TOTO HUDIYANTO, S.Pd 1) Pengawas sekolah Dabin III UPT Dindikpora Kecamatan Pagedongan

Penelitian Tindakan Sekolah

PENINGKATAN EFEKTIVITAS GURU KELAS V DALAM MANAJEMEN WAKTU BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DENGAN MENGGUNAKAN CEKLIS DI SEKOLAH DASAR DABIN III DI UPT DINDIKPORA KECAMATAN PAGEDONGAN KABUPATEN BANJARNEGARA 1)

TOTO HUDIYANTO, S.Pd1) Pengawas sekolah Dabin III UPT Dindikpora Kecamatan Pagedongan

Abstrak Faktor penting dalam keberhasilan belajar adalah manajemen waktu yang tepat dan efektif, sehingga dalam pengelolaan waktu dalam tahapan pembelajaran harus dikemas oleh guru dengan baik. Kehilangan waktu belajar mengajar sehingga pemborosan waktu kerja dapat dicegah/dikurangi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Lokasi penelitian ini dilakukan di Banjarnegara. Fokus penelitian ini adalah Bagaimanakah peningkatan efektivitas guru dalam pengelolaan waktu pembelajaran di Sekolah Dasar Daerah Binaan III Kecamatan Pagedongan Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan menggunakan ceklis siswa pada tahap kegiatan Pendahuluan, Inti dan penutup/akhir pembelajaran. Berdasarkan temuan hasil penelitian dapat disimpulkan (1) penggunaan waktu pada kegiatan pendahuluan pada mata pelajaran bahasa Indonesia, matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam, (2) penggunaan waktu pada kegiatan inti dalam pembelajaran bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam, (3) penggunaan waktu pada kegiatan penutup dalam pembelajaran bahasa Indonesia, matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Hasil yang diperoleh siswa pada kegiatan penelitian tindakan sekolah ini mengalami peningkatan yang dapat diuraikan sebagai berikut: Pada siklus I mata pelajaran bahasa Indonesia rata-rata nilai UH 74 pada siklus II mendapat nilai 82. Matematika pada siklus I rata-rata nilai UH 72 pada siklus II rata-rata nilai 80. Ilmu Pengetahuan Alam pada siklus I, rata-rata nilai UH 73 pada siklus II 81. Dengan demikian mengalami peningkatan: bahasa Indonesia 8%, matematika 9% dan Ilmu Pengetahuan Alam 8%. Adapun nilai UTS jika dibandingkan dengan UTS tahun yang lalu pada siswa yang sama pada saat berada di kelas V juga mengalami peningkatan. Rata-rata nilai UTS sebelum dilaksankan penelitian tindakan sekolah sebagai berikut. Rata-rata nilai UTS bahasa Indonesia 72. rata-rata nilai UTS matematika 71, dan rata-rata nilai UTS Ilmu Pengetahuan Alam 71. Nilai rata-rata UTS setelah dilaksanakan penelitian tindakan sekolah sebagai berikut. Nilai rata-rata bahasa 77 matematika 76, Ilmu Pengetahuan Alam 79. Dengan hasil penelitian tersebut mengalami peningkatan sebagai berikut. Bahasa Indonesia meningkat 5%, matematika meningkat 5%, dan Ilmu Pengetahuan Alam meningkat 8%. Kata kunci : Manajemen Waktu Belajar dan Penggunaan Ceklis

162 | ISSN: 2356-2447-XVI

School Action Research A. PENDAHULUAN

Proses Belajar Mengajar merupakan inti dari proses pendidikan formal dengan guru sebagai pemeran utama. Guru sangat menentukan suasana belajar mengajar di dalam kelas. Guru yang kompeten akan lebih mampu dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan efesien di dalam kelas, sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. Keberhasilan tersebut, dipengaruhi banyak faktor terutama terletak pada pengajar (guru) dan yang diajar (siswa), yang berkedudukan sebagai pelaku dan subyek dalam proses tersebut. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan terus menerus dilakukan oleh berbagai pihak, baik secara konvesional maupun inovatif. Usaha ini banyak didasarkan kepada amanat yang termaktub dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 pada Bab II Pasal 3 yang mengatakan: "Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentukk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk meningkatkan mutu pendidikan diperlukan peningkatan dan penyempurnaan pendidikan, yang berkaitan erat dengan peningkatan mutu Proses Belajar Mengajar (PBM) secara operasional yang berlangsung dalam kelas yang baik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Karenanya manajemen kelas memegang peranan yang sangat menentukan dalam PBM. Manajemen kelas menurut Suharsini Arikunto adalah usaha yang dilakukan oleh guru membantu tercapainya kondisi yang optimal, sehingga terlaksananya kegiatan belajar sebagaimana yang diharapkan. Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (2001:11), mutu pendidikan akan cepat tercapai jika pengelola pendidikan memperhatikan pendekatan sistem yaitu input-proses-output. Dalam sistem tersebut, ternyata peranan guru dalam mengelola pembelajaran sangat dominan. Kelas akan berjalan ke arah yang diinginkan jika guru merencanakan, membimbing sesuai dengan skenario pembelajaran. Di antara skenario yang disusun, penggunaan waktu memegang peranan utama. Dalam pembagian waktu kerja guru (time on task) ternyata terjadi kendala: kehilangan waktu belajar mengajar atau pemborosan waktu. Kehilangan waktu tersebut terjadi karena keperluan dinas, semi dinas. Dalam semi dinas, biasanya guru mengikuti penataran, rapat-rapat, upacara, seminar, atau apel hari-hari tertentu. Adapun waktu terbuang lainnya di antaranya guru tidak tepat waktu, seperti: terlambat datang di sekolah, terlambat masuk kelas, meninggalkan kelas

Al-Qalam Vol.XVI|163


untuk keperluan kantor dan terlalu cepat pulang sekolah. Hasil observasi peneliti sebagai pengawas SD daerah binaan III ditemukan fakta bahwa penggunaan waktu guru dalam PBM, ternyata masing-masing guru rata-rata mengajar (kurang dari 80 % ). Berdasar pada pada kondisi diatas, maka perlu dilaksanakan alternatif tindakan yang dipandang tepat untuk mengatasi kehilangan waktu belajar mengajar sehingga pemborosan waktu kerja dapat dicegah/dikurangi, dengan mengadakan penelitian tindakan sekolah dengan judul, Peningkatan Efektivitas Guru Kelas V dalam Manajemen Belajar Siswa di Sekolah Dasar Daerah Binaan III UPT Dindikpora Kecamatan Pagedongan Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2014/ 2015 dengan Menggunakan ceklis Siswa. Berdasarkan diatas maka permasalahan dalam penelitian tindakan sekolah ini, secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah meningkatkan efektivitas pengelolaan waktu dalam pembelajaran di Sekolah Dasar Daerah Binaan III Kecamatan Pagedongan Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2014/ 2015 dengan menggunakan ceklis siswa?. 2. Bagaimanakah peningkatan efektifitas guru dalam pengelolaan waktu pembelajaran di Sekolah Dasar Daerah Binaan III Kecamatan Pagedongan Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan menggunakan ceklis siswa pada tahap pendahuluan pembelajaran? 3. Bagaimanakah peningkatan efektifitas guru dalam pengelolaan waktu pembelajaran di Sekolah Dasar Daerah Binaan III Kecamatan Pagedongan Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan menggunakan ceklis siswa pada tahap kegiatan inti pembelajaran? 4. Bagaimanakah peningkatan efektivitas guru dalam pengelolaan waktu pembelajaran di Sekolah Dasar Daerah Binaan III Kecamatan Pagedongan Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan menggunakan ceklis siswa pada tahap kegiatan penutup/akhir pembelajaran ? Sesuai dengan permasalahan penelitian, tujuan penelitian tindakan sekolah ini adalah untuk: 1. meningkatkan efektifitas guru dalam pengelolaan pembelajaran di Sekolah Dasar Daerah Binaan III Kecamatan Pagedongan Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan menggunakan ceklis siswa. Adapun secara khusus tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 2. Ingin meningkatkan efektivitas guru dalam mengelola waktu pembelajaran Sekolah Dasar Daerah Binaan III Kecamatan Pagedongan Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan menggunakan ceklis siswa pada tahap kegiatan pendahuluan pembelajaran.

164 | ISSN: 2356-2447-XVI

School Action Research

3. Ingin meningkatkan efektivitas guru dalam mengelola waktu pembelajaran di Sekolah Dasar Daerah Binaan III Kecamatan Pagedongan Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan menggunakan ceklis siswa pada tahap kegiatan inti pembelajaran. 4. Ingin meningkatkan efektivitas guru dalam mengelola waktu pembelajaran dengan ceklis pada tahap kegiatan penutup pembelajaran Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik yang bersifat teoritis maupun praktis. Secara teoritis, manfaat dari penelitian ini berkaitan dengan teori pengelolaan waktu dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran di kelas V SD Dan diharapkan temuan penelitian ini secara teoritis dapat mendukung teori yang sudah ada atau menolak teori yang sudah berjalan selama ini. Adapun secara praktis, penelitian ini dapat memberi sumbangan informasi dan masukan pengetahuan, pengalaman bagi guru Kelas V Sekolah Dasar Daerah Binaan III Kecamatan Pagedongan Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2014/2015 tentang efektivitas pengelolaan waktu pembelajaran di kelas V dengan mengunakan ceklis siswa. B. KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

1. Manajemen Waktu Belajar Di Sekolah Manajemen waktu adalah suatu jenis keterampilan yang berkaitan dengan segala bentuk upaya dan tindakan seseorang yang dilakukan secara terencana agar individu dapat memanfaatkan waktunya dengan sebaik-baiknya (Atkinson, 1994). Orr (dalam Atkinson, 1994) mengemukakan bahwa manajemen waktu sebagai kemampuan menggunakan waktu secara manfaattif dan efisien untuk memperoleh manfaat yang maksimal. Lebih lanjut Haynes (1994) menyatakan bahwa manajemen waktu adalah suatu proses pribadi dengan memanfaatkan analisis dan perencanaan dalam menggunakan waktu untuk meningkatkan manfaattivitas dan efisiensi. Higgins (dalam Atkinson, 1994) mendefinisikan manajemen waktu sebagai proses untuk menjadikan waktu lebih produktif, dengan cara mengatur apa yang dilakukan dalam waktu tersebut. Hal serupa juga dikemukakan oleh Forsyth (2009) mengatakan bahwa manajemen waktu adalah cara bagaimana membuat waktu menjadi terkendali sehingga menjamin terciptanya sebuah manfaattifitas dan efisiensi juga produktivitas.

