30
ANALISIS PENGGUNAAN AUTOMATIC METER READING (AMR) PADA SCADA KONTROL BAGI PELAYANAN KONSUMEN Sugeng Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Islam “45” (UNISMA) Jl. Cut Meutia No. 83 Bekasi, Indonesia Telp. 021-88344436, 021-8802015 Ext. 124
ABSTRAC SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition) which a meaning and purpose of a data acquisition of the process system is collected and processed into information required by the operator, controlling a system of processes in an integrated and centralized. Control of electric power network based SCADA systems is absolutely necessary because the growth of electricity is very high. This adds to the more complex network system of electric power in order to reach a good and reliable electricity supply in adequate quantity and quality. Automatic Meter Reading (AMR) is one of the equipment in the SCADA control which is monitor and perform data retrieval and transmission of electrical energy usage. Hope that wherever possible the use of AMR is the data can be always transmitted in real time, used for customers and electric service providers in order to improve the quality of service and repair. The more rapid and accurate monitoring data sent will affect quality of service to customers that will reduce customer complaints. In fact, the level of SCADA system reliability can not be the ideal 100% without interference and complaint occurred. It could lead a disturbance complaint or grievance against the performance of the SCADA system. This will affect the level of reliability of distribution networks and generally measured by two parameters, namely: SAIDI (System Average Interruption Duration Index) and SAIFI (System Avarage Interuption Frequency Index). The higher the number SAIDI and SAIFI shows the level of reliability and service levels to customers getting worse. Based on statistics from the calculation of disturbances and complaints during three years experience decreasing of value is number of SAIDI = 0.69 and SAIFI = 0018, meaning that the level of service to the customer experience improved or good. Key words: SCADA, SAIDI, SAIFI, Data and AMR
PENDAHULUAN Para pengguna energi listrik maupun instansi penyedia pelayanan jasa listrik yang berskala besar sangat membutuhkan suatu teknologi dalam mengontrol tenaga listrik, karena dalam penggunaan tenaga atau energi ini sangat menentukan kelangsungan akan operasionalnya pada instansi tersebut. Dalam pengontrolan kelistrikan tersebut dituntut melakukan pelayanan terhadap pelanggan dengan kehandalan serta kecepatan dalam mengatasi permasalahan yang mungkin timbul dan seefisien mungkin, mengingat jarak antara pembangkitan dan lokasi penyaluran pelanggan berjauhan. Kondisi diatas perlu membutuhkan suatu teknologi yang bisa menjawab tantangan tersebut dengan berpedoman bisa mengatasi kebutuhan pelanggan atau pengguna energi sesuai dengan kebutuhannya sehingga mempermudah pelayanan dan mendatangkan keuntungan bagi penyedia energi kelistrikan serta pelanggan. Mobile SCADA adalah suatu sistem SCADA dengan media komunikasi jaringan telepon bergerak (Mayer, 2002). SCADA merupakan bidang yang secara kontinyu selalu dikembangkan di seluruh bagian dunia pada berbagai tipe industri yang menghabiskan biaya sangat mahal. PenelitianJREC Journal of Electrical and Electronics Vol 3. No.1
31
penelitian mengenai SCADA semakin berkembang dengan ditemukannya media komunikasi bergerak sehingga memunculkan istilah Mobile SCADA. SCADA sebagai suatu sistem pengontrolan alat secara jarak jauh, dengan kemampuan memantau data-data dari alat yang dikontrol sehingga dapat memenuhi kebutuhan akan sistem komunikasi pada pembangkit tenaga listrik dan penyaluran kebutuhan listrik ke pelanggan. Dengan merancang suatu sistem SCADA yang menggunakan teknologi komunikasi bergerak maka bisa diwujudkan suatu sistem SCADA yang fleksibel. Serta kemampuannya untuk bisa dipasang di mana saja tanpa tergantung setting lokasi industri. Automatic Meter Reading (AMR) merupakan salah satu peralatan SCADA yang pada umumnya dimiliki oleh penyedia jasa listrik. Meter energi dijadikan alat ukur penting yang ditempatkan dari pembangkit , penyaluran dan pendistribusian energi listrik pada pelanggan. Dengan AMR kita dapat mengontrol seberapa besar dari penggunaan energi yang dibangkitkan pembangkit sampai pendistribusiannya pada pelanggan . Penyedia energi listrik dalam hal ini PT. Cikarang Listrindo ingin memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan hasil mutu kwalitas serta kwantitas energi listrik yang baik tercemin dengan bisa memberikan data dan kontinyuitas sambungan energi sampai ke pelanggan. Namun tingkat kehandalan dari sistem diatas belum tentu mendapatkan 100% ideal , karena adanya complain dan gangguan yang terjadi akan mempengaruhi tingkat kehandalan dalam pengukuran energi listrik . Dua parameter untuk menguji tingkat kehandalan yaitu System Avarage Interuption Duration ( SAIDI ) dan System Avarage Interuption Frequency Index ( SAIFI ) dimana semakin tinggi nilainya akan menunjukan semakin berkurangnya tingkat kehandalan dalam pelayanan pelanggan. Berdasarkan dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana data AMR yang terpasang pada gardu induk bisa membaca dan mengirimkan lewat RTU . 2. Bagaimana memberikan sistem informasi dari AMR terhadap pelanggan dengan baik tanpa menimbulkan permasalahan baru. 3. Sejauhmana keandalan dapat dibangun menggunakan sistem informasi pelanggan dengan program SCADA yang memanfaatkan sistem komunikasi GSM Dalam penulisan thesis ini dalam pembahasanya penulis membatasi dalam hal : 1. Sistem komunikasi antara Remote Substations dengan GSM, di proses hanya pada AMR server dan SCADA server. 2. Sistem komunikasi yang di bangun mencakup AMR server sampai dengan Office Work Station 3. Penggunaan data SAIDI dan SAIFI dalam perhitungan kehandalan sistem. Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian thesis ini adalah: 1. Untuk menganalisis kemampuan penggunaan AMR SCADA dalam melayani pelanggan. 2. Menganalisis monitoring real time AMR SERVER dalam penggunaan daya listrik bagi pelanggan dalam rangka menekan complain pe langgan. Manfaat yang didapat dari penelitian tesis ini bagi perusahaan jasa listrik atau pengguna sistem komunikasi SCADA adalah : 1. Mempercepat respon segala aktifitas pengontrolan listrik ke pelanggan . 2. Mengefisiensikan dalam hal penanganan gangguan listrik serta maintenance peralatan kelistrikan disisi pelanggan maupun perusahaan penyedia listrik. 3. Mengetahui kemampuan penggunaan AMR SCADA dalam proses monitoring data kelistrikan .
JREC Journal of Electrical and Electronics Vol 3. No.1
32
Manfaat yang didapat dari penulisan tesis ini bagi perkembangan ilmu teknologi pengguna sistem komunikasi SCADA adalah : 1. Dapat mengimplementasikan teknologi informasi dengan penggunaan SCADA pada industri penyedia listrik. 2. Memperoleh data kelistrikan yang akurat guna mempermudah penyaluran tenaga listrik atau permintaan konsumen. 3. Memperoleh data SAIDI dan SAIFI guna memperbaiki kinerja perusahaan penyedia jasa listrik demi keberlangsungan perusahaan.
LANDASAN TEORI Supervisory Control And Data Acquisition atau SCADA dapat diaplikasikan pada berbagai bidang pengontrolan industri maupun organisasi. Biaya yang mahal serta banyak aplikasi dalam SCADA disebabkan oleh penggunaan sarana komunikasi yang khusus. Dengan digunakannya sarana komunikasi yang sudah tersedia secara luas, yaitu pada kasus ini adalah jaringan komunikasi bergerak, tidak hanya harga yang bisa dikurangi, namun juga akan didapatkan sifat skalabilitas dan sifat generik dari sistem ini. Jaringan komunikasi bergerak yang telah beroperasi di Indonesia umumnya ada dua macam, yaitu yang menggunakan teknologi GSM yang sudah lebih dulu ada dan kemudian yang menggunakan teknologi CDMA . Kedua teknologi di atas sama-sama mempunyai empat metode komunikasi yaitu: Komunikasi bit tunggal, SMS, data call dan GPRS / paket data.Proses sistem komunikasi yang dibangun di perusahaan listrik di PT. Cikarang Listrindo menggunakan teknologi GSM. Adapun sistem komunikasi dan komponen yang dipakai adalah ; SCADA, Remote Substation, BTS, GSM, GPRS, Internet, Server, AMR dan Modem. PT.Cikarang Listrindo adalah perusahaan penyedia jasa listrik swasta pertama yang ada di indonesia yang dirancang untuk menghasilkan energi listrik untuk industri . Pembangunan tahap pertama telah dimulai pada tahun1993 dan mulai beroperasi dengan total daya 76 MW, PT. Cikarang Listrindo telah menghasilkan dan menyalurkan energi listrik pertamanya dengan bahan bakar gas dengan kualitas listrik yang stabil dan mengutamakan pelayanan terhadap pelanggan. Selanjutnya pada tahun 1996 PT. Cikarang Listrindo melanjutkan pembangunan tahap berikutnya dengan kapasitas daya 230 MW dan pada tahun 1999 total daya yang dihasilkan mencapai 354 MW dengan jumlah pelanggan sekitar 1594 perusahaan yang terdiri dari 404 pelanggan untuk medium voltage (MV) dan 1194 pelanggan low voltage (LV) . Lokasi pembangkit terletak di Kawasan Industri Jababeka-1 blok R Bekasi Jawa Barat. Daerah layanan konsumen yang telah disuplai meliputi kawasan industri : East Jakarta Industrial Park (EJIP), Bekasi International Industrial Estate (Hyundai Inti Development), Cikarang Industrial Estate (Jababeka), Lippo Cikarang dan MM2100 Industrial Town. Arsitektur SCADA SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition) adalah sistem kendali industri berbasis komputer yang dipakai untuk pengontrolan suatu proses seperti proses industri, manufaktur, pabrik, produksi, generator tenaga listrik. Proses infrastruktur penjernihan air minum dan distribusinya, pengolahan limbah, pipa gas dan minyak, distribusi tenaga listrik, sistem komunikasi yang kompleks, sistem peringatan dini dan sirine. Proses fasilitas gedung, bandara, pelabuhan, stasiun ruang angkasa, secara ringkas yang memungkinkan aplikasi ini bisa lebih mempermudah dalam pengontrolan. Konsep dasar dari SCADA yang menyatukan semua perintah dan hasil dari field yang diatur oleh system control ke dalam satu kesatuan data yang terintegrasi. Suatu inputan yang berasal dari sumber sensor analog atau digital kemudian dimasukan pada unit pemroses data yang akan ditampilkan lewat monitor control. Kemampuan untuk berkomunikasi antara controller dan pengumpulan data adanya kesamaan bahasa komunikasi antara controller dan pengumpul data, sehingga komunikasi bisa berjalan walaupun dalam peralatan yang berbeda. Suatu sistem SCADA terdiri dari: Antarmuka manusia mesin (Human-Machine Interface), Unit terminal jarak jauh yang menghubungkan beberapa sensor pengukuran dalam proses. Sistem pengawasan berbasis komputer untuk pengumpul data dalam JREC Journal of Electrical and Electronics Vol 3. No.1
33
pengontrolan SCADA. Infrastruktur komunikasi yang menghuhungkan unit terminal jarak jauh dengan sistem pengawasan dan PLC atau Programmable Logic Controller yang memungkinkan arsitektur dalam komunikasi SCADA bisa berjalan. Bisa dijelaskan dalam gambar 2.2 arsitektur SCADA dibawah ini.
