TINGKAT PENGETAHUAN MENGENAI MAKANAN SEHAT PADA SISWA-SISWI KELAS IV SD KELURAHAN CIRENDEU
Laporan Penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN
OLEH: LUTHFAH AINI NIM: 106103003450
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009 M
TINGKAT PENGETAHUAN MENGENAI MAKANAN SEHAT PADA SISWA-SISWI KELAS IV SD KELURAHAN CIRENDEU
Laporan Penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN
OLEH: LUTHFAH AINI NIM: 106103003450
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009 M
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 6 November 2009
materai
Luthfah Aini
ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
TINGKAT PENGETAHUAN MENGENAI MAKANAN SEHAT PADA SISWA-SISWI KELAS IV SD KELURAHAN CIRENDEU
Laporan Penelitian Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked)
Oleh : Luthfah Aini NIM: 106103003450
Pembimbing
drg. Laifa Annisa H, PhD
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/ 2009 M iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Laporan Penelitian berjudul TINGKAT PENGETAHUAN MENGENAI MAKANAN SEHAT PADA SISWA-SISWI KELAS IV SD KELURAHAN CIRENDEU yang diajukan oleh Luthfah Aini (NIM: 106103003450), telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada 6 November 2009 dan sudah diperbaiki sesuai dengan masukan dan saran anggota penguji. Laporan penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter.
Jakarta, 6 November 2009
DEWAN PENGUJI
Ketua Sidang
dr. Nurul Hiedayati, PhD
Pembimbing
drg. Laifa Annisa H, PhD
Penguji
Prof. DR. dr. Sardjana, Sp.OG (K), S.H
PIMPINAN FAKULTAS
Dekan FKIK UIN
Kaprodi PSPD FKIK UIN
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh; Bismillaahirrahmaanirrahiim. Segala puji syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Terimakasih tidak lupa terucap kepada pihak-pihak yang telah membantu dan berjasa baik secara batiniah maupun secara rohaniah kepada Penulis hingga terselesaikan skripsi ini. Terimakasih Penulis haturkan kepada: 1.
Allah SWT atas izin dan kuasa Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan penelitian ini.
2.
Prof. DR. dr. MK Tadjudin, Sp.And selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
DR. dr. Syarief Hasan Lutfie Sp.RM selaku Ketua Jurusan Pendidikan dokter (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.
drg. Laifa Annisa H, Ph.D selaku pembimbing yang selalu membantu di tengah kesibukannya
telah meluangkan waktu
untuk
memberikan
pengarahan serta motivasi dalam penulisan skripsi ini. 5.
Prof. DR. dr. Sardjana, Sp.OG (K), S.H selaku penguji dan memberi bimbingan intensif kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan lebih baik lagi.
6.
Segenap Bapak/Ibu dosen FKIK yang telah memberikan ilmu yang tak ternilai hingga Penulis mendapatkan ilmu pendidikan dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7.
Kedua Orang tua penulis, ayahanda Muhadi dan ibunda Ismayanti sebagai pembimbing utama dan penasihat, yang telah membesarkan dan mendidik penulis sejak kecil hingga dewasa.
Serta, ketiga saudaraku,adik Fuzi
Fauziah, Marliatul Kiftiyah, G.Nazwa Balqist Adlina, dan Kiay Radika
v
Rama Putra atas do’a dan motivasi yang telah diberikan kepada penulis sehingga laporan penelitian ini dapat terselesaikan. 8.
Teman-teman
riset
(Alida
Rosmalina,
Fitriyani,
Irwienny
tria,
Labiqatullubabah) dan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Tiada gading yang tak retak. Kritik dan saran selalu terbuka demi tercapainya skripsi yang lebih baik lagi untuk ke depannya. Harapan Penulis, semoga setitik tanda yang tergores dalam kertas ini mendatangkan manfaat bagi penulis dan setiap
orang
yang
membacanya.
Wassalamu’alaikum
warahmatullahi
wabarakatuh.
Jakarta, 6 November 2009
Penulis
vi
ABSTRAK Luthfah Aini. Pendidikan Dokter. Tingkat pengetahuan mengenai makanan sehat pada siswa/i SD kelas 4 dikelurahan Cirendeu. 2009. Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2000, diperkirakan jumlah penderita gizi buruk pada balita adalah 1.520.000 anak dan penderita gizi kurang adalah 4.940.000 anak. Dalam hal memenuhi kebutuhan gizi anak dipengaruhi banyak faktor, dan edukasi dini mengenai makanan sehat juga sangat berpengaruh terhadap pengetahuan mengenai kesehatan bagi anak serta dapat pula menentukan sikap selanjutnya yang akan dijalani oleh anak tersebut. Berdasarkan identifikasi masalah diatas akan dilakukan penelitian yang mengarah pada tingkat pengetahuan mengenai makanan sehat pada siswa/i SD kelas 4 kelurahan Cirendeu. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan disain cross sectional. Dengan responden siswa/i kelas 4 SD dikelurahan Cirendeu. Responden diminta utuk mengisi kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai pengetahuan makanan sehat. Dari 80 responden didapatkan tingkat pengetahuan mengenai makanan sehat pada siswa/i kelas 4 SD dikelurahan Cirendeu adalah 63,8% memiliki pengetahuan tinggi; 33,8% memiliki pengetahuan sedang; dan 2,5% memiliki pengetahuan rendah. Kesimpulan yang didapat adalah tingkat pengetahuan mengenai makanan sehat pada siswa/i SD kelas 4 dikelurahan Cirendeu adalah baik, yaitu dengan 63,8% siswa/i memiliki pengetahuan tinggi. Kata kunci: Pengetahuan, makanan sehat, siswa-siswi
vii
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... ii LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iii LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ iv KATA PENGANTAR .................................................................................... v ABSTRAK……………................................................................................... vii DAFTAR ISI ................................................................................................... viii DAFTAR TABEL ........................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1 1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1 1.2. Rumusan Masalah ........................................................................... 2 1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................. 2 1.3.1 Tujuan Umum ........................................................................... 2 1.3.2 Tujuan Khusus .......................................................................... 2 1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................... 3 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 4 2.1. Pengetahuan dan Perilaku…………................................................ 4 2.2. Anak Usia Sekolah………............................................................... 5 2.3. Pengetahuan..................................................................................... 7 2.4. Gizi Pada Anak Masa Sekolah……………..................................... 9 2.5. Kerangka Konsep…………………….. .......................................... 20 2.6. Definisi Operasional…….. …………............................................. 20 BAB III. METODE PENELITIAN .............................................................. 22 3.1. Desain Penelitian ............................................................................ 22 3.2. Waktu dan Tempat Penelitian.......................................................... 22 3.3. Populasi dan Sampel Penelitian....................................................... 22 3.4. Metode Penetuan Sampel dan Besar Sampel................................... 22 3.5. Izin Penelitian………………………............................................... 23 3.6. Alur Penelitian.................................................................................. 24 3.7. Pengelolahan Analisa dan Penyajian Data………………………... 24 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 25 4.1. Keterbatasan Penelitian……………………………………………. 25 4.2. Karakteristik Data Sampel………………………………………… 25 4.3. Data Hasil Sampel…………………………………………………. 28 4.3.1. Tingkat Pengetahuan.………………………………………... 28 4.4. Pembahasan………………………………………………………... 37 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 39 5.1. Kesimpulan………………………………………………………… 39 5.2. Saran……………………………………………………………...... 39 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 40 LAMPIRAN..................................................................................................... xiv viii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Zat-zat gizi esensial yang dibutuhkan tubuh………………............. 10 Tabel 2.2 nilai karbohidrat berbagai bahan makanan (gram/100 gram)……... 13 Tabel 2.3 Nilai protein berbagai bahan makanan (gram/100 gram)…………. 16 Tabel 2.4 Nilai lemak berbagai bahan makanan (gram/100 gram)...……...... 18 Tabel 2.5 Definisi Operasional…………………………………………....... 20 Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Usia…………… 25 Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin………... 26 Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan SD Kelurahan Cirendeu 27 Tabel 4.4 jumlah sampel berdasarkan usia....................................................... 27 Tabel 4.5 Hasil statistik nilai seluruh SD.......................................................... 29 Tabel 4.6 Frekuensi dan persentase nilai…………………………………….. 29 Tabel 4.7 Persentase tingkat pemgetahuan mengenai makanan sehat……….. 30 Tabel 4.8 Jumlah siswa/i menjawab benar dan persentasenya......................... 36 Tabel 4.9 Tingkat pengetahuan mengenai makanan sehat................................ 37
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1. Skema Kerangka Konsep………………………......................... 20 Gambar 3.1. Skema Alur Penelitia…………..……………….....……...…..... 24 Gambar 4.1. Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Usia……………….. 26 Gambar 4.2.Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin……… 26 Gambar 4.3 pekerjaan ayah............................................................................. 28 Gambar 4.4 Frekuensi jumlah benar………………………………………… 30 Gambar 4.5 Pertanyaan 1 (definisi pola makanan sehat)................................ 31 Gambar 4.6 Pertanyaan 2 (definisi gizi seimbang).......................................... 31 Gambar 4.7 Pertanyaan 3 (kriteria makanan gizi seimbang)........................... 32 Gambar 4.8 Pertanyaan 4 (komposisi 4 sehat 5 sempurna)............................ 32 Gambar 4.9 Pertanyaan 5 (sumber makanan mengandung karbohidrat)......... 33 Gambar 4.10 Pertanyaan 6 (sumber vitamin C)................................................ 33 Gambar 4.11 Pertanyaan 7 (sumber vitamin A)................................................ 34 Gambar 4.12 Pertanyaan 8 (sumber makanan mengandung protein)............... 34 Gambar 4.13 Pertanyaan 9 (komposisi makanan 4 sehat 5 sempurna).......... 35 Gambar 4.14 pertanyaan 10 (sumber makanan mengandung protein).............. 35 Gambar 4.15 Jumlah siswa menjawab benar.................................................... 36
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4
Halaman Daftar Kuesioner……………………........................................... 41 Data Statistik ……………….....……...….................................... 44 Dokumentasi................................................................................ 45 Daftar Riwayat Hidup…………………………………………... 46
xi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Pemberitaan di media menyebutkan semakin banyaknya penyakit yang
menyerang anak-anak di Indonesia, hal ini menunjukkan bahwa kesehatan anak merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Tingkat kesehatan anak Indonesia yang semakin menurun berkaitan dengan tingkat pengetahuan kesehatan yang kurang.
