20
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1
Komposisi Vegetasi Berdasarkan data vegetasi baik data primer maupun data sekunder
diperoleh beberapa informasi mengenai nama lokal, nama ilmiah, habitus, famili dan kegunaannya. Berikut akan dibahas lebih lanjut vegetasi berdasarkan komposisi famili, komposisi spesies, komposisi spesies tumbuhan berdasarkan habitus, dominansi vegetasi, indeks keanekaragaman spesies (H’), indeks kemerataan (E), dan indeks kekayaan spesies (Dmg). 5.1.1 Komposisi spesies Hasil analisis vegetasi yang dilakukan di kawasan hutan lindung RPH Guci diperoleh spesies tumbuhan sebanyak 155 spesies dari 66 famili. Data komposisi spesies dan famili pada tiga tipe hutan pegunungan disajikan pada Gambar 2.
Jumlah spesies
120
114
100 72
80 60
70
55 42
40
40
Spesies Famili
20 0 Hutan peg. Atas
Hutan peg. Tengah
Hutan peg. Bawah
Tipe hutan pegunungan Gambar 2 Komposisi spesies dan famili pada tipe hutan pegunungan.
Gambar 2 menunjukkan spesies tertinggi terdapat pada hutan pegunungan atas dengan jumlah spesies sebanyak 114 spesies dari 55 famili. Pada ketiga hutan pegunungan tersebut, yaitu hutan pegunungan atas, hutan pegunungan tengah, dan hutan pegunungan bawah terdapat spesies dan famili yang sama diantaranya alang-alang (Imperata cylindrica), P. merkusii, dan P. oocarpa. Famili tumbuhan yang paling banyak ditemukan adalah famili Poaceae sebanyak 15 spesies, Fabaceae 10 spesies, dan famili Asteraceae 10 spesies.
21
Gambar 2 menunjukan komposisi spesies terbesar terdapat pada hutan pegunungan atas, dan untuk hutan pegunungan tengah memiliki jumlah spesies yang lebih besar dibandingkan dengan hutan pegunungan bawah. Hal ini tidak sesuai dengan teori ekologi yang menjelaskan bahwa semakin tinggi suatu daerah maka keanekaragaman spesies semakin berkurang, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah cahaya dan suhu (Soerianegara & Indrawan 1998). Banyaknya spesies di hutan pegunungan atas di hutan lindung RPH Guci dipengaruhi oleh komposisi tegakan yang ada, dimana di dalam hutan pegunungan atas terdiri atas tiga jenis tegakan yaitu rimba campur (RBC), pinus, dan hutan alam. Aktivitas yang jarang dilakukan masyarakat di hutan pegunungan atas khususnya pada tegakan hutan alam mengakibatkan dampak kerusakan hutan yang kecil dibandingkan pada hutan pegunungan bawah. Hutan alam pada hutan pegunungan atas merupakan hutan lindung mutlak, dimana kondisi dari hutan tersebut masih alami. Hutan pegunungan tengah dan pegunungan bawah memiliki jumlah spesies yang cukup rendah dibandingkan dengan jumlah spesies di hutan alam. Tegakan yang ada pada tipe hutan tersebut adalah RBC dan pinus. Hutan pegunungan tengah dan bawah merupakan hutan lindung terbatas (HLT), dimana keadaan alamnya dengan batas-batas tertentu dan sedikit banyak masih dapat diambil hasilnya, salah satunya hasil hutan non kayu berupa getah pinus. Hal ini menunjukkan adanya aktivitas masyarakat di dalam kawasan hutan pegunungan tengah dan bawah. 5.1.2 Komposisi spesies berdasarkan habitus Komposisi spesies tumbuhan yang berada di kawasan hutan lindung RPH Guci berdasarkan habitusnya dikelompokkan menjadi enam macam, yaitu pohon, perdu, herba, liana, semak, dan epifit. Data mengenai komposisi habitus dapat dilihat pada Gambar 3.
22
Jumlah spesies
70 60 50 40 30 20 10 0
59
31 23
28
11 3 Epifit
Liana
Herba
Semak
Perdu
Pohon
Habitus Gambar 3 Komposisi spesies berdasarkan habitus.
Data pada Gambar 3 menunjukkan bahwa spesies yang paling banyak ditemukan terdapat pada habitus pohon yaitu sebanyak 59 spesies (38,06%) dan jumlah spesies terkecil terdapat pada habitus epifit sebanyak 3 spesies (1,93%) yaitu Belvisia spicata, Asplenium nidus, dan Bulbophyllum antenniferum. Hal ini menunjukkan bahwa spesies dengan habitus pohon memiliki keanekaragaman spesies yang paling tinggi. Informasi mengenai habitus masing-masing spesies dapat dilihat pada Lampiran 2. 5.1.3 Dominansi vegetasi Dominansi menggambarkan suatu spesies utama yang mempengaruhi dan melaksanakan kontrol terhadap komunitas dengan menunjukkan banyaknya jumlah jenis, besarnya ukuran maupun pertumbuhannya yang dominan (Fachrul 2007). Dominansi suatu spesies berkaitan dengan Indeks Nilai Penting (INP), semakin tinggi nilai INP suatu spesies, maka spesies tersebut memiliki dominansi yang tinggi dalam komunitasnya. Daftar spesies yang memiliki INP tertinggi berdasarkan tingkat pertumbuhan dan tipe hutan akan disajikan lebih rinci sebagai berikut: 5.1.3.1 Dominansi di rimba campur (RBC) Indeks Nilai Penting (INP) menentukan dominansi jenis tumbuhan terhadap tumbuhan lain. Dominansi spesies di tiga tipe hutan pada tegakan RBC disajikan pada Tabel 8.
23
Tabel 8
Spesies dengan INP tertinggi di tiga tipe hutan pegunungan pada tegakan RBC
Tingkat Pertumbuh an/ habitus Semai
Hutan Peg. Atas
Pancang
Pinus oocarpa
43,61
Tiang
120,57
Pohon
Lithocarpus sundaicus Pinus merkusii
Tumbuhan bawah
Scoparia dulcis
Nama ilmiah Areca pumila
Hutan Peg. Tengah INP Nama ilmiah (%) Dimocarpus 52,20 longan Pinus oocarpa 54,35
INP (%) 41,84
84,70 44,25
Eucalyptus saligna Pinus merkusii
156,56
Pogonatherum paniceum
21,05
300
Hutan Peg. Bawah Nama INP ilmiah (%) Pinus 123,61 oocarpa Pinus 102,60 oocarpa Pinus 124,88 oocarpa Pinus 300 oocarpa Scoparia 19,81 dulcis
Spesies yang mendominasi di hutan pegunungan atas adalah L. sundaicus yaitu pada tingkat tiang dengan INP sebesar 120,57%, di hutan pegunungan tengah didominasi oleh P. merkusii sebesar 300%, dan pada hutan pegunungan bawah didominasi oleh P. oocarpa 300%. P. merkusiii dan P. oocarpa merupakan vegetasi utama yang ada dalam wilayah kawasan hutan Perum Perhutani KPH Pekalongan Barat khususnya RPH Guci sebagai mayoritas tanaman komersial yang diusahakan. P. oocarpa lebih mendominasi pada hutan pegunungan bawah, pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan P. merkusii, merupakan faktor dilakukannya penanaman spesies tersebut. Selain itu, pinus merupakan spesies endemik yang mudah tumbuh dan memberikan pertumbuhan yang baik (Ali et al. 2009). Tingkat pancang merupakan komponen permudaan yang sangat penting karena kunci sukses atau tidaknya proses permudaan tersebut berlangsung dapat dilihat pada fase tersebut (Sidiyasa et al. 2006). Pada ketiga tipe hutan pegunungan pada tingkat pancang sama-sama didominasi oleh P. oocarpa. 5.1.3.2 Dominansi di tegakan pinus Dominansi spesies di tiga tipe hutan pada tegakan Pinus disajikan pada Tabel 9. Tabel 9 Spesies dengan INP tertinggi di tiga tipe hutan pegunungan pada tegakan pinus Tingkat Pertumbuhan/ habitus Tumbuhan bawah
Hutan Peg. Atas Nama INP ilmiah (%) Scoparia 37,65 dulcis
Hutan Peg. Tengah INP Nama ilmiah (%) Scoparia 27,39 dulcis
Hutan Peg. Bawah Nama ilmiah Scoparia dulcis
INP (%) 33,62
24
S. dulcis merupakan spesies yang mampu beradaptasi sehingga spesies tersebut yang mendominasi dalam komunitasnya. Berdasarkan hasil analisis vegetasi S. dulcis terdapat di berbagai ketinggian yaitu hutan pegunungan atas, tengah, dan bawah baik di tegakan RBC, pinus, dan hutan alam. Hal tersebut menggambarkan S. dulcis mudah beradaptasi dengan kondisi lingkungannya. 5.1.3.4 Dominansi di hutan alam Dominansi spesies di tipe hutan pegunungan atas pada tegakan hutan alam disajikan pada Tabel 10. Tabel 10 Spesies dengan INP tertinggi di tiga tipe hutan Tingkat Pertumbuhan/ habitus Semai Pancang Tiang Pohon Tumbuhan bawah
Hutan Peg. Atas Nama ilmiah Areca pumila Laportea stimulans Glochidion obscurum Lithocarpus sundaicus Scoparia dulcis
INP (%) 100,34 26,96 45,35 55,06 17,00
Spesies yang mendominasi di hutan alam yaitu A. pumila dengan INP sebesar 100,34% pada tingkat semai. A. pumila hanya ditemukan pada hutan pegunungan atas, hal tersebut menggambarkan bahwa di hutan pegunungan atas khususnya di hutan alam merupakan tempat tumbuh yang sesuai. Spesies yang mendominasi pada hutan pegunungan atas untuk tingkat semai dan tumbuhan bawah dapat dilihat pada Gambar 4.
