Tinjauan Hukum Atas Perlindungan Pemilik Rumah Kontrakan
TINJAUAN HUKUM ATAS PERLINDUNGAN PEMILIK RUMAH KONTRAKAN
Dhoni Yusra1, Sri Lestari Noviyanti1 Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul Jakarta Jln. Arjuna Utara Tol Tomang kebun Jeruk, Jakarta 11510
[email protected] 1
Abstract The practice of leasing a house plot is more often done based on the principle of faith alone and rarely use the terms black and white binding. So that the parties did not know the details and certainly nothing are its rights and obligations. Especially when there is dispute as a result wanprestasinya by one party, the other will be in a weak position and generally kontrakanlah homeowners who are in a weak position. Issues to be raised in this study, namely: How is legal protection for homeowners who rent out a house rented rented to tenants verbally, how the settlement of disputes between the owner of the rented house with a tenant does not pay rent associated with the rented house, and how responsibility for the maintenance of the rented house leased by tenants of the owner of the rented house. This study uses Normative Empirical Research Methods. The results show, the lease rental house is done verbally in terms of evidence is very weak. In the event of disputes between landlord and tenant house associated with the failure to pay rent by the tenant, to put forward the deliberations and communications of peace, although often the aggrieved homeowners. In terms of responsibility for the maintenance of the rented house, the dominant owner is responsible for heavy damages, while the tenant is responsible only limited to home maintenance, which is limited to clean up the environment. Keywords: Protecting, Home, Rental
kau dirasa sangat sulit bagi sebagian besar warga
Pendahuluan Pembangunan nasional pada hakikatnya
Jakarta. Hal ini disebabkan karena berbagai faktor
adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya
yang mempengaruhinya, seperti harga tanah dan ba-
dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia,
ngunan di Jakarta yang sudah sangat tidak terjang-
mencakup pembangunan perumahan dan pemu-
kau. Adapun konteks “tidak terjangkau“ menurut
kiman yang layak, sehat , aman, serasi, dan teratur.
penulis dikarenakan sebagian besar masyarakat
Perumahan merupakan kebutuhan dasar manusia
Indonesia memiliki pendapatan sebesar Rp. 21,7 ju-
yang mempunyai peranan yang sangat strategis da-
ta atau setara dengan US$ 2.271,2 per orang per ta-
lam pembentukan watak serta kepribadian bangsa
hun pada Tahun 2008. Serta melihat angka nominal
dan perlu dibina serta dikembangkan demi kelang-
UMP (Upah Minimum Provinsi) DKI Jakarta yang
sungan dan peningkatan kehidupan dan penghi-
untuk Tahun 2010 ini yang sesuai dengan SK Gu-
dupan masyarakat. Perumahan tidak dapat dilihat
bernur DKI No. 167 Tahun 2009 dalam Pasal 1
sebagai sarana kebutuhan kehidupan semata-mata,
(satu) nya ditetapkan sebesar Rp.1.118.009,- (satu
tetapi lebih dari itu merupakan proses bermukim
juta seratus delapan belas ribu sembilan Rupiah).
manusia dalam menciptakan ruang kehidupan un-
Dengan pendapatan yang dimiliki, maka
tuk memasyarakatkan dirinya dan menampakkan
dapat dipastikan uang tersebut akan habis untuk ke-
jati dirinya. Namun untuk memenuhi kebutuhan
butuhan pangan dan sandang saja dan kalaupun
akan perumahan yang layak dengan harga terjang-
yang dapat disimpan tidak seberapa, sehingga sulit
197
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
Tinjauan Hukum Atas Perlindungan Pemilik Rumah Kontrakan
bagi mereka untuk membeli rumah sebagaimana
Berdasarkan penjelasan latar belakang ma-
berdasarkan data – data di atas. Kondisi ini sangat
salah tersebut diatas, maka rumusan masalah yang
bertolak belakang sekali dengan tujuan pembangu-
dirumuskan oleh Penulis untuk diteliti adalah:
nan nasional yaitu: “Mewujudkan kesejahteraan
1. Bagaimana perlindungan hukum bagi pemilik
masyarakat adil makmur yang merata baik materiil
rumah kontrakan yang menyewakan rumah kon-
maupun spiritual.” Yang salah satu upaya untuk
trakannya kepada penyewa secara lisan?
mewujudkan kesejahteraan masyarakat tersebut
2. Bagaimana penyelesaian sengketa antara pemi-
adalah dengan semakin ditingkatkannya pembangu-
lik rumah kontrakan dengan penyewa terkait de-
nan perumahan terutama yang terjangkau oleh daya
ngan tidak dibayarnya sewa rumah kontrakan?
beli masyarakat. Karena yang terjadi saat ini ba-
3. Bagaimana tanggungjawab atas pemeliharaan
nyak dibangun perumahan elit, dan ini sangat ironis
rumah kontrakan yang disewa oleh penyewa
karena pembangunan Rumah Sederhana dan Ru-
dari pemilik rumah kontrakan?
mah Sederhana Sekali sangat kurang. Upaya yang dilakukan sebagian besar ma-
Adapun menjadi tujuan dari penelitian ini
syarakat Indonesia khususnya wilayah Jakarta
secara objektif dan subjektif adalah sebagai berikut:
Barat adalah mengontrak rumah, atau praktek sewa
1. Mendapatkan gambaran yang jelas secara kom-
menyewa rumah yang biasa dikenal masyarakat“
prehensif tentang perlindungan hukum yang di-
sewa menyewa rumah kontrakan“. Rumah sewa ini
miliki pemilik rumah kontrakan yang menyewa-
didirikan oleh masyarakat Jakarta yang memiliki
kan rumah kontrakannya secara lisan;
tanah lebih. Macam-macam sewa menyewa rumah
2. Mendapatkan gambaran yang jelas secara kom-
kontrakan yang ada dimasyarakat saat ini, antara
prehensif tentang penyelesaian sengketa dalam
lain: sewa menyewa rumah petakan yang terdiri da-
hal tidak dibayarnya sewa rumah kontrakan
ri beberapa petak lurus, dengan fasilitas ada yang
(wanprestasi) oleh si Penyewa; dan
kamar mandi didalam/diluar gabung dengan penghuni kontrakan lainnya.
3. Mendapatkan gambaran yang jelas secara komprehensif tentang tanggungjawab pemeliharaan
Hanya saja praktek sewa menyewa rumah petakan lebih seringnya dilakukan berdasarkan asas
rumah kontrakan yang timbul dari sewa menyewa rumah kontrakan.
kepercayaan saja dan jarang menggunakan ketentuan mengikat secara hitam diatas putih. Sehingga
Penelitian hukum merupakan suatu kegia-
para pihak tidak mengetahui dengan detail dan pasti
tan yang ilmiah, yang didasarkan pada metode, sis-
apa-apa saja yang menjadi hak dan kewajibannya.
tematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan un-
Apalagi ketika terjadi sengketa akibat wanpresta-
tuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum
sinya yang dilakukan salah satu pihak, pihak yang
tertentu, dengan jalan menganalisanya. (Seorjono,
lain akan berada dalam posisi yang lemah dan pada
1986) Penulisan dalam penelitian ini adalah mela-
umumnya para pemilik rumah kontrakanlah yang
kukan penelitian lapangan, yaitu berupa penelitian
berada pada posisi yang lemah.
hukum empiris. Penelitian hukum empiris dikenal juga sebagai penelitian lapangan (Field Research) adalah pengumpulan materi atau bahan penelitian Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
198
Tinjauan Hukum Atas Perlindungan Pemilik Rumah Kontrakan
yang harus diupayakan atau dicari sendiri oleh
hukum, artikel cetak maupun yang online tersedia
karena belum tersedia. Kegiatan yang dilakukan da-
diInternet yang dapat digunakan dan berguna dalam
pat berbentuk membuat pedoman wawancara dan
penelitian ini.
diikuti dengan mencari serta mewawancarai para informan, menyusun kuisioner dan kemudian me-
Pembahasan
ngedarkan kuisioner itu pada responden, melakukan
Suatu perjanjian adalah “suatu perikatan
pengamatan (observasi). (Valerine, 1996) Dimana
dimana seorang berjanji kepada seorang lain atau
bahan-bahan yang didapat berupa data lapangan
dimana dua orang itu saling berjanji untuk melak-
maupun data kepustakaan disusun secara sistematis,
sanakan suatu hal”. Dari peristiwa ini, timbullah
dikaji, kemudian ditarik suatu kesimpulan dalam
suatu hubungan antara dua orang tersebut yang di-
hubungannya dengan masalah yang diteliti.
namakan perikatan. Perjanjian itu menerbitkan sua-
Dalam penelitian ini, sifat penelitian yang
tu perikatan antara dua orang yang membuatnya.