Dalam hal ini yang berperan dalam pengetahuan
kesehatan anak tidak hanya orang tua saja tetapi juga pihak lainnya dan salah satunya adalah sekolah. Selain itu, faktor orang tua yang mungkin berperan antara lain status ekonomi dan tingkat pendidikan orang tua. Peran sekolah dalam pendidikan kesehatan pada anak selain dalam proses pembelajaran yang formal, juga disertai dengan penerapan sikap dan perilaku kesehatan pada anak-anak. Meskipun kesehatan selalu menjadi topik utama di Indonesia, seperti yang ditunjukkan selama 25 tahun pertama rencana pembangunan. Namun masih banyak kendala-kendala yang di hadapi, sehingga tetap munculnya kasus-kasus lama ataupun baru di bidang kesehatan dan dalam hal inilah perlu di tangani lebih mendalam mengenai hal-hal penyulitnya1. Di Indonesia, terlihat beberapa masalah kesehatan salah satunya adalah masalah gizi.
Menurut data Direktorat gizi tahun 2001, pengkajian Survey
Sosioekonomi Nasional pada tahun 1989, prevalensi gizi kurang pada balita adalah 37.5% menurun menjadi 24,7% tahun 2000. Walaupun terjadi penurunan prevalensi gizi kurang, yang menjadi pusat perhatian adalah penderita gizi buruk pada anak balita, yang terlihat tidak ada penurunan semenjak tahun 1989. Pada tahun 1989, prevalensi gizi buruk anak balita adalah 6.3%.
Prevalensi ini
meningkat menjadi 11,56% pada tahun 1995 dan menurun menjadi 7,53% pada tahun 2000.
Berdasarkan hasil sementara sensus penduduk 2000, maka
diperkirakan jumlah penderita gizi buruk pada balita adalah 1.520.000 dan penderita gizi kurang adalah 4.940.000 anak.
Hal ini dapat terjadi karena
beberapa faktor yang telah di tuliskan sebelumnya, dan salah satu hal yang paling penting adalah tingkat pengetahuan seseorang mengenai kesehatan. 1
2
Pengetahuan mengenai makanan sehat sangat diperlukan agar anak dapat mengetahui kebutuhan gizinya. Dalam hal memenuhi kebutuhan gizi dipengaruhi banyak faktor, salah satunya adalah edukasi dini mengenai makanan sehat yang berpengaruh untuk menentukan sikap dan prilaku dalam memenuhi kebutuhan gizi tersebut. Berdasarkan identifikasi masalah diatas akan dilakukan penelitian untuk mengetahui tingkat pengetahuan mengenai makanan sehat pada anak SD kelas 4 Kelurahan Cirendeu.
Mengacu pada uraian diatas, perumusan judul pada
penelitian ini adalah “Tingkat pengetahuan mengenai makanan sehat pada siswa/i kelas 4 SD Kelurahan Cirendeu”.
1.2.
Rumusan Masalah Menurut Prof. Sukijo, pengetahuan dapat di pengaruhi oleh faktor
lingkungan.
Peran dari orang tua, guru dan orang-orang sekitar akan
mempengaruhi tingkat pengetahuan anak tersebut, selain itu hal tersebut juga akan berperan terhadap sikap dan juga perilakunya.
Dikarenakan belum adanya
penelitian yang menyebutkan mengenai tingkat pengetahuan siswa/i SD di Kelurahan Cirendeu, maka akan dilakukan penelitian mengenai tingkat pengetahuan siswa/i SD kelas 4 di Kelurahan Cirendeu.
Dengan perumusan
masalah sebagai berikut: Bagaimana tingkat pengetahuan tentang makanan sehat pada siswa/i kelas 4 SD di kelurahan Cireundeu?
1.3.
Tujuan
1.3.1. Tujuan umum Mengetahui tingkat pengetahuan mengenai makanan sehat pada siswa/i SD kelas 4 di Kelurahan Cirendeu. 1.3.2. Tujuan khusus 1)
Mengidentifikasi hal yang berperan pada tingkat pengetahuan mengenai makanan sehat.
2)
Mengetahui pola distribusi siswa/i SD kelas 4 di Kelurahan Cirendeu.
3
3)
Mengetahui tingkat pengetahuan mengenai makanan sehat berupa definisi, sumber makanan, dan komposisi makanan sehat.
1.4.
Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah :
a. Bagi Fakultas FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 1)
Media pembelajaran dalam melakukan suatu penelitian.
2)
Dapat dijadikan dasar untuk lebih meningkatkan pengetahuan mengenai makanan sehat.
3)
Dapat dijadikan dasar untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan anak mengenai makanan sehat.
b. Bagi isntitusi sekolah 1)
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan menambah wawasan mengenai pengetahuan tentang makanan sehat pada anak.
2)
Dapat
dijadikan
gambaran
mengenai
tingkat
pengetahuan
mengenai makanan sehat pada siswa/i di Kelurahan Cirendeu. c. Bagi Masyarakat Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan menambah wawasan pengetahuan bagi para pembaca, dan juga dengan penelitian ini diharapkan muncul penelitian selanjutnya yang lebih baik lagi.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengetahuan dan Perilaku Definisi sehat menurut WHO adalah suatu keadaan sejahtera sempurna dari fisik, mental dan sosial yang tidak hanya terbatas pada bebas dari penyakit dan kelemahan dirasa tidak sesuai atau tidak lengkap lagi2. Terdapat faktor-faktor yang berpengaruh pada status kesehatan individu atau masyarakat, yang terdiri dari faktor sosial ekonomi (dimensi sosial-ekonomi yang terkait dengan perilaku kelompok masyarakat), faktor keturunan, faktor lingkungan, gangguan nutrisi dan perubahan gaya hidup. Semua faktor tersebut berpengaruh pada status kesehatan individu atau masyarakat3. Dari beberapa faktor di atas, yang mempengaruhi status kesehatan salah satunya adalah faktor lingkungan.
Faktor lingkungan sangat berperan dalam
proses pembelajaran mengenai kesehatan, karena dari pembelajaran tersebut anak akan lebih mudah mengerti dan menanamkan kesadaran mengenai kesehatan tersebut4,11. Faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran ini adalah: 1.
Faktor manusia Faktor ini bisa di pengaruhi oleh pendidik maupun peserta didik4. Hal yang berperan disini adalah: a. Kematangan Yang termasuk faktor kematangan ialah kematangan fisik, psikis, dan sosial4. b. Pengetahuan yang diperoleh sebelumnya Sejauh mana pengetahuan yang diperoleh baik oleh pendidik maupun peserta didik sangat berpengaruh pada proses belajar-mengajar. Tentu akan lebih berhasil, jika pendidik maupun peserta didik telah banyak memperoleh pengetahuan yang sering dipelajari4. c. Motivasi Jika pendidik dan peserta didik sama-sama memiliki motivasi yang tinggi terhadap materi yang sedang dipelajari, tentu hasilnya lebih baik daripada sebaliknya4. 4
5
2.
