perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
TINGKAT KEMAMPUAN KETERAMPILAN DASAR SEPAKBOLA SSB LIGA BOCAH 2012 PIALA PERSIS SOLO KELAHIRAN 1999 SE KOTA SURAKARTA TAHUN 2012
SKRIPSI
Oleh : HARIS KUKUH TRIASMONO K5608049
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Desember 2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Haris Kukuh Triasmono
NIM
: K5608049
Jurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul
TINGKAT KEMAMPUAN
KETERAMPILAN DASAR SEPAKBOLA SSB LIGA BOCAH 2012 PIALA PERSIS SOLO KELAHIRAN 1999 SE KOTA SURAKARTA TAHUN 2012 ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta,
Agustus 2012
Yang membuat pernyataan
Haris Kukuh Triasmono
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
TINGKAT KEMAMPUAN KETERAMPILAN DASAR SEPAKBOLA SSB LIGA BOCAH 2012 PIALA PERSIS SOLO KELAHIRAN 1999 SE KOTA SURAKARTA TAHUN 2012
Oleh : HARIS KUKUH TRIASMONO K5608049
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Desember 2012
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Haris Kukuh Triasmono. TINGKAT KEMAMPUAN KETERAMPILAN DASAR SEPAKBOLA SSB LIGA BOCAH 2012 PIALA PERSIS SOLO KELAHIRAN 1999 SE KOTA SURAKARTA TAHUN 2012. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta 2012. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Tingkat Keterampilan Dasar Sepak Bola SSB Liga Bocah 2012 Piala Persis Solo Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012. Penelitian ini menggunakan metode diskriptif normatif survey yang bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai fenomena-fenomena atau situasi yang aktual atau yang ada pada saat penelitian berlangsung. Penelitian ini menggunakan subjek penelitian yang berjumlah 144 siswa yang terdiri atas 18 anak dari masing-masing SSB peserta Liga Bocah 2012 Piala Persis Solo Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012. Teknik pengumpulan data dengan tes dan pengukuran. Data yang dikumpulkan yaitu tes keterampilan bermain sepak bola untuk anak usia 15 tahun ke bawah, Adapun macam testnya yaitu (Menimang-nimang bola (jugling), menendang bola dengan kaki dalam, menendang bola dengan kura-kura kaki bagian dalam, menendang bola dengan kura-kura kaki penuh, menyondol bola, menggiring bola, melempar bola, dan latihan kombinasi). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah uji reliabilitas, menghitung t-score dan menyusun norma. Hasil penelitian : hasil penelitian diperoleh kategori dari hasil pencocokan norma yang telah dibuat dengan kemampuan teknik dasar sepak bola pada SSB Liga Bocah 2012 Piala Persis Solo Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta, dapat dilihat bahwa dari 144 anak, anak yang memiliki kemampuan berkategori baik yaitu sebesar 12 % = 17 anak (rata-rata score 456,93), kategori sedang 46 % = 66 anak (rata-rata score 401,54), cukup 35 % = 50 anak (rata-rata score 361,44), kurang 8 % = 11 anak (rata-rata score 323,63). Kesimpulan penelitian ini adalah tingkat kemampuan keterampilan teknik dasar sepak bola SSB Liga Bocah 2012 Piala Persis Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012 dalam kategori sedang yaitu dengan rata-rata score senilai 401,54.
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Haris Kukuh Triasmono. The Ability Level of Basic Skill Football of SSB Junior League 2012 Persis Solo Cup 1999 in Surakarta 2012. A Thesis. Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University. Surakarta. 2012. The objectives of this research are to know the ability level of basic skill football of SSB Junior League 2012 Persis Solo Cup 1999 in Surakarta 2012. The researcher used descriptive normative survey method as a purpose to find out the actual information when the research taking place. The subject of this research is 144 students; there are 18 students from each SSB Teams Junior League 2012 Persis Solo Cup 1999 in Surakarta 2012. The researcher used test and measure. There are football skill test for children under 15 years old; the tests are juggling, kicking the ball, hitting the ball with the head, driving ball, shooting ball, and combining exercises. The techniques which were used to analyze the data were reliability test, T-test, and arranged the active. The results of this research show that there is a group from the measurement of basic football ability in SSB Junior League 2012 Persis Solo Cup 1999 in Surakarta. It can be seen from 144 students, there are 12% who have high ability, and they are 17 students (average score 456.93); and 46% who have medium ability, and they are 66 students (average score 401.54); and 35% who have quite medium, and they are 50 students (average score 361.44); and for the rest is 8% who have low ability, and they are 11 students (average score 323.63). The conclusion of this research is that the ability level of basic skill football of SSB Junior League 2012 Persis Solo Cup 1999 in Surakarta 2012 in the medium category which has average score 401.54.
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Hidup bukanlah masalah yang harus dipecahkan, melainkan suatu proses yang harus dijalani. Go Ahead, Never Back Down. Bismillah sebelum memulai, Ikhlas dalam perbuatan, dan mengakhiri dengan Alhamdulillah agar setiap tindakan kita menjadi berkah. Kebahagiaan tidak diukur dari seberapa besar yang kita dapatkan, tetapi dari bagaimana kita mendapatkan dan mensyukurinya. ( Penulis )
Jangan pernah menyerah, jangan pernah putus asa, melainkan bangkitlah dan hadapi tantangan hidup itu dengan positif. Berjuang untuk mengatasinya, maka Tuhan membantu di samping kita. (Carlyle Thomas)
Percaya kepada diri kita sendiri adalah rahasia utama untuk mencapai sukses. (Emerson)
Tetap letakkan kakimu di tanah dan jangan biarkan kepalamu di langit. (Film : GOAL) Barang siapa berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga. ( HR. Muslim )
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk : Alm. Ayahanda Tercinta Semoga di berikan tempat yang mulia di sisi ALLAH SWT.
Ibu Atas kerja keras tiada henti, pengorbanan yang tak terbatas dan kasih sayang tak terbatas pula,
henti membuat
diriku tetap tegap berdiri menghadapi tantangan seberat apapun.
Support dan spirit yang selalu kalian curahkan merupakan kekuatan yang sangat luar biasa.
Deaz & Marsya Keponakanku tersayang Senyum kalian yang senantiasa membuatku melangkah ke depan Mahendra Data, alm. Heru Purwanto, Tri Yuli Setiyono, Kesit Galih Prasojo, Alif Fatkhurohman, Ayon Permana Yudha, Dicky Alfindana, dan Noviyanto Ikhsan Terima kasih atas semangat, perjuangan dan kerjasamanya Fitri Mukti Wijayanti Tanpa Sadar dirimu telah memberikanku motivasi yang lebih untuk menyelesaikan skripsi ini, Thanks a lot.
Rekan-rekan Penkepor angkatan 2008
Almamater
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang memberiilmu, inspirasi dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat TINGKAT
KEMAMPUAN
KETERAMPILAN DASAR SEPAKBOLA SSB LIGA BOCAH 2012 PIALA PERSIS SOLO KELAHIRAN 1999 SE KOTA SURAKARTA TAHUN 2012 Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Jurusan Pendidikan olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas
Sebelas
Maret.
Penulis
menyadari
bahwa
terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. H. Mulyono, MM selaku Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan 3. Drs. Agustiyanto, M.Pd selaku Ketua Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Bapak Fadilah Umar, S.Pd, M.Or. selaku pembimbing I, yang selalu memberikan motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Bapak Islahuzzaman Nuryadin, S.Pd, M.Or. selaku pembimbing II, yang selalu memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Ketua Pengurus SSB Se Kota Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian. 7.
penelitian.
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhirnya berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat bermanfaat.
Surakarta,
Agustus 2012
Penulis
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ...................................................................................
i
HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................
ii
HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................
iii
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................
iv
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................
v
ABSTRAK ..................................................................................................
vii
HALAMAN MOTTO .................................................................................
ix
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................
x
KATA PENGANTAR ................................................................................
xi
DAFTAR ISI ...............................................................................................
xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................
xv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xvii
BAB I. PENDAHULUAN ..........................................................................
1
A. Latar Belakang ....................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ............................................................
4
C. Pembatasan Masalah ...........................................................
4
D. Rumusan Masalah ...............................................................
4
E. Tujuan penelitian .................................................................
4
F. Manfaat penelitian ...............................................................
4
BAB II. KAJIAN TEORI............................................................................
6
A. Kajian Pustaka .....................................................................
6
1. Kompetisi Sepak Bola Indonesia ..................................
6
2. Liga Bocah ....................................................................
8
3. Teknik Dasar Sepak Bola ..............................................
8
4. Teknik Tanpa Bola ........................................................
10
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Lari Cepat Mengubah Arah...............................
10
b. Melompat atau Meloncat...................................
10
c. Gerak Tipu ........................................................
11
d. Gerakan-gerakan Khusus Penjaga Gawang ......
11
5. Teknik dengan Bola ......................................................
11
a. Menendang Bola ...............................................
12
b. Menerima bola ..................................................
21
c. Menggiring bola ................................................
25
d. Menyundul bola ................................................
27
e. Melempar bola ..................................................
28
f. Gerak tipu dengan bola .....................................
28
g. Merampas atau merebut bola ............................
28
h. Teknik-teknik khusus penjaga gawang .............
29
6. Kelompok Umur ...........................................................
29
7. Norma ............................................................................
31
B. Kerangka Pemikiran ............................................................
32
BAB III. METODE PENELITIAN.............................................................
34
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................
34
1. Tempat Penelitian..........................................................
34
2. Waktu Penelitian ...........................................................
34
B. Metode Penelitian................................................................
35
C. Populasi dan Sampel ...........................................................
35
1. Populasi ........................................................................
35
2. Sampel Penelitian .........................................................
35
D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................
36
E. Teknik Analisis Data ...........................................................
37
1. Uji Reliabilitas ..............................................................
37
2. Menghitung T-score ......................................................
37
3. Menyusun Norma ..........................................................
37
BAB IV. HASIL PENELITIAN .................................................................
39
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
A. Deskripsi Data .....................................................................
39
B. Hasil Analisis Data ..............................................................
41
BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN .............................
44
A. Kesimpulan ...................................................................
44
B. Implikasi........................................................................
44
C. Saran .............................................................................
45
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
46
Lampiran .....................................................................................................
48
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
Tabel 1
Data Tempat Penelitian ..............................................................
34
Tabel 2
Jadwal Pengambilan Data ...........................................................
34
Tabel 3
Deskripsi Data Lapangan Hasil Tes Keterampilan Dasar Sepak Bola .................................................
Tabel 4
39
Deskripsi Data Lapangan Hasil Tes Keterampilan Dasar Sepak Bola .................................................
40
Tabel 5
Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data ........................................
41
Tabel 6
Tabel Range Kategori reabilitas .................................................
41
Tabel 7
Norma Keterampilan Dasar Sepak Bola .....................................
42
Tabel 8
Norma Hasil Keterampilan Dasar Sepak Bola ...........................
42
Tabel 9
Tabel Penghitungan T-Score ......................................................
54
Tabel 10 Rekapitulasi T-Score Hasil Tes Keterampilan Dasar Sepak Bola .................................................
62
Tabel 11 Rekapitulasi hasil tes keterampilan dasar sepak bola .................
94
Tabel 12 Tabel Perhitungan Anava ...........................................................
101
Tabel 13 Tabel Penyusunan Norma ...........................................................
141
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1 Tembakan Instep Drive ............................................................
15
Gambar 2 Tembakan Full Volley..............................................................
16
Gambar 3 Tendangan Half Volley ............................................................
16
Gambar 4 Tembakan Side Volley .............................................................
18
Gambar 5 Tendangan Swerving................................................................
18
Gambar 6 Tendangan Shortchip................................................................
20
Gambar 7 Tendangan Longchip ................................................................
20
Gambar 8 Kontrol Dada ............................................................................
22
Gambar 9 Kontrol Kaki Dalam .................................................................
23
Gambar 10 Kontrol Paha .............................................................................
24
Gambar 11 Kontrol Kepala .........................................................................
25
Gambar 12 Heading ....................................................................................
27
Gambar 13 Throw In ...................................................................................
28
Gambar 14 Diagram Data Hasil Tes Keterampilan Dasar Sepak Bola .......
43
Gambar 15 Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian Di LPSB Se Kota Surakarta .....................................................................
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Tes-tes Keterampilan Dasar Sepak Bola ...............................
49
Lampiran 2 Lembar Penilaian ...................................................................
53
Lampiran 3 T-score Hasil Tes Keterampilan Dasar Sepak .......................
62
Lampiran 4 Rekapitulasi T-Score Hasil Tes Keterampilan Dasar Sepak Bola ...........................................
54
Lampiran 5 Uji reliabilitas dengan anava satu jalan .................................
101
Lampiran 6 Penyusunan Norma ................................................................
141
Lampiran 7 Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian Di LPSB Se Kota Surakarta ..................................................................
commit to user xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga merupakan salah satu cara untuk menjaga agar kesegaran jasmani tetap berada dalam kondisi yang baik. Hakekat olahraga merupakan kegiatan
fisik
yang
mengandung
sifat permainan dan berisi perjuangan
melawan diri sendiri atau melawan orang lain atau konfrontasi dengan unsurunsur alam. Pada olahraga kelompok mendorong manusia saling bertanding dalam suasana kegembiraan dan kejujuran. Mengingat pentingnya peranan olahraga dalam kehidupan manusia, juga dalam usaha
ikut serta
maka Indonesia
mem ajukan manusia Indonesia yang berkualitas,
mengadakan
pembinaan
dan
pengembangan
di
bidang
olahraga, seperti mengadakan pertandingan-pertandingan olahraga yang biasanya diikuti oleh olahragawan. Di Indonesia banyak sekali olahraga beregu yang cukup populer salah satunya ialah sepak bola. Sepak bola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain, dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan menggunakan seluruh bagian tungkai kaki kecuali penjaga gawang yang diperbolehkan menggunakan lengannya didaerah tendangan hukumannya. Sepak bola berkembang dengan pesat di kalangan masyarakat, karena permainan ini dapat dimainkan oleh laki-laki, perempuan, anak-anak, dewasa, maupun orang tua. Upaya untuk menghasilkan atlet yang mampu berprestasi di masa depan, sudah tentu pembinaan yang dilakukan harus dimulai dari usia dini, hal ini sangat menentukan tercapainya mutu prestasi optimal dalam cabang olahraga termasuk olahraga
sepak
bola.
Aspek-aspek
yang
perlu
dikembangkan
dalam
pembelajaran sepak bola untuk menghasilkan pemain yang berkualitas yaitu: 1.
Teknik (keterampilan)
2.
Fisik (kesegaran jasmani)
commit1 to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 3.
Taktik dan strategi
4.
Kematangan juara/ mental.
Salah satu bentuk pembinaan untuk menghasilkan atlet yang berprestasi adalah dengan mengadakan suatu kompetisi, baik dalam skala besar maupun kecil. Saat ini suatu kompetisi dalam olahraga sepak bola memiliki beberapa bentuk salah satunya ialah bentuk LIGA. Salah satu kompetisi berbentuk LIGA yang diadakan di Solo adalah TOURNAMENT LIGA BOCAH 2012 PIALA PERSIS SOLO Se JAWA Kelahiran 1999. Kompetisi diselenggarakan oleh salah satu SSB di Solo yaitu New Pelita Solo dan bertujuan untuk pembinaan sepakbola nasional terutama pembinaan sepak bola usia dini. Kompetisi ini direncanakan akan diadakan tiap tahun dan kini sudah dilaksanakan selama 2 kali di Solo Untuk dapat berkompetisi dengan baik tentu perlu diadakan pembinaan berupa pelatihan. Di usia dini pelatihan yang dilakukan haruslah berpusat pada penguasaan keterampilan dasar. Hal ini dikarenakan penguasaan keterampilan dasar sangat berpengaruh pada mutu permainan yang merupakan salah satu faktor yang menentukan menang atau kalahnya suatu kesebelasan dalam suatu pertandingan. harap seorang pemain dapat menjadi pemain besar apabila pada usia 14 tahun
penguasaan teknik dasar merupakan salah satu faktor terpenting dalam permainan sepak bola. Tiap tim pasti memiliki kemampuan yang berbeda kemampuan teknik dasarnya, bahkan dalam tim yang sama tentu para pemain memiliki tingkat kemampuan yang berbeda, yang tentunya dapat mempengaruhi perkembangan kemampuan para siswanya. Meski dalam memanagemen anak-anak didiknya sudah terorganisir, dan dalam hal prestasi dari beberapa SSB di Solo bisa dibilang membanggakan namun tidak sedikit dari pelatih-pelatih di Solo yang belum memberikan perhatian penuh akan pentingnya perkembangan kemampuan teknik dasar para siswanya sebelum menghadapi suatu kompetisi, hal ini dapat dilihat dari tidak adanya pelatih yang melakukan tes kemampuan dasar teknik sepak bola
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 para siswanya untuk melihat perkembangan atau kemampuan anak hasil dari latihan selama ini, padahal tidak dapat disangkal pemain yang memiliki teknik dasar yang baik cenderung dapat bermain sepak bola dengan baik pula. Beberapa keterampilan gerak dasar yang perlu dimiliki pe main sepak bola adalah: 1.
Menendang (kicking)
2.
Menerima bola
3.
Menghentikan bola
4.
Mengontrol/menghentikan bola (controling)
5.
Menggiring bola (dribbling)
6.
Menyundul bola (heading)
7.
Merampas (tackling)
8.
Lemparan ke dalam (throw-in)
9.
Gerak tipu
10. Teknik penjaga gawang (goal keeping) Salah satu penyebab tidak adanya tes keterampilan dasar sepak bola adalah karena kurangnya pengetahuan para pelatih tentang tingkat keterampilan dasar sepak bola. Ketidaktahuan para pelatih disebabkan banyak faktor, yaitu tingkat pendidikan pelatih itu sendiri, rasa keinginan dari pelatih untuk mengetahui tingkat keterampilan dasar sepak bola siswanya yang masih sangat minim, serta kurang atau sulitnya mencari buku literatur yang berisi tentang tingkat keterampilan dasar sepak bola khususnya di daerah Solo. Padahal tingkat penilaian keterampilan dasar ini dapat menjadi barometer anak didik yang tentu saja dapat memberikan gambaran bagi para pelatih tentang anak didiknya sehingga pelatih dapat memacu kemampuan anak dengan tujuan yang jelas sebelum menghadapi suatu kompetisi khususnya Tournament Liga Bocah 2012 Piala Persis Solo Kelahiran 1999 Se Jawa. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti melakukan penelitian yang berjudul
Tingkat Keterampilan Dasar Sepak Bola SSB Liga Bocah 2012 Piala
Persis Solo Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut : Belum diketahui Tingkat Keterampilan Dasar Sepak Bola SSB Liga Bocah 2012 Piala Persis Solo Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012.
C. Pembatasan Masalah Untuk menghindari penafsiran yang salah dalam penelitian ini, masalah penelitian akan dibatasi sebagai berikut : Tingkat Keterampilan Dasar Sepak Bola SSB Liga Bocah 2012 Piala Persis Solo Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, masalah dalam penelitian ialah: Bagaimanakah Tingkat Keterampilan Dasar Sepak Bola SSB Liga Bocah 2012 Piala Persis Solo Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012?
E. Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Tingkat Keterampilan Dasar Sepak Bola SSB Liga Bocah 2012 Piala Persis Solo Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012.
