TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI TANGAN PAKAI SABUN DI SMP N 2 MOJOLABAN SUKOHARJO
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
Lhelyana Prihatin NIM B.12083
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : ”Tingkat Pengetahuan Siswa Tentang Cuci Tangan Pakai Sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Ibu Dra. Agnes Sri Harti M.Si, Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2.
Ibu Retno Wulandari, SST, Ketua Program Studi D III Kebidanan Kusuma Husada Surakarta.
3.
Ibu Wahyu Dwi Agussafutri, SST,Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4.
Bapak Drs.Sutaryo M.Si, Kepala Sekolah SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo, yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data.
5.
Seluruh responden yang bersedia meluangkan waktunya untuk dijadikan objek penelitian.
6.
Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
7.
Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Surakarta, Penulis
Juni 2015
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015 Lhelyana Prihatin NIM B.12 083
TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI TANGAN PAKAI SABUN DI SMP N 2 MOJOLABAN SUKOHARJO Xii + 37 halaman + 18 lampiran + 4 tabel + 2 gambar ABSTRAK Latar Belakang: Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di Indonesia sudah mulai mengalami peningkatan dari 23,2 % pada tahun 2007 menjadi 47,0 % pada tahun 2013. Namun proporsi penduduk Jawa Tengah yang berperilaku benar dalam cuci tangan hanya 49,5 % (Kemenkes RI, 2014). Tujuan: Tujuan umum untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa kelas VII tentang cuci tangan pakai sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo, sedangkan untuk tujuan khusus untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa kelas VII tentang cuci tangan pakai sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo pada tingkat baik, cukup dan kurang. Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah Deskriptif Kuantitatif. Lokasi penelitian diambil di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo pada tanggal 13 April 2015, populasi penelitian 959 siswa, teknik pengambilan sampel dengan proportionate stratified random sampling sehingga diperoleh sampel 240 siswa. Instrumen penelitian dengan kuesioner tertutup sedangkan teknik analisa data menggunakan analisis univariate. Hasil Penelitian: Dari hasil penelitian terhadap 240 siswa di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo tentang cuci tangan pakai sabun, yang berpengetahuan baik sebanyak 32 siswa (13,3%), berpengetahuan cukup sebanyak 173 siswa (72,1%), dan yang berpengetahuan kurang sebanyak 35 siswa (14,6%). Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan siswa tentang cuci tangan pakai sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo sebagian besar dalam kategori cukup yaitu sebanyak 173 siswa (72,1%). Kata Kunci : Pengetahuan, peserta didik, cuci tangan pakai sabun. Kepustakaan : 19 literatur (Tahun 2005 s/d 2015)
MOTTO
•
Sesungguhnya setiap kesulitan itu pasti disertai dengan kemudahan (QS. Al-Insyiroh :6).
•
Menjadi pribadi yang jujur adalah cara kita meraih kesuksesan di masa depan kelak(penulis).
•
Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian.
PERSEMBAHAN Dengan rendah hati, Karya Tulis Ilmiah ini Penulis persembahkan untuk: Allah SWT dzat yang maha sempurna, yang Maha mengetahui apa yang terbaik untuk hambaNYA. Ibu dan ayah yang selalu memberikan penulis semangat, doa dan kasih sayang yang tulus selama ini. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas ini. Almamater tercinta Pembaca yang budiman
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ..............................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ...............................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................
iii
KATA PENGANTAR............................................................................
iv
ABSTRAK ……………………………………………………………….
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN………………………………………
viii
CUCICULUM VITAE…………………………………………………..
ix
DAFTAR ISI ..........................................................................................
x
DAFTAR TABEL ..................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................
xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .............................................................................
1
B. Perumusan Masalah......................................................................
4
C. Tujuan Penelitian .........................................................................
4
D. Manfaat Penelitian .......................................................................
5
E. Keaslian Penelitian.......................................................................
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori..............................................................................
8
B. Kerangka Teori ............................................................................
18
C. Kerangka Konsep Penelitian.........................................................
19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ....................................................
20
B. Lokasi danWaktu Penelitian .........................................................
20
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ......................
21
D. Variabel Penelitian .......................................................................
23
E. Definisi Operasional.....................................................................
23
F. Instrumen Penelitian.....................................................................
23
G. Teknik Pengumpulan Data ...........................................................
27
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data..........................................
27
I. Etika Penelitian ............................................................................
30
J. Jadwal Penelitian..........................................................................
31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian………………………………. 32 B. Hasil Penelitian……………………………………………………... 32 C. Pembahasan………………………………………………………… 33 D. Keterbatasan………………………………………………………... 35 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan…………………………………………………………. 36 B. Saran………………………………………………………………… 36 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Definisi Operasional Cuci Tangan Pakai Sabun……………….
23
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Cuci Tangan Pakai Sabun………………...
