Lampiran 1. Spesifikasi Peralatan dan Bahan
No.
Nama Alat
Merek/Tipe
Kegunaan
1
Laminar air flow
AirClean 5000 Tempat kerja OSK CVB aseptis 130M
2
Autoklaf
HL36E (Hirayama Manufacturing Corp.) HVA-85 (Hirayama Memmert
3
Inkubator
4
Shaker incubator
Lab Companion
5
pH meter
6
Microcentrifuge
Thermo Electron Bante Instrument Eppendorf
7
Mini Spin Eppendorf Shimadzu UV Mini 1240 Transferpette & Eppendorf
Sterilisasi alat dan bahan
Inkubasi kultur bakteri Inkubasi inokulum sambil digoyangkan Mengukur pH larutan dan media
Memisahkan kultur dengan supernatan
8
UV-Vis Spektrofotometer Mikropipet dan tip
Mengukur kepadatan optik sel Memindahkan larutan atau cairan
9
Cawan Petri
Iwaki Pyrex, Membiakkan kultur Herma, CMSI bakteri
10
Labu Erlenmeyer
Iwaki Pyrex, Tempat Herma media
membuat
bio.unsoed.ac.id 11 12 13
Chlorophyll meter
SPAD-502Plus Mengukur kadar klorofil daun Digital Light Meter DER EE DE- Mengukur (Luxmeter) 3351 intensitas cahaya Orbital Shaker Orbital Genie Inkubasi media atau perlakuan sambil digojlog
Tempat Lab. Mikrobiologi & Lab. EkoFisiologi LIPI Lab. Mikrobiologi & Lab. EkoFisiologi LIPI
Lab. Mikrobiologi Lab. Mikrobiologi Lab. Mikrobiologi Lab. EkoFisiologi LIPI Lab. Mikrobiologi Lab. EkoFisiologi LIPI Lab. Mikrobiologi Lab. Mikrobiologi & Lab. EkoFisiologi LIPI Lab. Mikrobiologi & Lab. EkoFisiologi LIPI Lab. Mikrobiologi & Lab. EkoFisiologi LIPI Lab. EkoFisiologi LIPI Lab. EkoFisiologi LIPI Lab. EkoFisiologi LIPI
14
15
High Performance Shimadzu Liquid Chromatography Vortex Heidolf
Analisis kandungan Lab. Biokimia IAA LIPI
16
Rotary Evaporator
Eyela
17
Oven
Ecocell
18 19
Tabung gelas ukuran Iwaki Pyrex 3x20 cm Tabung reaksi Iwaki Pyrex
20
Jarum inokulum
-
21
Milipore 0,22 mikron
Corning
22
Syringe
Terumo
23
Timbangan analitik
Ohaus tipe EO Menimbang bahan 2140 pembuatan media Vibra SJ 620
24
Cuvette
-
25
Tabung Eppendorf
Eppendorf
26
Pinset
27
Gelas ukur
28
Beaker glass
Menghomogenkan larutan Menguapkan pelarut Mengeringkan sampel tanaman Tempat perlakuan penanaman jagung Mengkultur bakteri
Memindahkan kultur bakteri Sterilisasi bahan tidak tahan panas Alat bantu milipore
Wadah cairan yang akan diukur kepadatan optiknya Wadah untuk sentrifus Memindahkan benda dengan cara dijepit
Lab. Mikrobiologi Lab. Mikrobiologi & Lab. EkoFisiologi LIPI Iwaki Pyrex, Mengukur akuades Lab. Herma Mikrobiologi & Lab. EkoFisiologi LIPI Iwaki Pyrex, Menampung media Lab. Herma Mikrobiologi & Lab. EkoFisiologi LIPI Menciptakan Lab. kondisi aseptis Mikrobiologi ClingWrap Merekatkan tepi Lab. cawan dan tabung Mikrobiologi & Lab. EkoFisiologi LIPI KlinPak Sebagai tutup Lab. wadah Mikrobiologi
bio.unsoed.ac.id 29
Pembakar spiritus
30
Plastik wrapper
31
Aluminium foil
Lab. EkoFisiologi LIPI Lab. EkoFisiologi LIPI Lab. EkoFisiologi LIPI Lab. EkoFisiologi LIPI Lab. Mikrobiologi & Lab. EkoFisiologi LIPI Lab. Mikrobiologi Lab. EkoFisiologi LIPI Lab. Mikrobiologi Lab. Mikrobiologi Lab. EkoFisiologi LIPI Lab. Mikrobiologi
42
32
Pipet tetes
-
33
Kapas
-
34
Tissue
-
35
Kertas label
-
36
Camera digital
Olympus
No. 1 2
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Nama Bahan Koleksi kultur Azospirillum spp. Koleksi fungi patogen (R.solani, F.oxysporum, Cercospora sp., & Aspergillus sp.) Pasir Besi Biji jagung
& Lab. EkoFisiologi LIPI Meneteskan reagen Lab. Mikrobiologi Penutup tabung Lab. reaksi Mikrobiologi Membersihkan Lab. kotoran Mikrobiologi Penanda cawan Lab. atau tabung Mikrobiologi Dokumentasi Lab. kegiatan Mikrobiologi
