TINJAUAN PUSTAKA
Singkong Singkong atau ubi kayu merupakan tanaman pangan dan perdagangan (cash crop). Sebagai tanaman perdagangan, ubi kayu menghasilkan gaplek, tepung ubi kayu, etanol, gula cair, sorbitol, monosodium glutamat, dan tepung aromatik. Ubi kayu dapat menghidupi berbagai industri hulu dan hilir. Sebagai tanaman pangan, ubi kayu merupakan sumber karbohidrat bagi sekitar 500 juta manusia di dunia. Di Indonesia, tanaman ini menempati urutan ketiga setelah padi dan jagung.
Gambar 3. Singkong Sebagai sumber karbohidrat, ubi kayu merupakan penghasil kalori terbesar dibandingkan dengan tanaman lain seperti jagung, beras, sorgum, gandum. Indonesia adalah penghasil ubi kayu urutan keempat terbesar di dunia setelah Nigeria, Brasil, dan Thailand. Namun
pasar ubi kayu dunia dikuasai oleh
Thailand dan Vietnam. Dalam sistematika tanaman, ubi kayu termasuk kelas Dicotyledoneae. Ubi kayu masuk dalam famili Euphorbiaceae yang mempunyai 7.200 spesies beberapa di antaranya mempunyai nilai komersial, seperti karet (Hevea brasiliensis), jarak (Ricinus comunis dan Jatropha curcas), umbi-umbian
Universitas Sumatera Utara
(Manihot,spp), dan tanaman hias (Euphorbia spp), Klasifikasi tanaman ubi kayu adalah sebagai berikut : Kelas
: Dicotyledoneae
Sub kelas : Arhichlamydeae Ordo
: Euphorbiales
Famili
: Euphorbiaceae
Sub famili : Manihotae Genus
: Manihot
Spesies
: Manihot esculenta Crantz
Manihot esculenta Crantz mempunyai nama lain Manihot utilissima dan Manihot alpi (Prihandana, dkk, 2007). Pengolahan Makanan Pengolahan makanan adalah kumpulan metode dan teknik yang digunakan untuk mengubah bahan mentah menjadi makanan atau mengubah makanan menjadi bentuk lain untuk konsumsi oleh manusia atau hewan di rumah atau oleh industri pengolahan makanan. Pengolahan makanan membutuhkan ladang bersih dan telah panen atau produk hewan yang disembelih dan penjual daging dan menggunakannya untuk memproduksi produk makanan menarik, dapat dipasarkan dan tahan lama. Proses yang sama digunakan untuk membuat pakan hewan. Contoh ekstrim pengolahan makanan meliputi penyiapan ikan fugu mati atau konsumsi dibawah gravitasi nol (Anonimous, 2010). Dalam proses pengolahan hasil pertanian atau perkebunan menjadi produk olahan bahan jadi (final product) dan bahan setengah jadi (semifinal product).