Faktor beban tugas dan materi pendidikan kesehatan a. Bentuk beban tugas Beban tugas untuk mengubah perilaku yang memerlukan ketrampilan otot4. b. Banyaknya materi tugas Bila beban tugas banyak dan kompleks tentu akan lebih berat daripada materi pembelajaran yang hanya sedikit dan sederhana4. c. Materi yang jelas agar proses belajar mengajar baik. d. Lingkungan masyarakat yang menentang tugas pendidikan.
3.
Cara pelaksanaan a. Fasilitas dan sumber b. Rutinitas c. Minat dan motivasi d. Persiapan mental
4.
Feed back atau umpan balik Hal ini cukup penting untuk dilaksanakan karena ia dapat memperbaiki
kesalahannya. Feed back dapat dilakukan dengan pemberian hadiah dan hukuman agar dapat meningkatkan cara belajarnya4.
2.2. Tahapan Tumbuh Kembang Masa postnatal terdiri dari beberapa periode : 1. Masa neonatal (0-28 hari) Terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah, mulai berfungsinya anggota tubuh lain. 2. Masa bayi, dibagi menjadi 2 bagian : a. Masa bayi dini (1-12 bulan) Pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan berlangsung secara continue terutama meningkatnya fungsi sistem saraf6. b. Masa bayi akhir (1-2 tahun) Kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam perkembangan motorik dan fungsi eksresi6. 3. Masa prasekolah (2-6 tahun)
6
Pada saat ini pertumbuhan berlangsung dengan stabil, terjadi perkembangan dengan aktivitas jasmani yang bertambah dan meningkatnya keterampilan dan proses berfikir6. 4. Masa sekolah atau masa prapubertas (wanita: 6-10 tahun, laki-laki : 8-12 tahun) Usia anak sekolah atau masa prapubertas yaitu terjadi pada wanita umur 6 sampai 10 tahun, dan laki-laki umur 8 sampai 12 tahun. Meningkatnya rasa tanggung jawab terhadap tugas sekolah dan tugas di rumah akan lebih terlihat pada anak usia ini. Perkembangan motorik halus dan kasar semakin menuju ke arah kemajuan.
Oleh karena itu anak lebih dapat diajarkan mengenai
pengetahuan mengenai kesehatan dan dapat memiliki rasa tanggung jawab untuk dirinya sendiri dalam hal menjaga kebersihan badan dan kebutuhan untuk memenuhi kesehatan tubuhnya. Dalam hal ini orang tua memegang perananan di dalam menerapkan disiplin dalam melaksanakan tanggung jawab tersebut6. Perkembangan fisik secara umum menjadi lebih lambat, namun kekuatan dan ketrampilan athletis lebih meningkat dan sering terjadi penyakit pada saluran pernapasan, akan tetapi secara umum tingkat kesehatannya lebih baik dibandingkan periode umur lain.
Perkembangan kognitifnya meliputi
egosentrisme menghilang sehingga anak mulai berpikir logis namun konkrit, meningkatnya kemampuan daya ingat dan ketrampilan berbahasa, dan keunggulan kognitif memungkinkan anak mendapatkan keuntungan dari sekolah formal. Perkembangan psikososial meliputi konsep diri menjadi lebih kompleks dan
memengaruhi
kepercayaan
diri,
pengaturan
bersama/koregulasi
merefleksikan perubahan gradual dalam kontrol dari orang tua kepada anak dan teman sebaya menjadi sesuatu yang penting6. 5. Masa adolesensi atau masa remaja (wanita :10-18 tahun, laki-laki :12-20 tahun) Anak wanita 2 tahun lebih cepat memasuki masa adolesensi dibandingkan anak laki-laki. Masa ini merupakan transisi dari periode anak ke dewasa. Pada masa ini terjadi percepatan pertumbuhan berat badan dan tinggi badan yang sangat pesat yang disebut Adolescent Growth Spurt juga pada masa ini terjadi
7
pertumbuhan dan perkembangan pesat dari alat kelamin dan timbulnya tandatanda kelamin sekunder6.
2.3. Pengetahuan Setelah dilihat dari segi pertumbuhan dan perkembangan anak, prospektif Piaget mengenai pemahaman anak mengenai penyakit dan kesehatan berkaitan erat dengan perkembangan kognitif. Ketika perkembangan tersebut mencapai tingkat kematangan, penjelasan mereka tentang penyakit akan berbeda. Sebelum masa kanak-kanak pertengahan, anak-anak egosentris; mereka cenderung percaya bahwa penyakit secara ajaib dihasilkan oleh tindakan manusia seringkali merupakan tindakan mereka sendiri. Ketika anak-anak mendekati masa remaja, mereka melihat ada berbagai sebab penyakit, kontak dengan kuman tidak harus menjadi sakit, dan orang-orang dapat melakukan banyak hal untuk menjaga diri mereka tetap sehat. Namun, Sigelman,at all. pada tahun 1996 mencoba untuk mengganti teori tersebut. Para pengembang program ini berkesimpulan bahwa apa yang kurang dalam diri anak kecil adalah pengetahuan tentang penyakit tersebut, bukan kemampuan untuk memikirkan.
Kesuksesan program ini berlawanan
dengan piaget menunjukkan bahwa anak kecil dapat menyerap konsep ilmiah yang kompleks apabila pengajarannya disesuaikan dengan level pemahaman mereka9. Dari penjabaran teori-teori tersebut, semua ini berhubungan dengan pemahaman anak mengenai sesuatu, seberapa besar anak memiliki pengetahuan dan pada akhirnya akan mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari yang dapat disebut sebagai sikap dan perilaku9. Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup yang bersangkutan). Perilaku adalah totalitas penghayatan dan aktivitas seseorang, yang merupakan hasil bersama antara berbagai faktor internal maupun eksternal.
Menurut Bloom, seperti dikutip Notoatmodjo (2003),
membagi perilaku itu didalam 3 domain (ranah/kawasan), meskipun kawasankawasan tersebut tidak mempunyai batasan yang jelas dan tegas. Pembagian kawasan
ini
dilakukan
untuk
kepentingan
tujuan
pendidikan,
yaitu
mengembangkan atau meningkatkan ketiga domain perilaku tersebut, yang terdiri
8
dari ranah kognitif (kognitif domain), ranah afektif (affectife domain), dan ranah psikomotor (psicomotor domain). Dalam perkembangan selanjutnya oleh para ahli pendidikan dan untuk kepentingan pengukuran hasil, ketiga domain itu diukur dari pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan praktik atau tindakan (practice)8. Menurut Notoatmojo (2007), pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih bermakna daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan7,13. Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan: 1. Tahu (Know), diartikan sebagai mengingat kembali (recall) terhadap suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam tingkat pengetahuan ini adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah8. 2. Memahami (Comprehension), yaitu suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar8. 3. Aplikasi (application), diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya8. 4. Analisis (analysis), adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi dan ada kaitannya dengan yang lain8. 5. Sintesis (synthesis), menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan baru. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada8.
9
6. Evaluasi (evaluation), berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi/objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada8. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden8.
2.4. Gizi Pada Anak Masa Sekolah Hal yang tidak kalah pentingnya adalah gizi pada anak masa sekolah, mulai dari pengetahuan hingga pengaplikasian dikehidupan sehari-hari.
Pada
umur ini aktifitas anak lebih banyak, baik disekolah maupun diluar sekolah, sehingga anak perlu energi lebih banyak. Pertumbuhan anak lambat tetapi pasti, sesuai dengan banyaknya makanan yang dikonsumsi anak. Pada masa ini gigi susu diganti oleh gigi tetap, sehingga anak harus lebih baik lagi dalam merawat giginya. Sebaliknya anak diberikan makan pagi sebelum ke sekolah, agar anak dapat berkonsentrasi pada pelajaran dengan baik dan berprestasi. Puasa singkat menyebabkan stress lebih berat pada anak-anak daripada dewasa, sebab otak anak merupakan tempat penyimpanan glikogen. Disamping itu sistem otot pada anak hanya sedikit, mengakibatkan terbatasnya persediaan asam amino untuk glikoneogenesis6. Makanan kecil sangat digemari pada umur ini, seperti berbagai macam roti dan minuman ringan. Dengan bertambahnya umur anak, makin beragam makanan kecil yang dikonsumsi karena mereka punya uang saku sendiri. Untuk mengimbanginya, maka tugas orang tua adalah menyediakan makanan ringan yang bergizi dirumah dan disekolah diberikan pendidikan gizi oleh guru12,13.
