THE MAKING OF “SURA & BAYA” SHORT ANIMATION Cut Sarah Medina, Bina Nusantara University, Jl. K.H. Syahdan No. 9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11480 Telp. (62-21) 534 5830, 535 0660 Fax. (62-21) 530 0244,
[email protected] Cut Sarah Medina, Ardiyan, S.Sn Abstract This Project tells about the legend of the symbol of Surabaya. The method that is used in this project is searching data and have not found Animated movie that tells about the Legend of Surabaya on the internet media with motion comic style. The purpose of this project is to spread the story of this folklore with motion comic storytelling form that never had been made before based on the data from the writter. The expected results of this project is that people, especially teenagers will know about the legend of Surabaya. Keywords: Short Animation, Legends, Surabaya, Sura & Baya, Indonesian Culture Abstrak Perancangan ini menceritakan tentang Legenda dari lambang kota Surabaya. Metode Perancangan Animasi pendek ini adalah dengan melakukan pencarian dan belum menemukan animasi tentang Legenda Surabaya di media internet dalam bentuk motion comic. Perancangan Animasi pendek Sura & Baya ini bertujuan untuk menyebarluaskan cerita rakyat tersebut dengan penceritaan berupa motion comic yang belum pernah dibuat sebelumnya berdasarkan data penulis. Hasil dari perancangan ini adalah agar masyarakat khususnya remaja mengetahui tentang legenda Surabaya tersebut. Kata kunci: Animasi Pendek, Legenda, Surabaya, Sura & Baya, Budaya Indonesia
PENDAHULUAN
Gambar 1. Opening Film Sura & Baya
1
Surabaya merupakan salah satu kota terbesar kedua yang ada di Indonesia setelah Jakarta. Namun, apa yang sebenarnya menarik dari kota Surabaya? Surabaya memiliki sebuah lambang, yaitu sebuah patung ikan hiu dan buaya. Asal usul kota tersebut berasal dari lambang itu. Ada cerita dibalik terjadinya tugu kota Surabaya. Penulis menganggap bahwa cerita tersebut menarik untuk dijadikan sebuah film Animasi. Animasi di Indonesia sudah mengalami perkembangan yang begitu pesat.Saat ini bahkan bidang kreatif sedang mendapat perhatian yang cukup banyak dari masyarakat.Pada dasarnya ilmu desain dan kreatif memang bukan ilmu yang pasti dan dapat dinilai secara pasti.Karena desain merupakan keturunan dari ilmu seni.Animasi di dunia sekarang sudah banyak dikenal dan mendapat apresiasi yang cukup besar. Animasi pendek menjadi salah satu karya seni yang mencerminkan pembuatnya. Kita masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang sangat kaya raya akan kebudayaan. Salah satu cara melestarikan kebudayaan tersebut adalah dengan cara membuatnya menjadi sebuah karya seni yang bisa diapresiaikan kepada seluruh masyarakat dalam maupun luar negeri. Karena biasanya orang luar negeri sangat tertarik dengan kebudayaan kita yang unik dan tradisional. Generasi muda saat ini sudah tidak begitu tertarik dengan cerita-cerita daerah yang lebih menekankan pada unsur mitos tradisional. Padahal banyak sekali cerita rakyat yang sudah melegenda secara turun temurun di masing-masing budaya yang ada di Indonesia ini. Kebanyakan yang kita dengar hanya beberapa saja, padahal sebenarnya ada banyak sekali legenda-legenda yang ada di Indonesia. Animasi pendek Sura & Baya ini berdasarkan kepada kisah dibalik legenda kota Surabaya. Animasi pendek ini menceritakan tentang kisah perkelahian antara ikan hiu dan buaya yang tidak pernah berakhir. Ikan Hiu dan Buaya tersebut kemudian dikenang sebagai lambang dari kota Surabaya. Kota Surabaya adalah ibu kota Provinsi Jawa Timur, Indonesia sekaligus menjadi kota metropolitan terbesar di provinsi tersebut. Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Kota Surabaya juga merupakan pusat bisnis, perdagangan, industri, dan pendidikan di Jawa Timur. Kota ini terletak 789 km sebelah timur Jakarta, atau 426 km sebelah barat laut Denpasar, Bali. Surabaya terletak di tepi pantai utara pulau Jawa dan berhadapan dengan Selat Madura serta Laut Jawa. Berdasarkan hasil pencarian data yang penulis lakukan melalui media youtube (internet), belum ada yang menceritakan Legenda Surabaya dengan menggunakan media Film Animasi motion comic sesuai dengan cerita Legenda yang dikenal masyarakat. Tujuan Penulis membuat animasi pendek ini adalah untuk menyampaikan cerita dan juga menyebarluaskan cerita tersebut kepada target penonton yang berusia remaja.
