TINJEIUAN PUSTAKA
P o t e n s i Ternak K r l i n c i K e l i n c ~merupakan hewan h e r b i v o r a non r u m i n a n s i a yang mempunyai s i s t e m
lambung
colon s e p e r t i a l a t
kembangan caecum dan nansia, sehingga
s e d e r h a n a ( t u n g q a l ) dengan per-
kelinci
dapat
pencernaan rumi-
d i s e b u t ruminansia
sew
(pseudoruminant). Dengan s i s t e m pencernaan t e r s e b u t k e l i n c i d a p a t
serat k a s a r , t e r u t a m a
cerna
dengan b a n t u a n
bakteri
men-
c e l l u l o s a d a r i bahan- n a b a t i
yang
hidup
d i dalam caecum, dan
caecum merupakan b a g i a n t e r b e s a r d a r i s e l u r u h s a l u r a n pencernaan
.
Pada t e r n a k k e l i n c i d i k e n a l adanya "coprophagy" y a i t u sifat
k e l i n c i dalam mengkonsumsi k o t o r a n lunaknya s e n d i r i
l a n g s u n g d a r i a n u s , s i f a t i n i d i m u l a i pada umur t i g a minggu.
Dengan adanya
protein
dari
ternak lainnya yang
terlalu
sifat ini
kelinci dapat
hijauan lebih e f i s i e n dan t i d a k banyak
menuntut
memanfaatkan
dibandingkan pemberian
( S t e v e n et al.,
1979).
dengan
konsentrat Pemanfaatan
p r o t e i n yang e f i s i e n d i s e b a b k a n o l e h penyerapan u l a n g d a r i rat-zat
makanan yang t e l a h
mengalami pencernaan a w a l o l e h
mikroorganisme dalam caecum yang dapat mensintesa beberapa zat
makanan di antaranya
protein, dan
(Fekete, 1985; Cheeke et al.,
berkembang
vitamin
1986).
Kelinci mempunyai kemampuan cepat
beberapa
reproduksi
biak, interval kelahiran
yang tinggi, yang
pendek,
prolifikasi yang sangat tinggi; juga kelinci mudah dipeli(Templeton, 1968).
hara, dan tidak membutuhkan lahan luas
Selanjutnya Taylor (1980) mengemukakan bahwa punyai jadi
pertambahan bobot per hari yang dewasa kelamin yang
kelinci mem-
tinggi, dan
lebih cepat, d i antara
species
(1981)
mammalia penghasil daging lainnya.
Schlolaut
ngemukakan bahwa selain
daging, kelinci
penghasil
pakan penghasil wol yang lebih tinggi ternak
lainhya.
men-
me-
meru-
dibandingkan dengan
Kelinci Angora dengan
bobot badan 4 kg,
akan menghasilkan 800 gram wol per tahun atau 225 gram wol per'kilogram bobot hidup, yaitu tiga kali lipat domba
4,s
bobot badan 65 kilogram, dengan rataan produksi wol
kilogram, atau 65 gram wol per kilogram bobot hidup. Selain
ber
dari pada
pupuk
dari pada itu, kotoran kelinci merupakan sumkandang
yang
baik, karena
hara N, P, dan K yang cukup tinggi. digunakan sebagai campuran bahan
mengandung
unsur
Kotorannya dapat juga
pakan ayam, karena
dungan proteinnya masih cukup tinggi ( 1 8 persen).
kan-
Kelinci nRex88 Kelinci "Rexs8,pertama kali dikembangkan di lalu
berkembang
pada tahun dan
di negara-neqara
lain, seperti
Perancis fimerika,
1929, dengan tujuan utama sebagai hobi, kontes
pameran.
Lama-kelamaan
berkembang
menjadi produsen
'Fur8*, HFood" dan "Fancy", yang dikelola
secara komersial
(Cheeke et al.,
1987).
Kelinci "Rex" mempunyai jangnya
uniform (1.27-1.59
tampak sangat
menarik.
bisa mencapai 2.7-3.6
bulu yang halus, tebal, pancm), tidak
Bobot
mudah
rontok
kelinci "Rex" yang
kg, tetapi kecepatan
dan
dewasa
pertumbuhannya
tidak begitu baik dibandingkan dengan kelinci "New Zealand White".
Kelinci
hari, mortalitas
Rex
mempunyai interval
3.45
%,
kelahiran
5 40
waktu sapih 28 hari, jumlah anak
per kelahiran 5 ekor, bobot sapih 480 g (Raharjo, 1988). Pada saat ini kelinci "Rex" mulai dikenal di
Indone-
sia, karena bulunya halus dan warnanya yang sangat menarik 7
dan bermacam-macam
(Nugroho, 1982).
Penamaan
kelinci Rex
disesuaikan dengan warnanya yaitu "White Rex" ("Ernim Rex" warnanya (Rex
putih mulus, dan
hitam), banyak
tebal).
disukai
oleh
"Blue Rex" (Rex biru), "Lilac Rex" merupakan hasil
persilangan
Kelinci pedagang (
"Black
Rex"
kulit bulu.
Rex ungu merah muda),
"Havana Rex" dengan
"Nurria
Rex" (Rex coklat emas). Nama-nama lain yang dikenal adalah
"Siamese Sable "Fawn
Rex", Sable
Rex", "Fox
dan
Rex.", "Opal
Sial Rex, "Orange Rex", "Opassin
Rex",
Rex", "Di-
maltion Rex" dan "Otter Rex". Produk utama
Rex adalah
"fur" yang banyak digunakan
untuk bahan pakaian berbulu, Syal, Seat Cover, mainan lain sebagainya yang harganya cukup mahal. satu buah mainan "Teddy ukuran
20 x 20 x 40
"medium
Bear" dari
cm
Sebagai contoh
kelinci
"Rex" dengan
berharga 9 200, sedangkan
bervariasi dari 8 700-3000.
coat"
dan
harga
Produk-produk
dari kulit kelinci "Rex" diharapkan akan menjadi komoditas ekspor, yang pemasarannya
masih
sangat terbuka (Raharjo,
1988). Kelinci
"Rex" ini baik hidup di daerah
ngin (16-18"~).
beriklim di-
Indonesia mempunyai iklim yang be-rvariasi
besar, sehingga kelinci "Rex" dapat hidup dengan
baik
di
daerah tertentu. Sumber
utama "fur" umumnya adalah
hewan
liar
atau
>
ternak yang telah dibudi dayakan seperti Mink, chilla
dan
terhadap
Lynx.
Dengan
makin
Fox, Chin-
meningkatnya
perhatian
ternak yang dilindungi dan makin dibatasinya pe-
nangkapan liar, dapat diduga "fur" dari hewan liar jumlahnya akan makin menurun, sedangkan dari ternak dayakan
akan semakin
yang paling
utama
meningkat.
Ternak
yang dibudi
penghasil "fur"
adalah "mink" dan "Fox".
Dibandingkan
dengan kedua jenis hewan tersebut, kelinci "Rex" mempunyai berbagai keuntungan.
Daging
kelinci
manusia sedangkan "Mink"tidak.
bisa
dimakan
oleh
Kelemahan "Rex8' dibanding-
kan dengan "Mink" adalah produk "Mink" telah dikenal luas, dan populer
scbagai
produk
elite dan lux.
Harqa
"fur"
dariWRex" lebih rendah ($8 %lS/lembar) dibandingkan dengan "fur" dari "Mink" (8 30/lembar). Produsen maupun luar
pakaian
bulu
baik
Korea Selatan, berqantung negeri
untuk
Dapat
Jepang,
bakunya.
dibayangkan tingginya
mencapai
nilai
tambah
Dengan
musim
tidak banyak berubah sepanjang tahun dan upah
buruh
yang relatif yang
dari
Pada tahun
kulit bulu mentah
dari penjualan bahan mentah ke produk jadi. yang
Hongkong,
hampir sepenuhnya
kebutuhan bahan
1987, nilai impor Korea untuk
US 8 185.000.
di
masih
rendah, Indonesia
mempunyai
besar sebagai penghasil bahan mentah
maupun
potensi produk
jadi dari "fur". 1
Pemberian Pakan Ternak Kelinci Definisi Parakkasi
konsumsi ("voluntary feed intake")
(1986) adalah jumlah makanan
yang
terkonsumsi
oleh. hewan, bila bahan makanan tersebut diberikan ad libitum.
menurut
secara
kebutuhan z a t ma-
Hewan l e b i h mendahulukan pemenuhan kanan u n t u k h i d u p pokok dan produksi "fur"
pertumbuhan
(Wehr et a1. 1982).
t i n q g i d i p e r l u k a n selama
d a r i pada
untuk
Pemberian p r o t e i n yang
pertumbuhan
tuhan p r o t e i n b e r v a r i a s i tergantung
dan l a k t a s i . ' pada umur
Kebu-
fisiologis
(Walsingham, 1 9 7 2 ) ; l e v e l p r o t e i n dalam makanan minimum 10 p e r s e n d a n optimum 18 p e r s e n .
