B A DA N P OM R I InfoPOM - Vol.13 No. 5 September-Oktober 2012
Topik
sajian utama
Alternatif Herbal untuk Kesehatan Prostat
Pedoman Cara Produksi Pangan Olahan Yang Baik Untuk Formula Bayi Dan Formula Lanjutan Bentuk Bubuk Seri Swamedikasi 5
Obat Mata
InfoPOM - Vol.13 No. 5 September-Oktober 2012
Tim
Redaksi Penasehat Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Pengarah Sekretaris Utama Badan Pengawas Obat dan Makanan Penanggungjawab Kepala Pusat Informasi Obat dan Makanan Redaktur Kepala Bidang Informasi Obat Editor Irhamahayati, Apt., MTI; Dra. Murti Hadiyani; Indah Widyaningrum, S.Si, Apt; Eriana Kartika Asri, S.Si, Apt Kontributor DR. Tepy Usia, M.Phil; Sofhiani Dewi, STP, Msi; Dina Puspita Mayasari, S.Farm, Apt.; Dra. Tri Asti I., Apt., M.Pharm.; Dra. Tutut Sumartini, MM; Dra. Sutanti Siti Namtini, Ph.D; Sandhyani ED, S.Si., Apt.; Dra Rini Tria Suprantini, M.Sc; Yustina Muliani, S.Si., Apt.; Judhi Saraswati, SP., MKM; Indah Widyaningrum, S.Si, Apt.; Khusnul Khotimah, S.Si; Eriana Kartika Asri, S.Si, Apt.; drg. Indah Ratnasari; Arlinda Wibiayu, S.Si., Apt.; Fitri Fatima, S.Si., Apt.; Linda Octaviani, S.Si., Apt. Sekretariat Judhi Saraswati, SP., MKM; Arlinda Wibiayu, S.Si., Apt.; Riani Fajar Sari, A.Md; Tanti Kuspriyanto, S.Si., M.Si.; Arif Dwi Putranto, S.Si., Apt.; Netty Sirait; Surtiningsih Desain Grafis Dwi Resmiyarti, S.Farm, Apt.; Eriana Kartika Asri, S.Si, Apt. Foto Ridwan Sudiro, S.Sos.
Redaksi menerima sumbangan artikel yang berisi informasi terkait dengan obat, makanan, kosmetika, obat tradisional, komplemen makanan, zat adiktif dan bahan berbahaya. Kirimkan tulisan melalui alamat redaksi dengan melampirkan identitas diri penulis.
2
Editorial Pembaca yang terhormat, Seiring dengan bertambahnya usia seseorang, maka fungsi organ-organ tubuhnya mengalami penurunan yang mengakibatkan semakin banyak penyakit yang mungkin timbul. Pada pria, salah satu penyakit yang timbul akibat faktor usia adalah pembesaran kelenjar prostat. Pembesaran kelenjar prostat jinak atau Benign Prostatic Hiperplasia (BPH) merupakan penyakit tersering kedua pada kasus penyakit kelenjar prostat yang tercatat di klinik urologi di Indonesia. Ada beberapa pilihan terapi untuk pasien BPH, salah satunya adalah fitoterapi atau terapi menggunakan tumbuhan obat. Apa saja tumbuhan obat yang dapat digunakan sebagai fitoterapi? Simak informasi lengkapnya dalam Sajian Utama InfoPOM, “Alternatif Herbal untuk Kesehatan Prostat”. Selain menyadari pentingnya kesehatan bagi tubuh, kita juga menyadari betapa kayanya alam dalam menyediakan sumber-sumber bahan obat terutama di negara kita, Indonesia. Keanekaragaman hayati yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai alternatif obat herbal perlu kita jaga dan lestarikan, serta terus diteliti untuk mengungkap rahasia potensi yang mungkin saat ini belum diketahui. Selain lansia, kelompok rentan yang lain adalah bayi dan anak. Untuk melindungi kelompok rentan seperti bayi dan anak, dari pangan yang tidak memenuhi syarat, maka perlu diterapkan pedoman cara produksi pangan yang baik. Badan POM telah membuat Pedoman Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPB) untuk formula bayi dan formula lanjutan bentuk bubuk yang merupakan jenis pangan yang diperuntukkan bagi bayi dan anak. Informasi mengenai pedoman CPPB untuk formula bayi dan formula lanjutan bentuk bubuk ini dapat Anda simak pada InfoPOM edisi kali ini. Nah, Pembaca, untuk melengkapi koleksi informasi swamedikasi, kali ini InfoPOM menurunkan artikel terkait Obat Mata. Selamat membaca!
InfoPOM - Vol.13 No. 5 September-Oktober 2012
Sajian Utama
Alternatif Herbal untuk Kesehatan Prostat Kelenjar Prostat dan Gangguan Kesehatan yang Mungkin Timbul1 Prostat adalah kelenjar eksokrin pada sistem reproduksi pria. Fungsi utamanya adalah untuk mengeluarkan dan menyimpan sejenis cairan yang menjadi dua pertiga bagian dari air mani. Kelenjar prostat memproduksi cairan seminal dan sekresi lain yang membuat saluran uretra terjaga kelembabannya. Pada waktu lahir, kelenjar tersebut kecil dan tumbuh bersamaan dengan semakin tingginya produksi androgen yang meningkat pada masa puber. Pada saat dewasa, kelenjar prostat masih stabil sampai umur 50 tahun yang selanjutnya mulai terjadi pembesaran. Pada saat lanjut usia (Lansia), seseorang umumnya mengalami perubahan pada jaringan tubuh yang diakibatkan oleh proses degenerasi terutama pada organorgan tubuh yang tidak lagi mengalami perkembangan sel seperti otot, jantung dan ginjal kecuali hepar yang masih mengalami proses mitosis. Proses degenerasi tersebut menyebabkan kemunduran fungsi organ tersebut termasuk juga sistem traktus urinarius yang menyebabkan macammacam kelainan atau penyakit urologis tertentu.
