THE RELATIONSHIP BETWEEN BODY IMAGE AND SELF-ESTEEM IN ADOLESCENT MEN TAKING EXERCISE Galuh Henggaryadi, M. Fakhrurrozi, M.Psi, Undergraduate Program, Faculty of Psychology, 2008 Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id Key words: relationship, body image, self-esteem, adolescent men, exercise ABSTRACT : Physical changes occur when an individual reaches adolescence, where a teenager would experience a change or transition of childhood into adulthood. At this time many changes that occur due to hormonal influences. Physical changes that occur, of course, affect the physical appearance, such as increased weight, height, and others. Physical changes that occur in young men effect on their psychological development, and will bring a huge impact on the body image. Body image as part of the self-image, has an influence on how people see themselves. The next will shape how a person is also considered himself, in a manner which can be either positive or negative. If someone is judging himself in a positive way then he will be someone who feels more valuable, so that he will have levels of high selfesteem. Thus, adolescents may go through the process of social interaction easier. Others as if someone judge him negatively, he will be someone who feels less valuable. So, he has difficulty in interaction. If viewed in theory there is a clear relationship between body image with self-esteem. This study aims to examine the relationship between body image and self-esteem in young men who take exercise. Subjects in this study were young men who follow fitness for 3 months to 1 year. The data was collected using a poll or questionnaire. Hypothesis testing is done by using correlation techniques of Pearson product moment. From the results of tests of normality using the Kolmogorov-Smirnov on body image scale is known the value of z = 0.081 with a significance level of 0.108 for (p> 0.05). The normality test results the scale of self-obtained value of z = 0.076 with a significance level of 0.162 (p> 0.05), while the results of linearity tests on the scale of body image shows linear results with the value F = 29.482 and a significance value of 0.00 (p <0.05). Based on the data analysis performed using Pearson correlation, the correlation coefficient r obtained for 0.481 with 0.00 significance (p <0.01). This means there is a very significant relationshipbetween body image and self-esteem in young men who take the exercise in the fitness centers. The results showed that the hypothesis there is a relationship between body image and self-esteem is accepted.
1
HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN HARGA DIRI PADA REMAJA PRIA YANG MENGIKUTI LATIHAN FITNESS/KEBUGARAN
GALUH HENGGARYADI Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Abstrak Perubahan fisik terjadi saat seorang individu mencapai usia remaja, dimana seorang remaja akan mengalami masa perubahan atau masa transisi dari anak-anak menjadi orang dewasa. Pada saat ini banyak perubahan yang terjadi karena pengaruh hormonal. Perubahan fisik yang terjadi ini tentu saja mempengaruhi penampilan fisik, seperti bertambah berat badan, tinggi badan, dan lain-lain. Perubahan fisik yang terjadi pada remaja pria sangat berpengaruh terhadap perkembangan psikologis mereka, serta akan membawa dampak sangat besar pada body imagenya. Body image sebagai bagian dari citra diri, mempunyai pengaruh terhadap bagaimana cara seseorang melihat dirinya. Selanjutnya akan membentuk juga cara seseorang menilai dirinya, dalam sikap yang dapat bersifat positif maupun negatif. Jika seseorang menilai dirinya secara positif maka ia akan menjadi seseorang yang merasa lebih berharga, sehingga akan memiliki tingkat harga diri yang tinggi. Dengan demikian remaja dapat menjalani proses interaksi sosial dengan lebih mudah. Lain halnya jika seseorang menilai dirinya secara negatif, maka ia akan menjadi seseorang yang merasa kurang berharga, sehingga mengalami kesulitan dalam berinteraksi. Jika ditinjau secara teori jelas terdapat hubungan antara body image dengan harga diri. Namun apakah body image merupakan salah satu faktor yang menentukan harga diri seseorang?. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara body image dengan harga diri pada remaja pria yang mengikuti latihan fitness/kebugaran. Subjek dalam penelitian ini adalah remaja pria yang mengikuti fitness selama 3 bulan sampai 1 tahun. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat pengumpulan data yaitu dengan angket atau kuesioner. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson. Dari hasil uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov pada skala body image diketahui nilai z = 0,081 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,108 (p > 0,05). Adapun hasil uji normalitas pada skala harga diri diperoleh nilai z = 0,076 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,162 (p>0,05). Sedangkan hasil uji linearitas pada skala body image menunjukkan hasil yang linear dengan nilai F = 29,482 dan nilai signifikansi sebesar 0,00 (p<0,05). Berdasarkan analisis data yang dilakukan dengan menggunakan korelasi pearson, diperoleh koefisien korelasi r sebesar 0,481 dengan signifikansi 0,00 (p<0,01). Hal ini berarti ada hubungan yang sangat signifikan antara body image dengan harga diri pada remaja pria yang mengikuti latihan finess/kebugaran. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang berbunyi ada hubungan antara body image dengan harga diri adalah diterima. Hasil tambahan diketahui bahwa body image dan harga diri berada pada kategori tinggi. Kata Kunci : body image, harga diri, remaja pria
2
PENDAHULUAN
remaja, seperti bertambahnya berat badan,
Latar belakang Masalah
tinggi badan, dan lain sebagainya, serta
Pada dasarnya manusia adalah
dapat juga mempengaruhi perkembangan
makhluk ciptaan Tuhan yang sempurna,
psikologis remaja seperti body image. Selain
teristimewa, terbaik, dan terunik dibanding
itu pada masa ini dianggap sangat penting
dengan ciptaan Tuhan yang lainnya. Namun
dimana
terkadang kita sebagai manusia selalu
peralihan dan pencarian identitas diri dan
merasa tidak puas dengan apa yang sudah
cenderung berfikir egosentris, maka tingkah
diberikan
sebagai
laku yang ditampilkan biasanya berdasarkan
makhluk ciptaan-Nya. Ditambah lagi dengan
sudut pandang dari remaja itu sendiri tanpa
perkembangan zaman yang dapat merubah
mempertimbangkan sudut pandang orang
cara berpikir seseorang dalam segala hal.
lain (Hurlock, 1980). Oleh karena itu reaksi
Khususnya cara berpikir remaja tentang
emosi remaja terhadap perubahan fisik yang
perkembangan fisik yang dialami, dimana
terjadi sama pentingnya dengan perubahan
remaja
bahwa
psikologis yang terjadi tersebut, yang akan
seseorang yang memiliki tubuh bagus akan
membawa dampak sangat besar pada body
memperoleh penghargaan yang lebih dari
image-nya, (Rice, 1996).
Tuhan
akan
kepada
kita
mengindikasikan
remaja
berada
dalam
proses
lingkungan. Oleh karena itu banyak remaja
Oleh sebab itu para remaja pria
yang rela untuk merubah penampilan atau
menganggap hal tersebut sebagai sesuatu
bentuk tubuhnya (make over) agar menjadi
yang penting, terlebih tentang citra tubuh
lebih ideal. Hal itu biasa dilakukan oleh
atletis yang banyak mempengaruhi persepsi
seorang remaja putri, sehingga perilaku
dan
seperti itu sudah menjadi suatu hal yang
tubuhnya,
lumrah bagi remaja putri yang beranjak
tampilan yang ada di media masa saat ini
dewasa. Sebaliknya bukan hanya remaja
seperti televisi atau pun majalah-majalah
putri saja yang berperilaku seperti itu, tetapi
pria lainnya seperti majalah sport yang
remaja pria pun saat ini banyak yang berfikir
mengulas profil atlit basket, sepak bola,
membentuk tubuhnya untuk menjadi lebih
bahkan
proporsional.
