Tingkat Keterampilan Teknik Dasar Bermain Sepakbola Peserta Ekstrakurikuler Sepakbola Di SMP Negeri Se Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap…..(Yudit Adi Kurniyanto)
3
TINGKAT KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP NEGERI SE KECAMATAN SAMPANG KABUPATEN CILACAP TAHUN 2016 Oleh: Yudit Adi Kurniyanto, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta Email:
[email protected]
Abstrak Permasalahan penelitian ini tentang rendahnya tingkat keterampilan teknik dasar bermain sepakbola peserta ekstrakurikuler sepakbola di SMP Negeri se- Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa baik tingkat keterampilan teknik dasar bermain sepakbola peserta ekstrakurikuler di SMP Negeri se Kecamatan Sampang, Kabupaten Cilacap. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survey menggunakan tes Instrumen pengembangan David Lee yang telah dikembangkan oleh Subagyo Irianto (2010: 10). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa peserta ekstrakurikuler sepakbola peserta di SMP Negeri se-Kecamatan Sampang yang berjumlah sebanyak 65 anak. Untuk menganalisis data digunakan statistik deskriptif dengan persentase. Tingkat keterampilan teknik dasar bermain sepakbola peserta ekstrakurikuler sepakbola di SMP Negeri seKecamatan Sampang, Kabupaten Cilacap yang masuk kedalam kategori baik sekali sebanyak 8 siswa atau sebesar 12,31 %, kategori baik sebanyak 17 siswa atau sebesar 26,15 %, kategori cukup sebanyak 32 siswa atau sebesar 49,24 % dan pada kategori kurang sebanyak 4 siswa atau sebesar 6,15 % dan pada kategori kurang sekali sebanya 4 siswa atau sebesar 6,15 %.
Kata Kunci : Tingkat Keterampilan, Sepakbola dan Peserta Ekstrakurikuler Sepakbola SMP Negeri Se Kecamatan Sampang.
THE SKILL LEVEL OF PLAYING FOOTBALL BASIC TECHNIQUES OF EXTRACURRICULAR FOOTBALL STUDENTS IN ALL SAMPANG CILACAP STATE JUNIOR HIGH SCHOOL By: Yudit Adi Kurniyanto Email :
[email protected]
Abstract The problem of this research is about low level of basic technique of playing football of extracurricular football students in all-Sampang Cilacap State Junior High School. The aim of this research is: to find out how well the skill level of basic technique of extracurricular football students in all-Sampang Cilacap state junior high school. The kind of this research is descriptive research with survey method using David Lee development instrument test which has been developed by Subagyo Irianto (2010:10). The subject of this research is extracurricular football students in all-Sampang Cilacap state junior high school, as much as 65 students. The writer uses descriptive statistic method with percentages to analyze the data. The skill level of playing football basic technique of extracurricular football students in all-Sampang Cilacap State Junior High School who includes to the advances category is 8 students or 12,31%, good category is 17 students or 26,15%, sufficient category is 32 students or 49,24 %, poor category is 4 students or 6,15 % and very poor is 4 students or 6,15 %.
Key words: The level of skill, Football and The extracurricular football students of all-Sampang Cilacap State Junior High School
Tingkat Keterampilan Teknik Dasar Bermain Sepakbola Peserta Ekstrakurikuler Sepakbola Di SMP Negeri Se Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap…..(Yudit Adi Kurniyanto) PENDAHULUAN
4
2
Sepakbola merupakan salah satu olahraga yang menarik dan sangat digemari orang di seluruh dunia. Semua orang suka dengan olahraga ini, baik orang tua, dewasa hingga anak-anak. Permainan tersebut membangkitkan emosi dan keinginan yang berbeda dibandingkan olahraga lainnya. Dalam masyarakat global sepakbola tidak dapat dipisahkan oleh perbedaan dan warna kulit, tidak terikat oleh umur, jenis kelamin, agama, kebudayaan, dan batasan etnik. Olahraga sepakbola menjadi menarik karena kedua tim saling beradu taktik untuk menciptakan gol sebanyak mungkin ke gawang lawan Selain itu, pemain harus mampu berlari beberapa kilometer dalam satu pertandingan dan menanggapi berbagai situasi permainan dengan cepat. Pemain juga harus memahami taktik individu, kelompok dan beregu. Keterampilan untuk memenuhi semua tantangan ini menentukan penampilan dalam bermain sepakbola. Permainan sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang diajarkan di sekolah dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan juga dapat membantu siswa untuk memperbaiki