A
B
Gambar 4 Spesies yang mendominasi: a) Areca pumila, b) Scoparia dulcis. Tingkat dominansi suatu spesies dalam suatu komunitas salah satunya dipengaruhi oleh faktor eksternal. Faktor eksternal merupakan faktor luar yang mempengaruhi seperti iklim, geografis, edafis, dan biotik (Hasanah 2011). Spesies yang memiliki INP kecil merupakan spesies yang tidak mendominasi yang
25
dikarenakan oleh faktor tersebut misalnya kesesuaian habitat yang tidak mencukupi.
(a)
(b)
(c)
Gambar 5 Kondisi vegetasi a) hutan rimba campur (RBC), b) hutan tanaman pinus, c) hutan alam. Kawasan hutan lindung RPH Guci memiliki kemampuan regenerasi yang baik. Menurut Marito (2010), jumlah semai dan tumbuhan bawah pada suatu hutan menentukan keberlangsungan hutan tersebut untuk regenerasi sehingga tetap ada, hal tersebut dapat diketahui dari tingkat pertumbuhan atau habitus yang mendominasi. 5.1.4 Komposisi famili Berdasarkan hasil kegiatan analisi vegetasi yang telah dilakukan di Kawasan Hutan Lindung (HL) RPH Guci, terdapat 155 spesies terdiri atas 66 famili yang tersebar di tiga kelas ketinggian yaitu hutan pegunungan atas, hutan pegunungan tengah, dan hutan pegunungan bawah. Komposisi famili dari ketiga hutan pegunungan berdasarkan ketinggian tersebut dapat dilihat pada Gambar 6.
Jumlah famili
60
55
50
40
42
hutan pegunungan tengah
hutan pegunungan bawah
40 30 20 10 0 hutan pegunungan atas
Tipe hutan pegunungan Gambar 6 Komposisi famili berdasarkan tipe hutan pegunungan. Jumlah famili pada hutan pegunungan atas memiliki proporsi yang lebih besar dari pada hutan pegunungan tengah dan bawah. Hal ini dikarenakan hutan
26
pegunungan atas memiliki tiga tipe hutan yaitu RBC, hutan tanaman pinus, dan hutan alam serta komposisi famili yang bermacam. Sedangkan di hutan pegunungan tengah dan bawah hanya terdapat dua tipe hutan, yaitu RBC dan hutan tanaman pinus. Hutan pegunungan tengah memiliki jumlah famili lebih kecil dibandingkan dengan hutan pegunungan bawah dan hutan pegunungan tengah, hal ini dimungkinkan spesies yang berada pada RBC dan hutan tanaman pinus hampir sama. Famili yang paling banyak ditemukan dari ketiga tipe hutan pegunungan tersebut berturut-turut adalah famili Poaceae, yaitu sebanyak 15 spesies, Fabaceae 10 spesies, Asteraceae 10 spesies, Myrtaceae, Polypodiaceae, dan Rubiaceae masing-masing enam spesies. Hal ini menunjukkan bahwa famili Poaceae memiliki dominansi yang tinggi dibandingkan dengan famili lainnya. 5.1.5 Keanekaragaman (H’), kemerataan (E), dan kekayaan spesies (Dmg) Data yang diperoleh dihitung menggunakan Shannon-Wiener Index untuk mengetahui keanekaragaman spesies. Disamping itu, dihitung juga indeks kemerataan spesies (E), dan indeks kekayaan margalef (Dmg). Data hasil perhitungan pada masing-masing tingkat pertumbuhan di tipe hutan yang berbeda disajikan pada Tabel 11. Tabel 11 Rekapitulasi indeks keanekaragaman spesies (H’), kemerataan spesies (E), kekayaan spesies (Dmg) berdasarkan tipe hutan No 1
Tipe hutan Hutan pegunungan atas -RBC
-Pinus -Hutan alam
2
Hutan pegunungan tengah -RBC
Tingkat pertumbuhan/habitus
Keanekaragaman spesies (H’)
Kemerataan (E)
Kekayaan (Dmg)
Semai Pancang Tiang Pohon Tumbuhan bawah Tumbuhan bawah Semai Pancang Tiang Pohon Tumbuhan bawah
2,38 2,61 1,61 1,72 3,08 2,96 1,79 2,76 2,78 2,63 3,28
0,87 0,92 0,89 0,88 0,81 0,80 0,69 0,89 0,92 0,86 0,88
3,82 4,23 1,95 2,07 6,38 5,25 2,38 4,09 4,52 4,28 5,60
Semai Pancang Tiang Pohon
1,84 2,01 0,69 0
0,95 0,83 0,99 -
2,07 2,28 0,48 -
27
Tabel 11 Rekapitulasi indeks keanekaragaman spesies (H’), kemerataan spesies (E), kekayaan spesies (Dmg) berdasarkan tipe hutan (Lanjutan) No
3
Tipe hutan -Pinus Hutan pegunungan bawah -RBC
-Pinus
Tingkat pertumbuhan/habitus Tumbuhan bawah Tumbuhan bawah
Semai Pancang Tiang Pohon Tumbuhan bawah Tumbuhan bawah
Keanekaragaman spesies (H’) 3,25 3,35
Kemerataan (E) 0,86 0,87
Kekayaan (Dmg) 7,04 5,92
0,92 1,61 1,07 0 3,29 3,06
0,83 0,73 0,97 0,85 0,84
0,83 2,07 1,11 6,01 5,03
Indeks keanekaragaman pada masing-masing tipe hutan memiliki nilai yang beragam. Keanekaragaman spesies yang rendah terdapat di hutan pegunungan tengah dan bawah yaitu untuk tingkat pertumbuhan tiang dan pohon di hutan pegunungan tengah, dan tingkat pertumbuhan semai dan pohon di hutan pegunungan bawah. Keanekaragaman spesies dalam kategori sedang tersebar di tiga tipe hutan pegunungan. Hutan pegunungan atas yaitu pada hutan RBC (semai, pancang, tiang dan pohon), hutan tanaman pinus (tumbuhan bawah), dan hutan alam (semai, pancang, tiang, dan pohon). Sedangkan pada hutan pegunungan tengah dan bawah keanekaragaman dalam kategori sedang hanya terdapat di hutan RBC yaitu tingkat pertumbuhan semai dan pancang di hutan pegunungan tengah, tingkat pertumbuhan pancang, dan tiang di hutan pegunungan bawah. Keanekaragaman yang tergolong tinggi, yaitu pada tumbuhan bawah di tiga tipe hutan pegunungan yaitu hutan pegunungan atas (RBC dan hutan alam), hutan pegunungan tengah (RBC dan hutan tanaman pinus), dan hutan pegunungan bawah (RBC dan hutan tanaman pinus). Nilai indeks kemerataan spesies (E) memiliki selang antara 0-1 (Magurran 1988), dari Tabel 11 terlihat bahwa kemerataan spesies-spesies dari tingkat pertumbuhan menunjukkan penyebaran individu yang relatif merata. Indeks kekayaan suatu spesies menunjukkan kekayaan spesies dalam suatu komunitas, besarnya indeks kekayaan suatu spesies memiliki selang antara 3,5-5,0 (Magurran 1988). Berdasarkan Tabel 13 Indeks keanekaragaman, kemerataan, dan kekayaan spesies dengan nilai tertinggi terdapat di hutan pegunungan tengah.
28
Indeks keanekaragaman spesies tertinggi, yaitu pada tumbuhan bawah di tegakan pinus yaitu sebesar 3,35. Dalam hal ini, keanekaragaman spesies terendah terdapat pada tingkat pohon di hutan pegunungan tengah dan hutan pegunungan bawah di tegakan RBC sebesar 0. Indeks kemerataan spesies di tiga tipe tegakan hutan menunjukkan penyebaran individu-individu yang merata dari setiap spesies pada masing-masing tingkat pertumbuhan yang ada dengan nilai Dmg mendekati 1. Indeks kemerataan spesies tertinggi yaitu pada tingkat tiang di hutan pegunungan tengah yaitu pada tegakan RBC sebesar 0,99. Tumbuhan bawah merupakan habitus yang memiliki nilai kekayaan spesies tertinggi di ketiga tipe hutan pegunungan. Indeks kekayaan spesies tertinggi yaitu pada tumbuhan bawah yang terdapat di hutan pegunungan tengah RBC sebesar 7,04. Indeks kekayaan spesies yang tergolong rendah terdapat di hutan pegunungan atas pada tegakan RBC tingkat tiang dan pohon. Indeks keanekaragaman (H’) berkorelasi positif dengan indeks kekayaan spesies (R). Hal ini dapat dilihat pada Tabel 11 yang menunjukan bahwa indeks keanekaragaman spesies (H’) yang tinggi menghasilkan indeks kekayaan spesies (R) yang tinggi pula, hal yang sama berpengaruh juga terhadap kemerataan suatu spesies (E). Faktor yang mempengaruhi hal tersebut diantaranya jumlah spesies dan jumlah individu yang ditemukan pada lokasi penelitian. 5.2 Potensi Tumbuhan Obat di Kawasan Hutan Lindung RPH Guci 5.2.1
Komposisi spesies tumbuhan obat Hasil analisis vegetasi dari 155 spesies yang ditemukan, terdapat sebanyak
98 spesies (63,22%) dari 53 famili merupakan tumbuhan yang berpotensi sebagai obat. Berikut komposisi spesies dan famili tumbuhan berpotensi obat yang terdapat pada masing-masing hutan pegunungan (Gambar 7).
