BBPPTP Surabaya / Tulisan Ilmiah 2013
TEKNIK PRODUKSI BENIH KAPAS ((Gossypium spp) ORGANIK
Oleh Diana Kustantini, AMd.(PBT Ahli Pertama) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBP2TP) Surabaya
A. Pendahuluan Kapas merupakan serat yang diperoleh dari biji tanaman kapas, yaitu sejenis tanaman perdu. Kapas banyak digunakan untuk pakaian karena sifatnya yang menyerap keringat sehingga nyaman dipakai dan stabilitas dimensi yang baik. Oleh karena itu, kapas berperan penting sebagai bahan baku dalam industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Indonesia (Anonim, 2011). Kebutuhan bahan baku industri TPT berupa kapas alam diperoleh 95,5% melalui impor atau produksi kapas dalam negeri tidak lebih dari 25 ribu ton dari total kebutuhan kapas sebanyak 550.000 ton (Dr. Ir. Agus Hasanuddin Rachman, M.Sc. 2010). Negara eksportir kapas terbesar di dunia adalah Cina (25%), Amerika Serikat (21%), India dan Pakistan (total 19%), dan disusul Uzbekistan, Turki, Brazil, Australia. Indonesia hanya menjadi negara net importir kapas, salah satu penyebabnya adalah terkendalanya pengembangan benih yang masih sangat terbatas. Berdasarkan data rata-rata ekspor industri kapas pada periode 2006 – 2009 mengalami penurunan dari periode 2001 – 2005 sebesar -9,54%. Dalam sepuluh tahun terakhir, hanya pada tahun 2005 saja Indonesia menjadi negara eksportir kapas. Industri TPT Indonesia sangat rentan dalam hal ketergantungan impor bahan baku kapas, jika negara eksportir tersebut menerapkan kebijakan penghapusan subsidi kapas, tentu saja kita akan terkena dampak negatifnya. Belum lagi pada awal bulan Januari 2011 terjadi
1
BBPPTP Surabaya / Tulisan Ilmiah 2013
kenaikan harga kapas yang dipicu oleh penurunan pasokan kapas dunia akibat Australia yang merupakan salah satu negara produsen kapas terbesar mengalami penurunan produksi karena curah hujan cukup tinggi. Penurunan kinerja industri TPT disebabkan daya saingnya yang melemah, sedangkan penyebab lemahnya daya saing adalah ketergantungan bahan baku impor, alur tersebut berimplikasi pada sektor hilir termasuk pakaian jadi yang akan terkena dampaknya. Industri TPT di Indonesia hingga saat ini hanya mengandalkan sektor hilir yang banyak menyerap tenaga kerja saja, belum ada
upaya
lebih lanjut
untuk
mengoptimalkan sub sektor hulu (Anonim, 2011). Perbaikan Sektor hulu atau on farm pada budidaya kapas dapat dilakukan melalui penggunaan benih bermutu. Selain penggunaan varietas unggul ketersediaan benih yang terjaga mutunya baik daya kecambah, kemurnian, bebas OPT, kadar air sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan kemampuan dari benih untuk tumbuh dan berkembang sesuai sifat-sifat unggul yang dibawanya baik berupa peningkatan produkktivitas dan ketahanan terhadap serangan OPT. Teknik budidaya pada produksi benih sangat mempengaruhi tingkat produksi dan kualitas benih yang akan dihasilkan. Teknik produksi benih kapas secara organik adalah merupakan salah satu teknik dalam budidaya untuk meningkatkan produksi dan kualitas benih yang akan dihasilkan karena dengan teknik secara organik akan memperbaiki kembali sifat fisik, kimia dan organik tanah serta mengembalikan keseimbangan populasi musuh alami sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman lebih meningkat dan ramah lingkungan (Isnaini M, 2006).
B. Pengertian Teknik Produksi Benih Secara Organik Teknik Produksi Benih Secara Organik adalah suatu cara dalam budidaya yang bertujuan untuk menghasilkan benih dengan mengurangi penggunaan output dari atau tercemar bahan kimia baik pupuk, pestisida dan air dengan menggunakan bahan-bahan organik.