Gambar 1. Perbandingan antara kondisi prostat normal, Kanker prostat dan Benign Prostatic Hiperplasia (BPH) [sumber: www.cancerhelps.com]
Gambar 2. Perbedaan kondisi prostat normal dan kanker prostat [sumber: www.suaramerdeka.com]
Kelenjar prostat terletak antara tulang kemaluan dan dubur mengelilingi saluran uretra pada pintu saluran yang masuk ke kandung kemih. Ketika urin keluar dari kandung kemih, akan melewati saluran di dalam kelenjar prostat yang disebut uretra prostat. Kelenjar prostat adalah organ tubuh yang paling sering mengalami pembesaran pada pria, baik jinak maupun ganas. Pembesaran prostat jinak atau Benign Prostatic Hiperplasia (BPH) merupakan penyakit tersering kedua pada penyakit kelenjar prostat di klinik urologi di Indonesia. BPH adalah pertumbuhan berlebihan sel-sel prostat yang tidak ganas. BPH kadang tidak menimbulkan gejala, tetapi jika tumor ini terus berkembang, pada akhirnya akan mendesak uretra yang mengakibatkan rasa tidak nyaman pada penderita. Kelenjar prostat yang membesar akan menyumbat uretra prostat tersebut seakan-akan menyumbat saluran kemih sehingga menghambat aliran urin. Urin yang tertahan ini dapat berbalik lagi ke ginjal dan pada kasus-kasus tertentu dapat mengakibatkan infeksi pada kandung kemih. Sedangkan kanker prostat adalah suatu tumor ganas yang tumbuh di dalam kelenjar prostat. Penyebab BPH belum diketahui secara pasti, tetapi sampai saat ini berhubungan dengan proses penuaan yang
3
InfoPOM - Vol.13 No. 5 September-Oktober 2012
mengakibatkan penurunan kadar hormon pria, terutama testosteron. Hormon testosteron dalam kelenjar prostat akan diubah menjadi dihidrotestosteron (DHT). DHT inilah yang kemudian secara kronis merangsang kelenjar prostat sehingga membesar. Pembentukan nodul pembesaran prostat ini sudah mulai tampak pada usia 25 tahun pada sekitar 25% pria. Faktor lain yang mempengaruhi BPH adalah latar belakang kondisi penderita misalnya usia, riwayat keluarga, obesitas, meningkatnya kadar kolesterol darah, pola makan tinggi lemak hewani, olah raga, merokok, minuman beralkohol, penyakit Diabetes Mellitus, dan aktifitas seksual. Berdasarkan data yang ada, prevalensi BPH adalah umur 41-50 tahun sebanyak 20%, 51-60 tahun 50%, >80 tahun sekitar 90%. Angka di Indonesia, bervariasi antara 24-30% dari kasus urologi yang dirawat di beberapa rumah sakit. Penderita yang mengalami BPH biasanya mengalami hambatan pada saluran air seni atau uretra di dekat pintu masuk kandung kemih seolah-olah tercekik, karena itu secara otomatis pengeluaran air seni terganggu. Penderita sering kencing, terutama pada malam hari, bahkan ada kalanya tidak dapat ditahan. Bila jepitan pada uretra meningkat, keluarnya air seni akan makin sulit dan pancaran air seni melemah, bahkan dapat mendadak berhenti. Akibatnya, timbul rasa nyeri hebat pada perut. Keadaan ini selanjutnya dapat menimbulkan infeksi pada kandung kemih. Kalau sudah terjadi infeksi, aliran air seni berhenti, untuk mengeluarkan air kencing harus menggunakan kateter, yang akibatnya penderita akan mengalami rasa sakit. Jika lebih parah lagi maka dilakukan pemotongan pada kelenjar prostat. Komplikasi lebih lanjut mungkin terjadi pada penderita BPH apabila dibiarkan tanpa pengobatan.
Alternatif Fitoterapi untuk BPH Beberapa ekstrak tumbuh-tumbuhan tertentu dapat dipakai untuk memperbaiki gejala akibat obstruksi prostat, tetapi data-data farmakologik tentang kandungan zat aktif yang mendukung mekanisme kerja obat fitoterapi sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Kemungkinan fitoterapi bekerja sebagai: anti-estrogen, antiandrogen, menurunkan kadar sex hormone binding globulin (SHBG), inhibisi basic fibroblast growth factor (bFGF) dan epidermal growth factor (EGF), mengacaukan metabolisme prostaglandin, efek antiinflammasi, menurunkan outflow resistance, dan memperkecil volume prostat2. Beberapa tumbuhan obat yang telah kita dikenal dan digunakan untuk tujuan lain dalam kehidupan sehari-hari, ternyata dapat dimanfaatkan sebagai alternatif fitoterapi untuk kesehatan prostat. Bahkan terhadap tanaman tersebut telah dilakukan penelitian ilmiah guna mendukung pemanfaatannya untuk membantu pemeliharaan kesehatan, khususnya prostat.
1. Buah Pare (Momordica charantia L.)
Gejala Umum BPH adalah : sering kencing, sulit kencing, nyeri saat berkemih, urin berdarah, nyeri saat ejakulasi, cairan ejakulasi berdarah, gangguan ereksi dan nyeri pinggul atau punggung
Pilihan Terapi Pasien BPH Tujuan terapi pada pasien BPH adalah mengembalikan kualitas hidup pasien. Terapi yang ditawarkan pada pasien tergantung pada derajat keluhan, keadaan pasien, maupun kondisi obyektif kesehatan pasien yang diakibatkan oleh penyakitnya. Pilihannya mulai dari: (1) tanpa terapi (watchful waiting) artinya pasien tidak mendapatkan terapi apapun tetapi perkembangan penyakitnya tetap diawasi oleh dokter; (2) medikamentosa (pengobatan) bila telah mencapai tahap BPH mulai menyebabkan perasaan yang mengganggu, apalagi membahayakan kesehatannya menggunakan yaitu Antagonis adrenergik-α (penghambat alfa selektif (α1), misalnya prazosin, yang menyebabkan relaksasi otot polos pada kelenjar prostat), Inhibitor reduktase-5α (terapi hormonal, misalnya finasterid) atau Fitoterapi; (3) terapi intervensi berupa pembedahan atau teknik instrumentasi alternatif. Di Indonesia, tindakan Transurethral Resection of the Prostate (TURP) masih merupakan pengobatan terpilih untuk pasien BPH2.
