ANALISIS HUBUNGAN PENERAPAN GOOD CORPORATEGOVERNANCE DENGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (Studi Kasus Pada Beberapa Perusahaan Non Keuangan yang Listing di Bursa Efek Indonesia) Laili Nur Izzati Dr. Lana Sularto, SE., MMSI Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma
ABSTRACT This study aims to analyze the relationship between the implementation of Good Corporate Governance of the company's financial performance. Corporate governance as measured by the CGPI (Corporate Governance Perception Index) based on the appraisal has been prepared by IICG (Indonesian Institute of Corporate Governance) and the company's financial performance is measured by using the EVA (Economic Value Added / EVA). The statistical method used is the Pearson Product Moment correlation analysis. Eight samples of nonfinancial companies listed in Indonesia Stock Exchange and has participated in a survey conducted in 2008 IICG Based on the results of hypothesis testing can be concluded that there was no significant relationship between the implementation of Good Corporate Governance with the company's financial performance. This is apparently due to low awareness of companies to implement Good Corporate Governance. Management company has not seen any direct financial impact, if viewed from this period are more long-term GCG so success can not be measured if only rely on only one accounting period, while calculations of financial performance by using the EVA approach is more short-term, where the results achieved from this period is the result of the added value that can be stand-alone company Keyword : finance Performance, Economic Value Added, Good Corporate Governance
PENDAHULUAN Dengan penerapan Good Governance, maka Negara bisa menciptakan peraturan perundangan yang menunjang iklim usaha yang sehat, efisien dan transparan, serta melaksanakan peraturan perundangan dan penegakkannya secara konsisten; pelaku usaha menerapkan Good Corporate Governance dengan dilandasi etika bisnis yang baik; serta masyarakat bisa menunjukkan kepedulian dan kontrol sosial secara obyektif dan bertanggung jawab terhadap aktivitas bisnis dan pemerintahan. Menurut teori keagenan, masalah keagenan terjadi jika pihak-pihak yang saling bekerja sama memiliki
tujuan dan pembagian kerja yang berbeda. Secara khusus teori keagenan membahas tentang adanya hubungan keagenan, dimana suatu pihak tertentu (principal) mendelegasikan kepada pihak lain (agen) yang melakukan pekerjaan. Good Corporate Governance untuk perusahaan BUMN adalah sistem dan struktur yang mengarah dan mendukung pada terciptanya perusahaan berkelas dunia yang berkompetitif di pasar modal. Pada dasarnya prinsip Good Corporate Governance meliputi lima komponen utama yang diperlukan untuk meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan pemegang saham tanpa mengabaikan kepentingan stakeholders, yaitu fairness, transprancy, accountability, independency dan responsibility. Penegakan tata kelola yang baik bermanfaat dalam meningkatkan kinerja perusahaan, melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang baik, meningkatkan efisiensi dan operasional perusahaan serta lebih meningkatkan pelayanan kepada pemegang saham. Pengukuran kinerja keuangan pada penelitian ini menggunakan pendekatan nilai tambah ekonomis (Economic Value Added/EVA). Alasan menggunakan pendekatan nilai tambah ekonomis menurut Sidarta Utama (1997; 12) adalah (1) menunjukkan hasil investasi yang riil, (2) tingkat risiko suatu investasi akan lebih mudah diketahui melalui biaya modal yang terjadi, (3) perusahaan akan lebih memperhatikan struktur permodalannya, karena pada umumnya biaya modal saham relatif lebih besar dibandingkan biaya hutang dan (4) pendekatan nilai tambah ekonomis tersebut, merupakan salah satu kriteria evaluasi kinerja keuangan bagi perusahaan yang menegakkan tata kelola perusahan yang baik (Donaldson, 2000; 69). Rumusan Masalah Bagaimana penerapan Good Corporate Governance dalam kehidupan perusahaan. Apakah terdapat hubungan antara penerapan Good Corporate Governance dengan kinerja keuangan