2.

Alokasi Waktu Pembelajaran dalam Kurikulum Dalam pembelajaran di sekolah tidak bisa dilepaskan antara waktu, guru, siswa, dan materi pembelajaran. Waktu peranannya penting sekali sehingga setiap kurikulum yang berlaku selalu mencantumkan waktu pembelajaran di kelas. Kurikulum 1975, Kurikulum 1994, kurikulum 2004. Waktu pembelajarannya



berbeda-beda. Perbedaan tersebut dikarenakan materi yang diberikan atau kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berbeda. Sedangkan alokasi waktu setiap materi pelajaran/KD disesuaikan dengan kondisi sekolah/kelas/siswa masing-masing, tetapi alokasi waktu dalam setiap mata pelajaran dari sekolah yang satu dengan sekolah yang lain sama sebagaimana yang yang disampaikan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar (2004:13). Alokasi waku pelajaran di SD/MI sebagai berikut. Tabel 2.1 Struktur Kurikulum SD/MI Komponen A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama 2. Pendidikan Kewarganegaraan 3. Bahasa Indonesia 4. Matematika 5. Ilmu Pengetahuan Alam 6. Ilmu Pengetahuan Sosal 7. Seni Budaya dan Keterampilan 8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan B. Muatan lokal C. Pengembangan Diri Jumlah

I

Kelas dan Alokasi Waktu II III IV, V, dan VI

3 2 5 5 3 2 1 2

3 2 5 5 3 2 1 2

3 2 5 5 3 3 1 2

3 2 5 5 4 3 4 2

3 2 26

3 2 26

3 2 26

2 2 32

Berdasarkan struktur kurikulum di atas, peneliti mengambil tiga mata pelajaran, yakni Bahasa Indonesia, Matematika dan IPA. Di Sekolah Dasar Daerah Binaan_III Kecamatan Pagedongan Kabupaten Banjarnegara pembagian jam pembelajaran sebagai berikut: (1) mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika di kelas V, yang masing-masing sejumlah 6 jam pelajaran dengan pembagian 3 jam pelajaran, dan 2 jam pelajaran setiap tatap muka pembelajaran dalam satu minggu. Guru atau sekolah tidak diperkenankan menggunakan jam pelajaran selain pembagian tersebut di atas karena berdasarkan penelitian kelas yang pembagian jam mengajar selain di atas kurang efektif. IPA yang menggunakan alokasi waktu 4 jam pelajaran dilakasankan sekali dalam satu tatap muka pada setiap minggunya.

3. Ceklis Siswa dalam Pembelajaran Ceklis dalam penelitian tindakan ini disebut juga instrumen yang digunakan untuk mendata waktu guru dalam melaksanakan kegiatan di kelas mulai dari jam masuk sampai dengan jam pulang atau jam ganti pelajaran. Data ini berisi tentang

166 | ISSN: 2356-2447-XVI


lamanya guru dalam memberi bimbingan, tugas, menyimpulkan, menutup pelajaran. Data ini diisi berdasarkan pada skala menit. C. METODE PENELITIAN TINDAKAN

1. Setting Penelitian Tindakan Tabel 1. Keseluruhan subjek penelitian No

Nama Sekolah

Jumlah Guru

1

SDN 1 Kebutuhduwur

6

2

SDN 2 Kebutuhduwur

7

3

SDN 3 Kebutuhduwur

6

4

SDN 4 Kebutuhduwur

7

5

SDN 6 Kebutuhduwur

5

6

SDN 1 Duren

7

7

SDN 2 Duren

7

8

SDN1 Kebutuhjurang

6

Jumlah

47

Pada Sekolah Dasar tersebut peneliti sebagai pengawas sehingga memiliki kewajiban untuk berupaya memaksimalkan pengelolaan waktu pembelajaran, khususnya bagi guru mata pelajaran Bahasa indonesia, matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam, sebagai berikut: Tabel 2. Sampel penelitian Tindakan Sekolah No 1

2

3

Nama Guru Rukoyah

M Ngafif asror

Slamet

Nama Sekolah

Mata Pelajaran

SDN 1 Kebutuhduwur

Matematika

A2

Bahasa Indonesia

A3

IPA

SDN 2 Kebutuhduwur

Matematika

A2

Bahasa Indonesia

A3

IPA

SDN 3 Kebutuhduwur

Matematika

A2

Bahasa Indonesia

A3

IPA



4

5

6

7

8

2.

Miskum

Prayitno

Nursamsi

Eli yuliana

Bambang tw

SDN 4 Kebutuhduwur

Matematika

A2

Bahasa Indonesia

A3

IPA

SDN 6 Kebutuhduwur

Matematika

A2

Bahasa Indonesia

A3

IPA

SDN 1 Duren

Matematika

A2

Bahasa Indonesia

A3

IPA

SDN 2 Duren

Matematika

A2

Bahasa Indonesia

A3

IPA

SDN 1 Kebutuhjurang

Matematika

A2

Bahasa Indonesia

A3

IPA

Waktu Penelitian Penelitian tindakan ini dilaksnakan selama empat bulan yakni pada bulan Pebruari sampai dengan bulan Mei 2014. Selama penelitian tersebut peneliti mengumpulkan data awal, menyusun ceklis siswa, mendata hasil ceklis siswa, menganalisis data, menindaklanjuti data, serta menulis laporan.

3. Prosedur Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan maka pelaksanakannya dalam dua siklus. Siklus-siklus itu merupakan rangkaian yang saling berkelanjutan, dimana siklus kedua merupakan kelanjutan dari siklus pertama. Setiap siklusnya terdiri dari kegiatan persiapan tindakan, pelaksanaan tindakan, pemantauan dan evaluasi, dan refleksi. Gambaran penelitan tindakan itu sebagai berikut.

a. Siklus I 1) Persiapan Tindakan Siklus pertama dilaksanakan selama 2 bulan dengan kegiatan sebagai berikut. a) Pengumpulan data awal diambil dari daftar keadaan guru bahasa Indonesia, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam untuk mengetahui pendidikan terakhir, pelatihan yang pernah diikuti guru, serta lamanya guru bertugas. Data awal kerja guru dan

168 | ISSN: 2356-2447-XVI


efektivitas pembelajaran dan hasil ulangan harian siswa sebelum dilaksanakan penelitian b) Mengadakan pertemuan guru-guru sebagai mitra penelitian membahas langkah-langkah pemecahan masalah pembelajaran dari aspek perencanaan pembelajarn, penggunaan waktu pembelajaran. c) Merumuskan langkah-langkah tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus pertama 2) Pelaksanaan Tindakan Pelaksanakan tindakan ini dilakukan oleh peneliti dan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam dan siswa kelas V SD Binaan se-Kecamatan Pagedongan Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2014/2015 selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan tindakan sebagai berikut. a. Meneliti waktu yang digunakan dalam pembimbingan siswa. b. Mencatat ketepatan waktu masuk kelas c.

Mencatat keefektivan guru dalam menggunakan waktu memotivasi, apersepsi, dan bertanya jawab sebelum materi pembelajaran

d. Mencatat keefektivan guru dalam membimbing siswa memahami konsep/materi pembelajaran e. Mencatat keefektivan guru dalam menilai siswa baik terutama penilaian proses f.

Mencatat keefektivan guru dalam menutup pelajaran

g. Mencatat penggunaan waktu dalam mengakhiri pelajaran 3) Pemantauan dan Evaluasi Pada prinsipnya pemantauan dilaksanakan selama penelitian berlangsung, dengan sasaran utama untuk melihat peningkatan kemampuan guru dalam menggunakan waktu pembelajaran mulai kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Adapun instrumen yang digunakan untuk memantau tindakan guru dalam menggunakan waktu pembelajaran berupa: a. Guru masuk kelas tepat waktu b. Guru mengawali pembelajaran mengarah pada kompetensi dasar dengan memaksimalkan waktu yang ada c.

Guru membimbing siswa secara individu dan secara kelompok dengan memaksimalkan waktu yang ada

d. Guru memberi penguatan kepada siswa dengan memperhatikan waktu yang tersedia.



4) Refleksi Refleksi merupakan kegiatan yang meliputi analisis, sintesis, memaknai, menerangkan, dan akhirnya menyimpulkan semua informasi yang diperoleh pada saat persiapan dan tindakan. Hasil refleksi dimanfaatkan untuk perbaikan pada siklus berikutnya. Guru, peneliti, dan siswa pada tahap ini mendiskusikan pelaksanaan proses tindakan yang dilakukan berdasarkan hasil pengamatan selama guru menyusun rencana pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai prestasi belajar, melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar siswa. Hal yang didiskusikan meliputi: (a) kesesuaian pembelajaran dengan perencanaan, (b) materi yang digunakan pembelajaran, (c) evaluasi pembelajaran, (d) penggunaan waktu dalam pembelajaran, (e) tindak lanjut peneliti/pengawas dan guru.

b. Siklus II Siklus II ini merupakan kelanjutan serta perbaikan siklus I. Kegiatan siklus kedua didasarkan pada hasil siklus pertama dengan tahapan seperti pada siklus I, yakni: (a) Persiapan Tindakan (b) Pelaksanaan Tindakan, (c) Pemantauan dan Evaluasi, (d) Refleksi 1) Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data pada penelitian ini terdiri atas empat kegiatan pokok yakni pengumpulan data awal, data hasil analisis setiap akhir siklus, serta data hasil ulangan harian, tengah semester, dan ulangan semester. Tekhnik yang dipakai untuk mengumpulkan data dengan metode observasi/pengamatan dan dokumentasi. 2) Teknik Analisis Data Data yang telah dikumpulkan, dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menjelaskan perubahan perilaku guru dalam pembelajaran dan perilaku siswa dalam belajar. Adapun analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui keberhasilan guru dan siswa berdasarkan standar kompetensi guru dan siswa yang telah ditetapkan oleh Depdiknas sebagai berikut. Nilai 86-100 = amat baik (A) berhasil Nilai 70-85 = baik (B) berhasil Nilai 60-75 = cukup (C) berhasil Nilai 0 – 59 = kurang (D) belum berhasil

170 | ISSN: 2356-2447-XVI

School Action Research D. HASIL PENELITIAN TINDAKAN

1. Hasil Siklus I Uraian data pada siklus I ini dipisahkan dipetakan menjadi: (1). perencanaan pembelajaran, (2). pencatatan waktu dalam proses pembelajaran pada tahap memotivasi, (3). tanya jawab, penanaman konsep, (4). membimbing secara individu, (5). membimbing secara kelompok, (6). menyimpulkan, (7). menilai, dan (8). refleksi.

a. Perencanaan Pembelajaran Pembelajaran siklus I pada penelitian ini dilaksanakan pada dua pertemuan. Setiap pertemuan membutuhkan satu perencanaan. Perencanaan penelitian ini mencakup komponen-komponen: waktu, tujuan, kegiatan belajar mengajar, materi, media, sumber, serta evaluasi. a.