Wrestrling
Dalam khususkan
ini
masa
remaja,
akan
di
remaja
dikarenakan
para
pria oleh
pegulat
terhadap tampilan-
WWF
Federation).
mengakibatkan
timbulnya
(World Sehingga
citra
positif
karena
terhadap bentuk tubuh, dan itu dikarenakan
perubahan fisik yang paling terasa adalah
pada masa remaja biasanya mulai sibuk
saat seorang individu mencapai usia remaja,
dengan penampilan fisiknya dan ingin
banyak perubahan yang terjadi dan ini
merubah
dikarenakan oleh beberapa faktor dan salah
menjadi lebih baik.
satunya
pada
penelitian
interpretasi
adalah pengaruh hormonal yang
penampilannya
tersebut
agar
Dengan demikian remaja pria pun
tentu saja mempengaruhi penampilan fisik
memperlihatkan
3
dengan
memberikan
perhatian yang lebih terhadap masalah kulit,
secara fisik dibandingkan hal-hal yang
berat tubuh, tinggi badan yang ideal dan
berkaitan dengan aspek lain dari kehidupan
tentu saja ingin memiliki bentuk tubuh yang
remaja pria itu sendiri. Jika apa yang remaja
ideal seperti bentuk tubuh yang atletis, kekar
pria inginkan tentang tubuh secara fisik yang
dan
ideal terpenuhi maka mereka akan memiliki
proporsional.
penampilannya
itu
Untuk remaja
merubah pria
rela
body image positif tentang diri
mereka
menghabiskan waktu berjam-jam di tempat
sendiri. Sebaliknya, jika body image yang
fitness (gym), hanya untuk merubah bentuk
ideal dalam bayangan mereka teryata tidak
tubuhnya supaya dilihat menjadi lebih
sesuai dengan kenyataan yang ada maka
menarik, baik dari sudut pandang remaja
yang terjadi kemudian adalah body image
sendiri atau personal maupun dari sudut
yang negatif (Arkoff, 1975).
pandang orang lain atau sosial. Menurut
Body image ini secara umum
Conger dan Petersen (dalam Caspersen,
dibentuk dari perbandingan yang dilakukan
2000), masa remaja (masa adolecence)
seseorang atas fisiknya sendiri dengan
dianggap sebagai masa perpindahan atau
standar
masa transisi dari kanak-kanak yang tidak
lingkungan sosial dan budayanya. Karena
matang menuju ke masa dewasa yang lebih
body image adalah bagian dari citra diri,
matang.
yang Penampilan
punya
yang
dikenal
pengaruh
terhadap
oleh
cara
seseorang
seseorang melihat dirinya. Selanjutnya akan
memang dianggap sebagai suatu hal yang
menentukan juga cara seseorang menilai
penting dalam kehidupan dimasa kini.
dirinya, positif atau negatif. Kalau seseorang
Dengan tampil menarik, remaja pria akan
menilai dirinya positif, maka remaja juga
merasa lebih berharga dan dapat tampil lebih
yakin akan kemampuan dirinya (Sloan,
meyakinkan
2002).
Keinginan
dalam memiliki
fisik
kecantikan
berbagai penampilan
situasi. yang
Pandangan
remaja
tentang
menarik cenderung dapat diamati dengan
penampilan
menjamurnya pusat perampingan badan
merupakan citra tubuhnya atau body image.
(slimming center), pusat kebugaran (fitness
Body image seseorang merupakan evaluasi
center), yang menjanjikan berbagai program
terhadap ukuran tubuh, berat badan ataupun
pembentukan tubuh, di samping berbagai
aspek-aspek
salon kecantikan untuk seluruh tubuh. Hal
berhubungan
ini dikarenakan minat masyarakat Indonesia,
(Thompson & Altabe, 1993). Biasanya
terutama para remaja yang saat ini juga
remaja memiliki anggapan-anggapan bahwa
menganggap penampilan menarik sebagai
seseorang
hal yang penting (Kedley, 2001).
menarik seperti memiliki tubuh yang atletis,
Banyak remaja pria yang menaruh perhatian
kekar dan proporsional dinilai memiliki
lebih terhadap penampilan, terutama tubuh
atribut-atribut positif dalam bergaul dan
4
dan
aspek
lainnya dengan
yang
ke
dari
tubuhannya
tubuh
yang
penampilan
fisik
memiliki
penampilan
bersosialisasi dengan teman-temannya, lebih
macam pola makan yang benar dengan
percaya
asupan gizi yang cukup serta mengkonsumsi
diri
dan
dapat
lebih
mudah
membina hubungan dengan lawan jenis. Sebaliknya
remaja
suplemen-suplemen yang dibutuhkan untuk
beranggapan
perkembangan tubuh ditambah lagi dengan
seseorang yang kurang menarik sering kali
susu yang tinggi proteinnya dan berkalsium
menerima
tinggi.
perlakuan
yang
tidak
menyenangkan seperti diskriminasi dalam
Secara lebih lanjut, Elkind dan
pergaulan dan interpersonal dengan lawan
Wainer (1995), menyebutkan bahwa remaja
jenis.
kemudian
Akibatnya
remaja
merasa
perlu
mencoba
untuk
mencocokan
memperbaiki atau merubah penampilannya
steriotipe tubuh mereka yang ideal sesuai
itu, dengan mendatangi tempat latihan
dengan jenis kelaminnya sehingga kepuasan
fitness (gym) dan ikut berlatih. Apalagi jika
terhadap tubuh menjadi bergantung pada
ini terjadi pada remaja yang mengalami
sejauh mana mereka dapat mengusahakan
pertumbuhan fisik yang kurang atau belum
tubuh mereka mendekati ideal.
sempurna (late physical maturers) seperti
Diharapkan
kegemukan,
pendek,
mengikuti
tinggi,
latihan fitness dan menerapkan tips-tips yang
ectomorph, endomorph, mesomorph. Hal ini
diberikan di tempat latihan fitness dengan
diperjelas oleh Honigman dan Castle (dalam
baik dan benar, secara perlahan tapi pasti
Hurlock, 1980) yang mengatakan bahwa
akan dapat merubah bentuk tubuh remaja
body
pria
image
kurus,
dengan
adalah
gambaran
mental
menjadi
seperti
yang
diinginkan.
seseorang terhadap bentuk dan ukuran
Dengan demikian pandangan tentang citra
tubuhnya;
seseorang
tubuh yang negatif akan berubah menjadi
mempersepsi dan memberikan penilaian atas
lebih positif, sehingga dapat meningkatkan
apa yang dia pikirkan dan rasakan terhadap
kepercayaan
ukuran dan bentuk tubuhnya, dan bagaimana
mempengaruhi tingkat harga diri seseorang,
kira-kira penilaiaan orang lain terhadap
terlebih terhadap remaja yang mengalami
dirinya.
perkembangan fisik yang kurang atau belum
bagaimana
Dengan begitu para remaja pria yang
memiliki
kekurangan
diri
seseorang
dan
sempurna (late physical maturers).
dan
Kimmel
dan
Wainer
(1995),
keterlambatan dalam perkembangan fisik
mangatakan bahwa kepercayaan diri yang
biasanya berfikir untuk
remaja pria punyai memiliki kaitan yang
mengikuti atau
menjalani rutinitas fitness agar mereka
cukup
memiliki tubuh yang ideal sehingga lebih
ditunjukkannya.
percaya diri, selain mengikuti latihan demi
efektif kepercayaan diri mereka terhadap
latihan seperti sit up, push up, angkat beban
tubuh mereka maka semakin positif pula
seperti angkat barbell, dan lain-lain. Para
harga diri yang mereka miliki. Karena body
remaja juga diajarkan tentang berbagai
image yang positif akan meningkatkan nilai
5
erat
dengan Semakin
perilaku menarik
yang atau
diri (self worth) seseorang, percaya diri (self
apakah ada hubungan antara body image
confidance) serta mempertegas jati diri pada
dengan harga diri pada remaja pria yang
orang lain maupun dirinya sendiri, dan dari
mengikuti latihan fitness?
kesemuanya itu akan mempengaruhi harga diri seseorang.
Tujuan Penelitian
Menurut
Sundeen
Penelitian ini bertujuan untuk menguji
(1991), harga diri adalah penilaian pribadi
hubungan antara body image dengan harga
terhadap
hasil
menganalisa
Stuart
yang seberapa
dan
dicapai
dengan
diri pada remaja pria yang mengikuti latihan
jauh
prilaku
fitness.
memenuhi ideal diri. Faktor-faktor mempengaruhi
harga
diri
yang
yaitu
Manfaat penelitian
;
Manfaat penelitian ini dapat dibedakan
perkembangan individu, ideal diri yang tidak
menjadi dua yaitu:
realistis, gangguan fisik dan mental, sistem
1.
keluarga
yang
tidak
berfungsi
dan
Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat
pengalaman traumatik yang berulang.
memberi masukan yang bermanfaat
Ditinjau dari manfaat mengikuti
terhadap perkembangan ilmu psikologi,
latihan fitness itu sendiri, selain untuk
khususnya
ilmu
kesehatan ternyata dapat juga merubah
Perkembangan.