2.4.1. Definisi makanan sehat Makanan sehat adalah pengkonsumsian makanan secara seimbang. Hal ini dapat diartikan bahwa makanan yang harus kita konsumsi adalah berasal dari seluruh group nutrient, dan dengan jumlah yang seimbang9. Haruslah dibedakan antara bahan makanan dan zat makanan yang disebut juga zat gizi atau nutrient.
10
Zat makanan adalah satuan yang menyusun bahan makanan tersebut. Bahan makanan disebut juga komoditas pangan dalam perdagangan, yaitu apa yang kita beli, kita masak dan kita sajikan dalam bentuk hidangan5. Nutrisi yang biasa dikenal adalah: 1. Karbohidrat 2. Protein 3. Lemak 4. Vitamin 5. Mineral
2.4.2. Kebutuhan gizi berkaitan dengan proses tubuh Konsumsi makanan sehari-hari sebaiknya memberikan semua gizi yang telah dibutuhkan untuk memenuhi fungsi normal tubuh.
Sebaliknya, bila
makanan tidak dipilih dengan baik, maka tubuh akan mengalami kekurangan zatzat gizi esensial tertentu10. Zat gizi esensial adalah zat gizi yang harus didapat dari makanan (tabel 2.1)
Tabel 2.1 Zat-zat gizi esensial yang dibutuhkan tubuh Karbohidrat
Mineral
Vitamin
Glukosa
Kalsium
A (retinol)
Serat
Posfor
D (kolekalsiferol)
Lemak (lipid)
Natrium
E (tokoferol)
Asam linoleat(omega-6)
Kalium
K (menadion)
Asam linolenat (omega- Sulfur
Tiamin
3)
Klor
Riboflavin
Magnesium
Niasin
Zat besi
Biotin
Selenium
Folasin/folat
Seng
Vit B6(piridoksin)
Mangan
Vit B12 (kobalamin)
Tembaga
Asam pantotenat
Kobalt
Vit C (asam askorbat)
11
Protein
Iodium
Asam amino:
Krom
Leusin
Fluor
Isoleusin
Timah
Lisin
Nikel
Triptofan
Silicon,
Metionin
vanadium,molibden
Air
arsen,
boron
Fenilalanin Treonin Valin Histidin Nitrogen non esensial Sumber : Zat-zat gizi esensial, Depkes, 1979
1. Karbohidrat Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena marupakan sumber energi utama bagi manusia dan hewan yang harganya relatif murah. Semua karbohidrat bersal dari tumbuh-tumbuhan. Melalui proses fotosintesis, klorofil tanaman dengan bantuan sinar matahari mampu membentuk karbohidrat dari karbondioksida (CO2) berasal dari udara dan air (H2O) dari tanah. Karbohidrat yang dihasilkan adalah karbohidrat sederhana glukosa. Disamping itu dihasilkan oksigen (O2) yang lepas udara10. Sinar matahari C6H12O6 + 6O2 ↗
6 CO2 + 6H2O klorofil
karbohidrat
Produk yang dihasilkan terutama dalam bentuk gula sederhana yang mudah larut dalam air dan mudah diangkut ke seluruh sel-se guna penyediaan energi. Sebagian dari gula sederhana ini kemudian mengalami polimerisasi dan membentuk polisakarida. Ada 2 jenis polisakarida tumbuh-tumbuhan yaitu pati dan non-pati. Pati adalah bentuk simpanan karbihidrat berupa polimer glukosa yang dihubungkan dengan ikatan glikosidik (ikatan antara gugus hidroksil atom C nomor 1 pada molekul glukosa dengan melepas 1 mol air). Polisakarida non-pati
12
membentuk struktur dinding sel yang tidak larut dalam air. Struktur polisakarida non-pati mirip pati, tapi tidak mengandung ikatan glikosidik. Serelia, seperti beras, gandum dan jagung serta umbi-umbian merupakan sumber pati utama. Polisarida non-pati merupakan komponen utama serat makanan10. Di Negara-negara sedang berkembang kurang lebih 80 % energi makanan berasal dari karbohidrat. Menurut neraca bahan makanan 1990 yang dikeuarkan oleh Biro pusat statistik, di Indonesia energi berasal karbohidrat merupakan 72% jumlah energi rata-rata sehari yang dikonsumsi oleh penduduk. Di Negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa Barat, angka ini lebih rendah, yaitu ratarata 50%. Nilai energi karbohidrat adalah 4 kkal pergram10. a) Sususnan kimia Semua jenis karbohidrat terdirir atas unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Perbandingan antara hidrogen dan oksigen pada umumnya adalah 2:1 seperi halnya dalam air; oleh karena itu diberi nama karbohidrat. Dalam bentuk sederhana, formula umum karbohidrat adalah CnH2nOn . Hanya heksosa (6-atom karbon), serta pentosa (5-atom karbon) dan polimernya memegang peranan penting dalam ilmu gizi10.
b) Sumber Sumber karnohidrat adalah padi-padian atau serealia, umbi-umbian, kacang-kacang kering, dan gula. Hasil olah bahan-bahan ini adalah bihun, mie, roti, tepung, selai, sirup, dan sebagainya. Sebagian besar sayur dan buah tidak banyak mengandung karbohidrat. Namun, sayur umbi-umbian, seperti wortel dan bit serta sayur kacang-kacangan relatif mengandung banyak karbohidrat daripada sayur daun-daunan.
Bahan makanan hewani seperti
daging, ayam, ikan, telur, dan susu sedikit sekali mengandung karbohidrat. Sumber karbohidrat yang banyak dimakan sebagai makanan pokok di Indonesia adalah beras, jagung, ubi, singkong, talas, dan sagu. Kandungan karbohidrat beberapa bahan makanan dapat dilihat ditabel 2.210.
13
Tabel 2.2 nilai karbohidrat berbagai bahan makanan (gram/100 gram) Bahan makanan
Nilai KH Bahan makanan
Nilai KH
Gula pasir
94,0
Kacang tanah
23,6
Gula kelapa
76,0
Tempe
12,7
Jelli
64,5
Tahu
1,6
Pati (maizena)
87,6
Pisang ambon
25,8
Bihun
82,0
Apel
14,9
Makaroni
78,7
Mangga
11,9
Beras setengah giling
78,3
Papaya
12,2
Jagung kuning
73,7
Daun singkong
13,0
Kerupuk udang dengan
68,2
Wortel
9,3
Mie kering
50,0
Bayam
6,5
Roti putih
50,0
Kangkung
5,4
Singkong
34,7
Tomat
4,2
Ubi jalar merah
27,9
Hati sapi
6,0
Kentang
19,2
Telur bebek
0,8
kacang ijo
62,9
Telur ayam
0,7
Kacang merah
59,5
Susu sapi
4,3
Kacang kedelai
34,8
Susu kental manis
55,0
pati
Sumber : Daftar komposisi bahan makanan, Depkes, 1979
14
c) Fungsi (1) Sumber energi Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi dalam tubuh. Sebagian karbohidrat didalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan energi segera; sebagian disimpan sebagai glikogen dalam jaringan hati dan sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi didalam jaringan lemak10. (2) Pemberi rasa manis pada makanan Karbohidrat memberi rasa manis pada makanan, khususnya monosakarida dan disakarida. Bila tingkat kemanisan sakarosa diberi nilai 1, untuk tingkat kemanisan fruktosa adalah 1.7, glukosa 0.7, maltosa 0.4, dan laktosa 0.210. (3) Penghemat protein Bila kebutuhan karbohidrat tidak mencukupi, maka protein yang akan digunakan sebagai pengganti untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengabaikan fungsinya sebagai zat pembangun.
Namun, jika kebutuhan
karbohidrat tercukupi, maka protein hanya akan digunakan sebagai zat pembangun10. (4) Pengatur metabolisme lemak Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna, sehingga menghasilkan bahan-bahan keton berupa asam asetoasetat, aseton dan asam beta-hidroksi-butirat. Bahan-bahan ini dibentuk dalam hati dan dikeluarkan melalui urin dengan mengikat basa berupa ion natrium. Hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan dan dehidrasi. menurun.
