Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, 1(1), 19-28
Jurnal Akademi Farmasi Prayoga ISSN-Online : 2548-141X Diterbitkan Oleh Akademi Farmasi Prayoga Padang http:// jurnal.akfarprayoga.ac.id
Uji Daya Larut Kalsium Oksalat Dalam Infus Daun Alpukat Tuty Taslim1, Efrianti BW1 Akademi Farmasi Prayoga, Jl. Sudirman No. 50, Padang, Sumbar Corresponding author :
[email protected]
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian uji daya larut Kalsium Oksalat dalam infus daun alpukat (Persia americana Mill). Perendaman 100 mg Kalsium Oksalat dalam larutan 10% infusa daun alpukat dilakukan selama 7 hari berturut-turut. Dan dilakukan penghitungan kadar kalsium terlarut dengan metoda kompleksometri dengan titrasi kembali menggunakan Na2 EDTA berlebih. Hasil penelitian menunjukkan infusa daun alpukat dapat melarutkan kalsium oksalat dan terlihat adanya peningkatan kadar kalsium oksalat terlarut dengan variasi waktu.
Kata kunci : Kalsium Oksalat, infusa, daun alpukat, kompleksometri
merupakan tanaman yang dapat tumbuh
PENDAHULUAN Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat
subur di daerah tropis seperti Indonesia.
tidak hanya berfokus pada satu bagian dari
Buah, biji serta daun dari tanaman ini sering
suatu tanaman. Banyak tumbuhan yang
dimanfaatkan sebagai obat. Dari semua
hampir seluruh bagiannya mulai dari akar,
bagian tanaman ini, bagian daun yang
daun,
dapat
paling sering dikonsumsi oleh masyarakat
satu
dan biasanya pemakaian di masyarakat daun
tumbuhan yang mempunyai banyak manfaat
alpukat diminum untuk meluruhkan batu
yang sering digunakan sebagai obat adalah
ginjal dengan merebus 7 lembar daun
alpukat (Persea americana Mill). Alpukat
alpukat segar dan bewarna hijau tua dengan
buah,
digunakan
batang,
sebagai
serta biji obat.
Salah
Uji Daya Larut Kalsium Oksalat Dalam Infus Daun Alpukat
Taslim
segelas air selama 5-10 menit dengan api
(Winarno, 2004).
sedang hingga tersisa setengah gelas air
METODA PENELITIAN
Hasil penapisan fitokimia menyatakan bahwa daun alpukat mengandung senyawa flavonoid, saponin,
tanin
katekat,
kuinon,
steroid/triterpenoid
Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia di Akademi Farmasi Prayoga Padang. Alat
(Maryati,
Erlenmeyer, beker glass, labu ukur, gelas
2007). Daun alpukat sering digunakan
ukur, corong, pipet tetes, botol semprot,
untuk
sakit
timbangan digital, waterbath, desikator,
kepala, nyeri saraf, nyeri lambung, saluran
oven, batang pengaduk, ayakan no.100, buret
napas membengkak (bronchial swellings),
dan standarnya, lumpang dan stamfer, plat
menstruasi tidak teratur (Arisandi, 2008).
tetes, tabung reaksi.
kencing
batu,
hipertensi,
Soedibyo (1998) dalam buku Alam Sumber Kesehatan
Dan
Manfaat
mengatakan
bahwa daun alpukat dapat digunakan untuk meluruhkan batu ginjal. Senyawa flavonoid yang terkandung di dalam daun alpukat yang diduga memiliki kemampuan untuk melarutkan kalsium pada batu ginjal
batu
ginjal
merupakan
penyakit yang disebabkan oleh adanya pengendapan
urin
dalam
ginjal
dan
saluran kemih. Dari semua jenis batu ginjal, proporsi mineral penyusun batu terbanyak
adalah
jenis
CaCl2
(Merck), (NH4)2C2O4 (Merck),
etanol 70%, HCl pekat (Merck), serbuk Mg, Na2EDTA.2H2O (Merck), MgSO4.7H2O (Merck), NH4Cl (Merck), NH4OH 30%, NaOH 4 N, EBT, NaCl, HCl 1N aquadest, kertas saring Whatman no 42, kertas pH,
(Efendi dan Wardatun, 2012). Penyakit
Bahan
batu
kalsium
oksalat yaitu sebesar 40% – 60% (Cahyono,
infusa daun Alpukat. Penyiapan reagen a.