C. Keuntungan dan Kelemahan Penggunaan Teknik Produksi Benih Secara Organik Keuntungan:
2
BBPPTP Surabaya / Tulisan Ilmiah 2013
1. Pengurangan bahan-bahan kimia dengan menggunakan bahan-bahan organik akan meningkatkan kembali derajat keasaman tanah sehingga banyak unsur hara yang tersedia dan diserap tanaman terutama unsur P yang sangat berpengaruh pada produksi biji kapas (Engelstat, 1997). 2. Peningkatan
derajat
keasaman
tersebut
akan
mempengaruhi
peningkatan
mikroorganisme sebagai pengurai unsur hara dalam tanah sehingga dapat diserap oleh tanaman (Titiek Y dan Nurul H, 2011) 3. Disamping memperbaiki sifat biologis tanah penggunaan bahan organik akan memperbaiki sifat fisik tanah yang berupa semakin meningkatnya porositas tanah sehingga semain banyak air dan udara yang dapat diserap tanah yang dapat diserap oleh tanaman untuk proses fotosintesa dan proses biokimia lainnya (Buckman and Brady, 1982). 4. Teknik produksi benih secara organik adalah teknik budidaya yang menjaga lestari karena disamping kesuburan tanah tertap terjaga populasi musuh alami yang ada pada lahan terjaga populasinya (Titiek Y dan Nurul H, 2011) 5. Produk yang dihasilkan lebih aman dikonsumsi oleh masyarakat karena tidak meninggalkan residu dalm tubuh yang dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti ginjal dan kanker (Isnaini M., 2006). Kelemahan: 1. Perlu Proses sosialisasi dan demplot budidaya organik kepada petani secara lebih intensif. 2. Ketersediaan bahan organik yang siap pakai jumlahnya terbatas. 3. Keterampilan dan pengetahuan petani masih terbatas mengenai pembuatan pupuk organik yang kaya nutrisi. 4. Teknik budidaya memerlukan perhatian dan tenaga yang lebih dibanding budidaya konvensional. 5. Memerlukan biaya tambahan untuk pengangkutan bahan organik yang jumlahnya sangat besar pada lahan yanag akan ditanami (Isnaini M., 2006).
D. Teknik Produksi Benih Kapas Organik 1. Lahan untuk budidaya benih kapas meliputi:
3
BBPPTP Surabaya / Tulisan Ilmiah 2013
a. Varietas yang ditanam harus sama dengan penanaman sebelumnya atau lahan harus bersih dari sisa-sisa tanaman yang lama. b. Lahan yang akan ditanami bukan endemis OPT tertentu c. Ketinggian lahan > 150 mdpl
2. Pembibitan: a.
b.
Persyaratan Benih
benih kapas dapat diperoleh dari biji atau dari plantlet,
benih berasal dari tanaman yang sehat atau varietas unggul
memilih buah kapas yang sudah tua, sehat, dan tidak cacat,
warna kulit buah kecoklatan dan kering.
Peyemaian bibit dalam polybag Pembuatan Media Semai Media dapat dibuat dengan mencampurkan tanah, pasir, dan pupuk kandang atau kompos dengan perbandingan 1:1:1, selanjutnya campuran tersebut dimasukkan ke dalam media polybag ukuran 10x15 cm kira-kira 3/4 bagian. selanjutnya disiram dan di biarkan selama 24 jam. Cara dan Waktu Penyemaian Benih kapas yang akan disemaikan, sebaiknya direndam dengan air selama 2-4 jam. Kemudian benih disemaikan pada media tanam yang telah di sediakan, benih disemai dalam posisi tegak dan ujung calon akarnya menghadap ke bawah. Selanjutnya benih didtup dengan campuran abu sekam dan tanah dengan perbandingan 2:1 agar calon batang mudah menembus ke permukaan. Sebaiknya benih disiapkan lebih, sebagai cadangan untuk penyulaman. Benih disimpan di tempat yang teduh. Penyiraman Bibit di persemaian disiram setiap pagi hari, mulai dari kecambah belum muncul sampai bibit muncul ke permukaan tanah. Untuk penyiraman, dapat menggunakan tangki semprot atau bisa dengan menggunakan timba air. Penyiraman dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengikis tanah dalam media semai. Apabila daun sejati telah keluar, penyiraman bibit dilakukan setiap pagi dan sore hari agar bibit tidak mengalami kekeringan.
