TINGKAT RESIKO PRESSURE ULCER DAN FAKTOR RESIKONYA DI RUMAH SAKIT DAERAH TIDAR MAGELANG
Naskah Publikasi
Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Magister Keperawatan Universitas Muhammadyah Yogyakarta
ARRY MUJI ASTUTIK 2013105006
PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2015/2016
TINGKAT RESIKO PRESSURE ULCER DAN FAKTOR RESIKONYA DI RUMAH SAKIT DAERAH TIDAR MAGELANG
Arry Muji Astutik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Abstrak
Pressure ulcer merupakan masalah yang harus dihadapi oleh pasien pasien yang mengalami penyakit kronis, kondisi lemah, kelumpuhan dan bahkan hal ini menjadi penderitaan sekunder bagi pasien yang dirawat di rumah sakit. Pressure ulcer merupakan suatu keadaan dimana jaringan kulit telah rusak akibat tekanan langsung pada kulit dan akibat gesekan serta friksi. Sedangkan faktor resiko pressure ulcer terdiri dari pergerakan dan pergeseran, mobilitas, kelembapan, nutrisi, usia, merokok, dan aktifitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat resiko pressure ulcer dan menganalisis faktor resiko mana yang paling berpengaruh terhadap pressure ulcer. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan metode observasi. Tempat penelitian ini dilakukan di RSUD Tidar Magelang. Di Unit Stroke, dengan menggunakan teknik total sampling, yaitu 49 responden yang masuk Unit Stroke pada tanggal 20 Mei -20 April 2016. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala braden. Variabel penelitian ini yaitu tingkat resiko sebagai variabel terikat dan faktor resiko sebagai variabel bebas. Penelitian dilakukan dengan cara melakukan observasi pada 49 responden dengan menggunakan skala braden, untuk diukur tingkat resikonya dan kemudian dianalisa apakah ada hubungannya dengan faktor resiko terjadinya pressure ulcer. Analisa data diolah menggunakan chi square dan kemudian menggunakan regresi linnier untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh. Hasil penelitian menunjukkan 14,3 % responden pada tingkat resiko tinggi dan 32,6 % pada tingkat resiko rendah dan 53,1% sedang. Faktor resiko yang paling berpengaruh terhadap pressure ulcer yaitu persepsi sensori, mobilitas, kelembapan, nutrisi serta pergerakan dan pergeseran dengan tingkat signifikansi di < 0,25. Prosentase terbesar terdapat pada tingkat resiko seddang, hal ini disebabkan di Unit Stroke RSUD Tidar Magelang seluruh pasien telah mengunakan tempat tidur fungsional beserta kasur antidekubitus. Namun jumlah responden yang masuk dalam resiko tinggi juga masih terdapat 14,3%, hal ini disebabkan karena seluruh reponden merupakan kelompok usia lanjut. Usia lanjut merupakan salah satu penyebab terjadinya pressure ulcer. Kata kunci : pressure ulcer, faktor resiko, tingkat resiko.
PENDAHULUAN
menempati urutan dibawahnya (Levina,
A. Latar Belakang Penelitian
2013).
Pressure ulcer merupakan suatu
Hasil
penelitian
menunjukkan
keadaan dimana jaringan kulit telah
bahwa insiden terjadinya pressure ulcer
rusak akibat tekanan langsung pada kulit
bervariasi, tapi secara umum dilaporkan
dan akibat gesekan serta friksi (Morison,
bahwa 5-11% terjadi di tanan perawatan
2004).
Pasien rawat inap yang tidak
acute care, 15-25% ditatanan perawat
dapat beraktifitas mandiri pada hari ke-5
jangka panjang/ longterm care, dan 7-
beresiko
12% ditatanan perawatan rumah atau
mengalami
pressure
ulcer
(Suheri, 2009).
homecare (Dewi, 2011). Purwaningasih
Smeltzer (2002) menyatakan 1,7
(2001)
dalam
penelitiannya
tentang
juta orang di dunia setiap tahunnya
angka kejadian pressure ulcer di Ruang
mengalami
Angka
Al, B1, C1, D1 dan ruang B3 IRNA I
kejadian pressure ulcer di RS Dr
RSUP DR. Sardjito pada bulan oktober
Sardjito Yogyakarta pada Oktober 2001
2001, mendapatkan hasil dari 40 pasien
pada pasien yang bedrest total, 40% nya
tirah baring, angka insiden mencapai 40
mengalami
%.
pressure
ulcer.
pressure
ulcer
Pada
perawatan
akut,
insiden
(Purwaningsih, 2001). Hal ini haruslah
pressure ulcer 0.4-38%, pada perawatan
menjadi perhatian penting bagi tenaga
yang
medis dan para medis, terutama perawat
perawatan di rumah 0 %-29%, sehingga
yang berada 24 jam bersama pasien.
