BAB II
TINJAUAN PULO CANGKIR II.1
GAMBARAN UMUM PROYEK
Judul Proyek
: Kawasan Rekreasi Kampung Pulo Cangkir dan Sekitarnya.
Tema
: Arsitektur Tradisional Sunda.
Kecamatan
: Kronjo.
Kelurahan
: Pulo Cangkir
Lokasi
: Pantai Pulo Cangkir.
Sifat Proyek
: Fiktif
View
: Panorama sekitar merupakan lahan pertanian dan tambak. Panorama laut dengan pemandangan gugusan Pulau Seribu.
Batas Lahan
: - Sebelah Utara : Laut Jawa - Sebelah Selatan : Permukiman Penduduk - Sebelah Timur : Ladang Penduduk - Sebelah Barat
Luas Lahan
: 6 Ha
KDB
: Maksimum 40%
Tinggi maksimum
: 2 lantai
ADI SAPUTRA JAYA WIGUNA 01201.001
: Tambak
II-1
II.2.
PENGENALAN SEKILAS KOTA TANGERANG.
II.2.1 Kota Tangerang. Perkembangan kota Tangerang dipengaruhi oleh empat hal utama yang saling terkait, yaitu peranan Sungai Cisadane; lokasi Tangerang di tapal batas antara Banten dan Jakarta; status bagian terbesar daerah Tangerang sebagai tanah partikelir dalam jangka waktu lama; dan bertemunya beberapa etnis dan budaya dalam masyarakat Tangerang. Pantai Pulo Cangkir merupakan bagian dari kabupaten Tangerang terletak pada bagian pesisir pantai utara yang lokasinya berorientasi langsung dengan kepulauan seribu.
II.3
PENGENALAN PULO CANGKIR.
II.3.1 Sekilas Pulo Cangkir. Kawasan Pulo Cangkir merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Kronjo Kabupaten Tangerang, Kawasan Pulo Cangkir
memiliki kondisi alam
yang berpotensi pengembangan perikanan laut dan tambak. Kedua kegiatan ini yang nampaknya dapat lebih dieksploitasi sehingga potensi– potensi alam yang dimiliki dapat tergali secara optimal. Adanya upaya pengembangan kepariwisataan di kawasan wisata Kronjo, berpengaruh pada kedudukan Pulo Cangkir
yang bukan lagi sebagai obyek wisata
lokal saja (Kabupaten Tangerang). Pulo Cangkir dikenal sebagai obyek wisata ziarah dengan terdapatnya makam “Pangeran Jaga Laut” (Anak dari Sultan Maulana Hasanudin, Raja Banten). Disamping itu oleh sebab pantai yang indah maka lokasi Pulo Cangkir juga didatangi wisatawan untuk melihat pemandangan laut dan menangkap ikan.1 ______________ 1). Sumber dari Dinas Pariwisata Kabupaten Tangerang ADI SAPUTRA JAYA WIGUNA 01201.001
II-2
Lokasi Pulo Cangkir
II.3.2 Kondisi fisik Pulo Cangkir. Pulo Cangkir berjarak sekitar 24 km dari pusat Kota Tangerang. Site Pulo Cangkir
-
-
Klimatologi :(arah angin bulan Desember–Maret bertiup rata-rata 6km/jam s/d 12km/jam ke arah utara),(kelembaban udara rata-rata 23,0-33,0 derajat celcius), (penyinaran matahari untuk kawasan Pulo Cangkir sekitar 7 derajat lintang selatan dan penyinaran selama 12 jam/hari sepanjang tahun).
Untuk data klimatologi bisa diterapkan dalam konsep penataan massa sehingga dapat membantu dalam penataan massa yang aman, baik dari angin dan sinar matahari. Untuk data hidrologi bisa dimanfaatkan dalam konsep bangunan yang berada di tepi air, dengan melihat pasang dan surut air tersebut.
Hidrologi saat surut 100m dari bibir pantai.pasang 2m–3m dari bibir pantai. ADI SAPUTRA JAYA WIGUNA 01201.001
II-3
II.3.3 Karakteristik Penduduk Sekitar Pulo Cangkir.
Jumlah penduduk di Kabupaten Tangerang = 1.626.075 jiwa (2005)
Foto : mata pencarian ikan
Makam Pangeran Jaga Lautan ( foto : nelayan Lokasi Pulo Cangkir
Areal Pertambak
Berjualan
Pasar ikan Kondisi kios nampak tidak terawat
Sumber : dari pengambilan foto dan peninjauan langsung ke lokasi Pulo Cangkir
ADI SAPUTRA JAYA WIGUNA 01201.001
II-4
II.3.4 Aksesbilitas Ke Pulo Cangkir.
