R. Muhammad Taufiq Kurniadihardja - Tinjauan Terhadap Asas Unconscionability Dan Penerapannya Dalam Kontrak Bidang Pertambangan Di Indonesia
TINJAUAN TERHADAP ASAS UNCONSCIONABILITY(ASAS KESEIMBANGAN) DAN PENERAPANNYA DALAM KONTRAK BIDANG PERTAMBANGAN DI INDONESIA Oleh: R. MUHAMMAD TAUFIQ KURNIADIHARDJA Dosen Fakultas Hukum – UIEU
[email protected] ABSTRAK Kontrak adalah salah satu bagian di bidang hukum yang sifatnya sangat spesifik dan peranannya dalam dunia kerja sangatlah penting. Salah satu peranan penting dari kontrak adalah pada bidang pertambangan, di mana saat ini ada dua permasalahan yang menimbulkan kontroversi secara nasional yaitu pada Joint Operating Agreement antara Pertamina dengan Exxonmobil untuk pengelolaan lapangan minyak di Blok Cepu serta kontrak karya dengan Freeport McMoran. Kontroversi yang merebak tidak hanya menyangkut aspek hukum, tetapi telah memasuki wilayah politis. Reaksi keras di berbagai lapisan masyarakat akhirnya timbul setelah Exxonmobil ditunjuk sebagai leader dalam pengelolaan lapangan minyak di Blok Cepu, bahkan ada salah satu partai politik berencana melayangkan gugatan kepada pemerintah apabila dari hasil pengkajian tim legal yang akan dibentuk oleh partai tersebut ditemukan adanya “jebakan-jebakan hukum” dalam penandatanganan JOA tersebut. Ketidak-puasan masyarakat terhadap isi dan implementasi dari kedua kontrak dimaksud, yang dianggap kurang mencerminkan rasa keadilan dan keseimbangan. Maka, disinilah diperlukan adanya tinjauan secara yuridis terhadap implementasi kontrak pada bidang pertambangan di Indonesia. Kata Kunci: Kontrak, Asas Keseimbangan, Pertambangan.
Pendahuluan
tidak hanya menyangkut aspek hukum,
A. Latar Belakang
tetapi telah memasuki wilayah politis. “Kemenangan”
Ada 2 (dua) masalah kontrak di
Exxonmobil
bidang pertambangan yang menjadi
yang akhirnya ditunjuk sebagai leader
kontroversi dalam skala nasional akhir-
dalam pengelolaan lapangan minyak di
akhir
Blok Cepu, tak pelak menimbulkan
ini,
Agreement
yaitu
Joint
Operating
(JOA) antara Pertamina
reaksi
keras
di
berbagai
dengan Exxonmobil untuk pengelolaan
masyarakat,
lapangan minyak di Blok Cepu serta
Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)
kontrak
Freeport
DPR berencana melayangkan gugatan
McMoran. Kontroversi yang merebak
kepada pemerintah apabila dari hasil
75
karya
dengan
Lex Jurnalica Vol.3 No.2 April 2006
bahkan
fraksi
lapisan Partai
R. Muhammad Taufiq Kurniadihardja - Tinjauan Terhadap Asas Unconscionability Dan Penerapannya Dalam Kontrak Bidang Pertambangan Di Indonesia
pengkajian
tim
akan
kontrak yang berlaku secara universal
adanya
dan banyak diterapkan khususnya di
dalam
negara-negara yang menganut prinsip
penandatanganan JOA tersebut. Reaksi
Common Law. Berdasarkan doctrine of
yang sama dari berbagai unsur lapisan
unconscionability ini, Pengadilan berhak
masyarakat
untuk
untuk menolak berlakunya suatu kontrak
berunjuk rasa untuk menolak Exxon
yang dianggap tidak adil (unfair) atau
mobil, meskipun akhirnya hal itu tidak
kontrak yang
terjadi.
