INTISARI HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT RT 06 DAN 07 DUSUN II TERHADAP KEPATUHAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI DESA BUMI JAYA KECAMATAN PELAIHARI Dian Septiviana Putri1, Aditya Maulana PP, S.Farm., M.Sc., Apt2, Noor Aisyah, S.Farm,.Apt3
Penggunaan antibiotik dalam pengobatan sendiri menjadi masalah kesehatan yang penting saat ini dikarenakan pengetahuan antibiotik yang kurang menyebabkan penggunaan antibiotik tidak rasional sehingga resistensi antibiotikpun dapat terjadi. Resistensi adalah suatu kemampuan mikroorganisme untuk tetap bertahan terhadap efek suatu obat yang mematikan bagi spesiesnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan berdasarkan hubungan dengan tingkat pendidikan, mengetahui kepatuhan, dan mengetahui hubungan pengetahuan tehadap kepatuhan masyarakat RT 06 dan 07 Dusun II Desa Bumi Jaya dalam menggunakan antibiotik. Populasi penelitian ini adalah Masyarakat Desa Bumi Jaya, sedangkan sampelnya adalah warga RT 06 dan 07 sebanyak 126 orang. Penelitian ini adalah survei analitik sedangkan studi penelitian yang akan digunakan adalah desain cross-sectional study yaitu pengukuran masyarakat tentang obat antibiotik dilakukan pada satu saat tertentu. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan digunakan uji korelasi gamma dan somer’s, sedangkan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan kepatuhan digunakan analisis Kolmogorov-Smirnov. Hasil analisia uji korelasi gamma dan somer’s terntang pengetahuan masyarakat berdasarkan hubungan dengan tingkat pendidikan, memiliki nilai value -0,572 dan -0,529 nilai negatif memiliki makna korelasinya berlawanan arah atau semakin besar nilai satu variabel, semakin kecil nilai variabel lain, sehingga apabila semakin tinggi tingkat pendidikannya maka pengetahuannya semakin rendah. Dapat disimpulkan tingkat pendidikan dengan pengetahuan tidak memiliki hubungan yang signifikan. Kepatuhan masyarakat sebagian besar masih dalam kategori tidak patuh yaitu sebesar 92,1%. Hasil analisa Kolmogorov-Smirnov terhadap hubungan pengetahuan dengan kepatuhan, diperoleh nilai p Value 0,015 lebih kecil dari level of significant 5% (0,05), maka dapat disimpulkan pengetahuan responden memiliki hubungan yang signifikan terhadap kepatuhan penggunaan antibiotik. Kata Kunci : Antibiotik, Pengetahuan, Kepatuhan 1,2,3
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin
ABSTRACT KNOWLEDGECOMMUNITYRELATIONSRT06AND07DUSUNII COMPLIANCETOUSEANTIBIOTICSSUBINVILLAGEBUMIJAYAPELA IHARI Dian Septiviana Putri1, Aditya Maulana PP, S.Farm., M.Sc., Apt2, Noor Aisyah, S.Farm,.Apt3 The use of antibiotics in the treatment itself becomes a significant health problem today because of the lack of knowledge of antibiotics causes antibiotic use is not rational, so antibiotikpun resistance can occur. Resistance is the ability of microorganisms to survive the effects of a drug that is deadly to species. The purpose of this study was to determine the knowledge based relationship with the level of education, determine compliance, and determine the relationship tehadap compliance knowledge society RT 06 and 07 Hamlet II Bumi Jaya village in the use of antibiotics. The study population was Bumi Jaya Village Society, while the sample is a resident of RT 06 and 07, as many as 126 people. This research is an analytical survey whereas research studies that will be used is a cross-sectional study design that is measurements made public about antibiotic drug at a specific moment. To determine the relationship between level of education and knowledge of the correlation test was used gamma and Somer's, while to know the correlation between knowledge with compliance analysis was used Kolmogorov-Smirnov. Results Analisia gamma correlation test and Somer's terntang knowledge society based on the relationship with the level of education, has a value of -0.572 and -0.529 value negative value has significance correlation in the opposite direction or the greater the value of one variable, the smaller the value of other variables, so that if the higher levels of education the knowledge is getting low. It can be concluded with the educational level of knowledge does not have a significant relationship. Compliance society still largely in the category of noncompliant in the amount of 92.1%. The results of Kolmogorov-Smirnov analysis of the relationship of knowledge to compliance, the value of p Value 0,015 less than the level of significant 5% (0.05), it can be concluded knowledge respondents had a significant relationship to the compliance of the use of antibiotics.
