TUGAS SISTEM PAKAR SISTEM PAKAR PERSETUJUAN KREDIT BANK (Studi Kasus Bank BRI Unit Lemah Duwur - Bangkalan)
Oleh: Putri Asmara C. C. I.
(08.41010.0370)
Nita Maya Sari
(08.41010.0401)
Zulfa Ulinnuha T.
(09.41010.0269)
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA 2011
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah Bank BRI merupakan lembaga keuangan yang terhimpun dalam Bank Perkreditan Rakyat diluar bank umum, yang berfungsi menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk Giro, Deposito berjangka dan Tabungan, serta memberikan kredit bagi pengusaha ekonomi lemah dan masysrakat luas. Bank BRI memberikan berbagai fasilitas dan pelayanan dalam upaya meningkatkan profesionalitas sebagai pelayanan masyarakat dibidang jasa keuangan. Proses pemberian kredit bukan hal yang mudah karena masih banyak proses di dalamnya, bank tidak memberikan kredit kepada nasabah begitu saja tanpa memandang berbagai aspek di dalamnya. Sasaran pembiayaan atau pemberian kredit diprioritaskan untuk sektor usaha yang prospektif kepada debitur yang dinilai mampu mengembalikan segala kewajiaban yang meliputi hutang pokok dan bunga serta biaya-biaya lainnya, dengan tetap mempertimabangkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak Bank BRI. Jenis kredit pada Bank BRI Unit adalah kredit mikro, dimana jumlah kredit dibatasi sampai dengan seratus juta rupiah (Rp.100.000.000). Kredit mikro terbagi atas kredit untuk usaha seperti perdagangan dan golongan berpenghasilan tetap seperti pegawai negeri yang telah memiliki SK atau
pensiunan. Bukan hal yang mudah mempertimbangkan apakah seorang nasabah layak menerima kredit atau tidak. Untuk itu dibutuhkan sebuah sistem yang bisa membantu perusahaan dalam menentukan kelayakan atau pertimabangan untuk menyetujui pemberian kredit. Dalam hal ini sistem pakar berfungsi sebagai media untuk menampung
pengetahuan atau
keahlian
seorang
pakar,
kemudian
mengelolahnya agar dapat digunakan untuk membantu dalam pengambilan keputusan. Aplikasi persetujuan kredit ini dibuat untuk membantu perusahaan dalam menganalisa kelayakan seseorang menerima kredit. Persyaratan untuk seorang debitur yaitu : •
KTP
•
KSK
•
SIUP (Surat Ijin Untuk Perdagangan)
•
Pegawai Negeri Sipil yang mempunyai SK atau Pensiunan
•
Agunan / Jaminan (Seperti BPKB) Pada sistem persetujuan kredit setelah melewati tahap pemeriksaan
persyaratan terdapat perhitungan untuk pembayaran, dimana tiap bulan dikenakan 2% dari jumlah uang yang dipinjam. Jika kemampuan bayar nasabah lebih dari jumlah yang harus dibayar maka Bank akan menyetujui agar dilakukan pengkreditan, sedangkan apabila kemampuan bayar kurang dari jumlah yang harus dibayar maka akan disesuaikan.
Permohonan kredit ditolak apabila : •
Jaminan tidak layak
•
Mempunyai pijaman di bank lain yang menunggak (status tidak lancar)
•
Pemberian kredit tidak sesuai dengan keinginan nasabah
•
Tersangkut perkara polisi
1.2 Rumusan Permasalahan Permohonan kredit yang masuk pada suatu bank harus melalui proses analisa kredit. Untuk menghasilkan keputusan persetujuan kredit, diperlukan penilaian pada berbagai aspek penting dan waktu yang relatif lama dalam mempertimbangkan keputusan penganalisa kredit. Kenyataan
diatas
memberikan
suatu
pemikiran
bagaimana
menciptakan sistem pakar yang mampu untuk menghasilkan analisa yang akurat, dengan waktu yang tidak terlalu lama. Penggunaan sistem pakar selain dapat menekan tingkat kerugian pada bank juga meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja. Tanpa meninggalkan ketelitian dan kecepatan dalam kegiatan analisa itu sendiri.
1.3 Batasan Masalah Dalam sistem yang dibuat kami membatasi permasalah pada: -
Desain sistem pakar ini mampu untuk menganalisa suatu permohonan kredit mikro.
-
Pemakai dari sistem pakar ini adalah analis kredit.
-
Hasil yang dikeluarkan sistem, yaitu:
Permohonan kredit diterima
Permohonan kredit ditolak
1.4 Tujuan Tujuan utama dibuatnya sistem ini adalah sebagai sarana konsultasi kredit dan membantu pihak bank dalam menganalisis persetujuan kredit di perusahaan.