25
Tabel 4.1 Tingkat Pengetahuan Siswa Tentang Cuci Tangan Pakai Sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo………………………………
33
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur……………………
34
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Kerangka Teori…………………………………………… 18 Gambar 2.2
Kerangka Konsep………………………………………… 19
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Jadwal Penelitian( Dalam Bentuk Tabel )
Lampiran 2
Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3
Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4
Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5
Surat Balasan Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 6
Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 7
Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 8
Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9
Surat Persetujuan Responden (Informed Concent)
Lampiran 10 Perhitungan Sampel Lampiran 11 Kuesioner Penelitian Lampiran 12 Kunci Jawaban Kuesioner Lampiran 13 Data Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 14 Data Hasil Uji Validitas Lampiran 15 Data Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 16 Data Tabulasi Hasil Penelitian Lampiran 17 Dokumentasi Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir )
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sehat merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai. Sehat juga intervensi untuk meningkatkan produktifitas kerja guna meningkatkan kesejahteraan keluarga. Oleh karena, itu pada tanggal 1 Maret 1999 Presiden RI mencanangkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan yang artinya setiap sektor harus mempertimbangkan dampak pembangunan terhadap kesehatan (Proverawati dan Rahmawati, 2012). Menurut Kementrian Kesehatan RI (2014), kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat dan menciptakan lingkungan sehat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) salah satunya yaitu dengan tindakan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). Prof. Ali Ghufron memaparkan pada hasil Riskesdas Tahun 2013, proporsi penduduk umur > 10 tahun yang berperilaku cuci tangan dengan benar di Indonesia telah meningkat dari 23,2 % pada tahun 2007 menjadi 47,0 % pada tahun 2013. Oleh karena itu, upaya besar perlu dilakukan dengan dukungan semua pihak agar perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) menjadi kebiasaan sehari-hari. Pemantauan tentang PHBS di Indonesia meliputi pengetahuan, sikap dan perilaku. Pengetahuan, sikap dan perilaku dikumpulkan pada penduduk umur ≥10 tahun. Jumlah sampel sebesar 835.258 orang. Topik yang dikumpulkan meliputi perilaku higienis (BAB dan perilaku cuci tangan),
penggunaan tembakau, aktivitas fisik, perilaku konsumsi buah dan sayur, makanan beresiko (makan/minum manis, makanan asin, makanan berlemak, makanan dibakar, makanan olahan dengan pengawet, bumbu penyedap, kopi, dan minuman berkafein buatan bukan kopi ) dan konsumsi makanan olahan dari tepung terigu. Proporsi penduduk di Jawa Tengah yang berperilaku benar dalam cuci tangan yaitu 49,5 % (Riskesdas, 2013). Pada tahun 2009-2011, penyakit yang paling sering diderita oleh warga di wilayah Sukoharjo yaitu ISPA dengan persentase 33,25% pada tahun 2009, 42,30% pada tahun 2010 dan 40,20% pada tahun 2011. Pada hasil studi kasus WHO (2007) yang menyebutkan akses masyarakat terhadap sarana sanitasi dasar dapat menurunkan kejadian diare 32%, perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) 45% dan perilaku pengelolaan air minum yang aman di rumah tangga 39%. Sedangkan dengan mengintegrasikan ketiga perilaku tersebut, diare menurun sebesar 94% (DKK Sukoharjo, 2011). Perilaku cuci tangan yang sering dilakukan akan mengurangi penyebaran infeksi dari kedua belah tangan petugas kesehatan, tetapi juga dari setiap orang. Misalnya, khusus pada anak-anak, mencuci kedua belah tangan mereka dengan sabun dan air bersih setelah ke toilet, menggendong bayi, mengganti pakaian bayi yang kotor, atau melakukan tugas lainnya (membersihkan sayur-sayuran, daging segar atau ikan) yang secara potensial mengontaminasi kedua belah tangan, akan dapat mengurangi penyakit diare sekitar 45% sehingga menyelamatkan nyawa sejuta anak setiap tahun. Kemudian, pada sebuah studi yang berskala besar, pihak militer Amerika
Serikat menemukan bahwa ketika tentara mencuci kedua belah tangan mereka lima atau enam kali sehari maka sakit pilek, batuk, dan influenza pada umumnya berkurang hingga 43% (Bossemeyer, dkk, 2004). Cuci tangan adalah proses pembuangan kotoran dan debu secara mekanis dari kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air mengalir (Kusmiyati, 2010). Jika tangan bersifat kotor, maka tubuh sangat beresiko terhadap masuknya mikroorganisme. Mencuci tangan dengan air dan sabun dapat lebih efektif meghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan secara bermakna mengurangi jumlah mikroorganisme penyebab penyakit seperti virus, bakteri dan parasit lainnya pada kedua tangan. Masalah-masalah yang sering muncul karena kurangnya kepedulian terhadap cuci tangan pakai sabun akan dapat timbul penyakit seperti diare, ISPA, kolera, cacingan, flu, dan Hepatitis A. (Proverawati dan Rahmawati, 2012) Kegagalan untuk melakukan kebersihan dan kesehatan tangan yang tepat dianggap sebagai sebab utama infeksi nosokomial yang menular di pelayanan kesehatan, penyebaran mikroorganisme multiresisten dan telah diakui sebagai kontributor yang penting terhadap timbulnya wabah (Kusmiyati, 2010). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan tanggal 22 Oktober 2014 pada siswa di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo, didapatkan data jumlah siswa kelas VII sebanyak 321 siswa, siswa kelas VIII sebanyak 316 siswa,dan siswa kelas IX sebanyak 322 siswa. Setelah dilakukan wawancara tidak
terstuktur pada 10 siswa didapatkan hasil 5 siswa dapat menjawab 4 dari 10 pertanyaan dengan benar, 2 siswa dapat menjawab 6 dari 10 pertanyaan dengan benar dan 3 siswa hanya dapat menjawab 3 dari 10 pertanyaan dengan benar. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Siswa tentang Cuci Tangan Pakai Sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti mengangkat masalah penelitian yaitu “ Bagaimana tingkat pengetahuan siswa tentang cuci tangan pakai sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo?”.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa tentang cuci tangan pakai sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui pengetahuan siswa tentang cuci tangan pakai sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo pada tingkat baik. b. Untuk mengetahui pengetahuan siswa tentang cuci tangan pakai sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo pada tingkat cukup.
