41640.pdf
TUGAS AKHIR PROGRAM MAGISTER (TAPM)
PENGARUH KOMPETENSI, PENGETAHUAN DAN RULES
PROCEDURES AND POLICIES (RPPs) TERHADAP
KINERJAANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
DAERAH DALAM PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH
..........
....
BU
- . .
KA
(Studi Kasus pada DPRD Provinsi Kalimantan Tengah)
R
~
SI TA S
TE
~
TAPM Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
U
N IV
ER
Gelar Magister Manajemen
Disusun Oleh :
MUHAMMAD RASIDI NIM: 018823301
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS TERBUKA
JAKARTA
2013 Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41640.pdf
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS TERBUKA
PERNYATAAN
SI TA S
TE
R
BU
KA
TAPM yang berjudul "PENGARUH KOMPETENSI, PENGETAHUAN DAN
RULES PROCEDURES AND POLICIES (RPPs) TERHADAP KINERJA
ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DALAM
PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH (Studi Kasus pada DPRD Provinsi
Kalimantan Tengah)" adalah hasil karya saya sendiri dan seluruh sumber yang
dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Apabila di kemudian hari temyata ditemukan adanya penjiplakan (plagiat),maka
saya bersedia menerima sanksi akademik.
Palangka Raya, 14 Desember2013
Yang menyatakan,
!~~1:~ t&W ~o ~
ER
TGl
G4C4BABF664023149 DoIAM.IUIU Il,UPHH
~uhammad Rasidi NIM.018823301
U
N IV
({<[
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41640.pdf ABSTRAK
Pengaruh Kompetensi, Pengetahuan dan Rules Procedures And Policies (RPPs)
terhadap KineJja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam
Pengawasan Keuangan Daerah
(Studi Kasus pada DPRD Provinsi Kalimantan Tengah)
Muhammad Rasidi Universitas Terbuka
[email protected]
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE R
BU
KA
KineJja anggota DPRD dalam pengawasan keuangan daerah sangat penting dan memiliki nilai yang sangat strategis untuk dapat mengontrol kebijakan keuangan daerah secara ekonomis, efisien, efektif, transparan, dan akuntabel. Permasalahan yang teJjadi dalam pengelolaan keuangan daerah dari sisi legislatif, yaitu masih rendahnya kineJja anggota DPRD dalam keseluruhan proses anggaran, baik dalam perencanaan, pelaksanaan, pelaporan maupun pengawasan program keJja eksekutif. Penelitian ini bertujuan untuk menguji Pengaruh Kompetensi, Pengetahuan dan Rules Procedures and Policies (RPPs) terhadap KineJja Anggota DPRD dalam Pengawasan Keuangan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah. Responden dalam penelitian ini adalah anggota DPRD Provinsi Kalimantan Tengah sebanyak 40 orang. Pengujian hipotesis menggunakan multiple regression, yaitu nilai t, nilai statistik F, dan koefisien determinasi (R2). Untuk menganalisis data menggunakan Sofware SPSSjor Window Realesed 17 Programe. Hasil penelitian diperoleh F-hitung (65.890) > F-tabel (2.866) sehingga HI diterima. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi variabel Kompetensi (X I), Pengetahuan (X2) dan RPPs (X3) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kineJja anggota DPRD dalam pengawasan keuangan daerah pada DPRD Provinsi Kalimantan Tengah. Nilai koefisien determinasi (R2) 0,846 atau 84,6%. Artinya variabel Kompetensi, Pengetahuan dan RPPs mempengaruhi sebesar 84,6% terhadap kineJja anggota DPRD dalam pengawasan keuangan daerah pada DPRD Provinsi Kalimantan Tengah sedangkan 15,4% dipengaruhi oleh variabel lain di luar yang dianalisis. Pengujian secara parsial menunjukan komptensi dan pengetahuan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kineJja dalam pengawasan keuangan daerah. Sedangkan RPPs diperoleh t-hitung (-10.126) < t-tabel (2.028) artinya RPPs berpengaruh negatif dan signifikan (Siq=O.OOO) terhadap kineJja anggota DPRD dalam pengawasan keuangan daerah. Sebagai kesimpulan penelitian membuktikan bahwa kompetensi dan pengetahuan secara baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap kinerja anggota DPRD dalam pengawasan keuangan daerah Provinsi Kalimantan Tengah. Sementara variabel Rules Procedures and Policies (RPPs) secara parsial berpengaruh negatifterhadap kinerja anggota DPRD dalam pengawasan keuangan daerah Provinsi Kalimantan Tengah. Kata kunci : kompetensi, pengetahuan, Rules Procedures And Policies (RPPs), kineJja anggota DPRD, pengawasan keuangan daerah.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka ii
41640.pdf ABSTRACT
Effect of Competence, Knowledge and Procedures Rules And Policies (RPPS)
the performance Legislative Council Members in Regions Financial Supervision
(Case Study in Central Kalimantan Provincial Parliament)
Muhammad Rasidi
The Open University
[email protected]
U
N
IV
ER
SI TA S
TE
R
BU
KA
Performance of members of Parliament in the area of financial supervision is very important and has a strategic value to be able to control the region's financial policies are economical, efficient, effective, transparent, and accountable. The problems that occurred in the area of financial management of the legislature, which is still low overall performance of members of parliament in the budget process, both in the planning, implementation, reporting and monitoring of executive work. lbis study aims to test the Influence of Competence, Knowledge and Procedures Rules and Policies (RPPs) on the Performance of the Financial Supervisory Council Member Provincial Central Kalimantan. Respondents in this study are members of the Central Kalimantan Provincial Parliament by 40 people. Hypothesis testing using multiple regression, ie the value of t, the value of the F statistic, and the coefficient of determination (R2). To analyze the data using SPSS for Window Sofware realesed 17 programe. Research results obtained by the F-count ( 65 890) > F-table ( 2866 ) so that HI is accepted. lbis suggests that the competence variable regression model (X I), Knowledge (X2) and RPPs (X3) is a positive and significant effect on the performance of members of Parliament in the area of financial supervision in the Central Kalimantan Provincial Parliament. The coefficient of determination (R2) 0.846 or 84.6%. lbis means that the variable Competence, Knowledge and RPPs influence of 84.6% of the performance of members of Parliament in the area of financial supervision at the Central Kalimantan Provincial Parliament, while 15.4% is influenced by other variables beyond those analyzed. Partial test competency and knowledge show positive and significant impact on the performance in the area of financial control. While RPPs obtained t-count (-10.126)< t-table (2.028) means RPPs negative and significant effect (Siq=O.OOO) on the performance of members of Parliament in the area of financial control. In conclusion, the study proves that the competence and knowledge in both partially and simultaneously affect the performance of members of parliament in the financial control area of Central Kalimantan Province. While variables Rules Procedures and Policies (RPPs) partially negatively affect the performance of members of Parliament in the area of financial control of Central Kalimantan Province. Keywords : competence, knowledge, policies and procedures rules (RPPs), the performance of members of parliament, local financial supervision.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka iii
41640.pdf LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR PROGRAM MAGISTER
(TAPM)
: PENGARUH KOMPETENSI, PENGETAHUAN DAN RULES PROCEDURES AND POLICIES (RPPs) TERHADAP KINERJA ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) DALAM PENGAW ASAN KEUANGAN DAERAH (Studi Kasus pada DPRD Provinsi Kalimantan Tengah)
NAMA
: Muhammad Rasidi
NIM
: 018823301
PROGRAM STUD!
: MAGISTER MANAJEMEN (MM)
TA S
TE
R
BU
KA
JUDUL TAPM
SI
Pembimbing I
-
IV ER
Dr. LeIo Sintani,
Pembimbing II
D . Tita Rosita, M.Pd IP. 19601003 1986012001
U
N
.M NIP. 19650731 1989032001
Mengetahui, Ketua Bidang Ilmu /
Program Magister Manajemen
~.
Maya Maria, S.E., M.M. NIP. 19720501 1999032
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka iv
41640.pdf UNIVERSITAS TERBUKA
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN
PENGESAHAN
Muhammad Rasidi
NIM
018823301
PROGRAM STUOI
MAGISTER MANAJEMEN (MM)
JUDUL TAPM
PENGARUH KOMPETENSI, PENGETAHUAN DAN RULES PROCEDURES AND POLICIES (RPPs) TERHADAP KINERJA ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DALAM PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH (Studi Kasus pada DPRD Provinsi Kalimantan Tengah)
TE R
BU
KA
NAMA
S
Telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Tugas Akhir Program Magister (TAPM) Program Studi Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Terbuka pada:
TA
Hari I Tanggal Waktu
SI
Sabtul 14 Desember 2013 Puku117.00 WIB
Panitia Penguji T APM
N
IV
ER
Dan telah dinyatakan LULUS I TIQAK UJIoUS
U
Ketua Komisi Penguji Dr. Tita Rosita, M.Pd
Penguji Ahli Prof. Lincolin Arsyad, Ph.D
Pembimbing I Dr. Lelo Sintani, M.M
Pembimbing II Dr. Tita Rosita, M.Pd
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka v
41640.pdf KATA PENGANTAR
Puj i syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan penulisan proposal TAPM (Tesis) ini. Penulisan TAPM ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program Magister Manajemen Program Pascasarjana
KA
Universitas Terbuka.
BU
Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari mulai perkuliahan sampai pada penulisan penyusunan TAPM ini, sangatlah
TE R
sulit bagi saya untuk menyelesaikan TAPM ini oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada :
TA S
I. Prof. Ir. Tian Belawati, M.Ed., Ph.D., selaku Rektor Universitas Terbuka;
SI
2. Dr. Suciati, M.Sc., selaku Direktur Program PascasaIjana Univeritas Terbuka;
ER
3. Prof. Dr. Holten Sion, M.Pd, Kepala UPBJJ-UT Palangka Raya selaku
IV
penyelenggara Program PascasaIjana;
N
4. R. Atu Narang, SE selaku Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Tengah;
U
5. Pembimbing I Ibu Dr. Lelo Sintani, M.M dan Pembimbing II Ibu Dr. Tita Rosita, M.Pd yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan TAPM ini; 6. Kabid Program Pascasarjana Magister Manajemen selaku penanggung jawab program; 7. lsteri tercinta Sitti Kasmiah, SE., anak-anak M. Riko Alfian dan M. Rizky Satria yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil; 8. Teman-tetnan seangkatan yang telah banyak metnbantu saya baik selama kuliah maupun selama penulisan TAPM ini. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka vi
41640.pdf Akhir kala, seraya berdo'a pada Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segal a kebaikan semua pihak yang lelah membantu saya. Semoga TAPM ini dapat membawa manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Palangka Ray , 14 Desember 2013
U
N IV
ER
SI TA S
TE
R
BU
KA
Penulis,
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka vii
41640.pdf DAFTARISI
Halaman
Pemyataan Abstrak Abstract Lembar Persetujuan Lembar Pengesahan Kata Pengantar Daftar lsi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran
II
111
IV
V
VI
VIII
XI
Xll
Xill
PENDAI-IULUAN
KA
BAB I
I
BU
A. Latar Belakang Masalah
B. Perumusan Masalah
TE R
C. Tujuan Penelitian D. Kegunaan Peneli tian TINJAUAN PUSTAKA
TA S
BAB II
A. Kajian Teori
.. & & &
10
10
10
12
3. Kompetensi
I5
4. Pengetahuan Anggaran
19
IV
2. Siklus Anggaran
ER
SI
I. Pengertian Keuangan Daerah
..
N
5. Rules, Procedures and Policies (RPPs)
22
24
7. Fungsi, Tugas dan Wewenang DPRD
2&
&. Pengawasan Keuangan Daerah
3I
U
6. KineIja Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
B. Penelitian Terdahulu
37
C. Kerangka Berpikir
43
D. Hipotesis Penelitian
44
E. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel ..
44
I. Definisi Operasional
44
2. Metode Pengukuran Variabel
45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
47
A. Desain Penelitian
47
I. Tempat dan Waktu Penelitian Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
4&
viii
41640.pdf 2. Jenis Penelitian
48
B. Populasi dan Sampel
49
I. Populasi
49
2. Teknik Pengambilan Sampel
49
C. Instrumen Penelitian
50
D. Pengukuran Variabel
51
51
2. Variabel Pengetahuan.............................................................
52
3. Variabel RPPs
52
4. Variabel Kinerja
53
KA
I. Variabel Kompetensi..............................................................
E. Prosedur Pengumpulan Data ..
BU
F. Metode Analisis Data
R
I. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
55
55
56
58
SI TA S
3. Model Pengujian Hipotesis
TE
2. Uji ASumsi Klasik
54
60
I. Karakteristik Responden
63
2. Diskripsi Data
70
3. Pengujian Persyaratan Analisis
72
IV
ER
A. Gambaran Umum DPRD Provinsi Kalimantan Tengah
N
4. Uji Penyimpangan Asumsi
81
87
U
5. Pengujian Hipotesis
60
a. Pengaruh Kompetensi, Pengetahuan dan Rules
Procedures and Policies (RPPs) Secara Parsial
Terhadap Kinerja Anggota DPRD dalam Pengawasan
Keuangan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah
87
b. Pengaruh Kompetensi, Pengetahuan dan Rules
Procedures and Policies (RPPs) Secara Simultan
Terhadap Kinerja Anggota DPRD dalam Pengawasan
Keuangan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah
91
B. Pembahasan Hasil Penelitian I. Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Anggota
DPRD dalam Pengawasan Keuangan Daerah Provinsi
Kalimantan Tengah 2. Pengaruh Pengetahuan Terhadap Kinerja Anggota
DPRD dalam Pengawasan Keuangan Daerah Provinsi
Kalimantan Tengah Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka ix
94
94
96
41640.pdf
97
4. Pengaruh Kompetensi, Pengetahuan dan Rules
Procedures and Policies (RPPs) Secara Simultan
Terhadap Kinerja Anggota DPRD dalam Pengawasan
Keuangan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah
99
SIMPULAN DAN SARAN
102
A. Simpulan
102
B. Saran
102
C. Keterbatasan Penelitian
103
KA
BAB V
3. Pengaruh Rules Procedures and Policies (RPPs) Terhadap
Kinerja Anggota DPRD dalam Pengawasan Keuangan
Daerah Provinsi Kalimantan Tengah
DAFTAR PUSTAKA
U
N
IV ER
SI
TA S
TE
R
BU
LAMPlRAN-LAMPIRAN
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka x
104
41640.pdf
DAFTAR TABEL
Tabel:
Hal
Operasional Variabel
45
4.1
Komposisi Keanggotaan DPRD Provinsi Kalimantan Tengah
Periode Tahun 2009 - 20014
61
4.2
Komposisi Sekretariat DPRD Provinsi Kalimantan Tengah
62
4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Daerah Pemilihan
64
4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin
65
4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan dan Pekerjaan
66
4.6
Karakteristik Responden Berdasarkan Periode dan Lamanya
Menjadi Anggota DPRD Kalteng
68
Nilai Rata-rata dan Standar Deviasi Variabel Kompetensi,
Pengetahuan dan RPPs
71
4.8
Koefisien Reliability Statistics Variabel Pengetahuan (X,)
73
4.9
Koefisien Reliability Statistics Variabel Pengetahuan (X 2 )
74
4.10
Koefisien Reliability Statistics Variabel RPPs (X))
74
4.11
Koefisien Reliability Statistics Variabel Kinerja Anggota
DPRD dalam Pengawasan Keuangan Daerah (Y)
75
BU
R
TE
SI TA S
ER
4.7
KA
2.1
Rekapitulasi Nilai r untuk Uji Validitas Variabel Kompetensi (XI)..
n
4. I3
Rekapitulasi Nilai r untuk Uji Validasi Variabel Pengetahuan
Anggaran (X2)
78
N
IV
4.12
Rekapitulasi Nilai runtuk Uji Validasi Variabel RPPs (X))
4.15
Rekapitulasi Nilai runtuk Uji Validasi Variabel Kinerja (Y)
80
4.16
Durbin - Watson
85
4.17
Tolerance - VIF Coefficientsb ••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••.••.•••••.••••
86
4.18
Coefficients b •••••••••••.•••••.•••••••••..••.•..••.•.••••••..•..••.•...•••••••••••••••••••••••••
87
4.19
Model Summarl
88
4.20
ANOVAb ••••••••.••••••••••••••••..••.•••.••..•..••..•..•.••...•........................•......•
92
U
4.14
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka xi
79
41640.pdf DAFTAR GAMBAR
Gambar ;
Hal
1
Normal probability plot
2
Histogram Frekuensi Variabel Kompetensi,
81
Pengetahuan, RPPs dan KineJja,
.
