torani
Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin (Surat Keputusan Akreditasi "B" No. 26/DIKTI/Kep/2005 Tgl. 30 Mei 2005)
PENANGGUNG JAWAB Rektor Universitas Hasanuddin
PEMBINA Ketua Wakil
Prof. Dr. Ir. H. M. Natsir Nessa, MS. Prof. Dr. Ir. H . Achmar Mallawa, DBA
DEWAN PENYUNTING
Dr. Ir. Aisyah Farhum, .5i. Prof. Dr. Ir. A :'(iartinin gsih, ' f5 :. Prof. Dr. Ir. Syams~ A:a:n Ali, ~ I .5. Dr. Ir. Yusran :\'UY Indar, \LSr Dr. :V'leta :\1ahendrata, ~1. 5c Dr. l\.fahatma, ST, \15;: Dr.Ir. Amir Hamzah, '\!.Si Dr.Ir. Rohani, .\1.Si Dr.Ir. Yusri Karim, .\I.Si Prof. Dr.Ir. :\'ajamuddin,.\tSci
' apal Perikanan) (Budidaya L.a .. ) (pernanfaatan \ ·ita 'ah P~ <:i ir) (pengeiolaan '. ':layah P _-isir) T eknologi Ha5iJ Peri~'a.T)an (Fisika Osea 0c. ah) (pen .:; deraan Jauh 'an SIG) (l3iologi PeTikanan) (Ereologi Laut) (Perikanan Tangkap)
REDAKTUR PELAKSANA Ketua Wakil Ketua Anggota
Prof. Dr. Ir. Sudirman, M.Pi. Prof. Dr. Ir. Chair Rani, M.5i. Dr. Ir. M. Farid Samawi, M.5i. Ahmad FaizaI, ST. M.Si. Dr. Ir. Rohani. AR , M.5i. Asriani Ahmad
ALAMAT REDAKSI & PENERBIT Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, ni \,er£~.E:-..;.o Kampus Tamalanrea, JI. Perintis Kemerdekaar . '....., Telp/Fax: (0411) 586 025 : e-mail: eri[ : '~ _':"
Toram~
Vol. 18(1) Maret 2008: 72 - 80
.~"-~/,. .~;'';:::Y/~~/,.;:<;/I,.5...,~~-:I;I,(#~#;:''''->#/'.w/.
ISSN: 0853-4489
~1IJ2!T,'.2iF/:4':-:JI;;I;4?";:;!4!-:'-~.£~~JIjI;"'/'p/4.r';';;;~/'..F/..w.:'~~Z~.; ~'I(II;~'I.'.#/:41/~~/;'P-4.':;--~'4."'4I1.~.z:l/. :--:'-i';-:~" -#':""-:'r .. ~}:.fT',6:~
DINAMIKA KELIMPAHAN KOMUNITAS FITOPLANKTON DALAM
HUBUNGANNYA DENGAN VARIABILITAS INTENSITAS CAHAYA
DAN NUTRIEN DI PERAIRAN PESISIR MAROS
The Dynamic of Phytoplankton Community Abundances in relation to Variability of Light Intensity and Nutrient in Coastal Waters of Maros Rahmadi Tambaru lJ, Enan M. AdiwilagrlJ, lsmudi Muchsin 3J, dan Aria Dama/J I)
Fakultas llmu Kelautan dan Perikanan, UNHAS Makassar 2,3,4) Fakultas Perikanan dan llmu Kelautan, IPB Bogor Diterima: 20 Januari 2008; Disetujui: 21 Februari 2008
ABSTRACT Coastal waters receive a lot of organic and inorganic substances which lead to variability of light intensity and nutrient influence the dynamics of phytoplankton community in the waters. The objectives of this research are to analyze and determine the variable most having an effect on between light intensity and nutrient in its relation to the abundances of phytoplankton community by spatial and temporal. The results of this research are expected to give the solution, input and ecological consideration in utilization of coastal waters. Level of light intensity is not significant (p>0.05) pursuant to spatial and temporal, on the contrary with distribution of orthophosphate, nitrate and silicate is exactly very significant (p
PENDAHULUAN Perairan pesisir merupakan wilayah perairan yang banyak menerima beban masukan bahan organik maupun inorganik Oassby and Ooem, 2000). Bahan ini berasal dari berbagai sumber seperti kegiatan pertambakan dan pertanian yang selanjutnya memasuki perairan melalui aliran sungai dan runoff dari daratan. Selain menambah konsentrasi nutrien jenis nitrogen, fosfor dan silikat (Cloem, 2001 dan Lagus, et al., 2003), beban itu juga mempengaruhi intensitas cahaya dalam perairan (Hood, et al., 1991). Salah satu perairan yang menerima beban masukan terus menerus adalah perairan pesisir Kabupaten Maros. Perairan ini banyak menerima beban nutrien akibat aktivitas masyarakat yang berlangsung cukup tinggi di daratan (Bapedalda Kab. Maros, 2003). Hal ini terjadi sebab Kabupaten Maros diketahui merupakan salah satu kabupaten sentra perikanan dan pertanian di Sulawesi Selatan. 1)
