TINJAUAN LITERATUR
Sejarah Tebu Pada awalnya gula tebu dikenal oleh orang-orang Polinesia, kemudian menyebar ke India. Pada tahun 510 SM, ketika menguasai India, Raja Darius dari Persia menemukan ”batang rerumputan yang menghasilkan madu tanpa lebah”. Seperti halnya pada berbagai penemuan manusia lainnya, keberadaan tebu sangat dirahasiakan dan dijaga ketat, sedangkan produk olahannya diekspor dan untuk menghasilkan keuntungan yang sangat besar. Rahasia tanaman tebu akhirnya terbongkar setelah terjadi ekspansi besarbesaran oleh orang-orang Arab pada abad ketujuh sebelum sesudah masehi. Ketika mereka menguasai Persia pada tahun 642 mereka menemukan tanaman tebu yang sedang tumbuh dan kemudian mempelajari cara pembuatan gula. Selama ekspansi berlanjut mereka mendirikan pengolahan-pengolahan gula di berbagai daratan lain yang mereka kuasai, termasuk di Afrika Utara dan Spanyol. Gula dikenal oleh orang-orang barat Eropa sebagai hasil dari Perang Salib pada abad ke-11. Para prajurit yang pulang menceritakan keberadaan “rempah baru” yang enak ini. Gula pertama diketahui tercatat di Inggris pada tahun 1099. Abad-abad berikutnya merupakan periode ekspansi besar-besaran perdagangan barat Eropa dengan dunia timur, termasuk di dalamnya adalah impor gula. Sebagai contoh, dalam sebuah catatan pada tahun 1319 harga gula di London sebesar “dua shilling tiap pound”. Nilai ini setara dengan beberapa bulan upah buruh rata-rata, sehingga dapat dikatakan gula sangatlah mewah pada waktu itu.
Universitas Sumatera Utara
Orang-orang kaya menyukai pembuatan patung-patung dari gula sebagai penghias meja-meja mereka. Ketika Henry III dari Perancis mengunjungi Venice, sebuah pesta diadakan untuk menghormatinya dengan menampilkan piring-piring, barang-barang perak, dan kain linen yang semuanya terbuat dari gula. Karena merupakan barang mahal, gula seringkali dianggap sebagai obat. Banyak petunjuk kesehatan dari abad ke-13 hingga abad ke-15 yang merekomendasikan
pemberian
gula
kepada
orang-orang
cacat
untuk
memperkokoh kekuatan mereka. Pada abad ke-15, pemurnian gula Eropa umumnya dilakukan di Venice. Venice tidak bisa lagi melakukan monopoli ketika Vasco da Gama berlayar ke India pada tahun 1498 dan mendirikan perdagangan di sana. Meskipun demikian, penemuan orang-orang Amerika lah yang telah mengubah konsumsi gula di dunia. Dalam salah satu perjalanan pertamanya, Columbus membawa tanaman tebu untuk ditanam di kawasan Karibia. Iklim yang sangat menguntungkan untuk pertumbuhan tanaman tebu menyebabkan berdirinya sebuah industri dengan cepat. Kebutuhan terhadap gula yang besar bagi Eropa menyebabkan banyak kawasan hutan di kepulauan Karibia menjadi hampir seluruhnya hilang digantikan perkebunan tebu, seperti misalnya di Barbados, Antigua dan separuh dari Tobago. Tanaman tebu dibudidayakan secara massal. Jutaan orang dikirim dari Afrika dan India untuk bekerja di penggilingan tebu. Oleh karenanya, produksi gula sangat erat kaitannya dengan perdagangan budak di dunia barat. Secara ekonomi gula sangatlah penting sehingga seluruh kekuatan Eropa
membangun
atau
berusaha
membangun
jajahan
di
pulau-pulau
Universitas Sumatera Utara
kecil Karibia dan berbagai pertempuran terjadi untuk menguasai pulau-pulau tersebut. Selanjutnya tanaman tebu dibudidayakan di berbagai perkebunan besar di
kawasan-kawasan
lain
di
dunia
(India,
Indonesia,
Filipina
dan kawasan Pasifik) untuk memenuhi kebutuhan pasar Eropa dan lokal (Food Info, 2008). Tebu Tebu merupakan salah satu sumber energi ‘tua’ yang dikenal manusia sekaligus komoditas penting di dunia yang menghasilkan serat, biofuel, pupuk, selain produk utamanya : gula. Tebu (Saccharum officinarum Linn) adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Tanaman ini termasuk jenis rumput-rumputan. Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa dipanen mencapai kurang lebih 1 tahun. Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan di pulau Jawa dan Sumatera (Wikipedia, 2007). Bentuk fisik tanaman tebu dicirikan oleh terdapatnya bulu-bulu dan duri di sekitar pelepah dan helai daun. Banyaknya bulu dan duri beragam tergantung varietas. Jika disentuh akan menyebabkan rasa gatal. Kondisi ini kadang menjadi salah satu penyebab kurang berminatnya petani berbudidaya tebu jika masih ada alternatif tanaman lain. Tinggi tanaman bervariasi tergantung daya dukung lingkungan dan varietas, antara 2,5-4 meter dengan diameter batang antara 2-4 cm (Dinas Perkebunan, 2004).