derajat kesehatan dan kebugaran jasmani melalui pengenalan, pemahaman sikap positif, keterampilan gerak dasar, serta berbagai aktivitas jasmani. Semua hal tersebut dapat memacu perkembangan, sistem peredaran darah, pencernaan, dan pernafasan, serta meningkatkan kesehatan, kebugaran jasmani dan keterampilan gerak dasar siswa. Di kecamatan Sampang terdapat dua SMP Negeri yaitu SMP Negeri 1 Sampang dan SMP Negeri 2 Sampang. SMP Negeri 1 Sampang terletak di Jalan Tugu Timur No.34 Sampang-Cilacap, sedangkan SMP Negeri 2 Sampang terletak di Jalan Merdeka No.81 Paketingan Sampang-Cilacap. Sekolah tersebut merupakan sekolah yang mengajarkan mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Salah satu cabang olahraga yang diajarkan adalah sepakbola. Sepakbola dalam Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan masuk dalam ruang lingkup pertama yaitu permainan dan olahraga. Olahraga dalam bentuk
permainan contohnya gobak sodor yang mengutamakan eksplorasi gerak. Kemudian olahraga yang mengutamakan kemampuan lokomotor dan non lokomotor yaitu atletik, kasti, rounders, kippers, sepakbola, bolabasket, bolavoli, tenis meja, tenis lapangan, bulutangkis, beladiri, serta aktivitas lainnya. Secara umum siswa SMP Negeri di kecamatan Sampang kabupaten Cilacap memiliki keterampilan yang berbeda-beda dalam melakukan aktivitas jasmani, dalam hal ini adalah pemainan sepakbola. Permainan ini memang termasuk salah satu permainan yang populer di SMP Negeri seKecamatan Sampang, banyaknya minat siswa putera dalam permainan sepakbola maka pihak sekolah SMP Negeri 1 Sampang dan SMP Negeri 2 Sampang membuat wadah berupa ekstrakurikuler sepakbola yang bertujuan meningkatkan kesegaran jasmani serta mengembangkan bakat dan potensi siswa. Minat Siswa dalam mengikuti ekdtrakurikuler sepakbola cukup tinggi, ini terbukti dari hasil observasi yang dilakukan penilis pada tanggal 7dan 9 juni 2016. Jumlah siswa SMP Negeri sekecamatan Sampang yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola mencapai 75 siswa ,dengan rincian 39 siswa di SMP Negeri 1 Sampang dan 36 siswa dari SMP Negeri 2 Sampang. Ekstrakurikuler olahraga permainan sepakbola merupakan salah satu sarana untuk membentuk kepribadian siswa, meningkatkan kebugaran jasmani siswa, serta sebagai wadah menyalurkan bakat dan minat untuk meraih sebuah prestasi. Di SMP Negeri 1 Sampang diadakan ekstrrakurikuler sepakbola setiap hari Selasa pukul 15.00 WIB dan dilatih oleh Bapak Wari, S.Pd selaku guru Penjas. Sedangkan di SMP N 2 Sampang setiap hari kamis pukul 15.00 WIB dan dilatih oleh Bapak Rifqi Rosyid, S.Pd. Jas selaku guru Penjas. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis pada tanggal 7dan 9 juni berikut adalah sarana dan prasarana penunjang ekstrakurikurikuler di SMP Negeri se-Kecamatan Sampang :
Tingkat Keterampilan Teknik Dasar Bermain Sepakbola Peserta Ekstrakurikuler Sepakbola Di SMP Negeri Se Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap…..(Yudit Adi Kurniyanto) Tabel 1. Sarana dan Prasarana ekstrakurikuler Sepakbola Sekolah Smp negeri 1 Sampang No
Sarpras
1 2 3 4
Smp negeri 2 sampang
Kondisi
Sarpras
Jml
Kondisi
Bola Cone Rompi
Jm l 11 10 20
Bagus Bagus Bagus
Bola Cone Rompi
13 20 17
Bagus Bagus Bagus
lapangan
1
Kurang layak
Lapangan
1
Kurang layak
Sumber: Guru Penjasorkes Warih, S.Pd (SMP Negeri 1 Sampang) dan Rifqi Rosyid, S.Pd (SMP Negeri 2 Sampang)
Karena waktu pembelajaran ekstrakurikuler yang kurang maksimal, sarana dan prasarana yang kurang memadai, membuat siswa kurang maksimal dalam proses pengembangan bakat. Hal ini menyebabkan tingkat keterampilan siswa bermain sepakbola sangatlah berbeda-beda. Beberapa siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sepakbola mempunyai keterampilan yang baik, tetapi banyak juga siswa yang mempunyai keterampilan kurang. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada tanggal 7 dan 9 juni 2016 di SMP Negeri se-Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap, pada saat pelaksanaan ekstrakurikuler Sepakbola pelatih sudah menekankan pada pembelajaran teknik dasar sepakbola tetapi kurang maksimal, siswa hanya melakukan latihan pasing dalam bentuk permainan yaitu kucingan, kemudian siswa di bagi 2 kelompok untuk bermain sepakbola. Hal tersebut membuat latihan menjadi kurang efektif dan materi tidak dapat diterima dengan baik oleh siswa. Kegiatan ekstrakurikuler hanya habis digunakan untuk bermain atau latih tanding saja, hal tersebut mengkibatkan tidak semua siswa mempunyai keterampilan bermaian yang baik. beberap siswa mempunyai keterampilan bermain baik dikarenakan siswa tersebut mengikuti pelatihan dalam klub sepakbola di daerah setempat. Beberapa faktor lain yang mempengaruhi selain intensitas latihan adalah faktor individu siswa, peran guru/pelatih, dan faktor lingkungan siswa. Faktor individu maksudnya adalah faktor yang ada dalam diri siswa yaitu minat dan bakat siswa itu sendiri terhadap permainan sepakbola.
