TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH PROSES COMMUNITY RELATIONS PT. ANGKASA PURA II DI DESA RAWARENGAS (Survey Deskriptif: Kegiatan Bantuan Sosial yang dilakukan PT. Angkasa Pura II Terkait Protes Warga Desa Rawarengas RT002/RW015, Kelurahan Rawarengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang Pada Proyek Perluasan Runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, Pada Tanggal 14 Maret 2017)
TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya
Oleh: Muhammad Laskar Arif NIM: 4123143795
PROGRAM STUDI DIII HUBUNGAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA Agustus 2017
MUHAMMAD LASKAR ARIF (4123143795), PROSES COMMUNITY RELATIONS PT. ANGKASA PURA II DI DESA RAWARENGAS (Survey Deskriptif: Kegiatan Bantuan Sosial yang dilakukan PT. Angkasa Pura II Terkait Protes Warga Desa Rawarengas RT002/RW015, Kelurahan Rawarengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang Pada Proyek Perluasan Runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, Pada Tanggal 14 Maret 2017) :136 halaman : 25 lampiran : 28 buku, 2002-2012 : 4 sumber lain : Tugas Akhir Karya Ilmiah, Agustus 2017 ABSTRAK Community relations merupakan salah satu kegiatan yang harus dilakukan oleh setiap perusahaan. Begitupula dengan PT. Angkasa Pura II melakukan kegiatan community relations pada komunitas mereka salah satunya dengan pemberian bantuan sosial. Tetapi pada bulan Maret 2017 PT. Angkasa Pura II mendapatkan protes dari warga terkait proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses community relations PT. Angkasa Pura II di Desa Rawarengas terkait Kegiatan bantuan sosial yang dilakukan PT. Angkasa Pura II terkait protes Warga Desa Rawarengas RT002/RW015, Kabupaten Tangerang, Banten pada proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, pada tanggal 14 Maret 2017. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah manajemen public relations dan community relations dengan variabel proses community relations yang memiliki lima dimensi yaitu menetapkan sasaran, mengenali komunitas, petunjuk untuk program community relations yang efektif, berkomunikasi dengan komunitas dan saluran komunikasi. Pendekatan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Penelitian dilakukan di Desa Rawarengas RT002/RW015 Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang Mei 2017. Penulis menggunakan kuesioner, dengan skala interval. Populasi sebanyak 94 kepala keluarga dan sampel sebanyak 94 kepala keluarga menggunakan teknik penarikan sampel adalah teknik probability sampling dengan teknik yang digunakan adalah sensus dan tendensi sentralnya adalah mean. Hasil penelitian dalam penelitian ini adalah mean dimensi terendah yaitu terdapat pada dimensi menetapkan sasaran. Menetapkan sasaran memiliki 5 indikator, yaitu merencanakan aktivitas community relations, mengimplementasikan aktivitas community relations, kebutuhan komunitas lokal, kepedulian karyawan perusahaan, strategi rencana tertulis untuk community relations. Mean dimensi tertinggi terdapat pada dimensi petunjuk untuk program community relations. Petunjuk untuk program community relations memiliki 5 indikator, yaitu pencapaian sasaran, strategi alternative harus dieksplorasi, dampak program community relations terhadap organisasi dan komunitas, total biaya dari semua kegiatan nonprofit, membutuhkan ii
iii
pengetahuan. Sedangkan untuk mean indikator terendah terdapat pada indikator pertemuan informal dan mean indikator tertinggi terdapat pada indikator harus berpartisipasi dalam komunitas. Kesimpulan penelitian ini terdapat dimensi tertinggi yaitu petunjuk untuk program community relations karena warga merasa program community relations yang dilakukan PT. Angkasa Pura II sudah sesuai dengan petunjuk dan cukup baik. Dimensi terendah yaitu menetapkan sasaran karena warga merasa PT. Angkasa Pura II tidak memberikan penjelasan mengenai masalah proyek perluasan runway 3 secara langsung dan warga sulit mendapat bantuan sosial sehingga banyak warga yang merasa kurang diperhatikan. Oleh karena itu, PT. Angkasa Pura II sebaiknya memperhatikan kondisi warga dengan cara berkunjung ke pemukiman warga untuk memberikan sosialisasi secara langsung mengenai kegiatan yang akan dilakukan pada komunitas diantaranya memberikan penjelasan langsung mengenai masalah proyek runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, serta memberikan bantuan sosial dalam bentuk sponsorship yang diajukan warga sebelum ada masalah terjadi. Kata Kunci. Manajemen Public Relations, Community Relations dan proses Community Relations.
MUHAMMAD LASKAR ARIF (4123143795), PROSES COMMUNITY RELATIONS PT. ANGKASA PURA II IN RAWARENGAS VILLAGE (Survey Descriptive: Social Assistance Activities conducted by PT. Angkasa Pura II Related Protests of Rawarengas Village Residents RT002 / RW015, Rawarengas Village, Kosambi Sub-district, Tangerang Regency On Expansion Project of Runway 3 of Soekarno-Hatta Airport On 14 March 2017) : 123 pages: 25 lampiran : 29 books, 2004-2014 : 4 sumber lain : Tugas Akhir Karya Ilmiah, August 2016 ABSTRACT Community relations is one of the activities that must be owned by every company. As conducted by PT. Angkasa Pura II who do community relations activities on their community. But in March 2017 PT. Angkasa Pura II gets protests from residents. The author has a problem formulation "How is the process of Community Relations of PT Angkasa Pura II in Rawarengas Village related to Social Assistance Activity conducted by PT Angkasa Pura II Related to Rawarengas Village Protest RT002 / RW015, Rawarengas Village, Kosambi Sub-district, Tangerang Regency At Runway 3 Expansion Project Soekarno-Hatta Airport, On March 14, 2017? ". This study aims to determine the process of community relations PT. Angkasa Pura II in Rawarengas Village related Social assistance activities conducted by PT. Angkasa Pura II related to the protests of Rawarengas Village Residents RT002 / RW015, Tangerang Regency, Banten on the expansion project of Soekarno-Hatta Airport runway 3, on March 14, 2017. The theories used in this research are public relations and community relations management with the five-dimensional variables of community relations process that are targeting, identifying communities, guiding effective community relations programs, communicating with communities and communication channels. This research approach is quantitative descriptive method. The research was conducted in Rawarengas Village RT002 / RW015 Kecamatan Kosambi, Tangerang District in May 2017. The writer used questionnaire, with interval scale. The population of 94 heads of households and a sample of 94 heads of households using sampling techniques is a probability sampling technique with the technique used is the census and the central tendency is the mean. The results of research that the authors do there are some problems in the process of community relations PT. Angkasa Pura II. This is evidenced by the lowest mean dimension of setting goals, people feel PT. Angkasa Pura II did not give explanation about the problem of runway 3 expansion project directly and people hard to get social assistance so that many citizens who feel less attention. iv
v
The conclusion of this research is the highest dimension that is the guidance for community relations program because people feel the community relations program done by PT. Angkasa Pura II is in accordance with the instructions and quite good. The lowest dimension is to set goals because people feel PT. Angkasa Pura II did not give explanation about the problem of runway 3 expansion project directly and people hard to get social assistance so that many citizens who feel less attention. PT. Angkasa Pura II should consider the condition of the citizens by visiting the settlement to provide direct socialization of activities to be conducted on the community and provide a direct explanation of the problem of Soekarno-Hatta Airport runway project 3, as well as providing social assistance in the form of sponsorship proposed by the residents before There is a problem happening. Key Words. Management Public Relations, Community Relations and Community Relations processes.
LEMBAR ORISINALITAS
PROGRAM STUDI DIII HUBUNGAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA Dengan ini penulis menyatakan bahwa Tugas Akhir Karya Ilmiah dengan judul PROSES COMMUNITY RELATIONS PT. ANGKASA PURA II DI DESA RAWARENGAS (Survey Deskriptif: Kegiatan Bantuan Sosial yang dilakukan PT. Angkasa Pura II Terkait Protes Warga Desa Rawarengas RT002/RW015, Kelurahan Rawarengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang Pada Proyek Perluasan Runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, Pada Tanggal 14 Maret 2017) benar-benar hasil karya pribadi dan sudah mengikuti penulisan karya ilmiah. Apabila dikemudian hari ditemukan adanya plagiat dalam Tugas Akhir Karya Ilmiah ini, maka penulis sanggup menerima sanksi yang telah ditentukan.
Jakarta,
Agustus 2017
MUHAMMAD LASKAR ARIF NIM. 4123143795
vi
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH NAMA NIM JUDUL
: MUHAMMAD LASKAR ARIF : 4123143795 : PROSES COMMUNITY RELATIONS PT. ANGKASA PURA II DI DESA RAWARENGAS (Survey Deskriptif: Kegiatan Bantuan Sosial yang dilakukan PT. Angkasa Pura II Terkait Protes Warga Desa Rawarengas RT002/RW015, Kelurahan Rawarengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang Pada Proyek Perluasan Runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, Pada Tanggal 14 Maret 2017)
TIM PENGUJI No.
Nama
Tanda Tangan
Tanggal \
1.
2.
3.
4.
Dr. Kinkin Yuliaty S.P Ketua Sidang Wina Puspita Sari, M.Si Dosen Pembimbing
Asep Soegiarto., M.Si Penguji Ahli
Vera Wijayanti Sutjipto., M.Si Sekretaris Sidang
Lulus Sidang,
2017
vii
………………
.....................
………………
......................
………………
......................
………………
......................
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah yang dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Tugas Akhir Karya Ilmiah (TAKI) ini dengan baik. Ucapan terimakasih kepada orang tua penulis yang senantiasa memberikan doa serta dukungan kepada penulis hingga dapat menyelesaikan TAKI ini yang berjudul “Proses Community Relations PT. Angkasa Pura II di Desa Rawarengas” Dalam penelitian ini, penulis sangat menyadari bahwa penulis memiliki banyak kekurangan. Melalui kekurangan itu, penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak, baik yang dirasakan secara langsung maupun secara tidak langsung. Oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih serta penghargaan yang setinggitingginya kepada : 1. Prof. Dr. H. Djaali selaku Rektor Universitas Negeri Jakarta. 2. Dr. Muhamad Zid, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta. 3. Dr. Kinkin Yuliaty S.P sebagai Ketua Program Studi DIII Hubungan Masyarakat Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta, 4. Wina Puspita Sari, M.Si sebagai Dosen Pembimbing yang telah membimbing saya dalam penulisan TAKI.
viii
ix
5. Seluruh Dosen Program Studi Hubungan Masyarakat DIII yang telah bersedia membantu penulis dan memberikan berbagai macam pelajaran dalam perkuliahan. 6. Seluruh pihak di Perusahaan PT. Angkasa Pura II khususnya Pak Chiko Prananta dan Pak Taras Arshayoena serta Warga Desa Rawarengas khususnya Pak Syamsudin dan Pak Muhidin yang telah membantu penulis saat melakukan penelitian. 7. Semua teman-teman Program Studi DIII Hubungan Masyarakat khususnya Aldilla, Elsa, Amanda, Annisa, Clara, Izzat, Elvio, Adam, Nadhif dan teman angkatan 2014 yang selalu membantu dan memberikan masukan kepada penulis, Mudah-mudahan Tugas Akhir Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi para dosen dan mahasiswa Universitas Negeri Jakarta. Penulis tetap menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, karena itu penulis
mengharapkan koreksi dari berbagai
pihak.
Jakarta, Agustus 2017 Penulis
M. Laskar Arif
DAFTAR ISI Halaman COVER .............................................................................................. i ABSTRAK ......................................................................................... ii ABSTRACT ........................................................................................ iv LEMBAR ORISINALITAS .................................................................. vi LEMBAR PENGESAHAN .................................................................. vii KATA PENGANTAR ......................................................................... viii DAFTAR ISI ........................................................................................ x DAFTAR TABEL ................................................................................ xiii DAFTAR DIAGRAM ........................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xvii BAB I. 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5. 1.5.1. 1.5.2.
PENDAHULUAN Latar belakang masalah ..................................................... Perumusan masalah .......................................................... Pembatasan masalah ........................................................ Tujuan penelitian ................................................................. Manfaat penelitian .............................................................. Akademis ............................................................................ Praktis .................................................................................
1 10 10 10 10 10 11
BAB II. 2.1. 2.1.1. 2.1.2. 2.2. 2.2.1. 2.2.1.1. 2.2.1.2 2.2.1.3. 2.2.1.4. 2.2.1.5. 2.3.
KAJIAN PUSTAKA Kerangka Teori .................................................................. Manajemen Public Relations............................................... Community Relations ......................................................... Kerangka Variabel .............................................................. Proses Community Relations .............................................. Menetapkan Sasaran .......................................................... Mengenali Komunitas ......................................................... Petunjuk untuk Program Community Relations yang Efektif Berkomunikasi dengan Komunitas ..................................... Saluran Komunitas .............................................................. Keterkaitan Antar Konsep ...................................................
12 12 14 16 16 17 17 18 20 20 21
BAB III. 3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5. 3.5.1. 3.5.2.
METODOLOGI PENELITIAN Pendekatan Penelitian ........................................................ Jenis Penelitian ................................................................... Metode Penelitian ............................................................... Waktu dan Tempat Penelitian ............................................. Unit Analisis dan Unit Observasi ........................................ Unit Analisis ........................................................................ Unit Observasi ...................................................................
23 25 26 27 28 28 29
x
xi
3.6. 3.6.1. 3.6.2. 3.6.3. 3.7. 3.7.1 3.7.2 3.8. 3.8.1. 3.8.1.1. 3.8.2. 3.8.2.1. 3.8.3. 3.9. 3.10. 3.11. 3.12.
Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ............... Populasi ............................................................................. Sampel ............................................................................... Teknik Penarikan Sampel .................................................. Teknik Pengumpulan Data .................................................. Data Primer ......................................................................... Data Sekunder .................................................................... Validitas, Reliabilitas Data, dan Skala Pengukuran............. Validitas .............................................................................. Hasil Uji Validitas ................................................................ Reliabilitas ........................................................................... Hasil Uji Reliabilitas............................................................. Skala Pengukuran ............................................................... Teknik Analisis Data............................................................ Definisi Konsep ................................................................... Operasionalisasi Konsep .................................................... Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian ............................
BAB IV. 4.1. 4.1.1. 4.2. 4.3. 4.3.1. 4.3.1.1. 4.3.1.2.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum................................................................. Profil PT. Angkasa Pura II ................................................... Objek Kajian Penelitian ....................................................... Hasil Penelitian ................................................................... Dimensi Menetapkan Sasaran ............................................. Indikator Merencanakan aktivitas community relations ........ Indikator Mengimplementasikan Aktivitas Community Relations ........................................................... Indikator Kebutuhan Komunitas Lokal.................................. Indikator Kepedulian karyawan perusahaan ........................ Indikator Strategi rencana tertulis untuk community relations ............................................................. Dimensi Mengenali Komunitas ............................................ Indikator Organisasi Harus Mengenal Komunitasnya ......... Indikator Setiap komunitas memiliki Publiknya sendiri .................................................................. Indikator Harus berpartisipasi dalam komunitas ................. Dimensi Petunjuk untuk Program Community Relations ...... Indikator Pencapaian sasaran ............................................ Indikator Strategi Alternatif harus Dieksplorasi .................... Indikator Dampak Program Community Relations terhadap Organisasi dan Komunitas ................................................... Indikator Total Biaya dari Semua Kegiatan Nonprofit .......... Indikator Membutuhkan Pengetahuan ................................. Dimensi Berkomunikasi dengan Komunitas .........................
4.3.1.3. 4.3.1.4. 4.3.1.5. 4.3.2 4.3.2.1 4.3.2.2 4.3.2.3 4.3.3 4.3.3.1 4.3.3.2 4.3.3.3 4.3.3.4 4.3.3.5 4.3.4
30 30 30 31 32 33 34 35 35 37 38 41 42 43 45 47 52
53 53 55 57 57 57 60 63 66 69 72 72 75 78 81 81 84 87 90 93 96
xii
4.3.4.1 4.3.4.2 4.3.4.3.
Indikator Perusahaan Terbuka Terhadap Komunitas ........... Indikator Karyawab berkomunikasi dengan komunitas ....... Indikator Perusahaan berkomunikasi dengan Pemimpin opini .................................................................... Indikator Organisasi lokal .................................................... Dimensi Saluran Komunikasi .............................................. Indikator Pertemuan informal ............................................... Indikator Pembuatan Iklan di Media Massa ......................... Indikator Publikasi Internal .................................................. Indikator Open House ......................................................... Analisis Penelitian ............................................................... Pembahasan Penelitian ......................................................
102 105 108 108 111 114 117 120 128
BAB V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan .......................................................................... 5.2 Saran ...................................................................................
132 133
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................
134
4.3.4.4. 4.3.5. 4.3.5.1. 4.3.5.2. 4.3.5.3. 4.3.5.4. 4.4 4.5
LAMPIRAN
96 99
................................................................................. xviii-xIix
DAFTAR TABEL Tabel 3.1. Tabel 3.2. Tabel 3.3. Tabel 3.4. Tabel 3.5. Tabel 3.6. Tabel 3.7. Tabel 3.8. Tabel 3.9. Tabel 4.1. Tabel 4.2. Tabel 4.3. Tabel 4.4. Tabel 4.5. Tabel 4.6. Tabel 4.7. Tabel 4.8. Tabel 4.9. Tabel 4.10. Tabel 4.11. Tabel 4.12. Tabel 4.13. Tabel 4.14. Tabel 4.15. Tabel 4.16 Tabel 4.17. Tabel 4.18. Tabel 4.19. Tabel 4.20. Tabel 4.21. Tabel 4.22.
Analisis Data Statistik ...................................................... Kriteria Penafsiran Koefisien Validitas ............................. Validitas Variable Proses Community Relations ............... Tabel Analisis Statistik ...................................................... Klarifikasi Reliabilitas ........................................................ Case Processing Summary .............................................. Realibilty Statistics ............................................................ Hubungan antara Analisis dan Variabel ............................ Operasionalisasi Konsep .................................................. PT.Angkasa Pura II memberitahukan warga tentang rencana kegiatan bantuan sosial ...................................... Warga mendapatkan laporan mengenai rencana kegiatan bantuan sosial ...................................... PT. Angkasa Pura II berperan serta dalam mengatasi masalah protes warga ....................................................... PT. Angkasa Pura II turun langsung memberikan penjelasan ........................................................................ PT. Angkasa Pura II memberikan sumbangan kepada warga ................................................................... Warga sekitar merasakan manfaat kegiatan Community relations ......................................................... Kegiatan bantuan sosial yang dibuat PT. Angkasa Pura II sesuai dengan kebutuhan warga ..... Kebutuhan komunitas selalu dipenuhi .............................. PT. Angkasa Pura II selalu memberi bantuan sosial ......... Karyawan PT. Angkasa Pura II peduli terhadap keluhan warga................................................................... Karyawan PT. Angkasa Pura II ikut serta dalam proses kegiatan bantuan sosial .................................................... Karyawan PT. Angkasa Pura II menjadi penghubung ....... PT. Angkasa Pura II menandatangani proposal................ PT. Angkasa Pura II menandatangani hasil kesepakatan rapat ............................................................ Warga mengetahui nota kesepakatan rapat ..................... PT. Angkasa Pura II memahami harapan dari warga ....... PT. Angkasa Pura II mengetahui kebutuhan warga .......... PT. Angkasa Pura II mengetahui keadaan warga ............ PT. Angkasa Pura II memiliki hubungan dekat dengan ketua RT .............................................................. PT. Angkasa Pura II berkomunikasi dengan ketua RT ..... PT. Angkasa Pura II memahami kebutuhan warga ........... PT. Angkasa Pura II mengetahui organisasi yang ada di lingkungan ..................................................... xiii
35 36 37 39 40 41 41 44 48 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78
xiv
Tabel 4.23. PT. Angkasa Pura II ikut berpartisipasi dalam memberikan bantuan ........................................................ Tabel 4.24. PT. Angkasa Pura II aktif terlibat dalam berbagai program warga .................................................................. Tabel 4.25. PT. Angkasa Pura II mengetahui keinginan warga ........... Tabel 4.26. Pandangan warga terhadap PT. Angkasa Pura II semakin membaik ............................................................. Tabel 4.27. Protes warga desa semakin berkurang ............................. Tabel 4.28. PT. Angkasa Pura II berusaha lebih mendekat ................. Tabel 4.29. PT. Angkasa Pura II mengadakan musyawarah bersama untuk mencari solusi .......................................... Tabel 4.30. PT. Angkasa Pura II memberikan sumbangan dalam mengatasi protes warga ......................................... Tabel 4.31. Warga menerima bantuan yang diberikan oleh perusahaan ............................................................... Tabel 4.32. Warga menerima solusi terkait masalah proyek ............... Tabel 4.33. Warga sekitar bersikap baik terhadap PT. Angkasa Pura II .......................................................... Tabel 4.34. PT. Angkasa Pura II membiayai konsumsi buka puasa .... Tabel 4.35. PT. Angkasa Pura II memberikan sumbangan berupa 9 unit sound system .............................................. Tabel 4.36. PT. Angkasa Pura II membiayai seluruh kebutuhan dari kegiatan safari ramadhan........................................... Tabel 4.37. PT. Angkasa Pura II mengetahui apa saja yang diinginkan oleh warga ....................................................... Tabel 4.38. PT. Angkasa Pura II paham terhadap solusi dalam mengatasi protes warga ......................................... Tabel 4.39. PT. Angkasa Pura II memahami budaya yang ada di masyarakat.................................................................... Tabel 4.40. Warga Desa Rawarengas mendapatkan informasi Mengenai PT. Angkasa Pura II ......................................... Tabel 4.41. PT. Angkasa Pura II terbuka terhadap penetapan harga tanah ....................................................................... Tabel 4.42. PT. Angkasa Pura II terbuka mengenai masalah proyek perluasan .............................................................. Tabel 4.43. Tim pembebasan tanah selalu menjalin komunikasi dengan warga ................................................................... Tabel 4.44. Tim pembebasan tanah memberikan informasi tentang kegiatan PT. Angkasa Pura II ........................................... Tabel 4.45. Tim pembebasan tanah PT. Angkasa Pura II menjadi Penghubung komunikasi ................................................... Tabel 4.46. PT. Angkasa Pura II melibatkan ketua RT dalam memberikan bantuan sosial kepada warga .......................
79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102
xv
Tabel 4.47. PT. Angkasa Pura II menjalin komunikasi secara rutin dengan Kepala Desa Rawarengas ................................... Tabel 4.48 PT. Angkasa Pura II selalu berkomunikasi dengan Kepala BPD Rawarengas .................................... Tabel 4.49 PT. Angkasa Pura II melakukan komunikasi Informal dengan Aliansi Masyarakat Rawarengas ............ Tabel 4.50. Karang taruna yang berada di Desa Rawarengas Berkomunikasi dengan PT. Angkasa Pura II .................... Tabel 4.51. PT. Angkasa Pura II memberi kesempatan kepada persatuan ibu-ibu muslimah untuk berkomunikasi ............ Tabel 4.52. PT. Angkasa Pura II turun langsung dalam sosialisasi ..... Tabel 4.53. PT. Angkasa Pura II melakukan kunjungan ke Desa Rawarengan dalam menyelesaikan masalah ................... Tabel 4.54. PT. Angkasa Pura II memberi perhatian dengan mengunjungi warga ........................................................... Tabel 4.55. PT. Angkasa Pura II memenuhi permintaan masyarakat untuk berdialog melalui surat kabar .................................. Tabel 4.56. PT. Angkasa Pura II menyatakan bersedia untuk memenuhi tuntutan warga .................................................................. Tabel 4.57. PT. Angkasa Pura II menyatakan akan memberikan Santunan kepada warga melalui berita online .................. Tabel 4.58. PT. Angkasa Pura II memberikan majalah “Beranda” ....... Tabel 4.59. PT. Angkasa Pura II selalu membagikan majalah “Beranda” kepada masyarakat .......................................... Tabel 4.60. PT. Angkasa Pura II terbuka mengenai kegiatan Perusahaan melalui majalah “Beranda” ............................ Tabel 4.61. PT. Angkasa Pura II mengundang warga Desa Rawarengas untuk pembagian daging kurban ........ Tabel 4.62. PT. Angkasa Pura II mempersilahkan warga Desa Untuk mengunjungi perusahaan ....................................... Tabel 4.63. Warga boleh mengetahui sistem kinerja yang diterapkan Pada PT. Angkasa Pura II ................................................ Tabel 4.64. Mean per Dimensi ............................................................. Tabel 4.65. Mean per Indikator ............................................................
103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 123
DAFTAR DIAGRAM Diagram 4.1 Diagram 4.2
Mean per Dimensi ............................................................ 121 Mean per Indikator ............................................................ 125
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5
Kuesioner ..................................................................... vii Berita Online ................................................................. xxi Hasil Wawancara .......................................................... xxviii Daftar Responden ......................................................... xxxv Coding Sheet .............................................................. xxxvii
xvii
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Masalah Sebuah perusahaan atau organisasi tidak terlepas dari hubungan
dengan lingkungan sekitar perusahaan. Perusahaan harus bersedia menjadi bagian dari kehidupan lingkungan sekitar di mana mereka beroperasi. Segala risiko yang mungkin terjadi dalam masyarakat sekitar akibat beroperasinya perusahaan merupakan alasan yang menjadi dasar mengapa perusahaan harus mempunyai perhatian dan tanggung jawab kepada masyarakat sekitar perusahaan yang diwujudkan dalam bentuk community relations. Community relations merupakan kumpulan individu yang mendiami lokasi tertentu dan biasanya terkait dengan kepentingan sesama.1 Menurut Frank Jafkins, komunitas sekitar lokasi kegiatan organisasi seperti pabrik atau kantor diibaratkan sebagai tetangga. Bila diperlakukan dengan baik maka akan menjadi kawan, dan bila diperlakukan buruk bisa menjadi lawan.2 Hubungan yang sudah terjalin harus dipelihara dengan baik oleh setiap perusahaan. Perusahaan yang senantiasa berhubungan baik dengan lingkungan sekitarnya dapat menimbulkan pandangan yang positif dimata masyarakat.
1
Widya Paramita, Public Relations, Jakarta: UNJ Press,2008, hlm 98 Yosal Iriantara, Community Relations Konsep dan Aplikasinya, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010, hlm 25 2
1
2
Begitu pula dengan PT Angkasa Pura II (Persero), selanjutnya disebut “Angkasa Pura II” atau “Perusahaan” merupakan salah satu Badan Usaha Milik
Negara
yang
bergerak
dalam
bidang
usaha
pelayanan
jasa
kebandarudaraan dan pelayanan jasa terkait bandar udara di wilayah Indonesia Barat. Angkasa Pura II telah mendapatkan kepercayaan dari Pemerintah Republik Indonesia untuk mengelola dan mengupayakan pengusahaan Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng yang kini berubah nama menjadi Bandara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta serta Bandara Halim Perdanakusuma sejak 13 Agustus 1984. Berdirinya Angkasa Pura II bertujuan untuk menjalankan pengelolaan dan pengusahaan dalam bidang jasa kebandarudaraan dan jasa terkait bandar udara dengan mengoptimalkan pemberdayaan potensi sumber daya yang dimiliki dan penerapan praktik tata kelola perusahaan yang baik. Hal tersebut diharapkan agar dapat menghasilkan produk dan layanan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan dan kepercayaan masyarakat.3 PT. Angkasa Pura II Sebagai perusahaan yang bergerak dibidang pelayanan jasa bandar udara, PT. Angkasa Pura II harus bisa membangun hubungan baik dengan komunitas sekitar perusahaan.