82
Gratik scatterplot
.
84
U
N
IV
ER
SI TA
S
TE R
BU
KA
3
.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka xii
41640.pdf DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran: Data hasil analisa penelitian
2.
Kuesioner penelitian
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE R
BU
KA
1.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka xiii
U
N IV
ER
SI TA S
TE R
BU
KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI TA S
TE R
BU
KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER SI TA
S
TE
R
BU KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI TA S
TE R
BU
KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI TA S
TE R
BU
KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER SI TA
S
TE
R
BU KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41640.pdf BAB II
T1NJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori I.
Pengertian Keuangan Daerah
Dalam pasal I Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2004, ten tang
KA
Keuangan Negara menjelaskan, bahwa keuangan Negara adalah semua
BU
hale dan kewajiban Negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala
R
sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan milik
TE
Negara berhubungan dengan pelalesanaan hale dan kewajiban tersebut.
TA S
Pengetian APBD dalarn konteks UU Keuangan Negara pasal I ayat (8) adalah suatu rencana keuangan tahunan daerah yang disetujui oleh
SI
Dewan Perwakilan Raleyat Daerah (Simson, dkk, 2007).
IV ER
Selanjutnya pengertian keuangan negara menurut Bazwir (1999), adalah semua hale dan kewajiban negara serta segala sesuatu yang
N
berkaitan dengan hale-hale dan kewajiban tersebut yang dapat dinilai
U
dengan uang. Dari pengertian keuangan di atas, malea pengertian keuangan daerah pada dasamya sarna dengan pengertian keuangan negara di mana "negara" dianalogikan dengan "daerah". Hanya saja dalarn konteks ini keuangan daerah adalah semua hale-hale dan kewajiban daerah yang dapat menjadi kekayaan daerah berhubungan dengan pelalesanaan hale-hale kewajiban tersebut dan tentunya dalarn batas-batas kewenangan daerah (Ichsan et.al,1997).
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka 10
41640.pdf 11
Keuangan Oaerah menurut Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia (Rl) Nomor 105 Tahun 2000 Pasal I Ayat I diartikan sebagai semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang yang tennasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut, dalam kerangka Anggaran Pendapatan dan
KA
Belanja Oaerah (APBO). APBO adalah suatu rencana keuangan tahunan
BU
daerah yang ditetapkan berdasarkan peraturan daerah tentang APBO.
R
Banyak aspek yang muncul dan menjadi sorotan setelah adanya
TE
refonnasi di bidang keuangan daerah, umumnya yang menjadi sorotan
SI TA S
bagi pengelola keuangan daerah adalah adanya aspek perubahan prinsif dalam pengelolaan anggaran daerah (APBO) sesuai dengan Peraturan Pemerintahan (PP) Nomor 105 Tahun 2000. Adanya paradigma baru
ER
menjadi perhatian utama dalam manajemen keuangan daerah. Paradigma
IV
tersebut menuntut adanya akuntabilitas dan transparansi dari pengelolaan I
U
N
anggaran dan dengan memperhatikan asas keadilan dan kepatuhan (Abdul, 2004) Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 yang direvisi menjadi Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah adalah salah satu landasan yuridis bagi pengembangan otonomi daerah di Indonesia. Kemunculan UU Nomor 22 yang telah direvisi menjadi UU Nomor 32 Tahun 2004, dan UU Nomor 25 Tahun 1999 yang telah direvisi menjadi UU Nomor 33 Tahun 2004, melahirkan paradigma baru
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41640.pdf 12
dalam pengelolaan keuangan daerah dan anggaran daerah. Konsekuensi dari pelaksanaan Undang-undang tersebut menyebabkan perubahan dalam manajemen keuangan daerah.
2. Siklus Anggaran Menurut Kurnia dan Efrizal dalam Jurnal WRA, Vol. I, No. I,
KA
April 2013 menyebutkan anggaran pemerintah daerah alau anggaran
BU
daerah mempunyai arti yang sangat penting, bila dilihat dari aspek-aspek
I. Anggaran
merupakan
TE R
berikut: alat
bagi
pemerintah
daerah
untuk
TA S
mengarahkan dan menjamin kesinambungan pembangunan, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
SI
2. Anggaran diperlukan karena adanya kebutuhan dan keinginan
ER
masyarakat yang tidak terbalas dan terus berkembang, sedangkan
IV
sumber daya yang ada sangat terbatas. I
U
N
Anggaran pemerinlah daerah alau anggaran daerah dipersiapkan,
di-review, diimplementasikan, dilaporkan serta dievaluasi dan dianalisis, mempunyai maksud dan tujuan sebagai suatu dokumen kebijakan. Sehingga prinsip pokok atau siklus anggaran daerah dalam proses penganggaran perIu diketahui dan dikuasai dengan baik. Lebih lanjut
Kurnia dan Efrizal (2013), menjelaskan bahwa
siklus anggaran ini terbagi alas empat tahap yaitu: lahap perencanaan dan persiapan, tahap ratifikasi, tahap implementasi dan tahap pelaporan dan evaluasi.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41640.pdf 13
a. Tahap perenC8naan dan persia pan Dengan dikeluarkanya UU tentang Perimbangan Keuangan Daerah, hal penting yang harns diperhatikan dalam penyiapan dan pereneanaan adalah prosedur penentuan dan pendistibusian dana-dana yang berasal dari pemerintah pusat terutama yang termasuk Dana Alokasi Umum (DAU).Untuk mengurangi ketidakpastian, makanisme
KA
penentuan dan pendistribusian DAU harns berdasarkan pada sistem
BU
dan prosedur yang jelas dan transparan serta tepat waktu. Dalam
TE R
kaitan dengan pereneanaan yang selalu berkaitan dengan estimasi, maka perlu diperhatikan kejujuran semua pihak penyusunan reneana
SI
b. Tahap Ratifikasi
TA S
anggaran.
ER
Terkait dengan pasal 86 UU No. 22 Tahun 1999 dan pasal 20
IV
ayat I UU No. 25 Tahun 1999, seeara teoritis proses ratifikasi I
Tahap ratifikasi ini meneakup ratifikasi revisi terhadap
U
N
anggaran eukup menjanjikan (Mardiasmo 2001 dalam Nayang, 2005).
anggaran. Sehingga ada dua jenis ratifikasi yaitu ratifikasi terhadap anggaran induk dan ratifikasi terhadap perubahan anggaran. Dari sudut pandang peran DPRD, maka DPRD sangat berkepentingan dengan pereneanaan yang dibuat oleh pemerintah daerah. Namun, anggaran DPRD terletak pada APBD. Kondisi ini akan mempengaruhi kineda independensi dan kemandirian DPRD itu sendiri.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41640.pdf 14
c. Tahap Implementasi Hal yang penting pada tahap implementasi adalah kebutuhan akan sistem dan prosedur implementasi yang memadai. Hal ini yang perlu dipikirkan dalam tahap implementasi ini adalah masalah perubahan anggaran. Secara teoritis, perubahan anggaran pasti tetjadi, namun yang ideal adalah bahwa perubahan tersebut hendalmya,
tertentu
dalam
menilai
kondisi-kondisi
yang
BU
ukuran-ukuran
KA
dilakukan apabila ada kondisi luar biasa. Untuk itu perlu dipikirkan
R
dibenarkan untuk melakukan perubahan anggaran. Hal ini penting
TE
agar tidak terkesan bahwa justru yang pokok dan subtanstif adalah
TA S
perubahan anggaran.
SI
d. Tahap Pelaporan dan Evaluasi
IV ER
Tahap pelaporan dan evaluasi merupakan tahap akhir dari siklus anggaran daerah.Hasil dari tahap ini merupakan umpan balik yang akan menjadi masukan bagi tahap perencanaan bagi siklus tahun
N
I
U
anggaran berikutnya. Sementara
itu
Hensley,
el
al
dalam
Madiasmo
(2002)
mengelompokkan siklus anggaran dalam empat tahap yang terdiri atas : a. Tahap Persiapan Anggaran (Preparation) Pada tahap persiapan anggaran dilakukan taksiran pengeluaran atas dasar taksiran pendapatan yang tersedia. Terkait dengan masalah tersebut, yang perlu diperhatikan adalah sebelum menyetujui taksiran
pengeluaran,
hendaknya
terlebih
dahulu
dilakukan
penaksiran pendapatan secara lebih akurat. Selain itu harus disadari Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41640.pdf 15
adanya masalah yang cukup berbahaya jika anggaran pendapatan diestimasi pada saat bersamaan dengan pembuatan kuputusan tetang anggaran pengeluaran. Dalam persoalan estimasi, yang perlu mendapat perhatian adalah terdapatnya faktor uncertainty (tingkat ketidakpastian) yang cukup tinggi. Besarnya suatu mata anggaran
b. Tahap Ratifikasi (ApprovallRatijication)
KA
sangat tergantung pada sistem anggaran yang digunakan.
BU
Pada tahap ini merupakan tahap yang melibatkan proses politik yang
TE R
cukup rurnit. Pimpinan eksekutif dituntut tidak hanya memiliki "managerial skilf' namun juga mempunyai "political skilf',
TA S
"salesmaship" dan "coalition building" yang memadai.
SI
c. Tahap Implementasi (Implementation)
ER
Setelah anggaran disetujui oleh legislatif, tahap berikutnya adalah
IV
pelaksanaan anggaran. Dalam pelaksanaan anggaran, hal yang (inforrna~i)
akuntansi dan
N
terpenting adalah dirnilikinya sistem
U
sistem pengendalian manajemen.
d. Tahap Pelaporan dan Evaluasi (Reporting And Evaluation) Tahap persiapan, ratifikasi dan implementasi anggaran
terkait
dengan aspek operasional anggaran, sedangkan tahap pelaporan dan evaluasi terkait dengan aspek akuntabilitas.
3. Kompetensi Konsep kompetensi sebenarnya bukan sesuatu yang baru. Menurut Organisasi lndustri Psikologi Amerika (Mitrani, Palziel and Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41640.pdf 16
Fill, 1992) gerakan kompetensi telah dimulai pada tahun 1960 dan awal
1970. Menurut Spencer and Spencer (1993), kompetensi adaIah sebagai karakteristik yang mendasari seseorang dan berkaitan dengan efektivitas
kinerja individu
dalam
pekerjaannya (an
underlying
characteristic's ofan individual which is causally related to criterion referenced effective and or superior performance in ajob or situation).
KA
Suatu organisasi memerlukan Sumber Daya Manusia (SDM)
BU
sebagai faktor penentu bagi organisasi pemerintahan atau perusahaan
R
maka kompetensi menjadi aspek yang menentukan keberhasilan
TE
organisasi atau perusahaan. Kompetensi yang tinggi dari sumber daya
SI TA S
manusia dalam suatu organisasi atau perusahaan tentu hal ini akan menentukan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki, pada akhimya
sendiri.
ER
akan menentukan kualitas kompetitif organisasi atau perusahaan itu
N IV
Menurut Poerwadarminta, (1993) kompetensi adalah kekuasaan \
U
(kewenangan) untuk menentukanlmemutuskan suatu hal. Selanjutnya menurut Suparno, (2001) kompetensi adalah kecakapan yang memadai untuk melakukan suatu tugas atau sebagai memiliki keterampilan dan kecakapan yang diisyaratkan. Sedangkan kompetensi menurut Van Looy, Van Dierdonck, and Gemmel, (1998) menyatakan kompetensi adalah sebuah karakteristik manusia yang berhubungan dengan efektivitas performa,
karakteristik ini dapat dilihat seperti gaya bertindak,
berperilaku, dan berpikir.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41640.pdf 17
Menurut Spencer and Spencer, (1993) kompetensi terdiri dari 5 (Lima) Karakteristik yaitu :
a. Motives Adalah sesuatu dimana sesorang secara konsisten berfikir sehingga ia melakukan tindakan. Spencer, (\993) menambahkan bahwa motives adalah "drive, direct and select behavior toward certain actions or
KA
goals and away from others". Misalnya seseorang yang memiliki
BU
motivasi berprestasi secara konsisten mengembangkan tujuan-tujuan
R
yang memberi suatu tantangan pada dirinya sendiri dan bertanggung
TE
jawab penuh untuk mencapai tujuan tersebut serta mengharapkan
AS
semacam "feedback" untuk memperbaiki dirinya.
SI T
b. Trails
R
Adalah watak yang membuat orang untuk berperilaku atau bagaimana
IV E
seseorang merespon sesuatu dengan cara tertentu. Sebagai contoh
N
seperti percaya diri, kontrol diri, ketabahan atau daya tahan.
U
c. Self Concept
Adalah sikap dan nilai-nilai yang dimiliki seseorang. Sikap dan nilai diukur melalui tes kepada responden untuk mengetahui nilai yang dimiliki seseorang dan apa yang menarik bagi seseorang untuk melakukan sesuatu. d. Knowledge
Adalah informasi yang dimiliki seseorang untuk bidang tertentu. Pengetahuan merupakan kompetensi yang kompleks. Tes pengetahuan
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41640.pdf 18
mengukur kemarnpuan peserta untuk memilih jawaban yang paling benar tetapi tidak bias melihat apakah sesorang dapat melakukan pekerjaan berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya. e. Skills Adalah kemarnpuan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu baik secara fisik maupun mental. Dengan mengetahui tingkat kompetensi
KA
maka perencanaan sumber daya manusia akan lebih baik hasilnya
BU
Kompentensi dapat dibagi alas dua kategori yaitu "Threshold'
R
dan "Diffirentiating" (Spencer and Spencer, 1993) menurut kriteria yang
karakteristik
AS
competencies adalah
TE
digunakan untuk memprediksi kinerja suatu pekerjaan. Threshold utama,
yang
biasanya berupa
SI T
pengetahuan atau keahlian dasar seperti kemampuan untuk membaca
ER
yang hams dimiliki seseorang agar dapat melaksanakan pekerjaannya. Tetapi kategori yang ini tidak untuk menentukan apakah seseorang
N
IV
tersebut berkinerja tinggi atau tidak. ini jika
untuk menilai
karyawan hanyalah
untuk
U
Kategori
mengetahui apakah ia mengetahui tugas-tugasnya, bisa mengisi fonnulir
dan lain sebagainya. Sedangkan "Diflerentiating competencies" adalah faktor-faktor yang membedakan individu yang berkinerja tinggi dan rendah. Karena seseorang yang memiliki motivasi yang tinggi maka ia akan mampu menetapkan target atau tuj uan yang jauh lebih ketimbang kinerjanya pada tingkat rata-rata. (Milton Fogg, 2004). Susanto (2000), mendefinisikan tentang kompetensi yang sering dipakai adalah karakteristik-karakteristik yang mendasari individu untuk
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41640.pdf 19
mencapai kineIja superior. Kompetensi juga merupakan pengetahuan, pemahaman,
keterampilan,
dan
kemampuan
dan
perilaku
yang
berhubungan dengan pekeIjaan. Sesuai dengan beberapa penelitian sebelurnnya maka indikator yang dimasukkan untuk mengukur variabel kompetensi,
yakni:
pengetahuan
tentang
penyusunan
anggaran,
pemahaman dalam menyusun anggaran, keterampilan yang dimiliki dan
KA
perilaku dalam bekerja.
