TRIDITH VENUE Micell Valenti Jurusan Hotel Management, Universitas Bina Nusantara, Jakarta, Alamat: Taman Semanan Indah Blok C4 No. 20 Jakarta Barat, Mobile: 08998282952, E-mail:
[email protected]
Marshella Jurusan Hotel Management, Universitas Bina Nusantara, Jakarta, Alamat: Jalan Karta Jaya 3 No.036B, Jakarta Utara, Mobile: 081214047497, E-mail:
[email protected]
Niki Mulyani Jurusan Hotel Management, Universitas Bina Nusantara, Jakarta, Alamat: Jalan Jelambar Aladin Gg. N No. 006, Jakarta Utara, Mobile: 08988195652, E-mail:
[email protected]
Anwar Basalamah, Amd.Par.,BBS.,M.Par Jurusan Hotel Management, Universitas Bina Nusantara, Jakarta
ABSTRACT
Hospitality Industry is an industry that is growing around the world at this time. The emergence of new destinations trend in some locations also participate to encourage the growth of this industry. Hospitality Industry not only refers to leisure, but also to the business sector and weddings, where the development of the MICE industry is very rapid, it is seen from the start to many destinations construction, a new destination for MICE destination as well as the wedding hall. Marriage is a very important phase of life for most people, which is to be implemented as well, as beautiful as possible, to later immortalize the special moment. Based on those two things, formed Tridith Venue. The author sees the opportunity and the gap between the demand and the destination provider. The target market of Tridith Venue is for people in the middle and upper circles over the age of 20 years. Tridith Venue located in Puri emerging area, with easy accessibility and complete. Tridith Venue brings modern tropical concept which has outdoor and indoor areas that are difficult to find, especially in Jakarta. Tridith Venue offers a beautiful landscape and beautiful. The shape of the building itself Tridith Venue different or unique compared to the others, is also a major attraction and is also a competitive advantage. Tridith Venue has a standard service culture class 5-star hotel, with the highlight quality, excellence, and uniqueness of service, with attention to human resources to work in it. Venue Tridith encourage every employee to be able to continue to grow and develop togethe. (MV) Keywords: hospitality, businesss, weddding, service, venue
ABSTRAK
Hospitality Industry merupakan industry yang sangat berkembang di seluruh dunia pada saat ini. Munculnya berbagai tren destinasi baru di beberapa lokasi juga turut serta mendorong pertumbuhan industri ini. Hospitality Industry tidak hanya mengacu pada leisure, tetapi juga kepada sektor bisnis dan pernikahan, dimana perkembangan industry MICE sangatlah pesat, hal ini terlihat dari mulai banyak dibangunnya destinasi – destinasi baru untuk tujuan MICE dan juga sebagai gedung pernikahan. Pernikahan merupakan suatu fase hidup yang sangat penting bagi kebanyakan orang, yang mana ingin dilaksanakan sebaik, seindah mungkin, untuk kemudian mengabadikan momen istimewa tersebut. Berdasarkan kedua hal itu, terbentuklah Tridith Venue. Penulis melihat adanya kesempatan dan kesenjangan antara permintaan dan penyedia destinasi tersebut. Target pasar dari Tridith Venue adalah bagi orang – orang kalangan menegah ke atas yang berusia lebih dari 20 tahun. Tridith Venue berlokasi di Kawasan Puri yang sedang berkembang, dengan aksesibilitas mudah dan lengkap. Tridith Venue mengusung konsep modern tropical yang memiliki area outdoor dan indoor yang sulit ditemui, khususnya di Jakarta. Tridith Venue menawarkan landscape yang asri dan indah. Bentuk gedung Tridith Venue sendiri yang berbeda atau unik dibandingkan yang lain, juga merupakan daya tarik utama dan juga keunggulan kompetitif. Tridith Venue memiliki standar service culture bertaraf Hotel Bintang 5, dengan menonjolkan kualitas, keunggulan, dan keunikan pelayanan, dengan memperhatikan sumber daya manusia yang bekerja didalamnya. Tridith Venue mendorong setiap karyawannya untuk dapat terus tumbuh dan berkembang bersama.(MV) Kata kunci: hospitality, bisnis, pernikahan, service, gedung
Bab I Pendahuluan 1.1 Hospitality and Tourism Industry Hospitality industry merupakan industri terbesar dan tercepat yang sedang berkembang saat ini. Hal ini tampak terlihat dengan banyaknya kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pariwisata akhir-akhir ini. Pembangunan sarana transportasi dan akomodasi yang semakin pesat membuat industri ini memiliki kemajuan yang sangat tinggi. Ruang lingkup hospitality dan tourism industry sangat besar meliputi travel, lodging (hotel dan motel), MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exibition), restoran dan tempat rekreasi.