Waktu Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus pertama kelas V Sekolah Dasar Daerah Binaan III UPT Dindikpora Kecamatan Pagedongan KabupatenBanjarnegara Tahun Pelajaran 2014/2015 ada dua jam pelajaran. Masingmasing jam pelajaran memerlukan waktu 40 menit.

b. Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran pada siklus I ini bersumberkan pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar KTSP. Tujuannya disesuaikan dengan mata pelajaran yang bersangkutan dengan bersumberkan pada Satandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. c.

Kegiatan Belajar Mengajar Kegiatan belajar mengajar bahasa Indonesia, matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam disesuaikan dengan perencanaan yang sudah diskenario oleh guru. Dalam pembelajaran dibagi menjadi tiga tahap, tahap pendahuluan (motivasi, skemata siswa, tanya jawab), tahap inti (berdiskusi, penanaman konsep, pembimbingan, kesimpulan), tahap penutup (refleksi dan evaluasi pembelajaran)

d. Materi Pembelajaran Materi pembelajaran dalam penelitian ini berdasarkan pada materi yang ada dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi/Kurikulum 2004. Materi tersebut disesuaikan dengan skenario yang dibuat oleh guru. Masing-masing sekolah kompetensi dasarnya berbeda (boleh berbeda) dan disesuaikan pula pada masingmasing mata pelajaran. e.

Evaluasi Evaluasi pembelajaran meliputi evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses berupa kegiatan belajar mengajar antara guru-siswa. Evaluasi itu berupa


Penelitian Tindakan Sekolah pengamatan terhadap aktivitas siswa-guru dalam kegiatan dalam menggunakan waktu pembelajaran .

f. Pelaksanaan Pencatatan Waktu pada Tahap Pendahuluan Pada tahap ini, guru memotivasi siswa agar memaksimalkan pembelajaran dengan cara memberi penguatan-penguatan dan sanjungan pada siswa. Guru memulainya dengan cara mengarahkan siswa menggali pengalaman yang pernah dialaminya. Pengalaman tersebut berupa pengalaman pribadi yang paling berkesan. Masing-masing mata pelajaran dan guru mempunyai gaya yang berbeda-beda, tetapi intinya memotivasi siswa selalu dilaksanakan dalam kegiatan pendahuluan. Setelah kegiatan itu guru melanjutkan tanya jawab yang mengarah pada KD yang akan dipelajari oleh siswa dengan cara mengaetkan dengan KD yang ada pada pertemuan minggu lalu. Pencatatan penggunaan waktu pada masing-masing SD beragam dalam melaksanakan kegiatan pendahuluan tersebut. Padahal dalam skenario yang sudah dibuat waktu yang digunakan dalam kegiatan pendahuluan sama. Adapun hasil pencatatan penggunaan waktu dalam PBM siswa kelas V Sekolah Dasar Daerah Binaan III UPT Dindikpora Kecamatan Pagedongan Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2014/2015 sebagai berikut. Tabel 4.1 : Data Pencatatan Waktu Proses Belajar Mengajar Tahap Kegiatan Pendahuluan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

No.

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Nama Sekolah

1

2

3

4

Jumlah Waktu

Rata-rata Nilai UH

Rata-rata Nilai UTS

SDN1 Kebutuhduwur SDN2 Kebutuhduwur SDN3 Kebutuhduwur SDN4 Kebutuhduwur SDN6 Kebutuhduwur SDN 1 Duren SDN 2 Duren SDN1 Kebutuhjurang

√

√

√

-

12

72

74

-

√

√

√

10

74

72

√

√

-

√

11

75

73

-

-

√

√

12

73

71

√

-

√

-

10

75

72

√ -

√ √ -

√ √ √

√ √ √

11 12 12

76 74 71

73 70 70

Keterangan:

172 | ISSN: 2356-2447-XVI


1. 2. 3. 4.

Waktu kosong/terlambat, memotivasi, tanya jawab, lain-lain

Data berdasarkan pencatatan tersebut ternyata penggunaan waktu dalam memotivasi, tanya jawab dan lain-lain sangat tergantung pada mata pelajaran dan Kompetensi Dasar.

No.

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Tabel 4.2 : Data Pencatatan Waktu Proses Belajar Mengajar Tahap Kegiatan Pendahuluan Mata Pelajaran Matematika Nama Sekolah 1 2 3 4 Jumlah Rata-rata Waktu Nilai UH SDN1 Kebutuhduwur √ √ 10 73 SDN2 Kebutuhduwur √ √ 9 75 SDN3 Kebutuhduwur √ √ √ √ 8 75 SDN4 Kebutuhduwur √ 11 76 SDN6 Kebutuhduwur √ √ √ √ 12 68 SDN 1 Duren √ 11 66 SDN 2 Duren √ √ √ 12 69 SDN1 Kebutuhjurang √ √ √ 9 71

Rata-rata Nilai UTS 74 73 75 71 65 68 70 69

Keterangan: 1. Waktu kosong/terlambat, 2. memotivasi, 3. tanya jawab, 4. lain-lain Data berdasarkan pencatatan tersebut ternyata penggunaan waktu dalam memotivasi, tanya jawab dan lain-lain sangat tergantung pada mata pelajaran dan Kompetensi Dasar. Pada SDN 1 Kebutuhduwur dengan materi bilangan dengan standar kompetensi “Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah” dan kompetensi dasarnya adalah “Menentukan akar pangkat tiga suatu bilangan kubik”. Ternyata hasil ulangan harian dari SD tersebut rata-ratanya adalah 73 dengan alokasi waktu untuk kegiatan pendahuluan 9 menit. Pelaksanaan di SDN 2 Kebutuhduwur, pembelajaran Matematika dengan materi bilangan dengan standar kompetensi “Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah”, dengan kompetensi dasar “Menggunakan sifat-sifat operasi hitung termasuk operasi campuran, FPB dan KPK.” Hasil ulangan harian pada SDN 2 Kebutuhduwur tersebut dengan alokasi waktu 12 menit untuk kegiatan pendahuluan sebesar 75.



Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembelajaran Matematika pada tahap pendahuluan dari 8 SDN Sekolah Dasar Daerah Binaan _III UPT Dindikpora Kecamatan Pagedongan Kabupaten Banjarnegara rata-rata alokasi waktu yang digunakan adalah 10 menit dengan nilai rata-rata 72 setelah dilakukan ulangan harian. Tabel 4.3 : Data Pencatatan Waktu Proses Belajar Mengajar Tahap Kegiatan Pendahuluan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Rata-rata Rata-rata Jumlah No. Nama Sekolah 1 2 3 4 Nilai Nilai Waktu UH UTS 1. SDN1 Kebutuhduwur √ √ 12 72 69 2. SDN2 Kebutuhduwur √ √ √ √ 11 73 72 3. SDN3 Kebutuhduwur √ √ 10 75 73 4. SDN4 Kebutuhduwur √ √ 9 74 71 5. SDN6 Kebutuhduwur √ √ 10 71 72 6. SDN 1 Duren √ √ 11 73 72 7. SDN 2 Duren √ √ √ 13 73 72 8. SDN1 Kebutuhjurang √ √ 10 71 69

Data berdasarkan pencatatan tersebut ternyata penggunaan waktu dalam memotivasi, tanya jawab dan lain-lain sangat tergantung pada mata pelajaran dan Kompetensi Dasar. Pada SDN 3 Kebutuhduwur keterampilan yang disampaikan adalah menulis dengan standar kompetensi “Menulis teks fungsional pendek sangat sederhana dalam konteks sekitar peserta didik” dan kompetensi dasarnya adalah “Menulis teks fungsional pendek sangat sederhana secara berterima.” Ternyata hasil ulangan harian dari SD tersebut rata-ratanya adalah 75 dengan alokasi waktu untuk kegiatan pendahuluan 11 menit. Pelaksanaan di SDN 4 Kebutuhduwur, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan aspek membaca dengan standar kompetensi “Memahami teks fungsional pendek dan deskriptif bergambar sangat sederhana dalam konteks sekitar peserta didik”, dengan kompetensi dasar “Membaca nyaring teks fungsional pendek sangat sederhana dengan ucapan dan intonasi yang tepat dan berterima.”) Hasil ulangan harian pada SDN4 Kebutuhduwur tersebut 74 dengan alokasi waktu 9 menit untuk kegiatan pendahuluan.

2. Pelaksanaan Pencatatan Waktu pada Tahap Inti Pembelajaran Perlaksanaan pencatatan waktu pada tahap inti pembelajaran dilakukan oleh kolaburator dan para siswa. Tujuan pencatatan itu dilakukan dengan menggunakan ceklis yang sudah disiapkan. Untuk mensahihkan data, peneliti menggunakan data trianggulasi dengan cara mengecek ulang dengan tape recorder dan video yang telah dipasang di masing masing kelas. Pada tahap Inti pembelajaran ini dikaitkan dengan KD yang telah direncanakan. Pada pendataan

174 | ISSN: 2356-2447-XVI


tahap ini, peneliti menggunakan ceklis yang berupa waktu yang digunakan untuk menjelaskan konsep pada siswa, membimbing secara individu, memimbing secara kelompok, dan menyimpulkan. Data yang diperoleh dalam pencatatan waktu pembelajaran pada tahap inti sebagai berikut.