Gambar 1. Arsitektur SCADA Remote Monitoring dan Operational dari SCADA atau HMI mempunyai fungsi memberikan informasi jaringan seperti performance, loading, normally open, alarm / gangguan secara otomatis dan terpusat. Informasi jaringan sangat penting sebagai dasar keputusan dalam mengoperasikan jaringan. Sedangkan Remote Operational diperlukan untuk operasi switching jarak jauh, setelah ada keputusan berdasarkan informasi jaringan yang di peroleh dari hasil monitoring. RTU (Remote Terminal Unit) adalah alat untuk mengumpulkan data yang akan dikirimkan melalui media transmisi jarak jauh (remote), yang akan diterima ke master MTU (Master Terminal Unitt) sehingga dalam pengukuran tegangan ,arus atau frekwensi bisa dikirim melalui komunikasi GSM pada daerah kerja yang diinginkan. GSM (Global System for Mobile Communication) adalah sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat digital. Teknologi GSM banyak diterapkan pada komunikasi bergerak, khususnya telepon genggam. Teknologi ini memanfaatkan gelombang mikro dan pengiriman sinyal yang dibagi berdasarkan waktu, sehingga sinyal informasi yang dikirim akan sampai pada tujuan. GSM dijadikan standar global untuk komunikasi selular sekaligus sebagai teknologi selular yang paling banyak digunakan orang di seluruh dunia. Komunikasi Bit Tunggal, Sistem komunikasi ini adalah teknologi paling sederhana yang hanya menggunakan data satu bit bernilai ”on/off”. Komunikasi terjadi dengan cara pengguna memanggil sebuah nomor telepon yang merupakan bagian dari sistem PABX yang terhubung dengan sebuah komputer. Komputer di sini digunakan untuk mengelola sebuah basis data yang bertugas mencocokkan nomor pemanggil, nomor terpanggil, dan perintah yang relevan. Contoh aplikasinya adalah beroperasinya suatu vending machine yang mengeluarkan minuman bila suatu nomor telepon dipanggil. Hal ini dimungkinkan karena vending machine tadi disambungkan ke komputer yang terhubung ke Internet. SMS (Short Massage Services) Sistem komunikasi ini dapat menyediakan lalu lintas data yang lebih besar dibanding komunikasi bit tunggal, yang menggunakan mode asynchronous namun tanpa jaminan terkirim. Sebuah komputer yang dengan kabel serial terhubung ke telepon/modem bergerak dapat digunakan untuk mengotomatisasi pengiriman dan penerimaan SMS. Dengan cara ini pesan-pesan yang datang dapat dianalisa oleh suatu program komputer, demikian JREC Journal of Electrical and Electronics Vol 3. No.1
34
halnya pesan dapat dibangkitkan pada komputer dan dikirimkan ke sebuah telepon bergerak. Data Call, Komunikasi ini memungkinkan lalu lintas data yang besar. Sistem ini meminta alokasi satu slot untuk setiap percakapan, walaupun pada saat itu tidak ada transfer data. Begitu suatu percakapan tersambung, akan terjamin bahwa data bisa terkirimkan. Proses pengiriman data ini menggunakan sistem Data Over Voice, di mana data akan diubah ke sinyal frekuensi dengan menggunakan DTMF encoder yang nantinya pada telepon bergerak penerima diubah kembali ke data dengan DTMF decoder. Untuk itu diperlukan bahasa pemrograman J2ME yang memang memungkinkan proses DTMF encoder/decoder. Biaya tergantung dari jumlah waktu sambungan percakapan. Komunikasi ini sangat cocok untuk sistem yang tidak memerlukan data waktu nyata, serta tidak memerlukan komunikasi yang kontinyu, namun secara khusus sangat cocok untuk lalu lintas data besar yang memerlukan waktu transfer singkat. GPRS atau Paket Data, GPRS (General Packet Radio Services) Sistem komunikasi ini berprinsip bahwa satu slot percakapan sebenarnya bisa digunakan oleh beberapa pengguna secara simultan dengan time division multiplexing. Seorang pengguna hanya menggunakan lebar pita saat loading halaman web, bukan saat membaca halaman yang telah di-load. Biaya tergantung dari jumlah data terkirim, bukan tergantung dari jumlah waktu sambungan, sehingga sangat cocok untuk sistem yang memerlukan data waktu nyata, serta memerlukan komunikasi yang kontinyu, sesuai pada gambar 2.3 yang menggambarkan komunikasi dengan GPRS/Paket data.
koneksi RS-232 dengan AT+ command koneksi GPRS/ Paket Data telepon pengguna
mesin SCADA
klien selalu Server Web/Aplikasi
dial server
telepon klien mobil
Gambar 2. Komunikasi Dengan GPRS / Paket Data Karakteristik metode komunikasi dapat diperlihatkan pada tabel 2.1 yang memberikan data harga , waktu tranfer data dan kehandalanya dalam memberikan pelayan komunikasi. Tabel 1. Tabel karakter metode komunikasi bergerak Metode Bit Tunggal
Harga (Rp) Waktu transfer Full duplex Handal Selalu online 0
2 jam
X
V
X
SMS
1920
40 detik
X
X
V
Data Call (GSM)
1100
1 detik
V
V
V
Data Call (CDMA)
250
1 detik
V
V
V
GPRS
500
1 detik
V
V
V
JREC Journal of Electrical and Electronics Vol 3. No.1
35
Paket Data
350
1 detik
V
V
V
Perhitungan di atas didapatkan dengan berdasarkan pada data-data dari homepage telkom flexi, suatu penyedia sambungan telepon bergerak CDMA. Perlu diingat bahwa data tabel di atas hanya sekedar rata-rata, artinya masing-masing penyedia layanan pasti menerapkan harga yang berbeda.
