TINJAUAN PENGETAHUAN PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG TERMINOLOGI MEDIS DAN PENENTUAN KODE PENYAKIT DI RSUD KOTA SEMARANG
Eka Hesti Nugraheni*); Dyah Ernawati, S.Kep,N.S,M.Kes**) *)Alumni Fakultas Kesehatan, UDINUS **)Staff Pengajar Fakultas Kesehatan UDINUS e-mail :
[email protected] ABSTRACT REVIEW OF MEDICAL RECORDS OFFICER KNOWLEDGE OF MEDICAL TERMINOLOGY IN THE DETERMINATION OF DISEASE CODE IN RSUD KOTA SEMARANG The knowledge or understanding of medical records officer regarding the medical term is a basic science that must be owned by a medical records officer. Based on the first survey conducted by taking a sample of 50 documents hospitalizations in RSUD Kota Semarang to determine the percentage factor of writing a medical obtained from the medical term writing on a medical diagnosis that is not in accordance with the rules of ICD-10 as much as 42% due to the factor of the writing of medical terms in medical diagnosis using resume. The purpose of this study was to analyze medical records officer knowledge of medical terminology in the determination of disease code. This research uses observation method with qualitative descriptive research, while the population in this research were all medical record officer in RSUD Kota Semarang, which totaled 40 person that taken with sampling technic. The results obtained from the distribution of scores questionnaire that minimum score is 5, maximum score is 31, average is 22.47, median score 24 and ideal score is 34. Of this research can be determined by comparing the average value of the ideal value that indicates that the average value (22,67) is still below the ideal value (34), and average value compared with maximum value is still below the maximum value means the knowledge of officers and determination of the correct code disease in RSUD Kota Semarang is still lacking. Advice that be given is the need for socialization related to the use of medical terms in accordance with the rule od ICD-10 and the process of determining the disease code with the correct steps. Key Word Bibliography
: Knowladge, medical Terminology, disease code : 16 (1994-2012)
PENDAHULUAN
keadaan
sosial
dan
eksternal
yang
Rekam medis dikatakan baik apabila
menyebabkan cedera atau penyakit, seperti
berisi data yang lengkap dan dapat diolah
yang diklasifikasikan oleh World Health
menjadi informasi, sehingga memungkinkan
Organization (WHO).6 Dalam dunia rekam
dilakukannya
terhadap
medis dan informasi kesehatan diagnosa
kinerja pelayanan kesehatan dan dapat
medis dan koding adalah salah satu aspek
menjadi
penting yang menunjang data informasi
evaluasi
dasar
objektif
atau
landasan
untuk
pendidikan, penelitian dan pengembangan.3 Sebelum
petugas
menetapkan
medis
pasien.
Koding
yang
akurat
didapatkan dari hasil analisa diagnosis yang
penulisan kode diagnosis penyakit, petugas
dituliskan
rekam medis yang bertugas menetapkan
terminology medis yang sesuai ICD10.
kode
dari
diagnosis
dokter
diharuskan
oleh
dokter
menggunakan
Permasalahan yang terjadi di RSUD
mengkaji data rekam medis pasien untuk
Kota
menemukan kekurangan, kekeliruan atau
antara dokter dan petugas koding dalam
terjadinya kesalahan akibat tidak digunakan
mengartikan istilah medis pada diagnosa
standar minimum
pasien.
pencatatan, sehingga
Semarang
yaitu
Permasalahan
kesalahpahaman
ini
dikarenakan
kelengkapan isi rekam medis merupakan
penulisan terminologi yang digunakan oleh
persyaratan
dokter adalah terminologi yang tidak sesuai
diagnosis
untuk oleh
Kelengkapan
menentukan
petugas rekam
rekam medis
kode medis.
dengan
sangat
terminologi diagnosis yang dimaksud tidak
ICD-10
sehingga
penulisan
tergantung pada dokter sebagai penentu
dapat
diagnosis dan petugas rekam medis sebagai
menyebabkan terminologi dari diagnosis
pengkaji kelengkapan formulir dan isi rekam
medis tersebut tidak dapat dimengerti oleh
medis pasien.4
petugas
ICD-10 merupakan alat bantu bagi
tersampaikan
koding.
dengan
Hal
ini
baik
dan
menimbulkan
presepsi yang berbeda antara dokter dan
petugas koding dalam memberikan kode
petugas
atas penyakit
ditemukan dokumen rekam medis yang tidak
dan tanda-tanda, gejala,
temuan-temuan yang abnormal, keluhan,
bisa
koding.
