JURNAL KAJIAN BISNIS VOL. 22, NO. 1, 2014, 21 - 37
ANALISIS PENGARUH KOMITMEN AFEKTIF, KONTINYU DAN NORMATIF TERHADAP KINERJA DENGAN DISIPLIN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING Titik Nurbiyati Fakultas Ekonomi UII, email:
[email protected] Kunto Wibisono Alumnus Fakultas Ekonomi UII, email:
[email protected]
Abstract
This study aims to analyze the influence of organizational commitment indicated by the affective, normative and continuous commitment on employees performance, that is intervened by work discipline. Sampling methods uses census which results in 154 final samples. Instrument validity was measured using pearson product moment correlation, while its reliability was measured using cronbach alpha. Data were analyzed using multiple regression and path analysis. The results show that the affective, normative and continuous commitment positively affect employees’ performance and work discipline, either partially or simultaneously. Meanwhile, work discipline positively affect on employees’ performance. It is ultimately found that the indirect effect of commitment on the performance through the work discipline is greater than the direct effect of commitment on the performance. Keywords: commitment (affective, normative, continuous), discipline and employee performance PENDAHULUAN Sumber daya manusia (SDM) merupakan tulang punggung dalam menjalankan roda kegiatan operasional suatu perusahaan. Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan utama bagi setiap perusahaan untuk tetap bertahan di era global. SDM mempunyai peran utama dalam setiap kegiatan perusahaan, untuk itu harus disiapkan secara maksimal. Kemampuan SDM yang telah dimiliki oleh perusahaan harus terus diasah melalui suatu pelatihan, kompetensi dan disiplin agar dalam perusahaan mempunyai komitmen untuk terus meningkatkan kinerjanya dan mampu menciptakan kualitas. Mathis dan Jackson (2006) mengatakan bahwa kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa banyak
-JU
mereka memberi kontribusi kepada organisasi antara lain termasuk kuantitas output, kualitas output, jangka waktu output, kehadiran di tempat kerja dan sikap kooperatif. Hasil penelitian Setyaningdyah et al.,(2013) menyatakan bahwa disiplin dan komitmen berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Komitmen organisasi adalah tingkat sampai dimana seorang karyawan yakin dan menerima tujuan organisasional, serta berkeinginan untuk tinggal bersama organisasi tersebut. Berbagai studi penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang relatif puas dengan pekerjaannya akan sedikit lebih berkomitmen terhadap organisasi. Komitmen menurut Mayer dan Allen (1997) dibagi menjadi tiga komponen, yaitu komitmen afektif, kontinyu dan normatif.
JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 22 No. 1 JANUARI 2014
21
ANALISIS PENGARUH KOMITMEN AFEKTIF, KONTINYU DAN NORMATIF TERHADAP KINERJA DENGAN DISIPLIN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
Kusumastuti dan Nurtjahjanti (2013) mengemukakan bahwa karyawan dengan komitmen afektif benar-benar ingin menjadi pegawai di perusahaan yang bersangkutan, sehingga memiliki rasa keinginan yang lebih tinggi untuk menggunakan usaha optimal demi tercapainya tujuan perusahaan. Oleh karena itu karyawan yang memiliki komitmen afektif terhadap organisasi menjadi sangat penting karena dengan komitmen afektif yang tinggi akan meningkatkan kinerja karyawan berdasarkan rasa cintanya terhadap perusahaan dan akan mempengaruhi perkembangan perusahaan. Karyawan yang memiliki komitmen kontinyu yang kuat dikarenakan mereka harus tinggal bersama organisasi karena kebutuhannya terhadap organisasi. Menurut Mayer dan Allen (1997) komitmen kontinyu berkaitan dengan kesadaran seorang karyawan bahwa mereka akan mengalami kerugian jika meninggalkan organisasi. Komitmen normatif menggambarkan perasaan keterikatan untuk terus berada dalam organisasi. Karyawan dengan komitmen normatif yang tinggi akan terus menjadi anggota dalam organisasi karena merasa dirinya harus berada dalam organisasi tersebut. Disiplin merupakan faktor yang sangat penting dalam mendorong pertumbuhan suatu perusahaan, dengan adanya disiplin akan memotiv asi para karyawan untuk dapat mendisiplinkan diri sendiri untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Menurut Regina (2010) disiplin kerja harus dimiliki oleh setiap karyawan perusahaan dan harus dibudayakan di kalangan karyawan, sehingga dapat mendukung tercapainya tujuan organisasi karena merupakan wujud dari kepatuhan terhadap aturan kerja dan juga sebagai tanggung jawab diri terhadap perusahaan. Dalam penelitian sebelumnya Setyaningdyah et al., (2013) menyatakan bahwa disiplin kerja berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan. Hasibuan (2005) mengemukakan bahwa terdapat tiga pendekatan untuk meningkatkan disiplin yaitu disiplin perspektif, disiplin korektif, dan disiplin progresif. Disiplin perspektif adalah kegiatan untuk
22
mendorong karyawan menaati standar dan peraturan sehingga tidak terjadi pelanggaran. Disiplin korektif adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah supaya tidak terulang kembali, sehingga tidak terjadi pelanggaran pada hari-hari selanjutnya, sedangkan disiplin progresif adalah kesalahan yang sama akan mengakibatkan hukuman yang lebih berat. Menurut Naja (2013) disiplin korektif merupakan disiplin yang dimaksudkan untuk menangani pelanggaran terhadap aturan-aturan yang berlaku dan memperbaikinya untuk masa yang akan datang. Penelitian ini mengacu pada penelitian Memari et al., (2013) dengan judul “The Impact of Organizational Commitment on Employees Job Performance.” Perbedaan dengan penelitian Memari terletak pada variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah komitmen organisasi (komitmen afektif, komitmen kontinyu, dan komitmen normatif) dan disiplin (disiplin perspektif, disiplin korektif, disiplin progresif) sebagai variabel intervening. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisis pengaruh komitmen (afektif, kontinyu dan normatif) terhadap kinerja dan juga terhadap disiplin kerja baik secara parsial maupun simultan, mengetahui dan menganalisis pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja, mengetahui lebih besar mana pengaruh secara langsung komitmen organisasi yang terdiri dari komitmen afektif, komitmen kontinyu dan komitmen normatif terhadap kinerja karyawan dengan pengaruh tidak langsung komitmen (afektif, kontinyu dan normatif) terhadap kinerja melalui disiplin kerja.
KAJIAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu terkait disajikan pada tabel 1.
JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 22 No. 1 JANUARI 2014
TITIK NURBIYATI & KUNTO WIBISONO
Tabel 1 Penelitian Terdahulu Peneliti dan Judul
Variabel
Hasil
Indi Djastuti (2010) The Influence Of Job Characteristics On Job Satisfaction,Organizational Commitment And Managerial Performance Memari et al , (2013) The impact of Organizational Commitment on Employees Job Performance
Dependent: Job Satisfaction, Organizational Commitment And Managerial Performance Independent: Job Characteristics
Organizational Commitment has a significant positive effect on employee performance
Dependent: Employees Job Perfomance Independent: Organizational Commitment, Komitmen afektif, Normativ Commitment, Komitmen kontinyu Dependent: Employees performance Independent: leadership, motivation, and work discipline
Organizational Commitment (Affective, Normative, Continuance) has a significant positive effect on employee performance. Work Discipline partially has significant effect on Employee Performance
Dependent: Organizational
Organizational commitment significantly influence the
Febiningtyas and Ekaningtias (2014) The effect of leadership, motivation, and work discipline on the employees’ performance of finance section in the regional working Unit in Tulungagung regency Widyaningrum (2011) Influence Of Motivation And culture On Organizational Commitmen And Performance ofemployee Of Medical Service Setyaningdyah et al, (2013) The Effects of Human Resource Competence, Organisational Commitment and Transactional Leadership on Work Discipline, Job Satisfaction and Employee’s Performance Agung Prihantono (2012) Peningkatan Kinerja Sumber Daya Manusia Melalui Motivasi, Disiplin, Lingkungan Kerja, Dan Komitmen
Commitment and Performanceofemployee Independent: Motivation And culture Dependent: Work Discipline, Job Satisfaction and Employee’sPerformance Independent: Organizationnal Commitment and Transactional Leadership
Dependen: Kinerja Sumber Daya Manusia Independen: Motivasi, Disiplin, Lingkungan Kerja, Dan Komitmen
Muhammad Kurniawan (2013)
Dependen: Kinerja Organisasi Publik
Pengaruh Komitmen Organisasi, Budaya Organisasi, Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Organisasi Publik
Independen: Komitmen Organisasi, Budaya Organisasi, dan Kepusasan kerja
Andi Setiawan (2011)
Dependen: Kinerja
Analisis Pengaruh Komitmen afektif, Komitmen kontinyu, dan Normatif Terhadap Kinerja
Independen: Komitmen Afektif, Komitmen Kontinyu, dan Komitmen Normatif
-JU
performance of employees
There is significant linear relationship of organizational commitment and work discipline in influencing employee‟s performance
Displin dan komitmen berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja
Komitmen organisasi berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja organisasi publik.
Komitmen Afektif, kontinyu, dan normative berpengaruh positif terhadap kinerja
JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 22 No. 1 JANUARI 2014
23
ANALISIS PENGARUH KOMITMEN AFEKTIF, KONTINYU DAN NORMATIF TERHADAP KINERJA DENGAN DISIPLIN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
Andi Setiawan (2011)
Dependen: Kinerja
Analisis Pengaruh Komitmen afektif, Komitmen kontinyu, dan Normatif Terhadap Kinerja
Independen: Komitmen Afektif, Komitmen Kontinyu, dan Komitmen Normatif
Armanu dan Madayanti (2012)
Dependen: Kinerja Pegawai
Pengaruh Pemberdayaan Psikologis dan Komitmen Afektif terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Pegawai
Independen: Pemberdayaan Psikologis dan Komitmen Afektif
Pengembangan Hipotesis Komitmen (afektif, normatif dan kontinyu) berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan Komitmen organsisasi merupakan suatu kemampuan dan kemauan untuk menyelaraskan perilaku pribadi dengan kebutuhan, prioritas dan tujuan organisasi. Komitmen seseorang terhadap organisasi atau perusahaan merupakan sesuatu yang sangat penting, karena tidak semua karyawan perusahaan dapat memahami arti komitmen terhadap organisasinya. Prihantoro (2012) mengungkapkan bahwa kinerja karyawan dipengaruhi oleh komitmen organisasional. Karyawan yang mempunyai keterlibatan tinggi dalam bekerja tidak mempunyai keinginan untuk keluar dari perusahaan dan dalam hal ini merupakan modal dasar untuk mendorong produktivitas yang tinggi. Komitmen afektif merupakan sebuah kekuatan yang dimiliki karyawan untuk bekerja didalam sebuah organisasi, karena mereka bersedia dan memiliki keinginan untuk melakukan pekerjaan tersebut ( Armanu dan Mandayanti, 2012). Komitmen afektif yang dimiliki seorang karyawan akan mencerminkan kekuatan individual yang akan menimbulkan kecenderungan untuk tetap bekerja dalam organisasi atau perusahaan, karena karyawan tersebut merasa sejalan dengan tujuan perusahaan serta merasa senang bekerja di dalam perusahaan tersebut. Hasil penelitian Setiawan (2011) mengatakan bahwa komitmen afektif berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan rumah sakit. Memari et al, (2013) juga mengatakan bahwa komitmen organisasi (afektif,
24
Komitmen Afektif, kontinyu, dan normative berpengaruh positif terhadap kinerja
Komitmen Afektif memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai
normatif, dan kontinyu) memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan. Individu dengan komitmen kontinyu yang tinggi akan lebih bertahan dalam organisasi dibandingkan yang rendah Allen dan Meyer (1997). Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut; H1 : Diduga ada pengaruh positif dan signifikan antara komitmen afektif terhadap kinerja karyawan H2 : Diduga ada pengaruh positif dan signifikan antara komitmen kontinyu terhadap kinerja karyawan H3 : Diduga ada pengaruh positif dan sifnifikan antara komitmen normatif terhadap kinerja karyawan H4 : Diduga ada pengaruh positif dan signifikan secara simultan antara komitmen (afektif, normatif dan kontinyu) terhadap kinerja karyawan Komitmen (afektif, normatif dan kontinyu) berpengaruh positif terhadap disiplin kerja Disiplin kerja merupakan alat bagi manajemen untuk menjalankan operasional instansi agar selaras dengan kebijakan dan perangkat peraturan yang telah ditentukan. Hasibuan (2005) mengungkapkan bahwa karyawan dalam berperilaku disiplin dituntut memiliki kesadaran dan kesediaan diri untuk mematuhi segenap peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku dimana ia berada, termasuk dalam instansi. Chan (2006) dalam penelitiannya menemukan bahwa komitmen yang tinggi dari
JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 22 No. 1 JANUARI 2014
TITIK NURBIYATI & KUNTO WIBISONO
anggota kelompok akan memberikan energi dan memotivasi mereka untuk bekerja lebih baik. Masalah pelangaran aturan seperti absensi hingga berujung pada pemecatan dan mengundurkan diri merupakan salah satu wujud karyawan yang tidak puas dan tidak memiliki komitmen terhadap perusahaan. Hasil penelitian Setyaningdyah et al. (2013) menunjukkan bahwa komitmen organisasi dan disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar komitmen seseorang akan meningkatkan disiplin kerja mereka. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah :
disiplin merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi besar kecilnya kinerja yang dimiliki oleh seorang karyawan. Sarwanto (2007) mengatakan apabila tidak ada disiplin kerja dalam pekerjaan, para karyawan akan merasa tidak ada tanggung jawab yang dibebankan, sehingga berakibat kinerja karyawan menjadi rendah. Sebaliknya dengan adanya disiplin dalam pekerjaan, maka karyawan akan termotivasi dan akan memenuhi semua tanggung jawabnya untuk meningkatkan kinerja. Hal ini didukung oleh pendapat Prihantoro (2012) semakin tinggi tingkat kedisiplinan yang dimiliki seorang pegawai maka akan semakin tinggi pula kinerja pegawai.
