TREND FOTO MODEL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Pada Konsentrasi Humas Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
SKRIPSI
Oleh : TB. ALFEN RINALDI NIM : 666073059
KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG –BANTEN 2013
“ilmu itu lebih baik dari pada harta. Ilmu menjaga engkau dan engkau menjaga harta. Ilmu itu penghukum (hakim) dan harta terhukum. Harta itu kurang apabila dibelanjakan tapi ilmu bertambah bila dibelanjakan” -Ali bin Abi Thalib r.a.-
Persembahan : Ku persembahkan skripsi ini untuk Abah dan Mama Tercinta
ABSTRAK Tubagus Alfen Rinaldi. NIM. 6662073059. Skripsi. Trend Foto Model. Konsentrasi Humas. Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik. Sultan Ageng Tirtayasa. Banten. 2013 Komunitas Fotografi Banten Exposure adalah salah satu komunitas fotografi terbesar di provinsi Banten, tujuannya adalah sebagai wadah bagi fotografer, foto model merupakan jenis fotografi yang sangat diminati oleh penghobi fotografi saat ini. kurangnya minat komunitas fotografi Banten Exposure terhadap kategori foto lain, Tujuan penelitian ini untuk menganalisis Trend Foto Model Dikomunitas Fotografi Banten Exposure, Penelitian ini bertitik tolak pada Teori dan paradigma. Post-pospostivistik yaitu berbicara bukan hanya yang terlihat, terasa dan teraba saja tetapi mencoba memahami makna dibalik yang ada. Realitas sosial menurut paradigma ini adalah suatu yang utuh yang terikat dengan konteks, bersifat kompleks, dinamis dan penuh makna oleh karena itu, mengetahui keberadaannya tidak dalam bentuk ukuran akan tetapi dalam bentuk ekspolarasi untuk dapat mendeskripsikannya secara utuh. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Deskriptif dengan pendekatan Kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Fotografi model lebih banyak diminati di komunitas Banten Exposure adalah karena fotografi model tidak membuang banyak waktu dan menyenangkan. Karakter fotografi model yang diminati di Banten Exposure adalah menampilakan kecantikan/ketampanan dan fashion foto model dengan menampilkan pakaian yang dikenakan model, dan mood foto model yang menampilkan sisi emosional model. Saran meningkatkan kegiatan edukasi terhadap anggota Banten Exposure.
Kata Kunci : Trend Foto model, Komunitas Fotografi Banten Exposure.
ABSTRACT Tubagus Alfen Rinaldi. Nim. 6662073059. Thesis. Trend Photo Models. Public Relation Concentrate. Communication Program. The faculty of Social and politic. University Of Sultan Ageng Tirtayasa. Banten 2013
Banten Community Exposure Photography is one of the largest photography community in Banten province , purpose is as a place for photographers , photo model is a type of photography that is in demand by the current photography hobbyist . lack of community interest in photography Banten Exposure to other categories of photos , this research aimed to analyze Trend Model Pictures Dikomunitas Photography Exposure Banten , this research starting point on the and Post - pospostivistik that speaks not only looks , feels and felt fine but trying to understand the meaning behind there . Social reality according to this paradigm is a whole are bound by context , are complex , dynamic and full of meaning , therefore , not aware of its existence in terms of size but in the form of ekspolarasi to be able to describe it fully . The method used is descriptive method with qualitative approach . The results showed that the more desirable models Photography in Banten community photography Exposure is because the model does not waste a lot of time and fun . Photographic character models are in demand in Banten Exposure menampilakan beauty / handsomeness and fashion photo model displays clothes worn by the model , and the mood of the photo model displays the emotional side of the model . Suggestions to improve the educational activities Banten members Exposure
Keywords: Trend models photos, Banten Exposure Photography Community
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb. Segala puji bagi Allah SWT penulis panjatkan atas limpahan rahmat dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul. Trend Foto Model Dikomunitas Fotografi Banten Eksposure Shalawat beserta salam semoga Allah SWT limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kerabat, para sahabat dan para pengikutnya. Maksud dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian sarjana program S1 (Strata Satu) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, hal ini tidak lepas dari keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang di miliki. Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dorongan, bimbingan, saran, dan motivasi baik moril maupun materil dari semua pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada : 1. Bapak Prof. Dr. H. Soleh Hidayat, M.pd., selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten. 2. Bapak Dr Agus Sjafari, S. Sos, M. Si., Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 3. Ibu Neka Fitriah, S.Sos, M. Si, Selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
i
4. Ibu Naniek Afrilla F,S.Sos., M.Si Selaku Dosen Pembimbing I yang senantiasa
membimbing penulis
selama
penyusunan
skripsi
dan
memberikan dorongan dan motivasi. 5. Ibu Andin Nesia S.Ik., M.Ikom Selaku Dosen Pembimbing II yang senatiasa membantu dan membimbing penulis sehingga sampai akhir penyusunan Skripsi. 6. Ibu Isti Nursih, S.Ip., selaku Dosen Pembimbing Akademik, terima kasih telah membimbing penulis selama ini. 7. Kepada Bapak Burhanudin M, SE, M.Si, selaku dosen fotografi jurusan ilmu komunikasi dan penulis berterima kasih karena telah membimbing mengajarkan
tentang
Fotografi.
Sehingga
penulis
berkesempatan
memperoleh penghargaan Di Tingkat Provinsi dan Nasional. Dan Menyelsaikan Skripsi ini. 8. Seluruh Staf Dosen dan Tata Usaha Jurusan Ilmu Komunikasi, terima kasih atas pengetahuan yang di berikan kepada penulis. 9. Kepada Abah dan Mama tersayang yang selalu memberikan dukungan moril dan materil. Serta doa yang tidak pernah putus agar penulis dapat menyelesaikan skripsi. 10. Rurien Turisina tersayang yang senantiasa memberikan perhatian, kasih sayang dan dukungan yang tidak pernah putus bagi penulis. 11. Para sahabat Babi Genk, Jevri Suharyadi, Azan sumarwan, Andi Saputra, Dhika Pratama, Ikhsan, David Simanjuntak, Gilar Pratama, yang senatiasa
menemani hari-hari penulis dengan segala dukungan, semangat dan keceriaan yang mereka berikan. 12. Kepada teman-teman seperjuangan angkatan 2007 yang senantiasa saling memotivasi. 13. Kepada Feri Ferdianto selaku dewan penasehat Komunitas Banten Exposure. 14. Seluruh Anggota banten Exposure yang telah memberikan bantuan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi. 15. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari penyusunan skripsi ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis terbuka terhadap kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca, dan dapat memberikan sumbangan bagi alama,ater tercinta. Wassalamualaikum Wr. Wb.
Serang, Oktober 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS……………………………. LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………….. MOTO DAN PERSEMBAHAN…………………………………………... ABSTRAK………………………………………………………………….. ABSTRACT………………………………………………………………... KATA PENGANTAR……………………………………………………...
i
DAFTAR ISI………………………………………………………………..
iv
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………
vii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………
viii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………
ix
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….
1
1.1
Latar belakang Masalah………………………………………..
1
1.2
Rumusan Masalah……………………………………………...
9
1.3
Identifikasi Masalah…………………………………………...
10
1.4
Tujuan Penelitian………………………………………………
10
1.5
Manfaat Penelitian…………………………………………….
10
iv
BAB II KERANGKA TEORI…………………………………………….
12
2.1
Komunikasi……………………………………………………
12
2.2
Fotografi………………………………………………………
15
2.3
Foto Model……………………………………………………
17
2.4
Komunitas…………………………………………………….
21
2.5
Komunitas Banten Exposure………………………………….
24
2.6
Kerangka Pemikiran……………………………………………
26
2.8
Beberapa Contoh Penelitian Sebelumnya……………………..
27
BAB III METODE PENELITIAN………………………………………..
35
3.1
Paradigma Penelitian…………………………………………..
35
3.2
Metode Penelitian……………………………………………..
36
3.3
Instrumen Penelitian…………………………………………..
43
3.4
Teknik Pengolahan Dan Analisis Data………………………..
43
3.4.1
Observasi……………………………………………...
45
3.4.2
Wawancara……………………………………………
48
3.4.3
Dokumentasi…………………………………………..
49
3.4.4
Trigulasi……………………………………………….
49
v
3.5
Lokasi Dan Jadwal Penelitian…………………………………
BAB IV HASIL PENELITIAN…………………………………………..
53
59
4.7
Objek Penelitian……………………………………………….
54
4.2
Analisis Penelitian…………………………………………….
56
4.2.1
Mengapa Komunitas Fotografi Banten Exposure Lebih Banyak Menyukai Foto Model………………………..
4.2.2
Untuk Mengetahui Karakter Foto Model yang diminati Di Komunitas Banten Exposure………………………
4.2.3
56
59
Untuk Mengetahui Peran Web fotografi terhadap minat Foto Model dikomunitas Banten Exposure……………
61
BAB V PENUTUP…………………………………………………………
69
5.1
Kesimpulan…………………………………………………….
64
5.2
Saran…………………………………………………………..
65
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………...
66
LAMPIRAN……………………………………………………………….. RIWAYAT HIDUP………………………………………………………..
vi
DAFTAR GAMBAR Halaman
Kerangka Pemikiran……………………………………………
28
Gambar 3.4.4 Trigulasi………………………………………………………..
53
Gambar 3.4.4 Trigulasi Teknik Pengumpulan Data………………………….
54
Gambar 2.7
vii
Daftar Tabel Halaman
Tabel 2.8 Beberapa Contoh Penelitian Sejenis Sebelumnya 1……….
32
Tabel 2.8 Beberapa Contoh Penelitian Sejenis Sebelumnya 2………...
34
Tabel 2.8 Beberapa Contoh Penelitian Sejenis Sebelumnya 3………...
35
Tabel 3.5 Lokasi Dan Jadwal Penelitian………………………………
57
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 surat tugas Lampiran 2 kartu bimbingan Lampiran 3 Permohonan ijin pra riset Lampiran 4 Pedoman Wawancara Lampiran 5 Biodata narasumber Lampiran 5 Hasil Wawancara Lampiran 6 Prosedur Registrasi BEx Lampiran 7 Personal Data Form Lampiran 8 Prosedur upload foto Lampiran 9 Kegiatan Bex Lampiran10 Struktur Organisasi BEx Lampiran11 Portofolio BEx
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Di Indonesia perkembangan fotografi tampak dengan banyaknya jumlah penggemar fotografi, tumbuhnya komunitas - komunitas fotografi, serta semakin banyaknya digunakan media fotografi sebagai alat atau sarana penunjang berbagai kegiatan seperti pada media massa, bidang perdagangan, ilmu pengetahuan, hukum, pendidikan, kedokteran, dokumentasi hiburan atau seni budaya dan lain – lain. Seiring perkembangan teknologi fotografi di Indonesia maka fotografi tidak sekedar sebagai sarana untuk mendokumentasikan kegiatan atau peristiwa saja, tetapi fotografi telah berkembang menjadi sarana dalam bidang seni sebagai alat komunikasi.1
Melihat perkembangan yang meningkat di bidang fotografi serta keterkaitan fotografi dengan bidang-bidang teknologi dan ilmu pengetahuan yang lain, maka ada banyak kebutuhan dan keinginan untuk mengikuti perkembangan tersebut, kebutuhan-kebutuhan seperti tersedianya suatu wadah yang membuat masyarakat untuk mempelajari fotografi. 1
http/ Petra chiristian university library -/junk/s1/ars4/2003/junk-ns-s1-2003-22499070fotografi-chapter pdf (akses 12 september 2012)
1
2
perkembangan fotografi di Indonesia, kini ada gejala menarik yang diperlihatkan oleh anak-anak muda di negeri ini. Semakin banyak dari mereka yang tertarik pada bidang fotografi dan berusaha mendalaminya. Kemudian semakin banyak pula sekolah atau pelatihan fotografi yang mengajarkan para muridnya teknik-teknik dasar fotografi, seperti penguasaan kamera, penataan cahaya, dan proses cuci cetak foto. Lantas, sebenarnya apa yang menjadi daya tarik utama fotografi? Alasannya bermacam-macam, mulai yang menganggap fotografi memiliki suatu keajaiban. Fotografi dianggap bisa menghadirkan kenyataan yang sudah lama. Realitas kita begitu luas dan ketika dibingkai dengan foto, kita mencuri secuil realitas dan menghadirkannya dalam bentuk gambar dua dimensi.2
Fotografi seperti telah menjadi bagian tak terelakkan dalam kehidupan manusia di seluruh dunia. Bahkan, orang awam dapat berhadapan dengan seribu hasil fotografi tiap harinya, baik dalam bentuk foto, iklan, famplet, dan sebagainya, di berbagai media massa sampai di pinggir jalan
Manusia melihat segala sesuatu dengan mata sehingga semua benda memiliki ruang atau kedalaman, yaitu kesan yang menjelaskan batas antara benda yang dekat dengan benda yang jauh, bumbu – bumbu yang di tangkap indra lain turut menambahakan keindahaan misalnya saja suara burung, gemericik air, embusan angin, keharuman bunga-bunga, dll semua membuat objek yang manusia 2
Antok Sugiarto, paparazzi memahami fotografi wartawan ( Jakarta : PT. Gramedia pustaka Utaama, 2005) hal 42
3
liat tampak begitu sempurna dan indah dengan mata telanjang belum tentu bisa menjadi suatu rekaman gambar (foto) yang indah dan sempurna pula pada saat dilihat.
Tidak ada foto yang indah baik dan berhasil tanpa selera seni, selera dan jiwa seni merupakan aspek keberhasilan yang selayaknya dimliki oleh seorang pemotret, selera seni sangat mempengaruhi pengambilan pencahayaan, serta komposisi yang baik. Semua unsur ini mengacu pada aspek ke indahan, jadi bisa dikatakan tanpa selera dan jiwa seni, pemotret yang terampil mengoprasikan peralatan kamera dan alat pendukungnya mustahil dapat menghasilkan foto yang baik dan berhasil.3 Dunia fotografi sangat erat dengan media massa, maka saat ini dunia fotografi sangat terbantu dengan adanya media massa. Dengan adanya media massa berfungsi untuk menyampaikan pesan dalam hal ini adalah menyampaikan foto terhadap khalayak banyak. Menurut pemikiran McLuhan yang paling terkenal sekaligus yang paling banyak menimbulkan perdebatan mengenai maknanya adalah ungkapan yang menyebutkan bahwa media adalah pesan (the medium is the message). 4 Melalui ungkapan ini, McLuhan ingin menyatakan bahwa pesan yang disampaikan media tidaklah lebih penting dari media atau saluran komunikasi
3
4
Ibid., hal. 59.