H a r i a d i et a 1 . ( 1 9 8 3 )
t a k a n bahwa k a d a r p r o t e i n ransum 21 p e r s e n ,
menya-
hasilnya nyata <
l e b i h t i n g g i d a r i pada 1 2 persen.
ransum
dengan k a d a r p r o t e i n 9 d a n
Kebutuhan p r o t e i n pada
berbagai periode dapat
d i l i h a t pada T a b e l 1. T a b e l 1.
Sumber
Kebutuhan P r o t e i n Untuk K e l i n c i pada Berbagai P e r i o d e
Hidup Pokok
(%I
Pertumbuhan
(%I
Sanford ( 1957)
10-15
16-18
King Wilson ( 1959 )
12-15
16-20
Portsmouth ( 1970)
10-14
15-19* ) 20-24*
Sumber :
Bunting (XI
18
-
*
20
Laktasi
(%I
16-18
16-20
20
Walsingham J . M . (1972) X) umur 0-20 h a r i k e b u n t i n g a n $ a ) 18 h a r i s e b e l u m k e b u n t i n g a n b e r a k h i r tidak d i t e l i t i
.
Menurut NRC (19771, kebutuhan p r o t e i n k a s a r u n t u k k e l i n c i pada
periode
pertumbuhan a d a l a h s e b e s a r 17 p e r s e n .
Beberapa p e n e l i t i l a i n merekomendasikan a n t a r a sen
protein kasar,
pertumbuhan. kan 3.02,
ransum 4.75,
untuk kebutuhan
optimum
14-20 perlaktasi
dan
M i n a r t i ( 1 9 8 4 ) dalam p e n e l i t i a n n y a menggunadengan 6.31,
kadar
lemak,
berturut-turut
8.72 dan 9.53 p e r s e n ,
sebesar
hasilnya ternyata
konsumsi ransum s a n g a t n y a t a d i p e n g a r u h i o l e h k a d a r l e m a k . Ransum yang mengandung k a d a r 3.02 p e r s e n l e m a k
dikonsumsi
banyak, sedangkan yang p a l i n g r e n d a h d i k o n s u i s i ya-
lebih
i t u pada
kadar l e m a k
8.72 p e r s e n .
D e B l a s et al. (1981)
menqemukakan bahwa pemberian ransum dengan k a d a r serat ka-
sar 7, 11 dan 15 p e r s e n dalam ransum konsumsinya meningkat secara
l i n e a r sebesar
2.97 g p e r e k o r p e r h a r i untuk se-
t i a p k e n a i k a n s a t u p e r s e n k a d a r serat k a s a r . Pembatasan pemberian pakan merupakan s a l a h s a t u p e n g e l o l a a n dalam t a t a l a k s a n a .
Pada
d a s a r n y a pembatasan
pemberian pakan merupakan penguranqan jumlah diperoleh ternak.
cara
makanan yang
Cara-card
pembatasan pakan d a p a t d i l a -
kukan dengan b e r b a g a i macam.
I s a a c k s et d l . (1960) menge-
mukakan b e b e r a p a card pembatasan pakan, pada unggas a n t a r a l a i n : 1) membatasi jumlah t i n g g i , 2 ) membatasi kan
pakan dengan
jumlah
pemberian pakan yang b e r e n e r g i konsumsi
pakan, 3) memberi-
s i s t e m campuran t e p u n g
dengan b u t i r a n ,
4 ) meningkatkan b a t a s i waktu menaikkan
s e r a t kasar pada campuran pakan atau'mem-
makan.
tingkat
( S e l f et a]., 1955; tasan
dan k o n t r o l
Pembatasan konsepsi,
hidup
daya
~ r i m b l e e t al.,
pakan mengakibatkan
pertama
embryo
tetapi
pemba-
1982),
pertambahan
pakan dapat
bobot badan
yang
rendah.
Pertambahan Bobot Badan Proses
pertumbuhan
terdiri
pertumbuhan dan perkembangan.
atas
dua
aspek,
yaitu
Pertumbuhan merupakan
per-
tambahan bobot badan per satuan waktu hingga dewasa tubuh, sedangkan si,
perkembangan merupakan perubahan dalam komposi-
bentuk
kan sebagai
s e r t a t i n g g i tubuh, kurva
sigmaid ( S ) .
bungan a n t a r a umur dan
p o l a pertumbuhan digambarKurva i n i merupakan
bobot badan.
Dari
t e r l i h a t bahwa phase pertumbuhan yang lerating" 1.
terjadi
pada umur
hu-
kurva t e r s e b u t
dipercepat
("acce-
dan phase
pertum-
remaja
, buhan
diperlambat . m u l a i pada
dewasa ( " d e c e l e r a t i n g " ) kelinci
muda,
pertumbuhan
umur
remaja
sampai
(Hammond dan Marshall,
pertumbuhan
"accelerating"
berlanqsunq
lebih
d i c a p a i sampai
umur
1958). cepat,
umur
Pada dan
delapan
minggu (Rao et a1.,1977). Pertambahan bobot badan biasanya digunakan untuk ngukur
pertumbuhan.
Pertumbuhan dipenqaruhi o l e h
dan k u a l i t a s ransum (Templeton,
1968).
me-
jumlah
Tabel 2.
Pertambahan Bobot Badan Kelinci New Zealand White
Umur (minggu)
Pertambahan Bobot Badan (g)
Ia
6 - 8
36.40
Sumber : Rao et al. (1977) Chen et dl.
(1970) mengemukakan bahwa bobot badan yang di-
c,apai pada umur delapan minggu 1 2 minggu 2.12-2.85
adalah
1.38-2.11
kg, umur
kg, dan umur 16 minggu 3.63-3.28
kg.
Kecepatan pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh bangsa, umur, jenis kelamin, bobot sapih dan temperatur lingkungan (Templeton, 1968). Timothy et al. pakan
(1984)
mengemukakan
bahwa
harus cukup untuk mempertahankan fungsi
stimulasi pertumbuhan.
pemberian tubuh
dan
Selanjutnya dikemukakan pula bahwa
setelah 30 hari diberi makanan terbatas pertumbuhan kelinci menjadi lebih
kecil (P<0.005) dibandingkan dengan yang
memperoleh makanan ad libitum, dan selama tiga bulan penelitian, kelinci
yang diberi
meningkat sebesar
pakan secara
55 persen, sedang
bebas beratnya
kelinci yang
diberi
7 5 dan 5 0 persen dari total ransum, pertambahan
bobot ba-
dannya masing-masinq 34 dan 9.8 persen. Kelinci memberikan antara
yang diberi pakan 5 0 persen dari ad bobot badan yang tidak berbeda nyata
umur
empat bulan dengan umur enam
berbeda nyata (P(0.05) bulan, dibandingkan
libitum (P>0.05)
bulan,
tetapi
antara umur tiga bulan dengan empat yang ' d i b e r i pakan ad libitum, nyata
(P<0.05) memperlihatkan pertambahan bobot badan setiap bulan
(Timothy
et al.,
1984).
Abdel et al.
(1972), menge-
mukakan bahwa secara ekonomis 16% protein kasar dalam ransum akan lebih murah dan meningkatkan pendapatan.
Pertam-
bahan bobot badan berkurang dengan bertambahnya kadar protein
dalam ransum yang
masing-masing
pada
kelinci yang
diberi ransum 1 6 persen sebanyak 1358 g, 20 persen protein
- sebanyak 1334 g dan 1 8 persen protein sebanyak 1312 g.
