yang jauh lebih besar dari beberapa media lokal, keberadaan media cetak yang terus mengalami kemerosotan. Hal ini menunjukkan bahwa media sosial
36
adalah suatu terobosan, sebuah platform di mana orang awam dapat ikut menentukan isu-isu penting bagi pembicaraan publik. Media massa konvensional mulai menerima perubahan yang terjadi; menjadi lebih fleksibel, beradaptasi terhadap perubahan dalam tataran media, bahkan memanfaatkan keberadaan media sosial itu sendiri. Menurut Messner dan Distato (2008), media konvensional rutin mengutip blog sebagai sumber, dan juga sebaliknya, blog kebanyakan bergantung pada media konvensional untuk informasi. Jelas bahwa keberadaan media massa dan media sosial saling mempengaruhi, bahkan menguntungkan satu sama lain.54 2.2
Kerangka Berpikir Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini yaitu mengenai trending
topic Twitter dalam menentukan agenda pemberitaan di media konvensional. Menyoroti pemberitaan di Kompas TV periode Oktober-Desember 2015 dan dengan berfokus pada isu, agenda media, serta agenda publik atau khalayak yang terepresentasikan melalui trending topic Twitter. Teori yang digunakan adalah Teori Agenda Setting, yang dicetuskan oleh McCombs & Shaw (1972). Teori ini didasari oleh asumsi bahwa media massa memiliki kekuatan untuk mempengaruhi agenda media kepada agenda publik. Ada korelasi yang kuat dan signifikan antara apa-apa yang diagendakan oleh media massa dan apa-apa yang menjadi agenda publik.
54
Sorin Adam Matei. Does agenda setting theory still apply to social media? 28 Juli 2010. http://matei.org/ithink/2010/07/28/does-agenda-setting-theory-apply-to-social-media/ diakses pada 8 Mei 2015 pukul 20.23 WIB
37
Penulis mengamati trending topics Twitter periode Oktober-Desember 2015 dan melihat ada atau tidaknya kecenderungan Kompas TV mengangkat isu atau topik yang berada di jajaran trending topics Twitter ke dalam agenda pemberitaannya. Menonjolnya suatu isu merupakan konsep penting dalam penentuan agenda. Isu dalam hal ini bisa jadi isu yang memang berasal dari media massa atau isu yang berawal di media sosial. Terdapat pula tahapan-tahapan atau proses redaksional yang dilakukan redaksi Kompas TV sebelum menentukan agenda pemberitaan dan melakukan penyiaran terhadap publik. Lebih jelasnya, pembahasan teori dan sistematika penelitian dapat dilihat pada bagan kerangka berpikir berikut:
Isu
Isu yang berasal dari media massa atau isu yang berawal di media sosial
Trending Topic Twitter Teori Agenda Setting Proses redaksional
(periode OktoberDesember 2015)
Redaksi Kompas TV
Agenda Pemberitaan Kompas TV Gambar 2.3 Kerangka Berpikir
Pandangan publik terhadap isu atau topik atau peristiwa yang ramai diperbincangkan di Twitter, berupa kutipan tweet pengguna Twitter (khususnya pejabat publik, selebriti, dan ahli atau pengamat)
Headline atau tayangan spot berita
38
2.3
Penelitian Terdahulu Adapun penelitian terdahulu terkait dengan penelitian ini, yaitu: pertama,
penelitian yang disusun oleh Azwar Yusuf, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, dengan judul "Kebijakan Reda2ksi Liputan 6 SCTV dalam Menentukan Berita Utama". Penelitian tersebut menggunakan metode dengan pendekatan deskriptif kualitatif dan bertujuan untuk mendapatkan pemahaman mengenai bagaimana redaksi Liputan 6 SCTV mengeluarkan suatu kebijakan dalam menentukan berita utama. Hasilnya, penentuan berita utama dalam redaksi Liputan 6 SCTV harus melalui tahapan-tahapan khusus dan mempertimbangkan faktor-faktor dan kriteria tertentu sehingga berita yang ditayangkan layak menjadi sebuah berita utama. Kriteria-kriteria tersebut di antaranya penting, faktual, human interest, news value, berita populis, dan dampak berita tersebut. Penelitian kedua, yaitu jurnal ilmiah dengan judul "Twitter, Kawan Sekaligus Lawan bagi Ruang Redaksi", yang disusun oleh Aryo Subarkah Eddyono, dosen Ilmu Komunikasi Universitas Bakrie. Penelitian kualitatif tersebut disusun dengan tujuan untuk menganalisis bagaimana redaksi media massa menyikapi dan memanfaatkan keberadaan Twitter serta melihat bagaimana peluangnya di masa mendatang. Peneliti menganalisis berdasarkan dua jenis data, yakni: data primer yang diperoleh dari wawancara petinggi redaksi yang mewakili empat media arus utama, yakni media yang mewakili media online, televisi, media cetak, dan radio (kompas.com, tvOne, Tempo, dan Sindo Trijaya FM) dan data sekunder yang terdiri dari literatur dan dokumen. Hasilnya, Twitter masih akan menjadi sumber berita baru sekaligus media promosi-interaksi baru dan
39
berpotensi menjadi pesaing bagi media massa. Namun, dengan mengedepankan kualitas pemberitaan di tengah keriuhan dan kebingungan informasi, khalayak dimungkinkan akan tetap berlabuh pada media-media yang integritasnya teruji untuk mendapatkan kebenaran yang sesungguhnya. Penelitian ketiga, dengan judul "Hubungan Agenda Media Online dengan Agenda Publik Mahasiswa [Studi Korelasi Agenda Media Online Newspaper kompas.com dengan Agenda Publik Mahasiswa Pascasarjana Fakultas Hukum (FH) Universitas Gadjah Mada (UGM) tentang Isu Korupsi di Indonesia]", sebuah penelitian kuantitatif yang dilakukan oleh Kharisma Nasionalita. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui hubungan antara agenda media online dengan agenda publik. Hasil studi menunjukkan bahwa ada hubungan yang kuat antara agenda media online kompas.com dengan agenda publik mahasiswa pascasarjana (γs=0,821). Namun, hubungan tersebut tidak dipengaruhi secara signifikan oleh ketiga variabel kontrol. Ketiga variabel kontrol merupakan specifying variable yang menjelaskan hubungan agenda media online newspaper dengan agenda publik mahasiswa. Penelitian ini pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan ketiga penelitian terdahulu, yakni sama-sama berhubungan dengan agenda pemberitaan sebuah media massa. Hanya saja pada penelitian kedua peneliti memperluas fokus penelitian pada keberadaan Twitter dan perannya bagi ruang redaksi. Ketiga penelitian tersebut akhirnya dipilih dan dijadikan sebagai acuan, pembanding, sekaligus bahan pembelajaran bagi penelitian ini untuk melengkapi penelitian sebelumnya.
40
Berikut merupakan tabel penelitian terdahulu, yakni beberapa penelitian yang dianggap memiliki kemiripan kasus dengan apa yang dibahas dalam penelitian ini:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ASPEK PERBANDINGAN
Judul Penelitian
NAMA PENELITI Kharisma Nasionalita
Azwar Yusuf
Hubungan Agenda Media Online dengan Agenda Publik Mahasiswa [Studi Korelasi Agenda Media Online Newspaper kompas.com dengan Agenda Publik Mahasiswa Pascasarjana Fakultas Hukum (FH) Universitas Gadjah Mada (UGM) tentang Isu Korupsi di Indonesia]
Kebijakan Redaksi Liputan 6 SCTV dalam Menentukan Berita Utama
Aryo Subarkah Eddyono Twitter, Kawan Sekaligus Lawan bagi Ruang Redaksi
Yosephina Damaris Agenda Publik pada Twitter dalam Menentukan Agenda Pemberitaan di Media Konvensional (Studi Kasus terhadap Pemberitaan di Kompas TV Periode OktoberDesember 2015)
41
Tahun Penelitian
2013
2011
2013
2015
Metode Penelitian
Penelitian kuantitatif (eksplanatif) dengan pendekatan agenda setting
Metode dengan pendekatan deskriptif kualitatif
Kualitatif
Kualitatif
Hasil Penelitian
Hasil studi menunjukkan bahwa ada hubungan yang kuat antara agenda media online newspaper kompas.com dan agenda publik mahasiswa pascasarjana (γs=0,821). Namun, hubungan tersebut tidak dipengaruhi secara signifikan oleh ketiga variabel kontrol. Ketiga variabel kontrol merupakan specifying variable yang menjelaskan hubungan agenda media online newspaper
Penentuan berita utama dalam redaksi Liputan 6 SCTV harus melalui tahapantahapan khusus dan mempertimbangkan faktor-faktor dan kriteria tertentu sehingga berita yang ditayangkan layak menjadi sebuah berita utama. Kriteriakriteria tersebut di antaranya penting, faktual, human interest, news value, berita populis, dan dampak berita tersebut.
Twitter masih akan menjadi sumber berita baru sekaligus media promosiinteraksi baru dan berpotensi menjadi pesaing bagi media massa. Namun, dengan mengedepankan kualitas pemberitaan di tengah keriuhan dan kebingungan informasi, khalayak dimungkinkan akan tetap berlabuh pada mediamedia yang integritasnya teruji untuk mendapatkan kebenaran sesungguhnya.
−
42
dengan agenda publik mahasiswa. Persamaan
Meneliti hubungan antara agenda media dengan agenda publik.
Memahami kebijakan redaksi dalam menentukan berita utama.
Menganalisis bagaimana redaksi media massa menyikapi dan memanfaatkan keberadaan Twitter.
Menganalisis bagaimana redaksi melihat dan menyikapi keberadaan (agenda publik) Twitter serta perannya dalam menentukan agenda pemberitaan.
Perbedaan
Menggunakan dua metode, yakni analisis isi kuantitatif dan survei. Metode analisis isi akan diaplikasikan pada agenda media online newspaper, sedangkan untuk agenda publik dilakukan dengan survei.
Menggunakan Teori Gatekeeper dan didukung oleh Model Arus Berita – Internal Dua Tahap Bass.
Analisis berdasarkan dua jenis data, yakni: data primer yang diperoleh dari wawancara petinggi redaksi yang mewakili empat media massa (online, cetak, radio, dan TV) dan data sekunder yang terdiri dari literatur dan dokumen.
Menggunakan Teori Agenda Setting
−
Peneliti kurang memberikan penggambar-
Pembahasan terlalu luas, sehingga kurang
Kritik
−
43
Sumber
http://etd.rep ository.ugm. ac.id/index.p hp?mod=pen elitian_detail &sub=Peneli tianDetail&a ct=view&typ =html&buku _id=63662 (diakses pada 13 April 2015 pukul 13.03 WIB)
an yang jelas mengenai perbedaan antara berita utama dengan berita biasa.
berfokus dan kurang spesifik.
http://reposito ry.fisipuntirta.ac.id/2 08/1/SKRIPSI %20KOM%2 0%20Azwar%2 0Yusuf%20%202011.pdf (diakses pada 10 Oktober 2014 pukul 10.02 WIB)
http://jurnal.b akrie.ac.id/in dex.php/Jour nal_Commun ication_spect rum/article/vi ew/766/617 (diakses pada 19 September 2014 pukul 15.41 WIB)
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Pendekatan dan Metode Penelitian Langkah pertama dalam sebuah penelitian yaitu memilih dan menetapkan
paradigma penelitian yang dapat dijadikan panduan selama proses penelitian. Dengan menetapkan paradigma, seorang penulis dapat memahami fenomena apa yang akan diteliti, baik berkaitan dengan asumsi bagaimana memandang objek penelitian dan bagaimana melaksanakan proses penelitian. Dapat dikatakan bahwa paradigma adalah suatu pedoman atau acuan dalam penelitian. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma postpositivisme. Secara epistemologis, hubungan antara pengamat atau peneliti dengan objek atau realitas yang diteliti tidak dapat dipisahkan. Aliran ini menyatakan, suatu hal yang tidak mungkin mencapai atau melihat kebenaran apabila pengamat berdiri di belakang layar tanpa ikut terlibat dengan objek secara langsung. Oleh karena itu, hubungan antara pengamat dengan objek harus interaktif, dengan catatan bahwa pengamat harus bersifat senetral mungkin, sehingga tingkat subjektivitas dapat dikurangi secara minimal.55 Peneliti menggunakan paradigma postpositivisme karena paradigma ini dianggap mampu memberikan pemahaman yang lebih rinci dan mendalam, tidak hanya berdasarkan pengindraan, mengenai agenda publik pada Twitter sebagai
55
Agus Salim. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana. 2001. Hal. 40
44
45
salah satu sumber informasi dan acuan dalam menentukan agenda pemberitaan di media konvensional. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, yang menggunakan data penelitian berupa kumpulan kata-kata dan bukan angka yang dipersepsikan tentang realitas, memfokuskan perhatian pada aspek-aspek tertentu dari realitas objektif dan membimbing interpretasi seseorang pada struktur yang mungkin dan berfungsi pada kedua realitas yang tampak maupun tidak tampak.56 Penelitian kualitatif bermaksud untuk memahami fenomena apa yang dialami subjek penelitian misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.57 Penelitian yang bertujuan menggambarkan fenomena sosial adalah penelitian deskriptif, yaitu jenis penelitian yang memperlihatkan sebuah gambaran tentang detail spesifik dari suatu situasi, setting sosial, dan hubungan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, di mana peneliti tidak hanya menggambarkan dan menjelaskan masalah atau objek yang diteliti sesuai dengan fakta, tetapi juga didukung oleh pertanyaan-pertanyaan, yakni melalui wawancara dengan pihakpihak yang terkait dalam penelitian ini. Penelitian deskriptif bertujuan memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi, melainkan membuat deskripsi yang sistematis, faktual, dan akurat, mengenai fakta dan karakter 56
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2006. Hal. 4 57 Ibid. Hal. 6
46
populasi, yang datanya kemudian dikumpulkan dan disusun hingga akhirnya dianalisis sesuai dengan teori yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut merupakan beberapa tujuan dari penelitian deskriptif, yakni:58 1. Menghasilkan gambaran yang akurat tentang sebuah kelompok 2. Mengumpulkan informasi yang akurat 3. Menggambarkan mekanisme sebuah proses atau hubungan 4. Menciptakan seperangkat kategori atau pengklasifikasian 5. Menjelaskan tahapan-tahapan atau seperangkat tatanan Strategi yang sejalan dengan penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus merupakan strategi penelitian di mana di dalamnya peneliti menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses, atau sekelompok individu. Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan aktivitas , dan peneliti mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan. 59 Studi kasus dipilih agar peneliti lebih terfokus pada fenomena yang akan diteliti, dalam hal ini yakni pemberitaan di Kompas TV periode Oktober-Desember 2015. 3.2
Ruang Lingkup atau Fokus Penelitian Ruang lingkup atau fokus penelitian digunakan sebagai alat untuk
membatasi studi penelitian, sehingga ulasan yang dibahas dalam suatu penelitian menjadi lebih terarah. Adapun ruang lingkup atau fokus dari penelitian ini adalah trending topics Twitter periode Oktober-Desember 2015, yakni berupa tweets, 58
Jalaludin Rakhmat. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2005. Hal. 24 59 John Creswell. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2012. Hal. 20
47
topik-topik atau obrolan yang ramai diperbincangkan di Twitter, khususnya pada isu-isu nasional seputar kebijakan, hukum dan politik. 3.3
Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Gedung Kompas TV yang berlokasi di Jl. Palmerah
Selatan No. 1, Jakarta, tepatnya di Kompas TV Building 5 th Floor – News Division, dan beberapa tempat di sekitarnya. 3.4
Instrumen Penelitian Instrumen penelitian atau alat bantu yang digunakan pada proses
pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu: 1. Pedoman wawancara Pedoman wawancara adalah lembar acuan yang telah disiapkan oleh peneliti sebelumnya, berisi pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan dengan inti dari perumusan masalah dalam penelitian. Pedoman wawancara digunakan agar wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. 2. Alat perekam Peneliti menggunakan alat perekam sebagai alat bantu pada saat wawancara, agar dapat lebih berkonsentrasi saat proses pengumpulan data, tanpa perlu berhenti hanya untuk mencatat setiap jawaban atau informasi dari informan. 3.5
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
48
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.60 Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pengamatan berperan-serta Pengamatan berperan-serta menuntut peneliti untuk melakukan penilaian atau memahami makna yang dianut subjek penelitian terhadap perilakunya sendiri dan perilaku orang lain terhadap objek-objek dan lingkungannya. Peneliti dapat berpartisipasi dalam rutinitas subjek penelitian, baik mengamati apa yang mereka lakukan, mendengarkan apa yang mereka katakan, dan menanyai orang-orang lainnya di sekitar mereka selama jangka waktu tertentu.61 Dalam penelitian ini, pengamatan diperoleh dengan cara datang serta menanyakan dan mengamati langsung proses redaksional Kompas TV dalam menentukan agenda pemberitaan. 2. Wawancara Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu.62 Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tak terstruktur atau sering juga disebut wawancara mendalam, wawancara intensif, wawancara kualitatif, dan wawancara terbuka. Wawancara mendalam adalah suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara 60
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. 2009. Hal. 62 Ibid. Hal. 175 62 Ibid. Hal. 180 61
49
langsung bertatap muka dengan informan agar mendapatkan data yang lebih lengkap dan mendalam sesuai dengan objek penelitian. Wawancara tak terstruktur mirip dengan percakapan informal, sifatnya luwes dan terkesan lebih bebas. Artinya, pertanyaan dapat diajukan secara bebas dan lebih luas tanpa terikat oleh susunan pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Biasanya pertanyaan juga bisa muncul secara spontan sesuai situasi dan kondisi ketika wawancara. Wawancara mendalam akan dilakukan kepada beberapa informan yang terlibat langsung dalam proses redaksional Kompas TV untuk dapat lebih memahami soal penentuan agenda pemberitaan di media massa. 3. Studi dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa barang-barang tertulis atau terfilmkan. Misalnya, catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, artikel, agenda, dan sebagainya.63 Dokumentasi juga bisa berbentuk foto, video (film), yang berkaitan dengan masalah penelitian. Salah satu bentuk dokumentasi dalam penelitian ini yaitu berupa kutipan tweet serta beberapa potongan gambar dan video tayangan berita Kompas TV yang diambil dari YouTube. Dokumentasi-dokumentasi tersebut nantinya juga dapat digunakan oleh peneliti sebagai bukti pendukung dalam penelitian.