BU
Selanjutnya menurut Kaho (1991), performance dari lembaga
TE R
perwakilan dipengaruhi oleh kompetensi, pengetahuan, keterarnpilan dan motivasi seorang wakil rakyal. Berbicara dalam konteks tarik menarik
S
antara Legislatif ke tangan Eksekutif antara lain disebabkan karena
TA
ketidakrnampuan DPRD dalam hal pengetahuan teknis dan keahlian
SI
dalam mengantisipasi perubahan struktur sosial, ekonomi dan politik
ER
masyarakat modem
yang sangat ketal.
Dengan demilcian untuk
N IV
merealisasikan fungsinya dengan baik, dengan sendirinya mutu atau
U
kualitas anggota DPRD sangat menentukan maka diperlukan pula pendidikan dan pengalaman.
4.
Pengetahuan Anggaran Indriantoro
dan
Supomo
(1999)
menyebutkan.
bahwa
pengetahuan pada dasamya merupakan hasil dari proses melihat, mendengar, merasa, dan berpikir yang menjadi dasar manusia dalam bersikap dan bertindak. Salim (1991) mengartikan, pengetahuan sebagai kepandaian yaitu segala sesuatu yang diketahui, berkenan dengan sesuatu yang dipeJajari. Pengalaman dan pengetahuan yang tinggi akan sangat Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41640.pdf 20
membantu seseorang dalarn memecahkan persoalan yang dihadapinya sesuai dengan kedudukan anggota DPRD sebagai wakil rakyat. Yudono (2002) menyatakan, bahwa DPRD akan mampu menggunakan hak-haknya secara tepat, melaksanakan tugas dan kewajibannya secara efektif serta menempatkan kedudukannya secara proposional jika setiap anggota mempunyai pengetahuan yang cukup
KA
dalam hal konsepsi teknis penyelenggaraan pemerintah dan kebijakan
BU
publik. Dengan mengetahui tentang anggaran diharapkan anggota Dewan
TE R
dapat mendeteksi adanya pemborosan dan kebocoran anggaran. Dalarn menjalankan fungsi dan peran anggota dewan, kapasitas
S
dan posisi dewan sangat ditentukan oleh kemarnpuan bargaining position
SI TA
dalarn memproduk sebuah kebijakan. Kapabilitas dan kemarnpuan dewan yang harus dimiliki antara lain pengetahuan, keterampilan dan dalam
kepiawaian
dewan
IV
ER
pengalarnan
menyusun dalam
berbagai berpolitik
peraturan
daerah
mewakili-konstituen
selain dan
U
N
kepentingan kelompok dan pertainya. Beberapa penelitian yang menguj i hubungan antara kualitas
anggota dewan dengan kinerjanya diantaranya dilakukan oleh (Indradi, 200 I; Sjamsudin. 2001). Hasil peneJitiannya membuktikan bahwa kualitas
dewan
yang
diukur dengan
pendidikan,
pengetahuhan,
pengalaman, dan keahlian berpengaruh terhadap kinerja dewan yang salah satunya adalah kinerja pada saat melakukan fungsi pengawasan. Pendidikan dan pelatihan berkaitan dengan pengetahuan untuk masa yang akan datang.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41640.pdf 21
Penganggaran rnerupakan proses penyusunan dan penetapan anggaran pendapatan dan belanja daerah bersama-sama pernerintah daerah. Dalam rnenjalankan fungsi ini, DPRD hams terlibat secara aktif, proaktif, dan bukan reaktif & sebagai legitirnator usulan APBD yang diajukan pernerintah daerah. Menurut Laksono (2009), peran DPRD dalam penetapan APBD
KA
sangatlah penting, karena Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
BU
rnerupakan instrurnen kunci kebijakan ekonorni suatu daerah, yang
R
rnernerlukan keterlibatan parlernen dalam penetapannya. Penetapan
TE
APBD tidak hanya rnenyangkut rnasalah teknis, namun berhubungan
AS
juga dengan aspek kebijakan publik. Oleh karena itu, Pernerintah Daerah
SI T
dan DPRD, bahkan partai politik berkepentingan untuk rnernperjuangkan aspirasi kebijakan ekonorninya dalam APBD.
IV E
R
Peran parlernen dalarn penetapan APBD sangatlah penting, hal ini didasarkan pada beberapa alasan, yaitu (Laksono, 2009): I
U
N
1. Perlunya rnekanisrne "checks and balances" dalam hubungan kerja
dan kewenangan antara Pernerintah Daerah dan DPRD (Parlernen) untuk rnewujudkan tata pernerintahan yang baik dan pernerintahan yang bersih.
2. Aspek keterbukaan atau transparansi. Biasanya rnekanisrne perurnusan kebijakan Pernerintah daerah lebih tertutup dibandingkan dengan rnekanisrne yang berlangsung di DPRD. Oleh karena itu, peran DPRD dalam penetapan APBD ditujukan untuk rnenciptakan keterbukaan dan transparansi dalarn
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41640.pdf 22
perumusan kebijakan penting bagi publik. Secara tidak langsung hal tersebut membuka peluang parti si pasi publik atau masyarakat dalarn mengkritisi progarn serta kebijakan yang tertuang dalarn APBO. Agus Ahyari (2002), berpendapat bahwa, anggaran merupakan suatu perencanaan secara formal dari seluruh kegiatan perusahaan di dalarn jangka waktu tertentu yang dinyatakan dalarn unit kuantitatif
KA
(moneter). anggaran
BU
Sedangkan menurut Munandar (2001), mengatakan
R
adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi
TE
seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalarn unit (kesatuan)
AS
moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan
SI T
datang.
Oari beberapa definisi diatas, bahwa anggaran merupakan suatu
IV E
R
rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif dan diukur dalarn satuan moneter yang mencakup jangka waktu tertentu, biasanya I (satu) tahun, I
U
N
dan merupakan pedoman dalarn menilai prestasi yang telah dicapai.
S.
Rules Procedures dan Policies (RPPs)
Oalarn Badein dan Zammuto (1991) mengartikan peraturan (rules) menentukan atau melarang tindakan dengan mengspesifikasikan
apa yang boleh dilakukan dan tidak dilakukan. Prosedur (procedures) menunjukan serangkaian langkah untuk mencapai tujuan yang diberikan. Sedangkan kebijakan (policies) merupakan pemyataan umum yang menjadi panduan dalarn pengambilan keputusan. Rules Procedures and Policies (RPPs) yang berlebihan dapat mengakibatkan : Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41640.pdf 23
a. Dysfuctional pada inividu dan organisasi. Pembatasan kebijakan pekelja yang terlalu ektrim di tempat kelja akan menghasilkan kepribadian birokratis (bureucracies personality) dimana peraturan dan regulasi menjadi sangat penting dalam pencapaian tujuan. b. Menghancurkan inisiatif individu, mengeliminasi perilaku risk
KA
taking, menurunkan kepuasan kelja, dan memicu tingkat sinisme dan
BU
keterasingan pekelja.
R
Menurut Osborne dan Gaebler (2000), pemerintah yang
TE
dijalankan berdasarkan peraturan akan tidak efelctif dan kurang efisien,
AS
karena kineljanya akan beljalan dan terkesan lamban.
SI T
Instrumen untuk mengukur pengaruh Rules Procedures and Policies (RPPs) dikembangkan dari hasil penelitian Tinov (1993),
IV E
R
Syahwinie ( (1995), dan Saleh (1996) yang menyebutkan bahwa: I) Rules Procedures and Policies (RPPs) dapat menghambat peranan
U
N
DPRO dalam melaksanakan fungsinya (cenderung mengandung unsur birokrasi yang menghambat), 2) Perlu adanya revisi RPPs dan laporan di Makasar menyebutkan bahwa perlu mengkaji ulang tata tertib DPRO, 3) Pemberian hak yang besar kepada DPRD dengan diberlakukannya UU No. 22/1999 mungkin memunculkan implikasi yang negatif (Yudono, 2000). Dan pengukuran RPPs dilakukan dengan cara menanyakan anggota DPRO tentang hal tersebut diatas. RPPs yang dimaksud dalam penelitian ini adalah UU No. 4/1999 (tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR dan DPRD), UU No.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41640.pdf 24
22/1999 dan UU No. 25/1999 (tentang Otonomi Daerah), PP No. 105/1999 (tentang Penge10laan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah), PP No. 108/1999 (sinkronisasi pereneanaan pembangunan), PP No. 1/2001, dan Keppres 74/2001 (tentang Tata Cara Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah).
Kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Daerab (DPRD)
KA
6.
R BU
Pengertian kinerja sendiri seperti dikemukakan Prawirosentono (1999) adalah hasil kerja yang dapat dieapai seseorang atau sekelompok
TE
orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung
TA S
jawab masing-masing dalam rangka upaya dan tujuan organisasi yang bersangkutan seeara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan
ER SI
moral maupun etika.
Menurut Me. Clelland dalam Cira dan Benjamin (1998), dengan
IV
mengevaluasi pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki seseorang,
U
N
kita dapat memprediksikan kinerja orang tersebut. Pengetahuan dan keterampilan dapat digunakan sebagai kriteria utarna untuk menentukan kerja seseorang misalnya untuk fungsi profesional, manajerial atau senior manaJer. Kinerja adalah hasil kerja kualitas dan kuantitas yang dieapai oleh seseorang pegawai dalam me1aksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepada karyawan (Mangkunegara, 2007). Kinerja mengandung dua komponen penting yaitu: Kompetisi; berarti individu atau organisasi memiliki kemampuan untuk mengidentifikasikan tingkat kinerjanya. Produk1ivitas; kompetisi tersebut dapat diterjemahkan Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41640.pdf 25
kedalam tindakan atau kegiatan-kegiatan yang tepat uotuk mencapai basil kinerja atau outcome (Wibowo,2007). Dari definisi di atas dapat dikatakan bahwa dalam memahami kinerja
DPRD
dapat
menggunakan
peran
dan
statusnya
yang
diimplementasikan kedalam tugas dan fungsinya. Mengenai tugas dan fungsi DPRD bahwa "Tugas utama badan Legislatif adalah dibidang
KA
perundang-undangan, menentukan policy (kebijakan) dan membuat
BU
undang-undang, termasuk mengadakan amandemen terhadap perundang
R
undangan yang diajukan oleh Pemerintah dan hak budget serta
kebijaksanaan
yang
telah
ditentukan
(Budiardjo
dan
S
dengan
TE
mengontrol badan-badan eksekutif agar semua tindakannya sesuai
TA
Ambong, 1993).
SI
Sementara itu bila dilihat dari pengertian manajemen kinerja
ER
(performance management) adalah suatu upaya untuk memperoleh hasil
IV
terbaik dari organisasi, kelompok dan individu melalui pemahaman dan
U
N
penjelasan kinerja dalam suatu kerangka kerja atas tujuan-tujuan terencana, standard dan persyaratan-persyaratan atribut atau kompetensi yang disetujui bersama (Armstrong, 1998). Kinerja juga diartikan menyangkut dengan masalah sejauhmana pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan tanggung jawab dan wewenang yang berdasarkan aturan hukum dan etika moral. Dengan pengertian tersebut jelaslah bahwa sasaran kinerja bukan hanya diukur dengan hasil dan penyelesaian pekerjaan tetap, keberhasilan itu
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41640.pdf 26
sesuai dengan etika moral dengan tidak mendatangkan akibat yang merugikan orang lain. Menurut Widodo (2001) konsep dasar kinerja (the basic
conseptious of performance) dapat dilakukan pendekatan melalui the engeneering approach difines performance and the economic market place approach. Kinerja menurut pendekatan engeneering diartikan
KA
sebagai ratio antara daya yang digunakan (input) dengan standar unit unit
BU
kerja yang dihasilkan (output) sedangkan pendekalan the economic
R
market place berkaitan dengan tingkat produksi yang dihasilkan,
TE
disesuaikan dengan penggunaan sumber daya tertentu.
SI TA S
Kinerja lebih mengarah pada tingkatan prestasi kerja. Rue dan
Byar (1995) dalam Sulistiyani (2004) menyatakan kinerja merefleksikan bagaimana pegawai memenuhi keperluan pekerjaan dengan baik. Mathis
ER
dan Jackson (2002) mendefinisikan bahwa kinerja pada dasarnya adalah
N IV
apa yang dilakukan dan tidak dilakukan. Berdasarkan teori-teori tersebut
U
dapat disimpulkan bahwa kinerja SDM adalah prestasi kerja alau hasil kerja (ouput) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai SDM per satuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan padanya. Kemampuan adalah karakteristik dasar dari seseorang yang memungkinkan
mereka
mengeluarkan
kinerja
supenor
dalam
pekerjaannya (Boulter, Dalziel dan Hill, 1996). Berdasarkan uraian di atas, makna kinerja mengandung bagian kepribadian yang mendalam dan melekat pada seseorang dengan perilaku yang dapat diprediksi pada
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41640.pdf 27
berbagai keadaan dan tugas pekeIjaan. Prediksi siapa yang berkinerja baik dan kurang baik dapat diukur dari kriteria atau standar yang digunakan. Analisis kinerja disusun sebagian besar untuk pengembangan karir, tetapi penentuan tingkat kinerja dibutuhkan
untuk
mengetahui
efektivitas
tingkat
kinerja
yang
diharapkan.
KA
Ukuran kinerja adalah sebagai berikut:
BU
1. Produktivitas, untuk mengukur sejauhmana tingkat pencapaian hasil
TE R
implementasi tugas dan fungsi DPRD. Produktivitas ini ditentukan oIeh: jumlah peraturan daerah yang dihasilkan oleh DPRD dan jumlah
SI TA
membebani rakyat.
S
keterlibatan DPRD dalam penentuan pajak, retribusi, dan hutang yang
2. Efektifitas, untuk mengukur sejauhmana implementasi hak-hak dan
ER
fungsi DPRD dapat mencapai tujuan dan sasaran. Efektivitas ini
IV
ditentukan oleh: tersalurkannya aspirasi dan tuntutan rakyat dalam
U
N
bentuk peraturan daerah, terealisasinya APBD sesuai dengan tujuan dan sasaran.
3. Tanggung jawab atau responsibilitas, untuk mengukur sejauhmana kepekaan DPRD dalam mengimplementasikan tugas dan fungsinya. Tanggung
jawab
ini' ditentukan
oleh
adanya
upaya
untuk
memperjuangkan kepentingan rakyat dan adanya tanggung jawab DPRD kepada rakyat dalam penyusunan APBD (Rahman dan Azis, 2006).
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41640.pdf 28
Kinerja
DPRD
dalam
pengawasan
pelaksanaan
anggaran
Pemerintah Daerah harus benar-benar optimal, hal ini untuk memantau apakah pelaksanaan anggaran tersebut telah berjalan sesuai dengan reI1cana yang telah ditetapkan, serta berjalan efisien, efektif dan ekonomis. Proses pengawasan di sini diartikan sebagai proses kegiatan yang ditujukan untuk menjarnin agar pelaksanaan Pemerintah daerah
KA
sesuai dengan perencanaan dan ketentuan perundang-undangan yang
BU
berlaku (Keppres No. 74 Tahun 2001).
TE R
Tuntutan kinerja anggota DPRD adalah pada pelaksanaan pembangunan daerah sebagaimana disebutkan di muka bahwa lahimya
S
UU No. 32 Tahun 2004 merupakan respon dari ketidakadilan yang
SI TA
selama ini dirasakan oleh daerah.