Larutan Na2EDTA 0,05M Ditimbang 18,61 gram Na2EDTA. 2 H2O dilarutkan
dengan
aquadest
sampai
dengan 1 L b. Larutan MgSO4 0,05M
2009). Terbentuknya pengendapan berupa
Ditimbang 12,324 gram MgSO4. 7 H2O,
kalsium oksalat di ginjal disebabkan karena
dilarutkan dengan
adanya zat organik yang bergabung dengan
dengan 1 L.
kalsium dan membentuk garam yang tidak larut, salah satunya yaitu asam oksalat 20
aquadest
sampai
c. Dapar salmiak Ditimbang 7 gram NH4Cl, dilarutkan Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 1 No.1, 2016
Uji Daya Larut Kalsium Oksalat Dalam Infus Daun Alpukat
dengan 30 ml NH4OH 30% dan aquades sampai dengan 100 mL d. Indikator EBT
Taslim
(Krisyanella,2011) berikut :
dengan
cara
sebagai
a. daun alpukat bagian pucuk dipotong halus
Ditimbang 100 mg EBT, ditambahkan
dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100 mL,
10 gram NaCl dan digerus hingga
dimaserasi dengan 25 mL etanol panas di
homogen.
atas penangas air selama 15 menit.
e. Larutan HCl 1N
b. Disaring panas panas ke dalam erlenmeyer
Ditimbang 36,46 gram HCl dilarutkan
dan dibiarkan etanol menguap sampai
dengan aquadest sehingga didapat volume
kering
1L f. Larutan NaOH 4 N
c. Ditambahkan kloroform dan air suling d. Diteteskan lapisan air pada plat tetes dan
Ditimbang 160,04 gram NaOH dilarutkan
ditambahkan 2-3 tetes HCl pekat dan
dengan aquadest sehingga didapat volume
1-2 butir logam Magnesium
1L Pembuatan serbuk Kalsium Oksalat
e. Terbentuknya warna orange sampai merah menandakan adanya flavonoid.
Di dalam beker glass 200 ml larutan CaCl2
Pembuatan infusa daun alpukat 10%
0,5 M ditambahkan dengan larutan 200 ml
Ditimbang 10 gram daun alpukat. Dirajang
C2O4 0,5 M sehingga terbentuk endapan
halus, lalu dimasukkan ke dalam panci
Kalsium Oksalat, kemudian endapan disaring
infusa. Ditambahkan 100 ml aquadest.
dengan menggunakan kertas saring Whatman
Dipanaskan di atas penangas air selama
no. 42, filtrat dibuang dan endapan Kalsium
15 menit terhitung setelah suhu mencapai
Oksalat dipanaskan di oven pada suhu 105°C
90° C sambil sesekali diaduk. Diserkai selagi
sampai kering sehingga berbentuk padat
panas dengan menggunakan kain flanel,
sebagai batu Kalsium Oksalat. Lalu digerus
dijadikan 100 mL infusa.
dalam lumpang dan diayak dengan ayakan
Penentuan kadar logam Kalsium yang
no. 100.
larut pada penambahan infusa daun
Uji flavonoid
alpukat
Untuk menentukan bagian daun mana yang
1. Perhitungan kadar logam polivalen
positif lebih banyak mengandung flavonoid
yang dianggap sebagai Kalsium dalam
dengan menggunakan metode Simes et al
larutan 10% infusa daun alpukat.
