PARTISIPASI KELUARGA DALAM UPAYA REHIDRASI ORAL PADA ANAK DIARE DI RUANG TERATAI RSUD Dr. ABDOER RAHEM SITUBONDO PRAFASTA SONY K. H 11001128 Subject :Partisipasi, Keluarga, Rehidrasi Oral DESCRIPTION Diare merupakan salah satu masalah yang paling sering di jumpai dan banyak menyerang anak-anak yang bisa menyebabkan kematian bila tidak segera ditangani dengan baik. Kurangnya partisipasi ibu tentang penanganan diare, dimana seharusnya seorang ibu dalam penananganan diare memainkan peran yang penting karena mereka bertanggung jawab untuk mengasuh anaknya. Tujuan penelitian untuk mengetahui partisipasi keluarga dalam upaya rehidrasi oral. Jenis penelitian deskriptif.Variabel penelitian partisipasi keluarga dalam upaya rehidrasi oral.Populasi sebanyak 35 responden, teknik sampling menggunakan consecutive sampling sehingga didapatkan sampel sebanyak 30 responden.Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1922 Mei 2014 di RSUD Dr. Abdoer Rahem Kabupaten Situbondo.Instrument penelitian menggunakan lembar kuesioner.Teknik pengolahan data menggunakan editing, coding, scoring, entry data, cleaning, dan tabulasi, lalu disajiikan dalam tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar keluarga tidak berpartisipasi dalam upaya rehidrasi oral pada anak diare yaitu sebanyak 19 responden (63,3%). Keluarga tidak berpartisipasi dalam upaya rehidrasi oral pada anak diare, hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan keluarga tentang pentingnya berpartisipasi dalam upaya rehidrasi oral pada anak diare sehingga hal ini memungkinkan terjadinya komplikasi. Simpulan keluarga tidak berpartisipasi dalam upaya rehidrasi oral pada anak diare.Oleh sebab itu keluarga hendaknya dapat menghindari faktor penyebab penyakit diare contohnya bila tidak mampu memetabolisme laktosa, maka dapat minum sus nabati (berasal dari kedelai, beras merah), disamping itu Peran perawat sebagai tenaga kesehatan sebaiknya memberikan petunjuk atau konseling kepada ibu bila anak menderita diare agar secepatnya diberi banyak minum. ABSTRACT Diarrheais one of themost frequent problem sencounteredand attackmanychildrenthatcanlead todeath ifthey are not treatedproperly, becausethe lack ofparticipation ofmothersaboutdiarrheatreatment. The mothers should have important role in diarrhea treatmentbecausetheyare responsiblefor educating children. The purpose ofthe study isto know the participation of familyin the ways oforal rehydration. The typeof this study isa descriptive. The variable isparticipation ofthe familyin the way oforal rehydration. The population is35respondents, thesampling techniquesuseconsecutive samplingto obtain 30respondents. The experiment had been conductedonMay 19-22 2014in RSUDDr. AbdoerRahemSitubondo. The instrumentusesa questionnaire. The data processing techniques use editing, coding, scoring, data entry, cleaning, andtabulation, andpresented withfrequency distribution table.
The results showedthatmost familiesdo notparticipate in the way oforal rehydration to diarrheaamount as19respondents(63.3%). The family doesn’tparticipate in the way oforal rehydrationto childrendiarrheachildren, it is due tolack of knowledgeabout theimportance offamiliesparticipatingin the way oforal rehydrationto childrendiarrhea, soit is possiblethe occurrenceof complications. The conclusionsfamilydoes’t participate inoral rehydrationto childrendiarrhea. Therefore,the familyshouldbe able toavoidthe causes ofdiarrhealdiseasefor examplewhen it is notable to metabolizelactose, itcandrinkvegetablesus(derived fromsoybeans, brown rice), in addition totherole ofnursesashealth professionalsshouldprovideguidanceorcounselingto the motherif the childrensuffer fromdiarrheaassoon as possiblegiven plenty waterto drink. Keywords: Participation, Family, Oral Rehydration Contributor