di unit perawatan akut rata-rata lama hari
Kejadian pressure ulcer di setiap
lama
2.2-23.9%
dan
pada
rawat dapat meningkat 4-17 hari.
pelayanan rawat inap masih saja ada, di
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Indonesia yaitu sebesar 33.3 %, angka
terjadinya
ini sangat tinggi bila dibandingkan
pergeseran, tekanan dan kelembaban
dengan
merupakan faktor ekstrinsik, sedangkan
insiden
pressure
ulcer
di
pressure
terdiri
dari
yaitu
ASEAN yang hanya berkisar 2.1-31.3 %
faktor
(Sugama, 2000). Pasien dengan penyakit
temperatur, nutrisi, dan tekanan interface
CVA
menduduki
intrinsik
ulcer
usia,
peringkat
teratas
(Suriadi, et.al, 2003). Hal ini sesuai
pressure
ulcer,
dengan penelitian yang dilakukan oleh
sedangkan penyakit diabetes mellitus
Said di ruang ICU Makasar tahun 2013
dan
yang menyebutkan bahwa pressure ulcer
sebagai
penderita
gangguan
orthopedic
lainnya
dipengaruhi oleh lama rawat pada pasien
Hasil penelitian ini dapat dijadikan
rawat inap yang dapat meningkatkan
data dasar untuk melakukan penelitian
tekanan interface serta kondisi dimana
lebih lanjut tentang intervensi yang dapat
pasien
dilakukan pada pasien dengan pressure
tidak
banyak
(immobilisasi). menyatakan
bergerak
Sugama bahwa
usia
(2000)
ulcer.
lanjut
dapat
Selain itu hasil penelitian ini juga
digunakan
untuk
merupakan salah satu resiko terjadinya
memunculkan teori ataupun metode baru
pressure
(2003)
dalam melakukan tindakan pencegahan
menambahkan tidak dilakukannnya alih
intervensi keperawatan sehingga dapat
baring setiap 2 jam pada pasien rawat
menurunkan kejadian pressure ulcer di
inap
rumah
ulcer.
dapat
Bujang
menyebabkan
terjadinya
sakit.
Penelitian
ini
dapat
pressure ulcer. Sedangkan faktor resiko
memberikan tambahan pengetahuan baru
pressure ulcer menurut Suriadi 2003
khususnya bagi perawat rumah sakit
terdiri
yang
da
dari
pergeseran,
pergerakan
mobilitas,
dan
kelembapan,
bersangkutan
menerapkan
sehingga
dapat
caring
secara
sifat
nutrisi, usia, merokok, dan aktifitas. Di
menyeluruh tanpa terlewati sedikitpun
Unit Stroke RSUD Tidar Magelang
dan benar benar memperhatikan setiap
seluruh pasien merupakan pasien dengan
perubahan pada pasien sekecil apapun,
perawatan
dapat
sehingga pasien tidak sampai terkena
beraktifitas secara mandiri, meskipun
pressure ulcer. Dengan diketahuinya
tempat
faktor yang paling berpengaruh terhadap
total
tidur
menggunakan
dan
tidak
telah tempat
dirancang tidur
tidur
kejadian pressure ulcer diharapkan dapat
fungsional dan menggunakan kasur anti
memberikan
pressure ulcer. Menurut NSQHS, 2014
terhadap
faktor
dapat
intervensi keperawatan sehingga pasien
dicegah dengan menggunakan alat bantu,
terhindar dari pressure ulcer. Selain itu
seperti kasur anti pressure ulcer.
dengan
resiko
pressure
ulcer
petunjuk
perawat
lebih
dalam
dilakukannya
lanjut
melakukan
penelitian
ini
Tujuan dalam penelitian ini adalah
diharapkan dapat merubah perilaku yang
Menganalisis tingkat resiko pressure
mungkin dapat menjadi faktor pemicu
ulcer
kejadian pressure ulcer.
dan
faktor
pressure ulcer di
resiko
terjadinya
Unit Stroke Rumah
Sakit Umum Daerah Tidar Magelang .
LANDASAN TEORI
jaringan
A.Pressure Ulcers
Inkontinensia alvi lebih signifikan
Luka Pressure Ulcer, sinonimnya
dalam
(shear)
(Irawan,
perkembangan
2014).
luka
tekan
adalah bed sores, atau pressure sore.
daripada inkontinensia urin karena
Luka pressure ulcer adalah suatu area
adanya bakteri dan enzim pada feses
yang
dapat merusak kulit.
terlokalisir
mengalami
nekrosis
dengan
jaringan
yang
biasanya
3. Usia
terjadi pada bagian permukaan tulang
Pasien yang sudah tua memiliki
yang menonjol, sebagai akibat dari
resiko yang tinggi untuk luka tekan
tekanan dalam jangka waktu yang lama
karena kulit dan jaringan akan
yang menyebabkan peningkatan tekanan
berubah seiring dengan penuaan.
kapiler. (Morison, 2004).