METODE PERANCANGAN Penceritaan animasi pendek ini menggunakan teknik motion comic dan bergenre action-supranatural. Penulis mengambil referensi berdasarkan komik-komik Jepang dan Amerika lalu mencoba menggabungkan kedua gaya tersebut. Motion Comic adalah penggabungan dari dua unsur, yaitu unsur Comic dan Animasi. Jadi singkatnya motion comic adalah menggerakan sebuah gambar komik ditambahkan dengan unsur pendukung lainnya seperti efek suara atau dubbing. Supernatural adalah sesuatu yang bukan merupakan subjek hukum alam atau sesuatu yang ada di luar alam. Dalam neoplatonisme, mempertimbangkan sesuatu yang supernatural merupakan hal yang sulit karena keterkaitan apapun dengan alam harus ditolak. Dalam budaya populer dan fiksi, sesuatu yang supernatural dikaitkan dengan hal-hal yang paranormal dan gaib.
2
Penulis ingin menyampaikan cerita berdasarkan gerakan animasi dan berupa teks yang muncul seperti pada saat kita membaca komik. Motion comic adalah menggabungkan unsur-unsur yang ada di komik dan unsur animasi yaitu pergerakan. Jadi penonton akan diajak untuk melihat sambil membaca untuk mengetahui alur ceritanya. Dengan sedikit tambahan sound effect pada saat adegan berkelahi. Selebihnya tidak menggunakan dialog suara. Penulis juga ingin membuat dua karakter utama sebagai elemen kebaikan dan kejahatan yang saling berdampingan dan tidak bisa dipisahkan. Seperti teori Yin dan Yang. Yin dan Yang merupakan dua konsep yang berlainan tapi saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Penulis memilih media internet sebagai media untuk mempublikasikan dan menyebarluaskan karya film animasi ini. Sesuai dengan pencarian data yang penulis lakukan melalui media internet. Penulis belum menemukan film animasi dengan tema yang sama dan bentuk motion comic yang dipublikasikan di internet. Ada beberapa tahap pembuatan yang penulis lalui yaitu, pre production, production dan post production. Dalam tahap pre production penulis melakukan : 1. Brainstorming: Proses penentuan tema apa yang akan dipilih dan judul apa yang akan dipakai. 2. Sinopsis: Perencanaan cerita secara garis besar meurut versi penulis sendiri berdasarkan referensi cerita yang ada. Sinopsis Cerita Pada zaman dahulu kala hiduplah dua makhluk siluman yang bermusuhan.Mereka berasal dari dua dunia berbeda.Sura yang hidup di perairan dan Baya yang hidup di daratan.Mereka berdua sama-sama menjadi pemangsa terkuat di wilayahnya masingmasing.Bila sedang mencari mangsa, mereka berdua sering berkelahi karena merasa daerah kekuasaannya direbut. Suatu hari mereka berkelahi cukup hebat sampai kelelahan karena mereka sama-sama kuat.Akhirnya mereka memutuskan untuk membuat perjanjian.Mereka membatasi wilayah kekuasaan masing-masing dan tidak ada yang boleh mencari mangsa selain di daerah mereka sendiri.Sura di air sedangan Baya di darat. Pada suatu hari Sura berniat untuk melanggar perjanjian mereka berdua. Secara diamdiam Sura berburu di sungai.Tanpa sengaja sasaran Sura ternyata adalah mangsa yang dikejar oleh Baya.Sura pun tertangkap basah. Mereka seketika langsung berkelahi.Baya merasa Sura telah mengkhianati perjanjian mereka. Sura beralasan bahwa sungai adalah perairan sehingga termasuk ke dalam wilayahnya.Baya masih tidak terima.Akhirnya mereka berkelahi dengan hebat. Mereka berdua sama-sama kuat dan tidak akan pernah ada yang kalah ataupun menang. Mereka berdua akhirnya dikenang menjadi lambang dari kota Surabaya. 3.