dilakukan
Dari
kodifikasi
pengamatan
oleh
petugas
koding dikarenakan penulisan terminologi
Hasil wawancara dengan petugas koder
yang tidak sesuai yaitu pada kasus anemia,
menyatakan
dokter
diagnosa medis yang ditulis oleh dokter
menuliskan
diagnosanya
adalah
bahwa
banyak
anemia grafis sedangkan pada ICD-10 tidak
belum
terdapat kode yang tepat untuk anemia
yang sesuai dengan ICD-10.
grafis,
sehingga
medis
Berdasarkan tersebut diatas penulis
adalah kode meraba dengan kesepakatan
tertarik untuk melakukan penelitian dengan
bersama antara dokter dan koder. Maka
judul Tinjaua Pengetahuan Petugas Rekam
penulis melakukan survey awal dengan
Medis Tentang Terminologi Medis dan
sampel
Penentuan Kode Penyakit di RSUD Kota
DRM
yang
terminologi
digunakan
50
kode
menggunakan
penulisan
untuk
mengetahui
prosentase faktor penyebab. Dari data hasil
Semarang.
survey awal, ditemukan penulisan istilah
LANDASAN TEORI
medis pada diagnosis medis yang tidak
A. Rekam Medis
sesuai dengan ICD-10
sebanyak 42%
Rekam medik
adalah berkas yang
disebabkan oleh faktor penulisan istilah
berisikan catatan dan dokumen tentang
medis pada diagnosis medis menggunakan
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
singkatan seperti CKDC V pada diagnosis
tindakan dan pelayanan lain yang telah
utama, setelah dilakukan telusur berkas
diberikan kepada pasien.1 Kegunaan rekam
pada resume keluar ternyata yang dimaksud
medis dapat ditinjau dari beberapa aspek
adalah
ICD-10
yaitu aspek administrasi, aspek medis,
disebutkan bahwa penyakitnya adalah End-
aspek hukum, aspek keuangan, aspek
stage renal disease, pada kasus lain juga
penelitian, aspek pendidikan dan aspek
ditemukan penulisan istilah medis pada
dokumentasi.2 Tanggung jawab utama akan
diagnosis
kemudian
kelengkapan rekam medis terletak pada
dilakukan telusur berkas ternyata yang
dokter yang bertanggung jawab merawat
dimaksud adalah blighted ovum kemudian di
pasien. Kelengkapan penulisan pada berkas
cek di ICD-10 disebutkan bahwa BO adalah
rekam medis merupakan suatu hal yang
Blighted ovum and nonhydatidiform mole.
penting. Rekam medis yang tidak lengkap
CKD
grade
medis
V
yaitu
dalam
BO
tidak cukup memberikan informasi untuk
tergantung pada dokter sebagai penentu
pengobatan
diagnosis dan petugas rekam medis sebagai
datang
selanjutnya
kembali
ke
ketika
sarana
pasien
pelayanan
pengkaji kelengkapannya.4 C. Diagnosa
kesehatan tersebut. B. Koding
kode
Diagnosis Utama adalah diagnosis
Koding adalah kegiatan memberikan
akhir / final yang dipilih dokter pada hari
diagnosis
terakhir perawatan dengan kriteria paling
sekunder
utama
sesuai
dan
dengan
diagnosis
ICD-10
serta
banyak menggunakan sumber daya atau
memberikan kode prosedur sesuai dengan
hari
ICD-9-CM.
menentukan
Sekunder adalah diagnosis yang menyertai
dalam sistem pembiayaan prospektif yang
diagnosis utama pada saat pasien masuk
akan menentukan besarnya biaya yang
atau yang terjadi selama episode pelayanan.
dibayarkan ke Rumah Sakit.12 Sumber data
Diagnosis komplikasi adalah penyakit yang
untuk mengkoding berasal
timbul
Koding
sangat
dari rekam
rawatan
dalam
paling
masa
lama.
