TIPE DAN CARA MENGATASI PRE MENSTRUASI SINDROM PADA MAHASISWI KEBIDANAN UNMUH SURABAYA 1
2
Lusi Wahyuni1), Nurul Fitri Hidayati2) Fakultas IlmuKesehatan, Universitas Muhammadiyah Surabaya email:
[email protected]
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surabaya email:
[email protected] Abstrak
Sindrom pre menstruasi atau yang lebih dikenal dengan istilah PMS (sindrom pre menstruasi) adalah gejala-gejala yang dirasakan oleh seorang wanita pada satu atau dua minggu menjelang datangnya menstruasi. Sekitar80-95% wanita usia reproduktif mengalami gejala-gejala pre mestruasi yang dapat mengganggu beberapa aspek dalam kehidupannya. Gejala PMS terbagi menjadi dua, yaitu gejala fisik dan psikologis. Gejala fisik meliputi perut kembung, payudara bengkak dan nyeri, kelelahan, nyeri panggul, sakit punggung dan otot, serta sakit kepala. Sedangkan, gejala psikologisnya meliputi mudah marah, emosi, mudah tersinggung, mudah menangis, sulit berkonsentrasi, mudah lupa dan depresi. Ahli kandungan dari Fakultas Kedokteran UCLA, AS, Dr. Guy E. Abraham, membagi sindrom pre menstruasi menurut gejala yakni sindrom pre menstruasi tipe A, H, C, dan D. 80% gangguan sindrom pre menstruasi termasuk tipeA. Berbagai macam caracara mengatasi sindrom premenstruasi yaitu ada 2 cara dengan farmakoterapi dan non farmakoterapi (Sri utami, 2012) Desain penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Populasi dari penelitian ini adalah semua mahasiswi kebidanan yang mengalami PMS di Universitas Muhammadiyah Surabayai, sampel diambil dengan teknik random sampling pada mahasiswa yang pernah/ sedang mengalami PMS. Penelitian dilakukan di prodi kebidanan Universitas Muhammadiyah Surabaya. Pengambilan data dengan menggunakan kuesioner dan wawancara. Hasil yang didapatkan dari 111 responden mahasiswi kebidanan yang pernah atau sedang mengalami pre menstruasi syndrome dengan usia terbanyak 20 tahun (45%), sebagian besar responden mengalami Tipe A dengan gejala terbanyak mengeluh lebih sensistif (90%) dan perasaan labil (42%%), Tipe P dengan keluhan timbulnya jerawat (84%) dan dismenorhea (66%),Tipe H dengan gejala terbanyak nyeri payudara (71,2%) dan Nyeri pada punggung dan betis (64%) sedangkan untuk cara mengatasi gejala premenstruasi yang terjadi adalah dengan terapi non farmakologi yaitu mengkonsumsi makanan berserat buag dan sayur (69,4%), menghindari minum kopi (22,5%) menghindari minuman dingin (23,4%), sedangkan dengan terapi farmakologis yaitu menggunakan analgetik kelompok asam mefenamat (36,9%),menggunakan safe care (22,5%)
Kata kunci: Pre menstruasi sindrom, 1. PENDAHULUAN Sindrom prahaid yang dikenal juga dengan pre menstruasi sindrom (PMS), merupakan suatu kumpulan keluhan dan atau gejala fisik, emosional, dan perilaku
yang terjadi pada wanita usia reproduksi yang muncul secara siklik dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum menstruasi dan menghilang setelah darah menstruasi keluar yang terjadi pada suatu tingkatan yang mampu mempengaruhi gaya hidup
dan pekerjaan wanita tersebut dan kemudian diikuti oleh suatu periode waktu bebas gejala. Gejala PMS terbagi menjadi dua, yaitu gejala fisik dan psikologis. Gejala fisik meliputi perut kembung, payudara bengkak dan nyeri, kelelahan, nyeri panggul, sakit punggung dan otot, serta sakit kepala. Sedangkan , gejala psikologisnya meliputi mudah marah, emosi, mudah tersinggung, mudah menangis, sulit berkonsentrasi, mudah lupa dan depresi. Dampak dari berbagai keluhan PMS dapat berakibat terhadap penurunan produktivitas kerja, sekolah dan hubungan interpersonal penderita cukup besar. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan BH yang pas akan tetapi tidak semua orang melakukan hal tersebut (Eddy dan Ivan Rifai Sentosa, 2010). Dari studi pendahuluan yang dilakukan pada Januari 2014 Universitas Muhammadiyah Surabaya prodi D3 kebidanan didapatkan 10 mahasiswi yang mengalami PMS diantaranya 5 mahasiswi yang mengatakan mengalami nyeri payudara, 2 mahasiswi mengalami perut kembung, dan 3 orang mengatakan mudah tersinggung. Mereka mengatakan biasanya menggunakan obat- obatan untuk mengatasi perut kembung , sementara keluhan yang lain dibiarkan sampai sembuh dengan sendirinya, 2 dari mereka melakukan upaya nonfarmakoterapi yaitu dengan menggunakan BH yang pas. Terdapat beberapa macam tipe dan gejala sindrom pre menstruasi. Ahli kandungan dari Fakultas Kedokteran UCLA, AS, Dr. Guy E. Abraham, membagi sindrom pre menstruasi menurut gejala yakni sindrom pre menstruasi tipe A, H, C, dan D, 80% gangguan sindrom pre menstruasi termasuk tipe A. Penderita tipe H sekitar 60 %, sindrom pre menstruasi tipe C sekitar 40 %, dan sindrom pramenstruasi tipe D sekitar 20 %. Kadang-kadang seorang wanita mengalami kombinasi gejala misalnya tipe A dan D secara
bersamaan, dan setiap tipe memiliki gejalanya sendiri-sendiri. Cara mengatasi berbagai keluhan pada saat PMS ada 2 macam yaitu secara farmakologi dan nonfarmakologi. Penatalaksanaan Non-Farmakologi seperti pengaturan nutrisi, latihan aerobic, relaksasi, sedangkan penatalaksaan farmakologi anatara lain penggunaan hormonal dan obat- obatan analgetik
2. KAJIAN LITERATUR Sindrom pre menstruasi atau yang lebih dikenal dengan istilah PMS (sindrom pre menstruasi) adalah gejalagejala yang dirasakan oleh seorang wanita pada satu atau dua minggu menjelang datangnya menstruasi. Gejala tersebut merupakan kumpulan gejala fisik dan psikologis yang terkait dengan proses terjadinya siklus menstruasi wanita. Sekitar 80-95% wanita pada usia melahirkan mengalami gejalagejala pre mestruasi yang dapat mengganggu beberapa aspek dalam kehidupannya. Gejala ini biasanya hilang beberapa hari setelah mendapat menstruasi. 3.
Patogenesis terpenting PMS lainnya adalah estrogen dan progesterone secara terpisah bekerja mempengaruhi system renin- angiostensin-aldosteron (RAAS) melalui jalur yang berbeda yang akhirnya menimbulkan efek retensi cairan dan sodium yang menjadi dasar patogenesis berbagai keluhan dan atau gejala yang dirasakan penderitanya. Estrogen dengan efek mineralkortikoid bekerja menginduksi sintesis angiotensinogen dihepar, dengan akibat peningkatan pula kadar aldosteron serta efek retensi cairan dan sodium. Sebaliknya hormon progesteron memiliki anti mineralkortikoid, yang bekerja melawan efek estrogen dengan jalan melakukan inhibisi kompetitif dengan aldosteron dalam berikatan dengan reseptor aldosteron pada tubulus ginjal. Sehingga
hasil akhir dari rendahnya rasio kadar progesteron terhadap estrogen pada fase luteal akhir menimbulkan efek retensi cairan, yang menjadi penyebab timbulnya berbagai keluhan atau gejala PMS. Efek dari ekses estrogen tersebut yang menjadi penyebab timbulnya berbagai keluhan dan atau gejala sebagai berikut, perut kembung, kenaikan berat badan, retensi air, stimulasi susunan saraf pusat yang berlebihan, pelepasan histamine, peningkatan prostaglandin, peningkatan relative prolaktin yang menyebabkan depresi dan nyeri payudara, peningkatan prostaglandin, peningkatan kontraksi dan rasa nyeri pada otot polos (Eddy suparman dan Ivan Rifai Sentosa, 2010). Macam tipe dan gejala sindrom pre menstruasi. Ahli kandungan dari Fakultas Kedokteran UCLA, AS, Dr. Guy E. Abraham, membagi sindrom pre menstruasi menurut gejala yakni sindrom pre menstruasi tipe A, H, C, dan D, 80% gangguan sindrom pre menstruasi termasuk tipe A. Penderita tipe H sekitar 60 %, sindrom pre menstruasi tipe C sekitar 40 %, dan sindrom pramenstruasi tipe D sekitar 20 %. Kadang-kadang seorang wanita mengalami kombinasi gejala misalnya tipe A dan D secara bersamaan, dan setiap tipe memiliki gejalanya sendirisendiri.
3. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan desain cross secsional. Populasi dari penelitian ini adalah semua mahasiswi kebidanan yang mengalami PMS di Universitas Muhammadiyah Surabaya, sampel diambil dengan teknik random sampling pada mahasiswa yang pernah/ sedang mengalami PMS. Analisa menggunakan univariat dengan distribusi frekwensi
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Pemberian kuasioner dilakukan pada mahasiswa semester 4 dan semester 6 yang sedang aktif menjalani proses pembelajaran pada prodi D3 Kebidanan Unmuh Surabaya selama 2 hari dengan menyampaikan tujuan penelitian serta kesediaan mahasiswa yang memenuhi ktiteria untuk menjadi sampel dalam penelitian. Jumlah sampel 111 mahasiswi yang mengalami pernah/ sedang mengalami PMS saat penelitian. Responden juga diberikan booklet sebagai media pembelajaran dalam materi Pre Menstruasi Syndrome dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan dalam mengatasi masalah kesehatan reprodksi yang berkaitan dengan PMS Distribusi Frekwensi responden berdasarkan Usia Mahasiswi D3 Kebidanan Unmuh Surabaya Mei 2015 Usia
Frekwensi
(thn)
Prosentase (%)
18
1
1
19
14
12,6
20
50
45
21
36
32,4
22
6
5,4
23
4
3,6
Total
111
100
Distribusi Frekwensi berdasarkan Gejala Pre Syndrome yang terjadi pada Kebidanan Juni 2015 N GEJALA Jumla o h 1 rasa cemas, 35 2 sensitive, 100 3 saraf tegang 30
responden Menstruasi mahasiswa Prosentas i (%) 31.53 90 27
4 5 6 7 8
9
10
11
12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22
23
perasaan labil depresi ringan perut kembung nyeri pada payudara Nyeri punggung, dan betis pembengkaka n tangan dan kaki peningkatan berat badan sebelum menstuas Sering lapar (Nafsu makan menin gkat) kelelahan, jantung berdebar, pusing kepala terkadang pingsa n rasa depresi, ingin menangis Lemah gangguan tidur Pelupa Bingung serta sulit dalam mengucapkan kata-kata (verbalisasi Timbul
58 20 18
j e r a w a t
52 18 16
79
71.2
71
64
1
0.9
12
10.8
50
45
44 12
40 11
32 6
29 5.41
10 24
9 21.6
31 26
27.9 23.4
2 19 3
1.8 17.1 2.7
84
75.7
24
25 26
kulit, dan rambut berminyak dismenore, mual muntah
24
21.6
73 17
66 15
Distribusi Frekwensi responden berdasarkan Cara mengatasi Gejala Pre Menstruasi sindrom Dari 111 responden mahasiswi kebidanan yang pernah atau sedang mengalami pre menstruasi syndrome dengan usia terbanyak 20 tahun (45%), sebagian besar responden mengalami Tipe A dengan gejala terbanyak mengeluh lebih sensistif (90%) dan perasaan labil (42%%), Tipe P dengan keluhan timbulnya jerawat (84%) dan dismenorhea (66%),Tipe H dengan gejala terbanyak nyeri payudara (71,2%) dan Nyeri pada punggung dan betis (64%) sedangkan untuk cara mengatasi gejala premenstruasi yang terjadi adalah dengan terapi non farmakologi yaitu mengkonsumsi makanan berserat buah dan sayur (69,4%), menghindari minum kopi (22,5%) menghindari minuman dingin (23,4%), sedangkan dengan terapi farmakologis yaitu menggunakan analgetik kelompok asam mefenamat (36,9%),menggunakan safe care (22,5%) Keluhan atau gejala PMS merupakan respon abnormal pada individu dengan predisposisi PMS terhadap fluktuasi kadar hormon steroid seks yang terjadi pada fase luteal akhir. Hormon estrogen dan progesteron dalam menimbulkan keluhan atau gejala PMS ialah mendisregulasi aktivitas serotonergik. Estrogen dan progesteron telah terbukti mampu memodulasi neurotransmitter pada beberapa tempat di jalur serotonin, termasuk pengambilan dan sintesis serotonin, pengaturan kepadatan dan transkripsi reseptor serotonin, serta mengatur respon reseptor terhadap stimulasi serotonin. Penurunan transmisi serotonin, yang berperan sebagai salah satu agen penyeimbang efek di otak, menimbulkan efek depresi, kemarahan, agresivitas, iritabilitas, perasaan lemah, kehilangan control diri, serta peningkatan keinginan kuat mengkonsumsi karbohidrat. Hal ini yang menyebabkan adanya berbagai gejala PMS yang bersifat perubahan