No. 1.

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Tabel 4.4 : Data Pencatatan Waktu Proses Belajar Mengajar Tahap Kegiatan Inti Mata Pelajaran Bahasa Indonesia RataJumlah rata Nama Sekolah 5 6 7 8 Waktu Nilai UH SDN1 Kebutuhduwur √ √ √ 22 72 SDN2 Kebutuhduwur √ √ √ 24 74 SDN3 Kebutuhduwur √ √ √ √ 25 75 SDN4 Kebutuhduwur √ 23 73 SDN6 Kebutuhduwur √ √ √ √ 20 75 SDN 1 Duren √ √ √ 23 76 SDN 2 Duren √ √ √ 22 74 SDN1 Kebutuhjurang √ √ √ √ 21 71 Keterangan: 5. Penanaman konsep, 6. membimbing individu, 7. membimbing kelompok, 8. menyimpulkan

Ratarata Nilai UTS 74 72 73 71 72 73 70 70

Berdasarkan data yang ditabelkan di atas ternyata pada kegiatan inti, masingmasing sekolah beragam. Mereka menyampaikan materi sesuai dengan kompetensi dasar yang diberikan sehingga data penelitian juga beragam. Data kegiatan inti pembelajaran bahasa Indonesia di SDN 6 Kebutuhduwur menunjukkan bahwa pelaksanaan penanaman konsep kompetensi dasar “membuat ringkasan dari teks yang dibaca atau yang didengar.” memerlukan waktu 20 menit, membimbing individu membutuhkan waktu 10 menit, membimbing kelompok 5 menit, dan menyimpulkan dengan waktu 5 menit sehingga waktu keseluruhan dalam kegiatan inti PBM tersebut adalah 20 menit, dengan rata-rata nilai ulangan harian 75. Data kegiatan inti pembelajaran bahasa Indonesia di SDN 1 Duren menunjukkan bahwa pelaksanaan penanaman konsep kompetensi dasar yakni “menyusun percakapan tentang berbagai topik dengan memperhatikan penggunaan ejaan.” memerlukan waktu 23 menit, membimbing individu membutuhkan waktu 15 menit,



dan menyimpulkan dengan waktu 8 menit, sehingga waktu keseluruhan dalam kegiatan inti PBM tersebut adalah 23 menit, dengan rata-rata nilai ulangan harian 76. Tabel 4.5 : Data Pencatatan Waktu Proses Belajar Mengajar Tahap Kegiatan Inti Mata Pelajaran Matematika RataJumlah rata No. Nama Sekolah 5 6 7 8 Waktu Nilai UH 1. SDN1 Kebutuhduwur √ √ 23 73 SDN2 Kebutuhduwur √ √ √ √ 25 2. 75 3. SDN3 Kebutuhduwur √ √ √ 24 75 4. SDN4 Kebutuhduwur √ √ 26 76 5. SDN6 Kebutuhduwur √ √ 22 68 6. SDN 1 Duren √ √ 23 66 7. SDN 2 Duren √ √ √ 23 69 8. SDN 1 Kebutuhjurng √ √ 22 71 Keterangan: 5. Penanaman konsep, 6. membimbing individu, 7. membimbing kelompok, 8. menyimpulkan


Berdasarkan data yang ditabelkan di atas ternyata pada kegiatan inti, masingmasing sekolah beragam. Mereka menyampaikan materi sesuai dengan kompetensi dasar yang diberikan sehingga data penelitian juga beragam. Data kegiatan inti pembelajaran Matematika di SDN 1 Kebuthduwur menunjukkan bahwa pelaksanaan penanaman konsep kompetensi dasar “Menentukan akar pangkat tiga suatu bilangan kubik”. memerlukan waktu 23 menit, penanaman konsep 13 menit dan membimbing kelompok 10 menit, sehingga waktu keseluruhan dalam kegiatan inti PBM tersebut adalah 23 menit, dengan rata-rata nilai ulangan harian 73.

176 | ISSN: 2356-2447-XVI


No. 1.

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Tabel 4.6 : Data Pencatatan Waktu Proses Belajar Mengajar Tahap Kegiatan Inti Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam RataJumlah rata Nama Sekolah 5 6 7 8 Waktu Nilai UH SDN1 Kebutuhduwur √ √ √ 25 72 SDN2 Kebutuhduwur √ √ √ 23 73 SDN3 Kebutuhduwur √ √ 24 75 SD4 Kebutuhduwur . √ 22 74 SDN6 Kebutuhduwur √ √ √ √ 23 71 SDN 1 Duren √ √ √ 24 73 SDN 2 Duren √ √ 23 73 SDN1 Kebutuhjurang √ √ √ 23 71 Keterangan: 5. Penanaman konsep, 6. membimbing individu, 7. membimbing kelompok, 8. menyimpulkan


Berdasarkan data yang ditabelkan di atas ternyata pada kegiatan inti, masing-masing sekolah beragam. Mereka menyampaikan materi sesuai dengan kompetensi dasar yang diberikan sehingga data penelitian juga beragam. Data kegiatan inti pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SDN 1 Kebutuhjurang menunjukkan bahwa pelaksanaan penanaman konsep kompetensi dasar “Menulis teks fungsional pendek sangat sederhana secara berterima” memerlukan waktu 23 menit, menamnamkan konsep 15 menit, membimbing individu membutuhkan waktu 5 menit, dan menyimpulkan dengan waktu 3 menit sehingga waktu keseluruhan dalam kegiatan inti PBM tersebut adalah 23 menit, dengan rata-rata nilai ulangan harian 71.

a. Pelaksanaan Pencatatan Waktu pada Tahap Penutupan Pada tahap penutupan, penelitian diarahkan pada pencatatan proses pembelajaran pada akhir kegiatan di kelas. Pada kegiatan ini guru selalu melaksanakan kuis dan refleksi. Kuis digunakan sebagai ulangan harian karena dilaksanakan setelah proses pembelajaran. Kuis bisa berupa pertanyaan secara langsung bisa juga pertanyaan tertulis. Jumlah soal untuk kuis setiap kompetensi dasar sebanyak sepuluh soal. Adapun kegiatan refleksinya menyesuaikan dengan waktu yang tersisa.



Data yang diperoleh dalam pencatatan waktu pembelajaran pada tahap inti sebagai berikut. Tabel 4.7 : Data Pencatatan Waktu Proses Belajar Mengajar Tahap Kegiatan Penutup Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Jumlah Rata-rata Nilai No. Nama Sekolah 9 10 Waktu UH 1. SDN1 Kebutuhduwur √ 6 72 SDN2 Kebutuhduwur √ 6 2. 74 3. SDN3 Kebutuhduwur √ √ 4 75 4. SDN4 Kebutuhduwur 5 73 5. SDN6 Kebutuhduwur √ √ 10 75 6. SDN 1 Duren √ √ 6 76 7. SDN2 Duren √ √ 6 74 8. SDN1 Kebutuhjurng √ 7 71 Keterangan: 9. kuis/pertanyaan, 10.refleksi


Berdasarkan data yang ditabelkan di atas ternyata pada kegiatan penutup, masing-masing sekolah beragam. Mereka menutup pembelajaran dengan cara memberikan kuis/petanyaan dan refleksi. Waktu yang digunakan dalam menutup pelajaran ini bermacam-macam. Rata-rata sepuluh menit.. Data yang diperoleh dalam pencatatan waktu dalam kegiatan penutup di SDN 2 Duren dalam kompetensi dasar “membuat ringkasan dari teks yang dibaca atau yang didengar.” adalah: (1) kegiatan kuis/pertanyaan memerlukan waktu 3 menit, refleksi yang berupa penguwatan 3 menit, sehingga jumlah waktu pada kegiatan penutup adalah 6 menit dengan nilai rata-rata 74.

No. 1.

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Tabel 4.8 : Data Pencatatan Waktu Proses Belajar Mengajar Tahap Kegiatan Penutup Mata Pelajaran Matematika Jumlah Rata-rata Nilai Nama Sekolah 9 10 Waktu UH SDN1 Kebutuhduwur √ 7 73 SDN2 Kebutuhduwur √ √ 6 75 SDN3 Kebutuhduwur √ 8 75 SDN4 Kebutuhduwur √ 3 76 SDN6 Kebutuhduwur √ √ 6 68 SDN 1 Duren √ √ 6 66 SDN 2 Duren √ 5 69 SDN1 Kebutuhjurang √ 9 71

178 | ISSN: 2356-2447-XVI


School Action Research Keterangan: 9. kuis/pertanyaan, 10.refleksi

Berdasarkan data yang ditabelkan di atas ternyata pada kegiatan penutup, masing-masing sekolah beragam. Mereka menutup pembelajaran dengan cara memberikan kuis/petanyaan dan refleksi. Waktu yang digunakan dalam menutup pelajaran ini bermacam-macam. Rata-rata enam menit. Data yang diperoleh dalam pencatatan waktu dalam kegiatan penutup di SDN 1 Duren dalam kompetensi dasar “Menentukan akar pangkat tiga suatu bilangan kubik”adalah: (1) kegiatan kuis/pertanyaan memerlukan waktu 6 menit, refleksi yang berupa penguwatan 3 menit, sehingga jumlah waktu pada kegiatan penutup adalah 3 menit dengan nilai rata-rata 66. Tabel 4.9 : Data Pencatatan Waktu Proses Belajar Mengajar Tahap Kegiatan Penutup Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Jumlah Rata-rata Nilai No. Nama Sekolah 9 10 Waktu UH 1. SDN1 Kebutuhduwur √ 3 72 SDN2 Kebutuhduwur √ 6 2. 73 3. SDN3 Kebutuhduwur √ √ 6 75 4. SDN4 Kebutuhduwur √ 9 74 5. SDN6 Kebutuhduwur √ 7 71 6. SDN 1 Duren √ √ 5 73 7. SDN 2 Duren √ 4 73 8. SDN1 Kebutuhjurang √ 7 71 Keterangan: 9. kuis/pertanyaan, 10.refleksi


Berdasarkan data yang ditabelkan di atas ternyata pada kegiatan penutup, masing-masing sekolah beragam. Mereka menutup pembelajaran dengan cara memberikan kuis/petanyaan dan refleksi. Waktu yang digunakan dalam menutup pelajaran ini bermacam-macam. Rata-rata sepuluh menit.. Data yang diperoleh dalam pencatatan waktu dalam kegiatan penutup di SDN 3 Kebutuhduwur dalam kompetensi dasar “Menulis teks fungsional pendek sangat sederhana secara berterima”adalah: (1) kegiatan kuis/pertanyaan memerlukan waktu 2 menit, refleksi yang berupa penguwatan 4 menit, sehingga jumlah waktu pada kegiatan penutup adalah 6 menit dengan nilai rata-rata 75.

b. Refleksi Pelaksanaan Pencatatan Waktu Siklus I Refleksi siklus I diarahkan pada tiga tahap pembelajaran yaitu tahap kegiatan pendahuluan, tahap kegiatan inti, dan tahap kegiatan penutup. Selain difokuskan pada pencatatan waktu ketiga tahap tersebut, peneliti juga



melakukan refleksi yang berkaitan dengan kompetensi dasar yang diberikan dan penilaian terutama penilaian yang berbentuk kuis.

c. Refleksi Tahap Pendahuluan 1) Keterlabatan guru dalam proses belajar mengajar masih ada. Ini perlu ada peningkatan kedisiplinan guru dalam memanfaatkan waktu PBM. 2) Guru memotivasi siswa dalam kegiatan pendahuluan perlu ditingkatkan dengan cara menautkan pengalaman siswa ke dalam dunia anak. Selain itu guru perlu memberi contoh-contoh orang atau tokoh yang menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya dalam dunia pendidikan. 3) Tanya jawab bisa dilakukan guru dengan cara menautkan materi yang akan dipelajari dengan pengetahuan anak. Hal ini sudah dilakukan guru. 4) Pembagian waktu antara sekolah yang mayoritas siswa beri-IQ tinggi dengan siswa ber-IQ sedang perlu dibedakan. Guru dan peneliti perlu berdiskusi tentang pembagian tersebut. Berdasarkan hasil penelitian siklus I siswa SD pinggiran kota dengan pusat kota berbeda. 5) Pemilihan kompetensi dasar pada sekolah yang diteliti perlu ada kesamaan supaya lebih valid hasil penilaian. Kompetensi dasar membaca yang berbeda tentu saja tingkat kesulitan siswa dalam mengerjakan soal berbeda pula. d. Tahap Kegiatan Inti 1) Pembagian waktu kegiatan inti harus lebih banyak jika dibandingkan dengan kegiatan lainnya. Ini perlu mendapat perhatian guru. 2) Pemahaman konsep materi perlu diperhatikan guru dengan berbagai cara. Guru bisa menggunakan model quantum. Konsep materi yang sudah dipahami siswa akan memudahkan anak dalam mengaplikasi teorinya. 3) Waktu yang digunakan guru untuk memperkuat pemahaman konsep antara pelajaran Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam, dan Matematika berbeda. Berdasarkan hasil pencatatan waktu penelitian tindakan siklus I guru bisa menggunakan kembali yang dianggap dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dan memperbaiki penggunaan waktu yang dirasa belum signifikan dalam peningkatan waktu. 4) Bimbingan guru kepada siswa secara individu di sekolah, yang tempatnya di pusat kota dengan pinggiran kota sangat berbeda. Guru harus memperhatikan keadaan ini dengan memperhatikan waktu yang disediakan. Bimbingan guru diberikan pada saat siswa mencoba mengaplikasikan konsep/pengetahuan yang sudah dikuasainya. 5) Selain bimbingan secara individu, guru perlu membimbing secara kelompok. Karena bimbingan secara kelompok akan melatih siswa dalam pilar How life together. Ini perlu diberikan para guru agar siswa berlatih

180 | ISSN: 2356-2447-XVI


bekerja sama dengan teman-temannya, baik teman yang berpengetahuan rendah, berekonomi lemah maupun sebaliknya. 6) Kesimpulan yang diberikan guru belum jelas. Hal ini terjadi karena waktu yang disediakan untuk menyimpulkan sedikit. Guru perlu memperhatikan waktu yang digunakan menyimpulkan. Jika perlu siswa yang dibimbing untuk menyimpulkan kegiatan setelah siswa selesai mengaplikasikan konsep/pengetahuan yang telah dimilikinya.

e. Tahap Kegiatan Penutup 1) Kegiatan kuis yang dilakukan guru perlu direncanakan dengan sebaikbaiknya. Hal ini perlu dibuatkan daftar pertanyaan dan jawaban sebelum pelaksaan. Siswa disuruh mengerjakan di lembaran tidak secara lisan. 2) Waktu yang digunakan untuk mengerjakan soal harus cukup dan disesuaikan dengan bobot soal. Waktu yang digunakan untuk menentukan lamanya mengerjakan soal harus berasal dari rata-rata kemampuan anak. Guru jangan menggunakan lamanya waktu mengerjakan dari anak yang paling rendah IQ-nya atau paling tinggi IQ-nya. 3) Refleksi perlu diberikan guru karena dengan adanya refleksi pada akhir pembelajaran akan memantapkan pemahaman siswa dalam pikirannya. Guru berlu membimbing siswa berefleksi terhadap apa yang sudah dikuasai dan apa yang belum dikuasainya. f. Temuan Pelaksanaan Pencatatan Waktu Siklus I Sesuai dengan hasil refleksi siklus I, temuan hasil siklus diuraikan menjadi tiga kategori, yaitu (1) temuan penelitian pada tahap kegiatan pendahuluan, (2) temuan penelitian pada tahap kegiatan inti, dan (3) temuan penelitian pada tahap kegiatan penutup.

g. Temuan penelitian pada tahap kegiatan pendahuluan 1) Guru harus hadir tepat waktu karena dalam siklus I masih ada guru yang terlambat lebih dari lima menit. 2) Pendahuluan yang menggunakan tahap motivasi, tanya jawab masih dipertahankan. Pada bagian pendahuluan ini guru perlu menunjukkan tujuan yang ingin dicapai. 3) Pembagian waktu untuk kegiatan pendahuluan harus dibedakan antara anak yang mayoritas siswa ber-IQ tinggi dan ber-IQ rendah. 4) Kompetensi dasar yang diberikan antara sekolah satu dengan lainnya, baik sekolah pusat kota maupun sekolah pinggiran harus sama. Agar penentuan waktu untuk kegiatan lebih mudah ditentukan.



h. Temuan penelitian pada tahap kegiatan Inti 1) Kegiatan inti merupakan kegiatan utama dalam pembelajaran. Oleh sebab itu, guru perlu merencanakan waktu dengan sebaik-baiknya dalam tahap ini. Baik pada saat pemahaman konsep, bimbingan maupun kesimpulan. 2) Guru perlu merencanakan waktu untuk pemahaman konsep dengan memperhatikan tingkat kesulitan materi. Waktu yang digunakan pada mata pelajaran bahasa Indonesia, dengan Matematika atau Ilmu Pengetahuan Alam harus berbeda. 3) Pembimbingan guru terhadap siswa yang ber-IQ rendah dan ber-IQ tinggi harus dibedakan. Bahkan guru perlu menempatkan anak yang ber-IQ tinggi pada setiap kelompok jika siswa tersebut mengerjakan secara kelompok. 4) Guru perlu menyiapkan kesimpulan kegiatan sebelum pelajaran dimulai. Dalam penentuan kesimpulan, guru perlu melibatkan siswa. 3. Hasil Siklus II Uraian data dalam penelitian ini dipisahkan menjadi: perencanaan pembelajaran, pencatatan waktu dalam proses pembelajaran pada tahap memotivasi, tanya jawab, pemahaman konsep, membimbing secara individu, membimbing secara kelompok, menyimpulkan, menilai, dan mengakhiri pelajaran/refleksi.

a. Perencanaan Pembelajaran Pembelajaran siklus II pada setiap mata pelajaran menggunakan satu pertemuan dengan alokasi waktu 80 menit. Setiap pertemuan menggunakan perencanaan yang berupa silaus, RPP, dan penilaian. Perencanaan penelitian ini mencakup komponen-komponen: waktu, tujuan, kegiatan belajar mengajar, materi, media, sumber, serta evaluasi.

b. Waktu Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus II kelas V SD ada dua jam pelajaran. Mata pelajaran bahasa Indonesia, masing-masing jam pelajaran memerlukan waktu 40 menit. Tujuan Pembelajaran. Tujuan pembelajaran pada siklus II ini bersumberkan pada KTSP. Tujuannya disesuaikan dengan mata pelajaran yang bersangkutan dengan bersumberkan pada Satandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, yakni:

182 | ISSN: 2356-2447-XVI


1) Bahasa Indonesia SD kelas V Standar Kompetensi Membaca Memahami teks dengan membaca intensif dan membaca sekilas

2)

Kompetensi Dasar 3.1 Mendeskripsikan isi dan teknik penyajian suatu laporan hasil pengamatan/kunjungan

Matematika SD kelas V semester I

Standar Kompetensi 3. Menghitung luas segi banyak sederhana, luas lingkaran, dan volume prisma segitiga

Kompetensi Dasar 3.1 Menghitung luas segi banyak yang merupakan gabungan dari dua bangun datar sederhana

c. Kegiatan Belajar Mengajar Kegiatan belajar mengajar mata pelajaran bahasa Indonesia, matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam disesuaikan dengan perencanaan yang sudah diskenario oleh guru. Dalam pembelajaran dibagi menjadi tiga tahap, tahap pendahuluan (motivasi, skemata siswa, tanya jawab, dan penyampaian tujuan pembelajaran), tahap inti (berdiskusi, pemahaman konsep, pembimbingan, kesimpulan), tahap penutup (refleksi dan evaluasi pembelajaran)

d. Materi Pembelajaran Materi pembelajaran dalam penelitian ini berdasarkan pada materi yang ada dalam Kurikulum KTSP. Materi tersebut disesuaikan dengan skenario yang dibuat oleh guru. Masing-masing sekolah dalam menentukan kompetensi dasar diharapkan sama.