contracts). Dalam hal ini, hakim diberi-
dibentuknya,
legal
yang
menemukan
“jebakan-jebakan
hukum”
juga
Pada
berencana
ada
kan kemerdekaan untuk menilai layak
berkelanjutan
tidaknya suatu klausula dalam kontrak
diajukan oleh masyarakat adat Papua
untuk diberlakukan, dengan berlandas-
terhadap keberadaan Freeport, dimulai
kan kepada prinsip persamaan derajat
dengan melakukan pemblokiran jalan
(equality) dan keadilan serta tidak
menuju lokasi Freeport, aksi unjuk rasa
bertentangan dengan hati nurani.
gugatan
saat
yang
bersamaan
menindas (oppressive
secara
yang dilakukan di berbagai tempat di Indonesia
yang
puncaknya
adalah
Asas keseimbangan ini juga diadopsi dalam prinsip hukum kontrak
kerusuhan yang melanda di Abepura
komersial
internasional,
misalnya
beberapa waktu lalu yang menimbulkan
prinsip-prinsip
korban jiwa, baik di kalangan aparat
UNIDROIT atau UPICCs (Principles of
militer, polisi hingga masyarakat sipil.
International Commercial Contracts)
yang dianut dalam
yaitu prinsip itikad baik (good faith), transaksi jujur (good dealing) dan
B. Permasalahan Kesimpulan yang dapat kita
kontrak yang mengandung perbedaan
tarik dari kedua contoh kontrak yang di-
besar (gross disparity).
permasalahkan yaitu adanya ketidak-
berdasarkan prinsip ini maka salah satu
puasan masyarakat terhadap isi dan
pihak
implementasi
kontrak
kontrak atau syarat-syarat individual
kurang
dari kontrak tersebut, apabila kontrak
dan
atau syarat tersebut secara tidak sah
dimaksud,
dari yang
kedua dianggap
mencerminkan rasa
keadilan
dapat
memberikan
keseimbangan. Asas keseimbangan atau asas
Selanjutnya
membatalkan
keuntungan
seluruh
yang
ber-
lebihan kepada salah satu pihak.
me-
Sesungguhnya kalau kita mau
rupakan salah satu asas dalam hukum
jujur, hampir tidak pernah ada suatu
unconscionability
sesungguhnya
Lex Jurnalica Vol.3 No.2 April 2006
76
R. Muhammad Taufiq Kurniadihardja - Tinjauan Terhadap Asas Unconscionability Dan Penerapannya Dalam Kontrak Bidang Pertambangan Di Indonesia
kontrak yang betul-betul mencerminkan
used its unequal bargaining power
keadilan dan keseimbangan bagi para
to obtain oppressive or manifestly
pihak, selalu ada salah satu pihak yang
unfair contract terms);
lebih diuntungkan dan hal itu sangat
3. Pihak
yang
lebih
lemah
tidak
disadari oleh para pembuat kontrak yang
memiliki pilihan alternatif lain (the
bersangkutan.
adhering party had no reasonable
bicarakan
Apalagi kontrak
standardized
contract
jika
mem-
baku
atau
yang
dibuat
alternative). Selain
itu,
kontrak
asas
uncons-
secara sepihak oleh pihak yang lebih
dianggap
dominan, jelas bahwa asas keseim-
cionability apabila bertentangan dengan
bangan atau unconscionability ini tidak
public policy.
mungkin diterapkan. Namun demikian dengan
mendasarkan
kebebasan
berkontrak
kepada
asas
Diantara ketiga unsur tersebut di atas,
penulis
berpendapat
bahwa
of
kesulitan yang paling utama adalah
contract) bahwa tidak ada satu pun
untuk membuktikan adanya posisi tawar
pihak yang dipaksa untuk membuat
menawar yang tidak seimbang. Hal itu
suatu kontrak, maka dalam praktek hal
disebabkan dalam praktek seringkali
semacam
suatu
bentuk “tekanan” dari pihak yang lebih
kelaziman, meskipun tidak sedikit pula
dominan adalah samar-samar atau tidak
yang menentangnya.
kasat
itu
telah
(freedom
melanggar
suatu
menjadi
mata,
apalagi
jika
dikaitkan
Untuk dapat menilai apakah
dengan kekuatan politik, ekonomi atau
suatu kontrak bertentangan dengan asas
keahlian (skill) yang merupakan prestasi
unconscionability
yang paling menentukan atas terjadinya
ini
maka
harus
ditemukan unsur-unsur sebagai berikut:
kontrak.