Diagnosis
pengobatan
dan
medis yaitu data diagnosis dan tindakan /
memerlukan pelayanan tambahan sewaktu
prosedur yang terdapat pada resume medis
episode pelayanan, baik yang disebabkan
pasien.12 Sebelum
oleh kondisi yang ada atau muncul akibat
petugas menetapkan
penulisan kode diagnosis penyakit, petugas
dari
rekam medis yang bertugas menetapkan
pasien.12 Penulisan diagnosis harus lengkap
kode diagnosis dokter diharuskan megkaji
dan spesifik (menunjukkan letak, topografi
data rekam medis pasien untuk menemukan
dan
kekurangan,
mempunyai nilai informatif sesuai dengan
kekeliruan
atau
terjadinya
kesalahan akibat tidak digunakan standar minimum
yang
etiologinya).
diberikan kepada
Diagnosis
harus
kategori ICD yang spesifik. 12
sehingga
Ketidakterisian pada rekam medis
kelengkapan isi rekam medis merupakan
dapat disebabkan oleh banyak faktor, salah
persyaratan
satunya Menurut Fitiah (2007) faktor yang
diagnosis
pencatatan,
pelayanan
untuk oleh
Kelengkapan
menentukan
petugas rekam
rekam medis
kode medis.
menyebabkan
ketidakterisian
diagnosis
sangat
pada lembar ringkasan klinik karena dokter
lebih
mengutamakan
pelayanan, dokter
banyaknya
berusaha
memberikan pasien
untuk
antar wilayah pada waktu yang berbeda,
sehingga
untuk menerjemahkan diagnosis penyakit
memberikan
dan masalah kesehatan dari kata-kata
pelayanan dengan cepat, dokter masih
menjadi
menunggu hasil pemeriksaan laboratorium
memudahkan penyimpanan, mendapatkan
untuk lebih memastikan diagnosis yang lebih
data
spesifik,
memudahkan
kesibukan
dokter,
terbatasnya
kode
alfanumerik
kembali
dan entry
yang
analisis data ke
akan
data,
database
jumlah dokter, kurangnya kerjasama antar
komputer yang tersedia, menyediakan data
perawat dan petugas rekam medis serta
yang diperlukan oleh sistem pembayaran
dokter kurang peduli terhadap rekam medis.
atau penagihan biaya yang dijalankan,
5
memaparkan
Kriteria
diagnosis
yang
spesifik
indikasi
alasan
mengapa
adalah Penulisan diagnosis harus lengkap
pasien memperoleh asuhan atau perawatan
dan spesifik (menunjukkan letak, topografi,
atau pelayanan dan menyediakan informasi
dan
harus
diagnosis serta tindakan bagi riset, edukasi
mempunyai nilai informatif sesuai dengan
dan kajian assesment kualitas keluaran.7
kategori ICD yang spesifik.
ICD-10
(International
D. ICD-10
Classification
of Diseases and Related
etiologinya).
Diagnosis
ICD-10 merupakan pengkodean atas
Statistical
Health Problems) Terdiri dari 3 volume dan
penyakit dan tanda-tanda, gejala, temuan-
21 BAB dengan rincian sebagai berikut:
temuan yang abnormal, keluhan, keadaan
a. Volume 1 merupakan daftar tabulasi.
sosial dan eksternal yang menyebabkan
b. Volume 2 merupakan manual instruksi
cedera
atau
diklasifikasikan Organization diantaranya
penyakit, oleh (WHO).6
adalah
seperti
yang
dan pedoman pengunaan ICD-10.
World
Health
c. Volume 3 merupakan Indeks alfabetis.12
Tujuan
ICD-10
E. Tugas Tenaga Medis dan Non Medis
untuk
mendapatkan
Terkait Penentuan Kode Penyakit
rekaman sistematis, melakukan analisis,
Tugas dan tanggung jawab dokter
interprestasi serta membandingkan data
adalah
menegakkan
dan
menuliskan
morbiditas dari negara yang berbeda atau
diagnosis primer dan diagnosis sekunder
sesuai dengan ICD-10, menulis seluruh
faktor
Faktor
Predisposisi,
tindakan / prosedur sesuai ICD-9-CM yang
Pendukung dan Faktor Pendorong.
telah dilaksanakan serta membuat resume
G. Karakteristik Petugas
medis pasien secara lengkap dan jelas
a. Pengetahuan
selama pasien dirawat di rumah sakit Tugas
Pengetahuan pada
melakukan kodifikasi diagnosis dan tindakan
pendidikan yang bisa didapat dari berbagai
/ prosedur yang ditulis oleh dokter yang
macam sumber. Pengetahuan secara garis
merawat pasien sesuai dengan ICD-10
besar dibagi menjadi beberapa tingkatan
untuk
untuk
antara lain : memahami (comprehension),
tindakan / prosedur yang bersumber dari
tahu (know), analisa (analysis), aplikasi
rekam
(application),
medis
melakukan
dan
pasien.