perusahaan. Berapa besar hubungan antara penerapan Good Corporate Governance dengan kinerja keuangan perusahaan Tujuan Penelitian Mengetahui penerapan good corporate governance pada perusahaan. Menghitung besarnya hubungan penerapan Good Corporate Governance dengan kinerja perusahaan. Menganalisis hubungan penerapan Good Corporate Governance pada kinerja keuangan yang diukur dengan pendekatan Economic Value Added (EVA) pada perusahaan. LANDASAN TEORI KerangkaTeoriGoodCorporateGovernance Menurut IICG (The Indonesian Institute for Corporate Governance) pengertian Good Corporate Governance dapat didefinisikan sebagai struktur, sistem, dan proses yang digunakan oleh organ-organ perusahaan sebagai upaya untuk memberikan nilai tambah perusahaan secara berkesinambungan dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan norma yang berlaku. Menurut FCGI (Forum for Corporate Governance in Indonesia ) pengertian Good Corporate Governance adalah seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan esktern lainnya yang berkaitan
dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan. Prinsip Dasar Good Corporate Governance Prinsip utama yang perlu untuk terselenggaranya Good Corporate Governance yang baik adalah: Transparansi ( Transparancy ) yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materil dan relavan mengenai perusahaan, Kemandirian ( Independency ) yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku dan prinsip korporasi yang sehat, Akuntabilitas ( Accountability ) yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan secara efektif, Pertanggungjawaban ( Responsibility ) yang berarti bahwa sebuah perusahaan harus memenuhi dan mematuhi hukum dan undangundang yang berlaku, Kewajaran ( Fairness ). Secara sederhana kewajaran (fairness) bisa didefinisikan sebagai perlakuan yang adil dan setara di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku. Implementasi Good Corporate Governance (GCG) di Indonesia GCG di Indonesia secara implisit maupun eksplisit telah diatur dalam beberapa undangundang dan peraturan, sehingga implementasi prinsip-prinsip GCG di Indonesia salah satunya telah didorong oleh kepatuhan terhadap regulasi. Ada beberapa produk hukum dan peraturan-peraturan dari lembaga-lembaga terkait (seperti BEI, BAPEPAMLK, dll) yang mengatur pelaksanaan GCG di Indonesia. Undang-undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 diantaranya telah memperhatikan perkembangan terkini dunia usaha dan juga memperhatikan praktik GCG sebagai nilai dan konsep yang terkandung dalam undang-undang tersebut. Di sektor perbankan, Bank Indonesia telah mempunyai Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 Tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance di Bank Umum, serta Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/14/2006 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006. Untuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kementerian Negara BUMN berperan sebagai pengawas pelaksanaan GCG berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor. KEP-117/MMBU/2002 Tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Peraturan Bank Indonesia dan Keputusan Menteri BUMN tersebut telah cukup lengkap mengatur tentang kewajiban pelaksanaan GCG di perbankan dan BUMN. Metodologi Riset dan Pemeringkatan CGPI 2008 IICG dan CGPI Tujuan Program CGPI Program riset dan pemeringkatan CGPI yang diselenggarakan sejak tahun 2001 dimaksudkan sebagai partisipasi dan kontribusi IICG dalam mendorong praktik GCG di Indonesia guna menciptakan dunia bisnis yang beretika, sehat, bermartabat dan berkelanjutan. program pemeringkatan CGPI juga bertujuan untuk memotivasi dunia bisnis dalam melaksanakan konsep CG dan menumbuhkan partisipasi masyarakat luas agar secara bersama-sama aktif dalam mengembangkan GCG. Corporate Governance Perception Index (CGPI) adalah program riset dan pemeringkatan penerapan GCG pada perusahaan-perusahaan di Indonesia. Sesuai dengan tema yang diusung dalam CGPI 2008, yaitu GCG dalam Perspektif Manajemen Stratejik, proses penilaian penerapan CG mencakup aspek Hardware, Software dan Brainware yang dilengkapi dengan