digunakannya adalah penelitian Deskriptif. Peneli-
Dalam bentuknya, perjanjian itu berupa suatu rang-
tian Deskriftif (menggambarkan) dimaksudkan un-
kaian perkataan yang mengandung janji-janji atau
tuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang
kesanggupan
manusia, keadaan atau gejala lainnya. Mempertegas
(Soebekti, 1995). Menurut M. Yahya Harahap yang
hipotesa, memperkuat teori lama. Memberikan
memberikan definisi perjanjian sebagai berikut:
gambaran terhadap peristiwa/gejala dalam masya-
”Perjanjian adalah suatu hubugan hukum kekayaan
rakat. (Heru, 2006) Sehingga Penulis dalam pene-
atau harta benda antara dua orang atau lebih, yang
litian ini akan menggambarkan serta menguraikan
memberi kekuatan hak pada satu pihak untuk mem-
semua data yang diperoleh dari hasil studi lapangan
peroleh prestasi dan sekaligus mewajibkan pada pi-
dan hasil studi kepustakaan yang berkaitan dengan
hak lain untuk menunaikan prestasi.“ Pengertian
judul penulisan hukum yang Penulis angkat dengan
perjanjian menurut Kitab Undang Undang Hukum
jelas dan rinci yang dilanjutkan dengan melakukan
Perdata Perjanjian pada umumnya diatur dalam
analisa untuk menjawab permasalahan yang diteliti.
Buku III Bab II, ketentuan khususnya diatur dalam
Berdasarkan jenis penelitian dan sifat pene-
Bab V sampai dengan Bab XVII ditambah Bab
litian serta pendekatan penelitiannya yang telah Pe-
VIIA. Perjanjian menurut Pasal 1313 Kitab Undang
nulis kemukan diatas, maka jenis data yang Penulis
Undang Hukum Perdata yang berbunyi: “Suatu
pergunakan dalam penelitian ini berupa Data Pri-
Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana
mer, yaitu data dan informasi yang diperoleh dari
satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap
hasil studi penelitian lapangan (empiris), berupa
satu orang lain atau lebih”. Pada umumnya perjan-
hasil wawancara dengan beberapa pemilik rumah
jian tidak terikat kepada suatu bentuk tertentu, per-
kontrakan dan penyewa rumah kontrakan yang ada
janjian dapat dibuat secara tertulis dan secara lisan.
di wilayah Jakarta Barat. Serta ditambah dengan
(Soesilowati, 2005)
yang
diucapkan
atau
ditulis.
beberapa data sekunder, yaitu berupa data atau in-
Asas-asas dalam hukum perjanjian dila-
formasi hasil penelaahan dokumen penelitian seru-
pangan hukum keperdataan kita antara lain adalah
pa yang pernah dilakukan sebelumnya, bahan ke-
sebagai berikut ini (Salim, 2005):
pustakaan seperti buku-buku, literatur, jurnal-jurnal 199
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
Tinjauan Hukum Atas Perlindungan Pemilik Rumah Kontrakan
perjanjian sudah sah dan mengikat para pihak
a. Asas kebebasan berkontrak Suatu asas yang penting dalam hukum perjanjian
tanpa perlu suatu formalitas tertentu atau perbua-
adalah asas kebebasan berkontrak yang terkan-
tan tertentu. Asas konsensualisme itu tercermin
dung dalam Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata
dalam perjanjian Pasal 1458 KUHPerdata tentang
yang berbunyi: ”Setiap perjanjian yang dibuat
perjanjian jual-beli. Terhadap asas konsensualis-
secara sah, mengikat sebagai Undang-undang ba-
me terdapat pengecualian yaitu bagi perjanjian
gi para pihak yang membuatnya.”
formil dan perjanjian riil. Perjanjian formil ialah
Ketentuan tersebut memberikan kebebasan kepa-
perjanjian yang disamping memenuhi syarat kata
da para pihak untuk dengan bebas membuat per-
sepakat juga harus memenuhi formalitas tertentu,
janjian apa saja asalkan tidak bertentangan de-
seperti perjanjian perdamaian yang harus dibuat
ngan Undang-undanng, ketertiban umum dan ke-
secara tertulis sebagaimana diatur dalam Pasal
susilaan. Dengan demikian para pihak diberikan
1851 ayat (2) KUHPerdata, demikian pula ten-
kesempatan untuk membuat klausula-klausula
tang perjanjian jual beli atas tanah dan bangunan
yang dapat menyimpang dari ketentuan Buku III
tidak dimungkinkan dibuat hanya secara lisan sa-
KUHPerdata. Ketentuan yang dapat disimpangi
ja. Sedangkan perjanjian riil ialah perjanjian yang
adalah ketentuan yang bersifat optional atau pi-
harus memenuhi kata sepakat dan perbuatan ter-
lihan, sedangkan ketentuan yang bersifat memak-
tentu untuk melahirkan perjanjian seperti per-
sa seperti syarat sahnya perjanjian perjanjian
janjian penitipan. Perjanjian penitipan yaitu per-
adalah ketentuan yang tidak dapat disimpangi
janjian yang mensyaratkan adanya penyerahan
oleh para pihak. Salah satu contoh ketentuan
dari pihak yang menitipkan dan penerimaan dari
yang bersifat optional adalah ketentuan tentang
pihak yang dititpkan (Pasal 1694 KUHPerdata).
resiko. Dengan adanya asas kebebasan berkon-
c. Asas itikad baik (vertrouwensbeginsel)
trak maka diharapkan para pihak dapat membuat
Disamping itu hukum perjanjian menganut asas
perjanjianperjanjian apa saja secara bebas sesuai
itikad baik, seperti yang terkandung dalam Pasal
dengan perkembangan zaman, mengingat ma-
1338 ayat (3) KUHPerdata, yang menyatakan
syarakat yang terus berkembang akan menjadi
”Perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad
sulit jika setiap perjanjian harus ada terlebih
baik.” ketentuan ini memberi wewenang kepada
dahulu ketentuan Undang-undang yang menga-
hakim untuk mengawasi pelaksananaan perjan-
turnya sehingga terbukanya sistem yang dianut
jian supaya tidak bertentangan dengan rasa kea-
Buku III KUHPerdata dan asas kebebasan ber-
dilan. Dalam praktek hakim dapat mencampuri
kontrak ini akan memberikan kepastian hukum
isi perjanjian yang berat sebelah yang merugikan
bagi para pihak yang membuat perjanjian.
pihak yang lemah dan tidak sesuai dengan rasa
b. Asas konsensualisme (persesuaian kehendak)
keadilan. Itikad baik dalam perjanjian mengacu
hukum perjanjian dalam Buku III KUHPerdata
pada kepatutan dan keadilan, sehingga dalam pe-
menganut asas konsensualisme, artinya perjanji-
laksanaan perjanjian disyaratkan dilaksanakan
an sudah mengikat para pihak yang membuatnya,
dengan itikad baik. Jika dianalisa lebih jauh
sejak detik tercapainya kata sepakat mengenai
itikad baik ini merupakan pengecualian dari asas
hal-hal yang diperjanjikan. Dengan demikian
kebebasan berkontrak para pihak diberi kebeba-
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
200
Tinjauan Hukum Atas Perlindungan Pemilik Rumah Kontrakan
san untuk membuat dan menentukan isi perjan-
yang dibuat para pihak. Asas pacta sun servanda
jian, masalahnya dalam perjanjian seringkali po-
dapat disimpulkan dalam Pasal 1338 KUHPerda-
sisi para pihak tidak seimbang baik dari segi eko-
ta yang berbunyi: “perjanjian yang dibuat secara
nomi, pendidikan dan pengaruh atau akses, se-
sah berlaku sebagai undang – undang.”
hingga dimungkinkan perjanjian ditentukan seca-
f. Asas persamaan hukum
ra sepihak oleh pihak yang lebih kuat sementara
Asas persamaan hukum mengandung maksud
pihak yang lain karena kelemahannya diman-
bahwa subjek hukum yang mengadakan perjan-
faatkan oleh pihak yang kuat secara tidak adil.
jian mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama dalam hukum. Mereka tidak boleh
d. Asas kekuatan mengikat Asas ini mengandung maksud bahwa setiap per-
dibeda-bedakan antara satu sama lainnya, walau-
janjian yang dibuat oleh para pihak mengikat
pun subjek hukum itu berbeda warna kulit, aga-
atau menjadi undang – undang kepada para pihak
ma, dan ras.