Universitas Sumatera Utara
Daur kehidupan tanaman tebu melalui 5 fase, yaitu : 1.
Perkecambahan Dimulai dengan pembentukan taji pendek dan akar stek pada umur 1 minggu dan diakhiri pada fase kecambah pada umur 5 minggu.
2.
Pertunasan Dimulai dari umur 5 minggu sampai 3,5 bulan.
3.
Pemanjangan Batang Dimulai dari umur 3,5 bulan sampai 9 bulan.
4.
Kemasakan Merupakan fase yang terjadi setelah pertumbuhan vegetatif menurun dan sebelum batang tebu mati. Pada fase ini gula di dalam batang tebu mulai terbentuk hingga titik optimal hingga berangsur-angsur menurun. Fase ini disebut juga fase penimbunan rendemen gula.
5.
Kematian
(KPPBUMN, 2007).
Arti Transportasi Pengertian transportasi berasal dari kata Latin yaitu transportare, dimana trans berarti seberang atau sebelah lain dan portare berarti mengangkut atau membawa. Jadi, transportasi berarti mengangkut atau membawa (sesuatu) ke sebelah lain atau dari suatu tempat ke tempat lainnya. Ini berarti transportasi merupakan suatu jasa yang diberikan, guna menolong orang dan barang untuk dibawa dari suatu tempat ke tempat lainnya. Dengan demikian, transportasi dapat diberi defenisi sebagai usaha dan kegiatan mengangkut atau membawa barang dan/atau penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya (Kamaluddin, 2003).
Universitas Sumatera Utara
Transportasi
merupakan
“suatu
tindakan,
proses,
atau
hal
mentransportasikan atau sedang ditransportasikan”, dan kata kerja to transport berarti “memindahkan dari suatu tempat ke tempat lain” (Morlok, 1991). Transportasi dapat diartikan sebagai usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut, atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain, di mana di tempat lain objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan-tujuan tertentu. Karena dalam pengertian di atas terdapat kata-kata usaha, berarti transportasi juga merupakan sebuah proses, yakni proses pindah, proses gerak, proses mengangkut dan mengalihkan, di mana proses ini tidak bisa dilepaskan dari keperluan akan alat pendukung untuk menjamin
lancarnya proses
perpindahan sesuai waktu
yang
diinginkan
( Miro, 2005). Peranan Transportasi Pentingnya sarana transportasi dalam perkembangan dunia bersifat multidimensi. Sebagai contoh, salah satu fungsi dasar transportasi adalah menghubungkan tempat kediaman dengan tempat bekerja atau para pembuat barang dengan para pelanggannya. Dari sudut pandang yang lebih luas, fasilitas transportasi memberikan aneka pilihan untuk menuju ke tempat kerja, pasar, dan sarana rekreasi, serta menyediakan akses ke sarana-sarana kesehatan, pendidikan, dan sarana lainnya (Khisty dan Lall, 2005). Transportasi bermanfaat bagi masyarakat, dalam arti hasil-hasil produksi dan bahan-bahan baku suatu daerah dapat dipasarkan kepada perusahaan industri. Hasil-hasil barang jadi diproduksi oleh pabrik, dijual oleh produsen kepada
Universitas Sumatera Utara
masyarakat atau perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang pemasaran. Untuk mengangkut bahan-bahan baku dan barang-barang jadi dibutuhkan jasajasa transportasi (darat, laut, dan udara) (Salim, 2000). Jangan adalah
dilupakan
memindahkan
pula
orang
bahwa atau
fungsi
barang.
