TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PELAKSANAAN AKAD PENGELOLAAN LAHAN TAMBAK UDANG VANNAMEI (Studi Kasus Di Dusun Wedung Desa Sedayu Lawas Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan Provinsi Jawa Timur)
NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI Diajukan kepada Program Studi Muamalat (Syari’ah) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Syari’ah (S.Sy.)
Oleh: Riris Fatmawati NIM: I 000 110 020 NIRM: 11/X/02.1.2/T/0672
FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
ABSTRAK
Praktik pengelolaan lahan tambak udang Vannamei di Dusun Wedung Desa Sedayu Lawas pada praktiknya ada tiga pihak diantaranya ada pemilik lahan, pemodal dan penggarap. Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk meneliti dan menganalisa bagaimana tradisi praktik pengelolaan lahan tambak udang Vannamei yang sesungguhnya menurut akad perjanjian dalam mu’amalah (kontrak syari’ah) dan hukum Islam yang berlaku. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.Mendeskripsikan pelaksanaan akad bagi hasil pengelolaan lahan tambak yang dilakukan oleh pemilik, pemodal dan penggarap di Dusun Wedung. 2.Menjelaskan hukum pelaksanaan jenis akad bagi hasil pengelolaan lahan tambak di Dusun Wedung tersebut menurut pandangan hukum Islam.Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research ) dengan pendektan kualitatif. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan cara wawancara dan dokumentasi. Analisis yang digunakan adalah metode Deduktif dan metode Induktif. Berdasarkan penelitian akad perjanjian yang ada di Dusun Wedung dalam pelaksanaan praktik pengelolaan lahan tambak dimana pembagian hasilnya adalah 10% untuk pemilik lahan, 1.500.000.00,- setiap bulan selama empat bulan untuk penggarap dan sisa dari keuntungan bersih untuk pemodal. Bentuk akad yang dilakukan dalam pelaksanaan praktik pengelolaan lahan tambak di Dusun Wedung adalah secara lisan, karena mereka sistem kepercayaan antar pihak yang melakukan akad. Obyek akad antara pemilik lahan dengan pemodal dalam fiqih mu’amalah termasuk kategori Syirkah Inan sedangkan pemodal dengan penggarap termasuk kategori Ija>rah A’ma>l. Praktik pengelolaan lahan tambak yang ada di Dusun Wedung dapat dikatakan kerjasama yang sah sesuai dengan hukum Islam, karena sudah memenuhi ketentuan dalam pelaksanaan kerjasama dalam muamalat, seperti adanya akad, kesepakatan antara kedua belah pihak, adanya kejelasan barang yang akan dijadikan kerjasama. Kata Kunci: Hukum Islam, Akad Musyarakah, Akad Ijarah, pengelolaan lahan tambak.
A. LATAR BELAKANG MASALAH
antara dua pihak yaitu pemilik dan
Manusia semenjak mereka berada
penggarap.
di muka bumi merasa perlu bantuan
Berdasarkan uraian diatas peneliti
orang lain dan tidak sanggup berdiri
tertarik untuk meneliti dan menganalisa
sendiri untuk memenuhi hajat hidupnya
bagaimana tradisi praktik pengelolaan
yang
bertambah.
lahan tambak udang Vannamei yang
Manusia dapat melepaskan dirinya dari
sesungguhnya menurut akad perjanjian
kesempitan dan dapat mengambil hajat
dalam mu‟amalah
hidupnya tanpa melanggar aturan maka
dan
Allah
sehingga menjadi pembahasan dalam
kian
hari
SWT
makin
menunjukkan
kepada
manusia jalan bermu‟amalah.
hukum
penyusunan
Praktik pengelolaan lahan tambak
Tinjauan
(kontrak
Islam
skripsi Hukum
yang
yang Islam
syari‟ah) berlaku,
berjudul: Terhadap
udang Vannamei di Dusun Wedung
Praktik Pelaksanaan Akad Pengelolaan
Desa Sedayu Lawas bisa dikatakan
Lahan
berbeda
pada
(Studi Kasus di Dusun Wedung Desa
dalam
Sedayu Lawas Kec. Brondong Kab.
dengan
praktiknya
daerah
yang
lain,
terlibat
pengelolaan ada tiga pihak diantaranya ada
pemilik
penggarap.1 Tluwuk
lahan,
pemodal
Sedangkan Kecamatan
Kabupaten
Pati ketika
Udang
Vannamei
Lamongan Jawa Timur).