4
BBPPTP Surabaya / Tulisan Ilmiah 2013
Pemupukan Untuk pertumbuhan vegetatif bibit dapat dipacu dengan penyemprotan pupuk daun yang terbuat dari urine sapi fermentasi untuk ukuran bak 10x15 cm. Pemupukan dengan pupuk daun cukup dilakukan satu kali saja, yaitu pada saat umur bibit 7-9 HSS dengan konsenterasi 0,5-1 liter . Pupuk akar berupa pupuk kandang atau pupuk buatan tidak perlu ditambahkan selama pembibitan karena pupuk akar yang diberikan pada media semai sudah mencukupi. Penjarangan Penjarangan dilakukan dengan tujuan menyiakan bibit-bibit yang sehat dan k ekar untuk di tanam ke lapangan. Penjarangan ini mulai dilakukan 3 hari sebelum pemindahan bibit ke lapangan. bibit yang memiliki pertumbuhan seragam dikumpulkan menjadi satu.Bibit yang pertumbuhannya merana disingkirkan dan tidak ditanam. Pemberian Pestisida Pada masa pembibitan, penyemprotan pestisida dilakukan apabiala dianggap perlu. Konsentrasi penuh akan menyebabkan daun-daun seperti terbakar (plasmolisis). Pestisida yang digunakan adalah pestisida organik yang terbuat dari tanaman –tanaman herbal sesuai dengan serangan yang ada di bak penyemaian. Penyemprotan ini dilakukan terutama pada saat 2-3 hari sebelum bibit dipindahkan ke lapangan. Pemindahan Bibit Bibit kapas dipindahkan ke lapangan apabila sudah berdaun 4-5 helai. Cara pemindahan tidak berbeda dengan cara pemindahan tanaman lain, yaitu kantong plastik dilepas secara hati-hati, selanjutnya bibit serta tantahnya di taman pada lubang-lubang yang telah disiapkan.
3. Pengolahan lahan a. Pengolahan tanah di lahan sawah irigasi
5
BBPPTP Surabaya / Tulisan Ilmiah 2013
Membuat saluran irigasi dan drainase untuk dapat mengalirkan air di sekitar persawahan. Pembajakan lahan sedalam 30-40 cm, dapat dilakukan dengan menggunakan traktor, lalu dihaluskan dengan cangkul. Lahan dibiarkan selama 1 minggu .Penggemburan tanah, dilakukan untuk mendapatkan struktur tanah yang baik, selanjutkan pupuk kandang sapi diberikan dengan menebar langsung di atas permukaan tanah diratakan, kemudian ditutup tanah tipis-tipis dan dibiarkan lagi selama 1 minggu. b. Pengolahan tanah di lahan tegalan atau sawah tadah hujan Pembajakan denagn traktor, sebelumnya dialiri air terlebih dahulu dan didiamkan selama 1 hari. Pembersihan lahan dari gulma di lahan tersebut. Pembuatan bedengan atau pada lahan miring dibuat terastering. Penebaran pupuk kandang diatas permukaan bedengan kemudian diratakan dan ditutp dengan tanah. selajutnya sama seperti kegiatan pada lahan sawah (M Danil, 2012).