Selain
gambaran diri seseorang yang mempunyai
dijadikan
image negatif terhadap tubuhnya, karena
selanjutnya, terutama yang berkaitan
dengan mengikuti latihan fitness lambat laun
dengan body image, harga diri dan
dapat merubah bentuk tubuh seseorang
remaja pria.
terlihat menjadi lebih menarik yang dapat
2.
acuan
Psikologi itu
bagi
dapat
penelitian
Manfaat Praktis
meningkatkan harga diri mereka. Maka
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
banyak remaja pria yang merasa butuh atau
memberi gambaran mengenai manfaat
perlu mengikuti treatmen-treatmen yang
mengikuti latihan fitness bagi remaja
diberikan atau diajarkan di tempat latihan
pria dan sehubungan dengan hal itu
fitness tersebut. Terlebih kepada remaja pria
diharapkan remaja pria yang mengikuti
yang memiliki kekurangan dalam bentuk
latihan fitness bisa meningkatkan harga
tubuh dan lain-lainnya yang mengakibatkan
dirinya
pria remaja menjadi kurang percaya diri,
gambaran
sehingga
lingkungan di sekitarnya.
remaja
pria
berfikir
untuk
mengikuti berbagai latihan yang ada di tempat fitness. Itu mereka lakukan agar bisa merubah image tubuhnya menjadi lebih positif sehingga harga dirinya pun ikut meningkat. Disini peneliti ingin meneliti
6
sehingga
selaras
dengan
tentang
dirinya
terhadap
terhadap dirinya sendiri, dan penilaiaan
TINJAUAN PUSTAKA Harga Diri Harga diri menurut Tambunan
orang lain dapat mempengaruhi bagaimana seseorang bertingkah laku dalam kehidupan
(2001) didefinisikan sebagai suatu hasil
sehari-hari. Tapi yang terutama adalah
penilaian individu terhadap dirinya sendiri
penilaian terhadap diri sendiri (Tjahono,
yang diungkapkan dalam sikap-sikap yang dapat
bersifat
positif
maupun
2005).
negatif.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Bagaimana seorang menilai tentang dirinya akan
mempengaruhi
perilaku
harga diri adalah penilaian individu terhadap
dalam
dirinya sendiri baik positif maupun negatif,
kehidupan sehari-hari.
dan
Menurut Coopersmith (1967) harga
penolakan
memberikan
berhasil, serta berharga. Sehingga kebutuhan
Perasaan-perasaan
kompetisi
a.
keturunan. Terpenuhinya kebutuhan ini akan
(feeling
of
individu
bahwa
dirinya
dan bahwa dirinya diterima serta akan dihargai oleh kelompoknya.
besar individu menerima penghargaan atau
b. Perasaan
dukungan dari orang tertentu dan berarti di
Mampu
(feeling
of
competence)
dalam hidupnya yang paling penting dan
Perasaan yang dimiliki individu pada
berpengaruh dalam memberikan dukungan
saat dirinya mampu mencapai suatu
maupun penghargaan adalah orang tua,
hasil yang diharapkan.
teman, dan guru.
c.
Harga diri adalah suatu dimensi
Perasaan Berharga (feeling of worth) Perasaan yang sering muncul dari
evaluatif global dari dalam diri, dan harga
pernyataan
diri juga diajukan sebagai suatu nilai diri
yang
sifatnya
pribadi
seperti: pandai, baik, perasaan harga diri
atau citra diri (Wylie, 1969 ; Yardley, 1987).
menyatakan (menilai) positif seseorang
Karena harga diri itu sendiri merupakan penghargaan
Diterima
merupakan bagian dari suatu kelompok
(2004)
menjelaskan harga diri adalah seberapa
dan
Perasaan
Perasaan
rasa kuat dan mampu (Maslow, 1989).
penilainan
membentuk
belonging)
menghasilkan rasa dan sikap percaya diri,
Olds
yang
adalah sebagai berikut :
diri, prestisie, popularitas status, maupun
dan
pada
komponen harga diri menurut Felker (1974)
panghormatan, serta penghargaan dalam
Papalia
tertentu
Komponen Harga Diri
harga diri itu sendiri adalah suatu kebutuhan memperoleh
pengalaman
individu.
seorang yang mampu, signifikan, sukses,
untuk
terhadap
dari interaksi sosial, usaha pribadi yang
dan
mengindikasi keyakinan individu sebagai
individu
diri
orang lain terhadap dirinya yang tumbuh
sendiri, harga diri mencerminkan sikap atau
persepsi
penghargaan, penerimaan serta perlakuan
diri adalah sikap evaluatif terhadap diri
penerimaan
merupakan
atau menghormati diri.
seseorang
7
harga diri anak sama pentingnya pada
Karakteristik Harga Diri Harga diri terbagi atas harga diri
masa remaja dengan saat kanak-kanak.
yang positif dan harga diri yang negatif.
Orang tua yang memiliki harga diri
Harga diri yang positif memiliki karakreritik
yang tinggi cenderung membesarkan
yang berbeda-beda satu sama lainnya.
anaknya dengan harga diri yang tinggi
Berikut dijelaskan lebih lanjut mengenai
pula, dan begitu pula sebaliknya (Frey
karakteristik dari harga diri positif dan
& Carlock, 1984).
negatif (Atwater & Duffy, 2002). Tingkatan-tingkatan Harga Diri Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi
Coopersmith (1967), membagi tingkatan
Harga Diri
harga diri menjadi tiga yaitu : harga diri
Menurut Frey dan Carlock (1984)
tinggi, harga diri menengah, dan harga diri
faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri
rendah
adalah faktor jenis kelamin. Berikut akan
a.
Harga Diri Tinggi
dijelaskan lebih rinci tentang faktor-faktor
Seseorang dengan harga diri tinggi,
yang mempengaruhi harga diri seseorang
akan memiliki ciri-ciri penuh percaya
yaitu:
diri, mandiri, aktif dalam kegiatan-
a.
kegiatan fisik dan sosial, ambisius tetapi
Jenis Kelamin Penelitian-penelitian
terdahulu
realistis
terhadap
kemampuannya,
menunjukan bahwa remaja putri lebih
ekspresif, kreatif, dan memiliki skor
memperhatikan
tinggi dalam intelegensi.
penampilan
fisik
dibanding remaja pria dan wanita pada
b. Harga Diri Menengah
kelompok usia lainnya, sehingga lebih mudah
terkena
bentuk
tubuhnya
gangguan
Mereka menilai lebih baik dari
terhadap
kebanyakan orang, akan tetapi tidak
dapat
termasuk dalam kelompok pilihan. Pada
mempengaruhi harga diri seseorang
dasarnya penilaian mereka cenderung
(Wonley, 1981; Notman, 1982 dalam
seperti kelompok dengan taraf harga
Frey & Carlock, 1984).
diri tinggi dari pada kelompok dengan
sehingga
b. Kelas sosial dan Lingkungan sosial Kelas
sosial
orang
tua
harga diri rendah.
yang
c. Harga Diri Rendah
ditandai dengan pekerjaan, pendidikan,
Individu dengan harga diri rendah,
dan tingkat penghasilan orang tua turut
memiliki ciri-ciri tidak percaya diri,
mempengaruhi harga diri remaja.
tidak menghargai diri sendiri, gampang
c. Pola Asuh
putus asa, kurang berusaha dan adanya
Menurut Purkey (dalam Frey &
kecenderungan
Carlock, 1984) pengaruh orang tua
kegagalan.
dalam pembentukkan konsep diri dan
8
berorientasi
pada
Body Image
a. Komponen Persepsi
Pandangan penampilan
dan
remaja aspek
tentang
Komponen ini memperlihatkan sejauh
ketubuhannya
mana
merupakan citra tubuhnya atau body image.
ketepatan
b. Komponen Sikap
terhadap ukuran tubuh, berat badan ataupun
Komponen
aspek-aspek berhubungan
dari
dengan
sikap
ini
berhubungan
tubuh
yang
dengan kepuasan individu terhadap
penampilan
fisik
tubuhnya, perhatian individu terhadap
(Thompson & Altabe, 1993). Ahli
dalam
memperkirakan keseluruhan tubuhnya.