dan
di
Tambak
Berdasarkan
latar
belakang
Desa
diatas, penulis akan membahas masalah
Wedarijaksa
yang ada yaitu: “Bagaimana tinjauan
mengadakan
hukum
Islam
terhadap
pelaksanaan
kerjasama dalam bidang pengelolaan
akad pengelolaan lahan tambak udang
lahan
Vannamei di Dusun Wedung Desa
1
tambak
udang
windu
Hasil wawancara dengan tanggal 24 September 2014
terjadi
bapak
Arif
1
sedayu Lawas Kecamatan Brondong
milik
Kabupaten Lamongan ? “
diadakan. Jadi dalam akad tersebut
Tujuan dari penelitian ini adalah Mendeskripsikan
pelaksanaan
terhadap
materi
objek
yang
tidak dapat dikategorikan sebagai akad
akad
sewa menyewa.
Akan tetapi dapat
bagi hasil pengelolaan lahan tambak
dikategorikan dengan jenis akad sewa
yang dilakukan oleh pemilik, pemodal,
menyewa
penggarap
kepemilikan (Ijarah Muntahiyah Bit
di
Dusun
Wedung
dan
Menjelaskan hukum pelaksanaan jenis akad
bagi
tambak
hasil
pengelolaan
yang
diakhiri
dengan
Tamlik).
lahan
Wahyu
di Dusun Wedung tersebut
Tinjauan
menurut pandangan hukum Islam.
Hidayanto,
Hukum
Islam
2014, Terhadap
Praktek Penggarapan Kebun Kelapa
Sidik Azis Nurul Arifin, 2012,
Sawit
Di
Kecamatan
Geragal
Analisis Hukum Islam Terhadap Akad
Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Penambangan Batu (Study Kasus di
Provinsi
Jambi.3
Kesimpulan
dari
Tegal).2
skripsi
Menyatakan bahwa pihak-pihak yang
praktik
melakukan akad adalah akad sewa
sawit termasuk dalam kategori akad
menyewa,
mugharasah. Praktik kerjasama tersebut
Desa
Bojong
Kabupaten
namun
objek
yang
tersebut
menyatakan
penggarapan
diakadkan menjadi milik penambang.
kerjasama
Sementara dalam akad sewa menyewa
mayoritas ulama tidak
yang sah tidak boleh ada peralihan hak
akad
2
3
Sidik Azis Nurul Arifin, Analisis Hukum Islam Terhadap Akad Penambangan Batu Study Kasus di Desa Bojong Kabupaten Tegal (Semarang: Skripsi Fakultas Syari‟ah IAIN Walisongo, 2012), hlm. 67.
yang
kebun
mugharasah,
sah,
bahwa kelapa
walaupun membolehkan
tapi
peneliti
Wahyu Hidayanto, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Penggarapan Kebun Kelapa Sawit Di Kecamatan Geragal Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi (Surakarta: Skripsi Jurusan Syari‟ah Fakultas Agama Islam, 2014), hlm. 98.
2
menyimpulkan
bahwa
akad
memperdalam
Ukhuwah
Islamiyah
mugharasah tersebut sah dan tidak
selama tidak ada yang berkhianat.
bertentangan dengan hukum Islam. Hal
Allah SWT berfirman:
diatas merupakan contoh skripsi yang
....
telah dibahas sebelumnya. Syirkah
secara
mempunyai
etimologis
arti
...... “......memang banyak diantara orang-orang yang bersekutu itu berbuat zalim kepada yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan dan hanya sedikitlah orang yang 6 bergitu.....”. QS. Ṣ ād (38): 24.
percampuran
(ikhlitat}), yakni bercampurnya salah satu
dari dua
harta dengan harta
lainnya, tanpa dapat dibedakan antara keduanya.4 Sedangkan Syirkah secara
Adapun dalil Hadis} adalah: terminologis adalah kerjasama antara dua
orang
atau
permodalan,
dalam
keterampilan,
kepercayaan dengan
lebih
dalam pembagian
usaha
hal atau
:
tertentu
.
