TINGKAT KEPUASAN IBU HAMIL TENTANG PELAYANAN BPJS DI POLI KANDUNGAN RSUD Dr. ABDOER RAHEM SITUBONDO REGIAN TARA NUGRAHA 11001130 Subject : : Kepuasan, Ibu Hamil, BPJS
DESCRIPTION Implementasi sistem jaminan sosial nasional (SJSN) bidang kesehatan pada tahun 2014 merupakan suatu momentum yang sangat krusial bagi Indonesia. Namun, ketidamerataan ketersediaan fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan dan kondisi geografis, menimbulkan masalah baru berupa ketidakadilan antara kelompok masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat kepuasan ibu hamil tentang pelayanan BPJS. Jenis penelitian deskriptif. Variabel penelitian tingkat kepuasan ibu hamil tentang pelayanan BPJS. Populasi sebanyak 30 ibu hamil, sampel sebagian ibu hamil sebanyak 25 ibu hamil. Teknik sampling menggunakan consecutive sampling. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 21-30 April 2014 di Poli kandungan RSUD Dr. Abdoer Rahem Situbondo. Instrument penelitian lembar kuesioner. Teknik pengolahan data editing, coding, scoring, entry data, cleaning, dan tabulasi, lalu disajiikan dalam tabel distribusi frekuensi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di Poli Kandungan RSUD Dr. Abdoer Rahem Kabupaten Situbondo didapatkan bahwa sebagian besar responden merasa puas tentang pelayanan BPJS yaitu sebanyak 15 responden (60%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengatakan puas tentang pelayanan BPJS. Hal ini disebabkan karena pelayanan yang diberikan tenaga kesehatan atau petugas kesehatan yang meliputi kemampuan, ketanggapan, empati, jaminan dan penampilan tenaga kesehatan baik atau sesuai dengan yang diharapkan oleh ibu. Simpulan ibu hamil mengatakan puas tentang pelayanan BPJS. Oleh karena itu petugas kesehatan untuk tetap meningkatkan mutu pelayanan agar ibu yang melakukan pemeriksaan ANC dan persalinan tetap merasa puas, disamping itu tempat pelayanan kesehatan diharapkan dapat mempertimbangkan fasilitas dan biaya dapat menjadi bahan evaluasi didalam memberikan pelayanan kesehatan, dimana, kelengkapan fasilitas dan semakin terjangkaunya biaya akan menjadikan banyak pilihan bagi ibu dalam memeriksakan kesehatannya. ABSTRACT Implementation of the national social security system in health sector, in 2014 is a very crucialmement for Indonesia. But the purpose of this study wasto determine the satisfaction level of pregman mothers.
The type of this study is descriptive. The variable is the satisfaction level of pregnant mothers about BPJS service. The population is 30 pregnant mothers with taking sample majority of 25 pregnant mothers. The technique uses consecutive sampling. It had been done 21-30 april, 2014 in neural poly of RSUD Dr. Abdoerrahem at Situbondo. With using questionnaires sheets. The data are processed by editing, coding, scoring, entry data, cleaning, tabulation and presented with distribution frequency table. Based on the result of study done in the neural polly of RSUD Dr. Abdoerrahem at Situbondo found that most respondent were satisfied about the BPJS service as many as 15 respondent (60%). The results show that majority of respondents feel satisfied about BPJS service. It is caused by service that healthworkers give,consist of the best ability, response, performing of health workers expected by the pregnant mothers. The consclusions, the pregnant mothers feel satisfied about BPJS service. So, the health works are expected to improve quality service to pregnant mothers who check ANC and delivery feel satisfied and public health places are expected to develop facilities and feel for giving evaluation in health service. The best facilities and affordables feel will make the best choice foe the pregnant mothers. Keywords : Satisfaction, pregnant mothers, BPJS Contributor
: Nur Saidah, S. Si. T., M. Kes Vonny Nurmalya M., S. Kep. Ns Date : 14 Mei 2014 Type Material : Laporan Penelitian URL : Right : Summary : LATAR BELAKANG Implementasi sistem jaminan sosial nasional (SJSN) bidang kesehatan pada tahun 2014 merupakan suatu momentum yang sangat krusial bagi Indonesia. Kondisi ini merefleksikan keinginan dari pemerintah sebagai representasi rakyat untuk mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat berdasarkan prinsip keadilan sosial. Penyediaan dan pengelolaan sistem pelayanan kesehatan sejatinya telah disepakati menjadi kewajiban pokok pemerintah. Sistem pelayanan kesehatan telah diakui sebagai hak setiap warga negara sehingga keberadaannya harus dapat dimanfaatkan oleh setiap lapisan masyarakat (JKN, 2014). Namun, ketidakmerataan ketersediaan fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan dan kondisi geografis, menimbulkan masalah baru berupa ketidakadilan antara kelompok masyarakat. Sebagai gambaran di Indonesia timur di daerah kawasan timur yang jumlah providernya terbatas dan akses-nya kurang menyebabkan kurangnya supply (penyediaan layanan oleh pemerintah & pihak lain), sehingga akan muncul kesulitan terhadap akses ke fasilitas kesehatan. Hal ini berimbas pada masyarakat di wilayah Indonesia bagian timur yang tidak memiliki banyak pilihan untuk berobat di fasilitas kesehatan. Sementara di wilayah Indonesia bagian barat dimana ketersediaan providernya banyak, diperkirakaan pemanfaatan provider akan lebih banyak dan benefit package yang tidak terbatas (Dominirsep, 2014).