3
Profile PT. Angkasa Pura II, http://www.angkasapura2.co.id/id/tentang/sejarah, diakses 4 April 2017 pukul 05:08 WIB
3
Beberapa bulan terakhir ini PT. Angkasa Pura II mendapatkan protes dari komunitas sekitar perusahaan. Protes tersebut berkaitan dengan penggusuran lahan untuk proyek runway 3 atau landasan pacu Bandara Soekarno-Hatta. Proyek tersebut memakan banyak lahan warga, salah satunya Warga Desa Rawa Rengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten. Warga menolak untuk diganti rugi karena harga yang menurut mereka tidak sesuai. Warga juga menilai bahwa penilaian yang dilakukan oleh KJPP (Kantor Jasa Penilai Publik) tidak transparan. Hal ini dibuktikan dengan adanya berita di media online Tempo.co yang berjudul “Harga Tak Cocok, Warga Minta Pembangunan Runway Bandara Di Tunda" sebagai berikut: “Harganya sangat tidak layak, apabila penilaian yang dilakukan KJPP tidak transparan, kami minta KJPP dibubarkan. Karena banyak ditemukan di lapangan indikasi ketidaktransparanan tim KJPP. Warga juga meminta akses dimudahkan untuk mencari pekerjaan, masyarakat yang menduduki tanah orang lain harus diberikan tanah untuk permukiman seluas 500 meter”4 Pada selasa 14 Maret 2017, ratusan warga melakukan aksi Demo di depan pintu M1 Bandara Soekarno-Hatta. Massa dari Aliansi Masyarakat Rawarengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang membentangkan spanduk bertuliskan “Tolak Harga Murah Runway Tiga”. Mereka menolak tanahnya dihargai murah, Rp 500 ribu sampai Rp 1,5 juta oleh tim Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) untuk pembangunan 4
runway 3 Bandara
Harga Tak Cocok, Warga Minta Pembangunan Runway Bandara Di Tunda, https://m.tempo.co/read/news/2017/03/21/214858076/harga-tak-cocok-warga-minta-pembangunanrunway-bandara-ditunda, diakses 4 April 2017 pukul 10:22 WIB
4
Soekarno-Hatta. Warga merasa harga yang di tetapkan terlalu rendah dan seharusnya harga tanah mereka dihargai sebesar 5 juta per meter persegi. Hal ini dibuktikan dengan adanya berita di media online Tempo.co yang berjudul “Runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, Warga Tolak Tanah Dibayar Murah" sebagai berikut: “Kami menolak harga terlalu murah untuk pembebasan lahan bandara Tanah kami cuma dihargai Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta per meter, ini kan bandara untuk komersial, harga yang ditetapkan tim KJPP terlalu rendah ”.5
Warga Desa Rawarengas, Kabupaten Tangerang, Banten, korban penggusuran proyek landasan pacu (runway) 3 Bandar Udara SoekarnoHatta, berencana akan melakukan aksi demo kembali mengenai tuntutan mereka. Namun tidak sesuai rencana, mereka pun urung demo pada hari Senin, 20 Maret 2017. Rencana aksi di pintu M1 bandara dibatalkan karena salah satu tuntutan mereka untuk bertemu dan berdialog dengan Direktur Utama PT Angkasa Pura II dipenuhi. Hal ini diberitakan di media online Tempo.co sebagai berikut: “Kami bisa bertemu Dirut AP II, hari ini kami tidak unjuk rasa. Kami diagendakan bertemu Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin di Gedung 600 Kantor Pusat AP II sekitar pukul 10.00. Ada 25 perwakilan warga yang akan menyampaikan langsung tuntutan kami.”6 5
Runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, Warga Tolak Tanah Dibayar Murah, https://m.tempo.co/read/news/2017/03/14/214855860/runway-3-bandara-soekarno-hatta-warga-tolaktanah-dibayar-murah, diakses 4 April 2017 pukul 10:50 WIB 6
Korban penggusuran runway bandara soekarno hatta batal demo, https://m.tempo.co/read/news/2017/03/20/214857587/korban-penggusuran-runway-bandara-soekarnohatta-batal-demo, diakses 4 April 2017 pukul 10:50 WIB
5
Adapun
perwakilan
negosiator
yang
menyampaikan
aspirasi
masyarakat Rawarengas beberapa diantaranya merupakan anggota dari Aliansi Masyarakat Rawarengas. Aliansi Masyarakat Rawarengas dibentuk dan digagas oleh Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang merupakan salah satu warga RT002/RW015 Desa Rawarengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten. Warga RT002/RW015 merupakan warga Desa Rawarengas yang paling keras dalam menolak harga murah yang ditetapkan oleh tim KJPP yang dinilai tidak transparan dan tidak sesuai dengan harga pasaran. Hal ini diperkuat dengan wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Bapak Syamsudin sebagai berikut: “Ya yang jelas, kami aliansi warga Desa Rawarengas khususnya warga RT002/RW015 sangat menolak proyek runway 3 Bandara ini dilanjutkan, apabila harga yang ditetapkan oleh tim KJPP tidak transparan dan tidak sesuai dengan harga pasaran.”7 Pihak PT. Angkasa Pura II pada dasarnya telah berupaya untuk melakukan pendekatan dengan warga dengan melakukan community relations. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya program-program prioritas untuk komunitas yang berada di sekitar Bandara, khususnya warga Desa Rawarengas dalam aspek bantuan sosial, program kemitraan, dan juga program bina lingkungan. Program bantuan sosial yang dibuat PT. Angkasa Pura II, menjadi salah satu media komunikasi dari perusahaan dalam
7
Hasil Wawancara Penulis dengan Bapak Syamsudin selaku Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Rawarengas, Kabupaten Tangerang, Banten pada 13 April 2017 Pukul 00.12 WIB
6
melakukan
pendekatan
sosialisasi
kepada
warga,
bahwa
akan
dilaksanakannya proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta. Hal ini diperkuat dengan wawancara penulis dengan Taras Arshayoena selaku Public Relations Junior Manager PT. Angkasa Pura II yang penulis kutip: “PT. Angkasa Pura II mempunyai program-program yang dilaksanakan secara bertahap untuk komunitas sekitar Bandara khususnya Desa Rawarengas. Beberapa diantaranya ialah program dalam aspek bantuan sosial, program kemitraan, dan juga program bina lingkungan. Melalui kegiatan tersebut menjadi salah satu media komunikasi kita dalam mensosialisasikan bahwa akan dilaksanakannya proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta”8
Proses community relations terssebut dilakukan untuk menjaga hubungan dengan komunitas sekitar perusahaan. Dalam hal ini penulis mengambil
proses
community
relations
yang
dilakukan
perusahaan
khususnya dalam aspek bantuan sosial yang diberikan kepada masyarakat dalam memenuhi kebutuhan mereka. Bantuan sosial yang diberikan salah satunya adalah pada kegiatan safari ramadhan yang dilaksanakan setiap tahunnya, khususnya pada tahun 2016 karena perusahaan memberikan bantuan sepenuhnya dalam kegiatan. Melalui proposal yang diajukan kepada perusahaan, PT. Angkasa Pura II akan memberikan bantuan sosial yang dibutuhkan oleh komunitas atau masyarakat yang berada di sekitar Bandara khususnya masyarakat Desa Rawarengas yang merupakan prioritas dari perusahaan untuk kemudian melalui kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
8
Hasil Wawancara Penulis dengan Taras Arshayoena Public Relations Junior Manager PT. Angkasa Pura II pada 24 Mei 2017 Pukul 16.00
7
melakukan komunikasi non-formal kepada masyarakat tentang proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta. Hal ini diperkuat dengan wawancara yang dilakukan penulis dengan Taras Arshayoena Public Relations Junior Manager PT. Angkasa Pura II yang penulis kutip: “Pendekatan yang kita lakukan ke masyarakat khususnya Desa Rawarengas untuk proyek runway 3 dari tahun 2015. Salah satunya pendekatan yang dilakukan melalui bantuan sosial kepada masyarakat melalui bantuan yang kita berikan kita juga sambil mensosialisasikan mengenai rencana perluasan runway 3 Bandara. Banyak bantuan sosial yang sudah diberikan untuk komunitas khususnya warga Desa Rawarengas, diantaranya program safari ramadhan yang akan kita laksanakan tiap bulan Ramadhan. Khusus pada tahun 2016 perusahaan memberi bantuan penuh terhadap kebutuhan untuk menunjang berjalannya kegiatan”9 Namun, pada umumnya banyak warga masih merasa PT. Angkasa Pura II masih kurang memperhatikan masyarakat dalam aspek bantuan sosial. Selama ini, warga menilai PT. Angkasa Pura II kurang perhatian kepada warga dalam hal memberikan bantuan sosial kepada warga secara langsung, baru setelah ada rencana penggusuran warga merasa diperhatikan dan banyak diberi bantuan oleh PT. Angkasa Pura II. Hal ini diperkuat dengan wawancara yang dilakukan penulis dengan Bapak Syamsudin selaku Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Rawarengas sebagai berikut:
9
Ibid.
8 “Warga terkadang membutuhkan bantuan sosial, kadang dikasih tapi itu juga setelah mau ada perluasan, sebelum ada perluasan ga ada, susah, kalaupun ada cuman orang-orang tertentu saja yang punya akses dengan orang yang ada di perusahaan, selain daripada itu ga ada. Sekitar dua tahun setelah mau ada penggusuran, barulah ada perhatian dari perusahaan untuk masyarakat Rawarengas.”10 Menurut Warga, akses komunikasi yang dilakukan oleh pihak PT. Angkasa Pura II kepada warga juga rumit, warga sulit untuk dapat berkomunikasi langsung dengan pihak perusahaan. PT. Angkasa Pura II berkomunikasi dengan warga setelah ada demo dari warga tentang harga yang tidak cocok, sedangkan warga menginginkan pihak perusahaan untuk turun secara langsung memperhatikan keadaan warga serta mengajak untuk berdiskusi bersama dalam penetapan harga tanah bersama tim dari KJPP. Hal ini diperkuat dengan wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan Ketua Aliansi Warga Masyarakat Bapak Muhidin sebagai berikut: “Setelah ada demo baru kita bisa ketemu langsung sama pak Dirut, mereka kurang turun langsung untuk memperhatikan keadaan warga sekitar Bandara khususnya warga desa rawarengas. Kemudian harusnya kita juga diajak diskusi bersama tim dari KJPP juga jadi bisa dapat titik temu nya.” 11 Warga juga kecewa lantaran penetapan harga yang dinilai tidak transparan oleh tim KJPP, padahal warga hanya ingin tahu apakah harga yang di tetapkan sudah sesuai dengan harga pasaran. PT. Angkasa Pura II juga dinilai kurang mendengarkan opini masyarakat tentang tidak transparan 10
Hasil Wawancara Penulis dengan Bapak Syamsudin, Op.Cit. Hasil Wawancara Penulis dengan Bapak Muhidin Ketua Aliansi Masyarakat Rawarengas, Kabupaten Tangerang, Banten pada12 April 2017 Pukul 23.30 WIB 11
9
nya penetapan harga yang di te`tapkan oleh tim KJPP. Warga merasa perusahaan kurang terbuka terhadap saran dan pemikiran-pemikiran warga mengenai penetapan harga tanah. Hal ini diperkuat dengan wawancara yang dilakukan penulis dengan Ketua Aliansi Masyarakat Rawarengas Bapak Muhidin sebagai berikut: “Warga kecewa, padahal banyak warga yang mau tau, kenapa kok harga nya bisa segitu apa penetapan nya udah sesuai sama harga pasaran belum, jika memang sudah sesuai pasti tidak akan terjadi protes oleh warga, kita kan gatau, kita aja minta perusahaan biar tim KJPP transparan atau di bubarin aja belom didengerin” 12
Dengan adanya demo dan keluhan dari Warga Desa Rawarengas, Kabupaten Tangerang, Banten terhadap proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta.
Maka
penulis
ingin
mengetahui
bagaimana
proses
community relations PT. Angkasa Pura II terkait protes Warga RT002/RW015 Desa Rawarengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten pada proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, sehingga penulis mengambil judul “Proses Community Relations PT. Angkasa Pura II di Desa Rawarengas mengenai Kegiatan bantuan sosial yang dilakukan PT. Angkasa Pura II terkait protes Warga Desa Rawarengas RT002/RW015, Kabupaten Tangerang, Banten pada proyek perluasan runway 3 Bandara SoekarnoHatta, pada tanggal 14 Maret 2017".
12
Hasil Wawancara Penulis dengan Bapak Muhidin Ketua Aliansi Masyarakat Rawarengas, Kabupaten Tangerang, Banten pada 12 April 2017 Pukul 23.30 WIB
10
1.2.
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah bagaimana proses community relations PT Angkasa Pura II Di Desa Rawarengas mengenai kegiatan bantuan sosial yang dilakukan PT. Angkasa Pura II terkait protes warga Desa Rawarengas RT002/RW015, Kabupaten Tangerang, Banten pada proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, pada tanggal 14 Maret 2017?. 1.3.
Tujuan Penelitian Dari perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui proses community relations PT Angkasa Pura II Di Desa Rawarengas mengenai kegiatan bantuan sosial yang dilakukan PT. Angkasa Pura II terkait protes warga Desa Rawarengas RT002/RW015, Kabupaten Tangerang, Banten pada proyek perluasan runway 3 Bandara SoekarnoHatta, pada tanggal 14 Maret 2017. 1.4.
Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Penelitian Akademis Hasil penelitian ini dapat mengembangkan kajian ilmu komunikasi khususnya Public Relations mengenai proses community relations humas di lembaga pemerintah.
11
1.4.2. Manfaat Penelitian Praktis Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi para praktisi Public Relations mengenai proses community relations humas di lembaga pemerintah.
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.
Kerangka Teori
2.1.1. Manajemen Public Relations Manajemen dalam konteks strategi, mempunyai peran penting untuk membantu perusahaan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan dalam lingkungan usaha. Lingkungan adalah satu set faktor yang muncul dari luar dan tidak dapat dikendalikan begitu saja secara mudah. Perubahanperubahan lingkungan tentu akan mempengaruhi prestasi perusahaan dalam meraih keuntungan atau memberi kontribusi pada pihak-pihak yang terkait. Public
relations
mempunyai
peranan
yang
penting
dalam
upaya
mengefektifkan organisasi dengan membangun hubungan jangka panjang dengan lembaga-lembaga strategis.13 Public relations dapat dibedakan kepada fungsi manajemen melalui konsep kegiatan administrasi (operating concept of administration) dan fungsi staf khusus dalam pelayanan 12 administrasi (specialized staff function serving administrator).14 Dalam buku Rosady Ruslan yang berjudul Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Mc Elreath, (Managing Systematic and Ethical Public Relations, 1993, Madison, Wisconsin: Brown & Mark) mendefinisikan Manajem Humas adalah:
13
Renald Kasali, Manajemen Public Relations: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta Grafiti, 2008 hal. 32 14 Scoot M. Cutlip, Allen H. Center, and Glen M. Broom, Effective Public Relations, edisi 9 Jakarta: Kencana, 2006, Hal 29
12
13
Managing public relations means researching, planning implementing and evaluating an array of communication activities sponsored by the organizational satellite linked press conference, from simple brochures to multimedia national campaigns, from open house to grassroots political campaigns, from public service announcement to crisis management.”15 Manajemen Humas berarti penelitian, perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian suatu kegiatan komunikasi yang disponsori oleh organisasi mulai dari pertemuan kelompok kecil hingga berkaitan dengan konferensi pers internasional via satelit, dari pembuatan brosur hingga kampanye nasional melalui multimedia, dari menyelenggarakan acara open house hingga kampanye politik, dari pengumuman pelayanan publik hingga menangani kasus manajemen krisis. Kegiatan manajemen public relations mencakup fungsi-fungsi pokok manajemen secara umum, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengkomunikasian, pengawasan, dan penilaian yang dapat menentukan kelancaran proses manajemen dalam fungsi kehumasan dari lembaga.16
15
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, Jakarta: RajaGrafindo, Persada, 2003, Hal 31 16 Kinkin Yuliaty Subarsa Putri, Manajamen Public Relations, Jakarta: Laboraturium Sosial Politik Press 2010, hal, 29
14
2.1.2. Community Relations Saat ini perusahaan harus bisa kera sama sekaligus bersaing untuk mencapai keberhasilan. Sebuah organisasi menjadi bagian dari komunitas, menciptakan
solusi
saling
menguntungkan
(win-win
solutions)
yang
menghasilkan garis dasar yang lebih sehat serta membawa keuntungan bagi stakeholder dan masyarakat secara keseluruhan. Kunci bagi program community relations yang efektif adalah adanya tindakan yang positif dan bertanggung jawab secara sosial untuk membantu masyarakat sebagai bagian dari organisasi.17 Tujuan umum dari program community relations adalah menciptakan citra baik perusahaan pada masyarakat disekitar perusahaan beroperasi.18 Setiap komunitas memiliki aturan penting dalam kestabilan ekonomi dan kesejahteraan lembaganya. Setiap organisasi memiliki saham penting dalam kestabilan ekonomi dan kesejahteraan dari komunitas di mana organisasi berada. Oleh karena itu, cukup ilmiah jika setiap organisasi dari komunitas membangun suasana saling berkepentingan dalam keberhasilan serta efektivitas masing-masing operasi. Community relations yang baik membantu mengamankan apa yang dibutuhkan organisasi dari komunitas dan membantu menyediakan apa yang diharapkan oleh komunitas.19 Satu organisasi perlu merumuskan langkah langkah strategis dalam membantu mengembangkan Komunitas sekitar onganisasi melalui kegiatan 17
Dan Lattimore, et al, Public Relations: Profesi dan Praktik, Jakarta: Salemba Humanika, 2010, Hal 255 18 Edy Sahputra & Faulina, Profesional Public Relations, Medan: USU Press, 2011, Hal 127 19 Ibid, Hal 256
15
community relalons. Apalagi kini banyak pemerintah kota atau kabupaten ditanah air yang mengharapkan kehadian investor yang menanam investasi di daerahnya, yang berdampak pada perekonomian dan pengembangan masyarakatnya.20 Organisasi yang menanggapi dengan baik perubahan yang terjadi di sekelilingnya lalu mempersiapkan diri dalam lingkungan kompleksitasnya makin tinggi, pasti tidak akan mengabaikan program atau kegiatan community relations, karena program atau kegiatan community relations dianggap sebagai cara menanggapi perubahan yang terjadi pada lingkungan organisasinya.21 Kegiatan community relations juga dipandang sebagai bagian dari wujud tanggung jawab sosial organisasi, organisasi mempunyai tanggung jawab sosial dalam menjalankan peran dalam membantu warga masyarakat untuk mengembangkan dirinya.22 Community relations bisa dipandang sebagai salah satu upaya untuk mengelola keragaman masyarakat. Organisasi terbiasa menangani berbagai komunitas yang memiliki pandangan yang unik terhadap organisasi. Organisasi pun menjadi terbiasa melihat dan menelaah perubahanperubahan yang terjadi pada komunitasnya. Hubungan yang baik dengan komunitas merupakan modal yang cukup penting bagi organisasi untuk
20
Yosal Iriantara, op Cit, Hal 43 Ibid, Hal 76 22 Ibid, Hal 77 21
16
memahami arus perubahan yang terjadi pada lingkungan sosialnya sekaligus juga untuk menunjukkan tanggung jawab sosialnya pada komunitas. 23 2.2.
Kerangka Variabel
2.2.1. Proses Community Relations Community relations yang efektif tidak terjadi begitu saja, juga bukan sebagai hasil yang tidak bisa dielakkan dari organisasi yang berjalan dengan baik dan senantiasa memikirkan kepentingan umum.24 Community relations yang baik adalah sebuah kemitraan yang saling menguntungkan, jauh melampaui, katakanlah, sekedar suatu donasi keuangan atau kedermawanan untuk mendanai proyek masyarakat. Idealnya, sebuah institusi akan mengumpulkan
sumber
dayanya,
produk
dan
jasa
yang
diberikan
perusahaan, relasi dengan konsumen, rekrutmen, employee relations, proses produksi, strategi pemasaran dan iklan, rancangan gedung dan fasilitas organisasi dan menggunakan semua ini untuk membuat komunitas lebih baik serta untuk membentuk komunitas ditempat institusi berada.25 Dalam proses community relations terdapat beberapa tahapantahapan, seperti yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
23
Ibid Hal 78 Dan Latimore, et al, op cit, Hal 256 25 Ibid Hal 257 24
17
2.2.1.1. Menetapkan Sasaran Perusahaan harus melibatkan karyawannya ketika merencanakan dan mengimplementasikan
aktivitas
community
relations-nya.
Kebutuhan
komunitas lokal dan kepedulian karyawan perusahaan adalah dua kriteria paling penting dalam menentukan apa yang perlu diberi dukungan. Para karyawan ini berpartisipasi dalam kegiatan yang dipilih, membawa komitmen sosial mereka pada kehidupan, dan membuat tim duta perusahaan ke masyarakat. Namun, sasaran secara umum saja tentu tidak cukup. Perusahaan perlu memiliki strategi rencana dengan tertulis untuk community relations ini. Rencana tersebut harus menegaskan pandangan pihak manajemen tentang kewajibannya kepada komunitas sehingga usaha-usaha yang akan dilakukan dapat terkoordinasi dan terfokus. Sasaran community relations yang spesifik harus diterangkan dengan seksama. Kegagalan dalam melakukan hal ini dapat mematikan berbagai program community relations sebelum program tersebut dimulai.26 2.2.1. 2. Mengenali Komunitas Kebijakan
dan
sasaran
community
relations
tidak
ditentukan
berdasarkan prinsip-prinsip idealis. Mereka terjadi dengan melihat dan menilai kebutuhan organisasi, sumber daya, dan keahlian dalam organisasi pada satu sisi, serta kebutuhan dan harapan komunitas disisi lainnya. 26
Ibid, Hal 258
18
Sebelumnya kebijakan dan sasaran yang penting dikembangkan, organisasi harus mengenal komunitasnya. Walaupun community relations biasanya menekankan komunikasi dari organisasi
ke
komunitas,
keberhasilan
usaha
ini
berstandar
pada
pengetahuan komunikator tentang audensinya. Setiap komunitasnya memiliki publiknya sendiri dan tidak ada diantara dua publik ini yang persis sama. Namun, pengetahuan nyata tentang komunitas melampaui data demografis, etnik, geografis, dan ekonomi standard. "Untuk membangun komunitas, Anda harus berpartisipasi dalam komunitas tersebut," ungkap Annie
Heckenberg
dari
GPTMC,
Perusahaan
Pemasaran
Wisata
Philadephia.27 Hubungan dekat dengan pimpinan komunitas adalah sumber informasi yang sangat penting. Para pemimpin professional, agama, persaudaraan, pemimpin politik, serta editor media, umumnya dapat dijangkau melalui keanggotaan pada organisasi lokal melalui pertemuan dengan tatap muka dalam berbagai kegiatan.28 2.2.1.3. Petunjuk untuk Program Community Relations yang Efektif Setelah menyusun metode untuk input komunitas yang terusmenerus, petunjuk berikut harus digunakan untuk menyusun program community relations yang efektif.29
27
Ibid, Hal 259 Ibid, Hal 260 29 Ibid, Hal 260 28
19
1. Penyusunan pencapaian sasaran yang diharapkan oleh manajemen puncak harus dilakukan secara hati-hati organisasi dapat mencari beberapa sasaran reputasi, pengalaman dengan potensial pay off dimasa mendatang stabilitas lingkungan dan sebagainya. 2. Strategi alternatif harus dieksplorasi sebelum membuat pilihan, 3. Dampak
program
community
relations
terhadap
organisasi
dan
komunitas harus diantisipasi. 4. Perlu diperhatikan perkiraan total biaya dari semua kegiatan nonprofit ini serta total volume sumber daya organisasi yang digunakan dan dialokasikan untuk program community relations. Sesuatu yang tidak menguntungkan baik bagi organisasi maupun komunitas, jika tiba-tiba organisasi menemukan program yang ditetapkan berbiaya sangat tinggi dan dengan tiba-tiba harus menghentikan semua layanan yang telah diberikan kepada komunitas. 5.
Banyak manajer telah menyadari bahwa keterlibatan jenis tertentu dalam urusan daerah kota membutuhkan pengetahuan dan pemahaman yang melampaui bakat bisnis teknis serta kemampuan manajerial yang biasa. Keterampilan politik, pemahaman mendalam tentang masalah komunitas, dan kemampuan menyelesaikan masalah dalam setting tidak budaya yang biasa merupakan beberapa persyaratan untuk beberapa aktivitas. Keahlian khusus mungkin juga diperlukan.30
30
Ibid, Hal 260
20
2.2.1.4. Berkomunikasi dengan Komunitas Komunikasi
pada
komunitas
tidak
memiliki
audiensi
tunggal.
Perusahaan harus terbuka terhadap berbagai taktik komunikasi jika mereka ingin menjangkau publik yang penting, salah satu cara yang signifikan untuk menjangkau komunitas adalah melalui komunikasi karyawan.31 Organisasi lokal juga merupakan wahana penting komunikasi dalam komunitas. Warga, jasa, sosial, organisasi budaya, politik, veteran, dan keagamaan serta kelompok pemuda semuanya memberikan platform bagi pesan
dan
memberikan
kesempatan
yang cukup untuk melakukan
komunikasi informal. Para manajer organisasi harus didorong untuk menjadi bagian dari kelompok seperti ini dimana harus bersiap memberikan informasi umum untuk publik.32 2.2.1.5.
Saluran Komunikasi
Saluran komunikasi yang melaluinya, di mana audiensi yang dijangkau bisa beragam, mulai dari pertemuan informal sampai pembuatan iklan di media massa setempat seperti surat kabar, radio, dan televisi. Publikasi internal, brosur, dan laporan tahunan dapat dibagi dengan mudah kepada pemimpin komunitas. Beberapa organisasi bahkan membuat newsletter yang ditunjukkan khusus untuk masyarakat di sekitarnya.
31 32
Ibid, Hal 260 Ibid, Hal 261
21
Sebuah metode komunikasi organisasi yang berorientasi pada komunitas adalah open house. open house yang sukses memberikan wisata kelompok kecil pada fasilitas organisasi dengan petunjuk yang komprehensif. Termasuk
didalamnya,
film,
tampilan,
dan
brosur
serta
biasanya
menyediakan sampel produk yang bisa dibawa pulang oleh partisipan. Tentu saja, pesan utama dari aktivitas ini adalah adanya saling ketergantungan antara lembaga dan komunitas.33 2.3.
Keterkaitan Konsep Community relations bisa bermakna lebih dari sekedar membangun
hubungan baik antara organisasi dan komunitas sekitarnya. Community relations merupakan partisipasi dari lembaga yang terencana, aktif, dan terus-menerus
dengan
masyarakat,
dalam
rangka
memelihara
dan
meningkatkan lingkungannya untuk memperoleh keuntungan, bagi lembaga maupun bagi komunitas. Community relations sangat penting untuk sebuah perusahaan atau organisasi. Komunitas dengan perusahaan bisa saling menguntungkan dalam segala hal. Setiap komunitas dapat menjaga dan meningkatkan sebuah perusahaan dalam hal kestabilan ekonomi maupun kesejahteraan perusahaan dan perusahaan dapat membantu menyediakan apa yang diperlukan oleh komunitas.
33
Ibid, Hal 261
22
Dalam sebuah perusahaan atau organisasi terdapat beberapa proses community relations yang harus dijalankan secara bertahap. Hal-hal tersebut berkaitan satu sama lain sehingga apabila semua proses community relations berjalan dengan lancar akan menghasilkan hubungan yang baik antara perusahaan dengan masyarakat. Dalam proses community relations terdapat beberapa tahapantahapan, yaitu menetapkan sasaran, mengenali komunitas, petunjuk untuk program community relations yang efektif, berkomunikasi dengan komunitas dan saluran komunikasi, yang dimana kelima proses tersebut saling berkaitan. Dengan adanya proses community relations maka akan terjalin hubungan yang baik antara perusahaan dengan masyarakat.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Pendekatan Penelitian Metode
kuantitatif
diartikan
sebagai
“metode
penelitian
yang
berlandaskan pada positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ada.23 Menurut
Arikunto,
pendekatan
penelitian
kuantitatif
dituntut
menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut serta hasilnya. Demikian juga pemahaman akan kesimpulan akan lebih baik apabila disertai tabel, grafik, bagan, gambar, dan tampilan lain.24 Penelitian kuantitatif dapat dikonstruksi sebagai strategi penelitian yang menekankan kuantifikasi dalam pengumpulan dan analisis data dengan pendekatan deduktif untuk hubungan antar teori dan penelitian dengan menempatkan pengujian teori. Oleh karena itu, penelitian kuantitatif merupakan sebuah penyelidikan tentang masalah sosial berdasarkan pada pengujian sebuah teori yang terdiri dari variabel-variabel, diukur dengan angka, dan dianalisis dengan prosedur
23 24
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2006. Hal. 8. Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta 2006 Hal. 37
23
24 statistik untuk menentukan apakah generalisasi prediktif teori tersebut benar.25 Penulis memilih menggunakan metode penelitian kuantitatif karena data penelitian ini berupa angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data penelitian serta hasilnya mengenai proses community relations PT. Angkasa Pura II (Persero) mengenai kegiatan bantuan sosial yang dilakukan PT. Angkasa Pura II terkait protes Warga Desa Rawarengas RT002/RW015, Kabupaten Tangerang, Banten pada proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, pada tanggal 14 Maret 2017. Dalam Penelitian ini, penulis menggunakan metode kuantitatif agar memungkinkan orang untuk memprediksi, menjelaskan, dan memahami beberapa fenomena berdasarkan pada pengujian sebuah teori yang terdiri dari variabel-variabel, diukur dengan angka, dan dianalisis dengan prosedur statistik dengan lebih baik tentang proses community relations PT. Angkasa Pura II (Persero) mengenai kegiatan bantuan sosial yang dilakukan PT. Angkasa Pura II terkait protes warga Desa Rawarengas RT002/RW 015 Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang terkait masalah terhadap proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta.
