THE INFLUENCE OF LAYOUT AND WORK ENVIRONMENT TO COMPETITIVE ADVANTAGES OF PRASETYA BUNDA HOSPITAL Compiled: RUBBY HASBUNA SALAM NPM : 083402016 Guidance: R. Lucky Radi Rinandiyana Dian Kurniawan ABSTRACT The objectives of this research were to knew and to analyzed about the influence of layout and work environment to competitive advantages of Prasetya Bunda Hospital.Research method which applied in this research was survey research method, while data collecting technique was done by through questionaire and literature study. Sampling technique applied sample was population research technique and the size sample was 30 respondents. The analyzer applied was multiple regression technique and t test and F test. The result of this research were indicated that there is an influence simultaneously and partially between the layout and the work environment for competitive advantage Prasetya Bunda Hospital. It is recommended to provide air conditioning for the entire room facilities, installing extra ventilation so that air circulation can flow smoothly, and complete service facilities so that patients do not need to be referred to another hospital. Keyword: layout, work environment, competitive advantages. PENGARUH TATA LETAK DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING RUMAH SAKIT PRASETYA BUNDA TASIKMALAYA ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis mengenai pengaruh tata letak dan lingkungan kerja terhadap keunggulan bersaing Rumah Sakit Prasetya Bunda Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survey, sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner dan studi kepustakaan. Teknik pengambilan sampel menggunakan sensus dengan ukuran sampel sebanyak 30 responden. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dan uji t dan uji F. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan dan parsial antara tata letak dan lingkungan kerja terhadap keunggulan bersaing Rumah Sakit Prasetya Bunda. Disarankan untuk menyediakan fasilitas AC untuk seluruh ruangan termasuk ruangan-ruangan kelas 3, memasang ventilasi tambahan sehingga sirkulasi udara dapat mengalir dengan lancar, dan melengkapi fasilitas layanan sehingga pasien tidak perlu dirujuk ke rumah sakit lain. Kata kunci:
tata letak, lingkungan kerja, keunggulan bersaing.
1
suatu produk yang ditawarkan oleh satu rumah sakit sangat dimungkinkan ditawarkan pula oleh rumah sakit lain, dengan tipe dan karakteristik yang relatif sama. Apalagi masing-masing rumah sakit tersebut tak henti-hentinya berupaya untuk senantiasa meningkatkan kualitas produk dan pelayanannya. Seperti di Tasikmalaya, terdapat banyak rumah sakit yang saling bersaing diantaranya Rumah Sakit Umum, Rumah Sakit Jasa Kartini, Rumah Sakit Prasetya Bunda, Rumah Sakit Islam Tasikmalaya, dan Tasik Medical Center. Namun perlu diingat, bahwa sumberdaya dan kapabilitas setiap rumah sakit sangat dimungkinkan berbeda, satu dengan yang lainnya. Sebagai rumah sakit yang bersaing, adalah wajar apabila mencari tahu tentang keunggulan bersaing apa yang dimilikinya, dibandingkan dengan pesaingnya. Rumah Sakit Prasetya Bunda sejak awal dibangun dengan konsep rumah sakit yang modern, berstandar internasional, sehingga terkesan seperti bukan sebuah bangunan rumah sakit, akan tetapi seperti sebuah bangunan hotel berbintang, dengan didukung fasilitas yang cukup lengkap dan tenaga Sumber Daya Manusia yang kompeten di bidangnya. Rumah sakit Prasetya Bunda menjalankan strategi untuk menciptakan produk jasa pelayanan rumah sakit yang unik yaitu nyaman, peduli pelanggan dan proporsional untuk meraih keunggulan kompetitif. Keunggulan Rumah Sakit Prasetya Bunda yang lain yaitu memiliki fasilitas EEG dan USG 4 Dimensi. Selain itu, Rumah Sakit Prasetya Bunda menerima Jamkesmas, Jampersal, Jamkesda, dan Jamkeskinda bagi masyarakat yang tidak mampu yang di rumah sakit lain belum menyediakan fasilitas tersebut. Rumah Sakit Prasetya Bunda secara terus menerus membangun dan menambah berbagai fasilitas baru. Walaupun penentuan tata letak yang efektif selalu dianggap sepele tetapi bagaimanapun juga pihak RSPB menyadari bahwa penempatan fasilitas-fasilitas yang baik akan membantu organisasi untuk meminimumkan biaya-biaya dan mengefektifkan proses pelayanan.