pengkodean
ICD-9-CM
Apabila
dalam
diagnosis
atau
tindakan / prosedur koder menemukan
pengalaman
berdasar
dan tanggung jawab seorang koder adalah
diagnosis
aspek
seseorang
Faktor
sintesis
kerja
(synthesis)
dan
dan
evaluasi (evaluasion) .13 b. Pendidikan
kesulitan ataupun ketidaksesuaian dengan
Tingkat pendidikan seseorang akan
aturan umum pengkodean, maka koder
berpengaruh terhadap kinerja di lapangan.
harus melakukan klarifikasi dengan dokter.
Tingkat pendidikan yang tinggi diharapkan
Apabila klarifikasi gagal dilakukan maka
dapat semakin memahami dan mengerti
koder dapat menggunakan aturan (rule) MB
sehingga dapat memberikan manfaat dalam
1 hingga MB 5. 12
berkerja
F. Teori Pengetahuan
menjalankan pekerjaannya.14
Teori pengetahuan yang digunakan
dan
memudahkan
dalam
c. Masa Kerja
adalah teori dari Lawrence Green, dengan
Masa kerja erat kaitannya dengan
analisis faktor pokok yang mempengaruhi
waktu dimulainya bekerja dan menentukan
kesehatan adalah faktor perilaku (behavior
pengalaman yang didapat. Semakin lama
cause) dan faktor di luar perilaku (non
masa kerja maka akan semakin banyak
behavior
pengalaman
cause).
Selanjutnya
perilaku
tersebut ditentukan atau terbentuk dari 3
yang
didapatkan
dan
kecakapan
dalam
melakukan
pekerjaan
akan menjadi lebih baik.
c) Penentuan
penyakit
sesuai
dengan kaidah ICD-10 C. Populasi dan Sampel
d. Pelatihan Pelatihan atau seminar biasanya
1. Populasi
dikaitkan dengan hasil kerja seseorang, sehingga
Kode
semakin
sering
mengikuti
Populasi adalah keseluruhan dari semua
variabel
yang
menyangkut
pelatihan maka akan memiliki pengetahuan
masalah yang diteliti. Populasi disini
dan
diambil dari petugas rekam medis di
pengalaman
yang
nantinya
akan
bermanfaat dalam bekerja.
RSUD Kota Semarang Tahun 2015 yaitu
METODOLOGI PENELITIAN
40 petugas.
A. Jenis Penelitian
2. Sampel
Penelitian ilmiah ini menggunakan
Sampel
penelitian
adalah
jenis penelitian deskriptif kualitatif yaitu
sebagian yang diambil dari obyek yang
suatu
mencoba
diteliti dan dianggap mewakili seluruh
mendiskripsikan bagaimana dan mengapa
populasi. Tehnik menentukan sampel
permasalahan itu terjadi dengan metode
diatas adalah dengan menggunakan
observasi dan penyebaran kuesioner terkait
tehnik total sampling yaitu menggunakan
hubungan
dengan
total populasi sebagai sampel penelitian
variabel terikat serta pengumpulan data
dengan jumlah 40 petugas dengan
pada suatu saat sekaligus.
kriteria inklusi dan eklusi sebagai berikut:
B. Variabel Penelitian
a. Kriteria inklusi
penelitian
dari
yang
variabel
bebas
Penelitian ini menggunakan variabel, yaitu : a) Pengetahuan
subjek penelitian dapat mewakili dalam petugas
rekam
medis
tentang istilah medis. b) Penulisan istilah medis sesuai dengan kaidah ICD-10
Kriteria inklusi adalah kriteria dimana
sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah : 1. Memiliki pengalaman kerja di unit rekam medis ≥ 1 tahun
b. Kriteria eksklusi Kriteria kriteria
dokumen rekam medis pada lembar
eksklusi
dimana
merupakan
subjek
penelitian
tidak dapat mewakili sampel karena tidak
memenuhi
syarat
masuk keluar dan lembar ringkasan keluar (resume). 2. Data Sekunder
sebagai
Data sekunder merupakan data
sampel penelitian. Kriteria eksklusi
yang diperoleh dari pihak lain, tidak
dalam penelitian ini adalah petugas
langsung
rekam medis yang sedang cuti atau
subjek penelitiannya.