Body image seseorang merupakan evaluasi
lainnya
individu
lain,
Sloan
tubuhnya, kognisinya, evaluasi serta (2002)
kecemasan
individu
terhadap
menyebutkan definisi body image sebagai
penampilan tubuhnya.
cara bagaimana individu mempersepsikan
c. Komponen Tingkah Laku
penampilan fisiknya, sebagaimana individu
Komponen tingkah laku ini menitik
berfikir tentang persepsi orang lain tentang
beratkan pada penghindaran individu
dirinya.
dari situasi yang menyebabkan individu Hal
ini
diperjelas
menurut
mengalami ketidak nyamannan yang
ensiklopedia psikologi (Corsini, 1994) yang
berhubungan
mengatakan bahwa citra tubuh atau body
fisiknya.
image adalah evaluasi dari tubuh seseorang dan
dipengaruhi
oleh
standar
dengan
penampilan
Dapat ditarik kesimpulan bahwa
budaya
dari ketiga komponen yang dimiliki body
terhadap penampilannya saat itu.
image adalah komponen persepsi atau sejauh
Definisi lain juga diberikan oleh
mana
Dusek (1996) yang mendefinisikan body
ketepatan
memperkirakan
image sebagai cara bagaimana remaja
individu
keseluruhan
dalam tubuhnya,
kemudian komponen sikap yaitu perhatian
mengamati tubuhnya dari segi daya tarik
serta
dalam konteks standar budaya yang ada.
kecemasan
penampilan
Berdasarkan definisi diatas, maka
individu
tubuhnya,
serta
terhadap komponen
tingkah laku yaitu cara individu menghindari
dapat di tarik kesimpulan bahwa body image
situasi yang tidak nyaman yang timbul
adalah suatu bentuk evaluasi terhadap
karena penampilan fisiknya.
bentuk tubuhnya dengan memperhatikan standar budaya yang ada.
Dimensi Body Image Rice
Komponen Body Image Thompson
dan
(1996)
menyebutkan
empat
dimensi body image, yaitu : Altabe
(1990)
a.
mengatakan bahwa body image memiliki
Daya
Tarik
Fisik
(physical
attractiveness)
keterkaitan dengan tiga komponen lainnya,
Daya
yaitu:
pengaruh
9
tarik
fisik
pada
ini
memiliki
perkembangan
kepribadian
hubungan
sosial
dan
c. Berat Badan (body weigth)
perilaku sosial. Remaja yang atraktif
Body image pada remaja memiliki
memiliki karakteristik positif seperti
hubungan yang dekat dengan keadaan
hangat, bersahabat, berhasil dan pandai.
berat tubuh. Beberapa remaja sangat
Hasil penelitian mengatakan bahwa
khawatir jika memiliki berat badan yang
remaja yang atraktif memperlihatkan
yang berlebih atau yang dikenal dengan
harga diri yang tinggi dan atribut
obesitas.
kepribadian
Mereka
Kemudian, salah satu cara yang
memiliki penilaian sosial yang lebih
dilakukan remaja pria sebagai jalan
baik
keterampilan
keluar untuk membentuk tubuh adalah
interpersonal yang bervariasi (Rice,
dengan melakukan latihan (exercise).
1996).
Kegiatan ini merupakan usaha dalam
dan
yang
sehat.
mempunyai
Cross dan Cross (dalam Hurlock,
membentuk badan yang ideal.
1980) menerangkan bahwa kecantikan dan daya tarik fisik sangat penting bagi umat
manusia.
Dukungan
d. Norma Perkembangan Fisik Remaja
sosial,
Elkind
dan
Wainer
(1978)
popularitas, pemilihan teman hidup dan
menyebutkan bahwa remaja kemudian
karir
mencoba untuk mencocokan stereotipe
dipengaruhi
oleh
daya
tarik
seseorang.
tubuh yang ideal sesuai dengan sesuai dengan
b. Bentuk Tubuh (body image) Sheldon (dalam Suryabrata, 2002)
jenis
kepuasan
kelaminnya
terhadap
tubuh
sehingga menjadi
menyebutkan tiga bentuk tubuh atau
bergantung pada sejauhmana remaja
jasmani
dapat
manusia
yang
dapat
mengusahakan
diidentifikasikan antara lain adalah (1)
mendekati ideal.
ectomorph,
Ditambahkan
yaitu
bentuk
tubuh
oleh
tubuhnya
Corsini
(1994)
cenderung tinggi atau jangkung, dada
terdapat sepuluh aspek kepuasan citra
kecil dan pipih, lemah, otot-otot hampir
tubuh atau body image yang mencakup
tidak nampak berkembang, kemudian
elemen kognitif, afektif dan tingkah
(2) endomorph, yaitu bentuk tubuh
laku. Dimana elemen kognitif adalah
kebalikan
yang
yang berhubungan dengan komponen
cenderung pendek, gemuk, nampak luar
persepsi, sedang elemen afeksi adalah
lembut, sedangkan (3) mesomorph,
yang berhubungan dengan perasaan dan
yaitu gabungan antara kedua tipe diatas
emosi
dengan ciri-ciri antara lain kekar, kuat,
motorik
kokoh, dan lain-lain.
komponen tingkah laku yang terwujud
dari
ectomorph
sesuai
sehingga
dan
berhubungan
dengan
terbentuk.
10
siap,
sikap
elemen dengan
yang
telah
Dalam
Remaja (adolescence)
pandangan
psikologis,
Masa remaja adalah masa peralihan
seseorang dikatakan mulai menginjak masa
dari anak-anak ke dewasa, bukan hanya
dewasa bila ia telah mencapai suatu titik
dalam artian perkembangan fisik tetapi juga
dimana individu tersebut sudah tidak lagi
psikologis.
perubahan-
menjalani kehidupan seperti masa kanak-
perubahan fisik yang terjadi itulah yang
kanak. Ditambahkan pula oleh Santrock
merupakan
dalam
(1998) bahwa remaja merupakan suatu
pertumbuhan remaja, sedangkan perubahan-
periode yang unik dan merupakan masa
perubahan psikologis muncul antara lain
transisi dari masa anak-anak ke masa
sebagai akibat dari perubahan-perubahan
dewasa, yang meliputi adanya perubahan
fisik (Sarwono, 2003).
fisik, kognitif dan sosial emosional.
Oleh
karenanya
gejala
primer
Definisi lain juga dikemukakan
Maka dapat ditarik kesimpulan
oleh Muangman (dalam Sarwono, 2003),
bahwa masa remaja adalah masa peralihan
bahwa remaja adalah suatu masa dimana :
dari masa anak-anak menuju masa dewasa
a.
Individu berkembang dari saat pertama
yang lebih matang yang meliputi adanya
kali remaja menunjukan tanda-tanda
perubahan
seksual sekundernya sampai saat remaja
emosional, serta banyak sekali perubahan
mencapai kematangan seksual.
yang harus dihadapi dan bersinggungan
Individu
secara langsung dengan sisi psikologis
b.
mengalami
perkembangan
fisik,
kognitif
dan
sosial
kehidupan.
psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa. c.
Terjadi peralihan dari kerergantungan
Ciri-ciri Masa Remaja
sosial-ekonomi yang penuh kepada
Menurut
keadaan yang relatif lebih mandiri.
mempunyai ciri-ciri antara lain:
Hurlock
(1980)
remaja
a. Masa remaja sebagai periode yang penting
Istilah adolescence atau remaja, ini,
: disebut sebagai periode penting dalam
mempunyai arti yang lebih luas, mencakup
kehidupan karena pada masa ini terjadi
kematangan mental, emosional, sosial dan
perubahan-perubahan fisik dan psikis
fisik. Pandangan ini diungkapkan oleh
yang akan sangat mempengaruhi jiwa dan
Piaget (dalam Hurlock, 1980) dengan
karakter dari remaja tersebut. Perubahan
mengatakan secara psikologis, masa remaja
dan
adalah
perlunya
seperti
yang
masa
dipergunakan
usia
dimana
saat
individu
perkembangan
ini
penyesuaian
menimbulkan mental
dan
berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia
membentuk sikap, nilai dan minat baru.
dimana anak tidak lagi merasa bahwa
b. Masa remaja sebagai periode peralihan :
tingkat orang yang lebih tua melainkan
terjadinya peralihan pola psikologis dan
berada pada tingkat yang sama atau sejajar,
karkter dari seorang anak-anak tetapi
sekurang-kurangnya dalam masalah hak.
belum sampai pada tahapan dewasa, maka
11
dalam
tahap
ini
sering
menjadi
Batasan Usia Remaja
kebinggunggan dari sang remaja akibat
Pada tahun 1974, WHO (dalam
pencarian dan pematangan jati dirinya.
Sarwono,
c. Masa remaja sebagai periode perubahan : terjadinya
masa
yang
lebih
definisi bersifat
konseptual dan batasan usia menurut WHO
bersamaan baik fisik, psikis, dan perilaku.
adalah 10-20 tahun. Dalam definisi tersebut
Perubahan tersebut mempunyai hubungan
dikemukakan juga kriteria yaitu biologis,
yang
fisiknya
psikologis dan sosial ekonomi, sehingga
berkembang dengan baik dan pesat, maka
secara lengkap definisi tersebut berbunyi
perilaku dan pikirannya pun mengalami
sebagai berikut:
peningkatan begitu juga sebaliknya.