angkutan
Muatan,
yang
dengan
pokok
demikian,
dapat berupa benda hidup (orang, hewan, tumbuhan) dan benda mati (makanan, bahan baku industri). Kecuali orang dan hewan, barang lain pada umumnya diangkut tidak dalam kondisi alaminya, (misalnya kayu, bahan makanan, dll) sehingga
menuntut
teknologi
yang
tepat (Warpani, 1990).
Sistem Transportasi Suatu sistem transportasi ditunjukkan sebagai suatu jaringan untuk menerangkan komponen dan hubungannya satu sama lain dalam sistem transportasi. Beberapa karakteristik utama dari sistem ialah waktu perjalanan dan biaya. Jalur gerak yang dipakai meliputi waktu perjalanan yang paling sedikit, atau pada beberapa kasus, biaya yang paling kecil (Morlok, 1991). Bentuk fisik dari kebanyakan sistem transportasi tersusun atas empat elemen dasar meliputi : (a) sarana perhubungan (link), (b) kendaraan, (c) terminal, dan (d) manajemen dan tenaga kerja. Keempat elemen tersebut berinteraksi dengan manusia, sebagai pengguna maupun non-pengguna sistem, dan berinteraksi pula dengan lingkungan. Perilaku subsistem fisik, subsistem manusia, dan subsistem lingkungan sangatlah rumit karena melibatkan interaksi manusia sebagai pengendara dan non-pengendara, yang menggunakan berbagai jenis kendaraan dengan karakter dan kinerja berbeda-beda dan dengan karakteristik
Universitas Sumatera Utara
fisik yang juga berbeda dalam kondisi lingkungan yang juga sangat beragam (Khisty dan Lall, 2005).
Tempat kendaraan
Bongkar peti kemas
Naik/turun kendaraan
Muat peti kemas
Muat/isi kendaraan
Tempat peti kemas Tempat keluar-masuk
Keterangan : Kendaraan
Ruas jalan Kendaraan bergerak sepanjang jalan
Peti kemas Lalu lintas Fasilitas tetap Kegiatan di dalam atau pada fasilitas
Persimpangan jalan Kendaraan lewat dari suatu ruas ke ruas lain
Gambar 1. Komponen dasar sistem transportasi (Sumber: Morlok, 1991) Komponen sistem pengangkutan yang pokok adalah prasarana (jalan) dan sarana (kendaraan). Salah satu perkembangan sarana adalah penggunaan peti kemas, yang agak berbeda dengan kendaraan biasa, karena peti kemas tidak bergerak sendiri melainkan menggunakan sarana lain sebagai tenaga penggerak. Peti kemas harus diletakkan pada kendaraan pengangkut seperti layaknya sebuah kapsul, atau dirancang sedemikian sehingga merupakan bagian dari kendaraan pengangkut itu. Peti kemas dimaksudkan untuk melindungi barang yang diangkut
Universitas Sumatera Utara
agar dapat dibongkar dan dimuat sebagai satu unit. Hal penting yang harus diingat dalam pengangkutan adalah bahwa setiap sistem pengangkutan harus dapat mengangkut
muatan
dan
membongkarnya
lagi
pada
akhir
perjalanan
(Warpani, 1990). Dapat kita simpulkan bahwa defenisi sistem transportasi (transportation system) merupakan suatu kegiatan pemindahan barang (muatan) dan penumpang dari suatu tempat ke tempat yang lain. Dalam transportasi terlihat ada dua unsur yang terpenting dari transportasi yaitu: (a) pemindahan/pergerakan (movement) dan (b) secara fisik mengubah tempat dari barang (komoditi) dan penumpang ke tempat lain (Salim, 2000). Tabel 1. Kerangka sistem transportasi Angkutan Barang/Muatan 1. Transportasi darat (kereta api, bis, truk) 2. Angkutan laut (shipping) 3. Angkutan udara
