TUGAS AKHIR PEMANTAUAN PELANGGAN BESAR BERBASIS METER ELEKTRONIK DENGAN SISTEM AMR (AUTOMATIC METER READING) Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Disusun oleh : Nama
:
Samirah
NIM
:
41405110021
Jurusan
:
Teknik Elektro
Program Studi :
Teknik Tenaga Listrik
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA 2009
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama N.I.M Jurusan Fakultas Judul Skripsi
: : : : :
Samirah 41405110021 Teknik Elektro Teknik Industri Pemantauan pelanggan besar berbasis meter elektronik dengan sistem AMR (Automatic Meter Reading)
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Skripsi yang telah saya buat ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di kemudian hari penulisan Skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas Mercu Buana.
Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksakan.
Penulis,
Materai Rp.6000
[
]
2
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR DENGAN JUDUL :
“PEMANTAUAN PELANGGAN BESAR BERBASIS METER ELEKTRONIK DENGAN SISTEM AMR (AUTOMATIC METER READING)”
Disusun Oleh :
Nama
:
Samirah
NIM
:
41405110021
Fakultas
:
Teknik Industri
Jurusan
:
Teknik Elektro
Mengetahui,
Koordinator Tugas Akhir
Pembimbing
( Ir Yudhi Gunardi, MT )
( Ir. Bambang Trisno Msc ) Ketua Jurusan
ABSTRAK (Ir Yudhi Gunardi, MT ) 3
ABSTRAK “PEMANTAUAN PELANGGAN BESAR BERBASIS METER ELEKTRONIK DENGAN SISTEM AMR (AUTOMATIC METER READING)”
Pengukuran energi listrik mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan pendapatan perusahaan listrik. Meter kWh merupakan alat ukur transaksi energi antara perusahaan dengan pelanggan yang harus disepakati oleh kedua belah pihak dan mendapat legalitas dari pemerintah (Direktorat Metrologi). Kesalahan data pengukuran energi merupakan sumber complain pelanggan terhadap perusahaan listrik. Adapun kWh meter yang digunakan untuk pelanggan daya diatas 200 kVA adalah kWh meter elektronik class 0.5, yang terintegrasi dengan system AMR (Automatic meter Reading), sebagai pembacaannya.. Melalui sistem AMR, data hasil pembacaan
dapat
ditampilkan
dalam
berbagai
bentuk
laporan,
seperti
loadprofile/profile beban pelanggan dan grafik dengan software Data manajemen. Adapun fungsi dari penggunaan meter elektronik dengan system AMR ini, bukan hanya sebagai alat ukur energi antara PLN dan pelanggan, tapi juga mampu merekam semua pengukuran besaran listrik, dan kejadian-kejadian yang terjadi selama meter tersebut terpasang, seperti kesalahan pengawatan meter. Pada kesalahan pengawatan satu phasa, mengakibatkan ada energi yang tidak terukur. Tetapi melalui fasilitas yang dimiliki oleh meter elektronik dengan system AMR, maka dapat diketahui dengan pasti waktu terjadinya gangguan tersebut, serta besar energi yang hilang saat terjadi ganggauan tersebut.
4
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadiran Allah Subhana wa Ta’ala atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini yang berjudul :
“PEMANTAUAN PELANGGAN BESAR BERBASIS METER ELEKTRONIK DENGAN SISTEM AMR (AUTOMATIC METER READING)”
Dalam menyelesaikan penulisan ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Kakak-kakakku yang memberi banyak dukungan. 2. Rekan-rekan AMR, Wiwin, Syahrial, Sigit, Syarif, Riani (team baca), yang memberikan bantuan berupa saran dan motivasi kepada penulis untuk segera menyelesaikan tugas akhir ini. 3. Bapak Ir. Bambang Trisno Msc., selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan saran serta masukan terhadap penulis. 4. Bapak Ir. Budiyanto Msc., selaku dosen pembimbing pada awal-awal penulisan tugas akhir. 5. Rekan-rekan Elektro
PKSM Universitas Mercubuana, yang memberikan
motivasi kepada penulis. 6. Bapak Ir. Yudhi Gunardi,MT, selaku koordinator Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro Universitas Mercubuana. 7. Rekan – rekan team lapangan AMR, Tri Indira, Iwank, Budi, Agung, Octa, Haris dan Teguh yang telah berbagi pengetahuan dan pengalaman dilapangan. 8. Teman-teman atau rekan-rekan yang tidak mampu saya sebutkan semuanya di sini.
5
Penulis Menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Harapan penulis adalah semoga apa yang telah ditulis dapat bermanfaat bagi pembaca. Terima Kasih.
Penyusun
Samirah
6
DAFTAR ISI Hal KATA PENGANTAR
i
ABSTRAK
iii DAFTAR ISI
iv
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1
1.2. Pokok Permasalahan
2
1.3. Tujuan Pembahasan
2
1.4. Metode Penelitian
3
1.5. Sistematika Penulisan
3
BAB II METER ELEKTRONIK DAN SISTEM KOMUNIKASI 2.1 Energi Listrik
5
2.2.
Pengukuran Daya Tiga Phasa
5
2.2.1. Daya Semu
5
2.2.2. Daya Aktif (Arus Bolak-balik)
6
2.2.3. Energi Aktif Langsung
6
2.2.4. Beban-Beban
6
2.3.
Prinsip Kerja kWh Meter Mekanik
7
2.4.
Meter Elektronik
7
2.4.1. Meter Elektronik
8
Tampilan Meter Elektronik
9
2.5.1. Display Meter
9
2.5.2. Terminal Blok Meter
11
2.5.3. Kabel Komunikasi
11
2.5.4. Terminal Input/Output
12
2.5.
.
13
2.6.
Pengawatan Meter 7
2.7.
2.8.
2.9.
Komunikasi Meter Elektronik
14
2.7.1. Modem Komunikasi
14
2.7.2. Jaringan Komunikasi
15
2.7.3. Modul Komunikasi
16
Fitur-Fitur Standard Meter
17
2.8.1. Kelas Meter
17
2.8.2. Tampilan Loadprofile
17
2.8.3. Program Tarif
18
2.8.4. Log Book
18
Alat-Alat Bantu kWh Meter
18
2.9.1. Current Transformer
18
2.9.2. Voltage Transformer
19
2.9.3. Time Switch
20
2.10. Pembacaan Meter Elektronik
21
2.10.1. Pembacaan Manual
21
2.10.2. Pembacaan Otomatis
21
2.11. Keuntungan Meter Elektronik
22
BAB III SISTEM AUTOMATIC METER READING (AMR) DAN MANFAATNYA 3.1.
Definisi AMR
23
3.2.