D. Instrumen Penelitian
dari
Data yang diperoleh akan diolah
Instrument penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data. Instrument penelitian yang digunakan dalam ini
adalah
kuisioner
berupa
pertanyaan terkait pengetahuan petugas rekam medis tentang istilah medis dan pedoman
peneliti
F. Pengolahan Data Penelitian
sakit.
penelitian
diperoleh
observasi
berupa
lembar
observasi sebagai bahan untuk pencatatan data yang diperlukan kaitannya dengan
dengan
melalui
beberapa
tahap,
diantaranya: 1. Collecting Pengumpulan
data-data
yang
sudah diambil dari obyek penelitian 2. Editing Memeriksa data atau meneliti ulang data yang sudah dikumpulkan 3. Tabulasi
penulisan istilah medis pada diagnosis
Proses
pemasukan
data
medis.
kedalam table dan mengatur angka-
E. Teknik Pengambilan Data Penelitian
angkanya sehingga dapat dihitung
1. Data Primer
jumlah dari berbagai kategori.
Data primer yaitu data yang
4. Penyajian Data
diperoleh secara langsung melalui observasi memberikan
DRM
dan
kuesioner
dengan pada
petugas. Data primer disini yaitu
Menyajikan bentuk
tabel
data sehingga
dalam dapat
diketahui gambaran dalam bentuk narasi.
G. Analisis Data Data
4.
yang
sudah
Jenis Kelamin : Perempuan Laki-laki
terkumpul
22 11
67 % 33 %
7 26
21 % 79 %
kemudian dilakukan analisa secara deskriptif 5. untuk
mendapatkan
memperoleh
gambaran
kejelasan
terkait
Pelatihan Koding : Ya Tidak
dan objek
penelitian tentang pengetahuan petugas rekam medis tentang istilah medis dalam
Berdasarkan
tabel
1,
responden
penentuan kode penyakit.
sebagian besar berusia antara 27-33 tahun
HASIL DAN PEMBAHASAN
yaitu
A. Hasil Penelitian
berpendidikan terakhir D3 rekam medis dan
1. Karakteristik Responden Dari
besar
responden
informasi kesehatan yaitu 72%, karakteristik responden berdasarkan pengalaman kerja di
responden dapat dilihat pada tabel di bawah
dapat kan data sebagian besar < 5 tahun
ini :
33%, jenis kelamin responden sebagian
Tabel 3. Karakteristik Petugas
besar
2.
3.
penelitian
sebagian
karakteristik
1.
hasil
55%,
Karakteristik Responden Umur : 20 – 26 Tahun 27 – 40 Tahun 41 – 61 Tahun
Pendidikan Terakhir : SMP SMA D3 RMIK S1 Kedokteran Pengalaman Kerja : < 1 tahun < 5 tahun < 10 tahun > 10 tahun
∑
(%)
8 18 7
24 % 55 % 21%
adalah
perempuan
67%
dan
karakteristik petugas berdasarkan pernah mengikuti pelatihan koding sebagian besar menyatakan
tidak
pernah
mengikuti
pelatihan koding 79%. 2. Pengetahuan Responden Tentang
1 7 24 1
4 11 9 9
3% 21 % 72 % 3% 12 % 33 % 27 % 27 %
Terminologi Medis dan Penentuan Kode Penyakit Berdasarkan kuesioner
tentang
hasil
dari
pengetahuan
petugas tentang terminologi medis dan penentuan kode penyakit dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel
4.
Tabel
Hasil
Kuesioner
Pengetahuan Istilah Medis Dan Penentuan Kode Penyakit No 1.
a. b.
c.
2.
a.
b.
c.
3.
Pertanyaan ∑ % Apa yang anda ketahui tentang istilah medis pada 4 12 diagnosis medis? 2 % Penggunaan kata 6% sebagai diagnose 27 Nama penyakit 81% pasien yang ditulis berdasarkan pemeriksaan Pengguaan kata dalam menentukan diagnosa medis pasien guna mempermudah dalam memberikan kode penyakit Bagaimana cara penulisan istilah medis pada 31 94% diagnosis medis yang baik ? 0 0% Lengkap dan spesifik 2 6% menunjukkan letak, topografi dan etiologi sesuai ICD-10 Lengkap, spesifik dan menggunakan singkatan yang biasa digunakan Karakteristik yang spesifik dan menggunakan istilah yang sudah biasa digunakan
Apa buku pedoman yang digunakan dalam menggunakan istilah medis pada 0 0% diagnosis penyakit? a. International 3 9% statistical classification of 30 91% disease for oncology b. International
c.
4.
a.
b.
c.
5.
a. b. c. 6.
a. b.
c.
statistical classification of th disease 9 revision clinical modification International statistical classification of disease and health problems – 10 Apa yang anda ketahui tentang diagnosis yang spesifik? Diagnosis yang menentukan jenis penyakit berisi nama penyakit pasien Diagnosis yang menunjukkan letak, topografi dan etiologi serta memuat nilai informasi Diagnosis yang memprediksi perjalanan penyakit berdasarkan informasi yang tersedia Apa pengaruh yang terjadi jika pengetahuan dasar tentang istilah medis tidak dikuasai dengan baik ? Ketidak akurasian kode penyakit Kesinambungan data klinis Memudahkan pemberian kode Apa yang menjadi penyebab terjadinya ketidaksamaan pemilihan istilah medis dalam penulisan diagnosis medis pasien? Faktor lingkungan kerja Kebijakan atau peraturan Rumah sakit sebagai formalitas Latar belakang
13 39% 18 55% 2
6%
29 88% 2 6% 1 3%
3 9% 8 24% 22 67%
7.
a.
b.
c.
8.
a. b.
pendidikan dan pengetahuan petugas terkait Apa saja faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan petugas terkait 11 33% istilah medis pada 20 61% diagnosis medis 2 6% pasien? Pendidikan, pengalaman dan prinsip Peraturan, pendidikan dan pengalaman Pengalaman , prinsip dan peraturan Peralatan apa yang digunakan untuk menentukan kode 26 79% penyakit yang anda 3 9% ketahui ? 4 12% Kamus ICD-10 Kamus kedokteran
c.
11.
a. b. c. 12.
a.
b.
c. 9.
10.
c. Buku tabulasi Data klinis apa saja yang perlu diperhatikan untuk telusur berkas dalam 1 3% menentukan kode penyakit ? 21 67% a. Pemeriksaan penunjang dan 5 15% pemeriksaan fisik b. Diagnosis, pemeriksaan fisik dan hasil laboratorium c. Catatan perkembangan penyakit dan asuhan keperawatan Data klinis apa saja yang perlu dilakukan proses koding ? 5 15% a. Diagnosis masuk, diagnosis utama dan 27 82% diagnosis tindakan 1 3% b. Diagnosis utama,
13.
a.
b.
c.
14.
a.
b.
diagnosis sekunder, diagnosis komplikasi dan tindakan Diagnosis sekunder, diagnosis komplikasi dan tindakan Siapa yang bertanggung jawab terhadap pengkodean penyakit ? Dokter Perawat Perekam medis Dalam menentukan kode penyakit langkah pertama yang harus dilakukan adalah ? Menentukan Identifikasi tipe pernyataan yang akan dikode. Cek indeks alfabetik menggunakan ICD10 volume 3 Menentukan Lead Term Penentuan kode penyakit yang tidak akurat akan memberikan pengaruh pada beberapa hal yaitu ? Proses klaim, kesinambungan informasi dan perawatan pasien Kesinambungan informasi, pemberian obat dan perawatan pasien Proses klaim, pemberian obat dan perwatan pasien Apa tujuan penggunaan ICD-10 dalam menentukan kode penyakit pada pasien? Untuk mendapatkan rekaman yang sistematis Untuk
3 9% 0 0% 30 91%
5 15% 5 15% 23 70%
19 58% 10 30% 4 12%
11 33% 17 52% 5 15%
menerjemahkan diagnosis penyakit Untuk keperluan analisis Faktor apa saja yang mempengaruhi penentuan kode 7 21% penyakit? 2 6% Petugas koding dan data klinis 24 73% Data klinis, tenaga kerja dan sarana prasarana Petugas koding, data klinis dan sarana prasarana Sumber : Data Primer
tahun dan tingkat keikutsertaan dalam
Distribusi skor pengetahuan petugas
Terminologi Medis dan Penentuan
c. 15.
a. b.
c.
rekam medis tentang istilah medis dalam
pelatihan koding yang minim 79% tidak pernah
mengikuti
koding
hal
ini
pelatihan
terkait
menunjukan
bahwa
responden kurang pegetahuan tentang penggunaan istilah medis yang akan berpengaruh terhadap pemberian kode penyakit. 2. Pengetahuan
Petugas
Tentang
Kode Penyakit Berdasarkan tabel 2 dari 40
menentukan kode penyakit di RSUD Kota Semarang
petugas rekam medis hanya terdapat
Tabel 5. Tabel Distribusi Skor
55% yang mengetahui definisi diagnosis
Skor Skor Mean Median Skor Minimal Maksimal Ideal 5 31 22,67 24,00 34
yang
spesifik,
67%
mengetahui
penyebab dari ketidaksamaan dalam pemilihan istilah medis pasien, 61%
B. Pembahasan
mengetahui faktor pengaruh dari tingkat
1. Karakteristik Responden
pengetahuan petugas terkait penulisan
Hasil dari tabel 1 di RSUD Kota Semarang
54%
petugas
berumur
kisaran antara 27-40 tahun hal ini dilihat dari
persentasenya
menunjukan
bahwa
seharusnya
petugas
berada
pada usia produktif untuk menghasilkan kinerja yang baik dengan latar belakang pendidikan D3 rekam medis 72% namun pengalaman kerja yang masih dibawah 5
istilah medis, 15% yang mengetahui langkah awal dalam proses pemberian kode penyakit, 58% yang mengetahui pengaruh dari pemberian kode penyakit yang
tidak
akurat.
Terdapat
24
responden yang mengetahui faktor yang mempengaruhi dalam penentuan kode penyakit
dan
hanya
33%
yang
mengetahui tujuan penggunaan ICD-10
SIMPULAN DAN SARAN
dalam menentukan kode penyakit.
A. Simpulan
3. Distribusi Skor Hasil kuesioner Berdasarkan
4
analisa data terhadap pengetahuan petugas
terdapat skor minimal yaitu 5, skor
rekam medis tentang istilah medis dalam
maksimal 31, rata-rata 22,67, median
menentukan kode penyakit maka dapat
24,00 dan skor ideal 34. Dari data
disimpulkan bahwa :
tersebut
dapat
dari
hasil
Setelah peneliti melakukan proses tabel
diketahui
dengan
1. Karakteristik petugas rekam medis
membandingkan nilai rata-rata dengan
terdapat 67% petugas rekam medis di
skor ideal yang menunjukkan bahwa
RSUD
skor rata-rata (22,67) masih dibawah
kelamin perempuan hal ini menunjukan
skor ideal (34) dan nilai mean (22,67)
bahwa perempuan lebih teliti dan
dengan nilai maksimal (31) yang masih
konsisten. Terdapat 79% petugas tidak
berada dibawah nilai maksimal berarti
pernah
pengetahuan petugas dan penentuan
koding.
kode penyakit yang benar di RSUD Kota Semarang
jelek.
pengetahuan
Mengingat
petugas
rekam
Kota
Semarang
mengikuti
2. Pengetahuan
berjenis
pelatihan
petugas
medis
terkait
tentang
bahwa
terminologi
medis
petugas rekam medis di RSUD Kota
94%
terkait istilah medis dan menentukan
Semarang
kode penyakit merupakan salah satu
penulisan istilah medis pada diagnosis
komponen
medis pasien.
penting
berpengaruh
terhadap
yang maju
sangat
yang
terdapat
mengetahui
cara
atau
3. Penentuan kode penyakit terdapat 5
mundurnya suatu instansi rumah sakit,
responden yang mengetahui langkah
maka pengetahuan tenaga perekam
awal dalam proses pemberian kode
medis diperlukan untuk kemajuan dan
penyakit
pengembangan
responden yang mengetahui tujuan
kualitas
pelayanan kesehatan.
institusi
dan
penggunaan
hanya
terdapat
ICD-10
11
dalam
menentukan kode penyakit. Hal ini
menunjukan
responden
kurang
pengetahuan terkait istilah medis yang digunakan dalam proses penentuan kode penyakit. 4. Distribusi
DAFTAR PUSTAKA 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 269/Menkes/Per/III/2008 2. Samil , R.S. 2001. Etika Kedokteran
hasil
skor
kuesioner
berdasarkan dari hasil tabel 3 terdapat skor minimal yaitu 5, skor maksimal
Indonesia. Jakarta : Yayasan Bina Karya Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 3. Kurniawan, A. 2007. INA-DRG Solusi
31, rata-rata 22.47, median 24.00 dan
Menuju
skor ideal 34. Dari data tersebut dapat
Kesehatan.
diketahui dengan membandingkan nilai
http://ariefknp.wordpress.com
rata-rata
03/05/2014 09.05 PM
dengan
skor
ideal
yang
menunjukkan bahwa skor rata-rata
Pemerataan
Pelayanan
4. Sugianto, Zainal. 2005. Analisa Perilaku
(22,67) masih dibawah skor ideal (34)
Dokter
dan nilai mean (22,67) dengan nilai
Data Rekam Medis lembar Resume
maksimal (31) yang masih berada
Rawat
dibawah
Tahun
nilai
maksimal
berarti
Dalam
Inap
Mengisi
Rumah
Kelengkapan
Sakit
Ungaran 2005.
pengetahuan petugas dan penentuan
http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jk
kode penyakit yang benar di RSUD
m 03/25/2014 08.17 AM
Kota Semarang jelek. B. Saran 1. Perlu adanya pelatihan terkait
5. Ifmi, Khairunissa. 2011. Studi Kebijaka Penggunaan Casemix Berbasis Kode Internasional Classification Of Disease-
penggunaan istilah medis yang tepat
Ten (ICD-X) Pada Pasien Jamkesmas Di
sesuai ICD-10 dalam menentukan
RSUD DR. Rasidin Kota Padang Tahun
kode penyakit.
2011.
2. Perlu adanya pelatihan terkait langkah-langkah untuk menentukan kode penyakit.
http://repository.unand.ac.id/17494/1/skri psikhairunissa.pdf 01/10/2014 11.04 AM 6. Pamungkas, Tiara Wahyu. Dkk. 2010. Analisis
Ketidaklengkapan
Pengisian
Berkas Rekam Medis Di Rumah Sakit Pku
Muhammadiyah
Yogyakarta.
http://jurnal.uad.ac.id/kesmas
11. Imron TA, Moch and munif, Amrul. 2010. Metodologi
Penelitian
Bidang
Kesehatan. Jakarta : Sagung Seto.
01/10/2014 11.06 AM Jurnal Kesmas
12. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 27
UAD Vol. 4 No. 1, September 2010.
Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis
ISSN : 1978-0575
Indonesian Case Base Groups (INA-
7. Yuliani, Keakuratan
Novita. Kode
2010.
Analisis
Diagnose
Peyakit
CBG’s). 13. Notoatmodjo S. 2003. Ilmu Kesehatan
Commotion Cerebri Pasien Rawat Inap
Masyarakat
Berdasarkan ICD-10 Rekam Medik Di
Jakarta : Rineka Citra.
Rumah
Sakit
Islam
Klaten.
14. Siagian
(Prinsip-Prinsip
Sondang
P.
Dasar).
2002.
http://jurnal.cimed.ac.id/index.php/ipfu/ar
Meningkatkan
ticle 03/25/2014 08.16 AM
Cetakan Pertama. Jakarta : Rineka
8. Rivany, R. 2008. Clinical Pathway Sectio Caesaria & Diare Rumah Sakit Tarakan
Produktivitas
Kiat Kerja.
Citra. 15. Retno Vika Dwi Ayu. 2012. Tinjauan
& RS Budi Asih [Disertasi]. Jakarta:
Penulisan
Department
Ketepatan Kode ICD-10 Pada Pasien
of
Health
Policy
and
Analysis, SPHUI. 9. Syafrizal.
Umum
2008.
Pengelolaan
Penanganan Pengobatan Tuberkulosis Di
RSUP.
DR.
M.
Djamil
Diagnosis
di
RSUD
Utama
Kota
Dan
Semarang
Triwulan I Tahun 2012. 16. Ayuk Dwi L. 2014. Analisa Tingkat
Padang
Pengetahuan Petugas Paramedis dan
[Working Paper]. Yogyakarta: KMPK
Non Paramedis Tentang Pengkodean
Universitas Gajah Mada.
Penyakit
10. Notoatmodjo, Prof. Dr. Soekidjo. 2003 Pendidikan
dan
perilaku
Jakarta : Rineka Cipta
Kesehatan.
Semarang
di Puskesmas Mijen Kota