MODEL PENGARUH KINERJA FINANSIAL DAN OPERASIONAL TERHADAP KEUNGGULAN DAYA SAING BERKELANJUTAN BERDASARKAN REPUTASI UKURAN AKUNTANSI PADA BUMN Tbk KLASIFIKASI INDUSTRI PERTAMBANGAN Tona Aurora Lubis Fakultas Ekonomi Universitas Jambi
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini merupakan studi pertama yang menganalisis dan menjelaskan pengaruh kinerja finansial dan operasional (KFO) terhadap keunggulan daya saing berkelanjutan berdasarkan reputasi ukuran akuntansi (KDSBBRUA) pada BUMN Tbk klasifikasi industri pertambangan. Sampel penelitian ini menggunakan metode purposive sampling tipe judgement sampling. Kriteria pemilihan sampel yaitu BUMN Tbk dalam klasfikasi industri pertambangan yang memiliki kepemilikan saham negara masih diatas 51% sejak privatisasi dengan Initial Public Offering (IPO) hingga tahun 2007. Sampel penelitian ini adalah PT. Tambang Timah Tbk, PT Aneka Tambang Tbk, dan PT Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis statistik inferensial berupa Partial Least Square (PLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya indikator ROS (return on sales) yang signifikan dan merupakan indikator pembentuk variabel KFO sedangkan indikator pembentuk variabel KDSBBRUA tidak ada yang signifikan. Hasil penelitian menunjukkan meningkatnya kinerja finansial dan operasional tidak dapat meningkatkan keunggulan daya saing berkelanjutan berdasarkan reputasi ukuran akuntansi pada BUMN Tbk klasifikasi pertambangan. Kata Kunci: Privatisasi, kinerja finansial dan operasional, keunggulan daya saing.
I. PENDAHULUAN Privatisasi telah menjadi fenomena dunia pada masa sekarang ini (Garcia dan Anson, 2007). Pernyataan tentang fenomena privatisasi juga telah dinyatakan oleh Villalonga pada penelitian tahun 2000, yang menyatakan bahwa “Satu dari beberapa fenomena ekonomi yang paling signifikan barubaru ini adalah privatisasi perusahaan-perusahaan milik negara di seluruh dunia”. Fenomena privatisasi di Indonesia diawali ketika terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1997/1998. Krisis tersebut memberikan dampak negatif terhadap sendi-sendi perekonomian, diantaranya perekonomian menjadi lumpuh, sektor swasta mengalami kelesuan bahkan hampir bangkrut, negara mengalami defisit karena membengkaknya utang luar negeri dalam bentuk dollar, daya beli masyarakat turun, angka pengangguran naik, tingkat inflasi mencapai 2 digit, pertumbuhan ekonomi minus, ekspor menurun, sektor riil macet, tingkat suku bunga tinggi, indeks harga saham gabungan turun, penerimaan pajak turun, dan cadangan devisa hampir habis. Secara umum kondisi ekonomi Indonesia pada saat krisis dapat dilihat dalam tebel indikator ekonomi makro di bawah ini (Bastian, 2002): Implikasi krisis pada saat itu adalah Pemerintah Indonesia terpaksa menandatangani letter of Intent (Lol) dengan IMF. Salah satu butir kesepakatannya adalah privatisasi BUMN guna menutup
defisit anggaran negara. Program privatisasi selanjutnya menjadi salah satu program dari pemerintah dalam pengembangan BUMN hingga saat ini. Hingga akhir Desember 2011, terdapat 17 BUMN yang telah diprivatisasi dengan metode IPO, yang kepemilikan saham Pemerintah Republik Indonesia masih diatas 51%. Dalam perkembangannya, BUMN Tbk terus menunjukkan kinerja yang relatif baik sejak dilakukan IPO hingga saat ini. BUMN Tbk juga menunjukkan peringkat yang relatif baik dari emiten yang listing di Bursa Efek Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut. Tabel 1. Peringkat Kinerja Perdagangan BUMN Tbk Tahun 2011
No.