Manajemen 1. Manajemen lalu lintas 2. Manajemen angkutan
(Sumber : Salim, 2000) Panen Tebang, Muat dan Angkut (TMA) adalah tiga kegiatan yang tidak dapat dipisah dalam rangka memungut hasil batang tebu layak giling untuk dibawa ke pabrik. Kegiatan TMA dapat mempengaruhi kualitas kadar gula jika tidak ditangani dengan baik. Di lapangan kegiatan TMA masih jauh dari yang diharapkan. Walaupun telah memperoleh pengalaman, namun untuk mendapatkan tenaga tebang yang terampil sangat sulit untuk diharapkan. Umumnya
Universitas Sumatera Utara
tenaga tebang lebih banyak dilakukan oleh tenaga perempuan dari pada pria (Dinas Perkebunan, 2004). Tebang Tebangan baik untuk plant cane (PC) maupun ratoon dilakukan dalam bentuk tebu segar (green cane). Waktu penebangan dan giling adalah Januari-Juli. Untuk menentukan waktu tebangan maka faktor yang perlu dipertimbangkan adalah sebagai berikut: 1. Umur 10-12 bulan dan dapat dilihat dari masa tanamnya 2. Gejala-gejala visual antara lain daun-daun tanaman tebu secara keseluruhan telah menguning 3. Pada musim kemarau usahakan tebang pada kebun yang jauh dari pabrik dan pada musim hujan kebun-kebun yang dekat dengan pabrik.
Cara penebangan yang dapat dilakukan terbagi menjadi 2, yaitu : 1.
Mekanis Penebangan dilakukan dengan menggunakan cane harvester, alat ini hanya digunakan pada waktu mendesak.
2.
Manual Penebangan ini dilakukan dengan menggunakan parang tebang. Alat tebu umumnya dibawa oleh penebang atau bisa juga dipinjam dari pabrik gula atau kebun yang bersangkutan kemudian setelah selesai tebang harus dikembalikan. Cara tebangan adalah pandas, artinya tepat pada permukaan tanah.
Universitas Sumatera Utara
Muat Cara muat ke dalam truk dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu : 1.
Mekanis Dengan menggunakan mesin cangkram (grab loader)
2.
Manual Dengan menggunakan tenaga manusia (panggul), dimuat dalam bentuk bundle cane (ikatan), setiap ikatan terdiri dari 20-25 batang tebu.
Angkut Alat
pengangkutan adalah truk umum dengan kapasitas 10-15 ton
(Tim Penulis, 2008).
Pengambilan Sampel Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh, atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Dengan istilah lain, sampel harus representatif. Agar diperoleh hasil penelitian lebih baik, diperlukan sampel yang baik pula, yakni benar-benar mencerminkan populasi. Supaya perolehan sampel lebih akurat, diperlukan rumus penentuan besarnya sampel. Adapun rumus yang digunakan pada penelitian ini yaitu rumus berdasarkan proporsi yang dikemukakan oleh Issac dan Michael sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
S=
dimana :
S N P D X2
= = = = =
X 2 NP (1 − P ) D 2 ( N − 1) + X 2 P(1 − P )
Jumlah sampel yang dikehendaki Jumlah anggota produksi 0.50 1.96 Nilai X dengan fmaks 30
(Arikunto, 2002)
Purposive Sample (Sampel Bertujuan) Sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subyek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini dilakukan pada penelitian yang telah dilaksanakan karena beberapa pertimbangan, yaitu keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh (Arikunto, 2002).