Remaja adalah suatu masa dimana:
erat,
apabila
d. Masa remaja sebagai pencari masa
a.
identitas : remaja adalah manusia biasa
Individu berkembang dari saat pertama kali ia mencapai kematangan seksual.
yang merupakan makhluk sosial maka
b.
Individu
mengalami
perkembangan
mereka akan berusaha untuk mencari
psikologik dan pola identity fiksasi dari
identitas dirinya apakah dalam kelompok,
kanak-kanak menjadi dewasa.
lingkungan atau mengidolakan seseorang. e.
remaja
memberikan
yang
sangat
perubahan
tentang
2003)
Masa
remaja
menimbulkan
adalah
ketakutan
usia :
c.
yang
sosial-ekonomi yang penuh kepada
terjadinya
keadaan yang relatif lebih mudah
banyak perubahan terutama dalam bentuk fisik
yang
Terjadi peralihan dari ketergantungan
mengakibatkan
Muangman (dalam Sarwono, 2003).
remaja
Mendefinisikan
memaksa untuk dianggap dewasa.
remaja
untuk
masyarakat Indonesia sama sulitnya dengan
f. Masa remaja sebagai masa yang tidak
menetapkan
remaja
secara
umum.
realistik : pada masa remaja mereka
Masalahnya adalah karena Indonesia terdiri
memandang, melihat dan memutuskan
dari berbagai macam suku, adat, dan
segala sesuatu berdasarkan
tingkatan
mereka
saja.
Mereka
“kacamata” sangat
sulit
sosial-ekonomi
maupun
pendidikan. Walaupun demikian, sebagai
menerima informasi dari orang lain
pedoman
kecuali dari kelompoknya.
menggunakan batasan usia 11-24 tahun dan
g.Masa
remaja
sebagai
untuk
kita
dapat
masa
sebelum menikah untuk remaja Indonesia
dewasa: dengan semakin mendekatnya
dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai
usia kematangan yang sah, para remaja
berikut (Sarwono, 2003):
menjadi
a.
gelisah
untuk
ambang
umum
meningkatkan
Usia 11 tahun adalah usia dimana pada
“image” sehingga mereka akan berusaha
umumnya tanda-tanda seksual sekunder
menempatkan
mulai muncul (kriteria fisik).
dirinya
sebagai
orang
dewasa maka mereka akan mengikuti
b.
perilaku keseharian orang dewasa.
Dibanyak masyarakat indonesia, usia 11 tahun sudah dianggap akil balik, baik
12
menurut adat maupun agama, sehingga masyarakat
c.
tidak
disimpulkan
bahwa
seseorang yang mencapai usia remaja adalah
mereka sebagai anak-anak (kriteria
jika seseorang sudah mencapai usia 11-24
sosial).
tahun.
Pada usia tersebut mulai ada tandatanda penyempurnaan perkembangan
Perkembangan Body Image pada Remaja
jiwa seperti tercapainya identitas diri
Pria
identity,
Erickson),
Remaja pria menjadi sangat peduli
perkembangan
dengan perubahan fisik yang terjadi pada
kognitif (Piaget) maupun moral (kriteria
dirinya, karena masalah yang penting bagi
psikologik) (kohlberg).
remaja adalah masalah penampilan fisik dan
Batasan usia 24 tahun merupakan
kemenarikan fisik. Sehingga seorang remaja
batasan maksimal, yaitu untuk memberi
sangat
peluang bagi mereka yang sampai
berhubungan dengan body image seperti
batasan
masih
bentuk tubuh, berat badan, dan tinggi badan
menggantungkan diri pada orang tua,
yang dimiliki, dihubungkan dengan konsep
belum memberikan pendapat sendiri,
tentang tubuh ideal yang ada dimasyarakat.
tercapainya
menurut
puncak
usia
tersebut
memperhatikan
sehingga mereka masih digolongkan
dari tugas perkembangan yang sangat
sangat menentukan, karena seseorang sudah
yang
remaja ke dalam diri (self) adalah bagian
Dalam definisi diatas, status perkawinan
yang
hal-hal
Proses pembentukan body image
sebagai remaja. e.
dapat
memerlukan
(ego
d.
lagi
Jadi
menikah,
pada
penting. Biasanya remaja pria memiliki fisik
usia
yang menarik akan mempunyai penilaian
berapapun dianggap dan diperlakukan
diri yang yang lebih positif, menjadi lebih
sebagai orang dewasa penuh.
popular
Menurut Monks dkk, (1998) dalam
dan
mendapat
penerimaan
kelompok yang lebih besar dibanding remaja
masa remaja terdapat pembagian usia yaitu:
yang mengalami perkembangan fisik yang
untuk remaja awal antara usia 12 sampai 15
terlambat biasanya remaja akan mendapat
tahun, remaja madya/tengah antara usia 15
perlakuan yang kurang menyenagkan seperti
sampai 18 tahun dan untuk remaja akhir
ditolak dari kelompok atau diskriminasi dan
antara usia 18 sampai 21 tahun.
mempengaruhi tingkat harga diri (self
Sedangkan menurut Bagiot, dkk
esteem) seorang remaja. Hal ini tentu saja
(dalam Mappiare, 1982) masa usia remaja
akan
berkisar antara 15-21 tahun. Sedang menurut Gunarsa dan Gunarsa (2004) menyebutkan bahwa batasan usia remaja berkisar antara
berpengaruh
pada
kepribadian
dan
tingkah
kehidupan
sosial
remaja
perkembangan laku
selanjutnya,
Worsley (dalam Frey & carlock, 1984).
12- 22 tahun.
13
serta
Demikian
Perkembangan Harga Diri Remaja Orang yang memiliki harga diri yang
tinggi
biasanya
dengan
perasaan
dan
penilaian terhadap tubuhnya yang erat
dirinya
dengan bagaimana seorang remaja akan
berharga, dan memandang diri mereka
menilai dan mempunyai perasaan terhadap
sejajar
dirinya.
(equal)
menilai
pula
dengan
orang
lain.
Sedangkan orang yang memiliki harga diri yang
rendah,
seorang
remaja
akan
Fitness
mengalami penolakan diri (self-rejection), ketidakpuasan
Fitness
adalah
olahraga
yang
(self-dissatisfacation),
ditujukan untuk membentuk sebagian otot
sehingga seorang remaja merasa tidak
tubuh agar terlihat besar dan proporsional
berharga.
Tinggi rendahnya self-seteem
juga menarik (for Healthy magazine ed
dipengaruhi oleh lingkungan, bila dianggap
agustus, 2004). Selain itu fitness adalah
favorable atau sesuai, maka Harga diri akan
suatu
meningkat, begitu juga sebaliknya Frey dan
berbagai macam alat-alat. Alat-alat tersebut
Carlock (1984).
dapat membentuk tubuh sesuai dengan yang
Rosenberg
(dalam
Frey
dan
bentuk
olahraga
yang
memakai
diinginkan (Kedley, 2002).
Carlock, 1984) mengemukakan tiga alasan
Fitness tidak bisa dilakukan hanya
utama pentingnya perkembangan harga diri
1 kali atau 2 kali melainkan berulang-ulang
pada remaja, yaitu:
agar bisa mendapatkan hasil yang maksimal.
a.