4
Hasil uji in vitro, ekstrak buah pare dapat menghambat pertumbuhan sel-sel kanker prostat3. Sedangkan penelitian lain menyebutkan bahwa infus buah pare dapat menurunkan berat kelenjar prostat dan secara histologis mengurangi ketebalan sel epitel kelenjar prostat tikus putih, tetapi pengaruhnya terhadap pembesaran kelenjar prostat jinak belum diketahui4. Hasil penelitian Winarno dkk (2011) diperoleh kesimpulan: (1) Ekstrak etanol buah pare 70% dalam dosis 600 mg/ kg BB dapat menurunkan berat kelenjar prostat tikus yang diinduksi dengan testosteron propionat; (2) Ekstrak etanol buah pare 70% dalam dosis 300 mg dan 600 mg/kg BB dapat mempengaruhi ketebalan sel epitel kelenjar prostat tikus yang diinduksi dengan testosteron propionat. Sel epitel menjadi berbentuk kuboid sampai pipih, permukaan sel rata, dengan inti oval atau bulat. Sel epitel tidak sampai berubah menjadi bentuk skuamosa; inti sel juga tidak sampai rusak atau hilang. Pemberian ekstrak etanol daging buah pare menyebabkan penurunan berat kelenjar prostat tikus putih dibandingkan
InfoPOM - Vol.13 No. 5 September-Oktober 2012
dengan pemberian akuades. Hal tersebut sejalan dengan penelitian Naseem, dkk. (1998), yang menyimpulkan bahwa ekstrak buah dan biji pare mempunyai efek androgenik dilihat dari pengaruhnya terhadap penurunan berat epididimis, vesika seminalis, muskulus levator ani, dan kelenjar prostat. Sterol adalah zat aktif yang terkandung dalam buah pare. Zat ini dianggap dapat mempengaruhi metabolisme hormonal sehingga berpengaruh juga pada kelenjar prostat, yakni menyebabkan pengurangan berat dan ketebalan sel epitel kelenjar prostat. Penelitian ini belum memperlihatkan gambaran yang mirip dengan gambaran histopatologik pembesaran kelenjar prostat jinak seperti yang diharapkan. Sel epitel hanya terlihat hipertrofik. Keadaan tersebut dapat terjadi karena induksi testosteron propionat hanya diberikan selama 14 hari5.
3. Herba/ Akar Jelatang (Urtica dioica L.)
Penyiapan dan dosis: Dosis harian dewasa: Ekstrak air buah pare 15 g/hari, atau jus segar 2 oz/hari7, 10-15 mL jus segar buah pare; 2-15 simplisia kering buah pare6.
Beberapa studi telah dilakukan untuk mengetahui aktifitas BPH herba jelatang. Sejumlah uji acak buta ganda memperlihatkan perbaikan fungsi saluran kemih setelah pemberian herba jelatang. Perubahan urinasi terjadi setelah 4 minggu sampai dengan 6 bulan tergantung uji yang dilakukan. Satu satu uji terhadap ekstrak akar jelatang membuktikan bahwa ekstrak tersebut dapat memperlambat perkembangan sel kanker prostat yang bermakna secara statistik8.
2. Biji Semangka (Citrullus lanatus (Thunb.) Matsum.)
Penyiapan dan dosis: ½ sendok teh herba kering diseduh dengan 1 gelas air matang panas selama 15 menit, diminum 3 kali sehari8.
4. Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana Linn)
Telah dilakukan studi efek ekstrak metanol biji semangka (EMBS) pada model hewan coba tikus wistar jantan yang diinduksi BPH. Hasil uji memperlihatkan bahwa pemberian EMBS selama satu bulan dapat mengurangi ukuran prostat secara nyata (P<0,05) baik pada dosis tinggi dan rendah, tapi tidak dapat mengembalikan ukuran awal testis yang menyusut dan timbulnya oligospermia berat yang disebabkan oleh pemberian hormon. Studi histologis menetapkan secara jelas bahwa EMBLC merupakan kandidat potensial untuk pengelolaan kondisi yang tergantung hormon androgen seperti pada kasus BHP7.
α-Mangostin, merupakan salah satu kandungan kimia dari Garcinia mangostana Linn, merupakan derivat xanthone yang terbukti memiliki sifat antioksidan dan antikarsinogen. Studi yang telah dilakukan Hung et al (2009) melaporkan efek antimetastatik dari α-mangostin terhadap prostate carcinoma cell line PC-3 manusia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa α-mangostin menunjukkan efek penghambatan pada kemampuan adhesi, migrasi, dan invasi yang diukur menggunakan metode cell-matrix adhesion assay, wound healing assay, and Boyden chamber assay. Temuan ini membuktikan bahwa α-mangostin memungkinkan digunakan lebih lanjut sebagai senyawa antimetastatik9.
5
InfoPOM - Vol.13 No. 5 September-Oktober 2012
Penyiapan dan dosis : secara tradisional yaitu ekstrak kulit buah manggis 0,2-0,65 g, tingtur (1 dalam 10) dosis 1 sendok makan, Sirup (1 dalam 10) dosis 1 sendok makan, dekok (1 dalam 10) dosis empat kali sehari. Serbuk 0,65-3,66 g dicampur dengan jus.