Spesifikasi -
Kegunaan Isolat uji dan objek penelitian
-
Isolat uji antagonisme
Manis Hibrida F1 Medium selektif Caceres Racikan Medium Pikovskaya Racikan Medium Chrome azurol Racikan sulfate Medium Dworkin-Foster Medium Iron Free Succinate Medium Nutrient agar OXOID Medium Nutrient broth OXOID-Half strength Medium Potato Dextrose OXOID, Agar DIFCO Larutan Hoagland Half strength Reagen Salkowski Racikan Reagen Chloromolybdic Racikan Acid Reagen Chlorostannous Racikan Acid Substrat L-triptofan 10.000 ppm Substrat ACC 0,5 M Etil Asetat Methanol HPLC Ethanol Absolut Asam Asetat Glasial 1% NaOCl 5,5% Alkohol 70%
Medium pertumbuhan jagung Objek penelitian Subkultur isolat Azospirillum Medium pelarut fosfat Medium produksi siderofor Medium uji ACC Deaminase Medium uji estimasi siderofor Medium untuk subkultur isolat Medium untuk subkultur isolat Medium uji antagonisme Larutan fisiologis Reagen deteksi IAA Reagen estimasi fosfat anorganik terlarut
bio.unsoed.ac.id
43
Prekursor IAA Prekursor uji ACC Deaminase Pelarut ekstraksi IAA Fase Gerak IAA Membilas esktrak kering IAA Fase Gerak IAA Sterilisasi permukaan jagung Desinfeksi meja kerja dan
25
HCl
1N
26 27 28
NaOH Akuades Spiritus
2N -
Sterilisasi permukaan jagung Melarutkan triptofan dan atur pH medium Menaikkan pH media Melarutkan bahan dan media Bahan pembakar
bio.unsoed.ac.id
44
Lampiran 2. Komposisi dan Pembuatan Medium Pertumbuhan A. Medium Nutrient Agar/Nutrient Broth Komposisi : Beef Extract Peptone Agar Akuades pH medium 7,0 ± 0,2
3g 5g 15 g 1000 ml
Cara Pembuatan : Larutkan semua bahan dalam akuades, untuk medium Nutrient Agar ditambahkan dengan agar sebagai pemadat, atur pH medium hingga sesuai lalu dimasukkan dalam labu Erlenmeyer/botol Schott. Sterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121oC, 2 atm selama 20 menit. Untuk membuat medium Nutrient Broth 50%, komposisi yang dibutuhkan untuk 1000 ml medium adalah 1,5 g Beef Extract dan 2,5 g Peptone.
B. Medium Caceres (medium selektif Azospirillum spp.) Komposisi : K2HPO4 MgSO4.7H2O NaCl Yeast Extract FeCl3.6H2O DL-Malic Acid KOH Congo Red 0,25% Agar Akuades pH medium 7,0 ± 0,2 Cara Pembuatan :
0,5 g 0,2 g 0,1 g 0,5 g 0,015 g 5g 4,8 g 15 ml 20 g 1000 ml
bio.unsoed.ac.id
Larutkan seluruh bahan ke dalam akuades kemudian ditambahkan dengan Congo Red Solution 0,25%, aduk hingga merata. atur pH medium hingga sesuai menggunakan NaOH/HCl lalu dimasukkan dalam labu Erlenmeyer/botol Schott. Sterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121oC, 2 atm selama 20 menit.
45
C. Medium Pikovskaya (medium selektif Mikroorganisme Pelarut Fosfat) Komposisi : Glukosa Ca3(PO4)2 (NH4)2SO4 NaCl MgSO4.7H2O KCl Yeast Extract MnSO4 FeSO4.7H2O Agar Akuades pH medium 7,0 ± 0,2
10 g 5g 0,5 g 0,2 g 0,1 g 0,2 g 0,5 g 0,001 g 0,001 g 22 g 1000 ml
Cara Pembuatan : Larutkan seluruh bahan ke dalam akuades kemudian ditambahkan dengan Ca3(PO4)2, aduk hingga merata. atur pH medium hingga sesuai menggunakan NaOH/HCl lalu dimasukkan dalam labu Erlenmeyer/botol Schott. Sterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121oC, 2 atm selama 20 menit. D. Medium Potato Dextrose Agar Komposisi : Potato Extract 4g Dextrose 20 g Agar 20 g pH medium 5,6 ± 0,2 Cara Pembuatan : Larutkan seluruh bahan ke dalam akuades aduk hingga merata. atur pH medium hingga sesuai menggunakan NaOH/HCl lalu dimasukkan dalam labu Erlenmeyer/botol Schott.
bio.unsoed.ac.id
Sterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121oC, 2 atm selama 20 menit.