Perangkat AMR
23
3.2.1. Meter Elektronik
23
3.2.2. Perangkat Komunikasi
24
3.2.3. Komputer dan Software
25
Mekanisme Monitoring Meter Dengan AMR
26
3.3.1. Setting Pembacaan Otomatis
26
3.3.2. Software Manajemen Data
27
Hasil Pembacaan Dengan Sistem AMR
27
3.4.1. Selfread
27
3.4.2. Loadprofile
28
3.3.
3.4.
8
3.4.3. Realtime/Laporan Instantaneous Per Pelanggan
30
3.4.4. Event
32
3.5.
Manfaat Pembacaan Dengan AMR
32
3.6.
Aplikasi DLPD
33
BAB IV DLPD DENGAN SISTEM AMR 4.1.
Konfigurasi AMR dengan Sistem Terpusat
35
4.2.
Meter Elektronik Terpasang di Wilayah Jakarta Raya dan
35
Tangerang 4.3.
4.4.
DLPD Wilayah Area Pelayanan Menteng
38
4.3.1. DLPD Polaritas CT Terbalik
38
Pembahasan Kasus Air Mancur
39
4.4.1. Grafik Energi
39
4.4.2. Loadprofile Air Mancur
41
4.4.3. Realtime Air Mancur
42
4.4.4. Perhitungan Daya Aktif
44
4.4.5. Asumsi Perhitungan Rupiah
44
BAB V PENUTUP Kesimpulan Saran
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
46 47
48 49
9
DAFTAR GAMBAR Hal Gambar 2.1
Grafik Arus Bolak balik
6
Gambar 2.2
Proses Analog Digital Converter
8
Gambar 2.3
Tampilan Depan Meter Elektronik
9
Gambar 2.4
LCD Meter
10
Gambar 2.5
Terminal Blok Meter
11
Gambar 2.6
Pengawatan Meter
13
Gambar 2.7
Modem
14
Gambar 2.8
Modul Komunikasi
16
Gambar 3.1
Konfigurasi AMR
23
Gambar 3.2
Perangkat komunikasi
24
Gambar 3.3
Setting pembacaan otomatis pada AMR
23
Gambar 3.4
Data Selfread
28
Gambar 3.5
Format Report Profile Energi dan Power Quality
29
Gambar 3.6
Laporan Standmeter (Instantaneous)
31
Gambar 3.7
Tampilan DLPD
33
Gambar 4.1
Konfigurasi Sistem AMR terpusat
35
Gambar 4.2
Laporan DLPD polaritas CT terbalik
38
Gambar 4.3
Grafik energi Air mancur
39
Gambar 4.4
Pengawatan Abnormal dengan KL terbalik phasa
40
Gambar 4.5
Loadprofile Air Mancur
41
Gambar 4.6
Realtime Tidak Normal
42
Gambar 4.7
Realtime Normal
45
10
DAFTAR TABEL Hal Tabel 2.1
Kelebihan dan Kekurangan Modul Komunikasi
13
Tabel 4.1
Tabel Meter Terpasang
31
Tabel 4.2
Wilayah Jakarta Raya dan Tangerang
Tabel 4.3
Data Pelanggan Air Mancur
32-33 40
11
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Pengukuran energi listrik mempunyai peranan yang sangat penting dalam
menentukan pendapatan perusahaan listrik. Meter kWh merupakan alat ukur transaksi energi antara perusahaan dengan pelanggan yang harus disepakati oleh kedua belah pihak dan mendapat legalitas dari pemerintah (Direktorat Metrologi). Kesalahan data pengukuran energi merupakan sumber complain pelanggan terhadap perusahaan listrik. Untuk menghindari komplain pelanggan, keakuratan data yang dihasilkan meter sangat diperlukan untuk penentuan besar energi yang dipakai
Dengan
menggunakan kWh meter mekanik, saat terjadi kerusakan peralatan pendukung, seperti CT (current transformer) atau PT (Potential transformer) untuk interval waktu tertentu, hasil pengukuran tidak lagi tepat untuk dijadikan dasar perhitungan tagihan rekening listrik pelanggan. Selain kerusakan pada peralatan-peralatan pendukung tersebut, human error ataupun tindakan criminal, yang dilakukan oleh oknum juga mengakibatkan pengukuran meter mekanik tidak akurat.
Ketidak akuratan disini
adalah berkurangnya hasil pengukuran energi yang terukur, dibanding pemakaian energi bulan-bulan sebelumnya. Maka dari itu pihak PLN memeberlakukan tagihan sususlan atau koreksi rekening kepada pelanggan yang mengalami kasus seperti itu. Tagihan susulan (TS) dihitung berdasarkan data pemakaian energi rata-rata beberapa bulan yang lalu pelanggan bersangkutan (historical pelanggan). Tapi penggunaan data tersebut kurang menguntungkan kedua belah pihak, PLN atau pelanggan. Namun hal tersebut dapat dihindari jika pada pelanggan telah dipasang meter elektronik, sebagai alat transaksi energi.
12
Salah satu kelebihan dari fungsi meter elektronik dibanding dengan meter mekanik adalah selain mengukur besaran listrik adalah merekam kapan terjadi gangguan atau perubahan data yang terjadi pada meter. Dengan data-data lengkap tersebut, kedua
belah pihak, yaitu PLN dan pelanggan, sama-sama mengetahui
dengan pasti besar energi yang telah dikonsumsi oleh pelanggan. Fungsi maupun manfaat meter elektronik akan menjadi lebih efektif, jika meter tersebut terintegrasi dengan system AMR (Automatic Meter Reading). Yaitu pembacaan data meter secara otomatis dengan system jarak jauh. Sehingga proses analisa terhadap pelanggan-pelanggan yang bermasalah, dapat dilakukan di ruang kontrol.
1.2
Pokok Permasalahan Adapun permasalahan utama yang dibahas pada tugas akhir ini adalah
bagaimana memanfaatkan hasil data AMR, berkaitan dengan pelanggan-pelanggan yang perlu diperhatikan/DLPD. Yaitu, tentang kejanggalan pada pengawatan meter elektronik, yang mengakibat pengukuran menjadi tidak akurat.
1.3
Tujuan Pembahasan Untuk mengetahui pemanfaatan hasil pembacaan meter elektronik dengan
system AMR, dan untuk menganalisa kemungkinan terjadinya kejanggalan yang terjadi pada meter elektronik.
1.4
Ruang Lingkup Permasalahan
13
Pada penulisan tugas akhir ini akan dibahas tentang hasil pemanfaatan data meter elektronik untuk deteksi awal kelainan pemakaian energi, dalam hal ini adalah kejanggalan pada pengawatan meter, pada pelanggan di Area Pelayanan Menteng.