F. Manfaat penelitian Masalah dalam penelitian ini penting untuk diteliti dengan harapan dapat memberi manfaat antara lain: 1. Manfaat teoritis: a. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam merancang serta melaksanakan penelitian ilmiah mengenai tingkat keterampilan dasar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 sepak bola SSB Liga Bocah 2012 Piala Persis Solo kelahiran 1999 Se Kota Surakarta tahun 2012. b. Bagi Pelatih Dapat digunakan pelatih tim lain untuk mengetahui tingkat keterampilan dasar sepak bola siswa yang dibinanya. 2. Manfaat praktis Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk referensi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan hal yang sama.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori 1. Kompetisi Sepak Bola Indonesia Kompetisi dan pertandingan sepakbola yang dibentuk dan diadakan oleh PSSI diikuti oleh pemain profesional dan amatir, baik berasal dari dalam maupun luar negeri. Pemain profesional terdiri dari pemain lokal dan pemain asing, sedangkan pemain amatir adalah yang menjadi Warga Negara Indonesia. Kompetisi tersebut diikuti oleh klub-klub yang berada dalam wilayah kesatuan Republik Indonesia. Untuk kategori dalam pembagian klub menurut Peraturan Organisasi PSSI (2011: bab I pasal 1 ayat 13-15) adalah: Perkumpulan sepakbola yang terdiri dari Klub Profesional dan Klub Amatir. 1. Klub Profesional Perkumpulan sepakbola disebut sebagai Klub Profesional, bila seluruh Pemainnya yang mengikuti kompetisi/pertandingan resmi, dinyatakan berstatus Pemain Profesional. 2. Klub Amatir Perkumpulan sepakbola disebut sebagai Klub Amatir, bila seluruh Pemainnya yang mengikuti kompetisi atau pertandingan resmi berstatus Pemain Amatir. Kompetisi yang diikuti oleh PSSI di dalam maupun di luar negeri yang diselenggarakan oleh AFF, AFC dan FIFA. Adapun pertandingannya terdiri dari: 1. Pertandingan di dalam negeri yang diselenggarakan oleh pihak perkumpulan atau klub sepakbola, pengurus cabang, pengurus daerah, yang dituangkan dalam kalender kegiatan tahunan PSSI sesuai dengan program yang disusun oleh PSSI. 2. Pertandingan di dalam negeri yang diselnggarakan oleh pihak ketiga yang mendapat izin dari PSSI. 3. Pertandingan-pertandingan lainnya yang mengikutsertakan peserta dari luar negeri atau atas undangan dari luar dengan ijin PSSI. Kompetisi atau pertandingan sepakbola yang diselenggarakan atau diizinkan oleh PSSI atau Pengurus Daerah (Pengda)/Pengurus Cabang (Pengcab) PSSI, seperti Kompetisi Liga Indonesia, Piala Indonesia serta Kejuaraan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7 Internasional untuk Klub yang diselenggarakan atau diizinkan oleh AFC atau FIFA. Kompetisi yang diselenggarakan oleh PSSI di dalam negeri menurut Peraturan Organisasi PSSI (2011: bab I pasal 1 ayat 19-20) terdiri dari: 1. Kompetisi Profesional Liga Indonesia, mulai tahun 2008 dan seterusnya adalah kompetisi atau pertandingan resmi yang hanya diikuti oleh peserta yang berstatus Klub Profesional, selama Peraturan Organisasi ini tidak dirubah, yaitu : a. Kompetisi Super Liga b. Kompetisi Divisi Utama. 2. Kompetisi Amatir PSSI, mulai tahun 2008 dan seterusnya adalah kompetisi atau pertandingan resmi yang hanya diikuti oleh peserta yang berstatus Klub Amatir, selama Peraturan Organisasi ini tidak dirubah, yaitu :. a. Kompetisi Divisi Satu b. Kompetisi Divisi Dua c. Kompetisi Divisi Tiga d. Kompetisi Kelompok Umur e. Kegiatan Sepakbola Wanita f. Kegiatan Sepakbola Pantai. Kompetisi diperlukan guna membentuk mental para pemain dan kualitas pemain. Kompetisi sebaiknya sudah dilaksanakan semenjak usia dini, untuk perkembangan pembinaan usia dini yang lebih baik. Maka dari itu PSSI sudah mulai marak mengadakan kompetisi amatir berdasarkan kelompok umur, baik yang bersifat regional, nasional, dan internasional, yang biasanya diikuti oleh SSB-SSB yang terkait. Kompetisi tersebut antara lain: 1. Liga Danone dengan kelompok umur dibawah 12 tahun (U-12) 2. Liga Bocah dengan kelompok umur dibawah 13 tahun (U-13) 3. Piala Medco dengan kelompok umur dibawah 15 tahun (U-15) 4. Piala SURATIN (Liga Remaja) dengan kelompok umur dibawah 18 tahun (U-18).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 2. Liga Bocah TOURNAMENT LIGA BOCAH 2012 PIALA PERSIS SOLO Se JAWA Kelahiran 1999 merupakan salah satu kompetisi amatir yang diselenggarakan oleh Pengcab PSSI Surakarta yang bersifat regional. Liga bocah menggunakan sistem peraturan pertandingan yang telah diatur oleh PSSI sebagai satu satunya organisasi sepakbola yang bersifat nasional yang berwenang mengatur, mengurus dan menyelenggarakan semua kegiatan/kompetisi sepakbola di Indonesia. Dalam pembinaan sepak bola baik pelatihan maupun kompetisi perlu diadakan pengelompokan-pengelompokan supaya dapat tujuan pembinaan usia dini dapat tercapai. Kompetisi yang diatur dalam PSSI terbagi atas kompetisi Liga Remaja, kompetisi Liga Indonesia, kompetisi antar Perkumpulan Perserikatan sampai tingkat nasional, kompetisi PORDA, PORWIL dan PON. Menurut Peraturan Pertandingan (2005:bab II pasal 2 ayat 1) membagi kompetisi Liga Remaja menjadi 3 yaitu: 1) Kelompok Usia 18 tahun 2) Kelompok Usia 15 tahun 3) Kelompok Usia lainnya. Sedangkan menurut Sneyers (1993: 11-12) mengelompokkan menjadi empat kelompok umur yaitu: 1) Pemula (6-13 tahun) 2) Junior B (14-15 tahun) 3) Junior A (16-17 tahun) 4) Junior A/Senior (16-20 tahun) 3. Teknik Dasar Sepak Bola Seorang olahragawan khususnya pemain sepak bola untuk dapat mencapai prestasi yang setinggi-tingginya tentu harus memenuhi faktor-faktor yang dibutuhkan.Untuk meningkatkan dan mencapai prestasi yang setinggitingginya Sukatamsi (1984: 11) menyatakan empat kelengkapan pokok yang harus dimiliki oleh olahragawan, yaitu: 1) 2) 3) 4)
Pembinaan teknik (keterampilan) Pembinaan fisik (kesegaran jasmani) Pembinaan taktik (mental, daya ingatan, dan kecerdasan) Kematangan juara
Sedangkan Scheunemann (2008:17) kesuksesan seorang pemain bola ialah :
commit to user
menyatakan
faktor-faktor
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 1) 2) 3) 4)
Faktor genetik Faktor kedisiplinan Faktor latihan Faktor keberuntungan
Walaupun demikian dari kelengkapan pokok tersebut di atas, yang fundamental sebagai dasar bermain adalah teknik dasar dan keterampilan bermain yang lebih dahulu dibina di samping pembinaan, kelengkapan pokok lainnya. Koger (2007:13) membagi tiga jenis teknik dalam permaianan sepak bola yang harus diajarkan seorang pelatih, dan disingkat FIG yaitu : 1) Foundation (F) atau teknik dasar. Latihan-latihan teknik itu yang ditujukan untuk mengembangkan keterampilan dasar yang diperlukan oleh semua pemain, namun menu latihan ini tidak ditujukan untuk menghadapi kondisi pertandingan yang sesungguhnya. 2) Intermediate (I) atau teknik lanjut. Teknik ini merupakan teknik lanjut atau tingkat menengah yang diperlukan untuk menciptakan relevansi antara keterampilan dasar dengan keterampilan-keterampilan yang sesungguhnya. 3) Game (G) atau teknik bermain. Keterampilan-keterampilan bersepak bola yang sesungguhnya yang diperlukan oleh setiap pemain sebelum mereka benar-benar bertanding melawan tim lain. Teknik dasar bola merupakan teknik dasar bermain sepakbola yang paling banyak digunakan dalam permainan sepakbola. Maka teknik dasar bola merupakan dasar dalam permainan sepakbola. Permainan sepak bola akan kelihatan menarik apabila para pemainnya memiliki keterampilan bermain sepakbola. Keterampilan bermain merupakan penerapan teknik di dalam bermain sepak bola. Keterampilanbermainsepak bola dapat dicapai apabila setiap pemain menguasai teknik dasar bermain sepak bola. Menurut Sukatamsi (1984: 34) Teknik dasar bermain sepak bola dikelompokkan menjadi dua yaitu: 1) Teknik tanpa bola yaitu semua gerakan-gerakan tanpa bola yang terdiri atas: a) Lari cepat dan merubah arah b) Melompat dan meloncat c) Gerak tipu tanpa bolayaitu: gerakan tipu dengan badan d) Gerakan-gerakan khusus penjaga gawang 2) Teknik dengan bola. a) Menendang bola b) Menerima bola
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 c) d) e) f) g) h)
Menggiring bola Menyundul bola Melempar bola Gerak tipu dengan bola Merampas atau merebut bola Teknik-teknik khusus penjaga gawang
Dilihat perkenaan bagian kaki ke bola, teknik dasar dibedakan beberapa macam, yaitu teknik dasar dengan kaki bagian dalam (inside), kaki bagian luar (outside), punggung kaki (instep), dan punggung kaki bagian dalam (inside of the instep), (Soekatamsi, 2001: 2.41).
4. Teknik Tanpa Bola a. Lari Cepat Mengubah Arah Yang dimaksud dengan lari cepat (sprint) dalam olahraga sepak bola sangat berbeda dengan sprint dalam cabang olahraga atletik. Sukatamsi (1984:3435) menerangkan: 1) Langkahnya pendek-pendek, paha diangkat setinggi-tingginya sehingga jumlah frekuensi langkahnya bertambah banyak. 2) Badan atau togok tidak condong ke depan (...), sikap badan tegap supaya mudah melihat lapangan lebih luas, dan mudah mengubah arah atau melakukan gerakan berhenti mendadak (....). 3) Sudut siku lengan lebih lebar dan ayunan lengan agak terbuka ke belakang, guna untuk menjaga keseimbangan badan. 4) Titik berat badan selalu dekat dengan tanah. b. Melompat atau Meloncat Teknik melompat/meloncat digunakan untuk memenangkan posisi ketika bola melambung di udara atau bola tinggi. Teknik yang digunakan ada dua yaitu melompat dengan ancang-ancang, atau melompat tanpa ancang-ancang (sikap berdiri). Sukatamsi (1984:36-37) menerangkan bahwa: 1) Untuk dapat melompat setinggi-tingginya digunakan dengan ancangancang lari kemudian bertolak dengan satu kaki atau dua kaki, akan tetapi lompatan ini jarang dilakukan karena tergantung dari situasi permainan. 2) Apabila kita berdiri dekat pemain lawan, maka kesempatan untuk melompat dengan ancang-ancang lari dan bertolak dengan satu kaki tidak ada sama sekali, maka terpaksa harus bertolak tanpa awalan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 berarti harus bertolak dengan kedua kaki untuk mencapai lompatan setinggi-tingginya. c. Gerak Tipu Gerak tipu tanpa bola merupakan gerak pura-pura dari badan dan oleh lawan dianggap gerak yang sebenarnya sehingga pemain lawan mengikutinya dan pada saat itulah pemain harus segera melakukan gerakan yang sebenarnya (Sukatamsi,1984: 38). Gerak tipu tubuh adalah gerakan yang dirancang untuk membuat lawan menjadi salah arah dan hilang keseimbangan (Luxbacher, 2004: 72). Menurut Sukatamsi (1984: 38), menerangkan bahwa gerak tipu tanpa bola terdiri dari: 1) Gerak tipu dengan kaki 2) Gerak tipu dengan badan bagian atas 3) Gerak tipu dengan bahu d. Gerakan-gerakan Khusus Penjaga Gawang Gerakan-gerakan khusus penjaga gawang pada umumnya merupakan sikap menunggu dari gerakan-gerakan pemain lawan (Sukatamsi,1984: 39). Seorang penjaga gawang harus selalu bergerak untuk menempati posisi yang menguntungkan sesuai arah tembakkan. Karena itu seorang penjaga gawang harus banyak melatih banyak alternatif tendangan. Seorang penjaga gawang merupakan pertahanan terakhir apabila pemain lain telah gagal menghadang pemain lawan. Mielke (2003: 105) menyatakan bahwa seorang penjaga gawang harus memiliki banyak keterampilan dan sering harus bertindak sebagai lini pertahanan terakhir.
5. Teknik dengan Bola Sebaiknya sebelum mempelajari teknik dengan bola, akan lebih baik jika pemain mengenali bola. mengenal bola berarti pemain memahami bagaimana sifat bola itu sendiri, hal ini juga sangat mempengaruhi seorang pemain untuk bisa bermain dengan baik. Sukatamsi (1984:39) menyatakan untuk menjinakkan (menguasai) bola, maka perlu kepada
anak-anak atau pemain pemula
diperkenalkan terlebih dahulu dengan sifat-sifat bola.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 Salah satu latihan yang paling banyak digunakan supaya pemain memahami sifat bola ialah juggling (menimang-nimang bola). Jugling adalah menendang bola terus-menerus ke atas dengan kepala atau paha (Kuger, juggling adalah cara yang sangat bagus untuk mengembangkan reaksi yang cepat,kontrol bola, dan meningkatkan konsentrasi yang diperlukan agar bisa berperan dengan baik dalam permainan a. Menendang Bola Menendang bola merupakan teknik yang paling banyak digunakan dalam permainan sepak bola. Maka dari itu teknik menendang merupakan dasar di dalam bermain sepak bola. Kesebelasan yang baik adalah suatu kesebelasan yang semua pemainnya menguasai teknik menendang dengan baik, dengan cepat, cermat, dan tepat pada sasaran, sasaran teman maupun dalam membuat gol ke mulut gawang lawan (Sukatamsi, 1984:44). Pendapat tersebut diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa kemampuan menendang yang baik sangat bergunabagi suatu tim untuk dapat bermain cepat, bermain tepat, dan bermain cermat. Jenis-jenis dari tendangan berdasarkan fungsi dari tendangan, tinggi rendahnya bola, dan arah putaran bola lebih jauh dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Atas Dasar Kegunaan atau Fungsi dari Tendangan. a) Untuk memberikan operan bola kepada teman Mengoper atau dikenal juga dengan passing,dalam permainan sepakbola memiliki konstribusi besar dalam usaha menjalin kerjasama tim yang kompak untuk mencetak gol ke gawang lawan. Teknik yang paling banyak digunakan selama permainan sepak bola berlangung ialah teknik passing, maka dari itu untuk memperoleh kemampuan passing yang baik, maka setiap pemain sepakbola harus mampu menggunakan bagian-bagian kaki untuk melakukan passing. Koger (2007:19) menyatakan
mengoper berarti memindahkan
bola dari kaki Anda ke kaki pemain lain, dengan cara menendangnya
Passing
merupakan teknik dasar menendang bola yang berperan penting dalam permainan sepak bola. Melalui passing yang cermat dan akurat akan meningkatkan kualitas permainan suatu tim sepak bola.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 Sepak bola sejatinya adalah permainan tim. Walaupun pemain yang memiliki keterampilan tinggi bisa mendominasi pada kondisi tertentu, seorang pemain sepak bola harus saling bergantung pada setiap anggota tim untuk menciptakan permainan cantik dan membuat keputusan yang tepat. Agar bisa berhasil di dalam lingkungan tim ini, seorang pemain sepak bola harus mengasah keterampilan passing (Mielke, 2007: 19). Pendapat diatas juga diperkuat pendapat dari Scheunemann (2008:19) emiliki passing yang akurat adalah harga mati bagi seorang pemain bola. Mengingat passing begitu sering dilakukan dalam sebuah pertandingan, pelatih yang baik akan memulai tugasnya dengan memperbaiki kemampuan passing Pendapat-pendapat tersebut menunjukkan, sebaik apapun keterampilan seorang pemain sepak bola, keberhasilan atau kemenangan sebuah tim sepak bola ditentukan oleh kerjasama tim yang kompak. Kerjasama tim yang kompak membutuhkan kemampuan passing yang baik dari setiap pemainnya. Untuk itu, dalam melakukan passing harus dilakukan secermat mungkin agar teman seregunya mampu menerima dan mengontrol bola dengan baik. Gifford (2007: 14) menyatakan bahwa dikuasai. Umpan menghubungkan semua pemain di seluruh bagian lapangan dan memungkinkan tim membangun se Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, melakukan umpan dengan passing harus dilakukan secermat mungkin, bola menyusur tanah agar mudah dikontrol teman seregunya. Umpan-umpan yang cermat dan akurat melalui passing dapat dijadikan serangan untuk menciptkan gol ke gawang lawan. Passing yang cermat dan akurat banyak manfaatnya terhadap kualitas permainan.Hal yang terpenting dalam melakukan passingharus diimbangi kontrol bola yang baik.Kemampuan pemain sepak bola melakukan passingdengan cermat dan kontrol bola yang baik dapat digunakan sebagai serangan untuk mencetak gol ke gawang lawan. Passing yang baik dimulai ketika tim yang sedang menguasai bola menciptakan ruang diantara lawan dengan bergerak dan membuka ruang di sekeliling pemain. Keterampilan dasar mengontrol bola perlu dilatih secara berulang-ulang, sehingga pemain yang melakukan passing
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 mempunyai rasapercaya diri untuk melakukan passingyang tegas dan terarah kepada teman satu tim yang tidak dijaga lawan. Passing yang efektif juga memberikan peluang yang lebih baik untuk mencetak gol karena pemain yang menerima passing tersebut berada pada lokasi yang lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan passing yang dilakukan dengan lemah atau tidak terarah (Mielke, (2007: 20). Pendapat tersebut menunjukkan, passing yang baik sangat berperan penting untuk membuka ruangan yang diimbangi kontrol bola yang baik.Selain itu, passing yang baik, kuat dan terarah dapat mendukung menciptakan gol ke gawang lawan.Untuk memperoleh kemampuan passing yang baik, maka harus dilakukan latihan secara teratur dan dilakukan secara berulang-ulang. Passing dalam permainan sepak bola memiliki konstribusi besar dalam usaha menjalin kerjasama tim yang kompak untuk mencetak gol ke gawang lawan. Untuk memperoleh kemampuan passing yang baik, maka setiap pemain sepak bola harus mampu menggunakan bagian-bagian kaki untuk melakukan passing. Dilihat dari bagian-bagian kaki yang menendang, Luxbacher (2004: 11per bola diatas permukaan lapangan: inside of the foot, outside of the foot, instep Berdasarkan bagian-bagian kaki yang digunakan menendang bola, passing dalam permainan sepak bola pada umumnya dilakukan dengan kaki bagian dalam. Meilke (2007: 20) menyatakan bahwa
kebanyakan passing
dilakukan dengan menggunakan kaki bagian dalam karena di kaki bagian itulah terdapat permukaan yang lebih luas bagi pemain untuk menendang bola, sehingga
b) Untuk menembakkan bola ke arah mulut gawang lawan, untuk membuat gol kemenangan/shooting. Kemampuan menembakkan bola ke arah mulut gawang lawan atau yang lebih kita kenal dengan shooting merupakan kemampuan yang wajib dimilki pemain bola. Hal ini dikarenakan dari sudut pandang penyerangan, tujuan sepak bola adalah mencetak gol sebanyak mungkin. Bermain cantik, berhasil melewati beribu-ribu lawan pun tidak akan diberi nilai dalam permainan sepak bola. Hal ini karena dalam sepak bola tidak ada dewan juri yang menilai untuk permainan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 cantik, banyaknya melewati lawan dan sebagainya, yang ada hanyalah papan skor. Mielke tujuan sepak bola adalah melakukan shooting Luxbacher (2004: 105) meny yang dasar mencakup tembakan instep drive, full volley, half volley, side volley dan (1) Instep Drive Tendangan ini digunakan untuk menendang bola yang sedang menggilinding atau tidak bergerak. Untuk teknik menendangnya Scheunemann (2008:46) menjelaskan sebagai berikut: 1. Persiapkan bola dengan sisi kaki luar bagian depan sebesar 45ยบ ke arah samping depan. 2. Langkahkan kaki ke arah bola yang sudah dipersiapkan, lalu tanamkan kaki yang tidak digunakan untuk menendang bola beberapa inci di samping bola 3. Arahkan pinggul ke arah sasaran sambil mengayunkan kaki. 4. Kaki hendaknya ditekuk ke depan sehingga bagian tengah kaki menyentuh bagian tengah bola saat bola ditendang, pastikan pergelangan kaki (ankle kaki tidak lemas saat menyentuh bola. 5. Demi mengoptimalkan kerasnya tendangan, pastikan ayunan kaki tidak terhenti di tengah jalan melainkan terus diayun ke depan. Pastikan kaki tetap menekuk ke depan selama proses ini berlangsung.