yang membuatnya. Hal ini sesuai dengan keten-
g. Asas keseimbangan hukum
tuan Pasal 1338 KUHPerdata dimana dinyatakan
Asas keseimbangan adalah asas yang menghen-
bahwa : ”Semua perjanjian yang dibuat secara
daki kedua belah pihak memenuhi dan melak-
sah berlaku sebagai Undang-undang bagi mereka
sanakan perjanjian. Kreditur mempunyai kekua-
yang membuatnya. Suatu perjanjian tidak dapat
tan untuk menuntut prestasi dan jika diperlukan
ditarik kembali selain dengan sepakat kedua
dapat menuntut pelunasan prestasi melalui keka-
belah pihak, atau karena alasan-alasan yang bo-
yaan debitur, namun debitur memikul pula kewa-
leh Undang-undang dinyatakan cukup untuk itu.
jiban untuk melaksanakan perjanjian itu dengan
Suatu perjanjian harus dilaksanakan dengan iti-
itikad baik.
kad baik.”
h. Asas moral Asas moral ini terikat dalam perikatan wajar, yai-
e. Asas kepastian hukum Asas ini pada intinya adalah kepanjangan/
tu suatu perbuatan sukarela dari seseorang tidak
lanjutan dari asas kekutan mengikat, dimana de-
dapat menuntut hak baginya untuk menggugat
ngan telah terpenuhi kekuatan hukum yang me-
prestasi dari pihak debitur. Hal ini terlihat dalam
ngikat para pihak sebagaimana dijelaskan diatas.
zaakwarneming, yaitu seseorang melakukan per-
Maka kepastian hukum menjadi suatu yang pasti
buatan dengan sukarela (moral). Yang bersang-
karena syarat perjanjian telah terpenuhi dan
kutan mempunyai kewajiban hukum untuk mene-
menjadilah Undang-undang bagi para pihak yang
ruskan dan menyelesaikan perbuatannya. Salah
membuatnya. Asas kepastian hukum atau juga
satu faktor yang memberikan motivasi pada yang
disebut asas pacta sun servanda berhubungan de-
bersangkutan melakukan perbuatan hukum itu
ngan akibat perjanjian. Asas pacta sun servanda
adalah didasarkan pada kesusilaan (moral) seba-
adalah asas bahwa hakim atau pihak ke 3 (tiga)
gai panggilan hati nuraninya.
harus menghormati substansi kontrak yang di-
i. Asas kebiasaan
buat oleh para pihak, sebagaimana layaknya se-
Asas ini dipandang sebagai bagian dari perjan-
buah undang – undang. Mereka tidak boleh me-
jian. Suatu perjanjian tidak hanya mengikat untuk
lakukan intervensi terhadap substansi kontrak 201
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
Tinjauan Hukum Atas Perlindungan Pemilik Rumah Kontrakan
apa yang secara tegas diatur, akan tetapi juga
Perjanjian bernama adalah perjanjian yang mem-
hal-hal yang menurut kebiasaan lazim diikuti.
punyai nama sendiri. Maksudnya, ialah perjanjian tersebut diatur dan diberi nama oleh pem-
j. Asas kepribadian/personalitas Menurut Pasal 1325 Kitab Undang-undang Hu-
bentuk undang–undang. Perjanjian bernama ter-
kum Perdata, pada umumnya tiada seorang pun
dapat
dapat mengikatkan diri atas nama sendiri atau
KUHPerdata. Perjanjian tidak bernama ialah per-
meminta ditetapkannya suatu janji, melainkan
janjian-perjanjian
untuk dirinya sendiri. Asas tersebut dinamakan
KUHPerdata tetapi terdapat di masyarakat.
asas keperibadian. Mengikatkan diri ditujukan
dalam
Bab
V
yang
sampai
tidak
bab
diatur
XVIII
dalam
d. Perjanjian campuran
pada memikul kewajiban-kewajiban atau me-
Perjanjian campuran ialah perjanjian yang me-
nyanggupi melakukan sesuatu, sedangkan me-
ngandung unsur perjanjian. Misalnya, pemilik
minta ditetapkannya suatu janji ditujukan pada
hotel yang menyewakan kamar (sewamenyewa),
memperoleh hak-hak atas sesuatu atau dapat me-
tetapi menyajikan makanan (jual-beli) dan juga
nuntut sesuatu. Berdasarkan asas ini suatu per-
memberikan pelayanan.
janjian hanya melekatkan hak-hak dan kewaji-
e. Perjanjian obligatoir
ban-kewajiban antara para pihak yang membuat-
Perjanjian obligatoir adalah perjanjian antara
nya sedangkan pihak ketiga yang tidak ada kai-
pihak-pihak yang mengikatkan diri untuk mela-
tannya dengan perjanjian tersebut tidak terikat.
kukan penyerahan kepada pihak lain (perjanjian menimbulkan perikatan). Contohnya, perjanjian jual-beli.
Jenis-jenis perjanjian Perjanjian dapat dibedakan menurut berba-
f. Perjanjian kebendaan
gai cara. Perbedaan tersebut adalah sebagai berikut
Perjanjian kebendaan adalah perjanjian hak atas
(Mariam, 2005):
benda dialihkan/diserahkan kepada pihak lain. g. Perjanjian konsensual dan perjanjian riil
a. Perjanjian timbal balik Perjanjian timbal balik adalah perjanjian yang
Perjanjian konsensual ialah perjanjian diantara
menimbulkan kewajiban pokok bagi kedua belah
kedua belah pihak yang telah tercapai persesuai-
pihak. Misalnya perjanjian jualbeli.
an kehendak untuk mengadakan perikatan. Me-
b. Perjanjian dengan cuma-cuma dan perjanjian
nurut KUHPerdata perjanjian ini sudah mempu-
atas beban
nyai kekuatan mengikat (Pasal 1338 KUHPerda-
Perjanjian dengan cuma-cuma adalah perjanjian
ta). Namun demikian di dalam KUHPerdata ada
yang memberikan keuntungan bagi salah satu pi-
juga perjanjian-perjanjian yang hanya berlaku se-
hak saja. Misalnya, hibah. Perjanjian atas beban
sudah terjadinya penyerahan barang. Misalnya,
adalah perjanjian terhadap prestasi dari pihak
perjanjian penitipan barang (Pasal 1694 KUH
yang satu selalu terdapat kontra prestasi dari pi-
Perdata), pinjam-pakai (Pasal 1740 KUHPerda-
hak lain dan antara kedua prestasi itu ada hu-
ta). Perjanjian yang terakhir ini dinamakan per-
bungannya menurut hukum.
janjian riil yang merupakan peninggalan hukum
c. Perjanjian bernama, tidak bernama
Romawi.
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
202
Tinjauan Hukum Atas Perlindungan Pemilik Rumah Kontrakan
h. Perjanjian-perjanjian yang istimewa sifatnya
yang telah memperjanjikan sesuatu seperti itu,
1. Perjanjian liberatoir : yaitu perjanjian para
tidak boleh menariknya kembali, apabila pihak
pihak yang membebaskan diri dari kewajiban
ketiga tersebut telah menyatakan hendak mem-
yang ada, misalnya pembebasan hutang (Pasal
pergunakannya.” (Soebekti, 2003)
1438 KUHPerdata). 2. Perjanjian pembuktian : yaitu perjanjian antara
Menurut Pasal 1318 KUHPerdata, jika se-
para pihak untuk menentukan pembuktian apa-
orang membuat suatu perjanjian yang ia telah me-
kah yang berlaku diantara mereka.
minta diperjanjikannya sesuatu hak, dapat dianggap
3. Perjanjian untung-untungan, misalnya, perjanjian asuransi (Pasal 1774 KUHPerdata).
bahwa hak itu untuk dia sendiri atau untuk para ahli warisnya, atau orang-orang yang memperoleh hak
4. Perjanjian publik: yaitu perjanjian yang seba-
dari padanya, kecuali jika dengan tegas ditetapkan
gian atau seluruhnya dikuasai oleh hukum pu-
hal yang sebaliknya atau pun jika dari sifat per-
blic karena salah satu pihak bertindak sebagai
janjian itu dapat disimpulkan hal yang sebaliknya.
penguasa (pemerintah). Misalnya, perjanjian
Beralihnya hak kepada ahli waris adalah akibat per-
ikatan dinas dan perjanjian pengadaan barang
alihan dengan alas hak umum yang terjadi pada ahli
pemerintah.
warisnya. Beralihnya perjanjian kepada orang-orang yang memperoleh hak berdasarkan atas alas hak khusus, misalnya orang yang menggantikan pem-
Subjek perjanjian Yang dimaksud dengan subjek perjanjian
beli mendapat haknya sebagai pembeli. Hak yang
ialah pihak-pihak yang terkait dengan suatu perjan-
terikat kepada suatu kualitas itu dinamakan hak
jian. KUHPerdata membedakan tiga golongan yang
kualitatif. Dalam kaitannya dengan janji guna pihak
tersangkut pada perjanjian, yaitu;
ketiga, maka siapa saja boleh menarik kembali apa-
a. Para pihak yang mengadakan perjanjian itu sen-
bila pihak ketiga telah menyatakan kehendaknya atau
diri b. Para ahli waris mereka dan mereka yang men-
kemauannya
untuk
mempergunakannya.