1.5
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penulisan ini bersifat literatur, yaitu studi ke
perpustakaan, pengumpulan data, dan pengolahan data dengan melakukan studi lapangan di PT. PLN (Persero) Jakarta Raya dan Tangerang, Bidang Distribusi-AMR Area Pelayanan Menteng
1.6
Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan tugas akhir ini terbagi menjadi 5 bagian, yaitu:
BAB I
: PENDAHULUAN Yang terdiri atas latar belakang masalah, pokok permasalahan, tujuan pembahasan, ruang lingkup permasalahan, metode penulisan, dan sistematika penulisan
BAB II
: METER ELEKTRONIK DAN SISTEM KOMUNIKASI Menguraikan pengertian energi listrik, dasar perhitungan listrik. prinsip kerja kWh meter mekanik dan elektronik, dan
modul
komunikasi yang digunakan agar meter elektronik dapat dibaca secara jarak jauh. Serta peralatan bantu meter elektronik.
14
BAB III
: SISTEM AMR DAN MANFAAT AMR Menguraikan definisi AMR, konfigurasi, serta menjelaskan dengan lengkap manfaat dari AMR. Menjelaskan pengertian DLPD.
BAB IV
: DLPD DENGAN SISTEM AMR Menjelaskan konfigurasi AMR yang berlaku di wilayah PT PLN (Persero) Wilayah Jakarta Raya dan Tangerang, Area pelayanan Menteng. Menjelaskan proses pencarian pelanggan yang termasuk dalam lingkup DLPD, serta penyelesaiannya.
BAB V
: PENUTUP
15
BAB II METER ELEKTRONIK DAN SISTEM KOMUNIKASI
2.2
Energi Listrik KWh meter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur besar kWh
yang disupply kepada konsumen listrik. Kecepatan putaran piringan pada kWh meter manual atau kecepatan counter digital pada kWh meter elektronik adalah sesuai dengan besar kecilnya daya listrik yang sedang mengalir pada saat itu. Apabila daya yang mengalir besar maka kecepatan piringan atau counter pada kWh meter akan bergerak cepat, sebaliknya apabila daya yang mengalir kecil maka kecepatannya berkurang. Besarnya penunjukkan angka pada register pada kWh meter merupakan besarnya pemakaian energi listrik yang telah disuply ke konsumen selama periode waktu pengukuran. Jika besar daya yang mengalir itu diketahui dan konstan selama periode tertentu, maka jumlah energi listriknya dapat dihitung dengan mengalikan, namun bukan pekerjaan integrasi harus dilakukan untuk mengetahui jumlah energi yang mengalir tidak saja pada pembebanan yang konstan tetapi juga pada pembebanan yang berubah-ubah. Energi adalah integral daya yang melebihi waktu. 2.2
Pengukuran Daya Tiga Phasa Untuk dasar perhitungan besaran pengukuran energi listrik adalah sebagai
berikut: 2.2.1 Daya Semu -
Logaritma Aritmatika
S = V rms * I -
rms
Vektorial algoritma, S =
P 2 +Q 2
16
2.2.2 Daya Aktif (Arus Bolak-balik) -
P = Vrms * I rms* cos (ϕ)
-
Dimana ϕ adalah sudut antara V dan Icos (ϕ) adalah power factor
Gambar 2.2 Grafik Arus Bolak balik 2.2.3 Daya Reaktif (Q) -
Q = Vrms * I rms* sin (j)
-
Makin besar sudutnya (cos phi rendah), makin tinggi daya reaktifnya
2.2.3 Energi Aktif Langsung -
P > 0 : Energi yang digunakan oleh konsumen, positif (imported)
-
P < 0 : Energi yang dikirim oleh konsumen, negatif (exported)
2.2.4 Beban-Beban •
Beban Resistif -
Tegangan dan arus pada phasa
-
ϕ = 0° jadi cos(ϕ) = 1 I
R
V
•
Beban induktif -
Arus lagging terhadap tegangan
-
0° < ϕ <= 90° so 0 <= cos(ϕ) < 1 I
V
L
17
•
Beban kapasitif -
Arus leading terhadap tegangan
- 90° <= ϕ < 0° jadi 0 <= cos(ϕ) < 1 I
C V
2.3
Prinsip Kerja kWh Meter Mekanik KWh meter mekanik bekerja berdasarkan prinsip elektro mekanik. Arus dan
tegangan listrik menimbulkan gaya gerak listrik yang menggerakkan atau memutar piringan pada porosnya. Putaran poros piringan diteruskan memlaui roda-roda gigi ke drum register. Meter energi listrik mekanik biasanya hanya mengukur satusatunya energi seperti kWh atau kVARh.
2.4
Meter Elektronik Meter elektronik merupakan alat yang mempunyai kemampuan untuk
mengukur dan merekam besaran-besaran listrik : kWh, kVARhkVARh, kVA, Arus, Tegangan, Faktor daya, frekuensi, dan lain-lain serta mampu merekam kejadiankejadian/ketidak normalan pengukuran dalam periode tertentu (event log), mengukur kVA max demand serta mencatat waktu dan tanggal kejadian dan mengukur daya/energi di 4 kuadran aktif dan reaktif. Hail rekaman besaran listrik tersebut disimpan dengan interval waktu 15, 30, 45, dan 60 menit atau sesuai dengan kebutuhan.
2.4.1 Prinsip Kerja
18
Meter elektronik bekerja berdasarkan prinsip elektronis.
Sinyal arus dan
tegangan yang berupa sinyal analog diteruskan ke sinyal modul, yang meliputi modulmodul: a. Transformer modul b. Power supply c. Analog ke digital modul d. Register prossesor modul e. Display modul f. Mass memory modul g. Input/output modul h. Modul Komunikasi
Berikut proses perubahan sinyal analog menjadi sinyal digital, untuk daya aktif. Calibration parameter v
Digital filters
X
Voltage sample
X
ADC
Active power sample
I
Digital filters
X
Current sample
Calibration parameter
NUMERICAL PROCESSING
Gambar 2.2 Proses Analog Digital Converter Proses diatas berlaku untuk besaran-besaran listrik lainnya, seperti : Energi Aktif
( kWh )
Energi Reaktif ( kVARh ) Energi Semu ( kVA )
19
Besaran Arus ( Ampere ) Tegangan
( Volt )
Faktor Daya
( Cos Phi )
Frekwensi
( Hz ),
dan lain-lain
2.5
Tampilan Meter Elektronik Secara garis besar meter terdiri dari beberapa bagian, yaitu display meter,
terminal blok meter, terminal komunikasi dan dan terminal input/output (tambahan). 2.5.1 Display Meter1 Seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.2 berikut ini: 2
3
4 10 9
5 1 6 7 8
(Gambar 2.3)
1
Manual Book Metering Landys & Gyr
20
Display meter terdiri dari : 1. LCD (Liquid Crystal Display), adalah display untuk menampilkan pemilihan parameter, data, dan berbagai indikasi secara lebih detail. Bagian-bagian dari LCD yang ditunjukkan pada gambar 2.3, adalah sebgai berikut:: a. Penunjukkan arah energi (Energy Direction) +P; Aktif Import; -P : Aktif Eksport; Q Reaktif. b. Deteksi urutan phasa, dengan penunjukkan phasor, dan terjadi blinking jika terjadi ketidak seimbangan phasa) c. Baterai, Blinking jika terjadi indikasi baterai low d. Indikasi satuan besaran e. Indikasi digit besaran f. Indentifiksai kode OBIS, yaitu kode nomer urutan tampilan parameter yang ditampilkan meter a
b
c
d
e
f
(gambar 2.4) 2. Test LED Reaktif, lampu indikator untuk penunjukkan daya reaktif 3. Test LED Aktif, lampu indikator untuk penunjukkan daya aktif (10000 impuls untuk 1 kWh) 4. Optikal Port, adalah inframerah, yang digunakan untuk sarana pengambilan data secara langsung dengan autocopler yang dihubungkan ke laptop. 5. Tombol bawah 6. Tombol atas
21
7. Reset Button, tombol reset 8. Baterai, fungsinya untuk back jam dan tanggal, jika tidak ada supply tegangan ke meter. 9. Wiring diagram 10. Name plate meter, menampilkan nomer meter, kelas meter, frekuensi, dan lain-lain.