1. Latar Belakang Penelitian Industri manufaktur dan jasa akan senantiasa dihadapkan pada kompetisi yang ketat sekali, dimana hal ini tidak hanya terjadi pada perusahaan yang memproduksi barang atau jasa sejenis tetapi hampir secara keseluruhan mengalami persaingan tersebut, termasuk pada industri jasa rumah sakit. Bisnis rumah sakit saat ini mengalami persaingan yang ketat dengan semakin mudahnya perijinan pendirian rumah sakit swasta. Lokasi rumah sakit saat ini sudah tidak lagi mempertimbangkan jarak antar rumah sakit, sehingga persaingan sangat mengandalkan pada kualitas layanan, biaya perawatan dan tenaga medis yang terdapat didalamnya. Akibat persaingan yang ketat ini, rumah sakit dituntut untuk membuat strategi untuk mendapatkan pelanggan/ pasien, bila gagal berkompetisi maka akan mengakibatkan ditutupnya operasional rumah sakit tersebut. Persaingan dalam industri jasa rumah sakit meliputi persaingan untuk perawatan pasien inap, jasa dokter dan jasa apotek, sehingga dinamika persaingan yang terjadi adalah kompetisi multipoint. Adapun segmen pasar yang dilayani oleh rumah sakit – rumah sakit ini bervariasi dari segmen penduduk dengan pendapatan rendah – tinggi. Hal tersebut didasarkan karena setiap perusahaan berusaha untuk menguasai pangsa pasar dari produk yang mereka hasilkan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Persaingan yang semakin ketat memaksa manajemen rumah sakit untuk meningkatkan kinerjanya, apabila rumah sakit ingin terus bertahan. Jadi, hanya rumah sakit yang memiliki kinerja baiklah yang mampu bertahan hidup. Keunggulan dalam bersaing sangat diperlukan sebagai tolok ukur dalam keberhasilan sebuah usaha, Dalam setiap kehidupan selalu ada persaingan yang motivnya bermacam-macam. Keunggulan disini memiliki tujuan utama yaitu untuk menguasai pasar yang bisa memberikan dampak pada keberlangsungan kegiatan operasional yang dijalankan suatu organisasi. Persaingan antar rumah sakit merupakan hal yang wajar terjadi, karena 1
Tata letak dan lingkungan kerja pad Rumah Sakit Prasetya Bunda merupakan beberapa keputusan penting yang menentukan efisiensi operasi dalam jangka panjang rumah sakit. Tata letak memiliki banyak dampak strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam kapasitas, proses, fleksibilitas, dan biaya, serta kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan, dan citra perusahaan. Tata letak yang efektif dan lingkungan kerja yang baik dapat membantu organisasi mencapai sebuah strategi yang menunjang diferensiasi, biaya rendah, atau respon cepat. Tujuan strategi tata letak adalah untuk membangun tata letak yang ekonomis yang memenuhi kebutuhan persaingan. Rumah Sakit Prasetya Bunda merancang tata letak berbagai fasilitas dengan konsep yang modern sehinggan menciptakan kenyamanan tak hanya bagi pasien tetapi juga bagi karyawan sebagi pelanggan internal. Selama ini belum diketahui secara pasti sejauh mana pengaruh pelaksanaan tata letak dan lingkungan kerja terhadap keunggulan bersaing pada Rumah Sakit Prasetya Bunda Tasikmalaya. Maka dari itu, perlu dilakuan suatu penelitian mengenai bagaimana pelaksanaan tata letak dan lingkungan kerja pada Rumah Sakit Prasetya Bunda Tasikmalaya serta bagaimana pengaruhnya terhadap keunggulan bersaing dimana hasil penelitian tersebut akan dituangkan dalam usulan penelitian dengan judul “Pengaruh Tata Letak dan Lingkungan Kerja terhadap Keunggulan Bersaing Pada Rumah Sakit Prasetya Bunda Tasikmalaya” Identifikasi masalah yang diungkapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana tata letak pada Rumah Sakit Prasetya Bunda Tasikmalaya. 2. Bagaimana lingkungan kerja pada Rumah Sakit Prasetya Bunda Tasikmalaya. 3. Bagaimana keunggulan bersaing pada Rumah Sakit Prasetya Bunda Tasikmalaya. 4. Bagaimana pengaruh tata letak dan lingkungan kerja terhadap keunggulan
bersaing pada Rumah Sakit Prasetya Bunda Tasikmalaya. 2. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Desain tata letak perlu dipandang sebagai sesuatu yang dinamis. Hal ini berarti mempertimbangakan peralatan yang kecil, mudah dipindahkan, dan fleksibel. Agar dapat mengatasi perubahan model produk secara cepat dan mudah, dan masih dalam tingkat produksi yang memadai, manajer harus memberikan fleksibilitas dalam desain tata letak. Untuk mendapatkan fleksibilitas dalam tata letak, para manajer melatih pekerja mereka saling bersilang, merawat peralatan, menjaga investasi tetap rendah, menempatkan sel kerja secara berdekatan, dan menggunakan peralatan yang kecil dan mudah dipindahkan. Menurut Wignjosoebroto (2000: 40), ”Tata letak dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas–fasilitas guna menunjang kelancaran proses produksi. Pengaturan tersebut akan memanfaatkan luas area (space) untuk penempatan mesin atau fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran gerakan–gerakan material, penyimpanan material (storage) baik yang bersifat temporer maupun permanen, personil pekerja dan sebagainya”. Adapun unsur – unsur yang dipertimbangkan dalam tata letak fasilitas jasa meliputi beberapa hal berikut ini (Mudie dan Cottam, 1993 dalam Fandy, 2001: 46). 1. Pertimbangan/perencanaan spesial 2. Perencanaan ruangan 3. Perlengkapan/perabotan 4. Tata cahaya 5. Warna 6. Pesan – pesan yang disampaikan secara grafis Perencanaan tata letak merupakan pengaturan tempat sumber daya fisik yang digunakan untuk membuat produk mencakup disain atau konfigurasi dari bagian-bagian, pusat kerja, dan peralatan yang membentuk proses perubahan dari bahan mentah menjadi bahan jadi. Perencanaan tata letak merupakan salah satu dalam perencanaan fasilitas yang bertujuan untuk mengembangkan suatu 2