Gambar 1. Tembakan Instep Drive (Luxbacher, 2004 :106) (2) Full Volley Tembakan full volley berarti menendang bola sebelum bola jatuh ke tanah, untuk menembak bola langsung dari udara. Cara melakukan tendangan ini
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 angkat kakimu di mulai dengan lutut. Usahakan ujung kaki menghadap ke bawah sehingga kamu bisa menciptakan permukaan tendangan yang lebih lurus. Usahakan matamu tetap
Gambar 2. Tembakan Full Volley (Luxbacher, 2004: 107)
(3) Half Volley Half volley dalam berbagai segi sama dengan full volley. Terkait dengan
adalah bola ditendang pada saat bola menyentuh permukaan, bukan langsung di
setengah volley setelah bola menyentuh tanah dan ketika bola itu memantul kira-
Gambar 3. Tendangan Half Volley (Luxbacher, 2004: 108) (4) Side Volley Tembakan side volley pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan macam-macam tembakan volley di atas, hanya saja tembakan ini dilakukan apabila bola memantul atau jatuh ke samping anda. Tata cara melakukan tendangan ini menurut Mielke (2007: 81), yaitu :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 lailah dengan tubuh sebidang dengan bola dan kedua kaki agak sedikit terbuka. Sebelum menggerakkan kaki, putar tubuh atasmu ke kanan (dengan asumsi kamu menendang bola menggunakan kaki kanan (sehingga bahu kirimu berada didepan langsung (yaitu arah menghadap nya ujung kaki).selanjutnya putar kembali ke kiri sampai bahu kananmu berada di depan". Sedangkan menurut Luxbacher (2004: 110)
tata cara melakukan
tendangan ini yaitu : -siap melakukan tembakan, putar tubuh anda ke samping sehingga bahu depan anda mengarah ke arah gerakan bola yang diinginkan, angkat kaki yang yang akan menendang ke samping sehingga hampir paralel dengan permukaan. Tarik kaki yang akan menendang dengan menekukkan lutut. Jaga agar kepala tidak bergerak dan fokuskan perhatian pada bola. Sentakkan kaki anda lurus ke depan dan tendang bagian pertengahan ke atas bola dengan instep. Jaga agar kaki tetap kuat dan luruskan sepenuhnya. Gerakan akhir dari kaki anda harus bergerak
Secara teori tendangan ini akan lebih kuat dan lebih cepat dibandingkan tendangan volley lainnya karena adanya unsur gerak berputar. Sehubungan dengan hal ini Mielke (2007: 80) menjelaskan bahwa pemutaran tubuh sehingga saat bergerak untuk menyentuh bola, kamu bisa memberikan kekuatan dan kecepatan yang lebih besar karena ditambah oleh
memungkinkan pemain menambah daya pengungkit pada kaki. Aksi tendangan ini menambah jarak yang ditempuh kaki sebelum meenyentuh bola sehingga
Gambar 4. Tembakan Side Volley (Luxbacher, 2004 : 109)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
(5) Swerving atau menikung Tembakan yang lurus langsung ke arah gawang terkadang bukan merupakan jalur yang terbaik saat permainan berlangsung. Apalagi ketika jalur tembakan kita sudah tertutup oleh pemain lawan. Salah satu alternatif tendangan efektif adalah tendangan menikung atau swerving. Berkaitan dengan tendangan ini
menerangkan tentang tata cara melakukan tendangan ini, ia menjelaskan bahwa : pada bola. Awali gerakan anda dari posisi hampir langsung di belakang bola. Letakkan kaki yang menahan keseimbangan di samping bola dengan kepala tidak bergerak dan mata terfokus pada bola. Tarik kaki yang akan menendang ke belakang dan luruskan. Sentakkan kaki anda lurus ke depan dan tendang bola dengan inside atau outside-of-the-step. Jika anda menggunakan kaki kanan dan menendang setengah bagian luar bola dengan bagian samping dalam instep, tembakan akan menikung ke arah dalam. Gunakan gerakan akhir keluar pada kaki yang menendang. Jika anda menendang setengah bagian dalam bola dengan bagian samping luar instep anda, bola akan menikung keluar. Gunakan gerakan akhir ke dalam pada kaki yang menendang. Jaga agar kaki dalam posisi tidak bergerak saat menendang bola. Gunakan gerakan akhir yang penuh
Gambar 5. Tendangan Swerving (Luxbacher, 2004 : 111) Namun untuk melakukan tendangan ini bukanlah hal yang mudah karena selain teknik yang dapat membantu dalam melakukan tendangan tersebut di atas, inti dari tendangan ini ialah putaran bola yang cukup memadai dan kekuatan yang cukup memadai untuk dapat membuat jalur bola menikung. 2) Atas Dasar Tinggi Rendahnya Lambungan bola.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 Macam tendangan banyak sekali macamnya tergantung dari mana sudut pandang kita melihatnya. Selain dari sudut pandang yang telah disebutkan diatas, macam-macam tendangan jika dilihat dari tinggi rendahnya lambungan bola terdiri atas : a) Tendangan bola rendah Tendangan bola rendah ialah bola menggulir datar di atas permukaan tanah sampai setinggi lutut (Sukatamsi, 1984: 48). Umumnya yang termasuk pada tendangan ini ialah passing bawah,dan shooting mendatar. b) Tendangan bola melambung lurus atau melambung sedang Sukatamsi (1984: 48) menjelaskan yang dimaksud tendangan bola melambung lurus atau sedang ialah bola melambung paling rendah setinggi lutut dan paling tinggi setinggi kepala. c) Tendangan bola melambung tinggi Dalam suatu kondisi tertentu, terkadang pemain harus melewatkan bola melewati kepala pemain lawan. Itulah yang dimaksud dengan tendangan bola melambung tinggi. Hal ini dijelaskan oleh Soekatamsi (1984: 48) yang menyatakan tendangan bola melambung tinggi ialah bola melambung paling rendah setinggi kepala. Para pemain menggunakan tendangan Chip untuk situasi khusus ini. Tendangan chip ialah bola ditendang dan melambung ke udara melewati kepala pemain lawan (Koger, 2007: 138).Lebih jauh ia juga menjelaskantendangan chip biasanya dimaksudkan sebagai operan atau tembakan langsung ke gawang. Sehubungan dengan pendapat diatas, Mielke (2007: 79) menyatakan bahwa chip kebanyakan digunakan untuk tendangan bola mati seperti tendangan tidak langsung. Pemain juga bisa menggunakan tendangan chip saat
Luxbacher (2004: 21) membedakan tendangan chip ini menjadi dua yaitu short chip dan
long chip. Lebih jauh Luxbacher juga menjelaskan tata cara
melakukan tendangan chip ini yaitu: (1) Short chip
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 Dekati bola dari belakang pada sudut yang tipis. Letakkan kaki yang menahan keseimbangan di samping bola dan tarik kaki yang akan menendang ke belakang dengan kaki yang diluruskan. Jaga kaki tetap lurus dan kuat saat anda menggerakkannya ke bawah bola. Gunakan gerakan menyentak yang pendek dengan gerakan akhir yang minim.
Gambar 6.tendangan shortchip (Luxbacher, 2004 : 111) (2) Long chip Mekanisme menendang pada longchip hampir sama dengan short chip. Melakukan pendekatan dari belakang bola pada sudut yang tipis, meletakkan kaki yang menahan keseimbangan disamping belakang bola. Perhatikan bahwa posisi dari kaki yang menahan keseimbangan sedikit berbeda posisi yang anda gunakan pada operan short chip. Letakkan kaki anda di belakang bola agar gerakan akhirnya lebih sempurna dan memungkinkan anda untuk menggerakkan bola dalam jarak yang lebih jauh.
Gambar 7.tendangan longchip (Luxbacher, 2004 : 111) 3) Atas Dasar Arah Putaran dan Jalannya Bola.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 Macam-macam tendangan sebenarnya telah dijelaskan diatas, namun jika dilihat dari lintasan arah lajunya bola dan perputaran bola, Sukatamsi (1984: 48) membaginya menjadi dua yaitu: a) Tendangan lurus (langsung), bola setelah ditendang tidak berputar, sehingga bola melambung lurus dan jalannya kencang. b) Tendangan melengkung (slice), bola setelah ditendang berputar ke arah yang berlawanan dengan arah tendangan dan arah bola, bila bola telah sampai puncak akan turun vertikal b. Menerima Bola Menerima bola diartikan sebagai cara menangkap bola, menghentikan bola atau menguasai bola (Sukatamsi, 1984: 124). Kemampuan menerima bola dikenal juga dengan istilah mengontrol bola. Sulit terjadi passing, shooting, yang baik apabila pemain tidak mempunyai kemampuan kontrol bola yang baik. Teknik ini dapat dilakukan menggunakan hampir semua bagian tubuh. Scheunman (2008: 55) membagi beberapa bagian tubuh yang utama yang dapat digunakan untuk mengontrol bola, yaitu (1) dada, (2) kaki, (3) paha, dan (4) kepala. Pada dasarnya dalam menerima atatu menghentikan bola, usahakan kecepatan dan kekuatan bola dikurangi sehingga bola mampu dikuasai. Sukatamsi (1984: 124) menjelaskan prinsip menerima bola yaitu: 1) Lari menjemput arah datngnya bola, pandangan mata tertuju ke arah bola. 2) Kaki tumpu menerima seluruh berat badan, lutut di tekuk sedikit. 3) Bagian badan atau bagian kaki yang dipergunakan untuk menerima bola, pada waktu kontak dengan bola digerakkan mengikuti arah lintasan bola hingga bola berhenti dekat badan, selanjutnya bola dikuasai. 4) Sebelum menerima bola harus segera dipikirkan bola akan diapakan setelah dikuasai, dioperkan kepada teman, digiring atau ditembakkan ke arah mulut gawang lawan. 1) Kontrol Dada Teknik ini sebenarnya lebih sulit daripada apa yang terkesan dilakukan para ahlinya. Hal ini dikarenakan anda harus benar-benar memperhitungkan saat yang tepat untuk memastikan bahwa bola itu mengenai badan dengan mantap di tempat yang tepat, terutama ketika anda dalam tekanan. Tata cara pelaksanaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 teknik ini sebenarnya tidak begitu rumit, namun memerlukan koordinasi mata dan gerak tubuh yang baik. Sehubungan dengan tata cara teknik ini, Mielke (2007:33) menjelaskan pertahankan tubuhmu tetap sejajar dengan bola dan serap kekuatan bola, sehingga bola dapat jatuh ke tanah tepat di depan kakimu. Ketika menggunakan dada, waspadai tanganmu agar tetap berada jauh dari bola sehingga tidak menyentuhnya.bayangkan tubuhmu sebagai boneka yang sendi-sendinya terbuat dari pegas. Ketika bola mengenai dada, seluruh tubuh bergoyang ke belakang tetapi tidak sampai jatuh. Kekuatan bola
tangkapan dengan dada: menyerbu bola tinggi dan cara yang lebih statis, jika anda tidak bergera
Gambar 8. Kontrol dada (Luxbacher, 2004: 26) 2) Kontrol Kaki Kontrol menggunakan kaki mememungkinkan pemain bermain lebih cepat, karena posisi ini membuat pemain dapat memainkan bola dengan cepat dengan mengoperkan atau melakukan dribbling segera setelah menerima bola. Menurut Sukatamsi (1984: 124), Teknik melakukan kontrol bola dapat menggunakan beberapa bagian kaki yaitu: 1) 2) 3) 4) 5)
kaki bagian dalam kura-kura kaki penuh kura-kura bagian luar sol sepatu tumit kaki (jarang digunakan)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 Namun
dari
beberapa
bagian
tersebut,
di
kebanyakan
situasi
menggunakan kaki bagian dalam lebih disarankan untuk mengontrol bola. Mielke
dalam dapat digunakan ketika arah datangnya bola tinggi maupun rendah. Tata cara dalam melakukan kotrol bola menggunakan kaki bagian dalam dengan arah datangnya bola tinggi, Mielke (2007: 30) menjelaskan, Pemain perlu bergerak ke arah melayangnya bola, membidangkan tubuh, dan menerima bola dengan tetap mempertahankannya berada di daerah terlindung di antara kedua kaki. Koordinasi mata kaki sangat penting. Perhatikan bola saat mendekat dan tempatkan kakimu segaris dengan jalur bola. Tubuhmu harus seimbang di atas kaki yang tidak menerima bola saat kamu sedang menunggu bola tersebut. Ketika telah sampai, sentuhlah bola menggunakan kaki bagian dalam dengan melemaskan kaki dan menyerap kekuatan bola tersebut. Dengan menarik kakimu ke belakang saat bersentuhan dengan bola maka kakimu akan berfungsi sebagai bantalan, dan kamu menyerap kekuatan yang datang dari tendangan sebelumnya yang diteruskan ke bola. Dengan menyerap kekuatan bola, kamu dapat menghentikan momenttum bola tepat di depanmu, sehingga menempatkanmu pada posisi yang sempurna untuk melakukan permainan cepat.
Gambar 9. Kontrol kaki dalam (Widdows & Buckle, 1982 : 9) 3) Kontrol Paha Selain kontrol dada dan kontrol kaki yang telah dijelaskan diatas, kontrol juga dapat dilakukan menggunakan paha. Widdows & Buckle (1982 : 9) menyatakan lebih sedikit untuk jatuh ke kakimu, dan karenanya dapat dimainkan kedua kalinya, dibandingkan dengan dada. Dan dibanding dengan dada,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 paha itu dapat jauh lebih siap mengalihkan arah: bukan suatu putaran, secara tepatnya, tetapi sematatertentu, ke kiri atau ke kanan. Digabung dengan kecepatan
Widdows & Buckle pun menambahkan tentang cara melakukan teknik ini yaitu 1) Bersiap menerima bola, menyeimbangkan diri di atas kaki yang bertumpu waktu anda mengangkat paha 2) Biarkan bola itu menghantam anda, tetapi pastikan bahwa hantamannya tepat, kali ini tak ada dada bidang untuk menerimanya, 3) Bola jatuh dan anda telah bebas, setelah ini anda dapat terus
Gambar 10. Kontrol paha (Widdows & Buckle, 1982 : 16) 4) Kontrol Kepala Kepala sering sekali digunakan untuk mengoper, menembak ke gawang, atau menghalau bola. Namun kepal juga mampu digunakan untuk melakukan kontrol bola. Teknik ini bisa sangat menyakitkan jika teknik yang digunakan salah. Sukatamsi (1984: 155) menjelaskan tata cara dalam melakukan teknik ini,yaitu 1) Berdiri dengan kedua kaki kangkang ke muka-belakang, kedua lutut sedikit ditekuk, pandangan mata pada bola. 2) Badan condong ke depan dengan dahi ke arah datangnya bola. 3) Setelah bola menyentuh dahi badan segera ditarik ke belakang hingga badan condong ke belakang. 4) Bola jatuh ke tanah di depan badan, bola segera di kontrol dan dikuasai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
Gambar 11. Kontrol kepala (Luxbacher, 2004: 9) c. Menggiring Bola Menggiring bola, kontrol sambil lari, mobilitas bola, atau juga dikenal dengan sebutan dribbling mungkin merupakan bagian yang paling disenangi Dribbling dalam permainan sepak bola didefinisikan sebagai penguasaan bola dengan kaki saat
Penggiringan bola dalam sepak bola berfungsi untuk mempertahankan bola saat berlari melintasi lawan atau maju ke ruang yang terbuka. Dribbling dapat dilakukan dengan beberapa bagian kaki Sukatamsi (1984: 159) membaginya menjadi tiga macam cara yaitu menggunakan kura-kura kaki bagian dalam,kurakura kaki bagian penuh,dankura-kura kaki bagian luar. 1) Dribbling menggunakan Kura-kura Kaki bagian Dalam Dribbling menggunakan kura-kura bagian dalam memungkinkan seorang pemain untuk menggunakan sebagin besar permukaan sehingga kontrol terhadap bola semakin besar. Tata cara melakukan dribbling menggunakan kura-kura kaki bagian dalam menurut Mielke (2007: 2) ialah: Sentuhlah bola dengan sisi kaki bagian dalam dan posisikan kakimu secara tegak lurus terhadap bola. Tendanglah dengan pelan untuk mempertahankan kontrol bola dan pusatkan kekuatan tendangan pada bagian tengah bola sehingga memudahkanmu mengontrol arahnya. Ketika melakukan dribbling dengan kaki bagian dalam, usahakan bola tetap berdekatan dengan kakimu. (....) ketika melakukan dribbling usahakan kepalamu tetap tegak dan mata terpusat ke lapangan di depanmu dan jangan terpaku pada kaki. 2) Dribbling menggunakan Kura-kura kaki bagian Penuh Dalam beberapa situasi Anda tidak perlu melakukan dribble bola dengan kontrol yang rapat. Semuanya tergantung bagaimana kondisi yang dihadapi,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 terkadang mengiring bola dengan kecepatan penuh merupakan cara yang lebih efektif untuk menciptakan peluang. Dribbling menggunakan kura-kura kaki bagian penuh memungkinkan pemain dapat membawa bola dengan cepat. Dan cara tersebut hanya dapat digunakan apabila di depan terdapat daerah yang bebas dari lawan cukup luas. Sehubungan tata cara melakukan dribbling menggunakan kura-kura kaki bagian penuhini,Sukatamsi (1984: 161) dengan posisi dalam menendang bola dengan kura-kura kaki penuh. Kaki yang digunakan untuk menggiring bola sesuai dengan irama langkah lari tiap langkah dengan kura3) Dribbling menggunakan Kura-kura Kaki bagian Luar Tata cara melakukan teknik ini menurut Sukatamsi (1984:161) yaitu: 1) Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi kaki dalam menendang bola dengan kura-kura kaki sebelah luar. 2) Setiap langkah secara teratur dengan kura-kura kaki bagian luar kaki kanan atau kaki kiri mendorong bola bergulir ke depan, dan bola harus selalu dekat dengan kaki. 3) Pada saat menggiring bola kedua lutut selalu sedikit ditekuk, waktu kaki menyentuh bola pandangan pada bola, dan selanjutnya melihat situasi lapangan. d. Menyundul Bola Penggunaan kepala dalam sepak bola memang diperbolehkan, namun perlu diperhatikan pula bahwa melakukan heading/ menyundul bola menurut penelitian terdapat kemungkinan fatal yang bisa diakibatkan. Maka dari itu untuk melakukan heading tekniknya tidak boleh salah, karena resiko yang sangat besar tersebut. Meski dari beberapa situasi menyundul bola saat posisi bertahan, shootinigke gawang, mengoper,dan lain lain terlihat menggunakan teknik yang berbeda, namun pada prinsipnya sama.Widdows & Buckle (1982 : 9) menyatakan -asas menyundul bola sama saja, apakah anda sedang bertahan atau menyerang. Pertama lekatkan pandangan anda pada bola sampai saat mengenainya. perubahan arah bola pada saat-saat terakhir. Kedua, hantamlah semantap mungkin dengan menggunakan bagian tengah dahi anda bagian itu keras dan relatif rata. Kettiga, kencangkan otot-oto leher anda untuk membantu mengurangi ketegangan pada waktu kena hantaman. Keempat, seperti
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 pada setiap cara menghantam bola, timing-nya harus tepat; bola itu tak pernah merupakan sasaran yang diam saja seperti kalau berada di atas tanah, kadang-kadang, menuju ke kepala anda pun tidak. Jelaslah bahwa anda harus berusaha supaya bola itu mengenai kepala anda dengan posisi
Gambar 12. Heading (Widdows & Buckle, 1982 : 43) e. Melempar Bola Penggunaan tangan dalam sepak bola memang sangat dibatasidalam pertandingan, termasuk kiper yang boleh selalu menggunakan tangan dalam kondisi yang telah ditulis dalam peraturan, namun penggunaan tangan itu hanya dapat dilakukan selama di daerah penalti daerahnya sendiri. Pemain selain kiperpun dapat menggunakan tangannya dalam bermain sepak bola, yaitu saat terjadi throwin/ lemparan ke dalam. Throwin terjadi ketika bola keluar melewati garis pinggir atau garis tepi. Penggunaan Throwin yang benar dapat menciptakan peluanguntuk mengontrol bola dan mencetak gol selama pertandingan.Throwin memiliki beberapa keuntungan Mielke (2007: 39) menyatakan: mendorong bola dari garis pinggir ke tengah-tengah lapangan, menyusuri sisi lapangan, atau kedepan gawang.Lemparan ke dalam biasanya lebih mudah dikontrol daripada tendangan dan memungkinkan pemain yang Mielke (2007: 40) juga menjelaskan tata cara melakukan throwin yaitu: (...) peganglah bola dengan kuat menggunakan jari-jari dan ibu jari secara melebar di seluruh permukaan bola. Kedua ibu jari dan kedua jari kepalamu. Lengkungkan punggungmu. Rentangkan tanganmu ke belakang tubuh. Ayunkan bola ke depan dan lepaskan didepan tubuhmu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
Gambar 13. Throw in (Widdows & Buckle, 1982 : 96) f. Gerak Tipu dengan Bola Gerak tipu dilaksanakan apabila seorang pemain sedang menguasai bola berusaha melewati lawan dengan melakukan gerakan yang tidak sebenarnya, sehingga lawan mengira bahwa gerakan tersebut adalah gerakan yang sebenarnya
diseragamkan, karena sangat terrgantung pada kecakapan atau keterampilan
g. Merampas atau Merebut Bola Merampas bola (tackling) ialah teknik merampas bola dari lawan yang sedang menguasai bola (Sukatamsi, 1984: 191). Luxbacher (2004: 53) menjelaskan ada tiga teknik dasar tackle yaitu: 1) Block tackle 2) Poke tackle 3) Slide tackle
h. Teknik-teknik Khusus Penjaga Gawang Penjaga gawang dalam permainan sepak bola memikul beban tanggung jawab yang sangat besar. Karena penampilan seorang penjaga gawang dapat menyebabkan tim mengalami kekalahan atau malah menambah kepercayaan diri satu tim. Kepercayaan kepada kiper diperoleh dari penguasaan dasar-dasarnya dengan tepat setiap kali bermain. Sukatamsi (1984: 198-199) membagi teknik khusus penjaga gawang terdiri dari: 1) Sikap dalam keadaan siaga 2) Teknik menangkap bola bawah atau bergulir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9)
Menangkap bola dari atas Meninju bola Menepis bola Menerkam bola Melayang menangkap bola Melempar bola Menendang bola
Meski banyak sekali teknik-teknik yang digunakan untuk mengatasi setiap situasi tendangan,namun pada dasarnya harus ada asas-asas yang harus diketahui penjaga gawang. Menurut Widdows &Buckle (1982: 53) ada beberapa asas dasar yang benar-benar merupakan peraturan-peraturan bagi penjaga gawang yaitu: 1) Lekatkan mata pada bola. 2) Tempatkan sebanyak mungkin badan anda di belakang bola. 3) Kendurkan bagian badan yang akan digunakan menangkap bola pada bola. 4) Jangan menjangkau bola dengan cara membungkuk atau menukik kalau anda dapat menggerakkan kaki dan menempatkan badan pada posisinya. 5) Tangkaplah bola itu, bukan meninju, menampel atau menepisnya lewat, di mana hal itu memungkinkan. 6) Jadikanlah wilayah di sekitar gawang itu milik pribadi anda. Milikilah sendiri. Kuasai, jagalah. 6. Kelompok Umur Kemampuan anak-anak tentu saja berbeda dengan orang dewasa, anakanak tentu masih mengalami perkembangan rohani dan perkembangan jasmani, maka dari itu perlu adanya pengelompokan menurut tingkatan umur. Sukatamsi (1984: 13) mengelompokkan menjadi lima kelompok yaitu: 1) Kelompok umur 7 9 tahun (SD kelas I III) 2) Kelompok umur 10 12 tahun (SD kelas IV VI) 3) Kelompok umur 13 15 tahun (SMTP) 4) Kelompok umur 16 18 tahun (SMTA) 5) Kelompok umur 19 tahun keatas Pedoman dasar PSSI tentang kompetisi dan pertandingan (2004: bab IV pasal 28 ayat 1) juga menerangkan: Kompetisi yang diselenggarakan oleh PSSI di dalam negeri terdiri dari ;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 a.