2.5.2 Terminal Blok Meter Adalah blok untuk terminal arus dan tegangan, yang menghubungkan sumber dengan meter. seperti ditunjukkan pada gambar 2.4.
Terminal input/ output(tambahan)
Terminal Tegangan dan Arus
Terminal Komunikasi
Gambar 2.5 Terminal blok Meter 2.5.3 Kabel Komunikasi o
RS 232 Panjang maximum sekitar 15 m Maksimum kecepatan adalah 19.2kbps Komunikasi dari satu titik ke satu titik (1 driver and 1 receiver) Digunakan untuk modem external
22
o
RS 485 Maksimum panjang sekitar 1200m (4000 feet) Max kecepatan +/- 10Mbps Multi-point komunikasi (1 driver dan 32 receivers), biasa digunakan untuk meter multidrop
2.5.4 Terminal Input/Output Fungsinya adalah untuk mengaktifkan fasilitas tambahan pada meter, seperti: alarm, summation (penjumlahan standmeter), on/off meter secara otomatis. Fungsi ini masih belum diaktifkan di meter-meter yang terpasang di wilayah Jakarta raya dan Tangerang.
23
2.6
Pengawatan Meter INSTALASI METER ELEKTRONIK 3 FASA KONDISI PENGAWATAN NORMAL
KWH METER
R 1
2
S 3
4 5
T 6
7
8
N 9
10 11 TERMINAL kWh METER
INPUT : 100 – 250 A OUTPUT : 12 – 1 A
ADAPOTOR
text
ANTENA
K
N
L
K
R
L
K
S
L
TEST BLOK
T
R
S
T
N
MODEM GSM RATING DC 5–32V/450 mA
FUSE KIT
S2 / L R S1 / K
S2 / L T
S S1 / K
S2 / L T S1 / K
CUBICLE CT / PGDB
S R
CUBICLE PT
(Gambar 2.6)
24
2.7
Komunikasi Meter Elektronik
2.7.1 Modem Komunikasi Agar meter dapat dibaca secara remote/jarak jauh, diperlukan saluran komunikasi yang menghubungkan meter elektronik dengan pusat kontrol. Modem merupakan alat komunikasi, yang digunakan untuk suara, fax, data, pelayanan sms. Dan juga untuk GPRS untuk transfer data dengan kecepatan tinggi. Modem terbagi 2, yaitu: Modem GSM, diperuntukkan untuk komunikasi yang mempergunakan GSM -
Modem
PSTN,
diperuntukkan
untuk
komunikasi
yang
mempergunakan PSTN Dengan melihat indikator LED pada modem, dapat melihat apakah posisi modem dalam keadaan off, on , atau pun sedang komunikasi dengan meter.
Ke Adaptor /Teg DC
Ke Antena
Ke Kabel Data /
LED (Indikator
(Gambar 2.7) 2.7.2 Jaringan Komunikasi a. Power Line Carrier (PLC) PLC adalah metode standar industri untuk mengirimkan data diatas peralatan penghantar arus dimana data elektronik mengirimkan banyak saluran daya kembali
25
pada komputer pusat. Hal tersebut harus mempertimbangkan tipe sistem jaringan tertentu, dan terutama digunakan untuk pembacaan meter listrik. b. GSM/GPRS • GSM adalah (Global System for Mobile communication) • GPRS (General Packet Radio Service) adalah standar komunikasi data di jaringan GSM. Biaya berdasarkan banyaknya data yang diterima, bukan berdasarkan lama waktu koneksi. Namun, dalam implementasinya, hal tersebut bergantung pada konfigurasi dan alokasi time slot pada level BTS c. CDMA dan PSTN • CDMA adalah (for Code Division Multiple Access), merupakan teknik yang digunakan untuk proses komunikasi digital. • PSTN adalah singkatan dari Public Switched Telephone Network atau yang biasa disebut jaringan telpon tetap (dengan kabel) Adapun jaringan yang biasa digunakan di Indonesia adalah PSTN dan GSM. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan saluran komunikasi adalah: -
Kemudahan dalam mendapatkan jaringan
-
Keandalan dalam proses pengiriman data
-
Biaya operasional
-
Tingkat gangguan yang terjadi dan kemudahan dalam pemeliharaan
26
2.7.3 Modul-modul Komunikasi Modul Komunikasi
Integrated Interface
Exchangable Interface (Gambar 2.8)
a.
Integrated interface, adalah modul komunikasi yang menjadi satu kesatuan dengan meter, modem sudah termasuk com unit.
b.
Exchangable interface, modul komunikasi pisah dengan meter, ada 2 tipe exchangable interface, yaitu Modem terpisah dengan com unit Modem satu kesatuan dengan com unit
Kelebihan dan kekurangan modul komunikasi integrated interface dan exchangabel interface/permukaan yang dapat diganti adalah Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Modul Komunikasi Integrated interface
Exchangable interface
•
Harga lebih murah
•
Harga lebih mahal
•
Jika terjadi kerusakan pada
•
Jika terjadi kerusakan pada
com unit, solusinya adalah
com unit, solusinya cukup
melakukan pergantian meter
dengan mengganti com unit saja
•
Lebih simpel
27
2.8
Fitur-fitur Standar Meter
2.8.1 Tegangan pengukuran Meter elektronik terpasang sebagai alat transaksi pada sisi TM dan TR. Jika dipasang di sisi TM, maka tegangan yang digunakan adalah 57,7 (phasa-netral) dikarenakan melalui trafo tegangan. Tetapi jika dipasang disisi TR, maka tegangan yang digunakan adalah 230 Volt (phasa-netral), karena tidak melalui trafo tegangan. Maka untuk memudahkan digunakan meter elektronik dengan tegangan autorange dari 57,7 Volt sampai dengan 240 Volt.