Penuaan mengakibatkan kehilangan
a.
Faktor-Faktor Resiko Kejadian
otot,
penurunan
kadar
serum
Pressure Ulcer
albumin,
penurunan
respon
1.
inflamatori,
penurunan
elstisitas
Gesekan (friction)
Pergesekan terjadi ketika ada dua
kulit, serta penurunan kohesi antara
permukaan bergerak dengan arah yang
epidermis dan dermis.
berlawanan.
ini
Pergesekan
dapat
Perubahan
berkombinasi dengan
faktor
mengakibatkan abrasi dan merusak
penuaan lain yang akan membuat
permukaan
kulit.
kulit menjadi berkurang toleransinya
Pergesekan bisa terjadi pada saat
terhadap tekanan, pergesekan dan
pergantian sprei pasien yang kurang
tenaga merobek (Irawan, 2014).
epidermis
berhati hati (Wahyu, 2015). 2.
Kelembaban
4. Nutrisi Buruk Hipoalbuminemia, kehilangan berat
Kelembaban yang disebabkan karena
badan
inkontinensia dapat mengakibatkan
diidentifikasi
terjadinya maserasi pada jaringan
predisposisi untuk terjadinya luka
kulit.
tekan.
Jaringan yang mengalami
dan
malnutrisi
umumnya
sebagai
faktor
Menurut penelitian Guenter
maserasi akan mudah mengalami
(2000), stadium 3 dan 4 dari luka
erosi.
tekan pada orang tua berhubungan
Selain itu kelembaban juga
mengakibatkan kulit mudah terkena pergesekan (friction) dan perobekan
dengan
penurunan
berat
badan,
rendahnya kadar albumin dan intake
Tekanan sistolik dan tekanan diastolic
makanan yang tidak mencukupi.
yang rendah dapat mengakibatkan luka
5. Mobilitas dan aktivitas
pressure ulcer (Suriadi, 2004). Tekanan
Mobilitas adalah kemampuan untuk
arteriol yang rendah dapat menyebabkan
mengubah dan mengontrol posisi
iskemia jaringan.
tubuh, sedangkan aktivitas adalah
9. Stress emosional
kemampuan untuk berpindah. Pasien
Stress emosional biasa terjadi pada
yang
pasien
berbaring
terus
menerus
psikiatrik,
yang
dapat
ditempat tidur tanpa mampu untuk
menyebabkan terjadinya luka pressure
merubah posisi beresiko tinggi untuk
ulcer (Wawan, 2014).
terkena luka tekan.
10.
Immobilitas
Merokok
adalah faktor yang paling signifikan
Suriadi (2003), dalam penelitiannya
dalam kejadian luka tekan. Penelitian
menyatakan
yang
(2003)
signifikan terhadap kesembuhan luka
mobilitas
pressure ulcer pada pasien perokok.
merupakan faktor yang signifikan
Nikotin pada rokok dapat menurunkan
untuk perkembangan luka tekan.
aliran darah dan memiliki efek toksik
dilakukan
menunjukkan
Suriadi bahwa
6. Penurunan sensori persepsi Penurunan
sensori
menurunkan
sensasi
ada
hubungan
yang
pada endothelium pembuluh darah
persepsi
dapat
nyeri.
Jika
11. Temperatur kulit Peningkatan
temperatur
merupakan
berlangsung terus menerus maka dapat
faktor yang signifikan dengan resiko
menyebabkan
terjadinya luka tekan (Suriadi, 2004).
luka
pressure
ulcer
(Bujang, 2003).
Dalam
mengidentifikasi
resiko
7. Tenaga yang merobek (shear)
pressure ulcer, ada beberapa skala
Tenaga
merobek
pengkajian resiko tersebut, antara lain; 1.
mekanis
yang
adalah
kekuatan
meregangkan
dan
Skala Braden, 2. Skala Norton, 3. Skala
merobek jariangan pembuluh darah serta
Gosnell. Ketiga skala ini bertujuan
struktur jaringan yang lebih dalam dan
mengidentifikasi resiko tinggi rendahnya
berdekatan dengan tulang yang menonjol
kemungkinan untuk terjadinya pressure
(Wahyu, 2015).
ulcer dan segera melakukan tindakan
8. Tekanan arteriolar yang rendah
pencegahan agar tidak terjadi pressure
ulcer di kemudian hari sesuai tingkatan
Pada subskala ini terdapat 4 (empat)
resiko.
tingkat nilai, yaitu; 1 adalah nilai
1. Skala Braden
terendah (resiko tinggi) dan 4 adalah
Salah
satu
skala
yang
sering
digunakan yaitu skala braden. Skala Braden
untuk
c. Aktifitas
resiko
Tingkat aktifitas fisik mempunyai 4
terjadinya pressure ulcer. Karena
subskala yaitu ; 1 adalah nilai
skala
terendah (resiko tinggi) dan 4 adalah
ini
menilai
nilai tertinggi (resiko rendah).
menurut
kalangan
profesional Keperawatan memiliki
nilai tertinggi (resiko rendah).
efektifitas tinggi dalam menentukan
d. Mobilisasi
resiko terjadinya pressure ulcer.
