Prosiding Rakernas dan Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker Indonesia 2016 e-ISSN : 2541-0474
TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT DESA BASAWANG KECAMATAN TELUK SAMPIT TENTANG PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SEBAGAI PENGOBATAN INFEKSI
Syahrida Dian Ardhany*, Ridha Oktavia Anugrah, dan Yurnida Harum Universitas Muhammadiyah Palangkaraya Jl. RTA.Milono KM. 1,5 Palangka Raya Telp./Fax.(0536) 3222184, 3238259 *Corresponding author email:
[email protected] Abstrak Latar Belakang: Penyakit infeksi di Indonesia masih termasuk dalam sepuluh penyakit terbanyak (Yarza et al, 2015). Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012 menyebutkan bahwa penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat yang berkunjung ke puskesmas dan jaringannya adalah penyakit infeksi, pada penyakit infeksi tentunya di perlukan antibiotik sebagai pengobatan.Antibiotik merupakan obat yang banyak diresepkan pada pasien, namun penggunannya sering kali tidak tepat, akibatnya terjadinya peningkatan resistensi kuman terhadap antibiotik. Hal ini terjadi salah satunya karena faktor kurangnya informasi yang akurat sehingga dapat mengakibatkan tingginya tingkat konsumsi yang tidak tepat (Baltazar, 2009). Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran serta hubungan Pendidikan dan usia terhadap Tingkat Pengetahuan Masyarakat Desa Basawang RT 03 Kecamatan Teluk Sampit tentang penggunaan antibiotik sebagai pengobatan penyakit infeksi. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif, dengan pendekatan Cross Sectional Study. Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan alat ukur berupa kuisioner terbuka yang diambil dan telah divalidasi oleh peneliti sebelumnya. Hasil Penelitian: Hasil analisa yang didapatkan yaitu masyarakat Desa Basawang RT 03 Kecamatan Teluk Sampit cukup mengetahui mengenai penggunaan antibiotik sebagai pengobatan dengan nilai rata-rata responden menjawab benar adalah 50,33%. Dari hasil uji statistik untuk hubungan pendidikan dengan tingkat pengetahuan didapatkan nilai signifikansi 0,000 (<0,05) yang berarti terdapat hubungan bermakna, sedangkan untuk hubungan usia dengan tingkat pengetahuan didapatkan nilai signifikansi 0,132 (<0,05) yang berarti tidak terdapat hubungan bermakna antara usia dengan tingkat pengetahuan tentang penggunaan antibiotik. Kesimpulan: Tingkat pengetahuan masyarakat Desa Basawang RT 03 Kecamatan Teluk Sampit tentang penggunaan antibiotik sebagai pengobatan termasuk dalam kriteria “Cukup Mengetahui”. Berdasarkan tingkat pendidikanterdapat hubungan yang bermakna sedangkan usia tidak terdapat hubungan yang bermaknadengan tingkat pengetahuan. Kata Kunci: tingkat pengetahuan, pendidikan, antibiotik, farmasi sosial
1. PENDAHULUAN Penyakit infeksi menjadi pembunuh terbesar di dunia anak-anak dan dewasa muda. Infeksi mencapai lebih dari 13 juta kematian per tahun di negara berkembang.Penyakit infeksi di Indonesia masih termasuk dalam sepuluh penyakit terbanyak (Yarza et al., 2015). Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012 menyebutkan bahwa penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat yang berkunjung ke puskesmas dan jaringannya adalah penyakit infeksi, pada penyakit infeksi tentunya di perlukan antibiotik sebagai
pengobatan.Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk mengobati infeksi akibat bakteri, dan juga membantu sistem pertahanan alami tubuh untuk mengeliminasi bakteri tersebut (Anna, 2013). Antibiotik merupakan obat yang banyak diresepkan pada pasien, namun penggunannya sering kali tidak tepat, akibatnya terjadinya peningkatan resistensi kuman terhadap antibiotik. Hal ini terjadi salah satunya karena faktor kurangnya informasi yang akurat sehingga dapat mengakibatkan tingginya tingkat konsumsi yang tidak tepat (Baltazar, 2009).Menurut Hasil RISKESDAS tahun 2013 menyebutkan bahwa 162
Prosiding Rakernas dan Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker Indonesia 2016 e-ISSN : 2541-0474
proporsi rumah tangga yang menyimpan antibiotik tanpa resep dokter di Kalimantan Tengah yaitu sebesar 93,4 %, nilai ini paling besar diantara semua provinsi di Indonesia.Penggunaan antibiotik akan menguntungkan dan memberikan efek bila diresepkan dan dikonsumsi sesuai dengan aturan. Namun, sekarang ini antibiotik telah digunakan secara bebas dan luas oleh masyarakat tanpa mengetahui dampak dari pemakaian tanpa aturan. Penggunaan tanpa aturan mengakibatkan keefektifan dari antibiotik akan berkurang (Yarza et al., 2015). Desa Basawang merupakan desa yang terletak di daerah Kecamatan Teluk Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Provinsi Kalimantan Tengah. Penggunaan antibiotik oleh masyarakat di daerah Desa Basawang ini cukup tinggi.