Masa remaja adalah masa terjadinya
Berulang-ulang
pengambilan keputusan yang penting
dengan beberapa kali latihan dilakukan
dalam hidup, seperti keputusan tentang
dalam frekuensi yang rutin atau dapat
karir, pasangan hidup, perkawinan dan
disebut juga dengan intensifitas. Untuk
pembentukan keluarga.
dapat
Masa remaja adalah masa status yang
intensifitas fitness terhadap citra tubuh maka
ambisius
harus dilakukan sebanyak mungkin agar
b.
sifatnya
karena
sering
diperlakukan sebagai seorang anak-
mengetahui
dimaksud
apa
adalah
dampak
dari
mendapat hasil yang maksimal.
anak, kadang dituntut sebagai orang
c.
yang
Fitness adalah suatu bentuk latihan
dewasa.
untuk memperindah bentuk tubuh yakni
Masa remaja adalah masa yang penuh
mencakup pada pembentukan otot-otot dan
dengan perubahan yang cepat sifatnya,
juga bagian tubuh lainnya agar mendapat
yaitu perubahan fisik, seperti tinggi
hasil yang maksimal (Fortescue, 2003).
badan, berat badan dan tanda-tanda
Fitness
bisa
dikatakan
sebagai
perubahan karakteristik seksual.
bagian dari olahraga binaraga, karena dapat
Apa yang dirasakan oleh seorang
membentuk otot-otot tubuh sesuai dengan
remaja akan sangat berhubungan dengan
yang diinginkan. Selain itu membentuk otot
perasaan dan penilaian terhadap dirinya.
tubuh,
14
fitness
juga
dapat
membantu
kesehatan tubuh (Men’s Health Magazine,
beliefs dan evaluasi dari hasil
2000). Berdasarkan pengertian di atas dapat
tingkah laku. Jadi jika seseorang
diambil kesimpulan bahwa fitness adalah
percaya bahwa akan ada hasil yang
olahraga yang memakai berbagai macam
positif
alat
tubuh
tingkah laku tertentu maka seorang
khususnya otot-otot dan juga pada bagian
remaja akan mempunyai sikap yang
tubuh lainnya, selain itu juga membantu
positif
dalam menjaga kesehatan tubuh.
tersebut.
Dengan
memiliki
anggapan
bahwa
olahraga
bantu
untuk
membentuk
saat
melakukan
terhadap
tingkah
suatu
laku
mempunyai manfaat yang positif
Penjelasan Teoritis Terhadap Fitness Berbagai penelitian telah dilakukan
bagi kesehatan dan penampilan
guna mengidentifikasikan faktor psikologi
seseorang untuk itulah seorang
sosial yang dianggap dapat memprediksi
remaja bersikap positif terhadap
munculnya
tingkah laku olahraga.
perilaku
untuk
mengikuti
olahraga fitness. Beberapa model penelitian
2) Norma subjektif
yang paling popular adalah Teory of
Merupakan
perangkat
Reasoned Action dan Plened Behavior.
sosial dimana faktor ini ditentukan
a.
Theory of Reasoned Action (TRA)
oleh norma subjektif dari individu
Dalam teori ini perilaku berolahraga
bila seseorang yang sangat penting
diindikasikan dengan
intensi untuk
dan
melakukan
tertentu
dirinya
perilaku
diprediksikan terhadap
oleh
olahraga
sikap
yang subjek
fitness
sangat
berpengaruh
menyetujui
atau
bagi tidak
menyetujui suatu tingkah laku serta
dan
motivasi
persepsinya terhadap norma sosial yang
individu
yang
bersangkutan untuk menurutinya.
berlaku di masyarakat (Fishbein &
3) Kontrol terhadap perilaku
Ajzen, dalam Marks, 2000).
Kontrol terhadap perilaku meliputi
b. Theory of Planed Behavior (TPB)
pemikiran
bahwa
ada
Memiliki tiga komponen utama yaitu
beberapa tingkah laku yang lebih
sikap terhadap tingkah laku, norma
dapat dikendalikan.
subjektif, dan kontrol terhadap tingkah laku (Perceive Behavioural Control). 1) Sikap terhadap tingkah laku Merupakan faktor derajat evaluasi
individu
maupun
negatif
baik terhadap
positif satu
tingkah laku yang spesifik. Sikap untuk itu ditentukan oleh behavior
15
Hubungan antara Body Image dengan
harus dihadapi dan bersinggungan secara
Harga Diri pada Remaja Pria yang
langsung dengan sisi psikologis kehidupan.
Mengikuti Latihan Fitness / Kebugaran
Ditambahkan pula oleh Santrock (1990)
Masa remaja adalah masa peralihan
bahwa remaja merupakan suatu periode
dari anak-anak ke dewasa, bukan hanya
yang unik dan merupakan masa transisi dari
dalam artian perkembangan fisik tetapi juga
masa anak-anak ke masa dewasa, yang
psikologis.
meliputi adanya perubahan fisik, kognitif
Oleh
karenanya
perubahan-
perubahan fisik yang terjadi itulah yang merupakan
gejala
primer
dan sosial emosional.
dalam
Oleh
karenanya
remaja
yang
pertumbuhan remaja, sedangkan perubahan-
memiliki harga diri atau self-esteem yang
perubahan psikologis seperti harga diri
tinggi biasanya menilai dirinya berharga,
muncul antara lain sebagai akibat dari
dan memandang diri mereka sejajar (equal)
perubahan-perubahan fisik (Sarwono, 2003).
dengan orang lain. Sedangkan orang yang
Salah satu dari dimensi body image
memiliki harga diri yang rendah, seorang
adalah daya tarik fisik yang merupakan
remaja akan mengalami penolakan diri (self-
salah satu unsur pembantu yang penting
rejection),
dalam daya tarik pribadi. Penampilan fisik
dissatisfacation), sehingga seorang remaja
yang menarik akan mengundang efek positif
merasa tidak berharga. Tinggi rendahnya
sebagai respon dari lingkungan, sehingga
harga diri dipengaruhi oleh lingkungan, bila
menimbulkan
dianggap favorable atau sesuai, maka self-
kesan
positif
pula
dari
ketidakpuasan
(self-
individu yang bersangkutan (Baron &
esteem
Byrne, 1994). Maka dari pada itu daya tarik
sebaliknya (Frey & Carlock, 1987).
fisik sangat penting bagi umat manusia,
Karena
seperti dalam mendapat dukungan sosial,
penilaian individu terhadap dirinya sendiri
popularitas, pemilihan teman hidup, dan
baik positif maupun negatif, dan merupakan
karir. Semua dapat dipengaruhi oleh daya
persepsi
tarik seseorang. Dengan memiliki bentuk
penerimaan serta perlakuan orang lain
fisik yang baik maka akan timbul kepuasan
terhadap dirinya dan harga diri itu sendiri
dalam
keadaan
tumbuh dari interaksi sosial, usaha pribadi
tubuhnya (Cross & Cross dalam Hurlock,
yang memberikan pengalaman tertentu pada
1980). Sebagai akibatnya remaja akan
individu.
diri
remaja
terhadap
percaya diri dan memiliki harga diri yang baik.
Melalui kepercayaan
diri
akan
harga
diri
meningkat,
diri
itu
terhadap
begitu
sendiri
juga
adalah
penghargaan,
Sehingga ada kalanya kematangan
inilah,
fisik itu dicapai oleh remaja pria dalam
individu yakin dalam menjalankan proses
waktu yang terlalu cepat (early maturers)
berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
dan ada kalanya terlalu lamban bagi remaja
Sehingga remaja dalam masanya,
pria yang lain (late maturers). Menurut
banyak sekali mengalami perubahan yang
Atkinson
16
(dalam
Rahardjo,
2002)
menyatakan bahwa kematangan fisik yang
dimodifikasi dengan pengalaman baru setiap
terlalu cepat atau pun yang terlalu lamban
individu (Stuart & Sundeen, 1991). Dimana
membawa beberapa efek psikologis penting
cara
yang berbeda, yang salah satunya adalah
mempunyai dampak yang penting pada
body image. Kematangan fisik yang terlalu
aspek
cepat bagi remaja pria membawa dampak
realistis terhadap dirinya, dan menerima
bagi
yang
bagian tubuhnya akan lebih merasa aman,
Sedangkan
sehingga terhindar dari rasa cemas dan
kematangan fisik yang terlalu lamban bagi
justru meningkatkan harga diri begitu pula
remaja pria menyebabkan mereka cenderung
sebaliknya (Keliat, 1992). Harga diri adalah
memiliki body image yang negatif.
penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai
perkembangan
cenderung
terlalu
body
bersifat
image
positif.
individu
memandang
psikologinya.
Pandangan
dirinya
yang
Dengan kematangan fisik yang
dengan menganalisa seberapa jauh perilaku
cepat
memenuhi ideal diri (Stuart & Sundeen,
remaja
pria
berkembang
menjadi individu yang santai, lebih atraktif
1991).
dalam hubungan dengan teman sebaya, lawan jenis dan orang-orang yang lebih dewasa,
dan
populer
Berdasarkan tinjauan pustaka diatas,
dikalangan teman-teman sebayanya. Di sisi
maka dapat ditarik hipotesis, yaitu ada
lain, harga diri meningkat sehingga mereka
hubungan antara body image dengan harga
menjadi
memiliki
diri pada remaja pria yang mengikuti latihan
ketergantungan yang relatif kecil dan suka
fitness atau kebugaran. Semakin positif body
menjadi pemimpin (Kimmel & Wainer,
image remaja pria yang mengikuti latihan
1995). Dengan perkembangan fisik yang
fitness atau kebugaran maka semakin tinggi
cepat dan menciptakan bentuk tubuh yang
harga dirinya, dan semakin negatif body
bagus dimata masyarakat menyebabkan
image image remaja pria yang mengikuti
remaja pria yang matang lebih cepat
latihan fitness atau kebugaran maka semakin
diterima secara lebih baik oleh teman-teman
rendah harga dirinya.
lebih
sebayanya
dan
merasa
lebih
Hipotesis
percaya
orang
diri,
dewasa
lainnya.
