TINJAUAN KOMODITAS MINERAL LOGAM MANGAN Bambang Pardiarto
Pusat Sumber Daya Geologi, Badan Geologi, Jalan Sukarno-Hatta 444, Bandung Email :
[email protected]
ABSTRAK Mangan merupakan salah satu jenis komoditas mineral logam yang banyak dipergunakan dalam industri metalurgi, kimia dan baterai.Permintaan untuk tujuan ekspor maupun pasokan dalam negeri yang selalu meningkat memberikan dampak kegiatan eksplorasi semakin intensif dilakukan dalam upaya menemukan sumberdaya/cadangan baru. Genesa cebakan mangan meliputi tipe hidrotermal, sedimenter dan pengayaan supergen. Cadangan bijih mangan dunia berasal dari cebakan mangan tipe sedimenter. Cebakan mangan di Indonesia mempunyai tiga tipe tersebut. Namun karena kondisi geologi Indonesia bukan merupakan craton, maka cebakan mangan tipe sedimenter yang terbentuk umumnya hanya berupa lapisan-lapisan tipis dengan sekala cebakan yang relatif lebih kecil dibandingkan cebakan mangan kelas dunia.Pengembangan smelter berbasis bahan baku dalam negeri mengalami kekurangan pasokan sehingga dilakukan impor dari luar negeri. Kata kunci : mangan, sedimenter, smelter
ABSTRACT Manganese, one type of metal mineral commodities are widely used in metallurgical, chemical, and battery industry. Production demand for exporting or domestic supply purposes are increase from time to time. Therefore, one of the impacts that exploration activities become intensively be done in order to find new resources or new reserves. Three types of manganese genesis consist of hydrothermal deposits, sedimentary and supergene enrichment types. Manganese ore reserves of the world are derived from the type of sedimentary manganese deposits. Manganese deposits in Indonesia have three types as above. However due to the geological conditions, the basements of Indonesia are not as ceraton, the type of manganese sedimentary deposits are formed generally only in the form of thin layers with scale of deposits are relatively smaller compared to those of manganese deposit in the world. A smelter development based of raw materials in Indonesia is now facing a problem of lack of supply, therefore, imports from overseas are carried out. Keywords: manganese, sedimentery, smelter
industri baja telah mendorong tingginya permintaan impor bijih mangan dari berbagai negara termasuk dari Indonesia. Hal ini menyebabkan terpacunya kegiatan eksplorasi mangan di Indonesia Sejalan dengan perkembangan industri yang pesat, maka kebutuhan bahan baku mangan baik untuk keperluan dalam negeri maupun ekspor dibandingkan dengan produksinya menjadi tidak seimbang. Kondisi untuk saat ini suplainya tidak bisa memenuhi terhadap permintaan yang selalu meningkat, se-
1. PENDAHULUAN Kebutuhan mangan dewasa ini meningkat seiring dengan peningkatan teknologi dan kebutuhan mangan untuk kehidupan. Mangan merupakan logam yang dipergunakan untuk berbagai keperluan seperti campuran logam untuk menghasilkan baja, baterai dan lainnya. Penggunaan mangan didunia sekitar 90% digunakan untuk tujuan metalurgi yaitu dalam produksi besi-baja. Kebutuhan mangan negara China yang naik pesat untuk keperluan
26
Jurnal ESDM, Volume 7, Nomor 1, Mei 2015, hlm. 26-36
hingga ini menjadikan peluang dalam pengusahaan mangan. Hal ini disebabkan kegiatan eksplorasi mangan di Indonesia kurang berlangsung secara intensif. Sedangkan disisi lain keterdapatan mangan cukup banyak tersebar di Indonesia. Permasalahan yang dihadapi lebih kepada kondisi geologi yang kurang menunjang dalam terbentuknya cebakan mangan yang mempunyai tonase besar. Oleh karena itu maka kegiatan ekplorasi mangan dalam rangka penemuan cadangan baru harus dilakukan secara terus menerus.