Ph cairan tubuh
Keadaan ini menimbulkan ketosis atau asidosis yang dapat
merugikan tubuh. Dibutuhkan antara 50-100 gram karbohidrat sehari utnuk mencegah ketosis10. (5) Membantu pengeluaran feses Karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan cara mengatur peristaltik usus dan memberi bentuk pada feses. Selulosa dalam makanan juga mengtur peristaltik usus, sedangkan hemiselulosa dan pektin mampu menyerap banyak air dalam usus besar sehingga member bentuk pada sisa makanan yang akan dikeluarkan10.
15
2. Protein Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air.
Seperlima bagian tubuh adalah protein, dan setengahnya
terdapat didalam otot, seperlima didalam tulang, sepersepuluh didalam kulit, dan selebihnya didalam jaringan lain dan cairan tubuh. Disamping itu asam amino yang membentuk protein bertindak sebagai prekursor pada sebagian besar koenzim, hormon, asam nukleat dan molekul-molekul yang esensial untuk kehidupan10. a) Sumber protein Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik dalam kuantitas maupun kualitasnya, seperti telur, susu, daging, unggas, ikan dan kerang. Sumber protein nabati adalah kacang kedelai dan haslinya, seperti tempe dan tahu, serta kacang-kacangan lain. bahan makanan hewani kaya dalam protein bermutu tinggi tapi hanya merupakan 18,4% konsumsi protein rata-rata penduduk Indonesia.
Bahan makanan nabati yang kaya dalam
protein adalah kacang-kacangan. Kontribusinya rata-rata terhadap konsumsi protein hanya 9,9%.
Sayur dan buah-buahan rendah dalam protein,
kontribusinya rata-rata terhadap konsumsi protein adalah 5,3%10. Catatan Biro pusat statistik pada tahun 1999, menunjukan secara nasional konsumsi protein sehari rata-rata penduduk Indonssia adalah 48,7 gram per hari. Ini telah melebihi rata-rata standar kecukupan protein sehari (45 gram). Kandungan protein beberapa bahan makanan dapat diliha pada tabel 2.310.
16
Tabel 2.3 Nilai protein berbagai bahan makanan (gram/100 gram) Bahan makanan
Nilai protein
Bahan makanan
Nilai protein
Kacang kedelai
34,9
Keju
22,8
Kacan merah
29,1
Kerupuk udang
17,2
Kacang tanah
25,3
Jagung
9,2
Kacang hijau
22,2
Roti
8,0
Kacang mete
21,2
Mie kering
7,9
Tempe
18,3
Beras
7,6
Tahu
7,8
Kentang
2,0
Daging sapi
18,8
Gaplek
1,5
Ayam
18,2
Singkong
1,2
Telur bebek
13,1
Daun singkon
6,8
Telur ayam
12,0
Bayam
3,5
Udang segar
21,0
Kangkung
3,0
Ikan segar
16,0
Wortel
1,2
Tepung susu skim
35,6
Tomat
1,0
Tepung susu
24,6
Mangga
0,4
Sumber : Daftar komposisi bahan makanan, Depkes, 1979
b) Fungsi protein (1) Pertumbuhan dan pemeliharaan Protein tubuh berada dalam keadaan dinamis, yang secara bergantian dipecah dan disintesis kembali. Tiap hari sebanyak 3% jumlah protein total berada dalam keadaan berubah ini. Dinding usus yang setiap 4-6 hari harus diganti, membutuhkan sintesis 70 gram per hari. Tubuh sangat efisien untuk
17
memelihara protein yang ada dan menggunakan kembali asam amino yang diperoleh dari pemecahan dari jaringan untuk membangun kembali jaringan yang sama atau jaringan lain10. (2) Pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh Protein merupkan bahan dasar hormon dan juga enzim. Selain itu ikatanikatan ini bertindak sebagai katalisator atau membantu perubahan-perubahan biokimia yang terjadi dalam tubuh. berwarna
merah
dan
berfungsi
Hemoglobin, pigmen darah yang sebagai
pengangkut
oksigen
dan
karbondioksida juga merupakan ikatan protein. Contoh protein lain adalah fotoreseptor10. (3) Mengatur keseimbangan air Distribusi cairan dalam tubuh harus dijaga seimbang (homeostasis) yang diperoleh dari sistem kompleks yang melibatkan protein dan elektrolit10. (4) Memelihara netralitas tubuh (5) Pembentukan antibodi (6) Mengangkut zat-zat gizi (7) Sumber energi
3. Lemak a) Sumber lemak Sumber lemak adalah minyak tumbuh-tumbuhan (minyak kelapa, kelapa sawit, kacang tanah, kacang kedelai, jagung dan sebagainya), mentega, lemak hewani.
Sumber lemak lain adalah kacang-kacangan, biji-bijian, daging,
cream, susu, keju dan kuning telur serta makanan yang dimasak dengan lemak atau minyak. Sayur dan buah kecuali alpukat sangat sedikit mengandung lemak. Kadar lemak beberapa bahan makanan dapat dilihat pada tabel 2.410. b) Fungsi (1) Sumber energi (2) Sumber asam esensial (3) Alat angkut vitamin larut lemak (4) Menghemat protein (5) Member rasa kenyang dan kelezatan
18
(6) Sebagai pelumas (7) Memelihara suhu tubuh (8) Pelindung organ tubuh
Tabel 2.4 Nilai lemak berbagai bahan makanan (gram/100 gram) Bahan makanan
Nilai lemak
Bahan makanan
Nilai lemak
Minyak kacang tanah
100,0
Mentega
81,6
Minyak kelapa sawit
100,0
Margarine
81,0
Minyak kelapa
98,0
Coklat
52,9
Ayam
25,0
Susu bubuk
30,0
Danging sapi
14,0
Keju
20,3
Telur bebek
14,3
Susu kental
10,0
Telur ayam
11,5
Susu sapi
3,5
Sarden
27,0
Skim
1,0
Tawes
13,0
Biskuit
4,4
Ikan segar
4,5
Mie kering
11,8
Udang
0,2
Jangung
3,9
Kacang tanah
42,8
Roti
1,2
Kelapa tua
34,7
Beras
1,1
Kacang kedelai
18,1
Singkong
0,3
Tahu
4,6
Alpukat
6,5
Tempe
4,0 Durian
3,0
Lemak sapi
90,0
Sumber : Daftar komposisi bahan makanan, Depkes, 1979
19
4. Vitamin Vitamin adalah zat-zat organik komplek yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh karena itu, harus didatangkan dari makanan.
Vitamin termasuk kelompok zat pengatur
pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan.
Tiap vitamin mempunyai tugas
spesifik dalam tubuh. Karena vitamin adalah zat organik maka vitamin dapat rusak karena penyimpanan dan karena pengolahan10. Fungsi vitamin secara umum berhubungan erat dengan fungsi enzim, terutama vitamin-vitamin kelompok vitamin B. Enzim merupakan katalisator organik yang menjalankan dan mengatur reaksi-reaksi biokimiawi didalam tubuh. Suatu enzim terdiri atas komponen protein yang dihasilkan oleh sel dan disebut apoenzim. Apoenzim ketika disintesa tidak mempunyai aktivitas; baru menjadi akif bila sudah berkonjugasi dengan komponen non-protein yang disebut koenzim, inipun dibuat dalam tubuh dan mengandung komponen yang disebut vitamin itu. Susunan lengkap apoenzim dan koenzim disebut holoenzim dan holoenzimlah yang mempunyai aktivitas sebagai biokatalisator.
Didalam sel
apoenzim terdapat sebagai butir yang mengisi suatu vakuola, dan disebut proenzim dan atau zymogen, yang belum mempunyai akivitas. Peranan hampir seluruh vitamin dari kelompok B telah diketahui fungsinya didalam koenzim. Tidak demikian halnnya dengan vitamin-vitamin yang larut lemak. Meskipun gejala-gejala sebagai defisiensi vitamin ini telah diketahui, tetapi peranannya yang jelas didalam rantai reaksi biokimiawi didalam proses metabolisme belum diketahui. Perkecualian adalah untuk vitamin D. untuk vitamin ini telah jelas diketahui bahwa vitamin D ini didalam tubuh diubah menjadi hormon yang berpengaruh atas transport kalsium (Ca)10. Mengenai makanan sehat, dalam prosesnya akan saling mempengaruhi. Erat hubungannya yaitu mulai dari sumber makanan sehat yang berupa gizi yang berfungsi dalam tubuh kita, pendistribusian yaitu transportasi makanan tersebut sebelum pada akhirnya akan dikonsumsi, pengolahan bahan-bahan makanan untuk disajikan menjadi sebuah hidangan, penyajian dan penyimpananya10.