4. Teknik penanaman a. Penentuan pola Tanam Pola tanam dapat dilakukan dengan cara monokultur maupun tumpang sari dengan tanaman jenis kacang-kacangan.Tumpang sari dilakukan bila diinginkan lebih dari satu jenis tanaman yang dipanen. b. Pembuatan Lubang dan Jarak Tanam Pembuatan lubang dapat dilakukan dengan menggunakan cangkul yaitu menggali sedalam kurang lebih 10-20 cm dan luas lubang kira-kira 10 x 10 cm. Selanjutnya penentuan jarak taman, jarak tanam disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanah. Pada lahan yang kurang subur, jarak tanam yang dianjurkan yaitu sekitar 80 x 30 cm, dimaksudkan agar menekan pertumbuhan gulma dan tidak terjadi persaingan antar tanaman. Sedangkan pada tanah yang subur, jarak tanam dianjurkan tidak terlalu rapat yaitu sekitar 100 x30 cm, karena pada tanah yang subur ini tanaman akan cepat tumbuh besar. c. Isolasi Jarak dan Waktu
6
BBPPTP Surabaya / Tulisan Ilmiah 2013
Isolasi jarak merupakan jarak minimal yang harus dipenuihi antara suatu unit penangkaran benih dengan pertanaman sejenis di sekelilingnya pada musim tanam yang sama. Isolasi waktu merupakan tenggang waktu minimal (hari, bulan atau tahun) yang diperlukan antara pertanaman sejenis pada musim tanam yang sama. Isolasi jarak dan waktu digunakan pada produksi benih kapas agar tidak terjadi perkawinan silang dengan tanaman disekelilingnya yang berbeda varietas sehingga kemurnian benih dapat terjaga. Penggunaan salah satu dari isolasi ini sangat dipengaruhi oleh varietas, lahan dan iklim. Isolasi jarak dan waktu secara rinci di sajikan pada Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Isolasi Jarak dan Waktu pada Kapas No
Isolasi
satuan
1.
Isolasi Jarak
2.
Isolasi Waktu
Kelas Benih BD
BP
BR
Meter
≥ 50
≥ 50
≥ 30
musim
≥2
≥2
≥1
(BSN, 2006). d. Cara dan Waktu Penanaman Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari pada saat cuaca sejuk dan tidak panas, ini bertujuan agar bibit mudah beradaptasi dengan lingkungan baru. Penaman dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
mengumpulkan bibit pada suatu tempat, yang teduh.
mengambil bibit satu persatu untuk ditanam.
cara penanaman yaitu merobek dan membuang polybag dengan hati-hati, jangan sampai merusak perakaran bibit.
memasukkan bibit ke dalam lubang tanam yang telah disediakan. kemudian ditimbun kembali dengan tanah bekas galian lubang.
penyiraman perdana bibit di lapangan, semuanya dilakukan denagn hati-hati (M Danil, 2012).
5.
Pemeliharaan tanaman a. Pemupukan
7
BBPPTP Surabaya / Tulisan Ilmiah 2013
Pada teknik produksi benih kapas organik ini penggunaan pupuk kimia dapat dikurangi hingga 50% karena pada persiapan lahan telah digunakan pupuk kandang kotoran sapi sebesar 10 ton/ha.. Pupuk kimia ini terdiri dari ZA, SP-36 dan KCL. Pupuk ZA diberikan dua kali yaitu 1minggu setelah pindah tanam dengan dosis 30 % , tanaman umur 1 bulan dengan dosis 40 % dan menjelang berbunga dengan dosis 30%. Untuk pupuk SP-36 diberikan sebesar 50 % pada awal pertanaman dan menjelang berbunga 50 %. Begitupula dengan pupuk KCL diberikan bersamaan dengan SP-36 dengan persentase dosis yang sama. Dosis pemakaian pupuk dasar tiap Ha adalah ; ZA = 50 – 150 kg, SP = 150 – 250 kg dan KCl = 50 – 100 kg (Anonim, 2009).
Disamping pupuk kimia dan pupuk kandang kotoran sapi untuk meningkatkan peyerapan unsur hara dalam tanah maka setiap 2 minggu sekali setelah pindah tanam di lahan sawah dilakukan pemberian pupuk urine sapi yang sudah difermentasi dengan EM4 atau MOL dengan cara disemprotkan pada bedengan kapas sebelum dilakukan penyiraman yang dilakukan pada pagi atau sore hari untuk menghindari penguapan yang berlebihan dengan dosis 1400 lt/ha. Sebelum dilakukan penyemprotan maka saluran air ditutup agar urine tidak terbawa oleh aliran air keluar lahan pertanaman (Anonim, 2009). b.