Site Pulo Cangkir
Lokasi Pulo Cangkir Dari Serang dapat di tempuh selama + 3 jam sampai Ke Pulo Cangkir
ADI SAPUTRA JAYA WIGUNA 01201.001
Jalur Mauk/Tangerang dapat di tempuh dalam perjalanan selama + 2 jam sampai ke Pulo Cangkir
II-5
Secara geografi, Kabupaten Tangerang terletak dibagian barat laut Provinsi Jawa Barat pada koordinat 1060201–1060431 Bujur Timur 60001 Lintang Selatan. Dengan letak yang strategis tersebut, Kecamatan Kronjo dapat dengan mudah dijangkau melalui jalur darat, dan jalur laut. Memerlukan waktu 2 jam dari Kota Tangerang dengan menggunakan Kendaraan roda empat dan Roda dua. Akses menuju lokasi Pulo Cangkir ini dapat di tempuh melalui dua jalur utama. Untuk wilayah Kronjo
Barat akses utama melalui jalan Raya
Serang, sedangkan untuk Kronjo Selatan dan Timur dapat melalui jalan Raya Mauk.
Aksesbilitas ke Pulo Cangkir ( Sumber : pengambilan foto dan peninjauan langsung ke lokasi )
Faktor pendukung aksesibilitas ke lokasi tapak yaitu dengan dekatnya pangkalan terminal angkutan umum di daerah Kronjo yang berjarak lebih kurang 5 km dari lokasi, sedangkan macam–macam line/jurusan angkutan ke arah Kronjo yang ada 3 jurusan di terminal Kota Tangerang. Dengan demikian akan mempermudah bagi para pengunjung yang menggunakan kendaraan umum. Di sisi lain angkutan penumpang ini dapat di tempuh melalui terminal–terminal utama kota yaitu terminal Mauk dari Tangerang, Terminal Kalideres dari Bandara Soekarno Hatta/Jakarta, dan Terminal Belaraja dari Serang.
ADI SAPUTRA JAYA WIGUNA 01201.001
II-6
Berdasarkan hal tersebut diatas kenyamanan dan kemudahan aksesibilitas ke lokasi baik dari terminal angkutan umum memadai bagi para pengunjung. II.3.5 Orientasi Tapak Pulo Cangkir Luas tapak untuk area Pulo Cangkir dan sekitarnya = 6 Ha
Suasana di Tepi Pantai Pulo Cangkir
Sebelah utara
Lokasi Pulo Cangkir
Suasana di Pulo Cankir dan areal Pemakaman
Sebelah Timur
Sebelah Barat
S e b e l a h S e l a t an
ADI SAPUTRA JAYA WIGUNA 01201.001
II-7
II.3.6 Batas Sekitar Tapak di Pulo Cangkir.
Sebelah utara adalah batasan yang mengarah pemandangan langsung ke laut
Sebelah Barat di batasi dengan retaining wall
Lokasi Pantai K j
Sebelah Selatan dengan dibatasi oleh Pemandangan tambak penduduk
Sebelah Timur tapak berbatasi dengan kali Cipasilian dan view ke ladang penduduk
( Sumber : pengambilan foto dan peninjauan langsung ke lokasi Pulo Cangkir}
ADI SAPUTRA JAYA WIGUNA 01201.001
II-8
II.3.7 Kondisi Sirkulasi Parkir pada Tapak Pulo Cangkir
-
Kurangnya lebar jalan pada areal masuk menuju Kawasan Pulo Cangkir Kondisi jalan masih banyak berlubang Akses menuju kawasan Pulo Cangkir sangat mudah di capai oleh pengunjung
Permasalahan kondisi area parkir tanpa adanya perkerasan dan batas–batas mobil agar adanya titiktitik aman antar mobil, dan menataan parkir pada saat jam puncak harus disediakan lahan yang cukup untuk mengatasi banyaknya pengunjung saat hari–hari besar.