Konsep Dasar Sistem Dari segi Etimologi, kata sistem sebenarnya berasal dari Bahasa Yunani yaitu “Systema”, yang dalam Bahasa Inggris dikenal dengan “SYSTEM”, yang mempunyai pengertian yaitu komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan satu keseluruhan yang tidak terpisahkan. Menurut filsuf Stoa, bahwa sistem adalah gabungan dari keseluruhan langit dan bumi yang bekerja bersama-sama, sehingga dapat kita lihat bahwa sistem terdiri dari unsur-unsur yang bekerja sama membentuk suatu keseluruhan dan apabila salah satu unsur tersebut hilang atau tidak berfungsi, maka gabungan keseluruhan tersebut tidak dapat lagi kita sebut suatu sistem (Vaza, 2007).
Universitas Sumatera Utara
Semua defenisi tentang sistem mencakup lima unsur yang terdapat di dalam sistem, yaitu: 1.
Elemen-elemen atau bagian-bagian
2.
Adanya interaksi atau hubungan antar elemen-elemen/bagian-bagian
3.
Adanya suatu yang mengikat elemen atau bagian tersebut menjadi sesuatu kesatuan
4.
Terdapat tujuan bersama, sebagai hasil akhir
5.
Berada di dalam lingkungan yang komplek
(Simatupang, 1994). Dari berbagai jenis pengertian dan penggunaan istilah sistem, secara garis besar dapat dikelompokkan adanya dua kategori. Pertama, sistem sebagai entitas atau benda yang memiliki susunan tertentu atau pengaturan struktural dari bagianbagiannya (“system as an entity or thing which has a particular order or structural arrangement of its parts”). Kedua, sistem sebagai suatu rencana, metode, alat atau prosedur untuk mencapai sesuatu (“system as a plan, method, decice, or procedure for accomplishing something”) (Budihardjo, 1995).
Siklus Hidup Pengembangan Sistem Siklus hidup pengembangan sistem (System Development Life Cycle) adalah
metodologi
yang
digunakan
untuk
menyusun
aplikasi
proses
pengembangan sistem. Siklus pengembangan sistem dapat juga didefinisikan sebagai rangkaian aktivitas yang dilaksanakan oleh professional dan pemakai sistem informasi untuk mengembangkan dan mengimplementasikan sistem (Gunadarma, 2000).
Universitas Sumatera Utara
Proses pengembangan sistem melewati beberapa tahapan dari mulai sistem itu direncanakan sampai dengan sistem tersebut diterapkan, dioperasikan dan dipelihara. Bila operasi sistem yang sudah dikembangkan masih timbul kembali permasalahan-permasalahan yang kritis serta tidak dapat diatasi dalam tahap pemeliharaan sistem, maka perlu dikembangkan kembali suatu sistem untuk mengatasinya dan proses ini kembali ke tahap yang pertama, yaitu tahap perencanaan sistem. Siklus ini disebut dengan siklus hidup suatu sistem (system life cycle). Daur atau siklus hidup dari pengembangan sistem merupakan suatu bentuk yang digunakan untuk menggambarkan tahapan utama dan langkahlangkah
di
dalam
tahapan
tersebut
dalam
proses
pengembangannya
(Jogiyanto, 2001).
