TUGAS OPEN ENDED DALAM PEMBELAJARAN IPA SD Sutarman Dosen Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negei Malang Abstrak: Pada umumnya guru IPA memberikan tugas yang bersifat tertutup (close ended) pada siswa dan jarang atau tidak pernah memberikan tugas yang bersifat terbuka (open ended). Ditinjau dari ragam jawaban terhadap tugas, terdapat dua jenis tugas, yaitu tugas bersifat tertutup (close ended) dan tugas bersifat terbuka (open ended). Tugas close ended didefinisikan sebagai tugas yang hanya memiliki jawaban tunggal, sedangkan tugas open ended memiliki beragam cara dan jawaban penyelesaian. Tugas open ended lebih tepat digunakan sebagai bahan diskusi dalam belajar kelompok kolaboratif pada pembelajaran IPA. Tugas open ended dapat mendorong siswa untuk berpikir dan berinteraksi dengan teman dalam kelompok kolaboratif, mengembangkan kemampuan kerja ilmiah, mengembangkan kemampuan pemahaman dan penerapan konsep, meningkatkan kemampuan kognitif dan hasil belajar. Kata kunci: tugas close ended, tugas open ended, pembelajaran IPA SD.
Pemberian tugas kepada siswa dalam proses pembelajaran senantiasa dilakukan oleh para guru. Pemberian tugas diarahkan untuk memberikan pemanatapan dan penerapan konsep yang telah diterima siswa. Melalui pemberian tugas diharapkan siswa menjadi lebih paham dan dapat menerapkan konsep ke dalam permasalahan baru dan dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa. Pemberian tugas diharapkan juga dapat mendorong siswa untuk tertantang dan termotivasi untuk belajar. Tugas yang bagaimanakah yang efektif untuk memantapkan konsep, menerapkan konsep, meningkatkan kemampuan berpikir dan memotivasi siswa untuk lebih giat belajar? Apakah tugas-tugas memiliki jawaban tunggal (close ended problem) atau tugas yang memiliki berbagai cara dan lebih dari satu jawaban benar (open ended problem)? Berdasarkan dokumen catatan hasil observasi pembelajaran di kelas yang dilakukan oleh Sutarman dari tahun 2006 hingga tahun 2012 di SD, SMP dan SMA, para guru masih belum banyak menerapkan tugas-tugas yang bersifat open ended dalam pembelajaran. Kebanyakan tugas yang diberikan kepada siswa bersifat close ended. Oleh karena itu, melalui tulisan ini akan membahas apa tugas open ended, mengapa tugas open ended dan bagaimana mengembangkan tugas open ended untuk pembelajaran IPA di SD.
Diharapkan informasi dalam tulisan ini dapat dipakai sebagai acuan para guru untuk mengembangkan tugas-tugas bagi siswa. Tugas Open Ended dan Tugas Close Ended Ada dua jenis tugas yaitu tugas yang bersifat tugas tertutup (close ended problem) dan tugas bersifat terbuka (open ended problem). Tugas close ended didefinisikan sebagai tugas yang hanya memiliki jawaban tunggal (Yakeize, 2010:2). Contoh tugas close ended dalam pembelajaran IPA di SD misalnya: ”Bawang merah berkembangbiak dengan ....”. Jawabannya adalah “umbi lapis” dan tidak ada jawaban lain yang benar kecuali jawaban tersebut. Contoh lain tugas bersifat close ended: “Logam pada umum merupakan penghantar listrik yang ....”. Pertanyaan ini memiliki jawaban tunggal yaitu “baik”, tidak ada kemungkinan jawaban lain. Ditinjau dari aspek hasil belajar menurut taksonomi Bloom yang telah direvisi, tugas open ended hanya dapat menjangkau pada aspek mengingat pengetahuan faktual atau remembering factual knowledge (Anderson dan Krathwohl, 2001:61). Tugas open ended menanyakan tentang pengetahuan yang menyangkut fakta. Misalnya “Suhu air mendidih pada tekanan satu atmosfer
11
12, J-TEQIP, Tahun III, Nomor 1, Mei 2012
adalah ....”. Jawabannya adalah “100oC” dan tidak ada jawaban lain. Tugas terbuka didefinisikan sebagai tugas yang memiliki beberapa cara penyelesaian dan beberapa jawaban (Yakeize, 2010:2). Tugas yang bersifat terbuka memiliki beberapa cara
Padi
(a)............. ....