Mobilisasi
Dalam skala Braden terdapat 6
mengubah dan mengontrol posisi
(enam) subskala untuk menentukan
tubuh. Pada subskala ini terdapat 4
tingkatan resiko terjadinya pressure
(empat) tingkat nilai, yaitu; 1 adalah
ulcer. Subskala tersebut antara lain
nilai terendah (resiko tinggi) dan 4
adalah; 1. Persepsi Sensorik, 2.
adalah
Kelembaban
rendah)..
,
3.
Aktivitas,
4.
Mobilisasi, 5. Nutrisi, 6. Friksi dan
adalah
nilai
kemampuan
tertinggi
(resiko
e. Nutrisi
Gesekan. Berikut adalah penjelasan
Nutrisi adalah pola asupan makanan
dari masing-masing skala:
yang lazim. Pada subskala ini
a. Persepsi Sensorik Persepsi kemampuan
terdapat 4 (empat) tingkat nilai, sensorik
untuk
adalah
yaitu; 1 adalah nilai terendah (resiko
merespon
tinggi) dan 4 adalah nilai tertinggi
tekanan berarti yang berhubungan dengan
ketidaknyamanan.
Pada
(resiko rendah). f.Friksi
dan
Gesekan
subskala ini terdapat 4 (empat)
Pada subskala ini terdapat 3 (tiga)
tingkat nilai, yaitu; 1 adalah nilai
tingkat nilai, yaitu; 1 adalah nilai
terendah (resiko tinggi) dan 4 adalah
terendah (resiko tinggi) dan 3 adalah
nilai tertinggi (resiko rendah).
nilai
b. Kelembaban
tertinggi
rendah).
Nilai total pada pada skala Braden
Kelembaban adalah tingkat kulit
ini
yang
tergantung
terpapar
(resiko
kelembaban.
berada
pada pada
rentang hasil
6-23,
penilaianan
perawat tersebut. skor 15-18 resiko
METODE PENELITIAN
rendah, 10-12 resiko tinggi , skor 13-14
Penelitian
resiko sedang dan kurang dari 9 resiko
desain
sangat
penelitian
tinggi.
Total
nilai
rendah
cross
ini
menggunakan
sectional.
dibatasi
Dimana
oleh
waktu
menunjukkan resiko tinggi pressure
pengukuran atau observasi data variabel
ulcer,
independen dan dependen sebanyak satu
sehingga
perlu
pencegahan
segera. Klien dewasa di rumah sakit
kali pada suatu saat tertentu.
Setiap
dengan nilai 16 atau kurang dan klien
variabel dinilai secara simultan pada
lansia dengan 17 ataupun 18 dianggap
suatu saat, sehingga akan diperoleh
beresiko. (Ayello and Braden, 2002).
prevalensi maupun efek dari suatu
Penelitian Lahmann et al (2009) di
fenomena yang kemudian dihubungkan
Jerman, menemukan bahwa tidak semua
dengan faktor penyebabnya. Populasi
subskala dalam skala Braden memiliki
dalam penelitian ini adalah seluruh
pengaruh yang sama dalam menentukan
pasien rawat inap di unit stroke mulai 20
resiko
April 2016 sampai dengan 20 Mei 2016
terjadinya
pressure
ulcer.
Subskala yang paling mempengaruhi
di
terjadinya
menurut
Daerah Tidar Magelang sejumlah 49
penelitian tersebut adalah subskala friksi
responden. Sampel dalam penelitian
dan gesekan. Subskala yang dianggap
diambil secara total sampling, yaitu
penting selanjutnya adalah nutrisi dan
seluruh pasien rawat inap dalam satu
aktifitas. Sedangkan
bulan di Unit Stroke RS. Tidar Magelang
paling
pressure
tidak
ulcer
yang
dianggap
mempengaruhi
2004).