Pendekatan Sistem Pendekatan sistem adalah suatu cara untuk menangani suatu masalah. Pendekatan sistem (system approach) merupakan cara untuk menangani suatu masalah berdasarkan berpikir kesisteman. Pendekatan sistem terhadap suatu masalah adalah untuk menangani suatu masalah dengan mempertimbangkan semua aspek yang terkait dengan masalah itu dan mengkonsentrasikan perhatiannya kepada interaksi antara aspek-aspek yang terkait dari permasalahan tersebut. Jadi pendekatan sistem adalah suatu pendekatan pemecahan masalah yang dilakukan secara menyeluruh (sistemik) (Tunas, 2007). Pendekatan sistem (system approach) adalah suatu cara yang sistemik dan menyeluruh untuk memecahkan masalah yang melibatkan suatu sistem. Ini adalah
Universitas Sumatera Utara
suatu filosofi pemecahan masalah yang khusus digunakan untuk memecahkan permasalahan yang kompleks (Khisty dan Lall, 2005). Metode pendekatan sistem merupakan salah satu cara penyelesaian persoalan yang dimulai dengan dilakukannya identifikasi terhadap adanya sejumlah kebutuhan-kebutuhan, sehingga dapat menghasilkan suatu operasi dari sistem yang dianggap efektif (Eriyatno 2003). Pendekatan sistem adalah cara penyelesaian persoalan yang dimulai dengan dilakukannya identifikasi terhadap adanya sejumlah kebutuhan-kebutuhan sehingga dapat menghasilkan suatu operasi dari sistem yang dianggap efektif. Jika kita mengasumsikan sebuah sistem, maka akan terdapat para pelaku sistem atau stakeholder. Whitten, dkk (2004) mendefenisikan stakeholder sebagai orang yang mempunyai ketertarikan terhadap sistem yang ada ataupun sistem yang ditawarkan. Stakeholder bisa termasuk pekerja teknis dan non teknis, bisa juga pekerja dalam dan luar. Melalui berpikir kesisteman dan pendekatan sistem ini kita akan dapat melihat permasalahan dengan prespektif yang lebih menyeluruh, yang mencakup struktur, pola dan proses serta keterkaitan antara komponen-komponen atau kejadian-kejadian yang ada padanya, jadi tidak hanya kepada kejadian yang tunggal yang langsung dihadapi. Berdasarkan prespektif yang luas ini kita akan dapat mengidentifikasi seluruh rangkaian sebab-akibat yang ada dalam permasalahan tersebut dan menentukan dimana sebaiknya kita harus memulai tindakan pemecahannya (Tunas, 2007).
Universitas Sumatera Utara
Beberapa alasan mengapa kita membutuhkan pendekatan sistem dalam menyelesaikan suatu permasalahan yaitu : 1.
Suatu masalah timbul oleh karena lebih dari suatu sebab (situasi)
2.
Karena ada berbagai alternatif pemecahan yang potensial yang perlu dipertimbangkan.
3.
Setiap
pemecahan
diinginkan,
disamping
mendukung
juga mempunyai dampak
tercapainya
sampingan yang
tujuan
yang
juga harus
dipertimbangkan. 4.
Hasil pemecahan suatu masalah harus dievaluasi baik terhadap pencapaian tujuan
yang
diinginkan
maupun
dampak
sampingan
yang
akan
diakibatkannya. 5.
Pemecahan suatu masalah bersifat sementara atau tidak langsung karena akan timbul lagi permasalahan baru
(Eriyatno, 2003).
Metodologi Sistem Metode untuk penyelesaian persoalan yang dilakukan dengan melalui pendekatan sistem terdiri dari beberapa tahap proses. Tahap-tahap tersebut meliputi analisa, rekayasa model, implementasi rancangan, implementasi dan operasi sistem tersebut. Setiap tahap dalam proses tersebut diikuti oleh suatu eveluasi berulang untuk mengetahui apakah hasil dari tahap yang telah sesuai/dapat mencakup dengan apa yang diharapkan atau belum. Bila tidak sesuai maka harus mengulangi kembali tahap tersebut sebelum melanjutkan tahap berikutnya (Eriyatno, 2003).
Universitas Sumatera Utara
Metodologi sistem pada prinsipnya melalui enam tahap analisis sebelum tahap sintesa (rekayasa), meliputi : 1. analisa kebutuhan, 2. identifikasi sistem, 3. formulasi masalah, 4. pembentukan alternatif sistem, 5. determinasi dari realisasi fisik, sosial dan politik, 6. penentukan kelayakan ekonomi dan finansial. Langkah 1-6 dilakukan dalam satu kesatuan kerja yang dikenal dengan analisa sistem (Eriyatno, 2003).