Keywords: Antibiotics, Knowledge, Compliance 1,2,3
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Depkes, 2009). Salah satu upaya untuk mewujudkan keadaan sehat dari sakit adalah dengan melakukan pengobatan.Upaya masyarakat untuk mengobati dirinya sendiri dikenal dengan istilah swamedikasi. Salah satu jenis obat yang sering digunakan oleh masyarakat dalam swamedikasi adalah antibiotik. Antibiotik, yang pertama kali ditemukan oleh Paul Eclrich pada tahun 1910, sampai saat ini masih menjadi obat pilihan dalam penanganan kasus-kasus penyakit infeksi (Utami, 2012). Antibiotik ditemukan sekitar delapan dekade lalu dan sejak itu telah terjadi revolusi dalam manajemen, pengobatan dan hasil penyakit menular. Penggunaan antibiotik dalam pengobatan sendiri menjadi masalah kesehatan yang penting saat ini dikarenakan pengetahuan penggunaan antibiotik yang kurang menyebabkan penggunaan antibiotik dilakukan secara tidak rasional, seperti antibiotik digunakan untuk infeksi non-bakteri atau tidak diminum sampai habis sehingga
resistensi
bakteri
terhadap
antibiotikpun
dapat
terjadi.
Meningkatnya resistensi antibiotik menyebabkan semakin sempitnya jenis antibiotik yang dapat digunakan (WHO, 2001). Faktor lain yang dapat menyebabkan resistensi antibiotik adalah kepatuhan dalam menggunakan antibiotik. Angka kejadian kepatuhan berobat sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain kronisitas penyakit, frekuensi pemberian obat, harga obat, bentuk obat, daya ingat pasien, informasi, serta interaksi antara dokter dan pasien.Beberapa peneliti melaporkan adanya hubungan erat antara kepatuhan pasien berobat dengan beberapa faktor lainnya seperti pengetahuan pasien tentang obat, hubungan antara dokter dan pasien, derajat berat penyakit, rasa obat, efek samping obat, lupa, asuransi kesehatan, dan jenis antibiotik yang dipakai (Wibowo dan Soedibyo, 2008). Penelitian yang dilakukan oleh Zakia Sufiatinur (2013) gambaran pengetahuan masyarakat tentang antibiotik di Kelurahan Pahandut Seberang, Palangkaraya yaitu, tidak ada responden yang mendapat predikat tingkat pengetahuan Baik (0,00%), sebanyak 9 responden (27,27%) mendapat predikat Cukup, dan responden yang mendapat predikat Kurang berjumlah 24 responden (72,73%). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wibowo dan Soedibyo (2008) di Rumah sakit Dr.Cipto Mangunkusumo Jakarta, angka kejadian kepatuhan berobat dalam melaksanakan pengobatan antibiotik jangka pendek 75,6%. Angka yang rendah lebih disebabkan oleh banyaknya faktor yang
berpengaruh terhadap kepatuhan berobat seseorang. Faktor kurangnya pengetahuan tentang antibiotik serta faktor lupa dan sibuk merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap kepatuhan berobat. Berdasarkan
uraian
dari
latar
belakang,
peneliti
tertarik
untukmengetahui pengetahuan masyarakat terhadap kepatuhan penggunaan antibiotik di Desa Bumi Jaya, Kecamatan Pelaihari, Tanah Laut. Desa Bumi Jaya merupakan salah satu kelurahan dari 20 kelurahan yang berada di wilayah Kecamatan Pelaihari, Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Pada tahun 2008 jumlah penduduk di Kelurahan ini adalah sebanyak 2.110 jiwa (BPS, 2008) dengan karakteristik masyarakat yang beragam dari segi agama, mata pencaharian, maupun pendidikan.