sistem produksi yang efisien dan efektif sehingga dapat tercapainya suatu proses produksi dengan biaya yang paling ekonomis. Selain tata letak, lingkungan kerja juga menunjang proses terciptanya keunggulan bersaing perusahaan. Menurut pendapat Siagian (2003 : 124), “lingkungan kerja merupakan lingkungan fisik tempat bekerja berlangsungnya aktivitas kerja perusahaan secara optimal.” Alex S. Nitisemito (2000: 110) mengemukakan beberapa faktor yang termasuk dalam lingkungan kerja di antaranya: 1. Pewarnaan 2. Kebersihan 3. Pertukaran udara 4. Penerangan 5. Keamanan 6. Kebisingan Menurut Agutinus (1996:61), “Keunggulan bersaing merupakan suatu kekuatan yang memungkinkan sebuah perusahaan memperoleh keuntungan lebih tinggi dibanding dengan rata-rata pesaing dalam industri”. Menurut Djaslim Saladin (1999: 61) ada beberapa cara untuk menciptakan keunggulan bersaing, yaitu: 1. Diferensiasi (Differentiation) 2. Pemimpin dalam hal biaya (Cost leadership) 3. Tanggapan yang cepat (Quick responsiveness)
Tata Letak (X1)
Lingkungan Kerja (X2)
Keunggulan Bersaing (Y)
Gambar Paradigma Penelitian Gambar tersebut menunjukkan bahwa semakin baik pelaksanaan tata letak dan lingkungan kerja maka keunggulan bersaing akan meningkat. Dari uraian di atas menunjukkan bahwa tata letak dan lingkungan kerja mempunyai pengaruh terhadap keunggulan bersaing. Berdasarkan uraian kerangka pemikiran diatas, maka dapat dirumuskan suatu hipotesis, yaitu: “Tata Letak dan Lingkungan Kerja berpengaruh terhadap Keunggulan Bersaing pada Rumah Sakit Prasetya Bunda Tasikmalaya.”
3. Objek dan Metode Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah konsumen Rumah Sakit Prasetya Bunda dalam hal ini adalah keluarga pasien. Sedangkan yang menjadi ruang lingkup penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh tata letak dan lingkungan kerja terhadap keunggulan bersaing. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Menurut Gima Sugiama (2008: 38), ”Penelitian dengan cara mengajukan pertanyaan kepada orangorang atau subjek dan merekam jawaban tersebut untuk kemudian dianalisis secara kritis. Untuk menganalisis pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel dependen. Menurut Danang Sunyoto (2011: 9), analisis regresi adalah suatu analisis yang mengukur pengaruh variable bebas terhadap variable terikat. Jika pengukuran pengaruh antar variabel melibatkan lebih dari satu
Tata letak dan lingkungan kerja merupakan beberapa keputusan penting yang menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang. Tata letak yang efektif dan lingkungan kerja yang baik dapat membantu organisasi mencapai sebuah strategi yang menunjang diferensiasi, biaya rendah, atau respon cepat. Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan dapat disajikan dalam bentuk paradigma penelitian sebagai berikut:
3
variable bebas dinamakan analisis linier berganda. Adapun persamaan estimasi regresi linier berganda adalah sebagai berikut: Y a b1 X 1 b 2 X 2 (Danang Sunyoto, 2011: 9) Keterangan : Y = Keunggulan Bersaing X1 = Tata Letak X2 = Lingkungan Kerja a = Konstanta b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka peningkatan ataupun penurunan variabel independen yang mempunyai nilai tertentu. 1. Koefisien Determinasi Untuk mencari besar pengaruh antara variabel X dengan variabel Y digunakan rumus: Kd = r2 x 100%
Kriteria : Ha = diterima apabila F hitung > F tabel Ha = ditolak apabila F hitung ≤ F tabel Untuk menguji tingkat signifikan secara parsial apakah masing-masing variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen digunakan uji t dengan rumus (Danang Sunyoto, 2011: 16) sebagai berikut : j t S j Keterangan : t = Nilai t hitung j = Koefisien regresi S j = Kesalahan baku regresi Dengan tingkat keyakinan 95% derajat kebebasan (n-k) maka : Ho : j = 0 tidak ada pengaruh tata letak terhadap keunggulan bersaing. Ha : j ≠ 0 ada pengaruh tata letak terhadap keunggulan bersaing. Ho : j = 0 tidak ada pengaruh lingkungan kerja terhadap keunggulan bersaing. Ha : j ≠ 0 ada pengaruh lingkungan kerja terhadap keunggulan bersaing. Kaidah keputusan: jika t tabel > t hitung, maka Ho diterima dan Ha ditolak jika t tabel < t hitung, maka Ha diterima dan Ho ditolak Selanjutnya, t tabel dicari pada taraf nyata yaitu pada 0,05 dan derajat kebebasan dk = n-2.
