ARTIKEL Judul PEMERTAHANAN TRADISI PENGUBURAN ARI-ARI PADA MASYARAKAT BALI AGA DI DESA PEKRAMAN BAYUNG GEDE, KINTAMANI, BANGLI (STUDI TENTANG REPRESENTASI NILAI KEAGAMAAN PADA RITUAL DALAM MASYARAKAT PRA AKSARA DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS DI SMP) Oleh NI LUH GEDE LISIANA 1014021017
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2014 1
PEMERTAHANAN TRADISI PENGUBURAN ARI-ARI PADA MASYARAKAT BALI AGA DI DESA PEKRAMAN BAYUNG GEDE, KINTAMANI, BANGLI (studi tentang representasi nilai keagamaan pada ritual dalam masyarakat pra aksara dan potensinya sebagai sumber belajar IPS di SMP) Oleh Ni Luh Gede Lisiana, (NIM.1014021017), (e-mail:
[email protected]) Desak Made Oka Purnawati*)(
[email protected]) Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui (1) Masyarakat di Desa Pekraman Bayung Gede mempertahankan tradisi penguburan ari-ari (2). Sistem ritual penguburan ari-ari di Desa Pekraman Bayung Gede, Kintamani Bangli dan (3). Nilainilai yang ada pada tradisi penguburan ari-ari yang dapat di implementasikan sebagai sumber pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sesuai dengan Kurikulum 2013. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu: (1) teknik penentuan lokasi penelitian; (2) teknik penentuan informan; (3) teknik pengumpulan data (observasi, wawancara, studi dokumen); (4) teknik validitas data); (5) teknik analisis data; dan (6) penulisan hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asal mula masyarakat Desa Bayung Gede mempertahankan tradisi penguburan ariari karena adanya keyakinan bahwa masyarakat Desa Bayung Gede merupakan keturunan dari tued kayu (pangkal kayu) yang dihidupkan dengan tirta kamandalu yang dibawa dari Pulau Jawa oleh titisan Bhatara Bayu. Sistem ritual penguburan ari-ari yaitu ari-ari dibersihkan dan dimasukkan ke dalam kelapa yang dibelah menjadi dua, memasukkan ari-ari dalam kelapa menggunakan sepit dan ngad kemudian diberi abu dapur, setelah itu diberi kunyit, lemon, tengeh, dan angetanget, kemudian kelapa disatukan dan direkatkan dengan kapur sirih dan diikat dengan tali lalu dibawa ke Setra Ari-Ari. Nilai-nilai yang terdapat pada tradisi penguburan ari-ari adalah nilai keagamaan, nilai kehidupan sosial, nilai tanggung jawab, nilai cinta damai dan nilai penghormatan kepada leluhur. Implementasi nilainilai pada tradisi penguburan ari-ari sebagai sumber pembelajaran IPS berdasarkan kurikulum 2013; (1) Kompetensi inti yaitu memahami pengetahuan (faktual, konseptual, prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak nyata; (2) Kompetensi Dasar yaitu memahami perubahan masyarakat Indonesia pada masa praaksara, dalam aspek budaya; (3)Materi pokok pola kehidupan dan kebudayaan pada masa pra aksara. Kata Kunci: Mempertahankan, sistem ritual, implementasi nilai keagamaan dan sumber pembelajaran IPS
ABSTRACT 2
This study aimed to (1) People in the village of Pekraman Bayung Gede maintaining tradition burial ari-ari (2). Burial ritual system ari-ari Pekraman Bayung Gede village, Kintamani Bangli and (3). The values that exist in ari-ari burial tradition can implement as a source of learning in social sciences (IPS) in accordance with the 2013 curriculum this study used a qualitative approach, namely: (1) Determining the location of research techniques; (2) Determination techniques informants; (3) Data collection techniques (observation, interviews, studies of documents); (4) Technical validity of the data); (5) Data analysis techniques; and (6) Writing research. The results showed that the origin of the village community Bayung Gede retain placenta burial traditions because of the belief that the villagers are descendants of Bayung Gede tued wood (wood base) is turned on by tirta kamandalu brought from Java by the incarnation of lord Bayu. Burial ritual system placenta placenta is cleaned and put in coconut split in two, put the placenta in a coconut using tongs and ash kitchen ngad then given, after it was given turmeric, lemon, tengeh, and anget- anget, coconut then put together and glued with whiting and tied with ropes and taken to Setra Ari-Ari. The values contained in the placenta burial traditions are religious values, social values, the value of responsibility, the value of peace and value love respects to ancestors. Implementation of the values in the placenta burial tradition as a source of learning social studies based curriculum, 2013; (1) Basic competence is to understand changes in the praaksara Indonesian society, the cultural aspects; (2) The subject matter of life and cultural patterns in the pre script. Keywords: Maintain, ritual system, the implementation of religious values and social studies learning resource.