keuntungan
“Dari Abi> Hurairah r.a. dari Nabi SAW, beliau bersabda, “sesungguhnya Allah SWT berfirman, “aku adalah orang ketiga di antara dua orang yang bersyarikat, selama salah seorang di antara keduanya tidak berkhianat terhadap saudaranya (temannya). Bila ia berkhianat, keluarlah aku dari antara keduanya.” (HR. Abu> Da>wud ).”7
berdasarkan nisbah.5 Syirkah sangat dianjurkan dan dituntut
oleh
agama
karena
dapat
mempererat hubungan antara seseorang dengan yang lainnya. Syirkah dapat menimbulkan perasaan setia kawan dan
6
Departemen agama RI, Al-Qur’an dan terjemahan (Bandung: Syamil Al-Qu‟an, 2005), hlm. 454. 7 Ibnu Mas‟ud dan Zainal Abidin, Fiqih Mazhab Syafi’i (Bandung: pustaka Setia Cet II, 2000), hlm. 112.
4 Mardani, Fiqh Ekonomi Syari’ah (Jakarta: Kencana, 2012), hlm. 220. 5 Kompilasi Hukum Ekonomi Syari‟ah Pasal 20 ayat (3).
3
Pada
dasarnya
syirkah
dibagi
permodalan
untuk
melakukan
suatu
menjadi 2 macam: yaitu syirkah amlak
usaha bersama dengan cara membagi
(kepemilikan) dan syirkah ‘uqud/‟akad
untung atau rugi sesuai dengan jumlah
(kontrak)
modal masing-masing. Namun, apabila
Syirkah
amlak
mengandung
porsi masing-masing pihak baik dalam
kepemilikan
dana maupun kerja atau bagi hasil
pengertian
sebagai
bersama
(coownership)
keberadaannya orang
atau
dan
berbeda
dua
mereka.10 , Syirkah Mufawwadah, yaitu
secara
kebetulan
suatu perjanjian antara dua orang atau
kepemilikan
bersama
muncul lebih
memperoleh
apabila
lebih
sesuai dengan kesepakatan
di
mana
setiap
pihak
(joint ownership) atau suatu kekayaan
perjanjian
(asset)
sejumlah dana dan mengambil bagian
tanpa
membuat
perjanjian
tersebut
dari
kemitraan yang resmi. Misalnya: dua
dalam
orang
atau
Wujuh, yaitu kerjasama antara dua
pemberian sebidang tanah
orang atau lebih untuk membeli sesuatu
menerima
menerima
warisan
kerjasama
memberikan
atau harta kekayaan baik yang dapat
tanpa
modal,
atau tidak dapat dibagi-bagi.8
kepercayaan
tersebut,
tetapi dan
Syirkah
hanya
modal
keuntungan
dibagi
lagi
antara sesama mereka.11 , Syirkah
syirkah ‘uqud (akad) menjadi empat
Abdan/A’mal yaitu kerjasama antara
Said
bagian,
Sa>biq
membagi
yaitu9 : Syirkah
Inan,
yaitu
dua orang atau lebih untuk melakukan
kerjasama dua orang atau lebih dalam
suatu
usaha
atau
pekerjaan.
Selanjutnya, hasil dari usaha tersebut 8
Remi Sjahdeini Sutan, Perbankan Syari’ah Produk -Produk dan Aspek -Aspek Hukumnya (Jakarta: Kencana, 2014), hlm. 330. 9 Zaidi Abdad, Lembaga Perekonomian Umat di Dunia Islam (Bandung: Angkasa, 2003), hlm. 101.
dibagi 10 11
4
antar
sesama
Mardani, Fiqh, hlm. 225. Mardani, Fiqh, hlm. 226.
mereka
berdasarkan
perjanjian,
seperti
hukum
Islam,
yang
ayat
bahwa
pemborong bangunan, jalan, listrik, dan
diungkapkan
lain-lain.
seseorang itu boleh menyewa orang
Ija>rah adalah perjanjian sewa-
dalam
seperti
lain untuk
menyusui anaknya,
menyewa suatu barang dalam waktu
saja
ini akan berlaku umum
tertentu melalui pembayaran sewa.12
terhadap
Atau Ija>rah adalah transaksi sewa-
menyewa.15 Dasar hukum Ija>rah dari
menyewa atas suatu barang dan upah-
H}adis adalah:
ayat
segala
tentu
bentuk
sewa
mengupah atas suatu jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa atau imbalan jasa.13 Dasar
hukum Ija>rah
.