2.8.2 Kelas meter Kelas adalah tingkat akurasi untuk meter. Biasanya untuk pengukuran TM digunakan kelas 0.5 untuk kWh dan untuk kVARh menggunakan kelas 1 atau 2, sedangkan untuk pengukuran TT, digunakan kelas 0.2. Semakin rendah kelas yang digunakan berarti makin tinggi tingkat akurasi pengukuran tersebut, namun semakin mahal harga dari meter tersebut. 2.8.3
Tampilan Load profile , Adalah hasil rekaman besaran-besaran pengukuran listrik, yang terdiri dari 2
group (2 x 9 Ch), penamaan kanal pada loadprofile adalah sebagai berikut: •
KWh Eksport, Import
•
KVARh
•
Tegangan phasa R, S, dan T
•
Arus phasa R, S, dan T
•
Cos phi
•
VA
28
2.8.4 Program Tarif Adalah Setting tariff, terdapat 4 tampilan tariff,Rate 1 ; rate 2; rate 3; dan rate 4. Atau bergantung pada permberlakuan tariff di negara yang bersangkutan 2.8.5 Log Book Berfungsi untuk menyimpan berbagai kejadian seperti :
2.9
•
perubahan tarif
•
Error penjumlahan
•
Power failure
•
Phase failure
•
Settingan jam
•
Komunikasi
•
Dan kejadian buka penutup meter (cover meter)
Alat-Alat Bantu kWh Meter Ada tiga alat Bantu yang digunkan dalam pengukuran menggunakan kWh
meter, yaitu: 1. Current Transformer (Trafo arus) 2. Voltage Transformer (Trafo Tegangan) 3. Time Switch (pengatur waktu) 2.9.1
Current Transformer Pada distribusi tenaga listrik seperti telah diketahui, ahwa konsumen listrik
dibagi menurut: 1. Pelanggan tegangan tinggi dengan daya tersambung lebih dari 30MVA 2. Pelanggan tegangan menengah dengan daya tersambung lebih dari 200 kVA 3. Pelanggan tegangan rendah dengan daya tersambung dibawh 200 kVA.
29
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan current transformer sebagai alat bantu pengukur yaitu : 1. Ratio : Umumnya arus nominal dari sisi sekunder current transformer ditentukan sebesar 5 Ampere. Walau demikian untuk keperluan khusus arus ada juga pabrik yang membuat 1 Ampere. Demikian juga untuk kWh meter rating arus biasanya dibuat 5 Ampere, sehingga apabila ampere meter akan digunakan utnuk pengukuran yang beban nominalnya 300 Ampere, diperlukan current transformer yang mempunyai ratio 300 Ampere/5Ampere. Ini berarti bahwa current transformer tersebut mempunyai nominal arus pada sisi sekunder sebesar 300 Ampere dan nominal arus pada sisi sekunder sebesar 5 Ampere. 2. Kelas : Pemilihan kelas dari current transformer yang akan dipasang untuk pengukuran kWh meter harus disesuaikan dengan kelas dari kWh meternya yaitu kelas dari current transformer sama dengan kelas dari kWh meter. 3. Polaritas : Setiap current transformer dari pabrik sudah ditetapkan terminalterminalnya baik sekunder maupun primernya. Perlu diperhatikan dalam penyambungan pengawatan kWh meter dari terminalterminal tersebut tidak terjadi kekeliruan yang dapat menyebabkan salahnya polaritas arus yang menuju kWh meter. 2.9.2 Voltage Transformer Voltage transformer pada distribusi tenaga listrik adalah alat untuk merubah besaran tegangan menengah pada sisi primer menjadi besaran tenaga rendah pada sisi sekunder digunakan untuk pengukuran. Pada pengukuran dengan kWh meter untuk konsumen tegangan menengah, kumparan arus dari kWh metrer di supply oleh sisi sekunder arus dan kumparan tegangan disupply sisi primer.
30
Biasanya sisi sekunder dari trafo tegangan mempunyai rating tegangan 100 Volt, sehingga untuk system tegangan menengah 20 kV, trafo tegangan yang 20kV
digunakan mempunyai ratio
3 100 3
Seperti halnya pada trafo arus maka pada trafo tegangan pun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kaitannya trafo tegangan akan digunakan sebagai alat Bantu dalam pengukuran dengan kWh meter, yaitu : 1. Ratio 2. Kelas 3. VA (Volt Ampere) 4. Polaritas 2.9.3 Time Switch Fungsi dari time switch sebagai alat Bantu untuk pengukuran energi listrik oleh kWh meter tariff ganda adalah sebagai pemberi perintah kepada kWh meter, kapan kWh meter harus mengukur pada waktu beban puncak dan kapan harus mengukur di luar waktu beban puncak. Pengukuran kWh waktu beban puncak menurut aturan yang digunakan PLN yaitu muali pukul 17.00-22.00 dan diluar beban waktu tersebut adalah pengukuran kWh diluar beban puncak, karena time switch terdapat indicator waktu seperti pada jam, maka prinsip kerja dari time switch sama halnya dengan prinsip kerja jam hanya pada time switch terdapat kontak-kontak yang bekerja dapat diatur sesuai dengan kebutuhan peralatan lain yang memerlukannya.
31
2.10
Pembacaan Meter Elektronik Pembacaan meter elektronik terbagi menjadi dua, yaitu :
2.10.1. Pembacaan manual Sebagian besar meter listrik dibaca secara manual, apakah oleh pegawai perusahaan listrik ataupun oleh pelangan, yaitu dengan melihat tampilan display, yang menampilkan hasil pengukuran besaran-besaran listrik secara scrolling. Atau dapat juga dengan melakukan download langsung dengan menempelkan auto coupler/probe optic tepat pada optical head dan dihubungkan ke laptop yang sudah terinstall software baca meter. Masing-masing meter memiliki software baca tersendiri. 2.10.2 Pembacaan secara Otomatis Pembacaan otom,atis atau disebut juga dengan system Automatic Meter Reading (AMR) yaitu sistem pembacaan meter jarak jauh secara otomatis, terpusat dan terintegrasi dari ruang kontrol, melalui media komunikasi telepon publik (PSTN), telepon selular (GSM), PLC ataupun gelombang radio, mempergunakan software baca tertentu tanpa terlebih dahulu melakukan pemanggilan (dial up) secara manual.
2.11
Keuntungan Meter Elektronik Keuntungan menggunakan meter elektronik sebagai pengganti meter mekanik,
adalah sebagai berikut: -
Dapat menampilkan berbagai data hasil pengukuran besaran listrik,seperti arus dan tegangan per phasa, energi aktif dan reaktif, cos phi, sehingga pelanggan dapat memantau sendiri pemakaian beban mereka, pola beban, dan pemakaian beban tertinggi.