e. Evaluasi Evaluasi pembelajaran meliputi evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses berupa kegiatan belajar mengajar antara guru-siswa. Evaluasi itu berupa pengamatan terhadap aktivitas siswa-guru dalam kegiatan dalam menggunakan waktu pembelajaran . Adapun evaluasi hasil menggunakan kuis/tanya jawab.

f. Pelaksanaan Pencatatan Waktu pada Tahap Pendahuluan Pada tahap ini, guru memotivasi siswa agar memaksimalkan pembelajaran dengan cara memberi penguatan-penguatan dan sanjungan pada



siswa. Guru memulainya dengan cara mengarahkan siswa menggali pengalaman yang pernah dialaminya. Pengalaman tersebut berupa pengalaman pribadi yang paling berkesan. Masing-masing mata pelajaran dan guru mempunyai gaya yang berbeda-beda, tetapi intinya memotivasi siswa selalu dilaksanakan dalam kegiatan pendahuluan. Setelah kegiatan itu guru melanjutkan tanya jawab yang mengarah pada KD yang akan dipelajari oleh siswa dengan cara mengaetkan dengan KD yang ada pada pertemuan minggu lalu dan menunjukkan tujuan yang akan dicapai. Pencatatan penggunaan waktu pada masing-masing SD beragam dan tidak ada satu pun sekolah yang sama dalam melaksanakan kegiatan pendahuluan tersebut. Padahal dalam skenario yang sudah dibuat waktu yang digunakan dalam kegiatan pendahuluan sama. Tabel 4.13 : Data Pencatatan Waktu Proses Belajar Mengajar Tahap Kegiatan Pendahuluan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia No.

Nama Sekolah

1

2

3

4

Jumlah Waktu

1 SDN1Kebutuhduwur √ √ √ √ 10 2 SDN2 Kebutuhduwur √ √ √ √ 9 3 SDN3 Kebutuhduwur √ √ √ √ 9 4 SDN4 Kebutuhduwur √ √ √ 11 5 SDN6 Kebutuhduwur √ √ √ 12 6 SDN 1 Duren √ √ √ √ 10 7 SDN 2 Duren √ √ √ 11 8 SDN1 Kebutuhjurang √ √ √ √ 12 Keterangan: 1. Waktu kosong/terlambat, 2. memotivasi, 3. tanya jawab, 4. Informasi tujuan yang diinginkan dalam pembelajaran

Ratarata Nilai UH 82 80 83 84 80 81 85 80


Data berdasarkan pencatatan tersebut ternyata penggunaan waktu dalam memotivasi, tanya jawab dan lain-lain sangat tergantung pada mata pelajaran dan Kompetensi Dasar. Pada SDN 1 Kebutuhduwur keterampilan yang disampaikan adalah menulis dengan standar kompetensi “mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk formulir, ringkasan, dialog, dan parafrase” dan kompetensi dasarnya adalah “membuat ringkasan dari teks yang dibaca atau yang didengar.” Ternyata hasil ulangan harian dari SD tersebut rata-ratanya adalah 82 dan UTS rata-rata 79 dengan alokasi waktu untuk kegiatan pendahuluan 10 menit.

184 | ISSN: 2356-2447-XVI


Tabel 4.14 : Data Pencatatan Waktu Proses Belajar Mengajar Siklus II Tahap Kegiatan Pendahuluan Mata Pelajaran Matematika RataJumlah rata No. Nama Sekolah 1 2 3 4 Waktu Nilai UH 1 SDN1 Kebutuhduwur √ √ √ √ 8 79 2 SDN2 Kebutuhduwur √ √ √ 9 80 3 SDN3 Kebutuhduwur √ √ √ 8 82 4 SDN4 Kebutuhduwur √ √ √ √ 10 81 5 SDN6 Kebutuhduwur √ √ √ 11 80 6 SDN 1 Duren √ √ √ √ 11 80 7 SDN2 Duren √ √ √ 12 81 8 SDN1 Kebutuhjurang √ √ √ √ 9 79 Keterangan: 1. Waktu kosong/terlambat, 2. memotivasi, 3. tanya jawab,


g. Informasi tujuan yang diinginkan dalam pembelajaran Data berdasarkan pencatatan tersebut ternyata penggunaan waktu dalam memotivasi, tanya jawab dan lain-lain sangat tergantung pada mata pelajaran dan Kompetensi Dasar. Pada SDN 2 Kebutuhduwur dengan materi bilangan dengan standar kompetensi “Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah” dan kompetensi dasarnya adalah “Menentukan akar pangkat tiga suatu bilangan kubik”. Rata-rata hasil ulangan harian dari SD tersebut adalah 80 dan 76 ulangan tengah semester dengan alokasi waktu untuk kegiatan pendahuluan 9 menit.

No. 1

Tabel 4.15 : Data Pencatatan Waktu Proses Belajar Mengajar Siklus II Tahap Kegiatan Pendahuluan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam RataJumlah rata Nama Sekolah 1 2 3 4 Waktu Nilai UH SDN1 Kebutuhduwur √ √ √ √ 10 82

Ratarata Nilai UTS 79


Penelitian Tindakan Sekolah 2 SDN2 Kebutuhduwur √ √ √ 9 3 SDN3 Kebutuhduwur √ √ √ √ 8 4 SDN4 Kebutuhduwur √ √ √ √ 12 5 SDN6 Kebutuhduwur √ √ √ √ 10 6 SDN 1 Duren √ √ √ 11 7 SDN 2 Duren √ √ √ √ 11 8 SDN1 Kebutuhjurang √ √ √ √ 10 Keterangan: 1. Waktu kosong/terlambat, 2. memotivasi, 3. tanya jawab, 4. Informasi tujuan yang diinginkan dalam pembelajaran

83 84 84 80 78 79 79

78 78 78 76 77 78 79

Data berdasarkan pencatatan tersebut ternyata penggunaan waktu dalam memotivasi, tanya jawab dan lain-lain sangat tergantung pada mata pelajaran dan Kompetensi Dasar. Pada SDN 3 Kebutuhduwur keterampilan yang disampaikan adalah menulis dengan standar kompetensi “Menulis teks fungsional pendek sangat sederhana dalam konteks sekitar peserta didik” dan kompetensi dasarnya adalah “Menulis teks fungsional pendek sangat sederhana secara berterima.” Ternyata hasil ulangan harian dari SD tersebut rata-ratanya adalah 84 dan ulangan tengah semester dengan rata-rata 78 dengan alokasi waktu untuk kegiatan pendahuluan 8 menit.

h. Pelaksanaan Pencatatan Waktu pada Tahap Inti Pembelajaran Perlaksanaan pencatatan waktu pada tahap inti pembelajaran dilakukan oleh kolaburator dan para siswa. Tujuan pencatatan itu dilakukan dengan menggunakan ceklis yang sudah disiapkan. Untuk mensahihkan data, peneliti menggunakan data trianggulasi dengan cara mengecek ulang dengan tape recorder dan video yang telah dipasang di masing masing kelas. Pada tahap Inti pembelajaran ini dikaetkan dengan KD yang telah direncanakan. Pada pendataan tahap ini, peneliti menggunakan ceklis yang berupa waktu yang digunakan untuk menjelaskan konsep pada siswa, membimbing secara individu, memimbing secara kelompok, dan menyimpulkan. Data yang diperoleh dalam pencatatan waktu pembelajaran pada tahap inti sebagai berikut.

No.

Tabel 4.16 : Data Pencatatan Waktu Proses Belajar Mengajar Siklus II Tahap Kegiatan Inti Mata Pelajaran Bahasa Indonesia RataJumlah Nama Sekolah 5 6 7 8 rata Waktu Nilai

186 | ISSN: 2356-2447-XVI

Ratarata Nilai

School Action Research UH UTS 1 SDN1Kebutuhduwur √ √ √ 22 82 79 2 SDN2 Kebutuhduwur √ √ √ 22 80 76 3 SDN3 Kebutuhduwur √ √ √ 23 83 79 4 SDN4 Kebutuhduwur √ √ √ 21 84 76 5 SDN6 Kebutuhduwur √ √ √ √ 21 80 80 6 SDN 1 Duren √ √ √ 21 81 82 7 SDN 2 Duren √ √ √ √ 20 85 83 8 SDN1 Kebutuhjurang √ √ √ √ 19 80 81 Keterangan: 5. Penanaman konsep, 6.membimbing individu, 7.membimbing, kelompok, 8. menyimpulkan

Berdasarkan data yang ditabelkan di atas ternyata pada kegiatan inti, masing-masing sekolah beragam. Mereka menyampaikan materi sesuai dengan kompetensi dasar yang diberikan sehingga data penelitian juga beragam. Data kegiatan inti pembelajaran bahasa Indonesia di SDN 4 Kebutuhduwur menunjukkan bahwa pelaksanaan penanaman konsep kompetensi dasar “membuat ringkasan dari teks yang dibaca atau yang didengar.” memerlukan waktu 21 menit, membimbing individu membutuhkan waktu 7 menit, membimbing kelompok 7 menit, dan menyimpulkan dengan waktu 7 menit sehingga waktu keseluruhan dalam kegiatan inti PBM tersebut adalah 21 menit, dengan ratarata nilai ulangan harian 84 dan ulangan tengah semester 76. Tabel 4.17 : Data Pencatatan Waktu Proses Belajar Mengajar Siklus II Tahap Kegiatan Inti Mata Pelajaran Matematika RataRataJumlah rata rata No. Nama Sekolah 5 6 7 8 Waktu Nilai Nilai UH UTS 1 SDN1 Kebutuhduwur √ √ √ √ 25 79 75 2 SDN2 Kebutuhduwu √ √ √ √ 23 80 76 3 SDN3 Kebutuhduwur √ √ √ √ 24 82 74 4 SDN4 Kebutuhduwur √ √ √ 23 81 78 5 SDN6 Kebutuhduwur √ √ √ √ 22 80 79 6 SDN 1 Duren √ √ √ 23 80 80 7 SDN 2 Duren √ √ √ √ 20 81 80 8 SDN1 Kebutuhjurang √ √ √ 22 79 74 Keterangan: 5. Penanaman konsep, 6.membimbing individu, 7.membimbing, kelompok, 8. menyimpulkan