Skala
Umum
dalam
subskala tersebut adalah persepsi sensori (Suriadi,
Unit Stroke Rumah Sakit
HASIL
Braden
Karakteristik responden yang
mempunyai validitas prediksi yang baik
akan dijelaskan dalam analisis univariat
dengan nilai sensitifitas 80% sehingga
penelitian ini meliputi usia responden,
skala Braden dapat digunakan untuk
jenis kelamin, tingkat kesadaran, dan
memprediksi kejadian luka dengan baik
diagnose medis. Distribusi frekuensi
(Suriadi,2004).
karakteristik
responden
sebagai berikut :
penelitian
Tabel 4.1. Distribusi frekuensi karakteristik responden di Unit Stroke Rumah Sakit Umum Daerah Tidar Magelang, 20 April-20 Mei 2016 (n=49) Karakteristik
n
Jumlah %
Jenis Kelamin Laki-laki 24 Perempuan 25 Tingkat Kesadaran Composmentis 10 Penurunan kesadaran 2 Somnolen 24 Stupor 13 Diagnosa Medis Gangguan metabolic 10 Perdarahan otak 34 Kerusakan otak 1 Gangguan kardiovaskuler 4 Usia (Tahun) Mean 65,142 Standart deviasi 10,198 Minimal 46 Maximal 86 Sumber : Data Primer April- Mei 2016
Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat disimpulkan
bahwa
jenis
kelamin
49 51 20,4 4,1 49 26,5 20,4 69,4 2 8,2
sebanyak
4,1%.
diagnose
medis
Responden
dengan
perdarahan
responden paling banyak terdiri dari
menduduki
perempuan sebanyak 51%.
Tingkat
sebanyak 69,4%. Responden usia tertua
terbanyak
pada usia 86 tahun dan usia termuda usia
kesadaran
responden
mengalami somnolen sebesar 49% dan paling
sedikit
penurunan
peringkat
otak
terbanyak
46 tahun.
kesadaran
Tabel 4.2. Distribusi frekuensi kejadian tingkat resiko pressure ulcer di Unit Stroke Rumah Sakit Umum Daerah Tidar Magelang, 20 April-20 Mei 2016 (n=49) Tingkat pressure ulcer
Frekuensi
%
Resiko sangat tinggi
0
0
Resiko tinggi
7
14,3
Resiko sedang
26
53,1
Resiko rendah
16
32,6
Tidak berisiko
0
0
Total
49
100
Sumber : Data Primer April- Mei 2016
Berdasarkan tabel 4.2 di atas jumlah
terbesar
mengalami 85,7%.
responden
tidak
pressure ulcer sejumlah
mengalami
pressure
ulcer
sebagian
masuk dalam kategori resiko rendah dan sebagian masuk dalam resiko sedang.
Angka tersebut didapatkan
Berikut paparan tabel tabulasi
setelah dilakukan pengkajian luka dan
silang
untuk
masing-masing
pengkajian menggunakan skala braden.
resiko pressure ulcer
Dari seluruh responden yang tidak
kejadiannya.
faktor
dengan angka
Tabel 4.4. Tabulasi silang faktor resiko persepsi sensori dengan kejadian pressure ulcer di Unit Stroke Rumah Sakit Umum Daerah Tidar Magelang, 20 April-20 Mei 2016 (n=49) ρ*
Kejadian pressure ulcer Persepsi sensori
Resiko tinggi
Resiko
Resiko
sedang
rendah
Keterbatasan penuh
3
0
0
Sangat terbatas
2
12
3
Keterbatasan ringan
2
11
13
Tidak ada gangguan
0
4
0
Total
0,007
49 Sumber : Data Primer April- Mei 2016
Faktor pertama adalah faktor resiko
didapatkan nilai ρ < 0,005 yaitu sebesar
persepsi sensori terdapat masing masing
ρ = 0,007 untuk variabel faktor resiko
2 kejadian dengan resiko tinggi pada
persepsi sensori. Hal ini berarti bahwa
tingkat sangat terbatas, dan keterbatasan
faktor resiko persepsi sensori merupakan
ringan serta 3 orang dengan keterbatasan
salah satu faktor yang signifikan dapat
penuh.
menyebabkan terjadinya pressure ulcer.
Berdasarkan
uji
stastistik
Tabel 4.5. Tabulasi silang faktor resiko mobilitas dengan kejadian pressure ulcer di Unit Stroke Rumah Sakit Umum Daerah Tidar Magelang, 20 April-20 Mei 2016 (n=49) ρ*
Kejadian pressure ulcer Mobilitas Resiko tinggi
Resiko
Resiko
sedang
rendah
Tidak mampu bergerak
2
0
0
sama sekali
4
7
1
Sangat terbatas
0
20
15
Tidak ada masalah
0
0
0
0,0001
Tanpa keterbatasan Total
49
Sumber : Data Primer April- Mei 2016
Tabel.4.5 menunjukkan
faktor resiko
faktor
resiko
mobilitas.
menunjukkan
bergerak sama sekali dan 4 orang
mobilitas merupakan salah satu faktor
bergerak sangat terbatas.
yang signifikan dapat menyebabkan
uji stastistik didapatkan nilai ρ < 0,005
faktor
ini
mobilitas terdapat 2 orang tidak mampu
Berdasarkan
bahwa
Hal
resiko
terjadinya pressure ulcer.