Universitas Sumatera Utara
Untuk bahan industri pangan dan non pangan secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut: Proses Hasil Pertanian
Product
Operasi Gambar 2. Proses pengolahan hasil pertanian menjadi produk olahan Pengolahan
Bahan mentah
Alat peralatan dan mesin-mesin. Pengolahan secara Fisik, kimiawi, mikrobiologi dan biokimia
Hasil olahan
Gambar 3. Proses pengolahan bahan mentah menjadi produk olahan (Setyohadi, 2006) Bahan mentah sering berukuran lebih besar daripada kebutuhan, sehingga ukuran bahan ini harus diperkecil. Operasi pengecilan ukuran ini dapat dibagi dua kategori utama, tergantung kepada apakah bahan tersebut bahan cair atau bahan padat. Apabila bahan padat, operasi pengecilan disebut penghancuran dan pemotongan, dan apabila bahan cair disebut emulsifikasi atau atomisasi. Penghancuran dan pemotongan mengurangi ukuran bahan padat dengan kerja mekanis, yaitu membaginya menjadi partikel-partikel lebih kecil. Penggunaan proses penghancuran yang paling luas di dalam industri pangan barangkali adalah dalam penggilingan butir-butir gandum menjadi tepung, akan
Universitas Sumatera Utara
tetapi penghancuran ini dipergunakan juga untuk berbagai tujuan, seperti penggilingan jagung untuk menghasilkan tepung jagung, penggilingan gula dan penggilingan bahan pangan kering seperti sayuran. Pemotongan dipergunakan untuk memecahkan potongan besar bahan pangan menjadi potongan-potongan kecil yang sesuai untuk pengolahan lebih lanjut, seperti dalam penyiapan daging olahan (Earle, 1969). Tujuan penggunaan alat mesin pertanian dengan sumber tenaga mekanis (mekanisasi pertanian) Setiap perubahan usaha tani melalui mekanisasi didasari tujuan tertentu yang membuat perubahan tersebut bisa dimengerti, logis, dan dapat diterima. Diharapkan
perubahan
suatu
sistem
akan
menghasilkan
sesuatu
yang
menguntungkan dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Secara umum, tujuan mekanisasi pertanian adalah : a. meningkatkan efisiensi tenaga manusia. b. mengurangi kerusakan produksi pertanian. c. menurunkan ongkos produksi. d. menjamin kenaikan kualitas dan kuantitas produksi. e. meningkatkan taraf hidup petani. f. memungkinkan pertumbuhan ekonomi subsisten (tipe pertanian kebutuhan keluarga) menjadi tipe pertanian komersil. Tujuan tersebut di atas dapat dicapai apabila penggunaan dan pemilihan alat mesin pertanian tepat dan benar, tetapi apabila pemilihan dan penggunaannya tidak tepat hal sebaliknya yang akan terjadi (Rizaldi, 2006).
Universitas Sumatera Utara
Ilmu
mekanisasi
pertanian
di
Indonesia
telah
dipraktekkan
atau
dilaksanakan untuk mendukung berbagai usaha pembangunan pertanian terutama di bidang usaha swasembada pangan. Dengan mempertimbangkan aspek kepadatan penduduk, nilai sosial ekonomi, dan teknis, maka pengembangan mekanisasi pertanian di Indonesia dilaksanakn melalui sistem pengembangan selektif. Yang dimaksud dengan sistem mekanisasi pertanian selektif adalah usaha memperkenalkan, mengembangkan, dan membina pemakaian jenis atau kelompok jenis alat dan mesin pertanian yang serasi atau yang sesuai dengan keadaan wilayah setempat. Oleh karena itu, ditinjau dari segi tingkat teknologinya, mekanisasi pertanian dibedakan atas: mekanisasi pertanian sederhana, mekanisasi pertanian madya, dan mekanisasi pertanian mutakhir. Wilayah pengembangan mekanisasi pertanian dibagi atas: wilayah tipe I-A atau wilayah lancar, wilayah tipe I-B atau wilayah siap, wilayah tipe II atau wilayah setengah siap atau secara ekonomi kurang menguntungkan, dan wilayah tipe III atau wilayah mekanisasi pertanian terbatas (Hardjosentono, dkk., 2000). Ilmu mekanisasi Pertanian adalah bagian dari industri pertanian hari ini yang penting karena produksi yang efisien dan pengolahan bahan-bahan tergantung pada mekanisasi. Oleh karena itu, mayoritas pekerja bekerja pada bidang keduanya baik di lahan maupun di pemasaran hasil-hasil pertanian yang membutuhkan
keahlian-keahlian
yang
memungkinkan
mereka
untuk
mengoperasikan, mempertahankan, dan memprebaiki mesin dan peralatan (Shin and Curtis, 1978).