5
Siswa yang memiliki minat dan bakat yang bagus akan memperoleh hasil yang baik pula, kedua elemen itu saling berhubungan. Sedangkan faktor dari guru atau pelatih adalah bagaimana seorang guru/pelatih dapat menciptakan suasana pembelajaran atau latihan sepakbola yang menarik, menyenangkan, dan nyaman. Jadi metode yang digunakan harus tepat dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik. Hal itu akan meningkatkan motivasi siswa untuk melakukan aktifitas dengan baik dan benar sehingga hasil yang diperoleh dapat maksimal. Faktor lingkungan adalah keadaan lingkungan sekitar siswa yang dapat mendukung keterampilan siswa, seperti sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung proses pengembangan bakat atau latihan yang dilakukan siswa. Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor penting dari keberhasilan suatu pembelajaran. Hal ini diharapkan agar supaya proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Selain itu, agar siswa dapat memperoleh materi pembelajaran dengan baik. Namun sebaliknya, keterbatasan dalam sarana dan prasarana tentu akan mempengaruhi jalannya proses pembelajaran. Berdasarkan uraian tersebut di atas, peneliti merasa tertarik dan meneliti secara ilmiah mengenai keterampilan teknik dasar bermain sepakbola, sehingga dalam penelitian ini peneliti mengambil judul “Tingkat Keterampilan Teknik Dasar Bermain Sepakbola peserta ekstrakurikuler di SMP Negeri se Kecamatan Sampang kabupaten Cilacap”, harapannya dengan diketahuinya tingkat ketrampilan teknik dasar bermain sepakbola peserta ekstrakurikuler sepakbola bisa lebih berprestasi secara optimal, dan para guru, terutama guru pendidikan jasmani atau pelatih dapat mempunyai data keadaan siswa, sehingga dapat mengembangkan potensi siswa secara maksimal. METODE PENELITIAN Desain Penelitian dan Devinisi Operasional Variabel Penelitian
Tingkat Keterampilan Teknik Dasar Bermain Sepakbola Peserta Ekstrakurikuler Sepakbola Di SMP Negeri Se Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap…..(Yudit Adi Kurniyanto) Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang menggunakan metode survey dan teknik pengumpulan datanya menggunakan tes dan pengukuran, sehingga memberikan gambaran mengenai apa yang akan diteliti berupa angka- angka dan diukur secara pasti. Metode penelitian deskriptif kuantitatif dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan nyata sekarang. Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat keterampilan teknik dasar bermain sepakbola peserta putra ekstrakurikuler sepakbola SMPNegeri se Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap yaitu SMP Negeri 1 Sampang dan SMP Negeri 2 Sampang. Keterampilan teknik dasar bermain sepakbola adalah keterampilan peserta putra ekstrakurikuler sepakbola SMPNegeri se Kecamatan Sampang kabupaten cilacap dalam melakukan teknik-teknik dasar sepakbola dengan baik. Keseluruhan komponen keterampilan teknik dasar bermain sepakbola di atas diukur dengan tes pengembangan tes kecakapan bermain sepakbola “David Lee” (Subagyo Irianto, 2010:10). Sedang batasan operasionalnya adalah angka atau nilai yang diperoleh seseorang setelah melakukan tes sebanyak dua kali dengan memasukkan hasil tes dan mengolompokkan kedalam norma yang ditentukan. Waktu yang dicatat dalam satuan detik, dan diambil waktu terbaik dalam melakukan tes tersebut. Populasi dan Sampel Penelitian Menurut Sugiyono (2007:80) populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang
ditetapkan
oleh
peneliti
untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua peserta putra ekstrakurikuler sepakbola SMP Negeri se Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap dengan jumlah 75 siswa, dengan rincian 39 peserta dari SMP N 1 Sampang dan 36 peserta dari SMP N 2 Sampang. Daftar populasi peserta ekstrakurikuler di SMP Negeri se-Kecamatan Sampang:
6
Tabel 2. Tabel populasi ekstrakurikuler sepakbola No.