Contact Person: Ir. Rahmadi Tambaru, M.Si Fakultas llmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin J1. P. Kemerdekaan Krn 10 Kampus Unhas TamaJanrea, Makassar Telp. (0411) 587000
72
Jurnal Ilmu Kelautan dan Perlkanan Universitas Hasanuddin
Toram~
Vol. 18(1) Maret 2008: 72 - 80
ISSN: 0853-4489
~~~·;,,;r/"'~/"":JI""~"""""'a>'/~;ii1:."/II"X""~"7'..:-~""-;'/7.#'~,i#;:¥'iJ:':.~W;..t;/~&:"''''''ii.'''':.~~''K.:'''''"'':.1~~:.r.'&;:I'I-I.:6'/ttr~,w.'~/."';'C,:Jl"':i!'/L:I'':' ~/3 /.;;;v.rI7.#'Y.I?.4',/~~.:r/G/.6/'''?G/8J;'/I/I.~fII!'..w-/II:Al
Fitoplankton akan memberikan respon sehubungan dengan beban masukan ke dalam perairan pesisir. Dinamika perturnbuhan organisme ini akan terjadi bergantung pada disbibusi intensitas cahaya dan nutrien secara spasial dan temporal. Untuk maksud tersebut maka dilaksanakan penelitian rnenyangkut dinamika kelimpahan komunitas fitoplankton dalam hubungannya dengan variabilitas intensitas cahaya dan nubien. Hasil penelitian ini memberikan kejelasan tentang variabel paling dominan antara intensitas cahaya dan nutrien mempengaruhi aktivitas fitoplankton. Peranan paling dominan di antara keduanya sampai saat ini belum terjawab secara tuntas untuk perairan tropis, khususnya perairan Indonesia. Tujuan penelitian adalah menentukan variabel paling berpengaruh antara intensitas cahaya dan nutrien dalam hubungannya dengan kelimpahan komunitas fitoplankton secara spasial maupun temporal. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan solusi dan bahan masukan serta pertimbangan ekologis dalam pemanfaatan wilayah pesisir.
METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di perairan Pesisir Maros yang dipengaruhi oleh Sungai Maros. Pemilihan lokasi penelitian ditetapkan dengan mempertimbangkan kondisi perairan secara ekologi. Kegiatan dilakukan dari bulan Juni 2005 sampai April 2006 (periode pengamatan bulan Juni, Agustus, Oktober mewakili musirn kemarau, dan Desember 2005, serta Februari dan April 2006 mewakili musirn hujan) pada tiga zona A, B, dan C. Tiap zona ditempatkan 3 stasiun penelitian (Gambar 1). Untuk mendapatkan data penunjang maka dilakukan penelitian di mulut Sungai Maros (53). Variabel yang diukur adalah ketersediaan nutrien N, P dan Si, intensitas cahaya matahari serta kelimpahan komunitas fitoplankton. Dalam pengukuran variabel, dilakukan pengambilan sampel air untuk selanjutnya dianalisis di laboratorium. Khusus intensitas cahaya, pengukuran dilakukan langsung di lapangan (in situ). i
11 \) .n
I ~ .;~
l
C3-;
I t o "0
• ,83
I'
",-.;,~ \I,o."'''~~'''
1
•
: '
' ~ '~,{
,·t
011
A2 'S ' :3
B2
.;.,,:'?
'"o
..
I
.
I
e ' ",
N
'
~" "'JoY\11f
C1
... .
' B1
__
=-~~ '
.
~
'
.
~.~-:;~
,
A1
~
.t~r~'
'\
v; ~: '
~:
.1
'.
..
"*' ,
A3
s"C2 . .".'..-t'
,
-:-9
t
mA.
LOtCASI PeH~ P1!AAIRAN P!:SlSlR MAROS
r, _
Ii
?
0
500 1000
~
' ' ' ' ' 11 c.._. •
/\/ ' z. , ,
N
C l
CJ
,/.i- '
SfI~~",alAn
(ioJ"" P ~ l(.onturl(edatli_
....... J.. ...
D....,
1_
1_ ","" ,
ft etm..:ll T -.blf...;c'01 0~ 1
______________________il«t~~=_, .~
;~
,
'
I I <}.·I~.
~'
119 ,7"
_.