H5 : Diduga ada pengaruh positif dan signifikan antara komitmen afektif terhadap disiplin kerja karyawan.
Hasibuan (2005) mengemukakan bahwa terdapat tiga pendekatan untuk meningkatkan disiplin, yaitu disiplin perspektif, disiplin korektif, dan disiplin progresif. Disiplin perspektif adalah kegiatan untuk mendorong karyawan menaati standar dan peraturan sehingga tidak terjadi pelanggaran. Disiplin korektif adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah supaya tidak terulang kembali, sehingga tidak terjadi pelanggaran pada hari-hari selanjutnya, sedangkan disiplin progresif adalah kesalahan yang sama akan mengkibakan hukuman yang lebih berat. Hasil penelitian Febiningtyas and Ekaningtias (2014) mengatakan bahwa work discipline variable has significant effect on employee performance. Hasil penelitian Prihantoro (2012) juga menunjukkan bahwa disiplin mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja SDM, yang artinya semakin tinggi tingkat disiplin karyawan kepada organisasi akan meningkatkan kinerja SDM. Hasil penelitian Setyaningdyah et.al. (2013) juga menunjukan there is a significant effect of work discipline on employee’s performance.Komitmen organisasi dikemukakan oleh Meyer & Allen (1997) dengan tiga komponen organisasi, yang pertama komitmen afektif, komitmen afektif berkaitan dengan keterikatan emosional karyawan, identifikasi karyawan pada, dan keterlibatan karyawan pada organisasi. Kedua, komitmen kontinyu, komitmen kontinyu menunjukkan
H6 : Diduga ada pengaruh positif dan signifikan antara komitmen kontinyu terhadap disiplin kerja karyawan H7 : Diduga ada pengaruh positif dan signifikan antara komitmen normatif terhadap disiplin kerja karyawan H8 : Diduga ada pengaruh positif dan signifikan secara simultan antara komitmen afektif, kontinyu dan normatif terhadap disiplin kerja karyawan Disiplin berpengaruh positif terhadap kinerja dan pengaruh tidak langsung komitmen organisasi yang terdiri dari komitmen afektif, komitmen kontinyu dan komitmen normatif terhadap kinerja karyawan melalui disiplin dengan pengaruh langsung komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan. Salah satu strategi perusahaan dalam mendukung tercapainya kinerja karyawan adalah dengan memperhatikan dan membalas kontribusi jasa karyawan tersebut, salah satunya dengan meningkatkan disiplin kerja yang tinggi (Fauziawati, 2013). Disiplin kerja merupakan salah satu aspek kerja yang keberadaannya perlu diperhatikan oleh setiap organisasi, karena
-JU
JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 22 No. 1 JANUARI 2014
25
ANALISIS PENGARUH KOMITMEN AFEKTIF, KONTINYU DAN NORMATIF TERHADAP KINERJA DENGAN DISIPLIN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
adanya pertimbangan untung rugi dalam diri karyawan berkaitan dengan keinginan untuk tetap bekerja atau justru meninggalkan organisasi. Terakhir, komitmen normatif berkaitan dengan perasaan wajib untuk tetap bekerja dalam organisasi. Hasibuan (2005) mengemukakan bahwa disiplin adalah fungsi operatif dari manajemen sumber daya manusia. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah; H9 : Diduga ada pengaruh positif dan signifikan antara disiplin kerja dengan kinerja karyawan H1o: Diduga pengaruh tidak langsung komitmen organisasi yang terdiri dari komitmen (afektif, kontinyu dan normatif) terhadap kinerja karyawan melalui disiplin lebih besar dari pada pengaruh secara langsung komitmen organisasi yang terdiri dari komitmen (afektif, kontinyu dan normatif) terhadap kinerja karyawan.
Model Penelitian Kerangka dalam penelitian ini disajikan pada gambar 1.
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta. Variabel independen merupakan v ariabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah komitmen organisasi (komitmen afektif, komitmen kontinyu, komitmen normatif) dan disiplin (disiplin perspektif, disiplin korektif, disiplin progresif) sebagai variabel intervening. variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya v ariabel independen. variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja karyawan. Jenis dan Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer. Menurut Supangat (2008), data primer yaitu data yang diperoleh melalui hasil penelitian secara langsung terhadap objek yang diteliti, baik dari objek individual (responden) maupun dari suatu instansi yang mengelola data untuk keperluan diri sendiri. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan
H8
Komitmen Afektif (X1)
H1 (+)
Disiplin Kerja (Z)
H5 (+)
Komitmen Kontinyu (X2)
H6 (+) H5 (+)
Meyer dan Meyer (1997)
-Perspektif
H9 (+)
-Korektif
H2 (+)
Mathis & Jackson (2006) Hasibuan (2005) H3 (+) H10(+)
H4
Gambar 1. Kerangka Penelitian
26
Kualitas kerja, kuantitas kerja, ketepatan waktu, efektifitas biaya, kebutuhan akan pengawasan, hubunganantar perorangan.
-Progresif
H7 (+)
Komitmen Normatif (X3)
Kinerja (Y):
JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 22 No. 1 JANUARI 2014
TITIK NURBIYATI & KUNTO WIBISONO
menyebarkan kuesioner atau daftar pertanyaan yang diberikan kepada masing-masing karyawan di Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut Ghozali (2005). Teknik yang digunakan untuk uji validitas adalah korelasi pearson product moment. Taraf signifikansi ditentukan 5%. Jika diperoleh hasil korelasi yang lebih besar dari rtabel pada taraf signifikansi 0,05 berarti butir pertanyaan tersebut valid. Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang mempunyai indikator dari v ariabel atau konstruk. Suatu kuisioner dinyatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu Ghozali (2005). Untuk mengetahui suatu alat ukur reliable atau tidak dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan Alpha Cronbach. Uji ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat ukur dapat memberikan hasil yang konsisten bila digunakan untuk mengukur obyek yang sama dengan alat ukur yang sama. Tehnik yang digunakan untuk menilai reliabilitas adalah alpha cronbach, dengan cara menyebarkan angket/kuisioner kepada responden penelitian. Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel (handal), jika nilai alpha lebih dari nilai kritis (0,60). Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan dan karyawati di Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta yaitu berjumlah 154 orang karyawan, sedangkan metode penarikan sampel yang digunakan adalah sensus. Sensus adalah pengumpulan data dengan mengambil seluruh objek yang menjadi anggota populasi sebagai bahan kajian atau pengamatan. Untuk menguji validitas data digunakan uji validitas adalah korelasi pearson product
-JU
moment. Taraf signifikansi ditentukan 5%. Jika diperoleh hasil korelasi yang lebih besar dari rtabel pada taraf signifikansi 0,05 berarti butir pertanyaan tersebut valid. Untuk mengetahui suatu alat ukur reliable atau tidak dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan Alpha Cronbach. Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel, jika nilai alpha lebih dari nilai kritis (0,60). Metode Analisis Data Pengujian regresi linier berganda dapat dilakukan setelah model dari penelitian ini memenuhi syarat-syarat yaitu lolos dari asumsi klasik. Syarat-syarat yang harus di penuhi adalah data tersebut harus terdistribusikan secara normal, tidak mengandung multikoloniaritas, dan heterokidastisitas. Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance (tolerance value) dan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF <10, maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada penelitian tersebut. Dan sebaliknya jika tolerance < 0,10 dan VIF > 10, maka terjadi gangguan multikolinieritas pada penelitian tersebut (Ghozali, 2005). Pengujian ini bertujuan apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas Ghozali (2005). Analisis data yang digunakan adalah Analisis regresi dan Analisis jalur.