Morissan, M.A., Dr. Andy Corry Wardhani, M.Si., Dr. Farid Hamid U., M.Si. Teori Komunikasi Massa (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010) Hal 39
4
yang digunakan pesan untuk sampai kepada penerimanya. Dengan kata lain, ia ingin menjelaskan bahwa media atau saluran komunikasi memiliki kekuatan dan memberikan pengaruhnya kepada masyarakat, dan bukan isi pesannya. Dalam hal ini penghobi fotografi menggunakan internet sebagai sarana mempublikasikan karyanya kepada khalaak banyak, Internet adalah singkatan dari interconnected-network. Internet merupakan sebuah sistem komunikasi yang mampu menghubungkan jaringan-jaringan komputer diseluruh dunia.5 Internet menjadikan Perkembangan fotografi menjadi begitu cepat, dan menghadirkan banyaknya orang–orang menggemari hobi fotografi mulai dari anak–anak, ibu–ibu, hingga bapak–bapak, tdaklah menjadi aneh ketika setiap orang dijalan atau tempat rekreasi banyak yang menenteng kamera dan internet menjadikan tingginya minat seseorang untuk belajar fotografi lebih dalam lagi, sehingga dampaknya banyak
komunitas–komunitas fotografi bermunculan di
kota–kota besar maupun kota kecil Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam komunitas manusia, individu - individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Komunitas berasal dari bahasa Latin communitasyang
5
Arief Ramadhan, SPK Internet dan Aplikasinya (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2005), hal. 1
5
berarti "kesamaan", kemudian dapat diturunkan dari communis yang berarti "sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak".6 Komunitas fotografi Banten Exposure adalah salah satu komunitas fotografi terbesar di provinsi banten, tujuannya adalah sebagai wadah bagi fotografer professional, fotografer pemula ataupun sekedar hobi, Di dalam komunitas ini, setiap anggotanya bisa bertanya dan berdiskusi mengenai hal apapun tentang dunia fotografi, tidak membeda-bedakan kamera, serta genre fotografi, semua bisa berkumpul di dalam komunitas ini. Mulai dari yang muda hingga yang tua saling membagi ilmunya dalam hal fotografi, komunitas Banten Exposure mempunyai anggota yang tersebar tidak hanya di wilyah banten saja, komunitas fotografi Banten Exposure sering sekali mengadakan acara sharing dan hunting bareng mengenai fotografi dan sering mendatangkan fotografer–fotografer ternama yang ada di Indonesia alah satunya adalah Darwis Triadi seorang fotografer professional fashion model, Chairul umum fotografer professional moody model, Golkariadi Nk fotogarefer professional HDR ( hight dynamic range), Tunggul Setiawan fotografer professional (dosen fotografi institut seni indonesia jogja), dan masih banyak lagi fotografer–fotografer ternama yang di datangkan komunitas banten eksposure. Berbagai ivent besar bertema hunting
barengpun sering di adakan
komunitas fotografi Banten Exposure, diantaranya adalah hunting Foto model with kvb pada tanggal 24 april 2011 hunting bareng ini berkonsep foto model 6
http://id.wikipedia.org/wiki/Komunitas ( akses : 2 oktober 2012 )
6
dengan background mobil VW yang berkerjasama dengan komunitas VW banten yang di adakan di Cilegon City squre banten peserta dari hunting foto saat itu di ikuti sekitar 50 fotografer baik dari komunitas fotografi banten eksposure dan dari luar komunitas fotografi Banten Exposure, hunting batik banten yang di adakan 7 november 2011. yang mengambil konsep foto model dengan menggunakan batik asli banten yang mendangkan model ternama yaitu kennova. Tujuan di adakan ivent hunting batik banten adalah mempromosikan batik banten dengan memperkenalkan melalui fotografer sebagai pesertanya hunting batik banten yang di adakan di kaibon banten ini di ikuti oleh 60 peserta dari dalam komunitas fotografi Banten Exposure ataupun dari luar komunitas, selain mengadakan acara hunting bareng foto model.7 Komunitas fotografi Banten Exposure mempublikasikan karya fotonya yakni dengan pameran foto, dan dengan mengunggah foto di grup facebook Banten Exposure, foto dengan berbagai kategori setiap harinya di unggah, foto akan saling dikomentari atau dikritik membangun oleh sesama member Banten Exposure, namum ada fenomena menarik di komunitas fotografi Banten Exposure kurangnya minat member komunitas fotografi Banten Exposure terhadap kategori foto lain, ini bisa dilihat dari folder uploadnya foto yang paling banyak diminati adalah foto dengan kategori model yaitu 320 foto dan yang ke 2 adalah foto dengan kategori landscape dengan jumlah pengunggah foto 131 dan foto
7
http://www.facebook.com/groups/bantenexposure/events/ ( akses 2 november 2012 )
7
panggung 36, sport and action 29 foto, street 28 foto, people 85 foto, wedding and prewedding 42 foto, wild life 35 foto.8 foto model merupakan jenis fotografi yang sangat diminati oleh penghobi fotografi saat ini pengertian foto model adalah orang yang menjadi objek dalam sebuah foto menampilkan ekspresi, pakaian, gestur atau gerakan tubuh. hampir sama teknik dasarnya dengan memotret obyek lainnya, hanya memiliki perbedaan khusus. Perbedaannya adalah pada obyek yang kita foto, yaitu ‘manusia’ baik itu lelaki ataupun wanita, kecil dewasa maupun tua.9 Foto model mengacu pada keindahan, keanggunan, dan beberapa atribut kemenarikan pada manusia, Ada banyak banyak harus dikuasi dalam memotret model. Disamping urusan teknis Fotografis, seperti pencahayaan seperti pencahayaan dan pemilihan titik api dan diagframa yang tepat, seorang fotografer model juga harus menguasi sedikit tentang muke-up koreksi tata busana, paling tidak keserasian warna, serta keluwesan dalam berhubungan dan seni berkomunikasi dengan model, penting untuk seorang fotografer membangun hubungan komunikasi dengan model sehingga dapat menyampaikan ide-ide dan instruksi yang langsung bisa dimengerti oleh si model, dengan demikian akan mampu menghasilkan foto yang paling sesuai dengan keiinginan fotografer dan sekaligus memuaskan si model, seorang fotografer model.10 Trend foto model 8
http://www.facebook.com/groups/bantenexposure/?ref=ts&fref=ts ( akses4 november 2012 )
9
Deniek G. Sukarya, Kiat Sukses Deniek G. Sukarya (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2009) hal 96 10
Ibid., hal. 97.
8
memang sedang di gemari terlebih memotret wanita cantik dan sexy yang berpose saat ini mendominasi perkembangan fotografi di indonesia. Bisa dilihat kurangnya minat komunitas fotografi banten eksposure terhadap kategori foto lain, komunitas fotografi banten eksposure lebih banyak membuat acara workshop yang lebih banyak bertemakan foto model, dan ivent hunting bareng bertemakan foto Model barulah banyak yang mendukung dan membanjiri ivent tersebut. Ini terjadi tidak hanya di komunitas Banten Exposure saja, Trend foto tidak ubahnya sebuah trend busana selalu berkembang dan berganti, ditunjukan dengan sering diadakan hunting bareng atau workshop yang biasanya membahas tentang materi fotografi yang sedang trend, seorang penghobi fotografi biasanya rela untuk merogoh kocek dalam–dalam untuk sekedar hunting dluar kota ataupun sekedar mengikuti workshop. Trend terhadap foto model juga terlihat dari banyaknya komunitas yang mengkhususkan diri di bidang foto model, salah satunya adalah komunitas yang baru didirikan awal tahun 2012 di kota serang yaitu komunitas Banten Fashion, komunitas Banten Fashion adalah komunitas yang mengkhususkan diri anggotanya adalah penghobi foto model, tidak tanggung-tanggung komunitas yang terhitung baru ini sudah beranggotakan 234 fotografer di grup facebook komunitas banten fashion, salah satu kegiatan yang di adakan komunitas banten fashion adalah hunting bersama salah satunya adalah, hunting hijab dan buka bersama yang di adakan 5 agustus 2012 di ratu hotel bidakara, ivent ini di hadiri
9
oleh 55 fotografer dari dalam dan luar kota serang, dalam hunting bersama ini kurang lebih panitia Komunitas Banten Fashion menghadirkan 16 model hijab dari dan luar kota sebagai daya tarik ivent.11 Kategori foto model adalah yang paling di gemari saat ini, bisa dilihat beberapa situs – situs fotografi di Indonesia salah satunya situs terbesar di asia tenggara seperti fotografer.net kategori paling banyak di upload di situs itu adalah foto dengan kategori model dengan angka upload foto model 4176 foto, arsitektur 1102 foto, olahraga 2309 foto, fashion 897 foto, makro 2391, satwa, 1800 foto, dan fotojurnalistik adalah 579 foto.12 Telihat di situs fotografi terbesar di asia tenggara itu kategori foto model menempati posisi tertinggi yakni member yang mengupload 4176 foto, dari banyak kategori foto mengapa kebanyakaan fotografer lebih menggemari foto model ? dan foto model seperti apa yang di minati member komunitas Banten Exposure ? 1.2 RUMUSAN MASALAH Bedasarkan identifikasi permasalahan di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut “Trend Foto Model Dikomunitas Fotografi Banten Exposure”
11
http://www.facebook.com/groups/bantenfashion/?ref=ts&fref=ts (akses 2 oktober 2012)
12
http://www.fotografer.net/galeri/galeri.thumbnail.php?k=17 ( akses 2 oktober 2012 )
10
1.3 IDENTIFIKASI MASALAH Bedasarkan latar belakang yang dikemukakan sebelumnya, maka di idenfikasikan masalah sebagai berikut : 1. Mengapa komunitas Fotografi Banten Exposure lebih banyak menyukai foto model ? 2. Bagaimana karakter foto model yang diminati di komunitas Fotografi Banten Exposure ? 3. Bagaimana peran web fotografi terhadap kepeminatan foto model di komunitas Fotografi Banten Exposure ?
1.4 TUJUAN PENELITIAN Tujuan yang akan dicapai dari penulisan skripsi ini adalah ; 1) Untuk mengetahui mengapa komunitas Banten Exposure lebih banyak menyukai foto model 2) Untuk mengetahui karakter foto model yang diminati di komunitas Banten Exposure 3) Untuk mengetahui bagaimana peran web fotografi terhadap minat foto model di komunitas Banten Exposure
1.5 MANFAAT PENELITIAN 1) Manfaat teoritik
11
Diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi ilmu komunikasi pada umumya dan mempelajari tentang konsep fotografi model dan pada khususnya 2) Manfaat Praktik Secara praktik, penelitian ini memperlihatkan pandangan mengenai trend foto model dan kurangnya minat foto dengan kategori foto lain Bagi pembaca, studi ini dapat memberikan pengetahuan dan menambah wawasan untuk lebih mengetahui sebuah fotografi model
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication
sendiri
berasal dari kata latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. Jadi, kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang digunakan dalam percakapan tersebut belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Maka yang dapat dikatakan sebagai komunikasi apabila dalam percakapan tersebut, selain mengerti bahasa yang digunakan, juga mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan.13 Banyak para ahli yang mencoba mendefinisikan komunikasi, dengan pandangan yang berbeda-beda para ahli menarik unsur-unsur tertentu dari komunikasi. Contohnya, Berelson dan Steiner (1964) memberikan definisi komunikasi sebagai berikut: penyampaian informasi, ide, emosi, keterampilan, dan seterusnya, melalui penggunaan simbol/kata, gambar, angka, grafik, dan lainlain. Sedangkan menurut Shannon dan Weaver (1949) komunikasi mencakup semua prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi orang 13
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), hal. 9.
12
13
lainnya. Seperti itu pulalah Shachter (1961) yang menulis bahwa komunikasi merupakan mekanisme untuk melaksanakan kekuasaan. Gode (1959) menekankan “kebersamaan arti” pada waktu ia mendefinisikan komunikasi, yaitu suatu proses yang membuat adanya kebersamaan bagi dua atau lebih orang yang semula dimonopoli oleh satu atau beberapa orang. lalu Collin Cherry (1964) menyebutkan komunikasi sebagai pembentukan satuan sosial yang terdiri dari individu-individu mealalui bahasa dan tanda.14 Kemudian Carl I. Hovland yang mendefinisikan komunikasi sebagai upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asasasas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.15 Dan masih banyak lagi definisi-defisi dari komunikasi yang terlalu banyak untuk disebutkan. Dari beberapa definisi komunikasi yang diungkapkan para ahli, penulis lebih menyukai paradigma yang dimukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan berikut: Who Says What in Which Channel To Whom With What Effect? Paradigma Lasswell menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan tersebut, yaitu: Komunikator, Pesan, Media, Komunikan, dan Efek. Maka, berdasarkan paradigma Lasswell, komunikasi
14
B. Aubrey Fisher, Perspectives on Human Communication, terj. Soejono Trimo (Bandung: Remadja Karya, 1986), hal. 10-11. 15
Onong Uchjana Effendy, Op. Cit., hal 10.
14
adalah proses penyampaian pesan oeh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.16 Paradigma Lasswell diatas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni: -
Komunikator (communicator, source, sender)
-
Pesan (message)
-
Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient)
-
Efek ( effect, impact, influence)
Jadi, berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Lasswell menghendaki agar komunikasi dijadikan objek studi ilmiah, bahkan setiap unsur diteliti secara khusus. Studi mengenai komunikator dinamakan control analysis; penelitian mengenai pers, radio, televisi, film, dan media lainnya disebut media analysis; penyelidikan mengenai pesan dinamai content analysis; audience analysis adalah studi khusus tentang komunikan; sedang kan effect analysis merupakan penelitian mengenai efek atau dampak yang ditimbulkan oleh komunikasi. Demikian kelengkapan unsure komunikasi menurut Harold Lasswell yang mutlak harus ada dalam setiap prosesnya.17
16
Ibid.
17
Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1984 s/d 2006) Hal 9
15
2.2 Fotografi Prinsip dari fotografi adalah merekam suatu yang kita lihat dan alami. Sebagai satu cantoh ketika tamasya, ke satu tempat yang baru bagi kita. Dengan foto, kita dapat merekam pengalaman kita selama bertamasya dan apa saja yang dilihat: dengan siapa kita bertamasya, bagaimana pemandangannya, seperti apa penduduknya. Foto-foto juga dapat digunakan sebagai bukti keberadaan dan hubungan sesuatu atau seseorang, orang lain dengan kita sendiri. Kata “Photography” (fotografi) berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari 2 kata: “Photo” yg berarti sinar dan “Graphos” yang berarti menggambar. Jadi Photography dapat diartikan “menggambar dengan cahaya” Jika kita ibaratkan fotografi dengan melukis, dalam fotografi kita menggunakan kamera dan lensa sebagai alat lukisnya (brush/kuas), film sebagai kanvas/kertas dan cahaya sebagai catnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, disebutkan bahwa fotografi merupakan seni dan proses penghasilan gambar dengan cahaya pada film atau permukaan yang dipekakan. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut
16
lensa). Untuk menghasilkan ukuran cahaya yang tepat untuk menghasilkan bayangan, digunakan bantuan alat ukur Lightmeter . Setelah mendapat ukuran cahaya yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur cahaya tersebut dengan mengatur ASA (ISO Speed), diafragma (aperture), dan penggunaan filter. Fotografi memiliki banyak cabang atau kekhususan, di antaranya: fotografi jurnalistik, fotografi potret, fotografi alam dan fotografi seni murni. Dalam seni rupa, fotografi adalah proses pembuatan lukisan dengan menggunakan media cahaya. Namun fotografi juga dapat menjadi semata-mata merupakan media ekspresi diri dan tidak terikat fungsi apapun. Fotografi menjadi aliran “seni” dalam pengertian yang lebih khusus seperti pada bidang seni lainnya. Aliran yang demikian dalam fotografi sering disebut fotografi fine art. Sayangnya, karya seni foto jarang ditampilkan pada media massa dan lebih banyak dipasang di galerigaleri dan museum-museum. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Konsep seni foto yang ditampilkan di galeri dan museum pun tidak bisa meninggalkan suatu pemikiran bahwa foto menampilkan kenyataan (realitas) dan tidak ada unsur abstrak (dalam seni fotografi). Suatu kenyataan bahwa pembuatan seni foto dengan kamera berarti membatasi subjek dengan batas format pada jendela pengamat. Hal ini menjadikan seni fotografi lebih jujur daripada seni lainnya karena merekam seperti memfotokopi subjek yang ada di depannya.
17
Subjek foto mencakup banyak hal dan tidak terbatas, mulai dari pemotretan manusia, alam semesta, arsitektur, sampai dengan mikro-organisme. Memang, banyak seniman foto yang berusaha membuat foto dengan film khusus, seperti film infra merah supaya subjeknya terlihat lebih abstrak. Namun, subjek dengan warna yang tidak seperti kenyataan tetap merupakan bukti dan bukanlah khayalan.18 Sedangkan menurut Denniek G Sukarya dalam bukunya “Fotografi adalah sebuah seni melihat, karena fotografi mengajarkan kepada kita cara yang unik dalam melihat dunia dan sekaligus memberikan penyandaran baru akan segala keindahan yang ada disekitar kita. Dalam kehidupan sehari-hari manusia, pada secercah senyum tulus dari anak desa pada wajah-wajah yang bersimbah keringatn di sawah atau ladang. Dalam keagungan alam semesta, pada sekuntum kembang rumput di tepi lubuk atau pada kerapuhan lingkungan hidup dibumi dimana kita semua menjadi bagian yang tidak terpisahkan . 2.3 Foto model Foto model adalah orang yang menjadi objek dalam sebuah foto menampilkan ekspresi, pakaian, gestur atau gerakan tubuh. hampir sama teknik dasarnya dengan memotret obyek lainnya, hanya memiliki perbedaan khusus.