adalah
firman Allah sebagai berikut :
Artinya: Dari Abdillah bin „Umar, ia berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, "Berilah upah kepada para pekerja sebelum keringatnya mengering." (Riwayat Ibnu Ma>jah).16
... ... Artinya: “...dan jika kamu ingin menyusukan anakmu kepada orang lain, maka tidak ada dosa bagimu memberikan pembayaran dengan cara yang patut...”. QS. Al-Baqarah (2): 233.14 Ayat di atas menjadi dasar hukum
Ija>rah dapat dibagi ke dalam dua jenis,
yaitu :17 Ija>rah ‘Amal
digunakan untuk memperoleh jasa dari seseorang dengan membayar upah atau jasa yang diperoleh. Pengguna jasa
adanya sistem sewa dalam
15
Zainuddin Ali, Hukum Perbankan Syari’ah (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), Cet 1, hlm. 43. 16 Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Kitab Shahih Sunan Ibnu Majah, “e-book creator” yoga Permana (Jakarta: 2008). 17 Remi Sjahdeini Sutan, Perbankan, hlm. 271.
12
Pusat Komunikasi Ekonomi Syari‟ah, eBook Kamus Ekonomi Syari‟ah. 13 Abdul Ghafur Anshari, Reksa Dana Syari’ah (Bandung: Refika Aditama, 2008), hlm. 25. 14 Departemen agama RI, Al-Qur’an, hlm. 454.
5
disebut musta’jir dan pekerja disebut
ada di Dusun Wedung desa Sedayu
ajir, upah yang dibayarkan kepada ajir
Lawas kecamatan Brondong kabupaten
disebut ujroh dan Ija>rah ‘Ain adalah
Lamongan Jawa Timur.
jenis
Ija>rah
yang
terkait
dengan
Metode penentuan subyek yang
penyewaan aset dengan tujuan untuk
dipakai dalam penelitian
mengambil manfaat dari aset itu tanpa
pelaku
harus memindahkan kepemilikan dari
tambak udang Vannamei karena pada
aset
yang
praktiknya terdapat tiga pihak yaitu
dipindahkan hanya manfaat. Dalam hal
pemilik lahan, pemodal dan penggarap.
ini, pemberi sewa disebut mu’jir dan
Pelaku
penyewa adalah musta’jir dan harga
pengelolaan lahan tambak berjumlah 6
untuk
orang.
itu.
Dengan
memperoleh
kata
lain
manfaat
tersebut
disebut ujroh.
praktik
yang
ini adalah
pengelolaan
melakukan
lahan
praktik
Metode pengumpulan data yang
B. METODE PENELITIAN Pendekatan
penelitian
diperlukan yang
dalam
menggunakan
dua
penelitian metode:
metode
digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara
dalam
penelitian
pendekatan
responden
wawancara
yaitu
kualitatif,
deskriptif
penelitian
bersifat
ini bapak
yang
Agus sebagai pemilik tambak, bapak
deskriptif berupa
Bashori, bapak Sakir, bapak Arif dan
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
bapak anas sebagai pemodal dan bapak
orang dan prilaku yang dapat diamati.
Sono sebagai penggarap. Wawancara
Deskriptif
disini
adalah
ini dilakukan dengan harapan untuk
mendeskripsikan
praktek
pengelolaan
memperoleh suatu penjelasan secara
menghasilkan
yaitu
yang
ini,
data
lahan tambak udang Vannamei yang
mendalam
6
tentang
permasalahan
penelitian obyek
yang
dan
berhubungan
subyek
dengan
penelitian.
hukumnya Sedangkan metode induktif
Dan
yaitu
cara
berfikir
yang
dilakukan
metode dokumentasi yaitu Dokumen
untuk menarik kesimpulan dari kasus-
yang berbentuk gambar, misalnya foto-
kasus yang bersifat khusus menjadi hal
foto pelaku praktek pengelolaan lahan
yang bersifat umum. Metode induktif
tambak udang Vannamei yang ada di
digunakan
Dusun wedung Desa Sedayu Lawas.
apa
Dari
melatarbelakangi
masyarakat
menggunakan
bagi
sekian
banyak
dokumentasi
peneliti
elemen cenderung
kedokumen yang berupa gambar atau
dalam yang
menyelidiki secara
kerjasama
faktor khusus
hasil
tambak.
foto-foto.