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Uji Kualitas Data Teknik yang digunakan untuk uji validitas adalah korelasi pearson product moment. Taraf signifikansi ditentukan 5%. Jika diperoleh hasil
JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 22 No. 1 JANUARI 2014
27
ANALISIS PENGARUH KOMITMEN AFEKTIF, KONTINYU DAN NORMATIF TERHADAP KINERJA DENGAN DISIPLIN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
korelasi yang lebih besar dari rtabel pada taraf signifikansi 0,05 berarti butir pertanyaan tersebut valid. Dan dari hasil analisis diperoleh hasil korelasi yang lebih besar dari rtabel pada taraf signifikansi 0,05 berarti valid. Untuk mengetahui suatu alat ukur reliable atau tidak dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan Alpha Cronbach. Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel, jika nilai alpha lebih dari nilai kritis (0,60). Hasil uji reliabilitas data disajikan pada tabel 1.
Analisis Deskriptif Penelitian Analisis deskriptif dalam penelitian ini menunggunakan karakteristik responden seperti disajikan pada tabel 2. Berdasarkan tabel 2 diperoleh informasi bahwa dari 154 responden kebanyakan berjenis perempuan sebanyak 101 responden (66%), berusia 34-40 tahun sebanyak 83 responden atau 54 persen, berpendidikan SMA sebanyak 110 orang atau 73 persen.
Tabel 1 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel
Koef. Alpha Cronb.
Keterangan
Komitmen Afektif(X1)
0,892
0,60
Reliabel
Komitmen Kontinyu(X2)
0,836
0,60
Reliabel
Komitmen Normatif(X3)
0,895
0,60
Reliabel
Disiplin (Z)
0,769
0,60
Reliabel
Kinerja (Y)
0,970
0,60
Reliabel
Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada tabel 1, dapat diketahui bahwa nilai koefisien Alpha Cronbach pada seluruh variabel lebih besar dari nilai kritis (0,60), maka hasilnya dinyatakan reliabel (handal).
Uji Asumsi Klasik Uji multikolinearitas dalam penelitian ini dengan metode VIF, dari hasil analisis didapat bahwa semua variabel bebas tidak terjadi multikolinearitas, sehingga tidak membiaskan interprestasi hasil analisis regresi. Adapun untuk uji heteroskedastisitas yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan glejser, dan dari hasil analisis didapat bahwa semua model yang diestimasi bebas dari heteroskedastisitas.
28
Nilai Kritis
Tabel 2. Karakteristik Responden Keterangan Jenis Kelamin • Laki-laki • Perempuan Usia • < 20 tahun • 21 sampai 30 tahun • 31 sampai 40 tahun • > 40 tahun Pendidikan • SMA • Diloma 3 • Strata 1 • Strata 2 • Doktor
JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 22 No. 1 JANUARI 2014
Frekuensi
Persentase
53 101
34 66
0 27 83 44
0 18 54 28
110 2 38 2 0
73 1 25 1 0
TITIK NURBIYATI & KUNTO WIBISONO
Pengujian Hipotesis
H1 : Diduga ada pengaruh signifikan antara komitmen afektif dengan kinerja karyawan
Pengujian hipotesis satu, dua, tiga, lima, enam, tujuh dan sembilan dengan menggunakan uji t ditunjukan dalam tabel 3, sedangkan untuk hipotesis empat dan delapan dengan menggunakan uji F ditunjukkan pada tabel 4.
Berdasarkan tabel 3, variabel komitmen afektif diperoleh thitung sebesar 4,931 dan sig-t (0,000). Berdasarkan tabel t diketahui nilai ttabel dengan dk = n-k (154-3 = 151) dan taraf
Tabel 3. Hasil Pengujian Hipotesis dengan Uji t Std. Error
Hipotesis
B
Beta
T
Sig.
Keterangan
KA à Kinerja
,252
,051
,267
4,931
,000
Ha Diterima
KKà Kinerja
,363
,053
,415
6,875
,000
Ha Diterima
KN à Kinerja
,301
,052
,316
5,763
,000
Ha Diterima
KAà Disiplin
,154
,070
,151
2,184
,030
Ha Diterima
KK à Disiplin
,498
,073
,529
6,848
,000
Ha Diterima
KN à Disiplin
,216
,072
,210
2,992
,003
Ha Diterima
Disiplin à kinerja
,805
,037
,868
21,503
,000
Ha Diterima
Tabel 4. Hasil analisis uji F Model
Sum of Squares Regression
1
Residual Total
Df
Mean Square
20,521
3
5,477
150
25,998
153
F
6,840 187,352
Sig. ,000b
,037
a. Dependent Variable: KNJ b. Predictors: (Constant), KN, KA, KK Model
1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
19,766
3
6,589
Residual
10,394
150
,069
Total
30,160
153
F 95,085
Sig. ,000b
a. Dependent Variable: DK b. Predictors: (Constant), KN, KA, KK
-JU
JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 22 No. 1 JANUARI 2014
29
ANALISIS PENGARUH KOMITMEN AFEKTIF, KONTINYU DAN NORMATIF TERHADAP KINERJA DENGAN DISIPLIN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
kesalahan α = 5%, sebesar 1,98. Oleh karena nilai thitung> ttabel (4,931> 1,98) dan nilai sig t (0,000) <0,05, maka dapat disimpulkan Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh secara signifikan antara komitmen afektif terhadap kinerja karyawan. H2: Diduga ada pengaruh signifikan antara komitmen kontinyu dengan kinerja karyawan Berdasarkan tabel 3 variabel komitmen kontinyu diperoleh thitung sebesar 6,875 dan sig-t (0,006). Berdasarkan tabel t diketahui nilai ttabel dengan dk = n-k (154-3 = 151) dan taraf kesalahan α = 5%, sebesar 1,98. Oleh karena nilai thitung> ttabel (6,875 > 1,98) dan nilai sig t (0,000) <0,05, maka dapat disimpulkan Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh secara signifikan antara komitmen kontinyu terhadap kinerja karyawan. H3 : Diduga ada pengaruh signifikan antara komitmen normatif dengan kinerja karyawan Berdasarkan hasil analisis v ariabel komitmen normatif diperoleh thitung sebesar 5,763 dan sig-t (0,000). Berdasarkan tabel t diketahui nilai ttabel dengan dk = n-k (154-3 = 151) dan taraf kesalahan α = 5%, sebesar 1,98. Oleh karena nilai thitung> ttabel (5,763> 1,98) dan nilai sig t (0,000) <0,05, maka dapat disimpulkan Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh secara signifikan antara komitmen normatif terhadap kinerja karyawan. H4: Diduga ada pengaruh signifikan secara simultan antara komitmen afektif , kontinyu dan normatif terhadap kinerja karyawan Berdasarkan tabel 4 diketahui nilai Ftabel sebesar 2,14 (df= 3 : 148). Oleh karena nilai F hitung > F tabel (187,352> 2,14) dan p<0,05, berdasarkan hasil tersebut maka Ha diterima dan menolak Ho. Ini menunjukkan bahwa antara komitmen afektif, kontinyu dan normatif berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan. H5: Diduga ada pengaruh signifikan antara komitmen afektif terhadap disiplin kerja Berdasarkan tabel 3 variabel komitmen afektif diperoleh thitung sebesar 2,184 dan sig-t