pada aspek psikologis seperti meningkatnya rasa sensitive dan perasaan menjadi labil. Beberapa factor resiko No
CARA Jumla Prosenta MENGATASI h si 1 Banyak 77 69.4 mengkonsumsi makanan berserat seperti sayur dan buah 2 Mengkonsumsi 17 15.3 vitamin B1, B6, kalsium, seng, dan magnesium 3 mengkonsumsi 8 7.21 vitmin A, beta karoten, kolin, inositol, dan vitamin E 4 Menghindari minum 25 22.5 kopi 5 Mengkonsumsi 15 13.5 vitamin B1, B6,magnesiumkalium , vitamin E 6 Menghindari asupan 8 7.21 garam dan gula pada pola makanan 7 Membatasi minuman 2 1.8 sehari-hari 8 Dengan obat- obatan 41 36.9 analgetik ( asam mefenamat ) 9 Senam disminorhea 3 2.7 10 Kompres hangat jika 20 18 dismenorhea 11 Meningkatkan 18 16.2 konsumsi karbohidrat 12 Penggunaan Bra yg 21 18.9 menyangga paudara jika mastalgia 13 Menggunakan safe 25 22.5 care 14 Menghindari minuman 26 23.4 dingin 15 Menngkatkan 45 40.5 konsumsi buah dan sayur yang dapat menyebabkan gejala
premenstruasi syndrome pada mahasiswa kebidanan adalah adanya gaya hidup yang tidak seimbang seperti kegiatan olahraga yang kurang dan pola makan yang seringkali tidak teratur. Tindakan yang dilakukan seseorang dalam mengatasi berbagai keluhan pada PMS dapat bersifat farmakologis maupun terapi non farmakologis. Hal ini banyak dipengaruhi dari informasi yang diterima oleh individu maupun kebiasaan dalam mengatasi masalah PMS. Seringkali PMS dianggap hal yang biasa saja pada beberapa orang sehingga tindakan yang dilakukan tidak merubah gaya hidup yang selama ini telah dijalankan, tetapi PMS seringkali merupakan suatu gangguan yang dapat berdampak menghambat aktivitas seperti ketika terjadi dismenorhea pada seseorang sehingga diperlukan anti nyeri untuk meredakan gejala tersebut. 5. KESIMPULAN Gejala Pre menstruasi syndrome yang terjadi pada seseorang tidak hanya pada aspek fisik tetapi juga pada aspek psikolois, sehingga untuk tipe PMS yang terjadi tidak hanya salah satu tetapi seseorang dapat terjadi lebih dari satu type atau campuran seperti tipe A yang lebih menonjolkan gejala psikologis dan tipe P yang lebih pada aspek fisik. Tindakan untuk mengatasi berbagai keluhan PMS dapat berupa terapi farmakologis seperti pemberian analgetik dan terapi non farmakalogis seperti mengkonsumsi makanan tinngi serat meningkatkan asupan sayur dan buah buahan. Pemilihan cara mengatasi gejala PMS di pengaruhi oleh factor pengetahuan dan kebiasaan seseorang dalam mempersepsikan PMS sendiri rendah, serta peran serta masyarakat dalam upaya upaya promotif yang belum maksimal
Anugoro & Wulandari, 2011, Cara jitu Mengatasi Nyeri Haid, Yokjakarta: Andi Andira, Dita.2010. Seluk Beluk Kesehatan Reproduksi Wanita Surabaya :A plus Books Depkes, RI, 2001, Program Kesehatan Reproduksi dan Pelayanan Intergratif di Tingkat Dasar,Jakarta. Depkes Elliya, 2010, Kesehatan Reproduksi Wanita, Yokjakarta: Araska Hidayat, AAA.2010. Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif Surabaya:HeathBooks Kusmiran, Eny. 2011. Kesehatan reproduksi Remaja Dan Wanita, Jakarta : Salemba Medika Mitayani.2009. Asuhan Keperawatan Maternitas, Jakarta : Salemba Medika Morgan, Geri .2009. Obstetri Dan Ginekologi, Jakarta : EGC
Nurchasanah. 2009. Ensiklopedi Kesehatan Wanita, Yogyakarta : Familia Pustaka Keluarga Nursalam, 2010. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika Pribakti, 2008. Tips Dan Trik Merawat Organ Intim, Yokjakarta : Pustaka Buana Shone, N. (1995). Berhasil Mengatasi Nyeri. Jakarta : Arcan. Hlm : 76-80 Tamsuri, A. (2007). Konsep dan penatalaksanaan nyeri. Jakarta : EGC. Hlm 163 Widyastuti, Yani. 2009. Kesehatan Reproduksi. Fitrayama. Jakarta
6. REFERENSI
Widjaya Kusuma, 2007. Buku pintar Kesehatan Wanita, The Female Body.