Kd = koefisien determinasi r2 = koefisien korelasi dikuadratkan 2. Pengujian Hipotesis Untuk mengetahui tingkat signifikan secara bersama-sama pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen digunakan uji F dengan rumus (Danang Sunyoto, 2011: 17) sebagai berikut: R 2 /( N m 1) F m(1 R 2 ) (Danang Sunyoto, 2011: 17) Keterangan : F = Nilai F hitung r2 = Koefisien determinasi k = Jumlah variabel independen n = Jumlah sampel Dengan tingkat keyakinan sebesar 95% atau α = 0,05 dan derajat kebebasan (df)(k-1) maka: Ho : βj = O berarti tidak ada pengaruh tata letak dan lingkungan kerja terhadap keunggulan bersaing. Ha : βj ≠ O berarti ada pengaruh tata letak dan lingkungan kerja terhadap keunggulan bersaing.
4. Hasil dan Pembahasan Tata letak merupakan tata cara pengaturan fasilitas–fasilitas perusahaan guna menunjang kelancaran proses produksi/ pelayanan untuk mengembangkan suatu sistem produksi/ pelayanan yang efisien dan efektif sehingga dapat tercapainya suatu proses produksi dengan biaya yang paling 4
ekonomis. Desain dan tata letak fasilitas jasa erat kaitannya dengan pembentukan persepsi pelanggan dalam rangka untuk menciptakan keunggulan bersaing. Oleh karena itu, Rumah Sakit Prasetya Bunda Tasikmalaya sangat detail terhadap berbagai aspek tata letak fasilitas jasa. Adapun unsur – unsur yang dipertimbangkan dalam tata letak fasilitas jasa berkaitan dengan: 1. Pertimbangan/ perencanaan special, meliputi aspek – aspek seperti simetri dan proporsi ruangan untuk melayani pasien. 2. Perencanaan ruangan, mencakup desain interior dan arsitektur. 3. Perlengkapan/perabotan, mencakup penempatan perabotan dan fasilitas. 4. Tata cahaya, mencakup desain tata cahaya berkaitan dengan tingkat ketajaman penglihatan. 5. Warna, mencakup pemilihan warna dinding utnuk setiap ruangan. Pada Lobby RSPB menggunakan merah, ruang rawat jalan menggunakan cat yang variatif, dan pada ruang lainnya menggunakan warna putih. 6. Pesan – pesan yang disampaikan secara grafis, mencakup penempatan penunjuk arah dan keterangan ruangan. Untuk mengetahui hasil dari tanggapan konsumen mengenai Tata letak pada Rumah Sakit Prasetya Bunda dapat dilihat dari hasil jawaban konsumen yang tidak lain adalah keluarga pasien melalui penyebaran kuesioner, yang terdiri dari 8 pernyataan. Daftar pernyataan tersebut disebarkan kepada 30 konsumen. Kuesioner tersebut telah diuji dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas dengan hasil perhitungan valid dan reliable (data uji validitas dan uji reliabilitas terlampir). Berdasarkan hasil penelitian di atas dari keseluruhan jawaban konsumen mengenai Tata letak pada Rumah Sakit Prasetya Bunda kemudian direkap untuk dilihat skor total jawaban konsumen sebagai berikut:
Tabel Rekapitulasi Tata letak No
Uraian
1.
Ruangan untuk melayani pasien di RSPB memadai. RSPB memiliki desain interior yang tidak bagus
2.
3.
4.
5.
6
7.
8.
