EVALUASI KESESUAIAN DOSIS DAN KESESUAIAN PEMILIHAN OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI PERIODE JANUARI-DESEMBER 2014 Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta
[email protected]
Abstrak Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit metabolik yang ditandai dengan adanya kondisi hiperglikemia yang dapat terjadi akibat adanya kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua duanya. Menurut American Diabetes Association, DM dapat diklasifikasikan menjadi empat macam, yaitu DM tipe 1, DM tipe 2, DM Gestasional dan DM karena factor lain. Dari keempat macam tipe DM tersebut sekitar 90-95% angka kejadian DM merupakan DM tipe 2. Prevalensi kejadian DM seperti yang dilaporkan oleh International Diabetes Federation (IDF) dimana pada tahun 2012 penderita DM mencapai 8,4% dari seluruh populasi dunia. Angka tersebut mengalami peningkatan menjadi 382 kasus pada tahun 2013. IDF juga memperkirakan bahwa insiden DM akan menin gkat menjadi 55% pada tahun 2035. Tatalaksana DM dengan menggunakan terapi obat dapat menimbulkan permasalahan salah satunya adalah masalah pemilihan obat yang tidak tepat yang menyebabkan tujuan terapi tidak tercapai. Penelitian ini merupakan penelitian non experimental dengan analisis data secara diskriptif dimana pengambilan data dilakukan secara retrospektif dari catatan rekam medik pasien DM tipe 2 di instalasi rawat inap di RSUD Dr. Moewardi bulan Januari-Desember 2014. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan metode diskriptif analitik. Pola penggunaan obat hipoglikemil oral (OHO) dilihat melalui golongan dan kombinasi OHO yang digunakan, lalu dibandingkan dengan kesesuaian dosis dan pemilihan OHO nya dengan standar Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) tahun 2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien DM tipe 2 di RSUD Dr. Moewardi tahun 2014 mayoritas adalah pasien perempuan yaitu sebesar 59%, sedangkan pasien laki-laki sebesar 41%. Dari segi usia didominasi oleh pasien dengan rentang usia 55-64 tahun yaitu sebesar 39%. Hasil evaluasi kesesuai pemilihan OHO berdasarkan standar PERKENI 2011 sebesar 98%, sedangkan kesesuain dosis OHO mencapai 95%.
Kata kunci: Diabetes Melitus Tipe 2, Kesesuaian Dosis, Kesesuaian OHO, PERKENI 2011
karena factor lain. Dari keempat macam
Pendahuluan Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit metabolik yang ditandai
tipe DM tersebut sekitar 90-95% angka kejadian DM merupakan DM tipe 2.
dengan adanya kondisi hiperglikemia yang
dapat
terjadi
akibat
adanya
Prevalensi seperti
yang
kejadian dilaporkan
DM oleh
kelainan sekresi insulin, kerja insulin,
International Diabetes Federation (IDF)
atau kedua duanya (Perkeni, 2011).
dimana pada tahun 2012 penderita DM
Menurut American Diabetes Association
mencapai 8,4% dari seluruh populasi
(ADA),
dunia.
DM
dapat
diklasifikasikan
Angka
tersebut
mengalami
menjadi empat macam, yaitu DM tipe 1,
peningkatan menjadi 382 kasus pada
DM tipe 2, DM Gestasional dan DM
tahun 2013. IDF juga memperkirakan
Jurnal Keperawatan Intan Husada Vol.3 No.2, Juli 2016
15
bahwa insiden DM akan menin gkat
pasien yang akan dirugikan (Depkes,
menjadi 55% pada tahun 2035 (IDF,
2005).
2013).
tersebut yang memacu peneliti ini untuk Angka
di
melakukan penelitian tentang Evaluasi
adanya
kesesuain dosis dan kesesuaian obat
peningkatan tiap tahunnya. Pada tahun
hipoglikemik oral pada pasien DM tipe
2000, jumlah penderita DM sebanyak
2 di RSUD Dr. Moewardi periode
8,4 juta jiwa dan diperkirakan angka ini
Januari-Desember 2014.
Indonesia
kejadian
DM
Berdasarkan latar belakang
menunjukkan
akan meningkat menjadi 21,3 juta jiwa pada tahun 2030 nanti. Angka ini membuat
Indonesia
peringkat
keempat
Metode Penelitian
menduduki
penderita
DM
Penelitian ini termasuk jenis penelitian non experimental dimana
terbanyak di dunia setelah India, China,
pengambilan
dan Amerika Serikat (Chek, 2004).
retrospektif dari catatan rekam medik
Berdasarkan data Dinkes pada tahun
pasien DM tipe 2 di instalasi rawat inap
2009, prevalensi tertinggi untuk DM tipe
di RSUD Dr. Moewardi periode Januari
2 adalah di kota Surakarta dengan
hingga
presentase
peneliti
sebesar
5,11%
(Dinkes,
2009).
data
Desember
dilakukan
2014,
membandingkan
secara
kemudian kesesuaian
dosis dan kesesuaian pemilihan obat Tujuan akhir terapi DM adalah
menurunnya
angka
morbiditas
dan
mortalitas yang secara spesifik ditujukan
hipoglikemik
oral
dengan
standar
PERKENI 2011. Subjek Penelitian
untuk mencapai target utama yaitu :
Pasien dengan diagnosa utama
menjaga agar kadar gula darah tetap
DM tipe 2 dengan atau tanpa penyakit
berada
penyerta, dewasa yang berusia
pada
mencegah kemungkinan
rentang
normal
atau
meminimalkan
terjadinya
serta
≥18
tahun baik laki-laki maupun perempuan,
komplikasi
yang mendapat terapi obat hipoglikemik
akibat kadar gula darah yang tidak
oral baik yang sesuai maupun yang tidak
terkontrol. Tatalaksana DM dengan
sesuai dengan standar PERKENI tahun
menggunakan
terapi
obat
dapat
2011 yang menjalani rawat inap di
menimbulkan
permasalahan
salah
RSUD Dr. Moewardi periode Januari
satunya adalah masalah pemilihan obat
hingga Desember 2014. Jumlah pasien
yang tidak tepat yang menyebabkan
yang memenuhi kriteria sehingga dapat
tujuan terapi tidak tercapai, sehingga Jurnal Keperawatan Intan Husada Vol.3 No.2, Juli 2016
16
dijadikan
sampel
penelitian
adalah
Hasil dan Pembahasan
sebanyak 100 pasien.
Penelitian dilakukan dengan membaca catatan rekam medik pasien
Instrumen Penelitian Instrumen pada
penelitian
yang ini
digunakan
adalah
DM tipe 2 di instalasi rawat inap RSUD
Form
Dr. Moewardi bulan Januari hingga
pengambilan data, digunakan untuk
Desember 2014. Pada penelitian ini,
mengumpulkan data-data yang diambil
pasien dikelompokkan salah satunya
dari buku medical record atau status
berdasarkan
pasien yang meliputi nama, umur, jenis
Karakteristik pasien dalam penelitian ini
kelamin, data diagnosis rumah sakit,
dikelompokkan
data-data laboratorium dan medikasi
kelamin, umur, dan penyakit penyerta.
yang diterima pasien.
karakteristik
berdasarkan
pasien,
jenis
Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa perempuan lebih banyak menderita DM tipe 2 dibandingakn dengan pasien laki-laki. Pasien dengan
Jalannya Penelitian Mencatat Data pasien DM tipe
jenis kelamin perempuan sebesar 59%
2 yang diperoleh dari catatan rekam
sedangkan pasien laki-laki penderita
medik pasien DM tipe 2 di instalasi
DM tipe 2 sebesar 41%. Sehingga dapat
rawat
inap di RSUD Dr. Moewardi
dikatakan penderita DM tipe 2 di RSUD
selama bulan Januari hingga Desember
Dr. Moewardi bulan Januari hingga
2014. Setelah itu dilakukan analisis dari
Desember 2014 lebih didominasi oleh
data
:
pasien perempuan. Jumlah penedrita
pasien
DM tipe 2 lebih banyak ditemukan pada
DM tipe 2 di instalasi rawat inap RSUD
pasien perempuan karena perempuan
Dr. Moewardi pada bulan Januari hingga
beresiko terkena DM tipe 2 (Price dan
Desember 2014, mengidentifikasi pola
Wilson, 2006). Gambaran karakteristik
penggunaan obat hipoglikemik oral di
pasien DM tipe 2 dilihat dari usia adalah
instalasi
Dr.
rentang usia 55-64 tahun merupakan
hingga
populasi terbesar pasien DM tipe 2,
menganalisis
sedangkan yang paling kecil adalah
kesesuaian
pasien dengan usia < 35 tahun. ADA
yang
diperoleh,
Mengidentifikasi
Moewardi Desember kesesuaian pemilihan
rawat bulan
karakteristik
inap
obat
RSUD
Januari
2014, serta dosis
yaitu
dan
hipoglikemik
oral
menyatakan bahwa usia di atas 45 tahun
dibandingkan dengan standar PERKENI
menjadi salah satu factor resiko terkena
2011.
penyakit DM tipe 2 (ADA, 2010).
Jurnal Keperawatan Intan Husada Vol.3 No.2, Juli 2016
17
Karakteristik pasien dilihat dari penyakit
dibandingan penggunaan OHO tunggal
penyerta menunjukkan bawa 74% pasien
yaitu sebesar 52%. Jenis OHO yang
menderita DM tipe 2 yang disertai
paling banyak digunakan adalah dari
adanya penyakit penyerta. Jenis penyakit
golongan Biguanid yaitu sebesar 19%.
penyerta
terbesar
hipertensi
Hal ini sesuai dengan teori yang
dengan
prevalensi
57,14%.
menyebutkan bahwa metformin dapat
Hipertensi merupakan jenis penyakit
mengurangi kemungkinan komplikasi
penyerta yang paling banyak ditemukan
makrovaskuler pada pasien DM (Dipiro,
pada pasien DM tipe 2, hal ini
2005). Kombinasi OHO yang paling
dikarenakan kadar gula darah yang
banyak digunakan adalah kombinasi
tinggi pada pasien DM dapat memacu
golongan sulfonylurea dan biguanid
terbentuknya
pada
yaitu sebesar 30%. Bentuk kombinasi ini
pembuluh darah sehingga menyebabkan
sangat dianjurkan apabila target kadar
arteri menyempit dan pada akhirnya
gula darah puasa dan gula darah post
memicu hipertensi (Yudha, 2005).
prandial
adalah sebesar
aterosklerosis
Data rekam medis 100 pasien DM tipe 2 menunjukkan penggunaan OHO
kombinasi
lebih
belum
menggunakan
tercapai terapi
dengan
sulfonylurea
tunggal (Perkeni, 2011).
banyak
Tabel 1. Kesesuaian Pemilihan OHO dan Kesesuaian Dosis OHO dibandingkan dengan standar PERKENI 2011 Jenis Kesesuaian
Kesesuaian pemilihan
Persentase Jumlah Pasien
Total
Sesuai
Tidak Sesuai
98%
2%
100%
95%
5%
100%
OHO Kesesuaian dosis OHO
2011.
Kondisi
ketidak
sesuaian
Analisis kesesuaian pemilihan
pemilihan OHO pada kasus ini karena
dosis
cara
pemilihan first line drug yang tidak
standar
sesuai, antara lain pasien obesitas (BMI
PERKENI 2011. Dari hasil analisis
≥ 25) mendapatkan terapi Glikuidon
kesesuaian didapatkan hasil 98% pasien
(Golongan
menerima OHO sesuai dengan yang
OHO
direkomendasikan pada standar Perkeni
direkomendasikan untuk pasien DM
dan
OHO
membandingkan
dengan
dengan
Jurnal Keperawatan Intan Husada Vol.3 No.2, Juli 2016
Sulfonilurea)
pilihan
sedangkan
pertama
yang
18
dengan
obesitas
(Golongan
adalah
Biguanid)
metformin
pengobatan
hal
mempersulit
ini
sebelumnya),
sehingga
peneliti
untuk
dikarenakan metformin selain dapat
mendiskripsikan kondisi pasien.
menurunkan kadar gula darah juga dapat
Kesimpulan
menurunkan berat badan pada pasien
1. Pola penggunaan OHO pada pasien
obesitas
(Desilets
dkk,
2008).
DM tipe 2 rawat inap di RSUD Dr.
Ketidaksesuaian pemilihan OHO yang
Moewardi periode Januari hingga
kedua adalah pemberian Glimepirid
Desember 2014 adalah pasien yang mendapat OHO tunggal sebesar 48%,
(Sulfonilurea kerja panjang) pada pasien
dan pasien yang menerima OHO
lansia,
menyebabkan
kombinasi 2 OHO sebesar 49%,
kondisi hipoglikemik berkepanjangan
dimana kombinasi terbanyak adalah
(Perkeni, 2011). Kesesuaian kedua yang
antara golongan sufonilurea dengan
dianalisis
biguanid.
karena
adalah
dapat
kesesuaian
dosis,
sebanyak 95% pasien mendapatkan
2. Dari seluruh pasien DM tipe 2 rawat
OHO dengan dosis yang sesuai dengan
inap di RSUD Dr. Moewardi periode
standar Perkeni 2011, 5% pasien yang
Januari
mendpaatkan dosis yang tidak sesuai
sebesar 98% pasien mendapatkan
antara lain : pemberian glimepirid yang
OHO sesuai dengan rekomendasi
overdose dan pemberian acarbose yang
Perkeni
underdose.
mendapatkan dosis OHO yang sesuai
Keterbatasan Penelitian
dengan rekomendasi Perkeni 2011.
hingga
2011
Desember
dan
95%
2014,
pasien
Walaupun sudah diupayakan sebaik mungkin, penelitian ini masih
Daftar Pustaka.
terdapat banyak keterbatasan, antara lain
American Diabetes Association, 2010,
Metode penelitian menggunakan metode
Diagnosis and Classification
retrospektif, sehingga peneliti hanya
of Diabetes Mellitus, Diabetes
dapat mengakses informasi sebatas yang
Care, Vol 33, 562-569
tertulis di rekam medik tanpa bisa
Check, F.W., 2004, Global Prevalence
melakukan konfirmasi kepada dokter
of Diabetes-Estimates for The
maupun perawat yang merawat pasien,
Year 2000 and Projections for
serta pasien yang bersangkutan. Catatan
2030, Diabetes Care, 27, 1047-
rekam medis yang kurang lengkap
1053
(riwayat penyakit sebelumnya, riwayat Jurnal Keperawatan Intan Husada Vol.3 No.2, Juli 2016
19
Depkes RI, 2005, Pharmaceutical Care untuk
Penyakit
Melitus,
International Diabetes Federation, 2013,
Diabetes
IDF
Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat
Jendral
Kefarmasiandan
A.R.,
Dhakal,
Management
(6th),
Perkumpulan
Endokrokrinologi
Bina
Indonesia, 2011, Konsesnsus
Alat
Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di
K.S
dan
Dunchan, K.C., 2008, Role of Metformin
Atlas
Brussels, Belgium
Kesehatan, Jakarta Desilets,
Diabetes
Indonesia, PERKENI, Jakarta Yudha, S.T., 2005, Kejadian Ulkus
for
Weight
Diabetes pada Penderita DM
in
patients
tipe
2
dengan
dan
tanpa
Without Type 2 Diabetes, The
Dislipidemia di RSUP Dr.
Annals of Pharmacotherapy,
Kariadi
Semarang,
412, 817
Ilmiah
Farmasi,
Dipiro, J.T., 2005, Pharmacotherapy : A Pathophysiologis
Jurnal Fakultas
Kedokteran Undip Semarang
Approach
th
(6 ), US, McGraw-Hill
Jurnal Keperawatan Intan Husada Vol.3 No.2, Juli 2016
20