TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Umum Tanaman Jagung Menurut Sharma (2002) dalam taksonomi tumbuhan, klasifikasi tanaman jagung (Zea mays L.) adalah sebagai berikut : Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Subdivisio
: Angiospermae
Kelas
: Monocotyledoneae
Ordo
: Poales
Family
: Poaceae (Graminaceae)
Genus
: Zea
Species
: Zea mays L.
Sistem perakaran tanaman jagung terdiri atas akar seminal, akar adventif dan akar udara. Akar seminal merupakan akar-akar radikal atau akar primer ditambah dengan sejumlah akar lateral yang muncul sebagai akar adventif pada dasar buku pertama di atas pangkal batang. Akar-akar ini tumbuh ke atas dari jaringan batang setelah plumula muncul. Akar adventif disebut juga akar tunjang. Akar ini tumbuh dari buku paling bawah, yaitu sekitar 4 cm di bawah permukaan tanah. Akar udara merupakan akar yang tumbuh dari buku-buku
di atas
permukaan tanah, tetapi dapat masuk ke dalam tanah. Akar udara berfungsi sebagai pendukung untuk memperkokoh batang terhadap perubahan dan juga berperan dalam proses asimilasi (Rukmana, 1997).
Universitas Sumatera Utara
Kebanyakan dari Ordo Poales memiliki bentuk batang seperti silinder panjang, jelas berbuku-buku dan beruas-ruas, bersekat pada buku-bukunya. Daundaun tersusun berseling dalam dua baris pada batang (Tjitrosoepomo, 2001). Batang tanaman jagung memiliki ruas-ruas dengan jumlah 8-21 ruas. Ratarata tinggi batang tanaman jagung antara 1-3 meter. Daun jagung memanjang dan keluar dari buku-buku batang. Daun terdiri dari tiga bagian, yaitu kelopak daun, lidah daun dan helaian daun. Kelopak daun umumnya membungkus batang. Antara kelopak daun dan helaian
terdapat lidah daun yang disebut
ligula yang berfungsi mencegah air masuk ke dalam kelopak daun dan batang (Purwono dan Hartono, 2005). Pada setiap tanaman jagung terdapat bunga jantan dan bunga betina yang letaknya terpisah (monocious). Bunga jantan terdapat pada malai bunga di ujung tanaman, sedangkan bunga betina terdapat pada tongkol jagung. Bunga betina ini biasanya disebut tongkol. Tangkai kepala putik merupakan rambut atau benang yang terjumbai di ujung tongkol. Bunga jantan yang terdapat di ujung tanaman masak lebih dahulu daripada bunga betina pada umur + 55 hari. Perbedaan keluar bunga jantan dengan bunga betina 2-5 hari (Warisno, 1998). Pada awal pertumbuhan, akumulasi N dalam tanaman relatif lambat dan setelah berumur 4 minggu akumulasi N sangat cepat. Pada saat pembungaan (bunga jantan muncul) tanaman jagung telah mengabsorbsi N sebanyak 50% dari seluruh kebutuhannya. Pada fase awal pertumbuhan akumulasi P relatif lebih lambat, namun setelah umur 4 minggu meningkat dengan cepat. Pada saat keluar bunga jantan, akumulasi P pada tanaman jagung mencapai 35% dari seluruh
Universitas Sumatera Utara
kebutuhannya. Kalium dibutuhkan oleh tanaman jagung dalam jumlah paling banyak dibanding dengan unsur N dan P. Pada fase pembungaan akumulasi hara K telah mencapai 60-75% dari seluruh kebutuhannya (Tanindo, 2002). Syarat Tumbuh Iklim Daerah yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung yaitu daerah beriklim sedang hingga daerah beriklim subtropis/tropis basah. Jagung dapat tumbuh baik di daerah yang terletak antara 500 LU - 400LS. Pada lahan yang tidak beririgasi, memerlukan curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan selama masa pertumbuhan. Suhu yang dikehendaki tanaman jagung untuk pertumbuhan terbaiknya antara 27-320C. Pada proses perkecambahan benih,
jagung