Sekolah
Populasi/peserta ekstrakurikuler sepakbola
1.
SMP Negeri 1 Sampang
39
2.
SMP Negeri 2 Sampang
36
Jumlah
75
Sumber : Guru Penjasorkes Warih, S.Pd (SMP Negeri 1 Sampang) dan Rifqi Rosyid, Spd (SMP Negeri 2 Sampang ).
Menurut Suharsimi Arikunto(2006:131), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposivesampling. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:139),purposive sampling dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta putra ekstrakurikuler sepakbola SMP Negeri se Kecamatan Sampang yang berusia14-15 tahun yaitu sebanyak 65 siswa, dengan rincian 28 peserta dari SMP N 1 Sampang dan 27 peserta dari SMP N 2 Sampang. Berikut Daftar sampel peserta ekstrakurikuler Sepakbola di SMP Negeri seKecamatan Sampang: Tabel 3.Tabel sampel peserta ekstrakurikuler sepakbola No.
Sekolah
Sampel
1.
SMP Negeri 1 Sampang
33
2.
SMP Negeri 2 Sampang
32
Jumlah
65
Sumber: Guru Penjasorkes Warih, S.Pd (SMP Negeri 1 Sampang) dan Rifqi Rosyid, S.Pd (SMP Negeri 2 Sampang).
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2016. Penelitian dilaksanakan di lapangan sepakbola desa Sampang Jalan Tugu Timur No.34 Sampang dan dilapangan desa Paketingan Jalan Merdeka No. 81 Paketingan, Kecamatan Sampang ,Kabupaten Cilacap 53273. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian
Tingkat Keterampilan Teknik Dasar Bermain Sepakbola Peserta Ekstrakurikuler Sepakbola Di SMP Negeri Se Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap…..(Yudit Adi Kurniyanto) Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dengan tes pengembangan tes kecakapan bermain sepakbola David Lee yang telah dikembangkan oleh Subagyo Irianto (2010). Pada penelitian ini tingkat validitas dicari dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment (program SPSS). Menurut Subagyo Irianto (2010:79), untuk mengetahui tingkat kesahihan (validitas) tes, maka hasil pengembangan teskecakapan“ David Lee” selanjutnya dikorelasikan dengan hasil tes kecakapan“David Lee”. Adapun perhitungan korelasi Product Moment (program SPSS) dapat diperoleh hasil sebagai berikut: Pengembangan Tes Kecakapan“David Lee” N= 92 sebesar 0,484, lebih besar dari rt= 0,203 yang berarti sahih.Dengan demikian pengembangan tes kecakapan“David Lee”bagi siswa SSB KU 14-15 tahun memenuhi syarat untuk mengukur tingkat keterampilan teknik dasar bermain sepakbola bagi kelompok umur 14-15 tahun. 2. Reliabilitas Instrumen Menurut Subagyo Irianto (2010:79), untuk membuktikan reliabilitas tes pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tes-retes, sedangkan untuk perhitungan analisis statistik dengan menggunakan korelasi ProductMoment (programSPSS). Adapun data yang dikorelasikan untuk membuktikan reliabilitas tes dilakukan dengan cara mengkorelasikan catatan waktu hasil tes pengembangan tes kecakapan “David Lee” yang pertama dengan catatan waktu hasil tes pengembangan tes kecakapan “DavidLee” yang kedua. Berdasarkan hasil perhitungan bahwa rxy mempunyai nilai0,87, dengan demikian rxy lebih besar daripada rt yaitu 0,203 yang berarti reliable. Dengan demikian pengembangan teskecakapan “DavidLee” bagi siswa SSB KU 14-15tahun memenuhi syarat untuk mengukur tingkat keterampilan teknik dasar bermain sepakbola bagi kelompok umur 14-15 tahun. Ukuran Arena Tes Kecakapan David Lee