Sehingga menciptakan body image yang
METODE PENELITIAN
positif pada diri mereka (Conger, 1991), dan
Penelitian
begitu pula sebaliknya. Karena
Body
image
pendekatan adalah
sikap
ini kuantutatif
memnggunakan yang
bersifat
hubungan, yaitu menghubungkan antara
seseorang terhadap tubuhnya secara sadar
variable satu dengan yang lain.
dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi
Subjek penelitian ini adalah remaja
dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi
pria, berusia 13 s/d 24 tahun, dan yang telah
penampilan dan potensi tubuh saat ini dan
mengikuti latihan fitness selama sekitar 3
masa lalu secara berkesinambungan yang
bulan sampai 1 tahun keatas, karena pada
17
masa itu sudah dapat terlihat perubahan-
menggunakan
perubahan fisik yang cukup signifikan.
moment (Anastasi, 2003). sedangkan Uji
Untuk teknik sampling yang digunakan
reliabilitas dalam penelitian ini adalah
dalam penelitian ini ditentukan dengan cara
Internal Consistensi dengan menggunkan
Purposive
Teknik Alpha Cronbach (Azwar, 1996).
sampling,
yaitu
teknik
teknik
Analisis
product
pengambilan sampel berdasarkan ciri-ciri
Pengujian hipotesis pada penelitian
tertentu yang berhubungan erat dengan
ini menggunakan teknik korelasi product
tujuan penelitian (Hadi, 1996). Jumlah
moment dari Pearson, yaitu dengan cara
subjek dalam penelitian ini adalah 100
menganalisis hubungan antara body image
subjek.
sebagai prediktor dengan harga diri sebagai kriterium
Uji validitas dalam penelitian ini adalah validitas konstrak (Costruct) dengan
dikatakan reliabel apabila hasilnya > 0,7
HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan
(Azwar, 1996).
menggunakan metode try-out terpakai. Menurut Azwar (1996) koefisien
Uji Asumsi
validitas dapat dianggap memuaskan apabila
Sebelum melakukan uji hipotesis,
melebihi rxy = 0,30. dari hasil uji coba pada
terlebih dahulu dilakukan uji asumsi untuk
Skala Body Image diperoleh hasil bahwa
melihat normalitas sebaran skor serta uji
dari 50 item yang diuji cobakan terdapat 16
linearitas. Uji asumsi dilakukan dengan
item yang dinyatakan gugur. Aitem yang
menggunakan bantuan program SPSS for
valid 34 item dengan koefisien validitas
windows versi 12.00.
bergerak
a.
antara 0,309 sampai 0,605.
Sedangkan
hasil uji reliabilitas sebesar
Uji Normalitas Dari
hasil
uji
normalitas
0,884. Ini berarti hasil uji reliabilitas
menggunakan
dikatakan reliabel, dimana dikatakan reliabel
pada skala body image diketahui nilai z
apabila hasilnya > 0,7 (Azwar, 1996).
= 0,081 dengan tingkat signifikansi
Kolmogorov-Smirnov
Pada Skala Harga Diri diperoleh
sebesar 0,108 (p > 0,05). Hal ini
hasil bahwa dari 50 item yang diuji cobakan
menunjukkan bahwa distribusi skor
terdapat 4 item yang dinyatakan gugur. Item
body image pada subjek penelitian
yang valid berjumlah 46 item dengan
adalah normal.
koefisien validitas bergerak antara 0,324 sampai
0,706.
Sedangkan
uji
skala harga diri diperoleh nilai z = 0,076
reliabilitas sebesar 0,940. Ini berarti hasil uji
dengan tingkat signifikansi sebesar
reliabilitas
0,162 (p>0,05). Hal ini menunjukkan
dikatakan
hasil
Adapun hasil uji normalitas pada
reliabel,
dimana
18
bahwa distribusi harga diri pada subjek
PEMBAHASAN
penelitian adalah normal.
Penelitian
ini
berusaha
untuk
menguji apakah ada hubungan antara body
b. Uji Linearitas Hasil uji linearitas pada skala body
image dengan harga diri pada remaja pria
image menunjukkan hasil yang linear
yang mengikuti latihan fitness. Berdasarkan
dengan nilai F = 29,482 dan nilai
penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis
signifikansi
(p<0,05).
diterima, artinya terdapat hubungan yang
dapat
sangat signifikan antara body image dengan
disimpulkan bahwa ada hubungan yang
harga diri pada remaja pria yang mengikuti
linear antara body image dengan harga
latihan fitness. Semakin positif body image
diri.
remaja pria yang mengikuti latihan fitness /
Dengan
sebesar demikian
0,00 maka
kebugaran maka semakin tinggi harga Uji Hipotesis
dirinya, begitu pula sebaliknya.
Berdasarkan hasil uji asumsi, baik
Hal ini sejalan dengan pendapat
uji normalitas maupun uji linearitas dapat
yang dikemukakan oleh Atkinson (dalam
diketahui bahwa data berdistribusi normal dan
linear.
Oleh
karena
itu,
Rahardjo, 2002) yang menyatakan bahwa
untuk
kematangan fisik yang terlalu cepat atau pun
selanjutnya data penelitian dianalisis dengan menggunakan
perhitungan
yang terlalu lamban membawa beberapa
statistik
efek psikologis penting yang berbeda, yang
parametrik, yaitu dengan teknik korelasi
salah
product moment. Dari dilakukan
hasil
dengan
satunya
adalah
body
image.
Kematangan fisik yang terlalu cepat bagi analisis
data
menggunakan
yang
remaja
teknik
pria
membawa
dampak
bagi
perkembangan body image yang cenderung
korelasi Pearson (1-tailed) diketahui nilai
bersifat positif. Sedangkan kematangan fisik
koefisien korelasi r sebesar 0,481 dengan
yang terlalu lamban bagi remaja pria
nilai signifikansi sebesar 0,00 (p<0,01).
menyebabkan mereka cenderung memiliki
Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis
body image yang negatif.
penelitian ini diterima, artinya ada hubungan
Dengan kematangan fisik yang
yang sangat signifikan antara body image
terlalu
dengan harga diri pada remaja pria yang
cepat
remaja
pria
berkembang
menjadi individu yang santai, lebih atraktif
mengikuti latihan fitness. Dimana semakin
dalam hubungan dengan teman sebaya,
positif body image remaja pria yang
lawan jenis dan orang-orang yang lebih
mengikuti latihan fitness / kebugaran maka
dewasa,
semakin tinggi harga dirinya, begitu pula
dan
merasa
lebih
populer
dikalangan teman-teman sebayanya. Dengan
sebaliknya.
demikian,
harga
diri
remaja
makin
meningkat sehingga mereka menjadi lebih percaya diri, memiliki ketergantungan yang
19
relatif kecil dan suka menjadi pemimpin
dan kenyataan menjadi ingin memiliki
(Kimmel & Wainer, 1995).
bentuk tubuh ideal yang berbeda dengan
Dengan perkembangan fisik yang
bentuk tubuh sendiri (Sears & Sears, 2000).
cepat dan menciptakan bentuk tubuh yang
Sehingga semakin dekat tingkat kesesuaian
bagus dimata masyarakat menyebabkan
bentuk tubuh yang dimiliki dengan bentuk
remaja pria yang matang lebih cepat
tubuh ideal (body ideal) maka akan semakin
diterima secara lebih baik oleh teman-teman
siap individu menerima body image-nya
sebayanya
(Atwater, 1983).
dan
orang
dewasa
lainnya.
Sehingga menciptakan body image yang
Menurut Cross dan Cross (dalam
positif pada diri mereka (Conger, 1977).
Hurlock, 1980) dengan memiliki bentuk
Sebaliknya, bagi remaja pria yang
fisik yang baik maka akan timbul kepuasan
terlambat matang akan mengalami perasaan
dalam
inadekuasi, dan merasa ditolak, didominasi,
tubuhnya. Sebagai akibatnya remaja akan
menjadi lebih tergantung, agresif, tidak
percaya diri dan memiliki harga diri yang
aman dan pemberontak (Papalia & Olds,
baik.