E. Medium Dworkin-Foster Salt Komposisi : Macroelement KH2PO4 Na2HPO4 MgSO4.7H2O
4g 6g 0,2 g 46
Glukosa 2g Gluconic Acid 2g Citric Acid 2g Akuades 1000 ml Microelement Solution Stock I (larutkan dalam 10 ml akuades) FeSO4.7H2O 100 mg Akuades 10 ml Microelement Solution Stock II (larutkan dalam 100 ml akuades) H3BO3 10 mg MnSO4.H2O 11,19 mg ZnSO4.7H2O 124,6 mg CuSO4.5H2O 78,22 mg MoO3 10 mg Cara Pembuatan : Larutkan seluruh bahan macroelement secara berurutan (penambahan bahan hanya boleh dilakukan setelah bahan sebelumnya larut sempurna). Setelah seluruh bahan macroelement larut, tambahkan dengan masing-masing 0,1 ml microelement solution stock I dan II dalam akuades berisi macroelement tersebut. Atur ph hingga 6,8 ± 0,2 dengan NaOH/HCl. Sterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121oC, 2 atm selama 20 menit.
F. Medium Chrome Azurol Sulfate (medium selektif penghasil Siderofor) Blue Dye : Solution I Larutkan 0,06 g Chrome Azurol S (Sigma-Aldrich) dalam 50 ml akuabides Solution II Larutkan 0,0027 g FeCL3.6H2O dalam 10 ml HCl 10 mM Solution III Larutkan 0,073 g HDTMA dalam 40 ml akuabides Tambahkan 9 ml Solution II ke dalam Solution I, aduk hingga homogen. Secara perlahan masukkan Solution III sambil diaduk perlahan dan terbentuk larutan berwarna biru. Tuang pada wadah yang telah dideferasi dengan 6 M HCl, sterilisasi dengan autoklaf selama 20 menit pada suhu 121oC, 2 atm.
bio.unsoed.ac.id
Mixture Solution : Minimal Media 9 Salt Solution Stock Larutkan 15 g KH2PO4, 25 g NaCl , dan 50 g NH4Cl dalam 500 ml Akuabides. Glucose Stock Larutkan 20 g Glukosa ke dalam 100 ml akuabides. Sterilisasi menggunakan milipore 0,2 µm, letakkan pada botol steril. 47
Casamino Acid Solution Larutkan 5 g Casamino Acid dalam 45 ml akuabides kemudian diekstrak dengan 3% 8hydroxyquinoline dalam Chloroform (v/v). Ekstrak air yang didapat kemudian disterilisasi menggunakan milipore 0,2 µm, letakkan pada botol steril. Pembuatan CAS Agar Larutkan 100 ml MM9 Salt pada 750 ml akaubides. Tambahkan 32,24 g PIPES secara perlahan sambil diaduk menggunakan magnetic stirrer, tambahkan sedikit demi sedikit NaOH hingga PIPES larut sempurna atau hingga pH medium mencapai 6,8 kemudian ditambahkan 15 g Bacto Agar dan disterilisasi dengan autoklaf selama 20 menit. Setelah steril, biarkan hingga suhu turun (±50-60oC) lalu ditambahkan dengan 30 ml Casamino Acid Solution dan 10 ml Glucose Stock kemudian secara perlahan tambahkan 100 ml Blue Dye melalui tepi wadah sambil dihomogenkan menggunakan magnetic stirrer. Setelah homogen, medium dituang ke dalam cawan Petri steril. G. Medium Succinate Iron Free Komposisi : K2HPO4 KH2PO4 MgSO4.7H2O (NH4)2SO4 Succinic Acid pH medium 7,0 ± 0,2
6g 3g 0,2 g 1g 4g
Cara Pembuatan : Larutkan seluruh bahan ke dalam akuades aduk hingga merata. atur pH medium hingga sesuai menggunakan NaOH/HCl lalu dimasukkan dalam labu Erlenmeyer/botol Schott. Sterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121oC, 2 atm selama 20 menit.