Berdasarkan data yang ditabelkan di atas ternyata pada kegiatan inti, masing-masing sekolah beragam. Mereka menyampaikan materi sesuai dengan kompetensi dasar yang diberikan sehingga data penelitian juga beragam. Data



kegiatan inti pembelajaran Matematika di SDN 6 Kebutuhduwur menunjukkan bahwa pelaksanaan penanaman konsep kompetensi dasar “Menentukan akar pangkat tiga suatu bilangan kubik”. memerlukan waktu 22 menit, membimbing individu membutuhkan waktu 8 menit, membimbing kelompok 7 menit, dan menyimpulkan dengan waktu 7 menit sehingga waktu keseluruhan dalam kegiatan inti PBM tersebut adalah 22 menit, dengan rata-rata nilai ulangan harian 80, dan rata-rata ulangan tengah semester 79. Tabel 4.18 : Data Pencatatan Waktu Proses Belajar Mengajar Siklus II Tahap Kegiatan Inti Mata Pelajaran IPA RataJumlah rata Nama Sekolah 5 6 7 8 Waktu Nilai UH SDN1 Kebutuhduwur √ √ √ 22 82 SDN2 Kebutuhduwur √ √ √ √ 22 83 SDN3 Kebutuhduwur √ √ √ 25 84 SDN4 Kebutuhduwu √ √ √ 21 84 SDN6 Kebutuhduw √ √ √ 23 80 SDN 1 Duren √ √ √ √ 23 78 SDN 2 Duren √ √ √ 23 79 SDN1 Kebutuhjurang √ √ √ √ 23 79

No. 1 2 3 4 5 6 7 8


Data kegiatan inti pembelajaran Matematika di SDN 1 Duren menunjukkan bahwa pelaksanaan penanaman konsep kompetensi dasar “Menentukan akar pangkat tiga suatu bilangan kubik”. memerlukan waktu 23 menit, membimbing individu membutuhkan waktu 8 menit, membimbing kelompok 8 menit, dan menyimpulkan dengan waktu 7 menit sehingga waktu keseluruhan dalam kegiatan inti PBM tersebut adalah 23 menit, dengan ratarata nilai ulangan harian 78, dan rata-rata ulangan tengah semester 77.

i.

Pelaksanaan Pencatatan Waktu pada Tahap Penutupan Pembelajaran Pada tahap penutupan, penelitian diarahkan pada pencatatan proses pembelajaran pada akhir kegiatan di kelas. Pada kegiatan ini guru selalu melaksanakan kuis dan refleksi. Kuis digunakan sebagai ulangan harian karena dilaksanakan setelah proses pembelajaran. Kuis bisa berupa pertanyaan secara langsung bisa juga pertanyaan tertulis. Jumlah soal untuk kuis setiap kompetensi dasar sebanyak sepuluh soal. Adapun kegiatan refleksinya menyesuaikan dengan waktu yang tersisa.

188 | ISSN: 2356-2447-XVI


Data yang diperoleh dalam pencatatan waktu pembelajaran pada tahap inti sebagai berikut. Tabel 4.19 : Data Pencatatan Waktu Proses Belajar Mengajar Siklus II Tahap Kegiatan Penutup Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Jumlah Rata-rata Rata-rata Nilai No. Nama Sekolah 9 10 Waktu Nilai UH UTS 1 SDN1 Kebutuhduwur √ √ 8 82 79 2 SDN2 Kebutuhduwur √ √ 9 80 76 3 SDN3 Kebutuhduwur √ √ 8 83 79 4 SDN4 Kebutuhduwu √ √ 8 84 76 5 SDN6 Kebutuhduw √ √ 7 80 80 6 SDN 1 Duren √ √ 9 81 82 7 SDN 2 Duren √ √ 9 85 83 8 SDN1 Kebutuhjurang √ 9 80 81 Keterangan: 9. kuis/pertanyaan, 10.refleksi

Berdasarkan data yang ditabelkan di atas ternyata pada kegiatan penutup, masing-masing sekolah beragam. Mereka menutup pembelajaran dengan cara memberikan kuis/petanyaan dan refleksi. Waktu yang digunakan dalam menutup pelajaran ini bermacam-macam. Rata-rata sepuluh menit.. Data yang diperoleh dalam pencatatan waktu dalam kegiatan penutup di SDN 2 Duren dalam kompetensi dasar “membuat ringkasan dari teks yang dibaca atau yang didengar.” adalah: (1) kegiatan kuis/pertanyaan memerlukan waktu 6 menit, refleksi yang berupa penguwatan 3 menit, sehingga jumlah waktu pada kegiatan penutup adalah 9 menit dengan nilai rata-rata ulangan harian 85 dan nilai ratat-rata ulangan tengah semester 83. Tabel 4.20 : Data Pencatatan Waktu Proses Belajar Mengajar Siklus II Tahap Kegiatan Penutup Mata Pelajaran Matematika Jumlah Rata-rata Nilai No. Nama Sekolah 9 10 Waktu UH 1 SDN1 Kebutuhduwur √ 7 79 2 SDN2 Kebutuhduwur √ √ 8 80 3 SDN3 Kebutuhduwur √ √ 8 82 4 SDN4 Kebutuhduwur √ √ 7 81 5 SDN6 Kebutuhduwur √ √ 7 80 6 SDN 1 Duren √ √ 6 80 7 SDN 2 Duren √ √ 8 81 8 SDN1 Kebutuhjurang √ √ 9 79 Keterangan: 9. kuis/pertanyaan, 10.refleksi




Berdasarkan data yang ditabelkan di atas ternyata pada kegiatan penutup, masing-masing sekolah beragam. Mereka menutup pembelajaran dengan cara memberikan kuis/petanyaan dan refleksi. Waktu yang digunakan dalam menutup pelajaran ini bermacam-macam. Rata-rata sepuluh menit.. Data yang diperoleh dalam pencatatan waktu dalam kegiatan penutup di SDN1 Kebutuhjurang dalam kompetensi dasar “Menentukan akar pangkat tiga suatu bilangan kubik adalah: (1) kegiatan kuis/pertanyaan memerlukan waktu 9 menit, refleksi yang berupa penguwatan 5 menit, sehingga jumlah waktu pada kegiatan penutup adalah 4menit dengan nilai rata-rata ulangan harian 79 dan nilai ratat-rata ulangan tengah semester 74. Tabel 4.21 : Data Pencatatan Waktu Proses Belajar Mengajar Siklus II Tahap Kegiatan Penutup Mata Pelajaran IPA Jumlah Rata-rata Rata-rata No. Nama Sekolah 9 10 Waktu Nilai UH Nilai UTS 1 SDN1 Kebutuhduwur √ √ 8 82 79 2 SDN2 Kebutuhduwur √ √ 9 83 78 3 SDN3 Kebutuhduwur √ √ 7 84 78 4 SDN4 Kebutuhduwur √ √ 7 84 78 5 SDN6 Kebutuhduwur √ √ 7 80 76 6 SDN 1 Duren √ √ 6 78 77 7 SDN 2 Duren √ √ 6 79 78 8 SDN1 Kebutuhjurang √ 7 79 79 Keterangan: 9. kuis/pertanyaan, 10.refleksi

Berdasarkan data yang ditabelkan di atas ternyata pada kegiatan penutup, masing-masing sekolah beragam. Data yang diperoleh dalam pencatatan waktu dalam kegiatan penutup di SDN1 Kebutuhduwur dalam kompetensi dasar “Menentukan akar pangkat tiga suatu bilangan kubik adalah: (1) kegiatan kuis/pertanyaan memerlukan waktu 8 menit, refleksi yang berupa penguwatan 5 menit, sehingga jumlah waktu pada kegiatan penutup adalah 3 menit dengan nilai rata-rata ulangan harian 82 dan nilai ratat-rata ulangan tengah semester 79.

j.

Refleksi Pelaksanaan Pencatatan Waktu Siklus II Refleksi siklus II diarahkan pada tiga tahap pembelajaran yaitu tahap kegiatan pendahuluan, tahap kegiatan inti, dan tahap kegiatan penutup. Selain difokuskan pada pencatatan waktu ketiga tahap tersebut, peneliti juga melakukan refleksi yang berkaitan dengan kompetensi dasar yang diberikan dan penilaian terutama penilaian yang berbentuk kuis.

190 | ISSN: 2356-2447-XVI


k. Refleksi Tahap Pendahuluan 1) Guru sudah disiplin dalam mengawali kegiatan belajar mengajar. Ini terbukti pada siklus II tidak ada satu pun gru yang terlambat dalam PBM. 2) Guru memotivasi siswa dalam kegiatan pendahuluan perlu ditingkatkan dengan cara menautkan pengalaman siswa ke dalam dunia anak. Selain itu guru perlu memberi contoh-contoh orang atau tokoh yang menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya dalam dunia pendidikan. 3) Setiap awal pembelajaran guru menggunakan pertanyaan untuk mengetahui kemampuan siswa tentang materi yang akan dipelajari siswa. Kegiatan ini ternyata dapat menibgkatkan hasil belajar siswa. 4) Pembagian waktu antara sekolah yang mayoritas siswa ber-IQ tinggi dengan siswa ber-IQ sedang untuk mata pelajaraan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam perlu dibedakan. Guru dan peneliti perlu berdiskusi tentang pembagian tersebut. Berdasarkan hasil penelitian siklus II siswa SD pinggiran kota dengan pusat kota berbeda. 5) Karena para guru sedang menggadakan KKG di gugus sekolah maka pembagian kompetensi dasar dari masing-masing sekolah diajarkan dengan urutan yang sama. Untuk keperluan penelitian tindakan kelas, hal ini sangat membantu peneliti. l.