25
Ulber Silalahi. Metode Penelitian Sosial, Bandung. Refika Aditama, 2012 Hal. 76
25 3.2.
Jenis Penelitian Penelitian
deskriptif
berguna
untuk
menggambarkan
tentang
karakteristik individu, situasi atau kelompok tertentu.26 Penelitian ini dapat meneliti pada hanya satu variable dan termasuk penelitian mengenai gejala atau hubungan antara dua gejala atau lebih.27 Jenis riset ini bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Periset sudah mempunyai konsep (biasanya hanya satu konsep) dan kerangka konseptual. Melalui konseptual, periset melakukan operasional konsep yang akan menghasilkan variable beserta indikatornya. Riset ini untuk menggambarkan realitas yang sedang terjadi tanpa menjelaskan hubungan antar variable.28 Berdasarkan jenisnya penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif karena penulis
hanya ingin
menggambarkan tentang karakteristik yang berkatian dengan proses community relations PT. Angkasa Pura II (Persero) mengenai kegiatan bantuan sosial yang dilakukan PT. Angkasa Pura II terkait protes Warga Desa Rawarengas RT002/RW015, Kabupaten Tangerang, Banten pada proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, pada tanggal 14 Maret 2017.
26
Elvinaro Ardianto, Op.Cit, hlm.12 Kinkin Yuliaty SP, Metode Penelitian Komunikasi, Jakarta: Lab. Sospol Press, 2010, hlm. 47 28 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktisi Riset Komunikasi, Jakarta, Kencana, 2008, hlm. 67 27
26 3.3.
Metode Penelitian Metode penelitian kuantitatif adalah penelitian yang sarat dengan
nuansa angka-angka dalam teknik pengumpulan data di lapangan. Dalam analisis data, metode penelitian kuantitatif memerlukan bantuan perhitungan ilmu statistic, baik statistic deskriptif maupun infernsial (yang menggunakan rumus-rumus statistic non-parametrik). Kesimpulan hasil penelitian pun berupa hasil perhitungan yang bersifat penggambaran atau jalinan variable. 29 Penelitian kuantitatif merupakan studi yang diposisikan sebagai bebas nilai (valuefree). Dengan kata lain, penelitian kuantitatif sangat ketat menerapkan prinsip-prinsip objektivitas. Objektivitas itu diperoleh antara lain melalui penggunaan instrumen yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Peneliti yang melakukan studi kuantitatif mereduksi sedemikian rupa hal-hal yang dapat membuat bias, misalnya akibat masuknya persepsi dan nilai-nilai pribadi.30 Metode penelitian kuantitatif dikatakan sebagai metode yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara objektif terhadap fenomena sosial. Untuk dapat melakukan pengukuran, setiap fenomena sosial di jabarkan kedalam beberapa komponen masalah, variable, dan indikator. Setiap variable yang ditentukan di ukur dengan memberikan simbol-simbol angka yang berbed–beda sesuai dengan kategori informasi yang berkaitan dengan variable tersebut. Dengan menggunakan simbol - simbol angka 29
Elvinaro Ardianto, Metode Penelitiam untuk Public Relations Kuatitatif dan Kualititaf, Bandung: Simbiosa Rektama Media, 2010, hlm. 47 30 Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif,Bandung: Pustaka Setia,2002, hlm. 35
27 tersebut, teknik perhitungan secara kuantitatif dapat di lakukan sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang belaku umum di dalam suatu parameter. Tujuan utama dari metodologi ini ialah menjelaskan suatu masalah tetapi menghasilkan generalisasi.31 Penulis melakukan metode penelitian kuantitatif yang sarat dengan nuansa angka-angka dalam teknik pengumpulan data di lapangan mengenai proses community relations PT. Angakasa Pura II (Persero) mengenai kegiatan bantuan sosial yang dilakukan PT. Angkasa Pura II terkait protes Warga Desa Rawarengas RT002/RW015, Kabupaten Tangerang, Banten pada proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, pada tanggal 14 Maret 2017. Penulis hanya menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan dan tidak terlalu mementingkan analisis data, dan penulis harus bersifat objektif tidak memihak atau berada dalam posisi netral. 3.4.
Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini, terdapat beberapa dimensi penelitian salah
satunya Cross Sectional. Cross Sectional adalah suatu penelitian yang semua data dikumpulakan sekaligus, merupakan hasil bidik (one snapshot) pada suatu saat tertentu dan penelitian tersebut data dikumpulkan hanya sekali, dengan cara menyebarkan kuesioner.32
31 32
Ibid. hllm. 36 Ibid, hlm. 57
28 Waktu penelitian dilakukan dalam satu waktu yaitu pada bulan Juni 2017 dan tidak akan dilakukan penelitian lain di waktu yang berbeda untuk diperbandingkan mengenai proses community relations di PT. Angkasa Pura II di Desa Rawarengas. Tempat pelaksanaan penelitian dilakukan di Desa Rawarengas RT002/RW015 Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang terkait masalah terhadap proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta. Penulis melakukan pengumpulan data berupa kuesioner yang akan dibagikan kepada warga Desa Rawarengas RT002/RW015 karena warga di RT tersebut sangat keras protesnya terhadap PT. Angkasa Pura II. 3.5.
Unit Analisis dan Unit Observasi
3.5.1. Unit Analisis Unit analasis adalah hubungan antara individu dalam suatu system, karena komunikasi di anggap sebagai kumpulan hubungan-hubungan, sehingga ada interaksi antar individu dalam sistem. Hubungan-hubungan ini merupakan pola-pola aliran informasi.33 Unit analisis ada sesuatu yang akan di analisis. Jika survey, unit analisisnya adalah individu.34 Dalam penelitian ini unit analisis data yang digunakan oleh penulis ialah individu, individu yang dimaksud dalam penelitian ini adalah individu yang merupakan kepala keluarga yang merupakan warga Desa Rawarengas RT002/RW015, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang. 33 34
Ibid, hlm 326 Ronny Kountur, Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, Jakarta: PPM, 2004, hl,.38
29 3.5.2. Unit Observasi Unit observasi merupakan unit terbesar dari unit analisis data yang akan kita teliti yang digunkan untuk mengukur satu variable. 35 Unit observasi yaitu mengamati secara langsung objek yang diteliti. Observasi yang dilakukan harus dicatat yang dilakukan secara sistematik dan dihubungkan dengan proporsisi umum bukan dipaparkan sebagai sesuatu yang hanya menarik perhatian, dan observasi dapat dicek dan dikontrol mengenai validitas dan reabilitasnya.36 Unit observasi yang penulis gunakan ialah komunitas, yaitu warga Desa
Rawarengas
RT002/RW015
Kecamatan
Kosambi,
Kabupaten
Tangerang terkait masalah terhadap proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta.
Alasan
penulis
melakukan
observasi
adalah
untuk
mengetahui keadaan atau fakta yang teriadi di lapangan, sehingga penulis dapat mengetahui secara pasti Proses Community Relations PT. Angakasa Pura II (Persero) mengenai kegiatan bantuan sosial yang dilakukan PT. Angkasa Pura II terkait protes Warga Desa Rawarengas RT002/RW015, Kabupaten Tangerang, Banten pada proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, pada tanggal 14 Maret 2017.
35 36
Ibid, hlm. 108 Asep Hermawan, Penulisan Paradigma Kuantitatfif, Jakarta: Grasindo, 2007, hlm. 89
30 3.6.
Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
3.6.1. Populasi Populasi menurut Sugiyono yang dikutip oleh Racmat Kriyantono dalam bukunya yang berjudul Teknik Praktis Riset Komunikasi ialah, Wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh periset untuk dipelajari, kemudian ditarik suatu kesimpulan.37 Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penulis merupakan kepala keluarga warga Desa Rawarengas RT002/RW015 Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang terkait masalah terhadap proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta sebanyak 94 kepala keluarga.38 3.6.2. Sampel Sampel adalah sebagian dari elemen-elemen tertentu dari sebuah populasi, seorang peneliti tidak akan dapat menjamin bahwa sampelnya benar-benar representative, namun paling tidak sesuai dengan prosedur yang di tentukan metodologi sampling berdasarkan berdasarkan probabilitas, maka dapat diperhitungkan sampai berapa besar selisihnya antara ciri-ciri dalam sample dengan ciri-ciri populasinya.39
37
Rachmat Kriyantono, Op.Cit hlm. 151 Arsip data penduduk RT03/RW15, Kelurahan Rawarengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang 2017 39 Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010. hlm. 133 38
31 Dalam penelitian ini sampel yang penulis ambil adalah 94 kepala keluarga dari Warga Desa Rawarengas RT002/RW015 Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang terkait masalah terhadap proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta. Adapun alasan penulis menjadikan sample dalam penelitian ini, ialah karena Warga RT002/RW015 yang paling keras menolak penetapan harga oleh tim KJPP terkait masalah terhadap proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta sebanyak 94 kepala keluarga. 3.6.3. Teknik Penarikan Sampel Teknik sampling merupakan metode atau cara menentukan sampel dan besar sampel. Untuk menentukan berapa sampel yang akan diambil, maka kita dapat menggunakan beberapa teknik sampling atau teknik pengambilan sampel.40 Dalam garis besarnya ada dua macam sampling, yaitu yang memberi kemungkinan yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih yang disebut probability sampling dan yang tidak memberi kemungkinan yang sama bagi setiap unsur populasi yang disebut non-probability sampling.41
40 41
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif, Grafindo, Jakarta: 2010 hlm. 58 S.Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), Jakarta, Bumi Aksara, 2008, hlm. 24
32 Pada penelitian ini penulis menggunakan teknik probabilty sampling. Teknik probability sampling yang penulis ambil adalah sensus. Sensus pada dasarnya sebuah riset survey dimana periset mengambil seluruh anggota populasi sebagai respondennya. Dengan demikian sensus menggunakan total sampling, artinya jumlah total populasi diriset.42 Penulis mengambil teknik sensus karena penulis mengambil seluruh populasi untuk dijadikan sampel yakni 94 orang kepala keluarga warga Desa Rawarengas RT002/RW015 Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang terkait masalah terhadap proyek perluasan runway 3 Bandara SoekarnoHatta. 3.7.
Teknik Pengumpulan Data Data merupakan unsur yang sangat penting dalam sebuah penelitian.
Tanpa adanya data, penelitian tidak mungkin bisa dilakukan. Menurut Hasan, data merupakan keterangan-keterangan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang diketahui atau anggap atau anggapan.43 Dalam penelitian ini dikenal ada dua teknik pengumpulan data yaitu, data primer dan data sekunder.
42
Rachmat Kriyantono, Op.Cit hlm. 159 Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Jakarta, Ghalia Indonesia, 2002, hlm. 82 43
33 3.7.1 Data Primer Beberapa ahli mengemukan pendapatnya mengenai defisini data primer. Defisini pertama dikemukan oleh Iqbal Hasan. Menurutnya data primer adalah data yang diperoleh orang yang melakukan penelitian atau bersangkutan yang memerlukannya.44 Menurut Sugiyono, “data primer adalah sumber langsung yang memberikan data pada pengumpul data”.45 Sedangkan menurut Rosady Ruslan, “data primer adalah data diperoleh secara langsung dari objek penelitian perorangan, kelompok, dan organisasi”.46 Dalam penelitian ini penulis menggunakan data primer berupa kuesioner. Defisini kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan, meraka akan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut.47 Pengisian kuesioner biasanya dengan memberikan tanda (x) atau (√). Penyebaran kuesioner ini penulis mempunyai tujuan untuk mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dan responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawab yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan kuesioner yang digunakan penulis.48
44
Ibid hlm. 82 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2005, hlm. 62 46 Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003, hlm. 29 47 Umar Husien, Metode Riset Komunikasi Organisasi, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2002, hlm. 88 48 Ibid, hlm. 95 45
34 Penulis
menetapkan
cara
pengisian
kuesioner
yaitu
dengan
menyiapkan kuesioner tertulis dan juga menyertakan di dalamnya pilihan jawaban yang akan dipilih oleh responden dengan memberikan (x) atau (√) agar responden memberikan jawaban sesuai dengan kenyataan tentang proses community relations PT. Angkasa Pura II (Persero) mengenai kegiatan bantuan sosial yang dilakukan PT. Angkasa Pura II terkait protes Warga Desa Rawarengas RT002/RW015, Kabupaten Tangerang, Banten pada proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, pada tanggal 14 Maret 2017. 3.7.2. Data Sekunder Sugiyono mendefinisikan data sekunder “sebagai sumber yang secara tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau dokumen yang sudah ada”.
49
Data sekunder ini bersifat
melengkapi data primer sehingga dituntut untuk berhati-hati atau menyeleksi data sekunder jangan sampai data tersebut tidak sesuai dengan tujuan riset atau mungkin terlalu banyak.50 Penulis juga memperoleh data sekunder melalui Pak Chiko Prananda selaku Ketua dari tim pembebasan tanah (internal) PT. Angkasa Pura II dan Pak Taras Arshayoena selaku Public Relations Junior Manager PT. Angkasa Pura II.
49 50
Sugiyono Op.Cit, hlm. 62 Rachmat Kriyantono, Op. Cit hlm. 97
35 3.8.
Validitas, Reliabilitas Data, dan Skala Pengukuran
3.8.1. Validitas Validitas dimaksudkan untuk menyatakan sejauh mana instrumen (misalnya kuesioner) akan mengukur apa yang ingin diukur.51 Validitas instrumen riset dapat digolongkan menjadi: validitas konstruksi, validitas isi, validitas prediktif, validitas eksternal, dan validitas rupa.52 Tipe validitas yang digunakan
dalam
penelitian
ini
adalah
validitas
konstruksi,
penulis
menggunakan validitas konstruksi karena sesuai untuk mengukur instrumen penelitian (kuesioner). Menurut Kriyantono, validitas konstruksi mencakup hubungan antara instrumen penelitian dengan kerangka teori untuk meyakinkan bahwa pengukuran secara logis berkaitan dengan konsepkonsep dalam kerangka teori.53 Tabel 3.1. Tabel Analisis Statistik No Skala
Validitas
Reliabilitas
Analisis Univariat Contigency Modus
1
Nominal
2
Ordinal
3
Interval
4
Rasio
Koefisien Kontigensi Korelasi C Rank Spearman Korelasi Rank – Order Construck Validity Korelasi Product (KMO – MSA Moment (Pearson’s &Barlett Test) Correlation) Pearson Analisis Regresi
Modus & Median Modus, Mean & Median Modus, Mean & Median
Sumber : Rachmat Kriyantono, 2006, hal 136.54
51
Rachmat Kriyantono, Op. Cit. Hal. 143 Ibid, Hal 149 53 Ibid, hal. 150. 54 Rachmat Kriyantono, Op. Cit., 2006, hal 136 52
36 Pada tabel 3.1 di atas dapat dilihat untuk skala nominal menggunakan menggunakan validitas koovisien kontigensi, ordinal rank spearman, ordinal menggunakan validitas konstruk dan rasio menggunakan peorson. Coefficient Alpha atau Cronbach’s Alpha merupakan rata-rata hasil pembagian dari berbagai macam cara untuk membagi jarak nilai skala. Hal penting mengenai Cronbach’s Alpha adalah nilai yang terkandung akan meningkat dengan meningkatnya nomor pada skala55. Pengukuran level interval membiarkan kita untuk menentukan jumlah jarak antar kategorinya 56. Barlett’s Test Sphericity menggunakan ukuran statistik approximate chi-square dan degree freedom (df) dengan nilai signifikansi di atas 0.5 57. memiliki nilai signifikansi 0,000-0,005 bahwa instrument telah memenuhi syarat valid, dengan memakai software SPSS untuk mendapatkan hasil yang valid.58 Untuk mengetahui apakah pernyataan kuesioner valid atau tidak caranya dilihat dari KMO dan barlett test. Bila dalam variabel itu anda dapat melihat KMO MSA adalah 0.5, 5 artinya 0.505 > 0,5 maka proses analisis faktor dapat dilanjutkan.59
55
Naresh K. Malhotra, Marketing Research: Sixth Edition, New Jersey: Pearson Education 2010, hlm. 287 56 W. Lawrence Neuman, Social Research Methods: Seventh Edition, Boston: Pearson Education, 2011, hlm. 219 57 Naresh K. Malhotra, Op. Cit.hlm. 607 58 Husen Umar, Metode Riset Bisnis, (Jakarta: Gramedia Pustaka, 2007), hlm. 175 59 Riduwan, Adun Rusyana, Enas, Cara Mudah Belajar SPSS 17.0 dan Aplikasi Statistik , Penelitian, Bandung : Alfabeta, 2011, Hlm. 174
37 Tabel 3.2. Kriteria Penafsiran Koefisien Validitas Koefisien Validitas Tafsiran 0,8 - 1,00 Validitas sangat tinggi (sangat baik) 0,6 - 0,8 Validitas tinggi (baik) 0,4 - 0,6 Validitas sedang 0,2 - 0,4 Validitas rendah (kurang) 0,0 - 0,2 Validitas sangat rendah 0,00 Tidak Valid Sumber: Wahyu Agung 2010.60 Pada tabel 3.2. di atas dapat dilihat bahwa untuk mengukur nilai koefisien validitasnya, “di atas 0,8 berarti sangat tinggi (sangat baik) sedangkan 0,2 berarti sangat terendah”.61 3.8.1.1.
Hasil Uji Validitas
Dalam penelitian mengenai proses community relations PT. Angakasa Pura II (Persero) mengenai Kegiatan bantuan sosial yang dilakukan PT. Angkasa Pura II terkait protes Warga Desa Rawarengas RT002/RW015, Kabupaten Tangerang, Banten pada proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, pada tanggal 14 Maret 2017. Penulis menggunakan validitas untuk mengukur antara kesesuaian hasil dengan keadaan sebenarnya saat melakukan penelitian. Karena penelitian ini menggunakan skala interval, untuk analisis stastistiknya adalah dengan menggunakan validitas konstruksi (KMO dan barlett test). Untuk mengetahui pernyataan kuesioner valid atau tidak caranya dapat dilihat jika pada variable tersebut
60 61
Wahyu Agung, Panduan SPSS 16.0, Yogyakarta: Gerailmu, 2010, Hal 94. Ibid, hal 230.
38 dapat melihat KMO-MSA (Kaiser Mayer Olkin – measure of sampling adequency). Tabel 3.3. Validitas Proses Community Relations PT. Angkasa Pura II di Desa Rawarengas N = 94 KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square df Sig.
.811 6713.567 1943 .000
Berdasarkan hasil uji validitas yang diadakan penulis, dari hasil analisis yang diperoleh nilai KMO (keiser meyer olkin) measure of sampling dequency sebesar 0,811 ternyata melebihi 0,5 maka data dikatakan valid. Disamping itu dari barlett’s test of sphericity menunjukan nilai signifikansi 0.000 < 0.05 bahwa instrument ini memenuhi syarat valid. 3.8.2. Reliabilitas Reliabilitas adalah derajat ketetapan, ketelitian atau keakuratan yang ditujukan oleh instrumen pengukuran.62 Untuk dapat kita lakukan dalam menetapkan validitas suatu instrumen pengukuran adalah menghasilkan
62
Husein Umar, Riset SDM dalam Organisasi, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum, 2000. Hal.127
39 derajat yang tinggi dari kedekatan data yang di peroleh dengan apa yang kita yakini pengukuran.63 Reliabilitas memiliki tiga dimensi, yaitu stabilitas (stability), konsisten internal (internal consistency), dan kesamaan (equivalency).64 Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini, penulis lakukan dengan pengujian reliabilitas secara
internal
consistency,
yaitu
dapat
diuji
dengan
menganalisis
konsistensi butir-butir analisis yang ada. Pengujian reliabilitas dengan internal consistency yang dilakukan sekali uji coba saja. Tabel 3.4. Tabel Analisis Statistik No Skala
Validitas
Reliabilitas
Analisis Univariat Contigency Modus
1
Nominal
2
Ordinal
3
Interval
4
Rasio
Koefisien Kontigensi Korelasi C Rank Spearman Korelasi Rank – Order Construck Validity Korelasi Product (KMO – MSA Moment (Pearson’s &Barlett Test) Correlation) Pearson Analisis Regresi
Modus & Median Modus, Mean & Median Modus, Mean & Median
Sumber : Rachmat Kriyantono, 2006, hal 136.65
Dalam proses menentukan analisis faktor, hal pertama yang dilakukan adalah menentukan permasalahan yang terdiri dari beberapa tahap. Pertama, tujuan dan analisis faktor harus diidentifikasi. Sangat penting bahwa variabel dapat diukur dalam skala interval atau rasio. Nilai tinggi (dari 0.5 – 63
Ibid. Hal. 128 Ibid, Hal. 146 65 Rachmat Kriyantono, Op. Cit., 2006, hal 136 64
40 1.0) menandakan bahwa analisis fakor sudah sesuai, sedangkan nilai dibawah 0.5 menandakan bahwa analisis faktor tidak sesuai. 66. Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan metode alpha cronbach’s diukur berdasarkan skala alpha cronbach’s 0 sampai 1.67 Kriterianya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5. Klasifikasi Reliabilitas Reliabilitas (r) Kriteria 0,8 – 1,00 Sangat Tinggi 0,6 – 0,79 Tinggi 0,4 – 0,59 Sedang 0,2 – 0,39 Rendah < 0,2 Sangat Rendah Sumber : Suharsimi Arikunto, 2007, Hal 245 Menurut Trinton, jika skala itu dikelompokkan ke dalam lima kelas dengan range yang sama, maka urutan kemantapan alpha dapat diinterpretasikan sebagai berikut: 1. Nilai alpha cronbach’s 0,00 sampai 0,20, berarti kurang reliable atau sangat rendah. 2. Nilai alpha cronbach’s 0,21 sampai 0,40, berarti agak reliable atau rendah. 3. Nilai alpha cronbach’s 0,41 sampai 0,60, berarti cukup reliable atau sedang. 4. Nilai alpha cronbach’s 0,61 sampai 0,80, berarti reliable atau tinggi. 66 67
Naresh K. Malhotra, Op. Cit, hlm. 67
Agus Eko Sujianto, Aplikasi Statistik dengan SPSS untuk Pemula, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007, Hal. 91
41 5. Nilai alpha cronbach’s 0,81 sampai 1,00, berarti sangat reliable atau sangat tinggi.68 3.8.2.1.
Hasil Uji Reliabilitas
Tabel 3.6. Case Processing Summary Proses Community Relations PT. Angkasa Pura II di Desa Rawarengas N = 94 Case Processing Summary N Cases
Valid
% 94
100.0
0
.0
94
100.0
a
Excluded Total a.
Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Tabel 3.7. Realibilty Statistics Proses Community Relations PT. Angkasa Pura II di Desa Rawarengas N = 94 Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .972
N of Items .973
63
Sumber: hasil penelitian penulis dengan SPSS 2013.
68
Ibid, Hal. 91
42 Dari hasil realibilitas di atas dapat dilihat bahwa dari 63 pernyataan yang diajukan oleh penulis kepada 94 responden mempunyai nilai cronbach’s alpha 0,972 dan cronbach’s alpha based on standardized items 0,973, maka hasil dinyatakan reliabel. 3.8.3. Skala Pengukuran Dengan
melakukan
skala
pengukuran
berarti
periset
mampu
mengklarifikasi variabel yang akan diukur agar tidak terjadi kesalahan dalam menentukan analisis data dan langkah riset selanjutnya.69 Dalam proses skala pengukuran ada empat jenis skala nominal, skala ordinal, skala rasio, skala interval. Skala pengukuran yang digunakan penulis dari beberapa skala tersebut adalah skala interval, karena skala ini lebih baik dari dua skala sebelumnya karena ada konsep interval.70 Dalam penelitian ini penulis menggunakan skala interval karena skala ini adalah skala yang lebih tepat digunakan dalam penelitian ini. Adapun penulis akan menguji variable dari Proses Community Relations PT. Angakasa Pura II (Persero) mengenai protes warga desa rawarengas RT002/RW015 Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang terkait masalah terhadap proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta dengan menggunakan skala interval agar mempermudah penulis dalam menarik kesimpulan. Penjelasan skala dalam kuesioner yang disebarkan penulis sebagai berikut : 69
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi,dan Kebijakan Publik, Jakarta: Kencana, 2008, hlm. 174 70 Rachmat Kriyantono, Op.Cit hlm. 167
43 Skala 5
: Sangat setuju, ini menunjukan keadaan ketika responden sangat setuju dengan pertanyaan yang diberikan
Skala 4
: Setuju, ini menunjukan keadaan ketika responden setuju dengan pertanyaan yang diberikan.
Skala 3
: Ragu-ragu, ini menunjukan keadaan ketika responden tidak memihak pada jawaban setuju atau tidak setuju.
Skala 2
: Tidak setuju, ini menunjukan keadaan ketika responden tidak setuju dengan pertanyaan yang diberikan.
Skala 1
: Sangat tidak setuju, ini menunjukan keadaa ketika responden tidak sangat setuju dengan pertanyaan yang diberikan.
3.9.
Teknik Analisis Data Dalam analisis data kuantitatif dikenal dua macam statistik, yaitu
statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif digunakan pada riset deskriptif yang menggambarkan gejala atau fenomena dari satu variabel yang diteliti tanpa menjelaskan hubungan-hubungan yang ada. Sedangkan statistik inferensial digunakan pada riset eksplanatif, yaitu riset yang bertujuan menjelaskan hubungan antara dua variabel atau lebih.71 Penulis
menggunakan
statistik deskriptif
dengan
tujuan
untuk
menggambarkan peristiwa, perilaku atau objek tertentu proses community relations PT. Angakasa Pura II (Persero) mengenai Kegiatan bantuan sosial yang dilakukan PT. Angkasa Pura II terkait protes Warga Desa Rawarengas
71
Rachmat Kriyantono. Op. Cit. Hal. 169
44 RT002/RW015, Kabupaten Tangerang, Banten pada proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, pada tanggal 14 Maret 2017. Beberapa jenis teknik yang termasuk kategori statistik deskriptif yang sering digunakan antara lain, Tabel (distribusi) Frekuensi, Tendensasi Sentral, dan Standar Deviasi.72 Statistik deskriptif yang digunakan oleh penulis adalah tendensi sentral mean. Tendensasi sentral bertujuan untuk mendapatkan ciri khas tertentu dalam bentuk sebuah bilangan yang merupakan ciri khas dari bilangan tersebut. Ada tiga bentuk tendensasi sentral yang sering digunakan, yaitu mean, median, dan modus.73 Tabel 3.8. Hubungan antara Analisis dan Variabel Analisis
Variabel
Distribusi Frekuensi
Nominal Kategorik
Ordinal Kategorik
Interval/Ratio Numerik
Diagram statistic
Bar chart
Bar chart, Histogram
Poligon
Ukuran tendensi pusat
Modus
Mean
Dispersi
IVK
Modus, median IVK
Estimasi
Standard deviasi
Mean Proporsi Proporsi Sumber: W. Gulo, Metodologi penelitian74
Dilihat dari tabel di atas, pada penelitian ini penulis menggunakan tendensi sentral dan hanya menggunakan mean dalam teknik analisis data. 72
Ibid. Hal. 169 Rachmat Kriyantono, Op Cit. hlm. 171 74 W. Gulo, Metodelogi Penelitian, Jakarta: Grasindo, 2005, Hal. 150 73
45 Penggunaan tendensi sentral mean dalam penelitian ini juga karena penulis menggunakan skala interval. Jika dalam suatu penelitian menggunakan skala interval atau ratio maka ukuran tendensi sentral yang digunakan adalah mean. Mean merupakan nilai tengah atau nilai rata-rata dari total bilangan. Mean dapat diperoleh dari rumus, sebagai berikut:75
M=
Keterangan:
∑ fX ─── N
f
= Frekuensi
X
= Nilai pengukuran
N
= Banyak pengamatan
Berdasarkan teori tersebut dalam penelitian ini penulis menggunakan tendensi sentral mean dalam teknik analisis data untuk mengetahui proses community relations PT. Angakasa Pura II (Persero) mengenai Kegiatan bantuan sosial yang dilakukan PT. Angkasa Pura II terkait protes Warga Desa Rawarengas RT002/RW015, Kabupaten Tangerang, Banten pada proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, pada tanggal 14 Maret 2017. Penggunaan tendensi sentral mean dalam penelitian ini juga karena penulis
menggunakan
skala
interval.
Jika
dalam
suatu
penelitian
menggunakan skala interval atau ratio maka ukuran tendensi sentral yang digunakan adalah mean.