18
Antok Sugiarto, paparazzi memahami fotografi wartawan ( Jakarta : PT. Gramedia pustaka Utaama, 2005) hal 1
18
Perbedaannya adalah pada obyek yang kita foto, yaitu ‘manusia’ baik itu lelaki ataupun wanita, kecil dewasa maupun tua.19 Foto model mengacu pada keindahan, keanggunan, dan beberapa atribut kemenarikan pada manusia, Ada banyak banyak harus dikuasi dalam memotret model. Disamping urusan teknis fotografis, seperti pencahayaan seperti pencahayaan dan pemilihan titik api dan diagframa yang tepat, seorang fotografer model juga harus menguasi sedikit tentang muke-up koreksi tata busana, paling tidak keserasian warna, serta keluwesan dalam berhubungan dan seni berkomunikasi dengan model, penting untuk seorang fotografer membangun hubungan komunikasi dengan model sehingga dapat menyampaikan ide-ide dan instruksi yang langsung bisa dimengerti oleh si model, dengan demikian akan mampu menghasilkan foto yang paling sesuai dengan keiinginan fotografer dan sekaligus memuaskan si model, seorang fotografer model. Setiap fotografer memiliki cara yang unik untuk memilih tata cahaya, muke up dan busana serta posing sehingga memiliki ciri atau style yang khas yang bisa dikenali dengan mudah, di dunia motret model, pada awalnya bisa saja meniru gaya fotografer tertentu sebelum menemukan style dan merek sendiri. Memotret model memkai softbox lampu studio berukuran raksasa dipandu dengan soft filter. Hasilnya tentu ok saja, tapi tidak tampak beda dari semua hasil karya fotografer yang memilih teknik yang sama, sumber pencahayaan yang
19
Deniek G. Sukarya, Kiat Sukses Deniek G. Sukarya (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2009) hal 96
19
terarah, seperti rflektor standar payung atau bahkan belajar mengontrol dan memodifikasi arah alami untuk menghasilkan efek cahaya yang kuat sehingga mampu menonjolkan sisi terbaik, kecantikan atau karakter si model. Memotret foto model adalah harus mengerti menyesuaikan busana dengan muke up seperti busana avant grade atau kreatif, pilih latar belakang yang yang sesuai mood yang diinginkan, posing pun harus disesuaikan dengan tata busana dan mood, seperti seperti bila berpakaian garde, posing juga bisa sedikit ekstrim sebaliknya jika memakai pakaian yang kalem posingnya jangan yang terlalu anehaneh. memperbaiki tata rambut atau busana, selalu lakukan dengan sopan meminta ijin terlebih dahulu kepada model, bila di awal pemotretan setiap fotografer yang menentukan gaya atau posing sesuai dengan tujuan pemotretan, terkadang meminta si model untuk membuat pose yang dia sukai juga bisa menghasilkan foto yang tak kalah menariknya. Kesalahan yang paling sering saya temukan di studio dengan model yang baru adalah dia terlalu sering berganti pose sebelum lampu kilat di jeperet atau diberi aba-aba atau model sering menenggakan kepalanya tidak tahu jika posisi kameranya terlalu rendah, sehingga menghasilkan foto yang kurang bagus sehingga dagunya menonjol dan lubang hidungnya menganga jelek Untuk pemotretan closeup sebaiknya memilih lensa tele 105 200 dalam format 135, bahakan untuk pemotretan seluruh badan dengan tampilan dengan menggunakan latar belakang yang lembut bisa menggunkan lensa 300-500 mm
20
bila ruangan mencukupi. Untuk pemotretan glamor, hindari pemkaian lensa sudut lebar, yang bisa medistorsi fitur model, seperti idung dan dagu yang terlalu lebar atau paha tampak raksasa dan lain-lain Sebelum memotret, sebaiknya bertemu langsung dengan si model untuk menentukan busana, mempelajari segala kelebihan dan kekurangan fisik dirinya dan untuk mempelajari personalitinya apakah dapat bekerjasama dengan baik atau tidak. Ada baiknya memotret foto model memeprgunakan jasa makeup artis dan fashion stylish. Tapi bila anggaran terbatas, hampir setiap model bisa makeup secara memadai, dan dengan sedikit arahan diri anda untuk tata busana, mengurangi atau menonjolkan kelebihan ciri wajahnya dengan makeup koreksi, anda juga bisa menghasilkan karya foto model yang prima. Apabila model berpose dengan menampakan tangan, sebaiknya kukunnya rapih dan bersih dan tangan dalam selalu posisi miring kearah kamera sehingga menghilangkan kesan dominan yang mencuri pandang, untuk pemotretan out dor sebaiknnya jangan ragu-ragu memakai “fill-in Light” dengan lampu kilat TTL atau yang “bult-in” dan berikan kompensasi sampai minus 1 EV pada lampu kilat untuk mendapatkan hasil foto yang tampak natural. Walaupun begitu terpesona dengan kecantikan model, fotografer sebaiknya memeriksa seluruh area jendela pembidik untuk menghindari latar belakang, atau detail yang mengganggu, seperti tripot bagian dari lampu, gantungan background dan tiang telepon atau cabang pohon yang tumbuh dari
21
kepala, atau sampah yang berserakan dimana-mana. Sebaiknya seorang fotografer menghindari pemotretan foto model dengan pose-pose seronok biarpun berbusana komplit, seperti kaki yang mengangkang lebar, atau sugeftif, atau busana yang tidak sesuai dengan lokasi contohnya adalah memakai baju renang di garasi, atau kantor dan lain-lain. Untuk penempatan sudut pencahayaan dan posisi kamera sesuai dengan karakter dan fitur wajah si model panduannya sama dengan pembuatan potret lainnya dsni justru keahlian anda untuk memandu model membuat pose-pose yang menariklah yang menjadi kunci sukses foto model.20 2.4 Komunitas Pengertian Komunitas, komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas memiliki derajat saling keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi lainnya. Dan terkadang nama komunitas harus memberikan keterangan mengenai sifatsifat komunitas tersebut. Cara yang paling sederhana, mereka memberi nama komunitasnya dengan menggunakan kata-kata yang berkaitan dengan wujud komunitas tersebut. Karena Cara yang paling baik untuk menamakan komunitas itu adalah dengan mengambil beberapa sifat yang jelas dan mantap, baik hidup maupun tidak. Ringkasannya pemberiannama komunitas dapat berdasarkan Bentuk atau
20
Ibid., Hal, 12.
22
struktur utama seperti jenis dominan, bentuk hidup atau indikator lainnya dan berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda fungsional. Komunitas adalah tempat orang member perhatian kepada orang lain. Dietrich Bonhoeffer berkata, “orang yang mencintai komunitas menghancurkan komunitas; orang yang mencintai saudara-saudarinya membangun komunitas.” Komunitas bukanlah idela abstrak. Kita tidak berjuang mati-matian untuk membangun komunitas yang sempurna. Komunitas bukanlah cita-cita, tetapi manusia. Komunitas adalah saya dan Anda. Dalam komunitas, kita dipanggil untuk mencintai orang lain sebagaimana adanya, dengan luka-luka, kekurangan, dan kelebihannya, bukan sebagaimana yang kita hendaki. Komunitas berarti memberi
tempat kepada mereka dan membantu mereka untuk berkembang.
Komunitas juga berarti menerima dari mereka sehingga kita sendiri juga dapat berkembang. Komunitas berarti saling memberikan kemerdekaan, kepercayaan, peneguhan. Tetapi komunitas juga berarti saling memberikan tantangan. Kita saling menghormati dengan cara saling mendengarkan, dalam semangat saling percaya, dan dengan mati terhadap diri sendiri sehingga orang lain dapat hidup, berkembang dan menjadi anugerah. Kita dapat memberikan hadiah besar kepada orang lain dengan menghormati martabatnya. Kita dapat membantu orang lain dengan cara mendengarkan mereka dan berbicara dengan mereka. Dengan kepercayaan kita, kita dapat menunjukkan kepada mereka bahwa yang mereka katakan adalah penting dan baik.Komunitas berarti member perhatian kepada orang. Namun, kalau kita mulai member perhatian kepda orang, ternyata selalu ada orang yang
23
membuat kita jengkel. Ada sejumlah orang yang sungguh-sungguh kita senangi karena mereka berpikir seperti kita. Lalu dengan mudah kita akan jatuh kedalam bahaya sekadar saling memuji. Kita semua begitu membutuhkan afeksi , sehingga kalau ada orang yang memberikannya kepada kita, kita cenderung untuk berpegang erat padanya. Lalu kita berkata kepada orang itu, “Engkau sungguh baik! Terus sanjunglah saya! Rasanya menyenangkan.” Kita menjdai seperti kucing-kucing kecil yang butuh dibelai lalu tertidur. Namun sekadar sanjung-menyanjung tidak membantu orang untuk berkembang. Sekadar sanjung-menyanjung tidak mendatangkan kemerdekaan, tetapi membuat orang tertutup dalam kelompoknya. Kita merasa tertarik pada orang tertentu, sedang yang lain menolak kita. Kita tidak dapat bergaul baik dengan mereka, mereka membuat kita cemas . Mungkin mereka mengingatkan kita akan orang tua kita, ayah atau ibu yang terlalu keras dan posesif. Yang satu mengancam kita yang lain menyanjung kita. Ada perjumpaan yang menggembirakan, tetapi ada juga yang menyakitkan. Kalau kita mulai berbicara mengenai memberi perhatian kepada orang lain, segera kita merasa betapa hal itu menjadi sulit. Dalam komunitas, kita dipanggil untuk memberi perhatian kepada semua dan setiap anggota komunitas. Kita dapat memilih saudara atau saudara dari kita; mereka itu diberikan kepada kita, baik dalam keluarga maupun dalam komunitas.21
21
Henri J.M. Nouwmen, Jean Vanier(Jakarta, Kanisius) Hal 25-28
24
2.5 Komunitas Fotografi Banten Exposure Banten Exposure berdiri pada tahun 2008. Komunitas ini tercetus dari hasil pertemuan enam orang penghobi foto yaitu Felix Mandalika Nodya, Feri Ferdianto, Arkadi Pranoto, Hendra Bowo, Ferry Muchdiana, dan Endah Kusmardian. Awal pertemuan enam orang ini berawal dari threat Felix yang dibuat di FN (Fotografer Net) yang menanyakan tentang keberadaan klub foto di Cilegon. Berawal dari threat itu maka pertemuan pertama pun berlangsung di Saung Kajojo (Cilegon). Dari diskusi ringan mengenai foto dan cilegon, akhirnya ke-enam orang tersebut setuju untuk membentuk suatu komunitas fotografi yang menaungi para penghobi foto di Cilegon dan Serang khususnya. Hal ini dikarenakan belum adanya klub foto yang khusus menganungi penghobi foto untuk kalangan umum, kalaupun ada klub foto tersebut biasanya mengatas namai perusahaan, tentunya hal tersebut membuat canggung para penghobi foto lain untuk bergabung bersama klub perusahaan tersebut. Maka BEX berdiri dengan Misi menaungi penghobi foto yang berasal dari kalangan umum dengan latar belakang pendidikan, pekerjaan dan umur yang berbeda. Setelah pertemuan pertama, ke-enam orang tersebut pun mengadakan pertemuan ke-dua dengan agenda hunting foto model yang berkerjasama dengan model agency di Cilegon serta mengundang seluruh penghobi foto yang ada di Cilegon dan Serang. Partisipan yang hadir pada pertemuan kedua yang diadakan di Saung Edi (Cilegon) pun cukup banyak. Dipertemuan kedua ini BEX belum
25
memiliki nama khusus, tapi diskusi mengenai hunting model yang mana hunting ini merupakan hunting perdana BEX, berlangsung dengan serius dan akhirnya hunting perdana pun berjalan dengan lancar. Lima belas model dengan Dua puluh orang fotografer menyuksesi acara hunting perdana BEX. Sukses dengan hunting perdananya, BEX pun mengadakan workshop fotografi dengan tema “Food Photography” di workshop ini BEX mendatangkan ahlinya food photography Tony Wahid. Workshop perdana BEX yang digelar di Hotel Sari Kuring Indah pun sukses dihadiri para penghobi foto yang ada di Cilegon dan Serang. Melihat banyaknya penghobi foto yang menghadiri acara hunting dan workshop yang digelar BEX maka Felix, Bejo, Feri, Bowo, Ferry Mucho dan Endah bersama dengan peserta yang lainnya pun sepakat membuat nama komunitas foto. Dari sekian banyak nama yang diajukan untuk komunitas foto ini, akhirnya ke-enam orang tersebut berserta peserta yang lain seperti Ridhwan Bachsin, Rusman Abidin, Marjuki, Rizki Syahbana, dan Nenny Ariyani menetapkan Banten Exposure Photography Community sebagai nama komunitas foto. Nama tersebut dipilih dengan pemikiran semoga komunitas foto ini tidak hanya bisa menjadi wadah untuk para penghobi fotografi di yang ada di Cilegon dan Serang tapi juga dapat menjadi wadah untuk para penghobi fotografi yang berada di area Banten. Dari enam orang tersebut, member BEX semakin lama semakin bertambah menjadi tiga puluh orang dan sekarang pada tahun 2011 ini tercatat sertatus tiga
26
orang telah menjadi member BEX, dengan latar belakang yang berbeda, dan tidak hanya berdomisili di Cilegon dan Serang saja. Kepengurusan BEX pun semakin berkembang, yang berawal dari dua orang pengurus Feri Ferdianto sebagai Ketua dan Endah Kusmardian sebagai Sekretaris, sekarang BEX memiliki banyak pengurus dengan divisi yang lebih spesifik.22 2.7
Kerangka pemikiran
Komunitas Fotografi Banten Exposure
Foto Model
Trend , karakteristik, peran web
Anggota Banten Exposure
Sumber : dimodifikasi oleh penulis 22
Cahya Hendrabowo, Sejarah Banten Exposure, (cilegon, 2008)
2.8 Beberapa Contoh Penelitian Sejenis Sebelumnya Bagaimana Estetika (komunikasi) yang digunakan dalam naskah Theater yang terdapat di Studi Teater Universitas Islam Bandung ? Oleh : Achmad Suwardi Rosad
Nim
:10080098274
Penelitian dengan tujuan pokok mengkaji faktor-faktor estetika sebagai rasionalisasi putusan penilaian yang diberikan oleh pembaca terhadap suatu naskah teater, yang amat dibatasi dengan naskah teater karya dari dua anggota Studi Teater Unisba (STUBA). Mengangkat setiap faktor yang signifikan untuk menetapkan pola komunikasi dalam berkesenian, yang dalam penelitian ini disebut estetika (komunikasi), yang terdapat dalam naskah teater di STUBA tersebut. Berdasarkan pada paradigma post positivisme penelitian ini tidak menerima satu kebenaran dan cenderung subjektif, maka metodologi Kualitatiflah yang dipergunakan dengan sifatnya yang interpretatif. Untuk lebih menjawab permasalahan Estetika Komunikasi yang menuntut pola yang selaras secara keseluruhan sehingga dapat terlihat letak keindahan tersebut, diperlukan sebuah teknik analisis atau sebuah pendekatan. Analisis dalam penelitian ini mengambil pendekatan Semiotika, pendekatan ini bertalian erat dengan strukturalisme. Setiap unsur dalam karya sastra bagian-bagiannya saling bertalian erat, maknanya dapat ditentukan lewat hubungan antar unsur tadi. Dalam arti Semiotik yaitu paradigmatik, yang mana upaya menemukan makna termasuk dari hal-hal yang tersembunyi dibalik sebuah teks. Dengan sarana berfikir dan fokus terbesar dalam penelitian komunikasi ini adalah tanda. Secara metodologis, kritisme yang terkandung dalam teori-teori interpretatif - menyebabkan cara berpikir mazhab kritis terbawa pula dalam kajian semiotik. Didasari oleh model proses komunikasi verbal Roman Jakobson, maka sangatlah jelas bahwa tanda-tanda tersembunyi akan dapat menjadi sebuah gangguan besar bagi proses pemahaman sebuah bentuk komunikasi, terutama untuk karya sastra. Untuk model penelitian penyusun memakai model Semiotika Sosial dari Halliday dan Hasan (Sudibyo, Hamad dan Qodari). Model ini yang membuka jalan dalam membuat pertimbangan dari dua buah naskah yang diteliti, dalam penelitian semiotik umumnya dikemukakan berbagai konvensi ataupun sistem yang memungkinkan tanda itu mempunyai arti. Maka sedikit penambahan sebagai upaya penyempurnaan penelitian model semiotik sosial tersebut penyusun sandingkan dengan penerangan dari Preminger dkk mengenai konvensi-konvensi yang berlaku khususnya bagi karya sastra demi membongkar tanda-tanda didalamnya.Dan pada akhirnya dapat ditarik sebuah benang merah dalam hal ini bahwa estetika dikaitkan dengan pola komunikasi yang disusun dengan landasan keilmuan dibidang seni dapat juga berhubungan dengan ilmu komunikasi, dengan bantuan pengetahuan terhadap aliran dan perkembangan bidang kesenian di dunia pada berbagai jaman.