Melalui UU baru ini diharapkan daerah lebih berdaya untuk mengatur
ER
dan mengurus rumah tangganya sendiri namun tetap dalam koridor
Fungsi, Tugas dan Wewenang DPRD
U
7.
N
IV
peraturan yang berlaku.
Secara teoritik, pelaksanaan fungsi-fungsi beserta hak, tugas, dan wewenang DPRD secara efektif hanya mungkin dilakukan oleh para anggotanya yang mempunyai tingkat kualitas tinggi. Hal ini tidak hanya memiliki pengalaman dibidang sosial kemasyarakatan dan politik, melainkan juga harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan subtansi bidang tugas lembaga legislatif yang menjadi tanggungjawabnya (Yudoyono, 2003 dalam Nayang 2008).
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41640.pdf 29
Dalam menjalankan fungsi optimalisasi peran DPRD sangat dibutuhkan, agar dapat melaksanakan tugas, wewenang, dan hak-haknya secara efektif. Optimalisasi peran ini sangat tergantung pada tingkat kemampuan dan kualitas yang dimiliki oleh anggota DPRD dalam menjalankan fungsinya. Secara ringkas DPRD mempunyai fungsi sebagai partner kepaIa daerah dan sebagai pengawas. Dalam menjalankan
KA
fungsi pengawasan anggota DPRD memiliki hak untuk mengajukan
BU
pertanyaan, meminta keterangan mengajukan pernyataan pendapat, dan·
a. Hak Anggaran
TE
R
mengadakan penyelidikan.
SI TA S
DPRD bersama Kepala Daerah menyusun dan membahas rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang
ER
selanjutnya ditetapkan dalam Peraturan Daerah. Hal ini dilakukanjuga oleh dewan dalam hal perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja
N IV
Daerah yang dilaksanakan. Hal tersebut masing-masing dilakukan I
U
oleh Dewan dan Eksekutifpada: RAPBD yang disampaikan oleh eksekutif kepada dewan setiap akan berakhir anggaran yang sedang berjalan. - RAPBD tersebut dibahas dan disempurnakan yang akhimya setelah disepakati maka dituangkan dalam Perda. Perubahan anggaran dilakukan oleh dewan bersama eksekutif pada triwulan ke-III sebelum memasuki triwulan ke IV. - Perhitungan APBD dilakukan selambat-lambatnya enam bulan setelah berakhimya tahun anggaran yang bersangkutan.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41640.pdf 30
b. Hak Mengajukan Pertanyaan
Setiap anggota DPRD dapat mengajukan pertanyaan kepada Kepala Daerah. Pertanyaan dapat berbentuk tertulis ataupun lisan. Kepala Daerah dapat menjawab pertanyaan Anggota Dewan tersebut secara tertulis atau lisan.
KA
c. Hak Meminta Keterangan
BU
Sckurang-kurangnya lima anggota orang anggota dewan yang
R
tidak hanya terdiri dari satu fraksi dapat mengajukan usul kepada
TE
Dewan untuk meminta keterangan tentang kebijaksanaan Kepala
SI TA S
Daerah. Usul tersebut disampaikan kepada pimpinan dewan.
d. Hak Mcngadakan Perubahan
ER
Hak ini ialah untuk mengajukan perubahan terhadap rancangan
N IV
peraturan daerah. Perubahan yang dimaksud bisa bersifat menambah,
U
mengurangi ataupun menyempurnakan' baik pasal maupun redaksi dari
suatu rancangan peraturan daerah yang sedang dibahas.
e. Hak Mengajukan Pernyataan Pendapat. Sekurang-kurangnya
lima
orang
anggota
dewan
yang
mengajukan suatu usul pernyataan pendapat atau usul lain. Usul tersebut dapat disampaikan dalam sidang pleno. Pembicaraan usul ini diakhiri dengan keputusan Dewan yang menyatakan menerima atau menolak usul pernyataan pendapat tersebut.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41640.pdf 31
Untuk dapat merealisasi fungsi dengan baik, dengan sendirinya mutu atau kualitas anggota DPRD sangat menentukan. Pengawasan terhadap pelaksanaan pemerintahan yang tepat sangat tergantung pada pengetahuan dan kecakapan anggota DPRD. Pengetahuan dan
8.
Pengawasan Keuangan Daerah
KA
keeakapan diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman.
TE R BU
Pengawasan menurut Keputusan Presiden Nomor 74 Tahun 2001 tentang Tata Cam Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Pasal 1 ayat (6) menyebutkan, bahwa: "Pengawasan pemerintah daerah
SI TA S
adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar pemerintah daerah beIjalan sesuai dengan reneana dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku".
IV ER
Pengawasan diperlukan untuk mengetahui apakah pereneanaan
yang telah disusun dapat beIjalan seeara efisien, efektif dan ekonomis. I
U
N
Pengawasan merupakan tahap integral dengan keseluruhan tahap pada penyusunan dan pelaporan APBD. Pengawasan yang dilakukan oleh dewan dimulai pada saat proses penyusunan APBD, pengesahan APBD, pelaksanaan APBD dan pertanggungjawaban APBD. Alamsyah (1997) menyebutkan bahwa adanya tujuan pengawasan APBD adalah untuk; I) Menjaga agar anggaran yang disusun benar-benar dijalankan, 2) menjaga agar pelaksanaan APBD sesuai dengan anggaran yang telah digariskan, dan 3) menjaga
agar
hasil
pelaksanaan
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
APBD
benar-benar
dapat
32 41640.pdf
dipertanggungjawabkan. Salah satu fungsi DPRD yang bersifat mandiri yakni mengadakan pengawasan atas pelaksanaan kebijaksanaan daerah yang dilakukan oleh Kepala Daerah. Berdasarkan
ruang
lingkupnya
Fatchurrochman
(2002),
menyatakan bahwa pengawasan keuangan negara dapat dibedakan menjadi Pengawasan Internal dan Pengawasan eksternal. Pengawasan
KA
diperlukan pada setiap tahap bukan hanya pada tahap evaluasi saja
BU
(Mardiasmo,2001).
R
Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan
TE
dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah pasal 40 menyebutkan
SI TA S
bahwa "pengawasan atas pelaksanaan APBD dilakukan oleh DPRD", dalam penjelasan pasal ini bahwa pengawasan yang dimaksud adalah bukan pemeriksaan tetapi pengawasan yang lebih mengarah untuk
ER
menjamin pencapaian sasaran yang telah ditetapkan APBD.
IV
Dalam perencanaan anggaran daerah, DPRD memiliki peran
U
N
terutama dalam aktivitas-aktivitas : I) penjaringan ispirasi masyarakat; 2) penyusunan Arah dan Kebijakan Umum APBD serta penentuan strategi dan prioritas APBD; 3)
klasifika~i
dan ratifikasi (pembahasan
RAPBD pada sidang paripurna); 4) penetapan dan pengesahan APBD. Memiliki pengalaman dalam organisasi kemasyarakatan dan kenegaraan artinya pernah terlibat secara aktif dalam kegiatan organisasi politik, ekonomi, sosial danlatau kebudayaan serta pemah menduduki jabatan dalam pemerintahan dan pernah menjadi anggota badan perwakilan rakyat (Kaho, 200 I).
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41640.pdf 33
Fungsi pengawasan DPRD perlu terus dikembangkan baik model maupun tekniknya, karena dengan keberhasilan fungsi ini akan memberikan kredibilitas yang tinggi kepada DPRD. Dapat dipikirkan pula apakah pengawasan akan masuk pada soal-soal administratif, seperti mengawasi projek-projek pembangunan atau pengawasan terhadap daftar anggaran satuan kerja (DASK) yang merupakan kompetensi Bawasda,
KA
atau paling tidak DPRD memiliki akses kepada hasH pengawasan
merupakan bagian dari
Satuan
R
mengingat Bawasda selama ini
BU
Bawasda, tetapi hal InIpun harus dipertimbangkan dengan baik,
TE
Pengawasan Internal (SPI) yang usernya adalah kepala daerah.
SI TA S
Fungsi pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen untuk menjamin pelaksanaan kegiatan sesuai dengan kebijakan dan reneana yang telah ditetapkan serta untuk memastikan bahwa tuj uan
ER
dapat tereapai seeara efektif dan efisien. Pengawasan anggaran seeara
N IV
yuridis telah diatur baik di tingkat Undang-Undang, peraturan pemerintah
U
dan juga dalam peraturan daerah mengenai pengelolaan keuanga~ daerah. Dalam konteks pengelolaan keuangan, pengawasan terhadap anggaran
dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 132 yang menyatakan bahwa DPRD melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah tentang APBD. Tujuan
utama
pengawasan
pada
dasarnya
adalah
untuk
membandingkan antara yang seharusnya terjadi dengan sesungguhnya terjadi dalam rangka peneapaian suatu tuj uan tertentu.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41640.pdf 34
Menurut Abdul (2002), tujuan pengawasan keuangan daerah dalam garis besamya adalah sebagai berikut: a. Untuk menjamin keamanan seluruh komponen keuangan daerah. b. Untuk menjamin dipatuhinya berbagai aturan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan daerah. c. Untuk menjamin dilakukannya berbagai upaya penghematan,
KA
efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaan keuangan daerah.
BU
Sedangkan tujuan pengawasan APBD adalah sebagai berikut:
R
a. Untuk memastikan APBD yang disusun benar-benar sesuai dengan
TE
rencana strategik dan prioritas progam yang telah ditetapkan.
AS
b. Untuk memastikan bahwa pelaksanaan APBD tersebut benar-benar
SI T
sesuai dengan anggaran, aturan-aturan dan tujuan yang ditetapkan, c. Untuk memastikan bahwa pelaksanaan APBD yang bersangkutan
IV E
R
benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Pengawasan tersebut bukan berarti pemeriksaan, tapi lebih I
U
N
mengarah pada pengawasan untuk menjamin pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam APBD. Hal ini sesuai juga dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 yang sudah direvisi menjadi Kepmendagri Nomor 21 tahun 2011, yang menyatakan bahwa untuk menjamin pencapaian sasaran yang telah ditetapkan, DPRD melakukan pengawasan atas pelaksanaan APBD. Ini berarti bahwa pengawasan yang dilakukan oleh DPRD merupakan pengawasan ekstemal dan ditekankan pada pencapaian sasaran APBD.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41640.pdf 35
Bagi pemerintah daerah, adanya pengawasan yang efektif dari DPRD akan bermakna positif untuk meningkatkan kinerja birokasi pemerintahan itu sendiri, yaitu dalam konteks memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat, sebagaimana masih menjadi harapan publik selama ini. Pengawasan yang dijalankan oleh DPRD melalui alat alat kelengkapan dan mekanisme kerja yang dimiliki merupakan suatu
KA
pertanggungjawaban posisi DPRD sebagai lembaga politik perwakilan
BU
rakyat (Laksono, 2009).
R
Secara umum, pengawasan yang dilakukan oleh DPRD bertujuan
TE
untuk memelihara akuntabilitas publik, terutama dari lembaga-lembaga
AS
yang berkaitan langsung dengan pelaksanaan kebijakan dan program
SI T
pemerintahan serta pembangunan.
Pengawasan juga dapat berlangsung pada berbagai tingkatan kebijakan,
ER
program, proyek maupun kasus yang ada sepanjang memiliki ani penting
IV
secara politik strategis.
U
N
Menurut Laksono (2009), pengawasan DPRD sangat diperlukan
bagi pelaksanaan good governance. Hal ini didasarkan pada beberapa
argumentasi atau pemikiran, yaitu: I. Pertama. Parlemen (DPRD) merupakan representasi rakyat dalam menilai dan mengawasi kinerja pemerintah daerah dalam mengelola keuangan daerah dan melaksanakan undang-undang, kebijakan pemerintah, dan berbagai kebijakan publik lain secara konsisten. 2.
Kedua,
pengawasan
mengaktualisasi
pelaksanaan
etika
pemerintahan yang baik dan demokratis (good governance).
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
tata
41640.pdf 36
3. Ketiga, pengawasan dapat digunakan untuk meredarn "penyakit" KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) di kalangan pemerintah, termasuk berdarnpak pada OPR sendiri. 4. Keempat, pengawasan memungkinkan terbangunnya hubungan timbal balik (checks and balances) antara lembaga legislatif, eksekutif dan masyarakat sipil. OPRD
dapat
dilakukan
melalui
KA
Pengawasan
beberapa
BU
mekanisme, yaitu rapat keIja, rapat dengar pendapat, rapat dengar
TE R
pendapat umum, dan kunjungan keIja. Oi sarnping itu, pengawasan dilakukan melalui penggunaan hak-hak OPRD, antara lain: hak
TA S
interpelasi, hak angket, hak mengajukan/menganjurkan, memberikan persetujuan, memberikan pertimbangan, dan memberikan pendapat.
SI
Menurut Kaho (2001), dalam Indriani dan Baswir (2003),
ER
menyatakan bahwa untuk melaksanakan fungsi kedua yaitu melakukan
IV
pengawasan,
OPRD
mempunyai
hak
untuk
meminta
laporan
I
U
N
pertanggungjawaban dari Gubernur, Wali Kota, dan Bupati, berhak untuk memperoleh penjelasan dari pemerintah daerah, melakukan pemeriksaan, memberikan usulan-usulan, dan menanyakan pertanyaan dari masing masing anggota. Peraturan Pemerintah Nomor 105 tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Oaerah Pasal 40 menyebutkan bahwa pengawasan atas pelaksanaan APBO dilakukan oleh OPRD. Oalarn penjelasan pasal ini dinyatakan bahwa pengawasan yang dimaksud dalam Ayat ini adalah bukan pemeriksaan tetapi pengawasan
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41640.pdf 37
yang mengarah untuk menJarnrn pencapaian sasaran yang telah ditetapkan APBD.
B. Penelitian Terdahulu Hal yang sangat penting pada tahap perencanaan anggaran adalah perlunya penguatan pada sisi pengawasan. DPRD merupakan lembaga yang
KA
memiliki posisi dan peran strategis terkait dengan pengawasan keuangan
Daerah
menyatakan bahwa pengawasan atas
TE R
Pengelolaan Keuangan
BU
daerah. Peraturan Pemerintah (PP) R1 No. 58 Tahun 2005 tentang
pelaksanaan APBD dilakukan oleh DPRD.
S
Pengawasan terhadap pengelolaan keuangan daerah oleh lembaga
TA
legislatif (DPRD) terhadap lembaga eksekutif (Pemerintah Daerah) sangat
SI
penting dilakukan, karena pengawasan merupakan suatu usaha untuk
ER
menjarnin adanya keserasian antara penyelenggaraan tugas pemerintah di
IV
daerah (di pusat) dan menjarnin kelancaran penyelenggaraan pemerinlah I
U
N
secara berdaya guna dan berhasil guna (Makeuda, 1981 dalam Wilono, 2003). Berdasarkan pada penjelasan tersebut di alas, maka jelas kinelja
anggola DPRD dalarn pengawasan keuangan daerah sangat besar dan memiliki nilai yang sangal strategis untuk dapal mengonlrol kebijakan keuangan daerah secara ekonomis, efisien, efekli f. lransparan. dan akuntabel. Walaupun pada kenyataannya masih lerdapal pemlasalahan dan kelemahan dalam pengelolaan keuangan daerah dari aspek lembaga legislalif, yaitu masih rendahnya kinerja DPRD dalam keseluruhan proses alau siklus anggaran. baik dalam hal perencanaan, pelaksanaan, pelaporan maupun
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41640.pdf 38
pengawasan program keJja eksekutif. Hal ini berakibat program keJja yang ada dalam anggaran daerah belurn sesuai dengan prioritas dan preferensi daerah. Program keJja tersebut cenderung merupakan arahan dari pemerintah atasan, yaitu pemerintah pusat danJatau pemerintah propinsi. Perrnasalahan tersebut menurut pandangan Sastroatmodjo (1995) ada dua tingkat orientasi politik yang mempengaruhi perilaku politik, yaitu sistem
KA
dan individu. Kelemahan yang teJjadi atas peranan legislatif dalam
BU
pengawasan keuangan daerah, karena lemahnya sistem politik ataupun
R
individu sebagai pelaku politik.