3. PEMBAHASAN A. Genesa Secara umum cebakan mangan terdapat dalam berbagai tipe yaitu : hidrothermal, sedimenter dan pengayaan supergen. Sehing-ga cebakan mangan dapat berupa urat-urat, lensa-lensa, perlapisan, nodul dan konkresi/oolitik hasil sedimentasi serta lateritik hasil proses residual. Saat ini sebagian besar mangan kelas dunia diperoleh dari bijih mangan tipe sedimenter dengan lingkungan laut seperti yang terdapat di Rusia, India, Brasil, Afrika Selatan, Australia dan Gabon. Diantara mineral mangan yang paling umum adalah berupa pyrolusit dan rhodokrosit. Sampai saat ini belum ada material pengganti mangan yang dapat dipakai untuk berbagai keperluan industri secara memuaskan. Mangan tipe sedimenter secara terminologi adalah endapan berlapis yang mempunyai penyebaran lateral secara luas terdiri atas manganit, psilomelan, pirolusit, rhodokrosit dan mineral mangan lainnya yang terdapat dalam sedimen laut seperti dolomit, batu gamping, talk dan serpih hitam. Sebagian besar cebakan terbentuk dalam tatanan tektonik interior atau cekungan marginal pada daerah craton yang stabil selama zaman Paleosoik Bawah–Tengah, Jura, Kapur Tengah dan Proterosoik 1). Cebakan terbentuk pada lingkungan laut dangkal dengan kedalaman berkisar 15 s.d 300 meter. Ketebalan tipe cebakan zona yang
2. METODA Tulisan ini merupakan kajian yang ditinjau dari berbagai aspek yang meliputi lingkungan geologi terbentuknya cebakan mangan, kegunaan dalam kehidupan, potensi sumberdaya dan cadangan mangan, prospek pengusahaan dan pengembangan. Adapun metoda yang digunakan dalam kajian ini secara keseluruhan merupakan evaluasi dan penelaahan data sekunder berupa studi pustaka, hasil survey yang dilakukan baik oleh instansi pemerintah maupun swasta dan informasi elektronik. Tujuan penulisan ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi para stake holder dalam pengusahaan dan pengembangan tambang mangan di Indonesia terkait adanya kebijakan pelarangan ekspor dalam bentuk raw material.
Gambar 1. Lensa Batulempung Membaji Sepanjang Dinding Bagian Utara Kuari F 1 di Groote Eylandt
27
Pardiarto, Tinjauan Komoditas Mineral Logam...
kaya mangan berkisar antara beberapa meter sampai lebih 50 meter dan secara lateral berkisar antara beberapa kilometer sampai 50 km. Cebakan mangan tipe sedimenter yang mempunyai ukuran raksasa dan menjadi sumber mangan komersial dunia serta mengandung 100 juta sampai milyaran ton ada lah merupakan tipe sedimenter terrigenous non volcanogenic berumur Pra Tersier. Pembentukan mangan ini banyak dibantu oleh aktifitas bakteri dan ganggang dimana pengendapan bijih berlangsung pada cekungan dekat pantai terutama disepanjang batas kontinen 2). Sebagian besar persediaan bijih mangan dunia diperoleh dari cebakan tipe sedimenter dan residual. Sebagai penghasil mangan kelas dunia dikenal Afrika Selatan dan Ukraina. Data sumber daya mangan dunia yang teridentifikasi lebih dari 80% (4.000.000.000 ton) berada di Afrika Selatan, sedangkan 10% (520.000.000 ton) berada di Ukraina. Di daerah Nikopol, Ukraina cebakan mangan sedimenter mempunyai ketebalan 1–3 m yang meliputi luas 150 km2, dimana cebakan terdiri atas mineral pirolusit berbentuk oolitik dan nodul dalam masa dasar oksida mangan berasosiasi dengan batuan serpih, napal dan batu pasir. Sedangkan yang bertipe residual seperti di Groote Eylandt, Australia bagian utara mempunyai cadangan 250 juta ton yang merupakan cebakan mangan dengan karakteristik tipe laterit dimana terdiri dari pelet mangan berukuran kurang dari 1 cm 3). Peletpelet ini setempat tersemenkan membentuk nodul yang besar atau masa kecil yang tak beraturan (Gambar 1). Sedangkan di daerah Molango, Hidalgo Mexico terdapat suatu cebakan rhodokrosit berlapis dengan ketebalan mencapai 60 m yang memanjang sampai 50 km.
pakan tambang berarti. Logam mangan tidak terdapat dalam keadaan bebas kecuali di meteor, akan tetapi keberadaannya tersebar luas diseluruh dunia dalam bentuk bijih. Bijih mangan umumnya hadir sebagai mineral kelompok oksida, silikat dan karbonat, namun hanya beberapa mineral saja yang mempunyai arti ekonomi antara lain pirolusit (MnO3), manganit (Mn2O3H2O), psilo-melan (MnOMnO2.2H2O), hausmanit (Mn3O4), rhodokrosit (MnCO3) dan rhodonit (MnSiO2). Bijih mangan utama adalah pirolusit yang mempunyai komposisi oksida dan terbentuk dalam cebakan tipe sedimenter dan residual. Sedangkan mangan berkomposisi oksida lainnya namun bukan sebagai mineral utama dalam cebakan bijih antara lain bauksit, manganit, hausmanit dan lithiofori. Sedangkan yang berkomposisi karbonat dan silika masing-masing adalah rhodokrosit dan rhodonit. Kwalitas bijih mangan dan jenis produksi paduan mangan yang lazim digunakan dalam kegiatan perdagangan dunia tidak banyak variasinya. Data yang bersumber dari International