Internet. Internet berasal dari kata Interconnection Networking yang mempunyai arti hubungan komputer dengan berbagai tipe yang membentuk sistem jaringan yang mencakup seluruh dunia (jaringan komputer global) dengan melalui jalur telekomunikasi. seperti telepon, radio link, satelit dan lainnya. Dalam mengatur integrasi dan komunikasi jaringan komputer ini digunakan protokol yaitu TCP/IP. TCP (Transmission Control Protocol) bertugas memastikan bahwa semua hubungan bekerja dengan benar, sedangkan IP (Internet Protocol) yang mentransmisikan data dari satu komputer ke komputer lain.TPC/IP secara umum berfungsi memilih rute terbaik transmisi data, memilih rute alternatif jika suatu rute tidak dapat di gunakan, mengatur dan mengirimkan paket-paket pengiriman data. Untuk dapat ikut serta menggunakan fasilitas Internet, biasanya harus berlangganan ke salah satu ISP (Internet Service Provider) yang ada. ISP ini biasanya disebut penyelenggara jasa internet kita dapat menggunakan fasilitas dari Telkom yakni Telkomnet Instan. Dengan memanfaatkan internet, pemakaian komputer di seluruh dunia dimungkinkan untuk saling berkomunikasi dan pemakaian bersama informasi dengan cara saling kirim e-mail, menghubungkan ke komputer lain, mengirim dan menerima file, membahas topik tertentu pada newsgroup dan lain-lain. Fasilitas-Fasilitas yang dapat dimanfaatkan dengan menggunakan internet, diantaranya : 1. Web, adalah fasilitas hypertext untuk menampilkan data berupa teks, gambar, bunyi, animasi dan data multimedia lainnya, yang diantara data tersebut saling berhubungan satu sama lain. Untuk memudahkan kita membaca data dan informasi tesebut sehingga dapat mempergunakan web browser seperti Internet Explorer ataupun Netscape. 2. E-Mail (Electronic Mail), dengan fasilitas ini kita dapat mengirim dan menerima surat elektronik (e-mail) pada/dari pemakai komputer lain yang terhubung di internet, dan dapat menyertakan file sebagai lampiran (attachment). 3. Newsgroup, fasilitas ini digunakan untuk mendistribusikan artikel, berita, tanggapan, surat, penawaran ataupun file ke pemakai internet lain yang tergabung dengan kelompok diskusi untuk topik tertentu. Dengan fasilitas ini pula kita dapat melakukan diskusi, seminar ataupun konferensi dengan cara elektronik tanpa terikat waktu, ruang dan tempat. 4. FTP (File Transfer Protocol), fasilitas ini digunakan untuk menghubungkan ke server computer tertentu dan bila perlu menyalin (download) file yang dibutuhkan dari server tersebut dan menyimpannya di komputer. Ada beberapa istilah yang sering digunakan apabila bekerja dalam Internet, diantaranya yaitu: 1. WWW (World Wide Web), merupakan kumpulan web server dari seluruh dunia yang berfungsi menyediakan data dan informasi untuk digunakan bersama. Berbagai informasi dapat ditemukan pada WWW, seperti informasi politik, ekonomi, sosial, budaya, sastra, sejarah, teknologi, pendidikan dan sebagainya. Kita dapat mengumpamakan WWW ini merupakan perputakaan besar yang menyediakan berbagai informasi yang dibutuhkan. 2. Web Site (Situs Web), merupakan tempat penyimpanan data dan informasi dengan berdasarkan topik tertentu. Diumpamakan situs Web ini adalah sebuah buku yang berisi topik tertentu. 3. Web Pages (Halaman Web), merupakan sebuah halaman khusus dari situs Web tertentu. Diumpamakan halaman Web ini adalah sebuah halaman khusus buku dari situs Web tertentu. 4. Homepage, merupakan sampul halaman yang berisi daftar isi atau menu dari sebuah situs Web. JREC Journal of Electrical and Electronics Vol 3. No.1
36
5. Browser, merupakan program aplikasi yang digunakan untuk memudahkan dalam melakukan navigasi berbagai data dan informasi. Server adalah sebuah sistem komputer yang menyediakan jenis layanan tertentu dalam sebuah jaringan komputer. Server didukung dengan prosesor yang bersifat scalable dan RAM yang besar, juga dilengkapi dengan sistem operasi khusus, yang disebut sebagai sistem operasi jaringan atau network operating system Server juga menjalankan perangkat lunak administratif yang mengontrol akses terhadap jaringan dan sumber daya yang terdapat di dalamnya, seperti halnya berkas atau alat pencetak (printer), dan memberikan akses kepada workstation anggota jaringan. Umumnya, di dalam sistem operasi server terdapat berbagai macam service yang menggunakan arsitektur klien/server. Contoh dari service ini adalah DHCP Server, Mail Server, HTTP Server, FTP Server, DNS Server dan lain sebagainya. Setiap sistem operasi server umumnya merangkap layananlayanan . Setiap layanan tersebut akan merespons terhadap request dari klien. Sebagai contoh, klien DHCP akan memberikan request kepada server yang menjalankan service DHCP server; ketika sebuah klien membutuhkan alamat IP, klien akan memberikan perintah/request kepada server, dengan bahasa yang dipahami oleh server DHCP, yakni protokol DHCP itu sendiri. Contoh sistem operasi server adalah Windows NT 3.51, dan dilanjutkan dengan Windows NT 4.0. Saat ini sistem yang cukup populer adalah Windows 2000 Server dan Windows Server 2003, kemudian Sun Solaris, Unix, dan GNU/Linux. Server biasanya terhubung dengan client dengan kabel UTP dan sebuah Network Card. Kartu jaringan ini biasanya berupa kartu PCI atau ISA. Dilihat dari fungsinya, server bisa di kategorikan dalam beberapa jenis, seperti: server aplikasi (application server), server data (data server) maupun server proxy (proxy server). Server aplikasi adalah server yang digunakan untuk menyimpan berbagai macam aplikasi yang dapat diakses oleh client, server data sendiri digunakan untuk menyimpan data baik yang digunakan client secara langsung maupun data yang diproses oleh server aplikasi.
AMR (AUTOMATIC METER READING) AMR (Automatic Meter Reading) adalah teknologi pembacaan meter elektronik secara otomatis. Umumnya, pembacaan dilakukan dari jarak jauh dengan menggunakan media komunikasi. Parameter yang dibaca pada umumnya terdiri dari Stand, Max Demand (penggunaan tertinggi), Instantaneous, Load Profile (load survey) dan Event (SMILE). Parameter-parameter tersebut sebelumnya didefinisikan terlebih dahulu di meter elekronik, agar meter dapat menyimpan data-data sesuai dengan yang diinginkan. Pada gambar 2.4 dibawah ini suatu contoh AMR SERVER buatan DELL type EDGE 2950 yang sering digunakan pada dunia control SCADA.
Gambar. 3. AMR Server Dell Edge 2950 JREC Journal of Electrical and Electronics Vol 3. No.1
37
Data hasil pembacaan tersebut disimpan ke dalam database dan dapat digunakan untuk melakukan analisa, transaksi serta troubleshooting. Pada gambar 2.5 dibawah menggambar schematic dari digital meter elektronik AMR yang biasa pakai pada pengontrolan SCADA. Teknologi ini tentu saja dapat membantu perusahaan penyedia jasa listrik untuk menekan biaya operasional, serta menjadi nilai tambah kepada pelangganya dalam hal penyediaan, ketepatan dan keakurasian data yang dibaca, dan tentu saja dapat menguntungkan pengguna jasa tersebut.
Gambar 4. Skematic digital meter elektronik AMR Sistem Pembacaan Meter Energi Terkendali Jarak Jauh adalah suatu sistem yang berfungsi untuk membaca dan mengatur (melakukan setting, kontrol dan memberikan informasi misalnya melalui short message) meter energi tegangan rendah, tegangan menengah, tegangan tinggi maupun tegangan ekstra tinggi, baik yang terpasang di lokasi pelanggan maupun di lokasi sistem kelistrikan Penyedia Energi Listrik, secara jarak jauh dengan metode pembacaan data secara sendiri-sendiri ataupun kolektif, sehingga data dapat diolah dan dipergunakan untuk keperluan transaksi pembayaran, pelayanan, pengoperasian, pengendalian dan perencanaan.
JREC Journal of Electrical and Electronics Vol 3. No.1
38
Gambar 5. Sistem Pembacaan AMR Terkendali Jarak Jauh Gambar ini diambil dari draft SPLN nomer SPLN D5 002 VER 311207. Secara garis besar konfigurasi lengkap Sistem Pembacaan Meter Energi Terkendali Jarak Jauh terdiri dari tiga sub sistem besar seperti pada gambar 2.6 diatas yaitu: 1. APP (Alat Pengukur, Pembatas dan Perlengkapannya), 2. Sistem komunikasi dan peralatannya, 3. Pusat Kontrol (AMR server komputer beserta Aplikasinya). APP (Alat Pengukur, Pembatas dan Perlengkapannya) APP (Alat Pengukur, Pembatas dan Perlengkapannya) yang telah distandarkan sesuai SPLN, 55 tahun1990, merupakan acuan dasar yang dipergunakan, walau meter dalam standar tersebut masih mengacu pada meter elektromekanik. Hal ini terjadi karena kotak APP dan meter energi berada ditempat pelanggan. Sedang dengan digantinya meter elektromekanik dengan meter elektronik, bisa memberikan keuntungan bagi perusahaan jika penguasaan kelebihan teknologi dapat betul-betul dimanfaatkan. Oleh sebab itu perlu untuk dapat dijadikan perhatian secara khusus beberapa tambahan fasilitas yang dulunya tidak terdapat didalam meter elektro mekanik agar tidak menimbulkan masalah. Permasalahan terjadi jika terdapat kurang ketelitian kita terhadap: a. Tegangan Operasi serta penyambungan grounding. b. Setting fasilitas meter dengan software masing-masing. yang nilainya dapat dilihat dari perbedaan nyala LED atau pesan berjalan pada LCD. c. Pemahaman dan penguasaan penyetelan meter dan fasilitasnya. Kelebihan meter elektronik dibanding dengan meter elektromenkanik antara lain mempunyai banyak fasilitas pengukuran didalam sebuah meter elektronik. Spesifikasi meter elektronik tersebut antara lain: a. Tipe 3 fasa – 4 kawat, kelas 0.5, akurasi 5% b. Pengukuran tidak langsung (dengan CT-PT) c. Tegangan 57.7 Vac - pengukuran tidak langsung (dengan PT) d. Arus 5(6) A - pengukuran tidak langsung (dengan CT) Dengan fasilitas jenis DATA PENGUKURAN: Tegangan per fasa (V) Arus per fasa (A) JREC Journal of Electrical and Electronics Vol 3. No.1
39
Faktor Daya (Cos ) per fasa Frekuensi (f) Daya aktif per fasa (kW) Daya reaktif per fasa (kVAr) Daya total per fasa (kVA) Energi aktif per fasa (kWh) Energi reaktif per fasa (kVArh) Energi aktif total terdapat 4 kelompok (kWh) – untuk aplikasi WBP, LWBP Energi reaktif total terdapat 4 kelompok (kVArh) – untuk aplikasi WBP, LWBP Energi aktif total REVERSE (kWh Reverse) Energi reaktif total REVERSE (kVArh Reverse) Daya maksimum (KVA Max) Fasilitas informasi kejadian: Ketidak seimbangan beban. Hilang tegangan satu phasa atau pemadaman. Perbedaan nilai arus masuk dan arus keluar. Sistem komunikasi Sistem komunikasi adalah fasilitas yang dipergunakan untuk melakukan hubungan dari modem yang terdapat pada meter energi ke modem yang berada di pusat kontrol dengan mempergunakan sarana telephone (PSTN, GSM, CDMA), HF Radio (PTT, FDC, FDMA, TDMA), PLC/DLC, kabel data dan serat optic. Komunikasi ini merupakan kunci utama keberhasilan sistem AMR untuk dapat mengakses, mengontrol dan menonitor meter energy dari jarak jauh, sehingga harus diberikan fasilitas hubungan dua arah, baik untuk dasar hubungan point to point, Multidrop point dan IP base LAN / WAN. Hal yang mendapat perhatian pada system komunikasi adalah: Standar sambungan yang dipergunakan serial atau parallel serta linknya, berkaitan dengan konfigurasi system yang bisa diterapkan, Kecepatan data transfer dan jenis modulasi modem synchron / tidak, untuk synchron sebaiknya dipilih 1200 s/d 9600 baud sedang asynchron 33,6 s/d 64 kilo baud, Metode transfer data Protocol yang digunakan, DLMS, modbus Jenis data dan pengamanannya, encrypt atau squize pack data. Mutu dan kwalitas komunikasi dalam segala kondisi, Ratio kemungkinan dan lama tersambung untuk HF radio dan system yang mempergunakan fasilitas jalur komunikasi umum. Secara umum dan banyak digunakan pada jaringan pengukuran adalah “Serial Data Communications Link” yang dapat digambarkan pada gambar 2.7 dibawah ini. Transmitted Data
Analog Signal
Received Data
RS-232
RS-232
DTE
DCE
Terminal
Modem
Communication Link
DCE
DTE
Modem
Terminal
DTE = Data Terminal Equipment DCE = Data Communication Equipment Gambar 6. Serial Data Communications Link.