5. Buah Tomat (Solanum lycopersicum L.)
Lycopene atau yang sering disebut sebagai α-carotene adalah suatu karotenoid pigmen merah terang yang banyak ditemukan dalam buah tomat dan buah-buahan lain yang berwarna merah. Lycopene merupakan karotenoid yang sangat dibutuhkan oleh tubuh dan merupakan salah satu antioksidan yang sangat kuat10. Banyak studi in-vitro menggunakan kultur sel kanker prostat menunjukkan bahwa lycopene dapat digunakan sebagai obat untuk pengobatan kanker prostat. Sebuah studi oleh University of India Madras menunjukkan bahwa likopen mengurangi pertumbuhan sel dan menginduksi apoptosis sel kanker prostat PC-3. Kanagaraj dkk terutama melihat pengaruh likopen terhadap pertumbuhan insulin-like growth factor-I system dan menemukan bahwa likopen secara signifikan meningkatkan kadar IGF-binding protein 3 dan protein ini telah terbukti dapat menghambat proliferasi sel kanker prostat melalui jalur signaling pathway independent dari IGF11. Sebuah studi populasi dengan kasus terkontrol ditemukan bahwa lycopene dari buah tomat dapat sedikit menurunkan resiko timbulnya kanker prostat. Hasil studi efek antitumor lycopene dengan melakukan transplantasi tumor S180 pada hewan coba, dilaporkan dapat bahwa lycopene dapat menghambat pertumbuhan tumor S180 dan efek antitumor lycopene ini kemungkinan berkaitan dengan peningkatan fungsi kekebalan dan efek antioksidan sehingga dapat mencegah kanker prostat dan tipe kanker lainnya12. Penulis Direktorat Obat Asli Indonesia
6
Daftar Pustaka 1. Amalia, M Rizki, 2007, Faktor-Faktor Risiko Terjadinya Pembesaran Prostat Jinak (Studi kasus di RS dr. Kariadi, RS Roemani dan RSI Sultan Agung Semarang), Tesis, Program Studi Magister Epidemiologi, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang. 2. Pedoman Penatalaksanaan BPH di Indonesia, http://iaui.or.id/ast/file/bph. pdf/ 03/04/2012 8:06:51. 3. Claflin AJ, Vesely DL, Hudson JL., 1978, Inhibition of growth and guanylate cylase activity of an undifferentiated prostate adenocarcinoma by an extract of the balsam pear (Momordica charantia L.), Proc Natl Acad Sci USA; 75(2): 989-93. 4. Winarno WM, 2000, Pengaruh pemberian infus daging buah pare (Momordica charantia L.) terhadap kelenjar prostat tikus putih, Laporan Penelitian 1999-2000, Puslitbang Farmasi, Badan Litbangkes Depkes RI, Jakarta. 5. M. Wien Winarno, 2011, Lucie Widowati dan Budi Nuratmi, Pengaruh Ekstrak Etanol Buah Pare (Momordica charantia) terhadap Gambaran Sel Epitel Kelenjar Prostat Tikus Putih, CDK 186/Vol.38 no.5/Juli-Agustus 2011, hal.353-355. 6. Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2011, Acuan Sediaan Herbal, Volume ke-6 edisi 1, hal. 23, 74, 7. Olamide, Adesanya A. et al., 2011, Effects of Methanolic Extract of Citrullus lanatus Seed on Experimentally Induced Prostatic Hyperplasia, European Journal of Medicinal Plants 1(4): 171-179. 8. Skidmore-Roth L, 2010, Mosby’s Handbook of Herbs & Natural Supplements, Mosby, Inc., p.457-458. 9. Hung, Shun-Hsing et al.,2009, α-Mangostin Suppresses PC-3 Human Prostate Carcinoma Cell Metastasis by Inhibiting Matrix Metalloproteinase-2/9 and Urokinase-Plasminogen Expression through the JNK Signaling Pathway, J. Agric. Food Chem., 57 (4), pp 1291–1298. 10. Maulida, Dewi dan Zulkarnaen, Naufal, Ekstraksi antioksidan (likopen) dari buah tomat dengan menggunakan solven campuran, n – heksana, aseton, dan etanol, Skripsi, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro. 11. http://www.phytochemicals.info/phytochemicals/lycopene/prostatecancer-in-vitro.php/ 03/04/2012 9:06:51. 12. Agrawal, RC, 2009, Anticarcinogenic Effects of Solanum lycopersicum Fruit Extract on Swiss Albino and C57 Bl Mice, Asian Pacific Journal of Cancer Prevention, Vol 10, p.379-381. 13. (http://suaramerdeka.com/foto_sehat/7fb549a8840a6f53d5cbdbfd6e1ba eeb.jpg /03/04/2012 8:00:21 )
InfoPOM - Vol.13 No. 5 September-Oktober 2012
Regulasi
Pedoman Cara Produksi Pangan Olahan Yang Baik Untuk Formula Bayi Dan Formula Lanjutan Bentuk Bubuk Sejak tahun 1991, Indonesia telah mengesahkan cara produksi pangan bagi bayi dan anak melalui Keputusan Direktur Jenderal Pengawas Obat dan Makanan No. 02665 Tahun 1991 tentang Cara Produksi Makanan Bayi dan Anak. Pedoman ini mengacu pada Codex Recommended International Code Of Hygienic Practice For Foods For Infants And Children Tahun 1979. Selain itu, telah ditetapkan pula melalui Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan No.HK.00.06.1.52.4011 Tahun 2009 tentang Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba dan Kimia dalam Makanan. Formula bayi dan lanjutan termasuk komoditi yang diatur di dalam Peraturan tersebut.
Latar Belakang Pangan merupakan salah satu bahan pokok dalam rangka pertumbuhan dan kehidupan bangsa serta mempunyai peran penting dalam pembangunan nasional. Oleh karena itu, masyarakat terutama kelompok rentan tertentu perlu dilindungi dari peredaran pangan yang tidak memenuhi syarat. Diantara kelompok rentan adalah bayi dan anak. Formula Bayi dan formula lanjutan merupakan jenis pangan yang diperuntukkan bagi bayi dan anak. Formula Bayi adalah pangan yang secara khusus diformulasikan untuk menjadi satu-satunya sumber zat gizi bagi bayi sampai usia 6 (enam) bulan, sedangkan Formula Lanjutan merupakan pangan pelengkap bagi bayi usia 6 (enam) bulan keatas dan anak usia 1 (satu) sampai 3 (tiga) tahun. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan, pada Pasal 3 dikatakan bahwa dalam rangka pemenuhan persyaratan sanitasi di seluruh kegiatan rantai pangan perlu diterapkan pedoman cara produksi pangan yang baik, diantaranya Cara Produksi Pangan Olahan Tertentu (POT) yang Baik. Sedangkan pada Pasal 6 dikatakan bahwa Cara Produksi POT yang baik ditentukan oleh Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Sementara itu sejak tahun 2004, Codex Alimentarius Commission mulai melakukan kegiatan revisi pada Codex Recommended International Code Of Hygienic Practice For Foods For Infants And Children Tahun 1979 dan mempersempit cakupannya menjadi khusus formula bayi, formula lanjutan, formula untuk keperluan medis khusus bagi bayi, serta fortifikan (zat gizi tambahan) ASI bentuk bubuk. Pedoman ini akhirnya disahkan pada tahun 2008 dengan judul Code of Hygienic Practice for Powdered Formulae for Infants and Young Children. Hal ini membuktikan adanya perhatian dunia internasional terhadap pentingnya pedoman yang merupakan salah satu faktor penting untuk menghasilkan produk yang memenuhi standar mutu. Cara produksi pangan olahan yang baik (CPPB) untuk formula bayi dan formula lanjutan bentuk bubuk merupakan salah satu faktor yang penting untuk memenuhi standar mutu dan keamanan serta persyaratan yang ditetapkan untuk formula bayi dan formula lanjutan bentuk bubuk. Oleh karena itu, sejalan dengan perkembangan teknologi serta peraturan internasional maka diperlukan adanya Pedoman CPPB untuk formula bayi dan formula lanjutan bentuk bubuk .
Tujuan pedoman Pedoman CPPB untuk Formula Bayi dan Formula lanjutan disusun bertujuan untuk : 1. Melindungi kesehatan dan tumbuh-kembang bayi dan anak dari peredaran makanan bayi dan anak yang tidak memenuhi persyaratan keamanan, mutu dan gizi pangan.