Jumlah spesies
29
80 70 60 50 40 30 20 10 0
68 51
44
46 36
35 Spesies Famili
Hutan peg. Atas
Hutan peg. Tengah
Hutan peg. bawah
Tipe hutan pegunungan Gambar 7 Komposisi spesies dan famili yang berpotensi obat pada ketiga tipe hutan pegunungan. Spesies tumbuhan yang berpotensi sebagai obat lebih banyak ditemukan di hutan pegunungan atas yaitu sebesar 68 spesies dari 44 famili, dimana pada ketiga hutan pegunungan tersebut terdapat spesies dan famili yang sama. Famili yang mendominasi adalah Poaceae dan Fabaceae, masing-masing sebesar enam spesies (6,31%). 5.2.2
Komposisi famili tumbuhan obat Keanekaragaman tumbuhan yang terdapat di kawasan hutan lindung RPH
Guci terdiri atas 53 famili dari 98 spesies (63,22%) yang sudah diketahui kegunaannya sebagai tumbuhan obat. Komposisi famili tumbuhan obat dengan jumlah spesies terbanyak disajikan pada Gambar 8. 3
Rubiaceae Poaceae
Famili
4
3
Moraceae
4
3 3 3
Melastomataceae Fabaceae Asteraceae 1
2
3
6
4
3 0
6
5
4
5
6
7
Jumlah spesies Gambar 8 Komposisi spesies tumbuhan obat berdasarkan famili. Gambar 8 menunjukkan beberapa famili tumbuhan obat dengan jumlah spesies terbanyak antara lain famili Asteraceae tiga spesies, Euphorbiaceae empat
30
spesies, Fabaceae enam spesies, Malvaceae tiga spesies, Melastomataceae tiga spesies, Meliaceae tiga spesies, Moraceae empat spesies, Myrtaceae lima spesies, Poaceae enam spesies, Polypodiaceae tiga spesies, Rubiaceae empat spesies, dan Verbenaceae tiga spesies. Hal tersebut menunjukan spesies tumbuhan obat yang paling banyak ditemukan berasal dari famili Poaceae dan Fabaceae yaitu masingmasing sebanyak enam spesies. Spesies tumbuhan obat yang termasuk dalam famili Poaceae antara lain alang-alang, bambu tali (Giganthochloa apus), kamijara (Cymbopogon nardus), rumput grinting (Cynodon dactylon), rumput pring-pringan (Pogonatherum paniceum), dan tebu (Saccharum officinarum) sedangkan spesies tumbuhan obat yang termasuk dalam famili Fabaceae yaitu flemingia (Flemingia strobilifera), kaliandra putih (Calliandra tetragona), kayu dadap (Erythrina microcarpa), petai cina (Leucana glauca), petai hutan (Parkia speciosa), dan secang (Caesalpinia sappan). Kesesuaian tempat tumbuh merupakan salah satu faktor yang mendukung spesies dari famili tersebut yang mendominasi. Famili Poaceae lebih mendominasi pada kondisi lingkungan yang terbuka atau rindang, kondisi lingkungan dengan ketersediaan sinar matahari yang cukup, merupakan tempat tumbuh yang sesuai. 5.2.3
Komposisi spesies tumbuhan obat berdasarkan habitus Komposisi tumbuhan obat yang terdapat di kawasan hutan lindung RPH
Jumlah spesies
Guci berdasarkan habitusnya dapat dilihat pada Gambar 9. 40 35 30 25 20 15 10 5 0
38
21 16
17
Herba
Semak
5 1 Epifit
Liana
Perdu
Pohon
Habitus Gambar 9 Komposisi spesies tumbuhan obat berdasarkan habitus. Tumbuhan yang berpotensi sebagai tumbuhan obat di kawasan hutan lindung RPH Guci lebih banyak ditemukan pada habitus pohon yaitu sebanyak 38
31
spesies (38,77%) dari 59 spesies yang ditemukan, perdu 21 spesies (21,42%) dari 28 spesies, semak 17 spesies (17,35%) dari 23 spesies, herba 16 spesies (16,32%) dari 31 spesies, liana 5 spesies (5,10%) dari 11 spesies, dan komposisi spesies terkecil pada habitus epifit sebanyak 1 spesies (1,02%) yaitu Asplenium nidus, dari 3 spesies. 5.2.4 Kelompok penyakit/penggunaan tumbuhan obat Berdasarkan
kelompok
penyakit/penggunaannya,
spesies-spesies
tumbuhan obat yang terdapat di kawasan hutan lindung RPH Guci dikelompokan kedalam 22 kelompok penyakit/penggunaan. Kelompok penyakit tertinggi terdapat pada kelompok penyakit/penggunaan saluran pencernaan yaitu sebanyak 38 spesies, dan terendah ditemukan pada kelompok penyakit telinga sebesar dua spesies.
Rekapitulasi
klasifikasi
tumbuhan
obat
berdasarkan
kelompok
penyakit/penggunannya tersaji pada Tabel 12. Tabel 12
Rekapitulasi Jumlah Spesies Tumbuhan Obat di Kawasan Hutan Lindung RPH Guci
No 1
Kelompok penyakit/penggunaan Gangguan peredaran darah
Jumlah spesies 11
2 3 4 5 6 7 8
Penawar racun Pengobatan luka Penyakit diabetes Penyakit gigi Penyakit ginjal Penyakit kanker/tumor Penyakit kuning
6 10 6 3 7 1 8
9 10
Penyakit khusus wanita Penyakit kulit
8 23
11
Perawatan organ tubuh wanita
5
12 13
Penyakit malaria Penyakit mata
4 13
14 15
Penyakit mulut Penyakit otot dan persendian
9 10
16 17
Penyakit telinga Tonikum
2 4
18
Penyakit saluran pembuangan
25
19 20
Penyakit saluran pencernaan Penyakit saluran pernafasan/ THT
38 26
21 22
Perawatan kehamilan dan persalinan Perawatan rambut, muka, kulit
6 7
23
Lain-lain
36
32
1.
Spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit gangguan peredaran darah Spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk mengobati penyakit
gangguan peredaran darah terdiri atas 11 spesies, yaitu andul-andul, jeruk nipis, kopi, kunyit, mahoni, orang-aring, petai cina, salam, secang, selada air, dan wortel. Nama spesies tumbuhan beserta bagian yang digunakan disajikan pada Tabel 13.
Gambar 10 Andul-andul (Sida acuta Burm.f.). Tabel 13 Spesies tumbuhan obat di Kawasan Hutan Lindung RPH Guci yang dimanfaatkan untuk mengobati penyakit darah tinggi No
Nama lokal
1
Andul-andul
Sida acuta
2
Jeruk nipis
Citrus aurantium
3 4
Kopi Kunyit
Coffea robusta Curcuma domestica
5 6 7 8
Mahoni Orang-aring Petai cina Salam
Swietenia macrophylla Scoparia dulcis Leucana glauca Syzygium polyanthum
9 10 11
Secang Selada air wortel
Caesalpinia sappan Nasturtium officinale Daucus carota
2.
Nama ilmiah
Bagian yang digunakan Daun, akar Buah , bunga, daun Biji, daun Rimpang Biji Daun, akar Biji Daun, kulit batang, akar, buah Batang Herba Buah, daun
Khasiat/macam penyakit Penambah darah, Tekanan darah tinggi Tekanan darah rendah Tekanan darah tinggi, tekanan darah rendah Tekanan darah tinggi Hipertensi Hipertensi, Kolesterol tinggi, hipertensi Gangguan darah Hipertensi Tekanan darah tinggi, kadar kolesteroldarah tinggi, stroke
Spesies tumbuhan untuk penawar racun Spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk penawar racun terdiri atas
enam spesies, yaitu kopi, labu buah, melati hutan, pisang hutan, talas, dan wortel. Nama spesies tumbuhan beserta bagian yang digunakan disajikan pada Tabel 14.
33
Gambar 11 Melati hutan (Clerodendrum inerme L. Gaertn.). Tabel 14 Spesies tumbuhan obat di Kawasan Hutan Lindung RPH Guci yang dimanfaatkan untuk mengobati/penawar racun No
Nama lokal
Nama ilmiah
Bagian yang digunakan
Khasiat/macam penyakit
1
Kopi
Coffea robusta
Biji, daun
2
Labu buah
Cucurbita moschata
Buah
3
Melati hutan
Akar, biji
4
Pisang hutan
Clerodendrum inerme Musa paradisiaca
Penawar racun, Mengobati bisa binatang Penawar racun
Rimpang, batang
Penawar racun
5
Talas
Colocasia esculenta
Umbi, getah
6
wortel
Daucus carota
Buah, daun
Digigit ular berbisa Keracunan bahan kimia
3. Spesies tumbuhan obat untuk pengobatan luka Spesies tumbuhan untuk mengobati luka terdiri atas 10 spesies, yaitu gewor, harendong, kaliandra putih, kamijara, markisa, melati hutan, pacar air, sontak, suyung, dan talas. Nama spesies tumbuhan beserta bagian yang digunakan disajikan pada Tabel 15.
Gambar 12 Talas (Colocasia esculenta L. Schoot.).