JREC Journal of Electrical and Electronics Vol 3. No.1
40
Gambar memperlihatkan sinyal analog dan digital yang terletak pada input pengukuran sensor yang ada pada DTE pengukuran .
Gambar 7. Sinyal Analog dan Digital.
Gambar 8. Model Transmisi Data Agar kedua lokasi dapat mengirim serta menerima data dengan benar maka diperlukan protocol, atau dengan kata lain adalah aturan pengiriman sekumpulan data. Mengacu pada banyaknya jenis protocol yang ada, yang paling efektif dan sudah distandarkan untuk telemetri adalah DLMS, yang digunakan sebagai dasar pada pembentukan protocol IEC. Sedang untuk model yang lebih komplek seperti hubungan komunikasi dalam dalam suatu jaringan atau hubungan antar computer dalam satu pusat kendali atau hubungan antar pusat kendali, maka perlu diketahui dan dipahami standar acuan dari tujuh layer model OSI, seperti tertera pada gambar 2.10 dibawah ini.
JREC Journal of Electrical and Electronics Vol 3. No.1
41
Gambar 9. Tujuh layer OSI model Pusat Kontrol / Kendali Pusat Kontrol / Kendali merupakan satu kesatuan kerja dari kumpulan peralatan elektronika dan computer yang terhubung menjadi satu, yang saling mendukung dengan koordinasi software aplikasi untuk dapat melakukan control / kendali, monitoring dan melakukan pengambilan serta pengiriman data yang ada di meter energy, data concentrator, data collector maupun dari computer atau pusat kendali lainnya, baik melalui sambungan langsung maupun jaringan. Karena system telemetri ini adalah untuk keperluan transaksi paling utamanya, maka diperlukan suatu pengamanan data yang cukup handal, karena jika tidak maka akan muncul suatu kerugian baru diluar dari dua permasalahan utama pada APP dan Baca Meter. Untuk itu factor-faktor yang berhubungan dengan interaksi antara operator dan peralatan penyimpan dan pengolah data harus diberikan pengamanan tinggi. Model pengamanan pada pusat kendali dapat diberikan dengan cara memberi pengamanan: o Akses masuk dan data yang dapat diolah, o Pengolahan data secara automatis oleh system dan data yang dapat diakses adalah data copy. Cara pengamanan ke dua jauh lebih efektif dan lebih menguntungkan karena para pengguna tidak terbatasi untuk mengambil dan mengolah jenis data apapun, dan hasil dari analisa tidak mempengaruhi data yang digunakan untuk keperluan transaksi, sehingga kerugian akibat kesalahan tidak disengaja atau oleh oknum pelaku yang sengaja ingin me lakukan perubahan dapat dihindarkan. Selain dari itu data copy yang disimpan dapat digunakan untuk model dari analisa untuk keperluan operasi dan perencanaan serta dapat pula digunakan untuk keperluan analisa automatisasi lain untuk keperluan pembandingan pemasukan, penanganan rugi-rugi. Hal-hal yang diperhatikan pada pusat kontrol / kendali antara lain: FITUR SOFTWARE APLIKASI SECARA UMUM • Dapat melakukan pembacaan terhadap sejumlah merek dan tipe meter AMR yang dioperasikan. • Data-data hasil pembacaan ditampilkan dalam format tabel dan grafik, sehingga mudah dianalisa. • Data hasil pemrosesan yang tertampil dalam bentuk tabel dapat diekspor ke dalam bentuk spreadsheet dan word file, sehingga dapat diolah dengan program aplikasi Office seperti MS Excel© dan MS Word© atau aplikasi Office lainnya, untuk pembuatan laporan sesuai yang diinginkan user. • Otoritas pengoperasian dapat dikelompokkan berdasarkan area kerja dan berdasarkan tingkatan kewenangan. JREC Journal of Electrical and Electronics Vol 3. No.1
42
•
Scheduler pemangggilan meter AMR fleksibel baik dari segi skenario maupun jenis data yang akan diambil. Hal ini penting untuk mengantisipasi performansi maupun optimalisasi biaya komunikasi.
Dengan FITUR SISTEM paling tidak seperti: • Sistem berupa jaringan berbasis TCP/IP, dapat dikoneksi ke LAN user. • Program aplikasi berbasis web, dapat diakses melalui internet. • Hardware berupa rackmount server/computer berbasis pada kehandalan yang terjaga dan sourcing untuk sparepart/upgrade mudah. • Operating system yang handal dan aman dari hack dan virus. Dan paling sedikit pada pusat control / kendali tersedia aplikasi penyajian dan pengolahan data untuk keperluan: NIAGA • Transaksi Billing • Evaluasi hasil Pemasukan III-07 dan II-09 • Evaluasi kVA Max based insentif/disinsentif OPERASI • Evaluasi TMP (SAIDI/SAIFI dan Tegangan) • Evaluasi Susut Teknis dan Non Teknis mulai dari penyulang sampai dengan indikasi susut di Trafo distribusi • Evaluasi Pembebanan Trafo Distribusi & Jaringan • Evaluasi P2TL PERENCANAAN • Pembuatan Trend Beban • Perkiraan pembebanan jaringan • Maksimalisasi jaringan system DCC (distribusi control center) • Maneuver beban • Pola perencanaan pembebanan dan pengalihan beban saat pemadaman baik yang terencana maupun tidak Aplikasi WEB • Pelayanan Pelanggan dan • Pemakai Lain diluar sistem jaringan Aplikasi lain dan maintenance tools. • Backup data secara regular bulanan dan 3 bulanan • Backup data lengkap tiap 6 bulan • Diagnostis performance system dan jaringan rutin tiap bulanan, Dalam rangka mendukung kebutuhan tersebut diatas maka paling sedikit diperlukan informasi yang ada pada data base pusat control / kendali adalah: a. Kualitas pasokan listrik ke pelanggan: • Data profil tegangan (V) • Data Durasi dan frekuensi padam b. Profil konsumsi energi (Energy Usage) pelanggan: • Data profil kWh LWBP, kWh WBP, kWh Total dan kVArh c. Profil beban pelanggan (Load Profile): • Data profil konsumsi arus per fasa • Data profil tegangan per fasa • Data profil konsumsi energi aktif (kWh) total • Data profil konsumsi energi reaktif (kVArh) total d. Karakteristik beban pelanggan: JREC Journal of Electrical and Electronics Vol 3. No.1
43
•
Pemantauan Cos Ø (divisualisasikan dengan gambar diagram fasor untuk tegangan dan arus) e. Posisi Stand Meter bulanan: • Data Stand Meter bulanan (untuk Billing) • Data posisi Stand Meter saat ini f. Pembacaan data KVA Maksimum: • Data kVA Max pada setiap bulan (LWBP, WBP, Total) g. Pembacaan data besaran sesaat: • Data tegangan (V), Arus (I), Daya Aktif (kW), Daya (kVA), Daya Reaktif (kVAr) per fasa • Data Faktor Daya dan frekuensi • Dan data sesaat lain yang disediakan oleh meter AMR h. Menampikan DLPD (Daftar Langganan yang Perlu Diperhatikan) dengan parameter: • Jumlah jam menyala dalam satu bulan atau mempergunakan kurva beban masingmasing jenis pelanggan b • Arus dan tegangan • Perubahan pola konsumsi (perbandingan konsumsi energi bulan ini vs bulan lalu) i. Dan mempunyai fitur-fitur fungsi metering paling tidak untuk: • Load Profile • Energy Usage • Instantaneous Measurement • Standmeter • Harmonic Distortion
SAIDI dan SAIFI
SAIDI didefinisikan dengan “System Average Interruption Duration Index”. Dijelaskan lebih lanjut: “Total duration of sustained interruption in a year“ bisa kita artikan “ Index lama pemutusan (pemadaman) rata-rata dari sistem”. Dalam saidi
SAIDI
jumlah durasi gangguan pelanggan jumlah pelanggan
U i Ni …………..……………………...(2.1) N
Momoh (2008 : 120) Dimana U i adalah annual outage time dan N i adalah jumlah pelanggan pada satu titik
SAIFI didefinisikan dengan “System Average Interruption Frequency Index”. Dijelaskan lebih lanjut: “(Total number of sustained in interruption a year) / (Total number of consumer)”. adalah
SAIFI
Jumlah gangguan pelanggan Jumlah pelanggan
i Ni ……………………………….…………………………(2.2) N JREC Journal of Electrical and Electronics Vol 3. No.1