Efisiensi Penssunaan Ransum r
Konversi dikonsumsi et
a].,
ransum adalah jumlah kilogram
per kilogram
1982).
pemberian ransum
penambahan
Menurut
Ensminger
berkualitas
yang baik, menghasilkan
dapat berkisar antara 3.50
dan
tinggi
konversi
2-80 sampai 4.00, sedangkan
bobot
menurut
Olentine
(1978)
pengelolaan
kelinci
Chekee et al.
sampai 4.00.
yang
badan (Cheeke
dengan
ransum
ransum
antara (1982)
Minarti dapat
( 1 9 8 4 ) , mengemukakan bahwa penambahan
memperbaiki
k o n v e r s i ransum;
l e m a k n i l a i k o n v e r s i ransum menurun,
makin
lemak
tinggi
kadar
b e r a r t i bahwa
efisi-
e n s i pen'ggunaan ransum meningkat. penggunaan ransum n y a t a
Efisiensi
dipenqaruhi
ucmrr
pemotongan, umur penyapihan t e t a p i t i d a k a d a i n t e r a k s i an-
tara
umur penyapihan
dan pemotongan
penggunaan ransum (Chen et a l . , dak a d a pengaruhnya t e r h a d a p
ransum
75
t
al.
(1980)
ti-
k o n v e r s i ransum ( S a s t r y dan 1982).
mengemukakan
bahwa
pemberian
p e l l e t ad l i b i t u m , p e l l e t dan h i j a u a n ad p e l l e t dart h i j a u a n , serta 50 g p e l l e t
g
efisiensi
J e n i s kelamin
1978).
Mahajan, 1981; Rodriguez et a l . , Pote
terhadap
t i d a k n y a t a pengaruhnya t e r h a d a p pertambahan
libiturn,
dan
hijauan
bobot badan.
Pemberian p e l l e t ad l i b i t u m menghasilkan pertambahan bobot badan
36.80
5 1.90 g
p e r h a r i , dengan
konsumsi
127.00 2 6.20 g p e r h a r i dan k o n v e r s i ransum 3.40
ransum
+-
K e l i n c i yang d i b e r i ransum p e l l e t ad l i b i t u m silkan al,
k o n v e r s i ransum 6.18.
(1981) s e b e s a r
menyatakan bahwa
3.16.
mengha-
H a s i l penelitian H a r r i s
Ensminger
dan O l e n t i n e
et
(1978)
pemberian ransum yang b e r k u a l i t a s t i n g g i
dengan
p e n g e l o l a a n yang b a i k
antara
2.80-4.00
1982).
0.04.
atau
memperoleh
b e r k i s a r 3.50-4.00
k o n v e r s i ransum (Cheeke et a l . ,
Penaaruh Pakan T e r h a d a ~Kulit Hakanan
merupakan faktor yang sangat
perkembangan dan pertumbuhan bulu. fisiensi bulu
lemak akan
mudah
perubahan
bulu (Wehr
pula bahwa pengaruh kulit
warna
et al.,
keadaan "prime'
penyesuaian
terlambatnya
mem-
pertum-
Selanjutnya dikemukakan
kulit
makanan
memberikan
yang "prime".
dapat dihasilkan pada
makanan, akan
Kulit dalam
de-
degenerasi folikel, dan
kuantitas
terhadap pembentukan
ekonomis.
Dikemukakan bahwa
atau
1982).
kualitas serta
dalam
pertama
dalam
rontok, sedang defisien mineral umumnya
perlihatkan buhan
menyebabkan
penting
mempunyai
Jika waktu
nilai yang
keadaan "prime" bila permukaan ku-
lit bagian dalam dari "fur1' berwarna putih krem, dan bulu berada pada fase telagen. Timothy et al. yang
diberi
memberikan
(1984) mengemukakan bahwa ke1inci"RexW
ransum bobot
sebanyak
badan dan
5 0 persen dari ad libitum, luas "pelt" yang nyata lebih
1
kecil, namun persentase besar
dibandingkan
ad libitum. persen dan
kulit
dengan
Pemberian pakan
yang
kelinci dengan
"prime" yang
nyata lebih
diberi
tinqkat
ransum
protein
18
diberikan sebanyak 800 g per hari pada kelinci
yang sedang menyusui (laktasi) dan 400 g perhari pada anak sapihan, akan
menghasilkan kualitas kulit
"pelt" yang baik (Stewart, 1984).
bulu segar dan
Pemberian
pakan secara berlebihan
dapat
menurunkan
kualitas "pelt8' karena kadar lemak kulit yang
berlebihan,
mudah
pengolahan.
menyebabkan
"fur"
-
rontok
pada
saat
Untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan pemberian makanan secara terbatas ("restricted feeding"); sekitar 7 5 persen dari
ad libitum, akan mempercepat siklus
pertumbuhan
Karkas Kelinci
Tujuan utama pemel iharaan ternak kelinci adal'ah untuk memperoleh daging, wol dan kulit bulu Selanjutnya Ensminger wa
(Lebas, 1986).
dan Olentine (1978) menyatakan bah-
daginq adalah hasil utama ternak kelinci.
persen
dari
karkasnya
kelinci merupakan Kandungan
dapat
penqhasil
Sebesar
dikonsumsi sehingga ternak daging yang
cukup
efisien.
protein dagingnya tinggi serta kadar lernak rendah, bila
kholesterolnya
80
dibandingkan
denqan
dan
daging
I
sapi, domba (1981) sekitar
dan babi (Owen, 1978).
Whiting
dan
Jenkins
menyatakan bahwa daging kelinci menqandung protein 21 persen atau lebih tinggi
daging ayam 20.7 persen dan
dibandingkan
sapi 20.8 persen.
(1978) mengemukakan bahwa daging kelinci tein kasar 18.5
denqan
Rao et al.
mengandung
persen dan kandungan lemak 7.4 persen.
pro-
Rendahnya kandungan lemak pada karkas k e l i n c i e n e r q i yang b e r a s a l d a r i pakan digunakan tuk
produksi
1988)
daging,
kulit
dan
l e b i h e f i s i e n un-
sebagainya
CCheeke,
. Karkas
tanpa
kelinci
darah,
S h a f i e et al. i a n t a n pada kas b e t i n a ,
merupakan
kepala,
naan s e r t a i s i n y a
pada
wol,
menyebabkan
kulit,
waktu
lebih tinggi,
b e t i n a dewasa
l e b i h banyak.
k e l i n c i muda yang
("fryer")
et d l , ,
1978),
badan k e l i n c i j a n t a n
tetapi
selaniutnya
karena perlemakan
dapat
sebesar
sebesar
87-90
bahwa
bobot
pada karkas
penampilan seekor
78-88
persen,
menghasilkan
persen-
persen dengan bagian yang
persen.
persentase
Selaniutnya Abdell
dapat (1972),
bobot karkas pada k e l i n c i
persen,
kuantitas
ternak.
karkas
persen dengan bagian
sebesar
("roaster")
a n t a r a 48-98-50.25 dan
56-54
dikonsumsi
t a s e karkas sebesar 55-65
Kualitas
(Rao
pencer-
(1968) menyatakan bahwa persentase
sedangkan k e l i n c i dewasa
mengemukakan
saluran
muda l e b i h t i n g g i d a r i pada bobot k a r -
lebih tinggi,
berkisar
ekor,
karena pertambahan bobot
Templeton
d a r i tubuh t e r n a k
menyatakan bahwa bobat karkas k e l i n c i
karkas b e t i n a
dimakan
kaki,
dan i s i ronqga dada
(1961)
waktu muda
karkas
bagian
ransum
akan
M u l j a d i < I 9 8 3 1 dalam
menentukan peneliti-
annya menuniukkan bahwa bobot karkas akan meningkat dengan
meningkatnya
kadar
protein
ransum,
Selanjutnya
Rrief
(1974) menyatakan bahwa semakin rendah jumlah ransum
yang
dikonsumsi,
ran-
sumnya,
semakin rendah p u l a e f i s i e n s i penggunaan
sehingga
menyebabkan
rendahnya
produksi
karkas
yang d i h a s i l k a n , Davies bobat dan
(1982) menyatakan bahwa
dengan
badan maka bobot u r a t daging dan
dengan demikian
Selaniutnya tidak
Santoso
meningkatnya
lemak
meningkat,
bobot t u l a n g karkas r e l a t i f
(1983) menyatakan bahwa
menurun.
bobot t u l a n g
d i p e n g a r u h i o l e h pembatasan pemberian ransum, Templeton
(1969), De B l a s s et al.CZ977)dan
Rao et a l .