"\.',", I I ')"V
Gambar 1. Peta lokasi penelitian perairan Pesisir Maros Analisis data meliputi anova dua arah untuk mengetahui distribusi intensitas cahaya dan nutrien Genis N dan P serta Si) serta kelimpahan komunitas fitoplankton berdasarkan zona (spasial) dan periode pengamatan (temporal). Uji lanjut dengan Tukey dilakukan jika distribusi berbeda nyata. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengkaji hubungan kelimpahan komunitas fitoplankton dengan ketersediaan intensitas cahaya dan nubien jenis N dan P serta Si pada setiap zona dan periode pengamatan. T. ~/"'/.K"'#I'K,.:I/""'/H/:.::r/.v/"'/I.-'.."/I'/''b''/.I/'''',:..-r:(;?J'#/:.:T/K/JI!'/'';%'#·/I,'A%I!!'."/.;.", ~ ,;:/.tI'i:.ort.~/Jr~~/_ "'Y;:-;-:.Y./;;"-' ':8'"'...-/"",;.:r/'/I/;'~~/'':!I''".r..7.~r; w.'1/"/I/A";~A: 'I?'4'/.I, w.-I.:/I"/":I7,JT/'/JfY'/.M
Dinamika Kelimpahan Komunitas Fitoplankton
73
Toran!: Vol. 18(1) Maret 2008: 72 - 80
ISSN: 0853-4489
J::~:z."-;-;9/~c~h'::-·'''/_'''4'''%.~iqJttF~'''''~;''-';'",9;:':+/.:&''/.1!''/4"'J-'~'''~'97~/.~::'''!>/";:-·~ /.t:".;"~'.7"&p""":..!I':~~_~.l:1l1fl#'7",,,·-,¥'/,.!!i'; ~/!"Xiil1;i4I!"'Ii;.:r.-:'-:~'~~;#/..-:;$I7,IJT/""hP?~/~~';';"I;:,.';Z.';;g;;C'x~~·
HASIL DAN PEMBAHASAN Variabilitas Intensitas Cahaya Berdasarkan Spasial dan Temporal Secara spasial, zona sungai (S3) memiliki nilai intensitas cahaya berkisar 42000-54000 lux dengan nilai rata-rata tahunan sekitar 49000 lux. Dalam zona laut, nilai yang tercatat di zona A berkisar 48000-70000 lux dengan rata-rata tahunan sekitar 59522 lux, sementara itu pada zona B dan C adalah 2700-83000 lux dan 7200-85000 lux dengan rata-rata tahunan sekitar 65322 dan 68822 lux berturut-turut. Secara temporal, intensitas cahaya dalam periode pengamatan musim kemarau secara umum lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode pengamatan musim hujan (Gambar 2). Distribusi intensitas cahaya cenderung seragam pada setiap zona dan periode pengamatan. ltu dibuktikan dari analisis varians yang adak berbeda nyata (p>0.05) berdasarkan spasial dan temporal. Dari pengamatan lapangan, cahaya matahari masih dapat berpenetrasi cukup kuat ke kolom perairan pada berbagai zona baik dalam periode pengamatan musim kemarau maupun musim hujan.
.. ,. . ~
Ii! ::-~-=i
i! i~
I'. !
60000
-
Hl'--onf'~'ttl
50000 40000
I
.
'I I' I .I!
30000 .1 f1J1LLOu,,ULlJI.u....l-.Jl..IA.LA.L,J:aJLAJ,.uu..aubJLL......a..uILl,.UII.llIu,ul.J.lU!
I
A 1
A 2
t~-J~~~---;. 05 -A-9S--0-~ - ·
A 3 0
B1
~I~:
C1
C2
C3
S3
I
Ok!-----Des-05- 05 0 '; '~~----~;:-06J 06 0
Gambar 2. Nilai intensitas cahaya pada masing-masing zona dan stasiun serta periode pengamatan
Variabilitas Nutrien Berdasarkan Spasial dan Temporal Ortofosfat Distribusi ortofosfat menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (p
g 1.5
E"
~
1.0
.E
~ 0.5
o
Gambar 4. Konsentrasi ortofosfat setiap zona dan stasiun serta periode pengamatan
74
Rahmadi Tambaru
Torant; Vol. 18(1) Maret 2008: 72 - 80
ISSN: 0853-4489
:;;'!:'IJI/.;:::*:rI" /.Jr:.W/"H/.l/I/I. ,~-;l.W4l'/d/I.tIF-I/.N'/I'/A;~4II'~__44'/I.(I/.fr.:'r'h41'/I.W'h"/iP/'!W"'K/I/;:1'/.I/.t6-I7,./r.W4l'/I.'/.II;-~~~.#/IY'/I7I"':;'flYl/'hV/#~/'/,JIf1;~f#r/*~~/~
Amoniak, Nitrit dan Nitrat Hasil analisis varians berdasarkan zona menunjukkan bahwa distribusi amoniak dan nitrit tidak berbeda nyata (p>O.OS), untuk nitrat justru sebaliknya (p
=====================~ ~~,~=---- - - - - - -----j
0.07 _ 0.06 - ! - - - n - - -----f\,k-
E" 0.015 I
~0. 05
...gO.04 -2
j
•
g 0.010
t
0.03
!~ ::: ,< OO~ jiilllljltnJlltWl~lltWl~ A 1 A2 A 3 B1 B2 B3 C1 C2 C3 8 3 .
I~ _ ~.Iu_n _ ____ _____ -J i ~ 0.02
Is
.
co
,;'mi-05
• Ags-05
0 Okt-D5
I']
Des:~_
• Fe!>-06
III A~~
i
Iz
' . ..