Pada APBN 2013, pemerintah hanya mengeluarkan belanja negara di bidang kesehatan sebesar Rp 17,5 triliun atau hanya sekitar 1,51%. Anggaran belanja negara semakin meningkat tajam, tapi persentase anggaran kesehatan semakin menurun. Jika dilihat 5 tahun terakhir, anggaran kesehatan sebesar 2,0% (2008), 2,5% (2009), 2,7% (2010), 1,6% (2011), dan 1,5% (2012). Pemerintah mengaburkan angka ini dengan menyatakan anggaran belanja kesehatan mengalami pertumbuhan sebesar 4,5% per tahun, sejak 2008 – 2013. Fakta yang sebenarnya adalah anggaran belanja kesehatan meningkat setiap tahunnya, tapi jika dibandingkan persentase dari total anggaran belanja setiap tahunnya, nilainya justru mengalami penurunan inilah pengingkaran pemerintah terbesar terhadap amanah Pasal 171 UU No.36/2009 (Adriansyah, 2013). METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bersifat deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil ada di poli kandungan RSUD Abdoer Rahem Situbondo Teknik sampling yang digunakan adalah non probability sampling dengan teknik consecutive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 25 ibu hamil. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner yang belum dilakukan uji validitas dan reliabilitas. yang telah dikembangkan sebanyak 20 soal Dari 25 responden diklasifikasikan semua kriteria: 1) Sangat Puas 2) Puas 3) Tidak Puas 4) Sangat Tidak Puas HASIL PENELITIAN 1. Data Umum Sebagian besar responden berumur 20-35 tahun yaitu sebanyak 16 responden (64%). Sebagian besar responden berpendidikan SMA yaitu sebanyak 12 responden (48%). Sebagian besar responden tidak bekerja yaitu sebanyak 18 responden (72%). 2. Data Khusus Sebagian besar responden mengatakan puas tentang pelayanan BPJS yaitu sebanyak 15 responden (60%) . Berdasarkan frequensi tingkat kepuasan hasil penelitian yang dilaksanakan di Poli Kandungan RSUD Dr. Abdoer Rahem Kabupaten Situbondo didapatkan bahwa sebagian besar responden mengatakan puas tentang pelayanan BPJS yaitu sebanyak 15 responden (60%). Kepuasan pasien adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesan dan kinerja (hasil) suatu produk. Harapan pasien merupakan pikiran atau keyakinann pasien yang akan diterimanya bila ia membeli atau mengkonsumsi suatu peroduk (barang atau jasa). sementara itu kinerja adalah persepsi pasien terhadap apa yang ia terima setelah mengkonsumsi produk yang dibeli. kepuasan merupakan fungsi dari kesan kinerja (performance) dan harapan (exspatation). jika kinerja berada di bawah harapan, pasien tidak puas (dissatisfaction). jika kinerja melebihi harapan, pasien sangat puas atau senang (delight) (Arief, 2007). Kepuasan berhubungan dengan tingkah laku konsumen
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan status perkawinan (Rangkuti, 2006) Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengatakan puas tentang pelayanan BPJS. Hal ini disebabkan karena pelayanan yang diberikan tenaga kesehatan atau petugas kesehatan yag meliputi kemampuan, ketanggapan, empati, jaminan dan penampilan tenaga kesehatan baik atau sesuai dengan yang diharapkan oleh ibu. Selain hal tersebut kepuasan ibu terhadap pelayanan tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan ibu cukup tentang jenis pelayanan yang akan diterimanya. Pada parameter responsiveness (ketanggapan) didapatkan sebagian besar responden mengatakan tidak puas yaitu sebanyak 14 responden (56%). Responsiveness (ketanggapan), yaitu kemampuan petugas memberikan pelayanan kepada pasien dengan cepat. Dalam pelayanan rumah sakit adalah lama waktu menunggu pasien mulai dari mendaftar sampai mendapat pelayanan tenaga kesehatan (Supardi, 2008). Sebagian besar responden mengatakan tidak puas dalam tanggapan yang diberikan oleh pelayan kesehatan hal tersebut merupakan salah satu dimensi pelayanan kesehatan yang harus diperhatikan. Pada parameter reliability (kehandalan) didapatkan bahwa sebagian besar responden mengatakan tidak puas yaitu sebanyak 13 responden (52%). Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan petugas memberikan pelayanan kepada pasien dengan tepat. Dalam pelayanan rumah sakit adalah penilaian pasien terhadap kemampuan tenaga kesehatan (Supardi, 2008). Kualitas pelayanan yang kurang nyaman, kurangnya kehandalan petugas dalam melakukan jasa pemeriksaan, kurang tanggap dalam melayani segala keluhan ibu hamil dan tidak peduli terhadap respon yang dialami ibu hamil yang mengakibatkan para ibu merasa tidak puas dalam kehandalan petugas tentang pelayanan BPJS. Pada parameter assurance (jaminan) didapatkan bahwa sebagian besar responden mengatakan puas yaitu sebanyak 18 responden (72%). Assurance (jaminan), yaitu kemampuan petugas memberikan pelayanan kepada pasien sehingga dipercaya. Dalam pelayanan rumah sakit adalah kejelasan tenaga kesehatan memberikan informasi tentang penyakit dan obatnya kepada pasien (Supardi, 2008). Sebagian besar responden mengakan puas tentang peayanan assurance (jaminan), hal ini dikarenakan petugas kesehatan dapat memberikan pelayanan kepada ibu hamil khususnya tentang BPJS dengan baik, tenaga kesehatan memberikan informasi tentang penyakit atau obat-obatan kepada responden dengan baik dan jelas menimbulkan suatu kepuasan tersendiri bagi ibu hamil khususnya tentang pelayanan BPJS. Pada parameter emphaty (empati) didapatkan bahwa sebagian besar responden mengatakan tidak puas yaitu sebanyak 14 responden (56%). Emphaty (empati), yaitu kemampuan petugas membina hubungan, perhatian, dan memahami kebutuhan pasien. Dalam pelayanan rumah sakit adalah keramahan petugas kesehatan dalam menyapa dan berbicara, keikutsertaan pasien dalam mengambil keputusan pengobatan, dan kebebasan pasien memilih tempat berobat dan tenaga kesehatan, serta kemudahan pasien rawat inap mendapat kunjungan keluarga/temannya (Supardi, 2008). Kurangnya keramahan petugas, kemampuan petugas dalam membina hubungan dan memberikan perhatian dapat menimbulkan ketidak puasan ibu hamil dalam pelayanan kesehatan khususnya tentang
pelayanan BPJS, oleh karena ini lah ibu hamil mengatakan tidak puas dalam pelayanan empati. Pada parameter tangiable (bukti langsung) didapatkan bahwa sebagian besar responden mengatakan tidak puas yaitu sebanyak 15 responden (60%). Tangible (bukti langsung), yaitu ketersediaan sarana dan fasilitas fisik yang dapat langsung dirasakan oleh pasien. Dalam pelayanan rumah sakit adalah kebersihan ruangan pengobatan dan toilet (Supardi, 2008). Hal ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan yang diberikan kurang memuaskan, dimana hal tersebut akan menimbulkan rasa yang kurang nyaman apabila fasilitas yang ada dan pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan standart pelayanan kesehatan. Sebagian besar responden berumur 20-35 tahun yaitu sebanyak 16 responden (64%) dan berdasarkan hasil tabulasi silang didapatkan bahwa kurang dari setengah responden berumur 20-35 tahun mengatakan puas tentang pelayanan BPJS yaitu sebanyak 9 responden (36%). Usia mempunyai dimensi kronologis dan intelektual. Dikatakan berdimensi kronologis karena bersifat progress berjalan terus dan tidak akan kembali sedangkan usia berdimensi intelektual berkembang melalui pendidikan dan pelatihan. Usia merupakan tanda perkembangan kematangan / kedewasaan seseorang untuk memutuskan sendiri atas suatu tindakan yang diambilnya. Usia juga dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya penyakit missal penyakit kardiovaskuler dengan peningkatan usia (Rangkuti, 2006). Hasil penelitian menunjukkan ibu hamil berusia 20-35 tahun mengatakan puas tentang pelayanan BPJS, hal ini disebabkan karena kematangan atau pemahaman ibu hamil tentang pelayanan BPJS baik, selain hal tersebut semakin matang usia ibu maka semakin tinggi pula pemahaman ibu tentang BPJS. Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan SMA yaitu sebanyak 12 responden (48%) dan berdasarkan hasil tabulasi silang didapatkan bahwa kurang dari setengah responden berpendidikan SMA mengatakan puas tentang pelayanan BPJS yaitu sebanyak 10 responden (40%). Pendidikan merupakan proses pengajaran baik formal maupun informal yang dialami seseorang. Hasilnya akan mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang dalam mendeasakan diri. Pendidikan berkaitan dengan harapan. Seseorang yang tingkat pendidikannya tinggi akan mengharapkan pelayanan yang lebih baik dan lebih tinggi (Rangkuti, 2006). Hasil penelitian menunjukkan seagian besar ibu yang berpendidikan menengah ke atas mengatakan puas tentang pelayanan BPJS, ibu hamil dengan pendidikan yang cukup maka akan memiliki pengetahuan yang baik tentang pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan, dimana ibu dengan pendidikan tinggi memiliki pemahaman dan mengharapkan pelayanan yang baik dari tenaga kesehatan. Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan bahwa sebagian besar responden tidak bekerja yaitu sebanyak 18 responden (72%) dan berdasarkan hasil tabulasi silang didapatkan bahwa kurang dari setengah responden tidak bekerja mengatakan puas tentang pelayanan BPJS yaitu sebanyak 11 responden (44%). Pekerjaan merupakan aktifitas jasa seseorang untuk mendapat imbalan berupa materi dan non materi. Pekerjaan dapat menjadi faktor risiko kesehatan seseorang dan berdampak pada sistem imunitas tubuh. Pekerjaan ada hubungannya dengan penghasilan seseorang untuk berperilaku dalam menentukan pelayanan yang diinginkan (Rangkuti, 2006). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian bsar ibu hamil tidak bekerja mengatakan puas tentang pelayanan BPJS, dimana ibu
yang tidak bekerja lebih mementingkan keadaannya dari pada ibu yang bekerja. Ibu yang tidak bekerja lebih memiliki waktu luang untuk mengikuti programprogram kesehatan, selain hal tersebut ibu yang tidak bekerja lebih memiliki pengetahuan yang baik tentang pelayanan kesehatan dibandingkan dengan ibu bekerja yang hanya disibukkan dengan pekerjaannya. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 21-30 Arpil 2014 di Poli Kandungan RSUD Dr. Abdoer Rahem Kabupaten Situbondo didapatkan bahwa sebagian besar responden mengatakan puas tentang pelayanan BPJS yaitu sebanyak 15 responden (60%). REKOMENDASI 1. Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan ibu hamil tentang pelayanan kesehatan meliputi usia, pendidikan, pekerjaan dan informasi yang didapatkan mengenai pelayanan kesehatan, serta dengan jumlah sampel yang lebih banyak agar representatif. 2. Bagi Tempat Penelitian Diharapkan dari hasil penelitian ini fasilitas dan biaya dapat menjadi bahan evaluasi didalam memberikan pelayanan kesehatan. Sehingga diharapkan adanya peningkatan mutu, kelengkapan fasilitas dan semakin terjangkaunya biaya akan menjadikan banyak pilihan bagi ibu dalam memeriksakan kesehatannya. 3. Bagi Tenaga Kesehatan Diharapkan petugas kesehatan untuk tetap meningkatkan mutu pelayanan agar ibu yang melakukan pemeriksaan ANC dan persalinan tetap merasa puas. ALAMAT CORRESPONDESI E-mail :
[email protected] No. HP : 082331324708 Alamat : Sumberwaru, Situbondo