Pengairan dan Penyiraman Kebutuhan air tanaman kapas tergolong tinggi pada masa perkecambaha, menjelang berbunga dan pada saat pembentukan buah. Apabila keadaan terlalu kering saat tanaman menjelang pembungaandan pembentukan buah akan menyebabkan buah dan bunga-bunga gugur.
8
BBPPTP Surabaya / Tulisan Ilmiah 2013
Pengairan dilakukan pada sore hari dengan mengaliri air pada parit-parit atau larikan antar bedeng. Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari secara rutin, untuk mengurangi tingkat kekerinag. Pengairan dan penyiraman hendaknya dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengikis tanah di sekitar pertanaman. c.
Penyulaman Benih kapas sudah tumbuh pada hari ketujuh setelah tanam, sehingga bila ada benih yang tidak tumbuh harus dilakukan penyulaman dengan benih yang baru. Penyulaman sebaiknya dilakukan dibawah umur 10-15 hari setelah tanam, agar pertumbuhan tanaman bisa seragam karena agar mempermudah dalam proses perawatanya.
e. Roguing Roguing adalah tindakan untuk mencabut atau menghilangkan tipe simpang dan memusnahkan tanaman sakit dari pertanaman penangkaran benih. Roguing ini minimal dilakukan pada bulan I setelah pindah tanam , II menjelang pembungaan, dan bulan III menjelang panen. Pada kegiatan roguing ini beberapa morfologi sebagai penciri khusus tanaman harus di perhatikan antara lain: tinggi tanaman, warna batang, bulu daun, bulu batang, tipe percabangan dan warna tepungsari (Anonim, 2010). f. Penyiangan Penyiangan dilakukan apabila gulma banyak tumbuh disekitar tanaman kapas. Penyiangan dilakukan berulang-ulang apabila tumbuh banyak gulma. Penyiangan dilakukan secara manual dengan menggunakan alat koret dan adicabut tanpa menggunakan herbisida kimia (Anonim, 2009) . g. Pembumbunan Pembumbunan dilakukan guna untuk menopang pangkal batang tanaman agar tidak mudah roboh. Pembumbunan dilakukan pada pangkal batang yaitu dengan membentuk bukit-bukit kecil. Kegiatan ini dapat membantu menjaga kesuburan tanah (M Danil, 2012). h. Pengendalian Hama Penyakit Pengendalian terhadap organisme pengganggu sebaiknya dilakukan mulai sejak saat pembibitan sampai menjelang produksi dengan memenuhi prinsip-prinsip pengendalian hama terpadu. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara alami dengan menggunakan agen-agen hayati, dan pestisida organik yang dibuat sendiri oleh
9
BBPPTP Surabaya / Tulisan Ilmiah 2013
petani dengan bahan-bahan seperti daun suren, mimba, bawang putih, gadung, tembakau , biji sirsak dll. Pengendalian dengan menggunakan pestisida sebaiknya dilakukan seminimal mungkin dan sebijaksana mungkin, hal tersebut dimaksudkan untuk mengurangi pencemaran (Anonim, 2009). Ambang batas luas serangan selanjutnya disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Ambang batas luas serangan OPT pada Kapas Jenis pemeriksaan
Satuan
Luas serangan OPT Utama
%
Kelas Benih BD
BP
BR
<1
< 1,5
<2
(BSN, 2006).
6.