44
Dimana
i adalah laju kegagalan unit dan N i adalah banyak pelanggan pada suatu titik
DAYA LISTRIK Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan kerja atau usaha. Daya listrik biasanya dinyatakan dalam satuan Watt atau Horsepower (HP), Horsepower merupakan satuan daya listrik dimana 1 HP setara 746 Watt atau lbft/second. Sedangkan Watt merupakan unit daya listrik dimana 1 Watt memiliki daya setara dengan daya yang dihasilkan oleh perkalian arus 1 Ampere dan tegangan 1 Volt. Daya dinyatakan dalam P, Tegangan dinyatakan dalam V dan Arus dinyatakan dalam I , sehingga besarnya daya dinyatakan dalam trigonometri seperti gambar 2.11:
Gambar 10. Penjumlahan trigonometri daya aktif, reaktif dan semu
1 Daya Aktif Daya aktif (Active Power) adalah daya yang terpakai untuk melakukan energi sebenarnya. Satuan daya aktif adalah Watt. Misalnya energi panas, cahaya, mekanik dan lain – lain. P = V. I . Cos φ………………………..………………………………...(2.3) . Daya Reaktif Daya reaktif adalah jumlah daya yang diperlukan untuk pembentukan medan magnet. Dari pembentukan medan magnet maka akan terbentuk fluks medan magnet. Contoh daya yang menimbulkan daya reaktif adalah transformator, motor, lampu pijar dan lain – lain. Satuan daya reaktif adalah Var. Q = V.I.Sin φ……………………….………………………………….(2.4)
Daya Nyata Daya nyata (Apparent Power) adalah daya yang dihasilkan oleh perkalian antara tegangan rms dan arus rms dalam suatu jaringan atau daya yang merupakan hasil penjumlahan trigonometri daya aktif dan daya reaktif. Satuan daya nyata adalah VA. S= V.I …...………………………………….………………………...(2.5) Untuk mendapatkan daya satu phasa, maka dapat diturunkan persamaannya seperti di bawah ini : S = V .I VA P = V.I Cos φ WATT Q = V. I Sin φ VAR cos φ = pf = P (kW) / S (kVA) …………………………….........(2.6) Seperti kita ketahui bahwa harga cos φ adalah mulai dari 0 s/d 1. Berarti kondisi terbaik yaitu pada saat harga P (kW) maksimum [ P (kW)=S (kVA) ] atau harga cos φ = 1 dan ini disebut juga dengan cos φ yang terbaik. Namun dalam kenyataannya harga cos φ yang ditentukan oleh PLN sebagai pihak JREC Journal of Electrical and Electronics Vol 3. No.1
45
yang mensuplai daya adalah sebesar 0,8. Jadi untuk harga cos φ < 0,8 berarti pf dikatakan jelek. Jika pf pelanggan jelek (rendah) maka kapasitas daya aktif (kW) yang dapat digunakan pelanggan akan berkurang. Kapasitas itu akan terus menurun seiring dengan semakin menurunnya pf sistem kelistrikan pelanggan. Akibat menurunnya pf itu maka akan muncul beberapa persoalan sbb: a. Membesarnya penggunaan daya listrik kWH karena rugi-rugi. b. Membesarnya penggunaan daya listrik kVAR. c. Mutu listrik menjadi rendah karena jatuh tegangan. Secara teoritis sistem dengan pf yang rendah tentunya akan menyebabkan arus yang dibutuhkan dari pensuplai menjadi besar. Hal ini akan menyebabkan rugi-rugi daya (daya reaktif) dan jatuh tegangan menjadi besar. Dengan demikian denda harus dibayar sebab pemakaian daya reaktif meningkat menjadi besar. Denda atau biaya kelebihan daya reaktif dikenakan apabila jumlah pemakaian kVARH yang tercatat dalam sebulan lebih tinggi dari 0,62 jumlah kWH pada bulan yang bersangkutan sehingga pf rata-rata kurang dari 0,85. Untuk memperbesar harga cos φ (pf) yang rendah hal yang mudah dilakukan adalah memperkecil sudut φ sehingga menjadi r1 berarti r>r1 . Sedang untuk memperkecil sudut φ itu hal yang mungkin dilakukan adalah memperkecil komponen daya reaktif (kVAR). Berarti komponen daya reaktif yang ada bersifat induktif harus dikurangi dan pengurangan itu bisa dilakukan dengan menambah suatu sumber daya reaktif yaitu berupa kapasitor. Proses pengurangan itu bisa terjadi karena kedua beban (induktor dan kapasitor) arahnya berlawanan akibatnya daya reaktif menjadi kecil. Bila daya reaktif menjadi kecil sementara daya aktif tetap maka harga pf menjadi besar akibatnya daya nyata (kVA) menjadi kecil sehingga rekening listrik menjadi berkurang. Sedangkan keuntungan lain dengan mengecilnya daya reaktif adalah : > Mengurangi rugi-rugi daya pada sistem. > Adanya peningkatan tegangan karena daya meningkat. Proses Kerja Kapasitor Kapasitor yang akan digunakan untuk memperbesar pf dipasang paralel dengan rangkaian beban. Bila rangkaian itu diberi tegangan maka elektron akan mengalir masuk ke kapasitor. Pada saat kapasitor penuh dengan muatan elektron maka tegangan akan berubah. Kemudian elektron akan ke luar dari kapasitor dan mengalir ke dalam rangkaian yang memerlukannya dengan demikian pada saaat itu kapasitor membangkitkan daya reaktif. Bila tegangan yang berubah itu kembali normal (tetap) maka kapasitor akan menyimpan kembali elektron. Pada saat kapasitor mengeluarkan elektron (Ic) berarti sama juga kapasitor menyuplai daya treaktif ke beban. Keran beban bersifat induktif (+) sedangkan daya reaktif bersifat kapasitor (-) akibatnya daya reaktif yang berlaku menjadi kecil. Rugi-rugi daya sebelum dipasang kapasitor : Rugi daya aktif = I2 R Watt .................................................................(2.7) Rugi daya reaktif = I2 x VAR...............................................................(2.8) Pemasangan Kapasitor Kapasitor yang akan digunakan untuk memperkecil atau memperbaiki pf penempatannya ada dua cara : 1. Terpusat kapasitor ditempatkan pada: a. Sisi primer dan sekunder transformator b. Pada bus pusat pengontrol 2. Cara terbatas kapasitor ditempatkan a. Feeder kecil b. Pada rangkaian cabang c. Langsung pada beban
JREC Journal of Electrical and Electronics Vol 3. No.1
46
METODOLOGI PENELITIAN Dalam prinsip kerja dan pengoperasian kontrol SCADA dengan komunikasi GSM yang ada di PT. Cikarang Listrindo dapat dimulai sebagai berikut: Obyek Penelitian pada Gardu Induk Pelanggan Obyek penelitian dimulai dari Gardu Induk Pelanggan dengan mendata dan menganalisa komponen yang bertujuan untuk mengontrol dan memonitor parameter-parameter pemakaian kelistrikan yang di pusatkan pada satu titik pada RTU (Remote Terminal Unit) yang dipasang pada box panel SCADA / enclosure milik PT. Cikarang Listrindo seperti gambar 3.1 dibawah ini,
Gambar 11. Box panel SCDA /enclosure Box panel SCADA di atas berfungsi sebagai tempat peletakan dari berbagai komponen yang akan dikontrol oleh sistem komunikasi SCADA yang ada di dalam gardu induk seperti : modem, antena, think core, koneksi DAE DTU, kontrol kabel dan lain-lain. Adapun parameter-parameter yang akan dikontrol antara lain; 1) Control Points (LBS IM1close/open, LBS IM2 close/open, CB DM1 close/open dan CB CM1 close/open) 2) Status Points (Earth Fault normal/upnormal, Tegangan 220 VAC on/off, Panel Door close/open, Meter Connection connected/notconnected dan Substation Door close/open). 3) Analog Points (Amps R/A, Amps S/A, Amps T/A, PApparent/KVA, PReactive /KVar, PReal/KW, PFactor R, PFactor S, PFactor T, Volt R/KV, Volt S/KV, Volt T/KV). Data teknis rangkaian dalam sambungan yang ada di panel LV box cubicle dengan sambungan terminasi yang ada pada panel scada / enclosure, data tersebut yang nantinya akan diproses dan dikomunikasikan melalui Telkomsel GSM dari sistem komunikasi SCADA. Setelah melakukan parameterisasi pada ketiga tersebut dilanjutkan dengan mengupload file tersebut kembali ke InTek Konsentrator tetapi sebelumnya program InTekCon yang sedang runing harus dimatikan terlebih dahulu lewat koneksi Telnet (Console).