(Soebekti, 2003)
dapatkan hak daripadanya
Syarat sahnya sebuah perjanjian
c. Pihak ke tiga. Pada dasarnya suatu perjanjian berlaku bagi
Menurut Pasal 1320 Kitab Undang Undang
pihak yang mengadakan perjanjian itu. Asas ini
Hukum Perdata, sahnya perjanjian harus memenuhi
merupakan asas pribadi (Pasal 1315 jo. 1340
empat syarat yaitu : ”Untuk sahnya suatu perjanjian
KUHPerdata) Para pihak tidak dapat mengada-
diperlukan empat syarat :
kan perjanjian yang mengikat pihak ketiga. “la-
1 sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;
gi pun diperbolehkan untuk meminta ditetap-
2. kecakapan untuk membuat suatu perjanjian;
kannya suatu janji guna kepentingan pihak ke-
3. suatu hal tertentu; dan
tiga, apabila suatu penetapan janji, yang dibuat
4. sebab yang halal.
oleh seorang untuk dirinya sendiri, atau suatu
203
pemberian yang dilakukannya kepada seorang
Makna kata sepakat untuk mengikatkan diri
lain, memuat suatu janji yang seperti itu. Siapa
Sepakat maksudnya adalah bahwa para pihak yang
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
Tinjauan Hukum Atas Perlindungan Pemilik Rumah Kontrakan
mengadakan perjanjian itu harus bersepakat, setuju
rang yang dimaksudkan dalam perjanjian paling
untuk seia-sekata mengenai hal-hal yang pokok dari
sedikit harus ditentukan jenisnya.
perjanjian yang diadakan itu. (Soebekti, 1995)
Berikutnya adalah syarat sahnya yang ter-
Kata sepakat ini harus diberikan secara be-
akhir yaitu: Sebab yang halal. Undang-undang
bas, artinya tidak ada pengaruh dipihak ketiga dan
menghendaki untuk sahnya perjanjian harus ada
tidak ada gangguan berupa: Paksaan, Kealpaan, dan
causa/sebab yang diperbolehkan. Menurut Pasal
Penipuan. Untuk makna kecakapan untuk membuat
1335, suatu perjanjian tanpa sebab, atau dibuat de-
suatu perjanjian Kecakapan untuk membuat suatu
ngan sebab yang palsu atau terlarang, tidak mempu-
perjanjian berarti mempunyai wewenang untuk
nyai kekuatan.” Sebab adalah tujuan yang dikehen-
membuat perjanjian atau mengadakan hubungan
daki oleh kedua belah pihak yang mengadakan per-
hukum. Pada asasnya setiap orang yang sudah de-
janjian. Adapun sebab yang tidak diperbolehkan ia-
wasa dan sehat pikirannya adalah cakap menurut
lah yang bertentangan dengan undang-undang, ke-
hukum. Dalam Pasal 1330 KUHPerdata disebutkan
susilaan atau ketertiban. Dua syarat yang pertama
orang-orang yang tidak cakap untuk membuat suatu
yaitu kesepakatan dan kecakapan yang disebut sya-
perjanjian yaitu :
rat-syarat subyektif, karena mengenai orang atau
1. Orang yang belum dewasa.
subyeknya yang mengadakan perjanjian. Dua syarat
2. Mereka yang berada dibawah pengampuan.
yang terakhir dinamakan syarat objektif, karena me-
3. Orang perempuan dalam hal-hal yang ditetapkan
ngenai perjanjian itu sendiri atau obyek dari per-
Undang-Undang. Akan tetapi dalam perkemba-
buatan hukum yang dilakukan. Apabila syarat sub-
ngannya istri dapat melakukan perbuatan hukum,
yektif tersebut di atas tidak dipenuhi maka perjan-
sebagaimana yang diatur dalam Pasal 31 Un-
jiannya dapat dibatalkan vernietigbaar, dan apabila
dang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perka-
syarat obyektif tersebut di atas tidak dipenuhi maka
wian jo.SEMA No. 3 Tahun 1963
perjanjian adalah batal demi hukum. (Soebekti, 2003)
Yang dimaksud orang belum dewasa adalah mereka yang belum mencapai usia/umur genap
Akibat hukum dari sahnya perjanjian
21 tahun dan tidak lebih dulu menikah atau belum
Undang-undang menentukan bahwa perjan-
menikah. Artinya seseorang dikatakan sudah de-
jian yang sah, berkekuatan sebagai undang-undang.
wasa apabila sudah mencapai usia 21 tahun atau su-
Semua persetujuan yang dibuat secara sah berlaku
dah menikah. Dengan demikian, apabila persya-
sebagai undang-undang bagi mereka yang mem-
ratan tersebut telah dipenuhi, maka tersebut berhak
buatnya. Persetujuan-persetujuan itu tidak dapat di-
untuk masuk dalam perjanjian.
tarik kembali, selain kesepakatan kedua belah pihak
Selanjutnya makna suatu hal tertentu, yang
atau karena alasan-alasan yang oleh undang–undang
diperjanjikan dalam suatu perjanjian, haruslah suatu
dinyatakan cukup untuk itu. Persetujuan–persetujan
hal atau suatu barang yang cukup jelas atau ter-
harus dilaksanakan dengan itikad baik.. Dengan is-
tentu. Syarat ini perlu, untuk dapat menetapkan ke-
tilah “semua” pembentuk undang-undang menun-
wajiban si berhutang, jika terjadi perselisihan. Ba-
jukkan bahwa perjanjian yang dimaksud bukanlah semata-mata perjanjian bernama, tetapi juga meli-
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
204
Tinjauan Hukum Atas Perlindungan Pemilik Rumah Kontrakan
puti perjanjian yang tak bernama. Di dalam istilah
Pemukiman, yang berbunyi sebagai berikut: ”Setiap
“semua” itu, terkandung suatu asas yang dikenal
warga negara mempunyai hak untuk menempati
dengan asas partij autonomie.Dengan istilah “se-
dan/atau menikmati dan/atau memiliki rumah yang
cara sah” pembentuk Undang Undang hendak me-
layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi,
nunjukan bahwa pembuatan perjanjian harus me-
dan teratur.”
nurut hukum. Semua persetujuan yang dibuat me-
Selain tentunya Undang-undang No. 4 Ta-
nurut hukum atau secara sah adalah mengikat. Pe-
hun 1992 tentang Perumahan Dan Pemukiman ini
ngertian secara sah disini ialah bahwa perbuatan
juga mengatur tentang kewajiban-kewajiban warga
perjanjian harus mengikuti apa yang ditentukan
Negara/masyarakat akan fungsi dan perannya dalam
oleh Pasal 1320 KUHPerdata. Berdasarkan Pasal
pembangunan pengembangan perumahan dan pe-
1329 dan Pasal 1327 KUHPerdata, dapat disimpul-
mukiman di Indonesia. Dan yang menjadi tujuan
kan bahwa isi perjanjian terdiri dari elemen-elemen
dari di Undang-undangkannya Undang-undang No.
sebagai berikut: Isi perjanjian, Kepatutan, dan Ke-
4 Tahun 1992 tentang Perumahan Dan Pemukiman
biasaan. Dimana Isi perjanjian adalah apa yang di-
ini adalah sangat baik dan mulai, yaitu sebagai be-
nyatakan secara tegas oleh kedua belah pihak di da-
rikut:
lam perjanjian itu. sedangkan Kepatutan ialah ula-
1. memenuhi kebutuhan rumah sebagai salah satu
ngan dari kepatuhan yang terdapat dalam Pasal
kebutuhan dasar manusia, dalam rangka pening-
1338 KUHPerdata. Dan Kebiasaan adalah yang di-
katan dan pemerataan kesejahteraan rakyat;
atur dalam Pasal 1339 KUHPerdata berlainan de-
2. mewujudkan perumahan dan permukiman yang
ngan yang terdapat dalam Pasal 1347 KUHPerdata.
layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi,
Kebiasaan yang tersebut dalam Pasal 1339 KUH
dan teratur;
Perdata bersifat umum, sedangkan yang disebutkan Pasal 1427 KUHPerdata ialah kebiasaan yang hidup
ditengah
masyarakat
khusus
bestending
gebruikelijk beding, misalnya pedagang. Yang di-
3. memberi arah pada pertumbuhan wilayah dan persebaran penduduk yang rasional; 4. menunjang pembangunan di bidang ekonomi, sosial, budaya, dan bidang-bidang lain.
maksud dengan undang-undang di atas adalah undang-undang pelengkap, undang-undang yang ber-
Berikut ini adalah persyaratan mengenai
sifat memaksa tidak dapat dilanggar para pihak.
rumah se-hat yang layak huni:
(Mariam, 2005)
a. Kebutuhan minimal masa (penampilan) dan ruang (luar-dalam).