1. Para pihak memiliki kekuatan tawar
dituntut kejelian dari para hakim untuk
menawar yang tidak seimbang (the
menggali
parties possessed severely unequal
tersebut serta mengaitkannya dengan
bargaining power);
latar belakang, sifat dan tujuan dari
2. Pihak yang lebih dominan secara tidak wajar menggunakan kekuatannya
77
Dalam kasus seperti ini
untuk
melakukan
tekanan/
adanya
unsur
“tekanan”
dibuatnya kontrak itu sendiri. Sesungguhnya, di dalam Kitab Undang-undang
Hukum
Perdata
menindas atau membuat ketentuan-
Indonesia (KUH Perdata) terdapat Pasal-
ketentuan kontrak yang tidak adil
Pasal yang mengatur keberlakuan suatu
(the dominant party unreasonably
kontrak, yaitu bahwa suatu kontrak
Lex Jurnalica Vol.3 No.2 April 2006
R. Muhammad Taufiq Kurniadihardja - Tinjauan Terhadap Asas Unconscionability Dan Penerapannya Dalam Kontrak Bidang Pertambangan Di Indonesia
dapat dibatalkan apabila kesepakatan
gugatan pembatalan terhadap kontrak
yang dibuat diakibatkan oleh kehilafan,
tersebut akan menimbulkan masalah
paksaan atau penipuan (Pasal 1321),
baru, sebab selain akan menimbulkan
sedangkan Pasal 1337 dan 1339 KUH
preseden buruk tentang kepastian hukum
Perdata mengatur larangan berlakunya
dalam berinvestasi di Indonesia, juga
kontrak
undang-
mengundang lahirnya kasus “Karaha
undang, kesusilaan, ketertiban umum,
Bodas Company (KBC)” baru, yang
kepatutan
Apabila
tentunya berdampak negatif terhadap
terbukti bahwa salah satu klausula,
citra bangsa kita di mata masyarakat
syarat atau ketentuan yang dituangkan
internasional.
yang
melanggar
atau
kebiasaan.
dalam suatu kontrak memenuhi unsur-
Namun demikian, adalah tugas
unsur yang ber-tentangan dengan asas
kita
unconscionability
kepentingan (stakeholders) yang merasa
tersebut,
maka
semua,
seluruh
tindakan-tindakan yang dapat dilakukan
terpanggil
adalah sebagai berikut:
terhadap keberadaan kontrak-kontrak di
1. Menolak berlakunya kontrak secara
bidang pertambangan yang menyangkut
keseluruhan; 2. Menolak
untuk
pemangku
berbuat
sesuatu
hajat hidup orang banyak yang harus berlakunya
klausula-
dihormati
tersebut, untuk mengkaji
klausula yang bertentangan dengan
secara
asas
tersebut,
klausula-klausula dalam kedua kontrak
memberlakukan
tersebut yang sekiranya mengandung
lainnya
unsur-unsur yang bertentangan dengan
unconscionability
tetapi
tetap
klausula-klausula
dalam
kontrak; 3. Membatasi
asas berlakunya
klausula-
teliti
dan
seksama
unconscionability
adakah
sebagaimana
telah diuraikan di muka. Apabila benar
klausula yang bertentangan dengan
ada,
asas
sewajarnya apabila pemerintah berani
unconscionability
untuk menghindari
tersebut
kemungkinan
maka
menekan
sudah
pihak
sepatutnya
kontraktor
dan
untuk
terjadinya keadaan yang tidak adil
menyepakati klausula pengganti atas
atau menguntungkan secara tidak
klausula yang tidak dapat diberlakukan
sah salah satu pihak.
tersebut.