3
yang
Bali sangat kaya akan tradisi. Tradisi
ini
didukung
berakar oleh
kuat
Dari
mayoritas penduduk dipengaruhi oleh Hindu
namun
ritual
di sebut dengan Desa Bali Aga, seperti Desa Penglipuran, Desa Bayung Gede,
dua ciri besar. Yakni masyarakat
Desa Pinggan, Desa Pengotan, Desa
Hindu Bali pegunungan yang sering
Terunyan dan desa-desa Bali Aga
disebut Bali Aga dan masyarakat
lainnya
Hindu Bali dataran yang dipengaruhi
kesenian.
berproses dalam waktu lama dan
Masyarakat Bali Aga sering
dilaksanakan secara turun temurun dari
juga disebut dengan “ Wong Bali Mula
nenek moyang. Tradisi dipengaruhi untuk
berbuat
mengulang
sesuatu
“ yaitu orang-orang Bali asli (Bali Mula), yang mendiami Pulau Bali lebih awal dari penduduk Bali dataran.
sehingga menjadi kebiasaan (Pendit,
Salah satu tradisi masyarakat Bali Aga
2001:23). Tradisi adalah produk dari
yang saat ini masih dipertahankan
suatu masyarakat tradisional yang
adalah mengenai tradisi penguburan
terbentuk melalui proses yang panjang, kebiasaan
turun
ari-ari. Sebagai implementasi dari nilai
temurun
religius yang tinggi dapat dilihat pada
sekelompok masyarakat berdasarkan
pelaksanaan berbagai upacara ritual
nilai budaya. Tradisi memperlihatkan bagaimana
anggota
Kintamani.
pola hunian, tradisi, budaya, maupun
sikap dan perilaku manusia yang telah
melalui
Kecamatan
berbagai keunikan baik itu dari segi
Tradisi merupakan gambaran
dan
di
Masyarakat Bali Aga ini memiliki
oleh tradisi Hindu Majapahit.
sesuatu
kabupaten
beberapa desa tradisional yang sering
yang beragama Hindu menunjukkan
kecendrungan
keseluruhan
dan kota di Bali, Bangli memiliki
dan
pelaksanaan tradisi masyarakat di Bali
oleh
maupun
atau keagamaan (Esten, 1999:154).
dan
kepercayaan Agama Hindu. Walaupun Agama
duniawi
terhadap hal-hal yang bersifat gaib
karena
keyakinan
bersifat
disepanjang
masyarakat
masyarakat
bertingkah laku baik dalam kehidupan
dinamika dan
bahkan
kehidupan dihampir
setiap sisi kehidupan masyarakatnya 4
tidak akan terlewatkan tanpa melalui
dunia. Kelahiran bayi didunia ini tidak
sebuah upacara. Dalam masyarakat
sendiri, mereka lahir dengan membawa
Hindu di Bali, melaksanakan ritual
ari-ari (tali pusar). Jika pada umumnya
upacara keagamaan dikenal dengan
bagi masyarakat Bali, ari-ari (tali
Panca Yadnya.
pusar) bayi ditanam di pekarangan atau dihanyutkan ke laut. Namun hal ini
Panca Yadnya merupakan lima
berbeda dengan tradisi yang ada di
macam korban suci dengan tulus ikhlas
Desa
yang wajib dilakukan oleh umat
Bangli.