prinsip moral dan etika, yang keseluruhannya dicerminkan dalam semua proses penetapan dan pelaksanaan strategi – strategi organisasi atau perusahaan untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi(manajemen stratejik). Aspek penilaian CGPI 2008 1. Komitmen, 7. Kompetensi, 2. Transparansi, 8. Kepemimpinan, 3. Akuntabilitas, 9. Kemampuan Bekerjasama, 4. Responsibilitas, 10. Pernyataan Visi, Misi dan Tata Nilai, 5. Independensi, 11. Moral dan Etika, 6. Keadilan, 12. Strategi. Pembobotan Perangkat yang digunakan dalam perhitungan angka bobot menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Pembobotan yang dilakukan untuk masingmasing tahapan memperoleh hasil sebagai berikut: 15% untuk penilaian Selfassessment, 25% untuk penilaian kelengkapan dokumen, 12% untuk penilaian penyusunan makalah, dan 48% untuk penilaian observasi. Tabel 2.1 Rating Pemeringkatan CGPI Kategori
Skor Penilaian
Predikat Rating
A
>85 – 100
Sangat Terpercaya
B
>70 – 85
Terpercaya
C
55 - 70
Cukup Terpercaya
( Sumber : Rating Pemeringkatan CGPI oleh IICG) Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Secara teoritis praktik Good Corporate Governance dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, mengurangi risiko yang mungkin dilakukan oleh dewan dengan keputusan yang menguntungkan sendiri, umumnya Good Corporate Governance dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya yang akan berdampak terhadap kinerjanya. Corporate Governance dan Teori Keagenan Hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara participal dan agen (dikembangkan oleh Coase,1973, Jesen and Meckling,1976; dan Fama and Jesen, 1983) menjelaskan kerjasama antara pemilik (principal) dan manajemen (agent) melalui pendelegasian pengelolaan organisasi kepada manajemen. Budaya Perusahaan dalam Good Corporate Governance Sistem nilai yang ada pada individu, tumbuh didalam perusahaan, dan digunakan sebagai sistem perekat ini disebut sebagai corporate culture. Nilai perusahaan tersebut diantaranya nilai budaya jujur, disiplin, tanggung jawab, bersih dan rapi. GCG menjadi inti dari empat konteks, yaitu Good Corporate Governance, manajemen, Corporate Sosial Responsibilities, dan etika bisnis. Dikemukakan demikian, karena perusahaan yang unggul dan terpuji biasanya memiliki ciri empat keunggulan tersebut. Kinerja Keuangan dengan Pendekatan Nilai Tambah Ekonomis. Pengertian EVA (Economic Value Added) menurut Gouvindarajan (2003) adalah jumlah uang bukan rasio. EVA dapat diperoleh dengan mengurangkan beban modal
(capital charge) dari laba bersih (net operating profit). Penggunaan EVA ini akan mendorong perusahaan untuk menitikberatkan pada struktur modalnya. Pengertian EVA adalah tolak ukur kinerja keuangan dengan mengukur perbedaan antara pengembalian atas modal perusahaan dengan biaya modal. ( S. David Young & Stephen F. O’Byrne, 2001:831). Penilaian Kinerja Perusahaan dengan menggunakan EVA Jika EVA > 0, perusahaan mampu menghasilkan nilai tambah ekonomi tidak melalui kegiatan operasionalnya sehingga bukan hanya mampu membayar seluruh kewajibannya kepada penyedia dana dan pemerintah (pajak) tetapi juga mampu menghasilkan laba yang lebih tinggi bagi perusahaan. Jika EVA = 0, berarti peusahaan hanya mampu menghasilkan laba yang cukup untuk memenuhi kewajibannya pada penyedia dana dan pemerintah, tanpa menghsilkan laba yang lebih. Jika EVA < 0, berarti tidak terjadi proses nilai tambah pada perusahaan, karena laba yang tersedia tidak dapat memenuhi harapan para penyandang dana. Dengan kata lain, semua laba digunakan untuk membayar kewajiban kepada penyandang dana baik kreditur maupun pemegang saham. METODE PENELITIAN Objek Penelitian Dari penelitian ini penulis menetapkan sampel dari populasi yang ada yaitu perusahaan non keuangan yang mengikuti survey Corporate Governance Perception Index (CGPI) 2008 dan listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari hasil penelitian The Indonesian Institude for Corporate Governance (IICG) yang tercermin dalam CGPI 2008, maka penulis menetapkan sampel yakni 8 perusahaan non keuangan, hal ini dikarenakan karena kelengkapan data, keterbatasan waktu dan biaya. Data/Variabel yang Digunakan Variabel Independen ( X ) Variabel independen penelitian ini adalah Corporate Governance. Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh IICG berupa Corporate Governance Perception Index (CGPI). CGPI berisi skor hasil survei mengenai penerapan Good Corporate Governance. Variabel Dependen ( Y ) Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan perusahaan dengan melakukan pengukuran dengan menggunakan pendekatan nilai tambah ekonomis (Economic Value Added/EVA). Metode Pengumpulan Data Penulis juga menggunakan metode riset kepustakaan (Library Research) dalam mencari data ataupun literatur yang berhubungan dengan objek dan masalah penelitian seperti : buku, majalah, jurnal. Data yang dipergunakan dalam penulisan skripsi ini adalah berupa data skunder yaitu laporan hasil riset dan pemeringkatan CGPI dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2008 berupa skor pemeringkatan CGPI. Alat Analisis yang Digunakan Economic Value Added (EVA) Langkah – langkah yang dilakukan penulis dalam perhitungan Economic Value Added (EVA) sebagai berikut : 1. Menghitung nilai laba operasi bersih setelah pajak atau net operating profit after tax (NOPAT)
2. Menghitung nilai invested capital 3. Menghitung tingkat modal dari hutang jangka panjang (D) 4. Menghitung cost of debt atau biaya hutang (rd) 5. Menentukan persentase pajak penghasilan (t) 6. Menghitung cost equity atau biaya ekuitas (re) 7. Menghitung tingkat modal dari ekuitas (E) 8. Menghitung weighted average cost of capital (WACC) 9. Menghitung biaya modal 10. Menghitung nilai economic value added (EVA) EVA = NOPAT – Biaya Modal Analisis Korelasi Pearson Product Moment Hipotesis diuji dengan menggunakan Korelasi Pearson Product Moment , yang bertujuan untuk mencari derajat hubungan antara variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Untuk mengetahui signifikansi hubungan kedua variabel, digunakan rumus uji signifikans i korelasi r√n-2 Product t= Moment √ 1-r2 yang ditunjukkan sebagai berikut (Sugiyono, 2004 :215)
Dimana : t = hasil uji tingkat signifikan r r = Koefisien Korelasi Product Moment n = banyaknya pasangan data Dari korelasi Product Moment yang dihasilkan dapat diinterprestasikan terhadap kuatnya hubungan kedua variabel yang disajikan dalam tabel sebagai berikut Tabel 3.1 Tingkat hubungan korelasi antar variabel Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat Rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 0,1000
Sangat Kuat
Penetapan tingkat signifikansi Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 95% (α = 0,05). Pengujian hipotesis Jika thitung < ttabel dimana α = 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti
Jika thitung > ttabel dimana α = 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas data Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji normal Kolmogorov-Smirnov. Menurut metode ini jika suatu variabel memiliki nilai statistik KS signifikan (p>0,05) maka variabel tersebut memiliki distribusi normal. 2. Uji Linearitas Uji linearitas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak. Penelitian ini menggunakan uji linearitas metode DurbinWatson. Deteksi adanya autokorelasi dilihat dari besaran angka Durbin-Watson (DW). Alat Pengolahan data Dalam penelitian ini penulis menggunakan alat pengolahan data berupa paket aplikasi SPSS (Statistical Package For Social Science) versi 17 for windows yang salah satunya adalah analisis korelasi. Hipotesis Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara penerapan Good Corporate Governance dengan kinerja keuangan yang diukur dengan Economic Value Added (EVA) pada perusahaan. Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara penerapan Good Corporate Governance dengan kinerja keuangan yang diukur dengan Economic Value Added (EVA) pada perusahaan. HASIL DAN PEMBAHASAN Data dan Profil Objek Penelitian Jenis Perusahaan Nama – nama perusahaan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Nama perusahaan, skor GCG, harga saham dan bidang usaha No.