63
A. Chaedar Alwasilah. Pokoknya Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya. 2000. Hal. 155
50
3.6
Sumber Data Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan
tindakan, selebihnya merupakan data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Data hasil penelitian dapat diperoleh melalui dua sumber data, yaitu: 64 1. Data primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara dengan narasumber atau informan yang dianggap berpotensi dalam memberikan informasi yang relevan di lapangan. Dalam penelitian ini, data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan tim multimedia dan redaksi Kompas TV. 2. Data sekunder Data sekunder merupakan data pendukung data primer yang bisa berasal dari sumber-sumber tertulis (buku, majalah ilmiah, arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi) atau sumber-sumber berupa gambar (foto) dan sumber-sumber data statistik. Data sekunder dalam penelitian ini di antaranya berupa kutipan tweet serta beberapa kumpulan trending topics berkaitan dengan isu yang menjadi fokus penelitian, yang diperoleh dari situs Twitter itu sendiri. 3.7
Informan Penelitian Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi
tentang situasi dan kondisi latar penelitian.65 Diperlukan informan yang mempunyai pemahaman terkait langsung dengan masalah penelitian guna memperoleh data dan informasi yang lebih akurat. Informasi dalam penelitian ini diperoleh dari key informan (informan kunci) dan informan yang dianggap 64 65
Lexy J. Moleong. Op.cit. Hal. 157 Ibid. Hal. 132
51
mengerti, memahami atau terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan terkait dengan fokus penelitian yang dibahas. 3.7.1 Key Informan Key informan yaitu mereka yang tidak hanya bisa memberikan keterangan tentang sesuatu kepada peneliti, tetapi juga bisa memberi saran tentang sumber bukti yang mendukung serta menciptakan sesuatu terhadap sumber yang berkaitan.66 Kriteria key informan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mereka yang menggunakan media sosial 2. Mereka yang terlibat dalam proses pembuatan berita 3. Mereka yang bertugas untuk mencari serta mengumpulkan segala macam berita populer, baik di media online atau media sosial 3.7.2 Informan Kriteria informan dalam penelitian ini di antaranya sebagai berikut: 1. Mereka yang mengerti tentang pengelolaan atau kebijakan redaksi 2. Mereka yang mengerti dan memahami media sosial 3. Mereka yang aktif menggunakan Twitter 3.8
Teknik Pengolahan dan Analisis Data Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data
ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja. Analisis data bermaksud untuk menganalisis data dari hasil catatan lapangan atau dari sumber informasi yang
66
Ibid. Hal. 133
52
diperoleh. Setelah data terkumpul, maka dilakukan pengaturan, mengurutkan, mengelompokkan, dan mengkategorikannya. 67 Penelitian ini menggunakan analisis data dengan model Miles dan Huberman (1984), yaitu analisis yang dilakukan melalui prosedur dan tahapantahapan sebagai berikut:68 1. Pengumpulan data Dalam penelitian kualitatif, proses pengumpulan data dimulai dari memasuki tempat penelitian. Dalam hal ini, peneliti mendatangi tempat penelitian, yaitu Divisi News Kompas TV, Jakarta, dengan membawa surat izin penelitian. Kemudian dilanjutkan dengan menemui orang-orang yang telah ditargetkan sebagai informan penelitian. Baru setelah itu dilakukan proses pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi untuk memperoleh informasi secara lengkap di lapangan. 2. Reduksi data Reduksi data merupakan pemilihan data dan pemusatan perhatian kepada datadata yang benar-benar dibutuhkan sebagai data utama dan juga data yang sifatnya hanya sebagai pelengkap. Langkah ini melibatkan transkrip wawancara, data lapangan, dan materi lain terkait dengan penelitian. Data-data tersebut dituangkan dalam uraian atau laporan yang lengkap dan terinci. Laporan kemudian direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, dan difokuskan pada hal-hal yang penting, agar tidak mengaburkan fokus penelitian. 67 68
Ibid. Hal. 280 Ibid. Hal. 288
53
3. Klasifikasi data Data yang telah terkumpul kemudian dikelompokkan sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam hal ini, yaitu untuk mengetahui bagaimana trending topic Twitter menentukan agenda pemberitaan di media konvensional. 4. Penyajian data Sekumpulan data yang telah disusun dianalisis dengan menggabungkan teoriteori yang bersangkutan dengan penelitian. Dari sini kemudian terlihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari penelitian, yang nantinya dapat mempermudah peneliti dalam menarik kesimpulan dan mengambil tindakan. 5. Penarikan kesimpulan Tahap ini merupakan hasil akhir dari proses analisis data, di mana peneliti berusaha menganalisis, mendeskripsikan serta menginterpretasi data yang telah diperoleh, dan akhirnya memberikan solusi atau alternatif jalan keluar dari permasalahan yang ada sebagai jawaban dari rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Penarikan kesimpulan ini juga dilakukan selama penelitian berlangsung. Sejak awal ke lapangan serta dalam proses pengumpulan data peneliti berusaha melakukan analisis dan mencari makna dari apa yang telah diperoleh dan dikumpulkan berdasarkan jenis data baik primer dan sekunder. 3.9
Uji Keabsahan Data Setelah data yang didapat terkumpul, maka diperlukan verifikasi data untuk
memperoleh keabsahan penelitian. Pengecekan keabsahan data dilakukan agar
54
memperoleh
hasil
yang
valid,
reliabel,
dan
objektif,
sehingga
dapat
dipertanggungjawabkan serta dipercaya oleh semua pihak. Dalam penelitian ini, penilaian keakuratan dan keabsahan atas riset kualitatif menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekkan atau sebagai pembanding terhadap data itu.69 Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi dengan sumber data. Teknik ini dilakukan dengan membandingkan dan mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan cara yang berbeda, yakni dengan: (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, (2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi, (3) membandingkan apa yang dikatakan informan terhadap realita yang ada, (4) membandingkan perspektif seseorang
dengan
berbagai
pendapat
dan
pandangan
orang
lain,
(5)
membandingkan hasil wawancara dengan dokumen-dokumen yang berkaitan. Hasil dari perbandingan yang diharapkan adalah berupa kesamaan atau alasan terjadinya perbedaan.
69
Ibid. Hal. 23
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1
Deskripsi Kompas TV Proyek KOMPAS GRAMEDIA TV (KGTV) dilaksanakan dengan
mendirikan PT. GRAMEDIA MEDIA NUSANTARA pada tahun 2008 dengan brand name Kompas TV. Sebagai content provider, Kompas TV tayang perdana pada tanggal 9 September 2011 di berbagai kota di Indonesia, di antaranya Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Banjarmasin, dan Makassar. Jumlah kota tersebut terus bertambah dan hingga kini Kompas TV dapat dinikmati oleh 200 juta penduduk di lebih dari 100 kota di seluruh Indonesia. Kompas TV dapat disaksikan pula melalui streaming di www.kompas.tv/live serta melalui berbagai televisi berbayar lainnya. Selain itu, Kompas TV juga tengah berorientasi pada sistem televisi digital sesuai standar yang lazim digunakan secara internasional dengan tetap berada pada koridor visi misi yang dianutnya. 70 4.1.1 Visi Misi Kompas TV Sesuai dengan motonya secara keseluruhan, "Inspirasi Indonesia", Kompas TV terus berusaha menyajikan konten tayangan televisi yang inspiratif dan menghibur melalui program tayangan news, adventure & knowledge, dan entertainment yang mengedepankan kualitas, serta
70
Kompas TV. Company Profile. http://www.kompas.tv/front/profile/ diakses pada 9 September 2015 pukul 13.13 WIB
55
56
mengarah pada visi misi yang dimiliki, yakni menjadi organisasi yang paling kreatif di Asia Tenggara yang mencerahkan kehidupan masyarakat dengan menayangkan program-program dan jasa yang bersifat informatif, edukatif, dan menghibur; melibatkan pemirsa dengan program-program yang independen, khas, serta memikat yang disajikan melalui layanan multiplatform. 4.1.2 Program Berita Kompas TV Tayangan Kompas TV terbagi menjadi tiga segmentasi, yakni News and Current Affairs, Entertainment-Kids-Variety Show, dan Science and Knowledge-Adventure. Program-program berita Kompas TV masuk ke dalam segmentasi News and Current Affairs, yang di antaranya terdiri dari program Aiman, Kompasiana TV, Sapa Indonesia, Bundesliga, Liga Italia Serie A, Kompas Pagi, Kompas Siang, Kompas Petang, Kompas Malam, Soccer Zone, Kompas Sport, Three In One, Berkas Kompas, dan Satu Meja. Penulis mencoba melakukan penelitian pada program-program berita harian Kompas TV, khususnya Kompas Pagi, Sapa Indonesia (Pagi-Siang), Kompas Siang, Kompas Petang, dan Kompas Malam. Program Kompas Pagi, Kompas Siang, Kompas Petang, dan Kompas Malam merupakan program berita harian dengan penyajian asupan berita yang dikemas tegas dan terarah serta menumbuhkan harapan. Memenuhi kebutuhan pemirsa akan berita yang tak hanya informatif namun juga menjunjung etika jurnalistik, yang memberitakan peristiwa dengan beberapa unsur, di antaranya yang mempengaruhi kehidupan orang banyak
57
(significance), kejadian yang baru terjadi (timeless), kejadian yang dekat dengan masyarakat (proximity), menyangkut hal-hal yang terkenal (prominence), kejadian yang menyangkut orang biasa dalam situasi luar biasa (human interest) dan ragam lainnya dengan menjunjung tinggi independensi, tidak memihak serta cover both side. Ragam berita baik masalah politik, ekonomi, agama, budaya, ilmu pengetahuan, olah raga, teknik, militer, filsafat, tata negara, dan lainnya disajikan dengan tegas dan insipratif. Sedangkan Sapa Indonesia merupakan program berita harian yang disajikan dengan konsep penyampaian berita konvensional dengan tambahan sentuhan program talk show televisi. Tidak hanya menghadirkan berita utama yang menghiasi halaman depan surat kabar nasional, Sapa Indonesia juga mengikuti perkembangan berita peristiwa yang terjadi langsung
dari
lokasi.
Tidak
berhenti
di
situ,
melalui
website
www.sapaindonesia.com dan akun media sosial @Sapa_Indonesia, program ini juga mengajak pemirsa maupun pendengar dan pengguna media sosial untuk ikut terlibat setiap harinya. Keseluruhan program tersebut dikerjakan di bawah manajemen news magazine, yang di dalamnya terdiri mulai dari pemimpin redaksi hingga periset, tim multimedia, library, dan sebagainya. Semuanya dilakukan di bagian redaksi dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing, yaitu menghasilkan produk berita yang baik, tidak hanya sesuai dengan kode etik jurnalistik yang berlaku, namun juga sesuai dengan ideologi yang dianut
58
redaksi news Kompas TV, yakni tegas, terarah, dan menumbuhkan harapan. Tegas berarti tidak ada tawar-menawar, segala sesuatunya harus berdasarkan fakta. Terarah, artinya semua memiliki perencanaan, segala sesuatunya memiliki garis editorial dan target secara jelas. Menumbuhkan harapan, yakni pemberitaan itu harus membangkitkan optimisme bukan pesimisme.71 4.2
Deskripsi Informan Peneliti melakukan wawancara terhadap seorang key informan dan beberapa
informan lain yang dipilih sesuai dengan kapasitas dan pengetahuan mereka terkait dengan penelitian ini. Masing-masing key informan dan informan merupakan bagian dari redaksi Kompas TV, mereka bersentuhan langsung dan memang terlibat dalam proses pembuatan berita. Penulis sendiri sebelumnya sempat melakukan job training di Kompas TV. Penulis sudah cukup mengenal key informan dan informan, sehingga dalam melakukan wawancara pun penulis tidak mengalami kesulitan dan berhasil mendapatkan keterangan yang diinginkan. Informan pertama sekaligus key informan dalam penelitian ini merupakan Multimedia Kompas TV, Herlan Primasto, yang mulai bekerja di redaksi news Kompas TV sejak Februari 2013. Tim multimedia sendiri merupakan tim khusus yang menangani social media content dan news content distribution. Menjadi bagian dari tim multimedia Kompas TV, Herlan dianggap mampu memahami hal-
71
Wawancara dengan manajer pemberitaan Kompas TV, Alexander Wibisono, pada 27 November 2014 pukul 17.27 WIB
59
hal dan persoalan mengenai media sosial dan kaitannya dengan pemberitaan, sebagaimana yang dibahas dalam penelitian ini. Informan kedua merupakan manajer pemberitaan Kompas TV, Alexander Wibisono Adi Putro atau yang akrab dengan panggilan Alex. Alex mulai bekerja di Kompas TV sejak Juli 2011, awalnya sebagai Regional News Gathering Coordinator, hingga sekarang menempati jabatan sebagai News Gathering Manager. Alex mulai aktif berkarier di dunia jurnalistik sejak tahun 2001. Ia pernah bekerja di beberapa media cetak dan program berita Liputan 6 SCTV sebagai reporter dan News Gathering Coordinator, sebelum akhirnya bergabung dengan Kompas TV di tahun 2011. Menempati posisi sebagai manajer pemberitaan, Alex berkoordinasi langsung dengan para jurnalis, koordinator liputan, produser, dan jajaran redaksi lainnya dalam memproduksi berita, mengolah informasi menjadi agenda pemberitaan. Informan ketiga adalah Gita Paramitha Zettira, yang bergabung dengan tim periset Kompas TV sejak Mei 2012. Sebelumnya, di tahun 2008 hingga 2009, Gita aktif bekerja sebagai reporter Harian Jurnal Bogor, menulis rubrik khusus mahasiswa. Berlatar belakang sebagai mahasiswa dengan program studi ilmu jurnalistik, Gita terbilang akrab serta memiliki pengalaman yang cukup di bidang kewartawanan dan pemberitaan. Tidak hanya bertanggung jawab melakukan penyelidikan atau pencarian data-data secara lengkap, sebagai seorang periset, Gita juga dituntut untuk teliti dalam mengolah data, mengonfirmasi keakuratan berita, sebelum akhirnya diinformasikan kepada khalayak luas.