Hindu. Panca Yadnya terdiri dari Pitra
Yadnya,
dan
dalam
bayi
Tradisi menggantung ari-ari ini
manusia.
upacara
pusar)
batok kelapa.
suci atau pengorbanan suci demi Tahapan
(tali
dikeramatkan dan ditempatkan dalam
Yadnya yang merupakan suatu korban hidup
Ari-ari
Kintamani,
digantung pada tempat dan pohon yang
Rsi
Yadnya. Membahas tentang Manusa
kesempurnaan
Gede,
penguburannya dilakukan dengan cara
Dewa Yadnya, Butha Yadnya, Manusa Yadnya,
Bayung
sudah
Manusa
berlangsung
temurun
dan
secara
tetap
turun
dipertahankan
Yadnya dilakukan mulai dari manusia
masyarakat di Desa Bayung Gede. Tak
dalam kandungan, dilahirkan sampai
seperti di tempat lain ari-ari tidak
meninggal.
dikubur
dipekarangan
dilahirkan dan masuk pada jenjang-
melainkan
penguburan
jenjang
beberapa
dilakukan dengan cara digantung di
proses upacara Manusa Yadnya seperti
kuburan. Disinilah timbul suatu makna
Magedong-
upacara
yang tersirat dari cara penguburan ari-
kelahiran, tiga bulanan, otonan, menek
ari dengan cara digantung. Di era
kelih,
globalisasi
Sebelum
kehidupan,
ada
gedongan,
metatah,
kematian.
manusia
pewiwahan
Upacara
itu
dan
kelahiran
ini
mempertahankan
rumah, ari-ari
untuk tradisi
dapat
diperlukan
dilaksanakan pada waktu bayi baru
penanaman
dilahirkan,
ungkapan
kepada masyarakat agar suatu tradisi
kebahagiaan atas kehadiran bayi di
yang memiliki nilai religius dapat tetap
sebagai
5
nilai-nilai
itu
kepercayaan
dipertahankan. Sebagai sebuah tradisi
Tahun) selaku guru IPS di SMP N 6
yang berlangsung di Desa Bali Aga hal
Kintamani (3) Teknik pengumpulan
ini dapat dijadikan sebagai sumber
data
belajar
Ilmu
observasi, dan studi dokumen; (4)
Sebab
teknik validitas data); (5) Teknik
dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan
analisis data; dan metode terakhir yaitu
Sosial
(6) Penulisan hasil penelitian.
pada
Pengetahuan
pembelajaran Sosial
(IPS)
(IPS).
dengan
pendekatan
scientific memanfaatkan lingkungan dengan
mengajak
menemukenali,
Masyarakat
menganalisis,
Bayung
dijadikan
satu
IPS
pilihan
dapat
penguburan
ari-ari
Gede secara turun temurun. Secara historis masyarakat Desa Bayung Gede
ini
meyakini bahwa awal mula nenek
menggunakan
moyang masyarakat Desa Bayung Gede merupakan keturunan dari tued
penentuan lokasi penelitian yakni di Gede;
(2)
kayu (pangkal kayu) yang dihidupkan
Teknik
dengan tirta kamandalu yang dibawa
penentuan informan pada penelitian ini
dari Pulau Jawa oleh titisan Bhatara
yakni purposive sampling. Informan
Bayu. Dengan mengasumsikan diri
kunci dalam penelitian ini yaitu, I
yang
Wayan Sumarjaya (45 Tahun), I I Nengah
Tangkir
berasal
masyarakat
Wayan Sandi (94 Tahun) selaku Peduluan,
Mempertahankan
diwariskan oleh Krama Desa Bayung
pendekatan kualitatif yaitu: (1) Teknik Bayung
Pekraman
adalah kebiasaan atau tradisi yang
model
METODE PENELITIAN
Desa
Desa
Gede
Tradisi
pembelajaran.
Penelitian
di
Tradisi Penguburkan Ari-ari
maka memanfaatkan tradisi sebagai pembelajaran
wawancara,
PEMBAHASAN
siswa
memaparkan dan mengomonikasikan sumber
diantaranya;
dari
Desa
kayu,
maka
Bayung
Gede
menganggap bahwa asal mula mereka
(45
adalah kayu yang mendapatkan restu
Tahun) selaku Kelian Banjar Desa
dari Bhatara Bayu untuk menjelma
Bayung Gede, Jro Kubayan Mangku
menjadi manusia. Oleh karena asal
Mucuk (70 Tahun) dan Suseni, S.Pd (34 6
mereka dari kayu, maka ketika bayi
sesuai
dengan
fungsi
baru lahir dari rahim ibunya dia harus
peruntukannya.
dikembalikan kepada asalnya, yaitu
menunjukkan bahwa manusia Bali
kepada kayu.