1.2 Identifikasi Peluang Bisnis Investasi di bidang properti merupakan investasi yang menjanjikan baik sekarang dan bahkan paling menguntungkan di masa depan. Hal ini terlihat dari grafik perumbuhan indeks harga properti residensial di 14 kota besar di Indonesia, meskipun investasi properti meliputi banyak bidang, namun properti residensial dapat mewakili dan memberikan gambaran mengenai perkembangan bisnis tersebut di Indonesia.
1.3 Latar Belakang Bisnis Bisnis ini merupakan bisnis properti yang bergerak dibidang penyewaan gedung serba guna yang dapat difungsikan sebagai ruang pertemuan maupun acara-acara seperti pernikahan. Ide
pembuatan bisnis tercetus dikarenakan semakin bertumbuhnya jasa penyewaan gedung serba guna. Di Jakarta penyewaan gedung sudah semakin meningkat tajam dikarenakan banyaknya acara-acara yang menggunakan ruang serba guna sebagai tempat penyelenggaraan acara.
Bab II Aspek Legal dan Aspek Pemasaran 2.1.Badan Usaha Pembuatan usaha dalam perusahaan ini berbentuk Perseroan Terbatas (PT) bernama PT Global Tri Mitra yang bergerak dibidang hospitality khususnya di bidang penyewaan gedung serba guna.
2.2 Kepemilikan Tanah Kepemilikan tanah ini dimiliki oleh PT.AMPI (Antilope Madju Puri Indah) bagian dari Pondok Indah Group yang kemudian dibeli oleh PT Global Tri Mitra. Selaku pemilik dari Tridith Venuel yang setelah itu kepemilikan tanah PT.AMPI berubah menjadi kepemilikan atas nama PT.Global Tri Mitra. PT.AMPI merupakan pengembang dari kawasan CBD Puri dimana Tridith Venue berdiri. Luas tanah CBD Puri sendiri sebesar 33 hektar, sedangkan untuk luas tanah Tridith sebesar 4085,5 M2.
2.3 Perijinan Di dalam pembuatan suatu usaha pastilah dibutuhkan sebuah perijinan, perijinan tersebut harus dipatuhi oleh semua pelaku usaha baik usaha kecil, menengah, maupun besar. Di dalam pembuatan Tridith Function Hall ini juga terdapat beberapa perijinan yang harus dilakukan dan dipatuhi sebagai syarat yang telah tercantum dalam perundang-undangan. Menurut NSWI (National Single Window for Investment) disebutkan beberapa ijin yang harus dipatuhi dan dibuat oleh perusahan kami. Ijin tersebut meliputi ijin lahan dan bangunan (konstruksi), ijin lingkungan, ijin pendirian bidang usaha.(bkpm.go.id).
2.4 Peraturan Daerah Peraturan daerah yang Tridith gunakan mengacu kepada Peraturan Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 7 Tahun 1991 tentang Bangunan Dalam Wilayah Khusus Ibu Kota Jakarta. Di dalamnya terdapat beberapa pasal yang memuat dan mengatur tentang bangunan dalam wilayah DKI Jakarta. Di dalam Peraturan ini terdapat 280 pasal dimana diatur pasal-pasal mengenai pembangunan bangunan, izin, pengendalian pembangunan dan bangunan, pengendalian penggunaan bangunan, persyaratan tata ruang dan sebagainnya. Selain peraturan daerah mengenai pembangunan gedung, terdapat juga peraturan daerah mengenai bangunan gedung yang diatur dalam Perda No 7 Tahun 2010 mengenai bangunan gedung.