7
InfoPOM - Vol.13 No. 5 September-Oktober 2012
2. Mendukung perkembangan industri formula bubuk untuk menerapkan prinsip – prinsip dasar yang baik dalam pengolahan, pengemasan, penyimpanan, pengangkutan, peredaran, dan penjualannya oleh produsen agar dapat dihasilkan produk yang terjamin keamanan, kelayakan, mutu, dan gizinya sesuai dengan kebutuhan bayi dan anak.
Pedoman CPPB untuk formula bayi dan formula lanjutan bentuk bubuk Pedoman CPPB untuk formula bayi dan formula lanjutan bentuk bubuk disusun dengan mengacu pada peraturan nasional (Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan, dan peraturan lainnya) dan peraturan internasional (Codex Alimentarius, Amerika Serikat, Uni Eropa, dan negara lain) dan ditetapkan dengan Peraturan Kepala Badan POM RI No. HK.03.1.23.12.11.10720 tentang Pedoman Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik Untuk Formula Bayi dan Formula Lanjutan Bentuk Bubuk. Ruang lingkup pedoman ini mencakup cara memproduksi formula bayi dan formula lanjutan bentuk bubuk di industri pangan. Pedoman ini digunakan sebagai acuan bagi industri dalam pelaksanaan kegiatan di semua aspek produksi, meliputi: 1. Bangunan dan fasilitas 2. Pengawasan dan pengendalian proses 3. Perawatan dan sanitasi sarana produksi 4. Higene karyawan 5. Transportasi 6. Informasi produk dan pendidikan konsumen 7. Laboratorium 8. Pencatatan dan dokumentasi
Produksi pangan yang aman dan layak untuk dikonsumsi dilakukan dengan cara memformulasikan persyaratanpersyaratan dalam manufaktur dan penanganan dari suatu jenis pangan meliputi bahan baku, ingredien, proses pengolahan, distribusi, dan penggunaan oleh konsumen. Kemudian mendisain, melaksanakan, memantau, dan mengkaji ulang sistem pengawasan yang efektif.
Bangunan dan fasilitas
Pemeliharaan dan sanitasi sarana produksi diwujudkan melalui penetapan sistem yang efektif untuk memastikan kecukupan dan kesesuaian pemeliharaan dan pembersihan, pengendalian hama, pengolahan limbah, dan pemantauan keefektifan dari prosedur pemeliharaan dan sanitasi. Hal ini juga dilakukan untuk memfasilitasi pengawasan yang berkelanjutan terhadap bahaya pangan, hama, dan cemaran lainnya.
Pada bab ini diatur mengenai lokasi, sarana jalan, lingkungan dan pekarangan, bangunan dan fasilitas, peralatan dan perlengkapan, fasilitas sanitasi, dan fasilitas penyimpanan. Penempatan bangunan, fasilitas, peralatan, maupun perlengkapan berada pada lokasi yang terlindung dari kemungkinan pencemaran. Disain dan rancangan juga harus mendukung higiene yang baik, hal ini dapat dilakukan melalui proses pembersihan, disinfeksi, dan pemeliharaan. Secara umum, peralatan dan perlengkapan khususnya yang bersentuhan langsung dengan pangan bersifat tidak beracun dan mudah dibersihkan. Perlengkapan dan peralatan (termasuk permukaan bagian dalamnya) pada area risiko tinggi harus dijadikan perhatian khusus untuk mencegah terjadinya pencemaran dan menjamin peralatan dapat dibersihkan dengan teknik pembersihan kering. Hal ini mengingat Enterobacter sakazakii dan Salmonella yang memiliki kemampuan untuk bertahan dalam jangka waktu yang lama pada tempat tinggalnya termasuk tempat kering.
8
Pengawasan dan pengendalian proses
Pemeliharaan dan sanitasi sarana produksi
Higiene karyawan Setiap karyawan yang bersentuhan dengan pangan, dengan bagian peralatan dan perlengkapan yang bersentuhan dengan pangan, dan dengan bahan kemasan pangan harus menerima instruksi yang jelas berkenaan dengan pengendalian penyakit, kebersihan, dan kebiasaan karyawan untuk menjamin higiene karyawan. Kebersihan, kesehatan dan perilaku sehat karyawan harus dipersyaratkan sejak proses penerimaan karyawan.
Transportasi Suatu pangan dapat menjadi tercemar atau tidak layak ketika mencapai tujuan untuk dikonsumsi jika tidak dilakukan langkah pengendalian yang efektif selama transportasi, meskipun sebelumnya telah dilakukan kegiatan pengendalian higiene.
InfoPOM - Vol.13 No. 5 September-Oktober 2012
Oleh karena itu, selama proses transportasi, produk harus dilindungi pada kondisi sedemikian rupa sehingga mencegah pencemaran, pertambahan jumlah mikroba, penurunan mutu produk dan kerusakan kemasan. Alat transportasi harus dirancang sedemikian rupa sehingga tidak mencemari produk, mudah dibersihkan dan didisinfeksi, dan i Pangan Olahan yanggan dari pencemaran termasuk dari debu dan asap.
Informasi produk dan pendidikan konsumen Informasi produk yang dimaksud di dalam pedoman ini adalah pelabelan termasuk keterangan mengenai lot atau batch produk. Pemberian label yang jelas dan informatif memudahkan konsumen untuk memilih, menangani, menyimpan, mengolah dan mengkonsumsi produk, sedangkan keterangan lot/ batch diperlukan produsen untuk dokumentasi produk. Lot atau batch merupakan identitas produk yang memudahkan penelusuran kembali jika dibutuhkan. Konsumen harus memiliki pengetahuan mengenai higiene untuk membantu memahami informasi produk, sehingga dapat mencegah terjadinya pencemaran akibat pertumbuhan patogen dengan cara penanganan produk yang tepat. Selain itu, melalui informasi produk, konsumen dapat membuat pilihan yang sesuai bagi mereka. Informasi mengenai cara higiene yang baik selama proses penyiapan, penggunaan, dan penyimpanan formula bayi dan formula lanjutan, selain dapat diperoleh melalui label produk juga dapat diperoleh melalui rumah sakit dan tempat layanan kesehatan lainnya.
Laboratorium Laboratorium diperlukan untuk melakukan pemantauan keamanan pangan melalui pengujian – pengujian bahaya atau indikator pengendalian bahaya, yang dilakukan terhadap bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong.