Divisi utama yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain yang berstatus non amatir.
b.
Divisi satu yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain yang berstatus nonamatir.
c.
Divisi dua yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain yang berstatus non amatir.
d.
Divisi tiga yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain yang berstatus amatir.
e.
Kelompok umur yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain: 1. Dibawah usia 15 tahun (U-15) 2. Dibawah usia 17 tahun (U-170 3. Dibawah Usia 19 tahun (U-19) 4. Dibawah usia 23 tahun (U-23) (e1) sampai dengan (e4) pemain yang berstatus amatir
f.
Sepakbola Wanita
g.
Futsal.
Pedoman dasar PSSI tentang kelompok usia pemain amatir (2004: bab VII pasal 32) juga menerangkan: Dalam pembinaan pemain amatir PSSI mengenal klasifikasi pemain dalam kelompok usia : a. Dibawah usia 15 tahun b. Dibawah usia 17 tahun c. Dibawah usia 19 tahun d. Dibawah usia 23 tahun
Untuk dapat mengembangkan kemamapuan atlet secara maksimal, perlu juga diketahui perkembangan motor anak pada umur-umur tertentu. 6 sampai 11 tahun (kelompok usia muda): kemampuan fisik masih terbatas. Misalnya tingkat usia 6-8 tahun waktu reaksi masih lambat, koordinasi mata-tangan rendah, struktur jaringan otot masih peka terhadap cedera. Namun anak-anak pada kelompok ini menyenangi dan cukup toleran terhadap kegiatan bersifat daya tahan erobik (...) pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31 tingkat usia 11 sampai 15 tahun (kelompok usia menengah): Pertumbuhan fisik masih bervariasi. Ukuran tubuh bisa menyerupai orang dewasa, tetapi kekuatan otot tidak sama. Pada tingkat usia ini bisa terjadi perubahan perilaku yang disebabkan oleh proses adaptasi terhadap kehidupan sosial, psikologis, dan perubahan fisiologis tubuh. Pada umumnya anak-anak pada tingkat usia ini sudah bisa diberikan instruksi dan strategi permainan yang lebih rumit. (...) 15 sampai 18 tahun (kelompok usia menjelang dewasa): pertumbuhan fisik mulai stabil. Pertumbuhan dan perkembangan otot mulai tampak pada usia 17 tahun, sedangkan kekuatan otot masih akan meningkat sampai usia 20 tahun. (Hoedaya, 2006: 18-19) Bagi seorang atlet, sampai dengan usia 15 tahun merupakan saat dimana para pemain harus benar-benar menguasai teknik dasar sepak bola. Hal ini dikarenakan bagi anak laki-laki umur 6-9 tahun merupakan saat mempelajari keterampilan gerak secara umum, 9-12 tahun saat mulai mulai keterampilan dasar olahraga tertentu, 12-15 tahun saat mempelajari keterampilan tekhnik dan taktik olahraga tertentu, 15-18 tahun adalah saat untuk meningkatkan kemampuan fisik dan pengalaman bertanding, 18 ke atas adalah saat puncak anak berlatih untuk mencari kemenangan.
7. Norma Keterampilan Dasar Sepak Bola Di dalam olahraga terdapat nilai yang terkandung,adapun pengertian nilai itu sendiri adalah suatu skor atau anggapan sesuatu tentang apa yang dianggap baik atau apa yang dianggap buruk. Norma atau kaidah adalah ketentuan-ketentuan yang menjadi pedoman dan panduan dalam bertingkah laku di kehidupan masyarakat. Norma berisi anjuran untuk berbuat baik dan larangan untuk berbuat buruk dalam bertindak sehingga kehidupan ini menjadi lebih baik. Norma adalah kaidah, ketentuan, aturan, criteria, atau syarat yang mengandung nilai tertentu yang harus dipatuhi oleh warga masyarakat di dalam berbuat, dan bertingkah laku sehingga terbentuk masyarakat yang tertib, teratur dan aman. Akhinayasrin (2011 : 11) Disamping sebagai pedoman atau panduan berbuat atau bertingkah laku. Norma juga dipakai sebagai tolak ukur di dalam mengevaluasi perbuatan seseorang . Norma selalu berpasangan dengan sanksi, yaitu suatu keadaan yang dikenakan kepada si pelanggar norma. Si pelanggar norma harus menjalani sanksi sebagai akibat atau tanggung jawabnya atas perbuatan itu. Adapun wujud, bentuk, atau jenis sanksi itu harus sesuai atau selaras dengan wujud, bentuk, dan, jenis normanya. Untuk mengukur suatu tingkat keterampilan atau keahlian seseeorang dalam mengukur sesuatu diperlukan sesuatu norma sehingga dapat lebih mudah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32 dipahami. Hoetomo (2005: 349) juga menjelaskan norma ialah suatu ukuran untuk menentukan sesuatu,. Jadi yang dimaksud norma keterampilan dasar sepak bola adalah suatu ukuran untuk menentukan tingkat keterampilan dasar bermain sepak bola. Teknik dasar sepak bola dibagi menjadi dua yaitu teknik dasar tanpa bola dan teknik dasar dengan bola. Untuk mengetahui tingkat keterampilan dasar seorang anak usia 15 tahun ke bawah dapat dilakukan melalui beberapa macam test. Salah satunya tes keterampilan bermain sepak bola oleh Norbert Romagalski dan Ernst G. Degel dalam Sukatamsi (1984: 253-260). Adapun macam testnya yaitu: a. b. c. d. e. f. g. h.
Menimang-nimang bola (jugling) Menendang bola dengan kaki dalam. Menendang bola dengan kura-kura kaki bagian dalam. Menendang bola dengan kura-kura kaki penuh. Menyondol bola. Menggiring bola. Melempar bola. Latihan kombinasi.
B. Kerangka Pemikiran Salah satu bentuk pembinaan untuk menghasilkan atlet yang berprestasi adalah dengan mengadakan suatu kompetisi, baik dalam skala besar maupun kecil. Saat ini suatu kompetisi dalam olahraga sepak bola memiliki beberapa bentuk salah satunya ialah bentuk Liga. Salah satu kompetisi berbentuk LIGA yang diadakan di Solo adalah TOURNAMENT LIGA BOCAH 2012 PIALA PERSIS SOLO Se JAWA Kelahiran 1999. Untuk dapat berkompetisi dengan baik tentu perlu diadakan pembinaan berupa pelatihan. Di usia dini pelatihan yang dilakukan haruslah berpusat pada penguasaan keterampilan dasar. Hal ini dikarenakan penguasaan keterampilan dasar sangat berpengaruh pada mutu permainan yang merupakan salah satu faktor yang menentukan menang atau kalahnya suatu kesebelasan dalam suatu pertandingan. Hal ini membuktikan bahwa penguasaan teknik dasar merupakan salah satu faktor terpenting dalam permainan sepak bola. Tiap tim pasti memiliki kemampuan yang berbeda kemampuan teknik dasarnya,bahkan dalam tim yang sama tentu para pemain memilki tingkat kemampuan yang berbeda, yang tentunya dapat mempengaruhi perkembangan kemampuan para siswanya. Meski dalam memanagemen anak-anak didiknya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 sudah terorganisir, dan dalam hal prestasi dari beberapa SSB di Solo bisa dibilang membanggakan namun tidak sedikit dari pelatih-pelatih di Solo yang belum memberikan perhatian penuh akan pentingnya perkembangan kemampuan teknik dasar para siswanya sebelum menghadapi suatu kompetisi, hal ini dapat dilihat dari tidak adanya pelatih yang melakukan tes kemampuan dasar teknik sepak bola para siswanya untuk melihat perkembangan atau kemampuan anak hasil dari latihan selama ini, padahal tidak dapat disangkal pemain yang memiliki teknik dasar yang baik cenderung dapat bermain sepak bola dengan baik pula. Padahal tingkat penilaian keterampilan dasar ini dapat menjadi barometer anak didik yang tentu saja dapat memberikan gambaran bagi para pelatih tentang anak didiknya sehingga pelatih dapat memacu kemampuan anak dengan tujuan yang jelas sebelum menghadapi suatu kompetisi khususnya Tournament Liga Bocah 2012 Piala Persis Solo Kelahiran 1999 Se Jawa. Untuk mengetahui tingkat keterampilan dasar seorang anak usia 15 tahun ke bawah dapat dilakukan melalui beberapa macam test. Adapun macam testnya yaitu: a. b. c. d. e. f. g. h.
Menimang-nimang bola (jugling) Menendang bola dengan kaki dalam. Menendang bola dengan kura-kura kaki bagian dalam. Menendang bola dengan kura-kura kaki penuh. Menyondol bola. Menggiring bola. Melempar bola. Latihan kombinasi. Untuk memperoleh data dilakukan suatu tes dan pengukuran yang
kemudian data dari hasil test dan pengukuran yang telah dilakukan, data disusun menjadi sebuah norma. Dari hasil tersebut maka akan diperoleh tingkat keterampilan dasar sepak bola SSB liga bocah 2012 piala Persis Solo kelahiran 1999 se Kota Surakarta tahun 2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian Untuk memperoleh keterangan yang diperlukan, penelitian dilaksanakan di lapangan tempat masing-masing SSB biasa berlatih yaitu:
ini
Tabel 1. Data Tempat SSB Se Kota Surakarta Nama SSB
Alamat lapangan
SSB Mars Solo
Lapangan Alun-alun kidul, Semanggi
SSB Solo United
Lapangan Makam Haji
SSB Alwathoni
Lapangan Sriwaru
SSB Madya Pemda
Lapangan Kartopuran
SSB New Pelita
Lapangan Kota Barat
SSB 7.4 MU Semanggi
Lapangan Losari Semanggi
SSB Angkasa Solo
Lapangan Auri, Colomadu
SSB Tunas Tirta
Lapangan Baturan
2. Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada pertengahan bulan Mei 2012 sampai dengan Akhir bulan Mei 2012. Tabel 2. Jadwal Pengambilan Data NO
Nama SSB
Waktu
Tanggal
1
SSB Al Wathoni
15.00
selesai
16 Mei
2
SSB Mars Solo
15.00
selesai
17 Mei
3
SSB Solo United
15.00
selesai
18 Mei
4
SSB 7.4 MU
15.00
selesai
19 Mei
5
SSB Angkasa Solo
15.00
selesai
25 Mei
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 6
SSB Madya Pemda
15.00
selesai
26 Mei
7
SSB Tunas Tirta
15.00
selesai
28 Mei
8
SSB New pelita
15.00
selesai
30 Mei
B. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan ialah diskriptif Normative survey. Metode diskriptif ialah metode penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai fenomena-fenomena atau situasi yang aktual atau yang ada pada saat penelitian berlangsung. JR. Thomas, JK. Nelson & SJ. Silverman (2005:284) menjelaskan Normative survey tidak digambarkan dalam metode penelitian yang selama ini sudah banyak ada. Sama dengan namanya metode ini melibatkan penentuan norma untuk kemampuan, performa, keyakinan dan sikap. Pendekatan yang digunakan adalah sampel pada orang yang berbeda usia, jenis kelamin dan kategori lain yang dipilih dan diukur. Tahap dalam Normative survey biasanya sama dengan kuisioner, perbedaannya yaitu cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Peneliti memilih tes yang paling layak untuk mengukur performa atau kemampuan yang diinginkan, seperti komponen pada kondisi fisik.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah 144 siswa SSB peserta Liga Bocah 2012 Piala Persis Solo Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012. 2. Sampel Penelitian Sampel penelitian ini berjumlah berjumlah 144 siswa yang terdiri atas 18 anak dari 8 SSB yaitu pada SSB Mars Solo, SSB Solo United, SSB Al Wathoni, SSB Madya, SSB New Pelita, SSB 7.4 MU Semanggi, SSB Angkasa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi".
D. Teknik Pengumpulan Data Untuk dapat mengumpulkan data yang dibutuhkan harus menggunakan suatu alat ukur yang sering disebut dengan instrumen penelitian. Arikunto Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Suatu instrumen penelitian harus valid. Instrumen pengukuran dalam penelitian ini merupakan instrumen penelitian yang di dalamnya mengandung validitas isi. Suatu instrumen pengukuran memiliki validitas isi sampai pada taraf bahwa instrumen itu mengukur sampai pada kapasitas sesuai dengan kesimpulan yang ingin ditarik. Validitas logik ditentukan oleh pengujian yang akan diukur dan menetapkan apakah instrumen itu dalam kenyataannya mengukur kapasitas yang dimaksud. Agar penelitian ini mempunyai tingkat reliabel yang tinggi maka penelitian ini dilakukan 2 kali yaitu test dan retest. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini dilakukan tes dan pengukuran yang terdiri dari beberapa tes keterampilan bermain sepak bola untuk umur 10-14 tahun oleh Norbert Romagalski dan Ernst G. Degel (dalam Sukatamsi, 1984:253-260). Adapun macam testnya yaitu: i. j. k. l. m. n. o. p.
Menimang-nimang bola (jugling) Menendang bola dengan kaki dalam. Menendang bola dengan kura-kura kaki bagian dalam. Menendang bola dengan kura-kura kaki penuh. Menyondol bola. Menggiring bola. Melempar bola. Latihan kombinasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 E. Teknik Analisis Data Peneliti mengumpulkan dan menganalisis data dari survei dengan beberapa metode norma seperti persen, dan kemudian membuat norma untuk kategori yang berbeda pada umur, jenis kelamin, dan lain-lain. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah uji reliabilitas, menghitung t-score dan menyusun norma. Adapun langkah-langkah dari analisis data sebagai berikut : 1. Uji Reliabilitas Menentukan Reliabilitas menggunakan ANAVA. Reliabilitas =
dengan R =
2. Menghitung T-score Langkah-langkah : a. b. c. d.
Mencari angka tertinggi (AT) Mencari angka terendah (AR) Mencari Range (R=AT-AR) Mencari kelas interval (ki) BK= 1+ 3,3 log n (rumus sturgess dalam Riduwan 2003 : 121)
e. Menentukan interval (i) / P i (Riduwan 2003 : 121) f. Mencari angka pertama ( ) = g. Membuat tabel kerja untuk mencari T-skor 3. Menyusun Norma Nilai t-score yang diperoleh dari seluruh item tes tiap sampel dijumlah, kemudian hasil yang dicapai tersebut disusun dalam norma penilaian, dengan rentangan 4 SD. Penetapan rentangan tersebut karena jumlah sampel yang digunakan adalah 162 anak. Hal ini sesuai pendapat Garret H.E (1996:208) bahwa pembagian rentangan adalah:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 N: 10
Range
2.0 SD
N: 50
Range
2.5 SD
N: 200
Range
3.0 SD
N: 1000
Range
3.5 SD
Menyusun Norma Langkah-langkah : a. b. c. d.