(b)........
penyelesaian yang berbeda tetapi jawabannya sama atau memiliki satu cara penyelesaian tetapi jawabannya yang beragam. Contoh tugas terbuka dalam pembelajaran IPA SD: ”Isilah titik-titik dengan jawaban yang tepat dalam rantai makanan berikut”.
(c)...........
(d).............. .
Gambar1. Rantai Makanan
Jawaban pertanyaan ini memiliki lebih dari satu jawaban: Kemungkinan I: (a) tikus, (b) ular (c) burung, (c) pengurai. Kemungkian II : (a) belalang, (b) burung (c) ular, (d) pengurai. Kedua jawaban tersebut berbeda tetapi benar. Shekoyan dan Etkina (2009:195) dalam penelitiannya memberikan contoh tugas yang bersifat open ended problem sebagai berikut: Sebuah lampu senter tanpa memerlukan baterai. Alat ini dapat menyimpan energi listrik dan ramah lingkungan. Melalui saklar on-off lampu senter dapat menyala. Jelaskan bagaimana lampu senter dapat bekerja? Berilah gambaran bagaimana cara menguji penjelasanmu tanpa membuka lampu senter itu? Jawaban soal tersebut tidak tunggal tetapi dapat lebih dari satu jawaban benar. Terhadap jawaban pertanyaan (a), salah satu kemungkinan jawabannya adalah bahwa lampu senter itu menggunakan teknologi solar cell. Hal ini didasarkan pada informasi bahwa lampu senter dapat menyimpan energi tanpa menimbulkan polusi di sekitarnya. Ada kemungkinan menggunakan teknologi arus induksi magnetik, bila lampu senter digoyanggoyang atau digerakkan akan menghasilkan listrik. Siswa dapat memberikan penjelasan lebih detil tentang jawabannya. Terhadap jawaban pertanyaan (b), ada beberapa cara untuk menguji penjelasannya tanpa membuka lampu senter. Lampu senter ditempatkan di dalam ruang gelap, kemudian dinyalakan lampunya.
Lampu senter diletakkan di tempat yang mendapat sinar matahari dan dinyalakan setelah beberapa saat. Jika lampu senter menyala terang, maka prinsip kerjanya menggunakan teknologi solar cell. Lampu senter digoyang-goyang diamati nyala lampu. Jika nyala lampu terang setelah digoyang, maka prinsip kerjanya menggunakan teknologi induksi listrik. Tugas Open Ended dalam Pembelajaran Kapan tugas-tugas open ended diberikan kepada siswa? Tugas yang bersifat open ended dapat diberikan pada setiap pertemuan setelah siswa memahami konsep dasarnya. Ketika konsep telah dipahami siswa, maka perlu dilakukan pemantapan konsep. Pemantapan konsep dapat dilakukan melalui latihan-latihan pemecahan masalah. Masalah yang diberikan diawali dari yang mudah, secara bertahap sampai pada yang lebih sukar. Pemecahan masalah yang bersifat mudah dapat digunakan pertanyaan yang bersifat close ended. Kemudian ditingkatkan sampai pada pertanyaan yang bersifat open ended. Bagaimana pembelajaran yang tepat agar tugas open ended dapat diselesaikan dengan baik oleh siswa? Pada umumnya di dalam kelas kemampuan siswa beragam, ada yang cepat menerima pelajaran, ada yang lambat menerima pelajaran dan ada yang di antara keduanya (Dirjen PMPTK, 2008: 14). Bagi anak yang cepat menerima pelajaran, tugas open ended dapat
Sutarman, Tugas Open Ended dalam Pembelajaran IPA SD, 13
dikerjakan dengan lancar, tetapi bagi anak yang lambat tidaklah demikian. Pembentukkan kelompok belajar secara kolaboratif untuk menyelesaikan tugas open ended sangat disarankan. Kelompok kolaboratif dibentuk dengan anggota kelompok hiterogen kemampuannya, ada yang cepat menerima pelajaran, ada yang lambat menerima pelajaran dan ada yang di antara keduanya. Melalui kerja kelompok, diharapkan anak yang lambat bertanya kepada yang cepat menerima pelajaran, sehingga terjadi interaksi di antara anggota, saling tukar pendapat dan negoisasi ide untuk memecahkan masalah (Psycharis, 2007:120). Disarankan jumlah anggota kelompok 3 – 4 siswa, lebih dari itu