Pencatatan dan dokumentasi Pencatatan dan dokumentasi dilakukan terhadap semua tahapan proses produksi termasuk karyawan yang terlibat di dalamnya. Pencatatan yang baik dapat meningkatkan jaminan mutu dan keamanan produk dan meningkatkan kredibilitas dan keefektifan sistem pengawasan produk. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Pedoman Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik Untuk Formula Bayi dan Formula Lanjutan Bentuk Bubuk disusun sebagai pedoman bagi instansi pemerintah, produsen, dan tenaga kesehatan, dalam rangka pengawasan dan penerapan keamanan pangan untuk formula bayi dan formula lanjutan bentuk bubuk. Melalui penerapan prinsip – prinsip dasar yang baik dalam pengolahan, pengemasan, penyimpanan, pengangkutan, peredaran, dan penjualan formula bayi dan formula lanjutan bentuk bubuk maka dapat dihasilkan produk yang terjamin keamanan, kelayakan, mutu, dan gizinya sesuai dengan kebutuhan. Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari produk yang tidak aman dan tidak bermutu. Penulis Direktorat Standardisasi Produk Pangan
Badan POM Sahabat Ibu Mendorong Wanita Agar Cerdas Memilih Produk Untuk Keluarga Dalam rangka memberdayakan masyarakat, khususnya kaum ibu agar memiliki pengetahuan untuk memilih dan mengkonsumsi produk obat dan makanan secara tepat, benar, dan aman Badan POM mempunyai program “Badan POM Sahabat Ibu”. Kegiatan ini sudah berlangsung sejak bulan April 2012, dan akan terus dilaksanakan secara berkesinambungan dengan mengusung tema yang berbeda setiap bulan. Diharapkan program ini dapat menjadi cikal bakal gerakan masyarakat menjadi konsumen cerdas yang mampu melindungi diri dari obat dan makanan yang berisiko terhadap kesehatan.
9
InfoPOM - Vol.13 No. 5 September-Oktober 2012
Seri Swamedikasi 5
Obat Mata
Mata merupakan organ yang sangat penting dalam menunjang kinerja atau fungsi tubuh, oleh karena itu sangat penting bagi kita untuk selalu menjaga kesehatannya. Gangguan mata yang dapat diatasi dengan swamedikasi dibagi menjadi dua golongan besar yaitu gangguan pada kelopak mata dan bagian sekitarnya dan gangguan pada bola mata.
Gangguan Pada Kelopak Mata Kelopak mata berfungsi melindungi bola mata dan mendistribusikan air mata ke seluruh permukaan mata. Gangguan pada kelopak mata antara lain adalah iritasi, infeksi dan trauma karena benda tumpul. Iritasi mata dapat disebabkan oleh kemasukan benda asing, kemasukan zat kimia, blepharitis (peradangan pada pinggir kelopak mata). Benda asing seperti bulu mata, debu dan sebagainya dapat melukai selaput lendir bola mata. Benda asing merupakan penyebab gangguan mata yang paling sering dijumpai. Infeksi mata biasanya disebabkan oleh kuman Staphyllococcus aureus, selain itu dapat juga disebabkan oleh jamur, virus dan bakteri lainnya. Trauma karena benda tumpul dapat menyebabkan sekitar mata menjadi memar dan warna kulit berubah gelap. Penanganan pertama yang dapat dilakukan pada trauma karena benda tumpul adalah sebagai berikut : • Mula-mula kompres mata dengan es selama 24 jam. • Kemudian kelopak mata dihangatkan supaya suhunya kembali sama dengan suhu tubuh. • Bila dengan cara ini tidak dapat ditanggulangi, segera hubungi dokter atau unit pelayanan kesehatan.
Gangguan Pada Bola Mata Gangguan pada bola mata antara lain adalah gangguan pada sistem lakrimal (air mata), seperti defisiensi air mata (mata kering); konjungtivitis akibat virus; edema (pembengkakan) kornea; iritasi ringan pada mata; penurunan fungsi makular karena faktor usia (macular degeneration); konjungtivitis alergi; kemasukan benda asing; kontak dermatitis; dan terbakar karena zat kimia. Obat mata yang dijual bebas pada dasarnya digunakan untuk meredakan gejala seperti rasa pedih, gatal dan mata merah yang disebabkan karena iritasi ringan. Beberapa obat yang di jual bebas yang dapat digunakan untuk swamedikasi pada gangguan mata antara lain adalah produk-produk yang mengandung zat berkhasiat berikut:
FENILEFRIN Fenilefrin digunakan pada pengobatan mata berair, mengurangi mata merah karena iritasi ringan yang disebabkan oleh alergi, debu, asap rokok, angin, berenang dan iritasi
10
lainnya. Fenilefrin tidak boleh digunakan pada penderita dengan riwayat glaukoma dan penderita yang alergi terhadap fenilefrin. Efek yang tidak diinginkan akibat penggunaan fenilefrin dapat muncul pada beberapa orang yaitu iritasi mata (tidak terus menerus) dan pembesaran pupil.
NAFAZOLIN Nafazolin digunakan pada pengobatan mata berair, mengurangi mata merah karena iritasi ringan yang disebabkan oleh alergi, debu, asap rokok, angin, berenang dan iritasi lainnya. Nafazolin tidak boleh digunakan pada penderita hipertensi, hiperglikemia, hipertiroid, bayi dan anak karena dapat mempengaruhi sistem saraf pusat, penderita dengan glaukoma sudut mata sempit dan penderita yang alergi terhadap nafazolin. Efek yang tidak diinginkan berupa pembesaran pupil dan kenaikan tekanan pada bola mata dapat terjadi.
TETRAHIDOZOLIN Tetrahidozolin digunakan pada pengobatan mata berair, mengurangi mata merah karena iritasi ringan yang disebabkan oleh alergi, debu, asap rokok, angin, berenang dan iritasi lainnya. Tidak boleh digunakan pada penderita yang alergi terhadap tetrahidrozolin. Tetrahidozolin tidak boleh digunakan pada penderita glaukoma kecuali bila di bawah pengawasan dokter. Obat ini hanya digunakan untuk mengatasi iritasi ringan pada mata. Bila sakit mata berat, disertai sakit kepala, perubahan penglihatan dengan cepat, mendadak mata berkunang-kunang, kemerahan tiba-tiba pada mata, mata sakit bila disentuh, harus segera konsultasikan ke dokter. Bila iritasi atau kemerahan disebabkan oleh keadaan yang lebih serius seperti infeksi, adanya benda asing dalam mata atau trauma kornea yang disebabkan zat kimia, diperlukan bantuan dokter. Untuk menghindari pencemaran, wadah obat harus ditutup rapat. Efek yang tidak diinginkan berupa mata terasa pedih dan terbakar atau kemerahan dapat terjadi pada penggunaan yang berlebihan.