34
Tabel 15 Spesies tumbuhan obat di Kawasan Hutan Lindung RPH Guci yang dimanfaatkan untuk pengobatan luka No
Nama lokal
Nama ilmiah Commelina paleata
Bagian yang digunakan Daun
Khasiat/macam penyakit Luka
Clidemia hirta
Daun
1
Gewor
2
Harendong
3
Calliandra tetragona
Daun
4
Kaliandra putih Kamijara
Pendarahan luka sayatan Obat luka
Cymbopogon nardus
Herba
Memar
5
Markisa
Passiflora laurifolia
Daun
Luka-luka, memar
6
Melati hutan
Clerodendrum inerme
Akar, biji
Luka-luka
7
Pacar air
Impatiens balsamina
Herba
obat anti inflamasi
8
Sontak
Mikania scandens
Daun
Obat luka
9
Suyung
Erechthites valerianifolia
Daun
Mengobati luka
10
Talas
Colocasia esculenta
Umbi, getah
Pembalut luka
4. Spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit diabetes Spesies tumbuhan untuk mengobati penyakit diabetes terdiri atas enam spesies, yaitu banyon, jambon, mahoni, petai cina, petai hutan, dan salam. Nama spesies tumbuhan beserta bagian yang digunakan disajikan pada Tabel 16.
Gambar 13 Salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.). Tabel 16 Spesies tumbuhan obat di Kawasan Hutan Lindung RPH Guci yang dimanfaatkan untuk penyakit diabetes No
Nama lokal
Nama ilmiah
1
Banyon
Strobilanthes crispus
Bagian yang digunakan Daun
Khasiat/macam penyakit Diabetes
2
Jambon
Eugenia syzygium
Kulit batang, daun
Obat sakit gula
3
Mahoni
Swietenia macrophylla
Biji
Kencing manis
4
Petai cina
Medinilla speciosa
Biji
Kencing manis
5
Petai hutan
Parkia speciosa
Daun, biji
Kencing manis
6
Salam
Syzygium polyanthum
Daun, kulit batang, akar, buah
Kencing manis
35
5. Spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit gigi Spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit gigi terdiri atas tiga spesies yaitu, cengkeh hutan, kunyit, dan selada air. Nama spesies tumbuhan beserta bagian yang digunakan disajikan pada Tabel 17.
Gambar 14 Selada air (Nasturtium officinale L. R. Br.). Tabel 17 Spesies tumbuhan obat di Kawasan Hutan Lindung RPH Guci yang dimanfaatkan untuk penyakit gigi No
Nama lokal
Nama ilmiah
Bagian yang digunakan
Syzygium sp.
2
Cengkeh hutan Kunyit
Curcuma domestica
Daun, buah, kulit batang Rimpang
3
Selada air
Nasturtium officinale
Herba
1
Khasiat/macam penyakit Sakit gigi Radang gusi Sakit gigi
6. Spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit ginjal Spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit ginjal terdiri atas tujuh spesies yaitu, alang-alang, kayu kebek, kopi, petai cina, pisang hutan, selada air, dan wortel. Nama spesies tumbuhan beserta bagian yang digunakan disajikan pada Tabel 18.
Gambar 15 Pisang hutan (Musa paradisiaca L.).
36
Tabel 18 Spesies tumbuhan obat di Kawasan Hutan Lindung RPH Guci yang dimanfaatkan untuk penyakit ginjal No
Nama lokal
1
Alang-alang
2
Nama ilmiah Imperata cylindrica
Bagian yang digunakan Herba
Khasiat/macam penyakit
Kayu kebek
Ficus alba
Daun
obat bengkak karena peradangan ginjal akut Ginjal
3
Kopi
Coffea robusta
Biji, daun
Radang ginjal
4
Petai cina
Leucana glauca
Biji
Radang ginjal
5
Pisang hutan
Musa paradisiaca
Rimpang, batang
Ginjal
6
Selada air
Nasturtium officinale
Herba
Gangguan ginjal
7
Wortel
Daucus carota
Buah, daun
Batu ginjal
7. Spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit kanker/tumor Spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit kanker atau tumor terdapat satu spesies yaitu wortel (Tabel 19).
Gambar 16 Wortel (Daucus carota L.). Tabel 19 Spesies tumbuhan obat di Kawasan Hutan Lindung RPH Guci yang dimanfaatkan untuk penyakit kanker/tumor No 1
8.
Nama lokal Wortel
Nama ilmiah Daucus carota
Bagian yang digunakan Buah, daun
Khasiat/macam penyakit Kanker
Spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit kuning Spesies tumbuhan obat untuk mengobati pnyakit kuning terdiri atas
delapan spesies, yaitu benikan, jerukan, melati hutan, petai hutan, rumput tembagan, rumput wudelan, selada air, dan wortel. Nama spesies tumbuhan beserta bagian yang digunakan disajikan pada Tabel 20.
37
Gambar 17 Benikan (Gomphrena globosa L.). Tabel 20 Spesies tumbuhan obat di Kawasan Hutan Lindung RPH Guci yang dimanfaatkan untuk penyakit kuning No
Nama lokal
Nama ilmiah
Bagian yang digunakan Bunga
Liver
Glycosmis cochinchinensis Clerodendrum inerme
Daun
Obat sakit empedu
Akar, biji
Penyakit radang hati.
Gomphrena globosa
Khasiat/macam penyakit
1
Benikan
2
Jerukan
3
Melati hutan
4
Parkia speciosa
Daun, biji
Limpa
Hydrocotyle sibthorpioides Kyllinga brevifolia
Herba Herba
Sakit kuning, sirosis hati, batu empedu Radang hati
7
Petai hutan Rumput tembagan Rumput wudelan Selada air
Nasturtium officinale
Herba
Gangguan hati
8
Wortel
Daucus carota
Buah, daun
Hepatitis
5 6
9. Spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit khusus wanita Spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit khusus wanita terdiri dari delapan spesies, yaitu durian, jeruk nipis, kamijara, kayu suriya, kembang sepatu, kunyit, pacar air, dan petai cina. Nama spesies tumbuhan beserta bagian yang digunakan disajikan pada Tabel 21.
Gambar 18 Pacar air (Impatiens balsamina L.).
38
Tabel 21 Spesies tumbuhan obat di Kawasan Hutan Lindung RPH Guci yang dimanfaatkan untuk penyakit khusus wanita No
Nama lokal
1
Durian
2
Jeruk nipis
3
Kamijara
4
Kayu suriya
5
Kembang sepatu
6
Kunyit
7 8
Nama ilmiah Durio zibethinus Citrus aurantium Cymbopogon nardus Toona sinensis
Bagian yang digunakan Akar, daun, kulit buah Buah , bunga, daun Herba
Khasiat/macam penyakit Pelancar haid Melangsingkan badan Haid tidak teratur Obat peluruh haid
Hibiscus rosa-sinensis
Batang, daun, bunga, kulit batang Akar, daun, bunga
Curcuma domestica
Rimpang
Pacar air
Impatiens balsamina
Herba
Tidak datang haid, keputihan Melancarkan haid,
Petai cina
Leucana glauca
Biji
Obat peluruh haid,
Melancarkan haid
10. Spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit kulit Spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit kulit terdiri atas 23 spesies. Daftar nama spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit kulit disajikan pada Tabel 22.
Gambar 19 Bal-balan (Hyptis brevipes Poit.). Tabel 22 Spesies tumbuhan obat di Kawasan Hutan Lindung RPH Guci yang dimanfaatkan untuk penyakit kulit No
Nama lokal
1
Alang-alang
2
Nama ilmiah Imperata cylindrica
Bagian yang digunakan Herba
Khasiat/macam penyakit
Bal-balan
Hyptis brevipes
Daun
Menghilangkan haus pada penderita campak Kulit bernanah
3
Braja lintang
Belamcanda chinensis
Rimpang, daun
Bengkak
4
Cakar ayam
Sellaginella unsinata
Herba
Eksim
5
Combrang
Nicolaia speciosa
Daun
Mengurangi bau keringat
6
Durian
Durio zibethinus
Akar, daun, kulit buah
Cantengan
39
Tabel 22 Spesies tumbuhan obat di Kawasan Hutan Lindung RPH Guci yang dimanfaatkan untuk penyakit kulit (Lanjutan) No
Nama lokal
Nama ilmiah
7
Flemingia
Flemingia strobilifera
Bagian yang digunakan Daun
8
Villebrunea rubescens
Batang
Bengkak, cacar
9
Kayu jurang Kayu mesawa
Engelhardia spicata
Kulit batang
Gatal-gatal
Curcuma domestica
Rimpang
10
Kunyit
11
Markisa
Passiflora laurifolia
Daun
12
Nangka
Artocarpus heterophyllus
13
15
Pacar air Pakis andam berduri Pakis kawat
Biji, daun, buah, batang, kulit batang Herba
Campak, kudis, koreng, eksim, gatal-gatal, bengkak-bengkak. Luka-luka, memar, bisul, eksim, kadas, kurap Mengobati borok, koreng, luka,
16
Pakis sayur
17 18
Impatiens balsamina
Khasiat/macam penyakit Penyakit kulit
Bisul
Dicranopteris dichotoma Lycopodium cernuum
Herba
Memar
Herba
Obat bisul
Diplazium esculentum
Daun
Petai cina
Leucana glauca
Biji
Menghilangkan bau keringat Luka berdarah, bisul
Parkia speciosa
Daun, biji
Cacar monyet
19
Petai hutan Pinus merkusii
Pinus merkusii
Getah
20
puyengan
Lantana camara
Daun
21
Rambutan
Nephelium lappaceum
Kulit buah
Mengobati bisul dan sakit kulit Menghilangkan bengkakbengkak Jerawat, kudis
22
Wortel
Daucus carota
Buah, daun
Campak, cacar
23
Waru lot
Thespesia populnea
Daun, buah
Sakit kepala, kudis, membasmi kutu kepala
14
11. Spesies tumbuhan obat untuk perawatan organ tubuh wanita Spesies tumbuhan obat untuk perawatan organ tubuh wanita terdiri atas lima spesies, yaitu cakar ayam, jambu biji, jeruk nipis, kunyit, dan secang. Nama spesies tumbuhan obat beserta bagian yang digunakan disajikan pada Tabel 23.