ADI SAPUTRA JAYA WIGUNA 01201.001
II-9
Untuk sirkulasi pada tapak Pulo Cangkir ditata dengan dua zona yaitu :
II.3.8 Sirkulasi Pejalan Kaki (pengunjung) Kondisi sirkulasi pejalan kaki untuk pengunjung belum terencana sehingga sementara pengunjung pejalan kaki untuk memasuki kawasan Pulo Cangkir naik Kendaraan roda dua/ojek. Dalam penataan Kawasan Rekreasi Kampung Pulo Cangkir akan di rancang
pedestrian bagi
pengunjung khususnya pejalan kaki agar tidak terjadi crossing antar pejalan kaki dengan berkendaraan. Penataan pedestrian seperti jalan setapak dengan lebar kurang lebih 2 meter dengan perkerasan konblok
II.3.9 Karakteristik Pengunjung. Lama dan waktu kunjungan pengunjung terdiri dari 3 golongan : •
Pengunjung dalam kota terdiri daridari kelompok di bawah ini : 1. Keluarga (bapak, ibu, anak) : lama kunjungan 1–3 jam sedangkan
waktu kunjungan pada hari Senin s/d Jumat dan hari puncak pengunjung Sabtu, Minggu, dan hari besar. Tujuannya anak–anak bermain di pantai, sedangkan bapak, ibu berziarah dan makan sambil menikmati pemandangan pantai Pulo Cangkir. 2. Pasangan muda : lama kunjungan 2–4 jam sedangkan waktu
kunjungan pada hari Senin s/d Jumat. Tujuan menikmati makanan khas dan menikmati pesona Pulo Cangkir. 3. Orang Tua s/d anak Muda hobi mancing : lama kunjungan 5 s/d
sehari, sedangkan waktu kunjungan setiap hari. Dengan tujuan memancing sambil menikmati hasil pancingan/tangkapan ikan.
ADI SAPUTRA JAYA WIGUNA 01201.001
II-10
II.3.10 Jumlah Sarana yang ada di Tapak Pulo Cangkir. Data – data pendukung yang ada di Pulo Cangkir dan sebagai sarana atau kelengkapan di tapak dengan luasan lahan 6 Ha sebagai berikut : NO
NAMA SARANA
JUMLAH
KONDISI
1.
Makam
1unit sedang
2.
pengelola
1 unit Buruk
3.
Kios
4.
Pasar
5.
Perahu nelayan
6.
Masjid
1unit
-
7.
Toilet
2 unit
-
8.
Pos keamanan
1 unit Buruk
9.
Kantor pengelola
1 unit Buruk
10.
Tempat bermain anak
12 unit I unit
Buruk -
175 unit Baik
1 lokasi Buruk
-anak ( Sumber dari pendataan Kawasan Pulo Cangkir)
II.4 KESIMPULAN DARI TINJAUAN KAWASAN PULO CANGKIR . Dari hasil tinjauan ke lokasi Pulo Cangkir, telah melakukan riset baik secara visual, wawancara dengan Muzawir/penjaga makam setempat, dan foto foto suasana, dan sarana–sarana atau situasi di kawasan Pulo Cangkir. Di sini penulis telah menceritakan kondisi yang nyata pada Pulo Cangkir,Kecamatan Konjo, Kabupaten Tangerang yang memiliki, lahan A (luas lahan awal 100 Ha) dan lahan yang akan dikembangkan oleh penulis untuk bahan skripsi, lahan B (luas lahan 6 Ha) serta visi dan misi pemerintah daerah
ADI SAPUTRA JAYA WIGUNA 01201.001
II-11
untuk rencana mendatang yang akan memperluas lahan 100 Ha. Jadi kesimpulannya penulis hanya merancang di lahan B (luas lahan 6 Ha) dan penulis menganggap lahan tersebut kosong dengan menggunakan data yang di dapat untuk penyusunan skripsi tersebut. Data–data sarana yang ada di Pulo Cangkir akan menjadi acuan dalam konsep program ruang dan menjadi fasilitas yang ada di tapak nantinya dengan melihat nilai–nilai kondisi pada tabel sebelumnya, jadi dalam perancangan fasilitas tersebut bisa bertambah baik luasan maupun sarana–sarananya sehingga menjadi rancangan baru. Dan untuk kedepannya dengan adanya rancangan baru nantinya akan membantu penduduk sekitar karena Pulo Cangkir ini merupakan lahan sumber mencari nafkah. Tantangan dengan adanya rencana pengembangan pemerintah dengan lahan 100 Ha nantinya akan menyatu dengan lahan study seluas 6 Ha yang diambil penulis sehingga menjadi Kawasan Rekreasi Kampung Pulo Cangkir dan Sekitarnya. Tujuannya “ Meningkatkan sarana Rekreasi di Pulo Cangkir melalui pengembangan pada kawasan Pulo Cangkir“. Pulo Cangkir merupakan wisata bahari atau berdekatan dengan air bisa diartikan konteks tapak mengarah ke pantai, dan tidak ingin karakter bangunan yang berada di tepi
pantai menutupi atau menghalangi, sehingga diambil
kesimpulan dari kondisi tinjauan tapak merupakan kreteria susanan kampung dari Arsitektur Tradisional Sunda yang diambil sebagai tema.
ADI SAPUTRA JAYA WIGUNA 01201.001
II-12