A 1
A 2
• Ags-OS
'
.
A 3
B1
82
B3
C1
C2
C3
I']
Old-OS
I']
Des-05
83
~
ZonalStaslun
III Junl-OS
!,OO-r= 1 ~0.80 ~ 1_ 0.80
ralll;ltIlOlI.I.BlJ • Feb--06
..J~
I']
Apr-OS
I
"
.1
0.40 0.20
O. OO~
iI-.---.----.-- A1
I
III Jl.flt-(i5
A2
A3
• Ags--05
Bl
82
83
Cl
C2
C3
S3
ZonaJSta8i~_ __ ___.. ___~. I']
Okt--05
I']
Des-OS
• FeI>-06
I']
Apr--06 ,
Gambar S. Konsentrasi amoniak (kiri atas) dan nitrit (kanan atas) serta nitrat (bawah) pada setiap zona dan stasiun serta periode pengamatan Distribusi ketiga nutrien jenis N juga sangat berbeda nyata antar periode pengamatan (p<0.01). Dari uji Tukey, konsentrasi ketiga jenis nutrien dalam periode pengamatan musim kemarau menunjukkan nilai yang lebih rendah jika dibandingkan periode pengamatan musim hujan, Konsentrasi amoniak dan nitrat terendah tercatat pada periode bulan Agustus 2005 dan nitrit di bulan Oktober 2005. Sebaliknya, amoniak memiliki konsentrasi tertinggi dalam periode bulan Desember 2005, kemudian nitrit dan nitrat pada periode bulan Februari 2006.
Silikat Pada Gambar 6 memperlihatkan distribusi silikat secara spasial dan temporal. Berdasarkan hasil analisis varians, distribusi nutrien ini adalah sangat berbeda nyata antar zona dan periode pengamatan (p<0.01). Konsentrasi silikat dalam zona sungai (53) sangat berbeda dengan zona laut, sementara itu dalam zona laut dianggap sarna. Dari uji Tukey, zona sungai (53) memiliki konsentrasi lebih tinggi jika dibandingkan dengan zona laut. Konsentrasi silikat di zona sungai (53) berkisar 0,00655-0.01669 mg/l dan rata-rata tahunan sebesar 0.00968 mg/l. Kemudian, konsentrasi silikat dalam periode pengamatan musim kemarau menunjukan nilai yang lebih rendah jika dibandingkan dengan periode pengamatan musim hujan. Silikat memiliki konsentrasi terendah pada bulan
Juni
2005 dalam periode pengamatan musim kemarau dan tertinggi pada bulan
Desember 2005 dalam periode pengamatan musim hujan.
7'/1/1/6/41/:.7/1/,/,1/1/1'1/1,(1/1/1/1:/1/"",,#/171/1'/4'/,,/#/1/'/1/1/1/1'/1/1/,I;'I/I'/'/I/I/I/I/I/'/I/"'1/'/I7~/""/Ar/I/6T~/I/¥/""/"I'/,I/1;'1/,/I);J;"/A'A'/K/..4I'/"""/I/'/'X,l/"r,:..
Dinamika Kelimpahan Komunitas Fitoplankton
75
Torant; Vol. 18(1) Maret 2008: 72 - 80 r/iII'/I.,I.1iY/I..w/~I'/I/I#/.$'~/-'"
ISSN: 0853-4489
YGXJ!Y/I,/I:16!(JI'X'~W/~_ -;~/I/"6/J/4T/~~4Jt7,,".Ij?/4J'/_""/'Ii;Z'f/
S,l.w."G/.4"./.::?~.:r.~.t!I7t1;':~l,, _ /~/~,"d'/'/.#;~;"/~/#ljjp;iI7';:2Y-~:'{iif;",afrl/A:·:I':.-.;.:r~6/~
~ 0.020 . -~' . ..,.,~-_--'-' - - ---.,..,., -..,.---'---~---- . ~'
1_
~ jJni-05
A1
Ai
• Ags-05
A3
B1
62 '
B3
C1
C2C3 , S3
Zo=n=~ ==~I=un~ _ _ _~_
004<\-05
0 Des-05
• Feb-06
_
I!l Apr-06
Gambar 6. Konsentrasi silikat setiap zona dan stasiun serta periode pengamatan
Kelimpahan Komunitas Fitoplankton Kelimpahan komunitas fitoplankton tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata (p>0.05) berdasarkan zona_ Hal ini menunjukkan bahwa kelimpahan komunitas fitoplankton dianggap sarna di semua zona penelitian_Dari analisis varians berdasarkan periode pengamatan, kelimpahan komunitas fitoplankton justru berbeda sangat nyata (p
IJ Bacillariophplae
o Cyanophpl~e Gambar 7. Rata-rata kelimpahan fitoplankton setiap zona dan stasiun (kiri) dan rata-rata kelimpahan fitoplankton setiap periode pengamatan (kanan)