Mencari angka tertinggi (AT) Mencari angka terendah (AR) Mencari Range (R=AT-AR) Mencari kelas interval (ki)/menentukan banyaknya kelas BK= 1+ 3,3 log n (rumus sturgess dalam Riduwan 2003 : 188) e. Menentukan interval (i) i f. Mencari angka pertama ( ) = g. Membuat tabel kerja untuk menyusun Norma Hasil Tes Keterampilan Dasar. h. Tetapkan norma dari hasil P masing-masing. Disusun norma dengan 4 kategori, maka jaraknya:
i. Tetapkan persen untuk masing-masing klasifikasi.
-1,25 SD
0 SD
+1,25 SD
P= P= P= j. Mencari P yang ditentukan dengan rumus: Px =Bt + k. Tabel kategori norma (Atmojo, 2008:97-104)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Dalam bab ini disajikan mengenai hasil penelitian. Penyajian penelitian ini berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap data keterampilan dasar sepak bola SSB Liga Bocah 2012 Piala Persis Solo Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012. Data yang diperoleh dari penelitian dikelompokkan dan dianalisis dengan statistik, seperti terlihat dalam lampiran. Adapun deskripsi data lapangan secara keseluruhan disajikan dalam bentuk tabel seperti berikut: Tabel 3. Deskripsi Data Lapangan Hasil Tes Keterampilan Dasar Sepak Bola Pada Siswa SSB Liga Bocah 2012 Piala Persis Solo Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012. Hasil Tes
Jumlah Item
Menimang-nimang
Anak bola
Hasil Rata-
Hasil
Hasil
rata Tertinggi Terendah 1924 13,36
37
5
686
4,76
9
0
470
3,26
7
0
566
3,93
8
0
Menyondol bola (heading)
585
4,06
9
0
Menggiring bola (dribbling)
3911 27,16
20
36
Melempar bola (throw)
1493 10,37
14
8
(juggling) Menendang bola dengan kaki dalam (passing) Menendang bola dengan kurakura kaki bagian dalam (long pass) Menendang bola dengan kura-
144 anak
kura kaki penuh (shooting)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40 Latihan Kombinasi.
690
4,79
7
0
Setelah data lapangan diperoleh kemudian data diolah menggunakan teknik analisis data untuk dicari nilai T-scorenya. Adapun deskripsi data T-score secara keseluruhan disajikan dalam bentuk tabelseperti berikut: Tabel 4. Deskripsi Data T-Score Hasil Tes Keterampilan Dasar Sepak Bola SSB Liga Bocah 2012 Piala Persis Solo Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012. Hasil Tes Jumlah Item Rata- T-Score T-Score Anak T-Score rata Tertinggi Terendah Menimang - nimang bola
7356
51,08
77
36
7177
49,84
75
25
7198
49,97
71
35
7181
49,87
77
25
Menyondol bola (heading)
7014
48,71
75
35
Menggiring bola (dribbling)
7185
49,90
70
16
Melempar bola (throw)
7170
49,79
70
36
Latihan Kombinasi.
7130
49,51
70
36
57411
398,67
585
244
398,69
2,77
4,06
1,69
(juggling) Menendang
bola
dengan
kaki dalam (passing) Menendang
bola
dengan
kura-kura kaki bagian dalam (long pass)
144
Menendang
bola
dengan
kura-kura
kaki
penuh
anak
(shooting)
Rata-rata
Adapun hasil uji tingkat keajegan/ reabilitas hasil tes yang telah dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41 Tabel 5. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data No
Variabel
Reabilitas
Kategori
1
Juggling
0,96
Sangat Tinggi
2
Passing
0,91
Sangat Tinggi
3
Longpass
0,93
Sangat Tinggi
4
Shooting
0,92
Sangat Tinggi
5
Heading
0,91
Sangat Tinggi
6
Dribbling
0,89
Tinggi
7
Throw
0,97
Sangat Tinggi
8
Latihan kombinasi
0,90
Sangat Tinggi
Adapun dalam mengartikan kategori koefisien reabilitas tes tersebut menggunakan pedoman tabel koefisien dari Kirkendal D.R, Gruber J.J, Johnson R.E (dalam Ismaryati, 2008: 31), yaitu : Tabel 6. Tabel Range Kategori Reliabilitas Kategori
Reliabilitas
Sangat Tinggi
0,90-1,00
Tinggi
0,80-0,89
Cukup
0,60-0,79
Jelek (tidak dapat diterima)
0,00-0,59
B. Hasil Analisis Data Dalam hasil dari analisis data hasil tes kemampuan dasar sepak bola ini. Selanjutnya melakukan analisis dengan menyusun norma klasifikasi tingkat keterampilan dasar sepak bola. Adapun hasil pengklasifikasian dan penyusunan norma penilaian terhadap nilai total keterampilan dasar sepak bola pada siswa SSB kelahiran 1999 peserta Liga Bocah Piala Persis Solo Se Kota Surakarta Tahun 2012 yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 Tabel 7. Norma Keterampilan Dasar Sepak Bola pada SSB Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012. No
Nilai
Kategori
1
Baik (A)
2
393
442
Sedang (B)
3
346 -392
Cukup (C) Kurang (D)
4
Kemudian kemampuan keterampilan dasar sepak bola pada SSB Liga Bocah 2012 Piala Persis Solo Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012. dicocokkan dengan hasil norma tersebut diatas. Hasil pencocokan dapat terlihat dalam tabel di bawah ini. Tabel 8. Norma Hasil Keterampilan Dasar Sepak Bola Kelahiran 1999 di SSB Se Kota Surakarta Kategori
Jumlah
Jumlah (%)
Baik (A)
17
11,81
Sedang (B)
66
45,83
Cukup (C)
50
34,72
Kurang (D)
11
7,64
Gambar 14. Diagram Data Hasil Tes Keterampilan Dasar Sepak Bola SSB Liga Bocah 2012 Piala Persis Solo Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43 Dari hasil pencocokan antara norma yang telah dibuat dengan kemampuan teknik dasar sepak bola SSB Liga Bocah 2012 Piala Persis Solo Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012, dapat dilihat bahwa dari 144 anak, anak yang memiliki kemampuan berkategori baik yaitu sebesar 12 % = 17 anak, kategori sedang 46 % = 66 anak, cukup 35 % = 50 anak, kurang 8 % = 11 anak. Dari hasil tersebut di atas dapat disimpulkan sebagian besar kemampuan teknik dasar sepak bola kelahiran 1999 di SSB Se Kota Surakarta ialah berkategori sedang. Sehingga, para pelatih perlu meningkatkan latihan kemampuan siswanya agar mendapatkan prestasi dan hasil yang maksimal dalam mengikuti suatu kompetisi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah diungkapkan pada BAB IV, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari hasil pengambilan data kemampuan keterampilan dasar sepak bola pada SSB Liga Bocah 2012 Piala Persis Solo Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta tahun 2012 dapat disusun norma dengan kategori yaitu : a) Baik (12 %) yang berjumlah 17 anak, dengan rata-rata score senilai 460,5. b) Sedang (46 %) yang berjumlah 66 anak dengan rata-rata score senilai 401,54. c) Cukup (35 %) yang berjumlah 50 anak, dengan rata-rata score senilai 361,44. d) Kurang (8 %) yang berjumlah 11 anak, dengan rata-rata score senilai 323,63. Total dari keseluruhan berjumlah 144 anak dengan rata-rata score senilai 470,36. 2. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa tingkat kemampuan keterampilan teknik dasar sepak bola SSB Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012 dalam kategori sedang yaitu dengan rata-rata score senilai 401,54.
B. Implikasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45 Dari hasil penelitian ini dapat disusun norma keterampilan sepak bola SSB Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012, sesuai dengan kemampuan siswa di SSB yang bersangkutan. Berdasarkan hasil penelitian norma keterampilan dasar sepak bola SSB Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012, implikasinya ialah: 1. Memberikan penilaian terhadap tingkat keterampilan dasar sepak bola siswa SSB Kelahiran 1999 yang dapat digunakan sebagai pedoman yang sesuai. 2. Pelatih SSB Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012 dapat melihat norma keterampilan dasar sepak bola SSB Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012 yang disusun berdasarkan penelitian yang telah dilakukan. 3. Masing-masing pelatih tiap SSB dapat mengetahui tingkat kemampuan anak didiknya sehingga dapat membantu para pelatih dalam membuat suatu keputusan yang nantinya dapat dipergunakan untuk persiapan menghadapi suatu kompetisi. 4. Norma penilaian keterampilan dasar sepak bola SSB Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012 yang telah dibuat dapat dipakai sebagai acuan terhadap pelatih SSB di Surakarta untuk meningkatkan keterampilan anak didiknya.
C. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas maka saran yang dapat peneliti berikan antara lain: 1. Keterampilan dasar dalam permainan dasar sepak bola pada dasarnya dapat dimiliki serta dikuasai pemain secara maksimal melalui latihan-latihan yang diprogram
dan
direncanakan
dengan
baik
serta
didukung
dengan
pertandingan-pertandingan yang terencana. Dalam memberikan latihan keterampilan dasar agar dapat lebih mudah dipahami dan dikuasai oleh pemain, maka pemberian latihan ini harus diberikan sejak usia dini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46 2. Dalam pelaksanaan latihan para pemain hendaknya tidak meninggalkan prinsip-prinsip
latihan
diantaranya
penambahan
beban,
pengulangan,
meningkat, disesuaikan dengan cabang olahraganya dan memiliki target. 3. Untuk peneliti selanjutnya hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan terutama penelitian yang berkaitan dengan keterampilan dasar sepak bola.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Kompetisi Sepak Bola Indonesia Kompetisi dan pertandingan sepakbola yang dibentuk dan diadakan oleh PSSI diikuti oleh pemain profesional dan amatir, baik berasal dari dalam maupun luar negeri. Pemain profesional terdiri dari pemain lokal dan pemain asing, sedangkan pemain amatir adalah yang menjadi Warga Negara Indonesia. Kompetisi tersebut diikuti oleh klub-klub yang berada dalam wilayah kesatuan Republik Indonesia. Untuk kategori dalam pembagian klub menurut Peraturan Organisasi PSSI (2011: bab I pasal 1 ayat 13-15) adalah: Perkumpulan sepakbola yang terdiri dari Klub Profesional dan Klub Amatir. 1. Klub Profesional Perkumpulan sepakbola disebut sebagai Klub Profesional, bila seluruh Pemainnya yang mengikuti kompetisi/pertandingan resmi, dinyatakan berstatus Pemain Profesional. 2. Klub Amatir Perkumpulan sepakbola disebut sebagai Klub Amatir, bila seluruh Pemainnya yang mengikuti kompetisi atau pertandingan resmi berstatus Pemain Amatir. Kompetisi yang diikuti oleh PSSI di dalam maupun di luar negeri yang diselenggarakan oleh AFF, AFC dan FIFA. Adapun pertandingannya terdiri dari: 1. Pertandingan di dalam
negeri yang diselenggarakan oleh pihak
perkumpulan atau klub sepakbola, pengurus cabang, pengurus daerah, yang dituangkan dalam kalender kegiatan tahunan PSSI sesuai dengan program yang disusun oleh PSSI. 2. Pertandingan di dalam negeri yang diselnggarakan oleh pihak ketiga yang mendapat izin dari PSSI. 3. Pertandingan-pertandingan lainnya yang mengikutsertakan peserta dari luar negeri atau atas undangan dari luar dengan ijin PSSI.
commit to user 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7 Kompetisi atau pertandingan sepakbola yang diselenggarakan atau diizinkan oleh PSSI atau Pengurus Daerah (Pengda)/Pengurus Cabang (Pengcab) PSSI, seperti Kompetisi Liga Indonesia, Piala Indonesia serta Kejuaraan Internasional untuk Klub yang diselenggarakan atau diizinkan oleh AFC atau FIFA. Kompetisi yang diselenggarakan oleh PSSI di dalam negeri menurut Peraturan Organisasi PSSI (2011: bab I pasal 1 ayat 19-20) terdiri dari: 1. Kompetisi Profesional Liga Indonesia, mulai tahun 2008 dan seterusnya adalah kompetisi atau pertandingan resmi yang hanya diikuti oleh peserta yang berstatus Klub Profesional, selama Peraturan Organisasi ini tidak dirubah, yaitu : a. Kompetisi Super Liga b. Kompetisi Divisi Utama. 2. Kompetisi Amatir PSSI, mulai tahun 2008 dan seterusnya adalah kompetisi atau pertandingan resmi yang hanya diikuti oleh peserta yang berstatus Klub Amatir, selama Peraturan Organisasi ini tidak dirubah, yaitu :. a. Kompetisi Divisi Satu b. Kompetisi Divisi Dua c. Kompetisi Divisi Tiga d. Kompetisi Kelompok Umur e. Kegiatan Sepakbola Wanita f. Kegiatan Sepakbola Pantai. Kompetisi diperlukan guna membentuk mental para pemain dan kualitas pemain. Kompetisi sebaiknya sudah dilaksanakan semenjak usia dini, untuk perkembangan pembinaan usia dini yang lebih baik. Maka dari itu PSSI sudah mulai marak mengadakan kompetisi amatir berdasarkan kelompok umur, baik yang bersifat regional, nasional, dan internasional, yang biasanya diikuti oleh SSB-SSB yang terkait. Kompetisi tersebut antara lain: 1. Liga Danone dengan kelompok umur dibawah 12 tahun (U-12) 2. Liga Bocah dengan kelompok umur dibawah 13 tahun (U-13) 3. Piala Medco dengan kelompok umur dibawah 15 tahun (U-15) 4. Piala SURATIN (Liga Remaja) dengan kelompok umur dibawah 18 tahun (U-18).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 2. Liga Bocah TOURNAMENT LIGA BOCAH 2012 PIALA PERSIS SOLO Se JAWA Kelahiran 1999 merupakan salah satu kompetisi amatir yang diselenggarakan oleh Pengcab PSSI Surakarta yang bersifat regional. Liga bocah menggunakan sistem peraturan pertandingan yang telah diatur oleh PSSI sebagai satu satunya organisasi sepakbola yang bersifat nasional yang berwenang mengatur, mengurus dan menyelenggarakan semua kegiatan/kompetisi sepakbola di Indonesia. Dalam pembinaan sepak bola baik pelatihan maupun kompetisi perlu diadakan pengelompokan-pengelompokan supaya dapat tujuan pembinaan usia dini dapat tercapai. Kompetisi yang diatur dalam PSSI terbagi atas kompetisi Liga Remaja, kompetisi Liga Indonesia, kompetisi antar Perkumpulan Perserikatan sampai tingkat nasional, kompetisi PORDA, PORWIL dan PON. Menurut Peraturan Pertandingan (2005:bab II pasal 2 ayat 1) membagi kompetisi Liga Remaja menjadi 3 yaitu: 1) Kelompok Usia 18 tahun 2) Kelompok Usia 15 tahun 3) Kelompok Usia lainnya. Sedangkan menurut Sneyers (1993: 11-12) mengelompokkan menjadi empat kelompok umur yaitu: 1) Pemula (6-13 tahun) 2) Junior B (14-15 tahun) 3) Junior A (16-17 tahun) 4) Junior A/Senior (16-20 tahun)
3. Teknik Dasar Sepak Bola Seorang olahragawan khususnya pemain sepak bola untuk dapat mencapai prestasi yang setinggi-tingginya tentu harus memenuhi faktor-faktor yang dibutuhkan.Untuk meningkatkan dan mencapai prestasi yang setinggitingginya Sukatamsi (1984: 11) menyatakan empat kelengkapan pokok yang harus dimiliki oleh olahragawan, yaitu: 1) Pembinaan teknik (keterampilan)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 2) Pembinaan fisik (kesegaran jasmani) 3) Pembinaan taktik (mental, daya ingatan, dan kecerdasan) 4) Kematangan juara Sedangkan Scheunemann (2008:17) kesuksesan seorang pemain bola ialah : 1) Faktor genetik 2) Faktor kedisiplinan 3) Faktor latihan 4) Faktor keberuntungan
menyatakan
faktor-faktor
Walaupun demikian dari kelengkapan pokok tersebut di atas, yang fundamental sebagai dasar bermain adalah teknik dasar dan keterampilan bermain yang lebih dahulu dibina di samping pembinaan, kelengkapan pokok lainnya. Koger (2007:13) membagi tiga jenis teknik dalam permaianan sepak bola yang harus diajarkan seorang pelatih, dan disingkat FIG yaitu : 1) Foundation (F) atau teknik dasar. Latihan-latihan teknik itu yang ditujukan untuk mengembangkan keterampilan dasar yang diperlukan oleh semua pemain, namun menu latihan ini tidak ditujukan untuk menghadapi kondisi pertandingan yang sesungguhnya. 2) Intermediate (I) atau teknik lanjut. Teknik ini merupakan teknik lanjut atau tingkat menengah yang diperlukan untuk menciptakan relevansi antara keterampilan dasar dengan keterampilan-keterampilan yang sesungguhnya. 3) Game (G) atau teknik bermain. Keterampilan-keterampilan bersepak bola yang sesungguhnya yang diperlukan oleh setiap pemain sebelum mereka benar-benar bertanding melawan tim lain. Teknik dasar bola merupakan teknik dasar bermain sepakbola yang paling banyak digunakan dalam permainan sepakbola. Maka teknik dasar bola merupakan dasar dalam permainan sepakbola. Permainan sepak bola akan kelihatan menarik apabila para pemainnya memiliki keterampilan bermain sepakbola. Keterampilan bermain merupakan penerapan teknik di dalam bermain sepak bola. Keterampilanbermainsepak bola dapat dicapai apabila setiap pemain menguasai teknik dasar bermain sepak bola. Menurut Sukatamsi (1984: 34) Teknik dasar bermain sepak bola dikelompokkan menjadi dua yaitu: 1) Teknik tanpa bola yaitu semua gerakan-gerakan tanpa bola yang terdiri atas: a) Lari cepat dan merubah arah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 b) Melompat dan meloncat c) Gerak tipu tanpa bolayaitu: gerakan tipu dengan badan d) Gerakan-gerakan khusus penjaga gawang 2) Teknik dengan bola. a) Menendang bola b) Menerima bola c) Menggiring bola d) Menyundul bola e) Melempar bola f) Gerak tipu dengan bola g) Merampas atau merebut bola h) Teknik-teknik khusus penjaga gawang Dilihat perkenaan bagian kaki ke bola, teknik dasar dibedakan beberapa macam, yaitu teknik dasar dengan kaki bagian dalam (inside), kaki bagian luar (outside), punggung kaki (instep), dan punggung kaki bagian dalam (inside of the instep), (Soekatamsi, 2001: 2.41).