30
(0,030). Berdasarkan tabel t diketahui nilai ttabel dengan dk = n-k (154-3 = 151) dan taraf kesalahan α = 5%, sebesar 1,98. Oleh karena nilai thitung> ttabel (2,184> 1,98) dan nilai sig t (0,000) <0,05, maka dapat disimpulkan Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh secara signifikan antara komitmen afektif terhadap disiplin kerja karyawan. H6: Diduga ada pengaruh signifikan antara komitmen kontinyu terhadap disiplin kerja Berdasarkan tabel 3 variabel komitmen kontinyu diperoleh thitung sebesar 6,848 dan sig-t (0,006). Berdasarkan tabel t diketahui nilai ttabel dengan dk = n-k (154-3 = 151) dan taraf kesalahan α = 5%, sebesar 1,98. Oleh karena nilai thitung> ttabel (6,848> 1,98) dan nilai sig t (0,000) <0,05, maka dapat disimpulkan Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh secara signifikan komitmen kontinyu terhadap disiplin kerja karyawan. H7 : Diduga ada pengaruh signifikan antara komitmen normatif terhadap disiplin kerja Berdasarkan tabel 3 variabel komitmen normatif diperoleh thitung sebesar 2,992 dan sig-t (0,003). Berdasarkan tabel t diketahui nilai ttabel dengan dk = n-k (154-3 = 151) dan taraf kesalahan α = 5%, sebesar 1,98. Oleh karena nilai thitung> ttabel (2,992> 1,98) dan nilai sig t (0,000) <0,05, maka dapat disimpulkan Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh secara signifikan komitmen normatif terhadap disiplin kerja karyawan. H8 : Diduga ada pengaruh signifikan secara simultan antara komitmen afektif , kontinyu dan normatif terhadap disiplin kerja Berdasarkan uji F pada tabel 4, diketahui nilai Ftabel sebesar 2,14 (df= 3 : 148). Oleh karena nilai F hitung > F tabel (146,517> 2,14) dan p<0,05, berdasarkan hasil tersebut maka Ha diterima dan menolak Ho. Ini menunjukkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh secara simultan terhadap disiplin kerja karyawan.
JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 22 No. 1 JANUARI 2014
TITIK NURBIYATI & KUNTO WIBISONO
H9 : Diduga ada pengaruh signifikan antara disiplin kerja terhadap kinerja karyawan Berdasarkan tabel 3, variabel komitmen afektif diperoleh thitung sebesar 21,503 dan sig-t (0,000). Berdasarkan tabel t diketahui nilai ttabel dengan dk = n-k (154-1 = 153) dan taraf kesalahan α = 5%, sebesar 1,98. Oleh karena nilai thitung> ttabel(21,503> 1,98) dan nilai sig t (0,000) <0,05, maka dapat disimpulkan Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh secara signifikan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan. H10: Diduga ada pengaruh tidak langsung (komitmen organisasi yang terdiri dari komitmen afektif, komitmen kontinyu dan komitmen normatif) terhadap kinerja melalui disiplin lebih besar daripada pengaruh langsung (komitmen organisasi yang terdiri dari komitmen afektif, komitmen kontinyu dan komitmen normatif) terhadap kinerja
Tabel 5. Perhitungan Koefisien Jalur Pengaruh variabel X1→Z = 0,151 X2→Z= 0,529 X3→Z= 0,210 X1→Y= 0,267 X2→Y= 0,529 X3→Y= 0,210 Z→Y= 0,868 X1→Y= 0,267 X2→Y= 0,529 X3→Y= 0,210
Langsung Tidak langsung melalui (Z) 0,151 0 0,529 0 0,210 0 0,267 0 0,529 0 0,210 0 0,868 0 0,267 0,131068 0,529 0,459172 0,210 0,18228
Total 0,151 0,529 0,210 0,267 0,529 0,210 0,868 0,398068 0,988172 0,39228
Berdasar data tabel 5, variabel komitmen organisasi yang terdiri dari komitmen afektif (X1), komitmen kontinyu (X2 ) dan komitmen normatif (X3) terhadap kinerja (Y) melalui disiplin (Z) sebesar X 1→ Z→ Y= (0,267+0,131068) = 0,398068, pengaruh variabel komitmen kontinyu terhadap kinerja melalui disiplin sebesar X2→ Z→ Y=(0,529+ 0,459172) = 0,988172,
0,267
Komitmen Afektif (X1)
Komitmen Kontinyu (X2)
0,151
Disiplin Kerja (Z)
0,529
0,868
Kinerja (Y):
0,210 0,316
Komitmen Normatif (X3)
0,415
Gambar 2 Analisis Jalur
Rangkuman dari koefisien jalur, pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung, dan total dari pengaruh komitmen afektif (X1), komitmen kontinyu (X2), komitmen normatif (X3), dan (Z) disiplin terhadap kinerja (Y).
-JU
pengaruh variabel komitmen normatif terhadap kinerja melalui disiplin sebesar X→ Z→Y=(0,210+ 3 0,18228) = 0,39228, sedangkan pengaruh langsung variabel komitmen afektif terhadap kinerja sebesar X 1→ Y= 0,267, pengaruh komitmen kontinyu terhadap kinerja sebesar
JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 22 No. 1 JANUARI 2014
31
ANALISIS PENGARUH KOMITMEN AFEKTIF, KONTINYU DAN NORMATIF TERHADAP KINERJA DENGAN DISIPLIN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
X2→Y= 0,529 dan pengaruh variabel komitmen normatif terhadap kinerja sebesar X3→Y= 0,210. Artinya hipotesis ke sepuluh diduga ada pengaruh tidak langsung (komitmen organisasi yang terdiri dari komitmen afektif, komitmen kontinyu dan komitmen normatif) terhadap kinerja melalui disiplin lebih besar daripada pengaruh langsung (komitmen organisasi yang terdiri dari komitmen afektif, komitmen kontinyu dan komitmen normatif) terhadap kinerja terbukti.