H. Medium Fisiologis Hoagland Komposisi : Macroelement
bio.unsoed.ac.id
CaNO3.4H2O 1,181 g KNO3 0,506 g MgSO4.7H2O 0,493 g KH2PO4 0,136 g Fe-EDTA solution 0,1 ml (0,03 g dalam 10 ml akuades) Akuades 900 ml Microelement Stock Solution (larutkan dalam 100 ml akuades) H3BO3 0,286 g MnSO4.7H2O 0,181 g 48
ZnSO4.7H2O CuSO4.5H2O H2MoO4.H2O
0,022 g 0,008 g 0,002 g
Cara Pembuatan : Larutkan seluruh bahan macroelement secara berurutan (penambahan bahan hanya boleh dilakukan setelah bahan sebelumnya larut sempurna). Setelah seluruh bahan macroelement larut, tambahkan dengan masing-masing 10 ml microelement stock solution dan 0,1 ml FeEDTA solution. Sterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121oC, 2 atm selama 20 menit.
bio.unsoed.ac.id
49
Lampiran 3. Komposisi dan Pembuatan Reagent serta Prekursor Medium A. Reagen Salkowski Solution A Sebanyak 100 ml HClO4 35% ditambahkan dengan 100 ml akuades lalu dihomogenkan Solution B Sebanyak 1,35 g FeCl3.6H2O dilarutkan dalam 10 ml akuades (0,5 M FeCl3.6H2O). Sebanyak 4 ml solution B dimasukkan ke dalam 200 ml solution A sambil dihomogenkan. Setelah homogen, reagen kemudian disimpan pada wadah gelap. B. Reagen Chloromolybdic Acid Sebanyak 15 g Ammonium Molybdate dilarutkan ke dalam 400 ml akuades hangat, aduk menggunakan magnetic stirrer. Setelah larut, sebanyak 342 ml 12 N HCl ditambahkan sambil diaduk perlahan menggunakan magnetic stirrer. Larutan kemudian didinginkan dan ditambahkan dengan akuades hingga 1000 ml. Reagen disimpan pada botol gelap. C. Reagen Chlorostannous Acid Sebanyak 2,5 g SnCl2.2H2O dilarutkan ke dalam 10 ml HCl pekat sambil dipanaskan di labu takar hingga larutan berwarna jernih kemudiang dinginkan. Setelah dingin, larutan ditambahkan dengan akuabides hingga volume mencapai 100 ml. Reagen disimpan pada botol gelas. D. Substrat L-Tryptophan (prekursor IAA) Sebanyak 200 mg L-Tryptophan (Merck) dilarutkan dalam 6 ml HCl 1 N. Setelah larut sempurna, tambahkan dengan 4 ml akuades kemudian diaduk hingga merata. Sebanyak 3 ml NaOH 2 N kemudian ditambahkan dan larutan diaduk hingga tercampur rata. Atur ph menjadi 7,0, kemudian ditambahkan dengan akuades hingga volume mencapai 20 ml. Sterilisasi menggunakan milipore 0,2 µm, letakkan pada botol steril dan disimpan pada kulkas.
bio.unsoed.ac.id
E. Substrat 1-Aminocyclopropane 1-Carboxylic Acid (prekursor ACC Deaminase) Sebanyak 100 mg 1-Aminocyclopropane 1-Carboxylic Acid (Sigma-Aldrich) dilarutkan dalam 1,987 ml akuades untuk membuat konsentrasi sebanyak 0,5 M ACC. milipore 0,2 µm, letakkan pada botol steril dan disimpan pada suhu -20oC.
50
Lampiran 4. Kurva Standar IAA (Kolorimetri dan HPLC) A. Kurva Standar IAA (Kolorimetri) Sebanyak 0,001 g Indole 3-Acetic Acid dilarutkan dalam 10 ml Methanol sehingga didapatkan larutan stok 100 mg/L IAA. Seri pengenceran dibuat larutan induk dengan cara melarutkan stok ke dalam medium Nutrient Broth 50% (v/v) dengan ketentuan seperti berikut mg/L IAA (ml) NB 50% (ml)
0 0 5
2 0,1 4,9
4 0,2 4,8
6 0,3 4,7
8 0,4 4,6
10 0,5 4,5
12 0,6 4,4
14 0,7 4,3
16 0,8 4,2
18 0,9 4,1
20 1 4
22 1,1 3,9
Sebanyak 0,5 ml larutan induk dipindahkan ke tabung reaksi kosong kemudian ditambahkan dengan reagen Salkowski sebanyak 1 ml kemudian divortex dan inkubasi pada ruang gelap selama 30 menit. Tiap seri pengenceran dibuat pengulangan dua kali (duplo). Setelah inkubasi, nilai absorbansi diukur pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 530 nm. Data nilai absorbansi dibuat regresi linier untuk mendapatkan persamaan kurva standar IAA.