Perusahaan
1
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
Skor GCG 88,67
Harga Saham (Rp) 6.900
Bidang Usaha Jasa Layanan dan Jaringan Telekomunikasi
2
PT Aneka Tambang Tbk
85,87
1.090
Pertambangan dan Pengolahan Mineral
3
PT United Tractor Tbk
85,44
4.400
Distributor Mesin konstruksi, Kontraktor dan Pertambangan
4
PT Elnusa Tbk
81,74
117
Jasa Migas Terintegrasi dan Jasa Penunjang Migas
5
PT Jasa Marga Tbk
81,62
910
Pengelolaan, pemeliharaan dan pengadaan jalan tol
6
PT Adhi Karya Tbk
81,54
270
Jasa Konstruksi
7
PT Bumi Resources Tbk
73,82
910
Minyak, gas bumi, dan pertambangan
8
PT Panorama Transportasi Tbk
Sumber : laporan CGPI 2008
68,71
130
Jasa Transportasi
Perhitungan Nilai Tambah Ekonomis ( Economic Value Added/EVA) Perhitungan kinerja keuangan perusahaan berdasarkan pendekatan nilai tambah ekonomis (Economic Value Added/EVA) pada tahun 2008 disajikan dalam tabel 4.2 adalah sebagai berikut Tabel 4.2 Perhitungan kinerja keuangan perusahaan dengan pendekatan Economic Value Added / (EVA) Keterangan EAT
PT TLKM
PT UNTR
PT ELSA
PT JSMR
PT ADHI
PT BUMI
PT WEHA
1.368.139.165
2.660.742.000
133.772.000
707.797.979
81.482.495.008
371.690.961
4.691.422.896
50.346.415
283.117.000
48.363.000
720.096.500
106.289.369.109
40.071.533
4.618.849.329
12.201.288.000
1.418.485.580
2.943.859.000
182.135.000
1.427.894.479
187.771.864.100
22,2014%
13,7898%
16,5039%
15,7435%
44,5384%
10,9732%
30,8238%
17,0850%
7,8074%
3,5636%
7,5081%
9,2588%
11,0416%
18,8986%
2,4834%
20,4140%
Biaya Pajak (t) (%)
27,7642%
28,5376%
30,2836%
19,3067%
23,6748%
32,2711%
47,3675%
15,3409%
Tingkat Ekuitas (E)(%)
37,6018%
78,7028%
48,7208%
48,6414%
44,8823%
10,6973%
22,2641%
51,0646%
Biaya Ekuitas (re) (%)
7,7931%
13,1633%
20,0909%
16,2393%
11,4406%
17,0518%
2,1274%
8,4230%
WACC (%)
4,1825%
10,7110%
10,6523%
8,9843%
8,8883%
3,2286%
0,8765%
7,2539%
5.234.794.082
132.430.346.297
Beban Bunga NOPAT Tingkat Hutang (D)(%) Biaya Hutang (rd)(%)
10.619.470.000
PT ANTAM
1.581.818.000
411.762.494
Invested Capital
91.256.250
10.245.040.780
22.847.721
3.317.816.000
14.642.760.013
5.125.368.541.520
Biaya Modal
3.816.798,497
1.097.353.961
2.433.819.711
301.101.115,1
1.301.495.794
165.480.324.200
45.885.894.,45
EVA
8.384.849,503
321.131.619
510.039.289
-118.966.115,1
126.398.685
22.291.539.900
365.849.596,6
9.310.272.225
9.606.387.559 -296.115.334
Uji Asumsi Klasik Tabel 4.3 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kinerja GCG N
Keuangan 8
8
Mean
80.9263
3.94805E9
Std. Deviation
6.61207
7.956405E9
Absolute