4. Teknik Tanpa Bola a. Lari Cepat Mengubah Arah Yang dimaksud dengan lari cepat (sprint) dalam olahraga sepak bola sangat berbeda dengan sprint dalam cabang olahraga atletik. Sukatamsi (1984:3435) menerangkan: 1) Langkahnya pendek-pendek, paha diangkat setinggi-tingginya sehingga jumlah frekuensi langkahnya bertambah banyak. 2) Badan atau togok tidak condong ke depan (...), sikap badan tegap supaya mudah melihat lapangan lebih luas, dan mudah mengubah arah atau melakukan gerakan berhenti mendadak (....). 3) Sudut siku lengan lebih lebar dan ayunan lengan agak terbuka ke belakang, guna untuk menjaga keseimbangan badan. 4) Titik berat badan selalu dekat dengan tanah. b. Melompat atau Meloncat Teknik melompat/meloncat digunakan untuk memenangkan posisi ketika bola melambung di udara atau bola tinggi. Teknik yang digunakan ada dua yaitu melompat dengan ancang-ancang, atau melompat tanpa ancang-ancang (sikap berdiri). Sukatamsi (1984:36-37) menerangkan bahwa: 1) Untuk dapat melompat setinggi-tingginya digunakan dengan ancangancang lari kemudian bertolak dengan satu kaki atau dua kaki, akan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 tetapi lompatan ini jarang dilakukan karena tergantung dari situasi permainan. 2) Apabila kita berdiri dekat pemain lawan, maka kesempatan untuk melompat dengan ancang-ancang lari dan bertolak dengan satu kaki tidak ada sama sekali, maka terpaksa harus bertolak tanpa awalan berarti harus bertolak dengan kedua kaki untuk mencapai lompatan setinggi-tingginya. c. Gerak Tipu Gerak tipu tanpa bola merupakan gerak pura-pura dari badan dan oleh lawan dianggap gerak yang sebenarnya sehingga pemain lawan mengikutinya dan pada saat itulah pemain harus segera melakukan gerakan yang sebenarnya (Sukatamsi,1984: 38). Gerak tipu tubuh adalah gerakan yang dirancang untuk membuat lawan menjadi salah arah dan hilang keseimbangan (Luxbacher, 2004: 72). Menurut Sukatamsi (1984: 38), menerangkan bahwa gerak tipu tanpa bola terdiri dari: 1) Gerak tipu dengan kaki 2) Gerak tipu dengan badan bagian atas 3) Gerak tipu dengan bahu d. Gerakan-gerakan Khusus Penjaga Gawang Gerakan-gerakan khusus penjaga gawang pada umumnya merupakan sikap menunggu dari gerakan-gerakan pemain lawan (Sukatamsi,1984: 39). Seorang penjaga gawang harus selalu bergerak untuk menempati posisi yang menguntungkan sesuai arah tembakkan. Karena itu seorang penjaga gawang harus banyak melatih banyak alternatif tendangan. Seorang penjaga gawang merupakan pertahanan terakhir apabila pemain lain telah gagal menghadang pemain lawan. Mielke (2003: 105) menyatakan bahwa seorang penjaga gawang harus memiliki banyak keterampilan dan sering harus bertindak sebagai lini pertahanan terakhir.
5. Teknik dengan Bola Sebaiknya sebelum mempelajari teknik dengan bola, akan lebih baik jika pemain mengenali bola. mengenal bola berarti pemain memahami bagaimana sifat bola itu sendiri, hal ini juga sangat mempengaruhi seorang pemain untuk bisa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 bermain dengan baik. Sukatamsi (1984:39) menyatakan untuk menjinakkan (menguasai) bola, maka perlu kepada
anak-anak atau pemain pemula
diperkenalkan terlebih dahulu dengan sifat-sifat bola. Salah satu latihan yang paling banyak digunakan supaya pemain memahami sifat bola ialah juggling (menimang-nimang bola). Jugling adalah menendang bola terus-menerus ke atas dengan kepala atau paha (Kuger, juggling adalah cara yang sangat bagus untuk mengembangkan reaksi yang cepat,kontrol bola, dan meningkatkan konsentrasi yang diperlukan agar bisa berperan dengan baik dalam permainan . a. Menendang Bola Menendang bola merupakan teknik yang paling banyak digunakan dalam permainan sepak bola. Maka dari itu teknik menendang merupakan dasar di dalam bermain sepak bola. Kesebelasan yang baik adalah suatu kesebelasan yang semua pemainnya menguasai teknik menendang dengan baik, dengan cepat, cermat, dan tepat pada sasaran, sasaran teman maupun dalam membuat gol ke mulut gawang lawan (Sukatamsi, 1984:44). Pendapat tersebut diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa kemampuan menendang yang baik sangat bergunabagi suatu tim untuk dapat bermain cepat, bermain tepat, dan bermain cermat. Jenis-jenis dari tendangan berdasarkan fungsi dari tendangan, tinggi rendahnya bola, dan arah putaran bola lebih jauh dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Atas Dasar Kegunaan atau Fungsi dari Tendangan. a) Untuk memberikan operan bola kepada teman Mengoper atau dikenal juga dengan passing,dalam permainan sepakbola memiliki konstribusi besar dalam usaha menjalin kerjasama tim yang kompak untuk mencetak gol ke gawang lawan. Teknik yang paling banyak digunakan selama permainan sepak bola berlangung ialah teknik passing, maka dari itu untuk memperoleh kemampuan passing yang baik, maka setiap pemain sepakbola harus mampu menggunakan bagian-bagian kaki untuk melakukan passing. Koger (2007:19) menyatakan bahwa mengoper berarti memindahkan bola dari kaki Anda ke kaki pemain lain, dengan cara menendangnya . Passing merupakan teknik dasar menendang bola yang berperan penting dalam permainan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 sepak bola. Melalui passing yang cermat dan akurat akan meningkatkan kualitas permainan suatu tim sepak bola. Sepak bola sejatinya adalah permainan tim. Walaupun pemain yang memiliki keterampilan tinggi bisa mendominasi pada kondisi tertentu, seorang pemain sepak bola harus saling bergantung pada setiap anggota tim untuk menciptakan permainan cantik dan membuat keputusan yang tepat. Agar bisa berhasil di dalam lingkungan tim ini, seorang pemain sepak bola harus mengasah keterampilan passing (Mielke, 2007: 19). Pendapat diatas juga diperkuat pendapat dari Scheunemann (2008:19) memiliki passing yang akurat adalah harga mati bagi seorang pemain bola. Mengingat passing begitu sering dilakukan dalam sebuah pertandingan, pelatih yang baik akan memulai tugasnya dengan memperbaiki kemampuan passing Pendapat-pendapat tersebut menunjukkan, sebaik apapun keterampilan seorang pemain sepak bola, keberhasilan atau kemenangan sebuah tim sepak bola ditentukan oleh kerjasama tim yang kompak. Kerjasama tim yang kompak membutuhkan kemampuan passing yang baik dari setiap pemainnya. Untuk itu, dalam melakukan passing harus dilakukan secermat mungkin agar teman seregunya mampu menerima dan mengontrol bola dengan baik. Gifford (2007: 14) menyatakan bahwa dikuasai. Umpan menghubungkan semua pemain di seluruh bagian lapangan dan
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, melakukan umpan dengan passing harus dilakukan secermat mungkin, bola menyusur tanah agar mudah dikontrol teman seregunya. Umpan-umpan yang cermat dan akurat melalui passing dapat dijadikan serangan untuk menciptkan gol ke gawang lawan. Passing yang cermat dan akurat banyak manfaatnya terhadap kualitas permainan.Hal yang terpenting dalam melakukan passingharus diimbangi kontrol bola yang baik.Kemampuan pemain sepak bola melakukan passingdengan cermat dan kontrol bola yang baik dapat digunakan sebagai serangan untuk mencetak gol ke gawang lawan. Passing yang baik dimulai ketika tim yang sedang menguasai bola menciptakan ruang diantara lawan dengan bergerak dan membuka ruang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 di sekeliling pemain. Keterampilan dasar mengontrol bola perlu dilatih secara berulang-ulang, sehingga pemain yang melakukan passing mempunyai rasapercaya diri untuk melakukan passingyang tegas dan terarah kepada teman satu tim yang tidak dijaga lawan. Passing yang efektif juga memberikan peluang yang lebih baik untuk mencetak gol karena pemain yang menerima passing tersebut berada pada lokasi yang lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan passing yang dilakukan dengan lemah atau tidak terarah (Mielke, (2007: 20). Pendapat tersebut menunjukkan, passing yang baik sangat berperan penting untuk membuka ruangan yang diimbangi kontrol bola yang baik.Selain itu, passing yang baik, kuat dan terarah dapat mendukung menciptakan gol ke gawang lawan.Untuk memperoleh kemampuan passing yang baik, maka harus dilakukan latihan secara teratur dan dilakukan secara berulang-ulang. Passing dalam permainan sepak bola memiliki konstribusi besar dalam usaha menjalin kerjasama tim yang kompak untuk mencetak gol ke gawang lawan. Untuk memperoleh kemampuan passing yang baik, maka setiap pemain sepak bola harus mampu menggunakan bagian-bagian kaki untuk melakukan passing. Dilihat dari bagian-bagian kaki yang menendang, Luxbacher (2004: 1112) menyatakan bahwa
terdapat tiga teknik dasar mengoper bola diatas
permukaan lapangan: inside of the foot, outside of the foot, instep . Berdasarkan bagian-bagian kaki yang digunakan menendang bola, passing dalam permainan sepak bola pada umumnya dilakukan dengan kaki bagian dalam. Meilke (2007: 20) menyatakan bahwa
kebanyakan passing
dilakukan dengan menggunakan kaki bagian dalam karena di kaki bagian itulah terdapat permukaan yang lebih luas bagi pemain untuk menendang bola, sehingga memberikan b) Untuk menembakkan bola ke arah mulut gawang lawan, untuk membuat gol kemenangan/shooting. Kemampuan menembakkan bola ke arah mulut gawang lawan atau yang lebih kita kenal dengan shooting merupakan kemampuan yang wajib dimilki pemain bola. Hal ini dikarenakan dari sudut pandang penyerangan, tujuan sepak bola adalah mencetak gol sebanyak mungkin. Bermain cantik, berhasil melewati beribu-ribu lawan pun tidak akan diberi nilai dalam permainan sepak bola. Hal ini
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 karena dalam sepak bola tidak ada dewan juri yang menilai untuk permainan cantik, banyaknya melewati lawan dan sebagainya, yang ada hanyalah papan skor. Mielke(2007: 67) menyatakan bahwa, dilihat dari sudut pandang penyerangan, tujuan sepak bola adalah melakukan shooting Luxbacher (2004: 105)
. keterampilan menembak
yang dasar mencakup tembakan instep drive, full volley, half volley, side volley dan (1) Instep Drive Tendangan ini digunakan untuk menendang bola yang sedang menggilinding atau tidak bergerak. Untuk teknik menendangnya Scheunemann (2008:46) menjelaskan sebagai berikut: 1. Persiapkan bola dengan sisi kaki luar bagian depan sebesar 45ยบ ke arah samping depan. 2. Langkahkan kaki ke arah bola yang sudah dipersiapkan, lalu tanamkan kaki yang tidak digunakan untuk menendang bola beberapa inci di samping bola 3. Arahkan pinggul ke arah sasaran sambil mengayunkan kaki. 4. Kaki hendaknya ditekuk ke depan sehingga bagian tengah kaki menyentuh bagian tengah bola saat bola ditendang, pastikan pergelangan kaki (ankle menyentuh bola. 5. Demi mengoptimalkan kerasnya tendangan, pastikan ayunan kaki tidak terhenti di tengah jalan melainkan terus diayun ke depan. Pastikan kaki tetap menekuk ke depan selama proses ini berlangsung.
Gambar 1. Tembakan Instep Drive (Luxbacher, 2004 :106)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 (2) Full Volley Tembakan full volley berarti menendang bola sebelum bola jatuh ke tanah, untuk menembak bola langsung dari udara. Cara melakukan tendangan ini
mulai dengan lutut. Usahakan ujung kaki menghadap ke bawah sehingga kamu bisa menciptakan permukaan tendangan yang lebih lurus. Usahakan matamu tetap
Gambar 2. Tembakan Full Volley (Luxbacher, 2004: 107) (3) Half Volley Half volley dalam berbagai segi sama dengan full volley. Terkait dengan hal tersebut Luxbacher, (2004: adalah bola ditendang pada saat bola menyentuh permukaan, bukan langsung di 80) menjelaskan bahwa, setengah volley setelah bola menyentuh tanah dan ketika bola itu memantul kira-
Gambar 3. Tendangan Half Volley (Luxbacher, 2004: 108)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 (4) Side Volley Tembakan side volley pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan macam-macam tembakan volley di atas, hanya saja tembakan ini dilakukan apabila bola memantul atau jatuh ke samping anda. Tata cara melakukan tendangan ini menurut Mielke (2007: 81), yaitu : sebidang dengan bola dan kedua kaki agak sedikit terbuka. Sebelum menggerakkan kaki, putar tubuh atasmu ke kanan (dengan asumsi kamu menendang bola menggunakan kaki kanan (sehingga bahu kirimu berada didepan langsung (yaitu arah menghadap nya ujung kaki).selanjutnya putar kembali ke kiri sampai bahu kananmu berada di depan". Sedangkan menurut Luxbacher (2004: 110)
tata cara melakukan
tendangan ini yaitu : -siap melakukan tembakan, putar tubuh anda ke samping sehingga bahu depan anda mengarah ke arah gerakan bola yang diinginkan, angkat kaki yang yang akan menendang ke samping sehingga hampir paralel dengan permukaan. Tarik kaki yang akan menendang dengan menekukkan lutut. Jaga agar kepala tidak bergerak dan fokuskan perhatian pada bola. Sentakkan kaki anda lurus ke depan dan tendang bagian pertengahan ke atas bola dengan instep. Jaga agar kaki tetap kuat dan luruskan sepenuhnya. Gerakan akhir dari kaki anda harus bergerak
Secara teori tendangan ini akan lebih kuat dan lebih cepat dibandingkan tendangan volley lainnya karena adanya unsur gerak berputar. Sehubungan dengan hal ini Mielke (2007: 80) menjelaskan bahwa pemutaran tubuh sehingga saat bergerak untuk menyentuh bola, kamu bisa memberikan kekuatan dan kecepatan yang lebih besar karena ditambah oleh
memungkinkan pemain menambah daya pengungkit pada kaki. Aksi tendangan ini menambah jarak yang ditempuh kaki sebelum meenyentuh bola sehingga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
Gambar 4. Tembakan Side Volley (Luxbacher, 2004 : 109) (5) Swerving atau menikung Tembakan yang lurus langsung ke arah gawang terkadang bukan merupakan jalur yang terbaik saat permainan berlangsung. Apalagi ketika jalur tembakan kita sudah tertutup oleh pemain lawan. Salah satu alternatif tendangan efektif adalah tendangan menikung atau swerving. Berkaitan dengan tendangan ini Luxbacher (2004:
menerangkan tentang tata cara melakukan tendangan ini, ia menjelaskan bahwa : pada bola. Awali gerakan anda dari posisi hampir langsung di belakang bola. Letakkan kaki yang menahan keseimbangan di samping bola dengan kepala tidak bergerak dan mata terfokus pada bola. Tarik kaki yang akan menendang ke belakang dan luruskan. Sentakkan kaki anda lurus ke depan dan tendang bola dengan inside atau outside-of-the-step. Jika anda menggunakan kaki kanan dan menendang setengah bagian luar bola dengan bagian samping dalam instep, tembakan akan menikung ke arah dalam. Gunakan gerakan akhir keluar pada kaki yang menendang. Jika anda menendang setengah bagian dalam bola dengan bagian samping luar instep anda, bola akan menikung keluar. Gunakan gerakan akhir ke dalam pada kaki yang menendang. Jaga agar kaki dalam posisi tidak bergerak saat menendang bola. Gunakan gerakan akhir yang penuh untuk menimbulkan tenaga dan tikungan ya
Gambar 5. Tendangan Swerving (Luxbacher, 2004 : 111)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 Namun untuk melakukan tendangan ini bukanlah hal yang mudah karena selain teknik yang dapat membantu dalam melakukan tendangan tersebut di atas, inti dari tendangan ini ialah putaran bola yang cukup memadai dan kekuatan yang cukup memadai untuk dapat membuat jalur bola menikung. 2) Atas Dasar Tinggi Rendahnya Lambungan bola. Macam tendangan banyak sekali macamnya tergantung dari mana sudut pandang kita melihatnya. Selain dari sudut pandang yang telah disebutkan diatas, macam-macam tendangan jika dilihat dari tinggi rendahnya lambungan bola terdiri atas : a) Tendangan bola rendah Tendangan bola rendah ialah bola menggulir datar di atas permukaan tanah sampai setinggi lutut (Sukatamsi, 1984: 48). Umumnya yang termasuk pada tendangan ini ialah passing bawah,dan shooting mendatar. b) Tendangan bola melambung lurus atau melambung sedang Sukatamsi (1984: 48) menjelaskan yang dimaksud tendangan bola melambung lurus atau sedang ialah bola melambung paling rendah setinggi lutut dan paling tinggi setinggi kepala. c) Tendangan bola melambung tinggi Dalam suatu kondisi tertentu, terkadang pemain harus melewatkan bola melewati kepala pemain lawan. Itulah yang dimaksud dengan tendangan bola melambung tinggi. Hal ini dijelaskan oleh Soekatamsi (1984: 48) yang menyatakan tendangan bola melambung tinggi ialah bola melambung paling rendah setinggi kepala. Para pemain menggunakan tendangan Chip untuk situasi khusus ini. Tendangan chip ialah bola ditendang dan melambung ke udara melewati kepala pemain lawan (Koger, 2007: 138).Lebih jauh ia juga menjelaskantendangan chip biasanya dimaksudkan sebagai operan atau tembakan langsung ke gawang. Sehubungan dengan pendapat diatas, Mielke (2007: 79) menyatakan bahwa chip kebanyakan digunakan untuk tendangan bola mati seperti tendangan tidak langsung. Pemain juga bisa menggunakan tendangan chip saat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 Luxbacher (2004: 21) membedakan tendangan chip ini menjadi dua yaitu short chip dan
long chip. Lebih jauh Luxbacher juga menjelaskan tata cara
melakukan tendangan chip ini yaitu: (1) Short chip Dekati bola dari belakang pada sudut yang tipis. Letakkan kaki yang menahan keseimbangan di samping bola dan tarik kaki yang akan menendang ke belakang dengan kaki yang diluruskan. Jaga kaki tetap lurus dan kuat saat anda menggerakkannya ke bawah bola. Gunakan gerakan menyentak yang pendek dengan gerakan akhir yang minim.
Gambar 6.tendangan shortchip (Luxbacher, 2004 : 111) (2) Long chip Mekanisme menendang pada longchip hampir sama dengan short chip. Melakukan pendekatan dari belakang bola pada sudut yang tipis, meletakkan kaki yang menahan keseimbangan disamping belakang bola. Perhatikan bahwa posisi dari kaki yang menahan keseimbangan sedikit berbeda posisi yang anda gunakan pada operan short chip. Letakkan kaki anda di belakang bola agar gerakan akhirnya lebih sempurna dan memungkinkan anda untuk menggerakkan bola dalam jarak yang lebih jauh.