Penempatan perabotan di RSPB tampak rapih Di setiap ruangan rawat inap pasien tersedia AC Penataan cahaya sesuai untuk fungsi setiap ruangan. Warna dinding membuat suasana tidak nyaman RSPB tidak memasang penunjuk arah untuk setiap ruangan dengan jelas RSPB memasang keterangan ruangan dengan jelas. Total Skor
Skor yang dicapai
Kriteria
125
Baik
118
Baik
122
Baik
101
Cukup Baik
124
Baik
126
Sangat Baik
126
Sangat Baik
130
Sangat Baik
972
Nilai tertinggi secara keseluruhan = 30 x 8 x 5 = 1200 Nilai terrendah secara keseluruhan = 30 x 8 x 1 = 240 Jumlah kriteria pernyataan =5 Nilai Tertinggi - Nilai Terendah NJI z Kriteria Pertanyaan 1200 240 = = 192 5 Klasifikasi penilaian untuk indikator Tata letak pada Rumah Sakit Prasetya Bunda secara keseluruhan adalah sebagai berikut: Tabel Klasifikasi Penilaian Untuk Indikator Variabel Tata letak Secara Keseluruhan Nilai 240-431 432-623 624-815 816-1007 1008-1200 5
Klasifikasi Penilaian Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik
Nilai kumulatif skor yang diperoleh dari Tata letak adalah sebesar 972. Hal ini menunjukan bahwa secara keseluruhan Tata letak yang dilaksanakan Rumah Sakit Prasetya Bunda termasuk dalam klasifikasi baik. Artinya, Rumah Sakit Prasetya Bunda sudah melakukan tata cara pengaturan fasilitas–fasilitas guna menunjang kelancaran proses pelayanan untuk mengembangkan suatu sistem pelayanan yang efisien dan efektif sehingga dapat tercapainya suatu proses produksi dengan biaya yang paling ekonomis. Hal tersebut ditunjukkan dengan ruangan yang memadai, desain interior yang baik, penempatan perabotan yang teratur, fasilitas ac, penataan cahaya yang baik, pemilihan warna yang membuat nyaman, penunjuk arah dan keterangan ruangan.
Tabel Rekapitulasi Lingkungan kerja No
1.
2.
3.
4.
5.
Lingkungan kerja Rumah Sakit Prasetya Bunda Tasikmalaya yang sedang beroperasi memiliki pengaruh yang sangat besar pada keberhasilan rumah sakit. Oleh karena itu, Rumah Sakit Prasetya Bunda Tasikmalaya memperhatikan kondisi lingkungan kerja karyawannya berkaitan dengan pewarnaan, kebersihan, pertukaran udara, penerangan, keamanan, dan kebisingan. Lingkungan kerja merupakan lingkungan fisik tempat bekerja berlangsungnya aktivitas kerja perusahaan secara optimal. Berdasarkan hasil penelitian di atas dari keseluruhan jawaban konsumen mengenai Lingkungan kerja pada Rumah Sakit Prasetya Bunda kemudian direkap untuk dilihat skor total jawaban konsumen sebagai berikut:
6
Uraian
Skor yang dicapai
Kriteria
Penggunaan warna dinding tidak membantu pengamatan terhadap objek
130
Sangat Baik
RSPB memperhatikan kebersihan
131
Sangat Baik
Tersedia cukup ventilasi sehingga sirkulasi udara dapat mengalir lancar.
115
Baik
Sistem penerangan yang ada membantu dalam pengamatan.
140
Sangat Baik
Keamanan di tidak terjamin
132
Sangat Baik
Kebisingan yang berasal dari luar area mengganggu pasien.
137
Sangat Baik
Total Skor
785
sangat
RSPB
Nilai tertinggi secara keseluruhan = 30 x 6 x 5 = 900 Nilai terrendah secara keseluruhan = 30 x 6 x 1 = 180 Jumlah kriteria pernyataan =5 Nilai Tertinggi - Nilai Terendah NJI z Kriteria Pertanyaan 900 180 = = 144 5 Klasifikasi penilaian untuk indikator Lingkungan kerja pada Rumah Sakit Prasetya Bunda secara keseluruhan adalah sebagai berikut: Tabel Klasifikasi Penilaian Untuk Indikator Variabel Lingkungan kerja Secara Keseluruhan Nilai 180-323 324-467 468-611 612-755 756-900
6
Klasifikasi Penilaian Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik
Nilai kumulatif skor yang diperoleh dari Lingkungan kerja adalah sebesar 785. Hal ini menunjukan bahwa secara keseluruhan Lingkungan kerja yang dilaksanakan Rumah Sakit Prasetya Bunda termasuk dalam klasifikasi sangat baik. Artinya, Rumah Sakit Prasetya Bunda sudah menciptakan lingkungan kerja dengan sangat baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan penggunaan warna, tingkat kebersihan, sirkulasi, system penerangan, tingkat keamanan, dan tingkat kebisingan yang baik.
Nilai tertinggi secara keseluruhan = 30 x 10 x 5 = 1500 Nilai terrendah secara keseluruhan = 30 x 10 x 1 = 300 Jumlah kriteria pernyataan =5 Nilai Tertinggi - Nilai Terendah NJI z Kriteria Pertanyaan 1500 300 = = 240 5 Klasifikasi penilaian untuk indikator Keunggulan bersaing pada Rumah Sakit Prasetya Bunda secara keseluruhan adalah Berdasarkan hasil penelitian di atas sebagai berikut: dari keseluruhan jawaban konsumen Tabel Klasifikasi Penilaian Untuk mengenai Keunggulan bersaing pada Rumah Sakit Prasetya Bunda kemudian direkap Indikator Variabel Keunggulan bersaing Secara Keseluruhan untuk dilihat skor total jawaban konsumen sebagai berikut: Nilai Klasifikasi Penilaian Tabel Rekapitulasi Keunggulan bersaing 300-539 Tidak Baik 540-779 Kurang Baik Skor 780-1019 Cukup Baik No Uraian yang Kriteria dicapai 1020-1259 Baik 1. Layanan yang ditawarkan di 1260-1500 Sangat Baik Rumah Sakit Prasetya Bunda 2.