Manganese Institute memperlihatkan produksi bijih mangan dunia terdapat dalam tiga tingkatan kwalitas sebagai berikut: Kadar Tinggi (> 44% Mn), Kadar Menengah (3044% Mn) dan Kadar Rendah (< 30% Mn). Sedangkan produksi paduan Mn terdiri dari tiga jenis yaitu High carbon Ferromanganese/HC FeMn (> 2% carbon), Refined Ferromanganese/Ref FeMn (< 2% carbon) dan Silicomanganese/SiMn. Harga patokan ekspor bijih mangan berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan nomor : 33/M-DAG/PER/7/2013 mempunyai kisaran harga berdasarkan kwalitas bijih mangan yaitu sebagai berikut: Mn<40% 141,02 USD/WMT; Mn 40-45 % 170,23 USD/WMT; Mn 45-48% 181,58 USD/WMT dan Mn >48% 197.72 USD/WMT 4). Informasi lainnya yang diperoleh dari direktur PT. Putra Timor Mining harga patokan bijih mangan per November 2013 berkisar antara 124,07 s.d 173,95 USD/ ton yang lebih rendah dibandingkan bulan Januari tahun yang sama dengan kisaran 183,7 s.d 267,6 USD/ ton. Perkembangan terkini diperoleh informasi harga konsentrat mangan pada bulan Janua-
B. Ekonomi Mineral Mangan Mangan (Mn) termasuk unsur logam terbanyak ke 12 dalam kerak bumi. Namun demikian jarang sekali ditemukan dalam konsentrasi yang cukup tinggi untuk membentuk cebakan bijih mangan. Unsur Mn diketahui dapat membentuk lebih dari 300 mineral, diantaranya hanya sekitar lusinan yang meru-
28
Jurnal ESDM, Volume 7, Nomor 1, Mei 2015, hlm. 26-36
ri 2015 dengan kadar Mn>49% mencapai 173,22 USD/ WMT. Harga ini mengalami penurunan 0,70% dibandingkan pada bulan Desember 2014 5). Data ekspor bijih mangan tidak banyak diperoleh secara rinci. Namun pada tahun 2002 dan 2003 ekspor mangan yang pernah tercatat masing-masing adalah 445.795 ton dan 492.901,10 ton 6). Pada tahun 2012 sedikitnya 30.000 ton bijih mangan telah diekspor ke China oleh PT SMR Tbk, yaitu perusahaan tambang mangan di Kabupaten Timor Tengah Selatan. Kegiatan ekspor mangan dikenakan ketentuan bea keluar sebesar 20%, sehingga pengusaha mangan akan mengeluarkan dana 40 USD/ton untuk ekspor. Sedangkan jika dijual didalam negeri biaya transportasi mencapai 70 USD/ton. Oleh karena pengusaha lebih memilih ekspor ke China, karena biaya lebih murah separuhnya. Pernyataan dari Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Mangan Indonesia (Aspemindo) bahwa perusahaan mangan di Indonesia memilih ekspor karena biaya angkut dari lokasi tambang ke pabrik ferro mangan lebih mahal daripada ekspor ke China. Karena kekurangan pasokan pabrik pengolahan dan pemurnian mangan dalam negeri lebih sering impor bahan baku dari Malaysia. Kegiatan impor bijih mangan tidak banyak diketahui secara rinci. Salah satu smelter
yang dimiliki oleh PT. Indotama Ferro Alloys di Jawa Barat memerlukan pasokan bijih mangan sebanyak 72.000 ton/tahun. Pasokan dari dalam negeri tidak mencukupi, sehingga perusahaan melakukan impor bijih mangan dari Malaysia sebanyak 17.000 ton 7). C. Kegunaan Logam mangan penggunaannya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu industri metalurgi dan industri non metalurgi. Dalam industri metalurgi terdapat dua penggunaan yang pertama untuk paduan manganis-besi (ferromanganese alloys) dan kedua untuk paduan manganis-non besi (nonferrous manganese alloys). Pada industri paduan manganis-besi dapat menghasilkan produk baja yang mempunyai kwalitas sangat kuat dan liat. Sedangkan pada paduan mangani-nonbesi menghasilkan produk perunggu manganis (komposisi mangan, tembaga, timah dan seng) yang tahan karat terhadap air laut. Sehingga penggunaannya banyak dipakai untuk pembuatan baling-baling kapal dan torpedo. Produk lainnya adalah manganin (komposisi mangan, tembaga dan nikel) berupa kabel untuk peralatan pengukuran kelistrikan yang akurat. Selain itu terdapat pula paduan manganis-alumunium (komposisi mangan, alumunium) yang produk akhirnya menjadi tahan karat antara lain berupa peralatan dapur, atap rumah, kaleng minuman dan radiator
Tabel 1. Spesifikasi pemanfaatan mangan dalam industri 8) Klasifikasi Kadar : Mn/MnO2 Fe Unsur lain
Ciri-ciri dilapangan
Metalurgi
Kimia
40% Mn 16% Fe 0,3% Posfor (max) Cu+Pb+ZnSi2O3+Al2O3 tergantung kebutuhan
TypeA: 80%MnO2(min) 3% Fe (max) 3-5% Silika (max) 3% Allumina (max) 3% Posfor (max)
Keras, bila pecah bersudut tajam, warna kelabu kebiruan, berkilat kalau kena tangan kurang melekat (kurang hitam)
Type B : 82-85% MnO2 53% Mn (min) 3% Silika (max) 3% Allumina (max) 0,1-0,2% Posfor (max) Cukup keras, bersudut bila dipecahkan, warna abu-abu kebiruan, bila digosok agak melekat ditangan. Dijumpai kristal pirolusit (agak menjarum)
Baterai 75%MnO2 0,5% (Fe+Pb) 0,5% Pb(max) 3,0% Fe(max) Arsen : Total Tak larut 10% Kandungan Mn : 48% (min) pH : 4-7
Lunak, bila pecah tidak bersudut , warna abu-abu kebiruan, bila digosok sangat melekat pada tangan, warna agak nyata bila kena air.