2.5 Perjanjian/Kontrak Perjanjian biasanya berupa kontrak kerja tertulis yang dilakukan dan disetujui oleh 2 pihak yang melakukan perjanjian dimana didalamnya terdapat hak dan kewajiban. Pihak yang melakukan kewajiban disebut debitur, sedangkan pihak yang berhak atas pemenuhan kewajiban disebut kreditur. Jika dimasukan kedalam contoh perjanjian yang Tridith lakukan, Tridith termasuk dalam kriteria kreditur sedangkan perusahaan yang bekerja sama dengan Tridith disebut debitur. Perjanjian ini tidak hanya dilakukan oleh orang-perorangan tetapi juga dapat dilakukan oleh badan usaha seperti PT.
Sebagaimana diketahui bahwa Tridith Venue dibawah PT.Global Tri Mitra sebagai badan usaha, oleh karena itu semua perjanjian/kontrak yang dilakukan disusun dan diatur dibawah PT.Global Tri Mitra. Tujuan perjanjian yaitu mengatur hubungan dan melahirkan seperangkat hak dan kewajiban. Perjanjian hanya mengatur hak dan kewajiban bagi para pihak yang melakukan perjanjian. Perjanjian hanya mengikat para pihak yang menandatangani perjanjian saja. Jika dalam pelaksanaaanya terdapat masalah atau sengketa, perjanjian dapat dibawa ke pengadilan sebagai alat bukti untuk menyelesaikan masalah atau sengketa. Dengan hal ini, perjanjian dapat membuktikan pihak-pihak mana yang melanggar perjanjian dan tidak mematuhi perjanjian yang telah dibuat.
2.6 Analisa Pasar (Supply & Demand) Analisa pasar dilakukan dalam seluruh kegiatan pemasaran di seluruh jenis bidang usaha. Menurut Kotler,Dkk (2013, p33) pemahaman terhadap analisa pasar ini didasari oleh customer orientation (orientasi pelanggan) dimana mengacu pada kebutuhan, keinginan dan permintaan dari pelanggan. Berdasarkan data yang penulis dapatkan mengenai supply gedung pernikahan di Jakarta Barat terdapat 20 gedung pernikahan dan 5 Hotel di Jakarta Barat beserta kapasitasnya. Penyediaan gedung dan hotel didasarkan atas kesamaan kapasitas, fasilitas dan target pasar dengan Tridith Venue.
Bab III Aspek Tanah dan Aspek Arsitektural 3.1 Peta dan Tapak Tanah Tridith Venue terletak di lokasi yang sangat strategis, yaitu kawasan yang akan menjadi Central Business District Puri Indah (CBD Puri Indah). Di daerah seluas 33 hektar tersebut terdapat fasilitas yang dapat menjadi pendukung Tridith Venue, antara lain adalah Mall Puri Indah, Carrefour, rukan Puri Sentra Niaga, rumah sakit Pondok Indah dan 4 gedung perkantoran, 6 apartment, serta 2 hotel berbintang yang sedang dalam proses pembangunan. Letak Tridith Venue berjarak tidak jauh dengan kawasan berkembang lainnya, seperti Pluit, Tomang, Serpong dan Tangerang.
3.2 Analisa Kondisi dan Karakteristik Site Berdasarkan analisis ketinggian bangunan diatas, ketinggian bangunan di sekitar tapak adalah 2 lantai hingga 28 lantai. Dengan demikian, daerah lokasi tapak Tridith Venue yang akan dibangun memiliki maksimal jumlah lantai yang diijinkan adalah 28 lantai, namun dengan lokasi tapak Tridith Venue yang tepat berada di depan jalan utama maka bangunan Tridith Venue tidak akan terhalangi oleh bangunan lain yang lebih tinggi.