B. Kurva Standar IAA HPLC (High Performance Liquid Chromatography) Sebanyak 0,01 g Indole 3-Acetic Acid dilarutkan dalam 10 ml Methanol sehingga didapatkan larutan stok 1000 mg/L IAA. Seri pengenceran dibuat larutan induk dengan cara melarutkan stok ke dalam medium Methanol (v/v) dengan ketentuan seperti berikut mg/L IAA (ml) Methanol (ml)
0 0 5
10 0,05 4,95
20 0,1 4,9
30 0,15 4,85
40 0,2 4,8
50 0,25 4,75
60 0,3 4,7
70 0,35 4,65
80 0,4 4,6
90 0,45 4,55
100 0,5 4,5
Tiap seri pengenceran kemudian diambil sebanyak ±1 ml kemudian disaring menggunakan milipore PTFE 0,22 µm untuk menghilangkan kotoran. Sampel kemudian
bio.unsoed.ac.id
diinjeksi pada alat HPLC dan tunggu hingga terbentuk peak chromatogram dan catat luas areanya. Regresi linier dibuat berdasarkan luas area yang terbentuk.
51
Hasil pengukuran absorbansi Kurva Standar IAA (Kolorimetri)
mg/L abs1 abs2 Rataan 0 -0,0133 -0,0156 -0,01445 2 0,0162 0,0193 0,01775 4 0,0464 0,0504 0,0504 6 0,0934 0,0889 0,09115 8 0,1418 0,1392 0,1405 10 0,1611 0,178 0,178 12 0,2107 0,2281 0,2194 14 0,2485 0,262 0,25525 16 0,256 0,2991 0,2991 18 0,3126 0,332 0,332 20 0,365 0,374 0,3695 22 0,4159 0,4351 0,4159 Regresi Linier Kurva Standar IAA (Kolorimetri)
Kurva Standar IAA Nilai Absorbansi 530 nm
0,5
y = 0,0197x - 0,021 R² = 0,999
0,4 0,3 0,2
Series1
0,1
Linear (Series1)
0 -0,1
0
5
10
15
20
25
Konsentrasi IAA (mg/l)
Berdasarkan regresi linier kurva standar IAA didapatkan persamaan : y = 0,0197x – 0,021 Cara Perhitungan : Abs. Sampel A = 0,567, berapa konsentrasi IAA ? y = 0,0197x - 0,021
↔
0,0197x = y + 0,021 0,0197x = 0,567 + 0,021 bio.unsoed.ac.id 0,0197x = 0,588 x = 0,588/0,0197 x = 29,848
Jadi, konsentrasi IAA pada sampel A adalah 29,848 mg/L.
52
Hasil Pengukuran Luas Area Peak Chromatogram Standar IAA (HPLC)
mg/L Luas Peak Area 0 0 10 98409 20 248347 30 411483 40 498110 60 793498 80 1049086 90 1213242 100 1397929 Regresi Linier Kurva Standar IAA (HPLC)
Standar IAA-HPLC 1500000
y = 13825x - 26048 R² = 0,9975
Axis Title
1000000
Series1
500000
Linear (Series1) 0 0
20
-500000
40
60
80
100
120
Axis Title
Berdasarkan regresi linier kurva standar IAA didapatkan persamaan : y = 13825x - 26048 Cara Perhitungan : Luas Peak Area Sampel A = 42420, berapa konsentrasi IAA ? y = 13825x - 26048
↔
13825x = y + 26048 13825x = 42420 + 26048 13825x = 68468 x = 68468/13825 bio.unsoed.ac.id x = 4,952
Jadi, konsentrasi IAA pada sampel A adalah 4,952 mg/L.
53
Lampiran 5. Pengukuran IAA isolat Azospirillum spp. asal lahan pasir besi dengan metode Kolorimetri
Kode Isolat HR154 KR33 HR92 HR124 HR141 HR152
Rataan Abs 0,0715 0,0804 0,0914 0,1051 0,0968 0,1073
0 jam Kons. IAA (mg.L-1) 4,695 5,147 5,706 6,401 5,980 6,513
Jam Pengamatan 24 jam 48 jam Rataan Kons.IAA Rataan Kons.IAA Abs (mg.L-1) Abs. (mg.L-1) 0,083 5,279 0,937 48,629 0,818 42,589 0,7 36,599 1,47275 75,825 1,89025 97,018 0,36775 19,734 0,53075 28,008 1,09625 56,713 0,952 49,391 1,015 52,589 0,8515 44,289
Keterangan : Abs = Absorbansi; Kons = Konsentrasi
Cara Perhitungan : Abs. Sampel A = 0,567, berapa konsentrasi IAA ? y = 0,0197x - 0,021
↔
0,0197x = y + 0,021 0,0197x = 0,567 + 0,021 0,0197x = 0,588 x = 0,588/0,0197 x = 29,848
Jadi, konsentrasi IAA pada sampel A adalah 29,848 mg/L.