21
Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 1 No.1, 2016
Uji Daya Larut Kalsium Oksalat Dalam Infus Daun Alpukat
Taslim
Dipipet 10 mL infusa daun alpukat,
perubahan warna. Dicatat volume MgSO4
dimasukkan ke dalam erlemeyer dan
0,05 M yang terpakai. Dan dihitung kadar
diatur pH hingga 10. Ditambahkan 3 mL
kalsium total yang terlarut yang terlarut
dapar Salmiak dan 50 mg indicator EBT
dalam infusa daun alpukat (c)
dan Na2EDTA berlebih. Dititrasi dengan
Untuk hari kedua sisa larutan yang
larutan MgSO4 0,05 M sampai terjadi
terdapat pada labu ukur dicukupkan
perubahan warna dari biru menjadi merah.
kembali dengan infusa daun alpukat 10%.
Dihitung kadar logam polivalen sebagai
Diaduk homogen dan disimpan kembali
Kalsium dalam infusa daun alpukat.
selama 24 jam. Dilakukan prosedur yang
2. Perhitungan kadar logam Kalsium
sama sampai hari ketujuh.
dalam 100 mg serbuk Kalsium Oksalat.
Kadar logam Kalsium terlarut di dalam
Ditimbang 100 mg serbuk kalsium
larutan infusa daun alpukat akan dihitung
oksalat, masukkan ke dalam Erlenmeyer.
dengan cara :
100%
Ditambahkan 10 mL HCl 1 N dan 10 mL aquadest.
Diatur
pH
menjadi
10.
HASIL DAN DISKUSI
Ditambahkan 3 mL dapar salmiak dan 50
Hasil :
mg
Dari
indikator
EBT
dan
Na2EDTA
hasil
penelitian
yang
dilakukan
berlebih. Dititrasi dengan larutan MgSO4
diperoleh sebagai berikut:
0,05 M sampai berubah warna dari biru
1. Serbuk kalsium oksalat yang dihasilkan
menjadi merah. Dihitung kadar logam
dari hasil reaksi CaC2 dengan C2O4 adalah
Kalsium dalam Kalsium Oksalat
serbuk berwarna putih dengan berat
3. Penentuan
kadar
logam
kalsium
terlarut dalam infusa daun alpukat.
6,7109 gram 2. Hasil uji flavonoid infusa daun alpukat
Dilakukan berdasarkan lama perendaman
menunjukkan
serbuk kalsium oksalat pada infusa daun
menunjukkan hasil negatif. Sementara
alpukat. 100 mg serbuk kalsium oksalat
daun bagian tengah dan bagian pangkal
dimasukkan ke dalam labu ukur dan
menunjukkan hasil positif mengandung
ditambahkan infusa daun alpukat hingga
flavonoid (berwarna orange).
100 ml. Setelah perendaman selama 24 jam
EDTA berlebih dan dititrasi
daun
bagian
pucuk
3. Kadar kalsium yang terdapat dalam
100 mg kalsium oksalat berdasarkan
dengan Mg SO4 0,05M sampai terjadi 22
Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 1 No.1, 2016
Uji Daya Larut Kalsium Oksalat Dalam Infus Daun Alpukat
titrasi
kompleksometri
Taslim
sebesar
28,94% b/v
Gambar 2 : Peningkatan kadar Kalsium Gambar 1. Hasil uji flavonoid dari pucuk daun, tengah dan mendekati pangkal batang
terlarut dalam infusa daun alpukat Diskusi :
4. Kadar logam polivalen yang dihitung
Serbuk kalsium oksalat didapatkan
sebagai Kalsium dalam infusa daun
dengan mereaksikan CaCl2 Dengan C2O4.
alpukat sebesar 0,0402% b/v.