Analisis Kebutuhan Analisis sistem adalah suatu proses menganalisa sistem dengan sasaran utama untuk mengembangkan ataupun memodifikasi sistem tersebut. Dengan kata lain, sistem analisis melibatkan penyelidikan dan desain sistem dalam urutan untuk mengembangkan sistem akan menjadi lebih baik. Analisa kebutuhan merupakan permulaan pengkajian dari suatu sistem. Analisa kebutuhan selalu menyangkut interaksi antara respon yang timbul dari seseorang pengambil keputusan (decision maker) terhadap jalannya sistem. Analisa ini dapat meliputi hasil suatu survei, pendapat seorang ahli, diskusi, observasi lapangan dan sebagainya (Eriyatno, 2003). Tahap-tahap dalam analisis sistem meliputi: 1. mengidentifikasi masalah-masalah dan nilai-nilai komunitas, 2. menentukan tujuan,
Universitas Sumatera Utara
3. mendefinisikan objektif, 4. menentukan kriteria, 5. merancang alternatif aksi untuk mencapai tahap 2 dan 3, 6. mengevaluasi alternatif aksi, ditinjau dari sisi efektivitas dan biaya, 7. menguji objektif dan semua asumsi, 8. mengkaji alternatif-alternatif baru atau melakukan modifikasi atas tahap 5, 9. menentukan objektif baru atau melakukan modifikasi atas tahap 3, dan 10. mengulang seluruh tahap hingga solusi memuaskan tercapai, dengan tetap mempertahankan criteria, standar, dan nilai (Khisty dan Lall, 2005). Bila suatu keputusan dibuktikan dapat berjalan secara kontinyu, pernyataan tentang berbagai kebutuhan yang sesuai harus memenuhi syarat untuk dibawa dalam tahap identifikasi sistem.
Identifikasi Sistem Identifikasi sistem merupakan suatu mata rantai hubungan antara pernyataan dari kebutuhan-kebutuhan dengan pernyataan khusus dari masalah yang harus dipecahkan untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Yang penting dalam identifikasi sistem adalah melanjutkan interpretasi diagram lingkar kedalam konsep kotak gelap (Blackbox) (Eriyatno, 2003). Identifikasi menggambarkan
model perilaku
suatu
sistem dilakukan
terdahulu
dari
sistem
dari yang
informasi sedang
yang
berjalan
(past behaviour of the existing system). Melalui berbagai teknik statistik dan
Universitas Sumatera Utara
matematik, model diturunkan dimana dicari yang paling cocok (fit) pada data operasional.
Input Lingkungan
Input tidak terkontrol
Output yang dikehendaki
SISTEM Input terkontrol
Output yang tidak dikehendaki
Manajemen Pengendali
Gambar 2. Diagram kotak gelap (Eriyatno, 2003)
Konsep diagram kotak gelap ini diambil dari istilah benda yang digunakan dalam dunia penerbangan yaitu Blackbox. Kotak ini digunakan untuk merekam segala aktivitas yang terjadi
diruang kendali pesawat selama penerbangan
(Winarno, 1987). Formulasi Masalah Tujuan dari analisis permasalahan adalah untuk mempelajari dan memahami bidang masalah dengan cukup baik untuk secara menyeluruh menganalisis masalah, kesempatan dan batasannya. Para pemecah masalah telah belajar untuk benar-benar memahani sebuah permasalahan sebelum mengajukan solusi apapun yang mungkin. Dalam praktik, suatu akibat mungkin adalah sebuah gejala dari masalah yang berbeda, yang lebih mendalam dan mendasar. Masalah tersebut juga harus dianalisis untuk mencari penyebab dan akibatnya, dan
Universitas Sumatera Utara
seterusnya sampai penyebab dan akibat tersebut tidak menghasilkan gejala-gejala masalah-masalah lain (Whitten dkk, 2004). Secara terperinci pengertian komponen kotak gelap dapat diuraikan sebagai berikut:
Tabel 2. Uraian pengertian komponen kotak gelap suatu sistem NO
KOMPONEN SISTEM
A.
INPUT SISTEM
A.1
Input lingkungan (Eksogenous)
A.2
1. Mempengaruhi sistem, akan tetapi tidak dipengaruhi sistem 2. Tergantung pada jenis sistem yang ditelaah. Input yang endogen (yang 1. Merupakan peubah yang sangat perlu bagi sistem terkendali dan tidak untuk melaksanakan fungsinya yang dikehendaki 2. Sebagai peubah untuk mengubah kinerja sistem terkendali) dalam pengoperasiannya.
A.2.1
Input yang terkendali
A.2.2
Input yang tak terkendali
B. B.1
B.2.
C.