EFEDRIN HCL Efedrin HCL digunakan pada pengobatan mata berair, mengurangi mata merah karena iritasi ringan yang disebabkan oleh alergi, debu, asap rokok, angin, berenang dan iritasi lainnya. Obat ini hanya digunakan untuk mengatasi iritasi ringan. Bila iritasi atau kemerahan disebabkan oleh keadaan yang lebih serius seperti infeksi, adanya benda asing dalam mata atau trauma kornea yang disebabkan zat kimia, diperlukan bantuan dokter. Tidak boleh digunakan pada pasien katarak, mata keruh dan radang pada kornea.
DEKSTRAN 70 Dekstran 70 digunakan untuk defisiensi air mata. Hentikan swamedikasi jika setelah menggunakan obat mata, mata
InfoPOM - Vol.13 No. 5 September-Oktober 2012
menjadi nyeri, terjadi perubahan penglihatan atau tidak ada perubahan yang terjadi atau kondisi makin memburuk.
Cara penggunaan obat tetes mata pada anak yang benar adalah :
HIPERMELOSE
• Minta anak bersandar dengan kepala lurus. • Mata anak dalam keadaan tertutup. • Teteskan sesuai dosis yang ditentukan ke dalam sudut dalam mata. • Jaga agar kepala tetap tegak. • Bersihkan cairan yang berlebih.
Hipermelose digunakan untuk defisiensi air mata.
POLIVINIL ALKOHOL Polivinil alkohol digunakan sebagai larutan pengganti air mata, dan untuk mengatasi kekeringan pada mata. Jangan digunakan untuk lensa kontak lunak. Jangan digunakan bila warna larutan berubah atau keruh.
Cara Penggunaan Obat Tetes Mata Obat yang dijual bebas yang ditujukan untuk mengobati gangguan mata biasanya tersedia dalam bentuk tetes mata dan salep mata. Seringkali absorbsi obat tetes mata dan salep mata tidak optimal dikarenakan kesalahan dalam penggunaannya. Dalam penggunaan obat tetes mata maupun salep mata terdapat bebarapa hal yang harus diperhatikan agar absorbsi obat optimal, berikut adalah penjelasan mengenai cara penggunaan obat tetes mata dan salep mata yang benar.
Cara penggunaan salep mata yang benar adalah : • Cuci tangan terlebih dahulu. • Ujung tube salep jangan tersentuh apapun. • Kepala sedikit menengadah. • Pegang tube dengan satu tangan, dan tarik kelopak mata bagian bawah dengan tangan lain sehingga terbentuk cekungan. • Oleskan sejumlah dosis yang telah ditentukan. • Tutup mata selama dua menit. • Bersihkan kelebihan salep dengan kertas tissu. • Bersihkan bagian tepi tube dengan kertas tissu lain
Cara penggunaan obat tetes mata yang benar adalah : • Cuci tangan terlebih dahulu. • Jangan menyentuh ujung penetes. • Mata melihat ke atas. • Tarik kelopak mata bagian bawah sehingga ada bagian “penampungan”. • Letakkan penetes sedekat mungkin pada bagian mata yang akan diteteskan tanpa menyentuh mata. • Teteskan sesuai dosis yang telah ditentukan. • Tutup mata sekitar dua menit. Jangan menutup mata terlalu rapat. • Kelebihan cairan dapat dibersihkan dengan kertas tissu. • Jika lebih dari satu jenis tetes mata atau lebih dari satu dosis yang digunakan, tunggu sedikitnya lima menit sebelum tetesan berikutnya diberikan. • Tetes mata dapat menyebabkan rasa pedih tetapi biasanya hanya berlangsung selama beberapa menit. Jika berlangsung cukup lama, konsultasikan pada dokter atau apoteker.
Gambar 2. Cara Penggunaan Salep Mata [sumber: yankes.itb.ac.id]
Hal yang perlu menjadi perhatian dalam penggunaan obat mata adalah jangan digunakan jika sudah keruh, berubah warna dan kadaluarsa. Masa kadaluarsa dari obat tetes mata yang telah dibuka segelnya adalah 30 hari sejak pertama kali dibuka, oleh karena itu meskipun masa kadaluarsa (expired date) yang tercantum pada kemasan masih lama akan tetapi obat tersebut tidak boleh lagi digunakan. Pustaka: 1. Badan POM, 2011, Kompendia Obat Bebas, Jakarta: Badan POM RI. 2. Badan POM, 2008, Informatorium Obat Nasional Indonesia, Jakarta: Badan POM RI.
Gambar 1. Cara penggunaan obat tetes mata [sumber: yankes.itb. ac.id]
11
InfoPOM - Vol.13 No. 5 September-Oktober 2012
Efek Penggunaan Obat Mata Dalam Jangka Waktu Lama
Roti Berjamur
Pertanyaan: Saya menggunakan suatu produk tetes mata (sebut saja namanya produk A) untuk menghilangkan gatal di mata, namun setelah beberapa lama digunakan rasa gatal tetap ada. Khawatir efeknya memang tidak cepat, maka saya mungkin menggunakan dalam waktu cukup lama. Apa efeknya jika digunakan dalam jangka waktu lama? (Dewi, Ibu rumah tangga) Jawaban:
Rasa gatal di mata kemungkinan disebabkan oleh adanya iritasi ringan pada mata. Iritasi pada mata dapat terjadi diantaranya jika mata kemasukan benda asing seperti bulu mata, debu, dan sebagainya. Benda asing pada mata dapat dikeluarkan dengan membilas mata dengan obat tetes mata yang dijual secara bebas. Adapun mengenai informasi produk tetes mata yang ibu tanyakan, dapat kami sampaikan bahwa produk tersebut mengandung zat aktif tetrahidrozolin yang digunakan untuk mengatasi blepharitis atau peradangan ringan pada pinggir kelopak mata. Diinfokan pada produk tersebut jika dalam dua hari pengobatan tidak terjadi perbaikan atau terjadi kemerahan yang menetap, maka segera berkonsutasi ke dokter. Penggunaan obat tetes mata yang mengandung tetrahidrozolin dapat menimbulkan efek samping nyeri pada mata, reaksi hyperemia (kemerahan) dan rasa terbakar pada penggunaan yang terus-menerus. Untuk meminimalkan terjadinya efek samping hendaknya obat digunakan dengan tepat, sesuai indikasi (meredakan gejala ringan, seperti iritasi dan kemerahan pada mata) dan sesuai dengan petunjuk yang tertera pada label. Selain itu, hal lain yang penting untuk diperhatikan pada pemakaian obat tetes mata adalah sterilitasnyaharus terjaga. Obat tetes mata yang sudah terbuka segelnya lebih dari 30 hari tidak boleh digunakan lagi karena dapat terjadi kontaminasi benda asing seperti debu dan bakteri. Jika masih digunakan lebih dari 30 hari, dikhawatirkan dapat menyebabkan iritasi yang lebih beratpada mata. *keterangan: Obat tetes mata A adalah obat tetes mata dengan merk dagang tertentu yang mengandung tetrahidrozolin 0,05 mg/mL.