Pembahasan Hasil Penelitian Pengaruh Komitmen Afektif, Kontinyu dan Normatif Terhadap kinerja Karyawan Hasil penelitian ini membuktikan bahwa komitmen afektif mampu berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Semakin baik komitmen afektif akan meningkatkan kinerja karyawan. Komitmen organsisasi merupakan suatu kemampuan dan kemauan untuk menyelaraskan perilaku pribadi dengan kebutuhan, prioritas dan tujuan organisasi. Komitmen seseorang terhadap organisasi atau perusahaan merupakan sesuatu yang sangat penting, karena tidak semua karyawan perusahaan dapat memahami arti komitmen terhadap organisasinya. Prihantoro (2012) mengungkapkan bahwa kinerja karyawan dipengaruhi oleh komitmen organisasional. Karyawan yang mempunyai keterlibatan tinggi dalam bekerja tidak mempunyai keinginan untuk keluar dari perusahaan dan dalam hal ini merupakan modal dasar untuk mendorong produktivitas yang tinggi. Komitmen afektif yang dimiliki seorang karyawan akan memberikan hasrat, kemauan, serta ikatan emosional terhadap perusahaannya sehingga karyawan terlibat secara langsung terhadap kegiatan yang dijalankan perusahaan untuk terus meningkatkan produktiv itas perusahaan, karena karyawan tersebut tidak memiliki keinginan untuk keluar dari perusahaan dan faktor tersebut akan sangat mendorong tercapainya tujuan perusahaan. Seorang karyawan dengan komitmen afektif yang tinggi
32
akan memiliki kedekatan emosional terhadap organisasi atau perusahaannya, hal ini menandakan bahwa karyawan tersebut akan memiliki sebuah motivasi untuk memberikan kontribusi yang besar kepada perusahaan atau organisasi dibandingkan dengan karyawan yang memiliki komitmen afektifyang rendah. Armanu dan Mandayanti (2012) mengemukakan bahwa komitmen afektif merupakan sebuah kekuatan yang dimiliki karyawan untuk bekerja didalam sebuah organisasi, karena mereka bersedia dan memiliki keinginan untuk melakukan pekerjaan tersebut. Komitmen afektif yang dimiliki seorang karyawan akan mencerminkan kekuatan individual yang akan menimbulkan kecenderungan untuk tetap bekerja dalam organisasi atau perusahaan, karena karyawan tersebut merasa sejalan dengan tujuan perusahaan serta merasa senang bekerja di dalam perusahaan tersebut. Hasil ini sesuai Hasil penelitian Setiawan (2011), Memari et al, (2013) bahwa komitmen berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Individu dengan continuance commitment yang tinggi akan bertahan dalam organisasi, bukan karena alasan emosional, tapi karena adanya kesadaran dalam individu tersebut akan kerugian besar yang dialami jika meninggalkan organisasi. Berkaitan dengan hal ini, maka individu tersebut tidak dapat diharapkan untuk memiliki keinginan yang kuat untuk berkontribusi pada organisasi. Jika individu tersebut tetap bertahan dalam organisasi, maka pada tahap selanjutnya individu tersebut dapat merasakan putus asa dan frustasi yang dapat menyebabkan kinerja yang buruk. Individu dengan continuance commitment yang tinggi akan lebih bertahan dalam organisasi dibandingkan yang rendah Meyer dan Allen (1997). Karyawan dengan komitmen normatif akan mempunyai kewajiban untuk memberikan balasan atas apa yang pernah diterimanya dari organisasi. Karyawan yang memiliki komitmen normatif tinggi akan terus menjadi anggota dalam organisasi karena merasa dirinya harus berada dalam organisasi tersebut. Individu dengan komitmen normatif yang tinggi akan tetap
JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 22 No. 1 JANUARI 2014
TITIK NURBIYATI & KUNTO WIBISONO
bertahan dalam organisasi karena merasa adanya suatu kewajiban atau tugas, kewajiban tersebut akan memotivasi karyawan untuk bertingkah laku dengan baik dan melakukan tindakan yang tepat bagi organisasi/ perusahaannya. Namun, dengan adanya komitmen normatif diharapkan memiliki hubungan yang positif dengan tingkah laku dalam pekerjaan untuk meningkatkan kinerja karyawan. Hasil ini sesuai hasil penelitian Setiawan (2011) mengatakan bahwa komitmen normatif berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Semakin baik komitmen organisasi akan meningkatkan kinerja karyawan. Komitmen organsisasi merupakan suatu kemampuan dan kemauan untuk menyelaraskan perilaku pribadi dengan kebutuhan, prioritas dan tujuan organisasi. Komitmen seseorang terhadap organisasi atau perusahaan merupakan sesuatu yang sangat penting, karena tidak semua karyawan perusahaan dapat memahami arti komitmen terhadap organisasinya.