-
Mengurangi pemakaian peralatan listrik lainnya, seperti time switch dll.
32
BAB III SISTEM AMR (Automatic Meter Reading) DAN MANFAAT AMR 3.1.
Definisi AMR AMR (Automatic Meter Reading) adalah teknologi pengumpulan data secara
otomatis secara remote, dari meter listrik dan mengirim data tersebut ke database pusat untuk billing dan atau kepentingan analisa.
Gambar 3.1. Konfigurasi AMR 3.2.
Perangkat AMR
3.2.1. Meter Elektronik Meter elektronik merupakan alat yang mempunyai kemampuan untuk mengukur dan merekam besaran – besaran listrik : kWh, kVARh, kVA, Arus, Tegangan, Faktor Daya, Frekuensi dan lain-lain serta mampu merekam kejadiankejadian / ketidaknormalan pengukuran dalam periode tertentu (event log), mengukur kVA Max Demand serta mencatat waktu dan tanggal kejadian dan mengukur
33
daya/energi di 4 kuadran aktif dan reaktif. Hasil rekaman besaran listrik tersebut disimpan dengan interval waktu 15, 30, 45, dan 60 menit atau sesuai dengan kebutuhan (programmable) 3.2.2 Perangkat komunikasi Perangkat komunikasi meter elektronik terdiri dari modem, simcard, adaptor, antena, dan kabel data (gambar 3.2). Modem GSM yang digunakan antara lain Siemens, Fargo Maestro dan Teghno. Simcard yang digunakan merupakan simcard pasca bayar dari dua provider yaitu Halo (Telkomsel) dan pro-XL (Excelcomindo). Sedangkan pada ruang kontrol terpasang modem PSTN, yang fungsinya adalah untuk komunikasi ke meter. a
d
b c e
Gambar 3.2 Perangkat komunikasi : a) Adaptor, b) Modem, c) Antena, d) Kabel data, e) Stopkontak. 3.2.3 Komputer dan Software Komputer digunakan sebagai alat pemantauan dan pembacaan dari ruang kontrol dengan menggunakan software aplikasi. Software aplikasi yang digunakan pada sistem AMR pada pelanggan daya di atas 200 kVA antara lain Aisystems AMR
34
dan Data Manajemen. Selain komputer tersebut yang digunakan sebagai alat pantau, juga terdapat FEP (Front End Processor) dan Data Base Server. FEP merupakan komputer yang memiliki kemampuan yang lebih baik dari pada komputer biasa dan berfungsi untuk membaca meter elektronik secara otomatis. Agar kinerja FEP dapat optimal saat pembacaan, maka jumlah meter yang dapat disimpan dalam tiap FEP maksimal 300 meter. Saat ini terdapat 15 buah FEP untuk pembacaan meter elektronik yang terpasang pada pelanggan. Sedang Data Base server digunakan untuk menyimpan hasil baca seluruh meter elektronik dari FEP. 3.3
Mekanisme Monitoring Meter Dengan AMR Meter elektronik dan telah dapat dibaca secara otomatis atau remote dibaca
menggunakan software aplikasi Aisystems AMR, dan untuk melihat hasil pembacaan di pergunakan software Data Manajemen. 3.3.1. Setting Pembacaan Otomatis Pembacaan otomatis dengan Aisystems AMR dapat disetting sesuai dengan kebutuhan setiap harinya. Data yang dapat dibaca menggunakan AMR antara lain sebagai berikut : •
Load profile
•
Stand instant
•
VIP
•
Event dan
•
Stand meter.
Load profile, stand instan dan VIP dibaca secara otomatis setiap hari dimulai pada pukul 00:30, sedangkan pembacaan event dan stand terakhir yang telah disetting
35
pada meter tanggal 1 pukul 10:00 dilakukan sekali dalam sebulan. Pembacaan remote untuk keperluan lain atau diluar jadwal otomatis dapat dilakukan kapan saja. Setting pembacaan otomatis pada Aisystems AMR dapat dilihat pada gambar 3.3 berikut ini :
Setting jam : 00:30
Gambar 3.3 Setting pembacaan otomatis pada AMR
3.3.2. Software Manajemen Data Software Data Manajemen digunakan untuk menampilkan data hasil pembacaan AMR, dan dapat ditampilkan dalam bentuk Report dan Grafik.
3.4
Hasil Pembacaan dengan Sistem AMR
3.4.1 Selfread Adalah penyimpanan data standmeter secara otomatis dan sesuai dengan setting meter. Meter-meter tersebut akan mereset secara otomatis setiap tanggal 1 jam 00:00 atau sesuai dengan kebutuhan.
Setting tersebut dilakukan saat dilakukan
parameterisasi meter.
36
Gambar 3.4 Data Selfread 3.4.2 Loadprofile, Report profile energi dan power quality digunakan untuk menampilkan laporan tentang loadprofile secara rinsi selama selang waktu tertentu.
Data-data yang
ditampilkan pada loadprofile adalah Tanggal KWh kirim/kWh Export/kWh plus, adalah kWh yang dikirim PLN ke pelanggan, atau energi yang dikonsumsi oleh pelanggan.
37
KWh terima/kWh Import/kWh minus, adalah kWh yang seakan-akan dikirim oleh pelanggan ke PLN. KVARh kirim KVARh terima Arus per phasa Tegangan per phasa Cos phi(power factor) KW dan kVA Data loadprofile dipergunakan untuk mengetahui tren pemakaian pelanggan per periode, 15 menit, 30menit, atau 60 menit. Juga digunakan sebagai analisa data pemakaian energi setiap pelanggan. Berikut gambar tampilan loadprofile:
Gambar 3.5 Format Report Profile Energi dan Power Quality
38
3.4.3 Realtime/laporan rincian instantaneous Menyajikan data meter secara instantaneous dari ruang kontrol. gambar tampilan realtime (gambar 3.6).
Berikut
Fungsinya untuk mengetahui kondisi
pemakaian beban pelanggan secara instan. Yang ditampilkan pada Realtime adalah : Tanggal/Idmeter/Nama pelanggan/IdPelanggan Diagram Phasor KWh kirim dan terima, Stand kWh kirim adalah stand yang akan ditagihkan PLN ke Pelanggan KVARh kirim dan terima
39
Gambar 3.6 Laporan stand meter (instantaneous)2
2
Phasor Tegangan Phasa S = 0 (VS = 0)
40
3.4.4 Event Berisi data-data kejadian yang terjadi pada meter, seperti loss voltage, reverse current (terbalik arus), imbalance current (arus tidak seimbang), dan lain sebagainya.