Sumber : DJGSM, 1985
29
Pardiarto, Tinjauan Komoditas Mineral Logam...
mobil. Sedangkan penggunaan mangan untuk tujuan non-metalurgi antara lain untuk produksi baterai kering dan industri kimia. Dalam industri baterai maka mangan dioksid (MnO2) dapat digunakan sebagai depolizer pada baterai sel-kering. Dalam industri kimia antara lain meliputi pabrik cat dan minyak vernis, pewarnaan gelas dan keramik, makanan ternak, pupuk, korek api dan pigmen. Untuk kelompok industri tersebut secara umum telah mempunyai persyaratan dan spesifikasi tertentu seperti terlihat dalam Tabel 1.
dimenter yang berasosiasi dengan batu lempung dijumpai antara lain di daerah Sopul, Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Rokat, Kabupaten Belu (Gambar 3). Umumnya bijih mangan berupa lapisan-lapisan tipis yang sejajar dengan perlapisan batuan. Secara keseluruhan potensi sumber daya dan cadangan bijih mangan di Indonesia sapai dengan tahun 2014 masing-masing adalah 15.577.048 ton dan 4.429.029 ton (PSDG, 2014) Sebaran potensi tersebut meliputi berbagai propinsi yaitu : Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Riau, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan dan Maluku (Lampiran : Peta Lokasi Bahan Galian Mangan di Indonesia).
D. Keterdapatan Bijih Mangan di Indonesia. Keterdapatan endapan mangan di Indonesia diperkirakan mempunyai tiga tipe yaitu hidrothermal, sedimenter dan pengayaan supergen. Menurut keterjadiannya bijih mangan yang cukup berpotensi di Indonesia adalah tipe hidrothermal volkanogenik. Namun demikian mengingat masih banyaknya indikasi yang belum diselidiki secara rinci, maka endapan tipe ini memerlukan eksplorasi yang lebih intensif 9). Cebakan mangan tipe pengayaan supergen diantaranya terdapat di Tasik Malaya dan di daerah Gizi, Halmahera Utara (Gambar 2). Sedangkan di daerah Kajong, Manggarai banyak dijumpai lensa-lensa mangan dalam batu gamping. Lapisan bijih mangan tipe se-
E. Penambangan Mangan di Indonesia Sampai saat kegiatan penambangan mangan hanya dilakukan oleh beberapa perusahaan di berbagai wilayah. Kegiatan eksplorasi lanjutan dan eksploitasi yang masih berlangsung antara lain PD. Kerta Pertambangan di Kab. Tasikmalaya (dari tahun 1970), PT. Mega Budi Manganis didaerah Kab. Tulung Agung (dari tahun 1999), PT. Istindo Mitra Perdana didaerah Kab. Manggarai (dari tahun 1993), PT. Soe Makmur Resources (SMR) Tbk didaerah Kab. Timor Tengah Selatan (dari tahun 2010), PT. Hamparan Alam Nusan
Gambar 2. Cebakan Mangan Tipe Pengayaan Supergen di Halmahera Utara.
30
Jurnal ESDM, Volume 7, Nomor 1, Mei 2015, hlm. 26-36
Gambar 3. Lapisan Bijih Mangan Tipe Sedimenter di Daerah Rokat, Kab. Belu santara (tahun 2012) didaerah Kab. Timor Tengah Selatan dan PT. Brecken International Mining (tahun 2012) didaerah Kupang 10). Pada umumnya usaha pertambangan mangan dilaksanakan dengan metoda pertambangan terbuka untuk sekala menengah oleh swasta nasional dan perusahaan daerah. Sedangkan untuk sekala kecil dengan sistim pertambangan rakyat serta bersifat padat karya maupun usaha koperasi. Dalam pelaksanaan penambangan tidak terlalu memerlukan teknologi tinggi dan cukup dengan peralatan semi mekanis serta pemilahan sistim hand sorting seperti yang dilakukan oleh PT. SMR di daerah Sopul, Kabupaten Timor Tengah Selatan (Gambar 4).