Gambar 7.tendangan longchip (Luxbacher, 2004 : 111)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 3) Atas Dasar Arah Putaran dan Jalannya Bola. Macam-macam tendangan sebenarnya telah dijelaskan diatas, namun jika dilihat dari lintasan arah lajunya bola dan perputaran bola, Sukatamsi (1984: 48) membaginya menjadi dua yaitu: a) Tendangan lurus (langsung), bola setelah ditendang tidak berputar, sehingga bola melambung lurus dan jalannya kencang. b) Tendangan melengkung (slice), bola setelah ditendang berputar ke arah yang berlawanan dengan arah tendangan dan arah bola, bila bola telah sampai puncak akan turun vertikal b. Menerima Bola Menerima bola diartikan sebagai cara menangkap bola, menghentikan bola atau menguasai bola (Sukatamsi, 1984: 124). Kemampuan menerima bola dikenal juga dengan istilah mengontrol bola. Sulit terjadi passing, shooting, yang baik apabila pemain tidak mempunyai kemampuan kontrol bola yang baik. Teknik ini dapat dilakukan menggunakan hampir semua bagian tubuh. Scheunman (2008: 55) membagi beberapa bagian tubuh yang utama yang dapat digunakan untuk mengontrol bola, yaitu (1) dada, (2) kaki, (3) paha, dan (4) kepala. Pada dasarnya dalam menerima atatu menghentikan bola, usahakan kecepatan dan kekuatan bola dikurangi sehingga bola mampu dikuasai. Sukatamsi (1984: 124) menjelaskan prinsip menerima bola yaitu: 1) Lari menjemput arah datngnya bola, pandangan mata tertuju ke arah bola. 2) Kaki tumpu menerima seluruh berat badan, lutut di tekuk sedikit. 3) Bagian badan atau bagian kaki yang dipergunakan untuk menerima bola, pada waktu kontak dengan bola digerakkan mengikuti arah lintasan bola hingga bola berhenti dekat badan, selanjutnya bola dikuasai. 4) Sebelum menerima bola harus segera dipikirkan bola akan diapakan setelah dikuasai, dioperkan kepada teman, digiring atau ditembakkan ke arah mulut gawang lawan. 1) Kontrol Dada Teknik ini sebenarnya lebih sulit daripada apa yang terkesan dilakukan para ahlinya. Hal ini dikarenakan anda harus benar-benar memperhitungkan saat yang tepat untuk memastikan bahwa bola itu mengenai badan dengan mantap di tempat yang tepat, terutama ketika anda dalam tekanan. Tata cara pelaksanaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 teknik ini sebenarnya tidak begitu rumit, namun memerlukan koordinasi mata dan gerak tubuh yang baik. Sehubungan dengan tata cara teknik ini, Mielke (2007:33) menjelaskan pertahankan tubuhmu tetap sejajar dengan bola dan serap kekuatan bola, sehingga bola dapat jatuh ke tanah tepat di depan kakimu. Ketika menggunakan dada, waspadai tanganmu agar tetap berada jauh dari bola sehingga tidak menyentuhnya.bayangkan tubuhmu sebagai boneka yang sendi-sendinya terbuat dari pegas. Ketika bola mengenai dada, seluruh tubuh bergoyang ke belakang tetapi tidak sampai jatuh. Kekuatan bola
Widdows & Buckle (1982: tangkapan dengan dada: menyerbu bola tinggi dan cara yang lebih statis, jika anda
Gambar 8. Kontrol dada (Luxbacher, 2004: 26) 2) Kontrol Kaki Kontrol menggunakan kaki mememungkinkan pemain bermain lebih cepat, karena posisi ini membuat pemain dapat memainkan bola dengan cepat dengan mengoperkan atau melakukan dribbling segera setelah menerima bola. Menurut Sukatamsi (1984: 124), Teknik melakukan kontrol bola dapat menggunakan beberapa bagian kaki yaitu: 1) 2) 3) 4) 5)
kaki bagian dalam kura-kura kaki penuh kura-kura bagian luar sol sepatu tumit kaki (jarang digunakan)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 Namun
dari
beberapa
bagian
tersebut,
di
kebanyakan
situasi
menggunakan kaki bagian dalam lebih disarankan untuk mengontrol bola. Mielke (2007: 30) Penggunaan kaki bagian dalam dapat digunakan ketika arah datangnya bola tinggi maupun rendah. Tata cara dalam melakukan kotrol bola menggunakan kaki bagian dalam dengan arah datangnya bola tinggi, Mielke (2007: 30) menjelaskan, Pemain perlu bergerak ke arah melayangnya bola, membidangkan tubuh, dan menerima bola dengan tetap mempertahankannya berada di daerah terlindung di antara kedua kaki. Koordinasi mata kaki sangat penting. Perhatikan bola saat mendekat dan tempatkan kakimu segaris dengan jalur bola. Tubuhmu harus seimbang di atas kaki yang tidak menerima bola saat kamu sedang menunggu bola tersebut. Ketika telah sampai, sentuhlah bola menggunakan kaki bagian dalam dengan melemaskan kaki dan menyerap kekuatan bola tersebut. Dengan menarik kakimu ke belakang saat bersentuhan dengan bola maka kakimu akan berfungsi sebagai bantalan, dan kamu menyerap kekuatan yang datang dari tendangan sebelumnya yang diteruskan ke bola. Dengan menyerap kekuatan bola, kamu dapat menghentikan momenttum bola tepat di depanmu, sehingga menempatkanmu pada posisi yang sempurna untuk melakukan permainan cepat.
Gambar 9. Kontrol kaki dalam (Widdows & Buckle, 1982 : 9) 3) Kontrol Paha Selain kontrol dada dan kontrol kaki yang telah dijelaskan diatas, kontrol juga dapat dilakukan menggunakan paha. Widdows & Buckle (1982 : 9) menyatakan Paha itu memberikan mobilitas dalam dua hal. Bola itu makan waktu lebih sedikit untuk jatuh ke kakimu, dan karenanya dapat dimainkan kedua kalinya, dibandingkan dengan dada. Dan dibanding dengan dada, paha itu dapat jauh lebih siap mengalihkan arah: bukan suatu putaran,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 secara tepatnya, tetapi sematatertentu, ke kiri atau ke kanan.
Digabung dengan kecepatan
Widdows & Buckle pun menambahkan tentang cara melakukan teknik ini yaitu 1) Bersiap menerima bola, menyeimbangkan diri di atas kaki yang bertumpu waktu anda mengangkat paha 2) Biarkan bola itu menghantam anda, tetapi pastikan bahwa hantamannya tepat, kali ini tak ada dada bidang untuk menerimanya, 3) Bola jatuh dan anda telah bebas, setelah ini anda dapat terus
Gambar 10. Kontrol paha (Widdows & Buckle, 1982 : 16) 4) Kontrol Kepala Kepala sering sekali digunakan untuk mengoper, menembak ke gawang, atau menghalau bola. Namun kepal juga mampu digunakan untuk melakukan kontrol bola. Teknik ini bisa sangat menyakitkan jika teknik yang digunakan salah. Sukatamsi (1984: 155) menjelaskan tata cara dalam melakukan teknik ini,yaitu 1) Berdiri dengan kedua kaki kangkang ke muka-belakang, kedua lutut sedikit ditekuk, pandangan mata pada bola. 2) Badan condong ke depan dengan dahi ke arah datangnya bola. 3) Setelah bola menyentuh dahi badan segera ditarik ke belakang hingga badan condong ke belakang. 4) Bola jatuh ke tanah di depan badan, bola segera di kontrol dan dikuasai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
Gambar 11. Kontrol kepala (Luxbacher, 2004: 9) c. Menggiring Bola Menggiring bola, kontrol sambil lari, mobilitas bola, atau juga dikenal dengan sebutan dribbling mungkin merupakan bagian yang paling disenangi pemain di Indonesia bahkan dunia. Mielke ( menyatakan
Dribbling dalam
permainan sepak bola didefinisikan sebagai penguasaan bola dengan kaki saat
Penggiringan bola dalam sepak bola berfungsi untuk mempertahankan bola saat berlari melintasi lawan atau maju ke ruang yang terbuka. Dribbling dapat dilakukan dengan beberapa bagian kaki Sukatamsi (1984: 159) membaginya menjadi tiga macam cara yaitu menggunakan kura-kura kaki bagian dalam,kurakura kaki bagian penuh,dankura-kura kaki bagian luar. 1) Dribbling menggunakan Kura-kura Kaki bagian Dalam Dribbling menggunakan kura-kura bagian dalam memungkinkan seorang pemain untuk menggunakan sebagin besar permukaan sehingga kontrol terhadap bola semakin besar. Tata cara melakukan dribbling menggunakan kura-kura kaki bagian dalam menurut Mielke (2007: 2) ialah: Sentuhlah bola dengan sisi kaki bagian dalam dan posisikan kakimu secara tegak lurus terhadap bola. Tendanglah dengan pelan untuk mempertahankan kontrol bola dan pusatkan kekuatan tendangan pada bagian tengah bola sehingga memudahkanmu mengontrol arahnya. Ketika melakukan dribbling dengan kaki bagian dalam, usahakan bola tetap berdekatan dengan kakimu. (....) ketika melakukan dribbling usahakan kepalamu tetap tegak dan mata terpusat ke lapangan di depanmu dan jangan terpaku pada kaki. 2) Dribbling menggunakan Kura-kura kaki bagian Penuh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 Dalam beberapa situasi Anda tidak perlu melakukan dribble bola dengan kontrol yang rapat. Semuanya tergantung bagaimana kondisi yang dihadapi, terkadang mengiring bola dengan kecepatan penuh merupakan cara yang lebih efektif untuk menciptakan peluang. Dribbling menggunakan kura-kura kaki bagian penuh memungkinkan pemain dapat membawa bola dengan cepat. Dan cara tersebut hanya dapat digunakan apabila di depan terdapat daerah yang bebas dari lawan cukup luas. Sehubungan tata cara melakukan dribbling menggunakan kura-kura kaki bagian penuhini,Sukatamsi (1984: 161)
kaki sama
dengan posisi dalam menendang bola dengan kura-kura kaki penuh. Kaki yang digunakan untuk menggiring bola sesuai dengan irama langkah lari tiap langkah dengan kura-kura penuh bola didorong bergulir ke depan dekat kaki . 3) Dribbling menggunakan Kura-kura Kaki bagian Luar Tata cara melakukan teknik ini menurut Sukatamsi (1984:161) yaitu: 1) Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi kaki dalam menendang bola dengan kura-kura kaki sebelah luar. 2) Setiap langkah secara teratur dengan kura-kura kaki bagian luar kaki kanan atau kaki kiri mendorong bola bergulir ke depan, dan bola harus selalu dekat dengan kaki. 3) Pada saat menggiring bola kedua lutut selalu sedikit ditekuk, waktu kaki menyentuh bola pandangan pada bola, dan selanjutnya melihat situasi lapangan. d. Menyundul Bola Penggunaan kepala dalam sepak bola memang diperbolehkan, namun perlu diperhatikan pula bahwa melakukan heading/ menyundul bola menurut penelitian terdapat kemungkinan fatal yang bisa diakibatkan. Maka dari itu untuk melakukan heading tekniknya tidak boleh salah, karena resiko yang sangat besar tersebut. Meski dari beberapa situasi menyundul bola saat posisi bertahan, shootinigke gawang, mengoper,dan lain lain terlihat menggunakan teknik yang berbeda, namun pada prinsipnya sama.Widdows & Buckle (1982 : 9) menyatakan -asas menyundul bola sama saja, apakah anda sedang bertahan atau menyerang. Pertama lekatkan pandangan anda pada bola sampai saat mengenainya. atkan perhatian sehingga tak terkecoh lagi oleh perubahan arah bola pada saat-saat terakhir. Kedua, hantamlah semantap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 mungkin dengan menggunakan bagian tengah dahi anda bagian itu keras dan relatif rata. Kettiga, kencangkan otot-oto leher anda untuk membantu mengurangi ketegangan pada waktu kena hantaman. Keempat, seperti pada setiap cara menghantam bola, timing-nya harus tepat; bola itu tak pernah merupakan sasaran yang diam saja seperti kalau berada di atas tanah, kadang-kadang, menuju ke kepala anda pun tidak. Jelaslah bahwa anda harus berusaha supaya bola itu mengenai kepala anda dengan posisi
Gambar 12. Heading (Widdows & Buckle, 1982 : 43) e. Melempar Bola Penggunaan tangan dalam sepak bola memang sangat dibatasidalam pertandingan, termasuk kiper yang boleh selalu menggunakan tangan dalam kondisi yang telah ditulis dalam peraturan, namun penggunaan tangan itu hanya dapat dilakukan selama di daerah penalti daerahnya sendiri. Pemain selain kiperpun dapat menggunakan tangannya dalam bermain sepak bola, yaitu saat terjadi throwin/ lemparan ke dalam. Throwin terjadi ketika bola keluar melewati garis pinggir atau garis tepi. Penggunaan Throwin yang benar dapat menciptakan peluanguntuk mengontrol bola dan mencetak gol selama pertandingan.Throwin memiliki beberapa keuntungan Mielke (2007: 39) menyatakan: lemparan ke dalam yang kuat yang sangat kuat dapat mendorong bola dari garis pinggir ke tengah-tengah lapangan, menyusuri sisi lapangan, atau kedepan gawang.Lemparan ke dalam biasanya lebih mudah dikontrol daripada tendangan dan memungkinkan pemain yang menerima bola untuk mengambil dan Mielke (2007: 40) juga menjelaskan tata cara melakukan throwin yaitu: (...) peganglah bola dengan kuat menggunakan jari-jari dan ibu jari secara melebar di seluruh permukaan bola. Kedua ibu jari dan kedua jari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28 kepalamu. Lengkungkan punggungmu. Rentangkan tanganmu ke belakang tubuh. Ayunkan bola ke depan dan lepaskan didepan tubuhmu.
Gambar 13. Throw in (Widdows & Buckle, 1982 : 96) f. Gerak Tipu dengan Bola Gerak tipu dilaksanakan apabila seorang pemain sedang menguasai bola berusaha melewati lawan dengan melakukan gerakan yang tidak sebenarnya, sehingga lawan mengira bahwa gerakan tersebut adalah gerakan yang sebenarnya (Sukatamsi 1984: diseragamkan, karena sangat terrgantung pada kecakapan atau keterampilan
g. Merampas atau Merebut Bola Merampas bola (tackling) ialah teknik merampas bola dari lawan yang sedang menguasai bola (Sukatamsi, 1984: 191). Luxbacher (2004: 53) menjelaskan ada tiga teknik dasar tackle yaitu: 1) Block tackle 2) Poke tackle 3) Slide tackle
h. Teknik-teknik Khusus Penjaga Gawang Penjaga gawang dalam permainan sepak bola memikul beban tanggung jawab yang sangat besar. Karena penampilan seorang penjaga gawang dapat menyebabkan tim mengalami kekalahan atau malah menambah kepercayaan diri satu tim. Kepercayaan kepada kiper diperoleh dari penguasaan dasar-dasarnya dengan tepat setiap kali bermain. Sukatamsi (1984: 198-199) membagi teknik khusus penjaga gawang terdiri dari: 1) Sikap dalam keadaan siaga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9)
Teknik menangkap bola bawah atau bergulir Menangkap bola dari atas Meninju bola Menepis bola Menerkam bola Melayang menangkap bola Melempar bola Menendang bola
Meski banyak sekali teknik-teknik yang digunakan untuk mengatasi setiap situasi tendangan,namun pada dasarnya harus ada asas-asas yang harus diketahui penjaga gawang. Menurut Widdows &Buckle (1982: 53) ada beberapa asas dasar yang benar-benar merupakan peraturan-peraturan bagi penjaga gawang yaitu: 1) Lekatkan mata pada bola. 2) Tempatkan sebanyak mungkin badan anda di belakang bola. 3) Kendurkan bagian badan yang akan digunakan menangkap bola pada bola. 4) Jangan menjangkau bola dengan cara membungkuk atau menukik kalau anda dapat menggerakkan kaki dan menempatkan badan pada posisinya. 5) Tangkaplah bola itu, bukan meninju, menampel atau menepisnya lewat, di mana hal itu memungkinkan. 6) Jadikanlah wilayah di sekitar gawang itu milik pribadi anda. Milikilah sendiri. Kuasai, jagalah. 6. Kelompok Umur Kemampuan anak-anak tentu saja berbeda dengan orang dewasa, anakanak tentu masih mengalami perkembangan rohani dan perkembangan jasmani, maka dari itu perlu adanya pengelompokan menurut tingkatan umur. Sukatamsi (1984: 13) mengelompokkan menjadi lima kelompok yaitu: 1) 2) 3) 4) 5)
Kelompok umur 7 9 tahun (SD kelas I III) Kelompok umur 10 12 tahun (SD kelas IV VI) Kelompok umur 13 15 tahun (SMTP) Kelompok umur 16 18 tahun (SMTA) Kelompok umur 19 tahun keatas
Pedoman dasar PSSI tentang kompetisi dan pertandingan (2004: bab IV pasal 28 ayat 1) juga menerangkan:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 Kompetisi yang diselenggarakan oleh PSSI di dalam negeri terdiri dari ; a. Divisi utama yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain yang berstatus non amatir. b. Divisi satu yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain yang berstatus nonamatir. c. Divisi dua yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain yang berstatus non amatir. d. Divisi tiga yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain yang berstatus amatir. e. Kelompok umur yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain: 1. Dibawah usia 15 tahun (U-15) 2. Dibawah usia 17 tahun (U-170 3. Dibawah Usia 19 tahun (U-19) 4. Dibawah usia 23 tahun (U-23) (e1) sampai dengan (e4) pemain yang berstatus amatir f. Sepakbola Wanita g. Futsal. Pedoman dasar PSSI tentang kelompok usia pemain amatir (2004: bab VII pasal 32) juga menerangkan: Dalam pembinaan pemain amatir PSSI mengenal klasifikasi pemain dalam kelompok usia : a. Dibawah usia 15 tahun b. Dibawah usia 17 tahun c. Dibawah usia 19 tahun d. Dibawah usia 23 tahun Untuk dapat mengembangkan kemamapuan atlet secara maksimal, perlu juga diketahui perkembangan motor anak pada umur-umur tertentu. 6 sampai 11 tahun (kelompok usia muda): kemampuan fisik masih terbatas. Misalnya tingkat usia 6-8 tahun waktu reaksi masih lambat, koordinasi mata-tangan rendah, struktur jaringan otot masih peka terhadap cedera. Namun anak-anak pada kelompok ini menyenangi dan cukup toleran terhadap kegiatan bersifat daya tahan erobik (...) pada tingkat usia 11 sampai 15 tahun (kelompok usia menengah): Pertumbuhan fisik masih bervariasi. Ukuran tubuh bisa menyerupai orang dewasa, tetapi kekuatan otot tidak sama. Pada tingkat usia ini bisa terjadi perubahan perilaku yang disebabkan oleh proses adaptasi terhadap kehidupan sosial, psikologis, dan perubahan fisiologis tubuh. Pada umumnya anak-anak pada tingkat usia ini sudah bisa diberikan instruksi dan strategi permainan yang lebih rumit. (...) 15 sampai 18 tahun (kelompok usia menjelang dewasa): pertumbuhan fisik mulai stabil. Pertumbuhan dan perkembangan otot mulai tampak pada usia 17 tahun, sedangkan kekuatan otot masih akan meningkat sampai usia 20 tahun. (Hoedaya, 2006: 18-19)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31 Bagi seorang atlet, sampai dengan usia 15 tahun merupakan saat dimana para pemain harus benar-benar menguasai teknik dasar sepak bola. Hal ini dikarenakan bagi anak laki-laki umur 6-9 tahun merupakan saat mempelajari keterampilan gerak secara umum, 9-12 tahun saat mulai mulai keterampilan dasar olahraga tertentu, 12-15 tahun saat mempelajari keterampilan tekhnik dan taktik olahraga tertentu, 15-18 tahun adalah saat untuk meningkatkan kemampuan fisik dan pengalaman bertanding, 18 ke atas adalah saat puncak anak berlatih untuk mencari kemenangan. 7. Norma Keterampilan Dasar Sepak Bola Di dalam olahraga terdapat nilai yang terkandung,adapun pengertian nilai itu sendiri adalah suatu skor atau anggapan sesuatu tentang apa yang dianggap baik atau apa yang dianggap buruk. Norma atau kaidah adalah ketentuan-ketentuan yang menjadi pedoman dan panduan dalam bertingkah laku di kehidupan masyarakat. Norma berisi anjuran untuk berbuat baik dan larangan untuk berbuat buruk dalam bertindak sehingga kehidupan ini menjadi lebih baik. Norma adalah kaidah, ketentuan, aturan, criteria, atau syarat yang mengandung nilai tertentu yang harus dipatuhi oleh warga masyarakat di dalam berbuat, dan bertingkah laku sehingga terbentuk masyarakat yang tertib, teratur dan aman. Akhinayasrin (2011 : 11)
Disamping sebagai pedoman atau
panduan berbuat atau bertingkah laku. Norma juga dipakai sebagai tolak ukur di dalam mengevaluasi perbuatan seseorang . Norma selalu berpasangan dengan sanksi, yaitu suatu keadaan yang dikenakan kepada si pelanggar norma. Si pelanggar norma harus menjalani sanksi sebagai akibat atau tanggung jawabnya atas perbuatan itu. Adapun wujud, bentuk, atau jenis sanksi itu harus sesuai atau selaras dengan wujud, bentuk, dan, jenis normanya. Untuk mengukur suatu tingkat keterampilan atau keahlian seseeorang dalam mengukur sesuatu diperlukan sesuatu norma sehingga dapat lebih mudah dipahami. Hoetomo (2005: 349) juga menjelaskan norma ialah suatu ukuran untuk menentukan sesuatu,. Jadi yang dimaksud norma keterampilan dasar sepak bola
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32 adalah suatu ukuran untuk menentukan tingkat keterampilan dasar bermain sepak bola. Teknik dasar sepak bola dibagi menjadi dua yaitu teknik dasar tanpa bola dan teknik dasar dengan bola. Untuk mengetahui tingkat keterampilan dasar seorang anak usia 15 tahun ke bawah dapat dilakukan melalui beberapa macam test. Salah satunya tes keterampilan bermain sepak bola oleh Norbert Romagalski dan Ernst G. Degel dalam Sukatamsi (1984: 253-260). Adapun macam testnya yaitu: a. Menimang-nimang bola (jugling) b. Menendang bola dengan kaki dalam. c. Menendang bola dengan kura-kura kaki bagian dalam. d. Menendang bola dengan kura-kura kaki penuh. e. Menyondol bola. f. Menggiring bola. g. Melempar bola. h. Latihan kombinasi.