(1978) mengemukakan bahwa persentase k a r k a s k e l i n c i n g a r u h i o l e h bangsa, perlemakan, sumsi.
jenis
kelamin,
kuantitas serta
umur,
bahwa perbedaan
bangsa t e r n a k
fittfield
mengemukakan bahwa
dium dengan p e r t u l a n g a n
bila
bobot
pula. k e l i n c i t i p e me-
yang r i n g a n dan k u l i t
akan menghasilkan persentase karkas yang
dikon-
keragaman pada
tubuhnya;
bobot karkasnya t i n g g i
(1977)
yang
mengemukakan p u l a
memberikan
kecepatan pertumbuhan dan komposisi potongnya t i n g g i ,
ketebalan k u l i t ,
k u a l i t a s ransum
S e l a n j u t n y a F o r r e s t e t a1,(1975)
dipe-
yang t i p i s
lebih tinggi,
di-
bandingkan dengan k e l i n c i yang mempunyai p e r t u l a n g a n besar dan k u l i t yang t e b a l ,
Umur Potona Ternak Kelinci Umur
potong
trrnak
kelinci,
adalah
pada saat anak
kelinci disapih, yang paling u m u n dilakukan pad.a umur lapan minqgu,
dan sirp untuk
dijual
(1981) menyatakan bahwa kelinci Eropa dipotong
pada u m u r 8-18
(Eviaty, 1982).
komersial d i
Lang
Amerika dan
minggu dengan pertimbangan
bahwa pada umur tersebut kelinci memiliki daging sukai konsumen.
de-
yang di-
Pernyataan yang s a m a j u g a dikemukakan o l e h
Leach (1979), yaitu bahwa 95 persen dari kelinci komersial d i Inggris
dipasarkan
(1981) menyatakan
pada
18.5
minggu.
Sarwono
bahwa kelinci penghasil daging dipotong
setelah berumur 3-4 bulan. mengakibatkan
umur
bulu mulai
sampai s i k l u s pertumbuhan
Keterlambatan pernotongan dapat rontok, sehingga bulu berikutnya.
harus menunggu Jika hewan ter-
lalu muda dipotong,
bulu brlum seluruhnya "masak" sehingga
kurang seragam dan
mudah rontok.
(1994) menganjurkan
Oleh karsnanya
agar pada s a a t
bulu kelinci diperiksa
umur potong,
Stewart kualitas
secara intensif, sebelum dipotong-
Penaertian d a n Hanfaat Kulit Kulit
merupakan
organ terbesar dari tubuh, menutupi
sefuruh tubuh dan mempunyai beberapa Menurut Thakur mernpunyai fungsi
dan r
Puranik (1)
fungsi yang penting-
(19811, kulit
Melindungi
pada
tubuh dari
kelinci
kehilangan
< 2 ) Warna kulit dapat dipa-
cairan tubuh yang berlebihan, kai mslindungi nyamaF, (5)
(3) Memelihara
Menyimpan
but mempunyai ceqah
kelinci dari serangan musuh yaitu untuk me-
lemak
tubuh,
t 4 ) Sebagai
organ peraba, ( 6 ) Ram-
dalam lapisan subcutan, dan
fungsi sebagai lapiran
isolasi untuk
men-
kepanasan atau ked-inginan oleh perubahan temperatur
linqkunganMenurut Purnomo e t a l longkan menjadi kulit mentah
komoditas
(+984),
dan kulit samak,
Kulit men-
t a h a d a l a h kulit yang berasal dari hewan yang seperti sapi, kerbau, hewan
liar
kambinq, domba,
seperti harimau,
buaya,
dan
ular
kulit digo-
diternakkan
kelinci dan
maupun
sebagainya.
yang belum diolah, Judoamidjojo dimaksud
et a l ,
(1979) menyatakan
bahna
dertgan kulit mentah adalah kulit yang
yang
baru
di-
tanggalkan dari tubuh hewan potong sampai kulit hewan
itu
mengalami proses penyamakan. .dud
golungan,
kering. di
Kulit
Kulit mentah dibagi k e dalarn
yaitu kulit mentah segar dan
kulit ini
baru mudah
Kulit mentah kering adalah kulit mentah s e g a r yang
telah mengalami proses pengeringan Kanisius istilah
mentah
mentah segar adalah kulit hewan yang
lepas a t a u dikuliti dari tubuh hewan,
rusak.
kulit
yang
dengan sinar matahari.
(1977) menyatakan bahwa kulit hewan berbeda
berdasarkan
bobot
kulit
diberi sewaktu
nasih mentah.
Bila selembar kulit
disebut "hide", "skin"
dan bila
15 kg
mentah bobotnya
bobot kurartg d a r i 1 5 kg
disebut
-
"Hide" adalah istilah untuk kulit mentah yang berasal dari hewan
besar dewasa seperti kulit sapi,
kerbau,
unta,
badak
paus,
istilah
yang
dan
sedangkan "skin"
adalah
diberikan pada kulit mentah hewan kecil dan dewasa seperti kulit domba, untuk
kambing,
babi,
reptil, unggas
kulit hewan besar yang
anak sapi d a n kuda
"skin",
gunakan secai-a luas.
yang masih Sejalan
"Fur" merupakan
Pengertian
"pelt"
dengan ha1 tersebut
disamak.
kulit
kulit
Dalam istilah perdagangan "Raw
sebagai berbulu
yang
berbulu
Biberfield,
Barber dan Kaplan
dari hewan mammalia yang
mentah yang telah diawetkan.
kulit berbulu
adalah
mentah segar (Frishman and
luar
seperti
"pelt" dan "hide" biasanya di-
nyatakan bahwa istilah "fur" diartikan pisan
ikan atau
<Sharphouse, 1957).
Istilah "fur",
telah disamak.
beIum dewasa,
dan
19671-
(1972) mekulit dan
la-
telah
"furskin" adalah kulit hide" adalah kulit men-
t a h yang berbulu yang sudah diawetkan. "Pelt" kelinci digunakan untuk lengkapan
alat
dikembangkan 1978; Kenneth,
bahan pakaian dan per-
rumah tangga, barang
pula
untuk maksud-maksud
1971).
mainan dan kemudian lain
(Natasamita,
Subroto nakan
(1980) menqemukakan bahwa
d i luar
diambil punyai
negeri
bulunya. nilai
memelihara
kelinci
DaIam beberapa hal,
yang
lebih tinggi
akan selalu memberikan
beberapa khurus
kulit
dikenukakan bahwa
("fur")
duksi daging.
kulit berbulu
"urn'
atan barang-barang
dengan harga
yang
tinggi
hasil pro-
sisa
pembu-
(Templeton, pemhuatan,
(Aten et a1.,1955; Templetan,
Selanjutnya dikemukakan bahwa kualitas yang paling
baik dari
kulit
kelinci digunakan untuk
digunakan
dalam
warna
alami
1982), tapi pada umumnya
dari kelinci-kelinci pakalan,
kulit binatang
mantel.
Sering
(Templeton, 1968;
Cheeke,
masyarakat
diwarnai dengan zat pewarna.
pabrik
merupakan
digunakan untuk
kulit sebagai
digunakan untuk bahan perekat
oleh
Selanjutnya
yang berkualitas sedang dengan teknik
Putongan-potongan
1968).
karena
peternak kelinci dengan tujuan utama
pencukuran dan pewarnaan yang baik,
19681.
kelinci mem-
pendapatan yang bermanfaat pada peproduksinya.
bagi
untuk
dari pada karkas,
ternak untuk menggantikan biaya
tambahan
peter-
menyukai
Biasanya warna
muda
kulit yang alami diper-
(Butterfield, 1959).
Pada
kulit kelinci digunakan sebagai pengganti
buas yang sulit diperoleh
(Templeton, 1969).
Histolapi Kulit Kulit hewan dinilai dalam d u a cara, yaitu card grafi5 dan
cara
histalagis.
topo-
Menurut ~ ~ d O a m i d j O(1979) ~0
d a n Fahidin
( 1 9 8 8 1 , sicara
topografis
kulit
dibagi men-
jadi : a.
Daerah crupon, yang merupakan bagian
terpenting, meli-
55 persen dari seluruh kulit, mempunyai
puti kira-kira
jaringan kuat dan rapat, r e r t a merata dan padat. b.