TE
Menurut pendekatan behaviorisme, individulah yang dipandang secara
AS
aktual melakukan kegiatan politik, sedangkan perilaku lembaga politik pada
SI T
dasarnya merupakan perilaku individu dengan pola tertentu. Oleh karena itu untuk menjelaskan perilaku suatu lembaga yang perlu ditelaah bukan lalar belakang individu yang secara aktual
IV E
R
lembaganya, melainkan mengendalikan lembaga.
I
U
N
Untuk memberi arah dalam penelitian ini, peneliti melakukan studi kepustakaan terhadap tulisan para peneliti yang telah melakukan penelitian sebelumnya. Penelitian yang dilakukan oleh Pramita, dan Andriyani. (2010) dalam penelitiannya berjudul: "Deterrninasi Hubungan Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Dengan Pengawasan Dewan Pada Keuangan Daerah (APBD) (Studi Empiris pada DPRD Se-Karesidenan Kedu)". materi dalam Simposium Nasional Akuntansi XIII Universitas Jenderal Soedirrnan, Purwokerto, 2010). Hasil penelitiannya sebagai berikut:
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41640.pdf 39
- Pengaruh pengetahuan dewan tentang anggaran terhadap pengawasan dewan pada keuangan daerah (APBD) menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan. Interaksi antara pengetahuan dewan tentang anggaran dengan partisipasi masyarakat, komitmen organisasi, akuntabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap pengawasan dewan pada keuangan daerah (APBD).
KA
- Interaksi antara pengetahuan dewan tentang anggaran dengan transparansi
TE R
dewan pada keuangan daerah (APBD).
BU
kebijakan publik tidak berpengaruh positif signifikan terhadap pengawasan
Ini membuktikan anggota dewan sadar bahwa pengetahuan tentang
SI TA
daerah (APBD).
S
anggaran hams mutlak mereka kuasai dalam rangka pengawasan keuangan
Selanjutnya penelitian dilakukan oleh Sopanah dan Mardiasmo,
ER
(2003), hasil penelitiannya bahwa:
IV
Pengetahuan dewan tentang anggaran berpengaruh signifikan terhadap
U
N
pengawasan keuangan daerah (APBD); Interaksi antara pengetahuan dewan tentang anggaran dengan partisipasi masyarakat berpengaruh signifikan terhadap pengawasan keuangan daerah (APBD); Interaksi antara pengetahuan dewan tentang anggaran dengan transparansi kebijakan publik tidak signifikan terhadap pengawasan keuangan daerah (APBD). Sementara itu Labay et aI., (2012) dalam penelitiannya berjudul: "Kompetensi Pengetahuan, Keterampilan, Motivasi Kerja, dan Kinerja
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41640.pdf 40
Anggota DPRD" yang dimuat dalarn Jumal Kebijakan Publik, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2012, halarnan 59-141. Hasil penelitiannya menunjukkan: Adanya pengaruh yang signifikan dan positif antara kompetensi dengan kinerja anggota DPRD Provinsi Riau; Adanya pengaruh yang signifikan dan positif antara keterarnpilan dengan kinerja anggota DPRD Provinsi Riau;
KA
Motivasi kerja memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja
BU
anggota DPRD Provinsi Riau.
R
Pengujian hipotesis secara simultan membuktikan bahwa ada
TE
pengaruh yang signifikan dan positif antara kompetensi, keterampilan dan
S
motivasi ketja dengan kinerja anggota DPRD Provinsi Riau yang dilihat dari
TA
nilai signifikansi sebesar 0,000 (pada tingkat kesalahan 5%).
SI
Selanjutnya penelitian yang dilakukan Winarna dan Murni, (2006)
ER
dengan judul: "Pengaruh Personal Background, Political Background dan
IV
Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Terhadap Peran DPRD dalam
U
N
Pengawasan Keuangan Daerah" (Studi Kasus di Karesidenan Surakarta dan Daerah lstimewa Yogyakarta Tahun 2006). Penelitian ini menyimpulkan: Pengetahuan dewan tentang anggaran memiliki pengaruh signifikan terhadap peran DPRD dalam pengawan keuangan daerah; Personal background dan political background secara umum tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peran DPRD dalam pengawasan keuangan daerah. Analisis MANOVA juga memperlihatkan bahwa variabel independen personal background dan political background secara individu tidak
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41640.pdf 41
berpengaruh terhadap variabel dependen peran DPRD dalam pengawasan keuangan
daerah
pada
tahap
perencanaan,
pelaksanaan,
maupun
pertanggungjawaban. Namun variabel pengetahuan dewan tentang anggaran berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen peran DPRD dalam
pengawasan
keuangan
daerah
pada
lahap
perencanaan
dan
pertanggungjawaban. yang
dilakukan
oleh
Indriani
(2002),
"Pengaruh
KA
Penelitian
BU
Pengetahuan dan Rules Procedures and Policies (RPPs) terhadap Peranan
TE R
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dalam Pengawasan Keuangan Daerah" menyimpulkan bahwa; "pengetahuan anggaran berpengaruh secara
S
signifikan terhadap pengawasan keuangan daerah".
SI TA
Sementara Pramono (2002), menyebutkan bahwa faktor-faktor yang menunjang fungsi pengawasan adalah adanya reformasi dan legitimasi wakil
ER
rakyat, sedangkan faktor-faktor yang menghambat fungsi pengawasan adalah
U
N
prasarana.
IV
minimnya kualitas sumber daya manusia (SDM) dan kurangnya sarana dan
Penelitian yang dilakukan oleh Werimon, et al. (2007), dengan judul:
"Pengaruh Partisipasi Masyarakat dan Transparansi Kebijakan Publik Terhadap Hubungan Antara Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran dengan Pengawasan Keuangan Daerah (APBD)" (disajikan pada Simposium Nasional Akuntansi X, Unhas Makasar 26-28 Juli 2007). Menyimpulkan bahwa: Pengetahuan Dewan tentang anggaran berpengaruh positif signifikan terhadap pengawasan keuangan daerah;
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41640.pdf 42
Partisipasi masyarakat berpengaruh positif signifikan terhadap hubungan antara pengetahuan Dewan tentang anggaran dengan pengawasan keuangan daerah; Tranparansi kebijakan publik berpengaruh positif signifikan terhadap hubungan
antara
pengetahuan
Dewan
tentang
anggaran dengan
pengawasan keuangan daerah;
KA
Pengetahuan dewan tentang anggaran, Partisipasi masyarakat dan
BU
transparansi kebijakan publik, secara bersamaan berpengaruh positif
R
signifikan terhadap Pengawasan keuangan Daerah (APBD).
TE
Kemampuan seorang anggota Dewan dalam melaksanakan tugasnya
SI TA S
atau fungsinya menurut Syahruddin dan Taifur (2001), tidak saja ditentukan oleh kualitas anggota DPRD, tetapi dipengaruhi pula oleh perilaku (moral)
ER
anggota DPRD.
Kualifikasi ideal bagi seorang anggota DPRD menurut Yudono
N IV
(2000), bahwa DPRD akan dapat memainkan peranannya dengan baik apabila
U
pimpinan dan anggota-anggotanya memahami benar akan hak, tugas, dan wewenangnya dan mampu mengaplikasikannya secara baik, dan didukung dengan tingkat pendidikan dan
pengalaman di
bidang politik dan
pemerintahan yang memadai. Lebih lanjut penelitian yang dilakukan Murni dan Witono (2003), yang meneliti tentang "pengaruh personal background dan political background terhadap peran DPRD dalam pengawasan keuangan daerah"
menunjukkan bahwa:
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41640.pdf 43
Strata pendidikan, latar belakang pekeIjaan dan asal parpol berpengaruh signiflkan terhadap pengawa~an keuangan daerah; Jenis kelarnin, usia, bidang pendidikan, pengalarnan politik, pengalarnan di DPRD, ideologi parpol, dan asal komisi tidak berpengaruh secara signiflkan. Penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti tersebut belum
KA
menunjukkan adanya konsistensi dalarn hasil penelitian, oleh karenanya
BU
penulis melakukan penelitian lebih lanjut dengan daerah dan waktu yang
TE
R
berbeda, serta menarnbahkan variabel kompetensi.
AS
C. Kerangka Berpikir
SI T
Kerangka pemikiran teoritis ini digunakan untuk menjelaskan pengaruh antara variabel independen yang terdiri dari Kompentesi, Pengetahuan dan
ER
Rules Procedures and Policies (RPPs) terhadap variabel dependen yaitu
IV
kinerja anggota DPRD dalarn pengawasan keuangan daerah.
U
N
Kerangka pemikiran tersebut dapat penulis jabarkan sebagai berikut:
Kompetensi (X I)
Pengetahuan (X2)
Rules, Procedures and Policies (RPPs) (X3)
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Kinerja Pengawasan Keuangan Daerah (Y)
41640.pdf 44
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan latar belakang, tinjauan teoritis, dan penelitian terdahulu, maka hipotesis penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut : HI : Kompetensi, Pengetahuan dan Rules Procedures and Policies (RPPs) Berpengaruh Positif dan Signifikan terhadap Kinerja Anggota DPRD
BU
KA
dalam Pengawasan Keuangan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah.
E. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Sampel
TE
R
1. Definisi Operasional
Variabel bebas (independent variabef) dalam penelitian ini adalah
AS
Kompetensi, Pengetahuan dan Rules Procedures and Policies (RPPs).
SI T
Sedangkan variabel terikat (dependent
variabef) yang merupakan
ER
perhatian utama adalah Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
IV
Daerah (DPRD) dalam Pengawasan Keuangan Daerah.
Kompetensi adalah kemampuan anggota DPRD dalam pelaksanaan
U
I)
N
Variabel yang dipakai dalam penelitian adalah sebagai berikut:
pekerjaannya secara efisien dan efektif. 2) Pengetahuan adalah kemampuan anggota DPRD tentang anggaran menggunakan hak-haknya secara tepat, melaksanakan tugas dan kewajibannya secara efektif, serta menempatkan kedudukannya secara proposional, mengetahui dalam hal konsepsi teknis penyelenggaraan pemerintah dan kebijakan publik. Dengan mengetahui tentang anggaran diharapkan anggota Dewan dapat mendeteksi adanya pemborosan dan kebocoran anggaran. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41640.pdf 45
3) Rules Procedures and Policies (RPPs) terdiri dari; peraturan (rules) adalah
menentukan
atau
melarang
tindakan
dengan
mengspesifikasikan apa yang boleh dilakukan dan tidak dilakukan. Prosedur (procedures)
menunj ukan serangkaian langkah untuk
mencapal tujuan yang diberikan. Sedangkan kebijakan (policies) merupakan
pemyataan
umum
yang
menjadi
dalam
KA
pengambilan keputusan.
panduan
BU
4) KineIja pengawasan keuangan daerah adalah hasil atau tingkat
R
keberhasilan anggota DPRD Provinsi Kalimantan Tengah secara
AS
pengawasan keuangan daerah.
TE
keseluruhan selama periode tertentu dalam pelaksanaan fungsi
SI T
5) Pengawasan keuangan daerah terdiri dari:
a) Proses penyusunan APBD.
ER
b) Pengesahan APBD
U
N
IV
c) Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban APBD.
2. Metode Pengukuran Varaibel
Untuk mengukur variabel-variabel yang sudah diidentifikasi digunakan instrumen dan alat ukur sebagai berikut:
Tabel2.1 Operasionalisasi Variabel
Jenis
Variabel Dependen
Definisi Konseptual
Nama Variabel Kinerja pengawasan
keuangan daerah.
Kriterial
Ukuran a) Proses penyusunan APBD b) Pengesahan APBD c) Pelaksanaan dan Pertanggung jawaban APBD.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
3 item
Skala Penguku~
likert
L
41640.pdf 46
I
2
3
4
5
Kompetensi (Xl)
Kompetensi adalah adalah kemampuan anggota DPRD dalam pelaksanaan pekerjaannya secara efisien dan efektif.
5 item
likert
Independen
Pengetahuan (X2)
Pengetahuan adalah kemampuan anggota DPRD tentang anggaran menggunakan hak-haknya secara tepat, melaksanakan tugas dan kewajibannya secara efektif, serta menempatkan kedudukannya secara proposional, mengetahui dalam hal konsepsi teknis penyelenggaraan pemerintah dan kebijakan publik. Dengan mengetahui tentang anggaran diharapkan anggota Dewan dapat mendeteksi adanya pemborosan dan kebocoran anggaran.
5 item
Likert
!ndependen
Rules
Rules: Menentukan atau melarang tindakan dengan mengspesifikasikan apa yang boleh dilakukan dan tidak dilakukan.
TE
R
BU
KA
Independen
Procedures and Policies
AS
(RPPs) (X3)
SI T
Procedures: Serangkaian langkah untuk mencapai tujuan yang diberikan.
keputusan.
U
N
IV
ER
Policies: ~ Merupakan pemyataan umum yang ~ menjadi panduan dalam pengambilan
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
7 item
Iikert
41640.pdf
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah survel, seperti dikemukakan Kerlinger (1996) dalam Riduwan (2007), "penelitian survei
KA
adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar atau kecil, tetapi data
BU
yang dipelajari adalah data dari sarnpel yang diambil dari populasi tersebut".
TE R
Populasi dalam penelitian ini adalah anggota DPRD provinsi Kalimantan Tengah dari jumlah 4S orang yang menerima kuesioner, dan yang
S
mengembalikan kuesioner betjumlah 40 orang. Karena penelitian ini
TA
menggunakan pendekatan sensus, maka seluruh populasi dijadikan sampel,
ER
SI
sehingga sampel dalam penelitian ini menjadi 40 orang. Setelah data dikumpulkan dan diuji validitas dan reliabilitas, maka
N IV
selanjutnya dilakukan pengujian yang berhubungan dengan model statistik
U
yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis menggunakan Uji Interaksi atau Moderated Regression Analysis (MRA).
MRA merupakan aplikasi khusus regresi linier berganda dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi perkalian dua atau lebih variabel independen (Ghozali, 2002). Analisis statistik data penelitian menggunakan program SPSS (Statistical Product Service Solution) for
Windows versi 17.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka 47
41640.pdf 48
1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan mengambil lokasi Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Tengah, sedangkan lamanya penelitian diperkirakan selama 2 bulan sejak bulan Oktober 2013 sampai dengan November 2013.
KA
2. Jenis Penelitian
BU
Penelitian dilaksanakan dengan jenis penelitian eksplanatori yaitu
dengan
variabel
lainnya atau
S
mempengaruhi variabel lainnya.
bagaimana suatu variabel
TE
variabel
R
penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan-hubungan antara satu
TA
Penelitian ini merupakan penelitian yang menguJl teori-teori
SI
melalui pengukuran variabel penelitian dan melakukan analisis data
ER
dengan prosedur statistik. Tujuan penelitian ini untuk menguji hipotesis
IV
penelitian yang berkaitan dengan variabel yang diteliti. Hasil pengujian
U
N
data digu'nakan sebagai dasar untuk menarik kesimpulan penelitian, mendukung atau menolak hipotesis yang dikembangkan dari telaah teoritis dengan metode deskriptif analitis. Riduwan (2007), menyatakan bahwa metode survei deskriptif adaJah suatu metode penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Data dan informasi dalam penelitian ini dikumpuJkan dari responden dengan menggunakan kuesioner. Setelah data diperoleh kemudian hasilnya akan dipaparkan secara deskriptif dan pada akhir penelitian akan dianalisis untuk menguji hipotesis yang diajukan pada awal penelitian. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41640.pdf 49
Tujuan akhimya untuk memperoleh gambaran pengaruh Kompetensi, Pengetahuan dan Rules Procedures and Policies (RPPs) terhadap Kinerja Anggota DPRD dalam Pengawasan Keuangan Daerah.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
KA
Dalam suatu penelitian selalu terdapat populasi yang akan diteliti.