.287
.417
Positive
.121
.417
Negative
-.287
-.297
Kolmogorov-Smirnov Z
.812
1.180
Asymp. Sig. (2-tailed)
.525
.123
a,,b
Normal Parameters
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Berdasarkan hasil uji normalitas dengan program SPSS 17.0 diperoleh besarnya nilai statistik Kolmogorov-Smirnov untuk variabel GCG adalah 0,812 dengan p=0,525. Karena p lebih besar dari 0,05 maka nilai statistik Kolmogorov-Smirnov untuk variabel GCG memiliki distribusi normal.Nilai statistik Kolmogorov-Smirnov untuk variabel kinerja keuangan adalah 1,180 dengan p=0,123. Karena p lebih besar dari 0,05 maka nilai statistik Kolmogorov-Smirnov untuk variabel kinerja keuangan memiliki distribusi normal. Uji Linearitas Tabel 4.4 b
Model Summary
Model 1
R .227
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.051
a. Predictors: (Constant), GCG b. Dependent Variable: Kinerja Keuangan
-.107
8.370030E9
Durbin-Watson 2.234
Kolom Durbin – Watson ( D-W ) pada model summary diatas menunjukkan nilai D-W = 2,234 Klasifikasi nilai D-W untuk model regresi : Tabel 4.5 Klasifikasi nilai Durbin Watson Durbin Watson
Kesimpulan
< 1,10
Ada autokorelasi positif
1,10 – 1,54
Tanpa Kesimpulan
1,55 – 2,46
Tidak ada autokorelasi
2,46 – 2,90
Tanpa kesimpulan
> 2,91
Ada autokorelasi positif
Oleh karena D-W hitung = 2,234, maka 1,55 ≤ D-W ≤ 2,46. Ini berarti tidak terjadi gangguan autokorelasi. Analisis Deskriptif Tabel 4.6 Descriptive Statistics
N GCG Kinerja Keuangan Valid N (listwise)
8
Minimum 68.71
8
-2.961E8
8
Maximum 88.6 7
Mean 80.9263
Std. Deviation 6.61207
3.94805E9
7.956405E9
2.229E10
Berdasarkan data deskripsi variabel penelitian yang disajikan dalam tabel 4.6 diatas tampak bahwa variabel skor penerapan GCG perusahaan sample memiliki rata – rata sebesar 80,9263 dengan nilai minimum sebesar 68,71 dan nilai maksimumnya sebesar 88,67. Besarnya nilai standar deviasi adalah 6,61207, hal ini menunjukkan bahwa besarnya nilai rata-rata skor penerapan GCG adalah peningkatan maksimum yang mungkin adalah +6,61207 sedangkan penurunan nilai rata-rata skor penerapan GCG yang mungkin adalah -6,61207. Variabel kinerja keuangan perusahaan sample memiliki rata – rata sebesar 3.94805E9 dengan nilai minimum sebesar -2.961E8 dan nilai maksimumnya sebesar 2.229E10. Besarnya nilai standar deviasi adalah 7.956405E9, hal ini menunjukkan bahwa besarnya nilai rata-rata kinerja keuangan adalah peningkatan maksimum yang mungkin adalah +7.956405E9 sedangkan penurunan nilai rata-rata kinerja keuangan yang mungkin adalah -7.956405E9.