C. HASIL PENELITIAN DAN
Metode analisis data penyusun menggunakan
metode
deduktif
PEMBAHASAN
dan
Analisis
dari segi ijab
Qabul
induktif. Metode deduktif yaitu cara
praktik yang dilakukan antara pemilik
berfikir
tambak
yang
pengetahuan
berangkat
dari
sifatnya
umum
yang
dengan
bertentangan
pemodal
dengan
hukum
tidak Islam
menuju ke hal yang bersifat khusus. 18
karena telah memenuhi syarat dalam
Metode deduktif ini digunakan untuk
melakukan akad atau perjanjian, yaitu
mengetahui proses akad bagi hasil pada
ijab
pengelolaan lahan tambak di Dusun
wakil, baligh, berakal, para pihak tidak
Wedung dan selanjutnya penulis dapat
terjadi keterpaksaan, para pihak sudah
mengambil
saling suka sama suka atau saling
umum
kesimpulan
untuk
yang
mendapat
bersifat kejelasan
ridho,
18
qobul,
obyeknya
barang haram.
Lukman Hakim, Buku Pegangan Kuliah Metodologi Penelitian (Surakarta: FE UMS, 2004), hlm. 6.
7
cakap diangkat sebagai
tidak
merupakan
Analisis dari segi pihak berakad
dengan kesepakatan mereka.19 Hal ini
yang
maka praktik yang dilakukan
dapat
dikatakan
bahwa
kerjasama
antara pemilik tambak dengan pemodal
tersebut sah dalam hukum Islam karena
tidak
dalam
bertentangan
dengan
hukum
pembagian
modal,
Islam karena telah memenuhi syarat
keuntungan,
dalam melakukan akad yaitu
kesepakatan para pihak dan tidak ada
para
pihak berkompeten dalam perwakilan,
kerugian
kerja,
sesuai dengan
yang merasa dirugikan.
para pihak sudah menyediakan dana
Analisis dari segi Ijab
Qabul
diantaranya pemilik lahan berupa lahan
maka praktik yang dilakukan antara
tambak
pemodal
seluas 1
pemodal
hektar sedangkan
menyediakan
dana
berupa
dengan
bertentangan
uang tunai.
penggarap
dengan
hukum
tidak Islam
karena telah memenuhi syarat dalam
Analisis dari segi obyek maka
melakukan akad atau perjanjian, yaitu
praktik yang dilakukan antara pemilik
ijab
qobul,
cakap diangkat sebagai
tambak dengan pemodal dikategorikan
wakil, baligh, berakal, para pihak tidak
dalam Syirkah Inan karena kerjasama
terjadi keterpaksaan, para pihak sudah
dua orang atau lebih dalam permodalan
saling suka sama suka atau saling
untuk melakukan suatu usaha bersama
ridho,
dengan cara membagi untung atau rugi
barang haram.
sesuai dengan jumlah modal masing-
Analisis
obyeknya
tidak
dari
segi
kewajiban
masing. Namun, apabila porsi masing-
peneliti
masing pihak baik dalam dana maupun
pelaksanaan hak dan kewajiban kedua
kerja atau bagi hasil berbeda sesuai
belah pihak yang melakukan perjanjian
19
8
mendapatkan
merupakan
Mardani, Fiqh, hlm. 225.
hasil
bahwa
tersebut
tidak
bertentangan
dengan
dengan
pemodal secara keseluruhan
hukum Islam, karena tidak ada paksaan
tidak
dalam
sesuai
Islam karena telah memenuhi syarat
dengan kemampuan tiap pihak, baik
dalam melakukan akad atau perjanjian,
dari pemodal dan penggarap, sehingga
yaitu
tidak
sebagai wakil,
pelaksanaannya,
ada
yang
pelaksanaan
hak
yaitu
dirugikan dan
dalam
kawajiban
bertentangan
ijab
dengan
qabul,
cakap
balig,
hukum
diangkat
berakal,
para
pihak tidak terjadi keterpaksaan, para
tersebut.