Treatment: Penjelasan secara lebih rinci adegan-adegan dalam film yang akan dibuat.
-
Treatment / Solusi penceritaan Intro: Treatment: 3D Pembukaan dengan blackout lalu zoom in menjadi sebuah buku legenda yang kemudian halamannya terbuka. Establishing environment di pinggir sungai di tengah hutan dengan pepohonan yang tinggi-tinggi menjulang dengan background pepohonan.
3
− − − − − − − −
−
− − − − − − − − − − − − − − − − − 4. 5. 6.
Masalah: Treatment: 2D Sura dan Baya sedang berdiri berhadapan di pinggir sungai dengan nafas terengahengah karena kelelahan. Close up wajah Sura yang kesal. Close up wajah Baya yang terkejut dan berubah siap menyerang. Shot Sura melompat dan mencoba menyerang. Baya terkejut dan mencoba melawan serangan Sura. Sura dan Baya saling mengeluarkan jurus masing-masing sambil melompat dan saling memukul wajah masing-masing. Fade to white. Sura dan Baya kelelahan karena tidak ada yang menang dan akhirnya memutuskan untuk saling menyerah. Solusi: Treatment: 3D & 2D Sura dan Baya membuat perjanjian untuk membagi wilayah masing-masing. Diperjelas dengan narasi dan ilustrasi. Sura tinggal di air dan Baya tinggal di darat. Masalah: Treatment: 2d Suatu hari Sura berniat untuk menghianati Baya. Sura sedang berada di bawah pohon di pinggir pantai. Sura mengamati wilayah hutan dan memutuskan untuk berburu di sekitar sungai. Sura menemukan sebuah mangsa dan membidiknya. Point of view Sura sedang membidik sasaran. Sura melepaskan anak panah miliknya. Anak panah Sura disambut oleh anak panah dari arah lain sehingga meleset. Kamera bergeser dengan cepat dan mendapati Baya yang kesal. Mangsa itu ternyata juga diburu oleh Baya. Sura pun terkejut karena tertangkap basah telah berburu di wilayah Baya. Baya menjadi marah. Sura dan Baya kembali berkelahi dan mengeluarkan jurus masing-masing, namun tidak ada yang menang. Mereka sama-sama kuat dan tetap berusaha berkelahi. Ending: Treatment: 2D dan 3D Posisi bertarung Sura dan Baya yang menyerupai tugu kota Surabaya yang asli. Mereka berdua akhirnya dikenang menjadi lambang kota Surabaya. Buku legenda menutup dan zoom out. Fade to Black.
Naskah: Pembuatan naskah berdasarkan treatment yang telah ada dengan menjelaskan setting tempat, suasana, dialog serta mood karakter. Referensi Visual: Mengumpulkan segala bentuk referensi yaitu bisa berupa video, artikel, buku, gambar dan lain-lain yang dapat dijadikan acuan dalam membuat desain. Storyboard dan Animatic: Penyusunan adegan yang diwujudkan dalam bentuk gambar dan sudah diberi efek gerakan dan suara.
4
Gambar 2. Storyboard 7. 8.
Desain Karakter: Membuat desain karakter berdasarkan data karakter dan referensi yang ada berupa sketsa. Desain Environment: Membuat desain environment berdasarkan hasil referensi dan naskah yang ada.
Kemudian dalam tahap Production penulis melakukan: 1. 3D Modelling: Membuat bentuk 3D dari hasil desain asset.
Gambar 3. Visualisasi Asset Buku dan Lilin
5
2. 3.
Animate: Melakukan proses animate yaitu menggambar cut per cut dari adegan dan digerakkan dengan bantuan software 2D dan 3D. Dubbing: Merekam suara untuk narasi berdasarkan naskah yang ada.
Selanjutnya adalah tahap post production, yaitu: Offline - Compositing: Menyunting cut per cut film yang telah di render agar tersusun rapi sesuai alur. Online - Color Correction: Menyamakan warna seluruh cut agar hasilnya menjadi konsisten. - Sound Editing: Menambahkan backsound untuk membangun mood sesuai dengan adegan yang ada.