c. Untuk mengetahui pengetahuan siswa tentang cuci tangan pakai sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo pada tingkat kurang. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi ilmu pengetahuan Secara teoritis, diharapkan penelitian ini dapat menambah kekayaan ilmu pengetahuan tentang cuci tangan pakai sabun pada anak usia sekolah dan dapat dijadikan bahan untuk penelitian lanjutan. 2. Bagi peneliti Diharapkan dengan dilakukannya penelitian tentang cuci tangan pakai sabun ini, maka peneliti dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh dari perkuliahan dan menjadi pengalaman yang nyata dalam melaksanakan penelitian. 3. Bagi institusi a. SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo Diharapkan
memberi
masukan
kepada
institusi
untuk
meningkatkan lagi kesadaran para siswa akan pentingnya cuci tangan pakai sabun dan dalam hal ini dapat menjadi faktor yang mempermudah terjadinya penularan pengetahuan dan kebiasaan cuci tangan menggunakan sabun pada murid sekolah tersebut. b. STIKes Kusuma Husada Surakarta Diharapkan dapat menambah referensi, baik untuk institusi maupun para dosen dalam memberikan materi kepada mahasiswa tentang cuci tangan pakai sabun.
E. Keaslian Penelitian Penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini antara lain yaitu : 1. Penelitian yang dilakukan oleh Kristiyah (2014), dengan judul Tingkat Pengetahuan Siswa Kelas VII Tentang Cuci Tangan Pakai Sabun di SMP N 3 Gondangrejo Karanganyar Tahun 2014. Hasil penelitian ini adalah siswa yang berpengetahuan baik sebanyak 3 siswa (4%), berpengetahuan cukup sebanyak 69 siswa (92%), dan berpengetahuan kurang sebanyak 3 siswa (4%). Populasi pada penelitian ini berjumlah 75 siswa. Sampel yang digunakan sejumlah 75 siswa karena populasi <100 maka semua populasi dijadikan sampel. Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh dan variabel yang dipakai yaitu variabel tunggal. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Ratna Wati (2011), dengan judul Pengaruh Pemberian Penyuluhan PHBS tentang Mencuci Tangan terhadap Pengetahuan dan Sikap Mencuci Tangan pada Siswa Kelas V di SD N Bulukantil Surakarta. Penelitian menggunakan metode penelitian Quasi Experimental dengan menggunakan rancangan one group pretest-postest design. Objek penelitian ini adalah siswa kelas V SD N Bulukantil Surakarta. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan jumlah responden sebanyak 47 orang. Hasil penelitian nilai t hitung variabel pengetahuan adalah -8,578 sedangkan nilai t hitung untuk variabel sikap adalah -7,245 dengan menggunakan
uji statistic paired t-test nilai p value variabel pengetahuan sebesar 0,000 < 0,05 sedangkan nilai p value variabel sikap sebesar 0,000 < 0,05. Maka disimpulkan ada pengaruh pemberian penyuluhan PHBS tentang mencuci tangan terhadap pengetahuan dan sikap tentang mencuci tangan pada siswa SD kelas V. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Kristiyah yaitu pada teknik sampling. Penelitian ini menggunakan teknik sampling proportionate stratified random sampling, untuk penelitian yang dilakukan Kristiyah menggunakan sampling jenuh. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Ratna Wati yaitu pada variabel, jenis rancangan dan teknik sampling. Penelitian ini menggunakan variabel tunggal, jenis rancangan deskriptif kuantitaif, dan teknik pengambilan sampel menggunakan proportionate stratified random sampling. Sedangkan penelitian Ratna Wati menggunakan variabel ganda, jenis rancangan one group pretest-postest design, dan teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan
Penginderaan
penginderaan
terjadi
melalui
terhadap
pancaindra
suatu
objek
manusia,
tertentu.
yakni
indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) ( Notoatmodjo, 2012). Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perihal yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru ), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, disingkat AIETA yang artinya (Notoatmodjo, 2012): 1. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu. 2. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus. 3. Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru. 5. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. b.Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan mempunyai enam tingkatan yaitu : 1.
Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain dapat menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.
2.
Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar
tentang
objek
yang
diketahui,
dan
dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3.
Aplikasi (aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4.
Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
5.
Sintesis (synthesis) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6.
Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaianpenilain ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
c. Kriteria Tingkat Pengetahuan Menurut Wawan dan Dewi (2011), pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu: 1. Kategori baik yaitu jika menjawab benar 76% - 100% dari yang diharapkan. 2. Kategori cukup yaitu jika menjawab benar 56% - 75% dari yang diharapkan. 3. Kategori kurang yaitu jika menjawab benar <56% dari yang diharapkan. d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut
Wawan
dan
Dewi
(2011),
faktor-faktor
yang
mempengaruhi pengetahuan dibagi menjadi dua yaitu : 1. Faktor Internal a. Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat menigkatkan kualitas hidup.
b. Pekerjaan Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan. c. Umur Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. 2. Faktor Eksternal a. Faktor lingkungan Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia
dan
pengaruhnya
yang
dapat
mempengaruhi
perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. b. Sosial budaya Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.
2.Peserta Didik a. Pengertian Peserta Didik Setiap individu dikatakan sebagai peserta didik apabila ia telah memasuki usia sekolah. Usia 4 sampai 6 tahun, di taman kanak-kanak. Usia 6 atau 7 tahun di sekolah dasar. Usia 13 sampai 16 tahun di SMP dan usia 16 sampai 19 tahun di SLTA. Jadi, peserta didik adalah anak, individu, yang tergolong dan tercatat sebagai siswa di dalam satuan pendidikan (Fatimah, 2010). b. Lingkungan Peserta Didik Menurut Fatimah (2010), peserta didik memiliki tiga lingkungan pendidikan yang pola dan karakteristiknya berbeda-beda yaitu : 1)
Lingkungan pendidikan keluarga Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama bagi anak-anak. Pendidikan keluarga lebih menekankan aspek moral atau pembentukan kepribadian daripada pendidikan untuk menguasai ilmu pengetahuan. Di dalam keluarga, anak berkedudukan sebagai anak didik sedangkan orang tua sebagai pendidiknya.
2)
Masyarakat Masyarakat merupakan lingkungan pendidikan informal yang dikenal oleh anak-anak. Anak sudah banyak mengenal karakteristik masyarakat dengan berbagai nilai dan norma sosial. Dalam menjalankan fungsi sebagai media pendidikan, tokoh-
tokoh masyarakat memiliki pengaruh terhadap pola kehidupan masyarakatnya. 3)
Sekolah Sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal yang sengaja diciptakan oleh pemerintah dan masyarakat sebagai media pendidikan bagi generasi muda, khususnya memberikan kemampuan dan keterampilan sebagai bekal kehidupan di kemudian hari. Bagi remaja, sekolah dipandang sebagai lembaga pendidikan yang sangat berpengaruh terhadap terbentuknya konsep dan wawasan yang berkenaan dengan nasib karier mereka di masa depan.
3. Cuci Tangan Pakai Sabun a. Pengertian Cuci Tangan Pakai Sabun Cuci tangan adalah cara untuk membersihkan kedua tangan dari kotoran dan debu yang menempel di tangan dengan dicuci menggunakan
sabun
dan
air
mengalir.
Tujuannya
adalah
menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan mengurangi jumlah mokroorganisme sementara. (Bossemeyer,dkk, 2004) Cuci tangan dengan sabun biasa dan air sama efektifnya dengan cuci tangan menggunakan sabun anti mikrobial, iritasi kulit jauh lebih rendah apabila menggunakan sabun biasa. Cuci tangan sebaiknya dilakukan sebelum memeriksa atau kontak langsung dengan pasien,
sebelum memakai sarung tangan bedah steril atau DTT, setelah kedua tangan terkontaminasi (memegang instrument yang kotor dan alat lainnya, menyentuh selaput lendir, darah atau duh tubuh lainnya, kontak yang lama dan intensif dengan pasien serta setelah melepas sarung tangan) (Kusmiyati, 2010). b. Fungsi Cuci Tangan Menurut Proverawati dan Rahmawati (2012) dan DKK Sukoharjo (2011), fungsi dari cuci tangan diantaranya yaitu : 1) Cuci tangan dapat berfungsi untuk menghilangkan atau mengurangi mikroorganisme yang menempel di tangan. 2) Untuk pencegahan penyakit seperti diare, kolera, ISPA, cacingan, flu dan Hepatitis A. 3) Menjadikan tangan bersih dan terhidar dari penyakit. 4) Melindungi kesehatan keluarga. 5) Merupakan upaya sederhana, mudah dan terjangkau untuk mencapai sehat. 6) Mendidik anggota keluarga untuk berperilaku bersih. c. Waktu Untuk Mencuci Tangan Menurut Proverawati dan Rahmawati (2012), waktu yang tepat untuk mencuci tangan yaitu : 1) Setiap kali tangan kita kotor (setelah : memegang binatang, berkebun, memegang uang ,dll ) 2) Setelah buang air besar