Pengaruh Komitmen Afektif, Kontinyu dan Normatif Terhadap Disiplin Kerja Karyawan Hasil penelitian ini membuktikan bahwa komitmen afektif mampu berpengaruh positif terhadap disiplin kerja karyawan. Semakin baik komitmen afektif akan meningkatkan disiplin kerja karyawan. Komitmen afektif adalah tingkat seberapa jauh seorang karyawan secara emosi terikat, mengenal, dan terlibat dalam organisasi Meyer dan Allen (1997). Individu dengan komitmen afektif yang tinggi memiliki kedekatan emosional yang erat terhadap organisasi, hal ini berarti bahwa individu tersebut akan memotivasi dan keinginan untuk berkontribusi secara berarti terhadap organisasi dibandingkan dengan komitmen afektif yang lebih rendah. Chan (2006), dalam penelitiannya menemukan bahwa komitmen yang tinggi dari anggota kelompok akan memberikan energi dan memotivasi mereka untuk bekerja lebih baik. Masalah pelangaran aturan seperti absensi hingga berujung pada pemecatan dan mengundurkan diri merupakan
-JU
salah satu wujud karyawan yang tidak puas dan tidak memiliki komitmen terhadap perusahaan. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar komitmen afektif seseorang akan meningkatkan disiplin kerja mereka. Semakin baik komitmen kontinyu akan meningkatkan disiplin kerja karyawan. Komitmen kontinyu adalah nilai ekonomi yang dirasa bertahan dengan sebuahorganisasi bila dibandingkan denganmeninggalkan organisasi tersebut Meyer dan Allen (1997). Individu dengan komitmen kontinyu yang tinggi akan bertahan dalam organisasi, bukan karena alasan emosional, tapi karena adanya kesadaran dalam individu tersebut akan kerugian besar yang dialami jika meninggalkan organisasi. Berkaitan dengan hal tersebut, maka indvidu tersebut tidak dapat diharapkan untuk memiliki keinginan kuat untuk berkontribusi terhadap organisasi. Jika individu tersebut tetap bertahan dalam organisasi, maka pada tahap selanjutnya individu tersebut dapat merasakan putus asa dan frustasi yang menyebabkan kinerja yang buruk. Individu dengan komitmen kontinyu yang tinggi akan lebih bertahan dalam organisasi dibandingkan dengan komitmen kontinyu yang rendah. Komitmen juga berhubungan dengan bagaimana anggota organisasi merespon ketidakpuasannya dengan kejadian-kejadian dalam pekerjaan. Komitmen kontinyu tidak berhubungan dengan kecenderungan seseorang untuk mengembangkan suatu situasi yang tidak berhasil ataupun menerima suatu instansi apa adanya. Mereka yang mempunyai komitmen kontinyu yang tinggi akan tetap berada dalam organisasi karena mereka merasa memerlukannya. Seseorang komitmen yang mempunyai komitmen terhadap organisasi, memaknai kerja dengan hal yang luhur mengindikasikan bahwasanya mereka dekat dengan disiplin kerja yang akan dicapai dan dekat dengan perasaan puas terhadap pekerjaan yang dicapainya. Keberhasilan sebuah pekerjaan salah satunya dapat diukur dengan kedisiplinan pegawai dalam suatu instansi. Disiplin kerja merupakan alat bagi manajemen
JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 22 No. 1 JANUARI 2014
33
ANALISIS PENGARUH KOMITMEN AFEKTIF, KONTINYU DAN NORMATIF TERHADAP KINERJA DENGAN DISIPLIN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
untuk menjalankan operasional instansi agar selaras dengan kebijakan dan perangkat peraturan yang telah ditentukan. Karyawan dalam berperilaku disiplin dituntut memiliki kesadaran dan kesediaan diri untuk mematuhi segenap peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku dimana ia berada, termasuk dalam instansi ( Hasibuan, 2005). Komitmen normatif (normative commitment) adalah komitmen untuk bertahan dengan organisasi untuk alasan-alasan moral atau etis (Robbins & Judge, 2008). Individu dengan komitmen normatif yang tinggi akan tetap bertahan dalam organisasi karena merasa adanya suatu kewajiban atau tugas. Meyer dan Allen (1997) menyatakan bahwa perusahaan semacam itu akan menyatakan bahwa perasaan semacam itu akan termotivasi individu untuk bertingkah laku secara baik dan melakukan tindakan yang tepat bagi oganisasi. Komitmen normatif akan berdampak terhadap suasana pada pekerjaan dan berhubungan tidak ketidakhadiran. Komitmen merupakan suatu keputusan seseorang dengan dirinya sendiri, apakah ia akan melakukan atau tidak melakukan suatu kegiatan. Maka seseorang yang telah memiliki suatu komitmen maka mereka tidak akan ragu-ragu dalam menentukan sikap dan bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil tersebut. Seseorang yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap tugasnya akan mampu bekerja keras. Hal ini dilakukan bukan hanya terhadap dirinya sendiri tapi juga pada orang lain. Semakin baik komitmen organisasi akan meningkatkan disiplin kerja karyawan. Seseorang yang telah memiliki suatu komitmen maka mereka tidak akan raguragu dalam menentukan sikap dan bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil tersebut. Karyawan dalam berperilaku disiplin dituntut memiliki kesadaran dan kesediaan diri untuk mematuhi segenap peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku dimana ia berada, termasuk dalam instansi (Hasibuan, 2005).
34
Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan dan Lebih Besar Pengaruh Tidak Langsung daripada Pengaruh Langsung Hasil penelitian ini membuktikan bahwa disiplin kerja mampu berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Semakin baik disiplin kerja akan meningkatkan kinerja karyawan. Dalam penelitian ini disiplin kerja terdiri dari 3 bagian yaitu disiplin perspektif, disiplin korektif, dan disiplin progresif . Fauziawati (2013) mengemukakan bahwa salah satu strategi perusahaan dalam mendukung tercapainya kinerja karyawan adalah dengan memperhatikan dan membalas kontribusi jasa karyawan tersebut, salah satunya dengan meningkatkan disiplin kerja yang tinggi. Disiplin kerja merupakan salah satu aspek kerja yang keberadaannya perlu diperhatikan oleh setiap organisasi atau perusahaan, karena disiplin merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi besar kecilnya kinerja yang dimiliki oleh seorang karyawan. Sarwanto (2007) mengatakan apabila tidak ada disiplin kerja dalam pekerjaan, para karyawan akan merasa tidak ada tanggung jawab yang dibebankan, sehingga berakibat kinerja karyawan menjadi rendah. Sebaliknya dengan adanya disiplin dalam pekerjaan, maka karyawan akan termotivasi dan akan memenuhi semua tanggung jawabnya untuk meningkatkan kinerja. Prihantoro (2012) mengemukakan semakin tinggi tingkat kedisiplinan yang dimiliki seorang pegawai maka akan semakin tinggi pula kinerja pegawai. Disiplin merupakan hal yang terpenting karena semakin baik disiplin karyawan, akan memengaruhi kinerja karyawan untuk menghasilkan prestasi bagi perusahaan. Tanpa disiplin karyawan yang baik, sulit bagi organisasi untuk mencapai hasil yang optimal. Disiplin merupakan faktor yang sangat penting dalam mendorong pertumbuhan, perusahaan tidak akan tumbuh berkembang tanpa dukungan kinerja karyawan yang baik. Sehingga dengan adanya
JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 22 No. 1 JANUARI 2014
TITIK NURBIYATI & KUNTO WIBISONO