Daerah leher dan kepala, luruh kulit,
Daerah perut, seluruh
Untuk
23 persen dari
se-
Daerah ini relatif lebih tebal dari pada
daerah krupon, c.
kira-kira
jaringannya longgar serta kuat sekali, paha
dan ekor kira-kira
l u a s kulit,
mengetahui
22 persen
dari
Bagian ini tertipis d a n longgar.
pembagian
daerah potongan kulit
secara
topagrafis pada Ilustrasi 1 (Fahidin, 1977). Secara histologic,
kulit pada umumnya dibagi
tiga lapisan; d a r i luar k e dalam, yaitu rium
(dermis), dan subcutis-
(1981), secara jadi (1)
dua
Thakur
dan
kho-
Puranik
:
yaitu
adalah lapisan kulit luar, berstruktur se-
lular dan terdiri a t a s berkembanq
epidermis,
histologis kulit kelinci dibagi hanya men-
lapisan,
Epidermis,
Menurut
:
menjadi
biak.
sel-sel
Lapisan
sel-sel
epithel
yang
dapat
epithel yang terda-
pat pada epidermis dari dalam k e luar menurut 3aqueria dan Carneiro dari dalam nativum), tum
(1988) terdiri a t a s lima k e luar
r
stratum basale
stratum spinosum,
lucidurn, dam
stratum
lapisan, yaitu (stratum germi-
stratum granulosum, corneum.
Epidermis
strapada
KRUPON
I l u s t r a s i I.
D a e r a h P a t o n g a n K u l i t Secara T o p o g r a f i s (Fahidin, 1977)
a.
Bagian
luar
bagian dalam pilarir
yang d i s e b u t
a t a u bagian
pars
merupakan l a p i s a n
ringan
penyambung
pars p a p i l a r retikular.
iarang.
Lapisan
i n i
Pars p a p i l a r i s merupakan daerah
but,
Iemak,
re2
kelenjar
k e l e n j a r sebaceous. samaknya
mempunyai
keringat,
keleniar
1977)-
Pars
persen
sedangkan
pisan
retikularis
padat
irregular,
75-85
tebal
kulit
(Mann,
1978).
t e r d i r i atas jaringan
mempunyai
serabut-serabut lebih
sun d a r i anyaman
kolagen yang
dan tenunan dan
jelas
1981). stratum
tidak
1957;
iaringan
papilaris
teratur..
adalah
pars
t e r d a p a t pembatas
Thakur
pengikat
Pada
lapisan
Rntara kedua l a p i s a n
retikularis
(Sharphuuse,
Serabut
i n i tersu-
pembuluh-pembuluh darah,
lemak,
tenunan
sedikit dari
Sebaqian l a p i s a n
sera*
La-
penyambung
pada Zapisan p a p i l a r i s .
lapisan i n i terdapat
persen
pada hewan k e c i l s e k i t a r 45-50
l e b i h banyak dan s e l - s e l
papilaris
adalah
Pars r e t i k u l a r i s dan p a r s p a p i l a r i s pada
d a r i seluruh
pengikat
lecnak dan
retikularis
hewan'besar mempunyai k e t e b a l a n a n t a r a kulit,
kantonq ram-
Lapisan i n i menentukan rupa k u l i t
(Fahidin,
l e b i h tebal.
yang
Pars pa-
t i p i s yang mengandung j a -
dermis.
serat,
b.
khusus y a i t u menqhubungkan khorium dengan e p i -
fungsi
dari
dan
dan
Puranik,
yang utama
s e r a b u t kolagen.
pada
Tenunan
kolagen kok
merupakan
dalam
penyusun utama d a r i k o n s t i t u e n
pembentukan
(1377), t e n u n a n
kolagen
terhadap s i f a t - s i f a t oleh
jaringan
kulit
fisik kulit,
penqikat
f u n g s i khusus
epidermis.
p a d a t yang t e b a l n y a
bertanggung
Kedua
papilar
serabut-serabut
kolagen
lapisan papilar
yang t e r a ~d i pada yang
sedangkan
b u t e l a s t i n berkurang e l a s t i s i t a n n y a , babkan
k u l i t menjadi
banyak
keriput.
rapuh,
(subcutis),
t u b u h yang bergeser
sebagian
besar
elastin,
dermis
menebal
s e h i n g g a menye-
k e h i l a n g a n kelemasan
t e r d i r i atas jaringan
berdekatan
t e r h a d a p bagian
dan
serabut-sera-
bung yang menghubungkan khorium s e c a r a
dapat
dan
diperlihatkan oleh
bertambah
yang
s i n t e s a n y a kolagen berkurang
bagian
ini m e m -
j a w a b a t a s e l a s t i s i t a s dan kekuatan
Perubahan-perubahan
Hipodermis
terqan-
korium d a n
banyak s e r a b u t - r e r a b u t
d a p a t d i p e n g a r u h i o l e h umur,
(3.)
tersusun
L a p i s a n i n i dinamakan d e m i k i a n k a r e n a m e -
r e t i k u l e r mempunyai
kul it.
Khorium
Lapisan
Kanagy
berpengaruh
y a i t u mengembangkan
nembus k e dalam p a p i l a r .
yang
Menurut
d i dalam k u l i t
t u n g pada j e n i s t e r n a k n y a . punyai
luar.
po-
sehingga tubuh.
dan
penyam-
l o n g g a r dengan memungkinkan Lapisan
t e r d i r i a t a s kolagen dan e l a s t i n ,
ini dan
juqa
mengandung
makan
kulit,
sel-=el l e m a k ,
d a l a m proses f l e s h i n g
lapisan
merupakan lapisan
ini
t i d a k
(Mann,
lapisan k u l i t ,
terma=.uk
dari
~ J u d o a m i d j o ~ o1980). ,
san-lapisan
k u l i t
Komposisi
Kimia
k a r e n a
tapi
k e t i k a proses pc-
k u l i t
dimasukkan ke
Untuk
dalam
l e b i h jelas
secara h i s t o l a g i s
dapat
lapi-
dilihat
K u l it atas a i r ,
K u l i t terdiri
ral dan zat-zat
protein,
Kompasisi
lain, protein
33 p e r r e n ,
persen,
m i n e r a l
0.5
p e r s e n dan z a t - z a t
1'977).
H a l
i n i s e j a l a n dengan h a s i l
mengenai
komposisi
lemak,
qararn,
mine-
k i m i a k u l i t terdiri atas
air A4
segar
Sebenarnya
I l u s t r a s i 2.
pada
(1957)
mekanik
Lapisan subcutis
dari k u l i t .
n g u l i t a n m a k a dengan s e n d i r i n y a kulit
secara
1978).
t e r d a l a m
dapat d i p i s a h k a n
tidak
dibuang
ini
lapisan
penya-
proses
Pada
lemak
2 persen,
l a i n n y a 0.5
substansi
persen
garam
(Fahidin,
p e n e l i t i a n Sharphouse k i m i a
kulit mentah
(Tabel 3).
P r o t e i n d i d a l a m k u l i t sebeaar 33 p e r s e n protein yang dagdo
yang b e r s e r a t a t a u " f i b r o u s
t i d a k
berserat
"globular p r o t e i n n * -
(1988), p r o t e i n
t i n dan
k e r a t i n ,
protein"
terdiri
dan p r o t e i n
Menurut
Djojoni-
berserat terdiri a t a s k o l a g e n ,
sedangkan
protein
yang
atas
t i d a k
elas-
berserat
Ilustrasi 2.
tambaran Histologi Kulit Kelinci (Thakur dan Puranik, 1981)
albumin,
adalah
globulin
berserat
a k a n
"soaking"
pada p e n y a m a k a n
Tabel
3,
terbuang
P r o t e i n yang t i d a k
dan m u k o i d .
proses
pada
atau
perendaman
kulit.
K o m p o s i s i Substansi K i m i a K u l i t M e n t a h Segar
Komposisi
M a c a m Substansi
e i r .
P r o t e i n Fibrous
:
Protein globular
:
Lemak Garam m i n e r a l Substansi lain Sumber
lebih
dsb,)
terlihat
tingqi
berserat
(gloktular
substansi
lain
komposiri
kulit-
p r o t e i n serat
bahwa
d i b a n d i n g k a n dengan
protein),
(pigmen)
sedang
menenpati
garam
urutan
(Fibrous
protein
tidak
m i n e r a l
dan
terkecil
dari
Tingginya
p r o t e i n serat d i d a l a m k u l i t a k a n m e m p e n g a -
kekuatan
f i s i k
atan t a r i k bahwa
keratin a l b u m i n , globulin mucus, mucoid
(pigmen,
D a r i T a b e l 3,
ruhi
elastin kolagen
S h a r p h o u s e (19571,
:
protein)
-
kulit.
k u l i t seperti daya regang,
Selanjutnya
t i n g g i rendahnya kekuatan
oleh k o m p o s i s i
dan
keku-
Kanagy
(1977) m e n y a t a k a n
tarik
k u l i t dipengaruhi
b e r k a s serabut k o l a g e n d a l a m k u l i t .