Universitas Sumatera Utara
Logam yang Digunakan Baja Tahan Karat Baja tahan karat (stainless steel) mempunyai seratus lebih jenis yang berbeda-beda. Akan tetapi, seluruh baja itu mempunyai satu sifat karena kandungan kromium yang membuatnya tahan terhadap karat. Baja tahan karat dapat dibagi ke dalam tiga kelompok dasar, yakni baja tahan karat berlapis ferit, berlapis austenit, dan berlapis martensit. Baja tahan karat martensit mengandung 0,1 % C, 13 % Cr, dan 0,5 % Mn ini dapat didinginkan untuk memperbaiki kekuatannya, tetapi tidak menambah kekerasan. Baja ini seringkali disebut besi tahan karat dan digunakan khususnya untuk peralatan gas turbin dan pekerjaan dekoratif. Apabila baja ini digunakan untuk alat-alat pemotong maka terlebih dahulu ditemper atau disepuh pada temperatur sekitar
1800C, dan jika digunakan
untuk pegas terlebih dahulu ditemper pada temperatur sekitar 4500C (Amanto dan Daryanto, 1999). Elemen Mesin Motor listrik Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Alat yang berfungsi sebaliknya, mengubah energi mekanik menjadi energi listrik disebut generator atau dinamo. Motor listrik dapat ditemukan pada peralatan rumah tangga seperti kipas angin, mesin cuci, pompa air dan penyedot debu. Motor listrik yang umum digunakan di dunia Industri adalah motor listrik asinkron, dengan dua standar global yakni IEC dan NEMA. Motor asinkron IEC
Universitas Sumatera Utara
berbasis metrik (milimeter), sedangkan motor listrik NEMA berbasis imperial (inch), dalam aplikasi ada satuan daya dalam horsepower (HP) maupun kiloWatt (kW). Prinsip kerja motor listrik Pada motor listrik tenaga listrik dirubah menjadi tenaga mekanik. Perubahan ini dilakukan dengan merubah tenaga listrik menjadi magnet yang disebut sebagai elektro magnit. Sebagaimana kita ketahui bahwa : kutub-kutub dari magnet yang senama akan tolak-menolak dan kutub-kutub tidak senama, tarik-menarik. Maka kita dapat memperoleh gerakan jika kita menempatkan sebuah magnet pada sebuah poros yang dapat berputar, dan magnet yang lain pada suatu kedudukan yang tetap (Anonimous, 2010). Motor listrik sering digunakan sebagai tenaga penggerak dibandingkan dengan jenis tenaga-tenaga yang lain karena : 1. Dapat disesuaikan : motor dapat digunakan di hampir setiap lokasi termasuk di dalam air. 2. Otomatis : motor dengan mudah dikontrol dengan alat otomatis. 3. Rapi : sebuah unit kecil memperkembangkan sejumlah kekuatan besar secara bersama-sama. 4. Dapat dipercaya : motor listrik secara khusus untuk pekerjaan jarang mengalami gangguan. 5. Ekonomis 6. Efisien : motor listrik memiliki efisiensi hingga 95 %.
Universitas Sumatera Utara
7. Perawatan mudah : jika melindungi dari debu dan kotoran, motor hanya membutuhkan sedikit perawatan. 8. Tenang : motor secara umum lebih tenang dari pada mesin yang di jalankan. 9. Aman : apabila dipasang dengan tepat, dipelihara, dan digunakan, motor sangat aman untuk dioperasikan. 10. Mudah dioperasikan : tidak membutuhkan banyak pelatihan untuk mengoperasikan motor (Cooper, 1992). Motor listrik mempunyai keuntungan sebagai berikut : 1. Dapat dihidupkan dengan hanya memutar sakelar 2. Suara dan getaran tidak menjadi gangguan 3. Udara tidak ada yang diisap, juga tidak ada gas buang, karena itu tidak perlu mengukur polusi lingkungannya atau membuat ventilasi 4. Motor DC mempunyai daya besar pada putaran rendah. Di lain pihak motor AC yang menggunakan sumber daya umum tidak mudah mengubah putarannya Di lain pihak, motor listrik juga memiliki kekurangan sebagai berikut : 1. Motor listrik membutuhkan sumber daya, kabelnya harus dapat dihubungkan langsung dengan stopkontak, dengan demikian tempat penggunaannya sangat terbatas panjang kabel 2. Kalau dipergunakan baterai sebagai sumber daya, maka beratnya akan menjadi besar 3. Secara umum biaya listrik lebih tinggi dari harga bahan bakar minyak