Hubungan Kelimpahan Komunitas Fitoplankton Dengan Konsentrasi Nutrien Jenis N, P, Si Dan Intensitas Cahaya Hasil uji regresi berganda pada zona A dan C menunjukkan bahwa pengaruh konsentrasi nutrien jenis N, P, Si serta intensitas cahaya terhadap kelimpahan komunitas fitoplankton adalah nyata (p<0.05) dan sangat nyata (p
76
Rahmadi Tambaru
Toram~
Vol. 18(1) Maret 2008: 72 - 80
ISSN: 0853-4489
1-/'!y4:?;~fi/4.~;'/4r.JT.-I#;:"~/~Y..l?4'/.#.'I/~I::l/M,il!;;JI!'/4:';;#,Ui"/I.'If,-;~/.fi1';:'~"'~':;;~""JIlIIi,:y'/:";'~~Il""j/"'J?;;r/~ #:"''''/.-~~~~.4!1"/:.r;;'''7-~/J?~.tT.~_..../;/a,,~:~2!·:;/K/''',,~w,~~:tIf{#;~:IT."'I/~:I~
Tabel 1. Hasil regresi hubungan kelimpahan komunitas fitoplankton dengan konsentrasi nutrien jenis N, P, Si dan intesitas cahaya Musim/Zona
Model Regresi
Sig. Mod
r2
0.013
86.4
0.002
57.2
0.032
31.3
0.000
84.8
0.005
50.6
Varia bel Sig. Dominan Varia bel
Musim Kemarau A B
C MusimHujan A B -
C
Y = -21880.6 + 0.438 Xl + 138066.8 X2 Y = 1431.024 + 3857.532 Xl + 51043.160 X2 Y = 4526.446 + 6448.386 X Y = -2147.222 + 1459115 X Y = 13927.463 - 8978.439 Xl + 14%8.795 X2 Y = 7007.423 + 9856.128 X
0.001
-----
53.8
-------
1. Cahaya Amoniak Ortofosfat Amoniak Ortofosfat
0.008 0.024 0.030 0.032 0.030
Nitrit Ortofosfat Nitrat Nitrat
0.000 0.008 0.044 0.023
-- -- -- - - - - - -- - -
- - -
Pada zona A dalam periode pengamatan musim kemarau, masing-masing jenis nutrien cenderung memiliki konsentrasi yang rendah. Hal ini terjadi sebab tidak ada penambahan konsentrasi yang cukup berarti akibat beban nutrien dari sungai mengalami penurunan (curah hujan yang rendah, Tabel 2) . Dalam kasus yang lain, konsentrasi nutrien mungkin saja mengalami perubahan namun fluktuasi perubahan itu dianggap sama dari waktu ke waktu. Oleh sebab itu, pengaruh masing-masing jenis nutrien terhadap perubahan kelimpahan komunitas fitoplankton cenderung konstan. Intensitas cahaya tentunya akan banyak tersedia dalam kolom perairan pada zona A di periode pengamatan musim kemarau. Hal ini terjadi karena partikel tersuspensi maupun terlarut yang dapat menghalangi cahaya berpenetrasi ke kolom perairan diduga kuat mengalami penurunan. Ketersediaan intensitas cahaya dengan kondisi seperti itu sudah tentu sangat menunjang aktivitas fitoplankton. Intensitas cahaya menjadi lebih berpengaruh dan mempunyai hubungan yang lebih kuat dengan kelimpahan fitoplankton serta menjadi variabel paling dominan jika dibandingkan dengan nutrien. Tabel 2. Data Curah Hujan Selama Penelitian Periode Pengamatan (bIn/thn) Juni 2005 Juli 2005 Agustus 2005 September 2005 Oktober 2005 November 2005 Desember 2005 Januari 2006 Februari2006 Maret 2006 April 2006
Curah Hujan (mm) 18 32 1 0 269 195 551 686 588 452 320
Musim Kemarau Kemarau Kemarau Kemarau Kemarau-Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan
Sumber : Stasiun Klimatologi Kelas 1 Panakkukang Maras (2006)
Dalam kasus amoniak yang juga memegang peranan penting dalam mempengaruhi kelimpahan komunitas fitoplankton di zona A dalam periode pengamatan musim kemarau menjadikan variabel ini menarik untuk dicermati.
Jika
dihubungkan dengan pengaliran beban
nutrien yang mengalami penurunan di musim ini maka konsentrasi amoniak juga akan mengalami pengurangan. Kondisi seperti ini menyebabkan pengaruh variabel itu terhadap kelimpahan "/I/I/I7.J!1#?I/I'~/1/6/1.'I/"/"':W/4'/I/I/#/I/I/I/'/#.1IT/#/JI·:/I/·"/.I4f''/;hl'r/",,/I;~;;:'/K/IAv./I/r,;;,:,,¥/,,·..v;:8. I'.v,:lI'JT.~/JJ/f};r.W.~I'K.''.I.I'I/'/I.I'.A'/,d'/I.~/I/:I/'/r/.I/.J!II/'.I/I/I:I'.I/'/I#/. .