JREC Journal of Electrical and Electronics Vol 3. No.1
47
INTERNET
Status Peralatan Lapangan (CB,DS,Door, Dll)
Gambar 12. Arsitektur Sistem InTek Mobile
InTek Mobile seperti pada gambar 3.2 diatas adalah sebuah perangkat lunak system AMR SCADA yang digunakan untuk mengumpulkan data dari sebuah KWH Meter ABB Elster dan data status dari peralatan di lapangan. Kemudian data tersebut diteruskan melalui sebuah koneksi tanpa kabel wireless dengan menfaatkan jaringan GPRS yang ada pada sebuah kartu GSM. Parameterisasi yang dilakukan pada file “Elster.ini” adalah dengan mengubah field “C lient ID” dan ; “Master phone Number” disesuaikan dengan nama Pelanggan, ID Pelanggan dan Nomor master dari lokasi tempat Pelanggan tersebut berada. Untuk nama dan ID Pelanggan bisa apa saja selama belum digunakan ditempat yang lain sedang untuk “Master Phone Number” sudah ada sesuai dengan tabel 3.1 dibawah ini. Berikut contoh dari field “Client ID” dan “Master phone Number” ;Client ID (tanda”;” menunjukkan komentar dari baris dibawahnya) ;ALVINI Client.ID = 203 ;Master phone Number Master.No = +628121207958
Location Jababeka-A Jababeka-B Jababeka-2 Hyundai Lippo Ejip-A Ejip-B MM2100-A MM2100-B MM2100-C
Tabel 3.1 Master phone number Master.N0 +628121207807 +628121207909 +628121207919 +628121207957 +628121207944 +628121207958 +628121207959 +628121207960 +628121207961 +628121207962
JREC Journal of Electrical and Electronics Vol 3. No.1
48
Mulai
Gardu pelanggan Status peralatan pelanggan RTU , AMR Proses pada CSM (Private Line) GPRS ,Penyedia layanan
Proses penerimaan sinyal pada penerima dan pemancar PT Cikarang Listrindo
Hasil data yang diterima GPRS GATWAY Cikarang Listrindo dibagi dua proses
Proses pengolahan data OPC SERVER
Proses pengolahan data pemakaian listrik/ AMR SERVER
Dokumen dari hasil pemrosesan AMR WEB
Dokumen dari hasil pemrosesan AMR WEB
SELESAI Gambar 13. Flow chart Kerja Rangkaian AMR SERVER Keterangan proses kerja rangkaian gambar 3.3 sebagai berikut. Start awal dalam penelitian dimulai dari gardu pelanggan sebagai obyek yang telah kita tentukan untuk memasang input parameter yang berupa: 1. Control points yang berisi LBS (Low Breaker Switch) , CB (Circuit Breaker) 2. Status point yang berisi Eart Fault, VAC 220V, Meter connection dan panel door. 3. Analog points (Amps R/A, Amps S/A, Amps T/A, PApparent/KVA, PReactive /KVar, PReal/KW, PFactor R, PFactor S, PFactor T, Volt R/KV, Volt S/KV, Volt T/KV). JREC Journal of Electrical and Electronics Vol 3. No.1
49
Semua data digital dan analog yang ada di Remote substation akan dikir im keTelkomsel selaku penyelenggara komunikasi untuk GSM yang terkoneksi dengan GPRS yang disambungkan melalui jasa layanan khusus di CSM Gatway . Kemudian data akan dikirim ke penerima PT.Cikarang Listrindo. Kemudian hasil data penerimaan yang melalui GPRS GATWAY akan dibagi dua proses yaitu : 1. Untuk data pemakaian listrik diproses oleh AMR SERVER yang berupa data yang dipergunakan untuk grafik atau angka yang berhubungan dengan biaya serta kwalitas listrik . Hasil dari proses ini berupa dukomen hasil pemakaian yang ditampilkan dalam webbase clients (AMR WEB). 2. Untuk data mentah atau data berupa status point akan diproses pada OPC SERVER yang menghasilkan dokumen yang akan ditampilkan pada HMI SCADA dipergunakan untuk melihat status conected pada pelanggan. Semua proses komunikasi yang terjadi dari input sampai ke penampil HMI atau dokumen hasil yang digunakan untuk menganalisa data pada layanan listrik pada penyedia dan pelanggan listrik.
METODE PENELITIAN Dalam melakukan penelitian harus mengetahui serta menentukan metode penelitian yang akan dipakai pada penelitiannya, karena peneliti akan memberikan arahan di dalam melakukan suatu penelitian. Menurut Sugiyono (2003:1), “ metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan arahan tertentu”. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah peneliti deskriptif. Menurut Sugiyono (2003:1).” penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan terhadap variabel, baik satu variabel lebih (independen) tanda membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan yang lain. Menurut Winarno Surakmad (2000:139) .” metode penyelidikan deskriptif lebih merupakan istilah umum yang mencakup berbagai teknik deskriptif, di antaranya ialah penyelidikan yang menurutkan, menganalisa, dan mengklasifikasi : penyelidikan dengan teknik survey, dengan teknik interwiew, observasi, studi waktu dan gerak, analisa kuantitatif. Studi kooperatif atau operasional.” Adapun ciri-ciri metode deskriptif menurut Winarno Surakmad (2000:140) yaitu; 1. Memutuskan diri pada pemecahan-pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah aktual. 2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa ( karena itu metode ini sering pula disebut metode analitik). Definisi Variabel yang hendak dicapai dalam penelitian ini seperti terlihat pada tabel 3.2. yaitu variabel kinerja perusahaan dalam rangka melayani kepuasan pelanggan yang indikatornya tingkat kepuasan dengan skala rasio. Tabel 2. Definisi Variabel Variabel Kinerja perusahaan
Dimensi Perspektif Pelanggan
Indikator Skala -Tiangkat Kepuasan Rasio pelanggan - Tingkat SAIDI & SAIFI Rasio
Jenis dan sumber Data Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder. Menurut Sugiyono (2001:402).” menggungkapkan bahwa sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data JREC Journal of Electrical and Electronics Vol 3. No.1
50
kepada pengumpul data, misalkan lewat orang lain atau dokumen”. Dalam penelitian ini yang menjadi sekunder data yaitu data tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 sbb: Untuk perspektif pelanggan data yang digunakan adalah data rasio kepuasan pelanggan yang merupakan hasil data pengaduan atau keluhan pelanggan dalam rasio SAIDI dan SAIFI. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi. Studi dokumentasi ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data laporan pengaduan yang berhubungan dengan penelitian. Pengukuran kinerja perspektif pelanggan Kepuasan pelanggan Pengukuran kinerja dari perspektif pelanggan menggunakan perhitungan tingkat kepuasan konsumen. Tingkat kepuasan konsumen digunakan untuk mengetahui sejauh mana derajat kualitas pelayanan PT.Cikarang Listrindo. Semakin tinggi tingkat kepuasan pelanggan, berarti menunjukan semakin baik kualitas pelanggan yang diberikan oleh perusahaan. Sistem Average Interuption Duration Index (SAIDI) SAIDI merupakan indikator kinerja untuk mengukur rata-rata jumlah lama pelanggan padam, satuannya (Jam/pelanggan) untuk menghitung SAIDI digunakan rumus dibawah ini: Σ(lama pelanggan padam x jumlah pelanggan padam)
SAIDI =
Jumlah Pelanggan Keriteria uji : jika realisasi > target (pencapaian ≤ 1) artinya, pencapaian kinerja tidak baik. Jika realisasi ≤ target (pencapaian > 1) artinya, pencapaian kinerja baik. SAIDI merupakan indikator perspektif pelanggan karena berkaitan dengan segmen pelanggan, costumer retention dan costumer statisfction yang mengukur tinggkat kepuasan pelanggan dan upaya perusahaan dalam mempertahankan pelanggan. Sitem Average Interuptuin Frequency Index (SAIFI) SAIFI juga merupakan indicator kinerja yang mengukur pemadaman yang dirasakan konsumen baik yang diakibatkan oleh gangguan ataupun pemeliharaan disisi pembangkit dan transmisi. Akan tetapi bedanya adalah jika SAIDI menghitung berapa lama setiap pelanggan mengalami pemadaman ( Jam/pelanggan ), sedangkan SAIFI mengghitung berapa kali pelanggan mengalami pemadaman (kali/pelanggan ) pertahun. Σ(berapa kali pelanggan padam x jumlah pelanggan )
SAIDI =
Jumlah Pelanggan Keriteria uji : jika realisasi < 1 artinya, pencapaian kinerja baik. Jika realisasi > 1) artinya, pencapaian kinerja tidak baik.
HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN Analisa Kerja Sistem SCADA JREC Journal of Electrical and Electronics Vol 3. No.1
51
Didalam prinsip kerja dan pengoperasian rangkaian dari sistem komunikasi SCADA dangan GSM ini terdiri dari penempatan peralatan di Gardu Induk pelanggan yang terdiri dari pemasangan panel box SCADA / enclousure, GSM modem, antena pemancar dan disambungkan dengan komunikasi pada Switching/master Telkomsel, private line/list line CSM, GPRS Gatway, Server AMR dan Server SCADA. Alur data komunikasi dikirim dari Remote Substation berupa data gambar, SMS dan Voice/suara yang dikirim melalui GSM telkomsel dan terkoneksi dengan GPRS atau internet, kemudian disambungkan melaluai jasa layanan kushus atau private line/line list di CSM Geteway baru kemudian di teruskan ke pengguna PT. Cikarang Listrindo. Pada proses selanjutnya di GPRS Gateway dibagi menjadi dua data ke Server AMR Web yang akan mengolah informasi pemakaian listrik pelanggan dan Server SCADA juga masih dibagi ke open proces control (OPC )Server yang akan mengolah data kelistrikan berupa penyajian data yang sudah jadi dan bisa disampaikan ke Operator maupun Engineering. Pembahasan Hasil kerja rangkaian AMR Server Hasil dari tampilan monitoring pada pemakaian listrik pelanggan dapat disajikan antara lain penggunaan pemakaian listrik dalam kW, kVA dan kVAR sedangkan data dapat disampaikan mulai dari tahun, bulan, hari dan setiap waktu. Dari kerja rangkaian seperti pada gambar di bawah ini menunjukan adanya pemakaian daya listrik yang fluktuatif sesuai dengan aktifitas perusahaan.