: 1. Tri Peni, S.ST., M. Kes 2. Mohammad Nur Firdaus S. Kep. Ns Date : 2 Juni 2014 Type Material : Laporan Pendahuluan Edentifier :Right : Open Document Summary : LATAR BELAKANG Diare merupakan salah satu masalah yang paling sering di jumpai dan banyak menyerang anak-anak yang bisa menyebabkan kematian bila tidak segera ditangani dengan baik. Anak-anak lebih sering terkena saluran pencemaran dan pernapasan karena pada anakanak daya tahan tubuh masih rendah (Hartono, 2007). Penyakit diare tidak bisa dianggap sepele, karena jika berlangsung terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan berbahaya bagi organ-organ tubuh. Diare bukanlah penyakit yang datang dengan sendirinya biasanya ada yang menjadi pemicu terjadinya diare (Nadzira, 2012). Pada umumnya masalah penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan yang masih merupakan masalah kesehatan terbesar di Indonesia baik dikarenakan masih buruknya kondisi sanitasi dasar (Suparyanto, 2013). Selain hal tersebut fenomena yang sering terjadi di masyarakat yaitu masih kurangnya partisipasi ibu tentang penanganan diare, dimana seharusnya seorang ibu dalam penananganan diare memainkan peran yang penting karena mereka bertanggung jawab untuk mengasuh anaknya (Ramaiah, 2007). Menurut catatan World Health Organization (WHO), diare membunuh dua juta anak di dunia setiap tahun. Diare hingga kini masih merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada bayi dan anak-anak. Saat ini morbiditas (angka kesakitan) diare di Indonesia mencapai 195 per 1000 penduduk dan angka ini merupakan yang tertinggi di antara negaranegara di ASEAN. Jumlah kasus KLB Diare pada tahun 2010 di Indonesia sebanyak 2.580 dengan kematian sebesar 77 kasus (CFR 2.98%). Hasil ini berbeda dengan tahun 2009 dimana kasus pada KLB diare sebanyak 3.037 kasus, kematian sebanyak 21 kasus (CFR 0.69%) (Kemenkes RI, 2011). Jumlah kasus KLB Diare pada tahun 2009 senesar 13 kasus (4.26%) dari 305 kasus kejadian luar biasa, pada tahun 2009 dan 2010 sebesar 17 kasus (2.15%) dari 454 kasus kejadian luar biasa. Pada tahun 2009 s/d 2011 kejadian luar biasa kecenderungan terus meningkat, baik dari frekuensi kejadian maupun jumlah kasus menurut jenis KLB masing-masing (Dinkes Jatim, 2011). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilaksanakan di Ruang Teratai RSUD Dr. Abdoer Rahem Kabupaten Situbondo pada tanggal 15 Maret 2014 dari 10 keluarga yang memiliki anak diare didapatkan 6 keluarga
berpartisipasi dalam rehidrasi oral pada anak diare dan 4 keluarga tidak berpartisipasi dalam upaya pemberian rehidrasi oral pada anak diare. Penyebab diare telah dikemukakan lebih dahulu baik karena infeksi enternal maupun parenteral serta faktor lain seperti halnya higiene dan sanitasi yang buruk mempermudah penularan diare baik melalui makanan, air minum yang tercemar kuman penyebab diare. Penderita diare akan merasakan gangguan rasa aman dan nyaman, karena sering buang air sehingga melelahkan (Ngastiyah, 2005). Tatalaksana penderita diare yang tepat dan efektif merupakan bagian penting dalam pemberantasan penyakit diare khsususnya dalam upaya menurunkan angka kematian diare dan mengurangi komplikasi akibat diare, tatalaksana penderita yang berhasil akan pula menjadi pintu masuk promosi kesehatan lain dan kegiatan kesehatan lingkungan lain dalam rangka menurunkan angka kesakitan diare (Harianto, 2004). Selain hal tersebut partisipasi keluarga dalam tatalaksana rehidrasi oral juga sangat berpengaruh untuk mengurangi terjadinya komplikasi akibat diare, dimana partisipasi adalah keterlibatan seseorang secara sadar ke dalam interaksi sosial dalam situasi tertentu (Fijriyah, 2012).Dampak negatif yang terjadi pada balita yang terkena diare jika tidak ditangani oleh ibu secara cepat dapat menyebabkan dehidrasi yang dapat menyebabkan kematian pada balita (Ramaiah, 2007). Upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh ibu hendaknya dapat menghindari faktor penyebab penyakit diare contohnya bila tidak mampu memetabolisme laktosa, maka dapat minum sus nabati (berasal dari kedelai, beras merah). Namun, upaya yang paling penting dalam penanganan diare adalah mengoreksi kehilangan cairan dan elektrolit tubuh (dehidrasi) dengan penggantian cairan dan elektrolit secepat mungkin (rehidrasi) Bila masih memungkinkan secara oral, maka larutan gula garam atau oralit buatan pabrik telah mkencukupi asalkan diberikan sesuai patokan (sesuai umur penderita dan berat ringannya dehidrasi). Peran perawat sebagai tenaga kesehatan sebaiknya memberikan petunjuk atau konseling kepada ibu bila anak menderita diare agar secepatnya diberi banyak minum, selain itu diharapkan ibu dapat menjaga yang kurang perorangan maupun lingkungan untuk mencegah terjadinya diare pada balita (Ngastiyah, 2005) Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Partisipasi Keluarga Dalam Upaya Rehidrasi Oral Pada Anak Diare di Ruang Teratai RSUD Dr. Abdoer Rahem Kabupaten Situbondo. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif.Variabel dalam penelitian ini adalah partisipasi keluarga dalam upaya rehidrasi oral pada anak diare.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga yang memiliki anak diare di Ruang Teratai RSUD Dr. Abdoer Rahem Kabupaten Situbondo. Tekniksampel dalam penelitian ini adalah non probability sampling dengan teknik consecutive sampling, dengan jumlah sampel 30 responden.Pengumpulan data dalam penelitian ini di ambil dari data primer.Instrumen dalam penelitian ini menggunakan lembar kuesioner. HASIL PENELITIAN 1. Data umum Sebagian besar responden berumur 26-45 tahun yaitu sebanyak 21 responden (70%). Sebagian besar responden berpendidikan SD yaitu sebanyak 23 responden (76,7%). Sebagian besar responden tidak bekerja yaitu sebanyak 20 responden (66,7%). Sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 20 responden (66,7%).
2. Data Khusus Sebagian besar keluarga tidak berpartisipasi dalam upaya rehidrasi oral pada anak diare yaitu sebanyak 19 responden (63,3%). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar keluarga tidak berpartisipasi dalam upaya rehidrasi oral pada anak diare yaitu sebanyak 19 responden (63,3%). Menurut Ach. Wazir dalam Fijriyah (2012) partisipasi bisa diartikan sebagai keterlibatan seseorang secara sadar ke dalam interaksi sosial dalam situasi tertentu. Dengan pengertian itu, seseorang bisa berpartisipasi bila ia menemukan dirinya dengan atau dalam kelompok, melalui berbagai proses berbagi dengan orang lain dalam hal nilai, tradisi, perasaan, kesetiaan, kepatuhan dan tanggungjawab bersama. Partisipasi masyarakat adalah ikut sertanya seluruh anggota masyarakat dalam memecahkan permasalaan-permasalahan masyarakat tersebut.Partisipasi masyarakat di bidang kesehatan berarti keikutsertaan seluruh anggota masyarakat dalam memecahkan masalah kesehatan mereka sendiri.Di dalam hal ini, masyarakat sendirilah yang aktif memikirkan, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasikan program-program kesehatan masyarakatnya.Institusi kesehatan hanya sekadar memotivasi dan membimbingnya (Notoatmodjo, 2012). Sebagian besar keluarga tidak berpartisipasi dalam upaya rehidrasi oral pada anak diare, hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan keluarga tentang pentingnya berpartisipasi dalam upaya rehidrasi oral pada anak diare sehingga hal ini memungkinkan terjadinya komplikasi.Hal ini dibuktikan bahwa keluarga memberhentikan pemberian ASI pada saat anak mengalami diare, disamping itu keluarga tidak berupaya memberikan cairan oralit pada anak diare.Keluarga yang tidak berpartisipasi dalam upaya rehidrasi oral pada anak diare juga disebabkan karena beberapa faktor diantaranya yaitu umur, pendidikan, pekerjaan dan jenis kelamin keluarga. Responden yang tidak berpartisipasi dalam upaya rehidrasi oral pada anak diare sebagian besar berumur 26-45 tahun yaitu sebanyak 18 responden (60%).Usia merupakan faktor yang mempengaruhi partisipasi seseorang terhadap suatu kegiatan yang ada. Mereka dari kelompok usia menengah ke atas dengan keterikatan moral kepada nilai dan norma lebih mantap, cenderung lebih banyak yang berpartisipasi daripada mereka yang dari kelompok usia lainnya (Putra, 2013).Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia 26-45 tahun dimana pada usia tersebut merupakan usia madya (matang). Pada usia tersebut responden akan lebih berperan aktif dalam kehidupan sosial yang memudahkan responden untuk mudah menerima informasi. Namun dalam penelitian ini keluarga dengan usia 26-45 tahun tidak berpartisipasi dalam upaya rehidrasi oral pada anak diare, dimana hal ini disebabkan karena sosial ekonomi keluarga yang rendah, pendidikan keluarga yang rendah sehingga mempengaruhi pengetahuan keluarga tentang pentingnya berpartisipasi dalam upaya rehidrasi oral pada anak diare. Responden yang tidak berpartisipasi dalam upaya rehidrasi oral pada anak diare sebagian besar berpendidikan SD yaitu sebanyak 16 responden (53,3%).Pendidikan dikatakan sebagai salah satu syarat mutlak untuk berpartisipasi.Pendidikan dianggap dapat mempengaruhi partisipasi seseorang terhadap lingkungannya, dimana sikap diperlukan untuk peningkatan kesejahteraan seluruh masyarakat (Putra, 2013).Pendidikan mempengaruhi partisipasi seseorang, dalam penelitian ini sebagian besar responden berpendidikan SD. Keluarga dengan pendidikan rendah cenderung kurang berpartisipasi dalam lingkungan ataupun kesehatan keluarganya.Pendidikan mempengaruhi pengetahuan dan sikap keluarga dalam pemberian rehidrasi oral pada anak diare. Responden yang tidak berpartisipasi dalam upaya rehidrasi oral pada anak diare kurang dari setengah responden tidak bekerja yaitu sebanyak 15 responden (50%).Pekerjaan
mempengaruhi partisipasi keluarga, dimana hal ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena pekerjaan seseorang akan menentukan berapa penghasilan yang akan diperolehnya. Pekerjaan dan penghasilan yang baik dan mencukupi kebutuhan sehari-hari dapat mendorong seseorang untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan masyarakat.Pengertiannya bahwa untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan, harus didukung oleh suasana yang mapan perekonomian (Putra, 2013).Sebagian besar keluarga tidak bekerja, hal ini menyebabkan kurangnya partisipasi keluarga dalam upaya rehidrasi oral pada anak diare.Pekerjaan erat kaitannya dengan sosial ekonomi keluarga dimana hal ini sesuai berdasarkan teori yang diungkapkan oleh Putra (2013) partisipasi dalam suatu kegiatan harus didukung dengan perekonomian keluarga yang mapan. Responden yang tidak berpartisipasi dalam upaya rehidrasi oral pada anak diare berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 15 responden (50%).Jenis kelamin mempengaruhi partisipasi keluarga dimana nilai yang cukup lama dominan dalam kultur berbagai bangsa mengatakan bahwa pada dasarnya tempat perempuan adalah “di dapur” yang berarti bahwa dalam banyak masyarakat peranan perempuan yang terutama adalah mengurus rumah tangga, akan tetapi semakin lama nilai peran perempuan tersebut telah bergeser dengan adanya gerakan emansipasi dan pendidikan perempuan yang semakin baik (Putra, 2013).Sebagian besar keluarga berjenis kelamin perempuan tidak berpartisipasi dalam upaya rehidrasi oral pada anak diare, hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya melakukan rehidrasi oral pada anak diare, disamping itu keluarga tidak berpartisipasi dalam upaya rehidrasi oral dikarenakan keluarga tidak mengetahui cara pemberian cairan pada anak diare. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di Ruang Teratai RSUD Dr. Abdoer Rahem Kabupaten Situbondo pada tanggal 19-22 Mei 2014 didapatkan bahwa sebagian besar keluarga tidak berpartisipasi dalam upaya rehidrasi oral pada anak diare yaitu sebanyak 10 responden (66,7%). REKOMENDASI 1. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian tentang faktorfaktor yang mempengaruhi partisipasi keluarga dalam upaya rehidrasi oral pada bayi dengan jumlah responden yang lebih banyak dan hendaknya peneliti selanjutnya dapat melakukan uji validitas terlebih dahulu pada lembar kuesioner. 2. Bagi Responden Hasil penelitian memberikan saran kepada keluarga agar lebih aktif lagi mencari informasi khususnya tentang rehidrasi oral pada bayi melalui penyuluhan atau konseling yang diberikan oleh petugas kesehatan guna untuk menambah pengetahuannya tentang pentingnya rehidrasi oral pada bayi. 3. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijasikan bahan tambahan atau referensi sebagai masukan dalam melakukan upaya peningkatan kualitas perkembangan profesi keperawatan khususnya dalam penanganan diare pada bayi. 4. Bagi Profesi Keperawatan Hasil penelitian memberikan bahan masukan bagi para petugas kesehatan yang terkait agar lebih meningkatkan pelayanan kesehatan.
ALAMAT KORESPONDENSI E-mail :
[email protected] No. Hp : 089699161115 Alamat : Klatakan, Situbondo