Dinamika Kelimpahan Komunitas Fitoplankton
n
Toram; Vol. 18(1) Maret 2008: 72 - 80 rY.I/iI.;;';.~:I/I;-:;/... /.e/"'-#/JfY..ur.~..r'/.~./!JIY.,oZ;*;';I/I/";;,.#/.4#"",,, :.:~;'~/o?;-:''F/~,.,.,.;,/tiiV~/';':>:7 _ h:W 1/.N;""'I~/"';-: "~·-..:y~;-;.,-
ISSN: 0853-4489 :.'z/ .-.:..,::.:o,N"'j4'?~~&~~'/.#/)/I;~/.:!V74'/1/'4II'/I/I/I.~A
komunitas fitoplankton dapat menjadi lemah sarna dengan jenis nutrien lainnya. Kenyataannya justru berkebalikan dengan yang diduga (Tabel 1). Alasan yang dapat diterangkan sehubungan dengan pengaruh amoniak dapat ditelaah dari sumber nutrien itu sendiri. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa dengan adanya pengurangan beban nutrien dari sungai menyebabkan semua jenis nutrien mengalarni penurunan konsentrasi di zona A dalam periode musim kemarau. Kondisi ini dapat menciptakan situasi yang kurang menguntungkan bagi fitoplankton dalam beraktivitas. Namun, aktivitas fitoplankton dapat tetap berlanjut lebih disebabkan pemanfaatan nutrien yang diperoleh dari dalam perairan itu sendiri (autoktonus). Jenis-jenis nutrien :ini dihasilkan melalui proses dekomposisi organisme yang mengalami kematian (Valiela, 1984; Savenkoff, et al., 1996 dan Cebrian, 2002). Amoniak merupakan nutrien pertama yang dihasilkan melalui proses dekomposisi di atas yang selanjutnya berubah manjadi nitrit kemudian nitrat. Namun, saat terjadi perubahan menjadi amoniak, jenis ini segera diserap oleh fitoplankton tanpa banyak kesempatan berubah menjadi nitrit dan nitrat. Penyerapan amoniak dengan segera ini sangat beralasan untuk memenuhi kebutuhan nutrien. Berdasarkan alasan itu, amoniak menjadi variabel dominan mempengaruhi kelimpahan fitoplanton setelah intensitas cahaya. Variabel yang paling berpengaruh di zona C dalam periode pengamatan musim kemarau adalah ortofosfat. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi variabel ini mengalami fluktuasi yang cukup besar sehingga memberikan pengaruh yang lebih kuat terhadap dinamika kelimpahan komunitas fitoplankton. Perubahan konsentrasi variabel ini disebabkan adanya suplai nutrien jenis :ini yang berasal dari bagian perairan laut lainnya. Konsentrasi ortofosfat lebih berfluktuasi dapat dijelaskan dengan mencermati kondisi lapangan di mana penelitian:ini dilaksanakan. Dari arah laut di mana zona C ditempatkan terdapat gugusan pulau yang aktivitas masyarakatnya dapat . memberikan suplai ortofosfat ke dalam perairan. Di sarnping itu, di bagian selatan terdapat kota Makassar yang berpenduduk padat dan secara pasti memberikan suplai ortofosfat ke dalam perairan. Akibat adanya pengaruh arus pasang, konsentrasi ortofosfat yang ada di kedua kawasan perairan:ini dapat terbawa masuk ke dalam zona C. Salah satu bukti lainnya terjadi pengaliran dari bagian perairan laut lainnya dapat dilihat dari ortofosfat yang menjadi variabel dominan di zona B. Menjadi pertanyaan, mengapa tidak menjadi variabel dominan di zona A sekiranya benar terjadi pengafuan beban dari bagian perairan lainnya. Hal ini tidak terjadi sebab pengaliran nutrien oleh arus pasang tidak terlalu berpengaruh di zona A karena tertolak oleh arus berlawanan dari sungai. Adanya arus tolak dari sungai menjadikan amoniak menjadi variabel dominan kedua di zona B sebab terbawa dari zona A. Dalarn musim hujan terdapat kondisi yang sangat berbeda dengan musim kemarau. Di samping pengafuan beban dari sungai yang mengalami peningkatan di musim hujan, turbulensi juga sangat kuat terjadi menyebabkan nutrien-nutrien yang ada di dasar terangkat ke permukaan perairan. Berdasarkan berbagai kejadian itu, konsentrasi nutrien hampir bahkan dipastikan mencukupi kebutuhan fitoplankton dalarn musim ini. Seperti diketahui jika konsentrasi nutrien mencukupi maka komunitas fitoplankton akan berlimpah, sebaliknya dalam kondisi nutrien yang rendah akan berakibat pada rendahnya kelimpahan komunitas fitoplankton dalam perairan (contoh kasus). Dalam peristiwa terjadinya