3.3 Aksesibilitas & Transportasi Tridith Venue dapat diakses dengan kendaraan pribadi baik kendaraan beroda 2 atau lebih. Tridith Venue tidak memiliki akses langsung untuk kendaraan umum, namun untuk tamu yang menggunakan kendaraan umum, tamu dapat menaiki angkutan kota B14 dan berjalan kaki selama 5 menit, atau alternatif lainnya adalah menaiki feeder busway Puri Indah lalu berjalan kaki selama 15 menit. Bangunan Tridith Venue terletak dekat dengan kawasan berkembang lainnya, seperti Pluit, Tomang, Serpong dan Tangerang sehingga Tridith Venue mudah dituju oleh masyarakat daerah Jakarta dan Tangerang. Bandara International Sokearno – Hatta Cengkareng yang dapat dituju dalam 20 menit dari Tridith Venue. Tridith Venue memiliki 2 akses utama jalan tol.
3.4 Desain/ Type Bangunan Desain interior dan desain eksterior Tridith Venue menggunakan konsep desain yang sama, yaitu konsep desain modern tropis. Desain modern tropis merupakan gabungan antara 2 konsep desain menjadi 1, yaitu konsep desain modern dan konsep desain tropis. Jakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki iklim tropis yaitu memiliki suhu yang sedang. Desain modern tropis yang digunakan oleh Tridith Venue merupakan desain yang simpel dengan menggunakan material kaca sebagai material utamanya yang fungsinya agar sesuai dengan konsep desain tropis yaitu dimana bangunan mendapatkan cahaya sinar matahari sebagai alat penerangannya. Bentuk bangunan Tridith Venue yang modern berbentuk seperti prisma segitiga, merupakan termasuk desain simpel namun unik. Unsur desain tropis terdapat di taman yang terdapat di bagian samping kiri, kanan, serta bagian depan bangunan Tridith Venue yang bernuansa trropis. Penggunaan material dengan unsur tropis seperti kayu dibuat sesederhana mungkin untuk memperlihatkan karakteristik asli dari material tersebut.
3.5 Struktur Bangunan Bangunan Tridith Venue berstruktur menyerupai sebuah prisma segitiga. Bangunan memiliki 4 lantai dengan luas yang masing-masing lantai memiliki luas yang berbeda serta 2 lantai basement.
3.6 Fasilitas Pendukung Tridith Venue memiliki 3 lokasi sebagai area parkir. Area pertama terdapat di bagian depan bangunan yang dikhususkan sebagai 6 parkir VIP. 2 lantai basement dibawah bangunan digunakan sebagai area parkir yang berkapasitas masing-masing 70 mobil.
Bab IV Aspek Organisasi, Manajemen, dan Sumber Daya Manusia 4.1 Calon Pengelola (Managing Conpany) Tridith Venue ini dikelola langsung oleh PT. Global Tri Mitra, selaku konseptor. PT. Global Tri Mitra dimiliki oleh 3 (tiga) orang, yang ketiganya, turun langsung dalam manajemen Tridith Venue sebagai Komite Eksekutif (General Manajer, Deputy General Manager, dan Financial Controller.
4.2 Pilihan Cara Pengelolaan Tridith Venue dikelola oleh PT. Global Tri Mitra. Menurut Undang – Undang No 40 Tahum 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) PT adalah suatu badan usaha yang berbentuk badan hukumyang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, dan melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham. Perseroan terbatas merupakan badan usaha yang besar modalnya tercantum dalam anggaran dasar. Bentuk badan usaha Perseroan Terbatas (PT) ini dipilih karena modalnya terdiri dari saham – saham yang dapat diperjualbelikan, sehingga perubahan kepemilikan perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan, pengembangan perusahaan atau volume bisnis juga dapat dilakukan dengan mudah dengan mengeluarkan saham baru untuk dijual. Kekayaan atau aset PT terpisah dari kekayaan atau aset pribadi para pemegang saham. Segala hutang dan keuntungan PT akan ditanggung semua pemegang saham namun besarnya tergantung pada persentasi saham yang dimiliki tiap – tiap pemegang saham.