Hindu secara tradisi penuh dengan
Hal
atau tersebut
Dalam kehidupan nyata, bayi
ritual agama. Seolah-olah tiada hidup
yang baru dilahirkan akan dijaga dan
tanpa ritual agama baik pada dunia
dirawat oleh ibu maupun keluarganya,
maya maupun pada dunia akhirat
namun masyarakat di Desa Bayung
(sekala dan niskala). Begitu halnya
Gede meyakini bahwa saudara sang
masyarakat
bayi yang baru dilahirkan yaitu ari-ari
memaknai suatu upacara kelahiran
atau plasenta juga memerlukan suatu
bayi di dunia dengan melaksanakan
perlindungan. Perlindungan diperlukan
ritual penguburan ari-ari dan juga
untuk
merupakan
menghindarkan
dari
segala
Desa
Bayung
bentuk
Gede
penghormatan
macam ganguan yang bersifat sekala
kepada nenek moyang, dalam upacara
maupun niskala. Oleh karena itu ari-ari
ritual ini diharapkan bayi yang baru
bayi atau saudara dari sang bayi
lahir dapat terhindar dari hal-hal yang
digantungkan di sebuah pohon yang
bersifat
diyakini secara turun temurun sebagai
penghormatan kepada nenek moyang
ibu yang akan mengasuhnya secara
maka sumber hidup pertama bayi
magis. Pohon yang digunakan sebagai
yakni plazenta atau ari-ari harus
tempat mengantungkan ari-ari disebut
diperlakukan dengan
dengan pohon Bukak yang terletak di
sarana prasarana yang di butuhkan
Setra Ari-ari.
dalam tradisi penguburan ari-ari dan
Sistem Ritual Penguburan Ari-ari di
fungsinya sebagai berikut :
Desa Pekraman Bayung Gede Upacara
kelahiran
negatif.
Sebagai
bentuk
baik adapun
1. Kelapa, kelapa yang sudah dalam
dihilangkan sabutnya dibelah
Agama Hindu sering disebut dengan
menjadi
dua
bagian
dan
Jatakarma
Samskara.
diusahakan
upacara
Jatakarma
besar sehingga mudah untuk
Samskara disertai dengan bebantenan
disatukan kembali. Kelapa ini
upacara Rangkaian
7
ukuranya
sama
berfungsi untuk membungkus
digantung dalam pohon tidak
ari-ari bayi.
kedinginan.
2. Sepit (alat penjepit yang dibuat dari
bambu),
sepit
7. Abu
ini
dapur
ari-ari sehingga tidak berbau.
ari-ari pada saat dipotong.
8. Pamor (kapur sirih) digunakan
3. Ngad (pisau yang terbuat dari berfungsi
abu
digunakan untuk meresapkan
digunakan untuk memegang
bambu),
dapur,
untuk merekatkan tempurung
untuk
kelapa yang sudah berisi ari-
memotong ari-ari bayi.
ari.
4. Kunyit dan masem (kunyit dan
9. Tali,
merupakan
yang
bambu
yang
jeruk lemon) kunyit berfungsi
dibuat
untuk memberikan warna pada
mempunyai
ari-ari agar kuning dan jeruk
khusus yang digunakan untuk
lemon meredam bau busuk
mengikat
yang ditimbulkan ketika ari-ari
sekaligus
digantung.
penggantungan ari-ari dipohon.
5. Tengeh (kunyit yang diparut kemudian
bentuk tempurung
ikatan kelapa sebagi
10. Golok, yang berfungsi untuk
dengan
memotong ranting pohon yang
pamor ( kapur sirih) dan
akan digunakan sebagai tempat
lemon),
dicampur
dari
tali
tengeh
berfungsi
menggantung ari-ari.
sebagai lulur plasenta atau ari-
Adapun
proses
penempatan
ari tersebut. Fungsi dari tengeh
sarana atau alat-alat dalam upacara
ini
penguburan ari-ari bayi yang baru lahir
adalah
untuk
menghilangkan bau amis dan
yaitu ;
busuk ari-ari yang ditimbulkan
1. Kelapa dibelah menjadi dua
oleh proses biologis. 6. Anget-anget
bagian.