disiplin akan memotivasi para karyawan untuk dapat mendisiplinkan diri sendiri untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Disiplin apabila sudah tertanam dalam diri karyawan, maka segala bentuk peraturan maupun tugas-tugas yang dibebankan tidak lagi dirasakan sebagai beban. Hasibuan (2005) mengemukakan bahwa terdapat tiga pendekatan untuk meningkatkan disiplin, yaitu disiplin perspektif, disiplin korektif, dan disiplin progresif. Disiplin perspektif adalah kegiatan untuk mendorong karyawan menaati standar dan peraturan sehingga tidak terjadi pelanggaran. Disiplin korektif adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah supaya tidak terulang kembali, sehingga tidak terjadi pelanggaran pada hari-hari selanjutnya, sedangkan disiplin progresif adalah kesalahan yang sama akan mengkibakan hukuman yang lebih berat. Hasil ini sesuai penelitian Febiningtyas and Ekaningtias (2014) mengatakan bahwa work discipline variable has significant effect on employee performance. Komitmen terhadap organisasi sebagai sifat hubungan seorang individu dengan organisasi yang memungkinkan seorang yang mempunyai ikatan yang tinggi memperlihatkan kesediaannya untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi tersebut (Porter dan Smith dalam Steers, 1998). Komitmen juga merupakan elemen penting dalam menentukan hubungan antara sumberdaya dengan kapabilitas organisasi, khususnya kapabilitas dalam mencapai kerja sama dan koordinasi di dalam team kerja yang ada (Grant R.M., 1991). Komitmen karyawan terhadap organisasi sangat penting dalam rangka meningkatkan kinerja, Gibson et al. (2000), Komitmen organisasi merupakan identifikasi, loyalitas dan keterlibatan yang dinyatakan oleh karyawan untuk organisasi atau unit dari suatu organisasi. Karyawan yang memiliki komitmen tinggi akan membawa keberhasilan bagi organisasi, seperti tumbuhnya saling percaya, komunikasi menjadi terbuka,
-JU
menonjolkan sikap kebersamaan, mempercepat pengambilan keputusan serta terselesaikan konflik sehingga meningkatkan kinerja (Robin, 1996)
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian semua hipotesis diterima, yang artinya bahwa komitmen yang terdiri afektif, kontinyu dan normatif secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Penelitian ini juga membuktikan bahwa komitmen yang terdiri afektif, kontinyu dan normatif secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap disiplin kerja, disiplin kerja berpengaruh terhadap kinerja serta pengaruh tidak langsung komitmen organisasi yang terdiri dari komitmen afektif, komitmen kontinyu dan komitmen normatif terhadap kinerja karyawan melalui disiplin lebih besar dari pada pengaruh komitmen organisasi yang terdiri dari komitmen afektif, komitmen kontinyu dan komitmen normatif terhadap kinerja karyawan. Selanjutnya dapat diusulkan saran yang diharapkan akan bermanfaat bagi perusahaan yang melakukan restrukturisasi. Dengan adanya pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan, perusahaan perlu mempertimbangkan faktorfaktor tersebut dalam upaya meningkatkan kinerja karyawan misalnya meningkatkan sosialisasi dan penerapan aspek-aspek inisiatif dalam pengambilan keputusan, memahami nilainilai bersama secara mendalam, komunikasi terhadap atasan dan bawahan, melakukan pengendalian, memberikan penghargaan, meminta pengarahan dari atasan dan dukungan dari bawahan. Dengan terbuktinya pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja karyawan, perusahaan perlu mempertimbangkan faktorfaktor tersebut dalam upaya meningkatkan kinerja karyawan misalnya meningkatkan peraturan, ketegasan dalam penegakan peraturan serta reward and punishment.
JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 22 No. 1 JANUARI 2014
35
ANALISIS PENGARUH KOMITMEN AFEKTIF, KONTINYU DAN NORMATIF TERHADAP KINERJA DENGAN DISIPLIN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
DAFTAR PUSTAKA Armanu,F.R. dan Mandayanti, F. (2012), “Pengaruh Pemberdayaan Psikologis dan Komitmen Afektif terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Pegawai”, Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol.10 (1), hal: 154 Djastuti, I. (2010), “The Influence Of Job Characteristics On Job Satisfaction, Organizational Commitment and Managerial Perfomance”, Jurnal Manajemen Bisnis, 3(2), hal: 155 Febiningtyas, R.E.R., Ekaningtias, D. (2014), “The Effect of Leadership, Motivation and Work Discipline on the Employees’ Performance of Finance Section in the Regional Working Unit in Tulung Agung Regency”, The Indonesian Accounting Review, 4(2) page 102 Ghozali, I.(2005), Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Hasibuan, M.S.P. (2005), Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT.Bumi Aksara Jaros, S. (2007), “Model of Organizational Commitment: Measurement Issues”, The Icfai Journal of Organizational Behavior, Vol. VI, No. 4, page. 3 Kaswan (2012), Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Keunggulan Bersaing Organiasasi. Jakarta: PT Graha Ilmu
Memari, N., Mahdieh, O. & Marnani, A.B. (2013), “The impact of Organizational Commitment on Employees Job Performance. “A study of Meli bank”, Journal Of Contemporary Research In Business, 5(5), page 169 Meyer. J. and Allen, N. (1997), Commitment in the Workplace: Theory, Research, and Application, Sage Publications. Mowday, T.R., Steers, M., and Porter, L.W (1977), “The Measurement of Organizational Commitment”, Journal of Vocational Behavior, 14, page 226-227 Kurniawan, M. (2013), Pengaruh Komitmen Organisasi, Budaya Organisasi, Dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Organisasi Publik, Skripsi Sarjana, Padang: Fakultas Ekonomi UNP Naja (2013), Manajemen Sumber Daya Manusia: Disiplin Kerja Pegawai, diperoleh pada tanggal 3 April 2015 http://najasmileforyou.com/2013/05/ manajemen-sumber-daya-manusiadisilpin.html diperoleh pada tanggal 3 Januari 2014 Rachmawati, I.K. (2008) Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: ANDI. Prihantoro, A.(2012), “Peningkatan Kinerja Sumber Daya Manusia Melalui Motivasi, Disiplin, Lingkungan Kerja dan Komitmen”, Jurnal Unimus, 8(2), hal:93
Kusumastuti, A.F., dan Nurtjahjanti, H (2013), “Komitmen Afektif Organisasi Ditinjau dari Persepsi Terhadap Kepemimpinan Transaksional pada Pekerja Pelaksana di Perusahaan Umum (Perum) X Semarang, Jurnal Studi Manajemen dan Operasi, VOL 10 NO 1, JANUARI 2013, diakses http:// ejournal.undip.ac.id/index.php/smo/issue/ view/1165
Regina(2010), Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT Sinar Santosa Perkasa Banjarnegara, Skripsi Sarjana, Semarang: Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro.
Mathis, R.L., dan Jackson, J.H (2006), Human Resource Management (terj.), Jilid 1, Edisi Kesepuluh, Jakarta: Salemba Empat
Sarwanto, J.(2007),” Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Di Kantor Departemen Agama Kabupaten Karanganyar”, Skripsi Sarjana, Yogyakarta: Universitas Sunan Kalijaga
36
Robbins,S. (1996), Organizational Behaviour : Concepts, Controversus and Aplications, New York, Prentice Hall
JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 22 No. 1 JANUARI 2014
TITIK NURBIYATI & KUNTO WIBISONO
Setiawan, A. (2011), “Analisis Pengaruh Affective Commitment, Continuance Commitment, Dan Normativ e Commitment Terhadap Kinerja”, Skripsi Sarjana, Semarang: Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro Setyaningdyah, E., Kertahadi, U.N., dan Thoyib, A (2013), “The Effects of Human Resource Competence, Organisational Commitment and Transactional Leadership on Work Discipline, Job Satisfaction and Employee’s Performance”, Interdisciplinary Journal Of Contemporary Research In Business, 5 (4), page 9.
-JU
Soedibjo, B.S. (2014), Statistika, Modul 2: Pengumpulan Data, Universitas Komputer Indonesia: Manajemen Informatika Supangat, A. (2008), Statistika Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, dan Nonparametrik, Edisi 1, Cetakan 2, Jakarta: Prenada Media Group Widyaningrum, M.E. (2011), “Influence Of Motivation Andculture On Organizational Commitment And Performance of employee Of Medical Services”, Academic Research International, 1(3), page 233
JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 22 No. 1 JANUARI 2014
37