4.3 Struktur Organisasi
4.4 Kompetensi, Jumlah & Tugas – Tugas Karyawannya 1.
General Manager . Jumlah : 1 orang
2.
Deputy General Manager. Jumlah : 1 orang
3.
Financial Controller. Jumlah : 1 orang
4.
Finance & Accounting Manager. Jumlah : 1 orang
5.
Accounting Staff. Jumlah : 1 orang
6.
IT Support Technician . Jumlah : 1 orang
7.
Sales and Marketing Manager. Jumlah : 1 orang
8.
Wedding & Social Events, Corporate Sales Executive. Jumlah : 2 orang
9.
Marketing Communication. Jumlah : 1 orang
10. Concierge. Jumlah : 3 orang 11. Human Resources Manager. Jumlah : 1 orang 12. Human Resources Supervisor. Jumlah : 1 orang 13. Property & Facility Manager. Jumlah : 1 orang 14. Chief Engineering. Jumlah : 1 orang 15. Engineering Staff. Jumlah : 1 orang 16. Chief Security. Jumlah : 1 orang 17. Security Staff. Jumlah : 5 orang
4.5 Peraturan Ketenagakerjaan Peraturan karyawan terdiri dari 2 (dua) aspek penting yang wajib untuk diketahui dan ditaati tiap – tiap karyawan yang bekerja dalam Tridith Venue, dan peraturan tersebut berlaku, dan wajib ditaati oleh seluruh karyawan dalam tingkat manapun tanpa terkecuali. Kedua aspek tersebut adalah tata tertib karyawan dan hak dan kewajiban perusahaan dan karyawan.
4.6 Peraturan Perusahaan Menurut UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, peraturan perusahaan adalah peraturan yang dibuat secara tertulis oleh perusahaan, yang di dalamnya memuat syarat – syarat kerja dan tata tertib perusahaan. Peraturan suatu perusahaan baru dikatakan sah dan mengikat apabila telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Ketenagakerjaan dan Transmigrasi. Pengesahan dilakukan oleh Pejabat yang ditunjuk yaitu kepala instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan Kabupaten/Kota dan kepala Instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan Provinsi. Untuk Tridith Venue, pengesahan dilakukan oleh kepala instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan wilayah Jakarta Barat, DKI Jakarta.
4.7 Kultur/Budaya Organisasi Menurut Wood, Wallace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, Osborn (2001, p301). “budaya atau kultur organisasi adalah sistem yang dipercayai dan nilai yang dikembangkan oleh organisasi dimana hal itu menuntun perilaku dari anggota organisasi itu sendiri”. Kultur organisasi adalah budaya yang membedakan Tridith Venue dengan organisasi lain, dalam konten ini adalah penyedia jasa penyewaan Function Hall lain. Seiring dengan semangat menuju perubahan yang nyata demi meningkatnya kualitas kinerja perusahaan, serta profesionalisme setiap karyawan di dalam Tridith, penulis memiliki komitmen yang kuat dalam pembangunan kultur atau budaya perusahaan.
Bab V Analisa Keuangan 5.1 Equity Perseroan (corporation) adalah bentuk badan usaha bersifat badan hukum yang didasarkan undang – undang, mempunyai eksistensi sendiri yang terpisah dari para pemiliknya dan dapat melakukan usaha dalam batasan – batasan tertentu. Perseroan memiliki eksistensi yang tidak terbatas, kecuali jika umurnya dibatasi oleh undang – undang. Sumber daya yang umumnya dalam jumlah besar ini, yang mana dibutuhkan perseroan akan dihimpun oleh para pemiliknya, dan diserahkan kepada perseroan. Para pemilik memberikan sumber daya tersebut dengan dasar pemikiran bahwa, melalui efesiensi perseroan dalam memanfaatkan dan menggunakan sumber daya tersebut, maka para pemilik akan dapat memperoleh suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang lebih besar dibandingkan dengan kemungkinan investasi lain. Sebagai ganti dari sumber daya yang telah diberikan, perseroan menerbitkan sertifikat saham (stock certificate) yang membuktikan hak kepemilikan. Komisaris yang dipilih oleh para pemegang saham kemudian mendelegasikan kepada manajemen tanggung jawab dalam mengawasi penggunaan, pengoperasian, dan pengaturan sumber daya perseroan. Pada perseroan, selisih antara aset atau aktiva dan kewajiban disebut ekuitas (equity).