Selanjutnya dikemukakan pula bahwa kompaaisi
kimia
kulit
terbesar adalah serabut kolaqen yaitu sebesar 95-98 persen dari
total serabut-serabut
gilirannya akan menentukan
pratein dalam kulit yang sifat-sifat
fisik kulit.
Trautaan dan Febiqers (1957) menyatakan terdiri a t a s serabut-serabut fibril.
Fibril-fibril
jajar, terikat
di
yang
antara fibril-fibril
bahwa kolaqen
lebih kecil yang disebut
ini adalah halus
beberapa
pada
d a n letaknya
tempat berbentuk
terdapat substansi
se-
serat.
Di
"interfibrilair"
Sebagian b s a r terdiri a t a s protein yang mudah larut
yang
dalam air. Air
yang terdapat pada kulit terdiri a t a s a i r
(kapiler), a i r yang berasosiaai
dart a i r
Tersebarnya a i r d i dalam kulit tidak
bebas
terikat (polar),
merata.
Pada
kulit
mentah seqar, jumlah a i r terbanyak adalah pada stratum papilar
dan d i sekitar folikel-folikel
(kapiler) kulit,
rambut.
a d a l a h air yang menquap pada
sedangkan
terikat pada
air
terikat Cpolar)
substansi kulit
saat
i r
bebas
pengeringan
adalah
air
yang
iDeasy et a1-, 1977 yang di-
s i t i r a l e h D ~ a j o w i d a g d o , 1982). Henurut nya
meliputi
Fahidin dud
(1977) a i r
(kapiler) jumlah-
per tiga bngian dan air terikat
sebanyak sepertiga bagian yang kul it.
bebaa
berikatan
denqan
(polar) protein
A i r
terikat
stabilitas
( p o l a r ) dalam k u l i t dapat
dan bentuk
s o s i a s i dan a i r
bebas t k a p i l e r )
A i r
19783,
(Roddy,
mencapai 28-50 lingkungan
terdapat ferrum.
yang
b e r f u n g s i sebagai cadangan
terikat
oleh
protein
k u l i t dan
(19773, garam-garam
Fahidin
pada k u l i t a n t a r a l a i n
k o n s i s t e n s i dan t e k s t u r penyamakan garam-garam penyarnak
bera-
dapat
kelembaban
19773,
Adanya garam-garam
zat-zat
sedangkan a i r yang
persen d a r i kadar a i r
(Kanagy,
Menurut
protein,
mempertahankan
mineral
kalsium,
magnesium
mineral tersebut
sehingqa
dan
menyebabkan
k u l i t dapat t e r i a g a , mineral tersebut
yang
Dalam pro?-
ber r e a k s i
dengan
menghambat penyerapan z a t - r a t
penyamak k u l i t .
Sifat Fisik K u l i t Kekuatan f i s i k lagen yang t i d a k serat
kolagen
kekuatan f i s i k Kekuatan padatan, tinggi,
k u l i t tergantung d a r i jumlah s e r a t ko-
teruraikan;
makin banyak i u m l a h
yang t e r u r a i k a n dalam
proses
k u l i t semakin menurun (Mc. tarik
ketebalan
kandungan
penyamakan,
Laughlin,
k u l i t k e l i n c i dipengaruhi dan
iaringan
protein
oleh
kolagen
sedangkan p r o t e i n e l a s t i n akan mempengaruhi
t i s i t a s k u l i t dan s e l a n j u t n y a dinyatakan p u l a i a l i n a n berkas-berkas
1951). keyang elas-
bahwa sudut
serabut kolagen dan t e b a l n y a khorium
akan menyebabkan kekuatan
tarik yang tinggi dan kemuluran
yang rendah (Kanagy, 1977)-
Rmddy
(1978) menyatakan
s u d u t ialinan dan kadar lemak pada
bahwa
kulit akan menyebabkan
rendahnya kekuatan tarik kulit. S i f a t fisik ngaruhi
kulit
kelinci yang telah
o l e h beberapa
r
faktor, yaitu
a,
disamak dipeStruktur
rinqan kulit, yanq merupakan faktor terperrting, b. c.
Kelamin,
lit C M m n ,
d-
Umur,
1966)-
Pengulitan
B.
Selanjutnya
dan
ia-
Genetik,
pengawetan ku-
dikemukakan bahwa kekuatan
kulit dipengaruhi pula o l e h serat kulit,kompaknya jaringan dan
j u g a sudut
ikatan serat.
serat pada umumnya
berhubungan
Elesar atau dengan
kecilnya sudut
besarnya kekuatan
tarik k u l i t <Wilson, 1928). Dalam
perdagangan,
berdasarkan
penilaian
pada umumnya mutu organoleptis
yang meliputi penilaian permukaan kulit kehalusan, sedang uii
fisik dan
kimia
kulit
dinilai
(Butterfield, 1959) (grain),
kelunakan,
ditentukan secara
langsung, karena memerlukan analisis d i laboratorium. Menurut
3udoamidjojo
C19811,
kualitas
yang dihasilkan tidak hanya tergantung pada makannya
saja,
samak
proses penya-
tetapi j u g a tergantung dari kualitas kulit
mentah pada s a a t hewan sebelum dipotong dan dipotong ,
kulit
setelah hewan
Sifat yaitu
fisik
1) s t r u k t u r 3aringan k u l i t ,
s
waktu masih akan
k u l i t dipengaruhi o l e h
mentah
karena
menjadi k u l i t samak
Menurut H o l s t
(+984),
baik
(Fahidin,
faktor
keadaan k u l i t pada
k u l i t yang eudah bermutu
dengan c a r d sebaik-baiknya
2)
beberapa
rusak
walaupun
tidak diolah
1977).
faktor-faktor
musim,
umur,
seks.
k o n d i s i tubuh dan bangsa dapat mempengaruhi k u a l i t a s k u l i t , menurut Purnomo et al.
Selanjutnya sangat pakan,
tergantung pada f a k t o r
(1970)
u m u r dud b u l a n t i d a k
jerris
kelamin,
menyatakan bahwa k e l i n c i muda pada
dapat menghasilkan
karena k u l i t t i p i s ,
lunya
keturunan,
kualitas k u l i t
dan u m u r .
Natasasmita
baik
(1984)
tidak
lebar
s e r i n g s e k a l i menggumpal,
Selaniutnya B u t t e r f i e l d berumur 6-8 kelinci
minggu
dan kurang kuat,
bu-
" f u r W n y ad a t a r dan suram.
(1959) menyatakan
mengalami
yang berurnur
k u l i t berkualitar
kerontokan
bahwa bulu,
kelinci
sedangkan
enam bulan k u l i t n y a l e b i h l e b a r dan
bulunya tumbuh dengan b a i k s e r t a " f u r m n y a padat. Wenurut
Trautman dan Febigers 119571,
dewasa
l e b i h t e b a l dan l e b a r s e r t a
rapat.