3) Setelah menceboki bayi atau anak 4) Sebelum makan dan menyuapi anak 5) Sebelum memegang makanan 6) Sebelum menyusui bayi 7) Sebelum menyuapi anak 8) Setelah bersin, batuk, membuang ingus, setelah pulang dari bepergian, dan 9) Setelah bermain, memberi makan atau memegang hewan peliharaan d. Cara Mencuci Tangan yang Benar Menurut Dinkes Magetan (2014), cara yang tepat untuk cuci tangan adalah sebagai berikut: 1) Basahi kedua tangan dengan air mengalir 2) Beri sabun secukupnya 3) Gosok kedua telapak tangan dan punggung tangan 4) Gosok sela-sela jari kedua tangan 5) Gosok kedua tangan dengan jari-jari rapat 6) Jari-jari tangan dirapatkan sambil digosok ke telapak tangan, tangan kiri ke kanan dan sebaliknya 7) Gosok ibu jari secara berputar dalam genggaman tangan kanan, dan sebaliknya 8) Gosok kuku jari kanan memutar ke telapak tangan kiri, dan sebaliknya 9) Basuh dengan air mengalir
10) Keringkan tangan dengan tisu ( handuk tidak direkomendasikan karena lembab terus menerus dan justru menyimpan bakteri ) 11) Matikan kran air dengan tisu 12) Tangan sudah bersih
B. Kerangka Teori
Tingkat Pengetahuan Siswa tentang Cuci Tangan Pakai Sabun
Peserta Didik
Pengetahuan
Cuci Tangan Pakai Sabun
1. Pengertian
Faktor-faktor yang
peserta
mempengaruhi
didik
pengetahuan :
2. Lingkungan
1.Faktor Internal
peserta
a. Pendidikan
didik
b. Pekerjaan c. Umur 2.Faktor Eksternal a. Faktor
1. Pengertian cuci tangan pakai sabun 2. Fungsi cuci tangan pakai sabun 3. Waktu untuk mencuci tangan 4. Cara mencuci tangan yang benar
Lingkungan b. Sosial budaya
Gambar 2.1 Kerangka Teori Modifikasi : Fatimah (2010), Notoatmodjo (2012), Wawan dan Dewi (2011), Bossemeyer, dkk, 2004, Proverawati dan Rahmawati (2012), dan DKK Sukoharjo (2011)
B. Kerangka Konsep
Tingkat Pengetahuan Siswa tentang Cuci Tangan Pakai
Baik Cukup
Sabun Kurang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian Desain penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif didefinisikan sebagai suatu penelitian yang dilakukan untuk mendiskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di dalam masyarakat. Penelitian kuantitatif adalah data yang berhubungan dengan angka-angka, baik yang diperoleh dari hasil pengukuran maupun dari nilai suatu data yang diperoleh dengan jalan mengubah data kualitatif ke dalam data kuantitatif (Notoatmodjo, 2012). Jadi deskriptif kuantitatif adalah cara mendiskripsikan atau menggambarkan data yang berhubungan dengan angka-angka yang diperoleh dari suatu kejadian yang ada di masyarakat. Penelitian ini meneliti tingkat pengetahuan siswa kelas VII tentang cuci tangan pakai sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo. B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Lokasi adalah menjelaskan tempat atau lokasi penelitian tersebut dilakukan (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini dilakukan di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo.
2. Waktu penelitian Waktu penelitian adalah waktu yang akan dilakukan peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya (Hidayat, 2010). Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan September 2014 sampai dengan bulan Juni 2015. C. Populasi, Sampel dan Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo yang berjumlah 959 siswa. 2. Sampel Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012). Menurut Arikunto (2006), penentuan sampel jika besar populasi>100, maka sampel bisa diambil 10%-15% atau 20%-25% atau lebih. Jumlah sampel yang diambil yaitu 25% dari jumlah siswa kelas VII, kelas VIII dan kelas IX yang berjumlah 959 siswa. Untuk siswa kelas IX tidak dijadikan sampel dikarenakan dari pihak sekolah tidak mengijinkan siswa kelas IX untuk dilakukan penelitian oleh karena siswa kelas IX akan difokuskan pada persiapan ujian nasional. Jadi jumlah sampel yang diperoleh yaitu 240 siswa.
3. Teknik Sampling Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel untuk menyeleksi porsi dari populasi agar dapat mewakili populasi (Sujarweni dan Endrayanto, 2012). Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah proportionate stratified random sampling yaitu teknik yang digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional (Sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini sampel memiliki strata yaitu kelas VII dan kelas VIII. Sampel yang dibutuhkan adalah 240 siswa yang diambil dari dua strata yaitu kelas VII dan kelas VIII. Dari hasil perhitungan diperoleh persentase tiap strata kelas VII dan kelas VIII sama yaitu 50%. Dikarenakan persentase tiap strata sama, maka pengambilan sampel tiap strata bisa langsung dibagi dua dari total sampel yang diperoleh. Jadi sampel yang diperoleh untuk tiap kelas sebanyak 12 siswa. Sehingga total sampel yang diperoleh genap 240 siswa. Untuk cara pengambilan sampel dengan dirandom menggunakan undian yang terlebih dahulu sudah ditulis nomor absen siswa dari nomor absen 1-33. Setelah itu, masing-masing kelas akan diundi sebanyak 12, sehingga nomor absen yang keluar pada saat pengundian tersebut akan dijadikan sebagai sampel.
D. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep tertentu (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan siswa tentang cuci tangan pakai sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo. E. Definisi Operasional Definisi operasional adalah definisi yang digunakan untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti (Notoatmodjo, 2012). Tabel 3.1 Definisi Operasional Tingkat Pengetahuan Siswa Tentang Cuci Tangan Pakai Sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo Nama Variabel Tingkat Pengetahuan siswa tentang cuci tangan pakai sabun di SMP N 2 mojolaban sukoharjo
Indikator
Kategori
Alat Skala Ukur Ukur Kuesioner Ordinal
Kemampuan siswa 1.Baik :Bila menjawab dengan nilai benar tentang responden cuci tangan pakai (x)> mean +1SD sabun yang 2.Cukup:Bila nilai meliputi:pengertian, responden fungsi cuci tangan, mean-1 SD waktu untuk cuci ≤x≤ mean +1 SD tangan, dan cara 3.Kurang: Bila nilai cuci tangan. yang diperoleh responden(x)<mean-1 SD
F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012). Instrumen penelitian
yang digunakan adalah kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2010). Menurut Hidayat (2010), skala pengukuran data yang digunakan pada kuesioner yaitu skala Guttman. Skala Guttman adalah skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban dari pertanyaan/ pernyataan dengan jawaban ya dan tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar dan salah. Skala guttman dibuat seperti checklist dengan interpretasi penilaian, apabila skor benar nilai satu dan apabila skor salah nilainya 0. Kuesioner yang digunakan untuk mengetahui pengetahuan siswa tentang cuci tangan pakai sabun adalah kuesioner tertutup dimana sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih (Arikunto, 2010). Pernyataan disusun berdasarkan kisi-kisi yang diambil dari sumber teori tentang cuci tangan pakai sabun. Pernyataan terdiri dari pernyataan positif (favourable) atau pernyataan negatif (unfavourable) dengan pilihan jawaban benar atau salah. Penilaian pernyataan positif (favourable) jika responden menjawab dengan benar mendapatkan skor 1 dan jika
menjawab salah
mendapatkan skor 0. Pernyataan negatif (unfavourable) jika responden menjawab dengan benar mendapatkan skor 0 dan jika responden menjawab salah mendapatkan skor 1. Pengisian kuesioner
tersebut dengan memberikan tanda check (√ ) pada jawaban yang dianggap benar. Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Cuci Tangan Pakai Sabun Variabel
Indikator
Pernyataan Favourable Unfavourable
Tingkat 1.Pengertian 1,2 Pengetahuan 2.Fungsi cuci 4,5,6 tangan pakai sabun 3.Waktu untuk 12,13,16,17 mencuci tangan 19 4.Cara mencuci 26*,27,30,34 tangan yang benar 35 Total
3 7*,8*,9
Jumlah Pernyataan 3 6
10,11*,14,15,18 12 20,21 22,23*,24*,25*, 14 28,29*,31*,32*, 33
15
20
35
Ket: *) = Pernyataan yang tidak valid Kuesioner untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di dalam lokasi penelitian. Uji validitas telah dilakukan di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo dengan 30 siswa dan 35 item pernyataan. Siswa yang mengikuti uji validitas tidak diikutkan dalam penelitian. 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2012). Pengukuran ini menggunakan uji validitas dengan rumus product moment (Sujarweni dan Endrayanto, 2012) yaitu:
Keterangan : N : Jumlah responden r : Koefisien korelasi product moment x : skor pertanyaan y : skor total xy : skor pertanyaan dikalikan skor total Parameter dari hasil uji
adalah besarnya koefisien korelasi
pearson product moment antara 0,0 sampai 1. Dikatakan valid jika besarnya
hitung lebih besar dari
tabel (
, atau menggunakan software SPSS dikatakan valid jika pvalue < 0,05 (Riwindikdo, 2013). Uji validitas dilakukan di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo dengan menggunakan 35 item pernyataan pada 30 siswa. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh nilai koefisien item pernyataan nomor 7, 8, 11, 23, 24, 25, 26, 29, 31, dan 32 kurang dari 0,05 sehingga pernyataan tersebut dianggap tidak valid dan tidak digunakan untuk penelitian selanjutnya karena sudah ada pernyataan yang dapat mewakili pernyataan tersebut. Jadi, kuesioner untuk penelitian selanjutnya hanya terdiri dari 25 item pernyataan. Nilai hasil p yaitu 0,138.
2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2012). Menurut (Sujarweni dan Endrayanto, 2012), dalam penelitian uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronchbach ,yaitu :
Keterangan : r
: koefisien reliabilitas instrument
k
: banyaknya butir pertanyaan
∑
: total varians butir
σt2
: total varians
Uji reliabilitas dikatakan reliabel jika nilai alpha > 0,60 (Sujarweni dan Endrayanto, 2012). Dari uji reliabilitas yang telah dilakukan terhadap 25 item pernyataan di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo didapatkan nilai alpha 0.86. Hal ini menunjukkan bahwa nilai alpha diatas 0,60 sehingga kuesioner dinyatakan reliabel. G. Teknik Pengumpulan Data Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner kepada siswa tentang cuci tangan pakai sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden disuruh mengisi
kuesioner dengan selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari : 1. Data Primer Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti dari objek yang diteliti (Sunyoto dan Setiawan, 2013). Dari penelitian ini data primer didapatkan dari hasil pengisian kuesioner secara langsung oleh responden tentang cuci tangan pakai sabun. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil pengumpulan sumber lain atau pihak lain (Sunyoto dan Setiawan, 2013). Data sekunder didapatkan dari bagian Tata Usaha (TU) dan diperoleh data siswa kelas VII sebanyak 321 siswa, siswa kelas VIII sebanyak 316 siswa, siswa kelas IX sebanyak 322 siswa, dan jumlah guru, staff/karyawan sebanyak 75 orang.