Endapan yang dihasilkan kemudian disaring
5. Persentase kadar logam kalsium yang
dan dikeringkan di oven pada suhu 105°C.
terlarut dari hari pertama sampai hari
Endapan harus dikeringkan menggunakan
ketujuh
suhu 105° C agar endapan yang dihasilkan
Table I. Kadar logam Kalsium yang terlarut (%) Hari ke
1 2 3 4 5 6 7
23
tetap sebagai kalsium oksalat, karena jika suhu yang digunakan lebih tinggi, maka
Berat Ca Total terlarut dalam infusa (mg)
7 1, 3 1 1 ,56 1 ,5 8 2 4 3 , 2 2 6 8 , 6 2 8 8 , 8 7 0 , 0 6 8
Berat logam porivalen dihitung sebagai kalsium dalam infusa (mg)
4 ,4 0 ,4 2 0 ,4 2 0 ,4 2 ,0 4 2 ,0 4 2 ,0 2 0 2
Kadar logam Ca terlarut dalam infusa (% b/v)
endapan yang dihasilkan dapat berubah menjadi Kalsium Karbonat pada suhu 500ºC ataupun Kalsium Oksida pada suhu 950°C
1 1 2 ,5 3 ,5 9 5 4 ,9 1 6 8 1 , 5 7 8 3 , 5 8 5 1 , 5 3 9 , 5 2 1
(Harjadi, 1993). Setelah kering endapan Kalsium Oksalat yang dihasilkan berupa endapan keras dan berwarna putih tersebut dihaluskan
menggunakan
lumpang
dan
stamfer hingga terbentuk serbuk Kalsium Oksalat. Tujuan penghalusan adalah untuk memperbesar
luas
permukaan
untuk
meningkatkan proses pelarutan. Setelah itu Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 1 No.1, 2016
Uji Daya Larut Kalsium Oksalat Dalam Infus Daun Alpukat
Taslim
serbuk kalsium oksalat diayak agar besar
mengandung flavonoid (Sjahid, 2008). Hasil
partikel serbuk seragam dan kelarutannya
yang didapat bahwa daun yang terletak di
dalam infusa daun alpukat merata.
bagian pucuk negatif mengandung flavonoid
Daun alpukat yang diuji adalah daun yang terletak pada bagian pucuk, daun yang terletak di tengah antara pucuk dan pangkal,
sesuai karena pucuk merupakan bagian daun yang muda. Pada
daun
yang
muda
proses
dan daun yang terletak dipangkal ranting.
fotosintesis belum bekerja secara optimal hal
Daun yang terletak pada pucuk merupakan
itu ditunjukkan dengan warna daun yang
daun yang muda, warnanya kemerahan
hijau muda. Sedangkan pada daun bagian
sampai hijau muda dan tekstur daunnya
tengah
cenderung lebih licin dan tipis.
mengandung
Daun yang terletak di tengah antara
berwarna
dan
pangkal
ranting
flavonoid
hijau
tua
karena sehingga
positif daun proses
bagian bawah pucuk dan atas pangkal ranting
fotosintesis telah bekerja secara optimal. Jadi
merupakan daun yang tidak terlalu muda dan
daun alpukat yang digunakan pada penelitian
tidak terlalu tua, warnanya hijau tua, dan
ini adalah daun yang terletak di bagian tengah
daunnya lebih tebal. Daun yang terletak pada
dan pangkal ranting.
pangkal ranting merupakan daun yang
Uji daya larut Kalsium Oksalat dari
mempunyai warna hijau tua dan sering
infusa daun alpukat menggunakan titrasi
terdapat bercak-bercak kekuningan yang
kompleksometri dengan cara titrasi kembali.
menandakan daun telah tua. Hasil pengujian
Sebelum dilakukan titrasi, terlebih dahulu
menunjukkan bahwa daun yang terletak di
dilakukan
bagian
mengunakan
tengah
dan
pangkal
ranting
pembakuan MgSO4.