(penghangat)
2. Ari-ari yang sudah dibersihkan
terdiri dari merica, digunakan
dimasukkan
supaya
tempurung kelapa.
ari-ari
bayi
yang 8
kedalam
tempat di Setra ari-ari. Setra ari-ari
3. Di atas ari-ari yang sudah ditaruh
dalam
tempurung
merupakan tempat yang disediakan
kelapa di beri abu dapur.
untuk melakukan penguburan ari-ari,
4. Kemudian diatasnya ditaruh
namun ari-ari tersebut tidak dikubur
kunyit, lemon, ngad, sepit,
dalam tanah melainkan di gantung
tengeh dan anget- anget.
pada pohon yang dikeramatkan, pohon
5. Setelah semua sarana atau alat-
tersebut bernama pohon Bukak, yang
alat yang digunakan ditaruh
tingginya mencapai hingga 3 meter.
dalam
tempurung
kelapa,
Pohon Bukak merupakan pohon yang
ditutup
dengan
bercabang kembar sehingga disanalah
tempurung
kelapa
digantung ari-ari bayi tersebut.
kemudian belahan
yang bagian atasnya. 6. Tempurung disatukan
Upacara
kelapa dan
yang
ari-ari
yang ada di Desa Bayung Gede hanya
direkatkan
Sang
melibatkan
Widya/Tukang
Banten dan Sang Yajamana/umat yang
dengan kapur sirih. 7. Selanjutnya
penguburan
terakhir
menyelenggarakan penguburan ari-ari.
(tali
Tugas Sang Widya/Tukang Banten ini
khususnya yang terbuat dari
adalah mempersiapkan atau membuat
bambu)
segala
diikat
yang
dengan
Upacara
tali
penguburan
keperluan
yang
diperlukan
ari-ari
dalam upacara penguburan ari-ari.
adalah suatu upacara yang ada di Desa
Hal-hal yang di perlukan seperti
Pakraman Bayung Gede, upacara ini
membuat canang yang akan dihaturkan
dilaksanakan pada dua tempat yakni
di Setra Ari-ari, dan menyiapkan
di paon/dapur merupakan tempat yang
saranan
digunakan
penguburan
dalam
mempersiapkan
dan
ari-ari.
segala sesuatu yang diperlukan dalam
Yajamana/umat
penguburan
menyelenggarakan
ari-ari.
Semua
tahap
prasarana Untuk
dalam Sang yang upacara
persiapan dilakukan di paon/dapur.
penguburan ari-ari biasanya adalah
Desa
orang yang dituakan dalam keluarga
memilih
yang memiliki bayi tersebut, seperti
Berikutnya Pakraman
masyarakat Bayung
Gede
9
ayah
dari
sang bayi
yang baru
pada
alam
yang
berbeda.
dilahirkan.
Kepercayaan masyarakat Desa
Nilai-nilai pada tradisi penguburan
Bayung Gede meyakini bahwa
ari-ari yang bisa di implementasikan
manusia yang lahir ke dunia
sebagai sumber pembelajaran Ilmu
dibantu oleh empat saudaranya
Pengetahuan Sosial (IPS) sesuai
yaitu ari - ari, lamas, darah dan
dengan kurikulum 2013
yeh nyom yang sering disebut dengan Kanda Pat. Bentuk-
Pelaksanaan tradisi penguburan Gede
bentuk Kanda Pat dapat dilihat
keagamaan
dan diraba secara nyata adalah
dalam setiap pelaksaannya yang dapat
ari-ari, lamas, getih, dan yeh-
digunakan sebagai pedoman
nyom.
ari-ari
di
mengandung
Desa
Bayung
nilai-nilai
hidup
Setelah
Kanda
Pat
dalam bermasyarakat, tidak hanya
dikuburkan (segera setelah bayi
sebagai
lahir)
pedoman
hidup
dalam
maka
perubahan
bermasyarakat nilai- nilai keagamaan
selanjutnya adalah abstrak (tak
yang terdapat pada tradisi penguburan
berwujud)
ari-ari juga dapat digunakan sebagai
dirasakan oleh manusia yang
sumber pembelajaran bagi peserta
meyakininya. Keempat saudara
didik.
yang abstrak/tidak terlihat ini
Adapun
nilai-
nilai
yang
namun
terdapat dalam tradisi penguburan ari-
menyertai
ari di Desa Pakraman Bayung Gede
manusia
yang dapat dipakai sebagai sumber
menghadap ke Ida Sang Hyang
belajar IPS sebagai berikut:
Widhi. Keempat saudara ini roh,
penguburan ari-ari masyarakat
dan
rohnya
serta
mencatat
sejauh
mana atman (roh) terpengaruh
Desa Bayung Gede sangat
oleh
percaya akan hubungan antara
indria
keduniawian.
Semua pengalaman hidup di
bayi dan ari-ari yang saling walaupun
mati
sampai
juga menjaga dan melindungi
1. Nilai keagamaan, dalam ritual
menjaga,
terus
dapat
rekam oleh Sang Suratman
berada
yang dahulu berbentuk ari-ari. 10
Inilah
subha
catatan
dan
dia lakukan terhadap dirinya
asubha karma yang menjadi
sendiri, lingkungan (alam) dan
penilaian
Tuhan Yang Maha Esa. Dalam
dan
kesucian
pertimbangan roh
untuk
pelaksanaan tradisi penguburan
menentukan tercapainya moksa
ari-ari nilai tanggung jawab ini
(bersatunya
atman-brahman)
dapat dilihat dari kegiatan-
ataukah samsara (menjelma
kegiatan ritual yang dilakukan
kembali).
oleh masyarakat Desa Bayung
2. Nilai kehidupan sosial, nilai
Gede, yang mana upacara yang
sosial yang terdapat dalam
dilaksanakan
tradisi penguburan ari-ari yaitu,
segala yang disakralkan
dan
dengan melaksanakan tradisi
diwariskan
lalu
penguburan ari-ari, krama atau
hingga masa kini dan menjadi
warga lain yang ada di Desa
bagian
Bayung
masayarakat
Gede
mengetahui
merupakan dari
masa
dari
kehidupan
Desa
adanya kelahiran bayi di Desa
Gede
Bayung Gede. Melalui hal ini
keselamatan kepada Ida Sang
dapat mempererat pasewitran
Hyang
di antara krama adat.
pelaksanaan tradisi penguburan
3. Nilai tanggung jawab, dalam
dalam
Bayung
Widhi.
memohon Dalam
ari-ari nilai tanggung jawab
pelaksanaan upacara kagamaan
juga
nilai tanggung jawab sangat
rentetan
penting
dilaksanakan oleh masyarakat
untuk
ditanamkan
terlihat
dari
upacara
yang
dalam setiap pelaksanaannya
misalnya
seperi halnya nilai tanggung
melaksanakan tradisi pertama-
jawab yang merupakan nilai
tama mempersiapkan alat-alat
yang menekankan pada sikap
yang digunakan, setelah itu
dan prilaku seseorang untuk
selesai barulah melaksanakan
melaksanakan
dan
ritual tersebut sampai upacara
kewajibannya yang seharusnya
selesai. Nilai tanggung jawab
tugas
11
seperti
rentetan-
sebelum
ini
sangat
penting
untuk
ini dikarenakan kepercayaan
masyarakat
masyarakat Desa Bayung Gede
diketahui
oleh
sehingga
nantinya
dapat
untuk
selalu
menjaga
digunakan sebagai pedoman
keseimbangan
dalam penghormatan kepada
mencapai
leluhur.
ketenangan jiwa dimulai saat
4. Nilai
cinta
damai,
dalam
pelaksanaan
tradisi
oleh
masyarakat
tentunya
yang
ingin
dicapai
kedamaian,
tidak
kedamaian
tetapi
alam,
untuk
kedamaian
melaksanakan
dan
upacara
penguburan ari-ari. 5. Nilai
penghormatan
adalah
leluhur,
hanya
mempertahankan
juga
kepada dengan
penguburan
tradisi
ari-ari
sebagai
kesejahteraan hidup di dunia
wujud
maupun di akhirat, begitupun
masyarakat Desa Bayung Gede
dalam
tradisi
kepada nenek moyang. Dimana
penguburan ari-ari di Desa
masyarakat Desa Bayung Gede
Bayung Gede. Dalam setiap
mempercayai bahwa mereka
pelaksanaan tradisi tidak hanya
keturunan
mementingkan apa yang ingin
kayu sehingga saudara sang
dicapai akan tetapi yang paling
bayi atau ari-ari digantung pada
penting
memahami
sebuah pohon Bukak. Pohon
nilai- nilai yang terdapat dalam
Bukak diyakini sebagai ibu
tradisi tersebut seperti halnya
yang
dalam
secara magis.
pelaksanaan
adalah
pelaksanaan
penguburan penguburan
ari-ari.