Universitas Sumatera Utara
4. Untuk menghasilkan daya yang sama dihasilkan oleh sebuah motor pembakaran, maka motor listrik akan lebih berat (Soenarta dan Furuhama, 2002). Roda Gigi Bila sebuah mesin mempunyai susunan yang kompak dan letak poros saling berdekatan, untuk pemindahan daya digunakan roda gigi. Penggunaan roda gigi menghasilkan konstruksi yang lebih kokoh dan meniadakan sejumlah besar gerakan yang hilang tak berguna. Prinsip kerja pasangan roda gigi dengan roda gigi, yaitu penyaluran atau pemindahan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan dihubungkan langsung antara roda gigi yang satu dengan roda gigi yang lain. Pada sistem inipun juga tidak mungkin terjadi slip karena masingmasing roda gigi saling berhubungan secara langsung (Smith dan Wilkes, 1990). Dalam hal penggolongan roda gigi dibedakan atas tiga keadaan sesuai dengan kedudukan yang diambil poros yang satu terhadap yang lain, yaitu: 1. Poros sejajar satu sama lain (roda gigi silindrik) 2. Poros saling memotong (roda gigi kerucut) 3. Poros saling menyilang (roda gigi sekrup) (Stolk dan Kross, 1981). Roda gigi merupakan komponen/alat untuk menghubungkan satu poros ke lain poros dengan jumlah putaran dan arah posisi sumbu yang berbeda, dengan jumlah putaran yang sama maupun diperbesar atau diperkecil (Daryanto, 1984).
Universitas Sumatera Utara
Puli (Pulley) Pulley sabuk dibuat dari besi-cor atau dari baja. Pulley kayu tidak banyak lagi dijumpai. Untuk konstruksi ringan diterapkan pulley dari paduan aluminium. Pulley sabuk baja terutama cocok untuk kecepatan sabuk yang tinggi (di atas 35 m/det) (Stolk dan Kros, 1981). Untuk menghitung kecepatan atau ukuran roda transmisi, putara transmisi penggerak dikalikan diameternya adalah sama dengan putaran roda transmisi yang digerakkan dikalikan dengan diameternya. SD (penggerak) = SD (yang digerakkan) …………………………………(1) Dimana : S
= adalah kecepatan putar pulley (rpm)
D
= adalah diameter pulley (mm)
(Smith dan Wilkes, 1990). Pemasangan puli antara lain dapat dilakukan dengan cara: - Horizontal, pemasangan puli dapat dilakukan dengan cara mendatar di mana pasangan puli terletak pada sumbu mendatar. - Vertikal, pemasangan puli dilakukan secara tegak di mana letak pasangan puli adalah pada sumbu vertikal. Pada pemasangan ini akan terjadi getaran pada
bagian
mekanisme
serta
penurunan
umur
sabuk
(Mabie and Ocvirk, 1967). Sabuk-V Sabuk/belt berfungsi untuk memindahkan putaran dari poros satu lainnya, baik putaran tersebut pada kecepatan putar yang sama maupun putarannya
Universitas Sumatera Utara
dinaikkan maupun diperlambat, searah dan kebalikannya. Sabuk V terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapesium. Sabuk V dibelitkan di sekitar alur pulley yang berbentuk V pula. Transmisi sabuk yang bekerja atas dasar gesekan belitan mempunyai beberapa keuntungan karena murah harganya, sederhana konstruksinya dan mudah untuk mendapatkan perbandingan putaran yang diinginkan. Transmisi tersebut telah digunakan dalam semua bidang industri, misalnya mesin-mesin pabrik, otomobil, mesin pertanian, alat kedokteran, mesin kantor dan alat-alat