3.
4.
5.
6 7
8
9
10
Tasikmalaya lebih lengkap dibanding rumah sakit lain Menggunakan layanan Rumah Sakit Prasetya Bunda Tasikmalaya lebih nyaman Pelayanan yang diberikan Rumah Sakit Prasetya Bunda Tasikmalaya tidak baik. Menggunakan layanan Rumah Sakit Prasetya Bunda Tasikmalaya memberikan kesan yang berkelas Rumah Sakit Prasetya Bunda Tasikmalaya tidak memiliki reputasi yang baik Biaya yang ditetapkan terjangkau semua kalangan Biaya yang ditetapkan sesuai dengan pelayanan yang diberikan Rumah Sakit Prasetya Bunda Tasikmalaya menggunakan teknologi canggih Rumah Sakit Prasetya Bunda Tasikmalaya melayani dengan cepat Karyawan Rumah Sakit Prasetya Bunda Tasikmalaya selalu membantu pasien Total Skor
112
Baik
124
Baik
126
Sangat Baik
128
Sangat Baik
127
Sangat Baik
125
Baik
132
Sangat Baik
126
Sangat Baik
123
Baik
114
Baik
Nilai kumulatif skor yang diperoleh dari Keunggulan bersaing adalah sebesar 1237. Hal ini menunjukan bahwa secara keseluruhan Keunggulan bersaing Rumah Sakit Prasetya Bunda termasuk dalam klasifikasi baik. Artinya, Rumah Sakit Prasetya Bunda sudah memiliki kekuatan yang memungkinkan RSPB memperoleh keuntungan lebih tinggi dibanding dengan rumah sakit lain. Hal tersebut ditunjukkan dengan kelengkapan layanan, kenyamanan, pelayanan, berkesan, reputasi, keterjangkauan biaya, kesesuaian biaya, penggunaan teknologi canggih, kecepatan layanan, dan ketanggapan karyawan. Besarnya pengaruh Tata letak (X1), dan Lingkungan kerja (X2) terhadap Keunggulan bersaing (Y) Rumah Sakit Prasetya Bunda, dapat dilihat dari indikator yang digunakan masing-masing variabel, dengan menggunakan Multiple Regression atau regresi berganda. Sebelumnya data yang diperoleh dalam skala ordinal yang telah diuji
1237
7
validitas dan reliabilitasnya kemudian diubah dengan metode successive interval (MSI) menjadi data berskala inteval. Setelah melakukan penelitian dan memperoleh datadata yang diperlukan maka dilakukan pengujian hipotesis yang diajukan. Pengujian hipotesis secara simultan tersebut menggunakan uji F yaitu untuk menguji apakah terdapat pengaruh secara signifikan antara Tata letak (X1), dan Lingkungan kerja (X2) terhadap Keunggulan bersaing (Y), sedangkan secara parsial menggunakan uji-t, dimana hasil dan pengolahan data melalui SPSS versi 16.0. Hasil pengujian dapat dilihat pada lampiran yaitu output program SPSS tersebut. Dari output SPSS tersebut dapat dilakukan analisis sebagai berikut: 1. Analisis Regresi Berganda Untuk menganalisis pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel dependen yaitu pengaruh antara Tata letak (X1), dan Lingkungan kerja (X2) terhadap Keunggulan bersaing (Y) Rumah Sakit Prasetya Bunda, dapat dilihat dari tabel output SPSS pada Tabel Coefficients.
Persamaan regresi tersebut menyatakan bahwa variabel Tata letak (X1), dan Lingkungan kerja (X2) memberikan pengaruh terhadap Keunggulan bersaing (Y) Rumah Sakit Prasetya Bunda, yang berarti bahwa pengaruh dari Tata letak dan lingkungan kerja terhadap keunggulan bersaing Rumah Sakit Prasetya Bunda memiliki kriteria positif (karena tanda +) yaitu sebesar 0,104 untuk setiap kenaikan pelaksanaan Tata letak dan 0,351 untuk setiap kenaikan Lingkungan kerja di Rumah Sakit Prasetya Bunda. Koefisien Regresi positif tersebut menunjukkan semakin baik pelaksanaan Tata letak dan Lingkungan kerja maka keunggulan bersaing pun akan semakin meningkat. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa pada Rumah Sakit Prasetya Bunda, lingkungan kerja sedikit memiliki pengaruh lebih besar daripada tata letak dilihat dari koefisien regresinya yang lebih besar. Oleh karena itu, tata letak Rumah Sakit Prasetya Bunda masih harus diperbaiki.
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Model 1
(Constant)
B
Std. Error
17.612
9.449
Tata_Letak
.104
.211
Lingkungan_kerja
.351
.384
Stand ardize d Coeffi cients Beta
t
Sig.