URAIAN
1. Dapat bervariasi selama pengoperasian sistem untuk mencapai kinerja yang dikehendaki atau untuk menghasilkan output yang dikehendaki 2. Perannya sangat penting untuk mengubah kinerja sistem selama pengoperasian 3. Dapat meliputi aspek : manusia, bahan, energi, modal dan informasi. 1. Tidak cukup penting perannya dalam mengubah kinerja sistem 2. Tidak diperlukan agar sistem dapat berfungsi 3. Bukan merupakan input lingkungan (eksogenous) karena disiapkan oleh perancang.
OUTPUT SISTEM Output yang dikehendaki
1. Merupakan respon sistem terhadap kebutuhan yang telah ditetapkan (dalam analisis kebutuhan) 2. Merupakan peubah yang harus dihasilkan oleh sistem untuk memuaskan kebutuhan yang telah diidentifikasi. Output yang tak 1. Merupakan hasil sampingan yang tidak dapat terkendali dihindarkan dari sistem yang berfungsi dalam menghasilkan keluaran yang dikehendaki 2. Selalu diidentifikasikan dalam tahap identifikasi sistem, terutama semua pengaruh negatif yang potensial dapat dihasilkan oleh sistem yang diuji 3. Sering merupakan kebalikan dari keluaran yang dikehendaki. 1. Digunakan untuk menetapkan struktur sistem PARAMETER RANCANGAN SISTEM 2. Merupakan peubah keputusan penting bagi kemampuan sistem menghasilkan keluaran yang dikehendaki secara efisien dalam memenuhi kepuasan bagi kebutuhan yang ditetapkan 3. Dalam beberapa kasus kadang-kadang perlu
Universitas Sumatera Utara
D.
MANAJEMEN PENGENDALI
merubah peubah ini selama pengoperasian sistem untuk membuat kemampuan sistem bekerja lebih baik dalam keadaan lingkungan berubah-ubah 4. Tiap sistem memiliki parameter rancangan khas tersendiri untuk identifikasi. Merupakan faktor pengendalian (kontrol) terhadap pengoperasian sistem dalam menghasilkan keluaran yang dikehendaki.
Sumber : (Eriyatno, 2003)
Permodelan Sistem Permodelan adalah terjemahan bebas dari istilah “modelling”. Untuk menghindari berbagai pengertian ataupun penafsiran yang berbeda-beda, maka permodelan dapat diartikan sebagai suatu gugus aktivitas pembutan model. Sebagai landasan pengertian permodelan diperlukan suatu penelaahan tentang model itu sendiri secara spesifik ditinjau dari pendekatan sistem. Sebelum sampai pada tahapan permodelan maka perlu diketahui lebih dahulu jenis dan klasifikasi model-model secara terperinci (Eriyatno, 2003). Berkaitan dengan teori dan pendekatan sistem, yang dimaksud dengan model sistem adalah abstraksi realitas atau gambaran dari suatu kenyataan yang menyuguhkan bagian-bagian tertentu yang penting, yang merupakan sosok kunci atau key features (Budihardjo, 1995). Menurut Whitten, dkk (2004) model dapat dibuat pada sistem yang sudah ada sebagai cara untuk memahami sistem tersebut dengan lebih baik. Salah satu jenis model logika adalah permodelan proses. Model proses yang paling sederhana dari sistem didasarkan pada input, output, dan sistem itu sendiri yang ditampilkan pada proses.
Universitas Sumatera Utara
Model umum suatu sistem terdiri dari masukan, proses pengolahan dan keluaran. Dalam suatu model sistem yang sederhana, masukan maupun keluarannya tunggal. Sedangkan dalam model sistem yang kompleks, masukan dan keluarannya jamak (Budihardjo, 1995).
Masukan
PROSES PENGOLAHAN
Keluaran
a) Model Sistem Sederhana
Masukan 1
Masukan 2
Keluaran 1 PROSES PENGOLAHAN
Keluaran 2
Masukan 3
Keluaran 3 b) Model Sistem Kompleks
Gambar 3. Model umum suatu sistem (Jogiyanto, 2001) Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya (Jogiyanto, 2001).
Universitas Sumatera Utara