Pengembanga
Tes
7
Gambar 14. Gambar dan ukuran arena tes kecakapan “David Lee
Petunjuk Pelaksanaan Tes 1) Testi berdiri dikotak start (kotak 1) sambil memegang bola. 2) Setelah aba-aba “yak” atau aba-aba peluit, testi memulai tes dengan menimang-nimang bola di udara dengan kaki, sebanyak 5 kali 3) Kemudian bola didribble/digiring melewati pancang-pancang sebanyak 8 buah, dimulai dari sisi kanan. 4) Setelah melewati pancang yang terakhir (ke-8) bola dihentikan di kotak ke-2 5) Testi mengambil bola di kotak berikutnya untuk melakukan passing bawah dengan diawali bola hidup/bergerak pada batas yang telah ditentukan sebanyak 2x dengan kaki kanan 1x dan kaki kiri1x. Bola harus masuk gawang yang telah ditentukan, jika gagal diulangi dengan menggunakan kaki yang sama, dengan sisabola berikutnya 6) Testi melakukan seperti pada poin “e” tetapi dengan teknik passing atas dan diarahkan ke gawang yang telah ditentukan sebanyak 2x dengan menggunakan kaki yang terbaik. Jika gagal diulangi dengan sisa bola berikutnya 7) Testi mengambil bola di kotak ke-2 untuk kemudian di dribble/digiring dengan cepat menuju kotak finish (kotak-3), bola harus benar-benar
Tingkat Keterampilan Teknik Dasar Bermain Sepakbola Peserta Ekstrakurikuler Sepakbola Di SMP Negeri Se Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap…..(Yudit Adi Kurniyanto) berhenti di dalam kotak.
pengembangan tes kecakapan David Lee (Subagyo Irianto, 2010:10). e. Setelah itu, dengan menggunakan tabel tes pengembangan tes kecakapan David Lee, dari hasil tes tersebut diambil waktu terbaik, kemudian hasilnya dimasukkan kedalam skala penilaian tes pengembangan tes kecakapan David Lee.
Skala Penilaian Skala penilaian untuk mengetahui tingkat kecakapan bermain sepakbola bagi siswa perkumpulan Tunas Nusa Harapan KU-18 tahun adalah sebagai berikut: Tabel4. Tabel Kategori Tingkat Keterampilan Bermain Sepakbola Kategori Prestasi Sangat baik <34, 81 detik Baik 40, 78-34,81detik Cukup 46, 76-40, 79 detik Kurang 52, 73-46, 77 detik Kurang sekali >52, 73 detik Sumber: Buku Pedoman Pelaksanaan Tes Pengembangan TesKecakapan David Lee untuk KU 14-15(Subagyo Irianto, 2010: 10)
Tekinik Analisis Data Setelah data dikelompokkan dalam kategori, kemudian mencari presentase masing-masing kategori dengan rumus presentase. Menurut Anas Sudjiono (2010:43) rumus preaentase yang digunakan adalah : f P= x100% N Dimana: P = Besarnya persentase f = Jumlah subyek yang ada pada kategori tertentu N = Frekuensi total atau keseluruhan Sumber: Buku Pengantar Statistik Pendidikan (Anas Sudjiono, 2010:43)