60
Informan keempat merupakan reporter Kompas TV, Fatimazzahro, atau yang dikenal dengan nama Fyra. Fyra bergabung dengan Kompas TV sejak tahun 2011 dan menjadi salah satu reporter senior setelah bekerja selama kurang lebih empat tahun di Kompas TV. 4.3
Pandangan Kompas TV terhadap Trending Topic di Twitter Trending topics merupakan fitur yang menampilkan daftar topik-topik atau
pemberitaan populer yang tengah ramai diperbincangkan publik di Twitter. Suatu topik bisa menjadi tren atau populer karena adanya upaya dari pengguna atau karena adanya peristiwa yang kemudian mendorong publik untuk membicarakan suatu topik tertentu.72 Semakin banyak pembicaraan mengenai suatu isu atau peristiwa, semakin penting pula isu itu, dan semakin besar kemungkinan isu tersebut berada di daftar trending topics Twitter. Trending topics membantu para pengguna Twitter untuk memahami apa yang sedang terjadi dan apa pendapat orang tentang itu. Tren di Twitter mengacu pada tagar atau topik terkait peristiwa yang seketika populer pada waktu tertentu. Tagar sendiri merupakan kata kunci atau frasa yang didahului oleh tanda "#" (hashtag) seperti misalnya #MelawanAsap, #SaveKPK, #SaveGojek dan lain-lain. Trending topic terjadi pada tagar atau topik terkait isu-isu tertentu yang dibahas dan digunakan paling banyak dalam percakapan di Twitter. Digital entrepreneur, online strategist, virtual consulting, sekaligus Chief Executive Officer (CEO) Jualio.com, Nukman Luthfie, melalui akun Twitter-nya 72
Twitter. Top Twitter Trends of 2009, 15 Desember 2009. https://blog.twitter.com/2009/top.twitter-trends-of-2009 diakses pada 6 September 2016 pukul 7:05 WIB
61
(@nukman), pernah membahas soal cara kerja trending topic di Twitter. Menurut Nukman, algoritma trending topic itu bukan berdasarkan jumlah kuantitas kicauan, namun lonjakan cepat pada waktu tertentu.73 Ada tren yang mampu bertahan lama di jajaran trending topics, ada pula yang tidak. Sebuah tren mampu bertahan lama karena terus-menerus dibicarakan dan muncul orang-orang baru yang terus membicarakannya. Berbeda dengan tren yang tidak mampu bertahan lama, mungkin jumlah tweet tren tersebut banyak, tapi tidak banyak orang baru yang mulai membicarakannya. Opini Publik di Twitter Sebelumnya dalam Bab II telah dibahas mengenai beberapa karakteristik media sosial, Twitter, yang membedakannya dengan media lain dan yang menjadikannya sebagai salah satu media yang efektif untuk menyampaikan opini atau pendapat seperti digitality, interactivity, konten oleh pengguna, terjadi percakapan, menjalin hubungan, dan sebagainya. Ketika ada isu atau topik populer, akan terlihat banyak orang saling bersahut di Twitter, terjadi percakapan. Isu atau topik populer ini mampu menarik banyak perhatian publik, mengundang publik untuk beropini dan yang kemudian dinyatakan lewat tweet atau kicauan. Namun, tidak semua tweet atau kicauan dari pengguna Twitter tersebut dapat dikatakan sebagai opini publik. Opini publik yang dimaksud di sini berupa pendapat atau pandangan yang disampaikan melalui tweet atau kicauan dari pengguna Twitter pada umumnya, ataupun khususnya dari
73
Hasil observasi terhadap akun Twitter @nukman terkait hashtag #ShameOnYouSBY di Twitter pada 28 September 2014. http://www.merdeka.com/peristiwa/shameonyousby-hilang-diduga.murni-karena-algoritma-twitter.html
62
pejabat publik, selebriti, dan ahli atau pengamat, terkait isu atau topik atau peristiwa yang tengah terjadi dan ramai diperbincangkan oleh banyak pengguna Twitter. Penulis mencoba mengamati opini publik lewat tweet dari para pengguna Twitter terkait kebijakan Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan, yang sempat melarang pengoperasian layanan transportasi berbasis aplikasi di Indonesia, termasuk
ojek
(Go-Jek/GrabBike),
taksi,
dan
rental
mobil
(Uber/GrabTaxi/GrabCar) Desember 2015 lalu. Kebijakan tersebut kemudian menjadi sorotan dan menuai reaksi publik yang kebanyakan memicu kekecewaan di kalangan pengguna Twitter di Indonesia. #SaveGojek pun menjadi tagar wajib menyertai berbagai ungkapan atau ekspresi publik yang dinyatakan lewat kicauan di Twitter dan berhasil menjadi trending topic peringkat pertama di Indonesia, Jumat (18/12/15).74 Berdasarkan penjelasan Leonard W. Doob soal karakteristik opini publik dalam bukunya Public Opinion and Propaganda, kemudian dapat disimpulkan bahwa tweet atau kicauan dengan (tagar) #SaveGojek juga tergolong sebagai opini publik. #SaveGojek muncul sebagai bentuk reaksi publik terhadap masalah pelarangan layanan transportasi berbasis aplikasi di Indonesia. Kicauan tersebut berisi pendapat atau pandangan publik yang kebanyakan cenderung mengeluh dan menolak adanya pelarangan terhadap layanan transportasi berbasis aplikasi. Mayoritas publik bersepakat dan menuntut adanya solusi dari permasalahan tersebut. Pasalnya, keberadaan layanan transportasi berbasis aplikasi itu dinilai 74
Hasil observasi terhadap kicauan di Twitter terkait pelarangan layanan transportasi berbasis aplikasi di Indonesia, #SaveGojek, pada 18 Desember 2015.
63
mampu memberikan kemudahan bagi mayarakat dalam memenuhi kebutuhan mereka akan transportasi. Namun, terdapat pula kontra-opini karena layanan berbasis aplikasi tersebut dianggap tidak memenuhi ketentuan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan serta Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan. Jika ditelusuri lewat fitur pencarian di Twitter, akan terlihat berbagai macam tweet atau kicauan terkait masalah pelarangan layanan transportasi berbasis aplikasi tersebut, khususnya tweet yang diwakili dengan (tagar) #SaveGojek. Banyak di antaranya memang murni merupakan opini publik, namun banyak juga yang hanya sekadar spam atau celoteh tidak berarti. Tweet yang murni opini publik mengandung pendapat atau tanggapan tiap-tiap individu terkait isu yang dimaksud. Pendapat yang dinyatakan tidaklah harus sama, bisa saja berupa usulan, dukungan maupun penolakan, atau juga merupakan hasil interaksi bahkan perdebatan antar individu menyangkut persoalan yang sama. Tweet atau kicauan spam sama sekali tidak ada kaitannya dengan persoalan khusus. Tweet ini misalnya memang menyertakan (tagar) #SaveGojek, tapi biasanya akan diikuti dengan tautan tertentu yang juga tidak ada kaitannya dengan isu yang bersangkutan. Begitu pun dengan tweet yang sekadar celoteh. Tweet ini merupakan kicauan tidak berarti yang di dalamnya sama sekali tidak mengandung pendapat atau pernyataan berarti perihal kebijakan pelarangan operasi transportasi berbasis online.
64
Berikut merupakan gambaran lebih lanjut perihal tweet atau kicauan pengguna Twitter terkait pelarangan terhadap layanan transportasi berbasis online yang beberapa di antaranya disertai dengan (tagar) #SaveGojek:
Gambar 4.1 Contoh Opini Publik di Twitter terkait Pelarangan terhadap Layanan Transportasi Berbasis Online Tweet dari pemilik akun @bundanese dan publik figur seperti @keenpearce dan @sarseh, serta tweet dari Presiden Indonesia, Joko Widodo, merupakan tweet yang mengutarakan pendapat atau pandangan berupa dukungan terhadap keberadaan layanan transportasi berbasis online seperti Go-Jek, GrabBike, dan sebagainya. Tweet Presiden Indonesia, Joko Widodo, walaupun tidak disertai dengan (tagar) #SaveGojek, namun isinya tetap mengandung tanggapan yang mempertanyakan keputusan mengenai pelarangan tersebut. Sedangkan tweet dari @wdahlan188, @RSushandayani, @Jhprtw dan @AbhiAuf adalah contoh tweet yang tidak dapat dikatakan sebagai opini publik. Masing-masing merupakan tweet ocehan, promo dan spam, sebagaimana dikutip berikut ini:
65
Gambar 4.2 Contoh Tweet Promo, Spam, dan Ocehan terkait Pelarangan terhadap Layanan Transportasi Berbasis Online Perpaduan medium gaya baru, berkumpulnya orang-orang berpengaruh yang umumnya adalah publik figur, opinion leader, ahli atau pengamat, serta kolaborasi media konvensional yang bergabung di Twitter, membuat arah sebuah isu yang dianggap layak atau tidak layak menjadi pemberitaan saat ini juga dapat ditentukan oleh publik lewat Twitter. Melihat fakta-fakta berdasarkan fenomena yang terjadi, Kompas TV pun mulai menyadari pentingnya peran media sosial, khususnya Twitter, di era keterbukaan informasi saat ini. Berdasarkan hasil observasi, penulis melihat bagaimana keseriusan Kompas TV mencoba beradaptasi terhadap perubahan yang ada; memanfaatkan keberadaan new media seoptimal mungkin demi memberikan
66
pembaruan informasi kepada publik. Salah satunya, yaitu melalui keberadaan tim multimedia yang ditempatkan di tengah-tengah redaksi, khusus untuk menangani segala sesuatu yang berhubungan dengan new media dan kontennya; memantau dan terus mengikuti setiap perkembangan yang terjadi di Twitter. Tim multimedia Kompas TV sendiri terbagi dalam beberapa bidang kerja, di antaranya: 1. Multimedia News Gathering Pada
bidang
ini,
divisi
multimedia
bertugas
untuk
mencari
serta
mengumpulkan segala macam berita yang populer di media, umumnya pada media online dan social media seperti Twitter maupun Facebook. Berita yang dicari merupakan fakta menarik dan penting bagi sebagian besar khalayak. Bisa juga informasi yang bentuknya komentar ataupun pandangan (views), namun komentar tersebut harus tetap memiliki uraian yang bersifat analisis dan kritis. Bagian ini juga bertugas merekam (recording) program yang sedang disiarkan secara audio visual melalui aplikasi QuickTime Player dan dengan mengaktifkan Soundflowerbed untuk pengaturan sound selama proses recording berlangsung. Proses perekaman ini dikenal dengan istilah screen recording. Setelah proses perekaman selesai, video hasil tayangan tadi kemudian diedit dengan membuang durasi-durasi yang sekiranya tidak diperlukan untuk diunggah lewat new media. Pada tahap terakhir dilakukan proses encoding (pemberian format video tertentu) pada video-video yang telah diedit tersebut.
67
2. News Content Distribution by New Media Di bidang ini, tim multimedia bertugas untuk mengurus data-data pendukung dari berita online, baik itu Twitter, Facebook, maupun berita yang berasal dari kompas.com. Tugasnya mencari informasi dan berita singkat (headline) untuk selanjutnya ditayangkan di Kompas TV sebagai news ticker. 3. New Media Content Production New Media Content Production merupakan pengembangan dari layanan teknologi online. Di sini tim multimedia memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang ada di media soial dan nantinya difungsikan pada proses penyiaran. Contoh yang sudah dilakukan oleh Kompas TV yaitu "Hangout Indonesia Satu", acara yang memanfaatkan Google Hangout, salah satu fitur Google+, di mana acara ini menghadirkan diskusi interaktif yang melibatkan penontonnya berinteraksi langsung dengan narasumber. Multimedia Kompas TV, Herlan Primasto, memandang apa yang terjadi di Twitter sebagai sesuatu yang menarik dan penting untuk diperhatikan. Itu mengapa menurutnya di beberapa instansi, lembaga atau media, divisi multimedia ini diperlukan. Herlan memaparkan penjelasannya demikian: “Media massa tidak boleh ketinggalan berita dari media sosial. Beberapa isu aktual dapat tertangkap oleh media sosial, kadang-kadang mereka lebih cepat dari media massa seperti televisi, terutama untuk penyebaran foto atau gambar terkait peristiwa tertentu. Ketika misalnya terjadi peristiwa, karena satu dan lain hal, katakanlah karena jarak, waktu, dan tempat, tim liputan belum berhasil mendapatkan data, keterangan atau bukti seperti dokumentasi dan gambar, biasanya di Twitter ini sudah ada. Jadi tim multimedia biasanya mengambil dari Twitter, dari orang-orang yang melempar gambar atau video amatir di Twitter.”