Daerah konsesi tambang PT. SMR ada 18 blok namun baru sekitar lima blok yang digarap perusahaan selama empat tahun. Perusahaan tersebut mengantongi izin tambang selama 20 tahun dari pemerintah kabupaten untuk menggarap kawasan mangan di wilayah Kecamatan Kuatnana, Kabupaten Timor Tengah Selatan seluas sekitar 4.550 hektare. Bijih mangan itu digali menggunakan excavator di beberapa bukit, selanjutnya dikumpulkan oleh warga sekitar untuk dijual kembali ke PT SMR. Mangan yang didapat kemudian dicuci di gudang penampungan sebelum diekspor ke China.
Gambar 4. Penambangan Mangan Terbuka Semi Mekanis dan Hand Sorting di PT. SMR di Desa Sopul, Kabupaten Timor Tengah Selatan
31
Pardiarto, Tinjauan Komoditas Mineral Logam...
dua negara yang mempunyai potensi cadangan mangan terbesar di dunia. Adapun produksi bijih mangan nasional secara umum belum tercatat dengan baik. Hal ini disebabkan salah satu kemungkinannya bahwa data produksi hanya tercatat di tingkat kabupaten dimana Izin Usaha Pertambangan (IUP) dikeluarkan dan tidak dilaporkan ke pemerintah pusat. Kemungkinan lain pengusahaan mangan hanya dilakukan secara padat karya dengan teknologi sederhana, sehingga data produksi tidak tercatat dengan baik. Salah satu produksi bijih mangan tersebut berasal dari PT. SMR di Kabupaten Timor Tengah Selatan yang mendapat ijin operasional sejak tahun 2008-2012. Dalam sehari produksi mangan bisa mencapai 100200 ton. Berdasarkan penelitian, mangan di wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan dan daratan Pulau Timor memiliki kualitas kelas dunia kedua setelah Afrika Selatan 12). Produksi bijih mangan yang bersumber dari Kementerian ESDM menunjukkan penurunan yang signifikan dari tahun ketahun. Pada tahun 2008 relisasi produksi tercatat 283.679 ton. Tahun berikutnya realisasi produksi menurun menjadi 273.008 ton. Produksi terus menurun hingga tahun 2012 menjadi 30.478 ton. Pada tahun 2013 sampai bu lan September produksi hanya mencapai 3.150,89 ton yang diperkirakan sampai akhir
F. Produksi Bijih Mangan Produksi bijih mangan dunia didominasi oleh dua belas negara. Pada tahun 2013 produksi diatas 1,5 juta ton dihasilkan oleh Afrika Selatan, Australia, China dan Gabon. Negara produsen lainnya adalah Brasil, India, Ukraina, Ghana, Kazakhstan, Malaysia, Burma dan Meksiko. Berdasarkan data yang diambil dari USGS Mineral Commodities Summaries 2015, menunjukkan total cadangan bijih mangan dunia sekitar 570.000.000 ton dengan produksi tahun 2013 mencapai 16.900.000. Sedangkan tahun 2014 perkiraan produksi mencapai 18.000.000 ton (Tabel 1) 11). Data yang disampaikan oleh USGS tersebut menunjukkan produksi bijih mangan dunia terbesar berasal dari Afrika Selatan yang mencapai sektar 4,3 s.d 4,7 juta ton yang kemudian disusul oleh China dan Australia. Selain sebagai produsen, China juga membukukan dirinya sebagai importir terbesar mangan di seluruh dunia. Seperti disebutkan International Manganese Institute, China menjadi importir sebanyak 60 persen mangan dunia. Sementara sisanya diimpor oleh negara-negara industri di Eropa, Amerika Utara, juga Asia tenggara. Sementara untuk cadangan mangan diperkirakan mencapai 570.000.000 ton dimana Afrika Selatan dan Ukraina menjadi
Tabel 1. Produksi Dan Cadangan Bijih Mangan Dunia 11) Negara Amerika Serikat Australia Brasil Burma China Gabon Ghana India Kazakhstan Malaysia Meksiko Afrika Selatan Ukraina Negara lain Total
Produksi ( ton ) 2013 2014* 2.980.000 3.100.000 1.120.000 1.100.000 157.000 200.000 3.000.000 3.200.000 1.970.000 2.000.000 533.000 540.000 920.000 940.000 390.000 390.000 430.000 440.000 212.000 220.000 4.300.000 4.700.000 300.000 300.000 597.000 650.000 16.900.000 18.000.000 Note: ( * ) estimasi , ( - ) zero, NA : tidak tersedia data
32
Cadangan ( ton ) 97.000.000 54.000.000 NA 44.000.000 24.000.000 NA 52.000.000 5.000.000 NA 5.000.000 150. 000.000 140.000.000 Sedikit 570.000.000
Jurnal ESDM, Volume 7, Nomor 1, Mei 2015, hlm. 26-36
tahun menjadi 4.411,53 ton 7). Sebelum dilakukan pelarangan ekspor mineral bahan mentah produksi mangan di Kabupaten Timor Barat mencapai 5.000 ton/ tahun. Data dari di Kantor Dinas Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menunjukkan stock pile mangan antara bulan April–Juni 2014 sekitar 2.500 ton. Penambangan skala kecil masih tetap berjalan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku pabrik ferro-mangan di daerah Purwakarta, Jawa Barat 13).