bio.unsoed.ac.id
54
Lampiran 6. Pengukuran IAA isolat Azospirillum spp. asal lahan pasir besi dengan metode HPLC Jam pengamatan Kode Isolat HR154 KR33 HR92 HR124 HR141 HR152
24 jam Luas Peak Area Jumlah IAA (mg.L-1) 36649 4,535045 57444 6,039204 407168 31,3357 173539 14,43667 114991 10,20174 47414 5,313707
48 jam Luas Peak Area Jumlah IAA (mg.L-1) 72680 7,141266 42420 4,952477 584574 44,16796 239456 19,20463 112839 10,04608 112446 10,01765
Cara Perhitungan : Luas Peak Area Sampel A = 42420, berapa konsentrasi IAA ? y = 13825x - 26048
↔
13825x = y + 26048 13825x = 42420 + 26048 13825x = 68468 x = 68468/13825 x = 4,952
Jadi, konsentrasi IAA pada sampel A adalah 4,952 mg/L.
bio.unsoed.ac.id
55
Lampiran 7. Kurva Standar Fosfat Anorganik Terlarut (KH2PO4) Sebanyak 0,2199 g KH2PO4 dikeringkan pada oven bersuhu 60oC selama satu jam kemudian didinginkan di dalam dessicator hingga bobot konstan lalu dilarutkan dalam 500 ml akuades sehingga didapatkan larutan induk fosfat 100 mg/L. Larutan induk kemudian dibuat seri pengenceran dengan cara memasukkan sejumlah variasi volume larutan induk ke dalam labu takar 50 ml sehingga didapatkan konsentrasi seri pengenceran seperti berikut mg/L Volume Lar.Induk
0 0
5 2,5
10 5
15 7,5
20 10
30 15
35 17,5
40 20
45 22,5
Larutan induk yang telah dimasukkan dalam labu takar kemudian ditambahkan dengan 10 ml reagen Chloromolybdic Acid kemudian dikocok hingga homogen. Setelah homogen kemudian ditambahkan dengan 100 µl reagen Chlorostannous Acid dan dikocok hingga tercampur rata lalu ditambahkan akuades hingga 50 ml. Larutan akan berubah warna menjadi biru dan tunggu hingga 10 menit kemudian diukur absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 600 nm. Data absorbansi kemudian dibuat analisis regresi liniernya sehingga didapatkan persamaan kurva standar fosfat.
bio.unsoed.ac.id
56
Hasil pengukuran nilai absorbansi kurva standar Fosfat Anorganik Terlarut mg/L 0 5 10 15 25 30 35 40 45
Abs2 0,006 0,04 0,0623 0,0901 0,1456 0,1723 0,1867 0,2201 0,241
Rataan 0,00595 0,0399 0,0618 0,0898 0,1406 0,16675 0,1866 0,21665 0,2384
Regresi Linier Kurva Standar Fosfat Anorganik Terlarut (Spektrofotometri)
Standar Fosfat Anorganik Terlarut Nilai Absorbansi 600 nm
Abs1 0,0059 0,0398 0,0613 0,0895 0,1356 0,1612 0,1865 0,2132 0,2358
0,25
y = 0,005x + 0,0109 R² = 0,999
0,2 0,15 0,1
Series1
0,05
Linear (Series1)
0 0
10
20
30
40
50
Konsentrasi Fosfat (mg/L)
Berdasarkan regresi linier kurva standar fosfat anorganik terlarut didapatkan persamaan : y = 0,005x + 0,0109 Cara Perhitungan : Abs. Sampel A = 0,425, berapa konsentrasi fosfat anorganik terlarut dengan faktor pengenceran 50x ? y = 0,005x + 0,0109 ↔
0,005x = y - 0,0109 0,005x = 0,425 – 0,0109 0,005x = 0,406 bio.unsoed.ac.id x = 0,406/0,005 x = 81,2 x = 81,2 x 50 = 4060
Jadi, konsentrasi fosfat anorganik terlarut pada sampel A adalah 4060 mg/L.