yaitu sebesar ρ = 0,0001 untuk variabel Tabel 4.6. Tabulasi silang faktor resiko nutrisi dengan kejadian pressure ulcer di Unit Stroke Rumah Sakit Umum Daerah Tidar Magelang, 20 April-20 Mei 2016 (N=49) ρ*
Kejadian pressure ulcer Nutrisi
Resiko tinggi
Resiko
Resiko
sedang
rendah
Sangat buruk
2
1
0
Kurang mencukupi
3
12
0
Mencukupi
1
14
16
Sangat baik
0
0
0
Total
0,000
49
Sumber : Data Primer April- Mei 2016
dengan nutrisi mencukupi yang beresiko Tabel 4.6 memaparkan
faktor resiko
tinggi
mengalami
pressure
ulcer.
nutrisi terdapat 2 kejadian dengan nutrisi
Berdasarkan uji stastistik didapatkan
sangat buruk dan 3 kejadian pada kurang
nilai ρ < 0,005 yaitu sebesar ρ = 0,0000
mencukupi, serta 1 kejadian resiko tinggi
untuk variabel faktor resiko nutrisi. Hal
ini berarti bahwa faktor resiko nutrisi
signifikan dapat menyebabkan terjadinya
merupakan
pressure ulcer.
salah
satu
faktor
yang
Tabel 4.7. Tabulasi silang faktor resiko kelembapan dengan kejadian pressure ulcer di Unit Stroke Rumah Sakit Umum Daerah Tidar Magelang, 20 April-20 Mei 2016 (N=49) ρ*
Kejadian pressure ulcer Kelembapan Resiko
Resiko
Resiko
tinggi
sedang
rendah
Selalu lembab
1
0
0
Umumnya lembab
2
0
0
Kadang lembab
3
22
14
Jarang lembab
0
5
2
Total
0,012
49
Tabel 4.7 memaparkan
faktor resiko
untuk variabel faktor resiko kelembapan.
kelembapan terdapat 1 kejadian dengan
Hal ini berarti bahwa faktor resiko
resiko tinggi pada kondisi selalu lembab,
kelembapan merupakan salah satu faktor
serta 3 kejadian resiko tinggi pressure
yang signifikan dapat menyebabkan
ulcer dengan kondisi kadang lembab.
terjadinya pressure ulcer.
Berdasarkan uji stastistik didapatkan nilai ρ < 0,005 yaitu sebesar ρ = 0,012 Tabel 4.8. Tabulasi silang faktor resiko aktivitas dengan kejadian pressure ulcer di Unit Stroke Rumah Sakit Umum Daerah Tidar Magelang, 20 April-20 Mei 2016 (N=49) ρ*
Kejadian pressure ulcer Aktivitas
Resiko
Resiko
Resiko
tinggi
sedang
rendah
Total ditempat tidur
6
23
8
Dapat duduk
0
4
8
Berjalan kadang kadang
0
0
0
Total
0,020
49
Sumber : Data Primer April- Mei 2016
faktor resiko
sebesar ρ = 0,020 untuk variabel
aktivitas terdapat 6 kejadian resiko tinggi
aktivitas. Hal ini menunjukkan bahwa
pressure ulcer dengan kondisi aktivitas
faktor resiko aktivitas merupakan salah
total di tempat tidur. Berdasarkan uji
satu
stastistik didapatkan nilai ρ < 0,005 yaitu
menyebabkan terjadinya pressure ulcer.
Tabel 4.8 memaparkan
faktor
yang
signifikan
dapat
Tabel 4.9. Tabulasi silang faktor resiko pergerakan dan pergeseran dengan kejadian pressure ulcer di Unit Stroke Rumah Sakit Umum Daerah Tidar Magelang, 20 April-20 Mei 2016 (N=49) ρ*
Kejadian pressure ulcer Pergerakan
dan Resiko
pergeseran
Resiko sedang
tinggi
Resiko rendah
Bermasalah
3
17
3
Potensial bermasalah
3
10
13
Keterbatasan ringan
0
0
0
Total
0,017
49
Sumber : Data Primer April- Mei 2016
Tabel 4.9 memaparkan pergeseran
dan
faktor resiko
pergerakan
signifikan dapat menyebabkan terjadinya
terdapat
pressure ulcer.
masing masing 3 kejadian dengan resiko
Selanjutnya
dilakukan
analisis
tinggi pada tingkat keterbatasan penuh,
regresi linier untuk mengetahui variabel
sangat terbatas, dan keterbatasan ringan.
yang paling berpengaruh.