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data Dalam suatu penelitian, pengolahan data merupakan salah satu langkah yang penting dikarenakan data yang diperoleh langsung dari penelitian masih mentah, belum memberikan informasi apa-apa dan belum siap untuk disajikan (Notoatmodjo, 2012).
Menurut Notoatmodjo (2012), langkah-langkah pengolahan data yaitu: a. Editing ( Penyuntingan Data) Hasil wawancara, angket, atau pengamatan dari lapangan harus dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara umum editing adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner tersebut. Setelah dilakukan penelitian, peneliti langsung melakukan pengecekan terhadap kuesioner responden. b. Coding (Pengkodean) Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan pengkodean atau coding yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Pengkodean pada kategori baik dengan angka 1, kategori cukup dengan angka 2, dan kategori kurang dengan angka 3. c. Memasukkan Data (Data Entry) atau Processing Memasukkan data yakni jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau software komputer. d. Pembersihan Data (Cleaning) Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-
kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. Proses ini disebut pembersihan data. 2. Analisis Data Menurut Notoatmodjo (2012), analisis univariate adalah analisa
deskriptif
untuk
menjelaskan
atau
mendiskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel. Adapun rumus untuk memperoleh skor persentase menurut Riwindikdo (2013), yaitu sebagai berikut :
Untuk mengetahui tingkat perkembangan menurut Riwindikdo (2013), adalah sebagai berikut : a. Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD X > 13,42 + 1 (1,84) = X > 15,26 b. Cukup : Bila nilai responden mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD 13,42 – 1 (1,84) ≤ X ≤ 13,42 + 1 (1,84) = 11,58 ≤ X ≤ 15,26 c. Kurang: Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD X < 13,42 – 1 (1,84) = X < 11,58 I. Etika Penelitian Setelah mendapatkan persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian dengan memperhatikan masalah etika (Hidayat, 2010) meliputi :
1. Informed Consent (lembar persetujuan menjadi responden) Sebelum lembar persetujuan diberikan kepada subyek penelitian, peneliti terlebih dahulu menjelaskan maksud dan tujuan peneliti yang akan dilakukan serta manfaat dilakukannya penelitian. Setelah diberikan penjelasan, lembar persetujuan diberikan kepada subyek penelitian. Jika subyek penelitian bersedia diteliti maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan ,namun jika subyek penelitian menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan akan tetap menghormati haknya. 2. Anonymity (tanpa nama) Untuk menjaga
kerahasiaan subyek penelitian,
peneliti
tidak
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan. 3. Confidentiality (kerahasiaan) Kerahasiaan semua informasi yang diperoleh oleh subyek penelitian dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan dilaporkan pada hasil riset. J. Jadwal Penelitian Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian beserta waktu berjalan atau berlangsungnya setiap kegiatan tersebut (Notoatmodjo, 2012). Jadwal penelitian ini terlampir.
BAN IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo terletak di Jl. Veteran No.69. Batas sebelah utara adalah DesaPalur, batas sebelah selatan adalah Desa Wirun, batas sebelah timur adalah Desa Joho, batas sebelah barat adalah Desa Dukuh. Jarak ke tempat pelayanan kesehatan terdekat adalah Puskesmas Mojolaban dengan jarak ± 1 km. Secara umum, keadaan lingkungan SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo terlihat bersih dan tertata rapi dengan luass ekitar ± 12.500 m 2. Terdiri dari 3 kelas yaitu kelas VII ada 10 kelas, kelas VIII ada 10 kelas dan kelas IX ada 10 kelas. Jumlah keseluruhan siswa adalah 959 siswa, jumlah keseluruhan guru, staff/karyawan adalah 75 orang. Fasilitas kesehatan untuk siswa adalah UKS yang dilengkapi dengan kotak obat dan tempat tidur. Adapun sarana prasarana yang meliputi 1 ruang perpustakaan, 1 ruang multimedia, 1 mushola, 1 koperasi, 3 kantin, 1 ruang laboratorium terapan, 1 laboratorium bahasa, 1 ruang ketrampilan dan 1 laboratorium TIK.
32
33
B. Hasil Penelitian Tingkat pengetahuan siswa tentang cuci tangan pakai sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo dapat dilihat pada table hasil analisis gambaran pengetahuan siswa di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo tentang cuci tangan pakai sabun. Tabel 4.1 Tingkat pengetahuan siswa tentang cuci tangan pakai sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo No.
Tingkat Frekuensi Pengetahuan
Persentase(%) Mean
1. 2. 3.
Baik Cukup Kurang
32 173 35
13,3 72,1 14,6
Jumlah
240
100
13,42
Standar Deviasi 1,84
Sumber: Data Primer Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui gambaran pengetahuan siswa di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo tentang cuci tangan pakai sabun, dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan terbanyak pada kategori cukup yaitu 173 siswa (72,1%). Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan umur No.
Umur
1. 2. 3. 4.