3.5
Manfaat Pembacaan dengan AMR Manfaat pemantauan meter elektronik pada menggunakan AMR antara lain : 1. Pencatatan konsumsi energi listrik lebih akurat dan efisien. 2. Pemakaian waktu lebih efisien, karena tidak perlu download lokal untuk mendapatkan data. 3. Pemantauan terhadap energi yang digunakan dapat dilakukan setiap saat dari ruang kontrol. 4. Data historical energi dapat disimpan dalam database, dan dapat diintegrasikan dengan data menajemen 5. Load profile, standmeter dan data lain dapat ditampilkan berdasarkan interval waktu sesuai dengan yang dikehendaki. 6. Memudahkan melakukan identifikasi waktu terjadi masalah dan besar energi yang hilang, jika terjadi terjadi gangguan pada meter, baik disengaja maupun tidak disengaja. Dengan memanfaatkan data loadprofile.
41
3.6
APLIKASI DLPD DLPD adalah Daftar Pelanggan yang Perlu Diperhatikan. Aplikasi DLPD ini
merupakan aplikasi untuk memudahkan pengguna dalam memantau pelangganpelanggan yang memang mempunyai karakteristik yang tidak normal, apakah dari sisi tegangan, arus, sistem pengawatan pada input dan output arus dan tegangan, ataupun kondisi padam. Data-data yang diperoleh untuk menyajikan data-data pelanggan yang termasuk DLPD adalah berdasarkan data loadprofile yang telah berhasil diambil dari ruang kontrol.
Gambar 3.7 : Tampilan DLPD
42
Pilihan-pilihan yang dapat ditampilkan pada aplikasi DLPD adalah: Arus dan tegangan satu phasa = 0, mengindikasikan bahwa tegangan atau arus pada salah satu phasa sama dengan 0. Arus dan tegangan 3 phasa = 0, minimal 2 jam Arus dan tegangan tidak seimbang Arus melebihi I nominal, mengindikasikan pelanggan yang memakai beban melebihi arus nominal yang seharusnya. Cos phi dibawah 0.5, mengindikasikan pelanggan-pelanggan yang memiliki nilai cos phi yang jelek atau dibawah 0.5. Over dan Under voltage, yaitu mengindikasikan bahwa tegangan lebih dari 5% dari tegangan referensi dan kurang dari 10% dari tegangan referensi. Polaritas CT terbalik. KVA max melebihi daya kontrak, yaitu perkalian kVA max dengan FM (Faktor meter) > dari daya kontrak. Energi pemakaian < 30% energi max/kontrak, mengindikasikan w\bahwa pemakaian kurang dari 30% dari daya kontrak atau sedikit pemakaian.
43
BAB IV DLPD DENGAN SISTEM AMR
4.1
Konfigurasi Sistem AMR Terpusat Konfigurasi sistem AMR untuk meter-meter yang terpasang di pelanggan
dengan daya lebih besar dari 200kVA, di Wilayah Jakarta Raya dan Tangerang. dapat dilihat pada gambar 4.1
KONFIGURASI SISTEM AMR TERPUSAT DB SERVER
WEB SERVER
MODUL DMR
STORAGE
BILLING (EXISTING)
`
`
AMR FEP
`
AMR di KANTOR DISTRIBUSI/WILAYAH
Meter di UP/ Rayon 1
Meter di UP/ Rayon 2
PSTN/ GSM
Meter
Meter
Meter di UP/ Rayon 3
PSTN/ GSM
Meter
Meter
Meter
Meter di UP/ Rayon 4
PSTN/ GSM
Meter
Meter
Meter
PSTN/ GSM
Meter
Meter
Meter
Meter
Gambar 4.1 Konfigurasi Sistem AMR terpusat 4.2
Meter Elektronik Terpasang di Wilayah Jakarta Raya dan Tangerang Jumlah meter elektronik yang terpasang di Wilayah Jakarta Raya dan
tangerang 46663) meter pertanggal 30 Oktober 2008, dengan 4 type meter meter. Yaitu :
3
Data Pemasangan Meter PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang
44
Tabel 4.1. Tabel Meter Terpasang No
Merk
Type
Asal Negara
1
Actaris
SL7000
Prancis
2
Landys & Gyr
ZMD
Swiss
3
EDMI
MK6
Singapura
4
Iskraemeco
MT830
Slovenia
Setiap meter dipasangi modem dengan satu simcard. Fungsinya adalah untuk komunikasi dengan meter. Karena pemantauan terhadap pelanggan-pelanggan besar menjadi lebih cepat dan efektif, ditentukan oleh keberhasilan komunikasi tersebut. Wilayah kerja PT. PLN (Persero) Jakarta Raya dan Tangerang terbagi menjadi 6 Area Jaringan (AJ), dan 35 Area pelayanan (AP), yang setiap Setiap harinya dilakukan pemantauan terhadap seluruh pelanggan untuk masing-masing AP yang terpasang meter elektronik. Berikut nama-nama AJ dan AP : Tabel 4.2 Tabel Wilayah Jakarta Raya dan Tangerang NO
Area Jaringan/AJ
1.
Gambir
Area Pelayanan/AP 1. Bandengan 2. Cempaka Putih 3. Grogol 4. Gunung Sahari 5. Menteng 6. Kapuk
2.
Tanjung Priok
1. Marunda 2. Sunter 3. Pondok Ungu
45
3.
Kebayoran
1. Bintaro 2. Bulungan 3. Ciledug 4. Cinere 5. Kebon Jeruk 6. Mampang 7. Pamulang
4.
Kramat Jati
1. Ciracas 2. Condet 3. Lenteng Agung 4. Pondok Gede 5. rawamangun
5.
Jatinegara
1. Kalimalang 2. Kampung Melayu 3. Pondok Kopi
6.
Tangerang
1. Cengkareng 2. Cikokol 3. Cikupa 4. Curug 5. Cisoka 6. Kalideres 7. Sepatan 8. Serpong 9. Teluk Naga
46
4.3
DLPD Wilayah AP Menteng
4.3.1 Laporan DLPD polaritas CT terbalik
Gambar 4.2 Laporan DLPD polaritas CT terbalik Periode laporan adalah antara tanggal 01/10/2008 sampai dengan 02/10/2008, didapat beberapa pelanggan. Pelanggan-pelanggan tersebut berasal dari data-data meter yang terpasang di pelanggan, yang berhasil terkumpul di data base server, yang masuk ke dalam klasifikasi polaritas CT terbalik akan tampil di software DLPD. Tapi data tersebut hanya untuk deteksi awal terhadap kejanggalan yang mungkin terjadi, untuk memastikan data yang akurat, harus dilihat history pelanggan tersebut di Data Manajemen.