Teknik Pengumpulan Data a. Tempat : SMPNegeri 1 sampang dan SMP Negeri 2 Sampang, kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap. b. sarana dan prasarana penunjang : 1) Lapangan dengan ukuran 9 x20 meter 2) Bola sepak ukuran 5 sebanyak 9 buah 3) Cone atau corongsebanyak 5 buah 4) Kapur gamping untuk tanda batas 5) Gawang kecil untuk passing bawah dengan ukuran tinggi 60 cm dan lebar 2 meter 6) Pancang sebanyak 8 buah dengan tinggi 1,5 meter 7) Pancang2 buah dengan tinggi 2 meter untuk sasaran passing atas 8) Peluit 9) Stopwatch 10) Ballpoint dan blangko untuk mencatat skor hasil tes 11) Meteran c. Dalam pelaksanaan tes siswa dikumpulkan dilapangan, setiap siswa diambil duakali tes dan sebelum melakukan tes siswa diberi penjelasan mengenai pelaksanaan tes David Lee. d. Menggumpulkan data kasar atau raw score dengan menggunakan tes
8
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Deskripsi hasil penelitian dari 65 pemain sepakbola di tingkat keterampilan teknik dasar bermain sepakbola peserta ekstrakurikuler di SMP Negeri se Kecamatan Sampang, Kabupaten Cilacap diperoleh nilai minimum = 27,52; nilai maksimum = 59,63; rata-rata (mean) = 41,41; median = 42,27; modus sebesar = 41,85; standard deviasi = 7,02. Deskripsi hasil tingkat keterampilan teknik dasar bermain sepakbola peserta ekstrakurikuler di SMP Negeri se Kecamatan Sampang, Kabupaten Cilacap secara keseluruhan adalah sebagai berikut: Tabel 5. Deskripsi Data Tingkat Keterampilan Teknik Dasar Bermain Sepakbola Peserta Ekstrakurikuler Di SMP Negeri Se Kecamatan Sampang No
Interval
Kriteria
Frekuensi
1 2
< 34,81 40,78-34,81
Sangat Baik Baik
8
Persentase (%) 12,31
17
26,15
3
46,76-40,79
Cukup
32
49,24
4
52,73-46,77
Kurang
4
6,15
5
> 52,73
Kurang Sekali
4 65
6,15 100
Jumlah
Tingkat Keterampilan Teknik Dasar Bermain Sepakbola Peserta Ekstrakurikuler Sepakbola Di SMP Negeri Se Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap…..(Yudit Adi Kurniyanto)
Apabila ditampilkan dalam bentuk diagram dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Keterampilan teknik Dasar bermain Sepak Bola < 34,81 (Sangat Baik)
35 30
40,78 34,81 (Baik)
Frekuensi
25 20
46,76 40,79 (cukup)
15 10 5 0 SB
B
C
K
KS
52,73 46,77 (kurang) > 52,73 (Kurang Sekali)
Diagram Hasil Penelitian Tingkat Keterampilan Teknik Dasar Bermain Sepakbola Peserta Ekstrakurikuler Sepakbola di SMP Negeri se-Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap.
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat tingkat keterampilan teknik dasar bermain sepakbola peserta ekstrakurikuler di SMP Negeri se Kecamatan Sampang, Kabupaten Cilacap yang masuk kedalam kategori baik sekali sebanyak 8 siswa atau sebesar 12,31 %, kategori baik sebanyak 17 siswa atau sebesar 26,15 %, kategori cukup sebanyak 32 siswa atau sebesar 49,24 % dan pada kategori kurang sebanyak 4 siswa atau sebesar 6,15 % dan pada kategori kurang sekali sebanya 4 siswa atau sebesar 6,15%. B. PEMBAHASAN Dari hasil penelitian di atas diketahui bahwa sebagian siswa mempunyai tingkat keterampilan cukup. Hasil tersebut diartikan bahwa siswa selama ini berlatih dengan cukup baik. Berdasarkan pengamatan peneliti bahwa kebanyakan siswa berlatih dengan cukup baik dan disiplin, beberapa siswa tidak hanya latihan pada saat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler saja, tetapi mereka melakukan latihan di luar jam ekstrakurikuler, sehingga dengan bertammbahnya intensitas latihan akan meningkatkan keterampilan bermain sepak bola.