Meningkatnya permintaan logam mangan secara global telah mendorong konsorsium mangan untuk berinvestasi di Indonesia. Hasil dari kegiatan eksplorasi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki cadangan mangan yang cukup signifikan dan termasuk salah satu yang terbaik di dunia. Terkait dengan pembangunan smelter konsorsium mangan telah menandatangani Memorandum of Agreement (MoA) dengan Pemerintah Provinsi NTT dan Kapupaten Kupang untuk membangun smelter mangan di NTT 15). Proyek senilai Rp. 650,- miliar akan di-laksanakan konsorsium mangan yang merupakan gabungan antara PT. AGB Mining, PT. Pusaka Pertambangan Mina, PT. Berkah Kencana Sakti, CV. Jasindo Utama dan J.S.K. International Ltd. Smelter yang akan dibangun dengan kapasitas terpasang sebesar 5.000 ton/bulan yang akan menghasilkan ferro-manganese, silico-manganese, dan ferro nickel chrome dengan kualitas ekspor. Untuk mendukung kegiatannya pihak konsorsium juga akan membangun pabrik pembersihan dan pemilahan serta stock pile di enam kabupaten yaitu Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Rote, dan Sabu dengan kapasitas masing-masing sebesar 1.000 ton/ bulan. PT Jasindo Utama mempunyai komitmen untuk membangun smelter mangan di Kupang, NTT dengan nilai investasi sebesar Rp1,1 triliun. Lokasi smelter di Desa Benu, Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang. Pabrik ini berdiri di atas lahan seluas 40 hektar dan diharapkan mampu menyerap tenaga kerja hingga 1.200 orang. Rencana proyek ini memiliki kapasitas produksi mencapai 24.000 ton per bulan dan mulai dikerjakan terhitung September 2011. Smelter ini diharapkan bisa menghasilkan produk unggulan berupa ferro-manganese dan silico-manganese dengan kualitas tinggi yang berorientasi ekspor. Tujuan ekspornya ke Korea Selatan dan kawasan Asia Timur lainnya. Sedangkan untuk kebutuhan dalam negeri Jasindo akan mengirimkan produksi mangan ke PT Krakatau Steel. Tahap
G. Pembangunan Smelter Proses pengolahan hasil tambang (baik yang dilakukan satu tahap maupun berberapa tahap) yang bertujuan untuk menghasilkan suatu produk atau komoditi sehingga nilai ekonomi dan daya gunanya meningkat lebih tinggi dari sebelumnya. Sehingga aktivitas yang ditimbulkan akan memberikan dampak positif terhadap perokonomian dan sosial baik bagi daerah operasional, pusat, maupun daerah non operasional. Keharusan pengolahan bahan galian di dalam negeri seperti yang tertuang dalam UU No. 4 Tahun 2009, membuka kesempatan besar investor untuk membangun pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) berbasis mangan 14). Pendekatan kepada investor baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri harus segera dilakukan. Untuk mendapatkan nilai tambah bijih mangan dapat diolah men-jadi konsentrat (ingot), ferro-mangan dan produk turunan berbasis mangan seperti ma-ngan chemical (Gambar 5). Pembangunan pabrik smelter mangan akan menimbulkan manfaat bagi pemerintah daerah dan masyarakat. Manfaat itu antara lain, meningkatkan nilai tambah atau added value dengan menghasilkan produk unggulan seperti ferro manganese, silicon manganese, dan ferro nickel chrome, untuk pemenuhan kebutuhan dalam dan luar negeri. Dengan adanya peningkatan nilai tambah, maka terbuka peluang meningkatnya pendapatan asli daerah (PAD) maupun devisa negara, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi kemiskinan. Hal itu dapat terwujud mengingat investasi ini akan membuka lapangan kerja baru. 33
Pardiarto, Tinjauan Komoditas Mineral Logam...
Gambar 5. Pohon Industri Mangan pertama kapasitas produksi olahan mangan sekitar 3.000 ton per bulan, dan ditingkatkan menjadi 6.000 ton per bulan pada tahap kedua, serta tahap ketiga 24 .000 ton per bulan 16) . Perkembangan terkini berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, pembangunan smelter mangan dengan progres 81s.d 100 % oleh PT. Century Metalindo (CM) di Banten dan PT. Indotama Ferro Alloy (IFA) di Jawa Barat. Kebutuhan pasokan bijih mangan untuk PT. IFA mencapai 6.000 ton/bulan, sedangkan untuk PT. CM membutuhkan pasokan 3.000 ton/bulan. Pembangunan smelter dengan progres 11 s.d 30 % oleh PT. Asia Mangan Group di Nusa Tenggara Barat 17).