tradisi Tradisi
penghormatan
tued/pangkal
dari
dapat
mengasuhnya
Mengimplementasikan
ari-ari
nilai-
nilai yang terkandung pada tradisi
dilaksanakan oleh masyarakat
penguburan
Desa Bayung Gede merupakan
pembelajaran IPS dapat dilakukan
tradisi sakral yang sampai saat
melalui
ini masih dipertahankan. Hal
menjabarkan 12
ari-ari
lembaga
dalam sekolah
dalam
suatu yaitu
indikator
pencapaian
pembelajaran
sehingga
Ritual
penguburan
ari-ari
dapat
tradisi penguburan ari-ari di Desa
dimasukkan dalam upacara Manusa
Bayung Gede dapat dipakai sebagai
Yadnya, Upacara Manusa Yadnya
sumber
adalah upacara persembahan suci yang
belajar
di
dalam
kelas,
sehingga nilai-nilai yang terkandung
tulus
pada tradisi penguburan ari-ari dapat
pemeliharaan,
diwariskan dan diterima secara turun
penyucian secara spiritual terhadap
temurun serta diaplikasikan dalam
seseorang sejak terwujudnya jasmani
kehidupan dunia nyata siswa. Sebagai
di dalam kandungan sampai akhir
bentuk penghormatan kepada leluhur
kehidupan, masyarakat Desa Bayung
maka tradisi penguburan ari-ari ini
Gede
merupakan
kelahiran
suatu
sistem
budaya
ikhlas
dalam
rangka
pendidikan
memaknai bayi
suatu
di
serta
upacara
dunia
dengan
prasejarah yang masih bertahan sampai
melaksanakan ritual penguburan ari-ari
saat ini.
dan
juga
merupakan
bentuk
penghormatan kepada nenek moyang. Dalam ritual ini diharapkan bayi yang SIMPULAN
baru lahir dapat terhindar dari hal-hal yang bersifat negatif.
Masyarakat di Desa Pekraman Bayung Gede tetap mempertahankan
Nilai-nilai yang terdapat pada
tradisi penguburkan ari-ari karena
tradisi penguburan ari-ari di Desa
masyarakat percaya bahwa berasal dari
Bayung
keturunan tued kayu (pangkal kayu)
implementasikan
yang
dihidupkan
dengan
tirta
Gede
pembelajaran
dapat pada
yang
di proses
berlangsung
kamandalu yang dibawa dari Pulau
disekolah.
Jawa oleh titisan Bhatara Bayu. Oleh
utama dalam mengimplementasikan
karena meyakini asal mereka dari
berbagai hal kepada peserta didik,
kayu, maka ketika bayi baru lahir dari
sehingga
rahim ibunya dia harus dikembalikan
pemegang
kepada asalnya, yaitu kepada kayu.
pembelajaran. Dengan memanfaatkan 13
Guru
guru
merupakan
dikatakan
kunci
pada
aktor
sebagai proses
berbagai sumber belajar yang ada
masa Islam dalam aspek geografis,
dilingkungan sekitar dapat dipermudah
ekonomi, budaya, pendidikan, dan
dalam proses pembelajaran sekaligus
politik. Dan menggunakan pendekatan
dapat membuat pembelajaran menjadi
ilmiah (sceintifik) dalam Kurikulum
menyenangkan tanpa terpaku pada
2013.
buku. Cara yang digunakan untuk
Ucapan terima kasih ditujukan
mengimplementasikan nilai-nilai yang
kepada:
terdapat pada tradisi penguburan ari-
1. Dra. Desak Made Oka Purnawati,
ari di Desa Bayung Gede melalui
M.Hum sebagai Pembimbing I yang
pembelajaran IPS di dalam kelas dengan
memanfaatkan
penguburan diselipkan pembelajaran
ari-ari ke
dapat
dalam dengan
telah
tradisi
membimbing
pula
Indonesia
penulis
dan dalam
2. Dr. Tuty Maryati, M.Pd sebagai
kompetensi pada
saran
penyusunan artikel ini.
rencana
Pembimbing
dasar yaitu Memahami perubahan masyarakat
memberikan
memberikan
masa
praaksara, masa Hindu Buddha dan
II
yang
telah
saran
dan
membimbing
penulis
dalam
penyusunan
artikel
ini.
DAFTAR PUSTAKA Esten, Mursal. 1999. Desentralisasi Kebudayaan. Bandung: Percetakan Angkasa Anggota IKAPI.
Pendit,
14
Nyoman S. 2001. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta:PT. Pradnya Paramita