Gelombang
besar betzna.
dan
serat
pada
k e r a s d a r i pada
S e ~ a l a n dengan
kulit
serat-seratnya
kulit
lebih
k e l i n c i iantan l e b i h
gelambang s e r a t
ha1 i n i
kelinci
O'Flaherty
(1960) menyatakan bahwa hewan b e t i n a terutama
k u l i t kelinci dan
Lollar
yang pernah
melahirkan pis
aka-
menghasilkan
dengan s e r a t kolaqen
kulit
yang
yang relatif
longgar
mempunyai d a y a reganq dan kekuatan Menurut
Barber
sehingga kulitnya
tarik yang rendah-
(1972), d i
dan Kaplan
lebih ti-
beriklim sedaog sebagian binatang mammalia
daerah
yang
mengalami
per-
gantian lapisan kulit dud kali dalam setahun, yaitu selama musim
gugur
bulu,
tampak
dan selama
musim s e m i -
j e l a s terjadi
perubahan pada
lebih tebal dan muncul bintil-bintil tumbuhnya bulu,
peninqkatan reservoir furrkin"
pigmen yang
untuk
Selama
hitam,
Bintik-bintik
bulu-bulu
prima ditentukan
baru,
pertumbuhan
"pelt". sesuai itu
Kulit dengan
merupakan
Kualitas
"raw
dari tidak adanya tanda-
tanda tersebut. r
"Fur"
yang diperoleh
pada musim dingin
haik karena-bulunya tumbuh denqan memiliki kulit yang tebal
dan
padat serta
(Butterfield, 1959).
penelitian Clarke e t al, <1937), yanq
Hasil Judoamidjojo
(1981), menyebutkan
yang mendapat pakan yang tebal dan pok domba
subur
berkualitas
bobotnya
yang
halnya denqan lebih tinggi-
bergizi
lengkap
kelompok
damba
menghasilkan
kulit
hampir dua kali lipat dari kelom-
mendapat pakan
luas
bahwa
disitir
bergizi rendah,
Demikian
kulit yang dihasilkan, yaitu 67 persen
Menurut Barber dan KapIan
"fur"
(19681,
dapat d i t e n -
tukan o l e h seorang a h l i dengan c a r d menusukkan j a r i pada "fur" t e r s e b u t , visual.
kemudian
Selanjutnya
melakukan
Stewart
p e n i l a i a n secara
(1984) menyatakan bahwa
merikssan k u a l i t a s ' * f u r o ' yang prima d i l a k u k a n o l e h rang
y a i t u seorang
tangan
memeganq
kelinci
memeriksa " f u r " dengan menggunakan
dan
j a r i
pe-
dud o-
seorang
Iagi
tangan dan m i s t a r
Pemeriksaan "fur*' d i l a k u k a n m u l a i d a r i bela-
atau p s n s i l .
kang kemudian maju ke arah punggung,
bahu,
hingga k e bagi-
an 'kepala dan t e r a k h i r membuat p e n i l a i a n . KuaIitas berdasarkan digunakan harganya,
kulit
warna,
kelinci r i f a t
d i b a g i dalam beberapa k e l a s
dan ukurannya,
untuk membuat mantel d i n g i n yang b a i k dan mahal sedanq
membuat t o p i ,
yang b e r k u a l i t a s
rendah digunakan untuk
k e r a j i n a n tangan j a k e t ,
pakaian l a k i - l a k i
(Templeton.
1968;
Lebas i1986) membagi k u a l i t a s las yaitu (1)
dan bagian p i n g g i r a n
Natasasmita,
1970)-
k u l i t dalam
tiga
ke-
:
K u a l i t a s baik digunakan
n
untuk
lunya beraturan, menari k
(2)
Kelas yang b a i k
k u l i t bulu bahan
berkualitas
pakaian
berbulu,
warnanya seragam,
prima bentuk
bulunya padat
yanq budan
.
K u a l i t a s sedang pencukuran, digunakan
:
Warna pada
kulit
b u l u yang
bulunya
kurang
industri tekstil
telah
mengalami
seragam,
banyak
atau i n d u s t r i k u l i t .
(3)
Kualitas a f k i r
Cheeke et al. linci
1)
("fur"),
("reject")
Kualitas 1
(1987) membagi k u a l i t a s
('Pluckers" hornpgen
Kualitas 2
panfang
3)
Kualitas 3
:
kulit
s e r t a warna
bu-
bebas d a r i
kulit
b u l u yanq
lebih
ti-
s e d i k i t tanda
cocok untuk mainan anak-anak-
("Hatters"),
dan banyak t e r d a p a t cocok untuk
:
k u a l i t a s 1, m e m i l i k i
dibandingkan
ke-
cocok untuk membuat pakain bulu,
("Long H a i r s " ) ,
p e r g a n t i a n bulu,
k u l i t bulu
dan "Shearears")
tanda p e r g a n t i a n bulu,
pis
k u l i t b u l u sisa,
dalam t i g a k e l a s y a i t u
lunya padat,
2)
:
kulit
b u l u yang
tanda-tanda
sangat t i p i s
p e r g a n t i a n bulu.
Tidak
bahan pakaian bulu.
Ponvamakan K u l i t K u l i t samak sifat
adalah k u l i t
lebih stabil,
dan
lemas
yang d i o l a h
sehingga ber-
tahan terhadap dekumpoaisi
b i l a kering.
yang mudah busuk dapat
Dengan
tahan
penyamakan,
terhadap
b i l a basah. kulit
hewan
kei-usakan-kerusakan
m i k r ~ biologisLollar nyamakan
(1956) dan I L O adalah
mengubah
(1981) mengemukakan bahwa jaringan
m e n ~ a d i tenunan yang tersamak, kulit
yang
Purnomo
dan
tahan busuk. Wazah
sehingga d i h a s i l k a n
Menurut
(1985),
(serabut)
pe-
kolagen suatu
J u d o a m i d ~ o ~ o(1981);
penyamakan
merupakan
prose5
mengubah kulit mentah terramak fisik,
("skins" d a n "hides") menjadi
("leather") yang
lebih tahan terhadap
pengaruh
kimia, dan biologis.
Penyamakan
pada mulanya menggunakan
tumbuhan, seperti tanin kayu laniut
memungkinkan
"OAK".
munium,
khrom, dan besi
Kulit
akan
tannin
(getah)
Perkembangan
penggunaan beberapa
sintetis dan logam atau mineral,
bahan
d i antaranya
mengalami
penyamak
adalah alu-
perubahan
fiaik
dan
kimia
Perbedaan utama antara
kulit mentah dengan kulit samak adalah bahwa kulit
kulit
dikeringkan samak
bila
akan meniadi keras dan kaku. dikeringkan
merupaknn
Wazah,
1985).
Dinyatakan
oleh
mentah
Sedangkan
bahan
fleksibel dan tidak busuk pada pembasahan kembali dan
lebih
(Lollar, 1956).
setelah melalui proses penyamakan.
jika
kulit
O'Flaherty
yang
lPurnomo
et
al.
(19561, bahwa kolagen kulit yang telah tersamak akan t e t a p lemas bila d i r e b u s pada s u h u 8 6 * ~ , sedangkan kulit
mentah
akan mengkerut dan kaku pada peaanasan yang sama. Proses
"dregreasing"
merupakan
suatu
proses lebih
lanjut, untuk menghilangkan lemak dan daging yang terdapat pada
permukaan kulit,
Proses
merendam dengan a i r sebanyak ditambah
"degreasing
ini
dilakukan dengan card
200 persen dari berat kulit,
agents",
kemudian diamkan selama 15
menit
(Oetoyc et dl.,
lanqkan
lemak,
juga
1989).
Proses
membersihkan
i n i
s e l a i n menqhi-
kulit
dari
misa-sisa
daging dan membran yang menghambat p e n e t r a s i bahan mak k e dalam k u l i t Proses untuk
(Hobson,
1982).
penguatan b u l u ( " f u r t i g h t e n i n g " )
menguatkan
mudah r o n t o k .
kedudukan b u l u
pada
dimaksudkan
kulit
agar
tidak
Bahan utama yang digunakan dalam proses i n i
adalah f o r m a l i n Proses
pfsnya-
(Oetoyo et al.,
berikutnya
adalah
19891. pengasaman
("pickling">,
b e r t u j u a n untuk menyesuaikan pH k u l i t dengan pH bahan nyamak s e p e r t i bahan penyamak Khrom COetoyo et al., Penyamakan juga
umumnya
berguna
pH 3-4.
berlangrung pada
untuk mengawetkan k u l i t ,
pembusukan b a k t e r i
(Purnomo dan Wazah,
pe-
19891.
Pengasaman
sehingga aran d a r i 1985)-
Pengasaman umumnya menqgunanakan beberapa macam asam, s e p e r t i asam
format
( T a t t e r n s o n dan
b i n a s i asam f o r m a t dan asam k h l o r i d a 19841,
kombinasi
et al.,
1983;
Proses
asam
sulfat
Divarkaran dan Sawa,
sehingga
format
(Jackson
penyamakan < ' * t a n n i n g " ) merupakan proses
masak s e t e l a h kulit
menjadi
berikatan lebih
kom-
1986).