47
4.4
Pembahasan Kasus Air Mancur Deteksi awal menunjukkan bahwa pelanggan air mancur terjadi polaritas CT
terbalik atau terbalik phasa, selanjutkan yang harus dilakukan adalah memeriksa, grafik energi, data loadprofile, dan data realtime. 4.4.1 Grafik energi
Gambar 4.3 : Grafik energi
Dari grafik diketahui bahwa kWh minus bernilai hampir setengah dari kWh plus, seharusnya nilai kWh minus tidak bernilai atau sama dengan nol. ni dapat diasumsikan bahwa terbalik phasa, terjadi hanya pada satu phasa, pada pengawatan arus. Gambar pengawatan arus secara normal (lihat gambar 2.5) dan pengawatan arus dengan polaritas CT terbalik dapat dilihat pada gambar 4.4 berikut ini:
48
T
Gambar 4.4 Pengawatan Abnormal
49
4.4.2 Loadprofile
Untuk keadaan normal kWh Terima/kWh minus tidak bernilai Gambar 4.5: Loadprofile Air MAncur
50
4.4.3 Realtime
KW Kirim/plus
Gambar 4.6 : Realtime Tidak Normal Dari gambar tersebut, dapat diketahui bahwa phasa yang terbalik adalah IT (arus phasa T), posisi IT berada pada kuadran III (VT dan IT bersebrangan), sehingga nilai P3 bernilai negatif, ini berarti ada terbalik pada phasa T, yang seharusnya K-L menjadi L-K.
51
4.4.4 Perhitungan Daya Aktif Perhitungan besar daya aktif yang tidak terukur akibat polaritas CT terbalik (berdasarkan realtime/pengukuran sesaat) pada gambar 4.6: Daya Aktif (P) =
V .I . cos ϕ , dimana ϕ adalah beda sudut tegangan dan arus
(
(
Pph = V ph .I ph. cos ∠V 0 − − ∠I 0
(
(
P1 = V R .I R. cos 0 0 − − 29 0
=
))
))
225.5.*0.55*cos 29
= 108.47 Watt
(
(
P2 = VS .I S . cos − 120 0 − − 144 0
))
=
226.8*0.734*cos 24 0
=
152.079 Watt
(
(
P3 = VT .I T . cos − 240 0 − − 96 0
))
=
225.5*.0.499*cos(-144) 0
=
-91.034 Watt
Maka P total yang tampil pada kW sesaat adalah = P1 + P2 =
(108.47 +152.079) Watt
=
262 Watt
=
0.262 kWatt
Berarti besar kW yang tidak terukur pada realtime adalah sebesar 91.034 Watt = 0.091 kW. Maka Porsentase kW yang tidak terukur : Berarti 1/3 pemakaian kW tidak terukur di kW kirim.
0.091 x100% = 34.7 % 0.262
Ini menyebabkan kerugian
pada sisi PLN sebesar 1/3 selama kurun waktu terjadi polaritas CT terbalik (historical rekening terlampir).
52
Sebelum terjadi terbalik phasa, data meter menunjukkan arus dan tegangan nol (dalam keadaaan padam, lebih dari 6 jam). Dalam rentang waktu tersebut dapat diasumsikan posisi terbalik phasa/terbalik K-L, disengaja atau tidak disengaja. Setelah dilakukan konfirmasi dengan pihak Area Jaringan, diketahui bahwa terbalik phasa terjadi, setelah adanya proses gangguan di dalam gardu oleh petugas gangguan. Berarti penyebab terjadi terbalik phasa adalah human error oleh petugas gangguan. Dan oleh petugas gangguan, dilakukan perbaikan pada sisi meter sehingga pengawatan normal kembali (seperti dapat dilihat pada gambar 4.5), sedangkan nilai kWh yang tidak tertagih oleh PLN, akan dikenakan koreksi rekening bulan berikutnya sebesar nilai kWh import/terima.
4.4.5 Asumsi Perhitungan Rupiah Tabel 4.3 Data Pelanggan Air Mancur4
BLN_THN PLG_ID 1
TRF_KD DAYA
01/09/2008 541100660670 P31
FM_KWH NAMA
279000
100 AIR MANCUR
Berdasarkan data tabel 4.3 dan data realtime terakhir pada gambar 4.6, dapat dihitung rupiah kWh yang tidak tertagih, adalah sebagai berikut: •
kWh import = 104.339 kWh (informasi standmeter)
•
FM
•
Rupiah/kWh = Rp 635,- (TDL 2004)5
= 100 kali
4
Data berdasarkan historical pelanggan, data terlampir
5
TDL=Tarif Dasar Listrik ; Data TDL terlampir
53
Perhitungan Rupiah : •
Total Koreksi : Total kWh Import * FM*Rupiah/kWh untuk tarif P3 : 104.339 * 100 * Rp 635 : Rp 6.625.526.5,-
Jadi kerugian rupiah yang disebabkan kesalahan pengawatan atau polaritas CT terbalik adalah sebesar Rp 6.625.526.5,-.
Total nilai kWh yang tidak tertagih
Gambar 4.7 Realtime Normal
54
BAB V PENUTUP Kesimpulan Dari pembahasan BAB sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Bahwa pada meter elektronik yang telah terintegrasi dengan system AMR, dapat memberikan data rekening kepada pelanggan dengan lebih cepat dan efisien, dan
dapat dipakai sebagai alat deteksi terhadap kejanggalan dari
pelanggan yang bermasalah.
Dari hasil pembacaan Loadprofile dapat
diketahui tren pemakaian per-pelanggan,saat sebelum terjadi kesalahan pengawatan dan sesudah dilakukan perbaikan pengawatan. Sehingga dapat mendeteksi dengan akurat pelanggan yang terjadi kesalahan pengawatan, serta pelanggan maupun PLN sama-sama mengetahui besarnya kWh yang tidak tertagih saat terjadi polaritas CT terbalik. 2. Hasil pembacaan AMR dapat ditampilkan dalam berbagai jenis laporan / report dan grafik, dengan menggunakan software Data manajemen, dan dapat digunakan sebagai alat transaksi/rekening ke pelanggan
55
Saran Saran penulis untuk pengembangan dimasa yang akan datang sebagai berikut : 1. Agar petugas gangguan dibekali pemahaman mengenai meter elektronik, serta fungsi-fungsinya sehingga dapat mengetahui lebih cepat kondisi pengawatan, setelah dilakukan perbaikan di sisi gardu.
56
DAFTAR PUSTAKA
1. Power Transmission, Landys & Gyr, Singapura, 2000. 2. Manual Book SL7000, Actaris, Perancis. 3. Electronic Design and Manufacturing International, Singapore, 1999. 4. Sumani, sambodho, Diktat Distribusi Tenaga Listrik (Jakarta : STT-PLN : Agustus 2004) 5. PT. PLN (Persero) Jasdik Unit Bogor – Pengenalan Meter Elektronik dan system AMR (Bogor : 2006) 6. PT. PLN (Persero) Dis Jaya dan Tangerang – Automatic Meter Reading (Jakarta : 2006) 7. Automatic Meter Reading, PT Abakus Informindo System, 2004
57