HASIL & BAHASAN Dalam perancangan animasi pendek “Sura & Baya” ini ada beberapa hasil akhir yang dapat dirangkum sebagai berikut: 1. Short Movie “Sura & Baya”: Film animasi pendek berdurasi kurang lebih 3 menit. 2. Poster: Desain poster untuk memperkenalkan film animasi pendek “Sura & Baya”. 3. DVD dan Cover: Keping DVD dengan cover film animasi pendek “Sura & Baya”. 4. Pin: Merchandise dalam bentuk pin dengan gambar karakter dalam film animasi “Sura & Baya”. 5. Sticker: Sticker dengan gambar karakter film animasi “Sura & Baya”.
Gambar 3. Stiker dan Pin
Dalam pembuatan desain judul Jenis font yang digunakan untuk judul animasi Sura & Baya ini adalah Balinese Family karena memiliki karakter seperti batik. Kemudian penulis buat menjadi miring (italic) agar memberikan kesan aksi. Lalu untuk penggunaan warna Biru dan Jingga untuk memberikan kesan kontras untuk membedakan kedua karakter dengan nama tersebut. Sedangkan untuk lambang & dibuat lebih kecil dan berwarna netral agar tidak lebih menonjol. Dalam pembuatan desain karakter, penulis menjadikan karakter ikan hiu dan buaya dalam bentuk manusia atau menyerupai manusia karena penulis ingin melibatkan penonton sehingga diharapkan penonton akan merasa tertarik. Sura adalah karakter utama yang bersifat antagonis. Sura merupakan perwujudan dari Ikan Hiu dalam bentuk manusia. Sura tidak pernah mau kalah dan licik. Sura dapat mengeluarkan kekuatan supranatural berupa elemen air. Karakter Baya merupakan karakter protagonist dan menepati perjanjian. Baya adalah karakter perwujudan dari sosok buaya dana tubuh manusia. Baya dapat mengeluarkan kekuatan supranatural beru[a elemen tanah.
6
Gambar 2. Screenshot Film Sura & Baya Untuk desain Environment penulis memilih beberapa environment yaitu, hutan, sungai dan pantai. Hutan dan Sungai merupakan tempat tinggal Baya si Buaya, sedangkan Pantai merpakan tempat tinggal Sura si Ikan Hiu. Mereka berdua tinggal di daerah yang berbeda, namun berdekatan. Maka dari itu penulis menggambarkan kedua environment tersebut berdekatan. Hutan merupakan tempat tinggal Baya si Buaya yang memiliki sebuah sungai yang bermuara ke lautan tempat Sura si Hiu tinggal. Hutan digambarkan dengan mood warna lebih kepada warna merang jingga dan hijau untuk lebih menguatkan kepada karakter Baya. Penulis merancang pantai yang dekat dengan hutan sebagai tempat tinggal Sura si ikan Hiu. Pantai dengan pohon kelapa dan rerumputan yang menggambarkan pantai yang panas dan luas. Desain pantai menggunakan warna dominan biru untuk lebih menguatkan kepada karakter Sura.
Gambar 3. Environment sungai dan hutan Dalam perancangan animasi pendek ini, penulis menginterpretasikan cerita legenda dalam bentuk visual sebuah buku. Untuk lebih menonjolkan genre supranatural , penulis membuat tulisan dan gambar dalam buku akan muncul dan menghilang dengan sendirinya. Dalam scene buku tersebut
7
penulis mengeksekusi dalam teknik tiga dimensi dengan aplikasi Autodesk 3dsmax dan Adobe After Effects.
Gambar 4. Screenshot Film Sura & Baya Sedangkan dalam isi cerita atau motion comic itu sendiri, penulis mengeksekusi dalam teknik dua dimensi dimana semua asset penulis menyelesaikan sendiri dengan menggunakan aplikasi Adobe Photoshop dan untuk hasil akhir penulis melakukan pergerakan animate dengan aplikasi Adobe After Effects. Perancangan Animasi Pendek Motion Comic Sura & Baya ini telah melalui banyak tahapan proses. Dalam tahap pencarian data penuliis tidak menemukan kesulitan karena semua data dapat dengan mudah ditemukan melalui media internet dan buku yang mudah didapatkan. Dalam tahap konsep, penulis mengalami sedikit kesulitan dalam mengembangkan cerita, namun akhirnya penulis dapat menyelesaikannya karena adanya beberapa saran dan ide yang didapatkan dalam proses pembuatan atau proses produksi film. Dalam tahap desain, penulis juga terbantu dengan banyaknya referensi yang dapat penulis cari melalui media internet juga beberapa saran dan kritik dari orang lain.
8