TUGAS MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS
POTENSI PARIWISATA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SEBAGAI PELUANG BISNIS
Disusun Oleh : Nama : Roy Anto Manalu NIM : 11.11.5333 Kelas : 11-S1-TI-10
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012
ABSTRAK
Sektor Pariwisata merupakan sektor penting dalam pendapatan asli daerah yang cukup potensial. Pariwisata telah menjadi industri yang mampu mendatangkan devisa negara dan penerimaan asli daerah yang berimplikasi pada kesejahteraan masyarakat dalam berbagai sektor ekonomi. Yogyakarta sebagai “kota pelajar” merupakan daerah yang kaya seni dan budaya. Keanekaragaman kebudayaan dan keistimewaan tersendiri pada kota ini merupakan potensi yang dapat dikembangkan untuk pariwisata. Aspek-aspek tersebut dapat dijadikan sebagai modal untuk munculnya peluang bisnis. Peluang bisnis yang tercipta dapat mengurangi pengangguran karena munculnya lapangan pekerjaan serta menambah pendapatan bagi daerah maupun individu tersebut. Strategi yang tepat diperlukan dalam memasarkan bisnis kepariwisataan tersebut. Di dalam bisnis harus siap dalam menghadapi segala resiko dan bersikap mental positif dalam menjalankannya. Strategi pengembangan pariwisata harus mampu menciptakan rasa aman dan ketenangan bagi setiap wisatawan sehingga memberikan kesan yang baik. Pemasaran pariwisata yang baik dapat mendorong peningkatan lapangan kerja yang memadai karena didalamnya terdapat kegiatan ekonomi produktif mulai dari kesenian, kerajinan, makanan, transportasi, travel, penginapan, dan sebagainya. Pengembangan pariwisata juga tidak hanya menjadi tanggungjawab pemerintah namun bisnis pariwisata juga turut ambil bagian didalamnya.
Kata kunci : pariwisata, Yogyakarta, potensi, peluang bisnis
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang dan Masalah Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha yang terkait dengan bidang tersebut. Berbicara tentang pariwisata di dalamnya tercakup berbagai upaya pemberdayaan, usaha pariwisata, objek dan daya tarik wisata serta berbagai kegiatan dan jenis usaha pariwisata. Smith (1989, dalam
Wardiyanta, 2006) menyatakan bahwa secara substansi pariwsata
merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat, yaitu berkaitan dengan cara penggunaan waktu senggang yang dimiliki sesorang. Pariwisata memiliki beragam bentuk dan jenis, seperti pariwisata alam, budaya,konvensi, belanja, dan pariwisata minat khusus. Yogyakarta merupakan ibukota pertama Indonesia, sehingga memiliki nilai historis yang tinggi. Kota ini dikenal dengan sebutan Daerah Istimewa Yogyakarta, sesuai dengan namanya maka kota ini memiliki kebudayaan yang sangat kental sehingga menjadi ciri khas tersendiri. Julukan sebagai kota pelajar menambah keistimewaan tersendiri bagi kota Yogyakarta. Di sini dua ruang lingkup seni rupa dan seni suara berkembang pesat. Seni rupa meliputi seni arsitektural bangunan, seni rias (terutama seni pakaian kebaya yang telah menjadi kebudayaan nasional dengan seni batik dan lurik), seni kerajinan (kulit atau wayang).
Gambar. 1. Peta Wisata Yogyakarta
Selain itu, seni suara yang ada di Yogyakarta meliputi seni vocal dan instrumental (karawitan dan macapat) yang tergabung dengan seni tari. Pada Gambar 1. dapat dilihat beberapa obyek wisata di Yogyakarta yang menunjukkan nilai historis dan kebudayaan. Adanya keberagaman suku, ras, agama yang ada dan hidup dalam kesatuan yang harmonis, kondisi geografis yang kompleks, dan banyak potensi-potensi lainnya yang dapat dikembangkan di kota ini. Modal tersebut harus dimanfaatkan secara optimal melalui penyelenggaraan kepariwisataan yang secara umum bertujuan untuk
meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan rakyat. Era globalisasi di bidang ekonomi mempunyai imbas terhadap berbagai aspek pembangunan termasuk di dalamnya bidang pariwisata. Pariwisata dalam tataran global menjadi bagian penting dari WTTC (World Travel and Tourism Council). Berdasarkan hasil studi World Tourism Organization (WTO) jumlah wisatawan dunia tahun 2020 akan mencapai 1,5 miliar orang, dengan pengeluaran US$ 2 triliun atau US$ 5 miliar/hari. Ditilik dari Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1996 tentang penyelenggaraan kepariwisataan, diharapkan catatan di atas, industri pariwisata menjanjikan kemajuan ekonomi kepada banyak orang dan banyak negara di dunia. Pariwisata menjadi penghasil uang terbesar dan sektor terkuat dalam pembiayaan ekonomi global. Pariwisata akan menjadi pendorong utama perekonomian dunia pada abad 21, dan menjadi salah satu industri yang mengglobal. Kondisi semacam ini harus ditangkap sebagai peluang bagi dunia pariwisata baik pemerintah daerah, propinsi maupun pusat.
BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengembangan Pariwisata dan Potensinya Pariwisata sudah tentu selain memberikan manfaat baik secara pencitraan dan financial bagi kehidupan masyarakat juga dapat memberikan peluang kepada masyarakat sekitar kampus untuk memperoleh akses kemanfaatan dengan cara turut berpartisipasi dalam hal produk wisata. Kota sebagai produk wisata, yang dalam hal ini bidang kebudayaan memiliki potensi (a) daya tarik kota yang dapat ditawarkan, (b) pengadaan fasilitas pariwisata kota milik publik, yang mencakup akomodasi, usaha makanan, hiburan dan rekreasi, (c) kemudahan mencapai tujuan wisata dari wilayah lain di luar kota. Peluang pengembangan bisnis yang dapat dilakukan dari sektor pariwisata ini sangat banyak, terlebih lagi kota
Yogyakarta menjadi kota favorit sebagai tujuan wisata baik dari turis lokal maupun mancanegara. Adanya keterkaitan dari berbagai sektor usaha tersebut menjadikan pariwisata ini dapat dijadikan sebagai peluang bisnis. Peluang bisnis yang dikembangkan misalnya: car rent (persewaan mobil), penginapan, rumah makan, fasilitas-fasiltas lain seperti pusat perbelanjaan, pendidikan, kesehatan. Walaupun sudah banyak namun persaingan dalam bisnis tersebut sangat terbuka. Semuanya tergantung dari sikap kita melihat adanya sebuah peluang dan tantangan tersebut. 2.2. Peluang Bisnis dan Strategi Beragamnya potensi wisata
menjadi
modal
dasar
dalam
pengembangan
kepariwisataan yang harus disikapi sebagai peluang. Di dalam menjalankan bisnis pariwisata kita harus memiliki banyak relasi dan mampu menyajikan sesuatu yang berbeda dari wisata yang lain, sehingga menjadi ciri khas tersendiri. Kita harus siap untuk berkompetisi dengan menyediakan produk berupa jasa maupun pelayanan yang baik. Jalankan segala sesuatunya dengan sikap positif dan tanpa beban. Beberapa upaya strategi pemasaran yang dapat dilakukan adalah : Pertama, mengidentifikasi dan menggali potensi Objek Daya Tarik Wisata (ODTW). Langkah ini harus dilakukan dengan cermat agar dapat mengetahui secara keseluruhan mengenai kekuatan, potensi dan daya tarik wisata yang dimiliki. Dikuti dengan pendataan berbagai fasilitas penunjang pariwisata seperti akomodasi, transportasi, restoran, pasar seni, kerajinan rakyat dan yang lainnya. Kedua, menjalin kemitraan dengan berbagai pihak. Pengembangan jaringan pariwisata memerlukan kerjasama antar pemerintah daerah maupun sektor swasta secara sinergis. Melalui pola pikir ini diupayakan dapat meningkatkan kerjasama antara jenis usaha pariwisata sebagai suatu kekuatan bersama yang bersinergi dalam membangun pariwisata di karimunjawa. Ketiga, perbaikan image dan produk pariwisata. Strategi ini dapat dilakukan melalui promosi di berbagai media, baik cetak maupun elektronik serta brosur/leaflet yang menyajikan informasi potensi wisata dan kondisi keamanan suatu daerah. Semakin bagus dan bersaingnya produk yang dihasilkan, semakin banyak wisatawan yang berkunjung ke daerah tersebut. Keempat menentukan target dan segmen pasar. Pemasaran yang efektif mencakup estimasi jumlah angka kunjungan dan calon wisatawan. Strategi komunikasi pemasaran yang tepat dan andal akan membantu mempertemukan komponen
penawaran pariwisata dengan komponen permintaanya, yaitu jumlah wisatawan yang berkunjung, lama tinggal, dan anggaran pengeluaran. (sumber : http://www.wisatamelayu.com/id/opinion/163-Strategi-Pengembangan-danPemasaran-Pariwisata-di-Daerah-Kurang-Berkembang)
BAB III PENUTUP Kepariwisataan merupakan hal yang menarik untuk dijadikan peluang bisnis. Tidak hanya melulu satu macam saja, namun banyak sektor bisnis yang bisa dikembangkan dan salin terkait satu dengan lainnya. Tidak ada pariwisata yang tidak layak jual, kesemuanya itu tergantung bagaimana pengelolaan, strategi pemasaran, dan adanya daya dukung pemerintah dan masyarakat. Peluang bisnis yang baru juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat dan sekaligus menambah pendapatan daerah maupun secara personal/keluarga. Hambatan yang dihadapi harus ditangkap sebagai peluang dalam bisnis pariwisata maupun potensi budaya yang unggul pada sekelompok masyarakat tertentu, sehingga perlu diidentifikasi dan dipahami betul sehingga diperoleh ketepatan dalam pengelolaannya.
DAFTAR PUSTAKA Gelel, I Putu. 2006. Industri Pariwisata Indonesia dalam GATS-WTO. Bandung : Aditama Karim, Sayit Abdul. 2008. Strategi Pengembangan dan Pemasaran Pariwisata di Daerah Kurang Berkembang. Diakses dari : http://www.wisatamelayu.com/id/opinion/163Strategi-Pengembangan-dan-Pemasaran-Pariwisata-di-Daerah-Kurang-Berkembang tanggal 10 Maret 2012, pk 18.00 WIB Suyanto, M. 2011. Smart In Entrepreneur: Everyone Can Become a Successful Entrepeneur Yogyakarta: Penerbit Andi Wardiyanta. 2006. Metode Penelitian Pariwisata. Yogyakarta : Penerbit Andi Y. Sri Susilo, dkk. Jurnal Penelitian BAPPEDA Kota Yogyakarta. Yogyakarta : Pemerintah Kota Yogyakarta