kerja kelompok kurang efektif (Dirjen PMPTK, 2008:36). Agar kerja kelompok efektif, maka dalam pemecahan masalah open ended tidak langsung siswa kerja kelompok, namun siswa diberi kesempatan untuk kerja individual. Setelah para siswa secara individu sudah memiliki ide pemecahan masalah atau mungkin ada yang mengalami kesulitan, maka selanjutnya diminta untuk membentuk kelompok. Cara demikian membuat masing-masing siswa dalam kelompok memiliki tanggung jawab untuk memecahkan masalahnya. Setiap siswa akan aktif, karena telah memiliki masalah. Cara semacam ini berbeda ketika siswa kerja kelompok tanpa didahului
L1
(a) L2
dengan kerja individual. Bila langsung berkelompok ada kecenderungan hanya anak yang cepat menerima pelajaran yang bekerja, sedangkan siswa yang lambat menyerahkan sepenuhnya penyelesaian tugas itu kepada anak yang pintar. Apa yang dilakukan guru ketika ada siswa yang mengalami kesulitan memecahkan masalah open ended? Guru disarankan untuk memperhatikan anak yang mengalami kesulitan dan memberi bantuan. Apa bila ada satu atau dua anaksaja yang mengalami kesulitan, makabantuan cukup dilakukan dengan memberi penjelasan secara individual atau kelompok. Namun, bila sebagian besar siswa mengalami kesulitan, maka bantuan diberikan secara klasikal. Contoh Tugas Open Ended dalam Pembelajaran IPA Berikut disajikan beberapa contoh tugas yang bersifat open ended dalam pembelajaran IPA di SD. 1. Disediakan dua buah baterai, dua buah bola lampu dan kabel-kabel. Buatlah rangkaian listrik dengan dua buah baterai dan dua bola lampu sehingga kedua lampu menyala redup, sedangkan satu lampu menyala terang. Pertanyaan ini memiliki beberapa jawaban yaitu (a), (b), (c) atau (d) ditunjukkan oleh Gambar 1. dan masih ada kemungkinan cara lain yang berbeda dan benar.yyyyyyyyyyyyyyy
L1
(b) L3
L2
L2 (c)
L3 L1
L2
L3
L3
(d)
L1 Gambar 1. Dua Lampu L2 dan L3 Menyala Redup dan Satu Lampu L1 Terang
14, J-TEQIP, Tahun III, Nomor 1, Mei 2012
Keempat kemungkinan jawaban pertanyaan pada Gambar 1. cara penyelesaiannya berbeda namun menghasilkan jawaban sama bahwa kedua lampu menyala redup sedangkan satu lampu menyala terang. Tugas tersebut diberikan
setelah siswa memahami konsep dasar rangkaian seri dan paralel dari bola lampu. Siswa telah dapat membedakan sifat rangkaian bola lampu dipasang seri dan paralel.
2. Pada suatu percobaan perkecambahan diperoleh data sebagai berikut: Tabel1. Percobaan Perkecambahan No
Hari ke
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
Panjang kecambah (cm) Ada cahaya Tidak ada cahaya 0,1 0,2 0,2 0,3 0,3 0,5 0,4 0,7 0,5 1,0
Berdasarkan data percobaan pada tabel tersebut, buatlah kesimpulan. Kemungkinan jawaban benar adalah berikut ini. (a) Makin lama umurnya kecambah makin panjang. (b) Panjang kecambah yang mendapat cahaya selalu lebih kecil dari pada yang tidak ada cahaya. (c) Panjang kecambah yang tidak mendapat cahaya selalu lebih besar dari pada yang mendapat cahaya. (d) Pertambahan panjang kecambah yang mendapat cahaya 0,1 cm tiap harinya, sedangkan yang tidak ada cahaya pertambahan panjangnya tidak teratur. Tugas ini diberikan dengan menyajikan data, tanpa harus melakukan
percobaan. Akan lebih baik bila para siswa melakukan percobaan tentang perkecambahan ini di sekolah atau di rumah sehingga mendapatkan data yang lebih teliti. 3. Jelaskan bagaimana caranya agar kamu dapat memperoleh bayangan nyata (sejati) dari sebuah benda? Pertanyaan nomor 3 ada dua kemungkinan jawaban benar. Kemungkinan jawaban I: Benda (lilin menyala) diletakkan di muka sebuah cermin cekung yang jaraknya terhadap cermin lebih dari jarak fokusnya. Lukisan bayangan nyata dihasilkan oleh cermin cekung ditunjukkan pada Gambar 2.