matan beberapa urat didaerah Citisuk menunjukkan adanya rhodonit dan rhodokrosit 18). Hipotesa lain menyatakan sumber mineral mangan pada endapan epithermal epigenetic intrusion dan syngenetic sedimentation didalam Seri Jampang. Selanjutnya proses pelarutan dan pengendapan kembali pada batuan induk menghasilkan endapan mangan yang ekonomis. Dalam proses syngenetic sedimentation ditunjukkan oleh adanya endapan mangan dalam batu gamping pada Seri Jampang yang belum tentu ekonomis. Secara umum proses hidrothermal (intrusi Tenjolaut) memegang peranan penting sehingga munculnya pelarutan mineral mangan diendapkan dalam bentuk oksida pada patahan maupun bidang perlapisan. Proses pelapukan endapan hidrothermal ini menjadi larutan dan diendapkan sebagai pengayaan supergen (endapan syngenetic) pada dasar Seri Bentang dengan melalui fasa koloida yang menghasilkan bentuk nodules mangan 19). Berdasarkan ciri-ciri fisik keterdapatan mangan di Indonesia banyak sekali dijumpai mineral pirolusit dan psilomelan dalam bentuk urat, lensa-lensa, nodul dan lapisan tipis. Namun demikian dari sisi dimensi belum menunjukkan adanya suatu cebakan yang mempunyai tonase besar dan layak ditambang se-
H. Permasalahan Dan Prospek Bijih Mangan di Indonesia Konsep pembentukan mangan di Indone-sia yang akhirnya menjadi cebakan mangan ekonomis masih bersifat hipotetik. Salah satu hipotesa menyatakan bahwa asal mula ma-ngan berhubungan dengan proses hidrothermal. Pembentukan mangan didaerah Karang Nunggal, Tasik Malaya berhubungan dengan intrusi granodiorit Tenjolaut. Penga34
Jurnal ESDM, Volume 7, Nomor 1, Mei 2015, hlm. 26-36
cara mekanisasi penuh. Keberadaan potensi mangan tersebut masih bersifat setempat dengan sumber daya hanya mencapai ratusan ribu ton, sehingga pola penambangan yang berjalan sampai saat ini masih bersifat tradisional dan padat karya. Beberapa cebakan mangan yang diperkirakan ekonomis adalah berbentuk lensa tak beraturan dalam kantong-kantong batu gamping, nodul dan mangan elluvial yang tampaknya dapat dijadikan prioritas penambangan bersekala kecil. Beberapa cebakan mangan dalam batu gamping telah dilakukan penambangannya seperti di daerah Satarteo, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Sedangkan didaerah Karang Nunggal, Tasik Malaya cebakan mangan yang ekonomis diambil dari bentuk nodul, pengayaan supergen dan elluvial. Mengacu kepada terminologi cebakan mangan tipe sedimenter, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar cebakan bijih mangan yang terdapat di Indonesia merupakan tipe hidrothermal dan pengayaan supergen. Oleh karena secara tatanan tektonik Indonesia bukan merupakan daerah craton maka kemungkinan terbentuknya cebakan mangan tipe sedimenter berdimensi luas seperti tambang mangan kelas dunia akan sulit ditemukan. Pengembangan eksplorasi endapan mangan tipe pengayaan supergen yang sejenis dengan di Jawa Barat dapat dilakukan diwilayah Jawa Timur, Nusa Tenggara, Sulawesi Selatan dan Maluku Utara dimana kondisi geologi mempunyai kesamaan formasi walaupun dengan nama yang berbeda. Hasil inventarisasi yang dilakukan oleh Pusat Sumber Daya Geologi, Badan Geologi sampai dengan tahun 2014 menunjukkan potensi sumber daya dan cadangan bijih mangan masing-masing 15.557.048 ton dan 4.429.029 ton 13. Potensi ini belumlah mewakili secara keseluruhan keterdapatan bijih mangan yang ada di Indonesia dimana sebagian masih bersifat indikasi. Untuk itu upaya eksplorasi yang sistematis harus terus ditingkatkan untuk dapat meningkatkan nilai cadangan. Secara keseluruhan keterdapatan mangan di Indonesia belum dapat menjamin pemenuhan bahan baku industri smelter dalam negeri.