2. Koefisien Determinasi Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Tata letak (X1), dan Lingkungan kerja (X2) terhadap Keunggulan bersaing (Y) Bagian Produksi Rumah Sakit Prasetya Bunda dapat menggunakan koefisien determinasi (square/ rd = (r)2) atau menggunakan rumus Kd = r 2 x 100%.
1.864
.073
.102
1.994
.025
.290
2.915
.006
Model Summary Model
a. Dependent Variable: Keunggulan_bersaing
1
R .794
R Square a
.631
Adjusted R Std. Error of Square the Estimate .541
6.016299
a. Predictors: (Constant), Lingkungan_kerja, Tata_Letak
Dari Tabel Coefficients tersebut didapat suatu persamaan regresi, yaitu : Y = 17,612 + 0,104 X1 + 0,351 X2 Dimana: Y = Keunggulan bersaing X1 = Tata letak X2 = Lingkungan kerja a = 17,612 b1 = 0,104 b2 = 0,351
Dari tabel model summary (Output SPSS terlampir) diperoleh angka R square sebesar 0,631. Hasil tersebut juga dapat diperoleh dari pengkuadratan koefisien korelasi, atau 0,794 x 0,794 = 0,631. Semakin besar angka R square maka akan semakin kuat pula pengaruh antar variabel. Dari hasil perhitungan didapat R square 0,631 atau 63,1% yang dalam hal ini berarti kegiatan 8
Tata letak dan lingkungan kerja yang dilaksanakan Rumah Sakit Prasetya Bunda memiliki pengaruh positif terhadap keunggulan bersaing sebesar 63,1%. Sedangkan sisanya yaitu 100% - 63,1% = 36,9% dipengaruhi oleh faktor lain di luar Tata letak dan lingkungan kerja yang tidak diteliti.
indikator-indikator yang mempengaruhinya. Untuk pengujian secara parsial antara lingkungan kerja (X2) terhadap keunggulan bersaing (Y) dapat dilihat dari tabel coefficients (terlampir). Dengan kriteria penolakan Ho jika thitung > ttabel, maka diperoleh thitung sebesar 2,915 dengan mengambil taraf signifikansi sebesar 5% dengan dk= n-2 atau dk= 30-2 =28, maka nilai ttabel 1,70. Sehingga thitung > ttabel 2,915 > 1,70, maka tolak Ho atau dengan kata lain lingkungan kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing Rumah Sakit Prasetya Bunda.
3. Pengujian Hipotesis ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares
Mean Square
df
30.954
2
977.288
27
1008.242
29
F
15.477 5.428
Sig. .006a
36.196
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa tata letak dan lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing Rumah Sakit Prasetya Bunda. Hal tersebut menunjukkan desain dan tata letak fasilitas Rumah Sakit Prasetya Bunda telah membentuk persepsi pelanggan dengan baik sehingga dapat menciptakan keunggulan bersaing. Tata letak dan lingkungan kerja pada Rumah Sakit Prasetya Bunda merupakan beberapa keputusan penting yang menentukan efisiensi operasi dalam jangka panjang rumah sakit. Tata letak memiliki banyak dampak strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam kapasitas, proses, fleksibilitas, dan biaya, serta kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan, dan citra perusahaan. Tata letak yang efektif dan lingkungan kerja yang baik dapat membantu organisasi mencapai sebuah strategi yang menunjang diferensiasi, biaya rendah, atau respon cepat.
a. Predictors: (Constant), Lingkungan_kerja, Tata_Letak b. Dependent Variable: Keunggulan_bersaing
Dari Tabel Anova (output SPSS terlampir) diketahui bahwa sig. (0.006) alpha (0.05), maka Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Diterimanya hipotesis alternatif menunjukkan bahwa pada tingkat keyakinan 95% terdapat pengaruh secara simultan Tata letak dan lingkungan kerja terhadap keunggulan bersaing Rumah Sakit Prasetya Bunda. Untuk melihat pengaruh Tata letak terhadap keunggulan bersaing Rumah Sakit Prasetya Bunda dapat dilihat dari indikatorindikator yang mempengaruhinya. Untuk pengujian secara parsial antara Tata letak (X1) terhadap keunggulan bersaing (Y) dapat dilihat dari tabel coefficients (terlampir). Dengan kriteria penolakan Ho jika thitung > ttabel, maka diperoleh thitung sebesar 1,994 dengan mengambil taraf signifikansi sebesar 5 % dengan dk= n-2 atau dk= 30-2 =28, maka nilai ttabel 1,70. Sehingga thitung > ttabel atau 1,994 > 1,70, maka tolak Ho atau dengan kata lain Tata letak secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing Rumah Sakit Prasetya Bunda. Untuk melihat pengaruh lingkungan kerja terhadap keunggulan bersaing Rumah Sakit Prasetya Bunda dapat dilihat dari
5. Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik suatu simpulan sebagai berikut: 1. Tata letak yang dilaksanakan Rumah Sakit Prasetya Bunda termasuk dalam klasifikasi baik. Artinya, Rumah Sakit Prasetya Bunda sudah melakukan tata cara pengaturan fasilitas–fasilitas guna menunjang kelancaran proses pelayanan untuk mengembangkan suatu sistem 9
pelayanan yang efisien dan efektif sehingga dapat tercapainya suatu proses produksi dengan biaya yang paling ekonomis. Hal tersebut ditunjukkan dengan ruangan yang memadai, desain interior yang baik, penempatan perabotan yang teratur, fasilitas ac, penataan cahaya yang baik, pemilihan warna yang membuat nyaman, penunjuk arah dan keterangan ruangan. 2. Lingkungan kerja yang dilaksanakan Rumah Sakit Prasetya Bunda termasuk dalam klasifikasi sangat baik. Artinya, Rumah Sakit Prasetya Bunda sudah menciptakan lingkungan kerja dengan sangat baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan penggunaan warna, tingkat kebersihan, sirkulasi, system penerangan, tingkat keamanan, dan tingkat kebisingan yang baik. 3. Keunggulan bersaing Rumah Sakit Prasetya Bunda termasuk dalam klasifikasi baik. Artinya, Rumah Sakit Prasetya Bunda sudah memiliki kekuatan yang memungkinkan RSPB memperoleh keuntungan lebih tinggi dibanding dengan rumah sakit lain. Hal tersebut ditunjukkan dengan kelengkapan layanan, kenyamanan, pelayanan, berkesan, reputasi, keterjangkauan biaya, kesesuaian biaya, penggunaan teknologi canggih, kecepatan layanan, dan ketanggapan karyawan. 4. Terdapat pengaruh secara simultan dan parsial antara tata letak dan lingkungan kerja terhadap keunggulan bersaing Rumah Sakit Prasetya Bunda. Adapun saran yang dapat diberikan diambil dari poin terendah dari indikator tiap variabel adalah perusahaan disarankan untuk: 1. Menyediakan fasilitas AC untuk seluruh ruangan termasuk ruanganruangan kelas 3. 2. Memasang ventilasi tambahan sehingga sirkulasi udara dapat mengalir dengan lancar. 3. Melengkapi fasilitas layanan sehingga pasien tidak perlu dirujuk ke rumah sakit lain.
DAFTAR PUSTAKA Agus Ahsyari. 1996. Manajemen Produksi Perencanaan Sistem Produksi. Yogyakarta : BPFE Universitas Gajah Mada. Agustinus Sri Wahyuni. 1996. Manajemen Strategik Pengantar Proses Berpikir Strategik Jakarta: Binarupa Aksara Alex
S Nitisemito. 2001. Manajemen Personalia (Manajemen Sumber Daya Manusia), Jakarta: Ghalia Indonesia.
Bambang Tri Cahyono. 1996. Manajemen Produksi. Jakarta : IPWL. Cohen, William. 1988. The Practice of Marketing Management Analysis.Planing and implementation. New York: Macmillan Publishing Company. Cravens, D. W. 2000. Pemasaran Strategis. Jakarta: Penerbit Erlangga. Danang Sunyoto. 2011. Analisis regresi dan Uji Hipotesis. Jakarta: PT. Buku Seru. Djaslim Saladin. 1996. Unsur-Unsur Inti Pemasaran dan Manajemen Pemasaran. Bandung: CV. Mandar Maju. Eddy Herjanto. 2008. Manajemen Operasi. Edisi ketiga, Revisi. Jakarta: PT. Garsindo. Fandy Tjiptono, 2001. Manajemen Jasa. Penerbit Andi Offset, Yogyakarta. Fitzsimmons, J., and Fitzsimmons, M.J. 2006. Service Management : Operations,. Strategy, and Information Technology. New York: McGraw-Hill. Freddy Rangkuti, 2002, Teori Manajemen Pemasaran. Gramedia. Jakarta. Gima Sugiama. 2008. Metode Riset Bisnis dan Manajemen, Edisi Pertama, Bandung: Guardaya Intimarta.
10
Harun Al Rasyid. 1994. Metode penelitian, cetakan pertama. Jakarta: Pt Gramedia Pustaka Utama. Hermawan Kertajaya. 1996.Serial Marketing Terlaris, Marketing Plus 3, Jalur Sukses untuk Bisnis Jalur Bisnis untuk sukses. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan Hery Prasetya & Fitri Lukiastuti. 2009. Manajemen Operasi. Edisi Pertama. Yogyakarta: Medpress. Husein Umar. 2002. Metode Riset Bisnis. Edisi Pertama. Jakarta: PT. Grmedia Pustaka Utama. Iqbal Hasan. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Edisi pertama. Bogor: Ghalia Indonesia. Siagian, P. Sondang. 2003. Organisasi Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Gunung Agung. Sofyan Assauri. 1999. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi 4. Jakarta : Lembaga Pendidikan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sugiyono. 2005. Statistik untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta. Sudjana. 2000, Statistik untuk Ekonomi dan Niaga, Edisi Baru (Edisi Kelima), Bandung, Penerbit Tarsito. Wignjosoebroto, Sritomo. 2000. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi ketiga. Jakarta: Penerbit Widya Guna.
11