Gambar 20 Jambu biji (Syzygium aqueum (Burm. F.)).
40
Tabel 23 Spesies tumbuhan obat di Kawasan Hutan Lindung RPH Guci yang dimanfaatkan untuk perawatan organ tubuh wanita No
Nama lokal
1
Cakar ayam
2
Jambu biji
3
Jeruk nipis
4
Kunyit
5
Secang
Nama ilmiah Sellaginella unsinata
Bagian yang digunakan Herba
Khasiat/macam penyakit
Syzygium aqueum
Akar, daun
Citrus auranticum
Melangsingkan badan
Curcuma domestica
Buah , bunga, daun Rimpang
Caesalpinia sappan
Batang
Radang payudara
obat pembersih darah haid Pembersih keputihan
Radang rahim
12. Spesies tumbuhan obat untuk penyakit malaria Spesies tumbuhan obat untuk penyakit malaria terdiri atas empat spesies, yaitu braja lintang, jeruk nipis, kina, dan rumput wudelan. Nama spesies tumbuhan obat beserta bagian yang digunakan disajikan pada Tabel 24.
Gambar 21 Rumput wudelan (Kyllinga brevifolia Rottb.). Tabel 24 Spesies tumbuhan obat di Kawasan Hutan Lindung RPH Guci yang dimanfaatkan untuk penyakit malaria No
Nama lokal
Nama ilmiah
1
Braja lintang
Belamcanda chinensis
2
Jeruk nipis
3
Kina Rumput wudelan
4
Citrus auranticum
Bagian yang digunakan Rimpang, daun
Khasiat/macam penyakit Malaria panas pada malaria
Chinchona succirubra
Buah , bunga, daun Buah, daun
Kyllinga brevifolia
Herba
Malaria
Parasit malaria,
13. Spesies tumbuhan obat untuk penyakit mata Spesies tumbuhan obat untuk penyakit mata terdiri atas 13 spesies. Daftar nama spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit kulit disajikan pada Tabel 25.
41
Gambar 22 Bandotan (Ageratum conyzoides L.). Tabel 25 Spesies tumbuhan obat di Kawasan Hutan Lindung RPH Guci yang dimanfaatkan untuk penyakit mata No
Nama lokal
Giganthochloa apus
Bagian yang digunakan Tunas
Bandotan
Ageratum conyzoides
Akar, daun
Radang selaput mata, demam Sakit mata
Gomphrena globosa
Bunga
Radang mata
Syzygium sp. Mussaenda frondosa
Daun, buah, kulit batang Daun
Mata nyeri
5
Benikan Cengkeh hutan Kalikadep
6
Kayu jurang
Villebrunea rubescens
Batang
Mata bengkak
7
Curcuma domestica
Rimpang
Mata
Solanum ningrum
Buah
9
Kunyit Leunca hutan Rukem
Flacourtia rukam
Daun
Mengobati sakit mata pada ayam Obat sakit mata
10
Salam
Syzygium polyanthum
Sakit mata
11
Secang
Caesalpinia sappan
Daun, kulit batang, akar, buah Batang
12
Selada air
Nasturtium officinale
Herba
Rabun
13
Wortel
Daucus carota
Buah, daun
Rabun senja
1
Bambu tali
2 3 4
8
Nama ilmiah
Khasiat/macam penyakit
Obat mata
Obat mata
14. Spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit mulut Spesies tumbuhna obat untuk penyakit mulut terdiri atas sembilan spesies, yaitu aren, brembet, jambu air, parijata, rambutan, rumput tembagan, selada air, strawberi hutan, dan teh-tehan. Nama spesies tumbuhan obat beserta bagian yang digunakan disajikan pada Tabel 26.
42
Gambar 23 Brembet (Rubus moluccanus L.). Tabel 26 Spesies tumbuhan obat di Kawasan Hutan Lindung RPH Guci yang dimanfaatkan untuk penyakit mulut No
Nama lokal
1
Aren
Arenga pinnata
Bagian yang digunakan Buah
2
Brembet
Rubus moluccanus
Akar, daun
Sariawan
3
Jambu air
Syzygium aqueum
Kulit batang
Sariawan
4
Parijata
Medinella speciosa
Daun, buah
Obat sariawan,
5
Rambutan
Nephelium lappaceum
Kulit buah
Obat sariawan
Rumput tembagan
Hydrocotyle sibthorpioides
Herba
6
Nasturtium officinale
Herba
Sariawan, radang tenggorokan, infeksi amandel. Sariawan
Rubus rosaefolius
Akar, daun
Sariawan.
Acalypha hispida Burm.
Akar, daun
Sariawan
8
Selada air Strawberi hutan
9
Teh-tehan
7
Nama ilmiah
Khasiat/macam penyakit Sariawan
15. Spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit otot dan persendian Spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit otot dan persendian terdiri atas 10 spesies, yaitu combrang, kamijara, kunyit, mahoni, pacar air, pakis andam tak berduri, pulai, rambutan, selada air, dan tumpangan. Nama spesies tumbuhan obat beserta bagian yang digunakan disajikan pada Tabel 27.
Gambar 24 Tumpangan (Hedyotis verticillata L.).
43
Tabel 27 Spesies tumbuhan obat di Kawasan Hutan Lindung RPH Guci yang dimanfaatkan untuk penyakit otot dan persendian No
Nama lokal
Nama ilmiah
1
Combrang
Nicolaia speciosa
Bagian yang digunakan Daun
Khasiat/macam penyakit
2
Kamijara
Cymbopogon nardus
Herba
Otot, sendi ngilu
3
Kunyit
Curcuma domestica
Rimpang
Encok
4
Mahoni
Swietenia macrophylla
Biji
Rematik
5
Pacar air
Impatiens balsamina L.
Herba
6
Pakis andam tak berduri
Lygodium circinatum
Akar, daun
Leher terasa kaku, rematik. Keseleo
7
Pulai
Alstonia scholaris
Pegel-pegel
8
Rambutan
Nephelium lappaceum
Akar, kulit batang, daun Kulit buah
9
Selada air
Nasturtium officinale
Herba
Keseleo.
10
Tumpangan
Hedyotis verticillata
Herba
Anti rematik
Encok
Encok
16. Spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit telinga Spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit telinga terdiri atas dua spesies, yaitu markisa dan rumput tembagan. Nama spesies tumbuhan obat beserta bagian yang digunakan disajikan pada Tabel 28. Tabel 28 Spesies tumbuhan obat di Kawasan Hutan Lindung RPH Guci yang dimanfaatkan untuk penyakit telinga No 1 2
Nama lokal Markisa Rumput tembagan
Nama ilmiah Passiflora laurifolia Hydrocotyle sibthorpioides
Bagian yang digunakan Daun
Khasiat/macam penyakit Obat radang telinga
Herba
Infeksi telinga tengah
17. Spesies tumbuhan obat untuk tonikum Spesies tumbuhan obat untuk mengobati tonikum atau penambah tenaga (kekuatan) terdiri atas empat spesies yaitu, jeruk nipis, kayu suriya, kina, dan nangka. Nama spesies tumbuhan obat beserta bagian yang digunakan disajikan pada Tabel 29.
44
Gambar 25 Kayu suriya (Toona sinensis (A. Juss.) Roem.). Tabel 29 Spesies tumbuhan obat di Kawasan Hutan Lindung RPH Guci yang dimanfaatkan untuk tonikum No
Nama lokal
Nama ilmiah Citrus auranticum
Bagian yang digunakan Buah , bunga, daun
Khasiat/macam penyakit Menambah stamina Tonikum
Tonikum
1
Jeruk nipis
2
Kayu suriya
3
kina
Chinchona succirubra
Batang, daun, bunga, kulit batang Buah, daun
4
nangka
Artocarpus heterophyllus
Biji, daun, buah, batang, kulit batang
Toona sinensis
Tonikum kuat
18. Spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit saluran pembuangan Spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit saluran pembuangan terdiri atas 25 spesies. Daftar nama spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit kulit disajikan pada Tabel 30.
Gambar 26 Gewor (Commelina paleata Hassk.).
45
Tabel 30 Spesies tumbuhan obat di Kawasan Hutan Lindung RPH Guci yang dimanfaatkan untuk penyakit saluran pembuangan No
Nama lokal
1
Alang-alang
2
Aren
3
Benikan
4
Imperata cylindrica
Bagian yang digunakan Herba
Arenga pinnata
Buah
Gomphrena globosa
Bunga
Syzygium sp.
5
Cengkeh hutan Combrang
Nicolaia speciosa
Daun, buah, kulit batang Daun
6
Gewor
Commelina paleata
Daun
7
Hampelas Kayu anggrung Kayu dempul Kayu jurang Kembang sepatu Kopi
Ficus ampelas
Buah
Pelancar air seni
Trema orientalis
Akar
Glochidion obscurum
Daun
Obat murus dan kencing berdarah Berak darah
Villebrunea rubescens
Batang
Peluruh air seni
Hibiscus rosa-sinensis
Akar, daun, bunga
Kencing bernanah,
Coffea robusta
Biji, daun
Peluruh air seni
Passiflora laurifolia
Daun
Kencing nanah
Dicranopteris dichotoma Achyranthes aspera L.