Terdapat ratusan Izin Usaha Pertam-bangan (IUP) dan Izin Pertambangan Rakyat (IPR) tidak diusahakan secara optimal. Sehingga hal ini menyebabkan keterbatasan data geologi besaran sumberdaya dan cadangan yang membuat investor belum tertarik untuk mengembangkan komoditas mangan. Pengenaan bea keluar sebesar 20% untuk ekspor bijih mangan juga turut membebani masyarakat, sehingga membuat usaha tambangnya banyak yang ditutup. Untuk mendukung suksesnya investasi pembangunan industri mineral logam mangan dalam upaya memajukan wilayah serta mewujudkan kemakmuran masyarakat sekitar, maka sangat dibutuhkan dukungan dan keberpihakan melalui kerjasama dari para penentu kebijakan dalam bentuk regulasi pengaturan pengolahan dan pemurnian mangan. Namun yang menjadi catatan perlunya dukungan pembangunan sarana dan prasarana infrastruktur yang masih sangat minim. Selain itu juga perlu kebijakan pengurusan izin yang lebih mudah dan biaya murah untuk pasokan bahan baku dalam negeri. 4. SIMPULAN Keterdapatan mangan hampir tersebar di seluruh wilayah Indonesia dengan tipe cebakan hidrotermal, sedimenter dan pengayaan supergen. Khusus cebakan tipe sedimenter terdapat hanya berupa lapisan-lapisan tipis yang umumnya berasosiasi dengan batuan lempung dengan sekala cebakan relatif lebih kecil dibandingkan cebakan mangan sedimenter kelas dunia. Potensi sumberdaya dan cadangan mangan di Indonesia masih memerlukan peningkatan eksplorasi yang lebih sistematis guna memperolah status cadangan yang dapat ditambang dimasa mendatang. Kemandirian pabrik pengolahan dan pemurnian mangan yang berbasis bahan baku dalam negeri masih jauh dari harapan sehingga banyak dilakukan impor dari luar negeri untuk menjamin kelanjutan operasional pabrik. Aspek ketersediaan data sumberdaya dan cadangan yang masih minim dari pemegang IUP dan IPR serta biaya angkut kepabrik lebih mahal 35
Pardiarto, Tinjauan Komoditas Mineral Logam...
daripada biaya ekspor menjadi salah satu faktor pemicunya. Perlu dibuat kebijakan yang kondusif bagi investor untuk melakukan pengusahaan mangan khususnya pengurusan izin yang lebih mudah dan biaya murah agar dapat menjamin pasokan bahan baku untuk pabrik pengolahan dan pemurnian dalam negeri.
10. ............, Brecken Mining produksi mangan di Kupang mulai Juli, 2012., Walhi. Nusa Tenggara Timur. Januari 2012 11. United State of America. Mineral Commodities Summaries 2015. United State of America, U.S Department of Interior; 2015. 12. Johanes Seo. NTT ekspor 30 ribu ton batu mangan ke China, Bisnis, Tempo.co. 05 Agustus 2012. 13. Republik Indonesia. Neraca Sumber Daya Mineral, Pusat Sumber Daya Geologi (PSDG), Badan Geologi; 2014 14. Republik Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Sekretariat Negara. Jakarta; 2009. 15. ..........., Konsorsium Mangan tanda tangani MoA pembangunan pabrik smelter di NTT 6 Agustus 2009; 2014. 16. Wisnoe Murti. Jasindo investasi smelter mangan Rp 1,1 trilyun, Economy, Okezone, 11 Februari 2012. 17. Republik Indonesia. Kajian Mangan di Nusa Teng-gara Timur, Pusat Sumber Daya Geologi, Badan Geologi; 2014. 18. Pudjowaluyo H. dan Djumhani. Endapan Mangan di daerah Panglaksaan, Karangnunggal-Tasikmalaya Selatan, Jawa Barat, Subdit. Eksplorasi–Direktorat Geologi, Direktorat Jenderal Pertambangan, Departemen Pertambangan; 1977. 19. Toru Kikuchi. Manganese deposits in Tasikmalaya, West Java. Arsip Direktorat Geologi Bandung No. Eb/GE/71; 1961.
5. DAFTAR PUSTAKA 1. Force, E.R., Paradis, S., Simandl, G.J. Sedimentary Manganese ; in Se-lected British Columbia Mineral Deposit Profiles. Volume 3. Industrial Minerals: British Columbia Ministry of Energy and Mines; 1999. 2. John, M. Guilbert and Charles F. Park,Jr. The Geology of Ore Deposit. Universitas of Arizona: W.H. Freeman and Company, New York; 1975. 3. Phil Ferency. Iron ore, manganese and bauxite deposits in Northern Terri-tory. Northern Territory Geological Sur-vey, Report no 13; 2001. 4. Republik Indonesia. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 33/M-DAG/PER/7/ 2013 tentang Penetapan Harga Patokan Ekspor atas Produk Pertambangan yang Dikenakan Bea Keluar; 2013. 5. Siti Nuraisyah D. dan Arie Dwi. B. Harga Patokan Ekspor Tambang Periode Januari 2015 Turun. Viva.co.id. 4 Oktober 2015. 6. Republik Indonesia. Data Pertambangan Mineral dan Batubara, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara (Tekmira); 2005. 7. Indra Marlina. Industri Fero Mangan Kesulitan Bahan Baku. Bisnis.com. 4 Oktober 2015 8. Republik Indonesia. Potensi Daerah Timor Timur, Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral; 1985. 9. Koswara Y. dan Yaya S. Sumber Daya Logam Besi dan Paduan besi di Indonesia Untuk Menunjang Industri Besi Baja. Makalah pada Kolokium dan Pameran pertambangan. PPPTM Bandun. 12-14 November 1996. 36