75
Rachmat Kriyantono. Op. Cit. Hal.169
46 3.10. Definisi Konsep Konsep
adalah
istilah
dan
definisi
yang
digunakan
untuk
menggambarkan secara abstrak suatu kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu social.76 Penelitian yang penulis lakukan berjudul Proses Community Relations PT. Angakasa Pura II (Persero). Konsep yang penulis gunakan adalah manajemen humas, dan variable nya adalah proses community relations. Turunan dari proses community relations memiliki 5 dimensi. Dimensi yang pertama adalah menetapkan sasaran. Menetapkan memiliki turunan lima indicator yaitu merencanakan aktivitas community relations,
mengimpletasikan
aktivitas
community
relations,
kebutuhan
komunitas local, kepedulian karyawan perusahaan, strategi rencana tertulis community relations. Dimensi
yang
kedua
adalah
mengenali
komunitas.
Mengenali
komunitas memiliki tiga turunan indicator yaitu organisasi harus mengenal komunitasnya,
setiap
komunitas
memilik
publiknya
sendiri,
harus
berpartisipasi dalam komunitas. Dimensi ketiga adalah petunjuk untuk program community relations yang efektif. petunjuk untuk program community relations yang efektif memiliki turunan delapan indicator yaitu pencapain strategi, strategi alternative harus dieksplorasi, dampak program
community relations
terhadap organisasi, dampak program community relations terhadap 76
Ibid, hlm. 169
47 komunitas, total biaya dari semua kegiatan non-profit, sumber daya yang digunakan untuk program community relations, membutuhkan pengetahuan, membutuhkan pengalaman.
Dimensi keempat berkomunikasi dengan komunitas. Berkomunikasi dengan komunitas memiliki turunan empat indicator yaitu perusahaan terbuka terhadap taktik komunikasi dengan komunitas, karyawan berkomunikasi dengan
komunitas,
perusahaan
berkomunikasi
dengan
komunitas,
perusahaan berkomunikasi dengan pemimpin opini, organisasi lokal. Dimensi kelima saluran komunikasi. Saluran komunikasi memiliki turunan
tiga
indikator yaitu
publikasi internal,
open
house,
wisata
perusahaan. 3.11. Operasional Konsep Penentuan metode pengukuran atau prosedur operasionalisasi konsep dilakukan dengan memilih definisi konsep dan menurunkanya dalam definisi operasional. Operasional konsep adalah tahap mengubah konsep agar menjadi variabel yang dapat diukur.77 Berikut ini adalah operasional konsep dalam penelitian proses community relations oleh public relations:
77
Ibid. Hal. 83
48 Tabel 3.9. Operasionalisasi Konsep Proses Community Relations PT. Angkasa Pura II di Desa Rawarengas (Survei Deskriptif : Kegiatan Bantuan Sosial yang dilakukan PT. Angkasa Pura II Terkait Protes Warga Desa Rawarengas RT002/RW015, Kelurahan Rawarengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang terhadap Proyek Perluasan Runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, Pada Tanggal 14 Maret 2017) Konsep Variabel Manajemen Proses
Dimensi 1. Menetapkan
Indikator a. Merencanakan
Skala Interval
Skala
Public
Communit Sasaran
aktivitas community
(1-5)
Relations,
y
relations
1.STS=
(Rhenald
Relations
Kasali,
(Dan
b.Mengimplementa
2005)
lattimore,
sikan aktivitas
Otis
community relations
Sangat Tidak
Baskin,
Setuju 2.TS= Tidak Setuju 3.N=
Ragu-
ragu
Suzette
c. Kebutuhan
4.S= Setuju
Elisabeth
komunitas lokal
5.SS= Sangat Setuju
L. Toth, Public
d. Kepedulian
Relations
karyawan
Teori dan
perusahaan
Praktek) e. Strategi rencana dengan tertulis untuk community relations
49
Konsep Variabel Manajemen Proses
Dimensi Indikator Skala 2. Mengenali a. Organisasi harus Skala Interval mengenal
(1-5)
komunitasnya
1.STS=
Public
Community
Relations,
Relations
(Rhenald
(Dan
Kasali,
lattimore,
b. Setiap
2005)
Otis
komunitas memiliki
Baskin,
publiknya sendiri
Komunitas
Sangat Tidak
Suzette Elisabeth L.
Toth,
Teori
dan
Praktek)
2.TS= Tidak Setuju 3.N=
Ragu-
ragu
c. Harus
4.S= Setuju
berpartisipasi
5.SS= Sangat Setuju
Public Relations
Setuju
dalam komunitas
50
Konsep Variabel Manajemen Proses
3.
Dimensi Indikator Petunjuk a. Pencapaian
Public
Community untuk
Relations,
Relations
Program
(Rhenald
(Dan
Community
b. Strategi
Kasali,
lattimore,
Relations
alternatif harus
2005)
Otis
yang Aktif
dieksplorasi
sasaran
Skala Skala Interval (1-5) 1.STS=
Baskin,
Sangat Tidak Setuju 2.TS= Tidak Setuju 3.N=
Ragu-
Suzette
c. Dampak
Elisabeth
program
4.S= Setuju
L.
community
5.SS= Sangat Setuju
Toth,
Public
relations
Relations
terhadap
Teori
organisasi dan
dan
Praktek)
komunitas
d. Total biaya dari kegiatan nonprofit
e. Membutuhkan pengetahuan dan pemahaman
ragu
51
Konsep Variabel Manajemen Proses
4.
Dimensi
Indikator a. Perusahaan
Skala Interval
Public
Community
Berkomunik
terbuka terhadap
(1-5)
Relations,
Relations
asi
(Rhenald
(Dan
Komunitas
Kasali,
lattimore,
b. Karyawan
2005)
Otis Baskin,
berkomunikasi
Suzette
dengan
Elisabeth L.
komunitas
dengan komunitas
Skala
1.STS= Sangat Tidak
Toth, Public
Setuju 2.TS= Tidak Setuju 3.N=
Ragu-
ragu 4.S= Setuju
Relations
c. Perusahaan
Teori dan
berkomunikasi
Praktek)
dengan Pemimpin Opini
d. Organisasi Lokal 5.
Saluran a. Pertemuan
Komunikasi
informal b. Pembuatan iklan di media massa c. Publikasi Internal d.Open house
5.SS= Sangat Setuju
52 3.12. Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian 1. Keterbatasan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah adanya indikator yang tidak dapat di tanyakan secara detail terperenci melalui kuesioner untuk mendapatkan data penelitian. 2. Kelemahan penulis dalam penelitian ini terdapat pada penggunaan konsep. Penulis hanya menggunakan satu konsep yaitu Manajemen Public Relations dari Rosady Ruslan dan satu variabel yaitu proses community relations dari Dan Lattimore.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum 4.1.1. Profil PT. Angkasa Pura II PT Angkasa Pura II (Persero), selanjutnya disebut “Angkasa Pura II” atau “Perusahaan” merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang usaha pelayanan jasa kebandarudaraan dan pelayanan jasa terkait bandar udara di wilayah Indonesia Barat. Angkasa Pura II telah mendapatkan kepercayaan dari Pemerintah Republik Indonesia untuk mengelola dan mengupayakan pengusahaan Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng yang kini berubah nama menjadi Bandara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta serta Bandara Halim Perdanakusuma sejak 13 Agustus 1984. Keberadaan Angkasa Pura II berawal dari Perusahaan Umum dengan nama Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng melalui Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 1984, kemudian pada 19 Mei 1986 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 1986 berubah menjadi Perum Angkasa Pura II. Selanjutnya, pada 17 Maret 1992 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 1992 berubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). Seiring perjalanan perusahaan, pada 18 November 2008 sesuai
53
54
dengan Akta Notaris Silvia Abbas Sudrajat, SH, SpN Nomor 38 resmi berubah menjadi PT Angkasa Pura II (Persero). Berdirinya Angkasa Pura II bertujuan untuk menjalankan pengelolaan dan pengusahaan dalam bidang jasa kebandarudaraan dan jasa terkait bandar udara dengan mengoptimalkan pemberdayaan potensi sumber daya yang dimiliki dan penerapan praktik tata kelola perusahaan yang baik. Hal tersebut diharapkan agar dapat menghasilkan produk dan layanan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat sehingga dapat meningkatkan nilai Perusahaan dan kepercayaan masyarakat. Kiprah Angkasa Pura II telah menunjukkan kemajuan dan peningkatan usaha yang pesat dalam bisnis jasa kebandarudaraan melalui penambahan berbagai sarana prasarana dan peningkatan kualitas pelayanan pada bandara yang dikelolanya. Angkasa Pura II telah mengelola 13 Bandara, antara lain yaitu Bandara
Soekarno-Hatta
(Jakarta),
Halim
Perdanakusuma
(Jakarta),
Kualanamu (Medan), Supadio (Pontianak), Minangkabau (Padang), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), Husein Sastranegara (Bandung), Sultan Iskandarmuda (Banda Aceh), Raja Haji Fisabilillah (Tanjungpinang), Sultan Thaha (Jambi), Depati Amir (Pangkal Pinang) dan Silangit (Tapanuli Utara). Angkasa Pura II telah berhasil memperoleh berbagai penghargaan dari berbagai instansi. Penghargaan yang diperoleh merupakan bentuk apresiasi kepercayaan masyarakat atas performance Perusahaan dalam memberikan pelayanan.
55
Sebagai Badan Usaha Milik Negara, Angkasa Pura II selalu melaksanakan kewajiban untuk membayar dividen kepada negara selaku pemegang saham. Angkasa Pura II juga senantiasa berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik dan perlindungan konsumen kepada pengguna jasa bandara, menerapkan praktik tata kelola perusahaan yang baik,
meningkatkan
kesejahteraan
karyawan
dan
keluarganya
serta
meningkatkan kepedulian sosial terhadap masyarakat umum dan lingkungan sekitar bandara.75 4.2. Objek Kajian Penelitian PT. Angkasa Pura II berada disekitar pemukiman warga, sehingga harus menjalin hubungan baik dengan warga sekitar. Menjaga hubungan baik dilakukan agar citra perusahaan dimata masyarakat baik. Namun pada tanggal 14 Maret 2017 warga RT002/RW015, Kelurahan Rawarengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, melakukan demo terhadap PT. Angkasa Pura II. Demo tersebut berkaitan dengan protes terhadap penggusuran lahan untuk proyek runway 3 atau landasan pacu Bandara Soekarno-Hatta. Proyek tersebut memakan banyak lahan warga, salah satunya Warga Desa Rawa Rengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten. Warga menolak untuk diganti rugi karena harga yang
75
Profile PT. Angkasa Pura II, http://www.angkasapura2.co.id/id/tentang/sejarah, diakses 1 Juni 2017 pukul 21:36 WIB
56
menurut mereka tidak sesuai sehingga warga pun melakukan demo di depan pintu M-1 Bandara Soekarno-Hatta pada tanggal 14 Maret 2017.76 Warga protes terhadap PT. Angkasa Pura II karena penetapan harga yang untuk ganti rugi lahan tidak transparan, lalu warga juga protes terhadap perusahaan lantaran kurang memperhatikan secara langsung keadaan warga, bahkan warga juga merasa bahwa selama ini PT. Angkasa Pura II masih kurang dalam memberikan bantuan kepada warga sekitar. Proses community relations yang dilakukan oleh PT. Angkasa Pura II yaitu membuat program kegiatan bantuan sosial untuk warga sekitar Bandara
Cabang
Utama
Soekarno-Hatta
khususnya
warga
Desa
Rawarengas diantaranya, memberikan bantuan dalam aspek bantuan sosial kepada masyarakat, memberikan bantuan berupa dana bantuan sosial kepada masyarakat, memenuhi kebutuhan masyarakat untuk konsumsi buka puasa bersama dalam acara Safari Ramadhan 2016, dan memenuhi secara menyeluruh kebutuhan dari acara tahunan warga tersebut, akan tetapi dalam melakukan proses community relations banyak masalah yang dihadapi oleh PT. Angkasa Pura II. Untuk itu penulis akan meneliti mengenai proses community relations PT. Angkasa Pura II yang akan dinilai melalui variable proses community relations dengan lima dimensinya yaitu menetapkan
76
Runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, Warga Tolak Tanah Dibayar Murah, https://m.tempo.co/read/news/2017/03/14/214855860/runway-3-bandara-soekarno-hattawarga-tolak-tanah-dibayar-murah, diakses 4 April 2017 pukul 10:50 WIB
57
sasaran, mengenali komunitas, petunjuk untuk program community relations yang efektif, berkomunikasi dengan komunitas dan saluran komunikasi.77 4.3.
Hasil Penelitian
4.3.1. Dimensi Menetapkan Sasaran 4.3.1.1. Indikator Merencanakan aktivitas community relations Tabel 4.1 PT. Angkasa Pura II memberitahukan warga tentang rencana kegiatan bantuan sosial N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi 10 10.6% 12 12.8% 14 14.9% 33 35.1% 25
26.6%
94
100.0%
Rata - rata
2.46
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 2.46. Hal ini berarti responden cenderung tidak setuju bahwa PT. Angkasa Pura II memberitahukan warga tentang rencana kegiatan bantuan sosial dalam mengatasi protes warga terkait masalah proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II kurang berkomunikasi dengan warga tentang rencana kegiatan bantuan sosial dalam
77
Hasil Wawancara Penulis dengan Taras Arshayoena Public Relations Junior Manager PT. Angkasa Pura II pada 24 Mei 2017 Pukul 16.00
58
mengatasi protes warga terkait masalah proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta. Namun masih ada responden yang menjawab setuju dan sangat setuju, karena responden merasa mendapatkan informasi dari PT. Angkasa Pura II tentang rencana kegiatan bantuan sosial dalam mengatasi protes warga terkait masalah proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta . Tabel 4.2 Warga mendapatkan laporan mengenai rencana kegiatan bantuan sosial dalam mengatasi masalah protes terhadap proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta. N = 94
Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi Rata - rata 3 3.2% 5 5.3% 8 8.5% 1.80 32 34.0% 46 94
48.9% 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil 1.80. Hal ini berarti responden cenderung tidak setuju bahwa warga sudah mengetahui rencana kegiatan bantuan sosial dalam mengatasi masalah protes terhadap proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta. Hal ini menunjukan bahwa warga tidak mendapatkan informasi dari perusahaan tentang rencana
59
kegiatan bantuan sosial dalam mengatasi masalah protes terhadap proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta. Namun masih ada responden yang menjawab setuju karena responden merasa bahwa beberapa warga mengetahui rencana kegiatan bantuan sosial dalam mengatasi masalah protes terhadap proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta . Tabel 4.3 PT. Angkasa Pura II berperan serta dalam mengatasi masalah protes warga N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Netral) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi 47 50.0% 33 35.1% 6 6.4% 2 2.1% 6 94
Rata - rata
4.21
6.4% 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 4.21. Hal ini berarti responden cenderung setuju bahwa karyawan PT. Angkasa Pura II berperan serta dalam mengatasi masalah protes warga terkait masalah proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II berperan serta dalam mengatasi masalah protes warga terkait masalah proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta.
60
Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju karena responden merasa karyawan PT. Angkasa Pura II tidak berperan serta dalam mengatasi masalah protes warga terkait masalah proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta.
4.3.1.2. Indikator Mengimplementasikan Aktivitas Community Relations Tabel 4.4 PT. Angkasa Pura II turun langsung memberikan penjelasan mengenai masalah proyek perluasan runway 3.
Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
N = 94 Frekuensi Persentasi Rata - rata 3 3.2% 4 4.3% 11 11.7% 1.74 24 25.5% 52 94
55.3% 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 1.74. Hal ini berarti responden sangat tidak setuju cenderung mengatakan tidak setuju bahwa PT. Angkasa Pura II turun langsung memberikan penjelasan mengenai masalah proyek perluasan runway 3. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II tidak turun langsung dalam memberikan penjelasan atau sosialisasi mengenai rencana proyek perluasan runway 3.
61
Namun masih ada responden yang menjawab setuju dan sangat setuju karena responden merasa PT. Angkasa Pura II sudah cukup dalam turun langsung memberikan penjelasan mengenai rencana proyek perluasan runway 3. Tabel 4.5 PT. Angkasa Pura II memberikan sumbangan kepada warga terkait masalah proyek perluasan runway 3 N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi Rata - rata 46 35 6 3 4
94
48.9% 37.2% 6.4% 3.2% 4.3%
4.24
100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 4.24. Hal ini berarti responden cenderung setuju bahwa PT. Angkasa Pura II memberikan sumbangan kepada warga terkait masalah proyek perluasan runway 3. Hal ini menunjukan PT. Angkasa Pura II sudah memberikan sumbangan kepada warga terkait masalah proyek perluasan runway 3. Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju karena responden merasa PT. Angkasa Pura II tidak memberikan sumbangan kepada warga terkait masalah proyek perluasan runway 3.
62
Tabel 4.6 Warga sekitar merasakan manfaat kegiatan community relations PT. Angkasa Pura II
Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
N = 94 Frekuensi Persentasi Rata - rata 27 28.7% 32 34.0% 3.48 7 7.4% 15 16.0% 13 94
13.8% 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.48. Hal ini berarti responden ragu-ragu cenderung setuju bahwa warga sekitar merasakan manfaat kegiatan comunity relations PT. Angkasa Pura II. Hal ini menunjukan bahwa warga sekitar merasakan manfaat dari kegiatan community relations yang dilakukan oleh PT. Angkasa Pura II. Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju karena responden merasa bahwa warga sekitar tidak merasakan manfaat dari kegiatan community relations yang dilakukan oleh PT. Angkasa Pura II.
63
4.3.1.3. Indikator Kebutuhan komunitas lokal Tabel 4.7 Kegiatan bantuan sosial yang dibuat PT. Angkasa Pura II sesuai dengan kebutuhan warga. N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi Rata - rata 25 26.6% 40 42.6% 3.74 13 13.8% 12 12.8% 4 94
4.3% 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.74. Hal ini berarti responden cenderung setuju bahwa kegiatan bantuan sosial yang dibuat PT. Angkasa Pura II sesuai dengan kebutuhan warga. Hal ini menunjukan kegiatan bantuan sosial yang dibuat PT. Angkasa Pura II sesuai dengan kebutuhan. Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju karena responden merasa bahwa kegiatan bantuan sosial yang dibuat PT. Angkasa Pura II tidak sesuai dengan kebutuhan warga.
64
Tabel 4.8 Kebutuhan komunitas selalu dipenuhi oleh PT. Angkasa Pura II dengan menjadi sponsor dalam acara warga. N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi 7 7.4% 3 3.2% 5 5.3% 26 27.7% 53 56.4% 94 100.0%
Rata - rata
1.78
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 1.78. Hal ini berarti responden cenderung tidak setuju bahwa kebutuhan komunitas tidak selalu dipenuhi oleh PT. Angkasa Pura II dengan menjadi sponsor dalam acara warga. Hal ini menunjukan bahwa kebutuhan komunitas tidak selalu dipenuhi oleh PT. Angkasa Pura II dengan menjadi sponsor dalam acara warga. Namun masih ada responden yang menjawab setuju dan sangat setuju karena responden merasa bahwa kebutuhan komunitas selalu dipenuhi oleh PT. Angkasa Pura II dengan menjadi sponsor dalam acara warga.
65
Tabel 4.9 PT. Angkasa Pura II selalu memberi bantuan sosial berupa sumbangan dana untuk kebutuhan warga. N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi Rata - rata 16 17.0% 43 45.7% 15 16.0% 3.56 18 19.1% 2 94
2.1% 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.56. Hal ini berarti responden ragu ragu cenderung setuju bahwa PT. Angkasa Pura II selalu memberi bantuan sosial berupa sumbangan dana untuk kebutuhan warga. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II selalu memberi bantuan sosial berupa sumbangan dana untuk kebutuhan warga. Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II tidak selalu memberi bantuan sosial berupa sumbangan dana untuk kebutuhan warga.
66
4.3.1.4.
Kepedulian karyawan perusahaan Tabel 4.10
Karyawan PT. Angkasa Pura II peduli terhadap keluhan warga pada masalah proyek perluasan runway 3. N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi Rata - rata 25 26.6% 24 25.5% 3.47 19 20.2% 22 23.4% 4 94
4.3% 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.47. Hal ini berarti responden ragu-ragu cendurung setuju bahwa karyawan PT. Angkasa Pura II peduli terhadap keluhan warga pada masalah proyek perluasan runway 3. Hal ini menunjukan bahwa karyawan PT. Angkasa Pura II peduli terhadap keluhan warga pada masalah proyek perluasan runway 3. Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju karena responden merasa bahwa karyawan PT. Angkasa Pura II tidak peduli terhadap keluhan warga pada masalah proyek perluasan runway 3.
67
Tabel 4.11 Karyawan PT. Angkasa Pura II ikut serta dalam proses kegiatan bantuan sosial yang dibuat PT. Angkasa Pura II. N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi Rata - rata 59 62.8% 14 14.9% 4.26 10 10.6% 8 8.5% 3 3.2% 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 4.26. Hal ini berarti responden setuju cendurung sangat setuju bahwa karyawan PT. Angkasa Pura II ikut serta dalam proses kegiatan bantuan sosial yang dibuat PT. Angkasa Pura II. Hal ini menunjukan bahwa karyawan PT. Angkasa Pura II ikut serta dalam proses kegiatan bantuan sosial yang dibuat PT. Angkasa Pura II. Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju karena responden merasa bahwa karyawan PT. Angkasa Pura II ikut serta dalam proses kegiatan bantuan sosial yang dibuat PT. Angkasa Pura II.
68
Tabel 4.12
Karyawan PT. Angkasa Pura II menjadi penghubung antara warga sekitar dengan perusahaan. N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi Rata - rata 14 14.9% 10 10.6% 10 10.6% 2.55 40 42.6% 20 94
21.3% 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 2.55. Hal ini berarti responden cenderung ragu-ragu bahwa karyawan PT. Angkasa Pura II menjadi penghubung antara warga sekitar dengan perusahaan. Hal ini menunjukan karyawan PT. Angkasa Pura II tidak menjadi penghubung antara warga sekitar dengan perusahaan. Namun masih ada responden yang menjawab setuju dan sangat setuju karena responden merasa bahwa karyawan PT. Angkasa Pura II menjadi penghubung antara warga sekitar dengan perusahaan.
69
4.3.1.5.
Strategi rencana tertulis untuk comunity relations
Tabel 4.13 PT. Angkasa Pura II menandatangani proposal pengajuan bantuan dana. N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi Rata - rata 30 31.9% 30 31.9% 12 12.8% 3.64 14 14.9% 8 94
8.5% 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.64. Hal ini berarti responden ragu-ragu cenderung setuju bahwa PT. Angkasa Pura II menandatangani proposal pengajuan bantuan dana untuk kegiatan yang dibuat oleh masyarakat. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II menandatangani proposal pengajuan bantuan dana untuk kegiatan yang dibuat oleh masyarakat. Namun masih ada responden yang menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II tidak menandatangani proposal pengajuan bantuan dana untuk kegiatan yang dibuat oleh masyarakat.
70
Tabel 4.14 PT. Angkasa Pura II menandatangani hasil kesepakatan rapat yang dibuat dengan masyarakat. N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi Rata - rata 35 37.2% 22 23.4% 3.55 9 9.6% 16 17.0% 12 94
12.8% 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.55. Hal ini berarti responden cenderung setuju bahwa PT. Angkasa Pura II menandatangani hasil kesepakatan rapat yang dibuat dengan masyarakat. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II menandatangani hasil kesepakatan rapat yang dibuat dengan masyarakat. Namun masih ada responden yang menjawab sangat tidak setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II tidak menandatangani hasil kesepakatan rapat yang dibuat dengan masyarakat.
71
Tabel 4.15 Warga mengetahui nota kesepakatan rapat yang di susun bersama PT. Angkasa Pura II N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi 10 10.6% 18 19.1% 11 11.7% 34 36.2% 21 22.3% 94 100.0%
Rata - rata
2.60
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 2.60. Hal ini berarti responden cenderung ragu-ragu bahwa warga mengetahui nota kesepakatan rapat yang di susun bersama PT. Angkasa Pura II. Hal ini menunjukan bahwa warga tidak mengetahui nota kesepakatan rapat yang di susun bersama PT. Angkasa Pura II. Namun masih ada responden yang menjawab sangat setuju dan setuju karena responden merasa bahwa warga mengetahui nota kesepakatan rapat yang di susun bersama PT. Angkasa Pura II.
72
4.3.2. Dimensi Mengenali Komunitas 4.3.2.1. Indikator Organisasi harus mengenal komunitasnya
Tabel 4.16 PT. Angkasa Pura II memahami harapan dari warga sekitar terkait masalah proyek perluasan runway 3. N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi 31 33.0% 27 28.7% 14 14.9% 17 18.1% 5 5.3% 94 100.0%
Rata - rata
3.66
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.66. Hal ini berarti responden ragu-ragu cenderung setuju bahwa PT. Angkasa Pura II memahami harapan dari warga sekitar terkait masalah proyek perluasan runway 3. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II memahami harapan dari warga sekitar terkait masalah proyek perluasan runway 3. Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II tidak memahami harapan dari warga sekitar terkait masalah proyek perluasan runway 3.
73
Tabel 4.17 PT. Angkasa Pura II mengetahui kebutuhan warga sekitar terkait masalah proyek perluasan runway 3 N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi 60 63.8% 17 18.1% 13 13.8% 2 2.1% 2 2.1% 94 100.0%
Rata - rata
4.39
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 4.39. Hal ini berarti responden cenderung setuju bahwa PT. Angkasa Pura II mengetahui kebutuhan warga sekitar terkait masalah proyek perluasan runway 3. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II mengetahui kebutuhan warga sekitar terkait masalah proyek perluasan runway 3. Namun masih ada responden yang menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II tidak mengetahui kebutuhan warga sekitar terkait masalah proyek perluasan runway 3.
74
Tabel 4.18 PT. Angkasa Pura II mengetahui keadaan warga sekitar terkait masalah proyek perluasan runway 3 N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi 4 4.3% 6 6.4% 7 7.4% 25 26.6% 52 55.3% 94 100.0%
Rata - rata
1.78
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 1.78. Hal ini berarti responden cenderung tidak setuju bahwa PT. Angkasa Pura II mengetahui keadaan warga sekitar terkait masalah proyek perluasan runway 3. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II tidak mengetahui keadaan warga sekitar terkait masalah proyek perluasan runway 3. Namun masih ada responden yang menjawab sangat setuju dan setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II mengetahui keadaan warga sekitar terkait masalah proyek perluasan runway 3.
75
4.3.2.2. Setiap komunitas memiliki publiknya sendiri
Tabel 4.19 PT. Angkasa Pura II memiliki hubungan dekat dengan ketua RT. N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi 1 1.1% 6 6.4% 10 10.6% 28 29.8% 49 52.1% 94 100.0%
Rata - rata
1.74
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 1.74. Hal ini berarti responden cenderung tidak setuju bahwa PT. Angkasa Pura II memiliki hubungan dekat dengan ketua RT 002 / RW 015 Desa Rawarengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II tidak memiliki hubungan dekat dengan ketua RT 002 / RW 015 Desa Rawarengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten. Namun masih ada responden yang menjawab setuju dan sangat setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II memiliki hubungan dekat dengan ketua RT 002 / RW 015 Desa Rawarengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten.
76
Tabel 4.20 PT. Angkasa Pura II berkomunikasi dengan ketua RT dalam berbagai kegiatan N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi 6 6.4% 5 5.3% 4 4.3% 26 27.7% 53 56.4% 94 100.0%
Rata - rata
1.78
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 1.78. Hal ini berarti responden cenderung tidak setuju bahwa PT. Angkasa Pura II berkomunikasi dengan ketua RT dalam berbagai kegiatan. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II berkomunikasi dengan ketua RT tidak dalam berbagai kegiatan. Namun masih ada responden yang menjawab sangat setuju dan setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II berkomunikasi dengan ketua RT dalam berbagai kegiatan.
77
Tabel 4.21 PT. Angkasa Pura II memahami kebutuhan warga Desa Rawarengas N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi 22 23.4% 47 50.0% 14 14.9% 10 10.6% 1 1.1% 94 100.0%
Rata - rata
3.84
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.84. Hal ini berarti responden cenderung setuju bahwa PT. Angkasa Pura II memahami kebutuhan warga Desa Rawarengas. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II memahami kebutuhan warga Desa Rawarengas. Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II tidak memahami kebutuhan warga Desa Rawarengas.
78
4.3.2.3. Indikator Harus berpartisipasi dalam komunitas Tabel 4.22 PT. Angkasa Pura II mengetahui organisasi yang ada di dalam lingkungan warga Desa Rawarengas N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi 22 23.4% 34 36.2% 18 19.1% 20 21.3% 0 0.0% 94 100.0%
Rata - rata
3.62
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.62. Hal ini berarti responden ragu-ragu cenderung mengatakan setuju bahwa PT. Angkasa Pura II mengetahui organisasi yang ada di dalam lingkungan warga Desa Rawarengas. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II mengetahui organisasi yang ada di dalam lingkungan warga Desa Rawarengas. Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju karena responden merasa PT. Angkasa Pura II tidak mengetahui organisasi yang ada didalam lingkungan warga Desa Rawarengas.