Tinjauan Hukum Perumahan Dan Pemuki-
Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasar-
man Indonesia
kan aktivitas dasar manusia di dalam rumah.
Dalam hukum perumahan dan pemukiman
Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas
di Indonesia sesungguhnya telah diatur tentang hak
tidur, makan, kerja, duduk, mandi, kakus, cuci
dari setiap warga Negara akan haknya untuk men-
dan masak serta ruang gerak lainnya. Dari hasil
dapatkan rumah yang layak baginya, sebagaimana
kajian, kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2
diatur dalam ketentuan Pasal 5 Ayat (1) Undang-
dengan perhitungan ketinggian rata-rata langit-
undang No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan Dan
langit adalah 2.80 m. Rumah sederhana sehat
205
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
Tinjauan Hukum Atas Perlindungan Pemilik Rumah Kontrakan
memungkinkan penghuni untuk dapat hidup
a. Satu ruang tidur yang memenuhi persyaratan kea-
sehat, dan menjalankan kegiatan hidup sehari-
manan dengan bagian-bagiannya tertutup oleh
hari secara layak. Kebutuhan minimum ruangan
dinding dan atap serta memiliki pencahayaan
pada rumah sederhana sehat perlu memperha-
yang cukup berdasarkan perhitungan serta ven-
tikan beberapa ketentuan sebagai berikut:
tilasi cukup dan terlindung dari cuaca. Bagian ini
1. kebutuhan luas per jiwa
merupakan ruang yang utuh sesuai dengan fung-
2. kebutuhan luas per Kepala Keluarga (KK)
si utamannya.
3. kebutuhan
luas
bangunan
per
kepala
Keluarga (KK)
b. Satu ruang serbaguna merupakan ruang kelengkapan rumah dimana didalamnya dilakukan in-
4. kebutuhan luas lahan per unit bangunan.
teraksi antara keluarga dan dapat melakukan aktivitas-aktivitas lainnya. Ruang ini terbentuk dari
b. Kebutuhan kesehatan dan kenyamanan
kolom, lantai dan atap, tanpa dinding sehingga
Rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi
merupakan ruang terbuka namun masih meme-
syarat kesehatan dan kenyamanan dipengaruhi
nuhi persyaratan minimal untuk menjalankan
oleh tiga aspek, yaitu pencahayaan, penghawaan,
fungsi awal dalam sebuah rumah sebelum di-
serta suhu udara dan kelembaban dalam ruangan.
kembangkan.
c. Kebutuhan minimal keamanan dan kese-
c. Satu kamar mandi/kakus/cuci marupakan bagian
lamatan.
dari ruang servis yang sangat menentukan apa-
Pada dasarnya bagian-bagian struktur pokok un-
kah rumah tersebut dapat berfungsi atau tidak,
tuk bangunan rumah tinggal sederhana adalah
khususnya untuk kegiatan mandi cuci dan kakus.
pondasi, dinding (dan kerangka bangunan), atap
Ketiga ruang tersebut diatas merupakan ruang-
serta lantai. Sedangkan bagian-bagian lain seperti
ruang minimal yang harus dipenuhi sebagai stan-
langit-langit, talang dan sebagainya merupakan
dar minimal dalam pemenuhan kebutuhan dasar
estetika struktur bangunan saja.
dari penghuni.
Konsepsi Rumah Sederhana Sehat
Lingkungan rumah sehat
Rumah Sederhana Sehat (Rs Sehat) yaitu
Lingkungan rumah sehat harus didukung
rumah yang dibangun dengan menggunakan bahan
prasarana lingkungan yang baik, agar membentuk
bangunan dan konstruksi sederhana akan tetapi
satu kawasan yang utuh. Prasarana lingkungan be-
masih memenuhi standar kebutuhan minimal dari
rupa :
aspek kesehatan, keamanan, dan kenyamanan, de-
a. Jalan.
ngan mempertimbangkan dan memanfaatkan poten-
Jalan terdiri dari dua macam, yaitu:
si lokal meliputi potensi fisik seperti bahan bangu-
Jalan lingkungan untuk kendaraan, selain ber-
nan, geologis, dan iklim setempat serta potensi so-
fungsi sebagai jalan kendaraan beroda empat,
sial budaya seperti arsitektur lokal, dan cara hidup.
berfungsi juga sebagai jalan untuk kendaraan
Untuk memenuhi tuntutan kebutuhan paling men-
yang diperlukan dalam keadaan darurat, antara
dasar dari penghuni ruang-ruang yang perlu dise-
lain: mobil pemadam kebakaran dan ambulan.
diakan sekurang-kurangnya, terdiri dari:
Jalan lingkungan untuk pejalan kaki berfungsi
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
206
Tinjauan Hukum Atas Perlindungan Pemilik Rumah Kontrakan
sebagai penghubung antara rumah ke rumah atau
kutan sampah, dan tempat pembuangan sampah.
ke jalan lingkungan kendaraan, selain itu juga
(Andi, 2006)
berfungsi untuk jalan kendaraan yang ditarik/ didorong, antara: gerobak sampah.
Namun terlepas dari itu semuanya kenyataan tetaplah harus dihadapi, bahwa tidak semua
b. Pembuangan air limbah Sistem pembuangan air limbah harus dapat me-
warga Negara ini memiliki kemampuan dana yang
layani kebutuhan pembuangan dengan persya-
cukup mendapatkan rumah sehat yang layak huni,
ratan ukuran pipa pembawa minimum 200 meter,
namun dalam konsep hukum keperdataan kita da-
sambungan pipa harus rapat air, pada jalan pipa
patlah dimungkinkan seseorang untuk dapat me-
pembawa dilengkapi dengan lubang pemeriksa,
miliki rumah dengan cara menyewa sepanjang hal
dan air limbah harus diolah sedemikian rupa, se-
tersebut saling disepakati oleh para pihak. Untuk itu
hingga memenuhi standar yang berlaku sebelum
dibawah ini Penulis akan sampaikan pengertian per-
dibuang ke perairan terbuka. (Andi, 2006)
janjian yang terkait dengan praktek sewa-menyewa,
c. Saluran pembuangan air hujan
khususnya praktek sewa menyewa rumah.
Saluran pembuangan air hujan harus diperhitungkan secara teknis sehingga lingkungan be-
Tinjauan perjanjian sewa menyewa rumah
bas dari genangan air dan harus mempunyai uku-
menurut hukum positif
ran sekurang-kurangnya; lebar atas 30 cm, lebar
Sewa menyewa ialah dengan mana pihak
bawah 20 cm, tinggi 30 cm. Pembuatan saluran
yang satu mengikatkan dirinya untuk memberikan
sekurangkurangnya harus ditempatkan di sepan-
kepada pihak yang lainnya kenikmatan dari sesuatu
jang jalan, disalah satu tepi sisi jalan atau di ke-
barang, selama suatu waktu tertentu dan dengan
dua tepi sisi jalan.
pembayaran suatu harga, yang oleh pihak tersebut
d. Air bersih
belakangan itu disanggupi pembayarannya. Rumah
Sistem penyediaan air bersih harus dapat melaya-
adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat
ni kebutuhan dengan persyaratan bahwa untuk
tinggal atau hunian yang digunakan untuk ber-
sambungan rumah, kapasitasnya adalah 100 liter/
lindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup
orang/hari, untuk sambungan halaman kapasitas-
lainnya, rumah juga tempat awal pengembangan
nya minimum 60 liter/orang/hari, sedangkan un-
kehidupan dan penghidupan keluarga, dalam ling-
tuk keran umum kapasitas minimumnya 30 liter/
kungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur.
orang/hari. (Andi, 2006)
Sewa-menyewa rumah menurut Peraturan
e. Jaringan listrik
Pemerintah RI No. 44 Tahun 1994 tentang Penghu-
Jaringan listrik harus disediakan sampai masuk
nian Rumah oleh Bukan Pemilik adalah keadaan di-
kedalam lingkungan rumah.
mana rumah dihuni oleh bukan pemilik berdasarkan
f. Pembuangan sampah
perjanjian sewa-menyewa. Penghunian rumah de-
Setiap lingkungan perumahan harus dilengkapi
ngan cara sewamenyewa didasarkan kepada suatu
dengan sistem pembuangan sampah yang meli-
perjanjian tertulis antara pemilik dan penyewa. Per-
puti, fasilitas pengumpulan sampah, pengang-
janjian tertulis sekurang-kurangnya mencantumkan
207
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
Tinjauan Hukum Atas Perlindungan Pemilik Rumah Kontrakan
ketentuan mengenai hak dan kewajiban, jangka waktu sewa, dan besarnya harga sewa.