20
2.5. Kerangka Konsep
Gambar 2.1. Skema Kerangka Konsep
2.6. Definisi Operasional Definisi operasional menurut Azwar (2001) adalah suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat diamati. Operasional variabel yang digunakan dapat dilihat pada tabel 2.5. Tabel 2.5 Definisi Operasional Definisi Operasional
Cara Ukur
Alat Ukur
Skala
Hasil
Ukur Siswa/i SD
Anak-anak yang menuntut Observasi
Kuesioner
Nominal
ilmu pada institusi sekolah Check list
Laki-laki Perempuan
dasar usia 6-12 tahun. Pengetahuan
Mengingat
kembali Angket
Kuesioner
Ordinal
Tinggi
sesuatu yang spesifik dari
Sedang
seluruh
Rendah
bahan
yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
21
Makanan
Konsumsi makanan yang Angket
sehat
mengandung kelompok dalam seimbang.
seluruh nutrisi
jumlah
dan yang
Kuesioner
Ordinal
Baik Buruk
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan jenis penelitian cross sectional. Metode ini merupakan suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data, klasifikasi, pengolahan, membuat kesimpulan dan laporan15.
3.2. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dilima SD Negeri dan tiga SD Swasta yang ada di wilayah Kelurahan Cireundeu. Pada dasarnya, penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan siswa SD mengenai makanan sehat. Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian secara langsung kepada para responden. Penyebaran kuesioner dimulai pada awal bulan Juli 2009 sampai dengan awal bulan Agustus 2009. Dalam penyebaran kuesioner ini tidak dilakukan secara rutin/setiap hari, akan tetapi dilakukan dalam waktu-waktu tertentu disesuaikan dengan waktu yang ditentukan pihak sekolah setelah dikonfirmasi terlebih dahulu.
3.3. Populasi Dan Sampel Penelitian populasi penelitian adalah setiap siswa/i kelas 4 SD yang berada di Kelurahan Cirendeu. Dan sampel penelitian adalah siswa/i kelas IV SD yang berada di Kelurahan Cirendeu. Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah setiap siswa/i
kelas 4 SD di Kelurahan Cirendeu, sedangkan kriteria eksklusi dari
penelitian ini adalah siswa/i SD di Kelurahan Cirendeu yang bukan kelas 4 dan siswa/i kelas 4 SD di Kelurahan Cirendeu yang menolak mengisi kuesioner.
3.4. Metode Penentuan Sampel Dan Besar Sampel Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan simple random sampling. Sehingga, setiap anggota atau unit dari 22
23
populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel14. Pengambilan sampel dilakukan dengan mengundi anggota populasi di setiap SD. Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan rumus perhitungan jumlah sampel untuk penelitian deksriptif, yaitu15: n= Z2 1-α/2.P(1-P) d2 n
= jumlah sample
P
= perkiraan proporsi di populasi
d
= presisi mutlak
Z2
= nilai Z pada tingkat kepercayaan tertentu
Peneliti ingin mengetahui tingkat pengetahuan mengenai makanan sehat kelas IV SD Negeri di Kelurahan Cirendeu. Karena belum adanya penelitian langsung mengenai tingkat pengetahuan makanan sehat maka digunakan proporsi 0,5, presisi mutlak sebesar 10% dan derajat kepercayaan 99%15. n= Z2 1-α/2.P(1-P) d2 = 2,58.0,5 (1-0,5) 0,12 = 2,58.0,25 0,01 = 64,5 Jumlah sampel yang diperlukan adalah 65 anak.
Untuk menjaga
kemungkinan adanya sampel yang drop out (DO), maka ditambahkan 10% dari jumlah perhitungan sampel. Total jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 72 anak. Pada penelitian ini, besar sampel yang digunakan adalah 80 sampel.
3.5. Izin Penelitian Penelitian dilakukan dengan persetujuan Sekolah Dasar terkait. Kuesioner akan diberikan berupa pertanyaan-pertanyaan seputar pengetahuan mengenai makanan sehat.
24
3.6. Alur Penelitian
Gambar 3.1. Skema Alur Penelitian
3.7. Pengolahan,Analisis dan Penyajian Data Data yang akan diperoleh didapatkan secara langsung dari sekolah-sekolah yang menjadi obyek penelitian dengan cara : a. Studi lapangan Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner berisi formulir identitas responden dan delapan butir pertanyaan mengenai pengetahuan makanan sehat. Pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan kuesioner kepada siswa-siswi yang termasuk dalam sampel dan mengawasi jalannya pengisian agar kuesioner terisi lengkap dan tidak terjadi kekurangan dalam menjawab soal. b. Studi Kepustakaan Untuk dapat memperoleh landasan dan konsep yang kuat agar dapat memecahkan permasalahan, maka dilakukan tinjauan kepustakaan dengan membaca literatur yang ada, yang berhubungan dengan topik penelitian. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan electric data processing yaitu program SPSS for Windows versi 16,0 dan Microsoft excel 2007. Data disajikan dalam bentuk tabel dan diagram batang. Analisis data univariate untuk melihat karakteristik masing-masing dari pengetahuan siswa-siswi SD kelas IV Kelurahan Cireundeu.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam hal keakuratan data sampel. Sampel seharusnya dapat diukur body mask index untuk lebih mempertajam penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan dalam hal pengumpulan data mengenai pengetahuan makanan sehat di SD Kelurahan Cirendeu sehingga dibutuhkan penelitian selanjutnya dengan besar sampel yang lebih banyak dan kategori usia yang lebih bervariasi.
4.2. Karakteristik Data Sampel Penelitian ini dilaksanakan di tiga SD Negeri dan lima SD Swasta yang ada di wilayah Kelurahan Cireundeu.
Pada dasarnya, penelitian ini untuk
mengetahui tingkat pengetahuan siswa SD mengenain makanan sehat. 4.2.1
Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Usia Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Usia Usia
Frekuensi
Prosentase
8
12
15
9
59
73,75
10
7
8,75
11
2
2,5
Jumlah
80
100
Sumber: Data diolah
Pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa jumlah responden berdasarkan usia tersebar berada pada usia 9 tahun yaitu 59 responden atau sebesar 73,75%, usia 8 tahun berjumlah 12 responden atau sebesar 15%, 7 responden berada pada usia 10 tahun atau sebesar 8,75%, dan 2 responden pada usia 11 tahun atau sebesar 2,5%. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.1. berikut:
25
26 80
59
60 40 20
12
7
2
0 Usia 8
9
10
11
Gambar 4.1. Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Usia 4.2.2
Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Frekuensi
Prosentase
Laki-laki
31
38,75
Perempuan
49
61,25
Jumlah
80
100
Sumber: Data diolah
Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa jumlah responden berdasarkan jenis kelamin terbanyak pada perempuan yaitu berjumlah 49 responden (61,25%), sedangkan sisanya 31 responden (38,75%) adalah laki-laki. Sebagian besar responden yang mengisi kuesioner penelitian adalah perempuan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.2. berikut :
Gambar 4.2. Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin
27 4.2.3
Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan SD Kelurahan Cireundeu
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan SD Kelurahan Cirendeu SD
Frekuensi
Prosentase (%)
SDN I
10
12,5
SDN II
10
12,5
SDN III
10
12,5
SDN IV
10
12,5
SDN V
10
12,5
SD Islam Ruhama
10
12,5
MI Al Hidayah
10
12,5
MI Raudhatul Islam
10
12,5
Jumlah
80
100
Sumber: Data diolah
Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa jumlah responden tersebar merata pada 8 sekolah negeri di kelurahan cirendeu. Masing-masing sekolah diambil sampel sebanyak 10 anak atau sebesar 12,5%.
4.2.4
Distribusis Frekuensi Sampel Berdasarkan Keterangan Lainnya.
Tabel 4.4 jumlah sampel berdasaerkan uang jajan Uang jajan
1000 2000 3000
4000 5000
>5000 jumlah
Nama SD SDN 1 Cirendeu
2
1
3
0
3
1
10
SDN 2 Cirendeu
0
1
4
1
4
0
10
SDN 3 Cirendeu
0
3
3
3
0
1
10
SDN 4 Cirendeu
2
1
1
1
5
0
10
SDN 5 Cirendeu
1
0
3
2
2
2
10
SDI Ruhama
0
1
2
0
6
1
10
SD Rodiyatul
0
5
2
0
2
1
10
28 Islam SD Al Hidayah
1
2
5
0
2
0
10
JUMLAH
6
14
23
7
24
6
80
Berdasarkan tabel 4.4 mayoritas responden diberi uang jajan sebesar Rp 5.000,- setiap harinya. DOSEN; 2 GURU; 3 OJEG; 1
DIREKTUR; 1 PNS; 2
TIDAK TAHU; 7
SUPIR; 11
PETERNAK; 1
WIRASWASTA; 23 SECUURITY; 3
PENGANTAR SURAT; 1 BURUH; 8
BIRO JASA; 1
KARYAWAN KANTOR; 13
KREW FILM; 1 KOKI; 1
P E K E R J A A N A Y A H
Gambar 4.3 pekerjaan ayah Berdasarkan gambar 4.3 mayoritas pekerjaan ayah responden adalah wiraswasta.