78
Rahmadi Tambaru
Torant; Vol. 18(1) Maret 2008: 72 - 80
ISSN: 0853-4489
;;:'/""~::"'''''!"~~...4,~/,?~/s;.;r/;r.>'I.7.1t'"~~/I7.-;w/S'/#/.-/.t!if7I/l,tI/#..~f#'Y~/AY''';;;/~/I'/JY/IhiI!f?/I/I/.IiI':~#:J1'/~~/,N;7/,;-:P/~fIIF'.aY/I/~/;:''''''':J:r.!!lIY.I/.A~i'(l:/~.#/:3...:174'dl'rwa
perubahan konsentrasi nutrien secara gradual sebagai contoh kasus lainnya, dapat pula menyebabkan kelimpahan komunitas fitoplankton mengalami perubahan secara gradual pula. Perubahan secara gradual ini sangat mungkin terjadi pada nitrit yang menjadi variabel paling berpengaruh di zona A dalam periode pengamatan musim hujan. Nitrit sebagaimana diketahui adalah hasil antara dari proses perubahan amoniak menjadi nitrat, demikian pula sebaliknya (proses nitrifikasi dan denitrifikasi). Didukung oleh konsentrasi oksigen yang mencukupi (ciri perairan laut), proses perubahan ini akan terus berlangsung sebab kebutuhan bakteri akan oksigen mencukupi dalam mengeksekusi nitrit menjadi nitrat. Perubahan ini menyebabkan konsentrasi nitrit cenderung bervariasi menuju ke konsentrasi yang rendah. Dalam penelitian ini, konsentrasi nitrit berkisar 0.00312 - 0.01456 mg/l yang pada kenyataannya memang lebih rendah jika dibandingkan dengan jenis nutrien lainnya. Berdasarkan konsentrasi nitrit yang mengalami perubahan secara gradual dan cenderung memiliki konsentrasi yang rendah maka variabel ini lebih berpengaruh terhadap dinamika kelimpahan komunitas fitoplankton jika dibandingkan dengan jenis nutrien lairmya. Aktivitas fitoplankton menjadi tidak optimal dengan konsentrasi nitrit seperti itu dalam zona A di musim hujan. Untuk jenis lairmya seperti arnoniak dan nitrat juga mengalami perubahan seperti nitrit, namun konsentrasinya dalam zona A tidak lebih rendah jika dibandingkan dengan nitrit. Keduanya dianggap masih tetap tersedia dan mencukupi sehingga pengaruhnya tidak sekuat dengan nitrit. Kondisi ini juga terjadi pada ortofosfat dan silikat. Selanjutnya di zona C dalam musim hujan, variabel dominan mempengaruhi kelimpahan komunitas fitoplankton adalah nitrat (fabel 3). Variabel ini memberikan pengan,ili culmp kuat sekitar 53,8 % (R2). Untuk membahasnya dapat dihubungkan dengan pengaruh jenis ini terhadap kelimpahan fitoplankton berdasarkan musim. Dalam musim kemarau, nitrat tidak berpengaruh kuat sebab perubahan konsentrasinya kurang bervariasi dibandingkan dengan ortofosfat. Narnun pada saat terjadi suplai yang sangat tinggi dalarn musim hujan, variabel ini menjadi berfluktuasi dan berubah ke konsentrasi tinggi. Hal ini menjadikannya sangat berpengaruh pada kelimpahan fitoplankton (La gus, et al., 2003). Fitoplankton tentunya sangat merespon dengan adanya penambahan konsentrasi nitrat dalam zona C di musim hujan. Hal ini terjadi sebab sebelumnya dalam musim kemarau jenis ini dianggap kurang berdinamika bahkan konstan pengaruhnya terhadap pertumbuhannya. Di sarnping itu, jenis ini dikenal sebagai variabel yang menjadi faktor pembatas perkembangan fitoplankton dalam perairan laut. Berdasarkan suplai seperti yang telah dijelaskan menyebabkan jenis ini menjadi lebih memenuhi perkembangan fitopiankton. Salah satu bukti bahwa nib-at menjadi faktor pembatas dapat dilihat dari kelimpahan fitoplankton dalarn zona C berdasarkan musim. Oleh karena nitrat tidak tersedia cukup banyak dalam periode pengamatan musim kemarau maka dalam musim ini dihasilkan kelimpahan yang rendah. Sebaliknya dalam periode pengamatan musim hujan di mana terjadi suplai yang besar terhadap nitrat maka kelimpahan fitoplankton didapatkan tinggi (Gambar 7). Amonik dan nitrit serta silikat juga mengalami hal yang sarna dengan nitrat. Konsentrasi ketiganya dalarn perairan dianggap mencukupi. Namun karena konsentrasinya yang lebih rendah dari nitrat menyebabkan pengaruhnya tidak sekuat dengan nitrat di zona C dalam musim hujan. Kemudian, ortofosfat sebagai jenis yang juga sangat diperlukan oleh fitoplankton memiliki r;'K/.:JI'/K/J!!JY/,,,,~'l.IY.1I'/.er/.6/":H/;JT/'/I/A;:H/I/I/6/1/4"X""1I/¥/I'/I/.#'/"'"/1'/AI'/I/,4'/l7r/l'/,,-¥/I/,8/1/7/¥/I'/,I/:l.1Jr/A'/AYAf'/A'/,JIT/I/I/A;:I/I/I/I/,I/'-/I;(I/I/'I/.J/T/I/,IIV/I/I/#:'/I/-JlI!;I/'/i