9
Sedangkan siswa yang mempunyai keterampilan kurang dan kurang sekali, hal tersebut menurut pengamatan penelitia bahwa siswa mempunyai minat dan antusias terhadap sepak bola yang tinggi, akan tetapi bakat dan kemampuan dalam berlatih masih kurang. Dengan demikian siswa tersebut hanya semangat dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, akan tetapi kemampuannya masih perlu ditingkatkan lebih baik lagi. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi teknik dasar bermain sepakbola peserta ekstrakurikuler di SMP Negeri se Kecamatan Sampang diantaranya sebagai berikut: 1. Faktor Siswa Siswa merupakan subjek balajar, sehingga pencapaian tingkat keterampilan bermain sepak bola sangat tergantung pada faktor ini. Motivasi siswa sangat penting untuk menentukan hasil tingkat keterampilan bermain sepak bola pemahaman dan keaktifan siswa sangatlah berpengaruh. Meskipun siswa yang mempunyai kemampuan dan bakat kurang, asalkan motivasinya tinggi pasti akan rajin berlatih dan keterampilannya pasti akan lebih baik lagi. Dapat dilihat bahwa peserta ekstrakurikuler di SMP Negeri se Kecamatan Sampang mempunyai motivasi yang baik dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dengan demikian haru menjadi pendorong untuk meningkatkan keterampilan bermain sepak bola. Motivasi yang tinggi terlihat dari saat keggiatan ekstrakurikuler sepak bola hampir semua siswa hadir mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. 2. Faktor Pelatih Dalam proses kegiatan ekstrakurikuler, seorang pelatih memiliki tugas yang amat penting. Pelatih di ekstrakurikuler di SMP Negeri se Kecamatan Sampang cukup baik dalam memotivasi untuk mempelajari teknik dasar bermain sepakbola. Pelatih mempunyai peranan penting dalam kegiatan ekstrakurikuler, seorang pelatih tidak hanya mampu menguasai materi saja melainkan juga harus mampu memberikan contoh yang benar kepada siswanya dan menjadi motivator bagi siswanya. Karena keberhasilan ekstrakurikuler di SMP Negeri se Kecamatan
Tingkat Keterampilan Teknik Dasar Bermain Sepakbola Peserta Ekstrakurikuler Sepakbola Di SMP Negeri Se Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap…..(Yudit Adi Kurniyanto) 10 Sampang tergantung pada keberhasilan pelatih dalam mengelola kegiatan ekstrakurikuler. 3. Faktor Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana pendidikan jasmani diperlukan dalam kegiatan ekstrakurikuler sepka bola di sekolah merupakan hal yang vital. Karena tanpa adanya sarana dan prasarana kegiatan ekstrakurikuler tidak akan berjalan. Fasilitas untuk ekstrakurikuler di SMP Negeri se Kecamatan Sampang ini sangatlah mendukung. Sekolah ini sudah mempunyai fasilitas lapangan sepakbola yang statusnya adalah milik sekolah itu sendiri, yang letaknya tidak jauh dari sekolah. Fasilitas lain yang mendudukung kegiatan ekstrakurikuler sepakbola ini yaitu adanya bola sepak, rompi, pancang, cones yang kondisinya masih cukup baik. Fasilitas tersebut adalah diantara hal yang terpenting, untuk memperlancar dalam penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler sepakbola di SMP Negeri se Kecamatan Sampang 4. Faktor Alokasi Waktu Dalam proses latihan, alokasi waktu sangat penting. Kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri se Kecamatan Sampang dilakukan sebanyak dua kali dalam satu minggu. Dengan intensitas tersebut menjadi penunjang bagi kemampuan siswa dalam mengambangkan keterampilan sepakbola anak. Beberapa siswa yang merasa inetensitas waktu latihan kurang mereka melakukan latihan sendiri dengan latih tanding anatar sesama teman. . Dalam hal ini waktu dapat menjadi kendala jika saat latihan kondisi lapangan yang hujan dan becek mengakibatkan latihan kurang maksimal, dengan hal tersebut banyak siswa yang ikut dalam klub sepak bola pada hari minggu untuk mengembangkan keterampilan sepakbolanya. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian diperoleh tingkat keterampilan teknik dasar bermain sepakbola peserta ekstrakurikuler di SMP Negeri seKecamatan Sampang, Kabupaten Cilacap yang
masuk kedalam kategori baik sekali sebanyak 8 siswa atau sebesar 12,31 %, kategori baik sebanyak 17 siswa atau sebesar 26,15 %, kategori cukup sebanyak 32 siswa atau sebesar 49,24 % dan pada kategori kurang sebanyak 4 siswa atau sebesar 6,15 % dan pada kategori kurang sekali sebanyak 4 siswa atau sebesar 6,15 %. Implikasi Dari kesimpulan di atas dapat ditemukan beberapa implikasi yaitu: 1. Hasil penelitian ini merupakan masukan yang bermanfaat bagi guru dan pelatih untuk mengetahui tingkat keterampilan teknik dasar bermain sepakbola peserta ekstrakurikuler di SMP Negeri se Kecamatan Sampang, Kabupaten Cilacap, agar dijadikan referensi untuk memilih bibit unggul dalam olahraga sepak bola. 2. Menjadi masukan bagi pihak sekolah di SMP Negeri se Kecamatan Sampang, mengenai data tingkat keterampilan gerak dasar sepakbola peserta ekstrakurikuler sepakbola. 3. Guru dan pelatih akan semakin paham untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar sepakbola dapat dilakukan dengan latihan yang rutin dan intensif. Saran Dari hasil penelitian ini, peneliti mengemukakan beberapa saran diantaranya: 1. Kepada siswa yang masih belum mempunyai keterampilan sepakbola kurang dan kurang sekali, hendaknya meningkatkan latihan agar keterampilan dasar sepakbolanya dapat meningkat 2. Kepada guru dan sekolah agar selalu melakukan pembinaan yang rutin sehingga keterampilan bermain sepak bola semakin meningkat. 3. Kepada para peneliti selanjutnya, disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan dengan melibatkan sampel yang lebih luas dan banyak.