57
Lampiran 8. Analisis Perkecambahan Biji Ulangan Perlakuan
1
2
3
KONTROL
70
80
90
HR154
90
60
KR33
80
60
HR92
100
HR141
Rataan
Deviasi
80
10
60
70
17,32051
30
56,66667
25,16611
80
80
86,66667
11,54701
100
100
100
100
0
HR124
80
60
50
63,33333
15,27525
HR152
80
90
80
83,33333
5,773503
ANOVA : Faktor Tunggal Groups KONTROL
Count
Sum
Average
Variance
3
240
80
100
HR154
3
210
70
300
KR33
3
170
56,66667
633,3333
HR92
3
260
86,66667
133,3333
HR141
3
300
100
0
HR124
3
190
63,33333
233,3333
HR152
3
250
83,33333
33,33333
Sumber Variasi
JK
DB
KT
Fhitung
F tabel
3,224806**
2,847726
Perlakuan
3961,9048
6
660,3175
Galat
2866,6667
14
204,7619
Total
6828,5714
20
UJI BEDA NYATA TERKECIL Tabel Korelasi KONTROL KONTROL HR154
HR154
KR33
HR92
HR141
HR124
HR152
1 10
1
KR33
23,33333
13,33333
1
HR92
6,666667
16,66667
30
1
HR141
20
30
43,33333
13,33333
1
HR124
16,66667
6,666667
6,666667
23,33333
36,66667
HR152
3,333333
13,33333
bio.unsoed.ac.id 26,66667 3,333333 16,66667
58
1 20
1
Lampiran 9. Analisis Seedling Bioassay (15 hari setelah tanam) A. Tinggi Tanaman Perlakuan
Ulangan
Rataan
Deviasi
1
2
3
KONTROL
8,7
7,3
6,2
7,400
1,253
HR154
6,8
9,8
10,5
9,033
1,966
KR33
8,5
8,3
9,8
8,867
0,814
HR92
7,2
8,4
4,6
6,733
1,943
HR141
9,5
9,1
8,9
9,167
0,306
HR124
8,7
9,5
7,8
8,667
0,850
HR152
7,6
8,2
8,4
8,067
0,416
Rataan
Variansi
ANOVA : Faktor Tunggal Perlakuan KONTROL
Jumlah
Jumlah
3
22,2
7,4
1,57
HR154
3
27,1
9,033333
3,863333
KR33
3
26,6
8,866667
0,663333
HR92
3
20,2
6,733333
3,773333
HR141
3
27,5
9,166667
0,093333
HR124
3
26
8,666667
0,723333
HR152
3
24,2
8,066667
0,173333
ANOVA Sumber Variasi
JK
DB
KT
Fhitung
F tabel
1,63055ns
2,847726
15,1781
6
2,529683
Galat
21,72
14
1,551429
Total
36,8981
20
Perlakuan
bio.unsoed.ac.id
59
B. Panjang Akar Ulangan Perlakuan
Rataan
Deviasi
2,3
4
2,0663978
5,5
6,5
5,266667
1,3650397
5,2
5,6
5,233333
0,3511885
5,2
7,2
3,8
5,4
1,7088007
HR141
8,8
5,2
4,8
6,266667
2,2030282
HR124
10,4
6,7
7,4
8,166667
1,9655364
HR152
5,6
5,4
5,2
5,4
0,2
1
2
3
KONTROL
6,3
3,4
HR154
3,8
KR33
4,9
HR92
ANOVA : Faktor Tunggal Perlakuan KONTROL
Jumlah
Jumlah
Rataan
Variansi
3
12
4
4,27
HR154
3
15,8
5,266667
1,863333
KR33
3
15,7
5,233333
0,123333
HR92
3
16,2
5,4
2,92
HR141
3
18,8
6,266667
4,853333
HR124
3
24,5
8,166667
3,863333
HR152
3
16,2
5,4
0,04
Sumber Variasi
JK
DB
KT
Fhitung
F tabel
1,927695ns
2,847726
Perlakuan
29,63143
6
4,938571
Galat
35,86667
14
2,561905
Total
65,4981
20
bio.unsoed.ac.id
60
C. Bobot Basah Tanaman Perlakuan
Ulangan
Rataan
Deviasi
1
2
3
KONTROL
0,23
0,36
0,31
0,300
0,066
HR154
0,62
0,59
0,6
0,603
0,015
KR33
0,42
0,28
0,52
0,407
0,121
HR92
0,36
0,38
0,41
0,383
0,025
HR141
0,45
0,4
0,42
0,423
0,025
HR124
0,52
0,46
0,48
0,487
0,031
HR152
0,36
0,37
0,29
0,340
0,044
ANOVA : Faktor Tunggal Perlakuan KONTROL
Jumlah 3
Jumlah 0,9
Rataan 0,3