68
Herlan melanjutkan bahwa dalam hal ini Twitter dapat dijadikan sebagai sumber informasi karena menurutnya media sosial mampu mendukung konten berita yang ada. Pernyataan Herlan tersebut dibenarkan oleh salah seorang reporter Kompas TV, Fattimazzahro, yang ikut menimpali pernyataan key informan berikut: “Ketika media massa diramaikan oleh berita politik dan lain-lain, coba tengok media sosial, mungkin ada berita ringan, sederhana, namun menarik banyak perhatian publik, dan berita itu terlewatkan oleh media massa. Dari sini mengapa akhirnya media sosial, Twitter, itu sendiri dapat dikatakan sebagai salah satu sumber informasi bagi pemberitaan.” Penjelasan lebih lanjut perihal pandangan Kompas TV terhadap trending topic di Twitter dapat digambarkan lewat beberapa contoh isu atau peristiwa berikut: 1. Satu Tahun Pemerintahan Jokowi-JK Peringatan satu tahun masa pemerintahan Jokowi-JK, 20 Oktober 2015 lalu, disambut dengan sejumlah respons yang berbeda-beda. Di media sosial, khususnya Twitter, dua buah tagar atau frasa dengan kecenderungan negatif dan netral mengisi daftar trending topic Twitter di Indonesia. Keduanya adalah #365HariJokowiJKGagal
dan Jokowi-JK
yang masing-masing
sempat
menempati urutan ke-4 dan ke-6 trending topic di Indonesia, Selasa (20/10/2015) pagi. Publik melalui Twitter ramai mengomentari satu tahun pemerintahan Jokowi-JK baik melalui kicauan maupun gambar 'meme'. Ada yang berpendapat positif, netral, maupun negatif; tak sedikit juga dari mereka yang melempar kritikan. Layanan aplikasi Topsy pada pukul 07.07 mencatat, tagar #365HariJokowiJKGagal dipergunakan sebanyak 3.626 kali selama tujuh
69
jam terakhir. Adapun frasa "Jokowi-JK" pada pukul 07.08 tercatat telah dipakai sejumlah 3.307 kali selama tujuh jam terakhir. 75
Gambar 4.3 Trending Topics Twitter 20 Oktober 2015 (Sumber: twitter.com) Memperingati satu tahun pemerintahan Jokowi-JK, pada 20 Oktober 2015 lalu, selama satu hari penuh Kompas TV menayangkan segmen khusus, menyajikan ulasan pemberitaan dengan tema spesial: "1 Tahun Memimpin." Melalui program khusus tersebut Kompas TV mencoba membahas apa-apa saja yang terjadi selama satu tahun pemerintahan Jokowi-JK; memotret kinerja kabinet pemerintahan sektor, mulai dari sektor yang paling mendapat apresiasi sampai sektor yang mendapat apresiasi buruk. Memanfaatkan (tagar) #1TahunMemimpin melalui media sosial Twitter, Kompas TV juga mencoba berinteraksi dengan publik dan mengajak publik untuk ikut berkomentar, 75
Harian Kompas. Petarungan Dua Suara pada Satu Tahun Pemerintahan, 20 Oktober 2015. http://print.kompas.com/baca/2015/10/20/Pertarungan-Dua-Suara-pada-Satu-TahunPemerintahan diakses pada 25 Juli 2016 pukul 08.06 WIB
70
menyatakan pendapat atau tanggapan mereka terkait peringatan satu tahun pemerintahan Jokowi-JK. Berbagai tanggapan dan komentar bernada positif, netral,
maupun
kritikan
yang
di-tweet
menggunakan
(tagar)
#1TahunMemimpin sengaja ditampilkan untuk melihat sejauh mana kepuasan atau ketidakpuasan publik di Twitter terhadap satu tahun kinerja Jokowi-JK. Reporter Kompas TV, Fyra Fatima, menjelaskan bahwa dalam pemberitaannya Kompas TV selalu mencoba menyuguhkan berita yang netral dan berimbang
(cover both side). Dalam hal ini, misalnya Kompas TV
memilih menggunakan (tagar) #1TahunMemimpin mewakili momen satu tahun
pemerintahan
Jokowi-JK,
bukan
sebaliknya,
mengacu
pada
#365HariJokowiJKGagal, isu bernada negatif yang menjadi trending topic di media sosial. Isu satu tahun pemerintahan Jokowi-JK tetap dimunculkan, hanya saja pemberitaannya disajikan secara berimbang dan tidak berusaha menggiring opini pada masyarakat, sesuai dengan ideologi yang dianut redaksi Kompas TV, yakni tegas, terarah, dan menumbuhkan harapan. 2. #PapaMintaSaham Setya Novanto menjadi sorotan setelah dirinya dilaporkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said, ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD), atas dugaan pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden terkait renegosiasi kontrak karya PT Freeport Indonesia. Perkara ini muncul karena adanya rekaman pembicaraan antara Setya Novanto – saat itu masih menjabat sebagai Ketua DPR, pengusaha minyak Riza Chalid, dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Maroef
71
Sjamsoeddin. Setya Novanto diduga telah meminta sejumlah saham kepada PT Freeport Indonesia dengan mengatasnamakan Presiden dan Wakil Presiden. Di tengah proses verifikasi yang dilakukan MKD, sempat muncul upaya untuk menggagalkan kelanjutan kasus tersebut. Sejumlah anggota MKD menentang kasus tersebut dibawa ke persidangan. Mereka menilai Sudirman Said tak punya legal standing untuk melaporkan kasus itu ke MKD. Mereka juga mempersoalkan rekaman pembicaraan berdurasi 11 menit 38 detik dianggap ilegal. Namun, atas desakan masyarakat, MKD akhirnya melakukan voting terbuka untuk menentukan kelanjutan kasus tersebut dan menyetujui untuk membawa persoalan itu ke persidangan. Drama kasus minta saham di MKD itu pun berakhir dengan pengunduran diri secara resmi oleh Setya Novanto dari jabatannya sebagai Ketua DPR RI periode 2014-2019, Rabu (16/12/15) malam.76 Di media sosial kasus ini ramai diperbincangkan sebagai kasus 'Papa Minta Saham', plesetan dari kasus penipuan 'Mama Minta Pulsa' melalui pesan singkat telepon seluler. Akun media sosial DennyJA’s World dan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) bahkan memilih kasus 'Papa Minta Saham' sebagai topik paling hot sepanjang tahun 2015. Antusiasme masyarakat untuk mendiskusikan topik tersebut dapat dilihat dari banyaknya perbincangan baik di media massa maupun di media sosial. Topik-topik tersebut segera berubah menjadi ratusan judul berita, puluhan artikel, dan jutaan rekaman percakapan di media sosial, menjadi viral atau trending topic. Dari sisi publikasi, kasus ini 76
http://news.detik.com/berita/3107222/panasnya-kasus-papa-minta-saham-mundurnyanovanto-dari-kursi-ketua-dpr diakses pada 2 Februari 2016 pukul 8:18 WIB
72
menjadi headline berkali-kali; di dunia social media, kasus ini beberapa kali menjadi trending topics dan menimbulkan perdebatan emosional di antara netizen. 77
Gambar 4.4 Trending Topics Twitter 17 November 2015 (Sumber: trendinalia.com) Kasus ini sebenarnya sudah ada dan berkembang di media massa, namun kemudian di-blow up di media sosial dengan istilah kasus 'Papa Minta Saham'. Dalam pemberitaan terkait, Kompas TV kemudian juga ikut menyertakan sebutan kasus 'Papa Minta Saham' di beberapa judul pemberitaannya. Penggunaan kata 'Papa Minta Saham' menurut periset Kompas TV, Gita Paramitha, dianggap menarik oleh redaksi Kompas TV. Istilah kasus 'Papa Minta Saham' yang viral di media sosial menandakan bagaimana kasus ini berhasil menyita atensi publik. Pemberitaan politik yang cenderung rumit dan
77
Republika Online. Survei: Kasus 'Papa Minta Saham' Jadi Topik Terpanas 2015, 22 Desember 2015. http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/politik/15/12/22/nzqtqe330-survei.kasus-papa-minta-saham-jadi-topik-terpanas-2015 diakses pada 2 Februari 2016 pukul 08.20 WIB
73
membosankan menjadi lebih menarik, dapat dipahami, serta diikuti oleh banyak kalangan. Selain itu, yang paling penting adalah bagaimana Kompas TV tetap mengutamakan konten atau isi pemberitaannya. Pemberitaan mengenai kasus "Papa Minta Saham" dijabarkan serinci mungkin, sesuai dengan fakta-fakta yang ada, namun tetap menarik, sehingga publik bisa memahami isi berita dengan jelas.
Gambar 4.5 Pemberitaan di Kompas TV terkait Kasus 'Papa Minta Saham' (Sumber: https://www.youtube.com/user/KompasTVInspirasi) 3. #MKDBobrok Kasus 'Papa Minta Saham' berlanjut dengan pelaksanaan sidang dugaan pelanggaran etik Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Setya Novanto,
74
yang dilakukan secara tertutup, Senin (7/12/2015) pagi. Sidang tertutup langsung menjadi sorotan dan mendadak ramai diperbincangkan di media sosial. #MKDBobrok berhasil menduduki puncak teratas trending topic Indonesia, Senin (7/12/2015), sebagai bentuk kekecewaan netizen terhadap sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) yang berlangsung tertutup dan dinilai tidak transparan. Akun Twitter @kangdede78 milik Dede Budhyarto memulai tagar #MKDBobrok dengan menulis, “Sudirman Said & MS saja berani sidang terbuka, kenapa Ketua DPR-nya penakut #MKDBobrok #MKDBobrok #MKDBobrok.” Hingga Selasa (8/12/2015) tagar ini telah disinggung sekitar 90.000 kali di Twitter.78
Gambar 4.6 Trending Topics Twitter 8 Desember 2015 (Sumber: trendinalia.com, twitter.com) 78
BBC Indonesia. Sidang Setya Novanto berlangsung tertutup, #MKDBobrok jadi topik populer dunia, 8 Desember 2015. http://www.bbc.com/indonesia/majalah/2015/12/151207_trensosial_mkd_setyanovanto diakses pada 25 Juli 2016 pukul 14.49 WIB
75
Periset Kompas TV, Gita Paramitha, memberikan pandangannya mengenai aksi masif publik di media sosial terkait sidang MKD, yang dapat dikutip sebagai berikut: “Semenjak media sosial dijadikan sebagai media untuk aksi massa secara virtual, secara tidak langsung, itu menjadi bagian dari sumber informasi. Saat ini orang tidak selalu berdemo untuk dapat menyatakan pendapatnya secara langsung. Melalui media sosial, beberapa macam aksi atau gerakan justru menjadi lebih efektif, salah satunya kontra sidang MKD yang mendapat banyak penolakan dari publik di media sosial.” Tidak hanya mengagendakan pemberitaan seputar sidang MKD yang berlangsung Senin (7/12/2015) pagi, Kompas TV juga mengamati masifnya reaksi publik di media sosial Twitter lewat pemberitaan dengan judul "Netizen Kecewa Sidang MKD" pada tayangan Kompas Malam, 8 Desember 2015. Isi pemberitaan menunjukkan besarnya perhatian publik terhadap proses persidangan yang berlangsung. Topik atau frasa bersangkutan dengan peristiwa terkait seperti #MKDBobrok, Kahar Muzakir, dan Akbar Faizal berhasil menempati jajaran trending topics Twitter di Indonesia, Selasa (8/1202015). Kompas TV di sini tidak pernah secara eksklusif menyoroti suatu kelompok atau golongan, tapi justru berusaha memberi pemahaman kepada masyarakat tentang fakta yang terjadi melalui informasi yang diperoleh secara akurat,
memaparkannya
sesuai
kondisi
yang
terjadi,
bukan
untuk
memprovokasi atau memutarbalikkan fakta. Gita juga menyimpulkan bahwa media sosial dalam hal ini dapat dijadikan tolok ukur untuk melihat respons awal masyarakat terhadap suatu isu.
76
Gambar 4.7 Pemberitaan #MKDBobrok pada Tayangan Kompas Petang 8 Desember 2015 (Sumber: https://www.facebook.com/KompasTV/) 4.4
Trending Topic Twitter dalam Menentukan Agenda Pemberitaan di Kompas TV Fenomena masifnya penggunaan media sosial oleh publik, disadari atau
tidak, ikut berimbas pada proses pemberitaan di media massa. Kini terjadi perubahan cara orang mendapatkan informasi, sebagaimana pemahaman yang diungkapkan
manajer
pemberitaan
Kompas
TV,
Alexander
Wibisono.
Menurutnya, informasi kini tidak selalu didapat dari televisi. Anak-anak muda atau generasi ke depan mungkin akan lebih banyak mendapatkan informasi melalui Twitter, YouTube, dan sebagainya. Dalam beberapa kasus publik bahkan menghasilkan, memproduksi dan mendistribusikan informasi itu sendiri. Alex memberikan pandangannya demikian: “Media massa kini tidak selalu bersaing dengan sesama media massa, tapi kompetitor sesungguhnya adalah publik, melalui jurnalisme warga, melalui Twitter itu sendiri. Ketika ada isu atau terjadi suatu peristiwa, pihak-pihak terkait atau mereka yang tertarik akan peristiwa itu bisa langsung mengirim tweet untuk diketahui dan dibaca oleh orang lain.”
77
Informasi atau berita pada media massa tidak tiba-tiba muncul begitu saja. Ada proses dan perencanaan yang dilakukan untuk menentukan layak atau tidaknya informasi dimuat oleh media sebagai berita. Sekalipun ada isu atau informasi yang tiba-tiba muncul dan beredar ramai di media sosial, misalnya, belum tentu membuatnya layak dan seketika dimunculkan sebagai agenda pemberitaan oleh media massa. Untuk membahas bagaimana trending topic Twitter menentukan agenda pemberitaan di Kompas TV, peneliti mencoba mengkaji dengan menggunakan teori agenda setting, yang pertama kali dicetuskan oleh Maxwell McCombs dan Donald Shaw (1972). Teori agenda setting didasari oleh asumsi bahwa media massa memiliki kekuatan untuk mempengaruhi agenda media kepada agenda publik atau masyarakat, menunjukkan kepada publik isu-isu yang penting; apa yang dianggap penting oleh media akan dianggap penting pula oleh masyarakat. Sebaliknya, jika isu tersebut tidak dianggap penting oleh media massa, maka isu tersebut juga menjadi tidak penting bagi publik. Managing Editor detikhot, Ismujiarso, dalam blog-nya berpendapat soal pergeseran peran agenda setting komunikasi massa. Menurutnya, peran dan pengaruh dari media massa sebenarnya masih ada, dan boleh dibilang tetap besar, namun, dalam batas dan kasus tertentu peran itu sudah bergeser, terbagi dengan blog dan situs-situs jejaring sosial di internet. Tidak hanya agenda media yang selalu memiliki pengaruh terhadap agenda publik, tetapi sebaliknya, agenda publik, melalui media sosial, kini mampu mempengaruhi agenda media,
78
menentukan agenda pemberitaan di media massa.79 Bersumber pada informasi tersebut serta melihat fakta dan hasil observasi langsung di lapangan, penulis kemudian menemukan bahwa teori agenda setting ini ternyata juga berlaku secara resiprokal atau timbal balik. Manajer pemberitaan Kompas TV, Alexander Wibisono, membahas lebih lanjut soal penentuan agenda media di Kompas TV. Menurutnya, jenis informasi atau berita yang dipilih Kompas TV adalah yang benar-benar perlu diketahui oleh masyarakat. Informasi dengan nilai-nilai berita seperti audience, impact, kedekatan (proximity), kemasyhuran (prominence), konflik, seperti yang dirinci Brian S. Brook (2007), termasuk yang menjadi kriteria suatu informasi atau berita untuk tayang di Kompas TV. Namun, yang lebih penting dan menarik bagi Kompas TV adalah human interest, yakni isu atau informasi yang melibatkan kepentingan publik. Ketika sebuah peristiwa terjadi dan berkaitan dengan kepentingan manusia, itu pasti memiliki nilai berita. Alex menjelaskan sebagai berikut: “Ada banyak berita, tapi untuk menentukan prioritas itu ada alat ukurnya. Untuk Kompas, editorial yang paling penting adalah humanis, human interest. Kita bercerita bukan fokus hanya kepada isu atau peristiwanya, tetapi kita lebih penting fokus kepada manusianya, cerita tentang manusia. Itu yang disebut humanis. Jadi ketika ada berita tawuran, berita apa, oke peristiwanya kita liput, tetapi setelah itu apa yang terjadi dengan manusianya? Itu yang beda dari Kompas.” Penentuan agenda media atau pemberitaan di setiap media massa pada dasarnya tidak dapat terlepas dari keberadaan tim redaksi. Bagian redaksi atau yang di Kompas TV lebih dikenal dengan newsroom merupakan pusat atau inti
79
Ismujiarso. Op.cit.
79
dalam sebuah media massa yang mengurusi kegiatan pemberitaan; berbagai hal yang terkait dengan bidang redaksional seperti kebijakan redaksi, editing, dan penayangan berita. Redaksi news Kompas TV dipimpin oleh seorang pemimpin redaksi, yang dalam menjalankan kerjanya dibantu oleh anggota tim redaksi lain seperti produser eksekutif, produser, koordinator liputan, editor, periset, tim multimedia, dan sebagainya. Bagian redaksi bekerja sama, menunjang satu sama lain, untuk dapat menjalankan tugas dengan tetap berpegang pada visi misi serta idealisme dan independensi sebuah media massa. Susunan redaksi news Kompas TV dapat dilihat pada Gambar 4.8 berikut:
Pemimpin Redaksi Wakil Pemimpin Redaksi Manajer Pemberitaan Produser Eksekutif Produser
- Editor - Periset - Multimedia - Grafis
Asisten Produser
Koordinator Liputan (Nasional/Daerah) - Reporter - Juru Kamera, Video Journalist - Kontributor, koresponden
Gambar 4.8 Redaksi News Kompas TV (Sumber: Hasil Penelitian)
80
Proses pembuatan berita biasanya dimulai dari rapat redaksi; rapat proyeksi dan rapat evaluasi. Rapat proyeksi dilakukan sebelum wartawan mencari berita. Rapat proyeksi merupakan rapat perencanaan di mana redaksi membahas isu atau topik yang kemungkinan bisa diliput; menentukan narasumber, angle, deadline, tim liputan, serta arah redaksional dan editorial yang diinginkan. Agenda media di Kompas TV ditentukan lewat rapat proyeksi ini. Sedangkan rapat evaluasi di Kompas TV dilakukan pada malam hari, setelah program berita tayang. Rapat ini membahas evaluasi komponen kerja dari para jurnalis selama satu hari itu. Evaluasi tersebut di antaranya juga melaporkan kekurangan kinerja jurnalis sampai mencari solusi bersama agar kekurangan tadi nantinya tidak terjadi lagi. Di akhir rapat, tim redaksi kemudian membahas materi berita apa yang akan ditayangkan untuk esok hari. Rapat redaksi di Kompas TV diadakan pada pukul 09:00. 14:00, dan 18:30 WIB. Rapat tiga kali dalam sehari tersebut dilakukan karena Kompas TV memiliki program berita reguler yang tiap harinya ditayangkan, yakni Kompas Pagi, Sapa Indonesia (Pagi-Siang), Kompas Siang, Kompas Petang, dan Kompas Malam. Rapat redaksi ini biasanya dihadiri oleh pemimpin redaksi, wakil pemimpin redaksi, penanggung jawab liputan, produser eksekutif, koordinator liputan, periset, tim multimedia, dan seorang juru tulis. Namun, khusus untuk rapat evaluasi yang dilakukan pada malam hari biasanya diikuti hampir dari keseluruhan tim, termasuk reporter hingga juru kamera yang bertugas di hari itu. Rapat redaksi menurut key informan, Herlan Primasto, dapat diibaratkan sebagai dapur, tempat di mana bahan-bahan atau informasi-informasi itu diolah
81
sebelum nantinya disajikan sebagai berita. Rapat redaksi menjadi rumusan pasti dan penting bagi setiap media massa dalam merencanakan dan menentukan berita yang ingin diliput untuk kemudian ditayangkan. Sedangkan proses produksi berita di Kompas TV sendiri terbagi menjadi dua tahap, yakni peliputan berita (news gathering) dan pengolahan berita (news processing). Langkah pertama adalah proses pembuatan berita mentah (raw news) menjadi sebuah item berita atau salinan berita (news copy). Langkah kedua terjadi ketika pengolah berita memodifikasi dan menyatukan item atau bagian-bagian menjadi produk yang lengkap, yaitu siaran berita. Listing peristiwa
Peristiwa
Pengumpul Berita
Reporter Juru kamera Video Journalist Kontributor, koresponden
Copy Berita
Pengolah Berita
Produser Eksekutif Produser Editor
Berita yang telah jadi Gambar 4.9 Penjabaran Model Arus Berita (Sumber: McQuail & Windahl, 1985:159) 80 80
Denis Mcquail & Sven Windahl. Communication Models for the Study of Mass .Communications, 2nd Edition. Singapore: Longman. 1996. Hal 185
82
Kompas TV memiliki beberapa cara dalam memperoleh informasi atau berita. Sumber berita melalui paper trail, people trail, dan electronic trail, sebagaimana yang diklasifikasikan Errol Jonathan (Haris Sumadiria, 2006:98), berlaku pula dalam proses pencarian berita di Kompas TV. Pertama, yakni berdasarkan peristiwa yang sedang terjadi; agenda presiden maupun agenda pemerintahan seperti dari agenda yang sudah diatur oleh beberapa kementerian resmi, misalnya. Kompas TV punya kontributor atau koresponden yang akan menghubungi ketika ada peristiwa terjadi. Ada pula reporter yang bertugas langsung di lapangan mencari informasi mengenai suatu kejadian kemudian menyampaikannya ke tim redaksi untuk diedit dan dikembangkan. Cara yang kedua melalui internet, yaitu dengan mengamati perkembangan yang terjadi di media online dan media sosial. Media sosial Twitter dilirik sebagai salah satu sumber yang potensial bagi Kompas TV. Proses jurnalistik, termasuk peliputan dan produksi berita masih tetap sama, hanya saja caranya kini sedikit diperlengkap, yaitu dengan memanfaatkan keberadaan new media, media sosial, yang terus dimonitor dan menjadi salah satu sumber informasi bagi Kompas TV dalam menentukan agenda pemberitaannya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Maverick bekerja sama dengan Departemen Komunikasi Universitas Paramadina,81 salah satunya membahas soal penggunaan media sosial oleh jurnalis Indonesia pada umumnya. Beberapa di antaranya yaitu menemukan ide untuk penulisan berita, menemukan data untuk 81
Maverick Indonesia. 47% of Indonesian Journalists are Active Contributors in Social Media – Technographics Survey Report 2013, 23 Mei 2013. http://maverick.co.id/47-of-indonesian-journalists-are-active-contributors-in-social-mediatechnographics-survey-report-2013/ diakses pada 9 September 2015 pukul 13.00 WIB
83
penulisan berita, memverifikasi data, memantau perkembangan isu, dan mengetahui pandangan publik (tokoh, publik figur, atau pemimpin) terkait isu-isu tertentu. Sedangkan Eddyono dalam jurnalnya, "Twitter: Kawan, Sekaligus Lawan bagi Redaksi Media", memerincikan peran Twitter dalam ruang redaksi, di antaranya sebagai sumber informasi atau berita, sebagai media sosialisasi sekaligus melihat respons publik dan mengukur tren serta untuk memantau atau mengamati dinamika isu selama proses peliputan (gathering informasi) dan sebelum berita siap naik atau tayang. 82 Ditunjukkan bahwa Twitter selalu ada di berbagai proses pemberitaan, mulai dari awal informasi hingga penayangan. Kenyataan tersebut ditemukan penulis selama menjalani job training di Kompas TV. Lewat pengamatan secara langsung, penulis melihat bagaimana proses kerja tim redaksi dalam memproduksi berita. Berkenaan dengan peran Twitter di tengah redaksi Kompas TV, sebagai salah satu sumber informasi atau ide penulisan berita, Twitter kerap diakses oleh jurnalis baik yang berada di luar redaksi maupun yang berada di dalam ruang redaksi. Penulis sering mendapati anggota tim redaksi, khususnya tim multimedia, berseru seraya memberi kabar kepada anggota redaksi news lainnya perihal kejadian yang tiba-tiba terjadi dan langsung menjadi topik hangat di Twitter. Pada beberapa kasus, misalnya ada pelapor yang mengunggah informasi atau berita ke media sosial lalu menautkannya (mention) lewat akun resmi Kompas TV; admin menerima informasi dan memverifikasi kebenaran laporan tersebut, sebelum akhirnya dibawa ke rapat redaksi dan disetujui layak atau tidaknya diangkat menjadi sebuah
82
Aryo Subarkah Eddyono. Op.cit.
84
berita. Twitter dalam hal ini membantu kerja redaksi dengan kemampuannya memberi akses cepat kepada saksi. Selain itu, dalam setiap rapat redaksi, tim multimedia juga selalu diminta untuk mempresentasikan lima topik unggulan yang paling banyak diperbincangkan; trending topics di media online maupun media sosial, khususnya Twitter, sebagaimana yang dikutip dari hasil wawancara dengan manajer pemberitaan Kompas TV, Alexander Wibisono, demikian: “Media sosial ini terus kita pantau, bahkan setiap rapat redaksi pasti desk multimedia itu kita minta mempresentasikan lima topik yang paling hot yang paling banyak dibicarakan, trending topics hari itu. Bisa jadi kita akan ambil itu sebagai agenda kita atau kita punya agenda, tapi Twitter, media sosial, itu menjadi semacam pembanding atau semacam ukuran bahwa yang kita lagi dorong ini ternyata responsnya juga cukup ramai di media sosial.” Kemudian pada saat proses penyuntingan dan pengerjaan, penulis juga kerap melihat bagaimana produser meminta tim periset untuk memeriksa keakuratan informasi, menelusuri serta mencari data pendukung melalui informasi yang beredar di Twitter. Pada penayangannya, biasanya informasi yang bersumber dari media sosial ini sengaja dimunculkan di tengah-tengah berita headline untuk dijadikan sebagai data pendukung, namun khusus untuk program berita Sapa Indonesia memang terdapat segmen tersendiri yang menayangkan pemberitaan populer dari media online maupun media sosial: trending topics di media online, Twitter, Google trend, maupun video viral yang berasal dari YouTube.83 Sebagai media sosialisasi dan publikasi, Twitter juga dimanfaatkan oleh Kompas TV untuk berinteraksi dan berbagi informasi dengan publik. Tim multimedia Kompas TV sesekali ikut melempar pertanyaan melalui tweet dengan menggunakan tagar tertentu untuk mengetahui pendapat dan respons publik 83
Hasil observasi terhadap program-program berita harian Kompas TV.
85
(tokoh, publik figur, atau pemimpin) terkait suatu isu. Itulah sebabnya periset dan multimedia Kompas TV seringkali dianjurkan untuk mengikuti (follow) beberapa akun khusus untuk memantau sejumlah figur atau tokoh ternama berdasarkan ketertarikan maupun kepentingan mereka terhadap suatu isu atau peristiwa yang terjadi. Dalam hal ini, Twitter juga digunakan sebagai pengingat bagi pengikut akun bahwa media yang bersangkutan telah memperbarui atau meng-update berita. Perincian tersebut kurang lebihnya dapat diilustrasikan pada Gambar 4.10 berikut:
Tim Multimedia
News conference
Play decisions
News processing
Ideas/raw news: media online, trending topics, status atau tweet seseorang di media sosial listing peristiwa: peristiwa yang terjadi di lapangan, isu atau trending topics di media online dan media sosial
editing dan proses redaksional
Berita yang telah jadi
Tim Multimedia sosialisasi dan publikasi
Gambar 4.10 Alur Pemberitaan di Kompas TV dengan adanya New Media (Sumber: Hasil Penelitian)
86
Periset Kompas TV, Gita Paramitha, berbicara soal isu yang beredar di media sosial. Selain nilai-nilai berita seperti faktual dan human interest, menurut Gita, ada beberapa kecenderungan lain yang mendukung berita dari media sosial nantinya akan diangkat menjadi berita atau tidak oleh Kompas TV. Pertama, mengenai rating, apakah berita tersebut menyedot perhatian masyarakat atau tidak. Kedua, mengenai manfaat atau kegunaan dari berita tersebut. Ketiga, berita itu harus menghibur, menarik secara entertainment. Pernyataan Gita tersebut berkenaan dengan dimensi-dimensi agenda media: visibilitas, audience salience, dan valensi, sebagaimana yang dikutip oleh Apriadi Tamburaka dalam bukunya, Agenda Setting Media Massa.84 Visibilitas merupakan jumlah atau tingkat menonjolnya berita, peristiwa apa yang tengah ramai diperbincangkan dan terjadi berdasarkan realita; audience salience merupakan tingkat kepentingan berita bagi khalayak, relevansi isi berita dengan kebutuhan khalayak; sedangkan valensi berarti menyenangkan atau tidak menyenangkan cara pemberitaan bagi suatu peristiwa. Tidak semua agenda publik di Twitter, apa yang ramai diperbincangkan di Twitter, otomatis menjadi agenda pemberitaan di Kompas TV. Apalagi melihat trending topics Twitter yang kini semakin mengawur dan tidak jelas, termasuk kemungkinan munculnya akun-akun robot yang menggerakkan atau mengarahkan publik terhadap isu-isu tertentu. Di saat seperti itulah Kompas TV akan kembali merujuk kepada ideologi serta visi misi yang dianutnya. Pada dasarnya, ideologi Kompas TV yang tegas, terarah, dan menumbuhkan harapan, selaras dengan
84
Apriadi Tamburaka. Op.cit. Hal. 69
87
ideologi pendiri terdahulunya, harian Kompas, yakni "Amanat Hati Nurani Rakyat". Ideologi ini juga sejalan dengan apa yang diisyaratkan oleh UU Pers, Kode Etik Jurnalistik, serta Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran. Informan, Alexander Wibisono, mengaitkan ideologi tersebut dengan peranan media seharusnya. Menurutnya, media harus hadir untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat; edukatif, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan harus dalam posisi independen. Independen ini yang menentukan objektivitas media dalam pemberitaannya. Bagi Kompas TV, selama itu berdasarkan fakta dan memiliki nilai berita, terutama yang berhubungan dengan kepentingan publik, pasti akan terus diperbarui dan dijadikan referensi. Alex menambahkan penjelasannya dengan memberi pandangan sebagai berikut: “Pada dasarnya kita tidak mencari sensasi, Kompas TV yang paling penting adalah substansi. Media sosial atau Twitter itu kita jadikan satu sebagai informasi awal. Ketika ada yang ramai diperbincangkan di media sosial, di Twitter, kita harus terlebih dulu melakukan disiplin verifikasi. Intinya kita harus cek. Kita tidak bisa gunakan itu secara serta merta tanpa ada ada pengecekan. Kemudian sumbernya harus jelas, karena kan media sosial, Twitter, kebanyakan sumbernya anonim dan ngaco namanya. Nah, itu harus kita cek. Di situ peran kita. Kalau fakta sudah ada ya kita angkat fenomena di Twitter-nya. Tapi, ya itu, cek terlebih dulu. Disiplin verifikasi harus dilakukan. Setelah itu baru bisa tayang di layar Kompas TV dan dijadikan sebagai agenda pemberitaan di Kompas TV.” Media sosial akan selalu bergantung pada media mainstream, begitu pun sebaliknya, media mainstream, juga tidak bisa lepas dari peran media sosial di dalamnya. Jurnalisme kini punya tuntutan lebih. Breaking news, unsur siapa, apa, di mana, dan kapan, kini banyak datang dari publik melalui media sosial seperti Facebook, Twitter. Sudah menjadi tugas media massa untuk memberi nilai tambah pada berita, menambahkan analisis politik atau musibah. Tantangan bagi
88
jurnalis adalah verifikasi fakta berita. Itu kendala terbesarnya. Tetap harus memegang prinsip mendasar untuk selalu memverifikasi fakta.85 Selama wawancara, Alex berkali-kali menegaskan soal konfirmasi atau disiplin verifikasi yang menjadi prinsip dasar bagi setiap media massa sebagai lembaga yang bertanggung jawab menyampaikan informasi kepada publik. Menurutnya, media massa saat ini menjadi konfirmator dari semua isu atau informasi yang beredar. Isu di media sosial belum bisa disebut berita, selama tidak ada proses redaksional atau konfirmasi dari media massa. Media sosial ke depannya akan semakin membantu, selama orang mau kritis untuk memverifikasi informasi yang beredar di media sosial.
85
Kutipan pernyataan jurnalis Al Jazeera Inggris, Steve Chao, dalam tayangan Kompas Petang, 7 Juli 2015, https://www.youtube.com/watch?v=ny5zvlp6Mkw diakses pada 2 Februari 2016 pukul 10:02 WIB
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan, peneliti dapat memberikan
kesimpulan sebagai berikut: 1. Kompas TV memandang apa yang terjadi di Twitter sebagai sesuatu yang menarik dan penting untuk diperhatikan. Keberadaannya dimanfaatkan sebagai salah satu sumber informasi serta media yang digunakan untuk melihat trending topic sebelum akhirnya diolah dan dijadikan isu dalam pemberitaan. 2. Selain faktual dan human interest, kriteria atau kecenderungan lain yang menentukan berita dari media sosial dijadikan agenda pemberitaan di Kompas TV: pertama, mengenai rating, apakah berita tersebut menyedot perhatian masyarakat. Kedua, mengenai manfaat atau kegunaan dari berita tersebut. Ketiga, berita itu harus menghibur, menarik secara entertainment. Selain itu, verifikasi juga menjadi hal mutlak yang perlu dilakukan media massa sebelum melakukan penyiaran kepada publik. Di era keterbukaan informasi seperti sekarang, media massa diharapkan bisa menjadi konfirmator dari setiap isu atau informasi yang beredar. 5.2
Saran 5.2.1 Saran Teoritis Peneliti mengharapkan penelitian ini dapat berguna bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan tema atau permasalahan yang
89
90
sama. Penelitian ini juga diharapkan bisa menjadi pedoman atau acuan bagi mereka yang ingin melakukan penelitian dengan garis besar yang sama atau dengan lebih memfokuskan lagi permasalahan yang telah dibahas sebelumnya. 5.2.2 Saran Praktis Bagi para pengguna media sosial, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam memanfaatkan media sosial sebagai sarana penyampai pesan yang efektif. Untuk para praktisi komunikasi, khususnya mereka di bidang jurnalistik; untuk media massa, khususnya Kompas TV, diharapkan dapat terus berinovasi, memanfaatkan keberadaan media sosial tidak hanya sebagai sumber informasi, namun juga alat verifikasi.
91
92
DAFTAR PUSTAKA
Buku Alwasilah, A. Chaedar. 2000. Pokoknya Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya. Assegaff, H. Djafar. 1991. Jurnalistik Masa Kini. Jakarta: Ghalia Indonesia. Djuroto, Totok. 2003. Manajemen Penerbitan Pers. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Creswell, John. 2012. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Dominick, Joseph R. 2009. The Dynamics of Mass Communication: Media in The Digital Age. New York: McGraw-Hill. Effendy, Onong Uchjana. 2005. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti. ________, 1999. Komunikasi: Ilmu, Teori dan Praktek. Bandung: PT. Rosdakarya. Flew, Terry. 2005. New Media: An Introduction. New York: Oxford University Press. Griffin, Em. 2005. A First Look at Communciation Theory. New York: McGrawHill. Lister, Martin, Jon Dovey, Seth Giddings, Iain Grant, Kieran Kelly. 2003. New Media: A Critical Introduction. London: Routledge. McQuail, Denis & Sven Windhal. 1996. Communication Models for the Study of Mass Communications, 2nd Edition. Singapore: Longman. Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Muda, Deddy Iskandar. 2006. Jurnalisme Liputan 6: Antara Peristiwa dan Ruang Publik. Jakarta: Pustaka LP3S Indonesia. Olii, Helena. 2007. Berita dan Informasi: Jurnalistik Radio. Jakarta: Indeks.
Rakhmat, Jalaludin. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Romli, Asep Syamsul. 2009. Jurnalistik Praktis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Salim, Agus. 2001. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana. Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sumadiria, Haris. 2006. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Sweeney, Susan & Randall Craig. 2011. Social Media for Business: 101 Ways to Grow Your Business without Wasting Your Time. Canada: Maximum Press. Tamburaka, Apriadi. 2012. Agenda Setting Media Massa. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Yunus, Syarifudin. 2010. Jurnalistik Terapan. Bogor: Ghalia Indonesia.
Jurnal Dunlap, Joanna C. & Lowenthal, Patrick R. 2009. Tweeting the Night Away: Using Twitter to Enhance Social Presence. Journal of Information Systems Education. Eddyono, Aryo Subarkah. 2013. Twitter, Kawan Sekaligus Lawan bagi Ruang Redaksi. Journal Communication Spectrum, Vol. 3 No. 1. Kaplan, M. Andreas & Haenlein, Michael. 2010. Users of the world, unite! The Challenges and opportunities of Social Media. Kelley School of Business, Indiana University. Kwak, Haewoon; Lee, Changhyun; Park, Hosung, Moon, Sue. 2010. What is Twitter, a Social Network or a News Media? Prabowo, Maybi. 2015. Dinamika Agenda-Setting dan Terbentuknya Reversed Agenda-Setting. Universitas Indonesia. Putri, Dibyareswari Utami. 2012. Peran Media Baru dalam Membentuk Gerakan Sosial (Studi Kasus pada Individu yang Terlibat dalam Indonesia Unite di Twitter). Universitas Indonesia.
Thorndyke, Jackson. 2008. The Role of Agenda Setting in Social Media: A Look at the Relationship Between Twitter and The Mass Media's Agenda. Elon University. Wu, Shaomei; Mason Winter A; Hofman, Jake M; Watts, Duncan J. 2011. Who Says What to Whom on Twitter. Journal held by the International World Wide Web Conference Committee (IW3C2). Yusuf, Azwar. 2011. Kebijakan Redaksi Liputan 6 SCTV dalam Menentukan Berita Utama. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Website http://bits.blogs.nytimes.com/2010/06/18/sports-fans-break-records-on-twitter/ http://blog.peerreach.com/2013/11/4-ways-how-twitter-can-keep-growing/ https://blog.twitter.com/2012/twitter-turns-six http://blogs.wsj.com/digits/2014/04/11/new-data-quantifies-dearth-of-tweeters-ontwitter/ www.boundless.com/marketing/social-media-marketing/introduction-to-socialmedia-digital-marketing/what-is/-social-media http://www.ebizmba.com/articles/social-networking-websites www.educause.edu/library/resources/7-things-you-should-know-aboutmicroblogging http://inklingmedia.net/social-media/elements-of-social-media/ http://www.kompas.tv/front/profile/ http://matei.org/ithink/2010/07/28/does-agenda-setting-theory-apply-to-socialmedia/ http://maverick.co.id/47-of-indonesian-journalists-are-active-contributors-insocial-media- technographics-survey-report-2013/ http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/politik/15/12/22/nzqtqe330-surveikasus-papa-minta-saham-jadi-topik-terpanas-2015 http://news.bbc.co.uk/2/hi/technology/8120324.stm
http://news.detik.com/berita/3107222/panasnya-kasus-papa-minta-sahammundurnya-novanto-dari-kursi-ketua-dpr http://socialmediaweek.org/jakarta/ https://www.techinasia.com/indonesia-web-mobile-data-start-2015/ https://www.trendinalia.com https://www.youtube.com/user/KompasTVNews Dewan Pers. 2012. Survei Penggunaan Konten di Media Sosial/Jejaring Sosial untuk Informasi Peliputan dan Penulisan Berita oleh Jurnalis. http://www.dewanpers.or.id/opini/944-social-media-for-journalism Ismujiarso. 2009. "Pergeseran Peran Agenda Setting Komunikasi Massa dan Apa Maknanya" http://www.virtual.co.id/blog/cyberpr/pergeseran-peran-agenda-settingkomunikasi-massa-dan-apa-maknanya/ Tuhu Nugraha Dewanto. 2010. "Selamat Datang Era News on Demand" http://www.virtual.co.id/blog/cyberpr/selamat-datang-era-news-on-demand/ Pear Analytics. Twitter Study – August 2009 https://www.pearanalytics.com/wp-content/uploads/2012/12/Twitter-StudyAugust-2009.pdf
LAMPIRAN 1 PEDOMAN OBSERVASI DAN PEDOMAN WAWANCARA
Pedoman Observasi Pedoman observasi merupakan pengamatan terhadap perilaku subjek selama wawancara dan pengamatan terhadap lingkungan atau setting wawancara juga pengaruhnya terhadap perilaku subjek dan informasi yang muncul pada saat berlangsungnya
wawancara.
Melalui
kegiatan
observasi
ini,
peneliti
mengharapkan beberapa hal yang nantinya dapat terlihat yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Proses berlangsungnya rapat redaksi 2. Kinerja tim multimedia Kompas TV 3. Bagaimana prosedur atau alur suatu isu maupun berita yang bersumber dari media sosial (Twitter) sampai akhirnya menjadi agenda pemberitaan di Kompas TV
Pedoman Wawancara (Key Informan Dan Informan) Pedoman wawancara digunakan sebagai acuan dalam melakukan agar wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini, di antaranya: 1. Bagaimana cara Kompas TV mendapatkan berita?
2. Di era digital seperti sekarang ini tidak bisa dipungkiri kalau media sosial juga memiliki peran dalam pemberitaan. Untuk Kompas TV sendiri bagaimanakah peran media sosial itu? 3. Media sosial apa yang lebih sering dipantau dan dimanfaatkan sebagai sumber informasi? Mengapa? 4. Bagaimana Kompas TV melihat isu atau fenomena yang beredar dan populer di Twitter? 5. Kriteria seperti apa saja yang membuat suatu isu atau berita di media sosial yang menarik dan kemudian layak untuk ditayangkan di Kompas TV? 6. Media sosial (Twitter) tidak hanya sebagai sumber informasi tapi juga verifikasi. Menurut Anda? 7. Dengan keberadaan media sosial saat ini, bagaimana Kompas TV melihat kegiatan jurnalisme ke depannya?
LAMPIRAN 2 HASIL OBSERVASI Observasi dilakukan di gedung Kompas TV yang berlokasi di Jl. Palmerah Selatan No.1, Jakarta, tepatnya di Kompas TV Building 5 th floor – News Division, pada 27 November 2014. Berikut merupakan hasil observasi yang dapat dipaparkan: 1.
Sejarah dan Perkembangan KOMPAS TV Seiring dengan perkembangan teknologi, media cetak diarahkan untuk
melakukan transformasi menuju era digital. Sosok media selanjutnya ditampilkan melalui multimedia, multi channel, dan multiplatform (MMM). Pada tahun 2009, KOMPAS GRAMEDIA TV didirikan untuk menjadi alat perusahaan untuk menjalankan bisnis di televisi. Pembentukan KOMPAS GRAMEDIA TV diawali pada Oktober 2009 dengan membentuk KOMPAS GRAMEDIA PRODUCTION (KGP) yang diberi tugas untuk memproduksi program yang dapat memberikan nilai tambahan kepada penontonnya dengan adanya nilai-nilai kemanusiaan, nilai sosial dan pendidikan. Proyek ini mempersiapkan terbentuknya KOMPAS TV Network, KOMPAS Channel, KOMPAS VISION dan juga KOMPAS TV. Sebagai content provider, KOMPAS TV tayang perdana pada tanggal 9 September 2011 di sepuluh kota di Indonesia: Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Banjarmasin, dan Makassar. Jumlah kota tersebut terus bertambah dan hingga kini KOMPAS TV dapat dinikmati oleh 200 juta penduduk di lebih dari 100 kota di seluruh
Indonesia. KOMPAS TV dapat pula disaksikan melalui streaming di www.kompas.tv/live serta melalui berbagai televisi berbayar lainnya. KOMPAS TV menayangkan 70% program produksi sendiri dan 30% program tayangan lokal pada awal kerja samanya dengan stasiun-stasiun televisi lokal di berbagai kota di Indonesia. Tersedia juga kanal televisi berbayar pertama di Indonesia yang memiliki kualitas High Definition (HD). Kualitas High Definition menyajikan gambar dengan resolusi tinggi sehingga pemirsa dapat menikmati detail gambar dengan kontur jelas dan warna yang lebih tajam. KOMPAS TV sebagai pionir kualitas High Definition juga tengah mengarah pada sistem televisi digital sesuai standar yang lazim digunakan secara internasional. KOMPAS TV sangat memperhatikan kualitas dari program yang ditayangkan. Tumbuh dalam indutri televisi komersial dengan persaingan yang sangat ketat, KOMPAS TV berusaha untuk tetap berada pada koridor visi misi sehingga dapat selalu menyajikan pogram tayangan inspiratif dan informatif dengan kemasan menarik bagi keluarga Indonesia. Karena merupakan tanggung jawab besar bagi sebuah stasiun televisi untuk turut membentuk moral bangsa. Menjawab tantangan dunia media di Indonesia, sebagai bagian dari KOMPAS GRAMEDIA Group yang memiliki motto Enlightening People, KOMPAS TV didukung dengan komposisi karyawan berkualitas dan berdedikasi tinggi senantiasa berusaha menyalurkan informasi yang akan menjadi Inspirasi Indonesia.
2.
Visi dan Misi KOMPAS TV “To be the most creative organization in southeast asia to enlight people's live with programmes and services that inform, education and entertaint and to engange our audiences with an independent, distinctive, and appealing mix of programming and content, delivered via multiplatform service.“ Dapat diartikan: “Menjadi organisasi yang paling kreatif di Asia Tenggara dalam mencerahkan kehidupan manusia dengan menayangkan program-program dan jasa-jasa yang bersifat informatif, edukatif, dan menghibur; mengikat para penonton dengan paduan program dan layanan yang mandiri, berbeda, serta memikat; dan disuguhkan melalui layanan multiplatform.
3.
Nama dan Logo KOMPAS TV BENTUK & WARNA: Logo menggambarkan INDONESIA yang terdiri dari unsur-unsur DARAT, LAUT, UDARA, dan MAKHLUK HIDUP yang ada di bumi Indonesia. Unsur-unsur Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika itu dicitrakan dalam unsur warna-warna yang diwakili oleh 9 WARNA. Masing-masing warna berada dalam bentuk SEGITIGA yang mengartikan energi, kekuatan, keseimbangan, hukum. ilmu pasti, agama, dan dinamis. Bentuk segitiga berwarna ini terintegrasi dalam bentuk mirip huruf K, inisial dari KOMPAS, melambangkan integrasi keragaman dan keutuhan sebagai inspirasi Indonesia.
4.
Program Berita KOMPAS TV Tayangan KOMPAS TV terbagi menjadi tiga segmentasi, yakni News and
Current Affairs, Entertainment-Kids-Variety Show, dan Science and KnowledgeAdventure. Program-program berita KOMPAS TV masuk ke dalam segmentasi News and Current Affairs, yang di antaranya terdiri dari program Aiman, Kompasiana TV, Sapa Indonesia, Bundesliga, Liga Italia Serie A, Kompas Pagi, Kompas Siang, Kompas Petang, Kompas Malam, Soccer Zone, Kompas Sport, Three In One, Berkas Kompas, dan Satu Meja.
Program berita harian KOMPAS TV yang diteliti di sini, yaitu Kompas Pagi, Sapa Indonesia (Pagi-Siang), Kompas Siang, Kompas Petang, dan Kompas Malam. Program Kompas Pagi, Kompas Siang, Kompas Petang, dan Kompas Malam merupakan program berita harian dengan penyajian asupan berita yang dikemas tegas dan terarah serta menumbuhkan harapan. Memenuhi kebutuhan pemirsa akan berita yang tak hanya informatif namun juga menjunjung etika jurnalistik, yang memberitakan peristiwa dengan beberapa unsur, di antaranya yang mempengaruhi kehidupan orang banyak (significance), kejadian yang baru terjadi (timeless), kejadian yang dekat dengan masyarakat (proximity), menyangkut hal-hal yang terkenal (prominence), kejadian yang menyangkut orang biasa dalam situasi luar biasa (human interest) dan ragam lainnya dengan menjunjung tinggi independensi, tidak memihak serta cover both side. Ragam berita baik masalah politik, ekonomi, agama, budaya, ilmu pengetahuan, olah raga, teknik, militer, filsafat, tata negara, dan lainnya disajikan dengan tegas dan insipratif. Sedangkan Sapa Indonesia merupakan program berita harian yang disajikan dengan konsep penyampaian berita konvensional dengan tambahan sentuhan program talk show televisi. Tidak hanya menghadirkan berita utama yang menghiasi halaman depan surat kabar nasional, Sapa Indonesia juga mengikuti perkembangan berita peristiwa yang terjadi langsung dari lokasi. Tidak berhenti di situ,
melalui
website
www.sapaindonesia.com
dan
akun
media
sosial
@Sapa_Indonesia, program ini juga mengajak pemirsa maupun pendengar dan pengguna media sosial untuk ikut terlibat setiap harinya.
5.
Redaksi News KOMPAS TV Bagian redaksi atau yang di KOMPAS TV lebih dikenal dengan newsroom
merupakan pusat atau inti dalam sebuah media massa yang mengurusi kegiatan pemberitaan; berbagai hal yang terkait dengan bidang redaksional, seperti kebijakan redaksi, editing, dan penayangan berita. Redaksi news KOMPAS TV dipimpin oleh seorang pemimpin redaksi, yang dalam menjalankan kerjanya dibantu oleh anggota tim redaksi lain, seperti produser eksekutif, produser, koordinator liputan, editor, periset, tim multimedia, dan sebagainya. Bagian redaksi ini bekerja sama, menunjang satu sama lain, untuk dapat menjalankan tugas dengan tetap berpegang pada visi misi serta idealisme dan independensi sebuah media massa. Proses produksi berita di KOMPAS TV dimulai dari rapat redaksi; rapat proyeksi dan rapat evaluasi. Rapat redaksi diadakan pada pukul 09:00. 14:00, dan 18:30 WIB. Rapat proyeksi dilakukan sebelum wartawan mencari berita. Rapat proyeksi merupakan rapat perencanaan di mana redaksi membahas isu atau topik yang kemungkinan bisa diliput; menentukan narasumber, angle, deadline, tim liputan, serta arah redaksional dan editorial yang diinginkan. Agenda media di KOMPAS TV ditentukan lewat rapat proyeksi ini. Sedangkan rapat evaluasi di KOMPAS TV dilakukan pada malam hari, setelah program berita tayang. Rapat ini membahas evaluasi komponen kerja dari para jurnalis selama satu hari itu. Evaluasi tersebut di antaranya juga melaporkan kekurangan kinerja jurnalis sampai mencari solusi bersama agar kekurangan tadi nantinya tidak terjadi lagi.
Di akhir rapat, tim redaksi kemudian membahas materi berita apa yang akan ditayangkan untuk esok hari. Penulis berkesempatan mengikuti rapat redaksi, rapat evaluasi pada 27 November 2014 yang berlangsung mulai pukul 18:30 WIB. Rapat redaksi malam itu tidak hadiri oleh pemimpin redaksi, namun rapat tetap dilakukan, berlangsung di bawah pimpinan wakil pemimpin redaksi dan penanggung jawab peliputan atau manajer pemberitaan serta dihadiri oleh anggota redaksi lainnya, seperti produser eksekutif, produser, koordinator liputan, periset, tim multimedia, reporter, juru kamera, dan seorang juru tulis. Selain mengevaluasi keseluruhan program berita yang tayang sepanjang hari tadi, rapat juga membahas soal agenda media, membahas isu besar apa yang kira-kira bisa diliput untuk hari berikutnya dengan menentukan arah redaksional dan editorial yang diinginkan. Informasi biasanya diperoleh dengan melihat peristiwa yang sedang terjadi, bisa berdasarkan agenda presiden atau agenda pemerintahan, seperti dari agenda yang sudah diatur oleh beberapa kementerian resmi, misalnya. Ada pula kontributor di beberapa daerah yang akan menghubungi ketika ada peristiwa terjadi. Kemudian ada juga yang melalui electronic trail, internet, di sini tim multimedia ditugaskan untuk mengamati setiap perkembangan yang terjadi di media online maupun media sosial dan mempresentasikan lima topik terhangat yang dibahas di kedua media tersebut. Informasi juga tidak hanya terbatas pada skala nasional, namun skala internasional. Untuk skala internasional biasanya sumber-sumber yang digunakan adalah Reuteurs, AFP, dan VOA, yang juga hanya dapat diakses jika memiliki koneksi internet.
Ketika sudah diputuskan soal informasi dan kejadian apa yang akan diliput, koordinator peliputan segera membagikan tugas kepada reporter, camera person, dan video journalist mengenai apa-apa saja yang harus didapatkan untuk dijadikan konten News and Current Affairs hari keesokannya. Jika perlu mendapatkan informasi yang lebih mendalam atau spesifik biasanya koordinator liputan nasional ini akan melakukan koordinasi secara langsung dengan tim liputan. Selama melakukan observasi, dalam menentukan agenda pemberitaannya, penulis melihat bahwa KOMPAS TV tidak pernah memberikan berita atas keinginan pihak eksternal, tidak terlihat juga penolakan untuk memberikan informasi karena rasa takut terhadap pihak lain. Jenis informasi yang dipilih pun adalah yang benar-benar perlu diketahui oleh masyarakat. Dari segi konten, program berita KOMPAS TV terus berusaha menyajikan pemberitaan sesuai dengan fungsi media massa itu sendiri: fungsi edukasi, informasi, fungsi hiburan, fungsi pengaruh, dan tetap berdasarkan ideologi yang dianut redaksi news KOMPAS TV, yakni tegas, terarah, dan menumbuhkan harapan. Tegas berarti tidak ada tawar-menawar, segala sesuatunya harus berdasarkan fakta. Terarah, artinya semua memiliki perencanaan, segala sesuatunya memiliki garis editorial dan target secara jelas. Menumbuhkan harapan, yakni pemberitaan itu harus membangkitkan optimisme bukan pesimisme.
News & Current Affairs Division
Struktur Redaksi News KOMPAS TV
Pemimpin Redaksi Wakil Pemimpin Redaksi
Manager News and CA
Bulletin
Eksekutif Produser
Magazine
Section Head
Produser
Reporter
Penulis
Eksekutif Produser
Manager News and Support
Koordinator Editor Editor
Manager Produksi
Koordinator Grafis Grafis
LAMPIRAN 3 TRANSKRIP WAWANCARA
Hasil Wawancara dengan Multimedia Kompas TV, Herlan Primasto Senin, 15 September 2014 1.
Gimana aja sih, Mas, cara Kompas TV mendapatkan berita? Pertama, ditentukan oleh rapat redaksi. Jadi setiap hari kayak nanti sore nih sehabis Kompas Petang, kita punya rapat redaksi. Rapat redaksi itu menentukan besok tim liputan akan belanja berita ke mana. Ada korlip, koordinator liputan, ada juga kontributor. Kontributor itu sifatnya untuk mem-back up berita yang di daerah dan juga yang ada di Jakarta. Menentukan beritanya ya kita melihat perkembangan. Hari ini gimana, besok main apa, terus kita pantau. Caranya melalui teman-teman yang di lapangan juga. Untuk di Twitter sendiri, kita biasanya menyamakan dengan peristiwa yang terjadi. Biasanya Twitter itu seirama dengan kondisi real di lapangan. Jadi kalau ada rame-rame apa di lapangan, di Twitter juga rame-ramenya itu. Nah, biasanya kalau Twitter itu yang mencari tim kita, tim multimedia, melalui hashtag, salah satunya. Kecepatan media sosial ini yang kita manfaatkan. Jadi misalnya, kalau tim liputan belum dapat gambarnya, biasanya di Twitter udah ada gambarnya. Jadi kita ambil dari Twitter, dari orang-orang yang melempar gambar atau video amatir. Gitu aja sih.
2.
Jadi media sosial, termasuk Twitter, menjadi salah satu sumber informasi agenda pemberitaan? Nah, media sosial yang paling sering dimanfaatkan sebagai sumber informasi itu apa? Iya, salah satu. Twitter. Karena Twitter lebih mudah ya digunakan buat orang-orang dan terjangkau buat semua kalangan. Kalau Path kan agak private, Instagram juga, cuma ada di Android dan iOS. Kalau Twitter bisa di mana aja kan orang-orang dan nggak perlu waktu lama untuk akses Twitter. Mau cari apa di situ, kalau rame apa ya tinggal search pakai keyword-nya apa, ketemu. Jadi kita memang lebih banyak ke Twitter. Path dan Instagram juga kita pakai, tapi cuma untuk kasus-kasus tertentu aja, kayak kasus Florence kemarin di Path. Tapi, ramenya di Twitter juga kan akhirnya kan. YouTube juga, tapi nggak terlalu sering. YouTube lebih banyak kita gunakan untuk upload berita kita sendiri, kalau mencari masih Twitter. Semua media sosial intinya kita pantau, tapi lebih banyak Twitter.
3.
Lalu bagaimana Kompas TV memandang fenomena yang sedang hit di media sosial? Seru, dan buat gue pribadi memang penting banget. Kita nggak boleh ketinggalan berita dari situ juga. Makanya, di beberapa instansi, lembaga atau katakanlah media, desk ini ada. Desk Multimedia ini ada. Karena ini mendukung konten berita yang ada. Kayak yang tadi gue bilang, ketika tim liputan belum dapat, ya kita udah dapat. Penting banget.
4.
Ada nggak sih kriteria khusus untuk isu atau berita di media sosial, di Twitter, yang kemudian menarik untuk ditayangkan di Kompas TV? Banyak, banyak banget. Kayak kemarin misalnya, kasusnya Florence, itu kan ramai banget di media sosial. Terus kemarin ulang tahunnya SBY yang Ibu Ani nge-post di Instagram. Ini juga yang lagi ramai soal Pilkada, soal menolak Pilkada tidak langsung ataupun mendukung Pilkada tidak langsung, pro kontranya itu banyak dan beberapa kali jadi trending topic di Twitter. Terus yang parah lagi yang Ahok bilang mau mundur dari Gerindra, itu juga rame banget. Gitu.
5.
Media sosial nggak hanya sebagai sumber informasi, tapi juga verifikasi. Gimana? Iya. Kita bisa periksa, ini benar nggak sih kejadiannya. Kayak tadi gue bilang, biasanya yang terjadi di lapangan sama dengan yang di Twitter. Misalnya, kemarin tim liputan bilang ada kebakaran pipa Pertamina di Pantura, di Subang kalau nggak salah, terus belum ada gambarnya, terus kita cek di Twitter, verifikasi, ternyata ada gambarnya. Itu maksudnya bersifat verifikasi, ternyata ada dan betul.
6.
Aku pernah baca statement "suatu isu, selama belum tayang di televisi itu belum fakta." Pendapat, Mas, gimana? Iya. Kita menonton televisi, kita menonton berita, memang sifatnya kan untuk konfirmasi kita. Kita butuh informasi, butuh gambar, butuh audiovisual, dan TV punya itu. Betul.
7.
Ada arsipnya nggak sih, Mas, misalnya berapa persen berita yang tayang di Kompas TV yang sumbernya berasal dari media sosial? Ini secara perkataan aja ya. Kira-kira kalau gue bisa sampaiin 30%-40%, tapi nggak setiap hari ya, paling satu bulan ada sekitar 30%-40% berita dari media sosial. Biasanya kan yang membuat berita ini, produser, akan meminta partisipasi orang di Twitter atau media sosial buat menanggapi berita atau isu yang hangat hari itu. Makanya, bisa gue bilang kayak gitu.
Hasil Wawancara dengan Periset Kompas TV, Gita Paramitha Zettira Senin, 15 September 2014 1.
Gimana aja sih, Mba, cara Kompas TV mendapatkan berita? Untuk keseluruhan, ya, ada agenda yang memang sudah diatur sama beberapa kementerian resmi, pasti ada. Misalnya, ada konferensi pers apa. Tapi, kalau untuk media sosial beda lagi. "Hari ini apa nih yang rate-nya lagi naik di media sosial? Omongan soal apa sih?" Misalnya... Jadi sebenarnya media sosial itu posisinya bisa dia benar-benar utama dari situ munculnya atau isu yang sudah ada dan berkembang di media massa, tapi kemudian diblow up lagi di media sosial. Misalnya, kayak yang sekarang nih, soal Ahok mundur. Itu kan sebenarnya pernyataan di media massa ya, cuma kemudian di-blow up di media sosial, sampai muncul (tagar) #DukungAhok #AhokWillNeverWalkAlone la…la…la… Itulah. Termasuk juga Pilpres kemarin. Kayak gitu jenisnya. Jadi itu salah duanya. Bisa dari liputan kementerian resmi, memang ditentukan dari kantor sendiri atau bisa dari berawal dari media sosial.
2.
Media sosial apakah yang lebih sering menjadi sumber informasi? Path, Twitter, Facebook, Instagram? Mengapa? Twitter. Mungkin karena follower Kompas TV di Twitter lebih banyak. Jadi yang memperhatikan berita kita lebih banyak di Twitter dibandingkan di Facebook atau di Path atau bahkan di Google+. Tapi, kalau menurut gue orang paling bisa gampang berinteraksi itu ya di Twitter. Gitu. Ya, kan orang tinggal mention. Udah, selesai. Jadi interaksinya memang lebih banyak di Twitter.
3.
Lalu bagaimana Kompas TV memandang fenomena yang sedang hit di media sosial? Semenjak media sosial itu jadi media buat aksi massa secara virtual, secara nggak langsung, mau nggak mau itu jadi bagian dari sumber informasi. Karena sekarang kan orang nggak selalu demo, orang nggak selalu menyampaikan pendapatnya secara langsung ke mana, gitu. Nah, ternyata ada beberapa macam gerakan atau aksi yang justru efektif lewat media sosial. Katakanlah, awal banget kayak koin Prita. Nah, RUU Pilkada aja tuh, orang bisa lihat kalau banyak penolakan itu nggak cuma dari pemberitaan, tapi juga dari media sosial, karena banyak diomongin, karena banyak pemberitaan. Kecenderungan pemberitaan itu bahwa RUU Pilkada ditolak. Mau nggak mau itu menjadi salah satu sumber untuk kita melihat sejauh mana berita itu direspon oleh masyarakat sebelum terjun langsung ke masyarakat, melalui wawancara langsung, misalnya. Media sosial kalau menurut gue bisa menjadi awal, untuk melihat respon awal masyarakat terhadap suatu isu.
4.
Adakah kriteria khusus untuk berita yang beredar di media sosial yang akhirnya dan ditayangkan? Itu subjektif banget ya. Kadang-kadang kantor menentukannya berdasarkan "Ini berita mancing rating nggak ya?" Gitu. Tapi, selama gue bekerja di sini kecenderungan yang menentukan berita dari media sosial apakah nanti akan diangkat jadi berita atau nggak itu… Pertama, menyedot perhatian masyarakat nggak? Rating. Kedua, berguna nggak? Ketiga, dia menarik secara entertainment, menghibur. Tapi, selalu dikaitkan, berita ini nggak boleh cuma sekadar bombastis, tapi harus ada unsur informatif dan edukatif.
5.
Media sosial nggak hanya sebagai sumber informasi, tapi juga verifikasi. Menurut, Mba? Iya. Itu bisa, kalau akun yang terkait itu memang terverifikasi, itu benar akun resmi orang atau lembaga yang terkait. Beberapa seperti NTMC Polri, misalnya, itu bisa dijadikan referensi untuk verifikasi karena akunnya memang sudah resmi dan diverifikasi dari dia infonya. Atau BNPB, untuk update korban kecelakaan atau korban bencana alam, itu juga masih bisa. Asal udah ada pengakuan kalau itu memang akun resmi dari lembaga atau orang tersebut.
6.
Aku pernah baca statement "suatu isu, selama belum tayang di televisi itu belum fakta." Pendapat, Mba? Oh iya, iya. Karena kan media sosial itu bukan media massa, kalau media massa kan ada unsur redaksional. Itu betul. Itu gue setuju. Sebelum ada proses redaksional, sebuah isu di media sosial belum bisa disebut berita, selama tidak ada proses redaksional.
7.
Bagaimana Mba melihat kegiatan jurnalisme ini ke depannya dengan adanya media sosial ini? Media sosial membantu sebenarnya, membantu banget; untuk sumber informasi. Tapi, selama itu hanya sekadar untuk data pendukung. Artinya, data yang didapat di media sosial tetap harus diverifikasi lagi ke orang yang terkait atau lembaga yang terkait. Tapi, itu ngebantu banget. Karena nggak semua berita di media online itu secepat orang nge-tweet, Jadi misalnya, ketika ada orang nge-tweet "Ada kecelakaan di sini." Belum tentu di media online langsung ada. Dan itu juga ngedukung yang namanya citizen journalism. Itu kalau menurut gue. Ke depannya akan membantu selama orang kritis untuk memverifikasi informasi yang beredar di media sosial.
Hasil Wawancara dengan Manajer News Kompas TV, Alexander Wibisono Kamis, 27 November 2014 1.
Bagaimana cara Kompas TV memperoleh berita? Satu, dari lapangan tentu, karena kan kita punya reporter, kita punya cameraman. Terus yang kedua, tentunya dari website atau online yang ada,
dari media-media yang lain. Ketika kita dapat informasi, oke, terus kemudian kita cek di lapangan. Jadi informasi yang kita ambil bisa dari media lain. Media lain bisa online bisa radio. Nah, yang ketiga, melalui media sosial. Media sosial ini terus kita pantau, bahkan setiap rapat redaksi pasti desk multimedia itu kita minta mempresentasikan lima topik yang paling hot yang paling banyak dibicarakan, trending topics hari itu. Bisa jadi kita akan ambil itu sebagai agenda kita atau kita punya agenda, tapi Twitter, media sosial, itu menjadi semacam pembanding atau semacam ukuran bahwa yang kita lagi dorong ini ternyata responnya juga cukup ramai di media sosial. Karena kita percaya ketika media sosialnya ramai membicarakan apapun tentang program Kompas TV, maka share dan rating-nya pun naik. Itu terjadi. 2.
Bagaimana Kompas TV memandang keberadaan media sosial saat ini? Perannya dalam ruang redaksi, dan bahkan tadi juga disebutkan sebagai salah satu sumber informasi. Penting. Sangat penting. Salah satu buktinya kita punya desk khusus multimedia. Kita itu menjalankan strategi beyond television, artinya kita tidak hanya berhenti di layar televisi, tetapi kita juga main di media sosial, YouTube, dan lain sebagainya. Itu memperluas siaran dan jaringan kita. Karena sekarang kan ada perubahan cara orang mendapatkan informasi. TV mungkin masih banyak dilihat, tetapi anak-anak muda dan generasi ke depan, bahkan eksekutif muda sekarang lebih banyak mendapatkan informasi dari Twitter, YouTube, dan lain sebagainya. Makanya kita juga ingin masuk ke sana dan itu sudah kita lakukan.
3.
Kemarin saya sudah sempat interview dengan periset dan tim multimedia juga, ternyata media sosial yang lebih sering dipantau itu Twitter. Benar begitu? Iya, kita punya Twitter, punya YouTube, kalau Facebook kita nggak terlalu banyak main walaupun kita ada. Tapi, memang lebih heavy-nya Twitter.
4.
Jadi bagaimana sebenarnya Kompas TV memandang fenomena publik yang ada di Twitter, melihat topik-topik yang ramai diperbincangkan, yang dianggap menarik dan hal ini bahkan menjadi sorotan oleh media massa? Kita serius memandang Twitter karena kita juga berpikir jangan-jangan media massa itu tidak lagi bersaing sesama media massa, tapi kompetitor kita sesungguhnya adalah publik, melalui jurnalisme warga, melalui Twitter itu. Sebagai contoh misalnya, kasus Afriyani yang mabuk dan nabrak di Tugu Tani, itu kita dapat informasinya pertama dari Twitter. "Orang-orang kenapa rame di Twitter ya? Oh, ada kecelakaan nih, gede nih." Kita cek, benar. Makanya, media sosial, khususnya Twitter, itu menjadi salah satu sumber informasi kita, tapi tentu harus kita konfirmasi. Terus, ya sekarang kan juga banyak pejabat publik bahkan SBY, Jokowi, JK itu kan rajin nge-tweet. Nah, dari situ kita dapatkan segala informasi, kebijakan, dan lain-lain. Semua yang kita bisa optimalkan dari media sosial kita lakukan.
5.
Informasi yang beredar di media sosial, khususnya Twitter, sangat banyak dan beragam. Untuk Kompas TV sendiri, kriteria apa saja yang membuat suatu isu atau berita menarik untuk kemudian ditayangkan? Pada dasarnya kita tidak mencari sensasi, Kompas TV yang paling penting adalah substansi. Media sosial atau Twitter itu kita jadikan satu sebagai informasi awal. Ketika ada yang ramai diperbincangkan di media sosial, di Twitter, kita harus terlebih dulu melakukan disiplin verifikasi. Intinya kita harus cek. Kita tidak bisa gunakan itu secara serta merta tanpa ada ada pengecekan. Kemudian sumbernya harus jelas, karena kan media sosial, Twitter, kebanyakan sumbernya anonim dan ngaco namanya. Nah, itu harus kita cek. Di situ peran kita. Kalau fakta sudah ada ya kita angkat fenomena di Twitter-nya. Tapi, ya itu, cek terlebih dulu. Disiplin verifikasi harus dilakukan. Setelah itu baru bisa tayang di layar Kompas TV. Untuk kriteria sendiri, adakah kriteria khusus? Berita itu kan punya nilai berita. Ada nilai berita soal kedekatan, kemasyhuran. Ada sembilan nilai berita, itu yang dasar. Untuk Kompas, editorial yang paling penting adalah humanis, human interest. Jadi kita bercerita bukan fokus hanya kepada isu atau peristiwanya, tetapi kita lebih penting fokus kepada manusianya, cerita tentang manusia. Itu yang disebut humanis. Jadi ketika ada berita tawuran, berita apa, oke peristiwanya kita liput, tetapi setelah itu apa yang terjadi dengan manusianya? Itu yang beda dari Kompas.
6.
Itu yang termasuk membedakan berita di Kompas TV dengan berita di stasiun TV lainnya. Sebelumnya tadi juga menjawab bahwa media sosial tidak hanya sebagai sumber informasi, tetapi juga verifikasi. Nah, kemudian apakah setiap hari Kompas TV selalu menayangkan berita yang bersumber dari media sosial? Nggak selalu setiap hari. Biasanya kita lihat yang jadi trending topics karena kan kadang-kadang di media sosial ramainya juga soal apa. Tapi, kalau yang berhubungan dengan kepentingan publik pasti kita update dan kita jadikan referensi.
7.
Terakhir, dengan keberadaan media sosial saat ini bagaimana kemudian Kompas TV melihat kegiatan jurnalisme ke depannya? Tetap hidup. Ketika semua orang bisa dengan mudah mendapatkan informasi dan semua orang bisa dengan mudah juga menyampaikan informasi, semua orang bisa menjadi wartawan, dikit-dikit update status. Informasi kaya. Sumber informasi tidak lagi dimonopoli oleh televisi, tidak lagi dimonopoli oleh radio, tapi juga oleh media sosial. Pertanyaannya adalah apakah kemudian profesi wartawan akan mati? Jawabannya adalah tidak. Profesi wartawan itu dilindungi oleh kode etik jurnalistik. Nah, yang paling penting dari profesi wartawan adalah kita tidak menyebarkan berita bohong. Wartawan tidak boleh menyebarkan berita bohong. Disiplin verifikasi itu yang membuat profesi wartawan tetap hidup. Orang sekarang ini
mengonsumsi media, saya misalnya, ketika mendapatkan informasi dari media sosial, setelah itu saya pasti akan nonton TV juga. Saya akan lihat online juga untuk konfirmasi, benar nggak sih berita yang tadi saya dapat di Twitter? Nah, media massa sekarang ini menjadi konfirmator dari semua informasi atau isu yang beredar. Itu yang membuat profesi wartawan tetap ada.
Hasil Wawancara dengan Reporter Kompas TV, Fatimazzahro
Kamis, 27 November 2014
1.
Tadi sebelumnya Mas Alex bilang kalau program berita di Kompas TV itu tidak hanya edukatif. tapi juga independen. Menurut Mba? Iya. Jadi setiap ada berita itu yang dipikir pasti pertama, apa efeknya buat pemirsa? Kenapa ini harus diangkat? Apa sih menariknya? Apa sih pentingnya? Karena ada berita yang menarik, tapi nggak ada dampaknya. Itu soal edukatif. Di sini kita selalu coba ngasih yang baru. Lalu independen. Independen, iya itu pasti. Jadi di setiap berita itu harus ada penekanan. Ada peristiwa, ada berita, tapi apa sih isinya? Poin pentingnya apa?
2.
Kalau untuk tagline dan filosofi berita Kompas TV sendiri? Terarah, lugas, dan memberikan harapan. Lugas, tegas soal posisi kita di mana. Memberikan harapan itu kayak misalnya ada bencana, kita nggak cuma bahas sedih-sedihnya, tapi kita juga coba memberi harapan, kayak gini loh. Next, ternyata masih ada yang bisa dilakukan.
3.
Menurut Mba kenapa sih Kompas TV berani mengangkat ideologi itu? Di sini kita balik lagi ke human-nya. Ada peristiwa besar, manusianya apa? Manusianya gimana? Ceritanya itu yang selalu menarik, human-nya, selalu dari sisi itu ngambilnya. Kalau untuk berita besarnya semua TV mungkin sama, tapi di sini kita lebih ke human-nya. Apa dampaknya? Jadi itu yang membedakan.
4.
Jadi pandangan Mba soal fenomena publik yang ada di Twitter? Trending topic itu sendiri? Twitter di sini iya sebagai salah satu sumber informasi. Jadi tiap rapat malam nih ada lima topik teratas atau yang paling banyak diobrolin di media online dan media sosial. Itu kita bahas. Kenapa sih orang suka banget sama berita ini? Kita ada beritanya nggak ya? Itu buat belajar. Jadi mungkin ada yang terlupa kali ya, karena fokusnya ke politik melulu, jadi berita yang simple tapi ngena malah kelewat gitu. Twitter pun gitu, kita ada multimedia yang memang mengurusi Twitter. Terus misalnya, kayak ketika live report, dia buat juga live tweet. Biar bersinergi. Kerja sama juga dengan reporter yang ada di lapangan. Jadi di berita naik, di Twitter juga.
LAMPIRAN 4 PROFIL SUBJEK PENELITIAN
Key Informan Nama No. HP Jenis Kelamin Agama Status
: Herlan Primasto : 087877823647 : Laki-laki : Islam : Belum Menikah
Pendidikan Formal FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta (2008) Pengalaman Kerja KOMPAS TV - Social Media News Content & Video Distribution Officer (Maret 2013-Juni 2016) Surya Citra Media – News Digital Assistant Producer (Juli 2016-sekarang)
Informan I Nama : Alexander Wibisono Adi Putro, SIP Tempat/Tanggal Lahir : Samarinda, Kalimantan Timur, 13 November 1980 Alamat : Jl. Melati Perum Hanurata II/C4 Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan 12330 No. HP : 08159407601 Agama : Islam Jenis Kelamin : Laki-laki Status : Sudah Menikah Pendidikan Formal SD NIAGA EKASARI (1986-1992) SMP NEGERI 11 (1992-1995) SMU NEGERI 70 (1995-1998) Ilmu Politik Universitas Indonesia (2003) Pendidikan Non-Formal TOEFL Course, ELS Language Center, 2002 IELTS Preparation Course Pengalaman Organisasi Ketua OSIS SMPN 11 (1992)
Anggota OSIS SMUN 70 (1995) Anggota HMIP (Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik) Universitas Indonesia (1998-2000) Pengurus HMIP (1999-2000) Anggota Komunitas Musik FISIP UI (1998-2003) Anggota Centre for Chinese Studies (2002-2007) Pengalaman Kerja Interviewer for Jajak Pendapat KOMPAS Newspaper (2001-2002) Lecturer Assistant for Introduction to Sociology study in UI (2001-2003) Lecturer Assistant for Historical of Industrial Development study in UI (2001) Lecturer Assistant for East Asia Politics study in UI (2004-2007) Reporter in Inflight Magazine of Lion Air (May 2003-July 2004) Reporter in GATRA Weekly Magazine (July 2004-March 2007) Reporter in Koran KONTAN (March-April 2007) Liputan 6 SCTV Senior Reporter (April 2007-May 2009) Liputan 6 SCTV News Gathering Coordinator (May 2009-July 2011) KOMPAS TV Regional News Gathering Coordinator (July 2011-December 2011) KOMPAS TV News Gathering Section Head (December 2011-December 2012) KOMPAS TV News Gathering Manager (January 2013-sekarang)
Informan II Nama Tempat/Tanggal Lahir Status Alamat
No. HP Email
: Gita Paramitha Zettira, S.Sos : Bogor, 25 April 1988 : Belum Menikah : Perumahan Taman Cimanggu Gg. Hj. Soleh No. 51, Kelurahan Kedung Waringin/Kecamatan Tanah Sareal, Bogor 16163 : 085695655020 :
[email protected]
Pendidikan Formal 2006 – 2010 Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta Fakultas Komunikasi Program Studi Ilmu Jurnalistik 2003 – 2006 Sekolah Menengah Umum Negeri (SMUN) 2 Bogor 2000 – 2003 Sekolah Menegah Pertama Negeri (SMPN) 5 Bogor 1994 – 2000 Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pengadilan 3 Bogor 1993 – 1994 Taman Kanak-Kanak (TK) Al-Munawar Bogor Pengalaman Organisasi 2000 – 2003 Anggota Paskibra SLTPN 5 Bogor
2003 – 2004 Anggota MPK-OSIS SMAN 2 Bogor 2004 – 2005 Ketua II MPK-OSIS SMAN 2 Bogor 2006 – 2007 Anggota Himpunan Mahasiswa Jurnalistik IISIP Jakarta Pengalaman Pelatihan Februari 2007 Pelatihan Jurnalistik Terpadu Himpunan Mahasiswa Jurnalistik IISIP Jakarta Oktober 2009
Seminar Rolling Stone Live Music Biz On Campus ‘Rock N’ Roll Workshop 2009
Januari 2010
Music Industry Seminar (MINUS) 2010 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Desember 2010 International Education Fair 2010 Pengalaman Kerja/Magang 2011 Data Entry Polling Litbang Harian Kompas (Freelancer) 2011 Koder Kajian Media Harian Litbang Kompas (Freelancer) 2008-2009 Reporter Magang Harian Jurnal Bogor 2008-2009 Reporter Rubrik Studenta Harian Jurnal Bogor (Rubrik Khusus Mahasiswa) 2009 Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Harian Jurnal Bogor
Informan III Nama Nama Panggilan Alamat Email
: Fatimazzahro : Fyra Fatima : Jl. Syahdan No.22, Kemanggisan, Jakarta Barat :
[email protected]
Pendidikan Formal SD DIPONEGORO SKA 1997/1998 SLTP DIPONEGORO SKA 2000/2001 SMA DIPONEGORO SKA 2003/2004 Diploma III Broadcasting 2004-2007 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta S1 Ekstensi Politik Indonesia 2007-2010 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia Pengalaman Kerja/Magang DJ Remaja SAS FM Tahun 2003 Reporter & Announcer FIESTA FM Tahun 2004-2007 News Director FIESTA FM Tahun 2006-2007 Humas Komite SMU DIPONEGORO SKA Tahun 2005-2007 Duta Kotex (Cewe Kotex) Yogyakarta Tahun 2005-sekarang Creative Division FIESTA FM Tahun 2005-2007
Magang Kerja di TVRI Jawa Timur 7 Agustus-7 September 2006 pada Divisi News Magang Kerja di Metro TV Jakarta 5 Maret 22007-16 Juni 2007 Produksi "Suara Anda & Editorial Malam" Assisten Floor Director "News Dot Com & Open House" Reporter SUN Televisi Network, MNC Groups Tahun 2008–2011 Reporter Kompas TV Tahun 2011-sekarang Karya yang Pernah Dibuat Program Audio Visual Feature "Buruh Gendong" (Script Writer) karya ini berhasil menjadi Runner Up pada workshop News Production Menuju Layar Liputan 6 SCTV Tahun 2005 Program Anak "Oo Begitu" tayang di TPI (Reporter, Script Writer, Dubber) 20 Episode Program Anak "Sahabat Cilik" tayang di TPI (Assistant Produser, Script Writer, Dubber) 15 Episode Program Anak "Kawan Cilik" tayang di Sun Tv (Assistant Produser, Script Writer , Dubber) 15 Episode Program Talkshow Pemilu 2009 "Contreng" tayang di Sun TV (Reporter, Assistant Production) 13 Episode
RIWAYAT HIDUP
Data Diri Nama Lengkap : Yosephina Damaris Tempat/Tanggal Lahir : Tangerang, 25 September 1992 Alamat : Jl. Danau Laut Tawar 3 No. 14, Perumnas 2, Tangerang 15810 No. HP : 081297580637 Email :
[email protected] Kewarganegaraan : Indonesia Agama : Kristen Protestan Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan Formal 1998-2004 2004-2007 2007-2010 2010-sekarang
: SD Strada Slamet Riyadi II Tangerang : SMP Sholafide BKKK Tangerang : SMAN 11 Tangerang : Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Pengalaman Organisasi dan Kerja/Magang 2010-2011 : Anggota Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia (IMIKI) Untirta 2010-2011 : Anggota English Debating Club (EDC) Untirta November 2013-Februari 2014 : Asisten Social Content & Business Development KOMPAS TV