Panen dan pasca panen a. Panen Pemanenan dilkukan pada pagi har i saat cuaca cerah, bagian yang dipanen adalah serat pada buahnya. Agar diperoleh mutu kapas yang baik, pada waktu panen perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : −
Kriteria pemetikan buah siap panen: Buah yang siap dipanen menunjukkan tanda-tanda kulit/kelopaknya berwarna coklat tua, daun kelopak tambahan sudah kering dan rapuh serta buah telah mekar sempurna dan kering. Buah yang belum siap/tidak boleh dipanen, dengan tanda-tanda buah masih muda dan kelopaknya berwarna hijau, buah rusak karena serangan hama dan buah rusak karena hujan lebat. Buah telah terbuka sekurang-kurangnya 25%, kelopak tambahan telah mengering. − Saat pemetikan buah: Buah dipetik pada saat cuaca cerah dan panas. Buah dipetik pada saat tidak banyak angin. Buah jangan dibiarkan terlalu lama merekah karena mudah kotor oleh debu.
10
BBPPTP Surabaya / Tulisan Ilmiah 2013
Buah dipetik secara berurutan bergantung pada yang telah masak misalnya 1 sampai dengan 2 buah/pohon, dengan selang waktu 5 sampai dengan 7 hari. Pemetikan pertama sampai terakhir diperlukan waktu lebih kurang 1½ bulan. − Cara pemetikan: Pemetikan diakukan dengan kedua belah tangan, yaitu tangan kiri memegang kelopak buah, dan tangan kanan menarik kapas berbiji dari kelopaknya, Buah sebaiknya langsung dipisahkan antara yang baik dengan yang buruk, Hasil petikan dapat dikumpulkan dalam bakul/kantung terigu atau karung, Hasil petikan tidak boleh bercampur dengan daun-daun atau kelopak buah, Kapas yang telah dipetik jangan bercampur dengan kotoran atau debu.
b. Pasca Panen Pengolahan hasil dari tanaman kapas, terdiri dari kegiatan pengeringan, penyimpanan, pemisahan serat dari buah dan biji (M Danil, 2012).
E. Kesimpulan Ketersediaan benih bermutu sangat mempengaruhi tingkat produksi kapas untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri TPT indonesia yang pada saat ini masih dipenuhi melalui impor. Untuk meningkatkan ketersediaan benih bermutu dapat dilakukan melalui penerapan teknikproduksi benih kapas secara organik. Teknik produksi benih ini merupakan teknik budidaya dengan menggunakan output baik berupa pupuk, pestisida dari bahan –bahan organik dan penggunaan air untuk pertanian yang tidak tercemar bahan kimia. Dengan penggunaan bahan-bahan organik pada teknik budidaya ini maka akan memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah yang sudah semakin turun karena penggunaan pupuk dan pestisisda kimia secara terus menerus begitupula dengan populasi musuh alami pada lahan
11
BBPPTP Surabaya / Tulisan Ilmiah 2013
juga dapat meningkat kembali. Meningkatnya kesuburan tanah pada lahan kapas akan mendorong peningkatan produktivitas dan mutu benih yang di hasilkan.
F. Daftar Pustaka Anonim. 2009. Materi Sekolah Lapang SRI. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Garut. Jawa Barat. Anonim. 2010. Buku Panduan Pengenalan Varietas Kapas (Gossypium hersutum sp). BBP2TP Surabaya. Anonim. 2011. Antara Ekspor dan Impor Industri Kapas http://ekonomi.kompasiana.com. Akses tanggal 28 Juni 2013.
Indonesia.
Buckman, H.O. dan Brady, N.C. 1982. Ilmu Tanah. Terjemahan Prof.Dr. Soegiman. Bhratara Karya Aksara. Jakarta BSN. 2006. Benih Kapas SNI 01-7163. Alamat://pphp.deptan.go.id. Akses tanggal 20 Juni 2013. Engelstat, O.P. 1997. Teknologi dan Penggunaan Pupuk. Terjemahan Dr.Ir. Didiek Hadjar Goenadi. Gajah Mada University Press. Yogyakarta Isnaini, M. 2006. Pertanian Organik. Kreasi Warna. Yogyakarta.
M. Danil. 2012. Mekanisme Budidaya Tanaman Kapas.
Titiek Yulianti dan Nurul Hidayah. 2011. Dinamika Populasi Rhizoctonia solani pada lahan pertanaman tumpangsari kapas kacang hijau dengan Pupuk hijau Crotalaria sp. Balittas Malang.
12