Tahap Kegiatan Inti 1) Pembagian waktu kegiatan inti lebih banyak dija dibandingkan dengan kegiatan pendahuluan dan kegiatan penutup. Hal ini ternyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 2) Pemahaman konsep materi perlu diperhatikan guru dengan berbagai cara. Guru bisa menggunakan model quantum. Konsep materi yang sudah dipahami siswa akan memudahkan anak dalam mengaplikasi teorinya. 3) Masing-masing mata pelajaran dalam pembelajaran siklus II ternyata menggunakan waktu yang berbeda-beda. Hal ini berdasarkan pada mudahsulitnya KD yang sedang dipelajari. Mata pelajaran bahasa Indonesia, matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam berbeda-beda. Dengan adanya hasil seperti ini, guru perlu merancang dengan tepat pembagian waktu tersebut.. 4) Bimbingan guru kepada siswa secara individu di sekolah, yang tempatnya di pusat kota dengan pinggiran kota sangat berbeda. Guru harus memperhatikan keadaan ini dengan memperhatikan waktu yang disediakan. Bimbingan guru diberikan pada saat siswa mencoba mengaplikasikan konsep/pengetahuan yang sudah dikuasainya. 5) Selain bimbingan secara individu, guru perlu membimbing secara kelompok. Karena bimbingan secara kelompok akan melatih siswa dalam pilar How life together. Ini perlu diberikan para guru agar siswa berlatih



bekerja sama dengan teman-temannya, baik teman yang berpengetahuan rendah, berekonomi lemah maupun sebaliknya. 6) Kesimpulan yang diberikan guru belum jelas. Hal ini terjadi karena waktu yang disediakan untuk menyimpulkan sedikit. Guru perlu memperhatikan waktu yang digunakan menyimpulkan. Jika perlu siswa yang dibimbing untuk menyimpulkan kegiatan setelah siswa selesai mengaplikasikan konsep/pengetahuan yang telah dimilikinya.

m. Tahap Kegiatan Penutup 1) Kuis yang dibuat oleh guru harus berupa pertanyaan dengan jawaban singkat. Pertanyaan ini untuk mengukur seberapa jauh kemampuan siswa setelah pembelajaran. 2) Waktu yang digunakan untuk mengerjakan soal/kuis dengan jawaban singkat, tiap soalnya cukup satu setengah sampai satu menit. 3) Refleksi perlu diberikan guru karena dengan adanya refleksi pada akhir pembelajaran akan memantapkan pemahaman siswa dalam pikirannya. Guru berlu membimbing siswa berefleksi terhadap apa yang sudah dikuasai dan apa yang belum dikuasainya. n. Temuan Pelaksanaan Pencatatan Waktu Siklus II Sesuai dengan hasil refleksi siklus I, temuan hasil siklus diuraikan menjadi tiga kategori, yaitu (1) temuan penelitian pada tahap kegiatan pendahuluan, (2) temuan penelitian pada tahap kegiatan inti, dan (3) temuan penelitian pada tahap kegiatan penutup. Temuan penelitian pada tahap kegiatan pendahuluan 1) Guru harus hadir tepat waktu karena dalam siklus I masih ada guru yang terlambat lebih dari lima menit. 2) Pendahuluan yang menggunakan tahap motivasi, tanya jawab masih dipertahankan. Pada bagian pendahuluan ini guru perlu menunjukkan tujuan yang ingin dicapai. 3) Pembagian waktu untuk kegiatan pendahuluan harus dibedakan antara anak yang mayoritas siswa ber-IQ tinggi dan ber-IQ rendah. 4) Kompetensi dasar yang diberikan antara sekolah satu dengan lainnya, baik sekolah pusat kota maupun sekolah pinggiran harus sama. Agar penentuan waktu untuk kegiatan lebih mudah ditentukan. Temuan penelitian pada tahap kegiatan Inti 1) Kegiatan inti merupakan kegiatan utama dalam pembelajaran. Oleh sebab itu, guru perlu merencanakan waktu dengan sebaik-baiknya dalam tahap ini. Baik pada saat pemahaman konsep, bimbingan maupun kesimpulan. 2) Guru perlu merencanakan waktu untuk pemahaman konsep dengan memperhatikan tingkat kesulitan materi. Waktu yang digunakan pada

192 | ISSN: 2356-2447-XVI


mata pelajaran bahasa Indonesia, dengan Matematika atau Ilmu Pengetahuan Alam harus berbeda. 3) Pembimbingan guru terhadap siswa yang ber-IQ rendah dan ber-IQ tinggi harus dibedakan. Bahkan guru perlu menempatkan anak yang ber-IQ tinggi pada setiap kelompok jika siswa tersebut mengerjakan secara kelompok. 4) Guru perlu menyiapkan kesimpulan kegiatan sebelum pelajaran dimulai. Dalam penentuan kesimpulan, guru perlu melibatkan siswa. Temuan Penelitian pada Tahap Kegiatan Penutup 1) Pertanyaan pad akhir pembelajaran harus diberi kuncinya. Pertanyaan ini untuk mengukur seberapa jauh kemampuan siswa setelah pembelajaran. 2) Waktu yang digunakan untuk mengerjakan soal/kuis dengan jawaban singkat, tiap soalnya cukup satu setengah sampai satu menit. 3) Refleksi perlu diberikan guru karena dengan adanya refleksi pada akhir pembelajaran akan memantapkan pemahaman siswa dalam pikirannya. Guru berlu membimbing siswa berefleksi terhadap apa yang sudah dikuasai dan apa yang belum dikuasainya. Secara keseluruhan dapat kami sajikan dalam gambar berikut sebagai hasil rekapitulasi tindakan per kegiatan baik kegiatan pendahuluan . inti maupun kegiatan penutup dengan manajemen waktu yang berbeda untuk masing-masing sekolah sehingga mempunyai hasil belajar yang beragam dan meningkat tiap siklusnya

Gambar 4.1 Rekapitulasi Peningkatan Hasil Belajar Tiap Siklus


Penelitian Tindakan Sekolah E. PENUTUP

1. Simpulan Berdasarkan temuan hasil penelitian dapat disimpulkan (1) penggunaan waktu pada kegiatan pendahuluan pada mata pelajaran bahasa Indonesia, matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam, (2) penggunaan waktu pada kegiatan inti dalam pembelajaran bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam, (3) penggunaan waktu pada kegiatan penutup dalam pembelajaran bahasa Indonesia, matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam. Hasil yang diperoleh siswa pada kegiatan penelitian tindakan sekolah ini mengalami peningkatan yang dapat diuraikan sebagai berikut: Pada siklus I mata pelajaran bahasa Indonesia rata-rata nilai UH 74 pada siklus II mendapat nilai 82. Matematika pada siklus I rata-rata nilai UH 72 pada siklus II rata-rata nilai 80. Ilmu Pengetahuan Alam pada siklus I, rata-rata nilai UH 73 pada siklus II 81. Dengan demikian mengalami peningkatan: bahasa Indonesia 8%, matematika 9% dan Ilmu Pengetahuan Alam 8%. Adapun nilai UTS jika dibandingkan dengan UTS tahun yang lalu pada siswa yang sama pada saat berada di kelas V juga mengalami peningkatan. Rata-rata nilai UTS sebelum dilaksankan penelitian tindakan sekolah sebagai berikut. Rata-rata nilai UTS bahasa Indonesia 72. rata-rata nilai UTS matematika 71, dan rata-rata nilai UTS Ilmu Pengetahuan Alam 71. Nilai rata-rata UTS setelah dilaksanakan penelitian tindakan sekolah sebagai berikut. Nilai ratarata bahasa 77 matematika 76, Ilmu Pengetahuan Alam 79. Dengan hasil penelitian tersebut mengalami peningkatan sebagai berikut. Bahasa Indonesia meningkat 5%, matematika meningkat 5%, dan Ilmu Pengetahuan Alam meningkat 8%.

2.

Saran Berdasarkan temuan-temuan penelitian tindakan sekolah ini, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut: Pertama, saran yang berkaitan dengan penggunaan ceklis pada masing-masing kelas perlu dibicarakan sebelumnya dengan guru mata pelajaran atau guru kelas, kepala sekolah, pengawas dan para siswa agar tidak mengalami hambatan dan tetap harmonis hubungan antarwarga sekolah tersebut. Kedua, sarang yang berkaitan dengan penggunaan waktu pembelajaran pada tahap pendahuluan, inti dan penutup harus proposional dan tetap menitikberatkan waktu pada kegiatan inti, lalu kegiatan pendahuluan dan terakhir kegiatan penutup.

194 | ISSN: 2356-2447-XVI


DAFTAR PUSTAKA Burns, Paul C; Betty D. Roe, dan Elior P. Ross. 1996. Teaching Reading in Elementery Schools. New Jerdery: Houghton Mufflin. Depdikbud. 1993. Kurikulum Pendidikan Dasar: GBPP Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk SLTP. Jakarta: Depdikbud. DePorter, Bobbi, 1999. Quantum Teaching. terjemahan oleh Ary Nilandari. 2002. Bandung: Kaifa. Dirjen Diksasmen. 1996. Buku Panduan Pemasyarakatan Buku dan Minat baca. Jakarta: Dirjen Dikdasmen. Eanes Robin. 1997. Conten Area Leteracy: Teaching for Today and Tomorrow. Washington:Delmar Puplishers ITP An International Thomson Publishing Company. Elliot, Jonh. 1991. Action Recerch for Educatinal Change I. Pheladelphia: Open University Press. Leo, Eleanors. 1994. Powerfull Reading, Efficient Learning. New York: Macmillan Publishing Company. McNiff. 1992. Action Research, Principles and Practice. New York: Chapman and Hall Inc. Muhajir, Noeng. 1993. Perencanaan dan Kebijakan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Raka Sarain. Muslim, Asep. 2005. Himpunan Peraturan Perundang-undangan Standar Nasional Pendidikan (SNP) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005. Bandung: Fokusmedia. Nursyahid. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SPN). Jakarta: BP Panca Usaha. Puskur. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk SLTP. Jakarta: Depdikbud. Soedarso. 1993. Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sukamto. 2000. Penelitian Tindakan (Actiom Research) Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Purwanto, Ngalim. 1991. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya


TOTO HUDIYANTO, S.Pd 1) Pengawas sekolah Dabin III UPT Dindikpora Kecamatan Pagedongan

Recommend Documents