BU
Menurut Arikunto (2006) "populasi adalah keseluruhan dari subyek
TE R
penelitian". Populasi dalam penelitian ini adalah anggota DPRD Provinsi Kalimantan Tengah berjumlah 40 orang.
TA S
2. Teknik Pengambilan Sampel
SI
Menurut Arikunto (2006), "sampel adalah sebagian atau wakil dari
ER
populasi yang diteliti". Sedangkan menurut Narbuko (2009) "sampel
IV
adalah sebagian individu yang diselidiki dari keseluruhan individu ke~ua
pendapat tersebut dapat disimpulkan
N
penelitian". Berdasarkan
U
bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang dianggap dapat mewakili populasi untuk dijadikan obyek dalam penelitian. Berdasarkan studi pendahuluan diketahui jumlah anggota DPRD Provinsi Kalimantan Tengah berjumlah 45 orang dan yang mengembalikan kuesioner sejumlah 40 orang. Karena jumlah populasi yang sedikit dan untuk keakuratan data penelitian, maka diambil keseluruhan populasi sebagai sampel yaitu 40 orang atau dengan cara sensus yaitu penelitian atas seluruh bagian populasi, dimana nilainya yang membentuk populasi tersebut (Widjaya, 2005).
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41640.pdf 50
Metode yang digunakan dalam penyebaran kuesioner adalah Personally Administered Questionaires, yaitu penggunaan kuesioner yang
disampaikan dan dikurnpulkan oleh peneliti dengan menemui responden secara
langsung,
sehingga peneliti
dapat
memberikan
penjelasan
seperlunya kepada responden mengenai hal-hal yang belum dimengerti
KA
oleh responden.
BU
C. Instrumen Penelitian
TE R
Menurut Arikunto (2000), instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya
TA S
mengurnpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Sementara itu Hadjar (1996), berpendapat bahwa instrumen
SI
merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi
ER
kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel secara objektif.
IV
Sedangkan menurut Suryabrata (2008), alat yang digunakan untuk t
U
N
merekam pada umurnnya secara kuantitatif keadaan dan aktivitas atribut atribut psikologis. Alibut-atribut psikologis itu secara telcnis biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif.
Atribut
kognitif, perangsangnya adalah pertanyaan, sedangkan untuk atribut non kognilif, perangsangnya adalah pemyataan. Dari beberapa pendapat ahli di alas, dapat disimpulkan bahwa inslrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan informasi kuantitatif tentang variabel yang sedang diteliti.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41640.pdf 51
Dalam penelitian ini penulis mengunakan skala likert dengan tujuan untuk mengetahui sikap, pendapat dan persepsi respoden yang dianggap memahami dan terkait langsung dengan permasalahan penelitian dengan menggunakan media kuesioner/angket dengan tingkat pengukuran ordinal. Setiap jawaban responden akan dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang diungkap dengan kata-kata (Riduwan, 2002).
KA
Alat ukur penelitian ini berbentuk kuesioner (angket), untuk analisis
BU
secara kuantitatif maka altematif jawaban tersebut dapat diberi skor dari I
R
sampai dengan 5. Variabel dependen yang digunakan adalah kinerja anggota
TE
DPRD dalam pengawasan keuangan daerah pada tahap perencanaan,
TA S
pelaksanaan dan pertanggungjawaban sedangkan variabel independennya terdiri dari Kompetensi, Pengetahuan dan Rules Procedures and Policies
IV ER
SI
(RPPs).
D. Peogukuran Variabel
U
N
1. Variabel kompetensi
Variabel Kompetensi meliputi beberapa dimensi, yaitu: Jems
kelamin, usia, tingkat pendidikan, bidang pendidikan, dan latar belakang pekerjaan. Pengukuran variabel kompetensi dengan skala I sampai dengan 5 sebagai berikut: Sangat Tidak Menguasai (STM)
2
Tidak Menguasai (TM)
3
Cukup (C)
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41640.pdf 52
4
Menguasai (M)
5
Sangat Menguasai (SM)
2. Variabel pengetabuan Variabel
Pengetahuan
meliputi
beberapa
dimensi,
yaitu:
pengalaman politik, pengalaman di DPRD, latar belakang partai politik,
KA
latar belakang ideologi partai politik dan asal komisi.
BU
Pengetahuan dewan tentang Anggaran merupakan persepsi responden
TE
kegagalan dan kebocoran anggaran.
R
tentang anggaran (RAPBD/APBD) dan deteksi terhadap pemborosan alau
Variabel pengetahuan diukur dengan menggunakan skala likert dari
TA S
sangat tidak setuju (STS) ke sangat setuju dengan rentang nilai anlara 1
SI
dampai dengan 5.
IV ER
Pengukuran variabel pengetahuan dengan skala I sampai dengan 5 sebagai berikut:
Tidak Setuju (TS)
U
2
Sangat Tidak Setuju (STS)
N
1
3
Cukup(C)
4
Setuju (S)
5
Sangat Setuju (SS)
3. Variabel rules procedures and policies (RPPs)
Instrumen untuk mengukur pengaruh Rules Procedures and Policies (RPPs) dikembangkan dari hasil penelitian Tinov (1993),
Syahwinie ( (1995), dan Saleh (1996) yang menyebutkan bahwa:
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41640.pdf 53
I) Rule Procedures and Policies (RPPs) dapat menghambat peranan DPRD dalam me1aksanakan fungsinya (cenderung mengandung unsur birokrasi yang menghambat), 2) Perlu adanya revisi RPPs dan laporan di Makasar menyebutkan bahwa perlu mengkaji ulang tata tertib DPRD, 3) Pemberian hak yang besar kepada DPRD dengan diberlakukannya UU
KA
No. 22/1999 dapat memunculkan implikasi yang negatif.
BU
Pengukuran RPPs dilakukan dengan cara menanyakan anggota DPRD
TE R
tentang hal tersebut diatas.
RPPs yang dimaksud dalam penelitian ini adalah UU No. 4/1999,
S
UU No. 2211999, UU No. 25/1999, PP No. 105/1999, PP No. 10811999,
ER
4. Variabel kinerja
SI
TA
PP No. 1/2001, dan Keppres 74/2001.
IV
Kinelja anggota DPRD dalam pengawasan keuangan daerah dalam ini
adalah digunakannya
hak-hak
I
DPRD
baik
dalam
U
N
pene1itian
perencanaan, pelaksanaan (implementasi), maupun pertanggungjawaban
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), sebagaimana pentahapan anggaran yang dibuat Henley el. al,. (1992), Bingham el.al, (1991) dalam Winama dan Mumi (2007) dan Permendagri No. 21 Tahun 2011. Pengukuran variabel kinelja dengan skala I sampai dengan 5 sebagai berikut: Tidak pemah (TP)
2
Pemah (P)
3
Kadang-kadang (KK)
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41640.pdf S4
4
Sering (S)
5
Sering Sekali (SS)
E. Prosedur Pengumpuian Data Sebelum penelitian dilakukan, peneliti terlebih dahulu mempersiapkan surat perijinan penelitian dari Universitas Terbuka dan juga mempersiapkan
KA
formulir kuesioner yang disesuaikan dengan j umlah responden yang akan
BU
diteliti. Selanjutnya dengan dasar surat ijin penelitian tersebut peneliti menghubungi sekretaris Dewan pada DPRD Provinsi Kalimantan Tengah.
kuesioner pada responden.
TE R
Setelah mendapat ijin, maka selanjutnya peneliti mulai menyebarkan
TA S
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode kuesioner,
SI
dimana kuesioner didistribusikan pada responden dengan eara menyerahkan
ER
langsung kepada masing-masing responden. Untuk mengisi kuesioner
IV
responden diberi waktu I (satu) minggu, kemudian kuesioner yang telah diisi
N
peneliti mengambilnya langsung pada responden. Disamping menggunakan
U
kuesioner, peneliti juga melakukan wawaneara secara langsung pada responden untuk mengetahui pendapatnya tentang objek penelitian. Disamping data primer yang diperoleh dari kuesioner, peneliti juga mengumpulkan data sekunder seperti jumlah anggota dewan, jenis kelamin, pendidikan, jumlah pegawai sekwan. Selanjutnya data yang telah diperoleh dari jawaban responden terhadap kuesioner maupun data sekunder, kemudian diolah untuk dilakukan anal isis terhadap data tersebut.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41640.pdf 55
F. Metode Analisis Data
Sebelum penelitian dilakukan terlebih dahulu instrumen penelitian (kuesioner) dilakukan pengujian untuk mengetahui
tingkat kevalidan dan
tingkat reliabilitas dengan uji validitas dan uji reliabilitas.
1. Vji Validitas dan Vji Reliabilitas Instrumen a. Vji Validitas
bertujuan untuk menilai sejauhmana suatu alat
KA
Uji validitas
BU
ukur diyakini dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur item-item
TE R
pertanyaan atau pemyataan pada kuesioner dalam penelitian. Teknik yang digunakan untuk mengukur validitas pertanyaanJ
S
pemyataan kuesioner adalah Iwrelasi product moment dari Kart
SI TA
Pearson, dengan ketentuan bahwa: jika r hitung > r tabel, maka skor
butir pertanyaanJpemyataan kuesioner valid, tetapi sebaliknya jika r
N
IV
valid.
ER
hitung < r tabel, maka skor butir pertanyaanJpemyataan kuesioner tidak
U
b. Vji Reliabilitas
Uji reliabilitas untuk mengukur tingkat kompetensi antara hasil
pengamatan dengan instrumen atau alat ukur yang digunakan pada waktu yang berbeda. Teknik yang digunakan untuk mengukur reabilitas pengamatan adalah dengan menggunakan koefisien cronbach alpha lebih besar dari 0,6. Nunnally dalam Ghozaly (2006) menyatakan bahwa suatu kontruk atau variabel dikatakan reliable j ika memberikan nilai cronbach apha > 0,60.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41640.pdf 56
2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan penguJlan hipotesis dengan menggunakan analisis regresi maka diperlukan pengujian asumsi klasik meliputi : a. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
KA
regresi, variabel dependen dan independen keduanya mempunyai
BU
distribusi normal atau tidak (Ghozali:2006) Model regresi yang baik
Uj i
normalitas
data
TE R
adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. tersebut
dapat
dilakukan
dengan
TA S
menggunakan histogram dan kurva penyebaran probability plot (P Plot). Melalui pola penyebaran P-Plot, data dikatakan berdistribusi
ER
SI
normal jika pola penyebaran memiliki garis normal atau garis yang
IV
menggambarkan data akan mengikuti garis diagonalnya.
U
N
b. Uji Multikolinieritas
Uji ini dimaksudkan untuk mendeteksi gejala korelasi antara
variabel independen yang satu dengan yang lain. Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terdapat korelasi di antara variabel independen. Uji multikolinieritas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan melihat VIF (Variance Inflation Factor) dan nilai tolerance. Jika VIF.
10 dan nilai tolerance < 0,10 maka
multikoliniertas (Ghozali:2006).
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
te~adi
gejala
41640.pdf 57
c. Vji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalarn model regresi terjadi ketidaksarnaan variance dari residual satu pengarnatan
ke
homoskedastisitas.
pengarnatan Model
lain
adalah
tetap
maka
regresl
yang
baik
adalah
disebut yang
homoskedastisitas, atau dengan kata lain tidak terjadi adanya
KA
heteroskedastisitas.
BU
Heteroskedastisitas ditandai dengan adanya pola tertentu pada
R
grafik scatterplot. Jika titik-titik yang ada membentuk suatu pola
TE
tertentu yang teratur (bergelombang), maka terjadi heteroskedastisitas.
dibawah
angka
TA S
Jika tidak ada pola yang jelas, dimana titik-titik menyebar diatas dan nol
pada
sumbu
Y,
maka
tidak
terjadi
SI
heteroskedastisitas. Selain itu, heteroskedastisitas dapat diketahui
IV ER
melalui uji glesjer. Jika probabilitas signifikansi masing-masing variabel independen > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
U
N
heteroskedastisitas dalarn model regresi (Ghozali:2006).
d. Vji Autokorelasi
Menguji
autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (t-I). Uji autokorelasi dapat dilakukan
dengan
pengujian Durbin-Watson (DW). Jika nilai Durbin-Watson terletak antara -2 sampai +2, maka tidak terjadi autokorelasi (Ghozali:2006).
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41640.pdf 58
3. Model Pengujian Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini akan diuji dengan menggunakan
multiple regression, yakni berdasarkan nilai t, nilai statistik F, dan koefisien determinasi. Sementara itu untuk menganalisis data yang diperoleh, digunakan SojWare SPss for window realesed 17 programe. Adapun persamaan regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
KA
Y = bo + blXl + b2X2 + b3X3 + e
BU
Dimana:
Kinerja DPRD dalam pengawasan keuangan daerah. (hak-hak DPRD dalam tahap perencanaan, lahap pelaksanaan (implementasi), dan lahap pertanggungjawaban APBD).
Xl
Kompetensi. Genis kelamin, usia, tingkat pendidikan, bidang pendidikan, dan lalar belakang pekerjaan).
Xl
Pengelahuan mengenai anggaran. Pengalaman politik, pengalaman di DPRD, lalar belakang partai politik, lalar belakang ideologi partai politik dan asal komisi.
X 3
RPPs (Rules Procedures and Policies) Pengukuran RPPs dilakukan <\engan cara menanyakan anggota DPRD tentang hal tersebut.
U
N
IV
ER
SI
TA S
TE R
Y
e
=
error
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari goodness of fil-nya. Hal ini diukur dengan menggunakan beberapa nilai statistik, antara lain: nilai statistik t, nilai statistik F, dan koefisien determinasi. Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41640.pdf 59
ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerab dimana Ho diterima. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji dua arab dengan tingkat keyakinan 95% yang berarti u
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE R
BU
KA
yang digunakan sebesar 0,05.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER SI TA
S
TE
R
BU KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI TA S
TE R
BU
KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER SI TA
S
TE
R
BU KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER SI TA
S
TE
R
BU KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE R
BU
KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI TA
S
TE
R
BU
KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER SI TA
S
TE
R
BU KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI TA S
TE R
BU
KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV ER
SI T
AS
TE R
BU
KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI
TA
S
TE R
BU
KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER SI TA
S
TE
R
BU KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI
TA
S
TE R
BU
KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U N
IV
ER
SI
TA S
TE
R
BU
KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV ER
SI T
AS
TE R
BU
KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI
TA
S
TE R
BU
KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI
TA
S
TE R
BU
KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI T
AS
TE R
BU
KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI T
AS
TE R
BU
KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI T
AS
TE R
BU
KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI
TA
S
TE R
BU
KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI
TA
S
TE R
BU
KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER SI
TA
S
TE
R
BU
KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI T
AS
TE R
BU
KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER SI TA
S
TE
R
BU KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI TA S
TE R
BU
KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41640.pdf
BABV
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
KA
Variabel Kompetensi dan Pengetahuan mempunyai pengaruh yang positif dan
BU
signifikan terhadap Kinerja Anggota DPRD dalam Pengawasan Keuangan
R
Daerah. Sedangkan variabel RPPs mempunyai pengaruh negatif terhadap
lebih disebabkan latar belakang sebagian besar anggola
AS
Hal ini
TE
Kinerja Anggota DPRD dalam Pengawasan Keuangan Daerah.