1995). Tekanan yang dialami oleh remaja
individu yakin dalam menjalankan proses
pria yang terlambat mengalami kematangan
berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
fisik semakin berat dengan adanya dapat dari
Karena remaja dalam masanya, banyak
pengaruh media massa, khususnya televisi.
sekali mengalami perubahan yang harus
Televisi menciptakan suatu standard semua
dihadapi dan bersinggungan secara langsung
akan bentuk tubuh ideal. Remaja yang
dengan sisi psikologis kehidupan.
diri
Melalui
remaja
terhadap
kepercayaan
diri
keadaan
inilah,
kurang dapat membedakan antara fantasi Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti mempunyai beberapa
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang
saran yang dapat diberikan, diantaranya :
telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
hipotesis
dalam
penelitian
1.
Bagi subjek yang telah memiliki harga
ini
diri yang tinggi diharapkan dapat
diterima. Hal ini berarti ada hubungan yang
mempertahankannya dan juga dapat
sangat signifikan antara body image dengan
menempatkan
harga diri pada remaja pria yang mengikuti
baiknya dalam lingkungan. Lain halnya
latihan fitness, dimana semakin positif body
dengan subjek yang memiliki harga diri
image remaja pria yang mengikuti latihan
yang rendah diharapkan agar dapat
fitness atau kebugaran maka semakin tinggi
memperbaiki sikap dan perilaku yang
harga dirinya, begitu pula sebaliknya.
sewajarnya dari pada terjebak dalam
diri
dengan
sebaik-
obsesi untuk memiliki bentuk tubuh yang
atletis
dengan
tujuan-tujuan
tertentu atau setidaknya untuk memiliki
Saran
20
tubuh yang sehat mungkin lebih baik
2.
Sehubungan
dengan
penelitian
ini,
atau lebih penting dibanding untuk
penulis menyarankan untuk peneliti
berfikir
Karena
selanjutnya dapat meneliti faktor-faktor
sebenarnya masih banyak hal-hal lain
lain yang mempengaruhi harga diri
yang lebih baik, menarik, dan lebih
seperti jenis kelamin, kelas sosial,
bermakna dari pada memiliki tubuh
pembagian
yang kekar, besar, dan atletis.
pengkategoriannya.
hal
seperti
itu.
DAFTAR PUSTAKA
21
usia
serta
Anastasi, A., & Urbina, S. (1998). Tes psikologi: Jilid 1. Alih bahasa: Drs. R. Haryono S. Imam, MA. Asia:Simon & Schuster Pte.Ltd.
Coopersmith, S. (1967). The Antencedents of self esteem. San Fransisco:W.H.Freeman and Company.
Arkoff. (1975). The “body beautiful”: English adolescent’s image of ideal bodies (1). http://WWW.nisso.n1/naw201012. htm.
Conger, JJ. (1991). Adolescence and youth : Psychological development in a ed). changing world (4rd Washington, DC : Harper-Row Publishers.
Arkoff, A. (1975). Psychology and personal Corsini,
growth. Boston : Allyn & Bacon.
Atwater,
E., & Duffy K.G. (2000). Psychology for living : Adjustment, growth and behavior today (7rd ed). New Jersey : Prentice Hall.
R. (1994). Encyclopedia of psychology (2rd ed). New York: McGraw-Hill.
Dacey, J., & Kenny, M. (1997). Adolescence development (2rd ed). Durbuque, IA: Brown & Benchmark Publisher.
Atwater, E. (1983).Psychology of adjustment (2rd ed). New Jersey: Prentice Hall, Inc. Azwar, S. (2003). Tes prestasi (Fungsi & pengembangan pengukuran prestasi belajar – edisi II). Yogyakarta: Pustaka belajar.
Dusek,
J.B.(1996). Adolescence & development behavior (2rd ed). New Jersey: Prentice Hall.
Elkind,
D., & Weiner, I.B. (1978). Development of the child. USA: John Wiley & Sons.Inc.
Fery,
Azwar, S. (2004). Dasar-dasar psikometri. Yogyakarta: Pustaka belajar.
Baron, R.A., & Byrne, D. (1994). Social Psychology: Understanding human ed). interaction (7rd Massachussets: Allyn & Bacon.
D.E., & Carlock, C.J. (1987). Enhancing self-esteem. (3rd ed). Ohio Indiana: Accelarate Development Inc.
Felker, D.W. (1974). Helping childern to like themselves. Minnearpolish: Bugess Publishing Company.
Benokraitis, N.J. (1996). Adolescence and youth: Psychological development in a changing world (2rd ed). New York : Harper-Row, Publishers.
Fisbein,M & Ajzen, I. (1975). Belief, attitude, intention, and behavior. New York: USA. Fortescue,A. (2003). Dalam FHM (edisi
Burns,
R.B. (1993). Konsep diri : Pengukuran, pengembangan, dan perilaku. Jakarta : Arcan.
Agustus).
Frey,D., & Carlock,C.J. (1984). Enchacing self-esteem. Indiana: Accelerated Developmental Inc.
Caspersen, Powell, & Christention. (2000). Sport for body image. Mc GrawHill Publishing Company.
22
Rice,
Fuhrman,B.S.(1990). Adolescence. USA: Scott,foreman/Little, Brown Higher Education. Gunarsa, S.D., & Gunarsa, S.D. (1997). Psikologi untuk muda-mudi. Jakarta: BPK Gunung mulia.
Rini, J.F. (2004). Mencemaskan penampilan. http://WWW.epsikologi.com/remaja/110604.htm.
Hadi, S. (1996). Statistik 2 (Edisi ke-16). Yogyakarta: Universitas gajah mada.
Santrock, J.W. (1998). Adolescence (2rd ed). New York: Mc Graw-Hill
Hurlock, E. (1980). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan (5rd ed) . Alih bahasa: Tjandrasa & Zarkasih. Jakarta: Penerbit erlangga. Kedley.
(2002).
F.P. (1996). The adolescent: Development, relationship and culture (8rd ed). Massachussets: Allyn & Bacon.
Sarwono, S.W. (2003). Psikologi remaja. Jakarta: PT. Raja grafindo persada.
Sears, W. & Sears, M. (2000). Tahun-tahun pertumbuhan. Alih bahasa: Dra.Med. Meitasari, T. Batam: Interaksara.
Fitness.
http://WWW.Yahoosports.com
Kimmel, D.C., & Wainer, I.B. (1995). Adolescence: A developmental transition (2rd ed). New York: John Wiley & Sons, Inc.
Sloan.
Mappiare, A. (1982). Psikologi remaja.
Stuart&Sundeen. (1991). http://WWW.library.usu.ac.id/doenl oad/fk/keperawatan-salbiah2.pdf.
Surabaya_Indonesia:
Usaha
(2002). Body http://WWW.ag.ohiostate.edu/~ohioline/hygfact/5000/538.htm.
image.
nasional. Suryabrata, S. (2002). Psikologi pendidikan. Jakarta: PT. Raja grafindo persada.
Marks. (2000). Theory of reasoned action. http://WWW.Yahoosports.com.
Tambunan, R. (2001). Harga Diri Remaja. http://WWW.epsikologi.com/remaja/24ogol.htm
Monks, F.J., Knoer, A.M.P., & Hadianto, S.R. (2001). Psikologi perkembangan: pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gajah mada university press. Nazir,
M.
(2003).
Metode
Taylor, S.E., Peplau, L.A., & Sears, D.O. (2000). Social psychology (10rd ed). . New Jersey: Prentice Hall, Inc.
penelitian. Thompson, J.K. & Altabe, M. (1990). Body image changes during early adulthood. International Journal of Eating disorder, 13 (3), 323-328.
Jakarta: Ghalia indonesia.
Papalia, D.E., & Olds, S.W. (1995). Human development (6rd ed). New York: McGraw-Hill, Inc.
23
Tjhono, S. (2005). Curhat meningkatkan harga diri. http://WWW.Kompas.com/kompas/ cetak/0509/23/muda/2071153.htm. Wirawan, H.E. (1998). Psikologi sosial 1. Jakarta: Universitas tarumanegara.
Wylie. (1969). The self concept : Theory and research on selected topics. Lincoln: University of Nebraska Press. Yardley, K. (1987). Self and identity: Psychosocial perspective. New York: Wiley.
24