Variansi 0,0043
HR154
3
1,81
0,603333
0,000233
KR33
3
1,22
0,406667
0,014533
HR92
3
1,15
0,383333
0,000633
HR141
3
1,27
0,423333
0,000633
HR124
3
1,46
0,486667
0,000933
HR152
3
1,02
0,34
0,0019
Sumber Variasi Perlakuan
JK 0,181162
Galat Total
DB 6
KT 0,030194
0,046333
14
0,00331
0,227495
20
Fhitung 9,123261**
F tabel 2,847726
HR141
HR124
UJI BEDA NYATA TERKECIL Tabel Korelasi KONTROL KONTROL
HR154
KR33
HR92
HR152
1
HR154
0,303333
1
KR33
0,106667
0,196667
1
HR92
0,083333
0,22
0,023333
1
HR141
0,123333
0,18
0,016667
0,04
HR124
0,186667
0,116667
HR152
0,04
1
0,08 0,103333 0,063333 bio.unsoed.ac.id 0,263333 0,066667 0,043333 0,083333
61
1 0,146667
1
D. Bobot Kering Tanaman Ulangan Perlakuan
Rataan
Deviasi
1
2
3
KONTROL
0,04
0,06
0,05
0,050
0,010
HR154
0,07
0,06
0,06
0,063
0,006
KR33
0,05
0,03
0,05
0,043
0,012
HR92
0,03
0,04
0,04
0,037
0,006
HR141
0,04
0,05
0,05
0,047
0,006
HR124
0,06
0,06
0,06
0,060
0,000
HR152
0,04
0,05
0,04
0,043
0,006
ANOVA : Faktor Tunggal Perlakuan KONTROL
Jumlah
Jumlah
Rataan
Variansi
3
0,15
0,05
1E-04
HR154
3
0,19
0,063333
3,33E-05
KR33
3
0,13
0,043333
0,000133
HR92
3
0,11
0,036667
3,33E-05
0,046667
3,33E-05
HR141
3
0,14
HR124
3
0,18
0,06
0
HR152
3
0,13
0,043333
3,33E-05
Sumber Variasi
JK
DB
KT
Fhitung
F tabel
5,242424**
2,847726
Perlakuan
0,001648
6
0,000275
Galat
0,000733
14
5,24E-05
Total
0,002381
20
UJI BEDA NYATA TERKECIL Tabel Korelasi KONTROL KONTROL
HR154
KR33
HR92
HR141
HR124
HR152
1
HR154
0,076009
1
KR33
0,056009
0,056009
1
HR92
0,049342
0,049342
0,049342
1
HR141
0,059342
0,059342
0,059342
0,059342
HR124
0,072676
1 bio.unsoed.ac.id 0,072676 0,072676 0,072676 0,072676
HR152
0,056009
0,056009
0,056009
0,056009
62
0,056009
1 0,016667
1
E. Kandungan Klorofil Daun Ulangan Perlakuan KONTROL
Rataan
Deviasi
1
2
3
27,3
24,2
31,4
27,633
3,612
26
19
30,8
25,267
5,934
KR33
23,9
26,5
28,5
26,300
2,307
HR92
22,2
28
27,4
25,867
3,190
HR141
29,1
19,6
22,5
23,733
4,869
HR124
23,9
26,8
28,9
26,533
2,511
HR152
22,3
22,7
20,2
21,733
1,343
Jumlah
Rataan
HR154
ANOVA : Faktor Tunggal Perlakuan KONTROL
Jumlah
Variansi
3
82,9
27,63333
13,04333
HR154
3
75,8
25,26667
35,21333
KR33
3
78,9
26,3
5,32
HR92
3
77,6
25,86667
10,17333
HR141
3
71,2
23,73333
23,70333
HR124
3
79,6
26,53333
6,303333
HR152
3
65,2
21,73333
1,803333
ANOVA Sumber Variasi
JK
DB
KT
Fhitung
F tabel
0,859367ns
2,847726
70,38952
6
11,73159
Galat
191,12
14
13,65143
Total
261,5095
20
Perlakuan
bio.unsoed.ac.id
63
Lampiran 10. Dokumentasi Penelitian
Gambar 1. Uji Kemampuan Pelarutan Fosfat
Gambar 5. Uji Antagonisme terhadap F.oxysporum
Gambar 2. Uji Kemampuan Produksi IAA Gambar 6. Uji Perkecambahan Biji Jagung setelah 7 hari inkubasi
Gambar 3. Pengukuran Siderofor Unit
Estimasi
bio.unsoed.ac.id Gambar 7. Tanaman jagung 15 hari setelah tanam
Gambar 4. Deaminase
Uji
Kemampuan
ACC