listrik. Kekurangan yang ada pada sabuk ini adalah terjadinya slip antara sabuk dan pulley sehingga tidak dapat dipakai untuk putaran tetap atau perbandingan transmisi yang tetap (Daryanto, 1993). Sabuk bentuk trapezium atau V dinamakan demikian karena sisi sabuk dibuat serong, supaya cocok dengan alur roda transmisi yang berbentuk V. kontak gesekan yang terjadi antara sisi sabuk V dengan dinding alur menyebabkan berkurangnya kemungkinan selipnya sabuk penggerak dengan tegangan yang lebih kecil dari pada sabuk yang pipih. Dalam kerjanya, sabuk V mengalami pembengkokan ketika melingkar melalui roda transmisi. Bagian sebelah luar akan mengalami tegangan, sedangkan bagian dalam akan mengalami tekanan. Susunan khas sabuk V terdiri atas : 1. Bagian elastis yang tahan tegangan dan bagian yang tahan kompresi 2. Bagian yang membawa beban yang dibuat dari bahan tenunan dengan daya rentangan yang rendah dan tahan minyak sebagai pembalut (Smith dan Wilkes, 1990). Adapun faktor yang menentukan kemampuan sabuk untuk menyalurkan tenaga tergantung dari :
Universitas Sumatera Utara
1. Regangan sabuk pada pulley 2. Gesekan antara sabuk dan pulley 3. Lengkung persinggungan antara sabuk dan pulley 4. Kecepatan sabuk (makin cepat sabuk berputar makin kurang terjadi regangan dan singgungan) (Pratomo dan Irwanto, 1983). Sabuk-V mempunyai penampang trapesium yang terbuat dari karet, tenunan atau semacamnya digunakan sebagai inti sabuk untuk membawa tarikan yang besar. Sabuk-V dibelitkan di sekeliling alur puli yang berbentuk V. Selain koefisien gesek dan kekuatannya, harganya yang relatif murah membuat sabuk-V lebih sering dipakai (Sularso dan Suga, 2004). Adapun kelebihan sabuk-V adalah sebagai berikut: -
Rasio kecepatan yang tepat tidak pernah dipertahankan
-
Slip yang terjadi tidak lebih dari 1-2 %
-
Efisiensi penyaluran daya (dengan mengabaikan kehilangan daya pada bantalan shaft) berkisar 97-99 %
-
Mampu meredam beban mendadak
-
Tidak memerlukan pelumasan
-
Tidak berisik
-
Dapat dioperasikan pada kecepatan linear lebih dari 5000 rpm Sedangkan kelemahan dari sabuk-V adalah sebagai berikut:
-
Tidak dapat digunakan pada jarak yang panjang
-
Tidak cocok untuk beban yang berat pada kecepatan rendah
(Daywin dkk, 2008).
Universitas Sumatera Utara
Mekanisme Pembuatan Alat Dalam pekerjaan bengkel alat dan mesin, benda kerja yang akan dijadikan dalam bentuk tertentu sehingga menjadi barang siap pakai dalam kehidupan sehari-hari, maka dilakukan proses pengerjaan dengan mesin–mesin perkakas, antara lain mesin bubut, mesin bor, mesin gergaji, mesin frais, mesin skrap, mesin asah, mesin gerinda, dan mesin yang lainnya (Daryanto, 1984). Motor listrik sering digunakan sebagai tenaga penggerak dibandingkan dengan jenis tenaga-tenaga yang lain karena dapat disesuaikan : motor dapat digunakan di hampir setiap lokasi termasuk di dalam air (Cooper, 1992). Pemasangan puli antara lain dapat dilakukan dengan cara vertikal, pemasangan puli dilakukan secara tegak di mana letak pasangan puli adalah pada sumbu vertikal. Pada pemasangan ini akan terjadi getaran pada bagian mekanisme serta penurunan umur sabuk (Mabie and Ocvirk, 1967). Sabuk-V dibelitkan di sekeliling alur puli yang berbentuk V. Selain koefisien gesek dan kekuatannya, harganya yang relatif murah membuat sabuk-V lebih sering dipakai (Sularso dan Suga, 2004). Kekuatan, keawetan, dan pelayanan yang diberikan peralatan usaha tani bergantung terutama pada macam dan kualitas bahan yang digunakan untuk pembuatannya.