5.2 Modal Investasi Diperlukan Sumber modal Tridith Venue berasal dari penjualan saham biasa (common stock) kepada calon investor potensial. Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan aras suatu
perusahaan, sehingga para pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen. Menurut Husnan (2008, p29), “Saham merupakan secarik kertas yang menunjukkan saham pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya” Saham merupakan salah satu dari beberapa alternatif untuk melakukan investasi. Investasi dengan membeli saham suatu perusahaan, berarti investor (pembeli saham) telah menginvestasikan dana dengan harapan akan memperoleh keuntungan dari hasil penjualan kembali saham tersebut. Wujud dari saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut dan persentasi atau porsi kepemilikan perusahaan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan dalam perusahaan tersebut (Darmadji, 2006, p5). Modal investasi yang diperlukan dalam mewujudkan bisnis Tridith Venue akan dirincikan dalam tabel berikut, Tabel 5.1 Modal Investasi yang Diperlukan (IDR) Keterangan
Kuantitas
Harge Beli tanah
4085.5
Pembangunan Gedung
8861.5
Pembangunan Landscape
Harga per satuan
Harga Total
20,000,000
81,710,000,000
5,100,000
45,193,650,000 40,800,000
Banquet Equipment
414,510,000
Meeting Equipment
260,640,000
Kitchen Equipment
50,000,000
Interior Ballroom
430,800,000
Interior Office
190,550,000
Interior Meeting Room
145,950,000
Interior Kamar
344,000,000
Total Investasi
128,780,900,000
5.3 Sumber Dana Tridith Venue mulai mengumpulkan modal atau investasi yang diperlukan untuk proses pembangunan, pembelian inventaris, dan persiapan bisnis dari tahun 2013, dengan menjual saham kepada investor. Saham yang dijual hanya sebesar 70% dari total 100% yang ada, dikarenakan PT. Global Tri Mitra sebagai konseptor dan calon pengelola (managing company) sepakat akan menanamkan investasi sebesar 30%. Modal atau unvestasi yang dimiliki oleh Tridith Venue merupakan saham biasa (common stock) yang dimiliki oleh 2 (dua) badan usaha yaitu, PT. Global Tri Mitra sebesar 30% atau sebanyak 13,661,340 lembar saham, dan Investor lain sebesar 70% atau sebanyak 31,876,460 lembar saham. Total keseluruhan lembar saham Tridith Venue adalah sebanyak 45,537,460. Total inventasi yang diperoleh menjadi sebesar IDR 144,775,660,250. Berikut perincian perhitungan saham akan dijelaskan pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2 Sumber Dana Kepemilikan Total Saham PT Global Tri Mitra Investor
Jumlah Lembar Saham 45,537,801 13,661,340 31,876,460
Paid in Capital
Harga Saham/Lembar 2,828 2,828 2,828
Harga Jual/Lembar
Total Investasi
2,828
128,780,900,000
2,828
38,634,270,000
3,323
105,922,290,250
Total
144,556,560,250 15,775,660,250
5.4 Rencana Pembiayaan Proyek Setelah modal yang dibutuhkan untuk menjalankan proyek Tridith Venue sudah diperolah dari penjualan saham biasa (common stock) yang sudah dilaksanakan pada tahun 2013, maka proyek pembangunan Tridith Venue ini dapat dilaksanakan terhitung dari bulan Juni, 2014, dengan masa pengerjaan 1 (satu) tahun setengah, menggunakan jasa kontraktor yang membantu dalam pembangunan dan mengurus perijinan – perijinan yang diperlukan. Rencana pembiayaan pembangunan Tridith Venue akan dimulai dengan pembayaran uang muka (DP) sebesar 30% kepada kontraktor, kemudian pembayaran selanjutnya akan disesuaikan dengan kemajuan pembangunan bangunan, sesuai dengan kontrak perjanjian kerja sama dengan kontraktor yang telah memenangkan tender sebelumnya. Pihak Tridith Venue akan lunas melakukan pembayaran sebesar 95% dari total jumlah yang telah disepakati, 5% sisanya akan ditahan Pihak Tridith Venue sebagai uang jaminan bangunan selama 6 bulan setelah bangunan selesai, dan akan dibayarkan kembali kepada pihak kontraktor apabila tidak terjadi kerusakan bangunan akibat kelalaian dalam pembangunan, seperti tembok retak, dan lain – lain.. Proyek pembangunan Tridith Venue diperkirakan akan selesai pada akhir tahun 2015, dan akan mulai efektif beroperasi pada 2 Januari, 2016.
5.5 Pembagian Dividen Dividen adalah suatu bentuk pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan baik berbentuk kas maupun saham kepada para pemegang saham perusahaan sebagai proporsi atau persentasi dari jumlah saham yang dimiliki oleh masing – masing pemegang saham. Menurut Syamsuddin (2011), “dividen merupakan pembayaran yang diberikan kepada pemilik perusahaan atau pemegang saham atas modal yang mereka tanamkan di dalam perusahaan. Dalam hubunganya dengan jumlah pajak yang dibayarkan, maka pembayaran dividen berbeda dengan pembayaran bunga karena dividen tidak dapat mengurangi jumlah pajak yang dibayar oleh perusahaan”.
5.6 Proyeksi Rugi – Laba & Arus Kas Menurut A.J. Keown, dkk, yang diterjemahkan oleh Chaerul D. Djakman (2004, p80), “laporan rugi – laba adalah laporan untuk periode tertentu yang terdiri atas penerimaan bersih dikurangi beban pada periode itu”. Proyeksi rugi – laba merupakan proyeksi atau perkiraan laporan rugi – laba atau laporan keuangan yang berisi perkiraan penjualan, perkiraan biaya operasional dalam suatu peride waktu tertentu (pada
umunya tahunan), dan kemudian diperoleh hasil apakah perusahaan memperoleh laba ataupun mengalami kerugian. Proyeksi rugi – laba Tridith Venue dimulai dari tahun 2016, terhitung sejak mulai efektrifnya operasi bisnis Tridith Venue. Di tahun pertama, Tridith Venue memperoleh keuntungan yang cenderung kecil, namun di tahun – tahun berikutnya Tridith Venue terus memperoleh keuntungan yang meningkat, tidak secara tajam namun peningkatan terjadi secara signifikan dan konstan.
5.7 Pajak Penghasilan (PPh Badan) Tarif PPh Badan berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 menganut tarif tunggal yaitu sebesar 28% pada tahun 2009 atau 25% pada tahun 2010 dan seterusnya. Untuk wajib pajak badan dalam negeri, tarif pajak yang dikenakan adalah: 1.
Bagi wajib pajak dengan peredaran bruto (gross profit) tidak lebih dari IDR 4,800,000,000 (empat milyar delapan ratus juta rupiah), akan dikenakan tarif PPh Badan sebesar 50% x 25% atau sama dengan 12.5%.
2.
Bagi wajib pajak dengan peredaran bruto lebih dari IDR 50,000,000,000 (lima puluh milyar rupiah), akan dikenakan tarif PPh Badan sebesar 25%.
3.
Bagi wajib pajak dengan peredaran bruto diatas IDR 4,8 milyar sampai dengan IDR 50 milyar dikenakan tarif PPh Badan sebagai berikut: a)
Untuk Penghasilan Kena Pajak (PKP) daru bagian peredaran bruto sampai dengan IDR 4,8 milyar, PPh terutang adalah 50% x 25% x PKP. Artinya bahwa tarif PPh Badan adalah 12.5% pada bagian Penghasilan Kena Pajak ini.
b) Untuk Penghasilan Kena Pajak Sisanya, PPh terutang adalah 25% x PKP
5.8 Metode Penilaian Investasi Apabila semua informasi yang diperlukan sudah didapat, maka langkah berikutnya yang dapat dilakukan adalah menilai atau mengevaluasi layak atau tidaknya suatu usulan proyek dalam rangka mencari ukuran yang menyeluruh sebagai dasar penerimaan atau penolakan dari suatu proyek bisnis.
Referensi Arthur, J Keown, dkk (2008). Prinsip-prinsip dan Aplikasi Manajemen Keuangan, Jakarta : Indeks. Bilson Simamora, (2008), “Memenangkan Pasar Dengan Pemasaran Efektif & Profitabel”, Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama Gareth R. Jones. (2013). Organizational Theory. Edisi Ketujuh, New Jersey : Prentice Hall Gaspersz, Vincent. (2012). “All-In-One Management Toolbook”. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. H.M. Yacob Ibrahim (2009). Studi Kelayakan Bisnis, Edisi Revisi, Jakarta : PT. Rineka Cipata Husein Umar (2008). Metode Riset Akuntansi Terapan, Jakarta : Ghalia Indonesia Ikatan Akuntan Indonesia . 2007 . Standar Akuntansi Keuangan . Edisi 2007. Penerbit : Salemba Empat . Jakarta . Istyadi Insani. (2010). Pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia Pemerintah Daerah dalam Rangka Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah. www.docstoc.com. James C,Van horne & Jhon M.wachowicz,JR.(2009). Fundamental of Financial Management/Prinsipprinsip Manajemen Keuangan (Edisi Ketiga belas) .Jakarta : Salemba Empat. Janita Ike Dewi. (2009). Perspektif Baru dalam Strategi Branding, Amara Books, Jakarta. Keown, A,J., dan Scott,D.F., dan Martin, J.D., dan Petty,J.W., (1996). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Buku II, Terjemahan oleh Chaerul.D. Djakman, (2004). Jakarta: Salemba Empat. Kotler, Philip. (2009). Marketing Management. Edisi Empat Belas, Global Edition. Pearson Prentice Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim (2007). Analisa Laporan Keuangan, Edisi 4, Yogyakarta : UPP STIM YKPN Martono dan Agus Harjito (2010). Manajemen Keuangan, Jakarta : Jala Sutia Peter Gossel, Gabriele Leuthauser . (2012). Achitecture in the 20th century. Slovenia: Taschen. Philip Kotler, Gary Amstrong. (2012). Principles of Marketing. United States of America: Pearson. Philip Kotler, John T.Bowen, James C.Maken. (2013). Marketing for Hospitality and Tourism. USA : Pearson. Philip Kotler, Kevin Lane Keller. (2012). Marketing Management Edisi 14, Global Edition, New Jersey : Pearson Prentice Hall Robbins. S. P. (2007), Perilaku Organisasi, Prehallindo, Jakarta : Salemba Empat Robert Reid, David Bojanic. (2010). Hospitality Marketing Management . Canada: Wiley&Sons, Inc. Skousen, Albrecht, Stice (2008). Akuntansi Keuangan Menengah, Terjemahan oleh Mas Gemilang, Jakarta : Salemba Empat Sofyan S. Harahap (2009). Analisa Kritis atas Laporan Keuangan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Sunarto. (2009). Perilaku Konsumen, Yogyakarta : AMUS Jogyakarta dan CV Ngeksigondo Utama. Sutrisno.(2010).Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi.Yogyakarta : Ekonisi. Walker. J. W. (2012). Introduction to Hospitality Management, Edisi Keempat, Pearson Prentice Hall
RIWAYAT PENULIS Micell Valenti lahir di kota Jakarta pada 14 February 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Hotel Management pada 2014. Marshella lahir di kota Jakarta pada 18 Maret 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Hotel Management pada 2014. Niki Mulyani lahir di kota Jakarta pada 2 November 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Hotel Management pada 2015.