27
28
Nilai estetis aktual dan Universalitas cukup dapat tercapai oleh kedua naskah, namun nilai estetis evolusi akan mudah terhapuskan akibat pewarisan yang tidak berlangsung terus menerus. Estetika termaktub pada dakwah sebagai penyampai etika dan nilai-nilai yang terancang pada kesenian. Naskah Kholdi sendiri secara estetika mempunyai aliran Romantik-Surrealis sedangkan Cihuy mengambil aliran Realisme-Naturalis.
Judul : Ilustrasi Gambar Dalam Mengenalkan Angka Dan Bunyi Huruf Pada Siswa Taman Kanak-Kanak Oleh : Anni yusha Nim : 0516730 Dalam rangka menghadapi era globalisasi, program pendidikan harus mampu memberikan bekal kepada peserta didik untuk memiliki daya saing yang tinggi dan tangguh. Daya saing yang tangguh dapat terwujud jika kemampuan dasar mudah dan mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi pada masyarakat. Untuk mencapai tuntutan tersebut, di Sekolah Dasar kelas 1 peserta didik harus menguasai keterampilan dasar membaca, menulis dan berhitung, karena kemampuan dimaksud merupakan prasyarat untuk menguasai mata pelajaran lain pada pendidikan yang lebih tinggi. Pembelajaran persiapan dasar membaca, menulis dan berhitung di Taman Kanak-Kanak diberikan secara integrasi pada program pengembangan kemampuan dasar. Sesuai dengan SE Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Nomor 6205/C/DS/1999 tanggal 17 Juli 1999, Keterampilan membaca, menulis dan berhitung bukan merupakan tujuan utama. Di Taman kanak-Kanak keterampilan tersebut diajarkan dan dikenalkan melalui kegiatan “bermain”. Cara terbaik untuk mengenalkan dan melakukan hal ini, guru harus mampu dan pandai memilih media pengajaran sebagai alat atau media dalam mengenalkan angka dan bunyi huruf, dalam hal ini Guru Taman Kanak-Kanak Bina Insan memilih ilustrasi gambar sebagai media dalam mengenalkan angka dan bunyi huruf pada siswanya, dengan merakit dan membuatnya sendiri. Ilustrasi gambar dipilih karena bahasa gambar adalah bahasa yng akrab dan kerap disenangi oleh anak-anak, dan gambar merupakan stimulus visual yang dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Dalam Penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif yang berusaha mengamati dan menganalisis ilustrasi gambar yang dibuat oleh Guruguru Taman kanak-Kanak Bina Insan dalam mengenalkan angka dan bunyi huruf pada siswanya, dengan melihat unsur-unsur visual dalam gambar yang meliputi
29
bentuk gambar, warna, garis, ruang dan tekstur. Dalam penelitian ini peneliti membatasi penelitian ilustrasi gambar dengan tidak meninjaunya dari sudut ilmu Desain Komunkasi Visual, dan dalam penelitian inipun peneliti tidak membahas sejauhmana respon dan pengaruh ilustrasi gambar dalam mengenalkan angka dan bunyi huruf pada siswa Taman kanak-kanak Bina Insan. Gambar-gambar yang dibuat oleh guru-guru Taman Kanak-Kanak Bina Insan adalah berupa gambar-gambar sederhana yang tidak terikat pada ilmu desain komunikasi visual, dimana gambar-gambar baik warna, bentuk , garis, ruang dan tekstur disesuaikan pada pemenuhan selera anak-anak dengan melihat benda-benda yang akrab dan terdapat di sekitar lingkungannya. Sedangkan Desain Komunikasi visual melihatnya dari sudut konsep visual Ilmu Desain Komunikasi Visual secara mendalam yakni meliputi sudut demografisnya dan lain-lain. Bagaimana
hubungan
yang
tercipta
antara
UPS
dengan
pelanggannya dalam interaksi via e-mail UPS? Oleh : Trusty Tiarawati Nim : 10080098057 Komunikasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Demikian pula halnya perkembangan teknologi internet dalam menunjang kegiatan komunikasi pemasaran dewasa ini. Dengan menggunakan fasilitas e-mail, komunikasi pemasaran dapat diarahkan berbasis pada pelayanan pelanggan yang lebih bersifat personal, berlangsung cepat, dan efisien. Namun demikian bukan berarti bahwa kecepatan dan efisiensi menyebabkan kegiatan komunikasi menggunakan internet dapat berlangsung tanpa batas. Kenyamanan berinteraksi dan keamanan privacy penggunanya terutama pelanggan perusahaan harus menjadi perhatian utama bagi setiap perusahaan yang online di internet, maupun portal yang memberikan fasilitas free e-mail. Karena tujuan dari komunikasi pemasaran via e-mail ini adalah menciptakan hubungan yang saling menguntungkan dengan penerima pesannya, di mana perusahaan berharap mereka tertarik untuk membeli produk atau menggunakan jasa yang ditawarkan dan keberadaan e-mail ini bagi pelanggan adalah untuk memudahkan interaksi mereka dengan pihak perusahaan setelah mereka membeli produk atau menggunakan jasa perusahaan. Ini merupakan bentuk customer relationship marketing, di mana perusahaan tidak berhenti mengadakan kontak dengan pelanggan setelah mereka melakukan pembelian atau menggunakan jasa perusahaan tetapi berlanjut dengan menjaga hubungan baik dengan mereka dengan memberikan fasilitas yang memudahkan interaksi dengan perusahaan.
30
Oleh karena itu fasilitas e-mail harus ditunjang oleh sistem keamanan dan program interaksi yang baik yang dikerjakan oleh webmaster handal. Tujuan dari penelitian yang penulis lakukan di UPS.com adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan yang saling menguntungkan antara UPS dengan pelanggannya dalam interaksi via e-mail UPS. Untuk mengidentifikasi hal ini penulis melakukan pengamatan pada interaksi yang terjadi via e-mail UPS. Hubungan yang terjadi antara UPS dengan pelanggannya saling menguntungkan adalah ketika pelanggan merasa mudah untuk mengadakan kontak dengan UPS, nyaman dengan keakraban yang dilakukan UPS seperti menyapa mereka dengan namanya di setiap pesan e-mail yang dikirimkan, aman dengan terjaminnya kerahasiaan informasi pribadi mereka dan interaksi yang mereka lakukan dengan UPS via e-mail karena dilengkapi dengan password dan user ID. Sementara keterlambatan penerimaan pesan baik oleh UPS maupun oleh pelanggan dan perbedaan bahasa serta instruksi yang kurang jelas dalam e-mail UPS dapat berdampak pada hubungan yang kurang baik antara UPS dengan pelanggannya. Dari kegiatan komunikasi pemasaran via e-mail yang dilakukan oleh UPS, UPS dapat meningkatkan loyalitas pelanggannya.
No.1 Nama
Penelitian Sebelumnya
Penelitian Terbaru
Achmad Suwardi Rosad.
Tubagus Alfen Rinaldi.
Universitas Islam Bandung. Nim
Universitas Sultan ageng
10080098274. Tahun. 2010
Tirtayasa. Nim 6662073059. Tahun 2013
Judul Penelitian
Bagaimana Estetika (komunikasi) yang digunakan dalam naskah theater universitas islam bandung
Trend Foto Model Di komunitas Fotografi Banten Eksposure
31
Teori
Memakai Teori semiotika
mempelajari karakteristik foto
mempelajari tanda yang terdapat
model yang diminati
pada naskah theater
Metode Penelitian
Pada penelitian ini penulis
Pada penelitian ini penulis
menggunakan metode deskriptif
menggunakan metode
dengan pendekatan kualitatif dan
deskriptif dengan pendekatan
Paradigma positivisme
kualitatif dan Paradigma positivisme
Persamaan
Sama – sama menggunakan teori
Sama – sama menggunakan
semiotika dan menggunakan
teori semiotika dan
metode deskriptif dengan
menggunakan metode
pendekatan kualitatif dan
deskriptif dengan pendekatan
paradigm positivisme
kualitatif dan paradigm positivisme
Perbedaan
Obejek Penelitian adalah
Objek Penelitian adalah
mempelajari estetika berupa
Komunitas Fotografi Banten
naskah theater
Exposure
Kesimpulan estetika dikaitkan dengan pola fotografi model tidak komunikasi yang disusun dengan membuang banyak waktu dan landasan keilmuan dibidang seni menyenangkan mulai dari dapat juga berhubungan dengan konsep. Karakter fotografi ilmu komunikasi, dengan bantuan model yang diminati adalah pengetahuan terhadap aliran dan menampilakan perkembangan bidang kesenian di kecantikan/ketampanan dunia pada berbagai jaman.
seseorang, fashion foto model dengan menampilkan pakaian yang dikenakan model
32
No.2 Nama
Penelitian Sebelumnya
Penelitian Terbaru
Anni yusha. Universitas Islam
Tubagus Alfen Rinaldi.
Bandung. Nim 0516730. Tahun
Universitas Sultan ageng
2010
Tirtayasa. Nim 6662073059. Tahun 2013
Judul Penelitian
Ilustrasi Gambar Dalam
Analisis Trend Foto Model Di
Mengenalkan Angka Dan Bunyi
komunitas Fotografi Banten
Huruf Pada Siswa Taman Kanak-
Exposure
Kanak
Teori
Metode Penelitian
Memakai teori semiotika dalam
mempelajari karakteristik foto
hal menganalisis gambar
model yang diminati
metode deskriptif yang berusaha
Pada penelitian ini penulis
mengamati dan menganalisis
menggunakan metode
ilustrasi gambar yang dibuat oleh
deskriptif dengan pendekatan
Guru-guru Taman kanak-Kanak
kualitatif dan Paradigma
Bina Insan dalam mengenalkan
positivisme
angka dan bunyi huruf pada siswanya Persamaan
Sama – sama menggunakan teori
Sama – sama menggunakan
semiotika dan menggunakan
teori semiotika dan
metode deskriptif dengan
menggunakan metode
pendekatan kualitatif
deskriptif dengan pendekatan kualitatif
33
Perbedaan
Obejek Penelitian adalah
Objek Penelitian foto
mempelajari estetika gambar
Komunitas Fotografi Banten
pada siswa
Exposure
Kesimpulan Estetika termaktub pada dakwah sebagai penyampai etika dan nilai-nilai yang terancang pada kesenian. Naskah Kholdi sendiri secara estetika mempunyai aliran Romantik-Surrealis sedangkan Cihuy mengambil aliran Realisme-Naturalis.
fotografi model tidak membuang banyak waktu dan menyenangkan mulai dari konsep. Karakter fotografi model yang diminati adalah menampilakan kecantikan/ketampanan seseorang, fashion foto model dengan menampilkan pakaian yang dikenakan model
No.3
Penelitian Sebelumnya
Penelitian Terbaru
Nama
Trusty Tiarawati. Universitas
Tubagus Alfen Rinaldi.
Islam Bandung. Nim
Universitas Sultan ageng
10080098057. Tahun 2010
Tirtayasa. Nim 6662073059. Tahun 2013
Judul
Bagaimana hubungan yang
Analisis Trend Foto Model Di
Penelitian
tercipta antara UPS dengan
komunitas Fotografi Banten
pelanggannya dalam interaksi via e-mail UPS?
Exposure
34
Teori
Memakai teori komunikasi massa
mempelajari karakteristik foto model yang diminati
Metode Penelitian
Persamaan
metode deskriptif yang berusaha
Pada penelitian ini penulis
mengamati dan menganalisis
menggunakan metode
tercipta antara UPS dengan
deskriptif dengan pendekatan
pelanggannya dalam interaksi via
kualitatif dan Paradigma
e-mail UPS?
positivisme
menggunakan metode deskriptif
Sama – sama menggunakan
dengan pendekatan kualitatif,
menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif
Perbedaan
Obejek Penelitian adalah
Objek Penelitian foto
mempelajari menganalisis
Komunitas Fotografi Banten
tercipta antara UPS dengan
Eksposure
pelanggannya dalam interaksi via e-mail UPS?
Kesimpulan UPS dengan pelanggannya saling
Karakter fotografi model yang
menguntungkan adalah ketika
diminati adalah menampilakan
pelanggan merasa mudah untuk
kecantikan/ketampanan
mengadakan kontak dengan UPS,
seseorang, fashion foto model
nyaman dengan keakraban yang
dengan menampilkan pakaian
dilakukan UPS seperti menyapa
yang dikenakan model
mereka dengan namanya di setiap pesan e-mail yang dikirimkan.
35
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma menurut bogdan dan Biklen adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berfikir peneliti.23 Capra mendefinisikan Paradigma sebagai konstelasi konsep, nilai-nilai presepsi dan praktek yang dialami bersama oleh masyarakat, yang membentuk visi khusus tentang realitas sebagai dasar tentang cara mengorganisasikan dirinya.24 Penelitian Kualitatif adalah penelitian yang berpegang kepada paradigma penelitian naturalistik yang menempatkan manusia sebagai subyek utama dalam peristiwa social dan budaya. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma post-positivistik. Paradigma post-postovisik berbicara bukan hanya yang terlihat, terasa dan teraba saja tetapi mencoba memahami makna dibalik yang ada. Realitas social menurut paradigma ini adalah suatu gejala yang utuh yang terkait dengan konteks, bersifat kompleks, dinamis dan penuh makna oleh karena itu, mengetahui keberadaannya tidak dalam bentuk eksplorasi untuk
23
Lexy, j. Meleong. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Cetakan ke dua puluh.Hal 47 24
Lexy, j. Meleong. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Cetakan ke dua puluh.Hal 49
36
dapat mendeskripsikan secara utuh paradigma ini cenderung pada penggunaaan kata – kata untuk menafsirkan suatu fenomena/gejala.25 Peneliti menggunakan paradigma post-positivistik peneliti mencari tahu lebih dalam mengenai trend foto model di komunitas fotografi Banten Exposure, dimana. Post-pospostivistik yaitu berbicara bukan hanya yang terlihat, terasa dan teraba saja tetapi mencoba memahami makna dibalik yang ada. Realitas social menurut paradigma ini adalah suatu yang utuh yang terikat dengan konteks, bersifat kompleks, dinamis dan penuh makna oleh karena itu, mengetahui keberadaannya tidak dalam bentuk ukuran akan tetapi dalam bentuk ekspolarasi untuk dapat mendeskripsikannya secara utuh, tetapi bukan hanya menggunakan paradigm post-positivistik saja akan tetapi harus juga menggunakan metode trigulasi yaitu bermacam – macam metode, sumber data, penetliti dan teori Metode kualitatif
berdasarkan paradigma post positivisme yang tidak
menerima adanya hanya satu kebenaran seperti pada pandangan positivisme. kebenaran lebih kompleks daripada yang diduga, pengalaman manusia begitu kompleks sehingga tidak dapat diikat oleh suatu teori tertentu.26 3.2 Metode Penelitian Pada penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami dari subyek penelitian 25
Satori, Djam’an 7 Komariah, Aan 2009. Metedelogi penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta. Hal 12. 26
Ibid, hal 37
37
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan sebagainya. Secara holistic dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan metode ilmiah. Menurut Bogdan, penelitian ini akan diketahui apabila kita memasuki obyek dengan cara membaca berbagai informasi tertulis, gambar-gambar, berfikir, melihat obyek dan aktivitas orang yang ada disekelilingnya, melakukan wawancara dan sebagainya.27 metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat di amati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). Metode deskriptif bertujuan mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dan perspektif partisipan. Pemahaman tersebut tidak ditentukkan terlebih dahulu tetapi diperoleh setelah melakukan analisis terhadap kenyataan terlebih dahulu menjadi fokus penelitian, dan kemudian ditarik suatu kesimpulan berupa pemahaman umum tentang kenyataan-kenyataan tersebut” Ciri khas dari metode ini ialah dalam penekanannya pada saat proses, yang berarti proses bagaimana melihat sebuah fakta, realita, gejala dan peristiwa itu terjadi dan dialami. Secara khusus tentang bagaimana peneliti terlibat di dalamnya dan menjalin relasi dengan orang lain,28 Pendekatan kualitatif mengandalkan manusia sebagai alat penelitian. Penelitian ini memanfaatkan metode kualitatif deskriptif tentang fenomena tertentu, mengandalkan analisis
27
Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung, 2009) Hal 19
28
Prof. Dr. Conny R. Semiawan, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta, 2005) Hal 60
38
data secara induktif, mengarahkan penelitian pada usaha menemukan teori dasar. Dengan kata lain penelitian yang bersifat deskriptif lebih mementingkan proses daripada hasil, membatasi studi dengan fokus dan hasil penelitian yang disepakati oleh kedua belah pihak yakni peneliti dan subyek penelitian. Menurut rahmat kriyantono dalam buku riset komunikasi riset kualintatif adalah riset yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat di generalisasikan. Dengan demikian tidak terlalu mementingkan kedalam data atau analisis. Priset lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga data sehingga data atau hasil riset di anggap merupakan represntasi dari seluruh populasi.29 Dalam riset kualintatif, priset di tuntut bersikap objektif dan memisahkan diri dari data, artinya priset tidak boleh membuat batasan konsep maupun alat ukur sekehendaknya hatinya sendiri. Semuanya harus objektif dengan diuji dahulu apakah batasan konsep dan alat ukurnya sudah memenuhi prinsip reliabilitas dan validilitas. Dengan kata lain, periset berusaha membatasi konsep atau variabel yang diteliti dengan mengarahkan riset dalam setting yang terkontrol, lebih sistimatik dan terstruktur dalam sebuah disain riset. Desain riset ini sudah harus ditentukan sebelum riset dimulai. Karena itu priset harus menjaga sifat objektifnya maka dalam analisis datanyapun, priset tidak boleh mengikut sertakan analisis interpretasi yang bersifat subjektif. Karena itu, digunakan uji statistik untuk menganilisis data. Secara umum riset kualintatif mempunyai ciri-ciri : 29
Rachmat Kriyanto, S.sos., M.si, teknik praktis riset komunikasi (Jakarta, 2010) hal, 55
39
a.