79
Tabel 4.23 PT. Angkasa Pura II ikut berpartisipasi dalam memberikan bantuan berupa dana dalam kegiatan warga Desa Rawarengas N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi 45 47.9% 35 37.2% 6 6.4% 5 5.3% 3 3.2% 94 100.0%
Rata - rata
4.21
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 4.21. Hal ini berarti responden cenderung setuju bahwa PT. Angkasa Pura II ikut berpartisipasi dalam memberikan bantuan berupa dana dalam kegiatan warga Desa Rawarengas. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II ikut berpartisipasi dalam memberikan bantuan berupa dana dalam kegiatan warga Desa Rawarengas. Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II ikut berpartisipasi dalam memberikan bantuan berupa dana dalam kegiatan warga Desa Rawarengas.
80
Tabel 4.24 PT. Angkasa Pura II aktif terlibat dalam berbagai program warga di Desa Rawarengas N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi 49 52.1% 26 27.7% 14 14.9% 2 2.1% 3 3.2% 94 100.0%
Rata - rata
4.23
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 4.23. Hal ini berarti responden setuju bahwa PT. Angkasa Pura II aktif terlibat dalam berbagai program warga di Desa Rawarengas. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Angkasa Pura II aktif terlibat dalam berbagai program warga di Desa Rawarengas. Namun masih ada responden yang menjawab sangat tidak setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II aktif terlibat dalam berbagai program warga di Desa Rawarengas.
81
4.3.3. Dimensi Petunjuk untuk Program Community Relations 4.3.3.1. Indikator Pencapaian Sasaran Tabel 4.25 PT. Angkasa Pura II mengetahui keinginan warga Desa Rawarengas terhadap proyek runway 3 Bandara. N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi 49 52.1% 30 31.9% 9 9.6% 2 2.1% 4 4.3% 94 100.0%
Rata - rata
4.26
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 4.26. Hal ini berarti responden cenderung setuju bahwa PT. Angkasa Pura II mengetahui keinginan warga Desa Rawarengas terhadap proyek runway 3 Bandara. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II mengetahui keinginan warga Desa Rawarengas terhadap proyek runway 3 Bandara. Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II kurang mengetahui keinginan warga Desa Rawarengas terhadap proyek runway 3 Bandara.
82
Tabel 4.26 Pandangan Warga Terhadap PT. ANGKASA PURA II Semakin Membaik N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi 16 17.0% 12 12.8% 9 9.6% 30 31.9% 27 28.7% 94 100.0%
Rata - rata
2.57
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 2.57. Hal ini berarti responden tidak setuju cenderung ragu-ragu bahwa pandangan warga terhadap PT. Angkasa Pura II juga semakin membaik. Hal ini menunjukan bahwa bahwa pandangan warga terhadap PT. Angkasa Pura II belum semakin membaik. Namun masih ada responden yang menjawab setuju karena responden merasa bahwa pandangan warga terhadap PT. Angkasa Pura II semakin membaik.
83
Tabel 4.27 Protes Warga Desa Rawarengas semakin berkurang terhadap PT. Angkasa Pura II N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi 21 22.3% 38 40.4% 14 14.9% 18 19.1% 3 3.2% 94 100.0%
Rata - rata
3.60
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.60. Hal ini berarti responden ragu-ragu cenderung setuju bahwa Protes Warga Desa Rawarengas semakin berkurang terhadap PT. Angkasa Pura II. Hal ini menunjukkan bahwa warga setuju Protes mereka semakin berkurang terhadap PT. Angkasa Pura II. Namun masih ada responden yang menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju karena responden merasa bahwa Protes Warga Desa Rawarengas tidak semakin berkurang terhadap PT. Angkasa Pura II.
84
4.3.3.2. Indikator Strategi Alternatif Harus Dieksplorasi Tabel 4.28 PT. Angkasa Pura II berusaha lebih mendekat dengan warga. N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi 26 27.7% 27 28.7% 19 20.2% 20 21.3% 2 2.1% 94 100.0%
Rata - rata
3.59
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.59. Hal ini berarti responden ragu-ragu cenderung setuju bahwa PT. Angkasa Pura II berusaha lebih mendekat dengan warga. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II berusaha lebih mendekat dengan warga Desa Rawarengas Khususnya RT002 / RW015, Kelurahan Rawarengas, Kecamatan Kosambi, Tangerang, Banten. Namun masih ada responden yang menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II tidak berusaha lebih mendekat dengan warga.
85
Tabel 4.29 PT. Angkasa Pura II mengadakan musyawarah bersama untuk mencari solusi dari protes warga. N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi 23 24.5% 33 35.1% 11 11.7% 23 24.5% 4 4.3% 94 100.0%
Rata - rata
3.51
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.51. Hal ini berarti responden ragu-ragu cenderung setuju bahwa PT. Angkasa Pura II mengadakan musyawarah bersama untuk mencari solusi dari protes warga. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II mengadakan musyawarah bersama untuk mencari solusi dari protes warga. Namun masih ada responden yang menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II tidak mengadakan musyawarah bersama warga untuk mencari solusi dari protes warga.
86
Tabel 4.30 PT. Angkasa Pura II memberikan sumbangan dalam mengatasi protes warga. N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi 46 48.9% 34 36.2% 8 8.5% 4 4.3% 2 2.1% 94 100.0%
Rata - rata
4.26
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 4.26. Hal ini berarti responden setuju bahwa PT. Angkasa Pura II memberikan sumbangan dalam mengatasi protes warga. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II benar memberikan sumbangan kepada warga dalam mengatasi protes warga. Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II tidak memberikan sumbangan kepada warga dalam mengatasi protes warga.
87
4.3.3.3. Indikator Dampak Program Community Relations Terhadap Organisasi dan Komunitas
Tabel 4.31 Warga menerima bantuan yang diberikan oleh perusahaan terkait protes terhadap proyek runway 3 N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi 19 20.2% 36 38.3% 16 17.0% 14 14.9% 9 9.6% 94 100.0%
Rata - rata 3.45
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.45. Hal ini berarti responden ragu-ragu cenderung setuju bahwa Warga menerima bantuan yang diberikan oleh perusahaan terkait protes terhadap proyek runway 3. Hal ini menunjukan bahwa Warga menerima bantuan yang diberikan oleh perusahaan terkait protes terhadap proyek runway 3. Namun masih ada responden yang menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju karena responden merasa bahwa Warga tidak menerima bantuan yang diberikan oleh perusahaan terkait protes terhadap proyek runway 3.
88
Tabel 4.32 Warga menerima solusi terkait masalah proyek runway 3 Bandara Soekarno-Hatta N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi 9 9.6% 13 13.8% 16 17.0% 33 35.1% 23 24.5% 94 100.0%
Rata - rata
2.49
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 2.49. Hal ini berarti responden tidak setuju bahwa Warga menerima solusi terkait masalah proyek runway 3 Bandara Soekarno-Hatta. Hal ini menunjukan bahwa Warga belum menerima solusi terkait masalah proyek runway 3 Bandara Soekarno-Hatta. Namun masih ada responden yang menjawab sangat setuju dan setuju karena responden merasa bahwa Warga menerima solusi terkait masalah proyek runway 3 Bandara Soekarno-Hatta.
89
Tabel 4.33 Warga sekitar bersikap baik terhadap PT. Angkasa Pura II merupakan hasil kegiatan comunity relations yang dilakukan perusahaan N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi 48 51.1% 29 30.9% 9 9.6% 5 5.3% 3 3.2% 94 100.0%
Rata - rata
4.21
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 4.21. Hal ini berarti responden ragu-ragu cenderung setuju bahwa Warga sekitar bersikap baik terhadap PT. Angkasa Pura II merupakan hasil kegiatan comunity relations yang dilakukan perusahaan. Hal ini menunjukan bahwa Warga sekitar bersikap baik terhadap PT. Angkasa Pura II merupakan hasil kegiatan comunity relations yang dilakukan perusahaan. Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju karena responden merasa bahwa Warga sekitar bersikap baik terhadap PT. Angkasa Pura II bukan merupakan hasil dari kegiatan comunity relations yang dilakukan perusahaan. .
90
4.3.3.4. Indikator Total Biaya dari Semua kegiatan Nonprofit
Tabel 4.34 PT. Angkasa Pura II membiayai konsumsi buka puasa di 9 titik Desa Rawarengas pada kegiatan bantuan sosial safari ramadhan. N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi 25 26.6% 26 27.7% 19 20.2% 15 16.0% 9 9.6% 94 100.0%
Rata - rata
3.46
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.46. Hal ini berarti responden ragu-ragu cenderung setuju bahwa PT. Angkasa Pura II membiayai konsumsi buka puasa di 9 titik Desa Rawarengas pada kegiatan bantuan sosial safari ramadhan. Hal ini menunjukan bahwa benar PT. Angkasa Pura II membiayai konsumsi buka puasa di 9 titik Desa Rawarengas pada kegiatan bantuan sosial safari ramadhan. Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju karena responden merasa bahwa Warga tidak mengetahui PT. Angkasa Pura II membiayai konsumsi buka puasa di 9 titik Desa Rawarengas pada kegiatan bantuan sosial safari ramadhan. .
91
Tabel 4.35 PT. Angkasa Pura II memberikan sumbangan berupa 9 unit sound system ke desa rawarengas untuk kegiatan safari ramadhan. N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi 16 17.0% 39 41.5% 22 23.4% 15 16.0% 2 2.1% 94 100.0%
Rata - rata
3.55
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.55. Hal ini berarti responden ragu-ragu cenderung setuju bahwa PT. Angkasa Pura II memberikan sumbangan berupa 9 unit sound system ke desa rawarengas untuk kegiatan safari ramadhan. Hal ini menunjukan bahwa memang benar PT. Angkasa Pura II memberikan sumbangan berupa 9 unit sound system ke Desa Rawarengas untuk kegiatan safari ramadhan. Namun masih ada responden yang menjawab sangat tidak setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II memberikan sumbangan berupa 9 unit sound system ke desa rawarengas untuk kegiatan safari ramadhan.
92
Tabel 4.36 PT. Angkasa Pura II membiayai seluruh kebutuhan dari kegiatan safari ramadhan. N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi 54 57.4% 23 24.5% 4 4.3% 11 11.7% 2 2.1% 94 100.0%
Rata - rata
4.23
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 4.23. Hal ini berarti responden setuju bahwa PT. Angkasa Pura II membiayai seluruh kebutuhan dari kegiatan safari ramadhan. Hal ini menunjukan bahwa memang benar PT. Angkasa Pura II membiayai seluruh kebutuhan dari kegiatan safari ramadhan. Namun masih ada responden yang menjawab ragu-ragu karena responden merasa tidak mengetahui bahwa PT. Angkasa Pura II membiayai seluruh kebutuhan dari kegiatan safari ramadhan.
93
4.3.3.4. Indikator Membutuhkan Pengetahuan
Tabel 4.37 PT. Angkasa Pura II mengetahui mengenai apa saja yang diinginkan oleh warga. N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi 38 40.4% 31 33.0% 11 11.7% 11 11.7% 3 3.2% 94 100.0%
Rata - rata
3.96
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.96. Hal ini berarti responden setuju mengatakan PT. Angkasa Pura II mengetahui mengenai apa saja yang diinginkan oleh warga. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II sudah mengetahui mengenai apa saja yang diinginkan oleh Warga Desa Rawarengas khususnya Warga RT 002 / RW015. Namun masih ada responden yang menjawab setuju dan sangat setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II belum mengetahui mengenai apa saja yang diinginkan oleh warga.
94
Tabel 4.38 PT. Angkasa Pura II paham terhadap solusi dalam mengatasi protes warga. N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi 45 47.9% 31 33.0% 12 12.8% 6 6.4% 0 0.0% 94 100.0%
Rata - rata
4.22
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 4.22. Hal ini berarti responden tidak setuju cenderung setuju bahwa PT. Angkasa Pura II paham terhadap solusi dalam mengatasi protes warga. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II sudah paham terhadap solusi apa yang harus dilakukan dalam mengatasi protes warga. Namun masih ada responden yang menjawab sangat setuju dan setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II belum paham terhadap solusi apa yang digunakan dalam mengatasi protes warga.
95
Tabel 4.39 PT. Angkasa Pura II memahami budaya yang ada di masyarakat Desa Rawarengas. N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi 15 16.0% 8 8.5% 13 13.8% 35 37.2% 23 24.5% 94 100.0%
Rata - rata
2.54
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 2.54. Hal ini berarti responden tidak setuju cenderung ragu-ragu bahwa PT. Angkasa Pura II memahami budaya yang ada di masyarakat Desa Rawarengas. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II belum memahami budaya yang ada di masyarakat Desa Rawarengas. Namun masih ada responden yang menjawab sangat setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II sudah memahami budaya yang ada di masyarakat Desa Rawarengas.
96
4.3.4. Dimensi Berkomunikasi dengan Komunitas 4.3.4.1. Indikator Perusahaan terbuka terhadap komunitas Tabel 4.40 Warga Desa Rawarengas mendapatkan informasi mengenai PT. Angkasa Pura II melalui Tim Pembebasan tanah PT. Angkasa Pura II Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta. N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi 39 41.5% 24 25.5% 22 23.4% 8 8.5% 1 1.1% 94 100.0%
Rata - rata
3.98
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.98. Hal ini berarti responden setuju bahwa Warga Desa Rawarengas mendapatkan informasi mengenai PT. Angkasa Pura II melalui Tim Pembebasan tanah PT. Angkasa Pura II Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta. Namun masih ada responden yang menjawab setuju dan sangat setuju karena responden merasa bahwa Warga Desa Rawarengas mendapatkan informasi mengenai PT. Angkasa Pura II melalui Tim Pembebasan tanah PT. Angkasa Pura II Cabang Utama Bandara SoekarnoHatta.
97
Tabel 4.41 PT. Angkasa Pura II terbuka terhadap penetapan harga tanah oleh tim KJPP untuk proyek perluasan runway 3 N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi 4 4 3 39 44 94
Persentasi 4.3% 4.3% 3.2% 41.5% 46.8% 100.0%
Rata - rata
1.78
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 1.78. Hal ini berarti responden sangat tidak setuju cenderung tidak setuju bahwa PT. Angkasa Pura II terbuka terhadap penetapan harga tanah oleh tim KJPP untuk proyek perluasan runway 3. Hal ini menunjukan karena PT. Angkasa Pura II terbuka terhadap penetapan harga tanah oleh tim KJPP untuk proyek perluasan runway 3. Namun masih ada responden yang menjawab setuju dan sangat setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II terbuka terhadap penetapan harga tanah oleh tim KJPP untuk proyek perluasan runway 3.
98
Tabel 4.42 PT. Angkasa Pura II terbuka mengenai masalah proyek perluasan runway 3 yang harusnya diketahui oleh komunitas. N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi 38 40.4% 35 37.2% 10 10.6% 8 8.5% 3 3.2% 94 100.0%
Rata - rata
4.03
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 4.03. Hal ini berarti responden setuju bahwa PT. Angkasa Pura II terbuka mengenai masalah proyek perluasan runway 3 yang harusnya diketahui oleh komunitas. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II terbuka mengenai masalah proyek perluasan runway 3 yang harusnya diketahui oleh komunitas. Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II terbuka mengenai masalah proyek perluasan runway 3 yang harusnya diketahui oleh komunitas.
99
4.3.4.2. Indikator Karyawan berkomunikasi dengan komunitas
Tabel 4.43 Tim Pembebasan tanah PT. Angkasa Pura II Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta selalu menjalin komunikasi dengan warga sekitar. N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi 38 40.4% 30 31.9% 14 14.9% 11 11.7% 1 1.1% 94 100.0%
Rata - rata
3.99
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.99. Hal ini berarti responden ragu-ragu cenderung setuju bahwa Tim pembebasan tanah PT. Angkasa Pura II Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta selalu menjalin komunikasi dengan warga sekitar. Hal ini menunjukan bahwa Tim Pembebasan tanah PT. Angkasa Pura II Cabang Utama Bandara SoekarnoHatta selalu menjalin komunikasi dengan warga sekitar. Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju karena responden merasa bahwa Tim pembebasan tanah PT. Angkasa Pura II Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta selalu menjalin komunikasi dengan warga sekitar.
100
Tabel 4.44 Tim pembebasan tanah PT. Angkasa Pura II Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta memberikan informasi tentang kegiatan PT. Angkasa Pura II N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi 10 10.6% 12 12.8% 20 21.3% 27 28.7% 25 26.6% 94 100.0%
Rata - rata
2.52
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 2.52. Hal ini berarti responden tidak setuju bahwa Tim pembebasan tanah PT. Angkasa Pura II Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta memberikan informasi tentang kegiatan PT. Angkasa Pura II. Hal ini menunjukan bahwa Tim pembebasan tanah PT. Angkasa Pura II Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta memberikan informasi tentang kegiatan PT. Angkasa Pura II. Namun masih ada responden yang menjawab setuju karena responden merasa bahwa Tim pembebasan tanah PT. Angkasa Pura II Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta memberikan informasi tentang kegiatan PT. Angkasa Pura II.
101
Tabel 4.45 Tim pembebasan tanah PT. Angkasa Pura II Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta menjadi penghubung komunikasi. N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi 40 42.6% 25 26.6% 9 9.6% 16 17.0% 4 4.3% 94 100.0%
Rata - rata
3.86
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.86. Hal ini
berarti
responden
setuju
cenderung
sangat
setuju
bahwa
Tim
pembebasan tanah PT. Angkasa Pura II Cabang Utama Bandara SoekarnoHatta menjadi penghubung komunikasi antara PT. Angkasa Pura II dengan warga sekitar. Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju karena responden merasa bahwa Tim Pembebasan tanah
PT. Angkasa Pura II
Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta selama ini kurang menjadi penghubung komunikasi antara PT. Angkasa Pura II dengan warga sekitar.
102
4.3.4.3. Indikator Perusahaan berkomunikasi dengan pemimpin opini
Tabel 4.46 PT. Angkasa Pura II melibatkan ketua RT dalam memberikan bantuan sosial kepada warga. N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi 1 1.1% 1 1.1% 6 6.4% 50 53.2% 36 38.3% 94 100.0%
Rata - rata
1.73
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 1.73. Hal ini berarti responden tidak setuju bahwa PT. Angkasa Pura II melibatkan ketua RT dalam memberikan bantuan sosial kepada warga. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II tidak melibatkan ketua RT dalam memberikan bantuan sosial kepada warga. Namun masih ada responden yang menjawab setuju dan sangat setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II merasa sudah melibatkan ketua RT dalam memberikan bantuan sosial kepada warga.
103
Tabel 4.47 PT. Angkasa Pura II menjalin komunikasi secara rutin dengan Kepala Desa Rawarengas. N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi 48 51.1% 16 17.0% 16 17.0% 12 12.8% 2 2.1% 94 100.0%
Rata - rata
4.02
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 4.02. Hal ini berarti responden setuju bahwa PT. Angkasa Pura II menjalin komunikasi secara rutin dengan Kepala Desa Rawarengas. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II menjalin komunikasi secara rutin dengan Kepala Desa Rawarengas. Namun masih ada responden yang menjawab sangat tidak setuju dan sangat tidak setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II menjalin komunikasi tidak secara rutin dengan Kepala Desa Rawarengas.
104
Tabel 4.48 PT. Angkasa Pura II selalu berkomunikasi dengan Kepala BPD Rawarengas. N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi 30 31.9% 27 28.7% 13 13.8% 13 13.8% 11 11.7% 94 100.0%
Rata - rata
3.55
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.55. Hal ini berarti responden ragu-ragu cenderung setuju bahwa PT. Angkasa Pura II selalu berkomunikasi dengan Kepala BPD Rawarengas. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II selalu berkomunikasi dengan Kepala BPD Rawarengas. Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II tidak selalu berkomunikasi dengan Kepala BPD Rawarengas.
105
4.3.4.4. Indikator Organisasi Lokal
Tabel 4.49 PT. Angkasa Pura II melakukan komunikasi informal dengan Aliansi Masyarakat Rawarengas. N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi 11 11.7% 8 8.5% 25 26.6% 26 27.7% 24 25.5% 94 100.0%
Rata - rata
2.53
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 2.53. Hal ini berarti responden tidak setuju bahwa PT. Angkasa Pura II melakukan komunikasi informal dengan Aliansi Masyarakat Rawarengas. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II melakukan komunikasi informal dengan Aliansi Masyarakat Rawarengas. Namun masih ada responden yang menjawab sangat tidak setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II melakukan komunikasi informal dengan Aliansi Masyarakat Rawarengas.
106
Tabel 4.50 Karang taruna yang berada di Desa Rawarengas berkomunikasi dengan PT. Angkasa Pura II untuk mendapatkan bantuan sumbangan. N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi 23 24.5% 25 26.6% 24 25.5% 19 20.2% 3 3.2% 94 100.0%
Rata - rata
3.49
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.49. Hal ini berarti responden ragu-ragu bahwa karang taruna yang berada di Desa Rawarengas berkomunikasi dengan PT. Angkasa Pura II untuk mendapatkan bantuan sumbangan. Hal ini menunjukan bahwa karang taruna yang berada di Desa Rawarengas tidak berkomunikasi dengan PT. Angkasa Pura II untuk mendapatkan bantuan sumbangan. Namun masih ada responden yang menjawab setuju karena responden merasa bahwa karang taruna yang berada di Desa Rawarengas berkomunikasi dengan PT. Angkasa Pura II untuk mendapatkan bantuan sumbangan.
107
Tabel 4.51 PT. Angkasa Pura II memberi kesempatan kepada persatuan ibu ibu muslimah untuk berkomunikasi dengan perusahaan. N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Rata - rata
Frekuensi Persentasi 32 34.0% 30 31.9% 14 14.9% 10 10.6% 8 8.5% 94 100.0%
3.72
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.72. Hal ini berarti responden ragu-ragu cenderung setuju bahwa PT. Angkasa Pura II memberi
kesempatan
kepada
persatuan
ibu-ibu
muslimah
untuk
berkomunikasi dengan perusahaan. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II sudah memberi kesempatan kepada persatuan ibu ibu muslimah untuk berkomunikasi dengan perusahaan. Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II tidak memberi
kesempatan
kepada
berkomunikasi dengan perusahaan.
persatuan
ibu
ibu
muslimah
untuk
108
4.3.5. Dimensi Saluran Komunikasi 4.3.5.1. Indikator Pertemuan Informal
Tabel 4.52 PT. Angkasa Pura II turun langsung dalam sosialisasi proyek runway 3 ke Desa Rawarengas. N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi 3 3.2% 3 3.2% 14 14.9% 22 23.4% 52 55.3% 94 100.0%
Rata - rata
1.76
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 1.76. Hal ini berarti responden cenderung tidak setuju bahwa PT. Angkasa Pura II turun langsung dalam sosialisasi proyek runway 3 ke Desa Rawarengas. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II tidak turun langsung dalam sosialisasi proyek runway 3 ke Desa Rawarengas. Namun masih ada responden yang menjawab setuju dan sangat setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II sudah cukup turun langsung dalam sosialisasi proyek runway 3 ke Desa Rawarengas.
109
Tabel 4.53 PT. Angkasa Pura II melakukan kunjungan ke Desa Rawarengas dalam menyelasaikan masalah protes warga. N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi 11 11.7% 14 14.9% 13 13.8% 25 26.6% 31 33.0% 94 100.0%
Rata - rata
2.46
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 2.46. Hal ini berarti responden tidak setuju bahwa PT. Angkasa Pura II melakukan kunjungan ke Desa Rawarengas dalam menyelasaikan masalah protes warga. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II belum melakukan kunjungan ke Desa Rawarengas dalam menyelasaikan masalah protes warga. Namun masih ada responden yang menjawab setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II sudah pernah melakukan kunjungan ke Desa Rawarengas dalam menyelasaikan masalah protes warga.
110
Tabel 4.54 PT. Angkasa Pura II memberi perhatian dengan mengunjungi warga Desa Rawarengas. N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi 9 9.6% 16 17.0% 14 14.9% 31 33.0% 24 25.5% 94 100.0%
Rata - rata
2.52
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 2.52. Hal ini berarti responden tidak setuju bahwa PT. Angkasa Pura II memberi perhatian dengan mengunjungi warga Desa Rawarengas. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II kurang perhatiannya dengan mengunjungi warga Desa Rawarengas. Namun masih ada responden yang menjawab sangat setuju dan setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II sudah perhatian dengan mengunjungi warga Desa Rawarengas.
111
4.3.5.2. Indikator Pembuatan Iklan di Media Massa
Tabel 4.55 PT. Angkasa Pura II memenuhi permintaan masyarakat untuk berdialog dengan Direktur Utama melalui surat kabar. N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi 45 47.9% 19 20.2% 10 10.6% 15 16.0% 5 5.3% 94 100.0%
Rata - rata
3.89
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.89. Hal ini berarti responden cenderung setuju bahwa PT. Angkasa Pura II memenuhi permintaan masyarakat untuk berdialog dengan Direktur Utama melalui surat kabar. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II sudah memenuhi permintaan masyarakat untuk berdialog dengan Direktur Utama melalui surat kabar. Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II belum memenuhi permintaan masyarakat untuk berdialog dengan Direktur Utama melalui surat kabar.
112
Tabel 4.56 PT. Angkasa Pura II menyatakan bersedia untuk memenuhi tuntutan warga melalui berita online. N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi 31 33.0% 22 23.4% 13 13.8% 22 23.4% 6 6.4% 94 100.0%
Rata - rata
3.53
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.53. Hal ini berarti responden ragu-ragu cenderung setuju bahwa PT. Angkasa Pura II menyatakan untuk bersedia untuk memenuhi tuntutan warga melalui berita online. Hal ini menunjukan bahwa masyarakat sebagian tidak mengetahui bahwa PT. Angkasa Pura II menyatakan untuk bersedia untuk memenuhi tuntutan warga melalui berita online. Namun masih ada responden yang menjawab setuju dan sangat setuju karena responden merasa bahwa masyarakat mengetahui PT. Angkasa Pura II menyatakan untuk bersedia untuk memenuhi tuntutan warga melalui berita online.
113
Tabel 4.57 PT. Angkasa Pura II menyatakan akan memberikan santunan kepada warga melalui berita online. N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi 11 11.7% 14 14.9% 17 18.1% 26 27.7% 26 27.7% 94 100.0%
Rata - rata
2.55
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 2.55. Hal ini berarti responden tidak setuju cenderung ragu-ragu bahwa PT. Angkasa Pura II menyatakan akan memberikan santunan kepada warga melalui berita online. Hal ini menunjukan warga tidak mengetahui bahwa PT. Angkasa Pura II menyatakan akan memberikan santunan kepada warga melalui berita online. Namun masih ada responden yang menjawab setuju dan sangat setuju karena responden merasa mengetahui bahwa PT. Angkasa Pura II menyatakan akan memberikan santunan kepada warga melalui berita online.
114
4.3.5.3. Indikator Publikasi Internal
Tabel 4.58 PT. Angkasa Pura II memberikan majalah "Beranda" yang dibuat oleh perusahaan kepada warga N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi 34 36.2% 21 22.3% 15 16.0% 8 8.5% 16 17.0% 94 100.0%
Rata - rata
3.52
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.52. Hal ini berarti responden ragu-ragu cenderung setuju bahwa PT. Angkasa Pura II memberikan majalah "Beranda" yang dibuat oleh perusahaan kepada warga. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II memang memberikan majalah "Beranda" yang dibuat oleh perusahaan kepada warga. Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II tidak memberikan majalah "Beranda" yang dibuat oleh perusahaan kepada warga.
115
Tabel 4.59 PT. Angkasa Pura II selalu membagikan majalah ''Beranda" kepada masyarakat N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi 18 19.1% 31 33.0% 18 19.1% 26 27.7% 1 1.1% 94 100.0%
Rata - rata
3.41
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.41. Hal ini berarti responden ragu-ragu bahwa PT. Angkasa Pura II selalu membagikan majalah ''Beranda" kepada masyarakat. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II tidak selalu membagikan majalah ''Beranda" kepada masyarakat. Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II tidak selalu membagikan majalah ''Beranda" kepada masyarakat.
116
Tabel 4.60 PT. Angkasa Pura II terbuka mengenai kegiatan perusahaan melalui majalah "Beranda". N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi 23 24.5% 45 47.9% 14 14.9% 10 10.6% 2 2.1% 94 100.0%
Rata - rata 3.82
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.82. Hal ini berarti responden mengatakan setuju bahwa PT. Angkasa Pura II terbuka mengenai kegiatan perusahaan melalui majalah "Beranda" yang diberikan untuk warga Desa Rawarengas. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II sudah cukup terbuka mengenai kegiatan perusahaan melalui majalah "Beranda" yang diberikan untuk warga Desa Rawarengas. Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II belum terbuka mengenai kegiatan perusahaan melalui majalah "Beranda" yang diberikan untuk warga Desa Rawarengas.