Dinamika Kelimpahan Komunitas Fitoplankton
79
Torani, Vol. 18(1) Maret 2008: 72 - 80
ISSN: 0853-4489
'JY1/4/I/I/I/,4'I7.1/#/'#hIT/i'h#YI.~;__ ~/4'/A';:.:t'YI/.4J!Ij:l/I/.#,,~~".'6I7.171.~/J!J''(I/l/7/1/Af;-;iT.~/Ir'''"'7''''::~'''~L41/:I./.Ir:!!'/.. -:~/-t'/'':''JlT/I:4-;.;-~~,#w~/;g;~/4'/''/.JF/J;';Z:l/~'#/"'~(,;i;";~
pengaruh yang konstan dalam zona dan musim ini. Di samping itu, pengaruhnya tidak sekuat dengan nitrat sebab fitoplankton mendekati bahkan jenuh dalam menyerap ortofosfat dalam musim ini. Kejenuhan fitoplankton dalam menyerap ortofosfat terjadi sebab konsentrasinya yang sangat tinggi, hal ini dapat dilihat dari kisaran konsentrasinya (0.422-2.150 mg/l) yang melebihi dari kisaran optimal pertumbuhan fitoplankton. Kondisi sebaliknya terjadi di zona B. Konsentrasi ortofosfat di zona B (0.538-1.747 mg/l) justru dalam batas pertumbuhan optimal fitoplankton (0.09 1.80 mg/l). Hal ini menyebabkan ortofosfat dalam zona ini menjadi lebih berpengaruh jika dibandingkan dengan nitrat.
KESIMPULAN Secara umum, semua jenis nutrien memberikan pengaruh terhadap dinamika kelimpahan komunitas fitoplankton. Hal ini berarti bukan hanya nitrat dan ortofosfat yang menjadi penentu utama berlangsungannya aktivitas fitoplankton dalam perairan laut. lntensitas cahaya hanya memberikan pengaruh terhadap kelimpahan fitoplankton pada zona A dalam periode pengamatan musim kemarau, sebaliknya pada zona A dalam periode pengamatan musim hujan dan zona lainnya (zona B dan C) dalam periode pengamatan musim kemarau dan hujan didominasi oleh pengaruh nutrien. Dari perbandingan pengaruh masing-masing jenis nutrien terhadap dinamika kelimpahan komunitas fitoplankton menunjukkan bahwa ortofosfat Iebih berpengaruh dalam musim kemarau sebaIiknya nutrien jenis N di musim hujan. DAFTAR PUSTAKA Bapedalda Kab. Maros. 2003. Neraca Kualitas Lingkungan Hidup Daerah (NKLD). Buku I. PT. Multi Area Conindo, Maros. Cebrian, J. 2002 . Variability and control of carbon consumption, export, and accumulation in marine communities. Limnol.Oceanogr. 47(1):11-22. Cloern, J.E. 2001. Our Evolving Conceptual Model of the Coastal Eutrophication Problem. Review. Mar. Ecol. Prog .Ser. VoI.210:223-253. Jassby, AD., and J.E. CIoem. 2000. Organic matter sources and rehabilitation of the Sacramento - San Joaquin Delta (California, USA). Aquat. Conserv. Mar. Freshw. Ecosyst. 10: 323-352. Hood, R.R., M.R. Abbott, and A. Huyer. 1991. Phytoplankton and Photosynthetic Light Response in the Coastal Transition Zone off Nothern California in June 1987. Journal o/Geophysical Research. Vol. 96, No. C8 : 14.769-14.780. Lagus, A., Suomela, J., Wethoff, G., Heikkila, K., Helminen, H., and Sipura, J. 2003 . Species-Specific Differences in Phytoplankton Responses to Nand P Enrichment and the N:P ratio in the Archipelago Sea, Northern Baltic Sea. Journal 0/ Plankton Research., 26 (7), 779-798. Savenkoff, e., A.F. Vezina, T.T. Packard, N. Silverberg, J.e. Therriault, W. Chen, e. Berube, A. Mucci, B. Klein, F. Mesple, J.E. Tremblay, L. Legendre, J. Wesson, and R.G. Ingram. 1996. Distributions of oxygen, carbon, and espiratory activity in the deep layer of the Gulf of St Lawrence and their implications for the carbon cycle. Can. J. Fish. AqU!lt. Sci. 53: 2451-2465 . Valiela, I. 1984. Marine ecologycal processes. Springer-Verlag. New York.
80
Rahmadi Tambaru