Hubungan riset dengan subjek : jauh. Priset menganggap bahwa realitas terpisah dan ada diluar dirinya, karena itu harus ada jarak supaya objektif. Alat ukurnya harus dijaga keobjektifannya
b.
Riset bertujuan untuk menguji teori atau hipotesis, mendukung atau menolak teori. Data hanya sebagai sarana konfirmasi teori atau teori dibuktikan dengan data. Bila dalam analisis ditemukan penolakan terhadap hipotesis atau teori. Biasanya priset tidak langsung menolak hipotesis dan teori tersebut melainkan meneliti dulu apakah ada kesalahan dalam teknik samplingnya atau difinisi konsepnya kurang oprasional, sehingga menghasilkan instrumen (kuesioner) yang kurang valid
c.
Riset harus dapat digeneralisasikan, karena itu menuntut sampel yang representatif dari seluruh populasi, oprasionalisasi konsep serta alat ukur yang valid dan realiabel.
d.
Prosedur riset nasional-empiris, artinya riset berangkat dari konsep-konsep atau teori-teori yang melandasinya. Konsep atau teori inilah yang akan dibuktikan dengan data yang dikumpulkan dilapangan.30 Riset kualintatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-
dalamnya riset ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling bahkan populasi atau samplingnya sangat terbatas. Jika data yang terkumpul sudah mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling lainnya disni yang lebih ditekankan adalah persoalan kedalaman (kualitas) data banyaknya (kuantitas) data. 30
Ibid, hal 56
40
Priset adalah bagian intergral dari data, artinya priset ikut aktif dalam menentukan jenis data yang diinginkan. Dengan demikian, priset menjadi instrumen riset yang harus terjun langsung dilapangan. Karena itu riset ini bersifat subjektif dan hasilnya lebih kuaistik bukan digeneralisasikan. Desain riset dapat dibuat bersamaan atau sesudah riset. Bahkan untuk riset ekspolratif (graunded), priset sama sekali tidak mempunyai konsep awal tentang apa yang diteliti, sehingga tentu saja tidak mempunyai disain riset. Dengan tidak mendisain, dimaksudkan agar periset melakukan riset dalam setting yang alamiah dan membiarkan peristiwa yang diteliti mengalir secara normal tanapa mengontrol variabel yang diteliti.31 Secara umum, riset yang menggunakan metedologi kualitatif mempunyai ciri-ciri:
Intensif partisipasi periset dalam waktu lama pada setting lapangan, periset
adalah instrumen pokok riset .
Perekaman yang snagat hati-hati terhadap apa yang terjadi dengan catatan-
catatan dilapangan dan tipe-tipe lain dari bukti-bukti dokumenter.
Analisis data lapangan.
Melaporkan hasil termasuk deskripsi detail, quotes (kutipan-kutipan) dan
komentar-komentar.
Tidak ada realitas yang tunggal, setiap periset mengkreasi realitas sebagai
bagian dari proses risetnya. Realitas dipandang sebagai dinamis dan konstruksi sosial. 31
Ibid hal 57
41
Subjektif dan berada hanya dalam refrensi periset. Periset sebagai sarana
penggalian interpretasi data.
Subjektif dan berada hanya dalam refrensi periset sebagai sarana
penggalian interpretasi data.
Subjektif dan berada hanya dalam refrensi periset. Periset sebagai sarana
penggalian interpretasi data.
Realitas adalah holistik dan dapat dipilah-pilah .
Lebih pada kedalaman (depth) dari pada keluasan (breadeth)
Prosedur riset : empiris-rasional dan tidak berstruktur.
Hubungan antara teori, konsep dan data : data memunculkan atau
membentuk teori baru32 metode kualintatif, dikenal dikenal metode beberapa riset, anatara lain : a.
Metode Suvei Survei adalah metode dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen
pengumpulan data. Tujuannya adalah untuk memperoleh informasi tentang responden yang di anggap mewakili populasi tertent, dalam proses pengumpulan dan analisis sosial bersifat sangat berstruktur dan mendetail melalui kuesionersebagai instrumen utama untuk mendapakan informasi dari sejumlah responded yang di asumsikan mewakili populasi secara spesifik. Karena itu penggunaan teknik sampling yang benar sangat menentukan kualitas riset. Contoh : riset tentang mahasiswa terhadap acara telivisi, dari populasi mahasiswa
32
Ibid., hal. 59
42
diambil beberapa mahasiswa yang terpilih sebagai responden, kemudian mereka diberikan kuesioner tentang acara apa saja yang mereka pilih. Secara umum metode survai terdiri dari 2 jenis, yaitu deskriptif dan eksplanatif (analitik). Pengembangan ini bedasarkan pada tataran atau acara priset mengalisis data yang telah dikumpulkan dan survai memungkinkan menggunakan wawancara sebagai instrumen riset disamping kuesioner. Tujuannya adalah untuk memperdalam analisis dan interpretasi data. Namun wawancara pada survai ini bukan wawancara pada survai digunakan sebatas unutk mengembangkan kuesioner yang diisi responden, wawancara terstruktur, dimana yang susunan pertanyaan sudah disiapkan dan pilihan-pilihan jawaban yang sudah disediakan.33 Metode deskriptif adalah sebuah metode yang lebih mengutamakan pada pencarian teori, bukan menguji teori. Metode deskriptif bertujuan mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dan perspektif partisipan. Pemahaman tersebut tidak ditentukkan terlebih dahulu tetapi diperoleh setelah melakukan analisis terhadap kenyataan terlebih dahulu menjadi fokus penelitian, dan kemudian ditarik suatu kesimpulan berupa pemahaman umum tentang kenyataan-kenyataan tersebut, Ciri khas dari metode ini ialah dalam penekanannya pada saat proses, yang berarti proses bagaimana melihat sebuah fakta, realita, gejala dan peristiwa itu terjadi dan dialami. Secara khusus tentang bagaimana peneliti terlibat di dalamnya dan menjalin relasi dengan orang lain. Dalam uji pemerikasaan kepastian, teknik yang digunakan sama dengan uji 33
Ibid., hal. 62.
43
ketergantungan. Namun lebih mengenai objektifitas penelitian yaitu manusia sendiri, tahap kesepakatan formal dan keabsahan data juga digunakan pada uji.
3.3 Instrumen Penelitian Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus divalidasi seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obyek penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya. Yang melakukan validasi adalah peneliti sendiri, melalui evaluasi diri seberapa jauh pemahaman terhadap metode kualitatif, penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang yang diteliti, serta kesiapan dan bekal memasuki lapangan. 3.4 Teknik Pengolahan dan analisis data data kualitatif adalah data yang terbentuk kata-kata, kalimat-kalimat, narasi-narasi. Data ini berhubungan dengan kategorisasi, karekteristik berwujud pertanyaan atau kata-kata, misalnya, “wanita itu cantik, pria itu tampan, harga minyak turun. Harga dollar naik, “ada banyak mahasiswa jogja menggunakan sepedah sebagai alat transportasi ke tempat kuliah” ; “saya berpa sangat sering
44
lupa mencatat kegiatan sehari-hari secara teratur”. “beberapa kali pembulu tangkis rudi menjuarai all england”. Seringkali data kualintatif ini bersifat subjektif, sebab data itu ditafsirkan oleh orang yang berbeda.34 Berdasarkan metode kualintatif dikenal beberapa metode riset : anatara lain focus grup discussion, wawancara mendalam, studi kasus dan observasi. Selain terdapat juga metode analisis isi kualintatif framing, semiotika maupun analisis wacana. a) Metode Focus Grup Discussion Focus grup Discussion atau FGD (kelompok diskusi terfokal) adalah metode riset dimana periset memilih orang-orang yang di anggap mewakili sejumlah publik atau populasi yang berbeda. Misalnya, seorang public relation (PR) unversitas ingin mengetahui kebijakan baru universitas. PR bisa memilih orang-orang yang dianggap mewakili dosen, staf administrasi, mahasiswa, alumni, orang tua, dan lainnya. Mereka semua dikumpulkan dalam sebuah ruang diskusi yang dipimpin oleh seorang mederator. Di forum diskusi inilah moderator mengeksplorasi opini dan pandangan-pandangan responden tentang kebijakan unversitas. FGD memungkinkan periset mendapatkan data yang lengkap dari responden yang biasanya dijadikan landasan suatu program (pilot study). Pelaksanaan FGD juga relatif cepat, yang terlama adalah waktu rekrutmen responden. FGD memungkinkan periset lebih fleksibel dalam menentukan dan mendisain pertanyaan, sehingga bebas bertanya reponden sesuai riset, namun 34
Riduwan, sekala pengukuran variable-variabel penelitian, (bandung 2002) hal 5
45
FGD relatif membutuhkan baiaya yang cukup besar kepada responden sesuai dengan tujuan riset. Bahkan dalam beberapa kasus, para responden mendapat selain konsumsi juga uang lelas karena mekukan diskusi . penjelasan tentang prosedur pengumpulan data dalam FGD. 3.4.1 Observasi Menurut Nasution menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.
Data itu
dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat diobsrvasi dengan jelas. Untuk memudahkan pemahaman tentang bermacam-macam observasi dapat dibagi menjadi 3, yaitu: A. Observasi Partisipatif Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakansuka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang Nampak. B. Observasi terus terang tak berstruktur
46
Dalam hal ini, peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data , bahwa ia sedang melakukan penelitian . jadi mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan. Kemungkinan kalau dilakukan dengan terus terang, maka peneliti tidak akan diijinkan untuk melakukan observasi. C. Observasi tak berstruktur Observasi dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan tidak berstruktur, karena fokus penelitian belum jelas. Fokus observasi akan berkembang selama kegiatan observasi berlangsung. Kalau masalah penelitian sudah jelas seperti penelitian kuantitatif, maka observasi dapat dilakukan secara berstruktur dengan menggunakan pedoman obesrvasi. Observasi tidak berstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan. Pembahasan tentang metode observasi secara detail disampaikan saat membahas pengumpulan data. Di sini akan disampaikan sekilas saja. Metode observasi adalah periset mengamati langsung objek yang diteliti. Ada dua jenis
47
observasi ; pertama observasi pertisapan, yaitu priset ikut berpartisipan menjadi anggota yang diteliti. Misalnya, periset yang meniliti pola interaksi pekerja seks komersial (PSK) terjun langsung di lapangan menyamar sebagai PSK atau pelanggan, kedua, observasi nonpartispan yaitu observasi dimana periset tidak memosisikan dirinya sebagai anggota yang diteliti. Dikenal pula observasi partisipan –membership artinya periset adalah anggota dari kelompok yang diteliti. Misalnya seorang wartawan meneliti pola interaksi dalam proses manajemen media tempat wartawan tadi bekerja. metode riset yang menggunakan berbagai sumber data (sebanyak mungkin data) yang bisa digunakan untuk meneliti, menguraikan, dan menjelaskan secara komprehensif berbagai aspek individu, kelompok, suatu program, organisasi atau peristiwa secara sistematis. Menelaaah berbagai sumber data ini membutuhkan berbagai sumber data ini membutuhkan berbagai macam instrumen pengumpulan data. Karena itu periset dapat menggunakan wawancara mendalam, observasi partisipan, dokumntasi-dokumentasi, kuesioner(hasil survei), rekaman, bukti-bukti fisik dan lainnya.35 Secara umum studi kasus merupakan strategi ang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan how atau why, bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki, dan bilamana fokus penelitiannyaa terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) didalam konteks kehidupan nyata. Selain itu, penelitian studi kasus dapat dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu studi kasus eksplanatoris, eksploratoris 35
Rachmat Kriyanto, S.sos., M.si, teknik praktis riset komunikasi (Jakarta, 2010) hal, 65
48
dan deskriptif. Dalam penggunaannya, peneliti studi kasus perlu memusatkan perhatian pada aspek pendesainan dan penyelenggaraannya agar lebih mampu menghadapi kritik-kritik tradisioanal tertentu terhadap metode/ tipe pilihannya.36 kepastian ini. Maka dari itu hasil penelitian dapat dikatakan objektif apabila telah disepakati banyak orang.37 3.4.2 Metode Wawancara Mendalam (Depth interview) metode wawancara mendalam adalah metode riset dimana periset melakukan kegiatan wawancara tatap muka secara mendalam dan terus menerus (lebih dari satu kali) untuk menggali informasi dari responden. Karena itu, responden juga informan. Karena wawancara dilakukan lebih dari sekali maka disebut juga “intensive interview”. Biasanya metode ini menggunakan sampel yang terbatas, jika periset merasa data yang dibutuhkan sudah cukup maka tidak perlu mencari sampel (responden) yang lain. Metode ini memungkinkan periset untuk mendapatkan alasan detail dari jawaban responden yang antara lain mencakup
opininya,
motivasinya,
nilai-nilai
ataupun
pengalaman-
pengalamannya. Dalam pelaksanaannya, metode wawancara mendalam ini membutuhkan waktu yang cukup lama agar diperoleh hasil wawancara yang mendalam. Bahkan tidak jarang digabung dengan metode observasi partisipan. Wawancara mendalam dan observasi ini merupakan wujud pendekatan
36
37
Prof. Dr. Robert K. Yin, Studi kasus (Jakarta, 2002) Hal 1
Tri Nugroho, Penerapan Cut To Cut Dalam Pengambilan Visual Juru Kamera Pada Tahap Produksi Program Berita Banten 7 di Banten TV (skripsi sarjana Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Persada Indonesia Y.A.I, 2011) Hal 35
49
kontruktivis, yaitu menganggap bahwa realitas ada dalam pikiran subjek yang diteliti. 3.4.3 Dokumentasi Dokumentasi adalah instrumen pengumpulan data yang sering digunakan dalam berbagai metode pengumpulan data. Metode dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental. Dokumentasi yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, cerita, biografi, peraturan, kebijakan dan masih banyak jenisnya.
Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar
hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berup gambar, patung, film dan lain-lain. Metode dokumentasi juga berarti mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya. Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi, dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Teknik ini dipergunakan sebagai penguat dalam memecahkan persoalan yang diteliti. 3.4.4 Triangulasi Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data
yang bersifat menggabungkan dari berbagai
teknik
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan
50
data yang sekaligus menguji kredibiltas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data. Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. Hal ini dapat digambarkan dibawah ini:
Observasi Partisaptif
Wawancara mendalam
Sumber Data Sama
Dokumentasi
Gambar 3.2. Triangulasi “teknik” pengumpulan data (bermacam-macam cara pada sumber yang sama)
B
Wawancara
A
C
51
Gambar 3.3. Triangulasi “sumber” pengumpulan data. (satu teknik pengumpulan data pada bermacam-macam sumber data A, B, C)
Dalam hal triangulasi, Susan Stainback dalam buku Prof. Dr. sugiyono (1988) menyatakan bahwa “the aim is not to determine the truth about social phenomenon, rather the purpose of triangulation is to increase one’s understanding of what ever is being insvestigated”. Tujuan dari triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang bebebrap fenomena, tetapi lebih pada peningkatan peneliti terhadap apa yang telah ditemukan. Tujuan penelitian kualitatif memang bukan semata-mata mencari kebenaran, tetapi lebih pada pemahaman subyek terhadap dunia sekitarnya. Dalam memahami dunia sekitarnya, mungkin apa yang dikemukakan informan salah, karena tidak sesuai dengan teori, tidak sesuai dengan hukum. Selanjutnya Mathinson mengemukakan bahwa “the value of triangulation lies in providing ecidance – whether convergent, inconsistent, or contaracdictory”. Nilai dari teknik pengumpulan data dengna triangulasi adalah untuk mengetahui data yang diperoleh convergent (meluas), tidak konsisiten atau kontrakdiksi. Oleh Karena itu dengan menggunakan teknik triangulasi dalam pengumpulan data, maka data yang diperoleh akan lebih konsisiten, tuntas dan
52
pasti. Dan dapat disimpulkan dengan triangulasi akan lebih meningkatkan kekuatan data, bila dibandingkan dengan satu pendekatan.38 3.4 Teknik Pengolahan Dan Analisis Data Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Kalau dalam penelitian kuantitatif penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk table, grafik, phie chard, pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. Dalam kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan anta kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman (1984) menyatakan “ the most frequent from of display data for qualitative research data in the past has been narrative text” yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.39 Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. “looking at display help us to understand what is happening and to do some thing further analysis or caution on that understanding” Miles and Huberman (1984). Selanjutnya disarankan, dalam melakukan display data, selain dengan teks yang naratif, juga dapat berupa, grafik, matrik, network 38
Prof. Dr. Sugiyono, Op. Cit., Hal 224-242
39
Ibid hal 249
53
(jejaring kerja) dan chart. Untuk mengecek apakah peneliti telah memahami apa yang didisplaykan, maka perlu dijawab pertanyaan berikut. Apakah anada tahu, apa isi yang didisplaykan?40 3.5 lokasi Dan Jadwal Penelitian
Bulan/Minggu dan Kegiatan 1. Pra Penelitian 2. Penulisan BAB I 3. Penulisan BAB II 4. Penulisan BAB III 4 Outline 5. Penyusunan Daftar Pertanyaan dan Wawancara 6. Penulisan BAB IV dan BAB V
7. Persiapan Sidang
40
Ibid
1
MARET 2 3 4
1
APRIL 2 3 4
1
MEI 2 3
4
1
JUNI 2 3
4
SEPTEMBER 1 2 3 4
1
OKTOBER 2 3 4
54
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap komunitas Fotografi yaitu Banten Exposure, Banten Exposure adalah salah satu komunitas terbesar dan pertama yang ada di provinsi banten, fisi Misi Komunitas Fotografi Banten Exposure adalah ingin memperkenalkan dunia fotografi kepada masyarakat awam sekaligus ingin menjadi wadah atau tempat berkumpulnya serta berbagi informasi mengenai fotografi untuk para penghobi foto yang berada di area Banten. Selain itu,sejak berdiri tahun 2008, Banten Exposure ini pun mempunyai harapan agar menjadi komunitas fotografi yang dapat menaungi aspirasi penghobi dari kalangan manapun. Banten Exposure berharap bisa membantu anggota dan penghobi fotografi untuk bisa mempublikasikan karya-karya foto mereka agar bisa diapresiasi khususnya oleh penghobi fotografi dan masyarakat Banten sekitarya. Spesialisasi yang diminati anggota komunitas Banten Exposure termasuk beragam. Mulai dari landscape, stil life and wildlife, potret, interior atau fashion. Latar belakang profesi dan pendidikan anggota pun beragam. Mulai dari mahasiswa, pegawai swasta, sampai dari kalangan pendidikan dan masyarakat umum. Jumlah anggota resmi komunitas Banten Exposur seperti dipaparkan slah seorang pendiri Banten Ekposure, Hendra Bowo, adalah 180 orang, sementara anggota grup Banten Ekposure di facebook Banten Exposure Photographer
55
Community, sampai saat ini mencapai 751 orang.
41
. Dengan semakin
meningkatnya animo msyarakat terhadap dunai fotografi, bukan tidak mungkin jumlah anggota komunitas Banten Exposure akan semakin berkembang dan terus bertambah banyak. dari banyak kategori foto mengapa kebanyakaan fotografer lebih menggemari foto model ? dan foto model seperti apa yang di minati member komunitas Banten Eksposure ? 1. Mengapa komunitas Fotografi Banten Exposure lebih banyak menyukai foto model ? 2. Bagaimana karakter foto model yang diminati di komunitas fotografi Banten Exposure ? 3. Bagaimana peran web fotografi terhadap kepeminatan foto model di komunitas fotografi Banten Exposure ? Untuk menjawab menjawab ketiga tujuan penelitian tersebut, penulis melakukan pengumpulan data dengan teknik
triangulasi.
Dalam teknik
pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Dalam penelitian ini ini sendiri, penulis memperoleh data melalui observasi, dokumentasi dan wawancara. Observasi dilakukan penulis dengan mengamati langsung aktivitas di Banten Exposure. Dokumentasi dilakukan penulis dengan cara mempelajari dan mengkaji
41
Wawancara dengan Hendra Bowo tanggal 5 juli
56
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian. Sementara wawancara dilakukan terhadap tujuh orang informan atau nara sumber yaitu : 1. Hendra Bowo, pendiri dan Ketua Harian Banten Exposure 2. Trimedi Kusuma, bendahara Banten Exposure 3. Jevri Suharyadi, Sekertaris Banten Exposure 4. Wicaksono Batak Agung, Ketua devisi foto Model 5. Terry febrianto, anggota 6. Rengga marantika, anggota 7. Alfa aldino, anggota Kepada tujuh orang informan, penulis mengajukan sejumlah pertanyaan yang mengacu kepada tujuan penelitian. Berikut daftar pertanyaan yang penulis ajukan kepada ke Tujuh orang informan.
4.2 Analisis Penelitian 4.2.1 Mengapa komunitas Fotografi Banten Exposure lebih banyak menyukai foto model foto model merupakan jenis fotografi yang sangat diminati oleh penghobi fotografi saat ini pengertian foto model adalah orang yang menjadi objek dalam sebuah foto menampilkan ekspresi, pakaian, gestur atau gerakan tubuh. hampir sama teknik dasarnya dengan memotret obyek lainnya, hanya memiliki perbedaan
57
khusus. Perbedaannya adalah pada obyek yang kita foto, yaitu ‘manusia’ baik itu lelaki ataupun wanita, kecil dewasa maupun tua.42 Foto model mengacu pada keindahan, keanggunan, dan beberapa atribut kemenarikan pada manusia, Ada banyak banyak harus dikuasi dalam memotret model. Disamping urusan teknis fotografis, seperti pencahayaan seperti pencahayaan dan pemilihan titik api dan diagframa yang tepat. seorang fotografer model juga harus menguasi sedikit tentang muke-up koreksi tata busana, paling tidak keserasian warna, serta keluwesan dalam berhubungan dan seni berkomunikasi dengan model, penting untuk seorang fotografer membangun hubungan komunikasi dengan model sehingga dapat menyampaikan ide-ide dan instruksi yang langsung bisa dimengerti oleh si model, dengan demikian akan mampu menghasilkan foto yang paling sesuai dengan keiinginan fotografer dan sekaligus memuaskan si model, seorang fotografer model.43 Trend foto model memang sedang di gemari terlebih memotret wanita cantik dan sexy yang berpose saat ini mendominasi perkembangan fotografi di indonesia. Ketua Banten Exposure Hendra Bowo menuturkan “kenyataannya saat orang belajar momotret paling mudah ditemui adalah manusia, kita bisa belajar bekerjasama, mengarahkan, berkomunikasi
42
Deniek G. Sukarya, Kiat Sukses Deniek G. Sukarya (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2009) hal 96 43
Ibid., hal. 38.
58
dengan sesama dengan foto model kita bisa berkembang ke kategori foto lain atau kearah komersil seperti prweding atau weding” Bisa dilihat kurangnya minat komunitas fotografi banten exsposure terhadap kategori foto lain, komunitas fotografi banten eksposure lebih banyak membuat acara workshop yang lebih banyak bertemakan foto model, dan ivent hunting bareng bertemakan foto model barulah banyak yang mendukung dan membanjiri ivent tersebut. Trimedi kusuma menjabat sebagai bendahara umum Banten Eksposure menjelaskan mengapa dirinya menyukai foto model. “Karna saya bukan orang penyabar foto adalah bentuk lain dari saya bercerita jadi saya menyukai foto model karna saya bisa membuat konsep praproduksi sampai akhirnya menjadi sebuah foto konsep foto model yang saya inginkan. Manusia dan modeling adalah salah satu bentuk grafis yang saya minati”
Namun sedikit berbeda dengan alfa aldino yang menjabat sebagai anggota dari divisi foto model itu sendiri banyaknya minat anggota di banten Exposure menurut saya adalah karna memang waktu yang belum ada kesempatan untuk jalan – jalan atau keluar jadi banyak dari teman teman dan saya memilih foto model karna memang simple kita mengonsep lalu memotret. Sementara jevri, rengga dan terry menjawab hampir sama yakni alasan yang paling utama memotret foto model dan banyaknya member banten eksposure memotret foto model adalah karna foto model kita bisa menampilkan sisi keindahan paras tubuh model dan fashion model tersebut.
59
.4.2.2 Untuk mengetahui karakter foto model yang diminati di komunitas Banten Exposure Trend terhadap foto model juga terlihat dari banyaknya komunitas yang mengkhususkan diri di bidang foto model, salah satunya adalah komunitas yang baru didirikan awal tahun 2012 di kota serang yaitu komunitas banten fashion, komunitas banten fashion adalah komunitas yang mengkhususkan diri anggotanya adalah penghobi foto model, tidak tanggung-tanggung komunitas yang terhitung baru ini sudah beranggotakan 234 fotografer di grup facebook komunitas banten fashion, salah satu kegiatan yang di adakan komunitas banten fashion adalah hunting bersama salah satunya adalah, hunting hijab dan buka bersama yang di adakan 5 agustus 2012 di ratu hotel bidakara, ivent ini di hadiri oleh 55 fotografer dari dalam dan luar kota serang, dalam hunting bersama ini kurang lebih panitia komunitas banten fashion menghadirkan 16 model hijab dari dan luar kota sebagai daya tarik ivent.44 Kategori foto model adalah yang paling di gemari saat ini, bisa dilihat beberapa situs – situs fotografi di Indonesia salah satunya situs terbesar di asia tenggara seperti fotografer.net kategori paling banyak di upload di situs itu adalah foto dengan kategori model dengan angka upload foto model 4176 foto, arsitektur 1102 foto, olahraga 2309 foto, fashion 897 foto, makro 2391, satwa, 1800 foto, dan fotojurnalistik adalah 579 foto.45
44
http://www.facebook.com/groups/bantenfashion/?ref=ts&fref=ts (akses 2 oktober 2012)
45
http://www.fotografer.net/galeri/galeri.thumbnail.php?k=17 ( akses 2 oktober 2012 )
60
Banyak sekali jenis – jenis dari foto model contohnya adalah beuty menampilakan kecantikan/ketampanan sesorang, fashion menampilkan pakaian yang dikenakan si model mood menampilkan sisi emosional sedih senang si model. Dari banyaknya peminat foto model banyak di antara pengurus banten eksposure memiliki perbedaan dalam hal karakter foto model yang diminati diantaranya adalah ketua dari banten eksposure sendiri, Hendra Cahya Bowo menuturkan “foto model yang saya minati adalah foto model yang mempunyai mood jiwa dari foto itu sendiri, entah bahagia atau sedih yang melihatnya bisa merasakan bukan hanya sekedar teknis saja” Sementara itu Terry febrianto menuturkan karakter foto model yang diminatinya “Foto model fashion karna dengan fotografi model fashion, saya merasa tertantang tidak hanya paras si model tapi bagaimana menonjolkan pakaian yang dipakai si model tersebut pass menjadi satu kesatuan bentuk grafis yang menarik enak dilihat unik dan bagus” Alfa aldino, trimedi kusuma, wicaksono batak sependapat dengan terry febrianto foto model fashion lebih menantang sehingga mereka menyukai kategori foto tersebut, menurut rengga marantika berpendapat karakter foto model apapun yang intinya adalah foto model yang bagus menurutnya konsep dengan si model tersebut pass sehingga enak untuk dilihat dan bagus.
61
4.2.3 Untuk mengetahui bagaimana peran web fotografi terhadap minat foto model di komunitas Banten Exposure Dunia fotografi sangat erat dengan media massa, maka saat ini dunia fotografi sangat terbantu dengan adanya media massa. Dengan adanya media massa berfungsi untuk menyampaikan pesan dalam hal ini adalah menyampaikan foto terhadap khalayak banyak. Menurut pemikiran McLuhan yang paling terkenal sekaligus yang paling banyak menimbulkan perdebatan mengenai maknanya adalah ungkapan yang menyebutkan bahwa media adalah pesan (the medium is the message). 46
Melalui ungkapan ini, McLuhan ingin menyatakan bahwa pesan yang disampaikan media tidaklah lebih penting dari media atau saluran komunikasi yang digunakan pesan untuk sampai kepada penerimanya. Dengan kata lain, ia ingin menjelaskan bahwa media atau saluran komunikasi memiliki kekuatan dan memberikan pengaruhnya kepada masyarakat, dan bukan isi pesannya. Media publikasi karya fotografi bisa berupa media massa baik cetak, maupun elektronik, media buku dan benda cetakan lainnya seperti brosur, catalog atau leaflet, media pameran, sampai ke penggunaan media internet. Khusus untuk media internet, dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan perkembangan teknologi internet, penggunaan media internet sebagai media publikasi memang makin meningkat. Publikasi melalui internet bisa dilakukan melalui website atau jejaring sosial yang semakin amrak penggunaannya akhir-akhir ini, seperti jejaring 46
Morissan, M.A., Dr. Andy Corry Wardhani, M.Si., Dr. Farid Hamid U., M.Si. Teori Komunikasi Massa (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010) Hal 39
62
sosial facebook. Untuk Banten Exposure, media publikasi yang sudah digunakan, masih terbatas media internet lewat facebook, Banyak sekali website fotografi saat bermunculan seperti 1x.com, 500px.com, faneartportugal.com, dan yang terbesar di asia tenggara adalah website fotografi fotografer.net yang dikelola oleh orang Indonesia sendiri ini namun apakah website fotografi itu berpengaruh terhadap kepeminatan foto model sendiri ? jevri suharyadi menuturkan “website fotografi sangat berpengaruh sekali dalam kepeminatan foto saya terutama foto model karna website fotografi saat ini adalah cara termudah bagi kita semua penghobi fotografi untuk belajar bagaimana membuat foto model yang baik dan gratis tentunya” hal serupa disampaikan oleh rengga marantika dan alfa aldino keduanya yang sejak 2010 menjadi anggota banten eksposure dan pernah menjabat sebagai ketua devisi fotomodel banten eksposure bahwa website fotografi sangat membantu terhadap kepeminatan foto mereka dan sangat berpengaruh, terry febrianto turut menuturkan. “website fotografi sangat berpengaruh terhadap kepeminatan foto saya yakni foto model, dengan adanya website fotografi bisa menjadikan refrensi foto melihat foto – foto senior di fotografi bisa dijadikan motifasi untuk membuat foto lebih baik lagi.” Namun berbeda dengan wicaksono batak agung, batak menuturkan bahwa website fotografi tidak banyak berpengaruh terhadap kepminatan saya terhadap foto model, saya lebih terpengaruh terhadap sesosok orang secara langsung website fotografi hanya sebagai refrensi semata. Namun dari semuanya memiliki
63
persamaan bahwa website fotografi saat ini yang memilki kualitas baik adalah 1x.com terry febrianto menuturkan 1x.com. bagus sekali karna pada dasarnya orang luar negri lebih menghargai foto dan mengapresiasi foto yang kita upload sehingga kita bisa belajar banyak disana tentang foto model itu sendiri. Maka secara tidak langsung menjadi salah satu membawa saya untuk meminati foto model.
64
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada Bab IV, penulis menyimpulkan beberapa hal dalam penelitian ini : 1.
Fotografi model lebih banyak diminati di komunitas Banten Exposure adalah karena fotografi model tidak membuang banyak waktu dan menyenangkan mulai dari konsep, pemilihan model, pakaian muke up hingga lighting dan lokasi pemotretan. dan kebanyakan dari anggota Banten Exposure mengngeluti foto model sebagai media belajar untuk ke komersil foto.
2.
Karakter fotografi model yang diminati di Banten Exposure adalah menampilakan kecantikan/ketampanan seseorang, fashion foto model dengan menampilkan pakaian yang dikenakan model, dan mood foto model yang menampilkan sisi emosional model.