Herba
infeksi saluran kencing
Akar
Buang air besar berdarah
Pogonatherum paniceum
Herba
Melancarakan air seni
Hydrocotyle sibthorpioides Kyllinga brevifolia
Herba
Infeksi saluran kencing
18
Markisa Pakis andam berduri Renggetan Rumput pringpringan Rumput tembagan Rumput wudelan
Herba
19
Secang
Caesalpinia sappan
Batang
20
Selada air
Nasturtium officinale
Herba
Urine mengandung lemak Obat luka dalam, buang air berdarah Peluruh air seni,
21
Sengganian
Melastoma affine
Herba
Buang air besar berdarah
22
Talas
Colocasia esculenta
Umbi, getah
Obat berak darah
23
Tebu
Saccharum officinarum
Akar
Buang air besar berdarah
24
Tumpangan
Hedyotis verticillata
Herba
Peluruh air seni
25
wortel
Daucus carota
Buah, daun
Radang kandung kemih, batu saluran kencing
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Nama ilmiah
Khasiat/macam penyakit Infeksi saluran kemih, air kemih berdarah Wasir Buang air kecil tidak lancar Kencing tidak lancar Tinja berdarah Peluruh keringat
19. Spesies tumbuhan obat untuk mengobati saluran pencernaan Spesies tumbuhan obat untuk mengobati saluran pencernaan terdiri atas 38 spesies. Daftar nama spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit kulit disajikan pada Tabel 31.
46
Gambar 27 Coetan/nyangkuhan (Curculigo capitulata (Lour.) O. Kuntze). Tabel 31 Spesies tumbuhan obat di Kawasan Hutan Lindung RPH Guci yang dimanfaatkan untuk penyakit saluran pencernaan No
Nama lokal
Nama ilmiah
1
Andul-andul
Sida acuta
Bagian yang digunakan Daun, akar
2
Bambu tali
Giganthochloa apus
Tunas
Pencegah mual
3
Bandotan
Ageratum conyzoides
Akar, daun
Sakit perut
4
Benikan
Gomphrena globosa
Bunga
Disentri
5
Braja lintang Cengkeh hutan
7
Coetan/nyangkuhan
Rimpang, daun Daun, buah, kulit batang Buah Daun
Pencahar, nyeri lambung
6
Belamcanda chinensis Syzygium sp.
8
Combrang
9
Flemingia
10
Ganyong merah
11
Curculigo capitulata Nicolaia speciosa
Khasiat/macam penyakit Sakit perut
Sembelit, kurang nafsu makan Merangsang nafsu makan Kurang nafsu makan, pencernaan makanan kurang baik, kolera, difteri Obat cacing
Flemingia strobilifera Canna edulis
Daun
Gorang
Trevesia sundaica
Daun
obat mencret, lambung, radang usus, perut mulas Penambah nafsu makan
12
Jambu biji
Psidium guajava
Akar, daun
Disentri
13
Jerukan
Daun
14
Kalikadep
Glycosmis cochinchinensis Mussaenda frondosa
Daun
obat sakit empedu, dan sakit perut mulas Penyakit usus
15
Kamijara
Cymbopogon nardus
Herba
Nyeri lambung, diare
16
Kathokan
Daun
Obat cuci perut
17
Kayu dempul
Stenochlaena palustris Glochidion obscurum
Daun
Berak darah, perut mulas
Toona sinensis 18
Kayu suriya
Cacingan, didentri, menambah nafsu makan
19
Kina
Batang, daun, bunga, kulit batang Buah, daun
20
Kopi
Biji, daun
Perut mulas, disentri, mencret, kolera
Chinchona succirubra Coffea robusta
Herba
Obat diare
47
Tabel 31 Spesies tumbuhan obat di Kawasan Hutan Lindung RPH Guci yang dimanfaatkan untuk penyakit saluran pencernaan (Lanjutan) No
Nama lokal
Nama ilmiah Curcuma domestica
21
Kunyit
22
Mahoni
23
Mangga
24
Orang-aring
25
Swietenia macrophylla Mangifera indica
Bagian yang digunakan Rimpang
Biji
Khasiat/macam penyakit Obat radang umbai usus buntu, sembelit, diare, disentri Kurang nafsu makan, Diare, obat cacing
Scoparia dulcis
Kulit batang, biji Daun, akar
Parijata
Medinella speciosa
Daun, buah
Mengobati diare
26
Petai cina
Leucana glauca
Biji
Obat cacing
27
Petai hutan
Parkia speciosa
Daun, biji
Obat cacing
28
Pisang hutan
Musa paradisiaca
pendarahan usus
29
Pulai
30
Pulutan
Urena lobata
Rimpang, batang Akar, kulit batang, daun Akar, daun
31
Rumput grinting
Cynodon dactylon
Herba
Sakit perut
32
Rumput wudelan
Kyllinga brevifolia
Herba
Syzygium polyanthum 33
Salam
34
secang
Caesalpinia sappan
Daun, kulit batang, akar, buah Batang
Disentri basiler, nyeri lambung Obat diare dan lambung lemah
35
Selada air
Nasturtium officinale
Herba
36
Strawberi hutan
Rubus rosaefolius
Akar, daun
Suyung
Erechthites valerianifolia
Daun
37
Daucus carota
Buah, daun
38
wortel
Alstonia scholaris
Lambung, disentri
Memperkuat lambung Mengobati sakit perut
Diare Gangguan pencernaan, penambah nafsu makan Sakit perut Sakit perut, gangguan pencernaan, perut kembung Nyeri perut, perut kembung, sembelit, diare kronis pada bayi
20. Spesies tumbuhan obat untuk mengobati saluran pernafasan/THT Spesies tumbuhan obat untuk mengobati saluran pernafasan/THT terdiri atas 26 spesies. Daftar nama spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit kulit disajikan pada Tabel 32.
48
Gambar 28 Strawberi hutan (Rubus rosaefolius J. E. Smith.). Tabel 32 Spesies tumbuhan obat di Kawasan Hutan Lindung RPH Guci yang dimanfaatkan untuk penyakit saluran pernafasan/THT No
Nama lokal
1
Alang-alang
2 3
Nama ilmiah Imperata cylindrica
Bagian yang digunakan Herba
Khasiat/macam penyakit
Aren
Arenga pinnata
Buah
Mimisan, batuk darah, sesak Tuberkulosis, paru
Bambu tali
Giganthochloa apus
Tunas
Asma
Gomphrena globosa
Bunga
Belamcanda chinensis
Rimpang, daun
Syzygium sp.
Batuk rejan, radang saluran pernafasan akut dan menahun, sesak nafas, tuberkulosis, Radang tenggorokan, asma, batuk Batuk, sesak nafas
4
Benikan
5
Braja lintang
6
Cengkeh hutan
7
Jeruk nipis
8
Kalikadep
Mussaenda frondosa
Daun, buah, kulit batang Buah , bunga, daun Daun
9
Kamijara
Cymbopogon nardus
Herba
Batuk
10
Laportea stimulans
Kulit batang
Obat batuk, obat rambut
Hibiscus rosa-sinensis
Akar, daun, bunga
Obat batuk
12
Kemaduan Kembang sepatu Kina
Chinchona succirubra
Buah, daun
Pelindung influenza
13
Kunyit
Curcuma domestica
Rimpang
Radang hidung
14
Mentol
Akar
Flu
Nangka
16
Scoparia dulcis Dicranopteris dichotoma Lycopodium cernuum
Herba
Batuk
18
Orang-aring Pakis andam berduri Pakis kawat
Biji, daun, buah, batang, kulit batang Daun, akar
Obat batuk
15
Pycnanthemum virginianum Artocarpus heterophyllus
Herba
Obat batuk, sesak nafas
19
Renggetan
Achyranthes aspera
Akar
Batuk
20
Rukem
Flacourtia rukam
Daun
Sesak nafas
11
17
Citrus aurantium
Influenza, batuk, lendir di tenggorokan Obat batuk
Batuk, bronkhitis
49
Tabel 32 Spesies tumbuhan obat di Kawasan Hutan Lindung RPH Guci yang dimanfaatkan untuk penyakit saluran pernafasan/THT (Lanjutan) No
Nama lokal
Nama ilmiah Hydrocotyle sibthorpioides Kyllinga brevifolia
25
Rumput tembagan Rumput wudelan Selada air Strawberi hutan Suplir
26
wortel
21 22 23 24
Bagian yang digunakan Herba
Khasiat/macam penyakit
Nasturtium officinale
Herba
Batuk, pilek, sesak nafas, radang tenggorokan Flu, radang saluran pernafasan Obat asma, batuk, TBC
Rubus rosaefolius
Akar, daun
Batuk
Nephrolepis bisserata
Daun
Mengobati batuk
Daucus carota
Buah, daun
Sesak nafas
Herba
21. Spesies tumbuhan obat untuk perawatan kehamilan dan persalinan Spesies tumbuhan obat untuk perawatan kehamilan dan persalinan terdiri atas enam spesies, yaitu braja lintang, brembet, cengkeh hutan, kembang sepatu, nangka, dan strawberi hutan. Nama spesies tumbuhan obat beserta bagian yang digunakan disajikan pada Tabel 33.