Pustaka: 1. Website Badan POM RI www.pom.go.id 2. Buku Kompendia Obat Bebas, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, 2011. 3. Handbook of Nonprescription’s Drug 2011.
Pertanyaan: Saya sering menyimpan roti, secara tidak sengaja anak saya memakan roti yang kelihatannya sudah berjamur karena terlihat adanya warna kehijauan dan kehitaman pada roti tersebut. Pertolongan apa yang dapat diberikan kepada anak saya dan bagaimana pencegahannya agar tidak terjadi kembali keracunan tersebut? (Wina, Ibu rumah tangga) Jawaban:
Udara sebenarnya penuh dengan spora jamur berukuran sangat kecil, dan di bawah kondisi yang mendukungnya, spora ini dapat tumbuh di hampir semua bahan organik (termasuk roti). Jamur yang sering tumbuh dipermukaan roti dikenal dengan istilah kapang. Pada roti, enzim kapang akan memecah dinding sel dari bahan organik yang membentuk roti menjadi senyawa molekuler yang lebih sederhana. Beberapa jenis kapang dapat menyebabkan keracunan makanan, yang dapat menyebabkan kram perut, demam, diare, muntah-muntah dan mual. Penyebab dari keracunan ini bukan hanya kapang itu sendiri tapi juga bisa disebabkan adanya bakteri seperti Salmonella atau E. coli yang berkembang seiring dengan berkembangnya kapang. Pertolongan pertama yang dapat dilakukan jika mengkonsumsi roti berjamur adalah : 1. Jangan memberikan pertolongan apapun kepada korban yang tidak sadar/pingsan. Segera bawa ke rumah sakit. 2. Bila korban dalam keadaan sadar dan terjaga : ◦◦ Muntah dan diare merupakan reaksi tubuh terhadap racun yang masuk, ini merupakan cara yang terbaik agar racun keluar dari dalam tubuh, namun harus dijaga agar tubuh tidak mengalami dehidrasi dengan memberikan minum cairan elektrolit dalam jumlah sedikit namun sering. ◦◦ Tidak ada antidotum untuk keracunan karena kapang ◦◦ Berikan arang aktif (diberikan segera selambat-lambatnya 1 jam setelah mengkonsumsi roti yang berkapang) dengan dosis: Anak-anak : 1 - 2 g/kg BB Dewasa : 50 to 100 gram ◦◦ Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat jika kondisi korban semakin memburuk seperti muntah dan diare lebih dari 24 jam, buang air besar yang disertai darah, atau demam. Untuk mencegah keracunan karena mengkonsumsi roti berjamur maka perlu diperhatikan : 1. Periksa tanggal kadaluarsa pada kemasan roti sebelum membelinya. 2. Roti segar akan bertahan lebih lama dan memiliki rasa yang lebih baik. Masukkan roti di lemari es jika Anda berencana untuk mengkonsumsinya dalam beberapa hari ke depan. 3. Jika ingin menyimpan lebih lama, bungkus roti dengan plastik dan masukkan dalam freezer. 4. Pastikan roti terbungkus plastik dengan baik sebelum menyimpannya dalam freezer agar kualitasnya tidak turun. 5. Cara penyimpanan dalam freezer yang tidak tepat akan membuat roti berubah menjadi hambar disertai tekstur yang rusak. 6. Saat membeli, periksa apakah roti mengandung pengawet (misalnya kalsium propionat) yang dapat secara signifikan memperlambat pertumbuhan kapang 7. Jika membuat roti sendiri di rumah, pastikan membuat dalam jumlah secukupnya agar cepat habis dikonsumsi sebelum kapang sempat tumbuh. Pustaka: 1. Olson, K.R, Poisoning & Drug Overdose The McGraw-Hill Companies Inc., Tahun 2007 2. http://www.calpoison.com/public/food.html#treated (California Poison Control System) 3. http://www.toxinz.com/ (Poison Information New Zaeland) 4. http://www.fsis.usda.gov/Fact_Sheets/Molds_on_Food/
FORUM PIO Nas
FORUM SIKer Nas
PIONas adalah Pusat Informasi Obat Nasional yang menyediakan akses informasi terstandar (Approved Label) dari semua obat yang beredar di Indonesia yang telah disetujui oleh Badan POM sebagai NRA (National Regulatory Authority). PIONas melayani permintaan informasi dan konsultasi terkait dengan penggunaan obat. Permintaan informasi ke PIONas dapat disampaikan secara langsung dengan datang ke PIONas (Ged. A lt. 1 BPOM, Jl. Percetakan Negara No. 23 Jakarta Pusat) atau melalui telepon di nomor 021-428889117 / 021 - 4259945, HP nomor 08121899530, email ke
[email protected]
SIKerNas adalah Sentra Informasi Kecanduan Nasional yang secara aktif mencari dan mengumpulkan data/informasi keracunan dan menyiapkannya sebagai informasi yang teliti, benar dan mutakhir serta siap pakai untuk diberikan/ diinformasikan kepada masyarakat luas, profesional kesehatan, serta instansi pemerintah/swasta yang membutuhkannya dalam rangka mencegah dan mengobati keracunan. Permintaan informasi ke SIKerNas dapat disampaikan secara langsung dengan datang ke SIKerNas (Ged. A lt. 1 BPOM, Jl. Percetakan Negara No. 23 Jakarta Pusat) atau melalui telepon di nomor 021-428889117 / 021-4259945, HP SIKerNas nomor 081310826879, email ke
[email protected]
12