BUMN Tbk
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
PT. Semen Gresik Tbk PT. Timah Tbk PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk PT Bank Negara Indonesia Tbk PT. Aneka Tambang Tbk PT. Indo Farma Tbk PT. Kimia Farma Tbk PT. Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk PT Bank Mandiri Tbk PT Bank Rakyat Indonesia Tbk PT. Perusahaan Gas Negara Tbk PT. Adhi Karya Tbk PT.Wijaya Karya Tbk PT. Jasa Marga Tbk PT Bank Tabungan Negara Tbk PT. Krakatau Steel PT. Garuda Indonesia Tbk
Volume Perdaganga n 108 70 46 34 62 68 126 178 21 25 23 123 112 101 59 44 43
Peringkat Nilai Perdaganga n 14 40 5 9 38 179 189 22 2 4 6 124 114 36 47 46 69
Frekuensi Perdaganga n 30 43 13 21 22 88 145 31 3 2 7 102 129 62 38 15 81
NB: Jumlah Emiten Tahun 2011 Sebanyak 440 Emiten. Sumber : IDX Statistics 2011. Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa BUMN Tbk klasifikasi industri pertambangan menunjukkan peringkat yang lebih baik daripada BUMN Tbk lainnya diluar klasifikasi industri keuangan. Adapun BUMN Tbk yang termasuk dalam klasifikasi industri pertambangan adalah PT Timah Tbk, PT Aneka Tambang, serta PT Tambang Batu Bara Bukit Asam. Berdasarkan peringkat volume perdangan pada tahun 2011, PT Timah Tbk mempunyai peringkat 70 dari 440 emiten, dan PT Aneka Tambang mempunyai peringkat 62 dari 440 emiten, serta PT Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk mempunyai peringkat 178 dari 440 emiten. Peringkat nilai perdagangan pada tahun 2011 menunjukkan bahwa PT Timah Tbk berada pada peringkat 40 dari 440 emiten, dan PT Aneka Tambang Tbk pada peringkat 38 dari 440 emiten, serta PT Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk berada pada peringkat 22 dari 440 emiten. Peringkat berdasarkan freluensi perdangangan menujukkan pada tahun 2011, PT Timah Tbk pada tingkat 43 dari 440 emiten, dan peringkat 22 dari 440 dimiliki oleh PT Aneka Tambang, serta PT Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk berada pada peringkat 31 dari 440 emiten. Beberapa penelitian mengenai kinerja perusahaan yang diprivatisasi menggunakan beberapa istilah berbeda untuk menyatakan kinerja perusahaan tersebut. Kinerja finansial dan operasional merupakan pengistilahan kinerja perusahaan yang paling banyak digunakan oleh para peneliti, seperti Boubakri dan Cosset (1998), D’Souza dan Megginson (1999), Hung dan Song (2005), serta D’Souza, Megginson dan Nash (2005, 2006).
Berdasarkan resource-based view of the firm (RBV), reputasi perusahaan termasuk dalam kategori intangible asset (Michalisin, Smith, dan Klein, 1997). Barney (1991) menyatakan bahwa reputasi perusahaan merupakan salah satu elemen kunci dari intangible resources yang menjadi sumber penciptaan kondisi keunggulan daya saing berkelanjutan (sustainable competitive advantage) bagi suatu perusahaan. Barney (1991) menyebutkan bahwa sebuah perusahaan akan memiliki keunggulan daya saing berkelanjutan ketika perusahaan tersebut menerapkan strategi penciptaan nilai yang tidak diterapkan oleh para pesaing di waktu yang bersamaan, dan ketika perusahaan lain tidak mampu meniru kelebihan dari strateginya. Reputasi perusahaan yang baik merupakan sumberdaya langka dan berharga, serta merupakan sumber dari keunggulan daya saing untuk mendapatkan above average return (Barney, 1991). Jika perusahaan memiliki status reputasi di atas rata-rata, maka perusahaan dapat mencapai superior profit (Dowling, 2001). Suta (2006) menyatakan bahwa reputasi perusahaan dibangun atau dibentuk oleh beberapa faktor, salah satunya reputasi accounting measures (pengukuran akuntansi). Penelitian terdahulu mengenai keunggulan daya saing antara lain dilakukan oleh Barney (1991), Rose dan Thomsen (2004). Penelitian mereka menunjukkan bahwa reputasi perusahaan yang baik memiliki karakteristik aset intangible. Karakteristik tersebut memberikan keunggulan daya saing untuk menghasilkan return di atas normal. Lubis (2010) dalam penelitiannya menemukan variabel yang dinamakan dengan variabel keunggulan daya saing berkelanjutan berdasarkan reputasi ukuran akuntansi. Penelitian mengenai pengaruh kinerja perusahaan terhadap reputasi perusahaan telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Fombrun dan Shanley (1990) menemukan bahwa kinerja historis dan sinyal non-ekonomi lainnya mempengaruhi reputasi. Rose dan Thomson (2004) mengemukakan bahwa ketika perusahaan mengalami kinerja finansial yang sangat baik, reputasi perusahaan tersebut secara positif akan terpengaruh. Hasil penelitian mereka menegaskan bahwa kinerja finansial perusahaan mempengaruhi reputasi. Penelitian Suta (2006) tentang reputasi persahaan dapat disimpulkan bahwa reputasi perusahaan dibangun dari reputasi tata kelola perusahaan, reputasi CEO, reputasi tanggung jawab sosial, dan reputasi ukuran akuntansi. Penelitian Lubis (2010) menyimpulkan bahwa meningkatnya kinerja finansial dan operasional dapat meningkatkan keunggulan daya saing berkelanjutan berdasarkan reputasi ukuran akuntansi pada BUMN Tbk Indonesia. Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu mengenai kinerja finansial dan operasional, dan keunggulan daya saing memunculkan dua research gap. Adapun research gap pertama penelitian ini adalah penelitian terdahulu belum mengungkapkan secara tegas pengaruh kinerja finansial dan operasional terhadap keunggulan daya saing berkelanjutan berdasarkan ukuran akuntansi pada BUMN Tbk klasifikasi industri pertambangan di Indonesia. Adanya research gap ini maka penelitian ini adalah penelitian pertama yang menganalisis pengaruh kinerja finansial dan operasional terhadap keunggulan daya saing berkelanjutan berdasarkan ukuran akuntansi pada BUMN Tbk klasifikasi industri pertambangan di Indonesia. Berdasarkan research gap tersebut maka penelitian ini menjadi penting dan menarik sehingga layak dilakukan penelitian.
II. STUDI LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Menurut Barney (1991) keunggulan daya saing berkelanjutan didasarkan pada upaya menjadikan kompetensi inti perusahaan lebih ekonomis. Kompetensi inti perusahaan tersebut adalah: valuable (yang sangat bernilai), rare (jarang), difficult to imitate (sulit ditiru), trade (diperdagangkan), dan subsitute (digantikan), yang kesemuanya itu kemudian membentuk landasan dari keunggulan daya saing berkelanjutan. Selanjutnya, Barney (1991) mengklasifikasikan sumberdaya menjadi 2 kategori, yaitu tangible dan intangible. Barney (1991) menyimpulkan bahwa sumberdaya intangible selalu dianggap memainkan peran penting dalam penciptaan nilai perusahaan dan keunggulan daya saing. Michalisin, Kline, Smith (2000) menyatakan bahwa perusahaan mencapai keunggulan daya saing berkelanjutan dan memperoleh laba yang superior dengan memiliki dan mengendalikan aset strategis, seperti budaya organisasi, pengetahuan, dan reputasi.
Fombrun dan Shanley (1990) mendefinisikan reputasi sebagai persepsi para stakeholder terhadap keseluruhan kinerja perusahaan. Publik menerima sinyal-sinyal pasar yang mengindikasikan kinerja pasar, sinyal-sinyal akuntansi yang mengindikasikan kinerja keuangan, sinyal-sinyal institusional yang mengindikasikan kepatuhan perusahaan terhadap norma sosial, dan sinyal-sinyal strategis yang mengindikasikan arah strategis perusahaan. Penelitian mereka bertujuan menggambarkan keragaman sumber informasi yang dipakai oleh para stakeholder untuk mengevaluasi dan membangun reputasi perusahaan. Variabel yang menunjukkan sinyal paling signifikan dari beberapa variabel yang diseleksi adalah variabel-variabel akuntansi, profitabilitas, dan risiko selama periode sebelumnya yang diikuti oleh penilaian pasar. Variabel non-keuangan diantaranya adalah ukuran (size), kegiatan sosial (charitable works), pembayaran deviden yang berhubungan dengan tahun finansial sebelumnya (divident payout corresponding to the previous financial year), dan bahkan variabel institusi seperti konsentrasi properti (property concentration) juga membentuk reputasi, walaupun kurang signifikan. Suta (2006) menyimpulkan bahwa reputasi perusahaan dibangun atau dibentuk dari beberapa faktor, salah satunya reputasi accounting measures (pengukuran akuntansi). Penelitian yang berfokus terhadap hubungan antara kinerja finansial dan operasional dengan reputasi perusahaan dapat dilihat pada penelitian Rose dan Thomson (2004). Mereka menyampaikan bahwa ketika perusahaan mengalami kinerja finansial yang sangat baik, reputasi perusahaan tersebut akan terpengaruh secara positif. Pada akhir hasil penelitiannya, mereka menyimpulkan bahwa kinerja finansial perusahaan mempengaruhi reputasi. Studi pada BUMN Tbk Indonesia yang dilakukan oleh Lubis (2010), menyimpulkan bahwa meningkatnya kinerja finansial dan operasional dapat meningkatkan keunggulan daya saing berkelanjutan berdasarkan reputasi ukuran akuntansi. Berdasarkan paparan tersebut, maka hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah: H1: Meningkatnya kinerja finansial dan operasional akan mampu meningkatkan keunggulan daya saing berkelanjutan berdasarkan reputasi ukuran akuntansi.
III. METODA PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatoris (explanatory research). Berdasarkan cakupan eksplanasinya, penelitian ini merupakan penelitian kausalitas. Populasi penelitian ini adalah BUMN Tbk Republik Indonesia yang diprivatisasi menggunakan metode penjualan saham di pasar modal. Periode populasi penelitian didasarkan sejak BUMN Tbk tersebut melakukan penjualan saham di pasar modal hingga Desember 2011. Sampel penelitian ini ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling tipe judgement sampling. Metode ini digunakan dalam penelitian ini karena kriteria pemilihan sampel didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: a. BUMN Tbk klasifikasi industri pertambangan yang kepemilikan saham pemerintah RI masih diatas 51%. b. BUMN Tbk klasifikasi industri pertambangan yang melakukan IPO sebelum Januari 2012. Berdasarkan kriteria pemilihan sampel penelitian tersebut, maka sampel penelitian yang diperoleh berjumlah 3 (tiga) BUMN Tbk, secara lengkap dapat dilihat pada berikut: Tabel 2. Sampel Penelitian NO 1. 2. 3.
BUMN Tbk PT Timah Tbk PT Aneka Tambang Tbk PT Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk
ID TINS ANTM PTBA
Sektor Pertambangan Pertambangan Pertambangan
Tahun IPO 1995 1997 2002
Sumber: disarikan oleh Peneliti. Secara singkat definisi operasional variabel penelitian dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. Operasional Variabel Penelitian Variabel
Kinerja Finansial dan Operasional BUMN Tbk (KFO)
Indikator ROS (Return on Sales) SALEFF (Sales Efficiency) NIEF (Net Income Efficiency) CESA (Capital Expenditures to Sales) CETA (Capital Expeditures to Assets) TE (Total Employement) TDTA (Debt to Assets)
Keunggulan Daya Saing Berkelanjutan Berdasarkan Reputasi Ukuran Akuntansi BUMN Tbk (KDSBBRUA)
Formula ROS
net income sales
SALEFF
sales number of employees
NIEF
net income
CESA
capital expenditures
CETA
capital expenditures
equity
sales
total assets
total number of employees. TDTA
total debt total assets
LEV2 (Long Term Debt to Equity) DIVSAL (Dividents to Sales) NIG (Net Income Growth)
DIVSAL
ROA (Return on Assets)
ROA
ROE (Return on Equity)
ROE
ADPR (Actual Devidend Payot Ratio)
Actualdevidend payout ratio
LEV 2
long term debt equity cash dividend sales
Net Income Growth
Net Incomet Net Incomet 1 Net Incomet 1
Net Incomet Total Assetst
Net Incomet Equityt actualdividend Net Incomet
Sumber: disarikan oleh Peneliti dari berbagai sumber Analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik berupa analisis kausalitas SEM (Structural Equation Modeling) berbasis component atau variance yang terkenal dengan Partial Least Square (PLS). Penelitian ini menggunakan software SmartPLS versi 1.10.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis statistik inferensial dalam penelitian ini mengikuti langkah-langkah pengujian empiris penelitian berbasis PLS.
Hasil Pengujian Measurement Model (outer model) Semua variabel laten dalam penelitian ini mempunyai indikator yang bersifat formatif. Angkaangka di dalam tabel berikut didapatkan melalui hasil running bootstrapping PLS Tabel 4. Result for Outer Weights
Sumber : hasil bootstrapping running PLS Berdasarkan Tabel 4 nilai t-stat menunjukkan bahwa dari kesembilan indikator pembentuk variabel kinerja financial dan operasional (KFO), hanya ROS yang signifikan. Dengan demikian ROS merupakan indikator satu-satunya pembentuk variabel kinerja finansial dan operasional dengan nilai outer weight sebesar 0,979 dan t statistik sebesar 2,343 (Nilai t-stat di atas 1,96) Berdasarkan Tabel 4 terlihat juga bahwa dari keempat indikator pembentuk variabel keunggulan daya saing berkelanjutan berdasarkan reputasi ukuran akuntansi tidak satupun yang signifikan. Artinya bahwa pada penelitian ini kempat indikator tersebut bukan merupakan pembantuk variabel keungglan daya saing berkelanjutan berdasarkan reputasi ukuran akuntansi. Hasil Pengujian Structural Model (inner model) Pengujian terhadap structural model (inner model) dilakukan dengan melihat nilai R-square sebagai hasil uji goodness-fit model. Nilai R-square dapat dilihat di dalam tabel R-square dari hasil running calculate model. Pengujian goodness of fit model struktural terhadap inner model menggunakan nilai predictive-relevance (Q2). Besaran Q2 memiliki nilai rentang 0 < Q2 < 1. Semakin mendekati 1 berarti model semakin baik (Solimun dan Rinaldo, 2009). R-square dalam penelitian dapat dilihat pada table berikut ini : Tabel 5. R-Square
Sumber : hasil bootstrapping running PLS Berdasarkan tabel 5 tersebut, maka nilai predictive-relevance dapat diperoleh dengan menggunakan formulasi dan perhitungan sebagai berikut:
Q2 = 1 – ( 1 – R12) Q2 = 1 – (1 – 0,914) Q2 = 0,914 Hasil perhitungan nilai predictive-relevance sebesar 0,914 atau 91,4% memperlihatkan bahwa keragaman data yang dapat dijelaskan oleh model tersebut adalah sebesar 91,4%. Sisa 8,6% dijelaskan oleh variabel lain yang belum terkandung dalam model dan error. Hasil tersebut memberikan makna bahwa model penelitian ini merupakan model yang layak karena memiliki nilai prediktif yang relevan, sehingga bisa digunakan untuk pengujian hipotesis. Hasil Pengujian Hipotesis Tabel results for inner weights dari hasil running bootstrapping digunakan untuk mengetahui pengaruh langsung antar variabel dari masing-masing hipotesis. Nilai t-stat yang berada diatas nilai 1,96 menunjukkan pengaruh langsung signifikan dari hipotesis penelitian. Tabel 6. Results for Inner Weights
Sumber : hasil bootstrapping running PLS Selain dengan menggunakan tabel 4 dan tabel 6, hasil penelitian ini dapat juga dilihat dengan menggunakan gambar dari hasil running bootrapping. Berikut gambar dari hasil penelitian ini; .
Gambar 1. Hasil Bootsrapping Model Penelitian Berdasarkan Tabel 6 dan Gambar 1, hasil pengujian hipotesis menghasilkan nilai koefisien jalur sebesar 0,956 dan tidak signifikan dengan t-stat sebesar 1,139. Hasil tersebut memberikan kesimpulan
bahwa meningkatnya kinerja finansial dan operasional tidak mampu meningkatkan keunggulan daya saing berkelanjutan berdasarkan reputasi ukuran akuntansi pada BUMN Tbk klasifikan industri pertambangan. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa meningkatnya kinerja finansial dan operasional tidak mampu meningkatkan keunggulan daya saing berkelanjutan berdasarkan reputasi ukuran akuntansi. Imbal hasil penjualan (ROS) merupakan satu-satunya pembentuk kinerja finansial dan operasional. Sebaliknya, semua indikator pada variabel keunggulan daya saing berkelanjutan berdasarkan reputasi ukuran akuntansi tidak ada yang signifikan. Artinya bahwa kinerja finansial dan operasional dari PT Timah Tbk, PT Aneka Tambang Tbk dan PT Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk belum mampu meningkatkan meningkatkan keunggulan daya saing berkelanjutan berdasarkan reputasi ukuran akuntansi Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian Lubis (2010). Penelitian Lubis (2010) meneliti tentang BUMN Tbk di Indonesia, menemukan bahwa meningkatnya kinerja finansial dan operasional BUMN Tbk di Indonesia melalui peningkatan imbal hasil penjualan mampu meningkatkan keunggulan daya saing berkelanjutan berdasarkan reputasi ukuran akuntansi berupa meningkatnya imbal hasil ekuitas.
V. SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN Kesimpulan yang dapat dirumuskan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut meningkatnya kinerja finansial dan operasional berupa return on sales (ROS) belum mampu meningkatkan keunggulan daya saing berkelanjutan berdasarkan reputasi ukuran akuntansi BUMN Tbk klasifikasi industri pertambangan. Berdasarkan hasil penelitian, beberapa saran dapat menjadi pertimbangan bagi pihak-pihak berikut: (a) Saran bagi Emiten atau BUMN Tbk, yaitu BUMN Tbk yang berada pada kelompok industri pertambangan sangat harus meningkatkan kinerja finansial dan operasional sehingga mampu meningkatkan keunggulan daya saing brkelanjutan berdasarka reputasi ukuran akuntansinya. (b) Saran bagi penelitian berikutnya, yaitu penelitian berikutnya adalah menambahkan variabel kinerja pasar.
DAFTAR PUSTAKA Barney, J.B. 1991. Firm Resources and Sustaining Competitive Advantage, Journal of Management 17: 99-120 Bastian. I. 2002. Privatisasi di Indonesia: Teori dan Implementasi, Edisi Pertama. Salemba Empat. Jakarta Boubakri, N., Cosset, J.C. 1998. The Financial and Operating Performance of Newly Privatized Firms: Evidance from Developing Countries, Journal of Financial, American Finance Assosiation 53: 1081-1110. D’Souza, J., Megginson, W. 1999. The Financial and Operating Performance of Privatized Firms During the 1990s, Journal of finance 54: 1397-1438 D’Souza, J., Megginson W., Nash. R. 2005. Effect of Institusional and Firm-Specific Characteristics on Post-Privatization Performance: Evidance from Developing Countries, Journal of Corporate Finance 11: 747-766 D’Souza, J., Megginson, W., and Nash, R. 2006. The Effects of Changes in Corporate Governance and Restructurings on Operating Performance: Evidence from Privatizations, Global Finance Journal 158.
Dowling, G. 2001. Creating Corporate Reputation, Identify, Image and Performance, Oxford University Press. New York. Fombrun, C., Shanley. 1990. What’s in a Name? Reputation Building and Corporate Strategy, Academy of Management Journal Garcia, L.C., Anson, S.G. 2007. The Spanish Privatisation Process: Implications on the Performance of Divested Firms, Interantional Review of Financial Analysis 16: 390-409. Hung, Song. 2005. The Financial and Operating Performance of China’s Newly Listed H-Firms Lubis, T.A. (2010). Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Finansial dan Operasional, Keunggulan Daya Saing Berkelanjutan Berdasarkan Reputasi Ukuran Akuntansi, dan Kinerja Pasar (Studi pada BUMN Tbk). Universitas Brawijaya. Disertasi Michalisin, M., Smith, R.D., Kline, D.M. 2000. Intangible Strategic Assets and Firm Performance: a Multi Industry Study of the Resource Based View, Journal of Business Strategies 17(2), 93– 117. Michialisin, M.D., Smith, R.D., Klien, D.M. 1997. In Search of Strategic Assets, Journal of Organizational 5 (4): 360-387.
International
Rose, C., Thomsen, S. 2004. The Impact of Corporate Reputation on Performance: Some Danish Evidence, European Management Journal 22: No. 2, pp. 201–210 Suta, I Putu Gede Ary. 2006. Kinerja Pasar Perusahaan Publik di Indonesia:Suatu Analisis Reputasi Perusahaan, Yayasan Sad Satria Bhakti.