117
4.3.5.4. Indikator Open House
Tabel 4.61 PT. Angkasa Pura II mengundang warga Desa Rawarengas untuk pembagian daging kurban yang dilaksanakan oleh perusahaan. N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi 41 43.6% 16 17.0% 22 23.4% 13 13.8% 2 2.1% 94 100.0%
Rata - rata
3.86
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.86. Hal ini berarti responden setuju bahwa PT. Angkasa Pura II mengundang warga Desa Rawarengas untuk pembagian daging kurban yang dilaksanakan oleh perusahaan. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II memang mengundang warga Desa Rawarengas untuk pembagian daging kurban yang dilaksanakan oleh perusahaan. Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju karena responden tidak merasa bahwa PT. Angkasa Pura II mengundang warga Desa Rawarengas untuk pembagian daging kurban yang dilaksanakan oleh perusahaan.
118
Tabel 4.62 PT. Angkasa Pura II mempersilahkan warga Desa untuk mengunjungi perusahaan N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi 31 33.0% 26 27.7% 19 20.2% 12 12.8% 6 6.4% 94 100.0%
Rata – rata
3.68
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.68. Hal ini berarti responden setuju bahwa PT. Angkasa Pura II mempersilahkan warga Desa untuk mengunjungi perusahaan. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa
Pura
II
mempersilahkan
warga
Desa
untuk
mengunjungi
perusahaan. Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju karena responden merasa tidak mengetahui
bahwa
PT. Angkasa Pura
mempersilahkan warga Desa untuk mengunjungi perusahaan.
II
119
Tabel 4.63 Warga boleh mengetahui sistem kinerja yang diterapkan pada PT. Angkasa Pura II N = 94 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Ragu-ragu) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Persentasi 33 35.1% 25 26.6% 24 25.5% 8 8.5% 4 4.3% 94 100.0%
Rata - rata
3.80
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.80. Hal ini berarti responden setuju mengatakan Warga boleh mengetahui sistem kinerja yang diterapkan pada PT. Angkasa Pura II. Hal ini menunjukan bahwa Warga diperbolehkan untuk mengetahui sistem kinerja yang diterapkan pada PT. Angkasa Pura II. Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju karena responden merasa tidak mengetahui bahwa warga boleh mengetahui sistem kinerja yang diterapkan pada PT. Angkasa Pura II.
120
4.4. Analisis Penelitian Tabel 4.64 Mean per Dimensi PROSES COMMUNITY RELATIONS PT. ANGKASA PURA II DI DESA RAWARENGAS (Survey Deskriptif: Kegiatan bantuan sosial yang dilakukan PT. Angkasa Pura II Terkait Protes Warga Desa Rawarengas RT002/RW015, Kelurahan Rawarengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang Pada Proyek Perluasan Runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, Pada Tanggal 14 Maret 2017) N = 94 No
Dimensi
Mean
1
Menetapkan Sasaran
3.14
2
Mengenali Komunitas
3.25
3
Petunjuk Untuk Program Community Relations
3.59
4
Berkomunikasi dengan Komunitas
3.25
5
Saluran Komunikasi
3.23
121
Diagram 4.1 Mean per Dimensi PROSES COMMUNITY RELATIONS PT. ANGKASA PURA II DI DESA RAWARENGAS (Survey Deskriptif: Kegiatan bantuan sosial yang dilakukan PT. Angkasa Pura II Terkait Protes Warga Desa Rawarengas RT002/RW015, Kelurahan Rawarengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang Pada Proyek Perluasan Runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, Pada Tanggal 14 Maret 2017) N = 94
122
Tabel dan diagram batang di atas adalah hasil pengolahan data dari penelitian tentang (judul) yang terdiri dari 63 pernyataan 21 indikator 5 dimensi dan 94 responden. Dari kelima dimensi tersebut, dimensi yang memperoleh nilai mean tertinggi adalah dimensi ketiga yaitu petunjuk untuk program community relations. Dimensi ini terdiri dari lima indikator yaitu pencapaian sasaran, strategi alternatif harus dieksplorasi, dampak program community relations terhadap organisasi dan komunitas, total biaya dari semua nonprofit, dan membutuhkan pengetahuan. Petunjuk untuk program community relations merupakan dimensi tertinggi yang berarti responden cenderung setuju. Adapun dimensi yang memperoleh nilai mean terendah yaitu dimensi pertama yaitu Menetapkan sasaran. Menetapkan sasaran terdiri dari empat indikator
yaitu
merencanakan
aktivitas
community
relations,
mengimplementasikan aktivitas community relations, Kebutuhan komunitas lokal, Kepedulian karyawan perusahaan, dan Strategi rencana tertulis untuk community relations. Menetapkan sasaran merupakan dimensi terendah yang berarti responden cenderung ragu–ragu.
123
Tabel 4.65 Mean per Indikator PROSES COMMUNITY RELATIONS PT. ANGKASA PURA II DI DESA RAWARENGAS (Survey Deskriptif: Kegiatan bantuan sosial yang dilakukan PT. Angkasa Pura II Terkait Protes Warga Desa Rawarengas RT002/RW015, Kelurahan Rawarengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang Pada Proyek Perluasan Runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, Pada Tanggal 14 Maret 2017) N = 94 Dimensi
Indikator
Mean
1. Merencanakan
aktivitas
community relations
2.82
2. Mengimplementasikan 3.16
aktivitas 1. Menetapkan Sasaran
3. Kebutuhan komunitas lokal 4. Kepedulian
karyawan
perusahaan 5. Strategi rencana tertulis untuk comunity relations. Dimensi
Indikator 1. Organisasi
harus
2. Setiap
komunitas
3.28 memiliki 2.45
publiknya sendiri berpartisipasi
komunitas
3.26
mengenal
Komunitas
3. Harus
3.43
Mean
komunitasnya 2. Mengenali
3.03
dalam 4.02
124
Dimensi
Indikator 1. Pencapaian sasaran 2. Strategi
3. Petunjuk
Untuk
Program
Mean 3.48
alternatif
harus
dieksplorasi 3. Dampak program community
Community
relations terhadap organisasi
Relations
dan komunitas 4. Total
biaya
dari
semua
kegiatan non profit 5. Membutuhkan
pengetahuan
dan pemahaman Dimensi
3.78
Indikator 1. Perusahaan terbuka terhadap
3.38
3.75
3.57 Mean 3.26
komunitas 4. Berkomunikasi
2. Karyawan
berkomunikasi 3.46
dengan Komunitas
dengan komunitas 3. Perusahaan
berkomunikasi 3.10
dengan pemimpin opini 4. Organisasi lokal Dimensi
5. Saluran Komunikasi
3.25
Indikator 1. Saluran Komunikasi 2. Pembuatan
Iklan
Mean 2.24 di
Media 3.33
Massa 3. Publikasi Internal
3.59
4. Open House
3.78
125
Diagram 4.2 Mean per Indikator PROSES COMMUNITY RELATIONS PT. ANGKASA PURA II DI DESA RAWARENGAS (Survey Deskriptif: Kegiatan bantuan sosial yang dilakukan PT. Angkasa Pura II Terkait Protes Warga Desa Rawarengas RT002/RW015, Kelurahan Rawarengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang Pada Proyek Perluasan Runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, Pada Tanggal 14 Maret 2017) N = 94
126
Tabel dan diagram batang di atas adalah hasil pengolahan data dari penelitian tentang Proses Community Relations PT. Angkasa Pura II di Desa Rawarengas terkait Kegiatan bantuan sosial yang dilakukan PT. Angkasa Pura II Terkait Protes Warga Desa Rawarengas RT002/RW015, Kelurahan Rawarengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang Pada Proyek Perluasan Runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, Pada Tanggal 14 Maret 2017 yang terdiri dari 63 pernyataan 21 indikator 5 dimensi dan 94 responden. Dari tabel dan diagram mean per indikator di atas dapat terlihat bahwa indikator yang memiliki nilai mean paling tinggi adalah indikator harus berpartisipasi dalam komunitas dengan rata–rata responden menjawab setuju dan indikator dengan nilai mean terendah adalah indikator pertemuan informal dengan rata–rata responden menjawab sangat tidak setuju. Indikator harus berpartisipasi dalam komunitas, indikator ini rata–rata responden menjawab setuju. Indikator harus berpartisipasi dalam komunitas memiliki tiga pernyataan. Pernyataan pertama adalah PT. Angkasa Pura II mengetahui
organisasi
yang
ada
didalam
lingkungan
warga
Desa
Rawarengas, dengan jawaban responden paling banyak memilih setuju. Pernyataan kedua adalah PT. Angkasa Pura II ikut berpartisipasi dalam memberikan bantuan berupa dana dalam kegiatan warga Desa Rawarengas, dengan jawaban responden paling banyak memilih sangat setuju. Pernyataan ketiga adalah PT. Angkasa Pura II aktif terlibat dalam berbagai program
127
warga di Desa Rawarengas dengan jawaban responden paling banyak memilih sangat setuju. Pada indikator tertinggi menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II sudah mengetahui organisasi yang ada di komunitas serta berpartisipasi dalam memberikan bantuan berupa dana dalam kegiatan warga Desa Rawarengas RT002/RW015, Kelurahan Rawarengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang dan PT. Angkasa Pura II juga aktif terlibat dalam berbagai program warga di Desa Rawarengas. Adapun indikator yang memperoleh nilai mean terendah adalah indikator Pertemuan Informal. Rata–rata responden menjawab tidak setuju. Indikator ini terdiri dari tiga pernyataan. Pernyataan pertama adalah PT. Angkasa Pura II melakukan kunjungan ke Desa Rawarengas dalam menyelasaikan masalah protes warga, dengan jawaban responden paling banyak memilih sangat tidak setuju. Pernyataan kedua adalah PT. Angkasa Pura II melakukan kunjungan ke Desa Rawarengas dalam menyelasaikan masalah protes warga, dengan jawaban responden paling banyak memilih sangat tidak setuju. Pernyataan ketiga adalah PT. Angkasa Pura II memberi perhatian dengan mengunjungi warga Desa Rawarengas, dengan jawaban responden paling banyak memilih tidak setuju. Pada indikator terendah menunjukan bahwa warga Desa Rawarengas khususnya warga RT002/RW015, Kelurahan Rawarengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang menilai bahwa menurut warga PT. Angkasa Pura II kurang turun langsung untuk melihat keadaan warga secara langsung.
128
1.5
Pembahasan Penilitian Pada penelitian ini yang penulis lakukan mengenai proses community
relations PT. Angkasa Pura II di Desa Rawarengas terkait kegiatan bantuan sosial yang dilakukan PT. Angkasa Pura II terkait protes warga Desa Rawarengas RT002/RW015, Kelurahan Rawarengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang terhadap proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta dilandasi oleh konsep manajemen public relations. Salah satu pembahasan dalam manajemen public relations adalah community relations, dalam community relations terdapat proses community relations yang terdiri dari beberapa tahapan yaitu menetapkan sasaran, mengenali komunitas, petunjuk untuk program community relations yang efektif, berkomunikasi dengan komunitas, dan saluran komunikasi. Community relations yang baik adalah sebuah kemitraan yang saling menguntungkan
jauh
keuangan
kedermawanan untuk mendanai proyek masyarakat.
Organisasi
atau harus
melampaui,
peka
terhadap
katakanlah,
sekedar
perubahan-perubahan
suatu
yang
donasi
terjadi
dilingkungan perusahaan, hal itu dilakukan agar perusahaan dengan cepat mengatasi berbagai hal yang terjadi disekitar mereka. Hubungan baik dengan komunitas merupakan salah satu modal yang harus dimiliki perusahaan untuk memahami perubahan yang terjadi di lingkungan sosial merekadan sekaligus menunjukkan tanggungjawab sosialnya terhadap komunitasnya.
129
Pada penelitian ini terdapat lima dimensi yaitu dimensi pertama yaitu menetapkan sasaran yang memiliki lima indikator. Dimensi kedua yaitu mengenali komunitas memiliki tiga indikator. Dimensi ketiga yaitu petunjuk untuk program community relations memiliki lima indikator. Dimensi keempat yaitu berkomunikasi dengan komunitas memiliki empat indikator. Dimensi kelima yaitu saluran komunikasi memiliki empat indikator. Adapun dimensi yang memiliki nilai mean tertinggi adalah dimensi ketiga yaitu petunjuk untuk program community relations rata–rata responden menjawab setuju. Dimensi ini memiliki lima indikator yaitu pencapaian sasaran, strategi alternative harus dieksplorasi, dampak program community relations terhadap organisasi dan komunitas, total biaya dari semua kegiatan nonprofit, membutuhkan pengetahuan dan pemahaman. Indikator pertama yaitu pencapaian sasaran, pada indikator ini merupakan pencapaian target dari proses community relations yang dilakukan oleh perushaan. Pada indikator ini rata–rata responden menjawab setuju. Indikator kedua yaitu strategi alternative harus dieksplorasi, pada indikator ini merupakan strategi lain yang dilakukan oleh perusahaan. Pada indikator ini rata–rata responden menjawab setuju. Indikator ketiga yaitu dampak program community relations terhadap organisasi dan komunitas, pada indikator ini merupakan dampak yang terjadi setelah melukukan kegiatan. Pada indikator ini rata–rata responden menjawab setuju. Indikator keempat yaitu total biaya dari semua kegiatan nonprofit pada indikator ini merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Pada indikator ini rata – rata responden menjawab setuju.
130
Indikator kelima membutuhkan pengetahuan dan pemahaman pada indikator ini merupakan perusahaan mengetahui dan paham akan keinginan masyarakat. Pada indikator ini rata – rata responden menjawab setuju. Pada indikator tertinggi menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II sudah mengetahui organisasi yang ada di komunitas serta berpartisipasi dalam memberikan bantuan berupa dana dalam kegiatan warga Desa Rawarengas RT002/RW015, Kelurahan Rawarengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang dan PT. Angkasa Pura II juga aktif terlibat dalam berbagai program warga di Desa Rawarengas. Adapun dimensi pertama yaitu menetapkan sasaran memiliki nilai mean terendah rata–rata responden cenderung menjawab tidak setuju. Dimensi ini memiliki empat indikator. Indikator pertama yaitu Merencanakan aktivitas community relations, pada indikator ini merupakan melibatkan warga dalam perencanaan aktivitas community relations. Pada indikator ini rata–rata responden
cenderung
menjawab
ragu-ragu.
Indikator
kedua
yaitu
mengimplementasikan aktivitas community relations, pada indikator ini merupakan
bagaimana
perusahaan
dalam
mereallisasikan
program
community relations yang sudah dibuat. Pada indikator ini rata–rata responden
cenderung
menjawab
setuju.
Indikator
ketiga
kebutuhan
komunitas lokal, pada indikator ini merupakan realisasi dari program community relations yang dibuat perusahaan apa sudah sesuai dengan kebutuhan komunitas. Pada indikator ini rata–rata responden cenderung ragu-ragu bahwa program belum sesuai dengan kebutuhan komunitas.
131
Indikator keempat yaitu kepedulian karyawan perusahaan, pada indikator ini merupakan karyawan perusahaan peduli terhadap kondisi komunitas. Pada indikator ini rata–rata responden menjawab setuju. Indikator kelima yaitu strategi rencana tertulis untuk community relations, pada indikator ini merupakan strategi tertulis untuk community relations yang dilakukan oleh perusahan. Pada menunjukan
indikator bahwa
terendah warga
dalam
Desa
penelitian
Rawarengas
ini
yaitu
indikator
khususnya
warga
RT002/RW015, Kelurahan Rawarengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang menilai bahwa menurut warga PT. Angkasa Pura II kurang turun langsung untuk melihat keadaan warga dan memberikan perhatian secara langsung sekaligus juga dalam rangka melakukan sosialisasi kepada masyarakat pada proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta.
BAB V PENUTUP
5.1.
Kesimpulan Hasil dari penelitian Proses Community Relations PT. Angkasa Pura II di Desa Rawarengas terkait kegiatan bantuan sosial yang dilakukan PT. Angkasa Pura II terkait protes warga Desa Rawarengas RT002/RW015,
Kelurahan
Rawarengas,
Kecamatan
Kosambi,
Kabupaten Tangerang Pada Proyek Perluasan Runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, Pada Tanggal 14 Maret 2017, dapat disimpulkan yaitu : 1. Dimensi dengan nilai tertinggi adalah dimensi ketiga yaitu petunjuk untuk program community relations, sebagai dimensi yang tertinggi hal ini menunjukkan bahwa menurut warga PT. Angkasa Pura II dalam melaksanakan program community relations, seperti sasaran yang tepat, dan biaya yang dikeluarkan juga sudah tepat namun belum sepenuhnya merata. 2. Dimensi dengan nilai terendah adalah menetapkan sasaran, rata-rata responden cenderung menjawab tidak setuju karena warga merasa PT. Angkasa Pura II kurang mengunjungi masyarakat, seperti kurang nya pihak perusahaan untuk turun langsung memberikan penjelasan mengenai masalah proyek perluasan runway 3 dan warga juga
132
133
merasa kebutuhan komunitas sulit untuk dipenuhi dalam bentuk sponsorship untuk acara warga, setelah ada protes terhadap rencana proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta masyarakat baru masyarakat merasa diperhatikan. 1.1.
Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah penulis buat, adapun saran bagi Humas PT. Angkasa Pura II, yaitu penulis menyarankan:
1. Penulis menyarankan kepada PT. Angkasa Pura II untuk melakukan survey langsung kepada masyarakat agar pada program community relations perusahaan selanjutnya khususnya program bantuan sosial dapat sesuai dengan kebutuhan warga masyarakat sekitar khususnya warga Desa Rawarengas RT002/RW015, Kelurahan Rawarengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang. 2. PT. Angkasa Pura II sebaiknya memperbaiki dalam menjalin community relations, humas sebaiknya lebih dekat lagi dengan warga dengan cara berkunjung ke pemukiman warga untuk melakukan komunikasi secara langsung dan memberikan penjelasan mengenai masalah proyek runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, serta memberikan bantuan sosial dalam bentuk sponsorship yang diajukan warga sebelum ada masalah yang terjadi agar masyarakat merasa diperhatikan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku. Ardianto, Elvinaro., 2010, Metode Penelitiam untuk Public Relations Kuatitatif dan Kualititaf, Bandung: Simbiosa Rektama Media Arikunto, Suharsimi, 2005, Manajemen Penelitian, Jakarta: PT Rineka Cipta Agung, Wahyu, 2010, Panduan SPSS 16.0, Yogyakarta: Gerailmu Bungin, H.M. Burhan, 2006, Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Jakarta. Kencana Bulaeng, Andi, 2004 Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer. Yogyakarta Cutlip, Scott M., Allen H. Center, Glen M. Broom, 2006, Effective Public Relations, Jakarta: Kencana Danim, Sudarwan., 2002, Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung: Pustaka Setia. Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, (Semarang: Universitas Diponegoro Gulo, W, 2008, Metodologi Penelitian, Jakarta: Grasindo Iriantara, Yosal, 2010, Community Relations Konsep dan Aplikasinya, Bandung: Simbiosa Rekatama Media Irianto, Agus, 2006, Statistik Konsep Dasar & Aplikasinya, Jakarta: Kencana Kasali, Rhenald, 2005, Manajemen Public Relations, Jakarta: Pustaka Utama Grafitti Kountur, Ronny D, 2004, Metode Penelitian, Untuk Penelitian Skripsi dan Tesis, Jakarta: PPM
134
135 Kriyantono, Rachmat, 2009, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana Lattimore, Dan et al, 2010, Public Relations: Profesi dan Praktik, Jakarta: Salemba Humanika Nazir. Moh, 1988, Metode Penelitian, Jakarta. Ghalia Indonesia Nisfiannoor, Muhammad, 2009, Pendekatan Statistik Modern untuk Ilmu Sosial, Jakarta: Salemba Humanika Paramita, Widya, 2008, Public Relations, Jakarta: UNJ Press Prasetyo, Bambang, Lina Miftahul Jannah, 2005, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Raja Grafindo Persada Ruslan, Rosady, 2010, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, Jakarta: Rajawali Pers ---------------------, 2010, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, Jakarta: Raja Grafindo Persada Sahputra, Edy & Faulina, 2011, Profesional Public Relations, Medan: USU Press Sangadji, Etta Mamang, 2010, Metodelogi Penelitian, Pendekatan Praktis dalam Penelitian. Yogyakarta. Refika Aditama Silalahi, Ulber, 2012, Metode Penelitian Sosial, Bandung. Refika Aditama Subarsa Putri, Kinkin Yuliaty, 2010, Manajemen Publik Relation, Jakarta: Laboratorium Sosial Politik Press Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: ALFABETA
136 Sujianto, Agus, 2007, Eko Aplikasi Statistik dengan SPSS untuk Pemula, Jakarta: Prestasi Pustaka Umar, Husen, 2007, Metode Riset Bisnis, Jakarta: Gramedia Pustaka West, Richard, 2008, Pengantar Teori Komunikasi, Jakarta. Salemba Humanika Sumber Lain. Profile PT. Angkasa Pura II, http://www.angkasapura2.co.id/id/tentang, diakses 4 April 2017 pukul 05:08 WIB Harga Tak Cocok, Warga Minta Pembangunan Runway Bandara Di Tunda, https://m.tempo.co/read/news/2017/03/21/214858076/harga-takcocok-warga-minta-pembangunan-runway-bandara-ditunda, diakses 4 April 2017 pukul 10:22 WIB
viii
LAMPIRAN I KUESIONER Saya Muhammad Laskar Arif, mahasiswa DIII Hubungan Masyarakat, Jurusan Ilmu Sosial Politik, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta angkatan 2014. Saya sedang melakukan penelitian untuk Tugas Akhir Karya Ilmiah (TAKI). Penelitian ini dilakukan untuk menyusun tugas akhir, yang berjudul: PROSES COMMUNITY RELATIONS PT. ANGKASA PURA II DI DESA RAWARENGAS (Survey Deskriptif: Kegiatan bantuan sosial yang dilakukan PT. Angkasa Pura II Terkait Protes Warga Desa Rawarengas RT002/RW015, Kelurahan Rawarengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang Pada Proyek Perluasan Runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, Pada Tanggal 14 Maret 2017) Dengan ini saya mohon kesediaan Bapak/Ibu, saudara/saudari untuk mengisi kuesioner ini sesuai dengan penilaian Anda dengan seobjektif mungkin. Atas bantuan dan kesediaannya, saya ucapkan terimakasih. Petunjuk pengisian: Keterangan: 5= Sangat Setuju (SS) 4= Setuju (S) 3= Ragu-ragu (N)
2= Tidak Setuju (TS) 1= Sangat Tidak Setuju (STS)
Contoh Penngisian Kuesioner: No
1
Pernyataan
Kegiatan yang dibuat oleh perusahaan memberikan manfaat bagi komunitas
SS
S
N
TS
STS
5
4
3
2
1
√
ix
PROSES COMMUNITY RELATIONS PT. ANGKASA PURA II DI DESA RAWARENGAS (Survey Deskriptif: Kegiatan bantuan sosial yang dilakukan PT. Angkasa Pura II Terkait Protes Warga Desa Rawarengas RT002/RW015, Kelurahan Rawarengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang Pada Proyek Perluasan Runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, Pada Tanggal 14 Maret 2017)
A.
Menetapkan Sasaran INDIKATOR 1 1. Merencanakan aktivitas community relations NO 1.
Pernyataan
SS 5
PT. Angkasa Pura II memberitahukan warga tentang
rencana
kegiatan
bantuan
sosial
dalam mengatasi protes warga terkait masalah proyek
perluasan
runway
3
Bandara
Soekarno-Hatta. 2.
Warga
mendapatkan
rencana
kegiatan
laporan
bantuan
mengenai
sosial
dalam
mengatasi masalah protes terhadap proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta. 3.
PT. Angkasa Pura II berperan serta dalam mengatasi
masalah
protes
warga
terkait
masalah proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta.
S 4
N 3
TS 2
STS 1
x
INDIKATOR 2 2. Mengimplementasikan aktivitas comunity relations NO 4.
Pernyataan PT.
Angkasa
Pura
II
turun
SS 5
S 4
N 3
TS 2
STS 1
SS 5
S 4
N 3
TS 2
STS 1
langsung
memberikan penjelasan mengenai masalah proyek perluasan runway 3. 5.
PT. Angkasa Pura II memberikan sumbangan kepada
warga
terkait
masalah
proyek
perluasan runway 3 6.
Warga sekitar merasakan manfaat kegiatan comunity relations PT. Angkasa Pura II
INDIKATOR 3 3. Kebutuhan komunitas lokal NO
Pernyataan
7.
Kegiatan bantuan sosial yang dibuat PT. Angkasa Pura II sesuai dengan kebutuhan warga.
8.
Kebutuhan komunitas selalu dipenuhi oleh PT. Angkasa Pura II dengan menjadi sponsor dalam acara warga.
9.
PT. Angkasa Pura II selalu memberi bantuan sosial
berupa
kebutuhan warga.
sumbangan
dana
untuk
xi
INDIKATOR 4 4. Kepedulian karyawan perusahaan NO 10.
Pernyataan Karyawan terhadap
PT.
Angkasa
keluhan
Pura
warga
pada
II
SS 5
S 4
N 3
TS 2
STS 1
SS 5
S 4
N 3
TS 2
STS 1
peduli
masalah
proyek perluasan runway 3. 11.
Karyawan PT. Angkasa Pura II ikut serta dalam proses kegiatan bantuan sosial yang dibuat PT. Angkasa Pura II.
12.
Karyawan PT. Angkasa Pura II menjadi penghubung antara warga sekitar dengan perusahaan
INDIKATOR 5 5. Strategi rencana tertulis untuk comunity relations NO 13.
Pernyataan PT.
Angkasa
Pura
II
menandatangani
proposal pengajuan bantuan dana untuk kegiatan yang dibuat oleh masyarakat. 14.
PT. Angkasa Pura II menandatangani hasil kesepakatan
rapat
yang
dibuat
dengan
masyarakat. 15.
Warga mengetahui nota kesepakatan rapat yang di susun bersama PT. Angkasa Pura II
xii
B.
Mengenali Komunitas INDIKATOR 1 1. Organisasi harus mengenal komunitasnya NO 16.
Pernyataan
SS 5
S 4
N 3
TS 2
STS 1
SS 5
S 4
N 3
TS 2
STS 1
PT. Angkasa Pura II memahami harapan dari warga
sekitar
terkait
masalah
proyek
perluasan runway 3 17.
PT. Angkasa Pura II mengetahui kebutuhan warga
sekitar
terkait
masalah
proyek
perluasan runway 3 18.
PT. Angkasa Pura II mengetahui keadaan warga
sekitar
terkait
masalah
proyek
perluasan runway 3
INDIKATOR 2 2. Setiap komunitas memiliki publiknya sendiri NO 19.
Pernyataan PT. Angkasa Pura II memiliki hubungan dekat dengan ketua RT 002 / RW 015 Desa Rawarengas,
Kecamatan
Kosambi,
Kabupaten Tangerang, Banten. 20.
PT. Angkasa Pura II berkomunikasi dengan ketua RT dalam berbagai kegiatan
xiii
NO 21.
Pernyataan
SS
S
N
TS
STS
5
4
3
2
1
SS 5
S 4
N 3
TS 2
STS 1
PT. Angkasa Pura II dapat memahami kebutuhan warga Desa Rawarengas.
INDIKATOR 3 3. Harus berpartisipasi dalam komunitas NO 22.
Pernyataan PT. Angkasa Pura II mengetahui organisasi yang ada didalam lingkungan warga Desa Rawarengas
23.
PT. Angkasa Pura II ikut berpartisipasi dalam memberikan bantuan berupa dana dalam kegiatan warga Desa Rawarengas
24.
PT. Angkasa Pura II aktif terlibat dalam berbagai Rawarengas
program
di
warga
Desa
xiv
C. Petunjuk untuk program comunity relations yang efektif INDIKATOR 1 1. Pencapaian sasaran NO
Pernyataan
25.
PT. Angkasa Pura II mengetahui keinginan warga Desa Rawarengas terhadap proyek runway 3 Bandara.
26.
Pandangan warga terhadap PT. Angkasa Pura II semakin membaik
27.
Protes Warga Desa Rawarengas semakin berkurang terhadap PT. Angkasa Pura II
SS 5
S 4
N 3
TS 2
STS 1
SS 5
S 4
N 3
TS 2
STS 1
INDIKATOR 2 1. Strategi alternatif harus dieksplorasi NO 28.
Pernyataan PT.
Angkasa
Pura
II
berusaha
lebih
mendekat dengan warga. 29.