memerlukan suhu sekitar 300C (Purwono dan Hartono, 2005). Tanaman jagung menghendaki penyinaran matahari penuh. Di tempattempat yang teduh, pertumbuhan tanaman jagung akan tidak mampu membentuk tongkol (Najiyati dan Danarti, 1999). Tanah Tanaman jagung dapat tumbuh baik pada reaksi keasaman tanah di kisaran pH 5,5-7,0. Tingkat keasaman tanah yang paling baik untuk tanaman jagung adalah pada pH 6,8. Pada tanah yang memiliki keadaan pH 5,7 dan 7,5 produksi jagung cenderung turun (Rukmana,1997). Pada tanah andosol banyak mengandung humus, tanaman jagung dapat tumbuh dengan baik. Demikian juga pada tanah latosol, yang mengandung bahan organik yang cukup banyak. Pada tanah berpasir pun tanaman jagung bisa tumbuh
Universitas Sumatera Utara
dengan baik asalkan kandungan unsur hara yanga ada di dalamnya tersedia dan mencukupi. Pada tanah berat atau sangat berat, misalnya tanah grumosol, jagung masih dapat tumbuh dengan baik asalkan drainase dan aerase diperhatikan. Adapun tanah yang paling baik untuk ditanami jagung hibrida adalah tanah lempung berpasir, lempung berdebu dan lempung (Warisno, 1998). Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit Kandungan nutrisi kompos dari tandan kosong kelapa sawit ini antara lain N=1,5%, P=0,3%, K=2,00%, Ca=0.72%, Mg=0,4%, bahan organik=50%, C/N 15,03% dan kadar air 45-50%. Kompos kelapa sawit tergolong pupuk organik yang fungsi utamanya adalah pembenahan tanah disamping sebagai sumber nutrisi terutama K (PT. Perkebunan Nusantara III, 2007). Dosis optimum kompos tandan kosong kelapa sawit untuk pertumbuhan tanaman jagung yakni 500g untuk 5kg tanah kering angin tanpa penambahan pupuk anorganik (Darmosarkoro dkk, 2000). Dalam jaringan tumbuhan, nitrogen merupakan komponen penyusun dari banyak senyawa esensial bagi tumbuhan, misalnya asam amino. Setiap molekul protein tersusun dari asam-asam amino dan setiap enzim adalah protein, maka nitrogen juga unsur merupakan penyusun protein dan enzim (Lakitan, 1993). Fosfor merupakan bagian esensial dari banyak gula fosfat yang berperan dalam nukleotida, seperti RNA dan DNA, serta bagian dari fosfolipid pada membran. Fosfor berperan penting pula dalam metabolisme energi, karena keberadaannya dalam ATP, ADP, AMP, dan pirofosfat (PPi) (Salisbury dan Ross, 1995)
Universitas Sumatera Utara
Kalium terlibat dalam berbagai proses fisiologis tanaman, utama berperan dalam berbagai reaksi biokimia. Beberapa fungsi kalium dalam tubuh tanaman antara lain sebagai pengaktif beberapa enzim, berhubungan dengan pengaturan air dan energi, berperan dalam sintesis protein dan pati dan pemindahan fotosintat (Mas’ud, 1993). Kalium merupakan pengaktif dari sejumlah besar enzim yang penting untuk fotosintesis dan respirasi. Kalium mengaktifkan pula enzim yang diperlukan untuk membentuk pati dan protein (Salisbury dan Ross, 1995). Kalsium berguna untuk menguatkan dinding sel dan di dalam banyak tanaman, unsur ini terdapat sebagai kristal-kristal kalsium oksalat. Kalsium mempergiat pembelahan sel-sel di meristem, membantu pengambilan nitrat dan mengaktifkan berbagai enzim (Dwidjoseputro, 1994). Magnesium merupakan satu-satunya unsur anorganik yang terdapat pada molekul klorofil yang berfungsi untuk fotosintesis. Magnesium juga berperan sebagai sebagai kofaktor hampir seluruh enzim yang mengaktifkan fosforilasi. Magnesium terlibat pada proses transfer energi pada fotosintesis, glikolisis, daur asam trikarboksilat dan respirasi (Hasibuan, 2005) Pupuk Hayati Pupuk hayati adalah mikroorganisme hidup yang ditambahkan ke dalam tanah dalam bentuk inokulan atau bentuk lain untuk memfasilitasi atau menyediakan hara tertentu bagi tanaman (Hasibuan, 2006).