Berdasarkan uji stastistik didapatkan
yang memiliki nilai ρ < 0,25 dimasukkan
nilai ρ < 0,005 yaitu sebesar ρ < 0,017
ke dalam langkah selanjutnya. Variabel
untuk
yang memiliki nilai ρ < 0,25 adalah
variabel
pergeseran
dan
pergerakan. Hal ini berarti bahwa faktor
variabel
resiko
kelembapan, pergeseran dan pergerakan
pergerakan
merupakan
salah
dan satu
pergeseran faktor
yang
persepsi
sensori,
Variabel
mobilitas,
serta nutrisi. Tidak ada variabel yang memiliki nilai ρ > 0,25.
Tabel 4.10. uji regresi linier faktor yang paling mempengaruhi pressure ulcer di Unit Stroke Rumah Sakit Umum Daerah Tidar Magelang, 20 April-20 Mei 2016 (N=49) Faktor Risiko
B
Beta
Sig
constant
2,239
Persepsi sensori
-,107
-,211
0,006
Mobilisasi
-,260
-,409
0,000
Pergerakan dan pergeseran Kelembapan Aktifitas Nutrisi *p<0,05 Based on regresi linier
,085 -,287 -,073 -,222
,122 -,419 -,090 -,384
0,000 0,000 0,229 0,000
Berdasarkan tabel 4.10 diatas telah dipaparkan
hasil
kondisi somnolen masuk dalam kondisi
uji
statistik
total di tempat tidur dan tidak bisa
regresi
linier
beraktifitas secara mandiri sehinngga
menunjukkan nilai contant untuk faktor
memerlukan bantuan orang lain. Pasien
resiko yang mempengaruhi
dalam kondisi berbaring dalam jangka
menggunakan
pressure
ulcer yaitu 2,239. Nampak bahwa faktor
waktu
mobilitas, pergerkan dan pergeseran
mengalami gangguan integritas kulit
kelembapan
akibat tekanan yang lama, iritasi hingga
dan
nutrisi
merupakan
yang
lama
berisiko
faktor yang paling berpengaruh terhadap
timbulnya
terjadinya PU dengan nilai signifikan
(Potter&Perry 2006). Pada penelitian
0,000.
ini 49 % responden berada pada tingkat
Pembahasan
kesadaran
Pada penelitian ini terdapat 14,3%
sangatlah
luka
akan
pressure
somnolen,
ulcer
kondisi
ini
berpengaruh
terhadap
pressure ulcer.
Meskipun
responden yang berada pada tingkat
kejadian
resiko tinggi, hal ini disebabkan oleh
ada juga sebagian kecil responden yang
karena seluruh reponden merupakan
sadar penuh. Namun seluruh responden
kelompok usia lanjut.
Individu pada
merupakan pasien dengan gangguan
kelompok usia lanjut telah mengalami
penyakit yang mengharuskan mereka
penurunan elastisitas kulit, sehingga
untuk beristirahat total di tempat tidur.
rentan
Kondisi tersebut membatasi mobilitas
sekali
mengalami
gangguan
integritas kulit. Karakteristik responden berikutnya yaitu tingkat kesadaran
responden.
Hasil analisa data didapatkan jumlah terbanyak
yang dapat
meningkatkan
resiko
terjadinya
pressure ulcer. Berdasarkan
uji
chi
square
menunjukkan bahwa ke enam faktor
berada pada kondisi somnolen. Kondisi
resiko dapat disimpulkan memiliki
tersebut, respon psikomotor lambat,
hubungan yang bermakna terhadap
mudah tertidur, namun kesadaran dapat
terjadinya tingkat resiko
pulih
Kondisi
ulcer dengan nilai ρ dibawah 0,05
meningkatkan
untuk faktor resiko presepsi sensori
pressure ulcer,
(0,007), kelembapan (0,012), aktifitas
somnolen
sebesar
inilah
49%
bila
responden
responden, hal
dirangsang. ini
dapat
resiko terjadinya
karena secara otomatis orang dalam
(0,020),
mobilitas
(0,001),
pressure
nutrisi
(0,000), pergerakan dan pergeseran
subskala
(0,017).
sensori (Suriadi, 2004).
Dari ke 6 faktor
resiko yang
mempengaruhi pressure ulcer
hanya
faktor resiko aktifitas saja yang bukan menjadi faktor resiko yang paling berpengaruh terhadap pressure ulcer. Hal tersebut kemungkinan disebabkan karena 75,5% responden melakukan aktifitas di tempat tidur dan sebagian besar responden ada pada tingkat kesadaran
somnolen
sehingga
faktor
sebesar
resiko
49%,
persepsi
sensorik, kelembapan, nutrisi, mibiltas, serta
pergerakan
dan
pergeseran
menjadi faktor faktor yang paling berpengaruh terhadap pressure ulcer. Hasil penelitian ini kurang selaras dengan penelitian Lahmann et al (2009) di Jerman, yang menemukan bahwa tidak semua subskala dalam skala Braden memiliki pengaruh yang sama
dalam
menentukan
resiko
terjadinya pressure ulcer. Subskala yang paling mempengaruhi terjadinya pressure
ulcer
menurut
penelitian
tersebut adalah subskala friksi dan gesekan.