PT.
Angkasa
Pura
II
mengadakan
musyawarah bersama untuk mencari solusi dari protes warga. 30.
PT. Angkasa Pura II memberikan sumbangan dalam mengatasi protes warga.
xv INDIKATOR 3 2. Dampak program comunity relations terhadap organisasi dan komunitas NO 31.
Pernyataan
SS 5
S 4
N 3
TS 2
STS 1
SS 5
S 4
N 3
TS 2
STS 1
Warga menerima bantuan yang diberikan oleh perusahaan terkait protes terhadap proyek runway 3
32.
Warga menerima solusi terkait masalah proyek runway 3 Bandara Soekarno-Hatta.
33.
Warga sekitar bersikap baik terhadap PT. Angkasa Pura II merupakan hasil kegiatan comunity
relations
yang
dilakukan
perusahaan
INDIKATOR 4 3. Total biaya dari semua kegiatan non profit NO
Pernyataan
34.
PT. Angkasa Pura II membiayai konsumsi buka puasa di 9 titik Desa Rawarengas pada kegiatan bantuan sosial safari ramadhan.
35.
PT. Angkasa Pura II memberikan sumbangan berupa 9 unit sound system
ke desa
rawarengas untuk kegiatan safari ramadhan. 36.
PT. Angkasa Pura II membiayai seluruh kebutuhan dari kegiatan safari ramadhan.
xvi
INDIKATOR 5 4. Membutuhkan pengetahuan dan pemahaman NO 37.
Pernyataan
SS 5
S 4
N 3
TS 2
STS 1
PT. Angkasa Pura II mengetahui mengenai apa saja yang diinginkan oleh warga.
38.
PT. Angkasa Pura II paham terhadap solusi dalam mengatasi protes warga.
39.
PT. Angkasa Pura II memahami budaya yang ada di masyarakat Desa Rawarengas.
D. Berkomunikasi dengan komunitas INDIKATOR 1 1. Perusahaan terbuka terhadap komunitas NO 40.
Pernyataan Warga
Desa
Rawarengas
SS 5 mendapatkan
informasi mengenai PT. Angkasa Pura II melalui Tim Pembebasan tanah PT. Angkasa Pura II Cabang Utama Bandara SoekarnoHatta. 41.
PT. Angkasa Pura II
terbuka terhadap
penetapan harga tanah oleh tim KJPP untuk proyek perluasan runway 3
S 4
N 3
TS 2
STS 1
xvii
NO 42.
Pernyataan
SS 5
S 4
N 3
TS 2
STS 1
SS 5
S 4
N 3
TS 2
STS 1
PT. Angkasa Pura II terbuka mengenai masalah proyek perluasan runway 3 yang harusnya diketahui oleh komunitas
INDIKATOR 2 2. Karyawan berkomunikasi dengan komunitas NO 43.
Pernyataan Tim Pembebasan tanah PT. Angkasa Pura II Cabang
Utama
Bandara
Soekarno-Hatta
selalu menjalin komunikasi dengan warga sekitar. 44.
Tim Pembebasan tanah PT. Angkasa Pura II Cabang
Utama
Bandara
Soekarno-Hatta
memberikan informasi tentang kegiatan PT. Angkasa Pura II 45.
Tim Pembebasan tanah PT. Angkasa Pura II Cabang
Utama
Bandara
Soekarno-Hatta
menjadi penghubung komunikasi antara PT. Angkasa Pura II dengan warga sekitar
xviii
INDIKATOR 3 3. Perusahaan berkomunikasi dengan pemimpin opini NO 46.
Pernyataan
SS 5
S 4
N 3
TS 2
STS 1
SS 5
S 4
N 3
TS 2
STS 1
PT. Angkasa Pura II melibatkan ketua RT dalam memberikan bantuan sosial kepada warga.
47.
PT. Angkasa Pura II menjalin komunikasi secara
rutin
dengan
Kepala
Desa
Rawarengas. 48.
PT. Angkasa Pura II selalu berkomunikasi dengan pemimpin opini dari warga Desa.
INDIKATOR 4 4. Organisasi lokal NO 49.
Pernyataan PT. Angkasa Pura II melakukan komunikasi informal
dengan
Aliansi
Masyarakat
Rawarengas. 50.
Karang
taruna
Rawarengas
yang
berada
berkomunikasi
di
dengan
Desa PT.
Angkasa Pura II untuk mendapatkan bantuan sumbangan. 51.
PT. Angkasa Pura II memberi kesempatan kepada persatuan ibu ibu muslimah untuk berkomunikasi dengan perusahaan.
xix
E. Saluran Komunikasi INDIKATOR 1 1. Pertemuan informal NO 52.
Pernyataan
SS 5
S 4
N 3
TS 2
STS 1
SS 5
S 4
N 3
TS 2
STS 1
PT. Angkasa Pura II turun langsung dalam sosialisasi
proyek
runway
3
ke
Desa
Rawarengas. 53.
PT. Angkasa Pura II melakukan kunjungan ke Desa
Rawarengas
dalam
menyelasaikan
masalah protes warga. 54.
PT. Angkasa Pura II memberi perhatian dengan
mengunjungi
warga
Desa
Rawarengas.
INDIKATOR 2 2. Pembuatan Iklan di Media Massa NO 55.
Pernyataan PT. Angkasa Pura II memenuhi permintaan masyarakat untuk berdialog dengan Direktur Utama melalui surat kabar.
56.
PT. Angkasa Pura II menyatakan untuk bersedia untuk memenuhi tuntutan warga melalui berita online.
xx
NO 57.
Pernyataan
SS
S
N
TS
STS
5
4
3
2
1
SS 5
S 4
N 3
TS 2
STS 1
PT. Angkasa Pura II menyatakan akan memberikan santunan kepada warga melalui berita online.
INDIKATOR 3 3. Publikasi Internal NO 58.
Pernyataan PT. Angkasa Pura II memberikan majalah “Beranda” yang dibuat oleh perusahaan kepada warga.
59.
PT. Angkasa Pura II selalu membagikan majalah „‟Beranda” kepada masyarakat
60.
PT. Angkasa Pura II terbuka mengenai kegiatan
perusahaan
melalui
majalah
“Beranda” yang diberikan untuk warga Desa Rawarengas.
INDIKATOR 4 4. Open House NO 61.
Pernyataan PT. Angkasa Pura II mengundang warga Desa Rawarengas untuk pembagian daging kurban yang dilaksanakan oleh perusahaan.
SS 5
S 4
N 3
TS 2
STS 1
xxi
NO 62.
Pernyataan PT. Angkasa Pura II mempersilahkan warga Desa untuk mengunjungi perusahaan
63.
Warga boleh mengetahui sistem kinerja yang diterapkan pada PT. Angkasa Pura II
SS 5
S 4
N 3
TS 2
STS 1
xxii
Lampiran II
Runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, Warga Tolak Tanah Dibayar Murah SELASA, 14 MARET 2017 | 17:25 WIB
TEMPO.CO, Tangerang - Ratusan warga Rawa Rengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, berunjuk rasa di bekas Pintu M1 Bandar Udara Soekarno-Hatta, Neglasari, Cengkareng, Kota Tangerang, Selasa pagi, 14 Maret 2017. Massa membentangkan spanduk bertuliskan “Tolak Harga Murah Runway Tiga.” Mereka menolak tanahnya dihargai murah, Rp 500 ribu sampai Rp 1,5 juta oleh tim Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) untuk pembangunan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta. “Kami menolak harga terlalu murah untuk pembebasan lahan bandara,” kata Iwan Koda, warga Rawa Rengas, kepada Tempo, Selasa, 14 Maret 2017.
xxiii
Saroni, warga Rawa Rengas, mengatakan seharusnya tanah warga dihargai Rp 5 juta per meter persegi. “Harga yang ditetapkan tim KJPP terlalu rendah,” ujar Saroni. Kepala Kepolisian Resor Metro Tangerang Kota Komisaris Besar Harry Kurniawan menemui para pengunjuk rasa. Setelah dilakukan pembicaraan, Harry menyatakan bersedia memfasilitasi pertemuan antara warga dan manajemen PT Angkasa Pura II. “Kami akan fasilitasi pertemuan dengan Direktur PT AP II hari Senin pekan depan, karena saat ini Pak Dirut sedang ke luar negeri,” kata Harry dari atas kendaraan. Setelah mendapat jaminan, warga pun membubarkan diri. Di tempat terpisah, ratusan warga Desa Rawa Burung, Kecamatan Kosambi, menggeruduk gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tangerang di Tigaraksa. Tuntutan mereka sama, meminta agar tanah mereka diberi harga yang layak, Rp 5 juta. “Tanah kami cuma dihargai Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta per meter, ini kan bandara untuk komersial,” kata Suwarno.
xxiv
Korban Penggusuran Runway Bandara SoekarnoHatta Batal Demo SENIN, 20 MARET 2017 | 08:53 WIB
TEMPO.CO, Tangerang - Warga Desa Rawarengas, Kabupaten Tangerang, Banten, korban penggusuran proyek landasan pacu (runway) tiga Bandar Udara Soekarno-Hatta, urung demo hari ini, Senin, 20 Maret 2017. Rencana aksi di pintu M1 bandara dibatalkan karena salah satu tuntutan mereka untuk bertemu Direktur Utama PT Angkasa Pura II dipenuhi. "Kami bisa bertemu Dirut AP II, hari ini kami tidak unjuk rasa," ujar Koordinator Aliansi Masyarakat Rawarengas, Dulamin Zhigo, kepada Tempo, pagi ini. Menurut Dulamin, agenda bertemu Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin di Gedung 600 Kantor Pusat AP II sekitar pukul 10.00. "Ada 25 perwakilan warga yang akan menyampaikan langsung tuntutan kami," katanya.
xxv
Warga, kata Dulamin, akan menyampaikan sejumlah tuntutan, seperti menolak harga tanah dan bangunan yang telah ditetapkan tim appraisal sebesar Rp 500 ribu hingga Rp 900 ribu per meter. "Harga itu sangat murah, jadi warga yang menerima gusuran dengan harga itu tidak bisa membeli tanah dan rumah di tempat lain," katanya. Tuntutan lain, menurut Dulamin, banyak warga Rawarengas yang digusur tidak mendapatkan ganti rugi. Sebab, sebagian warga tersebut selama ini tinggal dan mendirikan bangunan di atas lahan milik orang lain. "Sedangkan pemerintah memberikan ganti ruginya kepada pemilik lahannya," ujarnya. Dulamin mengatakan aksi akan mereka lakukan jika pertemuan pada hari ini tidak mendapatkan solusi apa pun buat warga. Pada pekan lalu, ratusan warga Rawarengas dan Desa Rawa Burung Kabupaten Tangerang menggelar aksi menolak harga murah. Mereka menggelar aksi di dua titik, Pintu MI Bandara dan kantor DPRD Kabupaten Tangerang. Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura II Agus Haryadi mengakui Direksi AP II akan berdialog langsung dengan warga Rawarengas, hari ini. "Pak Dirut yang langsung menemui," katanya.
xxvi
Harga Tak Cocok, Warga Minta Pembangunan Runway Bandara Ditunda SELASA, 21 MARET 2017 | 15:23 WIB
TEMPO.CO, Tangerang - Warga Desa Rawarengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, meminta PT Angkasa Pura II menunda pembangunan runway atau landasan pacu tiga Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta. “Karena masalahnya sangat banyak dan carut-marut,” kata ketua perwakilan warga Rawarengas, Sapri, kepada Tempo, Selasa, 21 Maret 2017. Sapri mengatakan permasalahan yang paling krusial dan harus segera diselesaikan bersama adalah soal ketidakcocokan harga tanah dan bangunan yang diterima warga. “Harganya sangat tidak layak,” ujar Sapri.
xxvii
Warga, kata Sapri, meminta ganti rugi tanah dalam bentuk uang dengan Rp 3-6 juta per meter, dan bangunan Rp 4-7 juta. Sedangkan Angkasa Pura II menghargai Rp 500 ribu untuk tanah dan Rp 900 ribu untuk bangunan. Agar terjadi kecocokan harga, Sapri meminta Kantor Jasa Penilai Publik atau tim apraisal yang menghitung nilai tanah dan bangunan milik warga dievaluasi. “Apabila penilaian yang dilakukan KJPP tidak transparan, kami minta KJPP dibubarkan,” kata Sapri. Warga juga meminta dibatalkannya hasil penilaian yang telah dilakukan KJPP atas 683 bidang tanah sebelum ada perubahan nilai. "Karena banyak ditemukan di lapangan indikasi ketidaktransparanan tim KJPP," kata Sapri. Selain itu, kata Sapri, ada 1.300 keluarga yang terancam tidak mendapatkan ganti rugi karena selama ini mereka tinggal di atas lahan milik orang lain. Ribuan warga ini, kata Sapril, meski tidak memiliki tanah tapi membangun dan tinggal di Rawarengas sejak 37 tahun lalu. Menurut Sapri, desakan pembubaran KJPP dan masalah rendahnya nilai ganti rugi lahan runway tiga karena dua dari delapan tuntutan yang diusung puluhan perwakilan warga Rawarengas pada pertemuan dengan Direktur Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin di Kantor Cabang Utama PT Angkasa Pura II, Senin, 20 Maret kemarin. Warga juga meminta akses dimudahkan untuk mencari pekerjaan, masyarakat yang menduduki tanah orang lain harus diberikan tanah untuk permukiman seluas 500 meter. Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura II Agus Haryadi mengatakan tidak bisa menjamin proyek runway tiga berjalan sesuai rencana.
xxviii
”Dinamikanya berkembang luar biasa. Masalah di bawah ini berantakan sekali, terutama masalah harga,” kata Agus. “Kemungkinan adanya perubahan itu pasti ada,” ujar Agus. Agus mengakui banyak aspirasi yang disampaikan ke Angkasa Pura II, tapi tidak semua diterima karena terkait dengan batas dan kewenangan Angkasa Pura II. “Seperti soal ganti rugi yang belum sepakat, banyak warga yang mendirikan bangunan, klaim warga ada 1.300 belum diverifikasi,” kata Agus. PT Angkasa Pura II memastikan pembangunan landasan pacu ketiga Bandara Internasional Soekarno-Hatta akan dimulai April 2017. Awal Pembangunan runway yang menyedot anggaran Rp 2 triliun ini dimulai dengan peletakan batu pertama. “Pencanangan groundbreaking dimulai April 2017,” ujar Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin dalam keterangan tertulisnya. Awaluddin memperkirakan runway ketiga dengan dimensi 3.000 x 60 meter persegi ini mulai beroperasi pada pertengahan 2018 untuk mendukung peningkatan pergerakan pesawat mencapai 114 pergerakan per jam.
xxix
Lampiran III HASIL WAWANCARA Narasumber
: Bapak Taras Arshayoena
Tanggal
: 24 Mei 2017
Lokasi
: Gedung 601Kantor Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta
Saya
: Selamat siang pak, perkenalkan saya Muhammad Laskar Arif mahasiswa dari Program studi PR UNJ angkatan 2014. Pertama tama saya ingin mengucapkan terima kasih kepada bapak karna sudah bersedia meluangkan waktu untuk saya. Saya ingin mewawancarai bapak mengenai protes warga desa rawarengas yang di tujukan kepada PT. Angkasa Pura II mengenai penggusuran proyek runway 3 Bandara Soekarno-Hatta. kira-kira apa yang menjadi pokok permasalahan dari warga desa kepada perusahaan ?
Narasumber
: Iya inti dan pokok permasalahan sebenarnya ada pada ke-tidaksetujuan antara harga tanah yang diinginkan warga dengan harga yang sudah di tetapkan oleh KJPP (Kantor Jasa Penilai Publik). Dalam hal ini PT. Angkasa Pura II hanya mengikuti harga yang sudah di rekomendasikan oleh KJPP kepada kami yaitu sekitar 500 - 1,5 juta untuk pembebasan tanah di desa rawarengas.
Saya
: Berapa Pak harga yang di inginkan oleh warga desa rawarengas untuk ganti rugi pembebasan tanah ?
xxx Narasumber
: Harga yang mereka inginkan sekitar 3-5jt. Adapun sebenarnya hampir sebagian besar dari warga desa sudah setuju dengan harga yang sudah dibuat oleh PT. Angkasa Pura II sekitar 700 ribu. Namun kami mencurigai ada oknum oknum yang mempengaruhi beberapa warga sehingga ingin tetap menolak harga yang diajukan oleh kami.
Saya
: Adakah kegiatan-kegiatan yang pernah di lakukan untuk warga sekitar khususnya warga desa rawarengas ?
Narasumber
: Sebenarnya sebelum terjadi nya permasalahan ini, PT. Angkasa Pura II
mempunyai program-program yang dilaksanakan secara bertahap untuk komunitas sekitar Bandara khususnya Desa Rawarengas. Beberapa diantaranya ialah program dalam aspek bantuan sosial, program kemitraan, dan juga program bina lingkungan. Melalui kegiatan tersebut menjadi salah satu media komunikasi kita dalam mensosialisasikan bahwa akan dilaksanakannya proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-HattaSaya
: Jadi seperti itu ya, Pak penjelasannya tentang
warga terkait masalah proyek runway 3 Bandara Soekarno-Hatta. Terima kasih Bapak sudah mau meluangkan waktu dan memberikan informasi kepada saya. Saya
: Sejauh ini adakah pendekatan pendekatan khusus untuk mengatasi protes warga ?
xxxi Narasumber
: Pendekatan yang kita lakukan ke masyarakat khususnya Desa
Rawarengas untuk proyek runway 3 dari tahun 2015. Salah satunya pendekatan yang dilakukan melalui bantuan sosial kepada masyarakat melalui bantuan yang kita berikan kita juga sambil mensosialisasikan mengenai rencana perluasan runway 3 Bandara. Banyak bantuan sosial yang
sudah
diberikan
untuk
komunitas
khususnya
warga
Desa
Rawarengas, diantaranya program safari ramadhan yang akan kita laksanakan tiap bulan Ramadhan. Khusus pada tahun 2016 perusahaan memberi
bantuan
penuh
terhadap
kebutuhan
untuk
menunjang
berjalannya kegiatan Saya
: Jadi seperti itu ya, Pak penjelasannya tentang kegiatan PT. Angkasa Pura II untuk mengatasi protes warga terkait masalah proyek runway 3 Bandara Soekarno-Hatta. Terimakasih Pak atas informasinya.
Narasumber
: Iya sama-sama, Mas. Semoga bermanfaat dan membantu kelancaran tugas akhir nya.
xxxii
HASIL WAWANCARA Narasumber
: Bapak Muhidin (Ketua Aliansi Masyarakat Rawarengas) Bapak Syamsudin (Ketua BPD Rawarengas)
Tanggal
: Senin, 12 April 2017
Lokasi
: Rumah Bapak Syamsudin. Jl. Rawajati RT002 / RW 015, Kelurahan Rawarengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang
Saya
: Selamat siang pak, perkenalkan saya Muhammad Laskar Arif mahasiswa dari Program studi PR UNJ angkatan 2014. Pertama tama saya ingin mengucapkan terima kasih kepada bapak karna sudah bersedia meluangkan waktu untuk saya. Saya ingin mewawancarai bapak mengenai protes warga desa rawarengas yang di tujukan kepada PT. Angkasa Pura II mengenai penggusuran proyek runway 3 Bandara Soekarno-Hatta. kira-kira apa yang menjadi pokok permasalahan dari warga desa kepada perusahaan ?
Pak Muhidin
: Iya sebenarnya pokok permasalahan ada pada ke-tidaksetujuan antara harga tanah yang diinginkan warga dengan harga yang sudah di tetapkan oleh KJPP (Kantor Jasa Penilai Publik). Dalam hal ini tim KJPP menilai harga tanah kami dengan tidak transparan, dan kami sangat tidak setuju terhadap harga yang sudah mereka tetapkan pada kami.
xxxiii Saya
: Berapa Pak harga yang di inginkan oleh warga desa rawarengas untuk ganti rugi pembebasan tanah ?
Pak Muhidin
: Harga yang kami inginkan sekitar 3-5jt. Adapun alasannya kami meminta harga segitu, agar kami dapat rumah lagi yang layak sebagaimana rumah yang kami tinggalkan. Karna kalau sampai harga tanah yang dibayarkan pemerintah sekitar 500 sampai 1 juta itu sama saja seperti pemerintah mengusir kami, mau dimana kami tinggal setelah itu ?, sementara harga pasaran tanah gak sampai segitu. Kami tidak ingin penggusuran yang dilakukan memberikan dampak yang negatif kepada kami. Sebenaranya sih simple kita ga menolak kok ada nya perluasan runway Bandara, tapi kita minta pihak Bandara juga ayodong perhatikan keadaan warga dan kebutuhan warga sini.
Saya
: Selain Menuntut untuk menaikkan harga adakah tuntutan lain yang di ajukan warga desa kepada PT. Angkasa Pura II ?
Pak Muhidin
: Ya ada beberapa tuntutan kami kepada pihak perusahaan sebagai bentuk kekecewaan warga kepada perusahan. Diantaranya kami tuntut untuk lebih transparan dalam penetapan harganya. Warga kecewa, padahal banyak warga yang mau tau, kenapa kok harga nya bisa segitu apa penetapan nya udah sesuai sama harga pasaran belum, jika memang sudah sesuai pasti tidak akan terjadi protes oleh warga, kita kan gatau, kita aja minta perusahaan biar tim KJPP transparan atau di bubarin aja belom didengerin.
xxxiv Pak Syamsudin
: Sedikit menambahkan ya, ada sekitar 7 tuntutan kami kepada perusahaan, nanti saya kasih datanya ke mas Arif bila dibutuhkan. Semua tuntutan yang lain, perusahaan siap untuk memenuhinya, namun untuk tuntutan pertama sekaligus tuntutan utama kami itu belom dapat di realisasikan oleh mereka. Ya yang jelas, kami aliansi warga Desa Rawarengas khususnya warga RT002/RW015 sangat menolak proyek runway 3 Bandara ini dilanjutkan, apabila harga yang ditetapkan oleh tim KJPP tidak transparan dan tidak sesuai dengan harga pasaran.
Saya
: Adakah kegiatan-kegiatan yang pernah di lakukan untuk warga sekitar khususnya warga desa rawarengas ?
Pak Syamsudin
: Sebenarnya selama ini, kalo untuk kegiatan-kegiatan seperti CSR dan bantuan sumbangan itu baru ada setelah adanya rencana proyek perluasan runway ini sekitar tahun 2014-an lah baru ada tapi kalo untuk sebelum sebelumnya jarang bahkan hampir tidak ada. PT. Angkasa Pura II kurang memperhatikan warga sini dan kurang dekat dengan warga sini, jarang warga yang dapat diberdayakan oleh PT. Angkasa Pura II padahal banyak warga yang mau untuk bisa bekerja di bandara. Warga terkadang membutuhkan santunan atau sumbangan dana, kadang dikasih tapi itu juga setelah mau ada perluasan, sebelum ada perluasan ga ada, susah, kalaupun ada cuman orang-orang tertentu saja yang punya akses dengan orang dalam perusahaan, selain daripada itu ga ada. Dua tahun setelah mau ada penggusuran, barulah ada perhatian dari perusahaan untuk masyarakat Rawarengas.
xxxv Saya
: Jadi seperti itu ya, Pak penjelasannya tentang warga terkait masalah proyek runway
3
Bandara
Soekarno-Hatta.
Maaf
ya
Bapak-Bapak
bila
saya
mengganggu waktu istirahatnya. Terima kasih Bapak Muhidin dan Bapak Syamsudin sudah mau meluangkan waktu dan memberikan informasi kepada saya. Pak Muhidin
: Iya sama-sama, Mas. Ah gapapa, kebetulan kan juga kita lagi kumpul ini mau evaluasi hasil rapat kita tadi sama orang perusahaan dan kebetulan mas nya dateng yaudah biar sekalian gitu haha. Kita mah seneng justru bisa di lirik orang luar soal permasalahan yang ada disini. Semoga informasi yang kami berikan dapat bermanfaat dan membantu kelancaran tugasnya.