Pengujian Hipotesis Penelitian Tabel 4.7 Correlations Kinerja GCG GCG
Pearson Correlation
Keuangan 1
Sig. (2-tailed) N
Kinerja Keuangan
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.227 .589
8
8
.227
1
.589 8
8
1. Uji signifikansi Korelasi Pearson Angka koefisien korelasi adalah 0,227 , korelasi cukup artinya antara penerapan Good Corporate Governance dengan kinerja keuangan memiliki hubungan yang rendah. Koefisien korelasi bertanda positif (+) artinya terdapat hubungan positif antara penerapan Good Corporate Governance dengan kinerja keuangan, semakin baik penerapan Good Corporate Governance pada perusahaan maka setidaknya akan meningkatkan kinerja keuangan. 2. Penetapan tingkat signifikan Uji signifikansi berguna untuk memastikan apakah tingkat korelasi 0,227 tersebut nyata secara statistik atau tidak pada taraf kepercayaan 95% atau α = 0,05. o Jika probabilitas < 0,05 , hubungan kedua variabel signifikan o Jika probabilitas > 0,05 , hubungan kedua variabel tidak signifikan Keputusan : Terlihat angka probabilitas hubungan antara variabel GCG dengan kinerja keuangan ialah sebesar 0,589. Angka probabilitas 0,589 > 0,05 sehingga bisa dikatakan bahwa hubungan antara penerapan GCG dengan kinerja keuangan tidak signifikan. Uji Signifikansi hubungan kedua variabel dengan uji t
r√n-2 t= ______ √ 1-r2 t hitung : t hitung = 0,227 √ 8-2 = 0,570 √ (1-02272)
t tabel dengan taraf kepercayaan 95% dilihat pada α 0,025 (karena dilakukan uji 2 sisi) , derajat bebas = n-2 n 2 = 8-2 8 =6 t tabel (0,025 ;6) = 2,447
30 0,570
- 2,447
Ho ditolak
+ 2,447
Ho ditolak
Ho diterima
α = 0,05
Gambar 4.1 Pengambilan Keputusan
Hipotesis : Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara penerapan Good Corporate Governance dengan kinerja keuangan yang diukur dengan Economic Value Added (EVA) pada perusahaan. Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara penerapan Good Corporate Governance dengan kinerja keuangan yang diukur dengan Economic Value Added (EVA) pada perusahaan. Keputusan : Pada gambar 4.1 menunjukkan bahwa t hitung lebih kecil dari pada t tabel yaitu 0,570 < 2,447 maka H0 diterima, artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara penerapan Good Corporate Governance dengan kinerja keuangan perusahaan. Untuk mengetahui besarnya hubungan antara penerapan Good Corporate Governance terhadap kinerja keuangan perusahaan dapat dihitung dengan rumus koefisien determinasi. Rumusnya sebagai berikut : KD = r2 x 100% Dari hasil perhitungan korelasi maka besarnya koefisien determinasi adalah 0,2272 x 100% = 5,15 % Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Irene Dumasi Siahaan (2008) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan berlawanan yang rendah antara penerapan Good Corporate Governance Governance(GCG) dengan Economic Value Added(EVA). Added Hal ini disebabkan karena keterbatasan informasi yang diperoleh. Sedangkan untuk menilai GCG harus mengetahui berbagai karakteristik, budaya dan hubungan antar organ perusahaan dan semua informasi tersebut termasuk kriteria rahasia perusahaan yang tidak dipublikasikan. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan 1. Penerapan prinsip Good Corporate Governance pada beberapa perusahaan non keuangan yang ikut dalam survey CGPI 2008 menunjukkan bahwa perusahaan telah menjalankan prinsip Good Corporate Governance dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari perolehan skor CGPI sebagai penilaian terhadap penerapan Good Corporate Governance di perusahaan. 2. Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan korelasi pearson menunjukkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan karena tingkat keeratannya rendah antara penerapan Good Corporate Governance (GCG) dengan kinerja keuangan yang diukur dengan pendekatan Economic Value Added (EVA). 