3. Website fotografi sangat berpengaruh terhadap kepeminatan fotografi model di komunitas Banten Exposure, menjadi sumber inspirasi bagi banyak anggota Banten Eksposure, dengan adanya website fotografi menjadikan refrensi dan sarana pembelajaran fotografi model.
65
5.2. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menyampaikan sejumlah saran sebagai berikut : 1. Komunitas Banten Exposure meningkatkan kegiatan edukasi terhadap anggota Banten Eksposure, misalnya seminar atau sharing foto namun yang berkategori diluar dari foto model misalnya fotografi landscape, fotografi jurnalistik atau fotografi macro dan alam liar, agar menjadikan komunitas fotografi banten eksposure lebih beragam dalam kepeminatan foto. 2. Komunitas Banten Exposure meningkatkan kegiatan publikasi, seperti pameran fotografi model bertujuan untuk mempromosikan komunitas fotografi Banten Eksposure ke khalayak banyak, dan membuat majalah bulanan tentang foto model baik cetak maupun majalah online, dengan banyaknya peminat fotografi dan karakter foto model yang berbeda akan menjadi nilai yang sangat positif. 3. Komunitas Banten Exposure meningkatkan profesionalisme pelayanan terhadap anggotanya, dengan membuat website fotografi sendiri yang bertujuan untuk memudahkan kepada para anggota banten eksposure untuk saling belajar dan bertukar ilmu tentang fotografi model.
Daftar Pustaka
Ardianto, Elvinaro dan Q-Anees, Bambang. Filsafat Ilmu Komunikasi. Simbiosa Rekatama Media. Bandung: 2009 Effendy Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003. Fisher Aubrey. Perspectives on Human Communication. Soejono Trimo Bandung: Remadja Karya, 1986. Fiske Jhon, Intrudaction to communication Studies 2ns edition, Routlege : 1990. Hendra Bowo Cahyo. Sejarah Banten Exposure, Cilegon: 2008. Kriyanto Rachmat. teknik praktis riset komunikasi, Jakarta: 2010. Morissan, Dr. Andy Corry Wardhani, M.Si., Dr. Farid Hamid U., M.Si. Teori Komunikasi Massa Bogor: Ghalia Indonesia, 2010. Neumen n Henri, Jean Vanier, komunitas Jakarta: 2010. Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. bandung: alfabeta, Bandung, 2002 Sugiarto Antok. paparazzi memahami fotografi wartawan. Jakarta : PT. Gramedia pustaka Utaama, 2005. Sukarya Deniek G. Kiat Sukses Deniek G. Sukarya. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2009. Suprapto Tommy. Pengantar Teori Dan manajemen Komunikasi Yogyakarta, 2009. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, dan R&D. Bandung : 2009. Semiawan R conny. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: 2010. Yin K Robert, Studi kasus Jakarta : 2002.
Mulyana, Deddy, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradidma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial lainnya, Remaja Rosdakarya, Bandung: 2001. Lexy, j. Meleong Metode Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya. Bandung: 2006
Sumber lain : Cahya Hendrabowo, Sejarah Banten Exposure, (cilegon, 2008)
Burhanuddin Mujtaba, Fotografi Dasar hal 1-2 Achmad Suwardi Rosad, “Bagaimana Estetika (komunikasi) yang digunakan dalam naskah Theater yang terdapat di Studi Teater Universitas Islam Bandung” Skripsi sarjana Fakultas Ilmu Komunikasi. 2010. Nugroho Trie, “Penerapan Cut To Cut Dalam Pengambilan Visual Juru Kamera Pada Tahap Produksi Program Berita Banten 7 di Banten TV” skripsi sarjana Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Persada Indonesia Y.A.I, 2011. Trusty Tiarawati. “Bagaimana hubungan yang tercipta antara UPS dengan pelanggannya dalam interaksi via e-mail UPS?” skripsi sarjana Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung, 2010
Internet : http://www.facebook.com/groups/bantenexposure/events/ ( akses 2 november 2012 ) http://www.facebook.com/groups/bantenexposure/?ref=ts&fref=ts ( akses4 november 2012 ) http://www.facebook.com/groups/bantenfashion/?ref=ts&fref=ts (akses 1 januari 2013 )
Biodata Narasumber
Nama
:
Cahya Hendra Wahyu Bowo
Alamat
:
Jl. Kh Arifin No 20 Tegal cabe citangkil cilegon
Kode pos
:
42441
No tlp
:
08179990151
Jenis Kelamin
:
laki – laki
TTl
:
3 januari 1983
Hobby
:
motret jalan – jalan makan dan browsing
Spesialisasi foto
:
models
Moto foto
:
Selalu belajar untuk dapatkan yang terbaik
Biodata Narasumber
Nama
:
Alfa aldino
Alamat
:
gsi blok c3 no 3 cilegon
Kode pos
:
42441
No tlp
:
082110322622
Jenis Kelamin
:
laki – laki
TTl
:
9 januari 1990
Hobby
:
motret
Spesialisasi foto
:
models
Moto foto
:
jepret terusssss
Biodata Narasumber
Nama
:
Terry Febrianto
Alamat
:
Jl. Mawar f.9 no 23 cilegon
Kode pos
:
42441
No tlp
:
08177736328683
Jenis Kelamin
:
laki – laki
TTl
:
10 februari 1991
Hobby
:
motret traveling
Spesialisasi foto
:
models
Moto foto
:
photography for life
Biodata Narasumber
Nama
:
wicaksono batak agung semeru
Alamat
:
Pci blok c 63 No 6 cilegon
Kode pos
:
42441
No tlp
:
085695809118
Jenis Kelamin
:
laki – laki
TTl
:
11 februari 1990
Hobby
:
motret traveling
Spesialisasi foto
:
models
Moto foto
:
motret ga motret asal kumpul brooh
Biodata Narasumber
Nama
:
Jevri Suharyadi
Alamat
:
Pci Blok c 59/02 cilegon
Kode pos
:
42441
No tlp
:
0817773636775
Jenis Kelamin
:
laki – laki
TTl
:
10 januari 1988
Hobby
:
motret traveling
Spesialisasi foto
:
models
Moto foto
:
lakukan yang terbaik
Biodata Narasumber
Nama
:
Trimedi kusuma
Alamat
:
Jl. Anggrek f.9 no 23 cilegon
Kode pos
:
42441
No tlp
:
085780006200
Jenis Kelamin
:
laki – laki
TTl
:
10 maret 1987
Hobby
:
motret traveling, stand up,
Spesialisasi foto
:
models
Moto foto
:
photography is me
Biodata Narasumber
Nama
:
Rengga Marantika
Alamat
:
Jl. nanas 456 09/07 cilegon
Kode pos
:
42441
No tlp
:
081777444897
Jenis Kelamin
:
laki – laki
TTl
:
10 desember 1990
Hobby
:
motret traveling
Spesialisasi foto
:
models fashion
Moto foto
:
motret terus pantang mundur
DAFTAR PERTANYAAN
Hendra Cahya Bowo
1. Kapan anda bergabung dengan Banten Eksposure? Terbentuk dari 6 orang tahun 2009 bersama pendiri Banten exposure Felix Mandalika Nodya, Feri Ferdianto, Arkadi Pranoto, Ferry Muchdiana, dan Endah Kusmardian. 2. Sebagai apa anda di Banten Eksposure? Ketua Harian Banten Eksposure 3. Mengapa anda menyukai foto model ?jelaskan pendapat anda Sebenernya secara pribadi menyukai kenyataannya saat orang belajar motret paling mudah ditemui belajar bekerja sama mengarhkan dan bisa berkembang ke yang lain 4. mengapa anda kurang menyukai kategori foto yang lainnya ? Karna tuntutuan hidup saat ini sudah menjadi profesi mendapatkan penghasilkan dan ilmu yang saya dapat ini semua dari foto model dengan mengarahkan foto weding misalnya 5. dimana anda mempublikasikan karya foto model anda ? Lewat fb contohnya ayo foto.com fotografer.net mempromosikan jasa foto dan dari mulut kemulut 6. karakter foto model yang seperti apa yang anda minati ? Yang lebih disukai adalah foto model yang mempunyai rasa jiwa mempunya arti tersendiri bukan sekedar teknis saja 7. foto model yang bagus menurut anda seperti apa ?jelaskan pendapat anda
Foto model cantik dari mata model itu berbicara ada pesan yang disampaikan kepada yang melihat 8. siapakah icon foto model yang anda sukai ? Budi ipung, darwis triadi 9. web fotografi apa yang anda sukai ? Ayo foto.com dan masih banyak lagi 10. Menurut anda bagaimana peran web fotografi terhadap kepeminatan foto anda ? Sangat berpengaruh Banyak belajar dari web soal teknikal dan bertemu banyak guru
DAFTAR PERTANYAAN
Alfa aldino
1. Kapan anda bergabung dengan Banten Eksposure? Mulai bergabung 2 tahun yang lalu tepatnya 2011 2. Sebagai apa anda di Banten Eksposure? Anggota 3. Mengapa anda menyukai foto model ?jelaskan pendapat anda Karna saya laki – laki saya suka perempuan banyak daya tarik untuk di abadikan 4. mengapa anda kurang menyukai kategori foto yang lainnya ? Mungkin sebenernya suka jenis foto karna memang waktu yang belum ada kesempatan untuk jalan – jalan atau keluar jadi saya memilih foto model karna memang simple kita mengonsep lalu memotret 5. dimana anda mempublikasikan karya foto model anda ? Masi lewat media social facebook twitter dll 6. karakter foto model yang seperti apa yang anda minati ? Karakter foto model yang saya minati adalah foto dengan manpilkan ke cantikan model itu sendiri 7. foto model yang bagus menurut anda seperti apa ?jelaskan pendapat anda Foto model yang bagus menurut saya adalah melihat dari segi komposisi terlebih dahulu
8. siapakah icon foto model yang anda sukai ? Rfrensi atau icon yang saya ikuti adalah teman2 bex sendiri 9. web fotografi apa yang anda sukai ? 1x.com lebih banyak foto – foto yang bagus dan tentunya bagus 10. Menurut anda bagaimana peran web fotografi terhadap kepeminatan foto anda ? Otak saya sendiri membantu dengan adanya visualisasi seperti foto di web sendiri
DAFTAR PERTANYAAN
Jevri Suharyadi
1. Kapan anda bergabung dengan Banten Eksposure? Mulai bergabung sekitar tahun 2010 awal mulanya 2. Sebagai apa anda di Banten Eksposure? Menjabat sebagai sekertaris mas bowo kordinator lapangan untuk jabatan khusus adalah bendahara 3. Mengapa anda menyukai foto model ?jelaskan pendapat anda suka memotret model karna untuk menampilkan sisi keindahan paras dan tubuh model karakter 4. mengapa anda kurang menyukai kategori foto yang lainnya ? karna melalui foto model saya bisa belajar untuk memotret prewed nikahan dan tentunya itu menghasilkan uang 5. dimana anda mempublikasikan karya foto model anda ? mempunlikasikan karya foto di facebook dll 6. karakter foto model yang seperti apa yang anda minati ? untuk karakter saya lebih memilih konsep saya tidak memintingkan model itu cantik atau tidak namun yang lebih penting adalah karakter 7. foto model yang bagus menurut anda seperti apa ?jelaskan pendapat anda
foto model yang baik menurut saya adalah yang lebih penting adalah konsepnya sesuai dengan keinginan si pemotret banyak sekarang ini yang memotret tidak sesuai dengan konsep misalnya memakai baju yang tidak sesuai dengan lokasi tempat pemotretan 8. siapakah icon foto model yang anda sukai ? icon foto model yang suka adalah khairul umam 9. web fotografi apa yang anda sukai ? 1x.com karna banyak rfrensi foto model dsna 10. Menurut anda bagaimana peran web fotografi terhadap kepeminatan foto anda ? Web fotografi sangat berpengaruh sekali karna cara publikasi dan belajar secara gratis adalah web fotografi itu sendiri
DAFTAR PERTANYAAN
Rengga Marantika
1. Kapan anda bergabung dengan Banten Eksposure? Saya bergabung dengan banten eksposure sekitar 2011 akhir 2. Sebagai apa anda di Banten Eksposure?\ Sebagai anggota devisi model wakil ketua devisi model 3. Mengapa anda menyukai foto model ?jelaskan pendapat anda Karna kita ingin menghargai sesosok wanita karna fill saya lebih ke foto model 4. mengapa anda kurang menyukai kategori foto yang lainnya ? Kurang meminati karna sibuk kerja dan hal paling mudah bagi saya adalah foto model itu sendiri 5. dimana anda mempublikasikan karya foto model anda ? Publikasi media social facebook untuk memperkenalkan diri dan pameran foto 6. karakter foto model yang seperti apa yang anda minati ? Saya lebih menyukai foto model yang berkarakter fashion karna arahnya bisa ke komersil 7. foto model yang bagus menurut anda seperti apa ?jelaskan pendapat anda Foto model yang bagus menurut saya adalah konsep dengan si model tersebut pass sehingga enak untuk dilihat dan bagus 8. siapakah icon foto model yang anda sukai ? Drius manihuruk
9. web fotografi apa yang anda sukai ? Lebih menyukai 500px dan 1x.com fine art Portugal 10. Menurut anda bagaimana peran web fotografi terhadap kepeminatan foto anda ? Peran web fotografi sangat besar sekali karna saya bisa terinspirasi dri fotografer luar dan dalam negri itu sendiri
DAFTAR PERTANYAAN
Terry Febrianto
1. Kapan anda bergabung dengan Banten Eksposure? 2009 pertengahan 2. Sebagai apa anda di Banten Eksposure? Sementara ini anggota 3. Mengapa anda menyukai foto model ?jelaskan pendapat anda Karana saya merasa tertantang dengan karakter model yang berbeda – beda sehingga saya dituntut dapat membuat konsep agar sesuai dengan karakter model tersebut agar mendapatkan foto yang baik 4. mengapa anda kurang menyukai kategori foto yang lainnya ? Kendalanya adalah waktu karna foto model lebih memudahkan saya saya bisa membuat konsep miskipun dikamar 5. dimana anda mempublikasikan karya foto model anda ? Publikasi fb 500px 6. karakter foto model yang seperti apa yang anda minati ? Lebih suka fashion karna saya merasa tertantang tidak hanya paras si model tapi bagaimana menonjolkan pakaian yang dipakai si model tersebut 7. foto model yang bagus menurut anda seperti apa ?jelaskan pendapat anda Menurut saya foto model yang baik adalah yang sesuai dengan semuanya baju muke up lokasi lighting yang dipakai
8. siapakah icon foto model yang anda sukai ? Jerry aurum Emily soto jack arias 9. web fotografi apa yang anda sukai ? Sedow ness karna orang luar negri lebih menghargai foto dan mengapresiasi foto yang diupload 10. Menurut anda bagaimana peran web fotografi terhadap kepeminatan foto anda ? Karna bisa menjadikan refrensi foto melihat foto2 senior di fotografi bisa dijadikan motifasi untuk membuat foto lebih baik lagi
DAFTAR PERTANYAAN
Trimedi Kusuma
1. Kapan anda bergabung dengan Banten Eksposure? Saya bergabung di banten eksposure sekitar 2010 akhir 2. Sebagai apa anda di Banten Eksposure? Sekarang ini saya menjabat sebagai sekertaris banten eksposure 3. Mengapa anda menyukai foto model ?jelaskan pendapat anda Karna saya bukan orang penyabar karna foto adalah bentuk lain dari saya bercerita jadi saya menyukai foto model karna saya bisa membuat konsep praproduksi sampai akhirnya menjadi sebuah foto konsep foto model yang saya inginkan. Manusia dan modeling adalah salah satu bentuk grafis yang saya minati 4. mengapa anda kurang menyukai kategori foto yang lainnya ? Karna saya suka bercerita selain tulisan karna foto model adalah cara termudah untuk saya mengonsepkan yang saya inginkan menjadi sebuah bentuk foto. Karna ketika saya memotret model saya bisa berfikir 100% dalam arti maksimal sementara di kategori foto lain mungkin saya tidak begitu maksimal contohnya jurnalistik. Landscape karna memang karna memang ketertarikan saya adalah foto model 5. dimana anda mempublikasikan karya foto model anda ? Untuk publikasi lebih banyak dif b. website pribadi untuk pameran 6. karakter foto model yang seperti apa yang anda minati ?
