Tugas I PERANCANGAN ARSITEKTUR V
Buyung Hady Saputra 0551010032
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” SURABAYA 2011
Rumah Adat Joglo
1. Rumah Joglo Merupakan rumah tradisional orang jawa yang didirikan pada tahun 1835 dan merupakan saksi sejarah perjuangan bangsa indoneia. Pada umumnya rumah joglo jawa timur tidak ada bedanya dengan bangunan joglo jawa lainnya. Bangunan joglo mencerminkan interpretasi arsitektur jawa yang menggambarkan sebuah ketenangan. Tak hanya megah, indah, dan sarat makna, arsitektur bangunan joglo merupakan salah satu arsitektur yang mampu meredam gempa di samping memiliki nilai sosiokultural yang sangat kental. Rumah joglo pada umumnya hanya dimiliki oleh orang-orang yang berkemampuan materi lebih. Hal ini di sebabkan dalam membangun rumah Joglo dibutuhkan material yang banyak dan cukup mahal karena sebagian besar material berasal dari kayu jati. Sedangkan dari segi sosial masyarakat, bentuk Joglo dianggap hanya boleh dimiliki orang-orang terpandang terutama dari kalangan bangsawan. Selain itu, pada bangunan Joglo terkandung filosofi yang sesuai dengan kehidupan masyarakat Jawa. Susunan ruang pada joglo di bagi menjadi tiga bagian, yaitu Pendhapa, ruang tengah atau ruang yang sering diginakan untuk pertunjukan wayang, yang di sebut juga sebagai pringgitan, dan ruang belakang yang di sebut juga ndalem atau omah jero sebagai ruang keluarga.
Gambar : sebuah kerangka rumah joglo
2. makna dan tektonika Pada arsitektur bangunan rumah joglo, seni arsitektur bukan sekadar pemahaman seni konstruksi rumah, juga merupakan refleksi nilai dan norma masyarakat pendukungnya. Kecintaan manusia pada cita rasa keindahan, bahkan sikap religiusitasnya terefleksikan dalam arsitektur rumah dengan gaya ini. Pada bagian pintu masuk memiliki tiga buah pintu, yakni pintu utama di tengah dan pintu kedua yang berada di samping kiri dan kanan pintu utama. Ketiga bagian pintu tersebut memiliki makna simbolis bahwa kupu tarung yang berada di tengah untuk keluarga besar, sementara dua pintu di samping kanan dan kiri untuk besan. Bagian konstruksi yang merupakan ciri khas rangka atap bangunan ini terletak pada susunan struktur rangaka atap "brujung" (bentuk piraminda terbalik yang semakin keatas semakin melebar dan terletak diatas ke-empat tiang saka guru yang disusun bertingkat sampai dengan posisi "dudur dan iga-iga") dan susunan rangka "uleng" (susunan rangka atap berbentuk piramida yang disusun diatas ke-empat tiang saka guru ke arah bagian dalam). kedua struktur inilah yang dikenal dengan "tumpang sari". Pemasangan keseluruhan balok kayu rangka ini tidak menggunakan paku sama sekali. namun dalam pemasangan menggunakan sistem "chatokan" atau saling berkaitan dengan sistem tarik, sehingga fungsinya mengikat sistem secara rigid.
Gambar : susunan sistem struktur rangaka atap “brujung”
Gambar : sistem pemasangan untuk menyatukan balok-balok pada rangka joglo
3. karakteristik bentuk dan ruang arsitektural Secara umum bentuk sebuah joglo adalah bujur sangkar, yang mempunyai empat buah tiang pokok ditengah peruangannya yang disebut "Saka Guru". saka guru berfungsi untuk menopang blandar "tumpang sari" yang bersusun ke atas. semakin ke atas semakin melebar dan biasanya berjumlah ganjil serta di ukir, ukiran pada tumpang sari ini ini menandakan status sosial pemiliknya. Hampir keseluruhan material rumah joglo terbuat dari kayu. kayu yang digunakan pun adalah kayu jati. penggunaan kayu inilah yang membuat status pemilik rumah joglo di anggap tinggi, karena harga kayu ini terbilang cukup mahal. Susunan ruangan pada Joglo umumnya dibagi menjadi tiga bagian yaitu ruangan pertemuan yang disebut pendhapa, ruang tengah atau ruang yang dipakai untuk mengadakan pertunjukan wayang kulit disebut pringgitan, dan ruang belakang yang disebut dalem atau omah jero sebagai ruang keluarga. Dalam ruang ini terdapat tiga buah senthong (kamar) yaitu senthong kiri, senthong tengah dan senthong kanan. - pendhopo sebagai ruang terbuka berfungsi untuk menerima tamu. Struktur bangunan pada pendhopo menggunakan umpak sebagai alas soko, 4 buah soko guru ( tiang utama) sebagai symbol 4 arah mata angin. dan 12 soko pengarak, serta Tumpang sari merupakan susunan balik yang disangga oleh soko guru. Umumnya tumpang sari terdapat pada pendopo bangunan yang disusun bertingkat. Tingkatan-tingkatan ini dapat pula diartikan sebagai tingkatan untuk menuju pada suatu titik puncak, yang terdiri dari serengat, tarekat, hakekat, dan makrifat. Menurut kepercayaan jawa, tingkatan-tingkatan ini akan menyatu pada satu titik. - pringgitan ruang tengah atau ruang yang dipakai untuk mengadakan pertunjukan wayang kulit. biasanya ruangan ini juga merupakan ruang tempat menyimpan alat-alat gamelan. - ndalem ini adalah pusat susunan ruang-ruang di sekitarnya. Fungsi utamanya adalah sebagai ruang keluarga. Sifat ruangan ini pribadi, suasana yang ada di dalamnya tenang dan berwibawa. Pada pola tata ruang ndalem terdapat perbedaan ketinggian lantai sehingga membagi ruang menjadi 2 area. Pada lantai yang lebih rendah di gunakan sebagai sirkulasi sedangkan pada bagian yang lebih tinggi digunakan sebagai ruang keluarga dan senthong.
Gambar : denah sebuah joglo
4. keunikan objek rumah joglo merupakan warisan budaya asli di indonesia. pembangunan rumah joglo berbeda dengan rumah tradisional lainnya. rumah joglo dibangun menyatu dengan diatas tanah, sedangkan rumah tradisional lain pada umumnya didirikan membentuk sebuah panggung. namun keanekaragaman inilah yang membuat indonesia kaya akan nila-nilai tradisional yang harus terus dilestarikan sebagai aset berharga bangsa.