2. METODE Metode penelitian yang digunakan adalah metode dekskriptif dengan desain cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Basawang Kecamatan Teluk Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Provinsi Kalimantan Tengah pada bulan April sampai Juni 2016.Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini berdasarkan teknik purposive Sampling (usia 18-60 tahun, berakal sehat dan bersedia menjadi responden). Pengambilan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuisioner terbuka yang telah divalidasi oleh peneliti sebelumnya dengan judul Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Penggunaan Antibiotik di Desa Daenaa Kecamatan Limboto Barat Tahun 2012 ( Sistiagustin, 2012).
Tabel 1. Karakteristik responden Karakteristik Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Usia 18-40 tahun 41-60 tahun Pendidikan 0-6 tahun 7-9 tahun 10-12 tahun >12 tahun Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Petani/Pekebun Swasta Wiraswasta Guru Honorer Tukang Kayu Pedagang Mahasiswa PNS Perawat Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan rumus persentase dan uji statistik.Pengukuran pengetahuan responden didasarkan pada jawaban responden dari semua pertanyaan yang diberikan (Sibagariang, 2010)
N (115)
Persentase (%)
55 60
47,83 52,17
64 51
55,65 44,35
75 11 21 8
65,22 9,57 18,26 6,96
43 30 27 4 4 2 2 1 1 1
37,39 26,09 23,48 3,48 3,48 1,74 1,74 0,87 0,87 0,87 a. b. c.
Kategori baik, apabila responden mendapat nilai > 75% Kategori cukup, apabila responden mendapat nilai 40-75% Kategori kurang, apabila responden mendapat nilai < 40%.
163
Prosiding Rakernas dan Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker Indonesia 2016 e-ISSN : 2541-0474
3. HASIL Hasil penelitian disajikan dalam tabel 2 dan tabel 3. Tabel 2. Hasil Kuisioner dan alternatif jawaban (Data Secara Umum) No.
Pertanyaan
Alternatif Jawaban (%) Benar Salah
Kriteria
Jawaban (n=115) Yang menjawab Pernah 84 orang, dan yang menjawab Tidak Pernah sebanyak 31 orang. Pendidikan 3 orang, Keluarga 36 orang, Lingkungan 27 orang, Sarana Kesehatan 11 orang, Tenaga Kesehetan (Perawat) 7 orang. Yang menjawab mengerti 41 orang dan yang menjawab tidak mengerti sebanyak 74 orang. Yang menjawab Pernah 71 orang dan yang menjawab Tidak Pernah 44 orang.
1
Apakah anda pernah mendengar obat antibiotik ?
73,04
26,96
Tingkat Pengetahuan Cukup
2
Dari mana anda mendengar obat antibiotik ?
73,04
26,96
Tingkat Pengetahuan Cukup
3
Apakah anda mengerti tentang antibiotik ?
35,65
64,35
4
Pernahkah anda membeli obat antibiotik ?
61,74
38,26
5
Dimana biasanya anda membeli obat antibiotik ?
47,83
52,17
6
Apakah dalam pembelian antibiotik anda mendapatkan informasi tentang cara minumnya ?
40,00
60,00
7
Obat jenis apa yang masuk dalam golongan Antibiotik yang biasa anda konsumsi ?
61,74
38,26
8
Apakah anda mengerti tentang resistensi antibiotik ?
9,57
90,43
50,33
49,67
Jumlah Keseluruhan
Tingkat Pengetahuan Kurang Tingkat Pengetahuan Cukup Tingkat Pengetahuan Cukup
Apotek 55 orang dan Warung 16 orang.