4.3. Data Hasil Sampel 4.3.1
Tingkat Pengetahuan Penelitian ini akan menganalisis seberapa besar pengetahuan siswa-siswi kelas IV SD kelurahan Cireundeu mengenai makanan sehat yang akan diukur dari pengetahuan mereka mengenai pengertian pola makanan sehat, gizi seimbang serta kandungan gizi dari berbagai makanan.
29 Tabel 4.5 Hasil statistik nilai seluruh SD Valid Missing Mean Median Std. Deviation Minimum Maximum Percentiles 25 50 75
80 0 7.88 8.00 1.453 2 10 7.00 8.00 9.00
Tabel 4.6 Frekuensi dan persentase nilai Nilai
Frequency
Percent
2 4 5 6 7 8 9 10 Total
1 1 3 4 20 22 21 8 80
1.2 1.2 3.8 5.0 25.0 27.5 26.2 10.0 100.0
Valid Percent 1.2 1.2 3.8 5.0 25.0 27.5 26.2 10.0 100.0
Cumulative Percent 1.2 2.5 6.2 11.2 36.2 63.8 90.0 100.0
30
Gambar 4.4 Frekuensi jumlah benar Rata-rata nilai seluruh SD di Kelurahan Cirendeu adalah 7,8.
Tabel 4.7 Persentase tingkat pemgetahuan mengenai makanan sehat Tingkat pengetahuan <5 pengetahuan rendah 5-7 pengetahuan sedang >7 pengetahuan tinggi Total
Frequency
Percent
2 27 51 80
2.5 33.8 63.8 100.0
Valid Percent 2.5 33.8 63.8 100.0
Cumulative Percent 2.5 36.2 100.0
31 1. Yang di sebut pola makan sehat… a. makanan dengan porsi banyak b. makanan dengan harga mahal c. makanan yang mengandung 4 sehat 5 sempurna 12
10 8 6 4 2
Jawaban benar
jawaban salah
0
Gambar 4.5 Pertanyaan 1 (definisi pola makanan sehat) 2. Gizi seimbang adalah.. a. makan dengan nasi yang banyak b. konsumsi makanan yang beraneka ragam dan cukup jumlahnya c. makan yang banyak dan juga jajan yang banyak 12 10
8 6 4
2
Jawaban benar jawaban salah
0
Gambar 4.6 Pertanyaan 2 (definisi gizi seimbang)
32 3. Di bawah ini merupakan kriteria makanan bergizi seimbang, kecuali… a. tidak banyak mengkonsumsi makanan yang berlemak b. mengkonsumsi makanan kemasan c. membiasakan diri sarapan pagi 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
Jawaban benar jawaban salah
Gambar 4.7 Pertanyaan 3 (kriteria makanan gizi seimbang) 4. Di bawah ini yang termasuk dalam komposisi makanan 4 sehat 5 sempurna adalah.. a. Tahu-tempe b. chiki c. air sirup 12 10
8 6 4
2
Jawaban benar jawaban salah
0
Gambar 4.8 Pertanyaan 4 (komposisi 4 sehat 5 sempurna)
33 5. Makanan yang mengandung karbohidrat (makanan pokok) adalah.. a. sayur-sayuran b. daging c. nasi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
Jawaban benar jawaban salah
Gambar 4.9 Pertanyaan 5 (sumber makanan mengandung karbohidrat)
6. Buah yang mengandung vit.C adalah.. a. alpukat b. jeruk c.apel 12 10
8 6 4
2
Jawaban benar jawaban salah
0
Gambar 4.10 Pertanyaan 6 (sumber vitamin C)
34
7. Sayuran yang banyak mengandung vit.A adalah.. a. cabai b. sawi hijau c. wortel 12 10
8 6 4
2
Jawaban benar jawaban salah
0
Gambar 4.11 Pertanyaan 7 (sumber vitamin A) 8. Untuk mendapatkan makanan yang mengandung protein, kita dapat memerolehnya dari daging. Jika tidak trdapat daging kita dapat menggantinya dengan.. a. tempe b. krupuk c. tidak dapat di gantikan oleh apapun 12 10
8 6 4
2
Jawaban benar jawaban salah
0
Gambar 4.12 Pertanyaan 8 (sumber makanan mengandung protein)
35
9. Agar memenuhi syarat makanan 4 sehat dan 5 sempurna adalah meminum…. A. sirup b. susu c. the manis 12 10
8 6 4
2
Jawaban benar jawaban salah
0
Gambar 4.13 Pertanyaan 9 (komposisi makanan 4 sehat 5 sempurna)
Gambar 4.14 pertanyaan 10 (sumber makanan mengandung protein tertinggi)
36
Tabel 4.8 Jumlah siswa/i menjawab benar dan persentasenya No.Pertanyaan
Jumlah siswa/i
Persentase (%)
menjawab benar 1
77
96,2
2
64
80
3
42
52,5
4
79
98,8
5
46
57,4
6
71
88,8
7
66
82,5
8
69
86,2
9
79
98,8
10
37
46,2
Jumlah siswa menjawab benar 90 80 70 60 50 Jumlah siswa menjawab benar
40 30 20 10 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Nomor pertanyaan
Gambar 4.15 Jumlah siswa menjawab benar
37 Tabel 4.9 Tingkat pengetahuan mengenai makanan sehat Tingkat
No. Pertanyaan
pengetahuan Baik (>58%) Kurang (≤58%)
1.
1
2
4
3
5
10
6
7
8
9
Jumlah siswa yang menjawab benar pada pertanyaan 1 mengenai definisi pola makanan sehat adalah 77 siswa/i atau sebanyak 96,2%.
2. Jumlah siswa yang menjawab benar pada pertanyaan 2 mengenai definisi gizi seimbang adalah 64 siswa/i atau sebanyak 80%. 3. Jumlah siswa yang menjawab benar pada pertanyaan 3 mengenai kriteria makanan gizi seimbang adalah 42 siswa/i atau sebanyak 52,5%. 4. Jumlah siswa yang menjawab benar pada pertanyaan 4 mengenai komposisi 4 sehat 5 sempurna adalah 79 siswa/i atau sebanyak 98,8%. 5. Jumlah siswa yang menjawab benar pada pertanyaan 5 mengenai sumber makanan mengandung karbohidrat adalah 46 siswa/i atau sebanyak 57,4%. 6. Jumlah siswa yang menjawab benar pada pertanyaan 6 mengenai sumber vitamin C adalah 71 siswa/i atau sebanyak 88,8%. 7. Jumlah siswa yang menjawab benar pada pertanyaan 7 mengenai sumber vitamin A adalah 66 siswa/i atau sebanyak 82,5%. 8. Jumlah siswa yang menjawab benar pada pertanyaan 8 mengenai sumber makanan yang mengandung protein adalah 69 siswa/i atau sebanyak 86,2%. 9. Jumlah siswa yang menjawab benar pada pertanyaan 9 mengenai komposisi makanan 4 sehat 5 sempurna adalah 79 siswa/i atau sebanyak 98,8%. 10. Jumlah siswa yang menjawab benar pada pertanyaan 10 mengenai sumber makanan mengandung protein tertinggi adalah 37 siswa/i atau sebanyak 46,2%.