Universitas Sumatera Utara
Kandungan pupuk hayati yakni : Kandungan
Jumlah
Azotobacter Sp.
2,0 x 107 – 105 sel/ml
Azoospirilium Sp.
2,3 x 108 – 105 sel/ml
Mikroba Selulolitik
3,5 x 107 – 104 sel/ml
Mikroba Pelarut Fosfat
3,0 x 107 – 105 sel/ml
Lactobacillus Sp.
1,5 x 104 – 103 sel/ml
Pseudomonas Sp.
1,7 x 106 – 104 sel/ml
P=34,70ppm; K=170ppm; C Organik=0,92%; N=0,04%; Fe=44,3ppm;
Mn=0,23 ppm;
Cu=0,85ppm; Zn=3,7ppm.
Azotobacter Sp. berfungsi menambat N bebas dari udara untuk diserap oleh tanaman. Azoospirilium Sp. berfungsi menambat N bebas dari udara untuk diserap oleh tanaman. Mikroba Selulolitik berfungsi menghasilkan enzim selulose yang berguna dalam proses pembusukan bahan organik. Mikroba Pelarut Fosfat berfungsi melarutkan fosfat menjadi tersedia bagi tanaman. Lactobacillus Sp. berfungsi membantu proses fermentasi bahan organik. Pseudomonas Sp. berfungsi mengurai racun pestisida menjadi unsur yang tidak membahayakan. Dosis optimum pupuk hayati untuk pertumbuhan dan produksi tanaman jagung yakni 7 liter pupuk hayati per 700 liter air per Hektar (http://www.tiens.com, 2009). Pesatnya pertumbuhan tanaman tidak terlepas dari ketersediaan unsur hara yang ada didalam tanah, ketersediaan hara akan sangat mementukan prosuksi berat berangkasan kering tanaman yang merupakan hasil dari tiga proses yaitu proses akumulasi asimilat melalui fotosintesis, penurunan asimilat melalui respirasi dan penurunan asimilat akibat suspensi dan akumulasi kebagian penyimpanan (Jumin, 2002). Nitrogen merupakan salah satu unsur hara makro yang diperlukan dalam jumlah besar, berfungsi sebagai penyusun semua asaam amino, protein, asam
Universitas Sumatera Utara
nukleat, klorofil dan banyak lagi senyawa yang penting untuk metabolisme (Loveless, 1987). Fosfor berfungsi untuk mempercepat pembungaan serta pemasakan biji dan buah. Selain itu Fosfor sebagai penyusun fosfolipid, nukleoprotein dan fitin juga banyak tersimpan didalam biji. Disamping itu kalsium juga dapat mendorong produksi tanaman Graminae dan biji tanaman. Dengan ketersediaan fosfor yang cukup dan fungsi kalsium tersebut maka proses pembentukan inti sel, lemak dan protein dapat berlangsung baik. Pada akhirnya proses pertumbuhan dan produksi tanaman akan berlangsung dengan baik pula seperti pembentukan biji-biji yang bernas dengan bobot yang normal (Hakim dkk, 1986).
Universitas Sumatera Utara