Yang menjawab mendapatkan informasi tentang cara minumnya 46 orang dan 69 orang tidak mendapatkan informasi tentang cara minumnya. Amoksisilin 25 orang, Ampisilin 23 orang, Kotrimoksazol 1 orang, Tingkat Klindamisin 1 orang, Ketokonazol 2 Pengetahuan orang, Kloramfenikol 1 orang, Cukup Rifampisin 1 orang, Sefadroksil 11 orang, Tetrasiklin 6 orang, menjawab tidak tahu 44 orang Tingkat Yang menjawab mengerti 11 orang dan Pengetahuan yang menjawab tidak mengerti sebanyak Kurang 104 orang. Tingkat Pengetahuan Cukup Tingkat Pengetahuan Cukup
164
Prosiding Rakernas dan Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker Indonesia 2016 e-ISSN : 2541-0474
Tabel 3. Persentase Berdasarkan Indikator Soal (Data Secara Umum)
Pengetahuan Tentang Antibiotik (1-3)
Persentase Tingkat Pengetahuan (%) Benar Salah 60,58 39,42
Tingkat Pengetahuan Cukup
2
Cara Mendapatkan Antibiotik (4-5)
55,00
45,00
Tingkat Pengetahuan Cukup
3
Penggunaan Antibiotik (6)
40,00
60,00
Tingkat Pengetahuan Cukup
4
Penggolongan Antibiotik (7)
61,74
38,26
Tingkat Pengetahuan Cukup
5
Resistensi (8)
9,57
90,43
Tingkat Pengetahuan Kurang
No.
Indikator Soal
1
4. PEMBAHASAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Desa Basawang Kecamatan Teluk Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur terhadap 115 responden diperoleh persentase sebesar 50,33%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan Masyarakat Desa Basawang Kecamatan Teluk Sampit termasuk dalam kriteria tingkat pengetahuan cukup. Pada Tabel 3. terdapat persentase berdasarkan indikator soal, untuk indikator soal pertama yaitu pengetahuan tentang antibiotik diperoleh persentase sebesar 60,58% yang berarti termasuk dalam kategori tingkat pengetahuan cukup. Pada indikator soal pertama ini 84 responden pernah mendengar antibiotik baik dari Tenaga Kesehatan, Sarana Kesehatan, Lingkungan, Keluarga dan Pendidikan. Tetapi sebagian responden hanya pernah mendengar antibiotik tanpa mengerti tentang antibiotik itu sendiri. Padahal apabila masyarakat memiliki pengetahuanyang benar tentang antibiotik dan penggunaannya, maka akan meminimalkan terjadinya kasus resistensi terhadap antibiotika, efek terapi dapat tercapai, dan efek samping minimal. Untuk indikator soal kedua yaitu cara mendapatkan antibiotik diperoleh persentase sebesar 55% yang berarti termasuk dalam kategori Tingkat Pengetahuan cukup. Pada indikator soal kedua ini 71 responden pernah membeli antibiotik, 55 responden membeli antibiotik di apotek dan 16 responden membeli antibiotik di warung. Terdapat responden yang membeli antibiotik di warung seharusnya antibiotik atau Obat keras hanya dapat diperoleh dengan resep dokter di Apotek, Apotek Rumah Sakit, Puskesmas, dan Balai Pengobatan berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI Nomor
Kriteria
02396/A/SKNI1186 tentang Tanda Khusus Obat Keras Daftar G. Untuk Indikator soal ketiga yaitu Penggunaan Antibiotik diperoleh persentase sebesar 40% yang berarti termasuk dalam kategori Tingkat Pengetahuan Cukup. Pada indikator soal ketiga ini dari 55 responden yang membeli antibiotik di apotek 46 responden mendapatkan Informasi tentang cara minumnya dan 9 responden tidak mendapatkan informasi tentang cara minumnya. Padahal pengetahuan dan pemahaman seseorang tentang penggunaan antibiotik sangat diperlukan mengingat banyak masyarakat yang menggunakan antibiotik tidak sesuai dengan penyakitnya, sehingga dapat menimbulkan resistensi. Salah satu hal untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang penggunaan antibiotik yaitu Tenaga Kefarmasian di Apotek harusnya memberikan informasi tentang penggunaan antibiotik. Indikator soal keempat yaitu Penggolongan Antibiotik diperoleh persentase sebesar 61,74% yang berarti termasuk dalam kategori Tingkat Pengetahuan cukup. Pada indikator soal keempat ini obat yang masuk dalam golongan antibiotik yang biasa dikonsumsi oleh responden yaitu Amoksisilin, Ampisilin, Kotrimoksazol, Ketokonazol, Kloramfenikol, Rifampisin, Sefadroksil dan Tetrasiklin. Indikator soal kelima yaitu resistensi antibiotik diperoleh persentase sebesar 9,57% yang berarti termasuk dalam kategori Tingkat Pengetahuan kurang. Pada indikator soal kelima ini hanya 11 responden yang mengerti tentang resistensi, hal ini dapat disebabkan karena sebagian masyarakat Desa Basawang Kecamatan Teluk Sampit belum tahu dan paham tentang akibat yang ditimbulkan jika tidak menggunakan 165
Prosiding Rakernas dan Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker Indonesia 2016 e-ISSN : 2541-0474
antibiotik secara tepat salah satunya yaitu resistensi antibiotik. Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Tingkat Pendidikan,untuk pendidikan 0 – 6 tahun, 7 - 9 tahun dan 10 – 12 tahun persentasenya berturut-turut 37,5% (tingkat pengetahuan kurang), 65,91% (tingkat pengetahuan cukup) dan 72,02% (tingkat pengetahuan cukup) dan untuk pendidikan > 12 termasuk kedalam tingkat pengetahuan baik (92,19%). Hasil analisis uji statistik
menggunakan uji chi-square menganalisis hubungan antara tingkat pendidikan terakhir terhadap tingkat pengetahuan didapatkan nilai signifikansi 0,000 (<0,05) menunjukkan terdapatnya hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan terakhir terhadap tingkat pengetahuan, sedangkan antara usia dengan tingkat pengetahuan didapatkan nilai signifikansi 0,132 (<0,05) yang berarti tidak terdapat hubungan bermakna antara usia dengan tingkat pengetahuan tentang penggunaan antibiotik.
Gambar 1. Persentase Tingkat Pengetahuan berdasarkan Tingkat Pendidikan Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan bahwa tingginya pendidikan seseorang, akan mempengaruhi tingkat pengetahuan yang mereka dapatkan. Seseorang
dengan tingkat pendidikan akhir perguruan tinggi idealnya mempunyai pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan pendidikan terakhir SD, SMP, ataupun SMA.
166
Prosiding Rakernas dan Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker Indonesia 2016 e-ISSN : 2541-0474
Gambar 2. Persentase Tingkat pengetahuan berdasarkan usia
5. KESIMPULAN Tingkat pengetahuan masyarakat Desa Basawang RT 03 Kecamatan Teluk Sampit tentang penggunaan antibiotik sebagai pengobatan termasuk dalam kriteria “Tingkat Pengetahuan Cukup”. Berdasarkan tingkat pendidikan terdapat hubungan yang bermakna dengan tingkat pengetahuan (p= 0,000) sedangkan usia tidak terdapat hubungan yang bermakna dengan tingkat pengetahuan (p= 0,132). UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terimakasih diberikan kepada Rektor Universitas Muhammadiyah Palangkaraya dan kepada pihak-pihak terkait atas terlaksananya penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA 1. Anna BMF, 2013, Studi Penggunaan Antibiotik Tanpa Resep di Kabupaten Manggarai dan Manggarai Barat-NTT, Calyptra 2013; 2(2):2-17 2. Baltazar, F., Azevedo, M.M., Pinheiro, C., Yaphe, J., 2009, Portuguese students'knowledge of antibiotics: a crosssectional study of secondary school and
3.
4.
5.
6.
university students in Braga, 1-6 , BMC Public Health, Portugal. Dalam Putra Ambada, Singgih. 2013. Tingkat Pengetahuan Tentang Antibiotik pada Masyarakat Kecamatan X Kabupaten X, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Prilaku. Jakarta : Aneka Cipta Sibagariang E.E., Julianie, Rismalinda, dan Siti N., 2010, Metodologi Kesehatan Untuk Mahasiswa Diploma Kesehatan, Jakarta: Trans Info Media Sisitiagustin Manan, 2012, Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Penggunaan Antibiotika di Desa Daenaa Kecamatan Limboto Barat Tahun 2012, Karya Tulis Ilmiah, Universitas Negeri Gorontalo Yarza H.L, Yanwirasti, Lili Irawati, 2015, Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Dengan Penggunaan Antibiotik Tanpa Resep Dokter, Jurnal Kesehatan Andalas 2015; 4 (1)
167