B. Kerangka Pemikiran Salah satu bentuk pembinaan untuk menghasilkan atlet yang berprestasi adalah dengan mengadakan suatu kompetisi, baik dalam skala besar maupun kecil. Saat ini suatu kompetisi dalam olahraga sepak bola memiliki beberapa bentuk salah satunya ialah bentuk Liga. Salah satu kompetisi berbentuk LIGA yang diadakan di Solo adalah TOURNAMENT LIGA BOCAH 2012 PIALA PERSIS SOLO Se JAWA Kelahiran 1999. Untuk dapat berkompetisi dengan baik tentu perlu diadakan pembinaan berupa pelatihan. Di usia dini pelatihan yang dilakukan haruslah berpusat pada penguasaan keterampilan dasar. Hal ini dikarenakan penguasaan keterampilan dasar sangat berpengaruh pada mutu permainan yang merupakan salah satu faktor yang menentukan menang atau kalahnya suatu kesebelasan dalam suatu pertandingan. Hal ini membuktikan bahwa penguasaan teknik dasar merupakan salah satu faktor terpenting dalam permainan sepak bola.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 Tiap tim pasti memiliki kemampuan yang berbeda kemampuan teknik dasarnya,bahkan dalam tim yang sama
tentu para pemain memilki tingkat
kemampuan yang berbeda, yang tentunya dapat mempengaruhi perkembangan kemampuan para siswanya. Meski dalam memanagemen anak-anak didiknya sudah terorganisir, dan dalam hal prestasi dari beberapa SSB di Solo bisa dibilang membanggakan namun tidak sedikit dari pelatih-pelatih di Solo yang belum memberikan perhatian penuh akan pentingnya perkembangan kemampuan teknik dasar para siswanya sebelum menghadapi suatu kompetisi, hal ini dapat dilihat dari tidak adanya pelatih yang melakukan tes kemampuan dasar teknik sepak bola para siswanya untuk melihat perkembangan atau kemampuan anak hasil dari latihan selama ini, padahal tidak dapat disangkal pemain yang memiliki teknik dasar yang baik cenderung dapat bermain sepak bola dengan baik pula. Padahal tingkat penilaian keterampilan dasar ini dapat menjadi barometer anak didik yang tentu saja dapat memberikan gambaran bagi para pelatih tentang anak didiknya sehingga pelatih dapat memacu kemampuan anak dengan tujuan yang jelas sebelum menghadapi suatu kompetisi khususnya Tournament Liga Bocah 2012 Piala Persis Solo Kelahiran 1999 Se Jawa. Untuk mengetahui tingkat keterampilan dasar seorang anak usia 15 tahun ke bawah dapat dilakukan melalui beberapa macam test. Adapun macam testnya yaitu: a. b. c. d. e. f. g. h.
Menimang-nimang bola (jugling) Menendang bola dengan kaki dalam. Menendang bola dengan kura-kura kaki bagian dalam. Menendang bola dengan kura-kura kaki penuh. Menyondol bola. Menggiring bola. Melempar bola. Latihan kombinasi. Untuk memperoleh data dilakukan suatu tes dan pengukuran yang
kemudian data dari hasil test dan pengukuran yang telah dilakukan, data disusun menjadi sebuah norma. Dari hasil tersebut maka akan diperoleh tingkat keterampilan dasar sepak bola SSB liga bocah 2012 piala Persis Solo kelahiran 1999 se Kota Surakarta tahun 2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian Untuk
memperoleh
keterangan
yang
diperlukan,
penelitian
ini
dilaksanakan di lapangan tempat masing-masing SSB biasa berlatih yaitu: Tabel 1. Data Tempat SSB Se Kota Surakarta Nama SSB Alamat lapangan SSB Mars Solo
Lapangan Alun-alun kidul, Semanggi
SSB Solo United
Lapangan Makam Haji
SSB Alwathoni
Lapangan Sriwaru
SSB Madya Pemda
Lapangan Kartopuran
SSB New Pelita
Lapangan Kota Barat
SSB 7.4 MU Semanggi
Lapangan Losari Semanggi
SSB Angkasa Solo
Lapangan Auri, Colomadu
SSB Tunas Tirta
Lapangan Baturan
2. Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada pertengahan bulan Mei 2012 sampai dengan Akhir bulan Mei 2012. Tabel 2. Jadwal Pengambilan Data NO
Nama SSB
Tanggal
Waktu
1
SSB Al Wathoni
15.00
selesai
16 Mei
2
SSB Mars Solo
15.00
selesai
17 Mei
3
SSB Solo United
15.00
selesai
18 Mei
4
SSB 7.4 MU
15.00
selesai
19 Mei
5
SSB Angkasa Solo
15.00
selesai
25 Mei
6
SSB Madya Pemda
15.00
selesai
26 Mei
commit to user 34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 7
SSB Tunas Tirta
15.00
selesai
28 Mei
8
SSB New pelita
15.00
selesai
30 Mei
B. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan ialah diskriptif Normative survey. Metode diskriptif ialah metode penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai fenomena-fenomena atau situasi yang aktual atau yang ada pada saat penelitian berlangsung. JR. Thomas, JK. Nelson & SJ. Silverman (2005:284) menjelaskan Normative survey tidak digambarkan dalam metode penelitian yang selama ini sudah banyak ada. Sama dengan namanya metode ini melibatkan penentuan norma untuk kemampuan, performa, keyakinan dan sikap. Pendekatan yang digunakan adalah sampel pada orang yang berbeda usia, jenis kelamin dan kategori lain yang dipilih dan diukur. Tahap dalam Normative survey biasanya sama dengan kuisioner, perbedaannya yaitu cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Peneliti memilih tes yang paling layak untuk mengukur performa atau kemampuan yang diinginkan, seperti komponen pada kondisi fisik.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah 144 siswa SSB peserta Liga Bocah 2012 Piala Persis Solo Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012. 2. Sampel Penelitian Sampel penelitian ini berjumlah berjumlah 144 siswa yang terdiri atas 18 anak dari 8 SSB yaitu pada SSB Mars Solo, SSB Solo United, SSB Al Wathoni, SSB Madya, SSB New Pelita, SSB 7.4 MU Semanggi, SSB Angkasa Solo, SSB Tunas Tirta. seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi".
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 D. Teknik Pengumpulan Data Untuk dapat mengumpulkan data yang dibutuhkan harus menggunakan suatu alat ukur yang sering disebut dengan instrumen penelitian. Arikunto Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Suatu instrumen penelitian harus valid. Instrumen pengukuran dalam penelitian ini merupakan instrumen penelitian yang di dalamnya mengandung validitas isi. Suatu instrumen pengukuran memiliki validitas isi sampai pada taraf bahwa instrumen itu mengukur sampai pada kapasitas sesuai dengan kesimpulan yang ingin ditarik. Validitas logik ditentukan oleh pengujian yang akan diukur dan menetapkan apakah instrumen itu dalam kenyataannya mengukur kapasitas yang dimaksud. Agar penelitian ini mempunyai tingkat reliabel yang tinggi maka penelitian ini dilakukan 2 kali yaitu test dan retest. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini dilakukan tes dan pengukuran yang terdiri dari beberapa tes keterampilan bermain sepak bola untuk umur 10-14 tahun oleh Norbert Romagalski dan Ernst G. Degel (dalam Sukatamsi, 1984:253-260). Adapun macam testnya yaitu: a. b. c. d. e. f. g. h.
Menimang-nimang bola (jugling) Menendang bola dengan kaki dalam. Menendang bola dengan kura-kura kaki bagian dalam. Menendang bola dengan kura-kura kaki penuh. Menyondol bola. Menggiring bola. Melempar bola. Latihan kombinasi.
E. Teknik Analisis Data Peneliti mengumpulkan dan menganalisis data dari survei dengan beberapa metode norma seperti persen, dan kemudian membuat norma untuk kategori yang berbeda pada umur, jenis kelamin, dan lain-lain. Teknik analisis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 data yang digunakan dalam penelitian ini ialah uji reliabilitas, menghitung t-score dan menyusun norma. Adapun langkah-langkah dari analisis data sebagai berikut : 1. Uji Reliabilitas Menentukan Reliabilitas menggunakan ANAVA. Reliabilitas =
dengan R =
2. Menghitung T-score a. b. c. d.
Langkah-langkah : Mencari angka tertinggi (AT) Mencari angka terendah (AR) Mencari Range (R=AT-AR) Mencari kelas interval (ki) BK= 1+ 3,3 log n (rumus sturgess dalam Riduwan 2003 : 121)
e. Menentukan interval (i) / P i (Riduwan 2003 : 121) f. Mencari angka pertama ( ) = g. Membuat tabel kerja untuk mencari T-skor 3. Menyusun Norma Nilai t-score yang diperoleh dari seluruh item tes tiap sampel dijumlah, kemudian hasil yang dicapai tersebut disusun dalam norma penilaian, dengan rentangan 4 SD. Penetapan rentangan tersebut karena jumlah sampel yang digunakan adalah 162 anak. Hal ini sesuai pendapat Garret H.E (1996:208) bahwa pembagian rentangan adalah: N: 10
Range
2.0 SD
N: 50
Range
2.5 SD
N: 200
Range
3.0 SD
N: 1000
Range
3.5 SD
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 Menyusun Norma Langkah-langkah : a. Mencari angka tertinggi (AT) b. Mencari angka terendah (AR) c. Mencari Range (R=AT-AR) d. Mencari kelas interval (ki)/menentukan banyaknya kelas BK= 1+ 3,3 log n (rumus sturgess dalam Riduwan 2003 : 188) e. Menentukan interval (i) i f. Mencari angka pertama ( ) = g. Membuat tabel kerja untuk menyusun Norma Hasil Tes Keterampilan Dasar. h. Tetapkan norma dari hasil P masing-masing. Disusun norma dengan 4 kategori, maka jaraknya:
i. Tetapkan persen untuk masing-masing klasifikasi.
-1,25 SD
0 SD
+1,25 SD
P= P= P= j. Mencari P yang ditentukan dengan rumus: Px =Bt + k. Tabel kategori norma (Atmojo, 2008:97-104)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Dalam bab ini disajikan mengenai hasil penelitian. Penyajian penelitian ini berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap data keterampilan dasar sepak bola SSB Liga Bocah 2012 Piala Persis Solo Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012. Data yang diperoleh dari penelitian dikelompokkan dan dianalisis dengan statistik, seperti terlihat dalam lampiran. Adapun deskripsi data lapangan secara keseluruhan disajikan dalam bentuk tabel seperti berikut: Tabel 3. Deskripsi Data Lapangan Hasil Tes Keterampilan Dasar Sepak Bola Pada Siswa SSB Liga Bocah 2012 Piala Persis Solo Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012. Hasil Tes Jumlah Item Hasil RataHasil Hasil Anak rata Tertinggi Terendah Menimang-nimang bola (juggling)
1924 13,36
37
5
686
4,76
9
0
470
3,26
7
0
566
3,93
8
0
Menyondol bola (heading)
585
4,06
9
0
Menggiring bola (dribbling)
3911 27,16
20
36
Melempar bola (throw)
1493 10,37
14
8
Latihan Kombinasi.
690
7
0
Menendang
bola
dengan
kaki
dalam (passing) Menendang bola dengan kura-kura kaki bagian dalam (long pass) Menendang bola dengan kura-kura kaki penuh (shooting)
144 anak
commit to user 39
4,79
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40 Setelah data lapangan diperoleh kemudian data diolah menggunakan teknik analisis data untuk dicari nilai T-scorenya. Adapun deskripsi data T-score secara keseluruhan disajikan dalam bentuk tabelseperti berikut: Tabel 4. Deskripsi Data T-Score Hasil Tes Keterampilan Dasar Sepak Bola SSB Liga Bocah 2012 Piala Persis Solo Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012. Hasil Tes Jumlah Item Rata- T-Score T-Score Anak T-Score rata Tertinggi Terendah Menimang - nimang bola 7356
51,08
77
36
7177
49,84
75
25
7198
49,97
71
35
7181
49,87
77
25
Menyondol bola (heading)
7014
48,71
75
35
Menggiring bola (dribbling)
7185
49,90
70
16
Melempar bola (throw)
7170
49,79
70
36
Latihan Kombinasi.
7130
49,51
70
36
57411
398,67
585
244
398,69
2,77
4,06
1,69
(juggling) Menendang
bola
dengan
kaki dalam (passing) Menendang
bola
dengan
kura-kura kaki bagian dalam (long pass)
144
Menendang
bola
dengan
kura-kura
kaki
penuh
anak
(shooting)
Rata-rata
Adapun hasil uji tingkat keajegan/ reabilitas hasil tes yang telah dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 5. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data No
Variabel
Reabilitas
1
Juggling
0,96
commit to user
Kategori Sangat Tinggi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41 2
Passing
0,91
Sangat Tinggi
3
Longpass
0,93
Sangat Tinggi
4
Shooting
0,92
Sangat Tinggi
5
Heading
0,91
Sangat Tinggi
6
Dribbling
0,89
Tinggi
7
Throw
0,97
Sangat Tinggi
8
Latihan kombinasi
0,90
Sangat Tinggi
Adapun dalam mengartikan kategori koefisien reabilitas tes tersebut menggunakan pedoman tabel koefisien dari Kirkendal D.R, Gruber J.J, Johnson R.E (dalam Ismaryati, 2008: 31), yaitu : Tabel 6. Tabel Range Kategori Reliabilitas Kategori
Reliabilitas
Sangat Tinggi
0,90-1,00
Tinggi
0,80-0,89
Cukup
0,60-0,79
Jelek (tidak dapat diterima)
0,00-0,59
B. Hasil Analisis Data Dalam hasil dari analisis data hasil tes kemampuan dasar sepak bola ini. Selanjutnya melakukan analisis dengan menyusun norma klasifikasi tingkat keterampilan dasar sepak bola. Adapun hasil pengklasifikasian dan penyusunan norma penilaian terhadap nilai total keterampilan dasar sepak bola pada siswa SSB kelahiran 1999 peserta Liga Bocah Piala Persis Solo Se Kota Surakarta Tahun 2012 yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 7. Norma Keterampilan Dasar Sepak Bola pada SSB Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012. No
Nilai
1
Kategori Baik (A)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 2
393
442
Sedang (B)
3
346 -392
Cukup (C) Kurang (D)
4
Kemudian kemampuan keterampilan dasar sepak bola pada SSB Liga Bocah 2012 Piala Persis Solo Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012. dicocokkan dengan hasil norma tersebut diatas. Hasil pencocokan dapat terlihat dalam tabel di bawah ini. Tabel 8. Norma Hasil Keterampilan Dasar Sepak Bola Kelahiran 1999 di SSB Se Kota Surakarta Kategori Jumlah Jumlah (%) Baik (A)
17
11,81
Sedang (B)
66
45,83
Cukup (C)
50
34,72
Kurang (D)
11
7,64
Gambar 14. Diagram Data Hasil Tes Keterampilan Dasar Sepak Bola SSB Liga Bocah 2012 Piala Persis Solo Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012. Dari hasil pencocokan antara norma yang telah dibuat dengan kemampuan teknik dasar sepak bola SSB Liga Bocah 2012 Piala Persis Solo Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012, dapat dilihat bahwa dari 144 anak, anak yang memiliki kemampuan berkategori baik yaitu sebesar 12 % = 17 anak, kategori
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43 sedang 46 % = 66 anak, cukup 35 % = 50 anak, kurang 8 % = 11 anak. Dari hasil tersebut di atas dapat disimpulkan sebagian besar kemampuan teknik dasar sepak bola kelahiran 1999 di SSB Se Kota Surakarta ialah berkategori sedang. Sehingga, para pelatih perlu meningkatkan latihan kemampuan siswanya agar mendapatkan prestasi dan hasil yang maksimal dalam mengikuti suatu kompetisi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah diungkapkan pada BAB IV, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari hasil pengambilan data kemampuan keterampilan dasar sepak bola pada SSB Liga Bocah 2012 Piala Persis Solo Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta tahun 2012 dapat disusun norma dengan kategori yaitu : a) Baik (12 %) yang berjumlah 17 anak, dengan rata-rata score senilai 460,5. b) Sedang (46 %) yang berjumlah 66 anak dengan rata-rata score senilai 401,54. c) Cukup (35 %) yang berjumlah 50 anak, dengan rata-rata score senilai 361,44. d) Kurang (8 %) yang berjumlah 11 anak, dengan rata-rata score senilai 323,63. Total dari keseluruhan berjumlah 144 anak dengan rata-rata score senilai 470,36. 2. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa tingkat kemampuan keterampilan teknik dasar sepak bola SSB Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012 dalam kategori sedang yaitu dengan rata-rata score senilai 401,54.
B. Implikasi Dari hasil penelitian ini dapat disusun norma keterampilan sepak bola SSB Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012, sesuai dengan kemampuan siswa di SSB yang bersangkutan. Berdasarkan hasil penelitian norma keterampilan dasar sepak bola SSB Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012, implikasinya ialah: 1. Memberikan penilaian terhadap tingkat keterampilan dasar sepak bola siswa SSB Kelahiran 1999 yang dapat digunakan sebagai pedoman yang sesuai.
commit to user 44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45 2. Pelatih SSB Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012 dapat melihat norma keterampilan dasar sepak bola SSB Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012 yang disusun berdasarkan penelitian yang telah dilakukan. 3. Masing-masing pelatih tiap SSB dapat mengetahui tingkat kemampuan anak didiknya sehingga dapat membantu para pelatih dalam membuat suatu keputusan yang nantinya dapat dipergunakan untuk persiapan menghadapi suatu kompetisi. 4. Norma penilaian keterampilan dasar sepak bola SSB Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012 yang telah dibuat dapat dipakai sebagai acuan terhadap pelatih SSB di Surakarta untuk meningkatkan keterampilan anak didiknya.
C. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas maka saran yang dapat peneliti berikan antara lain: 1. Keterampilan dasar dalam permainan dasar sepak bola pada dasarnya dapat dimiliki serta dikuasai pemain secara maksimal melalui latihan-latihan yang diprogram
dan
direncanakan
dengan
baik
serta
didukung
dengan
pertandingan-pertandingan yang terencana. Dalam memberikan latihan keterampilan dasar agar dapat lebih mudah dipahami dan dikuasai oleh pemain, maka pemberian latihan ini harus diberikan sejak usia dini. 2. Dalam pelaksanaan latihan para pemain hendaknya tidak meninggalkan prinsip-prinsip latihan
diantaranya
penambahan
beban,
pengulangan,
meningkat, disesuaikan dengan cabang olahraganya dan memiliki target. 3. Untuk peneliti selanjutnya hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan terutama penelitian yang berkaitan dengan keterampilan dasar sepak bola.
commit to user