Gambar 14 Hasil Tampilan AMR
Analisa hasil dari gambar 4.1 diatas sebagai berikut: 1. Periode data 13 -1-11 sd 16 -2-11 pada PT. Lumbung Nasional .
JREC Journal of Electrical and Electronics Vol 3. No.1
52
2. Adanya fluktuasi pada tgl 23,30-1-2011 dan 3,8-2-2011karena perusahan libur sehingga penggunaan hampir mendekati nol dan perusahan untuk pemakian daya listrik rendah karena beralih ke generator milik perusahaan tersebut . 3. Data yang terkirim selalu real time berdasarkan waktu sehingga pelanggan selalu bisa memonitor nilai kVAR nya. Ini tidak bisa terjadi tanpa komunikasi GSM dan SCADA. Karena sebelum dipasang data AMR server banyak konsumen yang mengeluh tentang grafik dari penggunaan daya listriknya. 4. Hasil power faktor yang baik yaitu sebesar 0.96 (cos 0.96). Tabel 3. Hasil analisa AMR Server Parameter ukur No
Hari
Tgl-bln-th
Nama pelanggan
Status kVA
kW
Kvar
1
Senin
24-1-11
Lumbung N.
Running
2250
2160
630
2
Selasa
25-1-11
Lumbung N.
Running
2100
2016
588
3
Rabu
26-1-11
Lumbung N.
Running
2350
2256
658
4
Kamis
27-1-11
Lumbung N.
`Running
2200
2112
616
5
Jumat
28-1-11
Lumbung N.
Running
2230
2140,8
624,4
6
Sabtu
29-1-11
Lumbung N.
Running
2200
2112
616
7
Minggu
30-1-11
Lumbung N.
disconect
0
0
0
13.330
12.796,8
3.732,4
Berdasar data gambar 4.6
13.330
12.796,8
3.732,4
Rata-rata
2221
2132,8
622
100%
100%
100%
Total Cos 0.96
* Hasil analisa dari tabel 3 diatas sebagai berikut: 1.Untuk pemakaian tertinggi pada hari Rabu di sebabkan adanya mesin produksi Drier bekerja secara maksimal dan pemakian terendah pada hari Selasa produksi berkurang. 2.Hasil power faktor yang baik yaitu sebesar 0.96 (cos 0.96). sehingga nilai kVAR tidak terlalu tinggi. 3.Nilai kVAR tersebut masih diatas ambang batas sebesar nilai power faktor minimal 0.8. 4.Perhitungan dengan data pa kVA menunjukan nilai pada kW dan kVAR 100% tercapai.
JREC Journal of Electrical and Electronics Vol 3. No.1
53
Hasil penentuan CHANNEL TCP Channel TCP digunakan untuk menentukan channel pada program GPRS Gateway yang diinstal pada
komputer, Gambar 15. Hasil penentuan Chanel TCP disini akan memperlihatkan informasi statistik koneksi pada channel dimana dapat terlihat dengan jelas jumlah koneksi yang sedang online maupun offline, dan adanya alarm list bisa kita monitoring berdasarkan warna kuning yang di tampilkan dan tulisan warning. Seperti terlihat pada gambar 4.2.dibawah ini adanya koneksi jarigan komunikasi bisa berjalan. Dan hasil analisa chanel bisa terlihat pada tabel 4.2 yang mempunyai total packet data sebanyak 527.40 MB . Berarti chanel bisa menerima dengan baik. Tabel 4. Analisa Hasil Parameter Channel TCP PARAMETER KETERANGAN Name Nama channel, Warna channel hijau menandakan channel start dalam hubungan terconeksi. Status Posisi Running IP : Port Internet IP Adress dan port service pada sisi Modem GSM IP : Port LAN IP Adress dan port service pada sisi LAN yaitu koneksi terhadap OPC server. Total Packet Jumlah ukuran paket data yang telah terkirim dari sisi koneksi internet sebesar 527,40 MB Total Rx Internet Merupakan nilai counter dari total pengiriman yang dilakukan oleh Modem. Total Rx LAN Merupakan nilai counter dari total pengiriman yang dilakukan oleh OPC server. Total Conection Jumlah koneksi yang sedang aktif yaitu sebanyak 568 Total Customer Jumlah seluruh customer yang terdapat pada semua area Online Jumlah koneksi yang sedang online namun nilai ini hanya menghitung koneksi dengan adress yang telah terdaftar pada salah satu objeck customer yaitu 549 online dan 19 offline Offline Total customer yang masih belum menerima koneksi dari modem GSM sebanyak 19 JREC Journal of Electrical and Electronics Vol 3. No.1
54
Start Time Waktu start channel 12-1-2011 Warna kuning Menandakan koneksi pada sambungan tidak terkoneksi Open Proces Control (OPC) Browser Semua data yang belum diproses akan diolah menjadi data yang berupa gambar monitoring serta status sambungan Low Breaker Swicth ( LBS) pada panel gardu pelanggan. SCADA Server
Gambar 4.7 Tampilan Data Mentah OPC Brouser JREC Journal of Electrical and Electronics Vol 3. No.1
55
Setelah dilakukan proses pengolahan data pada data mentah menghasilkan suatu tampilan yang dapat di sampaikan ke Operator dan Engineering pada tampilan HMI, didapat hasil dari pengolahan data dari letak supplay listrik dari pelanggan masuk pada feeder MM2100-C1 (DB4A-00) dari pelanggan yang tersambung dan identitas dari gardu induk pelanggan, lokasi feeder dari pelanggan PT. Lumbung dapat dilihat pada gambar 4.5. Pada Low Breaker Switch ) LBS menyatakan posisi hidup dengan warna merah.
Gambar 8. Tampilan Data Feeder MM-C1 Tampilan juga dapat dilihat dari suplay feeder pada ujung-ujung feeder atau titik terakhir feeder di Gardu Hubung yang ada di gardu induk PT. Lumbung Nasional seperi gambar
JREC
Gambar 9. Tampilan Feeder Gardu Hubung
Journal of Electrical and Electronics Vol 3. No.1
56
Pada gambar 4.6. HMI menampilkan secara keseluruhan dari parameter yang telah terukur mulai dari: 1.Control Point menunjukan posisi close untuk LBS dan CB , berarti sumber tegangan suplay terkoneksi. 2. Status Point menunjukan normal tidak ada gangguan dan meter pelanggan tersambung untuk menunjukan pemakaian daya. 3. Analog Point pada pelanggan menunjukan tegangan kerja untuk fasa R,S,dan T sebesar (19,32kV),(19,47kV) dan (19,42kV) dari tegangan masuk 20kV yang digunakan standar baik bila deviasinya tidak melebihi 10%. 4 .Penggunaan arus dan daya bisa selalu dimonitoring dan real time.
Gambar 10. Tampilan Keseluruhan Parameter
Hasil perhitungan SAIDI dan SAIFI sebelum pemakaian AMR Server. Tabel. 5. Hasil perhitungan SAIDI dan SAIFI sebelum pemakaian AMR Server pada Tahun 2008 NO BULAN SAIFI SAIDI 1 JANUARI 0.043 1.657 2 FEBRUARI 0.033 2.832 3 MARET 0.055 1.147 4 APRIL 0.013 0.385 5 MEI 0.004 0.167 6 JUNI 0.154 6.965 7 JULI 0.006 0.144 8 AGUSTUS 0.067 1.818 9 SEPTEMBER 0.002 0.044 10 OKTOBER 0.011 0.359 11 NOPEMBER 0.005 0.234 12 DESEMBER 0.005 0.140 JREC Journal of Electrical and Electronics Vol 3. No.1
57
RATA-RATA
0.033
1.324
GRAFIK 1. HASIL SAIFI dan SAIDI sebelum pemakaian AMR pada tahun 2008.
Pada tabel dan grafik diatas bisa dianalisa sebagai berikut: 1. Nilai SAIDI dan SAIFI tertinggi terjadi pada bulan Juni sebesar 6.965 dan 0.154 karena adanya fault OT (others) yaitu ganggun interkoneksi dengan PLN yang mengakibatkan tegangan drop pada jaringan distribusi, namun hal itu bisa segera diatasi dengan menambah pasokan dari pembangkit. 2. Pada bulan Juli hasil SAIDI sebesar 0.144 berarti mengalami penurunan nilai, hasilnya adalah peningkatan atau pemulihan kembali dalam pelayan energi listrik. 3 .Sebagai catatan sampai akhir tahun 2008 belum terpasang atau memakai peralatan komunikasi SCADA dengan GSM. 4.Dari grafik 4.1 terlihat fluktuatif nilai SAIDI dan SAIFI akibat gangguan lainnya yang bisa mempengaruhi. 5. Target perusahan dalam menilai SAIDI dan SAIFI yaitu sebesar <1 dari hasil indek perhitungan bisa dinilai baik . 6. Hanya nilai rata-rata SAIFI yang memenuhi kriteria baik , tetapi secara keseluruhan terjadi penurun nilai yang artinya adanya peningkatan pelayanan. Hasil perhitungan SAIDI dan SAIFI setelah pemakaian AMR Server. Tabel. 6.. Hasil perhitungan SAIDI dan SAIFI setelah pemakaian AMR pada tahun 2009 NO 1 2 3 4
BULAN JANUARI FEBRUARI MARET APRIL
SAIFI 0.001 0.001 0.019 0.004
SAIDI 0.037 0.055 1.754 0.130
JREC Journal of Electrical and Electronics Vol 3. No.1
58
5 6 7 8 9 10 11 12
MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER RATA-RATA
0.003 0.041 0.001 0.007 0.042 0.011 0.071 0.001
0.046 1.989 0.079 0.129 1.119 0.263 2.528 0.154
0.017
0.690
GRAFIK 2. . Hasil perhitungan SAIFI dan SAIDI setelah pemakaian AMR pada tahun 2009.