Dewan dari kalangan swasta dan dari kalangan pedagang. Pola pikir anggota
SI T
Dewan sebagai wiraswasta dan pedagang mempengaruhi pola kerja mereka di
IV E
R
lembaga legislatif. Aluran, prosedur dan kebijakan juslru membuat mereka merasa lerikat dengan berbagai ketentuan lersebul, sehingga mereka
U
N
beranggapan bahwa Aturan, prosedur dan kebijakan justru menghambal mereka dalam bekerja, apalagi aturan itu selalu berubah-rubah tiap tahun dan tidak konsisten dalam penerapannya.
B. Saran 1. Agar DPRD Provinsi Kalimantan Tengah meningkalkan kompelensi dan pengelahuan anggota Dewan melalui bimbingan teknis (Bimtek) lentang proses penyusunan APBD.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka 102
103 41640.pdf
2. Agar DPRD Provinsi Kalimantan Tengah
meningkatkan pengetahuan
anggota Dewan tentang sistem audit dalam rangka melakukan pengawasan melalui pelatihan-pelatihan.
C. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini memiliki keterbatasan dimana obyek yang diteliti DPRD Provinsi Kalimantan Tengah. Sedangkan wilayah
Provinsi
KA
hanya
R BU
Kalimantan Tengah terdiri dari 13 Kabupaten dan 1 Kota, yang berarti ada 14 lembaga legislatif (DPRD). Bagi penelitian selanjutnya dapat memperluas
TE
cakupan obyek penelitian pada 14 DPRD KabupatenIKota yang ada di
TA S
provinsi Kalimantan Tengah, sehingga akan diketahui Pengaruh Kompetensi Pengetahuan dan RPPs terhadap Kinerja Anggota DPRD dalam Pengawasan
U
N
IV
ER
SI
Keuangan Daerah secara lebih mendalam dan komprehensif.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41640.pdf
DAFTAR PUSTAKA
Ahyari, Agus. (2002) Management Produksi: Perencanaan Sistem Produksi. Yogyakarta: Penerbit BPFE. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Praktik. Rev (ed). Jakarta: Rineka Cipta. Armstrong, M. (1998). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Media Kompetindo.
KA
Bart. Van Looy. Gemmel, P. & Dierdonck. R.V. (1998). Services Managemenl: An Integrated Approach, Financial Times/Pitman, London.
BU
Boulter, N., Dalziel, M. & J. Hill. (1996). People and Competencies. London: Kogan Page Ltd.
TE
R
Cira, D.J., & Benjamin, E.R. (1998). Competency_Based Pay: A Concept in Evolution Compensation and Benefits Review. September-October, 21 28.
AS
Dewi, Mustika. 1. (2011). Analisis Faklor-Faklor Yang Mempengaruhi Kapabilitas Anggota DPRD Dalam Pengawasan Keuangan Daerah (APBD). Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang.
SI T
Depdagri. (2006). Peraturan Menteri Dalam Negeri Rl No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
IV
ER
Direktorat Keuangan dan Peralatan Daerah. (1981). Manual Administrasi Keuangan Daerah. Direktorat Keuangan dan Peralatan Daerah Dirjen Pemerintah Umum dan Otonomi Daerah. Jakarta: Departemen Dalam Negeri.
U
N
Direktorat Jendral Otonomi Daerah. (2001). Konsep dan Paduan Perencanaan Anggaran Daerah. Jakarta: Direktorat Jendral Otonomi Daerah. Departemen Dalam Negeri FatchuITochman, Agam. (2002). Manajemen Keungan Publik, Materi Pelatihan Anti Korupsi, Indonesian Coroption Watch dalam Simson Werimon, 2007. Pengaruh Partisipasi Masyarakat Dan Transparansi Kebijakan Publik Terhadap Hubungan Antara Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Dengan Pengawasan Keuangan Daerah (APBD) (Study Empiris Di Provinsi Papua). Fogg, Milton. (2004) The Greatest Networker in the Workd, the Three Rivers Press, New York. Ghozali, Imam. (2002). Aplikasi Analisis Multivarial dengan Program SPSS, Semarang: Badan penerbit Universitas Diponegoro. Halim, Abdul. (2002). Akunlansi dan Pengendalian Keuangan Daerah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka104
105
41640.pdf
Halim. (2004). Otonomi Daerah, Penganggaran Daerah, Dan Korupsi. Seminar Nasional Dalam rangka Dies Nata/is ke-44 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang. Helmayunita, Nayang. (2008). Pengaruh Pengetahuan Dewan tentang Anggaran terhadap Pengawasan Keuangan Daerah dengan Transparansi Kebijakan Publik dan Akunlabilitas sebagai Variabel Moderaling. Skripsi, Unp. Henley, et al. (1992). Public Seclor Accolmling and Financial Control. Fourth Edition, Chapman & Hall. Ibnu Hadjar. (1996). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kwanlitatif dalam Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
R BU
KA
Indradi, Syamsiar. (2001). Pengaruh Pendidikan dan Pengalaman Anggota DPRD Dengan Proses Pembuatan Peraturan Daerah. Tesis S2 Tidak di Publikasikan, Program Pasca SaJjana lImu Administrasi Negara, Universitas Brawijaya. Malang.
TE
Indziani, Rini. (2002). Pengaruh Pengelahuan dan RPPs Terhadap Peranan DPRD Dalam Pengawasan Anggaran. (Studi Kasus Pada DPRD se Propinsi Bengkulu). Tesis Program Pasca Sarjana UGM. Yogyakarta.
TA S
Kaho, Josef Riwu. (1991). Prospek Otonomi Daerah di Negara Ri. Jakarta: Rajawali Press.
ER SI
---------, (2001). Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
---------, (2003).Prosfek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia: Indentifikasi Faktor-faktor yang Mempengeruhi Penyelenggaraan Otonomi Daerah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
N
IV
---------, (1998). Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia. Jakarta: Rajawali Press.
U
Kerlinger, Fred N. (1995). Asas-asas Penelitian Behavioral. Gajahmada University Press. La Palombara, J. (2002). Politics with in Nation. Englewood Cliffs: Prentice-Hall Inc. Mardiasmo. (2002). Pengawasan, Pengendalian. dan Pemeriksaan Kinerja Pemerintah Daerah dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah. Jogjakarta: Andi. --------- (2003). Konsep Ideal Akuntabilitas dan Transparansi Organisasi Layanan Publik. Majalah Swara MEP, Vol. 3 No.8 Maret, MEP UGM, Jogjakarta. Mas'ud, Fuad. (2004). Survai Diagnosis Organisasional Konsep & Aplikasi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Mathis & Jackson. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Yogyakarta: Salemba Empat.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
106 41640.pdf
Menteri Negara Otonomi Daerah dan Pusat Antar Universitas-Studi Ekonomi UGM. (2000). Modul Pembekalan Teknis: Manajemen Stratejik dan Teknik Penganggaran ! Keuangan Bagi Anggota DPRD dan Pejabat Pemda. Mitrani, A Palziel, M. and Fitt, D. (1992). "Competency Based Human Resources Management: Value - Driven Strategies For Recruitment, Development And Reward". Kogan Page Limited, London. Mitrani, Alain. (1995). Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi (Terjamahan). Jakarta: PT Intermasia. Moenir, H.A.S. (2002). Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
BU
KA
Munandar, M. (2001). Budgeting, Perencanaan Kerja Pengkoodinasian Kerja Pengawasan Kerja. Edisi Pertama. Yogyakarta. BPFE Universitas Gajah Mada.
Narbuko, C. & Achmad, A.
(2.~~9).
TE R
Murni, Sri. (2003). Pengaruh Personal Background dan Political Background terhadap Peranan DPRD dalam Pengawasan Keuangan Daerah. Perspektif, Vol. 9. Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara.
SI TA
S
Osborne, David & Ted Gaebler. (2000). Mewirausahakan Birokrasi. (teIjemahan). Abdul Rasyid. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo. 1996. David osborne dan Peter Plastrik, Memangkas Birokrasi: Lima Strategi Menuju Pemerinlahan Wirausaha, teIj. Abdul Rasyid dan Ramelan, Jakarta: PPM.
ER
Poerwadarminta, W.J.S. (1993) Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka,
N
IV
Riduwan, Drs., M.B.A. (2007). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.
U
Robert. L. Mathis & John H. Jackson. (2006). Human Resources Management. Edisi sepuluh. Penerbit Salemba Empat. Salim, Peter. & Salim, Y. (1991). Kamus Bahasa Kontemporer. Sastroatrnodjo, Sudijono. (1995). Perilaku PolWk. Semarang: IKIP Semarang Press. Scott. P. G, and Pandey S. K. (2005). (dalam Journal of Applied Psychology 2009. Vol 94 No.4 hal. 927 - 944). Sopanah . & Mardiasmo. (2003). Pengaruh Partisipasi Masyarakat dan Transparansi Kebifakan Publik terhadap Hubungan anlara Pengetahuan Dewan tentang Anggaran dengan Pengawasan Keuangan Daerah. Sirnposium Nasional Akuntansi (SNA) VI 16-17 Oktober di Surabaya. Sopanah. (2003). Pengaruh partisipasi Masyarakat dan Transparansi Kebifakan Publik terhadap Hubungan anlara Pengetahuan Dewan tentang Anggaran dengan Pengawasan Keuangan Daerah. Tesis PascasaIjana UGM. Tidak Dipublikasikan.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
107 41640.pdf
Spencer. M. Lyle & Spencer, M.Signe. 1993. Competence at Work Models for Superior Performance, John Wily & Son, Inc, New York, USA. Sulistiyani & Teguh, A. (2004). Memahami Good Governance dalam Perspektif Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Gaya Media. Supamo, Suhaenah. (2001). Membangun Kompetensi Belajar. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Susanto,
Azhar. (2000). Sistem Injormasi manajemen Pengembangannya. Bandung: Lingga Jaya.
Konsep
dan
Suyadi, Prawirosentono. (1999). Kebijakan Kiner;a Karyawan. Edisi Pertama, Cel. Pertama. Yogyakarta: Penerbit BPFE.
TE R
BU
KA
Syahruddin & Taifur., Werry Darta. (2002). Peran DPRD untuk Mencapai Tujuan Desentralisasi dan Perspektij Daerah Tentang Pelaksanaan Desentralisasi (The Role Of The Regional Assembly In Achieving The Objective Of Decentralization and Regional Perjpectives In The Implementation Of Decentralization). Faculty of Economics Pusat Studi Kependudukan, Universitas Andalas, Regional University Research, On Decentralization in Indonesia, Project 497-0357/204-000, ECG, USAID/Indonesia, Center for Institutional Reform and the Informal Sector (IRIS) University ofMaryland at College Park.
TA S
Tinov, Muhammad Y. (1993). Peranan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah: Studi Kasus.
ER
SI
Utami, Kurnia & Efrizal SyofYan. (2013). Pengaruh Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Terhadap Pengawasan Keuangan Daerah dengan Variabel Pemoderasi Partisipasi Masyarakat dan Transparansi Kebijakan Publik. Jumal WRA, Vol.l, No.1, April 2013.
U
N
IV
Werimon, Simson. dkk. (2007). Pengaruh Partisipasi Masyarakat dan Transparansi Kebijakan Publik Terhadap Hubungan Antara Pengetahuan Dewan tentang Anggaran dengan Pengawasan Keuangan Daerah. Jumal. SNA X. Widodo, Joko. (2001). Good Governance: Telaah dari Dimensi Akuntabilitas dan Kontrol Birokrasi pada Era Desentralisasi dan Otonomi Daerah. Surabaya: Insan Cendekia. Winama, Jaka & Mumi. S. (2007). Pengaruh Personal Background, Political Background dan Pengetahuan Dewan tentang Anggaran terhadap Peran DPRD dalam Pengawasan Keuangan Daerah. Jumal. SNA X. Witono, Banu. 2003. OptimaJisasi Peran DPRD dalam Pengawasoo Keuangan Daerah. JumaJ Akuntansi dan Keuangan, vol. 2: 151-168. Yudoyono, Bambang. (2002). Otonomi Daerah: Desentralisasi dan Pengembangan SDM Aparatur Pemda dan Anggota DPRD. Edisi 3, Jakarta: Pustaka Sinar Harapoo. --------- (2001). Peraturan Pemerin/ah No. 105 Tahun 1999 tentang Pengelolahan dan Per/anggungjawaban Anggaran. Boodung: Citra Umbara. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
108
41640.pdf
--------- (2001). Undang-Undang No. 25 lahun 1999 lenlang Pemerinlah Daerah. Bandung: Citra Umbara. --------- (2001). Peraturan Pemerinlah No. J08 lahun 1999 lentang Tala Cara Perlanggungjawaban Kepala Daerah. Bandung: Citra Umbara. --------- (2005). Peraluran Pemerinlah Republik Indonesia No. 58 Tahun 2005 Tenlang Pengelolaan Keuangan Daerah. Ekuitas Vol. 13 No. 3 September 2009: 326-348
KA
--------- (2001). Keppres No. 74 tahun 2001 tentang Tala Cara Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah. • --------- Kumpulan Peruluran Sebagai Pedoman Tugas Pimpinan dan Anggola DPRD Propinsi/KabupateniKola 2004-2009. Jakarta: Pustaka Info Data Indonesia.
BU
--------- (2001). Undang-Undang No.22 Tahun ]999 Tentang Pemerintah Daerah. Bandung: Citra Umbara.
TE
R
--------- (2004). Undang-Undang No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara. Jakarta: Cipla Jaya.
S
--------- (2004). Undang-Undang No. 17 tahun 2004 tentang Keuangan Negara, Kementerian Keuangan. Jakarta: Tamila Utama.
ER
SI
TA
--------- (201 I). Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 201 I tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Jakarta: Kementerian Dalam Negeri.
IV
--------- (2009). Undang-Undang No. 27 tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD.
N
--------- (2004). Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Bandung: Citra Umbara.
U
--------- (2004). Undang-Undang No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Bandung: Citra Umbara. 00000000000000
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV E
R
SI T
AS
TE
R
BU
KA
41640.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41640.pdf
Lamp Data Analisis
Rekapitulasi nilai R untuk uji varia bel kinerja (Y)
Scale Variance if
Correcled Item-
Deleted
Item Deleted
Total Correlation
r- tabel
Kinerja
3935
16.131
.927
0.312
K1
74.12
50.984
612
K2
74.12
50.984
.612
K3
74.70
50.184
143
K4
74.77
46.840
.827
K5
7448
48.820
K6
7448
49.025
K7
7448
K8
74.85
K9
7475
797 .828
42.849
632
52.141
496
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Cronbach's Alpha if Item Deleted
TE R
762
0.312
S
0.312
TA
SI ER
IV
U
48.820
.828
BU KA
Scale Mean if Item
N
Item·Total Statistics
0.312
739 .772
0.312
.710
0.312
724
0.312
.725
0.312
.724
0.312 0.312
739
703 -
.747
1
41640.pdf
Lamp Data Analisis
Rekapitulasi nilai R untuk uji varia bel kompetensi (Xl)
Corrected ItemTotal Correlation
r- label
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Kompetensi
43,57
23,379
1,000
0,312,
,935
Kom1
83,73
88,512
,505
0,312,
Kom2
83,05
87,741
,793
0,312
Kom3
83,30
83.292
866
Kom4
8330
83,292
866
Kom5
83,60
86,144
.761
Kom6
83,35
90,746
338
Kom7
83,05
87,741
Kom8
83,30
83.292
Kom9
83,75
86,397
Kom10
83,93
85,558
Kom11
84,10
Kom12
83,77
765 ,760
0,312,
746
0,312,
756
0,312,
.772
,793
0,312,
,760
866
0,312,
746
,745
0,312,
757
,871
0,312,
753
83,938
735
0,312,
750
788
0,312
IV
U
85358
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
AS
TE
,746
ER
0,312,
N
R
BU
Scale Variance if item Deleted
SI T
KA
Item-Tolal Slatistics Scale Mean if Item Deleted
-
,753
2
41640.pdf
Lamp Data Ana/isis
RekapituJasi nUai R untuk uji variabel pengetahuan (X2)
Pengetahuan
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
r- tabel
4233
19.507
1.000
0,312.