12 tahun 13 tahun 14 tahun 15 tahun Total
Frekuensi 48 72 66 54 240
Presentase (%) 20 30 27 23 100 %
34
C. Pembahasan Berdasarkan hasil
penelitian diatas menunjukkan bahwa tingkat
pengetahuan siswa tentang cuci tangan pakai sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo adalah 32 siswa (13,3%) berpengetahuan baik, 173 siswa (72,1%) berpengetahuan cukup, dan 35 siswa (14,6%) berpengetahuan kurang. Menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan merupakan hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan“what”, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya. Pengetahuan hanya dapat menjawab apa sesuatu itu. Dalam pengetahuan, objek yang disadari memang harus ada sebagaimana adanya. Cuci tangan pakai sabun adalah cara yang paling sederhana, mudah dan murah dan bermanfaat dalam mencegah berbagai penyakit penyebab kematian, seperti diare dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) yang sering menjadi penyebab kematian anak-anak juga penyakit Hepatitis, Thypus dan Flu burung (KementrianKesehatan RI, 2014). Perilaku mencuci tangan yang benar adalah bila kita mencuci tangan dengan sabun sebelum menyiapkan makanan, ketika tanga kotor (setelah memegang uang, binatang, berkebun, setelah buang air besar, setelah menceboki bayi atau anak), setelah menggunakan pestisida atau insektisida, dan sebelum menyusui bayi(KementrianKesehatan RI, 2014).
35
Hasil penelitian tingkat pengetahuan siswa tentang cuci tangan pakai sabun mayoritas tingkat pengetahuan siswa berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 173 siswa (72,1%). Dalam hal ini tingkat pengetahuan siswa masih dapat ditingkatkan lagi agar mayoritas siswa dapat berpengetahuan baik dalam hal cuci tangan pakai sabun.
D. Keterbatasan 1. Kendala dalam penelitian Selama penelitian terdapat kendala yaitu siswa kelas IX tidak diperbolehkan untuk dilakukan penelitian karena melakukan persiapan ujian. 2. Kelemahan dalam penelitian a. Penelitian ini mempunyai kelemahan dalam penyusunan alat (kuesioner) yang menggunakan kuesioner tertutup, sehingga responden tidak dapat menguraikan jawabannya selain dari jawaban yang tersedia. b. Variabel penelitian ini merupakan variable tunggal, sehingga hasil penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan siswa kelas VII tentang cuci tangan pakai sabun dan faktor-faktor yang mempengaruhi tidak diteliti.
BAB V PENUTUP
Sesuai dengan tujuan yang diharapkan peneliti yaitu untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa tentang cuci tangan pakai sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo, maka peneliti mengambil 240 responden, dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut: A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan siswa tentang cuci tangan pakai sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo, dapat disimpulkan bahwa: 1. Tingkat pengetahuan siswa dalam kategori baik sebanyak 32 siswa (13,3%) 2. Tingkat pengetahuan siswa dalam kategori cukup sebanyak 173 siswa (72,1%) 3. Tingkat pengetahuan siswa dalam kategori kurang sebanyak 35 siswa (14,6%).
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan siswa tentang cuci tangan pakai sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo, maka saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut:
37
1. Bagi ilmu pengetahuan Diharapkan peneliti selanjutnya mengadakan penelitian dengan metode yang berbeda, mengembangkan variabel penelitian dan menggunakan kuesioner terbuka sehingga hasil yang diperoleh lebih baik. 2. Bagi Peneliti Diharapkan peneliti dapat meningkatkan pengetahuan melalui pendidikan kesehatan, penyuluhan, pengalaman, dan membaca materi khususnya tentang cuci tangan pakai sabun. 3. Bagi Institusi a. SMP N 2 Mojolaban Diharapkan pihak sekolah dapat: 1) Meningkatkan pengetahuan siswa didiknya tentang cuci tangan pakai sabun. 2) Mengaplikasikan perilaku cuci tangan pakai sabun. b. STIKes Kusuma Husada Surakarta Diharapkan
bisa
dilakukan
penelitian
lebih
lanjut
mengenai
pengetahuan tentang cuci tangan pakai sabun dengan menggunakan variabel lebih dari satu, sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih baik.
38
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Bossemeyer, D, Mcintosh, N, Tierjen, L. 2004. Panduan Pencegahan Infeksi. Jakarta: Tridasa Printer Dinas Kesehatan Magetan. 2014. Cara Mencuci Tangan Yang Benar. Diakses di www.dinkes.magetankab.go.id tanggal 19 Desember 2014 DKK Sukoharjo. 2011. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011. Diakses di www.dkksukoharjo.go.id tanggal 12 November 2014 Fatimah, E. 2010.Psikologi Perkembangan. Lingkar Selatan: CV Pustaka Setia Hidayat, A. 2010. Metodologi Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data.Jakarta: Salemba Medika Kementrian Kesehatan RI. 2014. Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia.Diakses di http//www.depkes.go.id.htm, tanggal 4 November 2014 Kusmiyati, Y. 2010. Ketrampilan Dasar Praktik Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Keperawatan .Jakarta:Salemba Medika
Metodologi
Penelitian
Ilmu
Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta __________________. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Proverawati, A. dan Rahmawati, E. 2012. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Yogyakarta: Nuha Medika Riskesdas. 2013. Laporan nasional 2013. Diakses di http//www.depkes.go.id.htm, tanggal 30 November 2014 Riwidikdo, H. 2013. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Rohima Press ___________. 2013. Statistik Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka Rihama
40
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Sujarweni, W. dan Endrayanto, P. 2012. Statistik Untuk Penelitian.Yogyakarta :Graha Ilmu Sunyoto, D. dan Setiawan, A . 2013. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika Wawan, A. dan Dewi, M. 2011. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika