793
TINGKAT PENGETAHUAN PRE DAN POST PENYULUHAN TENTANG PRA MENSTRUASI SYNDROME DI AKADEMI KEPERAWATAN SANDI KARSA MAKASSAR *Lenny Gannika* Dosen Tetap Akademi Keperawatan Sandi Karsa Makassar
ABSTRAK Pengetahuan akan pra menstruasi syndrome itu sangat penting bagi wanita karena hampir semua wanita mengalami PMS dan dapat mengganggu aktivitas. Sekitar 40% wanita berusia 14 – 50 tahun, menurut suatu penelitian, mengalami syndrome pra menstruasi atau yang lebih dikenal dengan PMS (pre menstruation syndrome).Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan Mahasiswa Akademi keperawatan Sandi Karsa Makassar tentang PMS (Pra menstruasi syndrome) Pre dan Post Penyuluhan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Pra eksperimen dengan menggunakan metode Ceramah, dengan kuesioner serta pendekatan one group pre test dan post test design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa Keperawatan Sandi Karsa Makassar. Pengambilan Sampel menggunakan tehnik cluster sampling, didapatkan 80 responden dan sesuai kriteria insklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan membagi angket kuesioner untuk diisi oleh responden, responden diberi kuesioner pre test dilanjutkan penyuluhan, dan diberi kuesioner post test setelahnya. Data yang terkumpul kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan computer program statistic (SPSS). Analisa data mencakup analisa univariat dengan mencari distribusi dan frekuensi. Hasil penelitian ini diperoleh tingkat pengetahuan responden pre penyuluhan sebagian besar adalah cukup sebanyak 44 orang (55,0 %), kategori kurang 21 orang (26,3%), kategori baik 15 orang (18,8%). Post penyuluhan pengetahuan responden meningkat menjadi baik sebanyak 73 orang (91,3 %), kategori cukup sebanyak 7 orang (8,8%), dan tidak ada responden dengan kategori kurang. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan antara pengetahuan pra mensrtuasi syndrome pre dan post penyuluhan. Tingkat pengetahuan Mahasiswa Keperawatan pada saat Pre penyuluhan pada umum dalam kategori cukup, dan pada saat post penyuluhan pada umum dalam kategori baik. Kata kunci: penyuluhan PMS, pengetahuan.
Pendahuluan A. Latar Belakang Masa remaja atau masa adolesen adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seorang individu. Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dan berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan. Pada saat itu mereka tidak hanya tumbuh menjadi lebih tinggi dan lebih besar, tetapi juga terjadi perubahanperubahan di dalam tubuh yang memungkinkan untuk bereproduksi. Masa
JKSH.SK / Volume 1 / Nomor 2 / September 2015
inilah yang disebut dengan masa pubertas (Sarwono 2011). Berdasarkan studi PMS oleh WHO pada tahun 2007 yang meneliti pada 14 kultur di 10 negara ditemukan prevalensi tinggi di negaranegara barat (71-73%) dan jauh lebih rendah di negara-negara non-barat (23-34%). Prevalensi PMS menurut Dean tahun 2006 disitasi dari Bakshani tahun 2006 pada orang barat, sebanyak 85%. Menurut El-Defrawi pada tahun 1990 di sitasi dari Balaha pada tahun 2010, di Mesir prevalensi PMS mencapai 69,9% dan di Saudi Arabia mencapai 96,6% . Wanita usia muda, ras kulit hitam, dan wanita yang memiliki siklus menstruasi yang memanjang lebih sering
794
mengalami PMS. Survei tahun 1982 di Amerika Serikat menunjukkan, PMS dialami 50% wanita dengan sosial ekonomi menengah yang datang ke klinik ginekologi (Mulyono 2010). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pelayanan Kesehatan Ramah Remaja (PKRR) di bawah naungan WHO tahun 2010 menyebutkan bahwa permasalahan wanita di Indonesia adalah seputar permasalahan mengenai gangguan menstruasi (38,45%), masalah gizi yang berhubungan dengan anemia (20,3%), gangguan belajar (19,7%), gangguan psikologis (0,7%), serta masalah kegemukan (0,5%) (Setiasih, 2011). Data dari jurnal Archieves of Internal Medicine, 90% perempuan mengalami PMS sebelum menstruasi dan studi yang dilakukan terhadap 3000 wanita, sekitar 90% perempuan mengalami satu atau lebih tanda atau gejala PMS. Sekitar satu dari tiga penderita PMS mengatakan, kehidupan mereka terkena dampak berbagai gejala tersebut secara substansial. Berbagai aktivitas sehari-hari yang umumnya terkena dampak adalah performa kerja 58%, pekerjaan rumah tangga 56%, dan hubungan dengan keluarga/pasangan 50% di Asia, gejala yang menonjol adalah keluhan fisik. Berdasarkan data dari Divisi Imuno endokrinologi Reproduksi Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia RSCM, PMS merupakan kondisi medis umum yang memengaruhi hubungan wanita, aktivitas sosial, produktivitas kerja, dan kualitas hidup. Berbagai gejala emosional yang paling umum dialami wanita saat pra-haid meliputi perasaan mudah tersinggung sebanyak 48% dan timbul suatu kecemasan ketika menghadapi PMS, kurang berenergi atau lemas 45%, dan mudah marah 39%. Gejala fisik yang paling umum dialami wanita meliputi kram atau nyeri perut 51%, nyeri sendi, otot atau punggung 49%, nyeri pada payudara 46%, dan perut kembung 43% (Hestiantoro, 2009). Permasalahan remaja yang ada saat ini sangat kompleks dan mengkhawatirkan. Berbagai data menunjukkan bahwa penerapan pemenuhan reproduksi bagi remaja belum sepenuhnya mereka dapatkan antara lain dalam hal pemberian informasi. Hal ini dapat dilihat dari masih rendahnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi yaitu tentang masa subur (BKKBN, 2008). Data dari Departemen Psikiatri Universitas Indonesia, dalam menghadapi gejala-gejala JKSH.SK / Volume 1 / Nomor 2 / September 2015
yang muncul beberapa hari sebelum menstruasi, tapi menghilang saat mulai menstruasi masih bisa dianggap normal. Terlebih gejala tersebut tidak mengganggu kehidupan sehari-hari. PMS ini mempengaruhi 3 diantara 4 wanita subur dan diperkirakan mempengaruhi 70-90% wanita yang masih mengalami menstruasi, dan satu dari 20 wanita menderita gejala berat dapat menyerang secara psikologis maupun fisik. Sementara di Indonesia angka prevalensi ini dapat mencapai 85% dari seluruh populasi wanita usia reproduksi, (Suparman, Ivan. 2013) yang terdiri dari 60-75 % mengalami PMS sedang dan berat. (Andrews, G, 2013). Pengatahuan dan sikap kesehatan reproduksi remaja memang dinilai masih rendah, kurangnya pengetahuan tentang biologi dasar pada remaja mencerminkan kurangnya pengetahuan tentang resiko yang berhubungan dengan tubuh mereka dan cara menghindarinya (Pinem, 2009). Salah satu peristiwa penting yang terjadi pada remaja putri adalah tentang menstruasi yang pertama kali, biasanya umur 10-16 tahun. Saat menstruasi datang pertama kali tersebut dinamakan dengan Menarche. Banyak wanita mengalami ketidaknyamanan fisik selama beberapa hari sebelum menstruasi datang. Kirakira setengah dari seluruh wanita menderita akibat dismenore atau menstruasi yang menyakitkan. Hal ini khususnya sering terjadi awal-awal masa dewasa. Dalam bentuk yang paling berat, sering melibatkan depresi dan kemarahan, kondisi ini dikenal sebagai gejala datang bulan atau PMS (Eva & Rismalinda 2010). Sindrom pra mentruasi (PMS), merupakan gangguan siklus yang umum terjadi pada wanita mudah dan pertengahan, ditandai dengan gejala fisik dan emosional yang konsisten, terjadi selama fase luteal pada siklus mentruasi. Wanita dengan gejala afektif yang berat digolongkan dalam premenstruasi dysphoric disorder (PMDD) (Saryono&waluyo 2009). Sindrom pra menstruasi adalah kumpulan gejala fisik, psikologis, dan emosi yang terkait dengan siklus menstruasi perempuan. Sekitar 80-95% perempuan pada usia melahirkan mengalami gejala-gejala premenstruasi yang dapat mengganggu beberapa aspek dalam kehidupannya. Gejala tersebut dapat diperkirakan dan biasanya terjadi secara regular pada dua minggu periode sebelum menstruasi. Hal ini dapat hilang begitu dimulainya
795
pendarahan, namun dapat pula berlanjut setelahnya (Eva & Rismalinda 2010). Sindrom pra menstruasi adalah sakit, cepat tersinggung, dan mudah marah tanpa alasan yang jelas sering dirasakan oleh beberapa perempuan pada hari-hari menjelang menstruasi. Hal ini sering dianggap biasa oleh masyarakat. Namun, jika kondisi ini dibiarkan, dampaknya akan menganggu aktivitas seharihari, menganggu hubungan dengan orang-orang terdekat, bahkan sampai ada yang ingin bunuh diri, bila kondisi tersebut berlangsung selama tiga kali siklus menstruasi berturut-turut, bisa jadi merupakan gejala sindrom premenstruasi, Jika dibiarkan maka akan menimbulkan gangguan yang lebih parah, yang disebut dengan disforia pra menstruasi (PMDD) ( Laila, 2011). Sindrom pra menstruasi adalah sekumpulan sindrom atau gejala yang timbul pada saat satu atau dua hari menjelang siklus menstruasi seorang wanita dimulai. Bagi beberapa wanita, timbulnya gejala ini dirasakan cukup parah sehingga dapat mengganggu kehidupan seharihari wanita tersebut (MedlinePlus, 2012). Sindrom pra menstruasi (PMS) merupakan suatu keadaan dimana sejumlah gejala terjadi secara rutin dan berhubuhangan dengan siklus mentruasi,gejala biasanya timbul 7-10 hari sebelum menstruasi dan menghilang ketika menstruasi dimulai. (Nugroho & Bobby Indra 2014). Pada sekitar 14% perampuan antara usia 20 hingga 35 tahun,sindrom pra menstruasi dapat sangat hebat pengaruhnya sehingga mengharuskan mereka beristrahat dari sekolah atau kantornya. Gangguan kesehatan berupa pusing, depresi, perasaan sensitif berlebihan sekitar dua minggu sebelum haid biasanya dianggap hal yang lumrah bagi wanita usia produktif. Sekitar 40% wanita berusia 14-50 tahun, menurut suatu penelitian, mengalami sindrom pra menstruasi atau yang lebih dikenal dengan PMS (pra menstruasi syndrome) (Eva & Rismalinda 2010). Berdasarkan penelitian yang disponsori oleh WHO didapatkan hasil bahwa gejala PMS dialami oleh 23% wanita Indonesia ( Essel 2007 ). Angka ini menunjukkan bahwa penderita PMS di Indonesia cukup banyak sehingga perlu dilakukan upaya penanggulangan untuk mencegah dan mengatasinya. Salah satu faktor penyebab PMS yaitu kadar hormon progesteron yang rendah, kadar hormon estrogen yang berlebihan, perubahan JKSH.SK / Volume 1 / Nomor 2 / September 2015
ratio kadar hormone esterogen / progesteron, dan peningkatan aktivitas hormon aldosteron, rennin angiotensin serta hormon adrenal (Agustina, 2010). Pil KB kombinasi yang mengandung estrogen dan progesterone biasa membantu mengurangi naik–turunnya kadar estrogen dan progesterone. Penderita juga bisa mengurangi asupan gula, cafein, dan alcohol, menambah asupan karbohidrat dan lebih sering makan. Untuk mengurangi sakit kepala, nyeri karena kram rahim dan nyeri persendian, biasa diberikan obat anti peradang non-steroid. Rasa cemas dan gelisah biasa dibantu dengan menjalani latihan relaksasi dan meditasi. Fluoxetine biasa mengurangi depresi dan gejala lainnya. Biasanya diberikan vitamin B6, kalsium dan magnesium. ( Nugroho & Bobby Indra 2014). Pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok, atau individu. Dengan adanya pesan tersebut maka diharapkan masyarakat, kelompok, atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik (Notoatmodjo, 2011). Pendidikan kesehatan masyarakat dapat dilakukan dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat. Upaya pemberian informasi melalui penyuluhan diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan masyarakat (Notoatmodjo,2011). Pengetahuan Pre Dan Post Penyuluhan Mahasiswa Keperawatan Tentang PMS (Pra Menstruasi Syndrome) Di Akademi Keperawatan Sandi Karsa Makassar”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan Latar Belakang tersebut maka dirumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana Gambaran Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Keperawatan Tingkat I Sandi Karsa tentang Pra Menstruasi Syndrome (PMS) Pre dan Post penyuluhan”? C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan Mahasiswi Keperawatan Sandi Karsa tentang Pra Menstruasi Syndrom (PMS) antara Pre dan Post penyuluhan. 2. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan Mahasiswi Keperawatan
796
tentang PMS (Pra Menstruasi Syndrome) Pre penyuluhan. 3. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan Mahasiswi Keperawatan Tingkat I tentang PMS (Pra Menstruasi Syndrome) Post penyuluhan. D. Manfaat Penelitian 1. Institusi Pendidikan Pihak institusi pendidikan, diharapkan dapat sebagai bahan pertimbangan untuk lebih meningkatkan pemberian informasi mengenai Pra Menstruasi syndrome dengan metode yang tepat dan efektif. 2. Bagi Mahasisw Keperawatan Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi khususnya tentang mengenali tanda dan gejala PMS (Pre Menstruasi Syndrome) yang dialami remaja putri. 3. Petugas Kesehatan Penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk lebih sering mengadakan kegiatan-kegiatan mengenai pemberian informasi tentang pra menstruasi syndrome. 4. Peneliti Menambah pengetahuan peneliti dan pengalaman peneliti dalam melakukan penelitian.
JKSH.SK / Volume 1 / Nomor 2 / September 2015
Tinjauan Pustaka A. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui atau kepandaian yang dimiliki oleh seseorang yang diperoleh dari pengalaman, latihan, atau melalui proses belajar. Dalam proses belajar seseorang hanya ditentukan memiliki kemampuan membaca, menulis dan berhitung. Seseorang dituntut memiliki kemampuan memecahkan masalah, mengambil keputusan, kemampuan beradaptasi, kreatif dan inovatif, dari kemampun-kemampuan tersebut sangat diperlukan untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik. Pengetahuan merupakan kemampuan kognitif yang paling rendah namun sangat penting karena dapat membentuk prilaku seseorang (Bloom (2012), dikutip dari Potter&Perry (2011) Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan Poerwadarminto (2011), kata ”pengetahuan” mempunyai dua pengertian. Pertama, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui, kepandaian, kedua pengetahuan adalah segala sesuatu apa yang diketahui berkenaan dengan sesuatu hal. Sedangkan menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Menurut Rogers (2010) bahwa dalam diri seseorang sebelum menerima suatu obyek terjadi proses yang berurutan yaitu : a. Awareness (kesadaran), orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu stimulus (obyek). b. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus (obyek) tersebut. c. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. d. Trial, subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.
797
e.
2.
Adoption, subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikap terhadap stimulus. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku baru melalui proses seperti di atas yang didasari oleh pengetahuan maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng. Sebaliknya apabila perilaku tersebut tidak didasari pengatahuan maka perilaku tersebut tidak akan berlangsung lama. (Notoatmodjo, 2011). Tingkatan Pengetahuan Selanjutnya menurut Notoatmodjo (2011), pengatahuan mempunyai 6 tingkatan yaitu: a. Tahu (Know) Diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan menyatakan. b. Memahami (Comprehension) Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,menyebutkan contoh, menyimpulkan,meramalkan terhadap objek yang dipelajari. c. Menerapkan (Application) Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukumhukum, rumus, metode, prinsip dalam konteks atau situasi lain. Misalnya dapat menggunakan prinsip-prinsip sekitar pemecahan masalah didalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan. d. Analisis (Annalysis) Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
JKSH.SK / Volume 1 / Nomor 2 / September 2015
3.
objek dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. e. Sintesis (Shyntesis) Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian ke dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, merencanakan, meringkaskan, menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusanrumusan yang telah ada. f. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaianpenilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Menurut Diers (2012), Keperawatan adalah pekerjaan yang sangat rumit karena melibatkan ketrampilan tehnik, pengetahuan formal yang tinggi, kemampuan komunikasi, penggunaan diri, waktu, penanaman diri, dan sejumlah kualitas yang lain. Pengetahuan tentang ilmu keperawatan sangat diperlukan agar pelayanan keperawatan yang akan diberikan pada klien mempunyai tujuan jelas dan efektif. Pengetahuan tersebut memberikan dasar konseptual dan rasional terhadap metode pendekatan yang dipilih untuk mencapai tujuan-tujuan keperawatan yang spesifik dan tepat (Dorothy, 2012). Metode Memperoleh Pengetahuan Menurut Purnawan (2009) dalam Astuti (2010) metode memperoleh pengatahuan ada 4 yaitu:
798
a.
4.
Tenacity Adalah memperoleh pengetahuan yang dilakukan dengan sangat meyakinkan sesuatu meski bisa jadi apa yang diyakinkan belum tentu benar. Keyakinan ini disebabkan karena hal yang diyakini tersebut umum terjadi. b. Authority Metode memperoleh pengetahuan dengan mempercayakan pihak yang kompoten. c. Apriori Adalah metode memperoleh pengetahuan denagan menitik beratkan pada kemampuan nalar dan intuisi sendiri, tampa mempertimbangkan info dari pihak luar. d. Science Adalah memperoleh pengetahuan dengan melakukan serangkaian cara-cara ilmiah seperti mengajukan dugaan, pengujian dugaan, pengontrolan variabel, hingga penyimpulan, cara ini dianggap sebagai cara yang paling dapat diyakini kebenarannya atas pengetahuan yang diperoleh, hal ini dikarenakan pada science telah dilakukan serangkaian uji coba sebelum akhirnya sebelum memperoleh pengatahuan berupa simpulan yang mana pengujipenguji seperti ini tidak ditentukan pada ketiga metode sebelumnya. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan, yakni: a. Pendidikan Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup (Notoatmodjo, 2011). Pendidikan mempengaruhi proses belajar, menurut (Mantra, 2010), makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari
JKSH.SK / Volume 1 / Nomor 2 / September 2015
b.
c.
d.
e.
orang lain maupun dari media masa, semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengalaman Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang keperawatan (Jones dan Beck, 2010). Umur Dua sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup. Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya.Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua karena mengalami kemunduran baik fisik dan mental. Dapat diperkiran bahwa IQ akan menurun sejalan dengan bertambahnya usia, khususnya pada beberapa kemampuan yang lain seperti misalnya kosa kata dan pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat ternyata IQ seseorang akan menurun cukup cepat sejalan dengan bertambahnya usia (Malcom dan Steve, 2012). Pekerjaan Menurut Hurlock (2010) bahwa pekerjaan merupakan suatu kegiatan atau aktivitas seseorang untuk memperoleh penghasilan guna kebutuhan hidupnya. Lama bekerja merupakan pengalaman individu yang akan menentukan pertumbuhan dalam pekerjaan. Sumber informasi Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal
799
5.
maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut. Pengukuran pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden. Kedalaman pengatahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat disesuaikan dengan tingkatan domain di atas (Notoatmodjo, 2011). Adapun pertanyaan yang dapat dipergunakan untuk pengukuran pengetahuan secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu pertanyaan subjektif misalnya jenis pertanyaan essay dan pertanyaan objektif misalnya pertanyaan piliha ganda (multiple choices), betul-salah dan pertanyaan menjodohkan. Pertanyaan essay disebut pertanyaan subjektif karena penilaian untuk pertanyaan ini melibatkan faktor subjektif dari nilai, sehingga nilainya akan berbeda dari seorang penilai yang satu dibandingkan dengan yang lain dan dari satu waktu ke waktu lainnya (Setiadi, 2010). Pertanyaan pilihan ganda, betul-salah, menjodohkan disebut
JKSH.SK / Volume 1 / Nomor 2 / September 2015
pertanyaan objektif, karena pertanyaan-pertanyaan itu dapat dinilai secara pasti oleh penilainya tanpa melibatkan faktor subjektifitas dari penilai. Pertanyaan objektif khususnya pertanyaan pilihan ganda lebih disukai dalam pengukuran pengetahuan karena lebih mudah disesuaikan dengan pengetahuan yang akan diukur dan penilaiannya akan lebih cepat. Pertanyaan yang dapat dipergunakan untuk pengukuran pengetahuan secara umum yaitu pertanyaan subjektif dari peneliti. Proses seseorang menghadapi pengetahuan, menurut (Notoatmodjo 2011) bahwa sebelum orang menghadapi perilaku baru, di dalam diri seseorang terjadi proses berurutan yakni : Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus. Interest (merasa tertarik) terhadap objek atau stimulus tersebut bagi dirinya. Trial yaitu subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
800
B. Tinjauan Umum Tentang Pra menstruasi Syndrome 1. Pengertian Pra menstruasi syndrome Sindrom pra mentruasi (PMS), merupakan gangguan siklus yang umum terjadi pada wanita mudah dan pertengahan, ditandai dengan gejala fisik dan emosional yang konsisten, terjadi selama fase luteal pada siklus mentruasi.Wanita dengan gejala afektif yang berat digolongkan dalam premenstruasi dysphoric disorder (PMDD) (Saryono&waluyo 2009). Sindrom pra menstruasi adalah kumpulan gejala fisik, psikologis, dan emosi yang terkait dengan siklus menstruasi perempuan. Sekitar 80-95% perempuan pada usia melahirkan mengalami gejala-gejala premenstruasi yang dapat mengganggu beberapa aspek dalam kehidupannya. Gejala tersebut dapat diperkirakan dan biasanya terjadi secara regular pada dua minggu periode sebelum menstruasi. Hal ini dapat hilang begitu dimulainya pendarahan, namun dapat pula berlanjut setelahnya (Eva Ellya, Rangga, & Rismalinda 2010). Pra menstruasi syndrome (PMS) adalah suatu kondisi yang terdiri atas beberapa gejala fisik, emosi dan perilaku yang dialami oleh seorang perempuan sebelum datangnya siklus menstruasi, yang menyebabkan ia mengalami gangguan dalam fungsi dan aktifitas sehari-hari, gejala-gejala tersebut akan menghilang saat menstruasi tiba (Sylvia, 2010). Pra menstruasi syndrome (PMS) adalah sekumpulan gejala yang muncul akibat perubahan hormon yang terjadi dalam tubuh perempuan menjelang menstruasi (Andira , 2010). Sindrom pra menstruasi adalah sakit, cepat tersinggung, dan mudah marah tanpa alasan yang jelas sering dirasakan oleh beberapa perempuan pada hari-hari menjelang menstruasi. Hal ini sering dianggap biasa oleh masyarakat. Namun, jika kondisi ini dibiarkan, dampaknya akan menganggu aktivitas sehari-hari, menganggu hubungan dengan orangorang terdekat, bahkan sampai ada JKSH.SK / Volume 1 / Nomor 2 / September 2015
2.
yang ingin bunuh diri, bila kondisi tersebut berlangsung selama tiga kali siklus menstruasi berturut-turut, bisa jadi merupakan gejala sindrom premenstruasi, Jika dibiarkan maka akan menimbulkan gangguan yang lebih parah, yang disebut dengan disforia pra menstruasi (PMDD) (Laila, 2011). Sindrom pra menstruasi adalah sekumpulan sindrom atau gejala yang timbul pada saat satu atau dua hari menjelang siklus menstruasi seorang wanita dimulai. Bagi beberapa wanita, timbulnya gejala ini dirasakan cukup parah sehingga dapat mengganggu kehidupan sehari-hari wanita tersebut (MedlinePlus, 2012). Sindrom pra menstruasi (PMS) merupakan suatu keadaan dimana sejumlah gejala terjadi secara rutin dan berhubuhangan dengan siklus mentruasi, gejala biasanya timbul 7-10 hari sebelum menstruasi dan menghilang ketika menstruasi dimulai. (Taufan Nugroho & Bobby Indra, 2014). Etiologi Penyebab yang pasti dari sindroma pra menstruasi belum diketahui, dapat bersifat kompleks dan multi faktorial. Namun dimungkinkan berhubungan dengan faktor-faktor hormonal, genetik, sosial, perilaku, biologi, dan psikis (Saryono, 2009). Penyebab munculnya gejala PMS belum diketahui dengan pasti. Banyak teori yang menyebutkan mengenai penyebab PMS, diantaranya teori hormonal (ketidakseimbangan estrogen dan progesteron, adapula yang mengatakan karena terlalu tingginya kadar estrogen), atau kadar serotonin yang tidak proporsional. Adanya peran faktor genetik, dan lingkungan sosial diduga juga bermakna (Sylvia, 2010). Menurut (Fairus, 2011) Pola hidup yang tidak sehat terutama faktor nutrisi diduga turut berperan dalam menyebabkan PMS. Pola nutrisi yang tidak seimbang berupa diet tinggi lemak, tinggi garam dan gula, rendah vitamin B (terutama vitamin B6, vitamin E dan vitamin C) dan mineral (magnesium, zat besi, zink, mangan,
801
3.
makanan sedikit serat dapat menimbulkan PMS. Konsumsi kafein (terdapat dalam kopi, teh) serta alkohol yang berlebihan dapat memperberat gejala yang ada. Kurang berolahraga dan kurang aktivitas fisik menyebabkan semakin beratnya PMS. Penyebab yang pasti dari sindroma pra menstruasi tidak diketahui, tetapi mungkin berhubungan dengan factorfaktor social, budaya, biologi, dan psikis. Sindroma premenstruasi terjadi pada sekitar 70-90% wanita pada usia subur. Lebih sering ditemukan pada wanita berusia 20-40 tahun (Taufan Nugroho & Bobby Indra, 2014). Tanda dan Gejala Gejala yang mungkin ditemukan (Taufan nugroho & Bobby Indra, 2014). a. Perubahan fisik 1) Sakit punggung 2) Perut kembung 3) Payudara terasa penuh dan nyeri 4) Perubahan nafsu makan 5) Sembelit 6) Pusing 7) Pingsang 8) Sakit kepala 9) Daerah panggul terasa berat atau tertekan 10) Hot flashes (Kulit wajah, leher, dada tampak merah, dan teraba hangat) 11) Susah tidur 12) Tidak bertenaga 13) Mual dan muntah 14) Kelelahan yang luar biasa 15) Kelainan kulit (misalnya jerawat dan neurodermatitis) 16) Pembengkakan jaringan atau nyeri sendi 17) Penambahan berat badan b. Perubahan suasana hati 1) Mudah marah 2) Cemas 3) Depresi 4) Mudah tersinggung 5) Gelisah 6) Perubahan mental 7) Kalut 8) Sulit berkosentrasi 9) Pelupa
JKSH.SK / Volume 1 / Nomor 2 / September 2015
4.
Tipe – tipe Pra menstruasi Tipe dan gejala PMS bermacammacam, menurut gejalanya yakni PMS tipe A, H, C, dan D. Delapan puluh persen gangguan PMS termasuk tipe A. Penderita tipe H sekitar 60%. PMS tipe C 40%, dan PMS D 20%. Kadangkadang seorang wanita mengalami gejala gabungan, misalnya tipe A dan D secara bersamaan (Eva Ellya, Rangga, Rismalinda, 2010). a. PMS tipe A (anxiety) ditandai dengan gejala seperti rasa cemas, sensitive, saraf tegang, persaan labil. Bahkan beberapa wanita mengalami depresi ringan sampai sedang saat sebelum mendapat haid. Gejala ini timbul akibat ketidakseimbangan hormone estrogen dan progesteron, hormone estrogen terlalu tinggi dibandingkan hormone progesterone. Pemberian hormon progesteron kadang dilakukan untuk mengurangi gejala, tetapi beberapa peneliti mengatakan, pada penderita PMS bisa jadi kekurangan vitamin B6 dan magnesium. Penderita PMS A sebaiknya banyak mengkonsumsi makanan berserat dan mengurangi atau membatasi minum kopi. b. PMS tipe H (hyperhydration) memiliki gejala edema (pembengkakan), perut kembung, nyeri pada buah dada, pembengkakan tangan dan kaki, peningkatan berat badan sebelum haid. Gejala tipe ini dapat juga dirasakan bersamaan dengan tipe PMS lain. Pembengkakan itu terjadi akibat berkumpulnya air pada jaringan di luar sel (ekstrasel) karena tingginya asupan garam atau gula pada diet penderita. Pemberian obat diuretika untuk mengurangi retensi (penimbunan) air dan natrium pada tubuh hanya mengurangi gejala yang ada. Untuk mencegah terjadinya gejala ini penderita dianjurkan mengurangi asupan garam dan gula pada diet makanan serta membatasi minum sehari-hari.
802
c.
5.
PMS tipe C (craving) ditandai rasa lapar ingin mengkonsumsi makanan yang manis-manis (biasanya coklat) dan karbohidrat sederhana (biasanya gula). Pada umumnya sekitar 20 puluh menit setelah menyatap gula dalam jumlah banyak, timbul gejala hipoglikemia seperti kelelahan, jantung berdebar, pusing kepala yang terkadang sampai pingsang. Hipoglikemia timbul karena pengeluaran hormon insulin dalam tubuh meningkat. Rasa ingin menyatap makanan manis dapat disebabkan oleh stress, tinggi garam dalam diet makanan, tidak terpenuhinya asam lemak esensial (omega 6), atau kurangnya magnesium. d. PMS tipe D (depression) ditandai dengan gejala rasa depresi, ingin menangis, lemah, gangguan tidur, pelupa, bingung, sulit dalam mengucapkan kata-kata (verbalisasi), bahkan kadang kadang muncul rasa ingin bunuh diri. Biasanya tipe D berlangsung bersamaan dengan tipe A, hanya sekitar 3% dari seluruh tipe PMS benar-benar murni tipe D. e. PMS tipe D murni disebabkan oleh ketidakseimbangan hormone progesterone dan estrogen, dimana hormone progesteron dalam siklus haid terlalu tinggi dibandingkan dengan hormone estrogennya. Kombinasi PMS tipe D dan tipe A dapat disebabkan oleh beberapa factor yaitu stress, kekurangan asam amino tyrosine, penyerapan dan penyimpangan timbul di tubuh, atau kekurangan magnesium dan vitamin B (terutama B6). Meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung vitamin B6 dan magnesium dapat membantu mengatasi gangguan PMS tipe D yang terjadi bersamaan dengan PMS tipe A. Faktor Resiko Sindrom ini biasanya lebih mudah terjadi pada wanita yang lebih peka terhadap perubahan hormonal dalam
JKSH.SK / Volume 1 / Nomor 2 / September 2015
6.
7.
siklus haid. Akan tetapi ada beberapa faktor yang meningkatkan resiko terjadinya PMS yaitu: a. Wanita yang pernah melahirkan (PMS semakin berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami kehamilan dengan komplikasi seperti toksima). b. Status perkawinan (wanita yang sudah menikah lebih banyak mengalami PMS dibandingkan yang belum). c. Usia (PMS semakin sering dan mengganggu dengan bertambahnya usia, terutama antara usia 30-50 tahun). d. Stres (faktor stress memperberat gangguan PMS). e. Diet (factor kebiasaan makan seperti tinggi gula, garam, kopi, teh, coklat, minuman bersoda, produk susu, makanan olahan, memperberat gejala PMS). f. Kekurangan zat-zat gizi seperti kurang vitamin B (terutama B6), vitamin E, vitamin C, magnesium, zat besi, seng, mangan, asam lemak linoleat. Kebiasaan merokok dan minum alcohol juga dapat memperberat gejala PMS. g. Kegiatan fisik (kurang berolahraga dan aktivitas fisik menyebabkan semakin beratnya PMS). Diagnosa PMS dapat diduga pada wanita yang mengalami gangguan fisik atau mental beberapa saat sebelum menstruasi berlangsung setiap siklus. Menurut wie (2008) dalam Astuti (2010) ada tiga elemen penting yang menjadi dasar diagnosa apakah seorang wanita mengalami PMS yaitu jika ditemukan: a. Gejala yang sesuai denagan PMS b. Dialami setiap siklus menstruasi (konsisten) c. Menimbulkan gangguan dalam aktivitas sehari-hari. Pencegahan Pencegahan PMS (sindrom pra menstruasi) dapat dilakuakan melalui diet yang tepat dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Batasi makanan tinggi gula, tinggi gula, tinggi garam, daging merah
803
8.
(sapi dan kambing) alcohol, kopi, teh, coklat, serta minuman bersoda. b. Kurangi rokok atau berhenti merokok c. Batasi konsumsi protein (sebaiknya sebanyak 1,5gr/kg berat badan perorang). d. Meningkatkan konsumsi ikan, ayam, kacang-kacangan, dan bijibijian sebagai sumber protein. e. Batasi konsumsi makanan produk susu dan olahannya (keju, es krim, dan lainnya) dan gunakan kedelai sebagai penggantinya. f. Batasi konsumsi lemak dari bahan hewani dan lemak dari bahan yang digoreng. g. Meningkatkan konsumsi sayuran hijau. h. Meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung asam lemak esensial linoleat seperti minyak bunga matahari, minyak sayuran. i. Konsumsi vitamin B kompleks terutama vitamin B6, vitamin E, kalsium, magnesium juga omega 6 (asam linolenat gamma GLA). Selain diet, perhatikan pula hal-hal berikut ini untuk mencegah munculnya PMS: a. Melakukan olahraga dan aktivitas fisik secara teratur b. Menghindari dan mengatasi stress c. Menjaga berat badan. berat badan yang berlebihan dapat meningkatkan resiko menderita PMS. d. Catat jadwal siklus haid anda serta kenali gejala PMS e. Perhatikan pula apakah anda sudah dapat mengatasi PMS pada siklussiklus dating bulan berikutnya. (Eva Ellya, Rangga, Rismalinda, 2010). Penanganan a. Edukasi / konseling Tatalaksana pertama kali adalah meyakinkan seorang wanita bahwa wanita lainnya pun ada yang memiliki keluhan yang sama ketika menstruasi. Pencatatan secara teratur siklus menstruasi setiap bulannya dapat memberikan gambaran seorang wanita
JKSH.SK / Volume 1 / Nomor 2 / September 2015
b.
mengenai waktu terjadinya sindrom pra menstruasi untuk mengenali gejala yang akan terjadi sehingga dapat mengantisipasi waktu setiap bulannya, ketika ketidakstabilan emosi sedang terjadi. Dan remaja siap menghadapi sindrom pra menstruasi setiap bulan. Walaupun tidak berbahaya, namun acap kali dirasakan mengganggu bagi wanita yang mengalaminya. Gejala-gejala sindrom Pra menstruasi yang dialami setiap wanita itu tidak sama dan kadang juga dapat mengganggu aktifitas pekerjaan. (Saryono & Waluyo, 2009). Modifikasi gaya hidup 1) Komunikasi Wanita dengan gejala ini sebaiknya mendiskusikan masalahnya dengan orang terdekat, baik pasangan, teman, maupun keluarga. Terkadang konfrontasi atau pertengkaran dapat dihindari, apabila pasangan maupun teman mengerti dan mengenali penyebab dari kondisi ketidakstabilan wanita tersebut, sehingga memilih waktu lain untuk mendiskusikan masalah yang kontroversial tersebut. Group konseling dengan psikiater juga dapat diterapkan. 2) Diet Penurunan asupan gula,garam dan karbohidrat (nasi, kentang, roti) dapat mencegah edema (bengkak) pada beberapa wanita. Penurunan konsumsi kafein, teh, alkohol, dan soda juga dapat menurunkan ketegangan, kecemasan, dan insomnia (sulit tidur). Pola makan disarankan lebih sering namun dalam porsi kecil karena berdasarkan bukti bahwa selama periode pra menstruasi terdapat gangguan pengambilan glukosa untuk energi.
804
c.
3) Olahraga Olahraga berupa lari dikatakan dapat menurunkan keluhan pra menstruasi molimina. Berolahraga dapat menurunkan stress dengan cara memiliki waktu keluar dari rumah dan pelampiasan untuk rasa marah dan kecemasan yang terjadi. Beberapa wanita mengatakan bahwa berolahraga ketika mereka mengalami sindrom pra menstruasi dapat membantu relaksasi dan tidur di malam hari. 4) Relaksasi Teknik relaksasi dapat mengurangi tekanan dan gejala-gejala pada wanita yang mengalami PMS. Aktivitas bersantai seperti yoga atau pijatan akan sangat membantu. Teknik relaksasi tertentu seperti latihan menarik nafas dalam-dalam atau visualisasi dan biofeedback juga terbukti mempunyai efek terapeutik dalam pengurangan gejala PMS. 5) Perbanyak istrahat dan kurangi aktiftas. Obat-obatan 1) Asam mefenamat 500 mg diberikan 3 kali sehari, dapat mengurangi gejala sindrom pra menstruasi seperti dismenorhea dan menoragia (menstruasi dalam jumlah banyak). Asam mefenamat tidak diperbolehkan pada wanita yang sensitive dengan aspirin atau memiliki resiko ulkus peptikum. 2) Kontrasepsi oral (Pil KB) Kontrasepsi oral dapat mengurangi gejala sindrom pra menstruasi seperti dismenorea dan menoragia namun tidak berpengaruh terhadap ketidakstabilan mood. Pada wanita yang sedang mengkonsumsi pil KB
JKSH.SK / Volume 1 / Nomor 2 / September 2015
namun mengalami gejala sindrom pra menstruasi sebaiknya pil KB tersebut dihentikan sampai gejalanya berkurang. 3) Obat penenang Alprazolam atau triazolam dapat digunakan pada wanita yang merasakan kecemasan, ketegangan yang berlebihan, maupun kesulitan tidur. Pengobatan tekanan darah dikenal sebagai beta blocker bekerja berlawanan dengan kerja adrenalin pada tubuh dan telah terbukti efektif dalam pengaturan serangan rasa cemas terkait dengan PMS. 4) Obat antidepresi Obat ini hanya digunakan bagi mereka yang memiliki gejala sindrom pra menstruasi yang parah.
C. Tinjauan Umum Tentang penyuluhan 1. Pengertian Penyuluhan Penyuluhan adalah proses perubahan perilaku di kalangan masyarakat agar mereka tahu, mau, dan mampu melakukan perubahan demi tercapainya peningkatan produksi, pendapatan atau keuntungan dan perbaikan kesejahteraannya (Subejo, 2010). Pengertian penyuluhan kesehatan sama dengan pendidikan kesehatan masyarakat (Public Health Education), yaitu suatu kegiatan atau usaha untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Akhirnya pengetahuan tersebut diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilakunya. Dengan kata lain, dengan adanya pendidikan tersebut dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku sasaran. Penyuluhan kesehatan juga suatu proses, dimana proses tersebut mempunyai masukan (input) dan
805
2.
3.
keluaran (output). Di dalam suatu proses pendidikan kesehatan yang menuju tercapainya tujuan pendidikan yakni perubahan perilaku dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi suatu proses pendidikan disamping masukannya sendiri juga metode materi atau pesannya, pendidik atau petugas yang melakukannya, dan alat-alat bantu atau alat peraga pendidikan. Tujuan Penyuluhan kesehatan Jika dilihat dari pengertian diatas, tujuan dari pemberian pendidikan kesehatan adalah: a. Tercapainya perubahan-perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku kesehatan, serta berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan yang optimal. b. Terbentuknya perilaku sehat pada individu sesuai dengan konsep hidup sehat baik secara fisik, mental dan sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian. c. Merubah perilaku perorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan (Nazrul Effendi, 2011). Faktor-faktor Keberhasilan dalam Penyuluhan Faktor-faktor yang perlu diperhatikan terhadap sasaran dalam keberhasilan penyuluhan kesehatan : a. Tingkat Pendidikan Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasi baru yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin mudah seseorang menerima informasi didapatnya. b. Tingkat Sosial Ekonomi Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah pula dalam manerima informasi baru. c. Adat Istiadat Pengaruh dari adat istiadat dalam menerima informasi baru merupakan hal yang tidak dapat diabaikan, karena masyarakat kita
JKSH.SK / Volume 1 / Nomor 2 / September 2015
4.
masih sangat menghargai dan menganggap sesuatu yang tidak boleh diabaikan. d. Kepercayaan Masyarakat Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh orang-orang yang sudah mereka kenal, karena sudah timbul kepercayaan masyarakat dengan penyampai informasi. e. Ketersediaan Waktu di Masyarakat Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktifitas masyarakat untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam penyuluhan. Media Penyuluhan Media penyuluhan kesehatan adalah media yang digunakan untuk menyampaikan pesan kesehatan karena alat tersebut digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan kesehatan bagi masyarakat yang dituju. Menurut Notoatmodjo (2011), media penyuluhan didasarkan cara produksinya dikelompokkan menjadi : a. Media cetak yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan pesan visual, Media cetak terdiri dari : 1) Booklet atau brosur adalah suatu media untuk menyampaikan pesan kesehatan dan bentuk buku, baik tulisan ataupun gambar. merupakan barang cetakan yang berisikan gambar dan tulisan (lebih dominan) yang berupa buku kecil setebal 1025 halaman, dan paling banyak 50 halaman. Booklet ini dimaksudkan untuk memepengaruhi pengetahuan dan keterampilan sasaran tetapi pada tahapan menilai, mencoba dan menerapkan. Dalam penggunaan media cetak brosur sebagai media pertanian ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu: a) Gaya bahasa, kata-kata dan istilah harus mudah dimengerti kalimatnya
806
ringkas dan jelas sesuai dengan tingkat kemampuan sasaran. b) sebaiknya kata yang tertulis dilengkapi dengan gambar atau foto agar lebih jelas dan mudah dimengerti. c) tulisan atau materi yang disajikan harus bersifat nyata, baik, dan menguntungkan sesuai dengan kebutuhan sasaran d) harus mengandung daya penarik pembaca, kertas yang baik, berwarna, bergambar, atau bentuknya menarik untuk dibaca (Syafrudin, 2008). 2) Leaflet atau folder adalah suatu bentuk penyampaian informasi melalui lembar yang dilipat. Isi informasi dapat berupa kalimat maupun gambar. sama halnya dengan pamflet keduanya merupakan barang cetakan yang juga dibagi-bagikan kepada sasaran penyuluhan. Bedanya adalah umumnya dibagikan langsung oleh penyuluh, leaflet selembar kertas yang dilipat menjadi dua (4 halaman) sedangkan folder dilipat menjadi 3 (6 halaman ) atau lebih, leaflet dan folder lebih banyak berisikan tulisan daripada gambarnya dan keduanya ditujukan kepada sasaran untuk emepengaruhi pengrtahuan dan keterampilannya pada tahapan minat, menilai dan mencoba. 3) Selebaran adalah suatu bentuk informasi yang berupa kalimat maupun kombinasi. Selebaran yaitu barang cetakan yang berupa selebar kertas bergambar atau bertulisan yang dibagi-bagikan oleh penyuluh secara langsung kepada sasarannya, disebarkan ke jalan raya atau disebarkan dari udara melalui JKSH.SK / Volume 1 / Nomor 2 / September 2015
pesawat terbang atau helikopter. Alat peraga seperti ini dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran dan minat sasarannya meskipun demikian, jika berisi informasi yang lebih lengkap dapat dimanfaatkan oleh sasaran pada tahapan menilai dan mencoba. 4) Flip chart adalah media penyampaian pesan atau informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik berisi gambar dan dibaliknya berisi pesan yang berkaitan dengan gambar tersebut. adalah sekumpulan poster selebar kertas karton yang digabungkan menjadi satu. Masing-masing berisikan pesan terpisah yang jika digabungkan akan merupakan satu kesataun yang tidak terpisahkan yang ingin disampaikan secara utuh. Flipcard dimaksudkan untuk mempengaruhi sikap, pengetahuan atau keterampilan. Akan tetapi, karena biasa digunakan dalam pertemuan kelompok, alat peraga ini lebih efektif dan efisien untuk disediakan bagi sasaran pada tahapan minat, menilai, mencoba. 5) Rubrik atau tulisan pada surat kabar mengenai bahasan suatu masalah kesehatan. 6) Poster adalah bentuk media cetak berisi pesan kesehatan yang biasanya ditempel di tempat umum. merupakan barang cetakan yang ukurannya relatif besar untuk ditempel atau direntangkan di pinggir jalan. Berbeda dengan placard yang banyak berisikan tulisan, poster justru lebih banyak berisi gambar. Keduanya dimaksudkan untuk mempengaruhi perasaan / sikap dan pengalaman pada tahapan sadar dan minat.
807
5.
7) Foto yang mengungkap informasi kesehatan yang berfungsi untuk member informasi dan menghibur. merupakan alat peraga yang dimaksudkan untuk mengenalkan inovasi atau menunjukkan bukti-bukti keberhasilan / keunggulan satu inovasi yang ditawarkan. Photo ini dimaksudkan untuk mempengaruhi sikap dan pengetahuan sasaran pada tahapan sadar, minat, menilai. b. Media Elektronik yaitu suatu media bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan didengar dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronika. adapun macam media elektronik: 1) Televisi 2) Radio 3) Video 4) Slide 5) Film c. Luar ruangan yaitu media yang menyampaikan pesannya di luar ruangan secara umum melalui media cetak dan elektronika secara statis, misalnya : 1) Pameran 2) Banner 3) TV Layar Lebar 4) Spanduk 5) Papan Reklame Peran Media Dalam Penyuluhan Kesehatan Tujuan atau alasan mengapa media sangat diperlukan di dalam pelaksanaan penyuluhan kesehatan antara lain adalah : a. Media dapat mempermudah penyampaian informasi. b. Media dapat menghindari kesalahan persepsi. c. Media dapat memperjelas informasi. d. Media dapat mempermudah pengertian. e. Media dapat mengurangi komunikasi verbalistik. f. Media dapat menampilkan objek yang tidak dapat ditangkap dengan mata.
JKSH.SK / Volume 1 / Nomor 2 / September 2015
g. 6.
Media dapat memperlancar komunikasi Hal-Hal Yang Harus Ada Dalam Penyuluhan a. Memberikan pengetahuan betapa pentingnya kesehatan Biasanya pada penyuluhan kesehatan para warga pedesaan tersebut di berikan pengetahuan pengetahuan yang dapat menyadarkan mereka akan pentingnya kesehatan. Sehingga mereka dapat menyadari dan melakukan hal hal yang berkaitann dengan kepentingan kesehatan mereka. b. Di berikan pemeriksaan kesehatan secara gratis Ada sebuah alasan yang begitu miris ketika masyarakat pedesaan di tanya mengenai kesehatan. Mereka memberikan alasan lantaran perekonomian yang kurang mencukupi maka mereka tidak dapat selalu menjaga kesehatannya melalui konsultasi ke dokter. Oleh sebab itu masyarakat biasanya akan di berikan pemerisaan kesehatan secara gratis untuk menarik perhatian mereka, dan tentunya agar mereka mau mempedulikan kesehatan mereka. c. Mengadakan pembersihan lingkungan Kebersihan lingkungan merupakan salah saru hal yang penting untuk menjaga kesehatan seseorang oleh sebab itu biasanya pada penyuluan kesehatan warga akan di minta untuk membersihkan lingkungan sekitarnya secara berotong royong. Dan setelah membersihkannya secara bergotong royong maka mereka diminta untuk selalu menjaga kebersihan lingkungannya, karena dengan lingkungan yang bersih maka wargapun akan terhindar dari beberapa jenis bibit penyakit yang menyukai tempat tepat kotor. d. Memberikan obat dan vitamin gratis Di penyuluhan kesehatan biasanya para warga akan di berikan obat
808
7.
dan vitamin secara gratis. Hal tersebut di lakuka sebagai bentuk wujut kepedulian terhadapa warga sekitar. Metode-Metode Dalam Penyuluhan Metode yang dapat dipergunakan dalam memberikan penyuluhan kesehatan adalah( Notoatmodjo, 2011 ): a. Metode Ceramah Adalah suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan suatu ide, pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran sehingga memperoleh informasi tentang kesehatan. b. Metode Diskusi Kelompok Adalah pembicaraan yang direncanakan dan telah dipersiapkan tentang suatu topik pembicaraan diantara 5-20 peserta (sasaran) dengan seorang pemimpin diskusi yang telah ditunjuk. c. Metode Curah Pendapat Adalah suatu bentuk pemecahan masalah di mana setiap anggota mengusulkan semua kemungkinan pemecahan masalah yang terpikirkan oleh masing-masing peserta, dan evaluasi atas pendapat – pendapat tadi dilakukan kemudian. d.
e.
f.
Metode Panel Adalah pembicaraan yang telah direncanakan di depan pengunjung atau peserta tentang sebuah topik, diperlukan 3 orang atau lebih panelis dengan seorang pemimpin. Metode Bermain Peran Adalah memerankan sebuah situasi dalam kehidupan manusia dengan tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atu lebih untuk dipakai sebagai bahan pemikiran oleh kelompok. Metode Demonstrasi Adalah suatu cara untuk menunjukkan pengertian, ide, dan prosedur tentang sesuatu hal yang telah dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan, adegan dengan menggunakan alat
JKSH.SK / Volume 1 / Nomor 2 / September 2015
g.
h.
peraga. Metode ini digunakan terhadap kelompok yang tidak terlalu besar jumlahnya. Metode Simposium Adalah serangkaian ceramah yang diberikan oleh 2 sampai 5 orang dengan topik yang berlebihan tetapi saling berhubungan erat. Metode Seminar Adalah suatu cara di mana sekelompok orang berkumpul untuk membahas suatu masalah dibawah bimbingan seorang ahli yang menguasai bidangnya
Metode Penelitian A. Desain Penelitian dan Kerangka Kerja 1. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Pra eksperimen, yaitu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan (experiment), yang bertujuan untuk mengetahui gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu atau eksperimen tersebut (Saryono, 2011). Rancangan yang digunakan adalah “One Group Pre Test Post test Design”. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan keadaan sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut (Saryono, 2011): O1 X O2 Keterangan: O1: Pre test: Sebelum diberi penyuluhan O2: Post test: Setelah diberi penyuluhan X: Intervensi: Diberi penyuluhan B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu penelitian. (Saryono, 2011).
809
2.
Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi yang mewakili populasi dalam suatu penelitian. (Saryono, 2011). dengan memenuhi kriteria inklusi dimana karateristik sampel dapat dimasukkan atau layak untuk diteliti. Metode pengambilan Sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan teknik Cluster Sampling, berdasarkan kriteria sebagai berikut: C. Metode Pengumpulan data Metode pengumpulan data diperoleh dari sumber data yaitu meliputi data primer dan data sekunder, sebagai berikut : 1. Data primer Data pengetahuan Mahasiswi Keperawatan yang dikumpulkan dengan mengadakan pre test dan post test untuk mengukur pengetahuan tentang PMS dengan menggunakan kuesioner. 2. Data sekunder Data diperoleh dari data Mahasiswi Keperawatan Sandi Karsa tahun 2015. D. Pengolahan Data dan Analisa Data 1. Pengolahan Data Setelah terkumpulnya data melalui kuesioner, maka dilakukan tahap pengolahan data yang melalui beberapa tahapan sebagai berikut: a. Editing Proses editing setelah data terkumpul maka dilakukan pemeriksaan kelengkapan data, kesinambungan dan keseragaman data. b. Coding Setelah dilakukan editing, selanjutnya peneliti memberikan kode tertentu pada tiap-tiap data sehingga memudahkan dalam melakukan analisis data. c. Tabulating Mengelompokan data dalam bentuk tabel yaitu gambaran antara variabel dependen dan independen, yang kemudian dianalisis secara statistic (Hidayat, 2012). 2. Analisis data Analisa data dalam penelitian ini dengan menggunakan metode analisis Univariat. Hasil pengolahan dan JKSH.SK / Volume 1 / Nomor 2 / September 2015
tabulasi data dianalisa dalam program SPSS distribusi frekuensi untuk melihat gambaran dari variabel yang diteliti. E. Masalah Etika Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mendapat rekomendasi dari Diploma keperawatan dan permintaan ijin ke Direktur Keperawatan. Setelah mendapatkan persetujuan barulah melakukan penelitian dengan menekankan masalah etika yang meliputi : 1. Informed consent Lembar persetujuan diberikan pada subyek yang akan diteliti.Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan riset yang dilakukan.Jika subyek bersedia diteliti maka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika subyek menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya. 2. Tanpa nama (Anonimity) Untuk menjaga kerahasiaan identitas,peneliti tidak akan mencatumkan nama subyek pada lembar kuesioner yang diisi oleh subyek.lembar tersebut hanya diberi nomor kode tertentu. 3. Confidential ( Kerahasiaan) Masalah ini merupakan etika penelitian dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah – masalah lainnya. Hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset dan peneliti menjamin kerahasiaan informasi yang diperoleh dari responden.
810
Hasil Penelitian dan Pembahasan A. Hasil Penelitian 1. Karateristik Responden Penelitian ini menunjukan bahwa,dari 80 responden yang diteliti dan dari data mengenai kelompok umur responden diperoleh dari hasil pengisian angket dengan menggunakan kuesioner. Berdasarkan data yang diperoleh didapat data berdistribusi frekuensi umur responden sebagian besar adalah 17-20 sebanyak 63 orang (78,8 %). 2. Pengetahuan pre Penyuluhan Pengetahuan responden pada saat pre penyuluhan sebagian besar dalam kategori cukup sebanyak 55,0%, kategori kurang 26,3%, katerogi baik 18,8%. Peningkatan maupun penurunan pengetahuan pada responden dapat dipengaruhi oleh faktor pendidikan dasar serta paparan media informasi yang diterima responden. Perbedaan latar belakang pendidikan dasar yang dimiliki responden sangat mempengaruhi dalam penerimaan dan pemahaman serta daya ingat responden terhadap materi yang telah di peroleh. Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam pemberian respon terhadap sesuatu yang datangnya dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang rasional terhadap informasi yang dating dan akan berpikir sejauh mana keuntungan yang mereka dapatkan. Sama halnya dengan tingkat pendidikan, paparan media juga dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang terhadap suatu informasi. Seseorang yang lebih sering terpapar media masa akan memperoleh informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan orang yang tidak pernah terpapar media masa. Hal ini tidak menutup kemungkinan dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan responden tentang Pra Menstruasi Syndrome sebelum dilakukan penyuluhan. Walaupun sebagian responden telah mengetahui informasi tentang Pra Menstruasi Syndrome, akan tetapi banyak pertanyaan yang dijawab salah oleh responden.
JKSH.SK / Volume 1 / Nomor 2 / September 2015
3.
Pengetahuan Post Penyuluhan Pengetahuan responden pada saat post penyuluhan meningkat menjadi baik sebanyak 91,3 %. Hal ini terbukti dari pertanyaanpertanyaan yang semula dijawab salah pada waktu pre test, ternyata pada waktu post test banyak yang dijawab dengan benar. Analisa diatas menunjukkan bahwa adanya pengaruh dari penyuluhan untuk mengubah /meningkatkan pengetahuan responden mengenai pra menstruasi syndrome (PMS). Penyuluhan kesehatan juga suatu proses, dimana proses tersebut mempunyai masukan (input) dan keluaran (output). Di dalam suatu proses pendidikan yakni perubahan perilaku dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi suatu proses pendidikan disamping masukannya sendiri, juga metode materi atau pesannya, pendidik atau petugas yang melakukannya, dan alat-alat bantu atau alat peraga pendidikan. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Seperti yang telah dikemukakan oleh (Noatoatmodjo 2011) mengenai tingkatan pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif yang mempunyai 6 tingkatan yang meliputi Tahu, diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Memahami, orang yang telah paham terhadap objek atau materi. Menerapkan, sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari. Analisis, suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek. Sintesis, suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Evaluasi, kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Pertanyaan yang dijawab salah oleh responden, setelah
811
penyuluhan ternyata responden dapat menjawab dengan benar, dengan adanya peningkatan pengetahuan seperti yang dijabarkan diatas menujukkan adanya kemajuan dalam tingkatan pengetahuan responden tentang Pra Menstruasi Syndrome (PMS). Dalam hal ini setidaknya sudah mencapai tingkat pemahaman materi yaitu kemampuan untuk menginterprestasikan atau mengulang informasi yang diperoleh.
5.
6. Penutup A. Kesimpulan Tingkat pengetahuan Mahasiswi Keperawatan pada saat Pre penyuluhan pada umum dalam kategori cukup.Tingkat pengetahuan mahasiswi Keperawatan pada saat Post penyuluhan pada umum dalam kategori baik. B. Saran 1. Bagi Responden Diharapkan dengan adanya penelitian ini, para mahasiswi lebih meningkatkan pengetahuan tentang PMS dengan cara mencari informasi yang lengkap dan benar berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja khususnya PMS misalnya dari buku, internet, mengikuti penyuluhan dan dapat melalui diskusi terbuka tentang kesehatan reproduksi remaja dalam hal ini tentang PMS. 2. Bagi Tenaga kesehatan Tenaga kesehatan diharapkan meningkatkan penyuluhan dalam bidang kesehatan dengan cara promosi kesehatan / pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi remaja khususnya tentang PMS. 3. Bagi Institusi Pendidikan Demi meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang PMS diharapakan pihak institusi pendidikan menambah kumpulan refrensi mengenai kesehatan reproduksi khususya PMS. 4. Bagi Pembaca
JKSH.SK / Volume 1 / Nomor 2 / September 2015
Semoga dengan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi baru tentang PMS dan dapat menjadikan sebagai iformasi pribadi yang akan disebarluaskan kepada masyarakat. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti lain selanjutnya yang mungkin juga menggunakan topik yang sama dengan yang diambil oleh penulis, penulis berharap supaya adanya penelitian yang dilanjutkan dengan penyuluhan lanjutan, sehingga responden tidak hanya tahu saja, melainkan dapat paham lebih lanjut dengan berbagai keterangan yang disampaikan lewat penyuluhan lanjutan. Bagi Peneliti Semoga dengan hasil penelitian ini, dapat menjadi sebuah sumber ilmu baru dan dapat diterapkan kepada masyarakat serta dapat lebih baik lagi dalam studi lapangan selanjutnya.
812
DAFTAR PUSTAKA
Andira. 2010. Kesehatan reproduksi wanita. Jakarta : buku kedokteran EGC Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian. Jakarta: PT Bina Aksara Atikah, Siti. 2009. Menarche,Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta Nuha medika Azwar, Saifudin. 2011. Sikap manusia Teori pengukurannya, edisi 2. Yogyakarta : pustaka pelajar Azzuhari, Hisyam A. 2010. Buku Pintar Wanita. Solo : Pustaka iltizam Balaha MH, El Monem MA, Al Moghannum MS et al. The phenomenology of premenstrual syndrome in female medical students: a cross sectional study. Pan African Medical Journa.l 2010. Badriyah. 2012. Tingakat pengatahuan Remaja tentang pre menstrual syndrome ( PMS) Pada siswi kelas XI Di sekolah menengah atas Negri 3 Sragen.Surakarta : Sekolah tinggi ilmu kesehatan kusuma husada Surakarta. BKKBN.2008. Pedoman Materi:Membantu remaja memahami dirinya. Jakarta : BKKBN Ellya, Rangga, Rismalinda. 2010. Kesehatan reproduksi wanita.Jakarta : CV Trans Info Media Evi ilma. 2013. Analisa gejala premenstrual syndrome (PMS) pada remaja di SLTA bakti Ponorogo. Ponorogo : Fakultas ilmu kesehatan Universitas Muhammadyah Ponorogo. Evira, Sylvia, D. 2010. Sindrom pra menstruasi. Jakarta : FKUI Laila, N. 2011. Buku pintar menstruasi. Yogyakarta: Nuha Medika Notoatmodjo. 2011. Metodologi pengantar pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku kesehatan. Yogyakarta : Andi offset Nugroho, Utama, I. 2014. Masalah kesehatan reproduksi wanita. Yogyakarta : Nuha medika
JKSH.SK / Volume 1 / Nomor 2 / September 2015
Poewardarminto. 2010. Kamus umum bahasa Indonesia. Jakarta : Balai pustaka Sarwono. 2011. Ilmu kandungan ,edisi 3. Jakarta : PT bina pustaka sarwono prawirohadjo Saryono. 2011. Metodologi penelitian kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press Saryono, Waluyo. 2009. Sindrom Pra menstruasi. Yogyakarta : Nuha Medika Wachdiyaningsih. 2012. Pengaruh program Rani Remen terhadap peran ibu disaat mendampingi remaja putrid dimasa prementruasi di wilayah puskesmas karangkobar banjar negara. Jawa tengah: Fakultas kesehatan masyarakat, Program sarjana Kesehatan Masyarakat.