benda F (fokus)
bayangan nyata
Cermin cekung Gambar 2. Lukisan Bayangan Nyata oleh Cermin Cekung
Sutarman, Tugas Open Ended dalam Pembelajaran IPA SD, 15
Kemungkinan jawaban II: Benda (lilin menyala) diletakkan di muka sebuah lensa cembung yang jaraknya terhadap
lensa lebih dari jarak fokusnya. Lukisan bayangan nyata dihasilkan lensa cembung ditunjukkan Gambar 3.
Lensa cembung
Benda
F (fokus)
F (fokus)
bayangan nyata
Gambar 3. Lukisan Bayangan Nyata oleh Lensa Cembung
Kedua kemungkinan jawaban tersebut menggunakan dua cara yang berbeda yaitu yang satu menggunakan cermin cekung dan yang lain menggunakan lensa cembung, namun hasilnya sama yaitu sebuah bayangan nyata. Tugas ini diberikan setelah siswa memahami perbedaan sifat antara cermin dan lensa. Cermin memantulkan cahaya dan tidak membiaskan cahaya,sedangkan lensamembiaskan cahaya, tetapi tidak memantulkan cahaya.
4. Jelaskan bagaimana caranya agar kamu dapat memperoleh bayangan maya (semu) dari sebuah benda? Pertanyaan nomor 4 ada dua kemungkinan jawaban benar. Kemungkinan jawaban I: Benda (lilin menyala) diletakkan di muka sebuah cermin cekung pada jarak kurang dari jarak fokusnya. Lukisan bayangan maya yang dihasilkan oleh lensa cembung ditunjukkan Gambar 4.yyyyyyyyyyyyy
benda Bayangan maya
F (fokus)
Cermin cekung Gambar 4. Lukisan Bayangan Maya oleh Cermin Cekung
Kemungkinan jawaban II: Benda (lilin menyala) diletakkan di muka sebuah lensa cembung pada jarak kurang dari
jarak fokusnya.Lukisan bayangan maya yang dihasilkan oleh lensa cembung ditunjukkan Gambar 5. yyyyyyyyyyyyy
16, J-TEQIP, Tahun III, Nomor 1, Mei 2012
Lensa cembung
Benda
F (fokus)
Bayagan Maya
F (fokus)
Gambar 5. Lukisan Bayangan Maya oleh Cermin Lensa Cembung
Kedua jawaban pertanyaan 4 adalah benar. Ada dua cara yang berbeda, yang satu menggunakan cermin cekung benda diletakan di muka cermin dengan jarak kurang dari jarak fokus cermin dan dihasilkan penyelesaian yang sama yaitusebuah bayangan maya. Tugas ini diberikan setelah siswa memahami konsep bayangan nyata dan maya. Dampak Tugas Open Ended terhadap Hasil Belajar Berdasarkan kedua contoh tugas open ended sebagaimana telah disajikan di muka menunjukkan bahwa untuk menjawab tugas open ended diperlukan pemikiran yang melibatkan proses kognitif tidak hanya pada aspek ingatan, tetapi juga pemahaman, penerapan dan analisis. Oleh karena itu, tugas open ended tepat sekali digunakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar kognitif. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Sutarman yang melaporkan bahwa pembelajaran dengan tugas open ended lebih efektif untuk meningkatkan kemampuan kognitif dari pada tugas bersifat close ended (Sutarman, 2012:67). Tugas open ended tidak saja efektif untuk meningkatkan kemampuan kognitif bagi siswa yang cepat menerima pelajaran, tetapi juga bagi siswa yang lambat menerima pelajaran melalui pembelajaran kelompok kolaboratif. Melalui tugas open ended problem mengakibatkan siswa termotivasi dan tertantang untuk mencari jawabannya,
sebab pertanyaan dalam tugas ini merangsang untuk berpikir alternatif dan kemungkinan yang terjadi. Senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Phycharis yang menemukan bahwa melalui tugas peta konsep yang bersifat open ended yang memiliki jawaban beragam dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa (Phycharis, 2007:6). Tugas close ended kurang memotivasi siswa untuk berpikir, tidak melatih siswa untuk berpikir divergen. Sebagaimana temuan Phycharis (2007:6) yang menyatakan bahwa tugas berupa peta konsep yang memiliki jawaban tunggal tidak mampu meningkatkan kemampuan kognitif siswa. Mariawan (2006:8) melaporkan bahwa penerapan pembelajaran berbasis open ended dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Melalui tugas yang sifatnya open endeddapat meningkatkan kemampuan kognitif. Pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen sains yang bersifat open ended dapat mengembangkan dan mengevaluasi kerja ilmiah (Priemer, 2006:23). Tugas open ended lebih efektif untuk meningkatkan kualitas interaksi dalam belajar kelompok kolaboratif dari pada tugas close ended (Sutarman, 2012:67). Tugas open ended dalam kerja kelompok kolaboratif mendorong siswa untuk bertanya, menjelaskan, menjawab dan berdebat sesama teman, hal ini tidak terjadi dalam kelompok kolaboratif dengan tugas close ended.