Na2EDTA Titrasi
mengandung flavonoid. Sedangkan daun
kompleksometri dengan cara titrasi kembali
pada bagian pucuk tidak mengandung
digunakan karena beberapa logam yang tidak
flavonoid. Hal itu ditunjukkan dengan
dapat dititrasi secara langsung. Disebabkan
adanya perubahan warna yang sesuai yaitu
karena terjadinya endapan dari dalam larutan
warna orange sampai merah. Flavonoid
atau membentuk kompleks yang inert. Dalam
merupakan salah satu metabolit sekunder,
cara ini analat diberi larutan EDTA berlebih,
kemungkinan keberadaannya dalam daun
lalu kelebihan EDTA dititrasi dengan MgSO4
dipengaruhi oleh adanya proses fotosintesis
menggunakan indikator EBT. Perubahan
sehingga daun muda belum terlalu banyak
warna yang terjadi pada titik akhir titrasi
24
Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 1 No.1, 2016
Uji Daya Larut Kalsium Oksalat Dalam Infus Daun Alpukat
Taslim
merupakan kebalikan dari perubahan warna
adanya kandungan logam-logam di dalam
dari titrasi langsung. Pada titrasi ini
Mg
infusa akan mengganggu perhitungan jumlah
bereaksi dengan EDTA sampai EDTA habis,
kadar Kalsium terlarut dari serbuk Kalsium
baru kemudian beraksi dengan indikator
Oksalat. Hasil titrasi menunjukkan kadar
(Harjadi, 1993).
logam polivalen (dihitung sebagai Kalsium)
Selanjutnya
dilakukan
perhitungan
yang terdapat dalam infusa daun alpukat
kadar logam Kalsium dalam 100 mg Kalsium
sebesar 4,02 mg atau 0,0402%. Berdasarkan
Oksalat
penelitian yang dilakukan oleh Arukwe U
menggunakan
titrasi
kompleksometri. Dilakukan titrasi hingga
dan rekannya (Trubus, 2013) di dalam daun
terjadi perubahan warna dari biru ke merah
alpukat terkandung Kalsium sebesar 56,13
anggur.
mg/100gram atau 0.056%. Dapat dikatakan
Dari hasil titrasi diperoleh kadar
kalsium sebesar 28,94 mg dalam 100 mg
bahwa
serbuk Kalsium Oksalat atau 28,94%.
kadarnya
Menurut perhitungan literatur seharusnya
mendekati dengan literatur.
kadar kalsium
yang diperoleh sebesar
31,25%.
logam
Kalsium
dalam
infusa
yang
dihitung
daun
alpukat
Persentase kadar logam Kalsium yang terlarut dari 100 mg serbuk Kalsium Oksalat
Perbedaan ini mungkin saja disebabkan
yang telah direndam dengan infusa daun
karena berbagai factor pengerjaan dan alat
alpukat dengan waktu perendaman selama 7
yang digunakan seperti penimbangan yang
hari
kurang teliti, pembacaan buret yang kurang
adalah 11,54%; 25,98%; 39,18%; 51,37%;
teliti atau perubahan warna titik akhir titrasi
65,13%; 75,95%; 85,21%. Hasil tersebut
yang kurang jelas.
didapat dengan menghitung selisih kadar
Konsentrasi infusa daun alpukat yang digunakan
adalah
sesuai
logam kalsium terlarut dalam 100 mg
dengan
kalsium oksalat dengan penambahan infusa
farmakope bahwa infusa yang mengandung
daun alpukat dengan kadar logam polivalen
bahan tidak berkhasiat keras dibuat dengan
(dihitung sebagai kalsium) yang terdapat
menggunakan
dalam infusa daun alpukat. Diketahui bahwa
10%
10%
menunjukkan hasil berturut – turut
simplisia.