2. Membayar harga sewa pada waktu-waktu yang telah ditentukan menurut perjanjian.
Perjanjian sewa menyewa rumah merupa-
Kewajiban memakai sewaan sebagai “Ba-
kan suatu perjanjian konsensuil yang artinya sudah
pak rumah yang baik”, berarti kewajiban untuk me-
sah apabila telah ada kesepakatan mengenai unsur
makai seakan-akan itu miliknya sendiri. Kewajiban
pokoknya yaitu rumah dan harga sewa. Perjanjian
kedua merupakan kewajiban utama yaitu pemba-
sewa menyewa bertujuan untuk memberikan hak
yaran harga sewa, bentuk pembayarannya tidak di-
kebendaan, tapi hanya memberikan hak perseora-
atur dalam Undang Undang.namun dalam hal sewa-
ngan terhadap orang yang menyewakan rumah un-
menyewa ini, pembayarannya dalam bentuk uang.
tuk dinikmati dan bukannya hak milik atas rumah.
Pembayaran uang sewa ditempat kreditur, yaitu pi-
Subyek dari perjanjian adalah para pihak
hak yang menyewakan. Waktu pembayaran ber-
yang terlibat dalam perjanjian sewa menyewa yaitu
langsung selama waktu sewa berlangsung, bisa ha-
pihak yang menyewakan dan pihak penyewa. Pihak
rian, mingguan, bulanan atau tiga bulanan, dan ta-
yang menyewakan adalah orang atau badan hukum
hunan. Tanggung jawab penyewa rumah meliputi
yang menyewakan rumah kepada pihak penyewa,
juga perbuatan dan kesalahan seisi rumah serta
sedangkan pihak penyewa adalah orang atau badan
orang lain yang mengambil alih atau oper penyewa
hukum yang menyewa rumah dari pihak yang
dari si penyewa rumah. Pihak penyewa harus me-
menyewakan. Sedangkan yang menjadi objek da-
ngembalikan sebagaimana keadaan rumah pada
lam perjanjian sewa menyewa adalah rumah dan
waktu diterima penyewa dari pihak yang menye-
harga. Dengan syarat rumah yang disewakan adalah
wakan rumah. Sedangkan hak dari yang me-
rumah yang halal, artinya tidak bertentangan
nyewakan rumah adalah :
dengan Undang Undang, ketertiban, dan kesusilaan.
1. Menerima pembayaran uang sewa pada waktu
(Salim, 2003)
yang telah ditentukan.
Perjanjian sewa menyewa pasti dan layak
2. Berhak menerima kembali rumah yang disewa-
haruslah memuat hak dan kewajiban para pihak
kan dari pihak penyewa sebagaimana keadaan
antara lain yaitu hak penyewa rumah, adalah
rumah pada waktu diserahkannya pada penye-
sebagai berikut :
wa.
1. Menerima rumah yang disewanya dari pihak yang menyewakan
yang menyewakan rumah adalah :
2. Memakai rumah yang disewanya tersebut dalam keadaan yang terpelihara untuk keper-luan si penyewa.
1. Menyerahkan rumah yang disewakan kepada si penyewa. 2. Memelihara yang disewakan hingga dapat dipa-
Sedangkan kewajiban pokok dari penyewa rumah yaitu: (Soebekti, 2003)
kai untuk keperluan yang dimaksudkan. 3. Memberikan kepada si penyewa kenikmatan
1. Memakai rumah yang disewa sebagai “Bapak rumah yang baik” sesuai dengan tujuan yang diberikan kepada itu menurut perjanjian sewa menyewa.
Adapun yang menjadi kewajiban dari pihak
tentram dari yang disewakan selama berlangsungnya persewaan. Mengenai kewajiban yang pertama, yakni menyerahkan rumah yang disewa kepada penyewa.
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
208
Tinjauan Hukum Atas Perlindungan Pemilik Rumah Kontrakan
Sesuai dengan ketentuan Pasal 1551 KUHPerdata,
berakhir tepat pada waktunya. Berakhirnya perjan-
yang menyerahkan rumah yang disewakan dalam
jian sewa menyewa rumah setelah ada pemberita-
keadaan yang sebaik-baiknya. (Yahya, 1986) Se-
huan dari salah satu pihak yang hendak meng-
lanjutnya ia juga diwajibkan selama waktu sewa-
akhirinya sewa menyewa tersebut. Sedangkan per-
menyewa, menyuruh melakukan pembetulan-pem-
janjian sewa menyewa rumah baik tertulis atau ti-
betulan pada rumah yang disewakan yang perlu di-
dak tertulis mengenai waktunya tidak ditentukan
lakukan. Juga ia harus menanggung si penyewa ter-
batas waktu berakhirnya maka penghentian dan ber-
hadap semua cacad dari rumah yang disewakan,
akhirnya sewa menyewa rumah berjalan sampai sa-
biarpun pihak yang menyewakan sendiri tidak me-
at yang dianggap pantas oleh kedua belah pihak.
ngetahuinya pada waktu dibuatnya perjanjian sewa-
(Yahya, 2005) Pihak yang menyewakan tidak bo-
menyewa.(Subekti, 1995)
leh mengakhiri sewa atas alasan mau dipakai sen-
Kewajiban memberikan kenikmatan ten-
diri rumah yang disewakan, kecuali ditentukan le-
tram kepada penyewa rumah sebagai kewajiban pi-
bih dahulu dalam perjanjian (Pasal 1579 KUH Per-
hak yang menyewakan untuk menanggulangi tun-
data). Sewa-menyewa menurut hukum adat adalah
tutan-tuntutan hukum dari pihak ketiga, jadi bukan
suatu transaksi yang mengizinkan orang lain untuk
gangguan fisik (Pasal 1556 KUHPerdata)
bertempat tinggal dirumahnya dengan membayar
Meskipun sewa menyewa rumah adalah su-
sesudah tiap bulan atau tiap tahun uang sewa yang
atu perjanjian konsensuil, namun oleh Undang Un-
tetap (Soerojo, 1987). Apabila ada sengketa, maka
dang diadakan perbedaan (dalam akibatakibatnya)
penyelesaian sengketa sewa-menyewa dilakukan
antara perjanjian sewa menyewa rumah secara ter-
dengan cara kekeluargaan, yakni secara musyawa-
tulis dan sewa menyewa secara lisan. Jika perjan-
rah mufakat. Ajaran musyawarah adalah suatu aja-
jian sewa menyewa itu diadakan secara tertulis, ma-
ran hukum adat yang dijunjung tinggi dalam meng-
ka sewa menyewa rumah berakhir demi hukum
hadapi segala persoalan kehidupan bermasyarakat.
atau (otomatis), apabila waktu yang ditentukan te-
Musyawarah adalah landasan perikehidupan masya-
lah habis, maka tanpa diperlukan sesuatu pembe-
rakat kita, menurut hukum adat dan ditempatkan se-
ritahuan pemberhentian untuk itu.
cara sentral dalam kehidupan bermasyarakat. Kebu-
Sebaliknya sewa menyewa rumah itu dibuat dengan lisan, Sebaliknya jika perjanjian sewa-
latan pendapat sebagai hasilnya bukan suatu hal yang sama dengan kata sepakat (Koesno, 1992)
menyewa rumah dalam waktu tertentu dibuat secara lisan, maka perjanjian seperti ini tidak berakhir pa-
Analisa terhadap perlindungan hukum bagi
da waktu yang diperjanjikan (Yahya, 2005), me-
pemilik rumah kontrakan yang menyewa-
lainkan pihak yang menyewakan harus membe-
kan rumah kontrakannya kepada penyewa
ritahukan kepada penyewa bahwa ia akan menghentikan sewanya. Pemberitahuan mana harus dilakukan dengan mengindahkan jangka waktu yang diharuskan menurut kebiasaan setempat. Meskipun waktunya telah ditentukan tetapi tidak dibuat secara
se-cara lisan. Perjanjian menurut Pasal 1313 KUHPerdata adalah “suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan diri terhadap satu orang atau lebih”. Bahwa suatu asas
tertulis maka perjanjian sewa menyewa rumah tidak 209
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
Tinjauan Hukum Atas Perlindungan Pemilik Rumah Kontrakan
yang penting dalam hukum perjanjian adalah asas
Menurut Pasal 1320 KUHPerdata, untuk sahnya
kebebasan berkontrak yang terkandung dalam Pasal
perjanjian diperlukan empat syarat, yaitu:
1338 ayat (1) KUHPerdata yang berbunyi: ”Setiap
1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;
perjanjian yang dibuat secara sah, mengikat sebagai
2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;
Undang-undang bagi para pihak yang membuat-
3. Suatu hal tertentu;
nya.” Ketentuan tersebut memberikan kebebasan
4. Suatu sebab yang halal.
kepada para pihak untuk dengan bebas membuat
Berdasarkan pengalaman empiris penulis
perjanjian apa saja asalkan tidak bertentangan de-
dan berdasarkan hasil pengamatan ketika melak-
ngan Undang-undang, ketertiban umum dan kesu-
sanakan wawancara dan pengisian questioner, pro-
silaan.
ses perjanjian sewa-menyewa yang terjadi di Perjanjian sewa-menyewa adalah suatu per-
Jakarta Barat diawali dengan diajukannya penawa-
janjian di mana pihak yang satu menyanggupi akan
ran harga dari pemilik rumah setelah penyewa me-
menyerahkan suatu benda untuk di pakai selama
rasa cocok dengan rumah yang akan disewanya. Se-
waktu tertentu, sedangkan pihak lainnya menyang-
telah itu penyewa melakukan penawaran harga,
gupi akan membayar harga yang telah ditetapkan
kemudian terjadilah perundingan antara pemilik dan
untuk pemakaian itu pada waktu yang ditentukan.
penyewa. Dalam perundingan tersebut selain mem-
Pihak penyewa memikul dua kewajiban pokok,
bahas tentang harga sewa, membahas juga tentang
yaitu: (Subekti, 2003)
waktu pembayaran dan cara pembayaran. Jika su-
1. Memakai rumah yang disewa sebagai “Bapak
dah tercapai kesepakatan maka terjadilah perjanjian
rumah yang baik” sesuai dengan tujuan yang
sewa-menyewa. Secara hukum perjanjian sewa-me-
diberikan kepada itu menurut perjanjian sewa
nyewa tersebut sudah memenuhi syarat sahnya per-
menyewa.
janjian, karena adanya kata sepakat dari kedua be-
2. Membayar harga sewa pada waktu-waktu yang
lah pihak seperti halnya perjanjian konsensuil. Ar-
telah ditentukan menurut perjanjian.
tinya, ia sudah sah dan mengikat pada detik terca-
Perjanjian sewa-menyewa, bertujuan untuk
painya sepakat mengenai unsur-unsur pokok, yaitu
memberikan hak pemakaian saja, bukan hak
barang dan harga (Subekti, 2003)
milik atas suatu benda. Perjanjian sewa-menye-
Meskipun sewa menyewa rumah adalah
wa juga tidak memberikan suatu hak kebenda-
suatu perjanjian konsensuil, namun oleh undang-
an, ia hanya memberikan suatu hak perseora-
undang diadakan perbedaan (dalam akibat-aki-
ngan terhadap orang yang menyewakan suatu
batnya) antara perjanjian sewa menyewa rumah se-
barang. Karena hak sewa bukan suatu hak ke-
cara tertulis dan sewa menyewa secara lisan. Jika
bendaan, maka jika si penyewa di ganggu oleh
perjanjian sewa-menyewa dengan batas waktu yang
pihak ketiga dalam melakukan haknya itu, ia ti-
ditentukan diadakan secara tertulis, maka sewa me-
dak dapat secara langsung menuntut orang yang
nyewa rumah berakhir demi hukum atau (otomatis),
mengganggu itu, tetapi ia dapat mengajukan
apabila waktu yang ditentukan telah habis, maka
tuntutannya pada orang yang menyewakan.
tanpa diperlukan sesuatu pemberitahuan pemberhentian untuk itu.
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
210
Tinjauan Hukum Atas Perlindungan Pemilik Rumah Kontrakan
Tetapi apabila pada perjanjian sewa tertulis, dan
diwajibkan membuktikan adanya hak atau peristiwa
masa sewa yang ditentukan telah berakhir, akan te-
tersebut”.
tapi secara nyata penyewa masih tetap tinggal men-
Dengan demikian apabila ada yang men-
duduki rumah yang disewa, dan pihak yang menye-
dalilkan bahwa telah terjadi perjanjian sewa me-
wakan membiarkan saja, maka atas kejadian seperti
nyewa, maka ia harus mampu dan bisa membuk-
ini telah menerbitkan persewaan baru secara diam-
tikannya yakni dengan bukti otentik, bahwa benar
diam. Akibatnya persewaan baru tersebut takluk
telah terjadi secara hukum perjanjian tersebut baik
dan diatur sesuai dengan ketentuan sewa-menyewa
dengan perjanjian otentik maupun dengan perjan-
secara lisan (Pasal 1573 KUHPerdata).(Yahya,
jian di bawah tangan (pasal 1867 KUHPerdata).
1986).
Untuk membuktikan hal tersebut minimal harus meSebaliknya jika perjanjian sewa-menyewa
menuhi dua alat bukti, yang terdiri dari :
rumah dalam waktu tertentu dibuat secara lisan,
1. Bukti tulisan
maka perjanjian seperti ini tidak berakhir pada
2. Bukti dengan saksi-saksi
waktu yang diperjanjikan, melainkan setelah ada-
3. Pengakuan dan
nya pemberitahuan dari salah satu pihak tentang ke-
4. Sumpah
hendak mengakhiri sewa-menyewa. Pemberitahuan
Artinya sepatutnya perjanjian harus dila-
mana harus dilakukan dengan mengindahkan jang-
kukan secara tertulis, karena bila secara lisan per-
ka waktu yang diharuskan menurut kebiasaan se-
lindungan hukumnya sangat lemah, karena bila ada
tempat. Sedangkan perjanjian sewa menyewa ru-
penyangkalan dari pihak ketiga maka harus bisa
mah baik tertulis atau tidak tertulis mengenai wak-
membuktikannya bahwa benar apa yang telah dida-
tunya tidak ditentukan batas waktu berakhirnya ma-
lilkan. Dan dalam Peraturan Pemerintah Republik
ka penghentian dan berakhirnya sewa menyewa ru-
Indonesia No. 44 Tahun 1994 tentang Penghunian
mah berjalan sampai saat yang dianggap pantas
rumah oleh bukan pemilik Pasal 4 ayat 1 “penghu-
oleh kedua belah pihak. Namun pada kenyataannya
nian rumah dengan cara sewa menyewa didasarkan
ada sebuah kesulitan tentang pembuktian dan per-
kepada suatu perjanjian tertulis”.
lindungan hukum bagi perjanjian sewa menyewa secara lisan. Analisis penulis terhadap bagaimana
Analisa terhadap penyelesaian sengketa
perlindungan hukum bagi pemilik rumah kontrakan
antara pemilik rumah kontrakan dengan
yang menyewakan rumah kontrakannya kepada pe-
penyewa terkait dengan tidak dibayarnya
nyewa secara lisan dari sudut pembuktian adalah sangat lemah, karena perjanjian adalah masuk ke ranah perdata, dan hukum perdata adalah pembuktiannya secara formil. Dalam pasal 1865 KUHPerdata dijelaskan : “setiap orang yang mendalilkan bahwa ia mempunyai suatu hak, atau guna meneguhkan haknya sendiri maupun membantah suatu hak orang lain, menunjuk pada suatu peristiwa, 211
sewa rumah kontrakan Menghuni rumah yang dilakukan tanpa persetujuan atas ijin pemilik rumah dinyatakan sebagai penghuni tanpa hak atau tidak sah. Apabila dalam sewa menyewa rumah itu terjadi perselisihan atau sengketa, misalnya salah satu pihak tidak mentaati ketentuan sebagaimana yang diperjanjikan. Maka hubungan sewa menyewa dapat diputuskan sebelum
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
Tinjauan Hukum Atas Perlindungan Pemilik Rumah Kontrakan
berakhirnya jangka waktu sewa menyewa dengan
pihak keluarga/saudara penyewa yang dikenal,
ketentuan-ketentuan:
atau juga mendatangkan ketua RT setempat.