P1
80.10
70.195
.898
P2
80.08
74.225
.412
P3
8025
71.833
707
Cronbach's Alpha if Item Deleted
TE R
0,312
KA
Statistics
BU
Item-Total
929 .756
0,312
.775
80,38
72.651
P7
80,23
71,051
80,80
P10
8095
65,292
66,715
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
764 0,312 767 0,312
,671
N IV
P9
68,999
U
80.78
764
0,312
.671
72.651
P6
P8
TA
80.38
.707
71.833
SI
P5
8025
ER
P4
S
0,312.
.767 0,312
,797
760 0,312.
,859 0,312. ,894 ,966
-
.752 737
0,312.
741
3
41640.pdf
Lamp Data Analisis
Rekapitulasi nilai R untuk uji variabel RPPs (X3)
Scale Mean if Item
Scale Variance if
Corrected Item-
Deleted
Item Deleted
Total Correlation
,- tabel
19.88
17.394
1.000
TE R
RPPs
BU KA
Item-Total Statistics
Cronbach's Aipha if
0.312
Item Deleted .773
0,312
R1
36.50
60.667
723
R2
35.60
64.195
466
.744
.505
TA
3705
57.917 55.177
3698
55.256
R6
36.18
60.866
746 0,312. .712 0,312
N U Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
_ .722
.686
IV
R5
767
0,312.
.837
SI
R4
36.33
ER
R3
S
0,312
0,312 .561
.751
4
41640.pdf
Lamp Data Analisis
KA
Histogram
TE R
2
BU
Dependent Variable: Kinerja
15'
S
~ c
tv'ean =-3.96E-15 Std. Dev. =0.961 N=40
TA
U> :::l
g- 10' ~
SI
u..
-4
-2
N IV
ER
5
o
2
4
6
U
Regression Standardized Residual
Gambar: Histogram Frekuensi variabel Kompetensi, Pengetahuan RPPs dan Kinerja.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
5
41640.pdf
Lamp Data Analisis
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
KA
Scatterplot
i
9
0.8'
e
.=
"'0
TA
06'
U
U
S
l:l.
E
""n,~
0.4'
o
o
0
N IV
o.
I i i 0.2 0.4 0.6
U
Observed Cum Prob
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
i 0.8
o
45,000'
o
ER
.l:l
o
•
':' ~ 50,0001
'"
SI
8
0.0 ~ 0.0
Dependent Variable: Kinerja
TE
1.0 1
R BU
Dependent Variable: Kinerja
400001 I
1.0
1
J5_000~
0
o o
'--TI-- ·4
.,.-
0
---,
0
1
-,
,
Regression Standardized Residual
4
6
41640.pdf
Lamp Data Analisis
7
Model Summary"
R
Square
Estimate
R Square
.490'
1
Std. Error of the
.240
Durbin-Watson
1.811
8.9361423
.220
BU KA
Model
Adjusted R
a. Predictors: (Constant), Kompetensi
S
TE R
b. Dependent Vanable: Kinerja Pengawasan Keuangan Daerah (Y)
TA
Koefisien Regresi antara Kompetensi, Pengetahuan, RPPs dengan Kinerja Pengawasan
SI
Coefficients'
Unstandardized Coefficients
B
45.729
Beta
Correlations t
4.528
Zero-order
Sig.
10.098
.000
Partial
Collinearity Statistics Part
Tolerance
VIF
089
.197
2.129
040
.490
.334
.139
500
2000
.560
093
.554
6025
.000
635
.709
394
507
1 973
-.661
.065
-.669
-10.126
000
-.594
-.860
-.662
979
1 021
Kompetensi
.189
Pengetahuan RPPs
IV
(Constant)
Coefficients
N
1
Std. Error
U
Model
ER
Standardized
a. Dependent Variable: Kinerja Pengaw3san Keuangan Daerah (Y)
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
~
41640.pdf
Lamp Data Ana/isis
Model
1
R
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square
.635'
.403
Durbin-Watson
7.9207099
.388
2.310
TE R
a. Predictors: (Constant), Pengetahuan
SI
TA
S
b. Dependent Variable: Kinerja
353
a. Predictors: (Constant), RPPs b. Dependent Variable: Kine~a
Square
Estimate
IV
.594'
Std. Error of the
.336
N
R Square
Adjusted R
U
1
R
ER
Model Summary'
Model
BU KA
Model Summary'
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
8.2464922
Durbin-Watson
2.485
8
41640.pdf
Lamp Data Ana/isis
Anova
RPPs, Pengetahuan, Kompetensi
Regression Residual Total
F
Mean Square
3379.512
3
1126.504
615.480
36
17.097
3994992
39
Sig.
65.890
a. Predictors: (Constant), RPPs, Pengetahuan, Kompetensi
SI
TA
S
b. Dependent Variable: Kinerja
ER
Tabel : Durbin-Watson
1
R
R Square
.920'
.846
Adjusted R
Std Error of the
Square
Estimate
U
Model
N IV
Model Summary"
833
a. Predictors: (Constant), RPPs. Pengetahuan, Kompetensi b. Dependent Variable: Kinerja
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
.000'
TE R
1
df
BU
Sum of Squares
Model
4.1348112
Durbin-Watson
1.820
KA
ANOVA"
9
41640.pdf
Lamp Data Ana/isis
10
Descriptives
N
Minimum
Maximum
Mean
Deviation
Variance
Statistic
Statistic
Statistic
Statistic
Statistic
Statistic
40
-1.44644
1.36599
.0000000 1.00000000
S
Standardized
TA
Predicted Value
40
U
N IV
ER
SI
Valid N (Iistwise)
TE R
Std.
BU
Descriptive Statistics
KA
[OataSet1] O:\MM UT KULIAH 2013-2\TAPM_REVISI_BTR_l 29-09-2013\TESIS_TAPM_BTR_2__ 2013\ANALISA SPSS_TAPM_MM\ANALISIS KOMPETENSI OLLL.sav
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
1.000
Kurtosis
Skewness Statistic
.170
Std. Error
.374
Statistic
-1608
Std. Error
733
41640.pdf
-
-- ---
!KUESIONERj
~;~
INDENTIFlKASl RESPONDEN Daftar pertanyaan ini berisi dua jens pertanyaan yaitu jenis isian dan jenis pilihan. Pada jenis isian mohon diisi pada tempat jawaban yang telah disediakan dengan tingkat dan jelas. Sedangkan pada jenis pilihan mohon diisi tanda silang (X) yang sesuai menurut Bapak/lbu. I. Jabatan di DPRD
2. Jenis kelamin:
KA BU
Jabatan di Komisi Jabatan di Panitia Jabatan di Fraksi
() Laki-laki
( ) Perempuan
Tempat lahir :
umur :
tahun
SI T
3.
'"
. . .
R
Ketua DPRD Wakil Ketua DPRD Anggota Komisi Anggota Panitia Anggota Fraksi
TE
) ) ) ) )
AS
( ( ( ( (
Provinsi : Kalimantan Tengah
ER
4. Sudah berapa lama Bapaklibu/saudara menjadi anggota DPRD? ( ) 1 (satu) periode, thn sid thn ( ) Lebih dari 1 periode, I) periode sid , selama thn, di DPRD sid , selama thn, di DPRD 2) periode sid , selama thn, di DPRD 3) periode
U
N
IV
. . .
5. Sudah berapa lama Bapaklibu/saudara terlibat dengan partai politik? selama
tahun
6. Strata Pendidikan Bapaklibu/saudara: ( ) SLTP/sederajat () SMU/SMK/Sederajat ( ) Dl ( ) D2 ( ) D3 ( ) 81 ( ) 82 ( ) S3 ( ) Lainnya .
Bidang Pendidikan Bapakllbu/Saudara:
() Manajemen ( ) IImu Sosial dan Politik ( ) Teknik ( ) Hukum ( ) Lainnya .
7.
( ) D4
( ) Akuntansi
( ) llmu Agama
PekeIjaan utama terakhir sebelum menjadi anggota DPRD
.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka Lamp Kuesianer 1
41640.pdf
-
--~,p
/KUESIONER!
Pengalaman di organisasi kemasyarakatan. No
Nama Organisasi
Tahun
Lama
Jabatan
f------ -
f--------
-
-
KA
I
Periode I lama
Nama Parpol
R
No.
BU
Bapak/lbu adaJah anggota partai politik:
TE
....... sid ......, selama: .......... thn ....... sid ......, selama: .......... thn
AS
Ct
t~
J
SI T
....... sid ......, selama: ..........
IV
ER
Sebelwn menjadi anggota partai politik yang sekarang, Bapak/lbu pernah menjadi anggota partai politik lain, yakni : Nama Parpol
U
N
No.
Periode lLama
....... sid ......, selama: .......... thn ....... sid ......, selama: .......... thn ....... sid ......, selama: .......... thn
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka Lamp Kuesianer 2
I
41640.pdf
-
--~,~
[KUESIONER!
PERTANY AAN I (Kompetensi) Mohon diisi kotak jawaban yang tersedia dengan tanda (X) seSUal dengan pemahaman Bapak! Ibu dengan altematif jawaban :
Pemyataan
4.
C
I
2
3
M SM 4 5
S
Pengetahuan Bpk/ibu tentang peraturan perundang-undangan. Pengetahuan dan pengusaan Bpk/ibu tentang APBD. Pengetahuan dan keterampilan Bpk/ibu tentang penyusunan APBD. Pengetahuan Bpk/ibu tentang realisasi APBD.
SI TA
3.
TM
ER
2.
STM
TE R
No
1.
KA
Sangat Tidak Menguasai Tidak Menguasai Cukup Menguasai Sangat Menguasai
BU
Keterangan : I. STM 2. TM 3. C = 4. M = 5. SM
Keterampilan Bpk/ibu di bidang penggunaan APBD. 6. Keterampilan Bpk/ibu di bidang penyusunan APBD. 7. Pengetahuan dan Keterampilan Bpk/ibu tentang tehnik dan prosedur Penyusunan APBD. Pengetahuan dan Keterampilan Bpk/ibu dalam 8. pelaksanaan fungsi Anggaran. 9. Pengetahuan dan Keterampilan Bpk/ibu dalam pelaksanaan telcnis penyusunan APBD. 10. Pengetahuan dan penguasaan Bpk/ibu dalam penggunaan teknologi informasi daJam pengawasan keuangan daerah khususnya APBD. Pengetahuan dan penguasaan Bpk/ibu dalam II. pelaksanaan sistem pelaporan APBD oleh vemerintah provinsi. 12. Pengetahuan dan penguasaan Bpk/ibu dalam penggunaan APBD.
U
N
IV
5.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka Lamp Kuesioner 3
41640.pdf
. ----
IKUESIONER!
~,~
PERTANYAAN II (Pengetahuan Anggaran) Mohon diisi kotak jawaban yang tersedia dengan tanda (X) sesuai dengan pemahaman Bapak/ Ibu dengan altematifjawaban :
STS
Pertanyaan
I
2.
RAPBD/APBD dimengerti oleh Bapak/lbu secara rinc i.
SS
2
J
4
5
S
TA
SI
4.
S
Bapak/ibu mempelajari laporan perhitungan dan nota perhitungan APBD secara seksama. Bapak/ibu memahami laporan perhitungan APBD dan Nota Perhitungan APBD.
ER
1
KS
TE
I.
Bapak/ibu perlu mempelajari RAPBD/APBD sebelum pembahasan.
3.
TS
R
No
KA
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju
BU
STS TS KS S SS
I.
2. 3. 4. 5.
Bapakfibu mempel,ym:i [aporan pertanggungjawaban (LPJ) Kepala Daerah secara seksama.
6.
Bapak/ibu memahami LPJ Kepala Daerah.
+
U
N
IV
5.
Apakah Bapak/ibu segera mengetahui apabila teIjadi pemborosan atau kegagalan 7. kegiatanfproyek pembangunan pada anggaran tahun berjalan? Apakah Bapakfibu dapat mengidentifikasikan pemborosan atau 8. kegagalan di dalam pelaksanaan kegiatanfproyek pembangunali secara rinci? Apakah Bapak/ibu segera mengetahui apabila teIjadi kebocoran dalam 9. pe!aksanaan anggarali pel1leritah pada tahun berjalan? Bapak/ibu dapat mengidentifikasikan secara ~ci adanya kebocoran dalam pelaksanaan an~aran oemerintah tersebut?
I
L
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka Lamp Kuesianer 4
41640.pdf
-~,~ ---
[KUESIONER!
PERTANYAAN 111 (RPPs)
4.
2
KS 3
S 4
SS 5
TE
SI TA S
3.
Apakah anda menilai perundang-undangan yang ada tidak mendukung peranan DPRD dalam pengawasan keuangan daerah? Perundang-undangan yang ada perlu dikaji ulang/disempumakan?
TS
Kedudukan DPRD yang sejajar dengan Gubemur memberi peluang teljadi kompromi yang cenderung berdampak negatif bagi pelaksanaan fungsi pengawasan keuangan daerah. Apakah anda menilai proses penggunaan hak berdasarkan Tatib DPRD menjadi penghambat pelaksanaan fungsi DPRD dalam pengawasan keuangan daerah?
ER
2.
J
N IV
1.
STS
Pertanyaan
No
BU
~
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju
R
STS TS KS S SS
1. 2. 3, 4. 5.
KA
Mohon diisi kotak jawaban yang tersedia dengan tanda (Xl sesuai dengan pemahaman Bapak/lbu dengan altematifjawaban :
Tata Tertib (Tatib) DPRD perlu dikaji ulang.
6.
Revisi Perundang-undangan dan Tata Tertib DPRD, akan memberi kesempatan yang lebih luas kepada legislator dalam melaksanakan fungsinya dalam pengawasan keuangan daerah.
U
5.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka Lamp Kuesianer 5
41640.pdf
----
!KUESIONER!
~;p PERTANYAAN IV
(Kinerja DPRD dalam Pengawasan Keuangan Daerah (APBD))
Keterangan : STS TS
2. 3. 4.
IT S SS
5.
Sangal Tidak Setuju Tidak Setuju Tidak Tahu Setuju Sanga' Setuju
KA
1.
--
4.
R
IT
S
SS
3
4
5
TA S
3.
TS 2
Anggota Dewan memiliki kemampuan menjelaskan APBD yang telah disusun pihak pemerintah. Anggota Dewan harns meyakinkan bahwa APBD telah memiliki transparansi.
SI
2.
Anggota Dewan selalu dilibatkan dalam penyusunan arah dan kebijakan umum APBD. Anggota Dewan seJaJu dilibatkan dalam pengesahan APBD.
STS I
ER
l.
Pertanyaan
TE
No
BU
Berilah tanda silang (X) pada altematifjawaban yang sudah tersedia.
Anggota Dewan harus selalu memantau pelaksanaan APBD.
6.
Anggota Dewan selalu mengevaluasi Laporan Pertanggungjawaban yang disusun pemerintah. Evaluasi yang dilakukan Dewan meneakup faktor-faktor atau alasan-alasan yang mendorong timbulnya revisi APBD. Anggota Dewan selalu meminta keterangan berkaitan dengan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) APBD yang disampaikan Kepaia Daerah. Anggota Dewan selalu mengusut dan menindaklanjuti jika teIjadi kejanggalan dalam LPJ APBD.
U
N
IV
5.
7.
8.
9.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka Lamp Kuesianer 6