Setelah
dilakukan pengukuran pH diketahui bahwa
Kalsium
pH infusa daun alpukat 7 (netral). Kadar
dalam air sebesar 0,00067 gram/100 ml
logam polivalen dari infusa daun alpukat
(0,00067%) atau 1 : 149.254 pada suhu 20°C
harus ditentukan terlebih dahulu karena
(Anonim,
25
Oksalat
2014).
mempunyai
Kelarutan
kelarutan
Kalsium
Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 1 No.1, 2016
Uji Daya Larut Kalsium Oksalat Dalam Infus Daun Alpukat
Taslim
Oksalat ini termasuk praktis tidak larut
menunjukkan bahwa persentase daya larut
dalam air. Dari hasil penelitian infusa
infusa daun alpukat (11,54%; 25,98%;
daun alpukat dapat melarutkan Kalsium
39,18%; 51,35%; 65,13%; 75,95%; 85,21%)
Oksalat sebesar 11,54% setelah perendaman
lebih besar daripada larutan kalium. Hal ini
selama satu hari dan seterusnya. Persentase
membuktikan bahwa di dalam infusa daun
ini lebih tinggi daripada persentase kelarutan
alpukat tidak hanya kandungan Kalium yang
kalsium oksalat dalam air. Hasil penelitian ini
besar yang berperan dalam untuk melarutkan
menunjukkan bahwa infusa daun alpukat
Kalsium oksalat tetapi flavonoid yang
dapat melarutkan kalsium oksalat dengan
terdapat di dalamnya juga ikut berperan.
baik.
Kalsium diduga dapat membentuk Kemampuan infusa daun alpukat
senyawa kompleks dengan gugus–OH dari
melarutkan kalsium oksalat diduga karena
flavonoid
adanya flavonoid dan kalium di dalamnya.
flavonoid. Senyawa kompleks ini diduga
Kandungan flavonoid dan Kalium diduga
lebih mudah larut air. Sementara Kalium
dapat melarutkan batu ginjal Kalsium
akan berkompetisi dan memisahkan ikatan
(Effendi & Wardatun, 2012). Diketahui
Kalsium dengan Oksalat dan bergabung
bahwa daun alpukat mempunyai kandungan
dengan Oksalat sehingga kalsium dapat
Kalium sebesar 148,92 mg/100 gram dan
larut
kandungan
Kalium terhadap endapan Kalsium oksalat
flavonoidnya
sebesar
8,11
mg/100 gram (Trubus, 2013).
sehingga
membentuk
Ca-
(Nessa, 2009). Daya melarutkan
disebabkan oleh letak Kalium di dalam deret
Selain itu persentase kelarutan kalsium
volta sebelum letak Kalsium, sehingga
oksalat dalam infusa daun alpukat juga lebih
Kalium akan menyingkirkan Kalsium untuk
baik dibandingkan dengan dalam larutan
bergabung
Kalium. Hasil rata – rata persentase daya
oksalat, atau urat dan senyawa kalsium
larut kalsium oksalat dalam larutan kalium
menjadi larut (Hidayati, 2009).
selama
tujuh
hari
berturut-turut
dengan
senyawa
karbonat,
yang
dilakukan oleh Wahyu Dewi Nurfauziah
KESIMPULAN
(2013) adalah 10,09%; 23,80%; 37,45%;
Berdasarkan penelitian yang telah
46,02%; 54,46%; 64,59%; 71,30%. Hasil
dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
penelitian Wahyu Dewi Nurfauziah jika
infusa daun alpukat
dibanding dengan hasil penelitian dengan
Kalsium Oksalat. Dan semakin lama waktu
26
dapat
melarutkan
Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 1 No.1, 2016
Uji Daya Larut Kalsium Oksalat Dalam Infus Daun Alpukat
perendaman serbuk Kalsium Oksalat maka kadar Kalsium yang terlarut dalam infusa daun alpukat semakin besar.