Tingkat Keterampilan Teknik Dasar Bermain Sepakbola Peserta Ekstrakurikuler Sepakbola Di SMP Negeri Se Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap…..(Yudit Adi Kurniyanto) 11 M.Yunus. 1992. Bolavoli Olahraga Pilihan. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi
DAFTAR PUSTAKA Anas Sudjiono. (2010). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press
Statistik
Ratal Wirjasantosa. (1984). Supervisi Pendidikan Olahraga. Jakarta: UI.
Amung Ma'mun dan Yudha M. Saputra. (2000). Perkembangan Gerak dan Belajar gerak. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Remmy Muchtar . (1992). Olahraga Pilihan Sepakbola. Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan
Arma Abdullah. (1981). Olahraga Untuk Perguruan Tinggi .Jakarta: PT.Sastra Budaya.
Rusli Lutan. (1988). Belajar Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode. Jakarta: Depdikbud. Sardjono. 1982. Pedoman Mengajar Permainan Sepakbola. Yogyakarta : IKIP Yogyakarta.
Australian Soccer Federation. (1984). Coach’s Manual. Melbourne: TheBroken Hill Propiotary Company Ltd. Depdiknas. (2003). Ketentuan Umum Pendidikan Pra Sekolah Dasar dan Menengah Umum. Jakarta: Depdiknas.
Subagyo Irianto. (2010). Pengembangan Tes Kecakapan“DavidLee” Untuk Sekolah Sepakbola (SSB) KU 14-15 Tahun. Tesis. PPS-UNY.
Djoko Pekik Irianto. (2002). Dasar Kepelatihan. Yogyakarta. FIKUNY.
Sucipto,Dkk.(2000).Sepakbola. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Dwi Wahyu Utomo. (2011). Tingkat Kemampuan Dasar Bermain Sepakbola Siswa SSB Putra Grabag Usia 10-12 Tahun. UNY. Skripsi.
Sugiyono.(2007).Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.Bandung: Alfabeta.
Fathan Nurcahyo (2011). Survei Kondisi Pemain Sepakbola PORPROV Kabupaten Sleman Tahun 2011. POR-PJKR FIK UNY.
Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. RinekaCipta.
Fitri Hermawan Nurdiyah. (2010). Kemampuan Dasar Bermain Sepakbola Siswa Kelas 2 SMP Negeri 2 Pandak. UNY: Skripsi.
Suharsimi Arikunto. (1997). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Suryosubroto. (2002). Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: PT.Rineka Cipta.
Herwin. (2004). Keterampilan Sepakbola Dasar (Diktat). Yogyakarta: FIKUNY.
Suwarno. KR. (2001). Sepakbola: Gerak Dasar dan Teknik Dasar. Yogyakarta. FIK UNY.
H.M
Yusuf Hadisasmita,dkk.(1996) Ilmu Kepelatihan Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Universitas Negeri Yogyakarta. (2011). Pedoman Penulisan Tugas Akhir. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Muhajir. (2004).Pendidikan Jasmani Teori dan Praktek. Jakarta: Erlangga.
Yanuar Kiram (1992). Belajar Motorik. Jakarta: Dirjen Dikti.
Muhammad Muhyi Faruq. (2008). Meningkatkan Kebugaran Tubuh Melalui Permainan & Olahraga SepakBola. Jakarta: PT.Gramedia Widiasarana Indonesia.
Yudha M. Saputra. (1998). Pengembangan Kegiatan KO dan Ekstrakurikuler. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.