pihak sudah saling suka sama suka atau
Analisis dari segi obyek akad
saling
rid}o,
obyeknya
tidak
maka praktik yang dilakukan antara
merupakan barang haram. Dari segi
pemodal
dengan
pihak yang berakad yaitu para pihak
dikategorikan
dalam
karena
penggarap
penggarapan
penggarap Ijarah
‘Amal
memperoleh
tambak
dari
kompeten dalam perwakilan serta dari
jasa
segi
obyek
akad
termasuk
dalam
pemodal
kategori Syirkah Inan karena dalam
dengan membayar upah atau jasa yang
pembagian modal, kerja, keuntungan
diperoleh.
dan
Hal ini dapat
dikatakan
kerugian
sesuai
dengan
bahwa kerjasama tersebut sah dalam
kesepakatan para pihak dan tidak ada
hukum Islam karena dalam pemberian
yang merasa dirugikan
upah sesuai dengan kesepakatan dan
Praktik pengelolaan lahan tambak
tidak ada yang merasa dirugikan.
yang dilakukan antara pemodal dengan penggarap
D. KESIMPULAN DAN SARAN
tersebut
secara tidak
keseluruhan
bertentangan
hal
dengan
Praktik pengelolaan lahan tambak
hukum Islam karena telah memenuhi
yang dilakukan antara pemilik tambak
syarat dalam melakukan akad atau
9
perjanjian,
yaitu
ijab
qabul,
cakap
melakukan
penelitian
penelitian
ada
baiknya
para pihak tidak terjadi keterpaksaan,
beberapa
para pihak sudah saling suka sama suka
perbandingan.Harta dan segalanya pada
atau
hakikatnya adalah milik Allah, maka
rid}o,
obyeknya
tidak
obyek
lebih
diangkat sebagai wakil, baligh, berakal,
saling
jika
alangkah
obyek
untuk
merupakan barang haram. Dari segi
dalam
kewajiban, antar pihak melaksanakan
mengikuti
tugasnya
kemampuan
menghalalkan
tidak
mengharamkan yang halal.
sesuai dengan
masing-masing
sehingga
ada
yang dirugikan, serta dari segi obyek akad termasuk dalam kategori Ijarah ‘Amal karena pemberian upah sesuai dengan kesepakatan. Saran
Kepada
pemodal
bersikaplah bijaksana dan adil dalam membagi
hasil
kerjasama
dengan
pemilik
lahan
maupun
dengan
panggarap sehingga kerjasama tersebut selamanya dapat berjalan dengan lancar dan
baik.
perjanjian
bagi
Praktik hasil
pelaksanaan secara
lisan
hendaknya dirubah dengan perjanjian tertulis agar dapat dijadikan bukti dan mendapat kepastian hukum,
Apabila
10
menggarap
dijadikan
hendaknya
perintahnya yang
haram
tanpa dan
DAFTAR PUSTAKA
Abdad, Zaidi. 2003. Lembaga Perekonomian Umat di Dunia Islam. Bandung: Angkasa. Ali, Zainuddin. 2008. Hukum Perbankan Syari’ah. Jakarta: Sinar Grafika. Bungin, Burhan. 2011. Penelitian kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Departemen Agama RI. 2005. Al-Qur’an dan Terjemahan. Bandung: Syamil Al-Qur’an. Dewan Syari’ah Nasional MUI. Ghafur Anshari, Abdul. 2008. Reksa Dana Syari’ah. Bandung: Refika Aditama. Haroen, Nasrun. 1996. Ushul Fiqh. Jakarta: Logos. J. moleong, Lexy. 2000. Metode penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Khalid bin Al-Musyaiqih. 2012. Buku Pintar Muamalah (Aktual Dan Mudah), “ter” Abu Zidra. Klaten: Wafa Press.. Mardani, 2012. Fiqh Ekonomi Syari’ah. Jakarta: Kencana. Mas’ud, Ibnu, & Abidin, zainal. 2007. Fiqih Madzhab Syafi’i bandung: Pustaka Setia, Cet II. Muzakir. 2002. Metodologi Risert. Yogyakarta: Bagian penerbitan fakultas Ekonomi UII. Ratna, Kutha Nyoman. 2010. Metodologi penelitian kajian budaya dan ilmu sosial humaniora pada umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Riduwan. 2012. Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suhendi, Hendi. 2001. Fiqh Mu’amalah, Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sjahdeini Sutan, Remi. 2014. Perbankan Syari’ah Produk-Produk dan AspekAspek Hukumnya. Jakarta: Kencana. Tanzeh, Ahmad. 2011. Metodologi Penelitian Praktis. Yogyakarta: Teras.