Subskala
yang
dianggap
penting selanjutnya adalah nutrisi dan aktifitas. Sedangkan paling
tidak
yang
dianggap
mempengaruhi
dalam
tersebut
adalah
persepsi
Kesimpulan Tingkat resiko
pressure ulcer di
Unit Stroke Rumah Sakit Umum Daerah Tidar Magelang paling banyak pada tingkat resiko sedang dan paling sedikit pada tingkat resiko tinggi. Semua faktor resiko
pressure
ulcer
signifikan
merupakan faktor yang berpengaruh. Sedangkan
faktor
yang
paling
berpengaruh yaitu sensorik persepsi, kelembapan, mobilitas, nutrisi, serta pergerakan dan pergeseran.
Keterbatasan Pengkajian
resiko
pressure
ulcer
hanya dilakukan sekali saja saat pasien baru masuk rumah sakit.
Saran Berdasarkan hasil penelitian diatas, hendaknya
rumah
sakit
yang
bersangkutan khususnya unit dapat
lebih
meningkatkan
stroke kualitas
pelayanan dalam rangka menurunkan angka resiko tinggi terjadinya pressure ulcer dan mencegah terjadinya pressure ulcer. Bagi peneliti selanjutnya
hasil
penelitian ini bisa dijadikan sebagai data dasar
guna
melakukan
penelitian
selanjutnya yang berhubungan dengan pressure ulcer ataupun faktor resikonya. Merujuk
dari
kelemahan
penelitian,
mungkin dapat dilakukan penelitian selanjutnya
dengan
menggunakan
sampel seluruh pasien rumah sakit bukan
Classification Tree Analysis (CHAID) of Braden items. Journal of Evaluation in Clinical Practice, Blackwell Ltd. ISSN 1356-1294 . Levina, 2013. Profil Penderita Ulkus Dekubitus Yang Menjalani Tirah Baring Di Ruang Rawat Inap. JOM.FK.volume 2, Oktober 2015
hanya di satu ruangan saja.
DAFTAR PUSTAKA Braden BJ, Bergstrom N ., 2000. A Conceptual Schema For The Study Of The Etiology Of Pressure Sores. Rehab Nursing, 2000.44-45. Ayello, E.A., & Braden B.,2002. How and why to do pressure ulcer risk assessment. Advance s in skin and wound care, May-Jun ;15(3):12531. Bujang , bukit. 2003. Pengaruh Alih Baring Terhadap Kejadian Dekubitus Pada Pasien Stroke Yang Mengalami Hemiparesis Di Ruang Yudistira Di Rsud Kota Semarang. Skripsi
Dewi, Purnama hastuti, 2011. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Stroke Di RS Moewardi. Univearsitas Muhammadyah Surakarta. Skripsi. Irawan, 2014. Pemanfaatan VCO Dengan Teknik Massage Dalam Penyembuhan Luka Dekubitus Derajat 2 Pada Lansia. Skripsi. Stikes Kusuma Husada Surakarta. Lahmann, Nils A.; Tannen, Antje; Dassen, Theo dan Kottner, Jan. 2009. Friction and shear highly associated with pressure ulcers of residents in long-term care –
Moya J Morison, 2004. Manajemen Luka, edisi 1 Jakarta: EGC. Purwaningsih. 2001. Analisis Dekubitus Pada Pasien Tirah Baring Di Ruang A1, B1, C1, D1, Dan Ruang B3 Irna1 Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta, Skripsi .Universitas Muhammadyah Surakarta. Potter PA, Perry AG.2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Jakarta: EGC Suheri.2009. Gambaran Lama Hari Rawat Dalam Terjadinya Luka Dekubitus Pada Pasien Immobilisasi di RSUP Haji Adam Malik Medan. Skripsi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Sugama .2000. New Synthetic Fiber Sheets Prevention Moisture And Heat Retention And Reduce Shear In Bedfast Patients. World Council Of Enterostmal Therapists Journal.(3).45-48. Suriadi, Sanada,H., Sugama, J., Thigpen,B., Subuh, M. 2008. Development of a new risk assessment scale for predicting pressure ulcer in an intensive care unit. Journal Compilation British Association of Critical Care Nurses, 13(1), 34-43.
Suriadi, Sanada H, Kitagawa A, et.al.2003. Study of reliability and validity of the braden scale translated into indonesia.. Master thesis. Kanazawa University, Japan.(2). 78 Wawan, 2014. Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga Klien Tentang Pencegahan Dekubitus Terhadap Kejadian Dekubitus Pada Pasien Bedrest Total. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada. Volume 12 no.1.67-71.