Pada tabel dan grafik diatas bisa dianalisa sebagai berikut: 1. Nilai SAIDI dan SAIFI tertinggi terjadi pada bulan nopember sebesar 2.528 dan 0.71 karena adanya fault CD MV (Cable Damage ) yaitu adanya ganggun kabel saluran Medium Voltage pada saluran 20KV yang terjadi pada kawasan industri Jababeka, namun hal itu bisa segera diatasi dengan mengganti kabel yang baru . 2.Nilai yang tererndah pada tahun 2009 terjadi dibulan Januari karena industri mengalami penurun produksi . 2. Pada bulan berikutnya hasil SAIDI dan SAIFI mengalami naik turun , tetapi hal ini masih diambang kewajaran selama belum mengalami gangguan yag signifikan . 3 .Sebagai catatan pada bulan oktober 2009 mulai diisiapkan pemasangan SCADA dengan GSM . 4.Dari grafik 4.2 terlihat fluktuatif nilai SAIDI dan SAIFI akibat gangguan lainnya yang bisa mempengaruhi. 5. Target perusahan dalam menilai SAIDI dan SAIFI yaitu sebesar <1 dari hasil indek perhitungan bisa dinilai baik. JREC Journal of Electrical and Electronics Vol 3. No.1
59
6. Hanya sekitar 70% SAIFI dan SAIDI yang memenuhi kriteria baik , tetapi secara keseluruhan terjadi penurun nilai yang artinya adanya peningkatan pelayanan. 7 . Hasil perbandigan dari tahun 2008 terjadi penurun nilai SAIDI dan SAIFI sebesar 51,52% dan 52,11% berarti adanya peningkatan pelayanan. 8.Hasil rata-rata tahun 2009 sebesar 0.69 untuk SAIDI dan SAIFI 0,017 berarti sudah memenuhi kriteria baik. Tabel. 7.. Hasil perhitungan SAIDI dan SAIFI setelah pemakaian AMR Server pada tahun 2010 NO BULAN SAIFI SAIDI 1 JANUARI 0.001 0.027 2 FEBRUARI 0.002 0.071 3 MARET 0.002 0.049 4 APRIL 0.004 0.056 5 MEI 0.004 0.071 6 JUNI 0.003 0.041 7 JULI 0.003 0.088 8 AGUSTUS 0.003 0.059 9 SEPTEMBER 0.002 0.050 10 OKTOBER 0.003 0.041 11 NOPEMBER 0.002 0.053 12 DESEMBER 0.002 0.066 RATA-RATA
0.003
0.056
GRAFIK 3. Hasil perhitungan SAIFI dan SAIDI setelah pemakaian AMR pada tahun 2010
Pada tabel dan grafik diatas bisa dianalisa sebagai berikut: JREC Journal of Electrical and Electronics Vol 3. No.1
60
1. Nilai SAIDI dan SAIFI tertinggi terjadi pada bulan Juni sebesar 0.88 dan 0.03 karena adanya fault CD (Cable Damage ) yaitu adanya ganggun kabel saluran Medium Voltage pada saluran 20KV yang terjadi pada kawasan industri EJIP , namun hal itu bisa segera diatasi dengan mengganti kabel yang baru faktor usia dan beban lebih . 2.Nilai yang tererndah pada tahun 2010 terjadi dibulan Januari karena industri mengalami penurun produksi . 2. Pada bulan berikutnya hasil SAIDI dan SAIFI mengalami naik turun , tetapi hal ini masih diambang kewajaran selama belum mengalami gangguan yag signifikan serta hasilnya 100% dibawah 1 dari indek perhitungan . 3 .Sebagai catatan pada semester awal 2010 dimulai penggunaan SCADA dengan GSM . 4.Dari grafik 4.3 terlihat fluktuatif nilai SAIDI dan SAIFI akibat gangguan lainnya yang bisa mempengaruhi. 5. Target perusahan dalam menilai SAIDI dan SAIFI yaitu sebesar <1 dari hasil indek perhitungan bisa dinilai baik. 6.100% nilai SAIFI dan SAIDI kurang dari satu dan memenuhi kriteria baik , tetapi secara keseluruhan terjadi penurun nilai yang artinya adanya peningkatan pelayanan. 7 . Hasil perbandigan dari tahun 2009 terjadi penurun nilai SAIDI dan SAIFI sebesar 8.12% dan 17.65 % berarti adanya peningkatan pelayanan. 8.Hasil rata-rata tahun 2010 sebesar 0.056 untuk SAIDI dan SAIFI 0,003 berarti sudah memenuhi kriteria baik. Hasil analisa seluruh perhitungan SAIDI DAN SAIFI dapat dijelaskan pada tabel 4.6 dan grafik 4.4 sebagai berikut:: 1.Untuk nilai SAIDI dari 1.324 menjadi 0,056 dan SAIFI dari 0.033 menjadi 0.003 pada tiap tahunnya selalu mengalami penurunan yang menandakan perusahaan selalu komitmen kepada pelanggan dalam pelayanan distribusi energi listrik. 2.Untuk nilai rata –rata selama 3 tahun 0.018 untuk SAIFI dan 0.69 SAIDI merupakan hasil kerja keras perusahaan serta didukung adanya teknologi yang selalu up- date. Tabel 8. Hasil perbandingan SAIFI dan SAIDI sebelum dan sesudah pemakaian AMR pada SCADA control.
NO
TAHUN TH 2008 Sebelum 1 AMR 2 TH 2009 Sesudah AMR 3 TH 2010 Sesudah AMR
SAIFI
SAIDI
SAIFI Prosentase
0.033
1.324 51.52
0.017 0.003
0.69 17.65 0.056
SAIDI Prosentase 52.11
0
8.12 0
SIMPULAN Berdasarkan analisa kerja yang diperoleh pada penelitian, bahwa sistem komunikasi SCADA dengan GSM pada pengontrolan listrik , maka dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Sistem komunikasi SCADA dengan GSM bisa menampilkan data yang terjadi secara cepat dan real time sebesar 527,40 MB . b. Dalam kehandalan sistem SCADA teruji dari hasil rata-rata SAIDI=0.69 dan SAIFI=0.018. c. Dari penurunan nilai SAIFI dan SAIDI tiap tahunnya menandakan kinerja perusahaan meningkat dalam pelayanan. JREC Journal of Electrical and Electronics Vol 3. No.1
61
SARAN Adapun saran yang bisa disampaikan agar dapat memperbaiki kekurangan penelitian agar menjadi lebih sempurna antara lain: a.Dalam analisa data yang didapat sebagian masih memerlukan kajian lebih mendalam karena hanya beruda data sekunder. b.Agar pemasangan sebuah RTU pada gardu induk dengan daya yang sesuai dengan jarak antar RTU supaya mendapatknan sinyal yang bagus. c. Pemanfaatan GSM sebagai media komunikasi untuk kedepannya diharapkan memakai generasi ke 4 yang terbaru.
DAFTAR PUSTAKA Agusli, Rachmat, Panduan Koneksi Internet 3G & HSDPA di Handphone & Komputer. Jakarta: Mediakita 2008. Brilyan , Telematics, Data & Protocol Communication for Utility Automation. 2007 Kadir, Abdul & Terra Ch, Triwahyuni. Pengenalan Teknologi Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi 2003. Kissel, Thomas E .Industrial Elektronics Prentice Hall 1997. Mulyo Rukamdo,Bambang, Komunikasi Data PT. Cikarang Listrindo. 2009 Kontribusi Dari WanXp, Teknologi Jaringan GSM. 19 August 2007. Suhana,Tuntun. Rekayasa Trafik Telekommunikasi,
[email protected]. Robotics and Automation Group, Sistem SCADA dengan media komunikasi jaringan telepon bergerak (Mayer, 2002). Sukiswo, Sistem Komunikasi Bergerak ( Cellular ),
[email protected]. Turban E, Rainer Jr EK, Potter RE. Pengantar Teknologi Informasi Edisi 3. Jakarta: Penerbit Salemba Infotek 2006. Imam Afandi, Moh, Pembuatan HMI SCADA Menggunaka Pemrograman Delphi Dengan RTU PLC Siemens S7-400 Berbasis Komunikasi Ethernet, PPI-KIM 2008, ISBN 0852 – 002 X. 2008. A.Sofwan, Y. Kurniawati. Analis penyebab out of scanning pada SCADA akibat gangguan RTU, Jurnal nasional No.ISBN 979-756-061-6 (SNATI 2005) T. Ananthapadmanalha. (Automatic Meter Reading(AMR) based distribution security monitoring and data acquisition (D-SCADA) Control. Journal of electrical and electronics engineering research Vol.3(6), pp 108-120, Agustus 2011
JREC Journal of Electrical and Electronics Vol 3. No.1