Karakter fto model yang saya minati adalah lebih ke beuty dan strobist saya lebih meminati foto dengan menampilkan sisi teknik dari dasar fotografi sendiri yakni melukis dengan cahaya 7. foto model yang bagus menurut anda seperti apa ?jelaskan pendapat anda Foto model yang baik adalah foto itu yang bisa menjabarkan kalimat didalamnya 8. siapakah icon foto model yang anda sukai ? devil dll 9. web fotografi apa yang anda sukai ? Web fotografi yang saya minati di 1x karna foto diwebsite tersebut lebih variatif 10. Menurut anda bagaimana peran web fotografi terhadap kepeminatan foto anda ? Sangat berperan saya Lebih banyak belajar di web karna saya bisa belajar banyak disana
DAFTAR PERTANYAAN
Wicaksono Batak Agung Semeru
1. Kapan anda bergabung dengan Banten Eksposure? Mulai gabung dibex 2010 2. Sebagai apa anda di Banten Eksposure? Menjabat sebagai ketua devisi model 3. Mengapa anda menyukai foto model ?jelaskan pendapat anda Alesan awalnya adalah mengabadikan keindahan wanita 4. mengapa anda kurang menyukai kategori foto yang lainnya ? Karna belum punya waktu untuk belajar dari awal lagi 5. dimana anda mempublikasikan karya foto model anda ? fb dll 6. karakter foto model yang seperti apa yang anda minati ? Lebih ke mood yang riang dan color full 7. foto model yang bagus menurut anda seperti apa ?jelaskan pendapat anda Konsep yang dibuat tersampaikan kepada yang melihat foto tersebut 8. siapakah icon foto model yang anda sukai ? Iwan lesmana cartailor 9. web fotografi apa yang anda sukai ? 1x karana foto yang ditampilakan lebih fariatif
10. Menurut anda bagaimana peran web fotografi terhadap kepeminatan foto anda ? Hanya cukup untuk refrensi saja saya lebih besar belajar dengan orangnya secara langsung
Peraturan Group Facebook Banten Exposure Photographer Community (BEx) Oleh BEx Pelatihan dan Cahya Hendra Bowo di Banten Exposure Photographer Community (Berkas) · Sunting Dokumen Peraturan Group Facebook Banten Exposure Photographer Community (BEx). Berikut adalah peraturan untuk seluruh pengguna Group Facebook Banten Exposure Photographer Community (BEx) untuk: 1. 2.
Member BEx: yaitu yang terigistrasi dan memiliki nomer anggota BEx. Non-Member BEx: yaitu yang belum terigistrasi dan tidak memiliki nomer anggota BEx. DO’s (Yang Boleh Dilakukan)
1. 2. 3.
Menampilkan hasil karya sendiri. Sopan dalam berkomunikasi seperti memberikan komentar atau saran. Mempublish atau meng-upload foto yang sesuai dengan norma-norma masyarakat Indonesia. 4. Mempublish atau meng-upload foto max. 3 (kecuali untuk foto liputan acara BEx) foto dalam 1 hari di album yang sudah disediakan. 5. Ukuran foto max. 720 pixel sisi terpanjang. 6. Mempublish ajakan hunting bareng (non konsep / non project / non komersil) di group FB BEx. ------->> DIHARAPKAN : Untuk member BEx yg sudah terlanjur mengupload tidak di dalam album, meng Upload ulang ke Album yg sudah di sediakan oleh Admin BEx. Karena foto (milik pribadi) yg ada di wall akan di HAPUS, demi kebaikan & kenyamanan bersama. DONT’s (Yang Tidak Boleh Dilakukan) 1. 2. 3. 4. 5.
6.
Mengakui hasil karya orang lain dalam bentuk apapun. Mempublish atau meng-upload foto yang mengandung unsur SARA, Pornography, Sadisme dan Sarkasme. Memposting segala sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan fotografi. Membuat Album Foto sendiri. Membuat Acara atau Event (komersil) sendiri yang mengatasnamakan BEx tanpa sepengetahuan dan persetujuan dari Administrasi dan Pengurus BEx. (BEx tidak bertanggung jawab atas segala masalah yang terjadi, diluar sepengatahuan BEx). Membuat dokumen (Surat Keluar, Memo, Tanda Terima, Pengumuman dan Invoice) tanpa sepengetahuan dan persetujuan dari Administrasi dan Pengurus.
SANGSI Segala bentuk pelanggaran (yang tersebut diatas ataupun tidak tersebut di atas) yang dilakukan oleh Member dan NON-Member yang terdaftar di dalam Group FB BEx akan di berikan sangsi atau tindakan seperti: 1.
Member BEx (yaitu yang teregistrasi dan memiliki nomer anggota): Akan di Banned dari Group FB BEx dan akan dicabut ke-anggotaanya dan dikeluarkan dari komunitas photo BEx. 2. NON-Member (yaitu yang tidak teregistrasi dan tidak memiliki nomer anggota): Akan di Banned dari Group FB BEx. Segala bentuk Tindakan dan Sangsi yang diambil oleh Administrasi BEx akan dilakukan tanpa ada pemberitahuan lebih lanjut. Dan segala tindakan dan sangsi yang diberikan oleh Administrasi dan Pengurus BEx tidak dapat diganggu gugat. Untuk Mendaftar Member BEx (yaitu yang teregistrasi dan memiliki nomer anggota), hubungi : Trimedi Kusuma : 08578 000 62 00 / 0877 411 98 000 Info bisa dilihat disini http://www.facebook.com/groups/bantenexposure/doc/10151060805238118/
Tahap menjadi anggota Bex
Oleh Trimedi Kusuma dan Cahya Hendra Bowo di Banten Exposure Photographer Community (Berkas) · Sunting Dokumen Salam photography kawan2 BEX. sehubungan dengan banyaknya pertanyaan tentang bagaimana cara menjadi member BEX yang terverifikasi. berikut peraturan terbaru tahapan menjadi anggota BEX yang terverifikasi
personal pendaftar wajib mengisi form pendaftaran ( Format form bisa di minta ke bagian keanggotaan , dalam periode in di pegang oleh Trimedi kusuma ) personal pendaftar wajib membayar biaya pendaftaran sebesar Rp. 35.000 dimana uang tersebut sepenuhnya akan dipergunakan untuk keperluan pendaftar ( pembuatan ID card dan registrasi ) personal pendaftar wajib melunasi uang kas selama 6 bulan pertama ( besarnya kas BEX perBulan adalah Rp. 10.000 ) wajib laksanakan peraturan umum di group yang telah di publish sebelumnyahttp://www.facebook.com/groups/bantenexposure/doc/1015088196 0383118/ sampai Tahap ini , form pendaftaran masing-masing personal akan masuk ke bagian keanggotaan dan di data sebagai calon anggota. untuk mendapatkan nomer ID resmi member BEX , personal pendaftar wajib mengikuti 1 tahapan terakhir , yaitu :
personal pendaftar yang telah menjadi calon member wajib mengikuti kegiatan BEX yang telah di publish di group MINIMAL 5x KEGIATAN secara BerTurut-turut. setelah mengikuti minimal 5x kegiatan BEX yang di publish di group maka barulah bagian keanggotaan memberikan nomer member dan ID member pertanda calon member telah resmi menjadi member BEX
UPLOAD PHOTO Oleh Omiq Qs di Banten Exposure Photographer Community (Berkas) · Sunting Dokumen Rekan - Rekan BEX er yg terhormat, Sehubungan sudah semakin banyaknya jumlah member di Group BEX ini, maka kami selaku admin, merasa perlu untuk menata kembali Group ini, terutama untuk sharing photo dan CARA UPLOAD PHOTO. Mengingat jumlah photo yang sudah diupload di photo wall telah mencapai lebih dari 1500, maka kami akan buatkan ALBUM PHOTO untuk masing2 kategori. Keuntungan yang dapat diperoleh dengan klasifikasi photo ini diantaranya :
1.
Lebih termotivasi untuk dapat menghasilkan foto yg berkualitas, karena kita dpt melihat photo lainnya yg sejenis, sebagai perbandingan dalam album photo tersebut. 2. Akan sangat mudah MENEMUKAN kembali photo2 yg sudah diupload, tanpa harus menscroll jauh kebawah, baik di wall maupun di photo wall. 3. Karena Group ini milik kita bersama, maka diharapkan tidak ada lagi album pribadi dalam group ini. 4. Photo yg sudah di upload di wall, akan kami pindahkan ke album masing2 kategori photo secara bertahap.
Untuk itu kami harapkan kedepannya, rekan-rekan tidak lagi mengupload/menshare photonya di wall, tetapi menguploadnya di ALBUM PHOTO yg sudah kami sediakan. Setelah diupload di Album Photo agar bisa langsung nampak di wall, silakan diberi keterangan apapun di kolom comment. Mohon untuk tidak menshare photo link dari Album pribadi baik milik sendiri maupun milik orang lain. Ketentuan ini akan diberlakukan mulai tgl.20.11.2011 pukul.00.00 wib. Kami mohon maaf jika nanti di Wall akan banyak keluar Cover Album Photo. Kami sangat berharap dukungan dari rekan-rekan BEX er, demi untuk pengembangan dan kemajuan kita bersama. salam hangat Admin
PROSEDUR REGISTRASI Q: Gimana sih caranya gabung sama Banten Exposure Photography (BEX)? A: Gampang kok. 1. Kirim email ke admin BEX (Nyonyah Admin) ke
[email protected]. Jangan lupa di subject emailnya di ketik “BEX REGISTRASI” soalnya email Nyonyah Admin manually delete semua email yang tidak ber-subject.
2. Isi FORM PENDAFTARAN yang dikirim Nyonyah Admin.
3. Melunasi biaya administrasi sebesar Rp.70.000,- untuk: a. Rp. 60.000,- : Pembayaran uang iuran 6 bulan pertama b. Rp. 10.000,- : Cetak ID Card.
4. Transfer biaya administrasi ke: a. BCA 2910277661 atas nama Endah Kusmardian b. BNI 0001971460 atas nama M Iqbal
5. Siapkan photo diri kamu yang paling cakep
6. Lalu kirimkan kembali: a. Form Pendaftaran yang sudah diisi dengan lengkap b. Bukti transfer biaya administrasi c. Pass photo kamu yang paling cakeb Ke email Nyonyah admin di
[email protected] dan Humas BEX
[email protected] Or kamu “Replay All” ajah email dari Nyonyah Admin. 7. Dan yang terakhir. Nyonyah Admin akan mengirimkan email konfirmasi yang bersisi: a. ID Number b. Sample ID Card c. Kwitansi pembayaran biaya administrasi d. Ucapan selamat bergabung di Banten Exposure Photography e. Sejarah terbentuknya BEX Udah deh! Kamu resmi jadi anggota BEX. Kusmardian BEX Administration
With Best Regards. s.g.d. Endah
BEx Monthly Photo Competition (Periode Januari 2012) Oleh Sukma Ali dan Uchok Kurniawan Ed-dreamer di Banten Exposure Photographer Community (Berkas) · Sunting Dokumen BEx Monthly Photo Competition (Periode Januari 2012)
Alhamdulillah, tahun baru 2012 telah tiba :D semoga tahun ini menjadi lebih baik bagi rekan2 member Bex semua :D . dan sekarang saatnya masuk ke tema bulan Januari 2012 untuk lomba foto bulanan Bex secara online, Maka kami sebagai mengundang seluruh Member teregistrasi BEx untuk mengikuti kompetisi foto ini secara GRATISSSS. Dapatkan hadiah menarik bagi pemenang setiap bulannya sebagai bentuk apresiasi kami terhadap karya Rekan-rekan semua...bagi yang belum menjadi member BEx..ayoooo cepetan daftar melalui kontak
[email protected] untuk persyaratannya & administrasinya.
Ruang lingkup Foto Tema: “Ekspresi” Objek Foto: Semua foto yang dihasilkan dengan titik berat pada Ekspresi sebuah foto, tanpa mengurangi faktor-faktor pendukung/ elemen foto yang lain. Objek foto dapat merupakan hasil liputan, dokumentasi, jurnalistik maupun human interest atau juga dapat merupakan hasil dari rekayasa objek (pose dan setting). Konten foto juga dapat dikemas secara simbolik selama masih berkaitan dengan tema kompetisi kali ini. Peserta Lomba : Member BEx teregisterasi. Biaya : Peserta lomba tidak dikenakan biaya apapun untuk mengikuti lomba ini.
Jadwal Lomba Pendaftaran dan Penerimaan/Unggah Foto : 01 s/d 25 Januari 2012 Batas Akhir Penerimaan / Unggah Foto : 25 Januari 2012 Jam 23.59 WIB Pengumuman Pemenang : 1 Februari 2012
Ver.03062011
Registration Number: (Fill by admin)
Personal Data Form Full Name
:
Nick Name
:
Date of Birth
:
Mobile Number
:
Email
:
(dd/mm/yy)
By fill this form you will register as a member of Banten Exposure Photography Community (BEX). Therefore it’s your obligation to obey the rules and regulations in BEX
SYARAT DAN KETENTUAN LOMBA FOTO 1. Objek Foto a. Tidak boleh melanggar lalu-lintas dan harus memperhatikan unsur keselamatan. b. Tidak boleh menyinggung SARA dan Politik. c. Harus melambangkan atau terkait baik secara langsung ataupun tidak langsung dengan tema lomba. 2. Foto a Media foto adalah analog/ digital (Kamera HP, Kamera Saku, DSLR, scanner). b. Foto merupakan hasil karya milik sendiri dalam kurun waktu tidak dibatasi. c. Foto dapat dikemas dalam berwarna atau B/W. d. Tidak diperkenankan mencantumkan unsur non fotografis pada foto, misalnya tanda tangan, frame digital, dan atau gambar dalam bentuk apapun e. Diperkenankan melakukan olah digital sebatas kamar gelap, yaitu: Contrast, Hue, Cropping, Dodging, Burning, Saturation, Level, Curve, Noise Reduction/Dust Removing. f. Montase foto tidak diperkenankan dan data exif harus tetap terjaga (tidak ada pengubahan data-data vital pada foto) g. Jumlah foto yang diperbolehkan 1 (satu) foto per peserta h Format foto untuk di unggah adalah: Sisi terpanjang: 1500 pixel. File: JPEG (*.jpg). Maksimum ukuran file: 500 KB. TATA CARA PENDAFTARAN DAN PENGIRIMAN FOTO 1. Peserta yang bisa mengikuti lomba foto bulanan ini terbatas untuk Member BEx teregistrasi dan sudah melakukan pembayaran iuran s/d bulan Juli 2011. (pembayaran silakan kontak Endah Kusmardian email ke
[email protected]) 2. Peserta melakukan pendaftaran di email pengiriman foto di
[email protected], dan mengisi data-data berikut : a. Nama Lengkap dan nomor ID BEx Member b. Alamat lengkap dan jelas. . c. Telepon Rumah / Telepon Genggam (Handphone / HP).. d. Email yang masih aktif. 3. Isikan juga keterangan foto pada saat menggunggah foto, yaitu: Judul Foto dan Deskripsi. 4. Foto yang diunggah hanya dapat dilihat oleh pemilik foto dan panitia lomba selama periode lomba foto.
5. Untuk sistem penamaan foto seperti berikut: nama-tema-judul.jpg > Contoh: jonifreedom-aku_menang.jpg 6. Peserta yang mengirimkan foto dengan nama orang lain atau menggunakan foto orang lain akan dikenakan sanksi dan diskualifikasi/ tidak dapat menjadi Juara. Sangsi tersebut bisa dijatuhkan ke peserta lomba foto tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
Juri:
1. Penjurian dilakukan oleh 3 orang team juri yang ditentukan oleh pengurus BEx tergantung dari kualifikasi kebutuhan dari tema foto setiap bulannya. 2. Keputusan juri dapat dipertanggungjawabkan tetapi mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.
Salam Hangat Selalu BEx :D
DATA ACARA BANTEN EXPOSURE
By : chairul umam
By : Hendra Bowo
By : Alfa Aldhino
By : Reza Rizki
By : Terry Febrianto
By : Tali Jiwo
By : chairul umam
By : wicaksono Batak agung
By : jevri suharyadi
By : Rengga Marantica
By : Trimedi Kusuma
By : Chairul Umam
Biodata Mahasiswa
Nama
: Tubagus Alfen Rinaldi
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Nim
: 073059
Program Studi
: Ilmu Komunikasi
Konsentrasi
: Humas/ NR
Tempat Tanggal Lahir
: Serang, 26 Februari 1989
Agama
: Islam
Alamat
: jalan Di Panjaitan No 254 Rt 03 Rw 02 desa Bendungan Kota Cilegon Provinsi Banten
No HP
: 087774440326
Email
:
[email protected]
Pendidikan
: 1996-2001
: SDN Bendungan 1 cilegon
2001-2004
: SMP Madinatul hadid
2004-2007
: SMA Informatika
Mahasiswa Strata 1 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Jurnalistik Angkatan 2007