SARAN Melakukan penentuan kadar Kalsium terlarut dalam infusa daun alpukat menggunakan batu ginjal jenis Kalsium Oksalat secara spektrofotometri serapan atom.
UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kepada Akademi Farmasi Prayoga
dan
mahasiswa
yang
telah
membantu sehingga selesainya penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan Indonesia. Anonim, 1978. Materia Medika Jilid II. Jakarta: Departemen Kesehatan Indonesia. Arisandi, Yolrana., & Yovita Andriani. 2008. Khasiat Tanaman Obat Edisi V. Jakarta: Penerbit Buku Murah. Basset J., R.C.Denney, G.H.Jeffery, & J. Mendham. 1994. Buku ajar kimia analisis kuantitatif anorganik, diterjemahkan oleh Dr. A. Hadyana Pudjaatmaka & Ir. L Setiono. Jakarta: Buku kedokteran EGC. Cahyono, J. B. Suharjo. 2009. Batu Ginjal Bagaimana Mencegah dan Menanganinya. Kanisius: Yogyakarta. 27
Taslim
Dewi, Wahyu Nurfauziah. 2013. Pengaruh frekuensi satu kali perendaman selama tujuh hari berturut-turut terhadap prosentase daya larut Ca oksalat oleh larutan kalium. Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang. Diunduh melalui http://digilib.unimus.ac.id. Diakses pada tanggal 15 juli 2014.
Efendi, M.E. & Wardatun,S. 2012. Potensi sari buah semangka merah ( Citrullus valgaris rubrum) sebagai peluruh batu ginjal kalsium oksalat secar in vitro. Ekologia. Vol.13 No.1 :6-11. Harjadi, W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: PT.Gramedia
Hidayati, Ana M., Yusrin., dan Herlisa anggraini. 2009. Pengaruh Frekuensi Penggunaan Teh Daun Tempuyung Kering ( Sonchus arvensis) Terhadap Daya Larut Kalsium Oksalat (CaC2O4). Diunduh melalui http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/A nalisis/article/view/300. Diakses pada tanggal 18 Maret 2014.
Khopkar. 2010. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Krisyanella., Dachriyanus., Marlina. 2011. Karakterisasi Simplisia Dan Ekstrak Serta Isolasi Senyawa Aktif Antibakteri Dari Daun Karamunting ( Rhodomyrtus tomentosa ( W.Ait ) Hassk ) (skripsi). Padang: Universitas Andalas.
Maryati, Sri. 2007. Telaah kandungan kimia daun alpukat ( Persea americana Mill.). Diunduh melalui http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod= browse&op=read&jd=jbptitbpp-gdlsrimaryati-26585. diakses tanggal 17 juli 2014. Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 1 No.1, 2016
Uji Daya Larut Kalsium Oksalat Dalam Infus Daun Alpukat
Taslim
Nessa., Helmi Arifin., Husni Muchtar. 2013. Efek Diuretik & Daya larut batu ginjal dari ekstrak rambut jagung ( Zea mays L.) (skripsi). Padang: Universitas Andalas. Rivai, Harizul. 1994. Asas Pemeriksaan Kimia. Universitas Indonesia press: Jakarta.
Sjahid, Landyyun Rahmawan. 2008. Isolasi identifikasi flavonoid dari daun (Eugenia unuflora dewandaru L.). Diunduh melalui http://yustikaforict.files.wordpress.com Diakses tanggal 11 agustus 2014.
Soedibyo,B.R.A.Mooryati. 1998. Alam Sumber Kesehatan Manfaat dan Kegunaan. Balai pustaka: Jakarta.
Trubus spesial collection. 2013. Daun alpukat baik untuk ginjal. Vol. 2 No. XLIV: 23 Winarno,F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. PT.Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. Wikipedia. 2014. Alpukat. Diunduh melalui http://id.wikipedia.org/wiki/alpukat/ diakses tanggal 18 Maret 2014
28
Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 1 No.1, 2016