Sutarman, Tugas Open Ended dalam Pembelajaran IPA SD, 17
Beberapa keuntungan dari open ended problem diantaranya: (1) partisipasi siswa dalam pembelajaran lebih aktif dan gagasan yang mereka kemukakan lebih baik, (2) siswa memiliki banyak kesempatan untuk menggunakan pengetahuan dan keterampilannya secara komprehesif, (3) setiap siswa dapat menyelesaikan masalah dalam beberapa cara mereka sendiri, (4) siswa dapat menyampaikan gagasan dan rasional berdasarkan pengalaman untuk mengembangkan pemikirannya. PENUTUP Tugas close ended memiliki cara dan jawaban tunggal. Tugas bersifat open ended memiliki beragam cara
DAFTAR RUJUKAN Anderson & Krathwohl. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing, A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives, Addison Wesley Longman, Inc. Dirjen PMPTK, 2008. Buku Petunjuk Guru untuk Pembelajaran yang Lebih Baik, Direktorat Jendral PMPTK Dep. Pendidikan Nasional, JICA. Mariawan, M. 2006 Penerapan Pembelajaran berbasis masalah open ended. Untuk meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajar Fisika Dasar I mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Negeri, IKIP Negeri Singaraja (Online) , (www.undiksha), diakses 2 Januari 2012. Psycharis. S. 2007. The Relationship Between Task Structure and Collaboration Group Interaction in a Synchronous Peer Interaction Collaborative Learning Environment for a course of Physics. (Online),
penyelesaian dan beragam jawaban benar. Tugas open ended mendorong siswa untuk berpikir memecahkan masalah dengan beragam cara dan beragam jawaban.Tugas open ended dapat meningkatkan kemampuan kognitif. Tugas open ended mendorong siswa untuk aktif berinteraksi dengan teman dalam belajar kelompok kolaboratif. Melalui pembelajaran kelompok kolaboratif dengan anggota kelompok heterogen kemampuannya, membantu siswa untuk menyelesaikan tugas open ended yang relatif lebih sukar dibanding tugas close ended. Tugas open ended diberikan ketika siswa telah memahami konsep sebagai wahana untuk mengembangkan dan menerapkan konsep. yyyyyyyyyyyyyy
(www.spsycharis.gr/jurnals), diakses 20 Oktober 2011. Priemer, B. 2006. Open ended experiment about wind energy. (Priemer @ physik, rub.de) Ruhs University Bochum Department of Physics and Astronomy Germany (Online), (www.science.uva.nl), diakses 2 Desember 2011. Shekoyan, V. and Etkina, E. 2009. Introducing Ill-Structured Problems in Introductory Physics Recitations Rutgers, The State University of New Jersey, Piscataway, NJ 08854(Online) ((w.w.w physics. emory.edu/weeks/jurnal), diakses 2 Desember 2011. Sutarman, 2012. Pengaruh Pembelajaran Kolaboratif Tugas Variasi terhadap Kemampuan Kognitif Peserta Didik Pada Matakuliah Fisika Dasar I, Tesis, Tidak dipublikasikan. Yakeize, D. 2010. Close-ended problems and open ended problems, (Online), (www. thefree directionary.com/ openended), diakses pada 2 Desember 2011.