Dalam pembuatannya
terdapat
kecenderungan
konstruksi
peralatan untuk meniadakan sebanyak mungkin baja tuangan dan mengganti dengan baja tekan atau baja cetak. Bilamana hal ini dilakukan dapat menekan biaya membuat mesin dalam jumlah besar. Keberhasilan atau kegagalan alat sering sekali tergantung pada bahan yang dipakai untuk pembuatannya. Bahan
Universitas Sumatera Utara
yang digunakan untuk pembuatan peralatan usaha tani dapat diklasifikasikan dalam logam dan non logam (Smith dan Wilkes, 1990). Analisis Ekonomi Biaya pemakaian alat (Rp/kg) Pengukuran biaya pemakaian alat dilakukan dengan cara menjumlahkan biaya yang dikeluarkan yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap (biaya pokok).
BT + BTT C Biaya pokok = x ………………….….......................................(2) Dimana: BT
= Total biaya tetap (Rp/tahun)
BTT = Total biaya tidak tetap (Rp/jam)
1.
x
= Total jam kerja pertahun (jam/tahun)
C
= Kapasitas alat (jam/satuan produksi)
Biaya tetap Biaya tetap terdiri dari : 1) Biaya penyusutan (metode garis lurus)
D=
(P − S ) n
………..………………………………………… (3)
Dimana : D
= Biaya penyusutan (Rp/tahun)
P
= Nilai awal (harga beli/pembuatan) alsin (Rp)
S
= Nilai akhir alsin (10% dari P) (Rp)
n
= Umur ekonomi (tahun)
Universitas Sumatera Utara
2) Biaya bunga modal dan asuransi, perhitungannya digabungkan, besarnya:
I=
i(P )(n + 1) 2n ...……………………………………………...(4)
dimana : i
= Total persentase bunga modal dan asuransi (17% pertahun)
3) Biaya pajak Di negara kita belum ada ketentuan besar pajak secara khusus untuk mesin-mesin dan peralatan pertanian, namun beberapa
literatur
menganjurkan bahwa biaya pajak alsin pertanian diperkirakan sebesar 2% pertahun dari nilai awalnya. 4) Biaya gudang/gedung Biaya gudang atau gedung diperkirakan berkisar antara 0,5-1%, rata-rata diperhitungkan 1% nilai awal (P) pertahun. 2.
Biaya tidak tetap Biaya tidak tetap terdiri dari : 1) Biaya perbaikan untuk motor listrik sebagai sumber tenaga penggerak. Biaya perbaikan ini dapat dihitung dengan persamaan :
Biaya reparasi =
1,2 % ( P − S ) 1000 jam ………………………………(5)
2) Biaya karyawan/operator yaitu biaya untuk gaji operator. Biaya ini tergantung kepada kondisi lokal, dapat diperkirakan dari gaji bulanan atau gaji pertahun dibagi dengan total jam kerjanya.