Dalam kaitannya dengan kedua kontrak di bidang pertambangan yang telah dibuat secara sah (JOA Blok Cepu dan Kontrak Karya Freeport), maka Lex Jurnalica Vol.3 No.2 April 2006
78
R. Muhammad Taufiq Kurniadihardja - Tinjauan Terhadap Asas Unconscionability Dan Penerapannya Dalam Kontrak Bidang Pertambangan Di Indonesia
tuntutan masyarakat setempat untuk
C. Kesimpulan Suatu kontrak bukanlah harga
lebih dilibatkan secara aktif sejak tahap
mati yang tidak dapat ditawar-tawar
perundingan hingga pelaksanaan kontrak
lagi,
untuk
juga merupakan tuntutan yang wajar,
ditambah, dikurangi, diperbaiki serta di-
sepanjang dalam koridor aturan yang
sempurnakan berdasarkan kesepakatan,
telah ditetapkan.
apalagi
masih
jika
dimungkinkan
kita
kaitkan
Pemerintah
dengan
memang
me-
kewenangan yang dimiliki oleh negara
nyatakan bahwa pada tahun 2005,
sebagai pemilik sumber daya alam yang
Freeport memberikan manfaat langsung
wajib dipergunakan sebesar-besarnya
sebesar US$ 880 juta dalam bentuk
untuk
maka
pembagian saham (dividen), royalti dan
untuk
pajak.
kemakmuran
pemerintah
rakyat,
berkewajiban
Demikian
memastikan bahwa perlindungan ter-
penerimaan
hadap kepentingan tersebut selayaknya
diakui oleh pemerintah
ditegakkan dan dipatuhi.
400
Patut dicermati bahwa kontrak-
juta
kompensasi
dari
pula
dengan
Exxonmobil
yang
sebesar US$
yang
merupakan
atas
lapangan
total minyak
kontrak di bidang pertambangan yang
Sukowati dan Tuban ditambah hasil
berlaku di Indonesia saat ini, baik
produksi Sukowati, namun pemerintah
Kontrak Karya maupun Kontrak Bagi
juga harus mengakui secara jujur masih
Hasil, sejak generasi pertama hingga
banyak kelemahan dan kerugian yang
generasi yang terakhir tidak mengalami
ditemui
perubahan
kontrak pertambangan tersebut.
yang
mendasar,
padahal
dalam
Jika
konsep Kontrak Karya generasi pertama
implementasi
pihak
kedua
kontraktor
juga
yang ditandatangani pada bulan April
beritikad baik untuk lebih memberikan
1967
Freeport,
kontribusi yang nyata bagi community
sehingga mudah dipahami jika klausula-
development, tidak hanya mengeruk
klausulanya lebih banyak menguntung
keuntungan semata, semestinya tidak
untungkan pihak mereka.
perlu ada keengganan dari pihak mereka
dibuat
oleh
pihak
Jika dikaitkan dengan semangat
untuk duduk bersama
dan meninjau
otonomi daerah yang didengungkan
kembali
berdasarkan Undang-Undang Nomor 22
dianggap merugikan tersebut, apalagi
Tahun 1999, sebagaimana telah diubah
jika terbukti telah terjadi pelanggaran
dengan
terhadap asas unconscionability yang
Undang-Undang
Nomor
32
Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, 79
klausula-klausula
semestinya dipatuhi dan dihormati.
Lex Jurnalica Vol.3 No.2 April 2006
yang
R. Muhammad Taufiq Kurniadihardja - Tinjauan Terhadap Asas Unconscionability Dan Penerapannya Dalam Kontrak Bidang Pertambangan Di Indonesia
Daftar Pustaka Atiyah, P.S., “An Introduction to the Law
of
edition.
Contract”, Oxford,
fourth
Clarendon
Press, 1989. Badrulzaman,
Mariam
Darus,
et.al.
“Kompilasi Hukum Perikatan, dalam rangka menyambut masa purna bakti usia 70 tahun”, PT. Citra Aditya Bakti, 2001. Cheeseman, Henry R., “Business Law”, third edition. Prentice Hall, 1998. Fox, William J. R.: “International Commercial Kluwer
Agreements”,
Law
and
Taxation
Publishers, 1992. Fuady, Munir.. “Hukum Kontrak (dari sudut Pandang Hukum Bisnis)”, buku kedua, PT. Citra Aditya Bakti, 2003. Hasan, Madjedi., “Pacta Sunt Servanda. The
Principle
Application
in
and
its
Petroleum
Production Sharing Contract”, PT. Fikahati Aneska, 2005.
Lex Jurnalica Vol.3 No.2 April 2006
80