3. Sedangkan besarnya variabel kinerja keuangan yang dapat dijelaskan oleh variabel GCG hanya sebesar 5,15% dan sisanya 94,85% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutsertakan ke dalam perhitungan ini. Saran 1. Saran bagi perusahaan - Di dalam perusahaan perlu menanamkan harapan berupa perkembangan perusahaan di masa mendatang disertai dengan nilai – nilai yang menjadi pedoman berperilaku, tetapi harapan tersebut lebih mudah terwujud jika setiap individu dapat bekerja secara efektif dan efisien . - Penegakan tata kelola perusahaan yang baik diperlukan dalam organisasi, sebagai upaya mewujudkan praktek yang sehat dan reputasi perusahaan yang baik. Reputasi yang baik akan menimbulkan kepercayaan pihak luar kepada perusahaan. Oleh karen itu, perlu penegakan unsur – unsur tata kelola perusahaan secara optimal dan terpadu seperti penegakkan keadilan, transparansi, akuntabilitas, kemandirian, dan responsibilitas. 2. Saran bagi dunia akademik Peneliti selanjutnya dapat mengambil sample yang lebih banyak sehingga dapat menghasilkan data yang lebih akurat. Karena dengan adanya penelitian yang baru diharapkan dapat menambah wawasan dan dapat memberikan kesimpulan yang lebih baik nantinya.
DAFTAR PUSTAKA Artanto, Ferdi. 2009. ”Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan pada 10 Perusahaan BUMN” . Penulisan Ilmiah. Jakarta : Universitas Gunadarma. Effendi, Muh. Arif, 2009. The Power of Good Corporate Governance : Teori dan Implementasi. Jakarta : Salemba Empat. Kustituanto. Bambang, dan Rudy Badrudin.1994. Statistika I (Deskriptif). Jakarta: Universitas Gunadarma. Majidah, 2004.” Dukungan Lingkungan Internal Organisasi terhadap Penegakan Tata Kelola Perusahaan yang Baik dan Dampaknya pada Kinerja Keuangan dengan Pendekatan EVA”, Disertasi.Bandung : UNPAD.
Moeljono, Djokosantoso. 2005. Good Corporate Culture Sebagai Inti Good Corporate Governance. Jakarta:PT Elex Media Computindo. Moeljono, Djokosantoso, dan Steve Sudjatmiko. 2007. Corporate Culture: Challenge to Excellence. Jakarta:PT Elex Media Computindo. Munawir S., 2007. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta:Liberty. Pranata, Yudha. 2007. ” Pengaruh Penerapan Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan ”, Skripsi. Yogyakarta : Universitas Islam Indonesia. Pratisto, Arif, 2009. Statistik Menjadi Mudah Dengan SPSS 17. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kompas Gramedia. Pratiwi, Diana. 2009. ”Hubungan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah Kota Bekasi”. Skripsi. Jakarta : Universitas Gunadarma. Rachmawaty, Yuliana. 2009. ”Pengukuran Kinerja Keuangan Dengan Analisis Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) pada PT Timah (Persero) Tbk.”. Penulisan Ilmiah. Jakarta : Universitas Gunadarma. Rivai, Ahmad. 2006.” Analisis Hubungan Implementasi Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan pada PT Kalbe Farma Tbk. ”. Skripsi. Jakarta :Universitas Gunadarma. Sarwono, Jonathan. 2006. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Yogyakarta : Penerbit ANDI. Siahaan, Irene Dumasi. 2008. ” Analisis Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan yang Diukur Dengan Economic Value Added ”. Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama. Sugiyono. 2004. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Penerbit CV Alfabeta. Suprayitno G., et al. 2009. Laporan Hasil Riset dan Pemeringkatan Corporate Governance Perception Index 2008. Jakarta : The Indonesian Institute for Corporate Governance. The IDX Statistics Book includes comparative statistics on all aspects of trading and listing for January - December 2008, IDX STATISTICS, 2008. Tunggal, Amin Widjaja. 2008. Memahami Economic Value Added (EVA) Teori, Soal dan Pembahasan. Jakarta : Harvarindo. www.idx.co.id