Gambar 29 Braja lintang (Belamcanda chinensis (L.) DC.). Tabel 33 Spesies tumbuhan obat di Kawasan Hutan Lindung RPH Guci yang dimanfaatkan untuk perawatan kehamilan dan persalinan No
Nama lokal
4
Braja lintang Brembet Cengkeh hutan Kembang sepatu
5
Nangka
6
Strawberi hutan
1 2 3
Nama ilmiah Belamcanda chinensis
Bagian yang digunakan Rimpang, daun
Rubus moluccanus
Akar, daun
Syzygium sp. Hibiscus rosa-sinensis
Daun, buah, kulit batang Akar, daun, bunga
Artocarpus heterophyllus Rubus rosaefolius
Biji, daun, buah, batang, kulit batang Akar, daun
Khasiat/macam penyakit Pengobatan setelah bersalin Mencegah keguguran Keguguran Mempercepat persalinan Melancarkan ASI Menjaga kehamilan
50
22. Spesies tumbuhan obat untuk perawatan rambut, muka, dan kulit Spesies tumbuhan obat untuk perawatan rambut, muka, dan kulit terdiri atas tujuh spesies, yaitu jeruk nipis, kemaduan, pakis sarang burung, pisang hutan, rambutan, waru lot dan wortel. Nama spesies tumbuhan obat beserta bagian yang digunakan disajikan pada Tabel 34.
Gambar 30 Paku sarang burung (Stachytarpheta indica (L.) Vahl.). Tabel 34 Spesies tumbuhan obat di Kawasan Hutan Lindung RPH Guci yang dimanfaatkan untuk perawatan rambut, muka, dan kulit No 1
Jeruk nipis
Citrus aurantium
Bagian yang digunakan Buah , bunga, daun
2
Laportea stimulans
Kulit batang
Obat rambut
Stachytarpheta indica
Daun
Mencuci rambut
4
Kemaduan Paku sarang burung Pisang hutan
Musa paradisiaca
Rimpang, batang
Penyubur rambut
5
Rambutan
Nephelium lappaceum
Kulit buah
6
Waru lot
Thespesia populnea
Daun, buah
Kutu kepala, dan rambut kotor. Membasmi kutu kepala
7
Wortel
Daucus carota
Buah, daun
Memperindah rambut
3
Nama lokal
Nama ilmiah
Khasiat/macam penyakit Ketombe
23. Spesies tumbuhan obat untuk pengobatan lain-lain Spesies tumbuhan obat untuk pengobatan lain-lain terdiri atas 36 spesies. Daftar nama spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit kulit disajikan pada Tabel 35.
51
Gambar 31 Pulutan (Urena lobata L.). Tabel 35 Spesies tumbuhan obat di Kawasan Hutan Lindung RPH Guci yang dimanfaatkan untuk pengobatan lain-lain No
Nama lokal
1
Bambu tali
2
Bandotan
3
Benikan
4
Cengkeh hutan
5
Combrang
6
Durian
7
Gewor
8
Gondokan
9
Jeruk nipis
10
Kamijara
11
Kayu dadap
12
14
Kelengkeng Kembang sepatu Kina
15
Kopi
16
Krembi
17
Mahoni
18
Mentol
19
Orang-aring
20
Pakis galar Paku sarang burung
13
21
Nama ilmiah Giganthochloa apus
Bagian yang digunakan Tunas
Demam
Ageratum conyzoides
Akar, daun
Obat demam, sakit dada
Gomphrena globosa
Bunga
Syzygium sp.
Daun, buah, kulit batang Daun
Mimpi buruk pada anak, sakit kepala Obat masuk angin,beriberi Sakit kepala, muntahmuntah Demam, cantengan
Nicolaia speciosa Durio zibethinus Commelina paleata
Akar, daun, kulit buah Daun
Talauma candolli
Bunga, daun
Citrus aurantium
Buah , bunga, daun Herba
Cymbopogon nardus Erythrina microcarpa
Khasiat/macam penyakit
Demam, sakit kepala Aromaterapi, obat demam Demam Sakit kepala
Dimocarpus longan
Daun, kulit batang, akar Buah
Obat demam, penghangat badan Obat penyakit dada
Hibiscus rosa-sinensis
Akar, daun, bunga
Menurunkan panas
Chinchona succirubra
Buah, daun
Menurunkan suhu badan
Coffea robusta
Biji, daun
Obat sakit kepala
Homalanthus populneus Swietenia macrophylla
Akar
Obat penyakit dalam
Biji
Demam
Pycnanthemum virginianum Scoparia dulcis
Akar Daun, akar
Menghangatkan badan, masuk angin Analgesik, diuretik
Alsophila glauca
Herba
Penawar jamu
Stachytarpheta indica
Daun
Sakit kepala, demam.
52
Tabel 35 Spesies tumbuhan obat di Kawasan Hutan Lindung RPH Guci yang dimanfaatkan untuk pengobatan lain-lain (Lanjutan) No 22
Pulai
23
Pulutan
Urena lobata
Bagian yang digunakan Akar, kulit batang, daun Akar, daun
24
Puspa
Schima noronhae
Bunga, buah
Meramu obat-obatan
25
Rambutan Rumput grinting Rumput pringpringan
Nephelium lappaceum.
Kulit buah
Demam
Cynodon dactylon
Herba
Demam, diareutik
Pogonatherum paniceum
Herba
Demam pada anak
Nasturtium officinale
Herba
Vernonia cinerea
Herba
obat ambeyen ringan, bayi kurang sehat, beriberi Obat murus
Rubus rosaefolius
Akar, daun
Erechthites valerianifolia Acalypha hispida
Daun
26 27
28
Nama lokal
Nama ilmiah Alstonia scholaris
Selada air
Khasiat/macam penyakit Beri-beri Demam
30
Senggong buyut Strawberi hutan
31
Suyung
32
Teh-tehan
33
Waru lot
Thespesia populnea
Daun, buah
Obat muntah darah, obat demam Iritasi pada alat kelamin, sakit kepala, epilepsi. Obat ludah darah, lepra putih Sakit kepala, kudis
34
Wilada
Ficus fistulosa Reinw.
Kulit, daun
Sakit kepala
29
Akar, daun
35
Wortel
Daucus carota
Buah, daun
36
Wuru dedek
Aporosa arborea (Bl.)
Daun
Badan lemas, menghentikan kebiasaan merokok, meningkatkan hormon seks, beri-beri Sakit kepala
Jenis kegunaan tumbuhan obat di kawasan hutan lindung RPH Guci terbesar adalah untuk penyakit pencernaan yaitu sebanyak 38 spesies, sedangkan sisanya terbagi kedalam berbagai kelompok penyakit yang ada seperti pada Tabel 12. Terdapat beberapa spesies tumbuhan obat yang memiliki lebih dari satu kegunaan dalam menyembuhkan penyakit, sebagai contoh seperti spesies tumbuhan alang-alang yang dapat digunakan sebagai obat bengkak karena peradangan ginjal akut, menghilangkan haus pada penderita campak, infeksi saluran kemih, mimisan, muntah darah, batuk darah, air kemih berdarah, pendarahan pada wanita, demam, batuk, sesak, tekanan darah tinggi, dan sakit kuning. Spesies-spesies yang lain seperti Arenga pinnata, Giganthochloa apus, Ageratum conyzoides, Gomphrena globosa, yang masing-masing memiliki lebih dari satu kegunaan. Hal ini perlu mendapat perhatian khusus, spesies tersebut
53
dapat dijadikan dasar untuk pemilihan jenis potensial yang dapat dikembangkan oleh masyarakat. 5.2.3 Persentase bagian tumbuhan obat yang digunakan Berdasarkan data spesies yang ditemukan, hanya terdapat beberapa bagian tumbuhan yang dimanfaatkan. Masing-masing spesies memiliki kekhasan bagian yang biasa dimanfaatkan. Beberapa spesies terdapat lebih dari satu bagian yang dapat dimanfaatkan, bahkan ada juga spesies yang semua bagian tumbuhannya dapat dimanfaatkan sebagai obat (herba). Data mengenai persentase bagian yang digunakan disajikan pada Gambar 10. Kulit buah; 1,43%Biji; 5,72% Getah; 2,14%
Herba ; 11,42%
Kulit batang; 8,57%
Buah; 10%
Rimpang; 1,43% Bunga; 4,28%
Batang/kayu; 5%
Akar; 13,57% Daun; 35%
Tunas; 0,72%
Gambar 32 Persentase bagian tumbuhan obat yang digunakan. Bagian tumbuhan yang paling banyak dimanfaatkan adalah daun sebesar (35%). Menurut Hasanah (2011), mengatakan bahwa pemanfaatan pada bagian buah dan daun tidak terlalu menjadi masalah bagi kerusakan hutan sehingga memiliki potensi pengelolaan secara lestari yang baik, karena buah dan daun merupakan bagian tumbuhan yang dapat beregenerasi dengan cepat. Berbeda halnya jika bagian yang digunakan batang/kayu, akar, dan rimpang, hal ini akan merusak tumbuhan secara langsung dan berdampak terhadap kelestarian spesies tumbuhan dalam kawasan hutan lindung tersebut. 5.3 Pemanfaatan Tumbuhan Obat oleh Masyarakat 5.2.3
Karakteristik responden Pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat sekitar kawasan hutan
lindung RPH Guci diperoleh dari hasil wawancara yaitu sebanyak tujuh responden. Kegiatan wawancara berakhir ketika data atau informasi yang diperoleh tidak terjadi penambahan informasi mengenai pemanfaatan tumbuhan.
54
Jumlah responden yang diwawancarai keseluruhan adalah responden laki-laki dengan usia berkisar antara 30-60 tahun persentase usia responden disajikan pada Tabel 36. Responden laki-laki ditentukan karena memiliki pengetahuan atau informasi yang lebih luas mengenai spesies tumbuhan obat dan kegunaanya. Berdasarkan data yang diperoleh jumlah penduduk laki-laki memiliki presentase yang tinggi yaitu sebesar 50,75%. Tabel 36 Persentase usia responden No 1 2 3
Usia (tahun) 30-35 40-47 >50
Jumlah (orang) 2 3 2
Persentase (%) 29 42 29
Persentase responden yang diwawancarai berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 37. Tabel 37 Persentase responden berdasarkan mata pencaharian No 1 2
Mata pencaharian Penyadap getah Pegawai perhutani (mandor)
Mata
pencaharian
masyarakat
Jumlah (orang) 5 2
menentukan
Persentase (%) 71 29
pemahaman
mengenai
tumbuhan obat. Hasil wawancara menunjukan bahwa responden dengan mata pencaharian sebagai penyadap getah dan pegawai perhutani (mandor) lebih memiliki pengetahuan yang lebih mengenai manfaat dan nama-nama lokal spesies tumbuhan yang ada di dalam kawasan hutan. Intensitas yang tinggi dalam aktivitasnya di dalam kawasan hutan merupakan salah satu faktor yang mempebgeruhinya. Tingkat pendidikan responden yang diwawancarai ditujukkan pada Tabel 38. Responden yang ditemui memiliki tingkat pendidikan yang berbeda mulai dari tidak tamat SD sampai dengan SLTA. Tabel 38 Persentase responden berdasarkan tingkat pendidikan No 1 2 3 4
Pendidikan Tidak tamat SD SD SMP SLTA
Jumlah (orang) 1 1 3 2
Persentase (%) 14 14 43 29
Keterbatasan akses pada beberapa masyarakat menuju sekolah dan masih rendahnya tingkat ekonomi masyarakat menjadi latar belakang masih rendahnya tingkat pendidikan. Namun hal ini tidak terlalu berpengaruh terhadap pengetahuan akan tumbuhan obat yang dimiliki oleh masyarakat di sekitar hutan. Masyarakat mengetahui manfaat atau kegunaan tumbuhan sebagai obat diperoleh dari orang
55
tua, selain itu pengetahuan tersebut diperoleh dari orang lain, yaitu para pengunjung yang sengaja datang untuk mendapatkan tumbuhan yang digunakan sebagai obat. 5.3.2 Pemanfaatan tumbuhan obat Berdasarkan hasil wawancara diperoleh data tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengobati beberapa macam penyakit. Daftar tumbuhan obat beserta kegunaannya yang dimanfaatkan masyarakat sekitar kawasan hutan lindung RPH Guci disajikan pada Tabel 39. Tabel 39 Spesies tumbuhan obat yang digunakan oleh masyarakat di sekitar hutan lindung RPH Guci No 1 2 3
Nama Lokal Adas pula sari Alang-alang Bambu wulung
Famili Apocynaceae Poaceae Poaceae
Bangle Bawang putih Cangkoba Ciplukan Combrang Dringo Gandul lanang
Nama Ilmiah Alyxia reinwardti Imperata cylindrica Giganthochloa atroviolacea Zingiber purpureum Allium sativum Elephantopus scaber Physalis peruviana Nicolaia speciosa Acorus calamus Carica papaya
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Jahe Kayu manis Krangean Kunyit
Zingiber officinale Cinnamomum burmanii Leea rubra Curcuma domestica
Zingiberaceae Lauraceae Leeaceae Zingiberaceae
15 16
Petai cina Pinang
Leucana glauca Areca catechu
Fabaceae Arecaceae
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Pisang Salam Simbukan Sirih merah Sontak Sorosoti Talas Temulawak Tikil balung Tumpangan
Musa paradisiaca Syzygium polyanthum Piper decumanum Mikania scandens Colocasia esculenta Curcuma xanthorrhiza Euphorbia tirucalli Hedyotis verticillata
Musaceae Myrtaceae Piperaceae Asteraceae Araceae Zingiberaceae Euphorbiaceae Rubiaceae
Zingiberaceae Amaryllidaceae Asteraceae Solanaceae Zingiberaceae Araceae Caricaceae
Kegunaan Pegal linu, keseleo Prostat, pelancar air seni Pegal linu, sakit perut, nafsu makan, tonikum Pegal linu Kekebalan tubuh Prostat Kanker, struk Penurun panas Keseleo Pegal linu, sakit perut, tonikum, nafsu makan Penghangat badan Penghangat badan Obat nyamuk Menambah nafsu makan, empedu Obat luka Obat pegal linu, sakit perut, nafsu makan, tonikum Obat luka Kencing manis Perut kembung Sesak nafas, asma, liver Prostat, pelancar air seni Prostat, pelancar air seni Obat luka Nafsu makan, empedu Pegal linu, keseleo Obat luka
Pemanfaatan tumbuhan obat yang dilakukan oleh masyarakat biasanya dengan membuat ramuan yaitu dengan menggunakan beberapa tumbuhan obat untuk menyembuhkan suatu penyakit. Salah satu ramuan yang biasa dibuat untuk mengobati pegel linu atau kaki keseleo yaitu dengan menggunakan beberapa tumbuhan obat seperti: dringo, bangle, adas pula sari, dan tikil balung. Tumbuhan
56
yang digunakan oleh masyarakat sebagai bahan obat mayoritas berasal dari famili Zingiberaceae (19,23%). 5.3.3 Persentase bagian tumbuhan obat yang digunakan oleh masyarakat Data mengenai persentase bagian tumbuhan obat yang digunakan oleh responden yang diwawancarai dapat dilihat pada Gambar 11. Kulit batang; 6,90% Rimpang; 10,34%
Getah; 6,90%
Daun; 41,39%
Buah; 10,34%
Tunas; 3,45% Akar; 10,34%
Herba; 10,34%
Gambar 33 Persentase bagian tumbuhan obat yang digunakan masyarakat. Sebagian besar responden menggunakan bagian daun (41,39%) sebagai obat baik melalui proses perebusan maupun ditumbuk untuk obat luar, misalnya untuk mengobati kaki keseleo, atau mengobati luka (persentase bagian tumbuhan obat yang digunakan oleh masyarakat dapat dilihat pada Gambar 10). Berdasarkan hasil wawancara, masyarakat sekitar kawasan hutan lindung RPH Guci pada umumnya jarang menggunakan tumbuhan sebagai sarana pengobatan alternatif untuk menyembuhkan suatu penyakit yang diderita. Mereka lebih memilih pengobatan secara modern, meskipun jarak ke tempat sarana kesehatan seperti puskesmas atau rumah sakit cukup jauh sekitar 5-17 km. Hal ini menunjukkan ketergantungan masyarakat dengan tumbuhan obat sangat kecil. Mereka mengetahui akan tumbuhan obat secara turun-temurun dan informasi yang dibawa oleh orang lain sebagai ilmu pengetahuan tanpa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Maka seiring dengan berjalannya waktu pengetahuan tradisional yang mereka miliki akan hilang secara perlahan-lahan. Model pengelolaan dengan memperhatikan aspek kelestarian sosial, ekonomi dan etnobotani perlu dikembangkan, sehingga semua pihak yang terkait dapat merasakan manfaatnya dan sekaligus kelestarian kawasan tersebut tetap terjaga (Purnawan 2006).
57
5.4 Interaksi Masyarakat dengan Hutan dalam Pemanfaatan Tumbuhan Obat Hasil analisis vegetasi teridentifikasi 98 spesies (63,22%), dan hasil wawancara teridentifikasi sebanyak 26 spesies tumbuhan obat (Gambar 12). Berdasarkan kegiatan analisis vegetasi dan wawancara, terdapat 11 spesies tumbuhan obat yang berada di dalam kawasan hutan lindung, yaitu alang-alang, combrang, kunyit, petai cina, pisang, salam, sontak, talas, cangkoba, bambu wulung,
dan tumpangan. Tumbuhan obat tersebut merupakan spesies yang dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar kawasan hutan lindung.
Analisis vegetasi 87 spesies
11 sp.
Wawancara 15 spesies
Gambar 34 Jumlah spesies tumbuhan obat hasil analisis vegetasi dan wawancara. Masyarakat
sekitar
kawasan
hutan
lindung
RPH
Guci
hanya
memanfaatkan sebanyak 11 spesies tumbuhan dari spesies tumbuhan yang ditemukan. Sebenarnya tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat berada di dalam kawasan hutan lindung, tetapi karena berbagai hal, salah satunya aktivitas masyarakat di sekitar hutan lindung, keberadaan dari spesies tumbuhan obat yang lainnya jarang ditemukan. Pemanfaatan tumbuhan obat yang digunakan masyarakat terutama spesies tumbuhan yang berasal dari kawasan hutan lindung menunjukkan adanya interaksi antara masyarakat di sekitar hutan dengan kawasan hutan tersebut. Menurut Hasanah (2011), masyarakat merupakan salah satu faktor utama dalam terlaksananya kelestarian sumberdaya alam hayati yang terdapat di sekitarnya. Interaksi antara masyarakat dengan kawasan hutan tersebut dapat berpengaruh terhadap kerusakan sumberdaya hutan.
58
Tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat berasal dari dalam kawasan hutan lindung, hal ini dikarenakan masyarakat di sekitar kawasan hutan tersebut hanya sedikit yang mempunyai kebun ataupun sawah. Sebagian besar lahan yang digarap oleh petani merupakan lahan milik Perhutani, dalam hal ini KPH Pekalongan Barat berusaha mendukung peningkatan pendapatan Masyarakat Desa Hutan (MDH) dengan cara memberikan akses bagi masyarakat untuk memanfaatkan hasil hutan dan pemanfaatan lahan hutan melalui kegiatan tumpang sari, pemanfaatan lahan di bawah tegakan (PLDT).