4.4. Pembahasan Hasil penelitian tingkat pengetahuan mengenai makanan sehat berdasarkan tabel 4.7 didapatkan tingkat pengetahuan siswa/i SD kelas 4 mengenai makanan
38 sehat di Kelurahan Cirendeu adalah pengetahuan tinggi sebesar 63,8%; pengetahuan sedang sebesar 33,8%; dan pengetahuan rendah sebesar 2,5%. Pengetahuan yang kurang, dapat diakibatkan oleh berbagai faktor yang kompleks dan saling mempengaruhi. Setelah diuraikan lebih lanjut mengenai jumlah siswa yang menjawab benar pada setiap pertanyaan adalah sebagai berikut : a. Pengetahuan baik pada nomor pertanyaan 1 mengenai definisi pola makanan sehat, pertanyaan 2 mengenai definisis gizi seimbang, pertanyaan 4 mengenai komposisi 4 sehat 5 sempurna, pertanyaan 6 mengenai sumber vitamin C, pertnyaan 7 mengenai sumber vitamin A, pertanyaan 8 mengenai sumber makanan yang mengandung protein, dan pertanyaan 9 mengenai komposisi makanan 4 sehat 5 sempurna. b. Pengetahuan buruk pada nomor pertanyaan 3 mengenai kriteria makanan gizi seeimbang,
pertanyaan
5
mengenai
sumber
makanan
mengandung
karbohidrat, dan pertanyaan 10 mengenai sumber makanan yang mengandung protein tertinggi. Pengetahuan anak dapat dipengaruhi oleh pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, umur, ekonomi, dan sosial budaya Pengetahuan bisa juga dipengaruhi oleh karakteristik yang meliputi jenis kelamin, umur, pendidikan, dan sosial ekonomi.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kurangnya pengetahuan
mengenai makanan sehat antara lain kurangnya informasi yang diperoleh oleh seseorang dan dapat pula berupa kurangnya pemahaman seseorang terhadap informasi yang didapat.
Pengetahuan merupakan faktor yang penting untuk
terbentuknya perilaku seseorang, karena dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih baik dari perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan9.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Tingkat pengetahuan mengenai makanan sehat pada siswa/i kelas IV SD kelurahan Cirendeu adalah baik, yaitu 63,8% siswa/i memiliki pengetahuan tinggi.
SARAN 1. Mengadakan acara makan bersama dengan komposisi makanan sehat, serta diberikan penjelasan mengenai fungsinya. 2. Dapat dilakukanya penyuluhan mengenai makanan sehat beserta komposisinya dan diharapkan siswa/i SD dapat mengetahui mengenai pengetahuan makanan sehat. 3. Menyebarkan pamflet mengenai sumber makanan sehat. 4. Peran orang tua sangat penting bagi pengetahuan anak, sehingga orang tua diharapkan memberikan pelajaran-pelajaran untuk pola hidup bersih dan sehat. 5. Bagi sekolah juga penting peranannya, dan dapat menyisipkan mengenai kesehatan dikurikulum pengajaran.
39
Daftar Pustaka 1. Izn. The Health Behavior in School-Aged Children study. Last update Maret, 1999. http://www. OxfordJournals.com. [Diakses pada tanggal 25 Juli 2009]. 2. Adisasmito W. Sistem kesehatan. Ed1. Jakarta: PT. Rajagrafindo persada. 2007. 3. Izn. Hanya 7,3% penduduk telah menggosok gigi dengan benar. Last update Februari, 2009. http://www.pdpersi.co.id. [Diakses pada tanggal 11 Februari 2009] 4. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Tumbuh kembang anak dan remaja. Ed1. Jakarta: Sagung seto. 2002. 5. Sediaoetama AD. Ilmu gizi. Jakarta: Dian rakyat. 1985, 17. 6. Papalia DE, Old SW, Feldman RD. Human development (Psikologi perkembangan). Ed9. Jakarta: Kencana. 2008. 7. Notoatmojo S. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka cipta. 2007. 8. Notoatmodjo S. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta, 2003. 9. Izn. Healthy eating. Last update 23 Maret, 2008. http://www.NHS.com. [Diakses pada 30 Juli 2009]. 10. Almatsier S. prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: PT gramedia pusaka utama. 2001, 151. 11. Narendra MB, dkk. Tumbuh kembang anak dan remaja jilid I. Ed1. Jakarta: Sagung seto. 2008. 12. Muninjaya AAG. Manajemen kesehatan. Ed2. Jakarta: EGC. 2004. 13. Machfoedz I,Suryani E. Pendidikan kesehatan bagian dari promosi kesehatan. Yogyakarta: Fitramaya. 2007. 14. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Ed2. Jakarta: Sagung seto. 2002. 15. Machfoedz I. Metodologi penelitian. Yogyakarta: Fitramaya. 2008.
40
41
Lampiran 1 DAFTAR KUESIONER
PERTANYAAN UMUM Mohon pertanyaan nomor 1 sampai dengan nomor 5 diisi sesuai data anda Data Siswa 1. Nama
:
2. Umur
:
3. Jenis kelamin :
tahun Laki-laki
4. Jumlah saudara
:
5. Uang jajan per hari
:
Perempuan
Data Orang tua 6. Nama
:
7. Pekerjaan
:
8. Pendidikan terakhir
:
Terdapat dua tipe pertanyaan, untuk pertanyaan pilihan ganda (a,b,c) cukup dengan memberi tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang tersedia.
Saya yang bertanda tangan dibawah ini bersedia dan berjanji akan mengisi kuesioner dengan jujur dan sungguh-sungguh.
(nama responden )
42
Lampiran 1 (lanjutan) PERTANYAAN Berikanlah jawaban yang pada pernyataan di bawah ini dengan memberikan tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang telah disediakan.
Pengetahuan mengenai makanan sehat 1. Yang di sebut pola makan sehat adalah.. a. Makan dengan porsi yang banyak b. Makan dengan makanan mahal c. Makanan yang memenuhi makanan 4 sehat 5 sempurna 2. Gizi seimbang adalah.. a. Makan dengan nasi yang banyak b. Konsumsi makanan yang beraneka ragam dan cukup jumlahnya c. Makan yang banyak dan juga jajan yang banyak 3. Di bawah ini merupakan kriteria makanan bergizi seimbang, kecuali.. a. Tidak banyak mengkonsumsi makanan yang berlemak b. Konsumsi makanan kemasan c. Membiasakan diri sarapan pagi 4. Di bawah ini yang termasuk dalam komposisi makanan 4 sehat 5 sempurna adalah… a. Tahu-tempe b. Chiki c. Air sirup 5. Makanan yang mengandung krbohidrat (makanan pokok) adalah.. a. Sayur-sayuran b. Daging c. Nasi 6. Buah yang mengandung vitamin C adalah.. a. Alpukat b. Jeruk c. Apel
43
Lampiran 1 (lanjutan) 7. Sayuran yang banyak mengandung vit.a adalah.. a. Cabai b. Sawi hijau c. Wortel 8. Untuk mendapatkan makanan yang mengadung protein, kita dapat memperolehnya dari daging. Jika tidak terdapat daging, kita dapat menggantinya dengan.. a. Tempe b. Krupuk c. Tidak dapat digantikan dengan apapun 9. Agar memenuhi syarat makanan 4 sehat dan 5 sempurna adalah meminum.. a. Sirup b. Susu c. Teh manis 10. Di bawah ini kandungan gizi (protein) paling tinggi adalah.. a. Daging sapi b. Ikan laut c. Daging ayam
44
Lampiran 2 (doc.lampiran 2 hal 46)
45
Lampiran 3 DOKUMENTASI
46
Lampiran 4 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama Luthfah Aini
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat & Tanggal Lahir Depok, 14 Desember 1988
Email
[email protected]
Nama Orang Tua Ayah
Muhadi
Ibu
Ismayanti
Riwayat Pendidikan 1994-2000
SDN Benda Baru 2
2000-2003
SLTP Negeri 1 Ciputat
Ciputat
2003-2006
SMA Negeri 3 Tang-Sel
Pamulang
2006-present
FKIK UIN SH Jakarta
Pamulang
Ciputat
Jumlah siswa menjawab benar pada tiap pertanyaan
Lampiran 2 Statistics
N
Valid
kriteria makanan
komposisi
pola makan
Gizi
bergizi
makanan 4
sehat
seimbang
seimbang,
sehat 5
kecuali
sempurna
karbohidrat (makanan
syarat makanan 4
pengganti vitamin C vitamin A
pokok)
sehat dan 5
protein
sempurna adalah
(daging)
meminum
protei paling tinggi
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
.96
.80
.52
.99
.58
.89
.82
.86
.99
.46
.191
.403
.503
.112
.497
.318
.382
.347
.112
.502
-4.962
-1.529
-.102
-8.944
-.309
-2.500
-1.744
-2.146
-8.944
.153
.269
.269
.269
.269
.269
.269
.269
.269
.269
.269
Minimum
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Maximum
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
77
64
42
79
46
71
66
69
79
37
1.00
1.00
.00
1.00
.00
1.00
1.00
1.00
1.00
.00
50
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
.00
75
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
Missing Mean Std. Deviation Skewness Std. Error of Skewness
Sum Perc 25 entil es
46