1. Jika yang dirugikan pihak penyewa maka
3. Dari proses tersebut, penulis menganalisis bahwa
pemilik berkewajiban mengembalikan uang se-
proses mediasi adalah jalan terakhir yang dila-
wa.
kukan oleh pemilik kontrakan, artinya bila proses
2. Jika yang dirugikan pihak pemilik, maka pe-
ini mengalami kebuntuan, pemilik kontrakan
nyewa berkewajiban mengembalikan rumah
enggan untuk melanjutkan ke ligitasi karena de-
dengan baik seperti keadaan semula dan tidak
ngan pertimbangan biaya yang tidak seimbang
dapat meminta kembali uang sewa yang telah
dengan nilai sengketa. Karena umumnya pemilik
dibayarkan.
kontrakan akan menegur penyewa yang terlambat
3. Sepanjang yang diperjanjikan Penyelesaian seng-
membayar kontrakan, dan sudah merupakan hu-
keta penghuni rumah oleh bukan pemilik juga
kum kebiasaan yang tidak tertulis bagi pemilik
bisa dilakukan melalui Pengadilan Negeri, pe-
dan penyewa rumah kontrakan, yakni pemilik
nyelesaian lebih lanjut penghunian rumah seba-
akan mengusir atau menyuruh pindah penyewa
gaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) PP
yang sudah tidak membayar kontrakannya lebih
No. 44 tentang Penghunian Rumah oleh Bukan
dari dua bulan. Dan pemilik kontrakan akan lega
Pemilik.
bila penyewa yang tidak membayar kontrakan se-
Oleh karena perjanjian sewa menyewa ru-
gera meninggalkan rumah tersebut, karena de-
mah kontrakan ini dilakukan secara lisan, maka
ngan demikian akan dicarikan penggantinya, dan
apabila terjadi sengketa antara pemilik rumah kon-
terhadap tunggakannya tersebut biasanya pemilik
trakan dengan penyewa terkait dengan tidak di-
kontrakan mengikhlaskannya.
bayarnya sewa rumah kontrakan, setelah penulis melakukan penelitian ke lapangan, melakukan wa-
Analisa terhadap tanggungjawab atas peme-
wancara, dan menyebarkan questioner terkait hal
liharaan rumah kontrakan yang di sewa
tersebut di atas, umumnya mereka enggan untuk
oleh penyewa dari pemilik rumah kontrakan
memperpanjang permasalahan ini, berikut analisis
Perjanjian sewa menyewa pasti dan layak
penulis manakala terjadi sengketa sbb :
haruslah memuat hak dan kewajiban para pihak
1. Oleh karena perjanjian sewa menyewa tsb secara
antara lain walaupun ini hanya dilakukan secara li-
lisan, maka bila terjadi sengketa, penyelesaian-
san. yaitu hak penyewa rumah, adalah sebagai
nya pun secara lisan pula, artinya lebih mengede-
berikut (Subekti, 2003):
pankan komunikasi musyawarah dan perdamai-
1. Menempati rumah yang disewanya
an.
2. Memakai rumah yang disewanya tersebut dalam
2. Bilamana dengan cara musyawarah tidak men-
keadaan terpelihara
capai kesepakatan, maka dicarikan alternatif so-
kewajiban pokok dari penyewa rumah yaitu:
lusi yakni dengan mendatangkan pihak ketiga
1. Memakai rumah yang disewa sebagai “Bapak ru-
untuk proses mediasi, proses ini pun dilakukan
mah yang baik” sesuai dengan tujuan yang dibe-
dengan sangat sederhana dengan mendatangkan
rikan kepada itu menurut perjanjian sewa me-
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
212
Tinjauan Hukum Atas Perlindungan Pemilik Rumah Kontrakan
nyewa. Kewajiban memakai sewaan sebagai
perbaikan fasilitas dan kerusakan. Karena apabila
“Bapak rumah yang baik”, berarti kewajiban un-
hal ini dibebankan kepada penyewa dikhawatirkan
tuk memakai seakan-akan itu miliknya sendiri.
penyewa akan hengkang dan pergi untuk mencari
Yakni menggunakan rumah yang disewa menu-
kontrakan yang lebih baik, tentunya hal ini akan
rut kepatutan sesuai yang diperjanjikan.
merugikan pemilik. Jadi pemeliharaan rumah kon-
2. Membayar harga sewa pada waktu-waktu yang
trakan bagi penyewa hanya sebatas bersih-bersih
telah ditentukan menurut perjanjian.
lingkungan agar lebih kelihatan nyaman, dan me-
Kewajiban ini merupakan kewajiban utama
ngenai kerusakan dan sebagainya di pikul oleh
yaitu pembayaran harga sewa, bentuk pembaya-
pemilik.
rannya tidak diatur dalam Undang Undang tetapi dalam praktek sewa-menyewa yang terjadi di
Kesimpulan
daerah Jakarta Barat, pembayaran sewa berupa
Pertama, perjanjian sewa-menyewa rumah
uang. Pembayaran uang sewa dibayarkan ditem-
kontrakan yang dilakukan secara lisan dari sudut
pat kreditur, yaitu pihak yang menyewakan atau
pembuktian sangat lemah. Kedua, apabila terjadi
pihak yang menyewakan yang melakukan pena-
sengketa antara pemilik dan penyewa rumah terkait
gihan uang sewa ke tempat si penyewa. Waktu
dengan tidak dibayarnya sewa rumah oleh penyewa,
pembayaran berlangsung selama waktu sewa
lebih mengedepankan komunikasi musyawarah dan
berlangsung, sesuai dengan perjanjian. Misal-
perdamaian, walau sering kali pemilik rumah kon-
nya, harian, mingguan, bulanan, tiga bulanan,
trakan yang dirugikan. Ketiga, dalam hal tanggung
dan tahunan.
jawab pemeliharaan rumah kontrakan, pemilik lebih
Tanggung jawab penyewa rumah adalah
dominan bertanggungjawab terhadap kerusakan-
menanggung segala kerusakan yang terjadi selama
kerusakan yang berat, sedangkan penyewa hanya
sewa-menyewa berlangsung, kecuali jika ia dapat
bertanggung jawab terbatas kepada pemeliharaan
membuktikan bahwa kerusakan tersebut bukan ka-
rumah, yakni sebatas bersih-bersih lingkungan.
rena kesalahannya tetapi terjadi diluar kekuasaanya (Pasal 1564 KUHPerdata). selain itu juga meliputi
Daftar Pustaka
perbuatan dan kesalahan seisi rumah serta orang
Andi Hamzah, et. Al, “Dasar-Dasar Hukum
lain yang mengambil oper penyewaan rumah dari
Perumahan”, Cet. Ke-4, Rineka Cipta,
si penyewa rumah. Selanjutnya pihak penyewa ha-
Jakarta, 2006.
rus mengembalikan rumah yang disewa sesuai de-
H.S. Salim, “Perkembangan Hukum Kontrak
ngan keadaan waktu diserahkan kepada si penyewa.
Innominaat di Indonesia”, Sinar Grafika,
Menurut analisis penulis, terhadap bagai-
Jakarta, 2005.
mana tanggungjawab atas pemeliharaan rumah
Indonesia, Undang-Undang Tentang Perumahan
kontrakan yang di sewa oleh penyewa dari pemilik
dan Pemukiman. Undang-Undang No. 4
rumah kontrakan, adalah sebatas besaran harga per
Tahun 1992.
bulan atau tahunan. Karena lagi-lagi pemilik men-
M Yahya Harahap, “Segi-segi Hukum Perjanjian”,
jadi dilematis menyikapi persoalan yang ada,
Penerbit Alumni, Bandung, 1986.
umumnya penyewa banyak menuntut dan meminta 213
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
Tinjauan Hukum Atas Perlindungan Pemilik Rumah Kontrakan
Mariam Darus Badrulzaman, “Aneka Hukum
S.Imran. “Asas – Asas Dalam Berkontrak: Suatu
Bisnis”, Alumni, Bandung, 2005.
Tinjauan Historis Yuridis Pada Hukum
Moh. Koesnoe, “Hukum Adat Sebagai Suatu Model
Perjanjian.” Artikel Hukum Perdata/ Bis-
Hukum”, (Bagian I), Mandar Maju, Bandung, 1992.
nis, Juni 2007. Soerjono Soekanto, “Pengantar Penelitian Hukum”,
Peraturan Pemerintah Repubilik Indonesia tentang
UI Press, Jakarta, 1986.
Penghunian Rumah oleh Bukan Pemilik,
Soerojo Wignjodipoero, “Pengantar dan Asas-Asas
PP Nomor 44 Tahun 1994 Lembaran
Hukum Adat”, Haji Masagung, Jakarta,
Negara Republik Indonesia Tahun 1994
1987.
No.73, Tambahan Lembar Negara No. 3576.
Sri Soesilowati Mahdi, Srini Ahlan Sjarif, dan Akhmad Budi Cahyono, “Hukum Perdata
R. Soebekti, “Aneka Perjanjian”, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1995.
(Suatu Pengantar)”, cetakan ke-1, Gitama Jaya, Jakarta, 2005.
__________, “Pokok-Pokok Hukum Perdata”, Cet. Ke-31, Intermasa, Jakarta, 2003.
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
214