xxxvi
DAFTAR MASYARAKAT DESA RAWARENGAS RT 002 / RW 015 KELURAHAN RAWARENGAS, KECAMATAN KOSAMBI KABUPATEN TANGERANG No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Alamat Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati
RT 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002
RW 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015
Nama Warga Agus Bin Nisan Amin Bin Micing Syamsudin Idup BT Ungkit Daca Bin Naing Zakaria Bin Barak Janih Syamsudin Wawan Jamaluddin Nalim Bin Bihad Samsudin Edih Bin Siar Minggu Bin Paih Napsin Wawan Bin Birin Karna Bin Rembang Nasan Abdul Malik Naiyah Ridwan Mamat Japar Wawan Setiawan Bagya Bin Muslih Jarkasih Tiyah Hartati Iroh Usni
xxxvii
No 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66
Alamat Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati
RT 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002
RW 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015
Nama Warga Kastoni Bin Ardasa Nica Wulandari Pardi Konang Samsudin bin Mawar Nani Hendra Manih Bin Ancrut Ahmad Adi Gunawan Nana Kastam Tambri Seni Niman bin Nacang Eni Ragil Suheri Saitam Fefen Rohimah Murni Esti Tias Saipul Bahri Nirmansyah Fitrah Holiludin Jasan Bowo bin Mahpudin Wisih Samit Entong bin Awal Minah BT Entong Siti Jamilah Usman Unan Bin Sela Bunawin Suhendi Ahmad Sopian
xxxviii
No 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94
Alamat Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati Rawajati
RT 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002
RW 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015
Nama Warga Jaenudin bin Riih Rasim Bin Ali Jono Bin Rasim Iman Bin Sukar Arnan Soga Bin Buang Rohim Nasuki bin Kaprit Nasan Bin Saan Aman bin Iyas Rohman bin Rinan Paih Didin Samsudin Inin Indra Nudin Masih Uding Mardi Nurhasanah Subur bin Alir Samlani Bin Niman Siti Mauliya Lukman Urip Uding Nurjamat Ahmad Rohidi Muryadi Agus
xxxvii
DATA HASIL PENELITIAN Menetapkan Sasaran Merencanakan aktivitas community relations
Mengimplementasian Kebutuhan aktivitas komunitas comunity lokal relations
Kepedulian karyawan perusahaan
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
4 5 3 3 4 2 3 2 3 5 5 2 3 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 3 3 1 2 2 2 2 1
10 4 5 3 2 4 2 5 3 5 5 5 5 4 5 5 4 5 3 4 5 4 5 2 5 2 5 2 4 5 4 4 3
1 3 2 4 2 3 3 3 3 2 4 5 3 1 2 2 5 5 4 5 5 5 2 1 2 3 5 1 5 5 2 2 1
2 5 5 4 5 2 2 2 4 1 2 3 2 1 2 2 4 3 3 3 3 3 2 1 2 2 4 1 4 3 2 2 1
3 3 5 5 5 5 4 6 5 5 5 3 5 4 5 5 4 3 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 2
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 2
6 2 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 3 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 3 5 3 5 4 5 5 4 4
7 2 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 2 4 4 5 5 5 5 5 5 4 2 4 4 5 2 5 5 4 4 2
8 5 5 5 5 2 2 2 5 4 2 2 2 1 1 1 4 2 2 3 2 3 1 1 1 2 5 1 4 2 1 1 5
9 4 3 3 2 4 4 4 2 4 4 5 4 5 4 3 5 5 4 5 5 5 4 2 4 4 5 5 5 4 3 4 2
11 4 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 2 5 5 5 5 5
12 3 5 5 2 2 3 2 5 5 4 4 3 1 2 2 5 4 4 5 5 5 2 2 2 3 5 2 5 4 2 2 1
Strategi rencana tertulis untuk comunity relations 13 14 15 4 2 5 2 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 2 5 5 2 5 4 2 3 5 5 4 5 1 5 5 3 5 5 4 5 5 2 2 2 4 5 4 2 4 4 2 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 2 3 2 1 4 4 2 5 5 2 5 5 5 2 2 5 5 5 4 5 5 4 4 4 2 4 4 2 2 5 1
xxxviii Menetapkan Sasaran Merencanakan aktivitas community relations
Mengimplementasian Kebutuhan aktivitas komunitas comunity lokal relations
Kepedulian karyawan perusahaan
No 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66
4 3 1 4 2 2 1 1 1 4 1 1 3 2 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10 4 5 2 3 5 5 3 5 5 5 3 5 5 3 5 4 2 3 4 4 3 4 4 3 4 2 2 3 4 4 2 2 2 2
1 4 1 4 2 4 1 1 1 4 1 2 3 2 2 1 2 2 1 3 2 2 1 1 1 1 2 2 1 3 1 2 2 5 2
2 2 1 2 2 3 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1
3 5 5 4 5 4 4 4 5 1 5 5 2 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 1 5 4 4 4 4 1 4 5 4 4
5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 1 4 3 4 3 3 1 4 5 4 4
6 4 3 5 1 5 4 4 1 4 1 4 2 4 3 4 2 5 1 5 5 1 4 4 5 2 4 1 4 2 5 4 3 3 1
7 2 5 4 4 4 3 4 1 4 2 2 4 4 4 5 4 5 4 4 2 3 5 5 4 5 4 4 4 2 4 5 3 3 4
8 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 1 1
9 4 5 4 4 4 5 4 2 4 2 2 4 4 3 5 3 4 4 4 3 3 5 4 2 5 3 4 3 3 2 4 3 2 4
11 5 2 5 5 5 1 5 4 5 4 4 5 5 5 2 5 5 2 5 4 4 2 5 5 2 5 3 5 4 5 3 4 3 5
12 3 2 4 2 4 1 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 2 1 2 3 1
Strategi rencana tertulis untuk comunity relations 13 14 15 5 5 2 2 2 5 5 5 3 4 4 2 5 5 4 2 2 4 4 5 2 4 3 2 5 5 3 4 3 2 4 4 2 5 5 2 5 4 2 4 4 2 3 2 1 4 4 2 1 1 4 4 4 3 5 4 2 4 4 2 4 4 2 2 2 5 1 4 4 2 5 1 3 2 1 3 1 1 5 1 4 3 5 1 3 1 1 1 3 1 4 1 3 4 4 2 5 3 3 3 2 1
xxxix Menetapkan Sasaran Merencanakan aktivitas community relations
Mengimplementasian Kebutuhan aktivitas komunitas comunity lokal relations
Kepedulian karyawan perusahaan
No 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94
4 3 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
10 1 2 3 3 4 4 3 4 5 4 4 1 2 2 5 1 4 2 3 3 2 2 2 3 3 2 1 2
1 4 4 4 3 3 1 4 1 4 1 3 2 2 1 2 2 1 1 2 3 2 2 1 2 1 2 2 2
2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2
3 5 3 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 3 1 5 4 4 1 4 1 4 4 5 4 5 3 4 5
5 5 2 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 2 3 5 4 4 1 4 1 4 4 5 4 4 3 4 5
6 2 5 5 5 2 4 4 4 4 2 2 5 1 4 4 5 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 5 1
7 4 3 4 5 3 3 4 4 4 4 4 5 3 1 4 5 4 3 3 3 2 1 3 3 2 1 5 4
8 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 3 2 1 1 1 2 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1
9 4 2 4 3 4 5 4 1 4 2 4 4 2 2 3 4 4 2 4 2 4 4 1 4 2 2 4 3
11 5 5 5 5 5 3 5 3 4 4 5 5 4 3 5 5 1 3 3 4 5 5 3 1 4 5 4 5
12 3 3 1 5 3 2 4 2 1 4 5 1 5 5 2 1 1 2 1 3 2 1 2 1 2 2 2 2
Strategi rencana tertulis untuk comunity relations 13 14 15 5 5 3 2 1 1 4 2 2 3 1 1 4 4 2 3 2 1 5 5 3 3 3 2 4 3 3 2 2 1 4 3 2 1 1 4 2 1 1 1 1 1 4 4 2 4 5 3 4 3 2 1 5 1 5 2 4 1 2 3 3 5 1 2 1 4 1 1 2 2 2 4 4 3 2 2 5 1 4 5 1 4 4 2
xl
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Mengenali Komunitas Organisasi Setiap Harus harus komunitas berpartisipasi mengenal memiliki dalam komunitasny publiknya komunitas a sendiri 16 17 18 19 20 21 22 23 24 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 4 5 4 5 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 2 2 2 4 5 5 5 4 5 2 2 2 4 5 5 5 4 5 2 2 2 4 5 5 1 5 5 4 3 5 5 5 4 5 5 5 5 1 1 3 3 4 5 5 5 2 2 2 4 4 5 5 5 5 3 2 3 5 4 5 5 4 5 2 2 2 4 5 5 5 2 5 1 1 1 2 3 4 5 4 5 2 2 2 4 5 5 5 5 5 2 3 2 4 4 4 5 5 5 4 2 4 5 5 5 5 5 5 3 2 3 5 4 5 5 5 5 3 2 3 5 4 5 5 5 5 3 2 4 5 5 5 5 5 5 3 2 4 5 4 5 5 5 5 3 2 4 5 5 5 5 4 5 2 3 2 4 5 5 5 3 5 1 1 1 3 4 4 5 5 5 2 3 2 4 5 5 5 4 5 2 2 2 4 5 5 5 5 5 4 2 5 5 5 5 5 2 5 1 1 1 2 4 4 3 5 5 4 2 4 5 5 5 5
xli
No 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
Mengenali Komunitas Organisasi Setiap Harus harus komunitas berpartisipasi mengenal memiliki dalam komunitasny publiknya komunitas a sendiri 16 17 18 19 20 21 22 23 24 5 5 3 2 3 5 4 5 4 5 5 2 3 2 4 4 4 4 4 5 2 2 2 4 5 5 3 4 3 1 1 1 1 2 4 5 4 5 2 2 2 4 4 5 3 2 5 1 1 1 2 4 4 5 4 5 2 2 2 4 4 5 5 4 5 2 2 2 4 5 5 4 5 5 2 2 2 4 4 5 5 2 5 1 1 1 2 3 3 2 2 4 1 1 1 5 2 4 5 3 5 1 1 1 3 4 4 4 4 5 2 2 2 4 4 5 5 3 5 1 1 1 3 4 4 4 3 5 1 4 1 3 4 4 5 4 5 2 2 2 4 5 5 5 4 5 2 2 2 4 5 5 5 5 5 2 3 2 4 4 5 5 2 5 1 1 1 2 4 4 4 5 5 2 3 2 4 5 5 5 2 4 1 1 1 4 3 4 3 1 4 1 1 1 4 3 5 5 4 5 2 2 2 4 5 5 3 3 5 1 4 1 3 4 4 1 4 5 1 4 1 3 4 4 4 2 5 1 1 1 2 4 4 5 2 4 1 1 1 2 3 1 5 3 3 1 1 1 4 2 2 4 3 5 1 1 1 3 4 4 5 4 3 1 1 1 4 2 4 3 2 4 1 1 1 4 3 3 3 3 3 1 1 1 3 2 2 4
xlii
No 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92
Mengenali Komunitas Organisasi Setiap Harus harus komunitas berpartisipasi mengenal memiliki dalam komunitasny publiknya komunitas a sendiri 16 17 18 19 20 21 22 23 24 5 3 1 1 1 4 2 5 5 2 3 1 1 1 5 2 1 5 1 4 1 1 1 4 3 4 3 4 5 1 4 1 3 4 4 5 4 1 1 1 1 5 2 4 1 5 4 1 1 1 4 2 5 4 4 5 2 2 2 4 4 5 4 3 2 1 1 1 4 2 3 3 5 4 1 1 1 4 3 4 4 4 3 1 1 1 4 2 5 5 5 4 1 1 1 4 3 5 4 3 5 1 1 1 3 4 4 4 4 5 2 2 2 4 4 5 4 3 5 1 1 1 3 4 4 3 1 4 1 1 1 5 3 1 5 1 3 1 1 1 5 2 4 5 2 4 1 1 1 5 3 4 5 2 4 1 1 1 2 3 2 4 4 2 1 1 1 4 2 3 3 4 3 1 1 1 4 2 4 3 4 5 1 4 2 4 4 4 3 1 4 1 1 1 3 3 5 2 2 4 1 1 1 5 3 4 5 3 3 1 1 1 4 2 3 5 2 4 1 1 1 4 3 4 4 4 3 1 1 1 4 2 4 4 5 3 1 1 1 4 2 5 4 2 4 1 1 1 2 3 2 4 3 1 4 1 1 4 2 3 3 2 5 1 1 1 2 3 2 4 3 5 1 1 1 3 4 4 4 5 3 1 1 1 4 2 5 4
xliii
Mengenali Komunitas Organisasi Setiap Harus harus komunitas berpartisipasi mengenal memiliki dalam komunitasny publiknya komunitas a sendiri No 16 17 18 19 20 21 22 23 24 93 5 4 1 1 1 4 2 5 4 94 5 5 2 3 2 4 4 4 4
xliv
Petunjuk untuk program comunity relations yang efektif Strategi Total biaya Dampak Pencapaian alternatif dari semua Membutuhkan program sasaran harus kegiatan pengetahuan comunity dieksplorasi non profit No 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 1 5 2 4 5 3 2 3 2 5 5 5 5 5 3 5 2 5 3 2 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 2 3 5 3 4 5 4 5 4 2 5 4 5 5 4 5 4 4 5 2 5 5 4 5 4 2 5 4 4 5 1 2 3 5 5 5 4 4 5 5 4 3 5 5 2 5 5 5 3 6 4 5 5 4 5 4 3 4 5 4 4 5 5 5 4 7 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 8 5 3 4 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 9 5 2 5 5 5 5 4 2 5 5 5 5 5 5 2 10 5 4 5 5 4 5 3 4 5 5 4 5 5 5 5 11 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 12 5 5 5 4 5 4 3 4 5 5 4 5 4 5 4 13 4 2 4 3 1 4 4 2 4 4 4 4 5 3 2 14 5 5 4 4 4 5 4 3 5 4 5 5 5 5 3 15 5 3 4 4 4 5 3 3 5 5 4 5 5 5 3 16 5 3 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 1 17 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 18 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 19 5 4 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 20 5 4 5 5 4 5 3 5 5 5 4 5 4 5 5 21 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 22 5 5 4 4 4 5 4 3 5 3 3 5 4 3 3 23 4 2 4 3 2 4 4 2 4 5 3 5 5 5 2 24 5 5 4 4 4 5 5 3 5 4 4 5 5 5 3 25 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 26 5 3 3 5 4 5 4 3 5 5 2 5 5 5 1 27 4 2 4 3 2 4 4 2 4 4 2 4 5 4 2 28 5 3 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 29 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 3 5 5 4 5 30 5 3 4 4 4 5 5 3 5 4 5 5 3 5 3 31 5 5 4 4 4 5 4 3 5 5 3 5 5 4 3 32 3 1 2 3 4 4 4 1 2 3 2 2 4 4 1 33 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 3 5 5 5 4 34 4 2 4 3 2 4 5 2 4 5 4 4 4 4 2 35 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 36 5 5 4 4 4 5 4 3 5 5 5 5 5 5 3
xlv
Petunjuk untuk program comunity relations yang efektif Strategi Total biaya Dampak Pencapaian alternatif dari semua Membutuhkan program sasaran harus kegiatan pengetahuan comunity dieksplorasi non profit No 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 37 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 5 38 4 2 4 3 1 4 4 2 4 5 3 4 4 5 2 39 4 1 2 2 4 4 4 1 4 4 4 4 4 5 1 40 5 2 4 4 3 4 5 2 4 4 4 5 5 5 2 41 5 4 5 5 5 5 5 4 5 3 5 5 4 5 5 42 5 2 4 4 3 4 5 2 5 4 4 5 5 5 2 43 5 2 4 4 3 4 5 2 5 5 2 5 2 4 2 44 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 45 5 5 4 4 4 5 3 3 5 3 3 5 4 4 3 46 5 3 4 4 4 5 3 3 5 4 5 5 4 5 3 47 4 2 4 3 2 4 3 2 4 3 4 4 4 4 2 48 5 5 4 4 4 5 5 3 5 4 5 5 4 4 3 49 4 2 3 3 5 3 2 2 4 3 4 4 4 4 2 50 4 2 3 2 2 5 2 2 4 3 4 4 4 4 2 51 5 5 4 4 5 5 4 3 5 2 3 5 4 5 3 52 5 2 4 4 4 4 3 2 5 3 4 5 4 4 2 53 5 2 4 4 4 5 4 2 5 4 4 5 3 5 2 54 4 2 4 3 1 4 4 2 4 3 4 4 4 4 2 55 4 2 3 3 4 3 3 2 4 4 2 4 4 4 2 56 3 1 2 3 2 5 2 1 2 4 4 2 4 3 1 57 4 2 4 3 2 4 3 2 4 3 2 5 5 4 2 58 3 1 2 2 5 4 2 1 3 3 4 2 5 4 1 59 4 2 3 2 5 5 3 2 4 3 5 4 5 5 2 60 3 1 2 2 1 4 4 1 3 3 4 2 3 5 1 61 3 1 2 2 3 4 1 1 3 1 2 3 2 5 1 62 1 1 2 5 4 4 2 1 1 3 3 2 3 3 1 63 4 1 3 2 5 3 3 2 4 3 3 4 3 4 2 64 5 2 4 4 4 5 1 2 5 3 2 5 3 3 2 65 1 1 1 5 3 5 1 3 5 3 2 5 3 4 1 66 4 1 2 2 3 4 2 1 3 3 4 3 3 5 1 67 5 5 5 5 5 4 3 4 5 4 3 5 4 4 4 68 3 1 2 4 2 5 1 1 2 2 2 2 3 4 1 69 4 1 3 2 2 4 2 2 4 2 3 4 3 3 2 70 4 1 2 2 3 2 1 1 3 1 2 3 2 5 1 71 4 1 3 2 2 3 1 1 4 2 1 4 2 5 1 72 4 2 4 3 2 4 1 2 4 1 2 5 2 2 2
xlvi
Petunjuk untuk program comunity relations yang efektif Strategi Total biaya Dampak Pencapaian alternatif dari semua Membutuhkan program sasaran harus kegiatan pengetahuan comunity dieksplorasi non profit No 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 73 5 4 5 5 2 5 3 4 5 3 3 5 4 4 5 74 5 2 4 3 3 4 2 2 4 2 4 5 5 4 2 75 4 1 3 2 4 2 4 2 4 4 4 4 4 3 2 76 3 1 2 2 4 1 2 1 3 2 3 2 5 3 1 77 4 1 3 2 4 5 5 1 4 2 3 4 5 4 2 78 4 2 3 3 2 3 2 2 4 2 3 4 4 4 2 79 3 1 2 1 5 3 4 1 3 5 4 2 2 2 1 80 2 1 2 2 5 3 2 1 2 2 3 2 4 3 1 81 5 2 4 4 4 5 5 3 5 2 3 5 5 4 2 82 4 1 3 2 2 5 4 2 4 2 1 4 3 5 2 83 4 1 3 2 4 4 2 1 4 2 3 4 1 3 2 84 2 1 2 3 2 5 1 1 2 1 5 2 2 2 1 85 4 2 3 2 2 2 5 2 4 1 2 4 4 5 2 86 1 1 1 4 2 3 1 1 1 4 4 1 2 2 1 87 4 1 2 2 2 1 2 1 3 2 3 3 4 3 1 88 4 2 4 3 2 4 4 2 4 1 4 4 2 5 2 89 1 1 1 3 2 5 2 1 1 4 4 1 2 2 1 90 4 2 4 3 2 4 4 2 4 1 2 4 4 5 2 91 5 2 4 4 3 4 5 2 4 2 3 5 5 4 2 92 3 1 2 1 2 4 4 1 3 1 4 2 2 5 1 93 4 1 2 2 2 4 5 1 4 2 3 4 5 4 1 94 5 2 4 4 4 5 4 3 5 1 4 5 1 5 2
xlvii
Berkomunikasi dengan komunitas Perusahaan terbuka terhadap komunitas
Karyawan berkomunikasi dengan komunitas
Perusahaan berkomunikasi
Organisasi lokal
Pembuatan Iklan di Media Massa
Pertemuan informal
Publikasi Internal
Open House
No
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
1
5
4
5
5
2
5
3
5
4
5
4
5
5
5
5
5
4
5
5
4
4
5
2
5
2
5
2
5
5
4
5
3
5
1
2
4
4
5
5
5
5
4
3
5
4
5
5
5
5
3
5
5
4
4
2
5
3
5
5
5
4
5
4
5
3
5
5
3
4
5
5
4
5
5
4
5
2
5
3
5
5
3
5
5
2
4
5
5
5
5
5
3
3
5
4
4
5
5
5
5
5
2
5
4
4
4
2
5
5
4
4
5
2
4
4
5
5
5
4
3
4
4
5
4
6
5
2
4
4
5
5
2
5
3
1
4
5
2
3
4
5
3
5
5
5
5
5
5
5
7
5
2
5
4
5
5
2
5
5
5
4
5
2
4
4
5
5
5
5
4
4
5
3
4
8
5
5
4
5
3
5
3
5
5
2
3
5
4
5
3
5
5
3
5
5
5
5
5
5
9
5
2
5
5
5
5
4
4
5
4
4
5
1
4
5
5
5
1
5
5
4
5
3
4
10
5
2
4
5
3
5
2
5
5
2
5
5
2
3
4
5
5
4
5
4
5
5
2
5
11
4
3
5
5
3
5
2
5
5
5
5
5
3
3
3
5
3
4
4
5
5
5
5
5
12
5
2
5
5
5
5
2
5
4
2
5
5
2
5
4
5
5
5
5
4
5
5
5
5
13
5
1
5
5
2
1
1
5
4
1
4
4
1
2
2
4
3
2
4
4
4
5
5
3
14
5
2
5
4
4
4
2
5
4
4
5
5
2
4
5
5
5
5
5
3
4
5
4
4
15
5
2
5
4
3
4
2
5
5
1
3
4
1
2
2
5
2
3
5
4
4
5
5
4
16
5
5
5
5
2
5
2
5
5
5
5
4
3
3
3
5
5
4
5
4
5
5
5
5
17
5
3
5
5
3
5
2
5
5
1
5
5
3
3
3
5
5
4
5
4
5
5
4
5
18
5
2
5
5
3
5
2
5
4
5
4
5
2
3
4
5
4
4
5
4
5
5
5
5
19
5
4
4
5
4
5
2
5
5
1
5
5
3
3
3
5
5
4
5
4
5
4
3
5
20
5
3
4
5
4
5
2
5
4
1
5
5
3
3
3
5
4
4
4
3
5
4
5
5
21
5
4
4
5
3
5
2
5
4
4
3
5
3
3
3
5
5
4
5
3
5
5
3
5
22
5
2
5
4
3
4
2
4
4
2
5
5
1
4
5
5
1
3
5
3
4
5
5
4
23
5
1
5
5
2
2
2
5
5
4
3
4
1
1
2
4
5
2
5
3
4
5
3
3
24
5
2
5
4
3
4
2
4
3
2
3
5
1
4
3
5
3
3
5
5
4
4
5
4
25
5
2
5
5
5
5
2
4
5
2
3
5
2
5
4
5
5
5
5
5
5
4
4
5
26
5
5
5
2
5
5
3
3
5
5
5
4
4
3
3
5
2
3
3
4
5
4
5
5
27
5
1
5
5
2
2
1
3
4
2
2
4
1
2
2
4
4
2
5
4
4
3
3
3
28
5
4
5
5
4
5
2
5
4
5
5
4
3
3
3
5
5
4
5
5
5
5
4
5
29
5
2
5
5
1
5
2
5
4
3
3
5
3
3
4
5
4
4
5
3
5
5
4
5
30
3
2
2
4
3
4
2
4
5
5
5
4
1
2
3
5
5
3
3
4
4
2
5
4
xlviii Berkomunikasi dengan komunitas Perusahaan terbuka terhadap komunitas
Karyawan berkomunikasi dengan komunitas
Perusahaan berkomunikasi
Organisasi lokal
Pembuatan Iklan di Media Massa
Pertemuan informal
Publikasi Internal
Open House
No
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
31
4
2
4
4
4
4
2
5
5
3
2
5
1
4
5
5
4
3
4
3
4
5
4
4
32
4
1
4
3
1
5
2
4
3
3
5
1
1
1
1
1
2
1
4
2
2
4
4
3
33
5
2
5
5
4
5
2
5
4
3
2
5
2
5
4
5
4
5
5
3
5
5
4
5
34
2
1
5
5
2
2
1
5
5
4
5
4
1
1
2
4
3
2
5
4
4
4
5
3
35
4
2
5
5
4
5
2
5
3
3
5
5
2
4
4
5
4
4
5
5
5
5
4
5
36
5
2
5
4
4
4
2
5
5
5
5
5
2
4
5
5
5
3
5
4
4
5
5
4
37
5
2
4
5
2
5
2
4
4
2
5
5
2
3
4
5
3
4
5
4
5
4
4
5
38
5
1
5
5
2
1
1
5
4
1
5
4
1
2
2
3
5
2
5
3
4
5
3
3
39
4
1
2
4
1
3
1
5
3
2
5
3
1
1
1
2
5
1
4
4
3
3
4
5
40
4
2
4
2
2
2
2
5
5
3
4
4
1
2
2
4
2
2
1
2
4
3
4
3
41
1
2
4
5
4
5
2
5
4
3
5
5
2
5
4
5
5
4
2
4
5
5
5
5
42
4
2
5
2
3
2
2
5
4
3
4
4
1
2
2
4
4
2
4
2
4
3
4
4
43
3
2
4
2
3
2
2
5
5
2
5
4
1
2
2
4
2
2
1
2
4
3
4
4
44
3
2
4
4
5
5
2
5
3
1
4
5
2
4
4
5
4
5
4
5
4
2
5
5
45
3
2
5
4
4
4
2
5
3
2
5
5
2
4
5
5
4
3
5
5
4
5
4
4
46
3
2
4
4
3
4
2
4
4
3
2
4
1
4
3
5
5
3
3
4
4
2
4
4
47
3
1
4
5
2
2
1
2
4
3
2
4
1
1
2
4
2
2
1
2
4
2
5
3
48
5
2
5
4
3
4
2
5
5
2
2
4
1
4
3
5
5
3
4
2
4
4
4
4
49
4
1
4
5
2
5
1
5
4
1
4
3
1
2
2
3
4
2
4
4
4
1
5
2
50
4
1
5
4
2
5
1
5
5
1
4
3
1
2
2
3
5
2
5
5
4
4
4
2
51
3
2
4
4
5
4
2
5
5
2
4
5
2
4
4
5
4
5
1
4
4
3
1
4
52
4
2
4
2
3
2
2
5
1
3
4
4
1
2
2
4
5
2
4
5
4
3
3
4
53
4
2
3
3
3
3
2
4
5
3
2
4
1
2
2
4
4
3
3
3
4
2
1
4
54
3
1
4
5
2
2
1
5
4
4
3
4
1
2
2
4
5
2
3
2
4
5
3
3
55
4
1
5
5
2
5
1
4
5
1
1
3
1
2
2
3
4
2
3
2
4
5
3
3
56
3
1
5
3
1
5
2
4
2
2
3
1
3
1
1
5
2
1
1
2
2
3
2
3
57
3
1
4
5
2
2
1
2
5
3
4
4
1
1
2
4
2
2
4
4
4
5
4
3
58
3
1
5
3
1
5
1
5
2
3
3
2
3
1
1
2
2
1
1
2
3
3
2
5
59
5
1
5
4
2
5
1
4
4
3
3
3
1
2
2
3
5
2
3
3
4
3
3
2
60
3
1
4
3
1
5
1
5
3
1
4
2
1
1
1
2
3
1
2
3
3
5
5
5
61
2
1
3
3
1
5
1
3
3
1
3
2
1
1
1
2
3
1
2
2
3
3
2
4
xlix Berkomunikasi dengan komunitas Perusahaan terbuka terhadap komunitas
Karyawan berkomunikasi dengan komunitas
Perusahaan berkomunikasi
Organisasi lokal
Pembuatan Iklan di Media Massa
Pertemuan informal
Publikasi Internal
Open House
No
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
62
3
1
3
2
1
4
2
3
2
2
3
1
3
1
1
5
2
1
1
2
2
3
2
3
63
3
1
4
4
2
4
1
3
3
2
3
3
1
1
2
2
2
2
2
4
3
5
5
2
64
4
2
3
3
3
3
2
2
5
1
2
4
1
2
2
4
3
2
4
2
4
3
4
4
65
3
1
2
1
5
4
1
2
4
1
3
1
1
2
1
5
2
1
1
2
1
3
2
3
66
3
1
4
4
1
4
1
2
5
2
2
2
2
1
1
2
1
1
4
5
3
2
5
5
67
3
2
4
5
3
5
2
3
1
3
2
5
2
5
4
5
1
5
5
5
5
5
4
5
68
2
1
3
3
1
5
2
3
5
4
2
2
2
1
1
1
4
1
3
4
2
2
5
3
69
4
1
4
4
1
4
1
2
4
3
2
3
1
1
1
2
2
1
1
2
3
2
2
1
70
2
1
3
4
1
4
1
3
1
1
2
2
1
1
1
2
5
1
4
2
3
4
3
5
71
3
1
3
4
1
4
1
3
4
1
4
3
2
1
1
2
4
1
4
4
3
1
5
5
72
2
1
4
5
2
2
1
3
4
2
4
4
1
1
2
4
4
2
5
5
4
4
4
3
73
2
2
5
5
1
5
2
4
2
3
4
5
2
5
4
5
2
4
1
4
5
3
1
5
74
3
2
1
5
2
2
2
5
1
1
4
4
1
1
2
4
4
2
4
5
4
3
3
3
75
4
1
3
4
2
5
1
4
2
2
2
3
1
1
2
2
4
1
3
3
3
2
1
2
76
3
1
4
3
1
4
1
2
1
3
3
2
1
1
1
1
5
1
3
2
2
5
3
4
77
2
1
4
4
1
4
1
2
2
3
1
3
1
1
1
2
1
1
3
2
3
5
3
2
78
4
1
3
5
2
3
1
3
2
3
3
4
1
2
2
3
2
2
1
2
4
3
2
3
79
4
1
4
3
1
2
1
1
1
2
4
2
1
1
1
1
2
1
4
4
2
5
4
3
80
4
1
2
2
1
4
5
3
2
1
3
1
3
1
1
5
2
1
1
2
2
3
2
5
81
4
2
2
3
3
3
2
5
2
1
3
4
1
2
2
4
5
3
3
3
4
3
3
4
82
5
1
3
4
2
3
1
3
3
2
4
3
1
2
2
2
3
2
2
3
4
5
5
2
83
4
1
2
4
1
4
1
3
2
3
3
3
3
1
1
2
3
1
2
2
3
3
2
1
84
3
1
1
2
1
3
2
2
3
1
3
1
1
1
1
3
2
1
4
1
2
4
4
4
85
5
1
1
5
2
5
1
5
1
2
2
3
1
2
2
3
5
2
3
2
4
3
3
2
86
4
1
4
2
1
3
2
2
2
2
2
1
1
1
1
4
2
1
1
2
2
2
1
3
87
3
1
2
4
1
4
1
2
1
1
1
2
1
1
1
2
1
1
5
4
3
5
4
4
88
5
1
5
5
2
1
1
4
1
1
2
4
1
2
2
3
1
2
1
2
4
5
4
3
89
4
1
4
2
1
2
1
1
2
2
3
1
3
1
1
5
2
1
1
2
1
3
2
1
90
5
1
4
5
2
1
1
4
1
3
2
4
1
2
2
3
2
2
3
3
4
5
3
3
91
4
2
2
2
2
2
2
3
4
3
3
4
1
2
2
4
4
2
3
4
4
2
5
3
92
5
1
4
3
1
2
1
3
3
1
5
2
2
1
1
1
3
1
2
3
2
2
5
3
l Berkomunikasi dengan komunitas Perusahaan terbuka terhadap komunitas
Karyawan berkomunikasi dengan komunitas
Perusahaan berkomunikasi
Organisasi lokal
Pembuatan Iklan di Media Massa
Pertemuan informal
Publikasi Internal
Open House
No
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
93
2
1
4
4
1
4
1
2
2
3
2
3
1
1
1
2
2
1
1
2
3
2
1
1
94
4
2
5
3
3
3
2
5
4
5
3
4
1
2
2
4
5
3
2
5
4
4
3
4
li
Curriculum Vitae A. Data Pribadi Nama
: Muhammad Laskar Arif
Jenis kelamin
: Laki-laki
Tempat, tanggal lahir
: Bandar Lampung, 5 Desember 1995
Kewarganegaraan
: Indonesia
Status perkawinan
: Lajang
Tinggi, berat badan
: 172 cm, 60 kg
Agama
: Islam
Alamat lengkap
: Taman Buah Puri Permata Blok DV/4 Cipondoh, Tangerang
Nomor Handphone
: 082222260095
E-mail
:
[email protected]
B. Pendidikan Formal 1.
2002 – 2008 : SDI Al-Ikhlas
2.
2008 – 2011 : SMPN 100 Jakarta
3.
2011 – 2014 : SMAN 33 Jakarta
4.
2014 - Sekarang: Program Diploma (D-III) Public Relations Universitas Negeri Jakarta
C. Pengalaman Organisasi 1. Osis SMPN 100 Jakarta 2. Ketua MPK SMAN 33 Jakarta 3. Hima Humas UNJ sebagai staff Departemen Eksternal 4. BEM Prodi DIII Humas UNJ sebagai Kepala Departemen Eksternal