Universitas Sumatera Utara
Break Event Point (Perhitungan Titik Impas) Manfaat perhitungan titik impas (break event point) adalah untuk mengetahui batas produksi minimal yang harus dicapai dan dipasarkan agar usaha yang dikelola masih layak untuk dijalankan. Pada kondisi ini income yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya operasional tanpa adanya keuntungan (Darun,2002). Analisis titik impas juga digunakan untuk: 1. Hitungan biaya dan pendapatan untuk setiap alternatif kegiatan usaha, 2. Rencana pengembangan pemasaran untuk menetapkan tambahan investasi untuk peralatan produksi, 3. Tingkat
produksi dan
penjualan
yang
menghasilkan
ekuivalensi
(kesamaan) dari dua alternatif usulan investasi (Waldiyono, 2008). Untuk menentukan produksi titik impas (BEP) maka dapat digunakan rumus sebagai berikut:
N=
F ……………………………………….(6) (R − V )
Dimana: N : jumlah produksi minimal untuk mencapai titik impas (Kg) F : biaya tetap per tahun (rupiah) R : penerimaan dari tiap unit produksi (harga jual) (rupiah) V : biaya tidak tetap per unit produksi. VN = total biaya tidak tetap per tahun (rupiah/unit). (Darun,2002)
Universitas Sumatera Utara
Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung pada out put yang dihasilkan. Dimana semakin banyak produk yang dihasilkan maka semakin banyak bahan yang digunakan. Tak heran jika biayanya semakin besar. Sedangkan, biaya tetap adalah biaya yang tidak tergantung pada banyak sedikitnya produk yang akan dihasilkan (Soeharno, 2007). Biaya tetap adalah biaya yang tidak terpengaruh oleh aktifitas perusahaan. Biaya ini secara total tidak mengalami perubahan meskipun ada perubahan volume produksi. Sedangkan biaya variable adalah biaya yang besarnya berubahubah sesuai dengan aktifitas perusahaan. Biaya ini secara total akan berubah sesuai dengan volume produksi (Halim, 2009). Umumnya setiap investasi bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Memang ada juga investasi yang bukan untuk keuntungan, misalnya investasi dalam bidang sosial kemasyarakatan atau investasi untuk kebutuhan lingkungan, tetapi jumlahnya sangat sedikit. Untuk mengetahui apakah suatu investasi itu menguntungkan atau tidak, maka pada tahap pengusulan suatu investasi perlu dilakukan studi/evaluasi aspek keekonomiannya. Salah satu caranya adalah dengan melakukan analisis arus kas (cash flow analisis) untuk menghitung indikator keekonomian investasi. Ada beberapa indikator keekonomian investasi yang banyak digunakan untuk menentukan apakah suatu investasi menguntungkan atau tidak, yaitu: 1. Net Present Value (NPV) 2. Internal Rate of Return (IRR)
Universitas Sumatera Utara
Net Present Value (NPV) Identifikasi masalah kelayakan financial dianalisis dengan menggunakan metode analisis financial dengan kriteria investasi. Net Present Value adalah criteria yang digunakan untuk mengukur suatu alat layak atau tidak untuk diusahakan. Perhitungan Net Present Value merupakan net benefit yang telah didiskon dengan discount factor. Secara singkat rumusnya : CIF – COF ≥ 0 ………………………………………………..(7) Dimana : CIF = cash inflow COF = cash outflow Sementara itu keuntungan yang diharapkan dari investasi yang dilakukan bertindak sebagai tingkat bunga modal dalam perhitungan : Penerimaan (CIF)
= pendapatan x (P/A, i, n) + nilai akhir x (P/F, i, n)
Pengeluaran (COF)
= investasi + pembiayaan (P/A, i, n).
Kriteria NPV yaitu: -
NPV
> 0, berarti usaha yang telah dilaksanakan menguntungkan;
-
NPV < 0, berarti sampai dengan t tahun investasi proyek tidak menguntungkan;
-
NPV = 0, berarti tambahan manfaat sama dengan tambahan biaya yang di keluarkan (Darun, 2002).
Internal Rete of Returns (IRR) Dengan menggunakan metode IRR kita akan mendapatkan informasi yang berkaitan dengan tingkat kemampuan cash flow dalam mengembalikan investasi yang dijelaskan dalam bentuk % periode waktu. Logika sederhananya
Universitas Sumatera Utara
menjelaskan seberapa kemampuan cash flow dalam mengembalikan modalnya dan seberapa besar pula kewajiban yang harus dipenuhi (Giatman, 2006). Internal rate of return (IRR) adalah suatu tingkatan discount rate, pada discount rate dimana diperoleh B/C ratio = 1 atau NPV -= 0. Harga IRR dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut : IRR = i1-
……………………………….(8)
Dimana : i1
= Suku bunga bank paling atraktif
i2
= Suku bunga coba-coba
NPV1 = NPV awal pada i1 NPV2 = NPV pada i2 (Kastaman, 2006).
Universitas Sumatera Utara