(ILO, 1981).
b e r t u i u a n mengubah f i b r i l - f i b r i l
menjadi
1974),
(Verburq dan Freeman,
dan asam
sesungguhnya d a r i keseluruhan proses i n i
Windeor,
pada kolagen
dengan
stabil
dan
yang
Proses kulit,
bahan penyamak, tahan terhadap
.
pengaruh 19Bl)
fisik,
.
kimia
dan
mikrobiologis
<Judoamidjojo,
S o e n y o t o (1972) d a n J u d o a m i d j o j o (1979) mengemukakan bahwa s e c a r a praktis bahan penyamak digolongkan m e n ~ a d i : (a)
B a h a n penyamak nabati, be),
daun
bakau), (b)
d i p e r o l e h d a r i buah ibuah jam-
(daun gambir),
kulit
k a y u (ampobalan),
k a y u (acacia, bakau-
quebracho.
B a h a n penyamak sintetis, a n t a r a lain Tannigan,Basinta dan Tannicor.
(c)
B a h a n penyamak mineral,
yang terdiri d a r i logam-logam
mineral a n t a r a lain Fe,
S,
ini d a p a t merupakan menyamak
kulit.
bahan d a s a r
Bahan
kompleks dari
besar
dapat
harus cukup kulit,
Hanya
mempunyai s i f a t me-
Khrom yang bervalensi e n a m yang tidak mempumenyamak d a p a t dijadikan khrom bervalensi
nyai sifat t i g a yang
yang
untuk
adalah suatu
yang
bersifat menyamak
khrom yang bervalensi t i g a nyamak.
khrom
lagam-logam
persenyawaan
penyamak khrom
persenyawaan untuk
Zn, 6 1 d a n Cr,
mempunyai
penyamak khrom d i b u a t kenal d e n g a n
s i f a t menyamak.
Sekarang bahan
o l e h pabrik-pabrik
n a m a paten s e p e r t i kromosal,
d a n sebagainya.
besar, dikromitan
Kekuatan menyamaknya dinyatakan d a l a m
persen basisitas a t a u persentase kadar CrZ03. (d)
Bahan penyamak
lemak s e p e r t i minyak ikan mentah,
biasa digunakan untuk menyamak
kulit beludru
yang
(chamois),
Purnamo
dan Wazah (1985) menguraikan r e d u k s i
dengan " s u l f u r
dioxide"
b e r v a l e n s i 3* yang m e m i l i k i rend
yang
(SO2),
kemampuan
dapat b e r i k a t a n dengan gugus
kromat
menghasilkan
khrom
untuk menyamak ka-
amino pada p r a t e i n ku-
l i t , membentuk i k a t a n kompleksffenurut Suhanda
(19881,
gugus arnin
donor n i t r o g e n untuk membentuk
berperan sebaqai
senyawa kompleks,
kemudian
t e r j a d i i n t e r a k s i a n t a r a gugus k a r b o k s i l d a r i k u l i t dengan i o n kompleks d a r i Kulit kuat,
dan tahan
Dijelaskan samak dan
yang
khramdisamak
dengan
terhadap a i r
khrom
bersifat
mendidih (Sharphouse,
o l e h 0 - F l a h e r t y dan Roddy
khroa beratnya akan menurun,
1957).
bahwa
kulit
panjang seratnya
ketahanan t a r i k n y a berkurang,
r i k a n d a r i jaringan e l a s t i n tidak
(19561,
lemas,
sedanqkan
tetap,
kondisi
menonjol.
Proses penyamakan akan membentuk p o l i m e r i s a s i , pengikatan a n t a r dua molekul yang sama tanpa ikatan a i r
( J u d o a m i d ~ o j o , 1981).
ta-
yaitu
mengeluarkan
Selanjutnya
dikemukakan
o l e h Purnomo (1984) bahwa i k a t a n yang t e r j a d i a n t a r a
krom
dengan
yang
kolagen
t e r j a d i karena
valensi
3+,
k u l i t akan membentuk i k a t a n kemampuan b e r e a k s i
terhadap
k u l i t yang r e a k t i f .
gugus amino
molekul pada
silang khrom
protein
dengan kolagen
Penilaian Oraanoieutik
"Fur"
Penilaian terhadap kualitas kulit samak terdiri sifat-sifat 1984).
fisik dan organoleptik
Penilaian
pada kepadatan, Kepadatan satuan
(Sudardso dan
orqanoleptik terhadap
kerontokan, "fur"
luas kulit.
"fur'
atas
Suaarni, dilakukan
kilapan d a n penampilan bulu.
adalah populasi
bulu
pada
setiap
Alat untuk mengukur kepadatan
sampai
saat i n i belum add, namun demikian kepadatan dapat diniiai melalui
uii organoleptik.
Salah satu kesempurnaan
"fur"
adalah memiliki bulu yang menqkilap seperti pada waktu hewan
tersebut hidup,
Kerontokan
"fur' dapat dilihat
kekuatan bulu yang tertanaa pada kulit samaknya dan atan
bulu ini dapat dipengaruhi o l e h
penyamakan
d a n keadaan
kerontokan
bulu
yang
tidak
hasil
terlalu kuat d a n bila bulu
dengan
Penilaian card
tercabut
melihat,
meraba
dan
meremasnya.
kulit yang diinginkan.
uji organoleptik biasanya nerf,
pengecatan,
Sumarni, 1984)-
bulu
sedikit tersebut
terhadap kelemasan dan penampilan
terhadap penampilan kulit berbeda-beda an produksi
Sedangkan
menarik
atau bahkan tidak tercabut s a m a sekali maka bulu kuat.
keku-
kesempurnaan
f a s e pertumbuhan bulu.
dapat dinilai dengan card
dari
"fur"
Penilaian
sesuai dengan tuju-
Untuk kulit tanpa bulu
antara lain dilakukan
terhadap
kerusakan atau cacat ku1it CSudardjo dan Warna
dan kilap
merupakan
suatu
sifat
bahan yang dianggap b e r a s a l d a r i penyebaran spektrum s i n a r , begitu pula s i f a t
kilat dari
pantul
et a l - , 1988).
(Kartika
bahan d i p e n g a r u h i o l e h s i n a r Selaniutnya
bahwa perabaan merupakan suatu s i f a t yang secara khusus pada s u a t u Perabaan t e r i a d i
lain.
alat 'hampir
sun bahan,
merupakan
sifat
yaitu struktur,
sensasi
tekstur
komponen penyu-
tekanan
yang dapat
d i a m a t i dengan m u l u t ataupun perabaan dengan j a r i , kan k o n s i s t e n s i merupakan sebab s i f a t karakteristik
kan dengan
jenis
n g a t s u l i t untuk
yang
Sedang-
berhubungan
bahan s e p e r t i t e b a l ,
Dalam p r a k t e k s c h a r i - h a r i
yang
perabaan u-
Sifat
S t r u k t u r merupakan s i f a t
tekstur
terdapat
pada s e l u r u h permukaan ku-
d i k a i t k a n dengan t i g a h a l ,
dan k o n s i s t e n s i .
tidak
tubuh s e p e r t i
l i t dengan kepekaan yang berbeda-beda, mumnya
dikemukakan
dengan
t i p i s a t a u halus.
s i f a t perabaan banyak dihubung-
bahan yang sedang d i a m a t i , memberikan
batasan yang
sehingga berlaku
saumum.
Budiman t f 9 9 0 ) mengemukakan bahwa metode penyamakan dengan khrom menghasilkan
kulit
kepadatan,
dan penampilan " f u r "
bandingkan metode
bulu
dengan
penyamakan
yang t i d a k mukakan
kilapan
metode
tebal
yang t e r b a i k d i lainnya,
sedangkan
dan chrom menghasilkan
Michael1
tipisnya
disamping temperatur.
k e l i n c i Rex yang m e m i l i k i
penyamakan
formalin
mudah rontok,
bahwa
samak
e t al, (1984)
bulu menge-
k u l i t mempengaruhi d e n r i t i
Kulit
yang
tipis
cenderung
mempunyai tempat hingga
et dl.
untuk tumbuhnya
menghasilkan bulu
bulu
yang r e l a t i p
dengan temperatur
bulu
se-
Sartika
pakan BGl g / h a r i
1 6 - ~ B O C atau temperatur
AC mempunyai ketebalan b u l u terpadat. pula bahwa k i l a p a n
rapat,
sedikit.
(1389) megemukakan bahwa pemberian
per ekor
kakan
sangat
ruang
Selanjlrtnya dikemu-
kurang
menarik atau agak
suram pada temperatur 2 G l - 2 ~ dibandingkan ~ ~ dengan tempera-
tur 16-la-c pakan
aBB
dan temperatur
g dan B0 g -
I&-ZE~C pada
t i n g k a t pemberian